Surveil Ans

25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Istilah Surveillance sudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam aplikasinya banyak orang menganggap bahwa surveilans identik dengan pengumpulan data dan penyelidikan KLB, hal inilah yang menyebabkan aplikasi system surveilans di Indonesia belum berjalan optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah kesehatan. Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang berarti mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang penyelidikan/intelligent untuk mematamatai orang yang dicurugai, yang dapat membahayakan. Surveilans Kesehatan masyarakat semula hanya dikenal dalam bidang epidemiologi, namun dengan berkembangnya berbagai macam teori dan aplikasi diluar bidang epidemiologi, maka surveilans menjadi cabang ilmu tersendiri yang diterapkan luas dalam kesehatan masyarakat. Surveilans sendiri mencakup masalah borbiditas, mortalitas, masalah gizi, demografi, Peny. Menular, Peny. Tidak menular, Demografi, Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan beberapa factor risiko pada individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Demikian pula 1

description

a

Transcript of Surveil Ans

BAB IPENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG IstilahSurveillancesudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam aplikasinya banyak orang menganggap bahwa surveilans identik dengan pengumpulan data dan penyelidikan KLB, hal inilah yang menyebabkan aplikasi system surveilans di Indonesia belum berjalan optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah kesehatan.Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang berarti mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang penyelidikan/intelligent untuk mematamatai orang yang dicurugai, yang dapat membahayakan. Surveilans Kesehatan masyarakat semula hanya dikenal dalam bidang epidemiologi, namun dengan berkembangnya berbagai macam teori dan aplikasi diluar bidang epidemiologi, maka surveilans menjadi cabang ilmu tersendiri yang diterapkan luas dalam kesehatan masyarakat. Surveilans sendiri mencakup masalah borbiditas, mortalitas, masalah gizi, demografi, Peny. Menular, Peny. Tidak menular, Demografi, Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan beberapa factor risiko pada individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Demikian pula perkembangan Surveilens Epidemiologi dimulai dengan surveilens penyakit menular, lalu meluas ke penyakit tidak menular, misalnya cacat bawaan, kekurangan gizi dan lain-lain.Bahkan baru-baru ini, surveilens epidemiologi digunakan untuk menilai, memonitor, mengawasi dan merencanakan program-program kesehatan pada umumnya.Surveilens epidemiologi pada umumnya digunakan untuk:1. Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit.2. Untuk menentukan penyakit mana yang diprioritaskan untuk diobati atau diberantas.3. Untuk meramalkan terjadinya wabah.4. Untuk menilai dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular, dan program-program kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan, program kesehatan gigi, program gizi, dll.5. Untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan.Jadi surveilans epidemiologi bukan hanya sekedar pengumpulan data danpenyelidikan KLB saja tetapi kegunaan dari surveilans epidemiologi lebih dari itu misalnya untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan,untuk meramalkan terjadinya wabah dan masih banyak lagi manfaat dari surveilans epidemiologi,untuk itu penulis terdorong untuk melakukan penulisan mengenai surveilans epidemiologi agar mengubah pemikiran masyarakat akan arti dan kegunaan dari surveilans epidemiolog.

1. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :1 Apa itu surveilans?2 Apa saja manfaat dan kegunaan surveilans? 3 Bagaimana kegiatansurveilans epidemologi?4 Apa saja sumber data surveilans?5 Bagaimana system surveilans?6 Bagaimana pendekatan surveilans epidemologi ?

1. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:1. Untuk mengetahui definisi dari surveilans2. Untuk mengetahui manfaatdan kegunaan surveilans 3. Untuk mengetahui kegiatansurveilans epidemologi4. Untuk mengetahui sumber data surveilans5. Untuk mengetahui system surveilans6. Untuk mengetahui pendekatan surveilans epidemologi

BAB IITINJAUAN TEORIA. Definisi SurveilansMenurut WHO surveilans adalah kegiatan pemantauan secara cermat dan terus-menerus terhadap berbagai factor yang menentukan kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan kesehatan, yang meliputi pengumpulan, analisis,interprestasi dan penyebarluasan data sebagai bahan untuk penanggualanagan dan pencegahan. Dalam definisi ini, surveilans mempunyai arti seperti sisitem informasi kesehatan rutin. Menurut CDC (center of dease control), surveilans adalah pengumpulan, analisis,dan interprestasi data kesehatan secara sistematis dan terus-menerus yang diperlukan perencanaan, implementasi, dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat.Dari definisi diatas, surveilans epidemiologi memiliki cirri khasyaitu :1 Pengumpulan data epidemiologi dilakukan secara sistematis dan teratur serta terus-menerus tentang penyebaran penderita menurut waktu, tempat dan sifat perorangan, factor resiko, lingkungan dan prilaku.2 Pengolahan data (kompilasi dan tabulasi), ananlisis data yang digunakan untuk membuat kesimpulan dikaitkan dengan factor resiko dan interpretasi data, yaitu pembuatan kesimpulan yang diikuti dengan saran tindakan.3 Penyebarluasan hasil surveilans, interpretasi, dan saran tindakan pada pihak yang bekepentingan untuk menentukan tindakan penanggulangan.Surveilans dapat dilakukan jika dilatarnelakangi beberapa kondisi :1. Beban penyakit (burden of disease) tinggi hingga merupakan maslah penting kesehatan masyarakat.2. Terdapat tindakan kesehatan masyarakat yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.3. Data relevan mudah diperoleh.4. Hasil yang diperoleh sepadan dengan upaya yang dilakukan (pertimbangan efisien).

B. Manfaat dan kegunaan surveilenskegunaaan surveilans epidemiologi adalah :1 Dapat menjelaskan pola penyakit yang sedang berlangsung, dikaitkan dengan tindakan/intervesi kesehatan masyrarkat. Tujuan utama surveilans adalah mendeteksi adanya perubahan pola penyakit atau distribusi penyakit dalam rangka memulai penyidikan atau melakukan tindakan pengendalian. Surveilans juga digunakan untuk mengevaluasi tindakan pengendalian penyakit dan penyediaan data untuk perencanaan pelayanan kesehatan. Untuk menjelaskan pola kejadian penyakit yang sedang berlangsung beberapa kegiatan yang dapat dilakukan yaitu mendeteksi perubahan penyakit yang terjadi dan distribusinya, melakukan identifikasi dan perhitungan kecendrungan penyakit dan mengidentifikasi factor resiko dan penyebab lainya.2 Dapatmelakukan monitoring kecendrungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak penyakit dimas mendatang.3 Dapat mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologi penyakit (siapa, kapan, dan dimana terjadinya, serta keterpaparan factor resiko), khususnya untuk mendeteksi adanya KLB atau wabah.4 Memberikan informasi dan data dasar untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan.5 Dapat memantau pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan membandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah pelaksanaan program.6 Membantu menetapkan prioritas maslah kesehatan dan prioritas sasaran program pada tahapperencanaan program.7 Dapat mengidentifikasi kelompok resiko tinggi menurut usia, pekerjaan, wilayah, dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu (musiman, dari tahun ke tahun), menambah pemahaman mengenai vector penyakit, reservoir binatang dan dinamika penulraran penyakit menular.

C. Kegiatan surveilens epidemiologi1 Pengumpulan data Dalam surveilans, kegiatan pengumpulan data merupakan slah satu kegiatan yang utama, data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi yang jalas, tepat, dan ada hubunganya dengan penyakit yang bersangkutan. Oleh sebab itu, untuk dapat menjalankan surveilans dengan baik, pengumpulan data harus dilaksanakan dengn teratur dan terus-menerus.Tujuan spesifik dari pengumpulan data adalah :1. Menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai risikoterbesar untuk terserang penyakit ( dapat berdasarakan variable usia, jenis kelamin, dan pekerjaan).2. Menentukan penyebab penyakit dan karakteristiknya.3. Menentukan reservoir penyakit infeksi4. Memastikan keadaan yang menyebabkan berlangsungya transmisi penyakit 5. Mencatat kejadian penyakit secara keseluruhanProsedur pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara surveilans aktif ataupun surveilans pasif. Surveilans aktif adalah pengumpulan data secara teratur atau lebih penyakit pada waktu tertentu oleh petugas kesehatan.. Secara teratur pada masa interval tertentu (mingguan) mengumpulkan keterangan tentang ada tidaknya kasus baru penyakit dan mencatat data yang telah ditentukan (dengan menggunakan formulir data yang telah ditentukan) serta data tambahan lainya.Surveilans aktif dilakukan jika ada penyakit baru yang ditemukan atau suatu bentuk penularan di masyarakat yang sedang dalam pengamatan atau jika ada perkiraan peningkatan resiko penduduk karna perubahan musim. Surveilans aktif juga dilakukan pada masa transisi suatu penayakit yang baru saja dibasmi di suatu daerah tertentu, maupun penyakit yang sebelumnya sudah berada dibawah tingkat penanggulangan (under control), tetapi kemudian memperlihatkan peningkatan jumlah kasus yang berarti atau insidensi yang meningkat.Keuntungan dari pelaksanaan surveilans secara aktif adalah hasil yang diperoleh lengkap dan jauh lebih baik. Sementara kelemahanya adalah dibutuhkan dana yang cukup besar untuk pelaksanaan surveilans dan dibutuhkan tenaga yang khusus.Surveilans adalah pengumpulan keterangan tentang kejadian penyakit dalam masyarakat oleh unit surveilans mulai tingkat puskesmas sampai tingkat nasional secara tidak langsung yaitu melalui laporan. Surveilans pasif dapat kita lakukan karna sejumlah penyakit tertentu secara tertaur dilaporkan baik melalui rumah sakit, puskesmas atau institusi pelayanan kesehatan lainya.2 Pengolahan,Analisis, dan InterpretasiData yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber masih berupa datah mentah yang belum bermanfaat, karna belum dapat dibuat kesimpulan. Data yang telah terkumpulkemudian diolah,dianalisis, dan diinterpretasikan.

3 Pengolahan DataPengolaan data bertujuan untuk menyiapkan data agar data dapat ditangani dengan mudah, wktu dianalisis, dan data bebasdari kesalahan yang dilakukan pada waktu pengumpulan dat. Pengolaan data dapat dilakukan dengan tabulasi data,penggunaan grafik atau pemetaan,dan penggunaan angka statistic.

4 Analisis DataTujuan analisa data adalah mengetahui variable yang dapat menggambarkan suatu masalah dan factor yang mempengaruhi serta bagaimana data yang ada dapat menjelaskan tujuan surveilans. Alias data pada surveilans dapat dilakukan dengan :a. Membandingkan variable data dengan melihat perbedaan angkapada table atau perbedaan bentuk grafik dan melihat hasil perhitungan statistikuntuk menentukan beasrnya perbedaan bermakna secara statistic.b. Mengukur besarnya keterkaitan (kolerasi) antar suatu variable terhadap kejadian penyakit, dengan melihat besarnya keterkaitan angka pada table atau grafik, lebih mudah menggunakan diagram sebar/ scatter (grafik sebaran titik) dan perhitungan statistic untukmengukur besarnya keterkaitan dan kemaknaan secara statistic antara satu variable (factor resiko) terhadap kejadian penyakit.c. Mengukur besarnya kecendrungan (trend) penyakit. Dengan melihat hubungan antara jumlah penyakit atau kondisi populasi berdasarkan waktu kejadian pada sekelompok populasi. Misalnya, kecendrungan data surveilans yang meliputi data bulanan penyakit, data mingguan wabah, atau data tahunan kasus penyakit.

5 Interpretasi DataInterpretasi atau kesimpulan hasil surveilans adalah penyampaian pokok hasil analisis data sesuai tujuan surveilans. Interpretasi data dapat berisi tentang :a. Besarnya penyebaran penyakit dan kematian menurut tempat, wktu, dan sifat penderita dalam bentuk jmulah, mean, rate, dan presentase.b. Penyebaba penyakit dan factor resiko terjadinya penyakitc. Kecendrungan perkembangan penyakitd. Prioritas masalah yang harus ditanggulangi.6 Diseminasi InformasiHasil kegiatan surveilansakan bermanfaat apabila disebarluaskan (diseminasi) ke orang lain atau ke instansi terkait. Diseminasi infomasi tidak berarti hanya memberikan data atau infomasi ke pihak terkait tanpa adanya interpretasi tertentu, karna hal tersebut tidak dapat memberikanmanfaat yang akan dharapka. Diseminasi informasi adalah memberikan informasi baik berupa data, interpretasi dan kesimpulan analis yang dapat dimengerti dan kemudian dimanfaatkan sebagai acuan dalam menentukan arah dan kebijakan kegiatan suveilans, upaya pengendalian dan evaluasi. Diseminasi infomasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan membuat suatu laporan yang disampaikan kepada unit kesehatan yang lebih tinggi,kegiatan seminar atau pertemuan lainya,serta membuat suatu tulisan di majalah, bulletin, atau junal secara rutin. Diseminasi informasi dapat berupa rekombinasi yang disampaikan kepada :a. Penanggung jawab program pencegahan dan penanggulangan penyakit. Materi yang akan disampaikan adalah tujuan tindakan pencegahan dan penanggulangan, tindakan yang perlu dilakukan untukmencapai tujuan, melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan, dan eveluasi dari tindakan pencegahan dan penanggulangan.b. Pelaksanaan kegiatan surveilans informasi ini berfokus pada upaya pengembangan dan penelitian dan penyelidikan lebih lanjut, mengembangkan kegiatan pendukung surveilans, terutama terhadap kondisi lingkungan atau prilaku populasi, dan memperketat atau memperbaiki kegiatan surveilans yang telah ada.

D. Sumber data surveilensTerdapat beberapa sumber data yang dapat digunakan untuk kegiatan surveilans kesehatan masyarakat. Sumber data yang digunakan untuk kegiatan surveilans tersebut dapat digunakan untuk mengetahui dan melengkapi bagaiman gambar-gambar epidemiologi penyakit yang ada di masyrakat.Sumber data ini menurut WHO meliputi data mortalitas, data morbilitas, data epidemic, laporan penggunaan laboratorium, laporan penyelidikan (investigasi) kasus secara individual, laporan penyelidikan wabah, survey penyelidikan tentang distribusi vector dan resevior penyakit pada hewan, penggunaan obat-obatan,serum, dan vaksin serta data demogrfi dan lingkungan.1. Data Mortalitas Data mortaltas atau kematian diperoleh dari data statistic vital. Pencatatan kematian dilakukan di tingkat desa, kemudian dilaporkan dikantor desa/ kelurahan seterusnya dikantor kecamatan dikirm ke kantor kabupaten/kota.

2. Data MorbiditasData morbiditas (kesakitan) yang dapat diperoleh dari institusi pelayanan kesehatan diantaranya penyakit infeksi, seperti penyakit diare, camoak TBC, HIV-AIDS, dan polio. Institusi pelayanan kesehatan dari tingkat daerah sampai tingkat nasional diwajibkan melaporkan data untuk kegiatan surveilans seperti puskesmas, dinas kesehatan baik tingkat kota kabupaten/kota sampai tingkat nasional, yaitu departeman kesehatan.Sumber data morbiditas atau kesakitan lebih penting untuk mengetahui penyebaran atau distribusi penyakit menurut waktu secara musiman, siklik, atau penyebaran secara sekuler. Dengan adanya data morbiditas, dapat diketahui ukuran endemis suatu penyakit. Apabila terjadi lonjakan frekuensi melebihi ukurna endemis berarti terjadi letusan pada daerah atau lokasi tertentu. Data yang diperlukan meliputi data berdasarkan variable orang, yaitu nama, usia, data berdasarkan variable tempat, yaitu alamat orang yang terkena penyakit tertentu, dan yang penting perlu dicatat adalah diagnosis penyakit dan kapan mulai tibulnya penyakit pada orang tersebut.

3. Data EpidemikData epidemic (data laporan wabah) berebentuk data laporan adanya wabah penyakit, misalanya keracunan makanan campak dan polio. Laporan wabah meliputi distribusi penyakit menurut waktu, tempat, dan orang, yang digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data dalam rangka mengetahui sumber dan penyebab wabah.4. Laporan Penggunaan LaboratoriumLaporan penggunaann laboratorium ( hasil tes laboratorium) dapat digunakan sebagai basis data untuk kegiatan surveilans penyakit. Hasil laboratorium merupakan sarana yang penting untuk mengetahui kuman penyebab penyakit menular yang disebabkan oleh beberapa jenis virus contohnya pathogen yang ada disaluran pencernaan seperti salmonella, sigela, polio dan pemeriksaan tertentu untuk penyakit-penyakit lainya, misalnya kadar gula darah untuk penyakit diabetes mellitus.

5. Laporan Penyelidikan Kasus Secara IndividualLaporan hasil penyelidikan kejadian penyakit secara individu dapat digunakan sebagai sumber data kegiatan surveilans. Penyelidikan kasus dimaksudkan untuk mengetahui riwaya alamiah penyakit yang belum umum diketahui yang terjadi pada seseorang.

6. Laporan Penyelidikan WabahApabila terjadi lonjakan frekuensi penyakit yang melebihi frekuensi biasa maka perlu diadakan penyelidikan wabah (investigasi epidemik) pula diagnosis klinis, diagnosislaboratorium selain penyelidikan epidemic dilapangan.

7. SurveiSurvey adalah suatu cara penelitian epidemiologi untuk mengetahui pravelensi penyakit di populasi. Dengan dilakukan survey, dapat diketahui nbesarnya masalah penyakit tersebut di populasi.

8. Penyelidikan Tentang Distribusi Vektor dan Reservior Penyakit pada HewanMonitoring terhadap hewan sebagai resevior penyakit dan sebagai vector merupakan bagian dari kegiatan system surveilans penyakit. Kegiatan yang dilakukan adalah denganmelakukan pengamatan terhadao ;a. Penyakit yang umumnya terjadipada hewan (zoonosis), karna sesuatu hal dapat menular kemanusia, contohnya rabies dan anthraks.b. Keberadaan agen penyakit pada hewan. Nyamuk Aedes aegypti diketahui sebgai vector penyakit DBD, untuk memastikan keberadaan adanya agen pada vector tersebut mengandung virus Dengue.

9. Penggunaan Obat-obatan, Serum,dan Vaksindata yang digunakan untuk kegiatan surveilans adalah keterangan mengenai penggunaan bahan-bahan tersebut, meliput jmulah pengguanaan obat, serum, dan vaksin, jenis dan waktu pemakaian, adata yang diperoleh dapat memberi petunjuk mengenai masalah atau penyakityang sedang terjadi,. Selain itu dapat pula dikumpulkan keterangan mengenai efek samping dari bahan-bahan tersebut.

10. Data Demografi dan Lingkungan Keterangan mengenai jumlah penduduk penting untuk menetapkan jumlah populasi yang beresiko terkena penyakit atau population at risk. Data jumlah penduduk dapat digunakan untuk menghitung basarnya kejadian penyakit (seperti insiden atau pravelensi) dalam populasi tersebut pada ukurna waktu tertentu.Data lingkunagan adalah data mengenai lingkungan disekitar tempat tinggal pendukung yang dapat mendukungterjadinya penyakit di masyarakat. Data tentang kondisi lingkungan secara rutin dikumpulkan diinstitusi layanan kesehatan, misalnya mendeteksi adanya kontaminasi terhadap air yang digunakan oleh penduduk, bagaiman penyediaan atau suplai makanan dan susu di masyarakat,bagaimana lingkungan disekitar penduduk, dan apakah ada tempat-tempat potensial yang digunakan sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.

E. System SurveilansSystem surveilans ditekankan pada pemantauan kejadian kesakitan dan kematian. System ini adekuat untuk melihat efektivitas pelaksanaan intervensi kesehatan masyarakat dalam mengurangi dan atau menghilangkan penyebab yang berdampak pada kejadian penyakit dan kematian. Desain system surveilans perlu dikembangkan dengan pertimbangan angka kematian, angka kesakitan, dan pengaruhnya pada biaya atau social ekonomi dan kemampuan pencegahan.Dalam desain system surveilans, bebrapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut :1) Tujuan SurveilansPerencanaan system surveilans harus menpunyai tujuan yang jelas. Misalnya dengan menjawab pertanyaan apa yang ingin diketahui, tujuan system surveilans harus spesifik, dapat diukur, berorientasi pada tindakan, realities atau dapat dilaksanakan, dan ada kerangkan waktu. 2) Definisi KasusPelaksanaan surveilans epidemiologi bergantung pada kejelasandefinisi kasus, termasuk criteria orang, tempat, waktu dan hal-hal yang potensial sebagai kasus.definisi kasus terdiri dari definisi secara klinis atau laboratories, dan tingkatan kasus (tersangka kasus atau suspect, kemungkinan sebagai kasus atau probable dan kepastian sebagai kasus atau confirmed).

3) Menetukan Sumber Data atau Mekanisme Pengumpulan DataDalam melakukan pengumpulan data kegiatan surveilans, terlebih dahulu harus menentukan indicator yang diperlukan, misalnya privalensi kasus, angka kesakitan, atau angka kematian. Penentuan indicator disesuaikan dengan tujuan surveilans yang telah ditentukan sebelumnya.Data yang diperlukan meliputi data berdasrakan variable orang, tempat, dan waktu, data numerator dan demoninator untuk menghitung angka kesakitan dankematian. Sementara sumber data yang digunakan dapat berupa data primer yaitu data hasil pengumpulan atau data sekunder yang berasal dari laporan-laporan.

4) Membuat Instrumen Pengumpulan Dataintrumen pengumpulan data seharusnya dapat digunakan untuk semua orang dan dibuat dengan format tertentu yang dapat memudahkan untuk melakukan analisis data yang telah diperoleh.

5) Uji LapanganSebagai system surveilans yang baru atau instrument dan prosedur yang bari dikembangkan, perlu dilakukan uji lapangan untuk melihat feasibility dan acceptability. Hasil uji lapangan memperlihatkan bagaiman suatu informasi didapatkan dan dapat mendeteksi kesulitan prosedur pengumpulan data.

6) Mengembangkan Uji Analisis Dalam system surveilans, perlu ditentukan analisis data yang akan digunakan.analisis data diawali dengan analisis epidemiologi deskriptip, yaitu hanya menggambarkan data atau fenomena yang diperoleh berdasarkan variable orang, tempat, waktu. Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan melakukan analisis data epidemiologi secara analitik, untuk menetukan factor resiko atau penyebab penyakit.

7) Mengembangkan mekanisme diseminasiDalam system surveilans,perlu dikembangkan mekanisme diseminasi atau penyebarluasan infomasi hasil pelaksanaan surveilans. Kegiatan yang dilakukan yaitu menetukan alur informasi, metode diseminasi, penetuan sasaran yang kita inginkan atau siapa pengguan potensial hasil surveilans dan media apa yang digunakan untu menyebarluaskan.

F. Pendekatan Surveilans Epidemologi 1. Pendekatan surveilans individuPada awal penggunaan surveilans,lebih berfokus pada pendekatan surveilans individu, yaitu pendekatan yang digunakan dengan mendeteksi dan memonitor individu yang mempunyai kontak dengan beberapa penyakit serius, misalnya PES, cacar, TBC, Tifus, Demam kuning, dan sifilis. Rasionalisasi untuk kegiatan surveilans indivdu adalah dengan melakukan insolasi segera terhadap bkontak, yaitu dengan melakukan karantina. Dengan melakukan karantina diharapkan penyakit dapat dikendalikan dan tidak menyebar ke orang lain.

2. Pendekatan surveilans penyakitPendekatan ini mencakup kegiatan pengumpulan data secara sistemis, evaluasi terus-menerus terhadap data, dan diseminasi data kepada semua pihak yang perlu mengetahuiinformasi tersebut. Informasi yang baik tentang distribusi dan kecendrungan penyakit dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat. Surveilans penyakit didukung dan dikelolah oleh program vertikel pengendalian penyakit,seperti program surveilans TBC, Malaria, Campak, dan tetanus neonatum.

3. Pendekatan surveilans terpadu Pendekatan surveilans terpadu menekankan koordinasi,integrasi,dan sinergi, dari semua kegiatan surveilans. Ciri surveilans terpadu adalah pemantauan kumpulan gejala,bukannya penyakit tertentu. Contohny, sistem surveilans terpadu melaporkan AFP (Acute Flacoid Paralysis) bukan polio, keutungan pelaksanaan surveilans terpadu adalah dapat mencegah keterlambatan pemeriksaan laboratorium terhadap beberapa penyakitTerdapat beberapa pendekatan yang telah digunakan dalam kegiatan surveilans epidemologi. Pendekatan tersebut adalah sebagai berikutJenis penyakit Acute watery diarrhea

Latar Belakang surveilans Diare merupakan salah satu penyebab penting kejadian kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) pada anak-anak. Data menunjukan bahwa penyakit diare telah menyebabkan lebih dari 2 juta kematian pada tahun 1995 (80% terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun) .separuh dar kematian itu disebabkan kerena Acute watery diarrhea. Diperkirakan 2/3 dari kasus yanng ada disebabkan karena adanya kontaminasi makanan.

WHO mendukung inisiatif daerah dalam kegiatan untuk memperbaiki kesiagaan dan respon terhadap adanya KLB kolera dan disentri. Strategi WHO adaah mengurangi insidensi dan fataitas melalui integrasi manajemen kasus pada anak-anak di tingkat puskesmas bersama dengan lembaga-lembaga lain dan pemerintah.

Definisi kasus Definisi kasus secara klinis Acute watery diarrhea (mencret dalam waktu 24 jam) dengan atau tanpa dehidrasi.Kriteria laboratoris untuk diagnosis Kultur dapat digunakan untk konfirmasi kejadian luar biasa (KLB) diare spesifik, tetapi tidak mutlak untuk definisi kasus.Klasifikasi kasusTidak dapat digunakan

Jenis Penyakit Acute watery diarrhea

Tipe surveilans Penderita dicatat pada tingkat perifer (puskesmas) Laporan rutin bulanan dari puskesmas ke level diatasnya dan ke tingkat pusat Survei masyarakat / survei sentinel untuk pelengkap data rutin dan untuk evaluasi kegiaan program penegendalian.

Data minimum yang diperlukan Data dasar pada tingkat perifer (puskesmas)Ciri-ciri khusus,usia, jenis kelamin, tempatTanggal timbulnya penyakit (date of onset)Akibat

Analisa data, penyajian dan laporan Jumlah kasus menurut bulan,tempat,kelompok,usia Perbandingan pada bulan dan tempat yang sama pada tahun sebelumnya Jumlah kasus menurut waktu ditampilkan dalam bentuk grafis grafis Kesimpulan dari surveilans bulanan seharusnya dibuat dan ada umpan balik. Peninjauan per trimester atau per tahun membantu untuk identifikasi daerah dan membuat prioritas

Prinsip kegunaan data untuk pengambialn keputusan Memonitor kecendrungan insidensi penyakit Mendeteksi adanya KLB pada daerah setempay Mengidentifikasi daerh resiko tinggi untuk menentukan target intervensi

Aspek kasus Penyakit diare merupakn bagian dari pendekatan manajemen kasus yang terintegrasi untuk kesehatan anak. Pendekatan sindrom direkomendasikan sebagai cara yang paling efektif untuk melaporkan kasus. Bagaimanapun juga dari surveilans penyakit secara perspektif,pendekatan ini telah dibuktikan multidiagnosis sering dilakukan pada anak-anak

Dehidrasi merupakan indikator untuk diare akut dan prningktan dehidrasi mendadak pada anak usia 2-5 tahun seharusnya telah telah menimbulkan kecurigaan akan terjadinya KLB koleraDefinisi kasus secara klinis untuk kolera adalah: Pada daerah dengan kondisi kematian tidak diketahui pada penderita usia 5 tahun atau lebih Daerah epidemi kolera, pada penderita usia 5 tahun atau lebih dengan acute watery diarrhea dengan atau tanpa muntah.

Gambar : contoh standar pendekatan sistem surveilans yang direkomendasikan WHO

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULANMenurut WHO surveilans adalah kegiatan pemantauan secara cermat dan terus-menerus terhadap berbagai factor yang menentukan kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan kesehatan, yang meliputi pengumpulan, analisis,interprestasi dan penyebarluasan data sebagai bahan untuk penanggualanagan dan pencegahan.Kegiatan surveilens epidemiologi antara lain pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan interpretasi, pengolahan data, analisis data, interpretasi data, dan diseminasi informasi.Sumber data surveilens diambil dari data mortalitas, morbilitas, data epidemic, laporan penggunaan laboratorium, laporan penyelidikan kasus secara individual, laporan penyelidikan wabah, survey, penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservior penyakit pada hewan, penggunaan obat-obatan, serum,dan vaksin, data demografi dan lingkungan

B. SARAN Didalam penyusunan dan pembuatan makalah ini, tentulah tak luput dari kesalahan maupun kekurangan. Karena itu saran bapak/ibu/saudara/I diperlukan dalam penyempurnaan makalah ini. 1. MahasiswaDiharapkan mahasiswa mampu untuk memahami, dan mempelajari surveilans guna mengetahui lebih lanjut tentang penelitian epidemiologi dimasyarakat.2. InstitusiSemoga bermanfaat dan menambah wawasan lebih lanjut tentang surveilans pada seluruh mahasiswa keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Kunthi Dian. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta : EGCAdnani,Hariza.2010.Prinsip Dasar Epidemologi.Yogyakarta :Nuha MedikaBudiarto,Eko,dkk.2003.Pengantar Epidemologi.Jakarta :EGC

17