Super Visi Pendidikan

35
 1 Kegiatan 5 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN SEJARAH SUPERVISI PENDIDIKAN A. PENGANTAR Pada Kegiatan 2 telah diuraian bahwa pengawas adalah guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, yang merupakan karir fungsional yang terhormat dan tertinggi karena kedudukannya sebagai pembina kegiatan guru dan sekolah pada umumnya . Pengawas adalah sebutan yang diberikan untuk kekerjaan supervisi, di mana jabatan ini sudah dikenal lama dalam dunia pendidikan, namun maknanya sangat tergantung dengan perjalanan sejarah dunia pendidikan itu sendiri. Dalam ilmu administrasi, terutama administrasi pendidikan kedudukan manusia sangat menentukan, karena itu diperlukan su- pervisi sebagai suatu "pendekatan" yang paling tepat terhadap manusia yang melaksanakan kegiatan administrasi. Alasannya, karena manusia bukanlah mesin atau robot yang tugasnya hanya setakat menjalankan instruksi, atau program, tetapi juga makhluk yang "bernyawa", yang sama sekali berbeda dengan "makhluk" lain, ia punya perasa an, punya keter batasan , baik secara fisik maupun psi khi s, yang ikut menentukan "warna awal dan akhir sebuah pekerjaan". Berdasarkan pemikiran di atas maka manusia dalam administrasi dan manajemen tidak hanya dipandang sebagai subjek tetapi juga objek . Atau dengan kata lain, selain sebagai  pelaku juga  penerima perlakuan . Sekaligus hal ini memberikan perbedaan antara administrasi pendid ikan dan administ rasi perusahaan yang objekn ya lebih dominan barang atau benda mati, sedangkan manusia bukan hanya seked ar bernyawa, tapi mahkluk yang paling canggih yang perlu perlakuan khusus, karena itu supervisi dapat dikatakan satu perlakuan khusus kepada manusia kerja. Pentingnya "supervisi" dewasa ini didasari atas kecenderungan  perlakukan yang kurang sehat terhadap guru sebagai manusia atau bentuk  penyalahgunaan sumber daya manunsia, atau lebih tepat  pengurasan sumberdaya manusia . Artinya, guru ter lalu diperlakukan sebagai objek bukan subjek. Misalnya , gu ru h arus mengaja r se suai dengan targe t kuriku lum, membuat satuan pelajaran, membuat lembaran kerja siswa, melaksanakan macam-macam tes dan mencatatnya, melaksanakan les, menjadi wali kelas, menjadi piket, sementara waktu yang tersedia hanya sedikit -- sampai mimpinya guru juga dalam kondisi mengajar. Anehnya, apabila ada kelemahan kurikulum maka dianggap kelemahan guru, padahal guru tak ikut menyusun kurikulum. Guru

Transcript of Super Visi Pendidikan

Page 1: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 1/35

1

Kegiatan 5

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DANSEJARAH SUPERVISI PENDIDIKAN

A. PENGANTAR 

Pada Kegiatan 2 telah diuraian bahwa pengawas adalah guruyang diangkat dalam jabatan pengawas, yang merupakan karirfungsional yang terhormat dan tertinggi karena kedudukannyasebagai pembina kegiatan guru dan sekolah pada umumnya .Pengawas adalah sebutan yang diberikan untuk kekerjaansupervisi, di mana jabatan ini sudah dikenal lama dalam duniapendidikan, namun maknanya sangat tergantung denganperjalanan sejarah dunia pendidikan itu sendiri.

Dalam ilmu administrasi, terutama administrasi pendidikankedudukan manusia sangat menentukan, karena itu diperlukan su-pervisi sebagai suatu "pendekatan" yang paling tepat terhadapmanusia yang melaksanakan kegiatan administrasi. Alasannya,karena manusia bukanlah mesin atau robot yang tugasnya hanyasetakat  menjalankan instruksi, atau program, tetapi jugamakhluk yang "bernyawa", yang sama sekali berbeda dengan"makhluk" lain, ia punya perasaan, punya keterbatasan, baiksecara fisik maupun psikhis, yang ikut menentukan "warnaawal dan akhir sebuah pekerjaan".

Berdasarkan pemikiran di atas maka manusia dalamadministrasi dan manajemen tidak hanya dipandang sebagai subjek tetapi juga objek . Atau dengan kata lain, selain sebagai pelaku juga

  penerima perlakuan. Sekaligus hal ini memberikan perbedaanantara administrasi pendidikan dan administrasi perusahaan yangobjeknya lebih dominan barang atau benda mati, sedangkanmanusia bukan hanya sekedar bernyawa, tapi mahkluk yangpaling canggih yang perlu perlakuan khusus, karena itu supervisidapat dikatakan satu perlakuan khusus kepada manusia kerja.

Pentingnya "supervisi" dewasa ini didasari ataskecenderungan   perlakukan yang kurang sehat terhadap gurusebagai manusia atau bentuk   penyalahgunaan sumberdaymanunsia, atau lebih tepat   pengurasan sumberdaya manusia.Artinya, guru terlalu diperlakukan sebagai objek bukan subjek.Misalnya, guru harus mengajar sesuai dengan target kurikulum,membuat satuan pelajaran, membuat lembaran kerja

siswa, melaksanakan macam-macam tes danmencatatnya, melaksanakan les, menjadi wali kelas, menjadi piket,sementara waktu yang tersedia hanya sedikit -- sampai mimpinyaguru juga dalam kondisi mengajar.

Anehnya, apabila ada kelemahan kurikulum maka dianggapkelemahan guru, padahal guru tak ikut menyusun kurikulum. Guru

Page 2: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 2/35

2

tidak punya jalur untuk menyampaikan kelemahan kurikulum.

Page 3: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 3/35

3

Sebenarnya kepala sekolah yang dapat menampung semua itu,namun ia lebih banyak tergelam dengan urusan pengorganisaisian,sehingga guru seperti "ayam kehilangan induk." Banyak kepalasekolah lupa akan fungsinya sebagai supervisor, mereka lebihbanyak berlagak seperti komandan perang ketimbang seorangpemimpin (leader).

Apalagi ada oknum kepala sekolah dan pejabat pendidikan

yang "separoh hati" dalam membina guru. Di suatupihak mereka menyuarakan pentingnya peningkatan

mutu guru, tapi di lain pihak mereka menekannya. Misalnya, guruyang tugas belajar dipotong tunjangannya tanpa ada kovensasi;kalau ada tunjangan tambahan dicari-cari jalan memotongnyaatau paling kurang memperlambat penyerahahnya. Malah ada guruyang ingin kuliah dengan biaya, tapi terpaksa dicari

"peraturan yang bisa mengganjalnya". Yangmenyedihkan kalau sampai pada urusan naik pangkat. Misalnyauntuk memenuhi kredit harus melakukan macam-macam, tapiwaktunya terbatas. Apalagi disuruh sekolah sambil mengajar. Disuatu pihak baik, tapi di lain pihak dapat mengurangi umur sehat guru.

Bukan hanya itu yang ditimpakah kepada guru, ada lagimisalnya kalau terjadi perkelahian pelajar dianggap kelalaian guru,padahal tidak terjadi di sekolah. Kalau siswa tidak naik kelas atautidak lulus dianggap guru tak pandai mengajar, padahal sudah dariawal orang tua diberi tahu, tapi orang acuh.

Atas dasar uraian di atas maka supervisi pendidikan harusdiberikan kepada calon guru dimulai dari pengertian, ruang lingkup,sejarah, dan latar belakang pentingnya supervisi pendidikan.

Mudah- mudahan dapat membantu mahasiswa menghubungkanmateri yang sudah dipelarinnya di dalam Dasar-DasarAdministrasi Pendidikan dengan materi ini.

Setelah mahasiswa mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswadapat:

1. Menyebutkan pengertian supervisi pendidikan;2. Menjelaskan ruang lingkup supervisi pendidikan;3. Menceritakan sejarah singkat supervisi pendidikan;4. Menyebutkan latar belakang pentingnya supervisi pendidikan.

B. URAIAN

1. Pengertian Supervisi PendidikanIstilah supervisi pendidikan dibangun dari dua kata: supervisi

dan pendidikan. Dalam uraian-uraian berikut hanya istilah supervisiyang lebih banyak diberbicarakan dari pendidikan, karena istilahpendidikan (education) lebih lengkap telah dikupas habis dalammata kuliah Dasar-Dasar Kependidikan. Supervisi adalah istilahyang relatif baru dikenal di dunia pendidikan di Indonesia (lihat

Page 4: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 4/35

4

sejarah supervisi), karena itu perlu uraian secara lengkap tentangpengertiannya, yang akan dilihat dari tiga sudut pandang, yaitudari sudut etimologis,

Page 5: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 5/35

5

morfologis, dan semantik.Secara etimologis, kata supervisi berasal dari bahasa Inggris,

yaitu supervision, artinya pengawasan (Echols, 1983: 569). Oteng(1983: 222) mengatakan bahwa penggunaan istilah supervisi seringdiartikan sama dengan directing atau pengarahan. SementaraSuharsimi (1988: 152) mengatakan bahwa memang sejak dulubanyak orang menggunakan istilah pengawasan, penilikan atau

pemeriksaan untuk istilah supervisi, demikian pula pada zamanBelanda orang mengenal istilah inspeksi.

Secara morfologis, kata supervisi terdiri atas dua kata, superdan visi (super dan vision). Menurut Ametembun (1981: 1) superberarti atas atau lebih, sedangkan visi berarti lihat, tilik, danawasai. Jadi supervisi berarti melihat, menilik dan mengawasi dariatas; atau sekaligus menunjukan bahwa orang yangmelaksanakan supervisi berada lebih tinggi dari orang yang dilihat,ditilik, dan diawasi.

Secara semantik, para ahli memberikan berbagai corakdefinisi, tapi pada prinsipnya mengandung makna yang sama.Menurut (Wiles,1955: 8) "Supervision is assistance in the development of a better teaching-learning situation"  (supervisi adalah bantuan dalampengembangan situasi mengajar yang lebih baik. Neagley dalamPidarte (1986: 2) menyebutkan bahwa supervisi adalah layanankepada guru-guru di sekolah yang bertujuan untuk menghasilkanperbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum.

Menurut Mc. Nerney (dalam Sahertian, 1982: 20)mengartikan supervisi sebagai prosedur memberi arah sertamengadakan penilaian secara kritis terhadap proses

pengajaran.Sedangkan Poerwanto (1986: 84) menyatakan,supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakanuntuk membantu guru dan pegawai sekolah lainnya dalammelakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalahmelakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakanfungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisimanajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimalada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah,

kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,

2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan programsekolah beserta pengembangannya,

3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil programpengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholdersekolah.Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa istilah

supervisi mengandung makna banyak, tapi mengandung makna

Page 6: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 6/35

6

yang sama, misalnya bantuan, pelayanan, memberikanarah, penilaian, pembinaan, meningkatkan,

mengembangkan dan perbaikan. Dengan kata lain, istilah supervisidipertentangkan dengan makna mengawasi, menindak, memeriksa,menghukum, mengadili, inspeksi, mengoreksi,

Page 7: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 7/35

7

dan menyalahkan. Dengan demikian istilah supervisi "tidak sama"dengan istilah controlling, inspection (inspeksi), dan directing(mengarahkan).

Perlu ditegaskan bahwa yang menjadi objek utama supervisidi sekolah adalah guru, walaupun semua orang di sekolahdikenai supervisi itu hanyalah objek perantara. Isyarat lain daripendapat- pendapat di atas, adalah penting adanya administrasi

yang baik dalam kegiatan supervisi, karena itu diperlukan suatuadministrasi supervisi, terutama yang menyangkut fungsiutamanya, yaitu perencanaan, pengorganisian, penyelenggaraandan pengawasan supervisi itu sendiri.

2. Ruang Lingkup Supervisi PendidikanSeperti yang dijelaskan di atas, bahwa materi supervisi

pendidikan telah mulai diperkenalkan mata kuliah Dasar-DasarAdministrasi Pendidikan, yang menunjukkan bahwa materi supervisitidak terlepas dari Administrasi Pendidikan pada umumnya. Rifai(1982: 124) mengatakan, bahwa di mana ada administrasi harusada supervisi, dan jika ada supervisi tentu ada suatu yangdilaksanakan, ada administrasi sesuatu.

Dengan demikian,   kedudukan  supervisi pendidikan samapentingnya dengan administrasi pendidikan, namun secara hirarkissupervisi merupakan salah satu fase atau tahap dari administrasi.Thomas H Briggs dalam Rifai (1982: 225) menegaskan, bahwasupervisi merupakan bagian atau aspek dari administrasi.Khususnya yang mengenai usahapeningkatan guru

sampai kepada taraf penampilan tertentu.Sarwoto (1985: 104) menjelaskan bahwa secara teoritis yang

menjadi objek supervisi ada dua aspek, yaitu:A. Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin

kerja, moral kerja, kejujuran, ketaatan terhadap peraturanorganisasi, kerajinan, kecakapan kerja, kemampuan dalambekerja sama, watak;

B. Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja (caramengajar), metoda pendekatan terhadap siswa, efisiensikerja, dan hasil kerja.Pendapat Sarwoto ini secara jelas membedakan apa yang

menjadi objek pengawasan (controlling) dan supervisi (supervision).

FUNGSI ADMINISTRASI 

1. Perencanaan (planning)

2. Pengorganisasian (organizing)3. Penyelenggaraan (actuating)4. Pengawasan (controlling)

FUNGSI CONTROLLING:

Page 8: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 8/35

8

1. Inspeksi (inspection)

2. Supervisi (supervision)

SASARAN CONTROLLING:

1. Men (manusia)

2. Money (uang)3. Material (materi/ bahan)4. Method (metode/ kurikulum)5, Mechine (mesin, peralatan)6. Market (pasar)

SASARAN SUPERVISI:

1. Men (manusianya)

2. Activities (kegiatannya)Uraian di atas menunjukkan bahwa antara supervisi dan

controlling memang mempunyai hubungan yang erat, atau dapatdikatakan   supervisi adalah  bagian dari kegiatan controlling(pengawasan), sedangkan kegiatan supervisi lebih dititikberatkanpada aspek manusia. Selanjutnya Supandi (1986: 29) menegaskan,supervisi lebih banyak diartikan orang sebagai salah satu fungsipengawasan pendidikan. Oteng (1983: 203) pula menyebutkan,bahwa controlling adalah fungsi administrasi dalam manaadministrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuaidengan yang dikehendaki. Ia meliputi pemeriksaan apakah semuaberjalan sesuai dengan  rencana yang  dibuat, instruksi-

instruksi   yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.Dengan demikian ruang lingkup supervisi pendidikan terdiri atasdua bagian. Pertama, supervisi tidak langsung atausupervisi

makro atau supervisi pengajaran. Kedua supervisi yangbersifat langsung atau supervisi mikro yang sekarang dikenaldengan supervisi klinis.

Supervisi makro adalah supervisi pengajaran, yangmerupakan rangkaian kegiatan pengawasan pendidikan yang

ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi, baik personilmaupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar

mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan(Poerwanto, 1986: 99). Harahap (1983: 8) merinci ruang lingkup

supervisi pendidikan sebagai berikut: a. Supervisi dalamadministrasi personalia untuk melihat apakah ada kartu pegawai,

soal kenaikan pangkat, soal pembagian

tugas dan lain-lain.b. Supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat seperti

kursi, meja, ruang belajar, papan tulis dan lain-lain.c. Supervisi dalam penyelenggaraan perpustakaan, yaitu soal

Page 9: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 9/35

9

kondisi buku, pelayanan, ketertiban, dan lain-lain.

d. Supervisi dalam administrasi keuangan, seperti ingin melihat

Page 10: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 10/35

10

apakah pengeluaran sesuai dengan aturan, ketepatanpembayaran gaji atau honor lainnya kepada pegawai danguru.

e. Supervisi dalam pengelolaan kafetaria, yaitu soal kebersihantempat dan makanan, serta soal ketertiban siswa yang jangansampai menjadi tempat bermain, bolos dan merokok.

f. Supervisi dalam kegiatan ko kurikuler, apakah sampai

mengganggu kegiatan belajar siswa, kesehatan, dankeamanan.

Supervisi klinis adalah supervisi yang pelaksanaannya dapatdisamakan dengan "praktek kedokteran", yaitu hubungan antarasupervisee dan supervisor ibarat hubungan antara pasien dengandokter (uraian lengkap pada kegiatan tersendiri).

Suatu hal yang perlu ditegaskan, bahwa tidak semua orangyang membantu meningkatkan proses belajar mengajar dapatdisebut supervisor. Misalnya PT. CALTEX memberikan bantubuku, alat pelajaran dan laboratorium sekolah, namun kegiatandapat dikatakan supervisi, tapi ia bukanlah supervisor.

3. Sejarah Supervisi Pendidikan

3.1. Sejarah lahirnya Istilah Supervisi Pendidikan

Seperti dikatakan di muka bahwa Supervisi adalah istilah yangdapat dikatakan baru dikenal di dunia pendidikan di Indonesia.Istilah ini muncul diperkirakan pada awal tahun 60-an, ataupada dua dasawarsa terakhir ini (Arikunto, 1988: 152).Diperkenalkannya istilah supervisi seiring dengan diberikannyanya

mata kuliah administrasi pendidikan di beberapa IKIP di Indonesia,yang kemudian disusul pula dengan dijadikannya administrasipendidikan sebagai mata pelajaran dan bahan ujian pada SGA/SPGpada tahun ajaran 1965-1966, jadi tidaklah mengherankan kalauada dari kalangan pendidik sendiri masih ada asing denganistilah ini, terutama bagi mereka yang menamatkan pendidikanguru, baik di tingkat menengah keguruan maupun pendidikantinggi pada sebelum tahun 70-an.

Di Indonesia, sebenarnya aktivitas semacam supervisi sudahlama dikenal, tapi sayang sekali kesannya memang agak kurangenak, karena pelaksanaannya yang lebih cenderung hanya untukmencari kesalahan dan kekurangan guru dalam mengajar. Padawaktu itu aktivitas itu dikenal dengan istilah inspeksi, yangdiwariskan oleh Belanda sewaktu menjajah Indonesia selama lebihkurang 3,5 abad.

Pada zaman penjajahan Belanda, orang yang memeriksasekolah dasar (SD) mereka sebut dengan "Schoolopziener", yaitubertugas memeriksa seluruh mata pelajaran di sekolah dasar yangmenggunakan pengantar bahasa Belanda, sedangkan mata

Page 11: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 11/35

11

pelajaran lain diperiksa oleh petugas yang mereka sebut inspektur,yang juga orang belanda sendiri.

Menurut Harahap (1983: 6) bahwa pada zaman penjajahanJepang ada sebutan Shigaku, yaitu istilah yang dipakai tugas penilik

Page 12: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 12/35

12

sekolah dasar, tapi sayang sekali istilah ini tidak begitu lamamelekat di kalangan pendidik Indonesia, yang mungkindikarenakan Jepang tidak terlalu lama menjajah Indonesia, yaitulebih kurang 2,5 tahun saja.

Setelah Indonesia merdeka, istilah Inrspektur pernah dipakaiuntuk beberapa waktu, tetapi kemudian diubah dengan sebutanpengawas untuk tingkat sekolah lanjutan dan penilik untuk sekolah

dasar. Seiring dengan itu muncul pula sebutan baru, yaitusupervisi, yang berasal dari bahasa Inggris, supervision, yangdiperkenalkan oleh orang-orang yang pernah belajar di AmerikaSerikat.

Menurut Soetopo (1984: 63), di Amerika Serikat aktivitassupervisi baru muncul pada permulaan zaman kolonial, yaitu padasekitar tahun 1654. "The General Court of chusetts bay coloni "menyatakan bahwa pemuka-pemuka kota bertanggung jawab atasseleksi dan pengaturan kerja guru-guru, gerakan dapat danggapsebagai cikal bakal lahirnya konsep yang paling dasar untukperkembangan supervisi moderen. Kemudian pada tahun 1709, diBoston, a comite of laymen mengunjungi sekolah-sekolah untukmengetahui penggunaan metode pengajar oleh guru-guru,kecakapan siswa, dan merumuskan usaha-usaha memajukanpengajaran dan organisasi-organisasi sekolah yang baik.

Selanjutnya, perkembangan dan pertumbuhan sekolahdipengaruhi pula oleh bertambahnya jumlah penduduk, yangmembuat dibutuhkanya tambahan tenaga guru yang lebih besar,yang ada di antara mereka yang dipilih menjadi kepala sekolah, tapikepala sekolah pada waktu itu belum berfungsi sebagai supervisor.Namun pada perkembangan selanjutnya baru, terutama setelah

bertambah- nya aktivitas sekolah, maka didirikanlah kantorsuperintendent di sekolah-sekolah, yang mengakibatkan adanyadua unsur pimpinan di setiap sekolah.

Kewenangan kedua unsur pimpinan di sekolah itu tidak begitucepat berkembang, tapi baru setelah pada awal abad ke-19, dimana terjadi pengurangan beban pengajar kepala sekolah, supayamereka lebih banyak mencurahkan waktu untuk membantupekerjaan guru di kelas. Sehingga dapat dikatakan dari sinilahdimulainya dua fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administratordan supervisor di sekolah.

Di dunia pendidikan Indonesia, diterapkannya secara formalkonsep supervisi diperkirakan sejak diberlakukannya KeputusanMenteri P dan K, RI. Nomor: 0134/1977, yang menyebutkan siapasaja yang berhak disebut supervisor di sekolah, yaitu kepalasekolah, penilik sekolah untuk tingkat kecamatan, dan parapengawas di tingkat kabupaten/ Kotamadya serta staf kantorbidang yang ada di setiap propinsi.

Di dalam PP Nomor 38/Tahun 1992, terdapat perubahanpenggunaan istilah pengawas dan penilik. Istilah pengawas

Page 13: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 13/35

13

dikhususkan untuk supervisor pendidikan di sekolah sedangkanpenilik khusus untuk pendidikan luar sekolah.

Page 14: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 14/35

14

Kedudukan pengawas semakin penting setelah keluar UU.Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; PPNomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; PP Nomor 38Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah,Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota; SemuaPermendiknas tentang 8 Standar Nasional Pendidikan;

Permendiknas No. 12 Th. 2007 tentang StandarKompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah, SK Menpan

nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas danangka kreditnya;Keputusan bersama Mendikbud nomor0322/O/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian

Negara  nomor 38 tahun  1996 tentang petunjukpelaksanaan jabatan fungsional pengawas; Keputusan Mendikbudnomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatanfungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya; PermendiknasNomor 39/Tahun 2009 tentang pemehunan beban kerja guru danpengawas satuan pendidikan.

Standar mutu pengawas yang telah ditetapkan olehDirektorat Jenderal  Peningkatan MutuPendidik dan Tenaga

Kependidikan Direktorat Tenaga KependidikanDepartemen Pendidikan Nasional (Sudjana, Nana, 2006) bahwapengawas sekolah berfungsi sebagai supervisor baik supervisorakademik maupun supervisor manajerial. Sebagai supervisorakademik, pengawas sekolah berkewajiban untuk membantu

kemampuan profesional  guru agar guru dapatmeningkatkan  mutu proses  pembelajaran. Sedangkan sebagaisupervisor manajerial, pengawas berkewajiban membantu kepala

sekolah agar mencapai sekolah yang efektif. Pembinaan danpengawasan kedua aspek tersebut hendaknya menjadi tugas pokokpengawas sekolah.(uraian lebih lanjut dalam bagian tersendiri).

Semua produk hukum itu mengarahkan bahwa kedudukanpengawas bukan hanya sebagai jabatan buangan dan pajangan dikantor dinas pendidikan, tetapi mempunyai fungsi penggerakkemajuan pendidikan di sekolah. Sebagaimana guru, pengawas  juga harus memulai pekerjaan dengan perencanaan, pelaksanaandan diakhir dengan pelaporan tertulis yang akan dibicara dalambagian tersendiri.

3.2 Latar Belakang Pentingnya Supervisi di SekolahDunia pendidikan dewasa ini terasa seperti berpacu dengan

perkembangan teknologi, sosial, ekonomi, politik, pertahanan dankeamanan yang sangat cepat yang menuntut penyusuaian-penyesuaian kehidupan, termasuk kehidupan di dunia pendidikan, dimana guru sebagai ujung tombaknya, yang harus siap bukan hanyadalam pelaksanaan tugas, tapi juga yang lebih penting adalahkesiapan secara pribadi, karena penampilan di muka kelas selalu

Page 15: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 15/35

15

mencerminkan sikap hidupnya secara keseluruhan, yang menurutpengalaman besar pengaruhnya terhadap proses belajar mengajar.

Profesi guru sekarang benar-benar dituntut profesional dalam

Page 16: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 16/35

16

arti harus mengerjakan tugas, karena guru terus dipantau olehproses pemberian tunjangan yang mengharuskan mereka mengajarsesuai dengan bidang ilmunya dan dengan jamtatap muka 24 jam seminggu. Sehingga bila tanpa bimbingandari kepala sekolah dan pengawas kurang baik

akan mengakibatkan guru kehilangankepercayaan diri

Hal yang lebih terperinci, tentang pentingnya supervisipendidikan pernah dikemukakan oleh Leeper (dalam Soetopo,1982:1) bahwa setidak-tidaknya ada beberapa hal yang melatarbelakangiperlunya supervisi pendidikan:1. Bahwa dalam perubahan sosial dewasa ini perlu diperhatikan

dimensi baru, yaitu perubahan teknologi ruang angkasa.2. Susunan Internasional yang berubah dari polarisasi kekuatan

pluralisme dalam kekuatan.

3. Berkembangnya sains dan teknologi yang semakin pasat.4. Urbanisasi yang meningkat, menyebabkan masalah baru

dalam pendidikan.5. Adanya tuntutan hak-hak azasi manusia yang juga

menyebabkan problem bagi para pendidik yang memerlukanpemecahan secara rasional.

6. Akibat adanya pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yangmenyebabkan adanya:a. Daerah-daerah miskin dan daerah-daerah kaya.b. Adanya banyak waktu luang.c. Kecendrungan muda mudi memerlukan pendidikan

umum dan kejuruan untuk dapat bekerja atau

mencari kerja dalam masyarakat.7. Suburnya birokrasi, dapat menghambat kelancaran dalam

bidang pendidikan .

Apa yang disebutkan diatas masih sangat relevan sampaisekarang, maka berikut uraian lebih lengkap disertrai contoh-contohyang aktual, yaitu:

a. Perubahan Sosial 

Sekarang, perubahan sosial memang sangat dirasakan sekali,terutama yang disebakan oleh kemajuan teknologi ruang angkasa.Misalnya dengan adanya parabola dan internet (international network) yang memungkinkan orang (peserta didik) yang hanyadalam waktu beberapa detik saja dapat melihat peristiwa duniadengan segala keanekaragamannya - yang mencolok dengankeadaan di negaranya, terutama perbedaan nilai dari perilakusosial.

Tanpa disadari bahwa sebagian siswa sekarang lebih banyakmenghabiskan waktunya di muka televisi dan komputer yang di

Page 17: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 17/35

17

dalam waktu itu, ia bisa bertemu dengan berbagai nilai-nilai hidupyang berasal dari segala penjuru dunia. Sehingga membentukperilaku sosial yang baru, sehingga dapat menyulitkan guru dikelas. Misalnya,

Page 18: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 18/35

18

siswa berani mengetes guru, melawan guru dan lain-lain.Perubahan sosial ini ditandai dengan perubahan pandangan

masyarakat terhadap fungsi guru, karena tugas guru mulai diambiloleh "mahluk" lain yang merupakan rekayasa dalam bidangteknologi komunikasi dan elektronika, misalnya dengan adanya jejaringan sosial (facebook) yang sedang marak dewasa ini.

b. Globalisasi Pada beberapa tahun ini istilah globalisasi menggema luar

biasa, yaitu suatu perobahan dunia secara menyeluruh yangmempunyai pengaruh timbal balik secara menyeluruh pula.Misalnya perubahan di daratan Eropa dan Asia, pergolakan diTimur Tengah, dan di RRC, yang mempunyai pengaruh langsungterhadap situasi dunia secara keseluruhan, yang secara tidak sadardapat mempengaruhi sistem dan isi pendidikan di sekolah.

Dalam keadaan begini memang harus ada kesiapan calon danguru karena perubahan sistem dan isi pendidikan bisa bersifatinsidental atau yang sulit diramalkan bentuknya. Hal ini tentunyamembawa berbagai konsekwensi. Konsekwensi positif adalahterjadinya kerja sama bidang ekonomi, sosial, politik, budaya,pertahanan dan keamanan, sedangkan konsekwensi negatif adalahyang menyangkut masalah moral dan kriminal, misalnya pergaulanbebas, perkosaan, perjudian, narkotika dan lain-lain.

Kerja sama bidang sosial budaya yang telah disepakati dalamaspek pembangunan penyelenggaraan pendidikan dari beberapanegara. Sekolah-sekolah berstandar internasional bermunculanpada semua daerah, di mana guru harus menmpunyaipengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi

siswa dalam peradaban yang berbeda,bahasa termasuk penggunaan peralatan canggih.

Karena itu perlu ada usaha pengenalan peradaban bangsadunia dan peralatan canggih kepada calon dan guru-guru diinstansi dan lembaga-lembaga pendidikan dalam tatatan baru ini.

c. Perkembangan Sains dan Teknologi Perkembangan sains dan teknologi sekarang ini benar-benar

telah mengubah fungsi manusia, yang sekaligus mengubah fungsiguru di muka kelas. Di mana guru tidak hanya dituntut dapatbercerita di depan kelas, tapi ia juga diharuskan mempunyaipengetahuan, pengalaman dan keterampilan tambahan untuk dapatmemanfaatkan produk teknologi, baik itu bahan pelajaran, alatperaga, media pendidikan, seperti film, slide, over head projector(OHP), video, dan komputer. Kemajuan komputer

dengan jaringan internet bisa menyediakanberbagai sumber materi pelajaran yang bisa dibaca dan didonwloadberupa materi digital.

Selayaknya ada semacam usaha untuk meningkatkan

Page 19: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 19/35

19

pengetahuan guru dalam bidang-bidang yang disebutkan tadi, baikmelalui latihan atau pendidikan khusus, karena pada satu saat

Page 20: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 20/35

20

penggunaan alat-alat itu tidak dapat dielakkan lagi dalammendukung proses belajar mengajar, yang bukan berarti tugasguru semakin ringan, tapi malah justru semakin berat, karena guruapapun harus mempunyai keterampilan teknis dalam

bidang elektronik dan komputer palingrendah bisa membuka internet, memiliki email, face book dan atauwebsite.

d. Urbanisasi 

Urbanisasi, yang merupakan arus perpindahan penduduk desake kota semakin hari semakin meningkat, terutama di kota-kotayang banyak menjanjikan pekerjaan. Hal ini bukan hanya di kota-kota besar seperti Jakarta, tapi juga untuk daerah baru seperti diRiau yang sudahterjadi pemekaran provinsi dan

kabupaten,  yang mengakibatkan heterogennyamasyarakat, di  mana guru akan

berhadapan dengan keragaman perilaku masyarakat, terutamasiswanya.

Munculnya daerah-daerah baru berkembang sepertiPelalawan, Dumai, Siak, Batam, Bintan, Natuna akan menciptakanmasyarakat baru, di kota yang baru yang tidak mudahdiramalkan bentuk peradaban yang muncul, oleh karena itu guru-guru harus bersiap-siap secara profesional dengan keadaan itu.Sebab keragaman perilaku siswanya harus dihadapi denganperilaku yang baru pula.

e. Demokrasi Pendidikan

Di Indonesia sekarang ini, tuntutan masyarakat untuk

mendapatkan pendidikan yang layak sudah dapat dikatakanmencapai puncaknya, yang di suatu sulitnya mengadakan saranadan sarana pendidikan dan di pihak lain masih ada masyarakatyang masih belum mengerti dengan sistem pendidikan, yangmenseleksi peserta didik atas dasar spesifikasi, sehingga kita masihmelihat ada orang tua yang memaksakan kehendaknya, yangmengakibatkan tidak seragamnya siswa di sekolah, sehinggamenyulitkan proses belajar mengajar. Misalnya bergabungnyaanak cacat di sekolah-sekolah normal, mereka masih segammemasukkan anak mereka di SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa).Lemahnya sistem seleksi penerimaan siswa baru, baik olehtekniknya maupun kebijaksanaan yang menyertainya, jugamenambah heterogennya murid-murid di sekolah, yang samamasalah dengan persoalan di atas.

Dengan adanya komite sekolah juga menambah demokrasipendidikan semakin terbuka akan kehadiran masyarakat untuk ikutdalam pengelolaan sekolah, yang tentunya tidak semudahmembalikkan telapan tangan.

Page 21: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 21/35

21

f. Perubahan DaerahPembangunan Pulau Batam dan Pulau Bintan, yang

melibatkan investor dari dalam dan luar secara besar-besaran,telah membuat kedua daerah yang dulunya miskin,

kini menjadi daerah

Page 22: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 22/35

22

perkembangan ekomoni baru, yang sekaligus menyulitkan danmengejutkan masyarakat setempat, baik guru maupun pesertadidik. Persaigan hidup semakin ketat, barang-barang menjadimahal, standar kehidupan berubah - yang mengakibatkan adamasyarakat yang merasa miskin mendadak, baik karena tidakmempunyai keahlian maupun karena bekerja di sektor yang tidakdiperhitungkan dalam perkembangan daerah itu, terutama sektor

pendidikan, apalagi bagi guru-guru yang berstatusPegawai Negeri Pusat yang diperbantukan di daerah,

yang hidup hanya dengan penghasilan pas- pasan, di manamenurut pengalaman seorang guru yang berpen- didikan sarjana- yang pegawai negeri di Batam bahwa gaji mereka hanya cukupuntuk 10 hari, dan sepasang suami istri yang juga keduanyasarjana yang berkerja di di suatu SMA, bahwa gaji mereka yangdiangkat dengan pendidikan sarjana juga sulit hidup, apalagimereka sudah pula mempunyai dua orang anak.

Munculnya bencana di Aceh dan Sumatera Barat membuatmengalirnya penduduk ke suatu daerah, misalnya di Riau yangdapat menimbulkan banyaknya problem sosial,

seperti premanisme, kriminalitas, gelandangandan lainya.

Pembangunan Pulau Batam dan Bintan, juga menimbulkankonsekwensi lain. Seperti banyaknya siswa yang menggunakanwaktu luangnya di luar rumah dan sekolah, baik untuk berekreasimaupun untuk mencari keperluan lain. Yang dapat membuatmereka kurang memperhatian pelajaran.

Munculnya tuntutan dari siswa dari dunia pendidikan agardapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan

perkembangan pembangunan yang sedang berlangsung - yangmengharuskan guru benar-benar dapat memenuhi keinginan itu,terutama terhadap guru- guru yang mengajar pelajaran yang tidakmempunyai kaitan langsung dengan pembangunan yang sedangdi lihat oleh siswa, seperti pelajaran sejarah, PMP, Agama, danlain-lain.

 g. Suburnya Birokrasi 

Banyaknya prosedur yang harus dilalui dan panjangnya waktuyang harus ditempuh oleh seorang guru dalam berbagai urusankepegawaiannya, baik itu soal kepangkatan maupun penggajian,telah menambah beban kerja guru. Sehingga, kadang-kadangdapat menguras tenaga dan biaya, yang pada puncaknya dapatmenganggu kehadiran dan penampilan guru di muka kelas,padahal waktu, tenaga, dan biaya hidup masih terbatas.

Dengan adanya perubahan sistem kepegawaian guru darisentralisasi ke desenteraliasi ternyata masih menyisakan birokrasikepegawaian yang panjang. Yaitu dengan ada perpanjangan tanganpusat melalui LPMP, Dinas Propinsi dan kabupaten dan kota.

Page 23: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 23/35

23

Ternyata tidak mempermudah urusan kepegawaian guru,terutama bukan hanya status kepegawaian tetapi juga soalkepangkatan, penggajian dan honor yang bisa tumpang tindik

Page 24: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 24/35

24

h. Guru Muda dan Guru WanitaDi samping hal-hal telah disebutkan di atas, masih ada faktor

lain yang tak kalah pentingnya - yang ikut mempengaruhi tugasguru- guru di sekolah, seperti makin besarnya jumlah guru-gurumuda yang belum berpengalaman, dan banyanya guru-guruwanita di suatu sekolah, serta menurunnya prestise guru.

Banyaknya guru muda, terutama yang baru saja menamatkan

pendidikan, yang pada umumnya mereka masih belum ber-pengalaman dalam kehidupan di sekolah, di mana merekamemerlukan penangan yang khusus, supaya mereka tidak berbuatmenurut selera muda, yang selalu keluar dari tujuan sekolah,misalnya terlalu mengutamakan kegiatan ekstra kurikuler, sepertiberkemah, rekreasi, bergadang di rumah guru dan lain-lain.

Banyaknya guru-guru wanita di suatu sekolah juga akanmenyebabkan berbagai persoalan, terutama bagi guru-guru yangbaru berumahtangga, atau yang mempunyai anak, apalagi guruyang hamil, dan yang sedang menunggu kelahiran, yang apabilaterjadi dalam waktu bersamaan akan berakibat fatal bagi prosesbelajar mengajar di sekolah. Di mana dalam keadaan yangdemikian memang memerlukan seorang kepala sekolah yangbijaksana.

Menurunnya prestise guru di mata murid dan masyarakat,terutama disebabkan oleh mulai berperanannya lembaga-lembagapendidikan luar sekolah (PLS) - yang menjajikan langsungketerampilan dan lapangan pekerjaan - yang ditambah lagi denganbanyaknya murid yang mengetahui latar belakang kehidupan gurusampai kepada periuk nasinya di rumah. Apalagi bagi guru yangterlihat secara nyata kemiskinannya, misalnya datang ke sekolah

dengan jalan kaki, bersepeda ataudengan angkutan umum,sementara muridnya datang dengan kendaraan pribadi, sepertihonda dan mobil. Ada murid yang dapat menghafal pakaian dansepatu gurunya, malah setiap guru diberi gelar sesuai denganidentitas jeleknya.

i. Krisis Moneter Krisis moneter yang melanda sebagian negara-negara Asia

umumnya dan Asia Tenggara khususnya pada awal 1998, bukanhanya memberi pukulan pada pengusaha tapi juga pada pendidikalias guru. Walaupun krisis ini tidak secara langsung menghantamkegiatan guru di muka kelas, tapi telah menghunjat periuk nasiguru di dapur.

Kenaikan sembilan bahan pokok sebesar 100% sampai 200%benar-benar menantang kehidupan guru -- yang selama ini sudahberusaha hidup perihatin dengan gaji yang ada, ditambah puladengan pengeluaran sampai dua kali lipat, sedangkan untuk datangke sekolah selain harus mempersiapkan

bahan pengajaran harus juga mempersiapkan

Page 25: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 25/35

25

ongkos "oplet". Apakah dalam keadaan ini guru-guru masih bisamengajar dengan baik atau kreatif. Ada kesan krisis monetertidak pernah reda, ditambah dengan kasus korupsi yang

Page 26: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 26/35

26

semakin terkuak, di mana banyaknya uang negara hilang ditanganpenguasa dan pengusaha yang tidak bertanggung jawab.

Tak ada jalan lain, kalau tidak bisa menaikkan gaji adalahmenjaga moral guru agar tetap sehat walafiat melalui supervisiyang benar dan baik.

C. RANGKUMAN

1. Supervisi pendidikan adalah sistem pembinaan guru yangdiarahkan kepada perbaikan, peningkatan, danpengembangan proses belajar mengajar yang efektif danefisien;

2. Supervisi pendidikan adalah salah satu fase dari fungsipengawasan pendidikan yang khusus ditujukan kepada aspekmanusia dan kegiatannya.

3. Istilah supervisi tidak sama dengan controlling dan actuating.4. Ruang lingkup supervisi pendidikan mencakup dua hal, yaitu

supervisi mikro dan supervisi makro.5. Supervisi mikro lazim disebut dengan supervisi klinis,

sedangkan supervisi makro disebut dengan supervisipengajaran.

6. Orang yang berfungsi secara formal melaksanakan supervisidisebut supervisor, dalam dunia pendidikan Indonesia dikenaldua istilah yaitu pengawas untuk pendidikan sekolah danpenilik untuk pendidikan luar sekolah, juga ada yang disebutdengan guru inti. Dalam dunia industri dan perusahaandikenal pula sebutan mandor, dan superintendent. Orangyang dikenai supervisi dinamakan supervisee.

7. Pentingnya supervisi pendidikan dewasa ini dilandasi oleh

semakin rumitnya permasalahan pendidikan danpermasalahan kehidupan.

D. TUGAS

Latihan 1 :Buatlah ringkasan dalam bentuk "bagan" yangmenggambarkan hubungan antara pengawasan(Controlling) dengan supervisi.

Latihan 2 : 1. Buatlah 10 kesalahan kepala sekolahterhadap guru.

2. Buatlah 10 kesalahan guru terhadap kepalasekolah.

3. Berikan 3 contoh konkrit bentuk pengurasantenaga guru di sekolah.

4. Apa ukuran kesejahteraan guru.

Catatan: Semua tugas harus diketik rapi tanpa dikulit tebal dandiserahkan sesuai tepat pada waktunya.

Page 27: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 27/35

27

DAFTAR PUSTAKA

Page 28: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 28/35

28

Aman, Syofyan. (1980). Perkembangan organisasi pengurusan se-kolah-sekolah di Indonesia. Jakarta: Kurnia Esa.Ametembun, N.A. (1981a). Guru dalam administrasi sekolah. Ban-

dung: IKIP Bandung.--------------.(1981b). Supervisi pendidikan. Bandung: Suri.Arikunto, Suharsimi. (1988). Organisasi dan administrasi  pendidikan

teknologi dan kejuruan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti,Depdikbud.

Atmosudirdjo, Prajudi S. (1985). Dasar-dasar ilmu administrasi .Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Atmosudirdjo, Prajudi S. (1970). Beberapa pandangan umum:Pengambilan keputusan (Descision Making). CetakanPertama Juli. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

--------, (1985). Dasar-dasar ilmu administrasi. Jakarta: PT.GhaliaIndonesia.Balai Pustaka. (1989). Pedoman umum penyelenggaraaan adminis-

trasi sekolah mengengah. Jakarta: Balai Pustaka.----------------, (1990). Angka kredit bagi jabatan guru dalam ling-

kungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:Balai Pustaka.

Dekdikbud, (1982). Kepemimpinan Pendidikan, P3G, Dekdikbud,Jakarta.

----------------. (tanpa tahun). Pedoman Supervisi , Depdikbud,Jakarta.

Enchols, John, M, Shadily, Hassan. (1983). Kamus Bahasa InggerisIndonesia, PT. Gramedia, Jakarta.

Effendi. Uchjana, Onong. (1084). Sistem Informasi dalamManajemen, Alumni, Bandung.

Gibson, J. M., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (1985).Organisasi dan manajemen. Perilaku, struktur, proses.(Diterjemahkan oleh Nunuk Adiarni MM, Editor: LydonSaputra). Jakarta: PT. Bina Aksara.

Gibson, J. M., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (1996).Organisasi dan manajemen. Perilaku, struktur, proses.Edisi kedelapan (Diterjemahkan oleh Djoerban Wahid).Jakarta: Erlangga. (New York, 1985).

Harahap, Baharuddin. (1983). Supervisi Pendidikan, PT. Ciawijaya,Jakarta.

Hasymi, A. (1986). Manajemen Informasi , Bina Aksara, Jakarta.Handayaningrat, Soewarno. (1989). Pengantar studi ilmu ad-

ministrasi dan manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung.Kamars, Dachnel. (1989). Sistem pendidikan dasar, menengah,

dan tinggi suatu studi perbandingan antarbeberapanega- ra. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.

Kanwil Depdikbud Propinsi Riau. (1991). Petunjuk operasional 

Page 29: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 29/35

29

  peningkatan mutu pendidikan. Pekanbaru: Kanwil Depdikbud Riau.

Page 30: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 30/35

30

Kartono, Kartini (1981), Pemimpin dan kepemimpinan.  Jakarta:CV. Rajawali 

Kneller, G, F. (1989).   Antropologi pendidikan. (Diterjemahkanoleh Imran Manan). Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.(New York, 1965).

Koentjaraningrat. (1982). Kebudayaan, mentalitas dan pemba-ngunan. Jakarta: PT. Gramedia.

Koontz, H., O'Donnell, C., & Weihrich, H. (1990). Manajemen. Jilid I dan II. (Diterjemahkan oleh Gunawan Hutauruk). Jakarta:Erlangga. (New York, 1984).

Lateiner, A, R. (1985). Teknik memimpin pegawai dan pekerja.(Diterjemahkan oleh Imam Soedjono. Jakarta: CV. AksaraBaru. (London, 1954)

Jamil, Nizami, O.K. (1997). Pola Manajemen Supervisi Pada Kanwil Depdikbud Riau. (Skripsi Sarjana FIP IKIP Padang, 1997).

Idochi, Anwar. (1986). Sistem Informasi Manajemen danPerencanaan

Pembangunan Pendidikan, Aksara, Bandung.Joni, Raka, T, (editor), JL. Bolla. (1982). Supervisi Klinis, TPPL, BP3,

Depdikbud, Jakarta.

Kartono, Kartini. (1983). Pemimpin dan Kepemimpinan, CV. Rajawali

Press, Jakarta.Nawawi, Hadari. (1983).  Administrasi Pendidikan, Gunung Agung,

Jakarta.

Nurhadi, Mulyani A. (1983). Administrasi Pendidikan di Sekolah, JilitI, Andi Offset, Yokyakarta.

Nurtain, H. (1988) Supervisi Pengajaran, (Teori dan Praktek ), P3G,

Dirjen Dikti, Depdikbud, Jakarta.Poerwanto, Ngalim (1987).   Administrasi dan Supervisi Pendidikan,

Mutiara, Jakarta.Pidarta, Made. (1986). Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan,

Sarana Press, tanpa tempat penerbit.Rifai, Mohd. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan,

Jemmars, Bandung.

Sehertian, A. Piet. (1987). Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,Usaha Nasional, Surabaya.

Siagian, S.P. (1982). Filsafat Pendidikan , Gunung Agung, Jakarta.Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi Pendidikan, Aksara,Bandung. Soetopo, Hendiyat, Westy, Sumartono. (1984).Kepemimpinan dan

Supervisi Pendidikan , Bina Aksara, Jakarta.Supandi. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Universitas

Terbuka, Jakarta.Soetopo, Hendiyat, & Soemanto, Wasty. (1984). Kepemimpinan

dan supervisi pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara.Sudjak, Abi. (1990). Kepemimpinan manajer, eksistensinya

Page 31: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 31/35

31

dalam perilaku organisasi . Jakarta: Pusdiklat Depdikbud.

Sugandha, Dann. (1981). Organisasi, komunikasi, dan teknik 

Page 32: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 32/35

32

memberi perintah. Bandung: CV. Sinar Baru.-------, (1982). Manajemen administrasi: Suatu pendekatan

  sistem dalam manajemen perkantoran. Bandung: CV.Sinar Baru.

Sugiyono. (1994). Metode penelitian administrasi . Bandung: Alfabeta.

Sahertian. A Piet. (1994). Profil Pendidik Profesional .

Yokyakarta: Adni Offset Saaty. T. L. (1991). Pengambilan keputusan bagi para

  pimpinan: Proses hirarki analitik untuk pengambilankeputusan dalam situasi yang kompleks. Jakarta: PT.Dharma Aksara Perkasa.

Said, Chatlinas. (1988). Pengantar administrasi pendidikan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.

Samana, A. (1994). Profesionalisme keguruan. Yokyakarta:Kanisius.

Schatz, K., & Schatz, L. (1986). Managing by influence.Englewood 

Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc.Schein, E. H. (1983). Psikologi organisasi. (Diterjemahkan oleh

Nurul Iman). Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. (NJ,1980)

Siagian, S.P. (1982a). Filsafat administrasi. Jakarta: PT. Gunung Agung.

-------. (1981). Sistem Informasi dalam PengambilanKeputusan. Jakarta: PT. Gunung Agung.

-------. (1982b). Organisasi kepemimpinan dan perilaku ad-ministrasi . Jakarta: PT. Gunung Agung.

-------. (1990). Teori dan praktek pengambilan keputusan. Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

Soedijarto. (1993). Memantapkan sistem pendidikan nasional. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Soedjadi. (1989). O & M (Organization and methods) penunjang berhasilnya proses manajemen. Jakarta: CV. Haji 

Masagung. Soepardi. (1988). Dasar-dasar administrasi  pendidikan. Jakarta:

P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.Tanthowi, Jawahir. ((1983). Unsur-Unsur Manajemen Menurut 

 Ajaran Al Quran. Jakarta: Pustaka Al Husna.Syaifullah, Ali. (1981). Pendidikan, pengajaran dan

kebudayaan: Pendidikan sebagai gejala kebudayaan.Surabaya: Usaha Nasional.

Sutisna, Oteng. (1983).   Administrasi pendidikan: Dasar teoriuntuk praktek profesional . Bandung: Angkasa.

Marbun, B.N. (1993). Manajemen Jepang.  Jakarta: PustakanBinaman Presindo.

Sudjana, Nana, dkk. (2006). Standar Mutu Pengawas. Jakarta:

Page 33: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 33/35

33

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan TenagaKependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen

Page 34: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 34/35

34

Pendidikan Nasional.

March, J. G., & Simon, H. A. (1958). Organizations. New York: John

Wiley & Sons, Inc.Nawawi, Hadari & Martini Hadari.(1994). Kebijakan pendidikan

  Indonesia: Ditinjau dari sudut hukum. Yokyakarta: PT.Ghalia Indonesia.

Pidarta, Made. (1988). Manajemen Pendidikan Indonesia.Bandung: PT. Bina Aksana.

Usman, Uzer. (1989). Menjadi guru profesional. Bandung: PT.Re- madja Rosdakarya.Ya'qub, Hamzah. (1984). Menuju keberhasilan manajemen dan

kepemimpinan. Bandung: CV. Diponogoro.

Willes, Kimball. (1987). Supervision for Better School . Printice HallInc, Engwwood Cliffs, New Yersey.

Page 35: Super Visi Pendidikan

5/11/2018 Super Visi Pendidikan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/super-visi-pendidikan 35/35

Said Suhil Achmad: Profesi Kependidikan. Kegiatan 5.

DAFTAR ISI

Kegiatan 5

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN SEJARAH SUPERVISI

PENDIDIKAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

A. PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1B. URAIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

1. Pengertian Supervisi Pendidikan. . . . . . . . . . . . . . 22. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan. . . . . . . . . . . 43. Sejarah Supervisi Pendidikan. . . . . . . . . . . . . . . . 6

C. RANGKUMAN.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14D. TUGAS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15