Sunday

38
Sunday, June 5. Peta Wisata Forum Dieng LSM - Bhinneka Karya Legal Paket Wisata Dieng Sms U Homestay Home About Dieng Fasilitas Wisata Seni Budaya Kuliner Cinderamata Realita News Artikel DIENG PLATEAU TERKINI, Tarik ulur kepentingan terkait masalah Dieng yang meliputi kewilayahan, letak geografis dan administratif menjadi perbincangan hangat dari dulu sampai sekarang, banyak pihak yang menanyakan Dieng milik siapa, Wonosobo atau Banjarnegara ?. Diengplateau.com mencoba mengupas masalah tersebut,dan mempersilahkan bagi pihak- pihak yang berkepentingan untuk berkontribusi pemikiran dalam kerangka pengembangan Pariwisata Dieng. Dipersembahkan Oleh : www.diengplateau.com *** Selamat Datang Di DiengPlateau.Com - Portal Wisata No

description

snadbanmwsb

Transcript of Sunday

Page 1: Sunday

Sunday, June 5. Peta Wisata Forum Dieng LSM - Bhinneka Karya Legal Paket Wisata Dieng Sms U Homestay

Home About Dieng Fasilitas Wisata Seni Budaya Kuliner Cinderamata Realita News Artikel

DIENG PLATEAU TERKINI, Tarik ulur kepentingan terkait masalah Dieng

yang meliputi kewilayahan, letak geografis dan administratif menjadi perbincangan

hangat dari dulu sampai sekarang, banyak pihak yang menanyakan Dieng milik siapa,

Wonosobo atau Banjarnegara ?. Diengplateau.com mencoba mengupas masalah

tersebut,dan mempersilahkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk berkontribusi

pemikiran dalam kerangka pengembangan Pariwisata Dieng.

Dipersembahkan Oleh : www.diengplateau.com

=SPONSORS=

*** Selamat Datang Di DiengPlateau.Com - Portal Wisata No. 1 Di Dieng Plateau, Kab. Wonosobo & Banjarnegara.***

Page 2: Sunday

Aktivitas Gunung Berapi Di Dieng 6:30 AM // 2 komentar // Dieng Plateau Tourism // Category: Article //

Page 3: Sunday

Diterjemahkan Dari : Complex Volcano, Oleh : John Seach

Kompleks gunung berapi Dieng  terletak di dataran tinggi Jawa Tengah, Indonesia. Selama beberapa abad aktivitas gunung berapi di Dieng didominasi oleh letusan freatik, dan aktivitas panas bumi (fumarol, solfataras, kolam lumpur, sumber air panas). Gunung Dieng terkenal karena pelepasan karbon dioksida, yang kadang-kadang menyebabkan kematian bagi penduduk. emisi karbon dioksida dapat merusak vegetasi sekitarnya dan masyarakat setempat mengetahui "lembah kematian".

Gunung berapi ini terdiri dari dua stratovolcanoes (Butak Petarangan dan Dieng) dan kawah banyak. danau asam hangat mengisi sebagian dari kawah. kerucut vulkanik di Dieng meliputi - Bismo, Srojo, Binem, Pangonan, Merdodo, Pagerkandang, Nogosari, Petarangan, Telogo Dringo, Pakuwaja, Kendil, Kunir dan Prambanan.

Fumarol daerah - Kawah Sikidang, Kawah Sigajah, Kawah Kumbang, Kawah Sibanteng, Kawah Upas, Telogo Terus, Kawah Pagerkandang, Kawah Sipandu, Kawah Sileri Siglagah dan Kawah. Butak Petarangan merupakan gunung berapi kedua terletak di kompleks Dieng. Ini terdiri dari sebuah danau-kawah bernama Telogo Dringo dan lapangan fumarol Condrodimuko.Simak Baca secara fonetik

Letusan 2009Pada hari Jumat 16 Januari 2009 gunung Dieng dibangkitkan dari tingkat I ke siaga II (dari maksimum 4) setelah dua letusan freatik pada Januari 15. Letusan terjadi pada Sibanteng kawah pada 0800 dan 0830 jam. Bahan yang dikeluarkan 50 m dari kawah.

Sebuah ledakan freatik terjadi pada kawah Sileri, Dieng gunung berapi, Indonesia pada malam 26-27 September 2009. letusan itu berlangsung selama 15 detik. Antara 1-19 September ada 2 gempa bumi vulkanik, 20-23 September 1 gempa vulkanik, 24 Sep 1 gempa vulkanik, tidak ada gempa vulkanik pada 25-26 September. Ledakan itu terdengar pada jarak 2 km dari kawah. Selama letusan freatik, lumpur dikeluarkan dalam radius 140 m. Suhu air di Kawah Sileri tetap cukup konstan di sekitar 70 deg C. Tidak ada emisi gas beracun di lokasi letusan dan sekitarnya. Tingkat siaga di gunung berapi tetap di "Normal". Tidak ada evakuasi diperintahkan. Orang-orang disarankan untuk tinggal paling sedikit 500 m dari kawah Sileri, Sinila, Timbang, Siglagah, dan Sikidang.

Letusan 1992Pada 18 Maret 1992 emisi gas membunuh satu orang di lembah sungai 200 m W Kawah Sikidang.

Letusan 1979 Emisi karbon dioksida, yang menyertai letusan freatik dari sisi SW gunung berapi Dieng, menewaskan 149 orang pada 20 Februari 1979. Gas emisi CO2 dan H2S yang terkandung dan dikeluarkan dari Sinila Kawah. Sampai 17.000 orang diungsikan dari enam desa dekat Sinila. Ikan dan ternak dibunuh oleh letusan. Tujuh gempa bumi yang tercatat sebelum letusan. Dua lahars diproduksi dari Sinila Kawah.

Page 4: Sunday

Letusan 1944Sebuah ledakan terjadi di Dieng gunung berapi pada 4 Desember 1944. Ash-lumpur hujan, meliputi desa Kepakisan, Sekalem, Sidolok, Pagerkandang, Djawera dan Kepakisan-lor dalam kegelapan lengkap. blok dikeluarkan mencapai desa Bitingan 1 Km dari Kawah Sileri. Lima puluh sembilan orang tewas, 38 terluka, dan 55 hilang. Luka-luka disebabkan oleh lumpur mendidih.

Letusan 1939Sebuah letusan freatik kekerasan terjadi di Dieng gunung berapi tanggal 13 Oktober 1939. Pusat erupsi terletak di sisi utara pekuburan Cina. Fisura A membuka tinggi lereng dan lumpur fountained. Kegiatan berlanjut sampai 3 November.

Letusan Gunung Dieng

2009, 2005, 1993, 1986, 1981, 1979, 1964, 1956, 1954, 1953, 1952?, 1944, 1943, 1939, 1928, 1883-1884, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776, 1375?.

Related posts :

Pncitraan Pariwisata, Melalui Peningkatan Kualitas Pengelolaan Nuansa Sore Perawatan Hutan Daerah Hulu Kisah Legetang, Desa Yang Musnah Kenapa Dieng Dingin ? Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Dieng Topi Khas Petani Indonesia Bersahabat Dengan Alam Dieng Milik Siapa ,Wonosobo atau Banjarnegara ? Karbon dioksida Sebagai Bahaya Vulkanik Potret Buram Negeri Di Awan Pariwisata Dan Prostitusi Beauty and the Beastnya Dieng Hari Bumi-Selamatkan Bumi Kahyangan Dieng !!! Potensi Wisata Belum Tergali Maksimal Paket RRG 2011 Potensi Yang Tersembunyi Bisnis Tak Kenal Krisis Kami Jamin Keamanan Anda Selama Berwisata Kendala Adalah Peluang

2 komentar for this post

Page 5: Sunday

1.

Dhana/ 戴安娜 September 12, 2010 7:53 AM

salam sahabatehm luamyan hampir pergantian tahun selang beberapa aja meletus yach..jadi pengin e dieng lagi hehhe

2.

Anonymous November 5, 2010 6:06 PM

Letusan Gunung Merapi tak Pengaruhi Aktivitas DiengDikutip dari : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/11/05/144861-letusan-gunung-merapi-tak-pengaruhi-aktivitas-dieng

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA--Aktivitas gunung berapi di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, tidak terpengaruh letusan Gunung Merapi. Dieng pun statusnya tetap aktif normal.

"Sejumlah gunung berapi memang mengalami peningkatan status menyusul terjadinya letusan Gunung Merapi. Namun hal itu tidak berpengaruh terhadap Gunung Dieng," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Tunut Pujianto, Jumat (5/11).

Kendati demikian, Tunut mengatakan, pemantauan terhadap Gunung Dieng tetap dilakukan meskipun kondisinya masih normal.Menurut dia, hal itu dilakukan lantaran Gunung Dieng merupakan gunung api aktif tipe A. "Kondisi Dataran Tinggi Dieng masih sangat aman bagi wisatawan. Hanya saja kami mengimbau wisatawan untuk berhati-hati terutama yang mengunjungi kawasan Kawah Sikidang," katanya.

Menurut Tunut, letupan-letupan kecil masih sering terjadi di Kawah Sikidang maupun kawah lainnya meskipun dalam kondisi normal.

Akan tetapi, kata dia, wisatawan tidak perlu takut untuk datang ke Dieng karena letupan yang merupakan fenomena alam tersebut menjadi daya tarik tersendiri di dataran tinggi ini. "Selain itu, hingga kini tidak ada peningkatan konsentrasi gas beracun di Kawah Sinila maupun kawah lainnya," jelasnya.

Page 6: Sunday

Red: Endro YuwantoSumber: antara

Leave a reply

Older Post Newer Post

:: SAMBUTAN SESEPUH ::

Page 7: Sunday

www.diengplateau.com Anda Punya Pertanyaan Lain Seputar Dieng Plateau?

Silahkan Kirim Email Ke : [email protected]

www.diengplateau.com

OBROLAN DIENG

hamidhamham RT @Metro_TV: Pelajar Wonosobo Galang Dana untuk Korban Gas Beracun Dieng http://t.co/4tVjw2g via @AddThis about 1 hour ago · reply · retweet · favorite

AryoFullback Cc: @wonosobo RT @Metro_TV: Pelajar Wonosobo Galang Dana untuk Korban Gas Beracun Dieng http://t.co/4tVjw2g via @AddThis about 1 hour ago · reply · retweet · favorite

kamilasyarin RT @Metro_TV: Pelajar Wonosobo Galang Dana untuk Korban Gas Beracun Dieng http://t.co/4tVjw2g via @AddThis about 1 hour ago · reply · retweet · favorite

Page 8: Sunday

irfahima aku pengen ke wonosobo, makan mie ongklok, tapi dieng masih bahaya -.- 45 minutes ago · reply · retweet · favorite

Join the conversation

MAIN MENU

Home About Dieng Plateau Fasilitas Umum & Homestay Wisata Sajian Kuliner Seni & Budaya Dokumentasi Cinderamata TOP Artikel Berita Pilihan Fakta & Realita LSM - Bhinneka Karya

Wisata Favorit ?

Home About me Hubungi Kami RSS Term Of Use Free Sub Domain Mengirim Berita Cara Kerja Periklanan Webmail Karir sitemap

Copyright 2010 Dieng Plateau Tourism - News And Articles About Tourism, Culture In Dieng Plateau

Page 9: Sunday

Office : Jl. Raya Dieng Km. 17 Kejajar Wonosobo, 56354 - Call : 0818-245579 / 0852-26699313

Designed By Lang Lang - Powered by Blogger.com.

SEMAKIN hari kita semakin bisa ikut merasakan beratnya penderitaan yang harus dihadapi masyarakat akibat letusan Gunung Merapi. Bagi mereka yang meninggal dunia, cobaan itu memang sudah berakhir. Namun bagi mereka yang terluka karena sengatan awan panas ataupun  mereka yang harus mengungsi dari wilayah bahaya bencana, penderitaan itu harus terus dihadapi.

Sepuluh hari lewat sudah sejak pertama kali Gunung Merapi meletus. Kini jumlah warga yang harus mengungsi dari rumahnya sudah hampir mencapai 200.000 jiwa. Mereka untuk sementara harus tinggal di tempat yang sangat terbatas fasilitasnya.

Angka 200.000 jiwa jelas bukan angka yang kecil. Kalau saja setiap orang sekali makan membutuhkan 50 gram beras, maka satu hari dibutuhkan sekitar 30 ton beras untuk makannya para pengungsi. Belum kita bicara soal lauk pauknya.

Selain pangan, para pengungsi membutuhkan pakaian untuk berganti. Mereka butuh selimut ketika malam menjelang agar tidak kedinginan. Mereka membutuhkan juga kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ini semua menuntut penanganan yang tidak ringan. Bahkan tidak salah apabila kita katakan membutuhkan kerja besar. Membutuhkan sebuah organisasi yang profesional, karena yang harus ditangani adalah manusia yang hidup.

Kita tidak bisa tahu akan berapa lama musibah ini akan berlangsung. Ketika kita berada dalam sebuah penderitaan yang sangat berat, sepuluh hari rasanya sudah begitu lama. Energi yang harus tersita untuk penanganan bencana ini sungguh luar biasa besarnya.

Tantangan yang harus dihadapi tidak hanya sekadar letusan lanjutan yang masih akan terjadi. Debu vulkanik yang dilepaskan dari perut Gunung Merapi sepertinya juga tidak berhenti. Belum lagi lahar panas yang terus dikeluarkan dan itu membentuk sedimentasi yang sangat besar volumenya.

Ancaman lebih lanjut yang harus diantisipasi adalah ketika hujan kelak datang. Sedimentasi yang tertimbun di atas gunung akan terbawa turun ke bawah dan ini akan menjadi kekuatan yang juga bisa mengancam jiwa masyarakat banyak.

Letusan Gunung Merapi yang terus terjadi tidak hanya mengancam kehidupan mereka yang tinggal di sekitar kaki gunung. Dampak dari bencana mulai dirasakan oleh masyarakat yang lebih luas. Kegiatan ekonomi di Yogyakarta misalnya, menurun tajam akibat kondisi alam yang sangat tidak bersahabat.

Sekarang ini orang pasti akan menghindar untuk datang ke kota-kota di sekitar Gunung Merapi. Kalau tidak ada hal yang terlalu penting, pasti orang akan menunda

Page 10: Sunday

kunjungannya ke kota-kota itu. Akibatnya, hotel-hotel untuk sementara waktu pasti akan sepi oleh tamu. Para pedagang makanan otomatis akan juga tidak banyak kedatangan pelanggannya. Demikian pula para pedagang cindera mata untuk sementara sepi pengunjung.

Debu vulkanik yang dilepaskan ke udara, dilaporkan sudah menyebar jauh keluar Yogyakarta. Bahkan dilaporkan debu terbawa angin sampai jauh ke Bogor. Ini tentunya bisa mengancam keselamatan penerbangan, karena debu-debu itu bisa merusak mesin pesawat terbang.

Pengalaman ketika Gunung Galunggung melepaskan debu vulkanik yang begitu besar, sempat membuat pesawat British Airways mendarat darurat di Jakarta karena kerusakan mesin akibat kemasukan abu Gunung Galunggung. Karena itu ketika terjadi letusan Gunung Merapi di Eslandia, seluruh penerbangan dari dan menuju Eropa dihentikan untuk beberapa lama.

Hari Sabtu ini kita mendengar kabar bahwa penerbangan dari Singapura dan Hongkong menuju Jakarta untuk sementara dihentikan. Maskapai penerbangan seperti Singapore Airlines dan Cathay Pacific tidak mau mengambil risiko akan terjadinya bahaya yang fatal.

Semua persoalan ini sengaja kita angkat untuk mengajak kita tidak menganggap enteng persoalan yang sedang dihadapi. Letusan Gunung Merapi dan juga bencana tsunami di Kepulauan Mentawai merupakan musibah yang harus dihadapi dengan penuh keseriusan dan sungguh-sungguh ditangani.

Kita masih tidak habis mengerti apabila pemerintah masih menganggap bencana Gunung Merapi sebagai bencana daerah. Ketika dampaknya sudah jauh ke mana-mana, pemerintah masih menganggap bencana ini sebagai bencana berskala lokal.

Semoga penetapan Ketua Badan Penanggulangan Bencana Nasional Syamsul Maarif sebagai koordinator penanganan bencana membuat kualitas penanganannya menjadi kualitas nasional. Kaca mata yang harus dipergunakan jangan hanya kaca mata yang miopik, sekadar melihat mereka yang terkena dampak langsung letusan, tetapi juga mereka yang kini mulai merasakan dampak tidak langsung dari letusan Gunung Merapi itu.

DAMPAK KESEHATAN AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI 5 (lima) dampak kesehatan akibat letusan gunung Merapi yaitu pertama luka bakar dengan berbagai derajat keparahannya. Kedua, cedera dan penyakit langsung akibat batu, kerikil, larva dan lain-lain. Ketiga, dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau Particulate Matter). Ke empat, perburukan penyakit yang sudah lama diderita pasien/pengungsi, dan kelima, kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh

Page 11: Sunday

karena panik, serta makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.

Demikian laporan yang disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, hari ini (Jum’at), 5 November 2010.

Sehubungan dengan hal itu, Prof. Tjandra menganjurkan 5 hal yang harus dipatuhi masyarakat:1.    Patuhi secara penuh batas lokasi aman yg sudah ditetapkan (hari ini 20 km),2.    Masyarakat yang berada diluar batas lokasi aman ( > 20 km ), maka sedapat mungkin menghindarkan diri dari menghisap debu/abu berlebihan. Misalnya membatasi aktifitas fisik yg tidak perlu (tidak berolahraga/jogging bila debu pekat), dan menggunakan masker.3.    Apabila sakit, maka segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat4.    Bila sudah ada riwayat penyakit kronik, maka segera menghubungi dokter yang biasa menangani atau setidaknya mempersiapkan obat-obatan rutin yg biasa dikonsumsi5.    Jaga daya tahan tubuh, makan makanan bergizi dan bersih, cukup istirahat, serta hati-hati dengan kecelakaan lalu lintas (KLL).

Sementara itu berdasarkan informasi yang diperoleh Pusat Penanggulangan Krisis sampai dengan 5 November 2010 Pk. 11.45 WIB, jumlah korban meninggal mencapai 102 orang, dan korban rawat inap 258 orang. Yang masuk RS hari ini (5/11) sebanyak 151 orang, yaitu RSUP Sardjito 78 orang, RS Bethesda 6 orang, RS Suradji Tirtonegoro 35 orang, RSUD Sleman 7 orang, dan RS Panti Rapih 25 orang.

Sedangkan seluruh pasien yang dirawat di RS Gracia sudah dievakuasi ke RSUP Dr Sardjito. Saat ini RS yang diperbantukan, diantaranya RSUD Sleman, RSUD Suradji Klaten, RS Muntilan Magelang, RSU TNI Dr Soedjono Magelang, RS Jiwa Magelang, RSUD Moewardi, RS Ortopedi Soeharso, RS Bethesda, RS Panti Rapih, RS PKU Muhamadiyah, dan RSUP Dr Kariadi.

Sebagai cadangan dipersiapan juga bantuan Sumber Daya Manusia dari RSUP Ciptomangunkusumo, RSUP Persahabatan, RSUP Fatmawati, dan RSUP dr Wahidin Makassar (spesifikasi SDM: spesialis bedah dan dokter bedah plastik, anastesi, dokter umum dan perawat)http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1293-dampak-kesehatan-akibat-letusan-gunung-merapi.html

http://sahrul1987.wordpress.com/2008/11/06/potensi-bencana-dan-penanggulangan-akibat-letusan-gunung-merapi-di-kabupaten-sleman/

http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi

Page 12: Sunday

Gunung MerapiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaUntuk nama gunung di Sumatera Barat dengan nama yang mirip, lihat Gunung Marapi.

Merapi

Ketinggian 2.968 m (9.737 kaki)

Daftar Ribu, Gunung api Tipe A

Lokasi

Lokasi Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah), Sleman (DI Yogyakarta)

Koordinat 7°32'30" LS 110°26'30" BT

Geologi

Jenis stratovolcano

Letusan terakhir 2010

Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.

Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.[rujukan?] Kota Magelang dan Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).[1]

Page 13: Sunday

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Geologi o 1.1 Erupsi 2006 o 1.2 Erupsi 2010

2 Vegetasi 3 Rute pendakian 4 Lihat pula 5 Galeri 6 Rujukan 7 Pranala luar

[sunting] Geologi

Litografi sisi selatan Gunung Merapi pada tahun 1836, dimuat pada buku tulisan Junghuhn.

Gunung Merapi adalah gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran. Gunung ini terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi vegetasi karena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi barat daya puncak Gunung Batulawang yang lebih tua.[2]

Proses pembentukan Gunung Merapi telah dipelajari dan dipublikasi sejak 1989 dan seterusnya.[3] Berthomier, seorang sarjana Prancis, membagi perkembangan Merapi dalam empat tahap.[4] Tahap pertama adalah Pra-Merapi (sampai 400.000 tahun yang lalu), yaitu Gunung Bibi yang bagiannya masih dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Tahap Merapi Tua terjadi ketika Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut (60.000 - 8000 tahun lalu). Sisa-sisa tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik. Selanjutnya adalah Merapi Pertengahan (8000 - 2000 tahun lalu), ditandai dengan terbentuknya puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur dan Batulawang, yang tersusun dari lava andesit.

Page 14: Sunday

Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, breksiasi lava, dan awan panas. Aktivitas Merapi telah bersifat letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Kawah Pasarbubar (atau Pasarbubrah) diperkirakan terbentuk pada masa ini. Puncak Merapi yang sekarang, Puncak Anyar, baru mulai terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui terjadi beberapa kali letusan eksplosif dengan VEI 4 berdasarkan pengamatan lapisan tefra.

Karakteristik letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncak kawah disertai dengan keruntuhan kubah lava secara periodik dan pembentukan awan panas (nuée ardente) yang dapat meluncur di lereng gunung atau vertikal ke atas. Letusan tipe Merapi ini secara umum tidak mengeluarkan suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969.[2]

Pakar geologi pada tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi material seperti lumpur yang secara "signifikan menghambat gelombang getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah magma.[5] Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk akibat menghunjamnya Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia [6] .

Puncak Merapi pada tahun 1930.

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar tercatat di tahun 1006 (dugaan), 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik.[rujukan?] Ahli geologi Belanda, van Bemmelen, berteori bahwa letusan tersebut menyebabkan pusat Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus berpindah ke Jawa Timur. Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi modern dengan skala VEI mencapai 3 sampai 4. Letusan terbaru, 2010, diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan tahun 1930, yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400 orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.[rujukan?]

Page 15: Sunday

Letusan bulan November 1994 menyebabkan luncuran awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban 60 jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus. Pada tahun 2006 Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi dan sempat menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena terjangan awan panas. Rangkaian letusan pada bulan Oktober dan November 2010 dievaluasi sebagai yang terbesar sejak letusan 1872[7] dan memakan korban nyawa 273 orang (per 17 November 2010)[8], meskipun telah diberlakukan pengamatan yang intensif dan persiapan manajemen pengungsian. Letusan 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan "tipe Merapi" karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 20-30 km.

Gunung ini dimonitor non-stop oleh Pusat Pengamatan Gunung Merapi di Kota Yogyakarta, dibantu dengan berbagai instrumen geofisika telemetri di sekitar puncak gunung serta sejumlah pos pengamatan visual dan pencatat kegempaan di Ngepos (Srumbung), Babadan, dan Kaliurang.

[sunting] Erupsi 2006

Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sudah mempersiapkan upaya-upaya evakuasi. Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-tempat yang telah disediakan.

Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas. Kepala BPPTK Daerah Istimewa Yogyakarta, Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.

1 Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini. [9]

8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09:03 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Hari ini tercatat dua letusan Merapi, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09:40 WIB. Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah Kabupaten Sleman. [10]

[sunting] Erupsi 2010

Page 16: Sunday

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Letusan Gunung Merapi 2010

Peningkatan status dari "normal aktif" menjadi "waspada" pada tanggal 20 September 2010 direkomendasi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. Setelah sekitar satu bulan, pada tanggal 21 Oktober status berubah menjadi "siaga" sejak pukul 18.00 WIB. Pada tingkat ini kegiatan pengungsian sudah harus dipersiapkan. Karena aktivitas yang semakin meningkat, ditunjukkan dengan tingginya frekuensi gempa multifase dan gempa vulkanik, sejak pukul 06.00 WIB tangggal 25 Oktober BPPTK Yogyakarta merekomendasi peningkatan status Gunung Merapi menjadi "awas" dan semua penghuni wilayah dalam radius 10 km dari puncak harus dievakuasi dan diungsikan ke wilayah aman.

Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km dan disertai keluarnya awan panas yang menerjang Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman.[11] dan menelan korban 43 orang, ditambah seorang bayi dari Magelang yang tewas karena gangguan pernafasan.

Sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur. Mulai 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.[12] Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak pada tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai lubang kawah.

Namun demikian, berbeda dari karakter Merapi biasanya, bukannya terjadi pembentukan kubah lava baru, malah yang terjadi adalah peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas sejak 3 November. Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari Kamis, 4 November 2010, menghasilkan kolom awan setinggi 4 km dan semburan awan panas ke berbagai arah di kaki Merapi. Selanjutnya, sejak sekitar pukul tiga siang hari terjadi letusan yang tidak henti-hentinya hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5 November 2010. Menjelang tengah malam, radius bahaya untuk semua tempat diperbesar menjadi 20 km dari puncak. Rangkaian letusan ini serta suara gemuruh terdengar hingga Kota Yogyakarta (jarak sekitar 27 km dari puncak), Kota Magelang, dan pusat Kabupaten Wonosobo (jarak 50 km). Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap. Pada siang harinya, debu vulkanik diketahui telah mencapai Tasikmalaya, Bandung,[13] dan Bogor.[14]

Bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin juga mengancam kawasan lebih rendah setelah pada tanggal 4 November terjadi hujan deras di sekitar puncak Merapi. Pada tanggal 5 November Kali Code di kawasan Kota Yogyakarta dinyatakan berstatus "awas" (red alert). [15][rujukan?]

Letusan kuat 5 November diikuti oleh aktivitas tinggi selama sekitar seminggu, sebelum kemudian terjadi sedikit penurunan aktivitas, namun status keamanan tetap "Awas". Pada tanggal 15 November 2010 batas radius bahaya untuk Kabupaten Magelang dikurangi

Page 17: Sunday

menjadi 15 km dan untuk dua kabupaten Jawa Tengah lainnya menjadi 10 km. Hanya bagi Kab. Sleman yang masih tetap diberlakukan radius bahaya 20 km.[16]

[sunting] Vegetasi

Gunung Merapi di bagian puncak tidak pernah ditumbuhi vegetasi karena aktivitas yang tinggi. Jenis tumbuhan di bagian teratas bertipe alpina khas pegunungan Jawa, seperti Rhododendron dan edeweis jawa. Agak ke bawah terdapat hutan bambu dan tetumbuhan pegunungan tropika.

Lereng Merapi, khususnya di bawah 1.000 m, merupakan tempat asal dua kultivar salak unggul nasional, yaitu salak 'Pondoh' dan 'Nglumut'.

[sunting] Rute pendakian

Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang populer. karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari Sèlo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Tlogolele. Desa ini terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu sekitar lima jam hingga ke puncak.

Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak. Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah

+ dapat menyuburkan tanah dari yang terkena larva gunung merapi itu- merusak pemukiman warga yang terkena larva+1. klo ud gak aktif, bisa jadi objek wisata+2. so pasti, tanah subur+3. orang-2 BMG ada kerjaan kalau gunung tsb mulai beraktivitas ( kalau nggak, mau makan gaji dari mana ? sisa tanah vulkanik ?? )+4. bikin jantung sehat, kan deg-2an kalo udah ada gejala gunung meletus+5. lu cari sendiri, gue udah habis ide untuk ngocol

-1. orang-2 PMI dan badan penanggulangan bencana tidak bisa week-end dengan famili / pacar-2. asap & debu, jadi sering cuci mobil & motor-3. banyak "ninja" berkeliaran, pake penutup mulut-4. KGB ( kantong gue bokek ) harus nyumbang donasi ke korban-5. kalau rumah gue didekat gunung tsbPositif:- Menambah kesuburan kawasan disekitar merapi.- Banyak ditumbuhi pepohonan.

Page 18: Sunday

- Kawah merapi dapat dijadikan sebagai objek wisata.- Hasil erupsi (pasir) dapat dijadikan mata pencaharian sepertipenambangan pasir dan karya seni dari endapan lava yang telah dingin.- Membentuk barang2 tambang

Negatif:- Aliran lava. - Letusan gunung berapi. - Aliran lumpur. - Abu. - Kebakaran hutan. - Gas beracun. - Gelombang tsunami. - Gempa bumi.

Dampak positif :- Tanah di sekitar gunung berapi menjadi subur- Banyak ditumbuhi pepohonan- Kawah merapi dapat dijadikan objek wisata- Hasil erupsi (pasir) dapat dijadikan mata pencaharian seperti penambangan pasir dan karya seni dari endapan lava yang telah dingin- Adanya sumber air panas yg sangat bermanfaat bagi manusia terutama bagi kesehatan>>>Dampak Negatif :- Terjadi awan panas letusan- Terjadi lemparan dan abu letusan- Terjadi lahar - Menimbulkan kerusakan rumah atau tempat tinggal- Kemungkinan terjadi kekurangan pangan.+salah satu kekayaan alam yg ada di indonesia.-merugikan pemukiman yang dekat kawasan gunung berapi,.

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090127044633AAECv4i

ITB Bangun Pusat Penelitian Gempa

IpTek | January 11, 2011 at 21:10

Jakarta (ANTARA News) – Institut Teknologi Bandung akan membangun pusat penelitian gempa dan vulkanologi untuk memajukan penerapan teknologi terkait dua fenomena alam tersebut.

Page 19: Sunday

“Program ini adalah pusat penelitian. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah negara yang banyak dilanda gempa,” kata Rektor ITB Akhmaloka setelah bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Akhmaloka menyatakan, pusat penelitian itu akan fokus pada pengembangan teknologi untuk mendeteksi dan mencegah dampak buruk gempa dan aktivitas gunung berapi.

Menurut dia, ITB fokus pada pengembangan teknologi karena sektor itu relatif tidak berkembang secara maksimal. Selama ini banyak pihak hanya fokus pada pelayanan sosial terkait dampak gempa dan aktivitas gunung berapi.

ITB juga akan membuka program pascasarjana yang khusus mempelajari fenomena gempa dan kegunungapian. Pendirian pusat penelitian dan program studi itu akan dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga, antara lain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Selain itu, ITB juga akan bekerjasama dengan sejumlah lembaga dan universitas dari berbagai negara, antara lain Jepang dan Australia.

Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menyatakan, Presiden Yudhoyono menyambut baik rencana ITB untuk mengembangkan pusat penelitian dan program studi tentang gempa dan vulanologi.

Presiden berharap, upaya ITB itu diikuti oleh lembaga pendidikan lain yang memiliki fakultas teknik.(*)(T.F008/B/F002/R009)

http://arsipberita.com/show/itb-bangun-pusat-penelitian-gempa-135050.html

http://www.kedaiobat.co.cc/2010/11/6-dampak-bahaya-letusan-merapi-2010.html

6 Dampak Erupsi Merapi Bagi Kesehatan - Sampai hari Sabtu pagi ini (6/11), Gunung Merapi Yogyakarta masih

Page 20: Sunday

meletus dan menyeburkan awan panas. Walau tidak sebesar letusan pada hari Jumat dini hari, namun Letusan Merapi kali ini mengandung Abu Vulkanik yang tersembur hingga radius puluhan kilometer dari Gunung Merapi. Hujan Debu pun sudah "menempuh rute" yang jauh hingga kota Bandung dan Ciawi (Jawa Barat).

Gunung Merapi yang dianggap sebagai "Gunung Panglima" dari Gunung-Gunung Berapi Indonesia yang lain ini, menimbulkan beberapa Dampak Buruk Bagi Kesehatan, khususnya penduduk yang berada dekat Letusan Gunung maupun di tempat pengungsian.

Menurut keterangan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE pada hari Jumat (5/11), setidaknya ada beberapa Akibat Buruk Letusan Merapi Di Tahun 2010 ini bagi penduduk dan masyarakat sekitar Merapi.

Beliau menyatakan bahwa Dampak Langsung Letusan Merapi bagi masyarakat hasil yang didasarkan reportase Beliau dan Tim di lapangan antara lain :

1. Luka bakar yang diderita pasien. Pasien yang terkena letusan erupsi merapi, banyak yang mengeluhkan sakitnya akibat luka bakar. Luka bakar yang diderita banyak tipe-nya, sesuai dengan derajat parahnya luka bakarnya.

2. Cedera dan penyakit langsung akibat batu, kerikil, larva dan lain-lain. Luka atau Lesi sangat terjadi. Topikal sangatlah berperan untuk kasus ini.

3. Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau Particulate Matter).

4. Memperburukan penyakit yang sudah lama diderita pasien/pengungsi. Penyakit kronis alias menahun yang diderita akan meningkat seiring adanya semburan eru[si merapi ini.

5. Kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.

6. Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya. Bahaya ini jauh lebih penting ketimbang 5 Dampak Bahaya Letusan Merapi ini.

Demikian reportase dampak bahaya letusan Gunung Berapi langsung dari Letusan Gunung Merapi, Yogyakarta. Semoga kita bisa berbagi dengan saudara-saudara kita disana, dengan mengirimkan bantuan baik, materiil maupun spiritual berupa doa.

http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/06/01/ancaman-gas-beracun-dibalik-keindahan-gunung-dieng/

Page 21: Sunday

Kompleks Gunung Berapi Dieng terletak di dataran tinggi Jawa Tengah. Selama beberapa abad, aktivitas gunung berapi di Dieng didominasi oleh letusan freatik dan aktivitas panas bumi (fumarol, solfataras, kolam lumpur, sumber air panas). Gunung Dieng terkenal karena pelepasan gas beracun CO (karbon monosida) dan CO2. Gas ini tidak tampak dan tidak berbau yang kadang-kadang menyebabkan kematian bagi penduduk. Emisi karbon dioksida dapat merusak vegetasi sekitarnya dan masyarakat setempat mengetahui “lembah kematian”.

Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas (“embun racun”) karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata Bahasa Kawi: “di” yang berarti “tempat” atau “gunung” dan “Hyang” yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam[rujukan?]. Teori lain menyatakan, nama Dieng berasal dari bahasa Sunda (“di hyang”) karena diperkirakan pada masa pra-Medang (sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.

Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng (“Dieng Wetan”), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.

Dieng termasuk gunung purba. Hal ini terlihat dari bekas kaldera yang cukup besar disertai parasit gunung api berupa kawah-kawah. Tidak ada catatan tahun berapa gunung besar yang saat ini menjadi Gunung Dieng itu. Biasanya, aktifitas Dieng berupa erupsi freatik, lontaran gas, dan lontaran lumpur panas.

Karakter Dieng memang khas dan berbeda dibanding dengan 129 gunung api lainnya di Indonesia. Kawah Dieng selama ini jika meletus biasanya mengeluarkan gas beracun seperti CO2, CO, dan H2S. Gas mempunyai sifat seperti air, yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Gas juga akan keluar saat suasana mendung dan kabut tebal. Gas hanya bisa diuraikan oleh sinar matahari. Aliran gas akan mengikuti daerah aliran lembah kali putih. Gas yang keluar mempunyai berat jenis lebih besar dibandingkan udara sekitar. Gas akan mengalir dibawah satu meter. Gas karbondioksida tidak berbau dan tidak terlihat. Gas akan langsung menyerang jantung dan mengalir di pembuluh darah dalam hitungan detik.

Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia

Page 22: Sunday

adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor dan banjir.

Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan. Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik (“suka panas”) yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.

Kawah-kawah

Kawah aktif di Dieng merupakan kepundan bagi aktivitas vulkanik di bawah dataran tinggi. Pemantauan aktivitas dilakukan oleh PVMBG melalui Pos Pengamatan Dieng di Kecamatan Karangtengah.

Berikut adalah kawah-kawah aktif yang dipantau:

Kawah Sibanteng Sibanteng terletak di Desa Dieng Kulon. Kawah ini pernah meletus freatik pada bulan Januari 2009 (15/1)[1], menyebabkan kawasan wisata Dieng harus ditutup beberapa hari untuk mengantisipasi terjadinya bencana keracunan gas. Letusan lumpurnya terdengar hingga 2km, merusak hutan milik Perhutani di sekitarnya, dan menyebabkan longsor yang membendung Kali Putih, anak Sungai Serayu. Kawah Sibanteng pernah pula meletus pada bulan Juli 2003.

Kawah Sikidang  Sikidang adalah kawah di DTD yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Dari karakter inilah namanya berasal karena penduduk setempat melihatnya berpindah-pindah seperti kijang (kidang dalam bahasa Jawa).

Kawah Sileri  Sileri adalah kawah yang paling aktif dan pernah meletus beberapa kali (berdasarkan catatan : tahun 1944, 1964, 1984, Juli 2003, dan September 2009). Pada aktivitas freatik terakhir (26 September 2009) muncul tiga celah kawah baru disertai dengan pancaran material setinggi 200 meter.[2]

Kawah Sinila  Sinila terletak di Desa Dieng Wetan. Kawah Sinila pernah meletus pada pagi hari tahun 1979,[3] tepatnya 20 Februari 1979. Gempa yang ditimbulkan membuat warga berlarian ke luar rumah, namun mereka terperangkap gas racun yang keluar dari Kawah Timbang akibat terpicu letusan Sinila.[4] Sejumlah warga (149 jiwa) dan ternak tewas keracunan gas karbondioksida yang terlepas dan menyebar ke wilayah pemukiman.

Kawah Timbang Timbang adalah kawah yang terletak di dekat Sinila dan beraktivitas sedang. Meskipun kurang aktif, kawah ini merupakan sumber gas CO2 berkonsentrasi tinggi yang memakan ratusan korban pada tahun 1979. Kawah ini terakhir tercatat mengalami kenaikan aktivitas pada bulan Mei 2011 dengan menyemburkan asap putih setinggi 20 meter, mengeluarkan CO2 dalam konsentrasi melebihi ambang aman (1.000 ppm, konsentrasi normal di udara

Page 23: Sunday

mendekati 400 ppm) dan memunculkan gempa vulkanik. Pada tanggal 31 Mei 2011 pagi, kawah ini kembali melepaskan gas CO2 hingga mencapai 1% v/v (100.000 ppm) disertai dengan gempa tremor. Akibatnya semua aktivitas dalam radius 1 km dilarang dan warga Dusun Simbar dan Dusun Serang diungsikan

Obyek wisata

Beberapa peninggalan budaya dan alam telah dijadikan sebagai obyek wisata dan dikelola bersama oleh dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Berikut beberapa obyek wisata di Dieng.

Telaga: Telaga Warna, sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung, Telaga Pengilon, Telaga Merdada.

Kawah: Sikidang, Sileri, Sinila (meletus dan mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979 dengan korban 149 jiwa), Kawah Candradimuka.

Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati.

Gua: Gua Semar, Gua Jaran, Gua Sumur. Terletak di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, sering digunakan sebagai tempat olah spiritual.

Sumur Jalatunda. Dieng Volcanic Theater, teater untuk melihat film tentang kegunungapian di

Dieng. Museum Dieng Kailasa, menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang

alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi dari Dieng. Memiliki teater untuk melihat film (saat ini tentang arkeologi Dieng), panggung terbuka di atas atap museum, serta restoran.

Mata air Sungai Serayu, sering disebut dengan Tuk Bima Lukar (Tuk = mata air)

Kawasan Dieng merupakan penghasil sayuran dataran tinggi untuk wilayah Jawa Tengah. Kentang adalah komoditi utama. Selain itu, wortel, kubis, dan berbagai bawang-bawangan dihasilkan dari kawasan ini. Selain sayuran, Dieng juga merupakan sentra penghasil pepaya gunung (carica) dan jamur. Namun demikian, akibat aktivitas pertanian yang pesat kawasan hutan di puncak-puncak pegunungan hampir habis dikonversi menjadi lahan pertanaman sayur.

Kawasan Dieng masih aktif secara geologi dan banyak memiliki sumber-sumber energi hidrotermal. Ada tiga lapangan hidrotermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri, dan Sikidang. Di ketiganya terdapat fumarola (kawah uap) aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya, di Bitingan, Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25°C (Jojogan) sampai 58°C (Siglagah). Kawasan Sikidang telah mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi hidrotermal.

Kisah Meletusnya Gunung Dieng

Page 24: Sunday

Erupsi juga terjadi pada 1943, 1939, 1928, 1883-84, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776, dan 1375.

Tahun 1939, erupsi freatik terjadi. Retakan membentuk lereng dan menghasilkan pancaran lumpur.

Pada 1944, Gunung Dieng kembali meletus. Hujan abu dan lumpur terjadi di Desa Kepakisan, Sekalem, Sidolok, Pagerkandang, Djawera, dan Kepakisan-lor hingga gelap pekat. Setidaknya 59 orang tewas, 38 orang luka (sebagian luka bakar), dan 55 orang menghilang.

Pada tahun 1964 dan 1984 kawah Sileri pernah dua mengeluarkan letusan kegunungapian, yakni Bahkan, diperkirakan aktivitas Kawah Sileri merupakan aktivitas siklus 20 tahunan yang kemungkinan masih akan terus berlanjut.

Yang paling mematikan adalah letusan 1979. Kawah Sinila karena sempat menimbulkan kejadian luar biasa pada 20 Februari 1979 karena mengeluarkan gas beracun melalui retakan-retakan tanah sehingga menewaskan 149 warga sekitar yang menghirupnya. Pada tahun ini, emisi karbon dioksida yang menyertai letusan freatik (letusan yang disebabkan pemanasan air di bawah tanah)

Kawah Sileri juga pernah menyemburkan lumpur dan uap panas yang berlangsung selama empat hari, 21-24 Juli 2003, sehingga merusak tanaman perdu dan kentang. Saat beraktivitas untuk pertama kalinya yang berlangsung sekitar 25 menit, Senin, 21 Juli 2003, sekitar pukul 15.10 WIB, Kawah Sileri menyemburkan lumpur dan uap panas dengan ketinggian sekitar 60 meter. Semburan-semburan selanjutnya hanya berupa gerakan-gerakan air kawah yang mirip air.

Pada Januari 2009, erupsi terjadi. Status Gunung Dieng dinaikan dari tingkat I ke siaga II setelah dua letusan freatik terjadi.

Pada Maret 1992, emisi gas beracun yang keluar dari Kawah Sikidang membunuh satu orang.

sumber : wikipedia dan berbagai sumber lainnya

Ancaman Gas Beracun Dibalik Keindahan Gunung Dieng

BNPB: Bencana Dieng Lebih Mematikan dari Merapi – OkezoneMay 30, 2011By kelola

BNPB: Bencana Dieng Lebih Mematikan dari Merapi – Okezone

Page 25: Sunday

Okezone

BNPB: Bencana Dieng Lebih Mematikan dari MerapiOkezoneLembaga ini bahkan mengklaim, bencana Dieng bisa lebih mematikan dari bencana letusan Merapi. "Dampak dari gas tersebut sangat mematikan dan itu sudah terbukti pada tahun 1974 di Kawah Sinila,” kata Kepala BNPB Syamsul Maarif, di Jakarta, …Kawah Timbang Dieng Keluarkan Gas Beracun, Warga DiungsikanDetikcomNASA: Foto Satelit Gunung DiengVivanewsDieng Waspada, Aktivitas Masih NormalKOMPAS.com

http://merapi.peduli.org/2011/05/bnpb-bencana-dieng-lebih-mematikan-dari-merapi-okezone/

Terjadinya Pencemaran Udara dan PenanggulangannyaDitulis oleh Achmad Lutfi pada 12-03-2009

Terjadinya pencemaran udara

Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam  atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:

Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi manusia.

Page 26: Sunday

Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.

Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.

Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Pencemaran Udara Yang Terjadi Di Indonesia

Indonesia merupakan negara di dunia yang paling banyak memiliki gunung berapi (sekitar 137 buah dan 30% masih dinyatakan aktif). Oleh sebab itu Indonesia mudah mengalami pencemaran secara alami. Selain itu adanya kebakaran hutan akibat musim kemarau panjang ataupun pembakaran hutan yang disengaja untuk memenuhi kebutuhan seperti terjadi di Kalimantan dan di Sumatera dalam tahun 1997 dan tahun 1998 menyebabkan terjadinya pencemaran yang cukup menghawatirkan, karena asap tebal hasil kebakaran tersebut menyeberang ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Asap tebal dari hasil kebakaran hutan ini sangat merugikan, baik dalam segi ekonomi, transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan. Akibat asap tebal tersebut menyebabkan terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan terjadi tabrakan. Selain itu asap itu merugikan kesehatan yaitu menyebabkan sakit mata, radang tenggorokan, radang paru-paru dan sakit kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah berupa asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan limbah asap dari industri.

Cara penanggulangannya

Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.

Dampak negatif dan dampak positif

Di atas telah Anda pelajari bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang kehilangan tempat berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas oksida belerang (SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila terhisap masuk ke dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan

Page 27: Sunday

terjadinya keracunan darah dan masih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran udara.

Pencemaran udara selain memberikan dampak negatif, juga dapat memberikan dampak positif antara lain, lahar dan partikulat-partikulat yang disemburkan gunung berapi yang meletus, bila sudah dingin menyebabkan tanah menjadi subur, pasir dan batuan yang dikeluarkan gunung berapi yang meletus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Gas karbon monoksida bila bereaksi dengan oksigen di udara menghasilkan gas karbon dioksida bisa dimanfaatkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat yang sangat berguna bagi makhluk hidup.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-udara/terjadinya-pencemaran-udara-dan-penanggulangannya/

Ratusan warga Dusun I, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terancam kelaparan akibat bencana gas beracun Kawah Timbang, Gunung Dieng.

Informasi yang dihimpun di Batur, Banjarnegara, Sabtu kemarin, sebagian besar warga Dusun I yang berpenduduk 274 keluarga atau 1.048 jiwa ini bekerja sebagai buruh tani pada ladang kentang yang berada di dalam radius bahaya gas beracun Kawah Timbang meskipun tempat tinggal mereka berada pada daerah aman sehingga tidak dievakuasi.

Oleh karena itu, dalam satu pekan terakhir sebagian besar warga tidak mendapatkan penghasilan untuk keluarga karena dilarang mendekat ke ladang tempat mereka bekerja.

"Kami bekerja sebagai buruh tani, sudah satu minggu ini kami tidak memiliki penghasilan sehingga cari utangan ke sana-sini untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Itu kalau ada yang kasih utangan, tapi kalau tidak ada, bagaimana nasib keluarga," kata seorang warga, Buhamin (38).

Menurut dia, pendapatan seorang buruh tani sebesar Rp15 ribu per hari yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Warga lainnya, Sarkam (50) mengatakan, pemerintah seharusnya memberi kompensasi atas situasi yang mengakibatkan masyarakat tidak dapat bekerja.

"Minimal untuk biaya hidup selama tidak bekerja," katanya.

Selain itu, dia juga menyayangkan pemberitaan terkait Kawah Timbang yang sering kali membuat panik warga.

Secara terpisah, Camat Batur Sarkono mengatakan, pihaknya masih mendata jumlah warga khususnya para buruh tani yang terkena imbas bencana gas beracun Kawah Timbang.(ty/an)

http://www.berita8.com/read/2011/06/05/2/43246/1.048-Jiwa-Terancam-Kelaparan-Akibat-Gas-Beracun-Gunung-Dieng