Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan...

15
PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI KEGIATAN PEKARANGAN PANGAN LESTARI (oleh: Ir. David Eban Ginting, M.Si/ Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan) A. Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan hak azasi manusia dimana pemenuhan kebutuhannya bagi setiap individu dijamin oleh Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan. Tidak hanya sekedar memenuhi pangan tetapi bagaimana kualitas pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk meningkatkan kualitas gizi juga menjadi perhatian dalam undang-undang pangan tersebut. Dalam pasal 60 telah diamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal untuk mewujudkan hidup sehat, aktif dan produktif. Tindak lanjut dari Undang- undang Pangan tersebut telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomo 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi dimana dalam Pasal 26 disebutkan bahwa upaya penganekaragaman pangan salah satunya dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara kembali akan melaksanakan kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), dalam rangka mempercepat diversifikasi pangan dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Dengan adanya anjuran pemanfaatan pekarangan sangatlah tepat untuk memenuhi pangan dan gizi keluarga, mengingat selama ini pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal pekarangan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber pangan, dalam memperbaiki gizi keluarga sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga. Manfaatnya sangat besar, terutama bagi masyarakat golongan ekonomi lemah. Untuk itu Pemerintah telah menganjurkan agar memanfaatkan setiap jengkal tanah termasuk lahan tidur, galengan maupun tanah kosong yang tidak

Transcript of Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan...

Page 1: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI KEGIATAN PEKARANGAN PANGAN LESTARI

(oleh: Ir. David Eban Ginting, M.Si/ Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan)

A. Latar Belakang

Pangan adalah kebutuhan hak azasi manusia dimana pemenuhan kebutuhannya bagi

setiap individu dijamin oleh Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan. Tidak hanya sekedar memenuhi pangan tetapi bagaimana kualitas pangan yang dikonsumsi oleh

masyarakat untuk meningkatkan kualitas gizi juga menjadi perhatian dalam undang-undang pangan tersebut. Dalam pasal 60 telah diamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah

daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal untuk mewujudkan

hidup sehat, aktif dan produktif. Tindak lanjut dari Undang-undang Pangan tersebut telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomo 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi

dimana dalam Pasal 26 disebutkan bahwa upaya penganekaragaman pangan salah satunya dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan.

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara kembali akan melaksanakan kegiatan Pekarangan

Pangan Lestari (P2L), dalam rangka mempercepat diversifikasi pangan dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Dengan adanya anjuran pemanfaatan pekarangan sangatlah

tepat untuk memenuhi pangan dan gizi keluarga, mengingat selama ini pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal pekarangan memiliki potensi untuk dikembangkan

sebagai sumber pangan, dalam memperbaiki gizi keluarga sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga. Manfaatnya sangat besar, terutama bagi masyarakat golongan

ekonomi lemah. Untuk itu Pemerintah telah menganjurkan agar memanfaatkan setiap jengkal tanah termasuk lahan tidur, galengan maupun tanah kosong yang tidak produktif.

Kegiatan P2L juga dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penanganan daerah stunting, penanganan wilayah rentan rawan pangan dan

pengembangan daerah perbatasan. Untuk mendukung kegiatan P2L BKP memberikan bantuan ternak unggas dan sarananya dalam rangka peningkatan produksi ternak unggas

melalui pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan konsumsi pangan dan gizi. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melalui Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2010 sampai dengan 2019 telah melaksanakan Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Dalam upaya memperluas

penerima manfaat dan pemanfaatan lahan pada tahun 2020 ini kegiatan KRPL berubah menjadi Pekarangan Pangan Lestari atau disingkat P2L. Provinsi Sumatera Utara dalam

kegiatan ini yang dibiayai dana Bantuan Pemerintah melalui dana dekonsentrasi yang tersebar di 24 Kabupaten / Kota, yaitu : Kab. Deli Serdang, Kab. Serdang Bedagai, Kab.

Langkat, Kab. Simalungun, Kab. Toba Samosir, Kab. Tapanuli Utara, Kab. Tapanuli Tengah, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Samosir, Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Asahan, Kab.

Page 2: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

Mandailing Natal, Kab. Nias Selatan, Kab. Pakpak Bharat, Kab. Batubara, Kab. Padang Lawas,

Kab. Padang Lawas Utara, Kab. Labuhanbatu Utara, Kab. Nias Barat, Kota Medan, Kota Padang Sidempuan, Kota Gunung Sitoli, Kab. Nias Utara, Kab. Dairi

Dengan adanya kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang mana kegiatannya berupa pemberian bantuan pemerintah melalui pemanfaatan lahan tidur dan lahan kosong

yang tidak produktif, sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.

B. Tujuan dan SasaranTujuan : 1. Memberikan acuan pelaksanaan teknis kegiatan P2L di tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota dan penerima manfaat sesuai dengan tujuan, sasaran yang telah ditetapkan.

2. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi berbagai pihak dalam pengelolaan kegiatan P2L.

3. Meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan yang berorientasi pasar serta peningkatan konsumsi pangan dan gizi keluarga yang berimbang (B2SA).

Sasaran :

Terlaksananya kegiatan P2L di 25 kabupaten / Kota dengan 32 kelompok penumbuhan

(baru) dan 53 kelompok pengembangan (lanjutan).

C. Indikator Keberhasilan1. Indikator Output :

Jumlah P2L yang dikembangkan sebanyak 56 kelompok penumbuhan dan 53 kelompok

pengembangan. 2. Indikator Outcome :

Termanfaatnya lahan pekarangan rumah tangga pada 56 kelompok P2L penumbuhan dan 53 kelompok pengembangan.

3. Indikator ManfaatMeningkatnya frekuensi konsumsi sayuran, buah dan protein hewani serta peningkatan

pendapatan rumah tangga pada kelompok P2L.

D. Pengertian Dalam hal ini yang dimaksud dengan :

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses

penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

Page 3: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

2. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan

perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.

3. Penganekaragaman Pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber daya lokal.

4. Pekarangan Pangan Lestari (P2L) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang secara bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara

berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan serta pendapatan.

5. Pekarangan adalah lahan yang ada di sekitar rumah / bangunan tempat tinggal/fasilitas publik dengan batas kepemilikan yang jelas.

6. Lestari adalah keberlangsungan atau keberlanjutan kelompok penerima manfaat dalam pengelolaan komponen kegiatan P2l.

7. Kebun bibit adalah area/ kebun milik kelompok yang dijadikan/ difungsikan sebagai tempat untuk pembibitan bagi kelompok. Kegiatan pembibitan dimaksudkan untuk penyulaman atau

penanaman kembali demplot kelompok maupun pekarangan milik anggota dan masyarakat desa.

8. Demplot adalah kawasan / area yang terdapat dalam kawasan kegiatan P2L yang berfungsi sebagai lokasi percontohan, temu lapangan, tempat belajar dan tempat praktek pemanfaatan

pekarangan yang disusun dan diaplikasikan bersama kelompok.9. Kelompok P2L Tahap Penumbuhan adalah kelompok penerima manfaat kegiatan P2L pada

daerah prioritas penanganan stunting dan/atau penanganan prioritas daerah rentan rawan pangan dan/atau pemantapan daerah tahan pangan.

10. Kelompok P2L Tahap Pengembangan adalah kelompok KRPL Tahap Penumbuhan (KRPL Non Bekerja dan KRPL Bekerja) tahun 2019 yang memenuhi kriteria penerima manfaat pada tahun

2020.11. Penerima manfaat adalah kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu organisasi dan

menempati suatu kawasan serta memiliki lahan yang mengusahakan kegiatan P2L.12. Kelompok masyarakat adalah lembaga masyarakat yang memiliki legalitas sah dari pihak yang

berwenang dan memiliki kriteria sesuai dengan persyaratan serta terdaftar dalam Sistem Informasi Penyuluh Pertanian.

13. Daerah Prioritas Stunting adalah daerah prioritas intervensi dalam rangka penurunan stunting tingkat kabupaten/kota yang telah ditentukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(Bappenas).

Page 4: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

KERANGKA PIKIR A. Konsep Kegiatan

Kegiatan P2L merupakan upaya untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan bagi rumah tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam,

bergizi, seimbang dan aman serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Dalam rangka mencapai upaya tersebut kegiatan P2L dilakukan melalui

pendekatan pengembangan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), pemanfaatan sumber daya lokal (local wisdom), pemberdayaan masyarakat (community engagement) dan

berorientasi pemasaran ( go to market).Kegiatan P2L merupakan kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk budidaya

berbagai jenis tanaman melalui kegiatan kebun bibit, demplot, pertanaman dan pasca panen serta pemasaran. Kegiatan P2L dapat dilalkukan pada lahan tidur dan/atau kosong yang

tidak produktif, dan/atau lahan yang ada disekitar rumah/bangunan tempat tinggal/fasilitas publik serta lingkungan lainnya dengan batas kepemilikan yang jelas seperti asrama, pondok

pesantren, rusun, rumah ibadah dan lainnya. Kegiatan P2L tahun 2020 dilaksanakan Tahap Penumbuhan dan Tahap Pengembangan dengan rincian sebagai berikut :

1. Kegiatan Tahap Penumbuhan Kegiatan Tahap Penumbuhan merupakan kegiatan P2L yang dialokasikan pada

kabupaten/kota prioritas penurunan stunting yang dikeluarkan oleh Bappenas atau daerah prioritas penanganan rentan rawan pangan atau daerah pemantapan tahan

pangan berdasarkan peta Food Security Vulnerability Atlas (FSVA). Alokasi dana bantuan pemerintah pusat pada tahun ini untuk Provinsi Sumatera Utara : sebesar Rp.

60.000.000,- ( enam puluh juta rupiah )/Kelompok.Komponen kegiatan Tahap Penumbuhan terdiri atas (1) kebun bibit, (2) demplot, (3)

pertanaman, dan (4) pasca panen dan pemasaran. Setiap kelompok penerima manfaat kegiatan P2L mendapat pendampingan teknis dan administrasi dari Tim Teknis

Kabupaten/Kota baik dalam pelaksanaan budidaya berbagai jenis tanaman, pemanfaatan dana, pengemasan hasil tanaman (fresh handling product) dan pemasaran

hasil, serta pelaporan.2. Kegiatan Tahap Pengembangan

Kegiatan Tahap Pengembangan Tahun 2020 merupakan kegiatan lanjutan dari KRPL Non-Bekerja dan KRPL Bekerja yang ditumbuhkan pada Tahun 2019. Kegiatan ini

dilakukan untuk meningkatkan fungsi dan kapasitas kebun bibit, demplot dan pertanaman, serta melaksanakan kegiatan pasca panen dan pemasaran (KRPL Non-

Bekerja). Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan fungsi dan kapasitas pengembangan ternak (unggas), pertanaman dan demplot untuk mendukung kegiatan

penyediaan, pemanfaatan dan pemasaran pangan oleh kelompok P2L (KRPL Bekerja). Setiap kelompok penerima manfaat didampingi Tim Teknis Kabupaten/Kota.

Page 5: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan Kegiatan 1. Kriteria Calon Lokasi dan Calon Penerima (CPCL)

Kegiatan P2L dilakukan oleh kelompok sebagai kumpulan individu yang mempunyai

tujuan yang sama dan diutamakan pada wilayah stunting, daerah perbatasan, dan lokasi rawan pangan. Calon kelompok P2L diutamakan dari kelompok yang telah terbentuk di

wilayah tersebut atau kelompok dan yang baru dibentuk. Syarat dan kriteria yang harus dipenuhi Calon Lokasi dan Calon Penerima Kegiatan P2L

1) Calon Lokasi (CL)

Calon Lokasi pelaksana P2L merupakan kabupaten/kota yang masuk dalam

daftar daerah prioritas penurunan stunting yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas) atau daerah prioritas rentan rawan

pangan atau daerah pemantapan tahan pangan berdasarkan peta Food Security Vulnerability Atlas (FSVA)

2) Calon Penerima (CP)

1. Tahap Penumbuhan

Calon penerima manfaat P2L adalah kelompok masyarakat dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jumlah anggota P2L sebanyak 30 (tiga puluh) orang dalam satu kelompok yang didalamnya terdapat prioritas penurunan stunting;

b. Kelompok terpilih memiliki kelembagaan yang sah dan struktur organisasi / kepengurusan yang disahkan kepala desa / lurah / pejabat yang berwenang.

c. Kelompok Tani/Gapoktan/KUB yang terdaftar pada aplikasi Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (Simluhtan) atau jika tidak teridentifikasi

dalam Simluhtan, maka kelompok masyarakat harus memiliki legalitas yang disahkan oleh lembaga yang berwenang;

d. Belum pernah mendapatkan dana bantuan pemerintah pada kegiatan yang sama;

e. Memiliki rekening bank

f. Mampu menyediakan lahan untuk kebun bibit dan demplot (bukan

menyewa lahan) minimal selama lima tahun yang dituangkan dalam surat perjanjian ;

Page 6: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

g. Sanggup melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk teknis yang dibuktikan

dengan menandatangani pakta integritas kegiatan P2L.

2. Tahap Pengembangan Calon penerima manfaat pada Tahap Pengembangan Tahun 2020 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Masih aktif dalam melaksanakan komponen kegiatan Tahap Penumbuhan 2019 yang ditunjukan dengan fisik kegiatan yang masih eksis;

b. Jumlah anggota kelompok P2L minimal 30 (tiga puluh) orang dalam satu kelompok ;

c. Bersedia menandatangani Perjanjian Kerjasama dan sanggup melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk teknis yang dibuktikan dengan pakta integritas

kegiatan P2L.

2. Penetapan lokasi dan penerima manfaat

1) Tim Teknis Penganekaragaman Pangan kabupaten / kota melakukan identifikasi terhadap CP/CL penerima manfaat kegiatan P2L.

2) Kepala Dinas/ Unit Kerja yang Menyelenggarakan Urusan Pangan Kabupaten / Kota mengusulkan CP/CL penerima manfaat kegiatan P2L yang memenuhi

persyaratan administrasi dengan menyampaikan Surat Keputusan CP/CL kepada Kepala Dinas yang menyelenggarakan Urusan Pangan Provinsi.

3) Tim Pembina penganekaragaman pangan Provinsi berkoordinasi dengan tim teknis penganekaragaman pangan P2L Kabupaten /Kota melakukan verifikasi

terhadap CP/CL. 4) Kelompok yang lolos verifikasi selanjutnya ditetapkan menjadi penerima

manfaat melalui Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Sebelum ditetapkan, kelompok tersebut harus

membuat pakta integritas.5) Keputusan tersebut selanjutnya dilaporkan kepada Badan Ketahanan Pangan cq.

Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan.

5. Komponen Kegiatan

Tahap Penumbuhan a) Pembuatan dan pengelolaan kebun bibit

Setiap kelompok harus membangun kebun bibit untuk menyediakan dan

memenuhi kebutuhan bibit kelompok, serta untuk menjaga keberlanjutan

Page 7: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

kegiatan P2L.. Kebun bibit terdiri dari rumah bibit dan sarana kelengkapan

lainnya dengan tujuan memproduksi bibit tanaman. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk membangun kebun bibit :

1. Lokasi kebun bibit :

a) Terletak di tanah milik kelompok (bukan sewa) dan diusahakan berada dalam satu hamparan dengan demplot yang dapat

digunakan oleh kelompok P2L selama lebih dari 5 (lima) tahun yang dibuktikan dengan surat pernyataan;

b) Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau oleh anggota atau masyarakat yang membutuhkan bibit;

c) Mempunyai sumber air yang cukup.i. Rumah bibit :

a) Luas rumah bibit di perdesaan minimal 20 m2, sementara di perkotaan luasannya disesuaikan ketersediaan lahan;

b) Pondasi pasangan batu/batu bata;c) Lantai dipadatkan;

d) Rangka terbuat dari bahan baja ringan, kayu dan bahan lainnya;e) Atap terbuat dari bahan tidak tembus air, tembus sinar matahari

(plastik UV atau atap transparan lainnya);f) Sisi bangunan ditutup dengan bahan yang dapat melindungi bibit

dari hama/serangga (insect net);ii. Pengelolaan dan pemeliharaan kebun bibit menjadi tanggung jawab

kelompok.

Gambar 1. Contoh Rumah Bibit di Kota Medan

b. Pengembangan Demplot

Demplot berfungsi sebagai tempat usaha bersama untuk menghasilkan

produk pangan yang berorientasi pasar, dan sebagai lokasi percontohan, temu lapangan serta tempat belajar. Setiap kelompok wajib membuat,

mengembangkan dan memelihara demplot sesuai dengan budidaya

Page 8: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

berbagai jenis tanaman yang dikembangkan oleh anggota dan masyarakat

lainnya. Pengembangan demplot memperhatikan lingkungan yang asri dan nyaman, ditata dengan memperhatikan estetika dan memperhatikan rotasi

pertanaman untuk tetap mempertahankan adanya pertanaman di demplot dan kontiniutas produksi tanaman.

Persyaratan pengembangan demplot, yaitu :i. Diupayakan terletak pada lokasi yang sama dengan rumah bibit dan

mudah dijangkau; ii. Luas demplot di perdesaan minimal 100 m 2, sedangkan di perkotaan

disesuaikan dengan kesediaan lahan;iii. Demplot ditanami berbagai jenis tanaman yang berorientasi pasar

(sayuran, buah, umbi-umbian) dan tidak ditanami hanya satu jenis tanaman saja minimal 5 jenis tanaman dalam waktu yang bersamaan.

Gambar 2. Contoh Demplot di Kabupaten Asahanc) Pertanaman

Kegiatan pertanaman dilakukan melalui budidaya berbagai komoditas pangan Pemanfaatan pekarangan diutamakan untuk pemenuhan konsumsi

pangan sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. dan peningkatan gizi keluarga. Hasil dari kegiatan pertanaman diutamakan dapat dikonsumsi

oleh anggota rumah tangga dan kelebihan produksi dapat dijual untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Dalam kegiatan pertanaman,

perlu memperhatikan aspek estetika sehingga dapat menciptakan lingkungan yang asri dan nyaman di pekarangan rumah anggota kegiatan

P2L. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pertanaman adalah :

i. Sistem budidaya tanaman dapat dilakukan menggunakan media lahan, polybag, vertikultura, hidroponik, dan/atau lain-lain;

ii. Setiap anggota kelompok diwajibkan menanam minimal 75 polibag dan setara dengan 25 m2 jika ditanam di lahan dengan variasi tanaman

minimal 5 jenis tanaman dalam waktu bersamaan,

Page 9: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

iii. Jenis tanaman harus beragam dan propesional untuk mendukung

ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan pangan serta permintaan pasar;

iv. Setiap anggota perlu menanam tanaman yang sesuai dengan karakteristik wilayah, kebutuhan anggota rumah tangga, peluang pasar

dan potensi lahan.

Gambar 3. Sayuran di pekarangan kelompok di Kota Medan

d) Pasca Panen dan Pemasaran

Hasil produksi dari kegiatan P2L, baik dari kebun bibit, demplot, maupun kelebihan produksi pertanaman anggota kelompok dilakukan

pengemasan/fresh handling product dan pemasaran.

Tahap Pengembangan Kelompok P2L (Non Bekerja)Kelompok P2L masih aktif dalam melaksanakan kegiatan kebun bibit, demplot

dan pertanaman sesuai dengan yang dipersyaratkan pada Tahap Penumbuhan. Tahapan ini ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi dan meningkatkan

kapasitas produksi pada setiap komponen. Adapun komponennya meliputi : a) Kebun bibit, diharapkan dapat memproduksi minimal 10.000 bibit/masa

tanam untuk menyuplai anggota kelompok dan dijual ke pasar sebagai sumber pendapatan kelompok.

Gambar 4. Kegiatan Persemaian di Kebun Bibit Kabupaten Mandailing Natal

Page 10: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

b) Demplot pada tahapan ini perlu dilakukan penambahan dan pengembangan

fungsi serta kapasitas demplot, seperti peremajaan dan penambahan jumlah tanaman minimal 5 jenis tanaman dalam waktu yang bersamaan,

penambahan jumlah ternak dan ikan, dll

Gambar 5 . Kegiatan Penanaman di lahan demplot Kabupaten Simalungun

c) Pertanaman dimaksudkan untuk memperbaiki, menambah,

mengoptimalkan, dan memfasilitasi pemanfaatan lahan pekarangan anggota. Setiap anggota harus melaksanakan pengembangan pekarangan

secara berkelanjutan dengan jumlah tanaman minimal 75 polibag atau setara dengan 25 m2 di lahan. Jenis tanaman harus beragam dan proposional

untuk mendukung ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan pangan serta permintaan pasar.

d) Pasca Panen dan Pemasaran

Hasil produksi dari kegiatan P2L pada tahap Pengembangan, baik dari kebun

bibit, demplot, maupun kelebihan produksi pertanaman anggota kelompok dilakukan pengemasan/fresh handling product dan pemasaran.

Kelompok P2L ( Bekerja)

Kelompok P2L masih aktif dalam melaksanakan kegiatan pengembangan produksi ternak (unggas) dan pertanaman sesuai dengan yang dipersyaratkan pada Tahap

Penumbuhan. Tahapan ini ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi dan meningkatkan kapasitas produksi pada komponen pertanaman dan pembuatan

demplot. Adapun komponennya meliputi :

a) Demplot

Pada tahapan ini perlu dilakukan pembuatan demplot sebagai tempat usaha bersama untuk menghasilkan produk pangan yang berorientasi pasar, dan

sebagai lokasi percontohan, temu lapangan serta tempat belajar.

Page 11: Sumutprovdishanpangternak.sumutprov.go.id/.../09/I.p2lKONSUMSI.docx · Web viewKetahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

b) Pertanaman

Pertanaman dimaksudkan untuk memperbaiki, menambah, mengoptimalkan, dan memfasilitasi pemanfaatan lahan pekarangan

anggota. Setiap anggota harus melaksanakan pengembangan pekarangan secara berkelanjutan dengan jumlah tanaman minimal 75 polibag atau

setara dengan 25 m2 di lahan. Jenis tanaman harus beragam dan proposional untuk mendukung ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan pangan serta

permintaan pasar.

Gambar 6. Aneka Jenis Sayuran pada pekarangan kelompok di Kota Gunung Sitoli

c) Pasca Panen dan Pemasaran

Hasil produksi dari kegiatan P2L pada tahap Pengembangan, baik dari kebun

bibit, demplot, maupun kelebihan produksi pertanaman anggota kelompok dilakukan pengemasan/fresh handling product dan pemasaran.

.