SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA...

109
i SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM PEMBELAJARAN KLINIK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh : MUNA MUSHOFFA NIM: 1113104000029 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Transcript of SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA...

Page 1: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

i

SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA

ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM

PEMBELAJARAN KLINIK

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

MUNA MUSHOFFA

NIM: 1113104000029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Page 3: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Page 4: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Page 5: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

v

Page 6: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muna Mushoffa

Tempat, tanggal lahir : Jepara, 13 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Alamat : RT/RW 01/02 Kedungleper – Bangsri – Jepara

E-mail : 089667623094

Fakultas/Jurusan : [email protected] atau

[email protected]

Agama : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi

Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Tarbiyatul Athfal 1999-2001

2. Taman Pendidikan Alur’an Yassir lana 1999-2002

3. MI Miftahul Huda Kedungleper 2001-2007

4. Madrasah Diniyyah Awwaliyah Miftahul Huda 2002-2008

5. Madrasah Diniyyah Wustho Miftahul Huda 2008-2011

6. MTs Miftahul Huda Kedungleper 2007-2010

7. MA Hasyim Asy’ari Bangsri 2010-2013

8. Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri 2011-2013

9. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-sekarang

ORGANISASI

1. HMPSIK

2. CSSMoRA

3. SIMAHARAJA

vi

Page 7: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

vii

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

Muna Mushoffa, NIM: 1113104000029

Sumber Stres dan Mekanisme Koping Mahasiswa Ilmu Keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Pembelajaran Klinik

ABSTRAK

Masa profesi ners atau pembelajaran klinik adalah masa yang stressful bagi

mahasiswa keperawatan. Berbagai masalah dan hambatan dihadapi mahasiswa

sehingga mahasiswa mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk

mengeksplorasi sumber stres dan mekanisme koping terhadap stres mahasiswa

profesi ners program studi ilmu keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain

fenomenologi. Partisipan penelitian terdiri dari sebelas orang yang mengalami stres

pada pembelajaran klinik dengan tingkat berbeda dari stres ringan, sedang dan

berat. Pemilihan partisipan penelitian ini menggunakan teknik sampling

convenience dan berdasarkan asas kesesuaian dan kecukupan. Pengumpulan data

dilakukan dengan metode wawancara mendalam (indepth interview). Hasil

rekaman wawancara dianalisis dengan metode Colaizzi. Penelitian ini

mengidentifikasi dua tema yaitu sumber stres mahasiswa profesi ners dan

mekanisme koping terhadap stres yang membangun mahasiswa profesi ners.

Sumber stres tersebut antara lain, stres dari pengajar dan staf keperawatan serta

tenaga kesehatan lain, stres dalam merawat pasien dan atau keluarga, deadline tugas

dan beban kerja, hubungan dengan rekan sejawat, stres karena kurang pengetahuan

dan skill, stres dari lingkungan, stres karena ujian, menghabiskan biaya tinggi dan

jadwal dinas. Berbagai stres tersebut tidak menghalangi mahasiswa untuk tetap

bertahan melanjutkan proses ini hingga sekarang. Hal ini karena adanya upaya

mekanisme koping yang dilakukan oleh mahasiswa agar stres yang mereka alami

tidak berdampak buruk pada proses belajar antara lain manejemen diri,

menceritakan masalah kepada orang lain, menikmati proses, pengalihan, refleksi

diri dan penguatan spiritualitas.

Kata Kunci: Mekanisme koping, stres, mahasiswa profesi ners

Daftar bacaan: 39 (2006-2017)

Page 8: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

viii

SCHOOL OF NURSING

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY, JAKARTA

Undergraduate Thesis, June 2017

Muna Mushoffa, NIM: 1113104000029

Sources of Stress and Coping Mechanism on Nursing Student Of School Of

Nursing Of Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

ABSTRACT

Nursing profession phase or baccalaureate nursing is a stressful period for nursing

students. Numerous of problems faced by nursing students causing stress. This

research aimed to explore causes of stress and coping mechanism toward stress on

nursing student of school of nursing of Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta. This qualitative research was conducted in phenomenology design.

Participant of this research were eleven students who had experienced stress in

baccalaureate nursing with different level of stress from low, moderate dan high

level. Convenience sampling technique was applied to choose partisipants based on

suitably and adequacy basis. Data were obtained using indepth interview.

Researcher obtains data by recorder and analyzed using Colaizzi method. This

research identified two themes namely sources of stress perceived by nursing

students dan coping mechanism toward stress that motivate of baccalaureate

nursing students. Many sources of stress perceived by students. They are stress from

teachers and nursing staff, caring of patient, assignment and burnout, interpersonal

relationship problem, lack of knowledge and skill, environment, exam, high cost,

and unstable schedule. However, they continue to study because they have coping

mechanism to against stress so that unavailable to give negative impact during

process of study. Coping mechanism used by students are self management, enjoy

the pocess, distraction, self reflection and empowering spirituality.

Kata Kunci: Coping mechanism, stress, baccalaureate nursing

Daftar bacaan: 39 (2006-2017)

Page 9: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Nikmat

dan Karunia-Nya yang tidak terhingga kepada peneliti, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Sumber Stres dan Mekanisme Koping

Terhadap Stres Mahasiswa Ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam Pembelajaran Klinik

.Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri SKM, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Maulina Handayani, S.KP., M.SC selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Dwi Setiowati, M.Kep dan Ibu Mardiyanti, M.Kep., MDS selaku Dosen

Pembimbing yang telah membantu peneliti menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Karyadi, PhD selaku pembimbing Akademik yang telah memberi

dukungan dan motivasi saya

5. Kementrian Agama RI yang telah menyelenggarakan Program Beasiswa

Santri Berprestasi sehingga penulis bisa melanjutkan studi di UIN Jakarta ini

6. Kedua orang tua, ‘Aisyurrofi’ dan Machzumah yang telah memberikan doa,

dukungan dan motivasi yang tiada henti untuk peneliti.

7. Saudara saya Sulaiman Abdul Manan dan Inayataul Yusriah yang telah

menjadi sumber semangat, dukungan serta doa dalam proses peneyelesaian

skripsi ini.

8. Teman-teman yang selalu menghabiskan waktu bersama dan bahu membahu

dalam mengerjakan skripsi, Afifatun Mukaromah, Mutoharoh, Nurlailatul

Ni’mah, Qorina Fairuz sehingga peneliti semangat dalam mengerjakan

skripsi serta Andi Fatwa Mualim yang senantiasa memicu semangat peneliti

ix

Page 10: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

x

9. Kak Nur Cita Qomariyah dan Kak Muhimmatul Khafidoh yang bersedia

meluangkan waktunya untuk selalu membantu peneliti.

10. Saudara-saudaraku CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya

angkatan 2013 (Chirals) yang telah memberikan pengalaman berharga

sebagai teman rasa keluarga

11. Sahabat-sahabat seperjuangan tercinta PSIK angkatan 2013 yang telah

menemani, selalu memberi dukungan dan doanya dalam proses

peneyelesaian skripsi ini

12. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini hingga

selesai

Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah

SWT. senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan

saya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Semoga kita

semua senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang

tak terhingga oleh Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, 19 Juni 2017

Peneliti

x

Page 11: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................. Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9

A. Landasan Teori .......................................................................................... 9

1. Mekanisme Koping ............................................................................. 9

2. Konsep Stres ..................................................................................... 15

3. Pembelajaran Klinik (PBK) .............................................................. 20

B. Penelitian Terkait .................................................................................... 28

C. Kerangka Teori ....................................................................................... 31

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH .............................. 32

A. Kerangka Konsep .................................................................................... 32

B. Defnisi Istilah .......................................................................................... 33

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 35

A. Desain Penelitian .................................................................................... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 35

Page 12: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

xii

C. Partisipan Penelitian ................................................................................ 36

D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37

F. Keabsahan Data ...................................................................................... 39

G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 42

H. Etika Penelitian ....................................................................................... 43

BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................................. 46

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian .................................................... 46

B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 46

1. Karakteristik Partisipan ..................................................................... 46

2. Analisa Tematik ................................................................................ 47

BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................................... 64

A. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 64

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 73

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76

Page 13: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ..................................................................................... 31

Page 14: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Format penjelasan penelitian ........................................................... 79

Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi partisipan .......................................... 80

Lampiran 3 Pedoman wawancara ...................................................................... 81

Lampiran 4 Kuisioner penelitian ....................................................................... 83

Lampiran 5 Analisa Tematik ............................................................................. 87

Page 15: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Karakteristrik Partisipan ..................................................................... 46

Page 16: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

xvi

DAFTAR SINGKATAN

PBK : Pembelajaran Klinik/ Praktik Belajar Klinik

PBL : Pembelajaran Lapangan/ Praktik Belajar Lapangan

PSS : Perceived Stres Scale

STOP : Source, Trial and Eror, Others, dan Pray and Patient

UIN : Universitas Islam Negeri

Page 17: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan menjelaskan pendidikan

keperawatan profesional di Indonesia terdiri atas pendidikan akademik dan

pendidikan klinik/ profesi ners. Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang

harus ditempuh seorang mahasiswa keperawatan untuk mendapat lisensi

menjadi seorang perawat. Tahap pendidikan/pembelajaran klinik (PBK) adalah

salah satu tahap yang harus ditempuh untuk menjadi perawat profesional,

pendidikan tahap ini mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan tersebut

(Singapore Nursing Board, 2012). Ini adalah masa penting dalam tahap

pendidikan keperawatan sebagai kesempatan untuk menerapkan pengetahuan

yang dimiliki untuk diaplikasikan dalam praktik sebagai perawat profesional

dalam bentuk asuhan keperawatan (Killam & Heerschap, 2012).

Tahap pembelajaran klinik (PBK) ini merupakan komponen vital untuk

perkembangan peserta didik selama belajar (Pollard, Ellis, Stringer, &

Cockayne, 2007) karena pada masa ini adalah waktu yang tepat untuk

meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dalam praktik dan bekerja menjadi

perawat. Selain itu, PBK memiliki manfaat antara lain memberikan kesempatan

bagi peserta didik untuk terlibat langsung dalam praktik memberikan asuhan

keperawatan sekaligus memperkuat pengetahuan teoritis (Courtney-Pratt et al

dalam Killam & Heerschap, 2012) dan memberikan

Page 18: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

2

kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan sikap, keterampilan

psikomotor, pengetahuan, manajemen waktu serta keterampilan penyelesaian

masalah (Grealish & Carrol dalam Syahreni & Waluyanti, 2007).

Meskipun PBK tersebut sangat bermanfaat, penelitian oleh Algoso dan

Peters tahun 2012 menunjukkan bahwa pengalaman klinis mahasiswa

keperawatan bervariasi. Pengalaman klinis baik positif maupun negatif bagi

mahasiswa merupakan suatu proses belajar yang harus dilalui (Killam &

Heerschap, 2013).

Pengalaman variatif tersebut seperti mengintegrasikan teori dalam

praktik, keinginan tampil sebagai mahasiswa atau perawat yang baik, keinginan

untuk tidak membahayakan pasien dan membantu pasien, maupun stres selama

PBK (Syahreni & Waluyanti, 2007) dipengaruhi beberapa faktor antara lain

pembimbing klinik, support dari staf perawat, rasio pembimbing klinik dan

mahasiswa, kualitas pengarahan pra klinik, hubungan interpersonal antara

mahasiswa dengan pembimbing klinik atau staf perawat dan rasa kecemasan

berada di lingkungan klinik seperti rumah sakit (Lawal, Weaver, Bryan, &

Lindo, 2016).

Pengalaman klinik yang efektif didapatkan melalui lingkungan yang

mendukung mencakup suasana lokasi klinik dan hubungan antara mahasiswa

klinik dengan perawat senior, supervisi ataupun mentor. Ada beberapa hal yang

dapat menjadi hambatan belajar dalam PBK antara lain hubungan interpersonal

yang buruk dengan staf klinis/senior. Selain itu, adanya gap antara teori dan

praktik juga mengakibatkan hal yang sama (Killam & Heerschap, 2013).

Page 19: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

3

Penelitian oleh Salsabila (2013) pada 81 responden menyatakan 100%

mahasiswa tahun kedua dan 91,7% dari mahasiswa tahun pertama praktik klinik

berada pada tingkat stres sedang selama praktik klinik, dan 8,3% mahasiswa

tahun pertama praktik klinik berada pada tingkat stres berat. Padahal cemas dan

stres juga termasuk aspek yang dapat menjadi hambatan proses PBK (Killam &

Heerschap, 2013).

Respon terhadap stres dikenal dengan mekanisme koping. setiap

individu memiliki mekanisme koping yang berbeda-beda tergantung pada

tingkat stres dan kondisi yang dia alami (Stuart, 2013). Penelitian oleh Anelia

(2012) terhadap mahasiswa profesi ners FIK UI tahun akademik 2011/ 2012

menyatakan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping,

dengan tingkat stres rentang skor 25,57 – 27, 55 dengan nilai minimal 16 dan

maksimal 42 sehingga mayoritas mahasiswa mengalami stres sedang.

Mekanisme koping rata-rata adalah 59,13 dengan nilai minimal 48 dan nilai

maksimal 72 sehingga mayoritas mahasiswa mengalami mekanisme koping

konstruktif.

Mekanisme koping dapat dipelajari sejak awal timbulnya masalah atau

stresor, sehingga individu tersebut menyadari dampak dari stresor tersebut.

Kemampuan koping individu tergantung dari tempramen, persepsi, dan kognitif

serta latar belakang budaya atau norma tempat dia dibesarkan. Mekanisme

koping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat. Belajar yang dimaksud

adalah kemampuan meyesuaikan diri (adaptasi) pada pengaruh faktor internal

dan eksternal (Nursalam, 2011).

Page 20: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

4

Penggunaan mekanisme koping tergantung bagaimana individu

menghadapi permasalahnya karena manusia itu unik dan masing-masing

memiliki mekanisme koping variatif meskipun secara umum koping merupakan

mekanisme otomatis ketika individu merasakan situasi yang menekan dan

mengancam. Ada beberapa jenis mekanisme koping yang biasa digunakan

individu, diantaranya mekanisme koping adaptif yaitu mekanisme koping yang

mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan dan

mekanisme koping maladaptif yaitu mekanisme koping yang menghambat

fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung

menguasai lingkungan (Stuart & Sundeen, 2006)

Apabila mekanisme koping ini berhasil, maka individu dapat

beradaptasi dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi bila mekanisme

koping gagal maka individu tersebut gagal beradaptasi dan akan timbul

gangguan kesehatan baik berupa fisik, psikologis maupun perilaku (Keliath,

2010). Apabila respon gagal ini terjadi pada mahasiswa yang sedang dalam

pembelajaran klinik baik di dalam pelayanan kesehatan seperti rumah sakit

maupun komunitas, maka hal ini dapat memngaruhi prestasi dan kualitas kinerja

yang dilakukan (Killam & Heerschap, 2012)

Studi Pendahuluan telah dilakukan peneliti kepada mahasiswa profesi

ners keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 16-17 Januari 2017

degan teknik wawancara. 3 orang menyatakan mengalami hambatan selama

pembelajaran klinik antara lain rasa sungkan terhadap perawat senior,

contohnya ketika ronde keperawatan, mahasiswa tidak bisa berargumentasi

Page 21: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

5

tentang asuhan keperawatan menurut teori. Selain itu, ketidakmampuan

melakukan pengkajian dalam aspek seksual, psikologis, dan aspek sensitif yang

lain.

Hambatan-hambatan tersebut dapat berujung pada perasaan stres

mahasiswa. Dalam hal ini, mahasiswa masing-masing memiliki cara untuk

mengatasi masalah dan stres yang mereka alami. 2 mahasiswa mengatakan cara

mengatasi stres dengan cara mengalihkan perhatian dari stres dengan

melakukan hal-hal yang dapat menghibur diri sendiri, seperti menonton film,

refreshing ataupun berbagi cerita dengan teman sehingga mengurangi beban

yang dirasakan. Satu mahasiswa yang lain menyatakan cara mengatasi stres

dengan memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu, seperti tidur, juga dengan

melakukan aktifitas yang dapat mengembalikan suasana hati (mood) serta

menerapkan tanggung jawab pada diri sendiri bahwa masa pembelajaran klinik

merupakan proses yang harus dilewati untuk mencapai tujuan yaitu menjadi

perawat. Scr ning juga dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat stres

yang dialami oleh mahasiswa profesi ners PSIK Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta. Hasil skrining menunjukkan bahwa 6% mahasiswa

mengalami stres tingkat ringan, 85% stres sedang dan 9% stres tingkat tingkat

berat.

Peneliti tertarik meneliti makanisme koping mahasiswa Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pembelajaran klinik

berdasarkan latar belakang tersebut di atas. Apa saja mekanisme adaptasi yang

Page 22: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

6

dilalui oleh mahasiswa sehingga mampu survive dan tetap melanjutkan menjadi

perawat profesional.

B. Rumusan Masalah

Masa pembelajaran klinik (PBK) merupakan kesempatan mahasiswa

keperawatan untuk belajar di lapangan. mahasiswa dituntut untuk belajar

memberikan asuhan keperawatan dan belajar bagaimana menjadi perawat

profesional. ada bermacam-macam hambatan dan tantangan yang dialami oleh

mahasiswa selama PBK sehingga menimbulkan stres dalam keadaan tertentu.

oleh karena itu, koping adaptif dan kemampuan beradaptasi penting dimiliki

mahasiswa PBK agar mahasiswa mampu melewati masa ini, bertahan dan

melanjutkan menjadi perawat profesional.

Studi Pendahuluan telah dilakukan peneliti kepada mahasiswa profesi

ners keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 16-17 Januari 2017

degan teknik wawancara. 3 orang menyatakan mengalami hambatan selama

pembelajaran klinik antara lain rasa sungkan terhadap perawat senior,

contohnya ketika ronde keperawatan, mahasiswa tidak bisa berargumentasi

tentang asuhan keperawatan menurut teori. Selain itu, ketidakmampuan

melakukan pengkajian dalam aspek seksual, psikologis, dan aspek sensitif yang

lain. Hal tersebut menjadi berakibat stres pada mahasiswa.

Mekanisme koping yang diterapkan oleh mahasiswa bervariasi untuk

menyesuaikan diri agar dapat melewati masa PBK dengan baik. Eksplorasi

mekanisme koping perlu dilakukan mengingat koping adalah cara seseorang

beradaptasi terhadap perubahan. jika koping tidak berhasil, maka stres yang

Page 23: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

7

dialami akan menimbulkan dampak tidak mampunya seseorang beradaptasi

dengan baik sehingga dapat memengaruhi pendidikan dan prestasi mahasiswa.

berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengeksplorasi lebih

dalam mengenai sumber stres dan mekanisme Koping Mahasiswa Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Pembelajaran Klinik.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengekplorasi lebih dalam tentang

sumber stres dan mekanisme koping mahasiswa ilmu keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam pembelajaran klinik

D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian yang dilakukannya dapat memberikan manfaat

teoritis dan praktis bagi pihak-pihak berikut:

1. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui apa saja sumber stres dan bagaimana mekanisme

koping mahasiswa sehingga tetap survive dan tidak mengalami depresi saat

belajar profesi.

2. Bagi institusi (PSIK UIN Jakarta)

Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan proses belajar

pembelajaran klinik

3. Bagi pasien

Penelitian ini mempelajari mekanisme koping mahasiswa, salah satunya

yaitu respon dan kemampuan membangun relasi yang baik termasuk dengan

Page 24: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

8

pasien sehingga asuhan keperawatan kepada pasien nantinya dapat lebih

komprehensif

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber stres dan mekanisme

koping mahasiswa ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

pembelajaran klinik. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2017 di

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah

kualitatif pendekatan fenomenologi. Populasi terdiri dari mahasiswa profesi

ners keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012. Pemilihan

partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience setelah

dilakukan skrining pada populasi. Pengumpulan data dilakukan pada April-Mei

2017 dengan menggunakan teknik wawancara mendalam.

Page 25: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Mekanisme Koping

Stresor adalah penyebab individu mengalami ansietas, dan secara

otomatis muncul upaya untuk mengatasi stres tersebut dengan berbagai

mekanisme koping (Asmadi, 2008). Dari pernyataan tersebut, koping adalah

tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksaan stres, termasuk upaya

penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan

untuk melindungi diri (Stuart & Sundeen, 2006).

Koping merupakan suatu proses adaptasi terhadap situasi sulit.

Adaptasi itu sendiri merupakan hal yang harus dialami makhluk hidup

ketika berinteraksi dengan lingkungan. koping sendiri berfungsi membantu

manusia untuk menghadapi suatu keadaan ketika lingkungan tidak lagi

dapat diatasi menggunakan mekanisme tubuh secara habitual way atau

mekanisme seperti biasa (Skinner & Zimmer-Gembeck, 2016). Asmadi

(2008) menjelaskan secara umum, mekanisme koping terhadap stres

diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu strategi pemecahan masalah

(problem solving strategic) dan mekanisme pertahanan diri (defence

mechanism).

Page 26: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

10

a. Strategi pemecahan masalah

Bertujuan untuk mengatasi atau menanggulangi

masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara

realistis. Contoh strategi pemecahan masalah meminta bantuan kepada

orang lain, secara besar hati, mampu mengungkapkan perasaan sesuai

dengan situasi yang ada, mencari informasi terkait masalah yang

dihadapi sehingga masalah dapat diatasi secara realistis, menyusun

beberapa rencana untuk memecahkan masalah dan berpikiran positif

terhadap masalah.

Strategi pertama ini menerapkan metode STOP (Source, Trial

and Eror, Others, dan Pray and Patient). Source berarti mencari dan

mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah. Trial and Eror

berarti mencoba berbagai rencana pemecahan masalah yang telah

disusun. Ini berisiko timbul rasa keputusasaan terhadap kegagalan yang

dialami. Others berarti meminta bantuan orang lain bila diri sendiri tidak

mampu. Pray and patient yaitu berserah diri kepada Allah SWT,

memanjatkan doa memohon kesabaran dengan kelapangan dada

menerima kenyataan yang ada pada dirinya (Asmasi, 2008).

b. Mekanisme pertahanan diri

Mekanisme pertahanan diri merupakan mekanisme penyesuaian

ego yaitu usaha untuk melindungi diri dari perasaan tidak adekuat. Ciri

mekanisme pertahanan diri antara lain pertama bersifat hanya sementara

karena berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan dari hal-hal

Page 27: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

11

yang tidak menyenangkan dan secara tidak langsung mengatasi

masalah. Ciri yang kedua mekanisme pertahanan diri terjadi di luar

kesadaran. Individu tidak menyadari bahwa mekanisme pertahanan diri

tersebut sedang terjadi dan ciri ketiga tidak berorientasi pada kenyataan.

Lazarus dan Folkman (1985) menyatakan koping dapat dikaji

dari berbagai aspek, salah satunya adalah aspek psikososial. Pertama,

yaitu koping berorientasi pada masalah (Problem Focus Coping) yaitu

penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi stres yang muncul

pada saat kondisi yang masih mungkin dapat diperbaiki dan diubah.

Kedua koping berorientasi pada emosi (Emotion Focus Coping), adalah

perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap

peristiwa yang menegangkan, muncul pada saat kondisi mengancam,

berbahaya, dan menantang yang tidak dapat diubah lagi kondisinya.

Kadang mekanisme fokus emosi dapat menyimpang dan tidak lagi

mampu untuk membantu seseorang dalam menghadapi stresor.

Lazarus dan Folkman dalam Martz (2007) membagi cakupan

mekanisme koping menjadi mekanisme berorientasi masalah,

berorintasi pada emosi dan gabungan keduanya (masalah – emosi).

Mekanisme koping berorientasi pada masalah di antaranya Planful

problem solving yaitu mekanisme koping dengan cara merencanakan

suatu strategi untuk menyelesaikan masalah dam confrontative coping

yaitu mekanisme koping dengan cara mengambil tindakan asertif

mencakup marah atau mengambil risiko untuk mengubah situasi.

Page 28: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

12

Mekanisme koping berorientasi pada emosi antara lain

distancing merupakan usaha kognitif untuk menghindar dari masalah

dan menciptakan pandangan positif untuk menutupinya. Contohnya

adalah menganggap remeh/ lelucon terhadap suatu masalah, escape –

avoidance merupakan mekanisme koping dengan cara menghindari

masalah dan beralih pada hal lain, self control yakni mekanisme koping

dengan cara menyesuaikan diri dengan perasaan sehingga tidak terburu-

buru dalam melakukan tindakan, accepting responsibility atau

menerima tanggung jawab yang diberikan padanya dan positive

reappraisal yaitu mekanisme koping dengan cara memberi makna

positif dari masalah yang dihadapi. Mekanisme koping berorientasi pada

gabungan masalah dan emosi yaitu seeking social support yang

merupakan mekanisme koping dengan cara mencari dukungan sosial

misalnya keluarga, teman, atau lingkungan sekitar.

Stuart & Sundeen (2006) menjabarkan dua mekanisme koping

secara berbeda seperti berikut:

a. Perilaku Berorientasi Tugas (Task Oriented Reaction)

Perilaku Berorientasi Tugas mencakup penggunaan kemampuan

kognitif untuk mengurangi stres, memecahkan masalah, menyelesaikan

konflik, dan memenuhi kebutuhan (Stuart & Sundeen, 2006). Perilaku

berorientasi tugas memberdayakan seseorang untuk secara realistis

menghadapi tuntutan stresor. Tiga tipe umum perilaku berorientasi pada

tugas, yaitu perilaku menyerang (fight) adalah tindakan untuk

Page 29: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

13

menyingkirkan atau mengatasi suatu stresor atau untuk memuaskan

kebutuhan, perilaku menarik diri (flight) adalah menarik diri secara fisik

atau emosional dari stresor dan perilaku kompromi (compromise)

adalah mengubah metode yang biasa digunakan, mengganti tujuan, atau

menghilangkan kepuasan terhadap kebutuhan lain atau untuk

menghindari stres.

b. Mekanisme pertahanan ego

Mekanisme pertahanan ego yang pertama kali diuraikan

Sigmund Freud, adalah perilaku tidak sadar yang memberikan

perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang mengancam.

Mekanisme ini digunakan oleh setiap orang dan membantu melindungi

terhadap perasaan tidak berdaya dan ansietas. Kadang mekanisme

pertahanan diri dapat menyimpang dan tidak lagi mampu untuk

membantu seseorang dalam mengadaptasi stresor. Ada banyak

mekanisme pertahanan ego di antaranya pertama menyangkal/denial

yaitu penghindaran konflik emosional dengan menolak untuk secara

sadar mengakui segala sesuatu yang mungkin menyebankan nyeri

emosional yang tidak dapat ditoleransi, kedua displacement yakni

pemindahan tingkah laku kepada tingkat laku yang bentuk atau

objeknya lain maupun pemindahan tempat adalah memindahkan emosi,

ide, atau keinginan dari situasi yang menegangkan kepada penggantinya

yang lebih sedikit mengakibatkan ansietas.

Page 30: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

14

Mekanisme pertahanan ego ketiga identifikasi, cara pemolaan

perilaku yang dilakukan oleh orang lain dan menerima kualitas,

karakteristik dan tindakan orang tersebut. Selanjutnya yaitu regresi

adalah koping terhadap stresor melalui tindakan dan perilaku yang

berkaitan dengan periode perkembangan sebelumnya. Mekanisme

kelima over compensation yaitu tingkah aku yang gagal mencapai

tujuan dan tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan melupakan

dan melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan

tujuan yang pertama, selanjutnya introspeksi yaitu memasukan dalam

pribadi sifat sifat dari pribadi orang lain. Selain itu ada mekanisme

pertahanan diri berupa rasionalisasi yaitu memberikan penjelasan yang

diterima secara social atau tampaknya masuk akal untuk menyesuaikan

impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.

Mekanisme pertahanan diri ke delapan yakni represi yang

merupakan dorongan tidak sadar dari pikiran yang menyakitkan atau

konflik, atau ingatan dari kesadaran; pertahanan ego yang primer, yang

lebih cenderung memperkuat mekanisme ego lainnya. Mekanisme ke

sembilan adalah fantasi yaitu apabila sesorang menghadapi konflik

frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal atau fantasi dan melamun.

Selanjutnya ada sublimasi yaitu penerimaan tujuan pengganti yang

diterima secara sosial karena dorongan yang merupakan saluran normal

ekspresi terhambat. Selain itu suprpression atau suatu proses yang

sering disebut sebagai mekanisme pertahanan diri, tetapi benar-benar

Page 31: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

15

merupakan analogi represi; pencetusan kesadaran bertujuan; suatu

ketika dapat mengarah kepada represi yang terakhir yaitu undoing

adalah bertindak atau berkomunikasi yang secara sebagian meniadakan

yang sudah ada sebelumnya; mekanisme pertahanan diri primitif.

2. Konsep Stres

a. Pengertian

Stres adalah segala hal yang dapat mengganggu kondisi homeostasis

atau keseimbangan tubuh (Wilkinson, Treas, Barnett, & Smith, 2015).

Stres adalah kondisi ketika individu mengalami perubahan dari keadaan

seimbang yang disebabkan oleh beragam stresor yaitu stimulus yang

menyebabkan individu mengalami stres (Berman, Shirl , & Frandsen,

2016)

Page 32: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

16

b. Etiologi dan Sumber Stres

Hal-hal yang dapat menyebabkan stres disebut dengan stresor di

mana stresor tersebut dapat mengganggu kestabilan tubuh dengan

menginisiasi respon fisik atau emosional (Folkman, 1984 dalam Treas

& Wilkinsons, 2014). Stresor dapat berasal dari dalam individu atau

internal maupun eksternal seperti lingkungan kerja. Perawat

sebagaimana klien juga dapat mengalami stres atau kecemasan, baik

akibat kegiatan perawat yang berkaitan dengan klien maupun

lingkungan kerja perawat (Berman et al., 2016).

Sebagian besar perawat mempunyai mekanisme koping efektif

terhadap kinerjanya yang membutuhkan kemampuan fisik emosional,

akan tetapi ada beberapa situasi perawat hingga menjadi burnout

(Wilkinson et al., 2015). Di antara stresor yang dapat mengakibatkan

burnout menurut Berman et al. (2016) dan Treas & Wilkinsons (2014)

adalah:

1) Berhubungan dengan kepribadian yang sulit (contoh: pasien,

supervisor, dokter)

2) Bekerja dengan shift 12 jam dengan istirahat, makan dan istirahat

yang minim

3) Tidak tetapnya jadwal shift setiap harinya sehingga irama

sirkardian tidak stabil yang dapat menyebabkan penurunan sistem

imun

Page 33: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

17

4) Frustasi dengan pasien (contoh pada pasien yang tidak mengikuti

aturan pengobatan terapeutik)

5) Workload: rasio staf dan pasien (satu perawat dengan banyak

klien)

6) Perasaan tidak berdaya pada pasien dengan panyakit yang sulit

sembuh

7) Berhadapan dengan sekarat dan kematian

8) Kurangnya reward (intrinsic maupun ekstrinsik)

9) Kurangnya partisipasi pada pengambilan keputusan

10) Ketidakmampuan untuk mendelegasikan tanggung jawab

11) Kurangnya dukungan dari sejawat maupun supervisor.

c. Gejala Stres

Gejala atau respon tubuh yang muncul terhadap stres dapat berupa

fisik, emosional/psikologis dan kognitif (Treas & Wilkinsons, 2014 dan

(Berman et al., 2016).

1) Gejala fisik

Tanda – tanda yang muncul dari segi antara lain dilatasi

pupil, tegang otot, kaku leher, sakit kepala atau pusing, nail biting,

kulit pucat, lesi kulit seperti eczema, diaphoresis, telapak tangan

berkeringat, mulut kering, mual, perubahan nafsu makan,

meningkatnya kadar gula darah, meningkatnya tekanan darah,

meningkatnya hitung nadi, disritmia jantung, hiperventilasi, nyeri

Page 34: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

18

dada, retensi cairan, meningkatnya frekuensi berkemih atau

menururnnya output urin, diare atau konstipasi dan perut kembung.

2) Gejala psikologis

Gejala psikologis yang muncul antara lain cemas, ketakutan,

depresi, marah, merasa tidak berdaya, percaya diri rendah, kurang

motivasi, letargi,

3) Gejala Kognitif

Indikasi kognitif dari stres adalah respon berpikir mencakup

kemampuan memecahkan masalah (problem solving), menyusun

atau merencanakan (structuring,) control diri atau disiplin diri (self

control (discipline)), supresi dan fantasi (daydreaming) Problem

solving mencakup berpikir terhadap situasi mengancam,

menggunakan cara spesifik untuk mendapatkan solusi.

Structuring adalah menyusun atau memanipulasi situasi

mengancam agar tidak terjadi. Sebagai contoh, seorang perawat

menyusun atau mengontrol wawancara dengan klien dengan

menanyakan hal secara langsung menggunakan pertanyaan tertutup

sehingga jawaban klien tidak menyebar ke bagian yang stresful.

4) Tingkatan Stres

Stuart & Sundeen (2006) membedakan stres menjadi tiga

tingkatan yaitu stres tingkat ringan, sedang dan berat. Berikut

penjelasannya:

Page 35: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

19

(a) Stres tingkat ringan

Tingkat stres ringan merupakan kejadian pada kehidupan sehari-

hari dan kondisi ini merangsang individu untuk bersikap

waspada dan antisiapsi terhadap kemungkinan yang terjadi.

(b) Stres tingkat sedang

Tingkat stres sedang menyebabkan seseorang fokus pada hal

penting saat ini dan mengesampingkan yang lain sehingga

lapang persepsi menyempit

(c) Stres tingkat berat

Tingkat stres berat menjadikan lapang persepsi seseorang sangat

menurun dan cenderung terfokus pada hal yang bukan sebagai

masalah utama. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

stres. Individu tersebut terfokus pada hal lain dan perlu

diarahkan.

d. Dampak Stres

Stres dapat berakibat fisik, emosional, sosial, maupun spiritual.

Biasanya dampak timbul bersama dan bercampur karena stres dapat

memengaruhi tubuh seseorang secara keseluruhan. Secara fisik, stres

dapat mengancam mekanisme fisiologis homeostasis, secara emosional

stres menimbulkan perasaan negatif terhadap diri sendiri. Secara

intelektual, stres memengaruhi persepsi dan kemampuan seseorang

dalam menyelesaikan masalah. Secara sosial, stres mengubah hubungan

seseorang dengan yang lainnya. Dan secara spiritual stres menguji

Page 36: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

20

kepercayaan dan keyakinan seseorang. (Stuart, 2013 dan Berman et al.,

2016)

3. Pembelajaran Klinik (PBK)

a. Pengertian

Pengalaman belajar klinik (PBK) dan pembelajaran lapangan

(PBL) adalah proses transformasi mahasiswa untuk menjadi seorang

perawat profesional. Tahap ini memberikan kesempatan mahasiswa

untuk beradaptasi dalam lingkungan nyata pelayanan kesehatan

klinik/komunitas (Nursalam, 2011).

Pendidikan klinik atau profesi ners adalah masa penting dalam

tahap pendidikan keperawatan sebagai kesempatan untuk mentransfer

pengetahuan teoritis yang dimiliki untuk diaplikasikan dalam praktik

sebagai perawat profesional yaitu melakukan asuhan keperawatan

(Killam & Heerschap, 2013). Tahap pendidikan profesi/ klinik ini

merupakan komponen vital untuk perkembangan peserta didik selama

belajar (Pollard et al., 2007).

Manfaat experiental learning ini antara lain memberikan

kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat langsung dalam praktik

memberikan asuhan keperawatan sekaligus mememperkuat

pengetahuan teoritis. Selain itu, meningkatkan kepercayaan diri peserta

didik dalam praktik dan bekerja menjadi perawat (Courtney-Pratt et al

dalam Killam & Heerschap, 2013).

Page 37: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

21

b. Tujuan

Nursalam (2011) menyebutkan tujuan pembelajaran klinik

antara lain melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar,

menerapkan pendekatan proses keperawatan, menampilkan

sikap/tingkah laku profesional dan menerapkan keterampilan

profesional.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lawal, Weaver, Bryan, & Lindo (2016) menyebutkan faktor-faktor

yang memengaruhi pengalaman belajar klinik (PBK) adalah persepsi

mahasiswa terhadap profesi keperawatan yang mempunyai tugas

beratperan pembimbing klinik, kemudian support dari staff perawat dan

tenaga kesehatan terkait serta lingkungan rumah sakit.

d. Domain Kompetensi Pembelajaran Klinik

(Scheetz, 2008) mengungkapkan komptensi klinik adalah konsep

yang didefinisikan sebagai demontrasi skill yang merefleksikan

pembelajaran pada tingkat yang lebih tinggi pada efektif, kognitif

maupun psikomotor yaitu kemampuan (1) problem solving atau

pemecahan masalah, (2) aplikasi teori terhadap praktik dan (3)

kemampuan praktik klinik - psichomotor skill performance.

Taksonomi Bloom (1956) pada kognitif domain menunjukkan

model analisis skill intelektual dengan melihat kemampuan pemecahan

masalah dan aplikasi teori pada praktik. Taksonomi Krathwohl, Bloom

and Masia (1972) pada afektif domain, mendeskripsikan emosional

Page 38: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

22

dasar pada pembelajaran. Harrow (1972) mengembangkan taksonomi

perilaku pada domain psikomotor yang menyediakan model teoritis

untuk mengembangkan kompetensi klinis pada area praktik

keperawatan. Jika kemampuan pemecahan masalah adalah suatu proses

kognitif, maka pengambilan keputusan dan pertimbangan merupakan

wilayah afektif. Psikomotor adalah skill dalam praktik-praktik kegiatan

perawat (Scheetz, 2008).

e. Hambatan dan Stres Pembelajaran Klinik

Hambatan serta tantangan dalam pembelajaran klinik menurut

Killam (2012) yaitu dari reaksi internal antara lain ketidakmampuan

untuk fokus pada PBK, tekanan berhubungan rasa takut,

ketidakyakinan dalam mengerjakan sesuatu, hubungan interpersonal

yang buruk dengan staf klinis/senior dan reaksi eksternal yaitu adanya

stres dari lingkungan

Sheu et al (1997) dalam Khater, Akhu-zaheya, & Shaban (2014)

menyebutkan sumber stres dan kecemasan terhadap beban selama

pembelajaran klinik adalah:

1) Stres merawat pasien

Pemicu stres yang timbul dari merawat pasien antara lain

kurangnya pengalaman dan kemampuan memberikan asuhan

keperawatan dan membuat keputusan dalam suatu tindakan,

tidak mengetahui cara membantu pasien dengan masalah fisio-

psiko-sosial, tidak mampu untuk mencapai harapan seseorang,

Page 39: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

23

tidak mampu untuk memberikan jawaban yang sesuai untuk

pertanyaan yang diberikan oleh dokter, pengajar dan pasien,

khawatir tidak dipercayai atau diterima oleh pasien atau

keluarga pasien, tidak mampu untuk merawat pasien dengan

perawatan yang baik, tidak mengetahui cara berkomunikasi

dengan pasien dan kesulitan dalam perubahan peran dari

seorang siswa dan praktik

2) Stres dari dosen/pembimbing serta staf perawat

Stres yang muncul dari staf perawat serta dosen/pembimbing

biasanya dipicu oleh adanya ketidaksesuaian antara teori dan

praktik, tidak mengetahui cara mendiskusikan keadaan sakitnya

pasien dan pengajar dan anggota perawat lainnya, stres saat

instruksi dari pengajar berbeda dengan harapannya, pengajar

tidak memberikan penilaian yang adil terhadap mahasiswanya,

kurangnya mendapat perhatian dan bimbingan dari pengajar

dan staf kesehatan lainnya kurang empati dan tidak mau

membantu mahasiswa.

3) Stres dari tugas dan beban kerja

Beban kerja tinggi dan tugas bagi mahasiswa profesi juga

menjadi stres, pemicunya antara lain takut mendapat nilai yang

buruk, merasa tertekan dengan lingkungan dengan lingkungan

sekitar dan kualitas praktik klinik yang buruk, syarat-syarat

untuk praktik melewati batas ketahanan fisik dan emosi, praktik

Page 40: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

24

klinik yang membosankan bisa mempengaruhi kehidupan

keluarga dan social dan merasa bahwa performa tidak sesuai

dengan harapan pengajar

4) Stres dari sejawat dan kehidupan sehari-hari

Pemicunya antara lain kompetesi dengan rekan sebaya di

kampus dan di tempat praktik klinik, tertekan dengan pengajar

yang menilai kinerja mahasiwa dengan cara membandingkan

dengan mahasiswa lainnya, praktik klinik mempengaruhi

keterlibatann dalam aktifitas ekstrakulikluer dan tidak dapat

nyaman dengan teman-teman yang lain dalam suatu kelompok

5) Stres karena kurangnya pengetahuan dan skill

Pemicunya antara lain asing dengan sejarah dan istilah-

istilah medis, saya merasa asing dengan kemampuan merawat

secara profesional, saya merasa asing dengan diagnosa pasien

dan cara menanganinya, stres dari lingkungan seperti

lingkungan rumah sakit tempat praktik yang dapat memicu

stres, fasilitas atau alat yang tidak familiar dan perubahan yang

cepat pada kondisi pasien.

Page 41: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

25

f. Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Persatuan perawat nasional indonesia (PPNI) mengungkapkan

bahwa dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,

pendidikan keperawatan profesional di indonesia terdiri atas pendidikan

akademik dan pendidikan profesi ners. Jenjang pendidikan profesi ners

adalah jenjang yang harus ditempuh seorang mahasiswa keperawatan jika

ingin mendapat lisensi menjadi seorang perawat. Jika ada seseorang yang

menempuh pendidikan keperawatan namun hanya melalui tahap akademik

saja dan tidak melalui tahap profesi, maka ia tidak masuk kategori untuk

mendapatkan lisensi perawat profesional. Peserta didik yang telah lulus

jenjang program profesi ners akan mendapatkan gelar ners (nurse) yang

disingkat ns (prananingrum, 2015).

Prananingrum (2015) menjelaskan bahwa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta memaparkan kompetensi yang ingin diasah kepada peserta didiknya

dalam jenjang program profesi, sebagaimana berikut:

1. Mampu berkomunikasi efektif

2. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan

3. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan

komunitas

4. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan

5. Mampu menjalin menjalin hubunan interpersonal

6. Mampu melakukan penelitian di bidang kesehatan, khususnya

keperawatan

Page 42: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

26

7. Mampu mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus

atau belajar sepanjang hayat.

g. Pendidikan Keperawatan sebagai Pendidikan Keprofesian

Lokakarya nasional keperawatan tahun 1983 telah menghasilkan

kesepakatan nasional yang secara konseptual mengakui keperawatan di

Indonesia sebagai profesi, mencakup pengertian, pelayanan keperawatan

sebagai profesional, dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan

profesi. Hasil lokakarya tersebut menghasilkan orientasi pendidikan tinggi

keperawatan adalah masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK), dengan orientasi tersebut setiap institusi pendidikan keperawatan

diharapkan mampu mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat,

baik perkembangan yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan

keperawatan, tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan dan keperawatan, maupun perkembangan khusus hal-hal khusus

di masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan belajar bagi

peserta didik (Nursalam, 2011).

Berikut adalah kerangka konsep pendidikan keperwatan yang

disusun untuk menjadi landasan kurikulum pendidikan tinggi keperawatan,

mengingat hakikatnya sebagai pendidikan profesi (Nursalam, 2011):

1) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

Seiring kemajuan zaman dan iptek, pelayanan/ asuhan keperawatan

juga dituntut untuk demikian sehingga peserta didik harus menguasai

kemampuan bahasa tubuh yang diperlukan oleh seorang perawat

Page 43: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

27

profesional, dan menguasai berbagai metode serta teknik keperawatan

yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan.

2) Penyelesaian masalah secara ilmiah

Selama rangkaian proses belajar pendidikan tinggi keperawatan

dilalui oleh mahasiswa, di sana mereka diajarkan problem solving secara

ilmiah, termasuk penalaran ilmiah, ditumbuhkan dan dibina secara

bertahap dan berintegrasi sepenuhnya. latihan tersebut antara lain

pembinaan keputusan klinik dan pencapaian kemampuan peserta didik

untuk melakukan proses keperawatan secara komprehensif

3) Sikap dan tingkah laku profesional

Pembinaan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak profesional

merupakan suatu proses panjang berlanjut, yang dilaksanakan dalam

suatu lingkungan yang sarat dengan model peran

4) Belajar aktif dan mandiri

Proses belajar ditekankan kepada student oriented atau belajar

berorientasi pada mahasiswa sehingga mendorong mahasiswa lebih

aktif dan mandiri sehingga dapat bertanggung jawab atas apa yang harus

mereka pelajari dan kuasai

5) Pendidikan di masyarakat

Melalui pengalaman belajar di masyarakat, dapat menumbuhkan

profesionalitas mahasiswa serta melatih sikap dan keterampilan

mereka. masyarakat merupakan tempat proses sosialisasi atau adaptasi

profesional untuk membina kepekaan. pengalaman belajar di

Page 44: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

28

masyarakat ada dalam dua bentuk yaitu pengalaman belajar klinik

(PBK) dan pengalaman belajar lapangan (PBL). dari situ, mahasiswa

dilatih untuk mengasah kemampuan mereka dalam pengambilan

keputusan klinik.

B. Penelitian Terkait

1. Penelitian oleh Anelia (2012) berjudul Hubungan Tingkat Stres dengan

Mekanisme Koping pada Mahasiswa Reguler Program Profesi Ners FIK UI

Tahun Akademik 2011/ 2012. Metode yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif deskriptif korelatif. Pengambilan sampel menggunakan total

sampling berjumlah 86 orang. Hasil penelitian menyatakan terdapat

hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping, dengan tingkat

stres rentang skor 25,57 – 27, 55 dengan nilai minimal 16 dan maksimal 42

sehingga mayoritas mahasiswa mengalami stres sedang. Mekanisme koping

rata-rata adalah 59,13 dengan nilai minimal 48 dan nilai maksimal 72

sehingga mayoritas mahasiswa mengalami mekanisme koping konstruktif.

2. Penelitian oleh Salsabila (2013) berjudul Pengalaman Stres Praktik Klinik

dan Tingkat Stres pada Mahasiswa Keperawatan Tahun Pertama Dan Tahun

Kedua Praktik Klinik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif komparasi

dengan metode cross sectional. Pengambilan data kuantitatif diadopsi dari

Perceived Stres Scale (PSS) sebanyak 29 pertanyaan. Sampel seluruh

mahasiswa angkatan 2012 dan 2013. Hasilnya 100% responden dari

angkatan 2012 dan 91,7% dari angkatan 2013 berada pada tingkat stres

Page 45: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

29

sedang selama praktik klinik, dan 8,3% responden dari angkatan 2013

berada pada tingkat stres berat. Penelitian ini sebagai acuan dari penelitian

sekarang karena penelitian ini melanjutkan tentang eksplorasi lebih dalam

dari mekanisme koping mahasiswa dari stres.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Killam, Laura A. dan Heerschap, Corey,

dengan judul Challenges To Student Learning In The Clinical Setting: A

Qualitative Descriptive Study tahun 2013 mereka meneliti tentang

tantangan mahasiswa selama belajar klinik. Sampel terdiri atas 11 partisipan

dari mahasiwa Universitas yang ada di Ontario. Metode yang digunakan

adalah kualitatif deskirptif. penelitian ini menghasilkan beberapa tantangan

yang dialami mahasiswa klinik antara lain: (a) reaksi internal terhadap

external limitation, (b) hambatan yang dialami selama belajar klinik, (c)

tidak efektifnya pengelolaan program.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Lawal, Juliana., dkk, dengan judul Factors

That Influence The Clinical Learning Experience Of Nursing Students At A

Caribbean School of Nursing tahun 2016 mereka meneliti tentang faktor-faktor

yang memngaruhi mahasiswa selama belajar klinik. Sampel terdiri atas 149

respondenpan. Metode yang digunakan adalah deskirptif cross-sectional. Alat

ukut yang digunakan adalah kuisioner dengan 30 pertanyaan. Penelitian ini

menguraikan faktor-faktor yang memngaruhi mahasiswa klinik adalah: (a)

persepsi mahasiswa terhadap profesi keperawatan yang mempunyai tugas

berat, (b) peran pembimbing klinik (c) dukungan dari staf perawat dan

Page 46: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

30

tenaga kesehatan terkait dan (d) lingkungan rumah sakit atau pelayanan

kesehatan tempat belajar.

5. Penelitian oleh Elfi Syahreni, Fajar Tri Waluyanti tahun 2007 dengan judul

Pengalaman Mahasiswas Keperawatan Program Reguler Dalam

Pembelajaran Klinik Penelitian fenomenologi ini bertujuan menggali

pengalaman belajar mahasiswa program reguler di klinik. Sampel diambil

secara purposive sebanyak 5 mahasiswa program reguler yang sedang tahap

klinik (profesi). Data dikumpulkan melalui unstructured interview. Data

tersebut dianalisis dengan menggunakan metoda analisis data “Collaizzi’s

phenomenology methods”. Hasilnya, terdapat tujuh tema yang muncul

meliputi integrasi teori ke praktik, berupaya untuk tampil baik sebagai

mahasiswa, berupaya untuk tampil sebagai perawat yang baik, keinginan

untuk tidak membahayakan klien, keinginan untuk membantu klien,

penyebab stres, serta pembelajaran ketrampilan psikomotor.

Page 47: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

31

C. Kerangka Teori

Stresor

Pembelajaran

klinik

Stres

Mekanisme koping

Koping

fokus emosi Koping fokus

masalah

- Distancing

- Escape – Avoidance

- Self Control

- Accepting responibility

- Positive Reappraisal

- Planful problem

solving

- Confrontative coping

- S king social support

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Di modifikasi dari Folkman and Lazarus (1985) dalam

(Martz & Livneh, 2007); (Killam & Heerschap, 2012)

Page 48: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

32

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep

Pengalaman belajar klinik (PBK) dan belajar lapangan (PBL) adalah

proses transformasi mahasiswa untuk menjadi seorang perawat profesional.

tahap ini mememberikan kesempatan mahasiswa untuk beradaptasi dalam

lingkungan nyata pelayanan kesehatan klinik/komunitas (Nursalam, 2011).

Pendidikan klinik atau profesi ners adalah masa penting dalam tahap pendidikan

keperawatan sebagai kesempatan untuk mentransfer pengetahuan teoritis yang

dimiliki untuk diaplikasikan dalam praktik sebagai perawat profesional yaitu

melakukan asuhan keperawatan (Killam & Heerschap, 2013). Tahap

pendidikan profesi/ klinik ini merupakan komponen vital untuk perkembangan

peserta didik selama belajar (Pollard et al., 2007).

Ada beberapa hal yang dapat menjadi hambatan belajar dalam PBK

antara lain hubungan interpersonal yang buruk dengan staf klinis/senior. Selain

itu, adanya gap antara teori dan praktik juga mengakibatkan hal yang sama

(Killam & Heerschap, 2013). Penelitian oleh Salsabila (2013) pada 81

responden menyatakan 100% mahasiswa tahun kedua dan 91,7% dari

mahasiswa tahun pertama praktik klinik berada pada tingkat stres sedang

selama praktik klinik, dan 8,3% mahasiswa tahun pertama praktik klinik berada

pada tingkat stres berat. Padahal cemas dan stres juga termasuk aspek yang

dapat menjadi hambatan proses PBK (Killam & Heerschap, 2013).

Page 49: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

33

Respon terhadap stres dikenal dengan mekanisme koping. setiap

individu memiliki mekanisme koping yang berbeda-beda tergantung pada

tingkat stres dan kondisi yang dia alami. Apabila mekanisme koping ini

berhasil, maka individu dapat beradaptasi dan tidak menimbulkan gangguan

kesehatan, tetapi bila mekanisme koping gagal maka individu tersebut gagal

beradaptasi dan akan timbul gangguan kesehatan baik berupa fisik, psikologis

maupun perilaku (Keliath, 2010). Apabila respon gagal ini terjadi pada

mahasiswa yang sedang dalam pembelajaran klinik baik di dalam pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit maupun komunitas, maka hal ini dapat

memngaruhi prestasi dan kualitas kinerja yang dilakukan (Killam & Heerschap,

2012)

B. Defnisi Istilah

1. Sumber stres atau stresor adalah semua hal yang dapat menyebabkan

individu mengalami stres

2. Mekanisme koping adalah mekanisme adaptasi yang berfungsi membantu

manusia untuk mengahadapi suatu keadaan ketika lingkungan tidak lagi

dapat diatasi menggunakan mekanisme tubuh secara habitual way atau

mekanisme seperti biasa.

3. Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan

tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi,

dan yang paling umum adalah universitas.

4. Pembelajaran klinik adalah tahap pendidikan keperawatan yang

mememberikan kesempatan mahasiswa untuk beradaptasi dan terjun

Page 50: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

34

langsung bagaimana melakukan asuhan keperawatan dalam lingkungan

nyata pelayanan kesehatan klinik/komunitas

Page 51: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

35

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan

menggunakan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif merupakan

pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala

sentral di mana untuk mengetahui sejala sentral tersebut peneliti mewawancarai

peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum

dan agak luas (Creswell, 2008). Fenomenologi menurut Husserl (1859-1938)

adalah memberikan deskripsi, refleksi, interpretasi, dan modus riset yang

menyampaikan intisari dari pengalaman kehidupan individu yang diteliti

(Afiyanti, Yati & Rachmawati, 2014). Metode kualitatif berupa fenomenologi

digunakan karena peneliti ingin menggali lebih dalam dan komprehensif

tentang mekanisme koping mahasiswa Keperawatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta selama pembelajaran klinik.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei tahun 2017 di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fakultas tersebut dijadikan lokasi penelitian karena dari hasil studi pendahuluan

pada program profesi Ners PSIK Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Jakarta tersebut terdapat masalah-masalah yang memicu stres yang oleh

mahasiswa praktik PBK.

Page 52: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

36

C. Partisipan Penelitian

Sebelum dilakukan wawancara mendalam dilakukan skrining kepada

mahasiswa profesi ners dengan menyebar kuesioner PSS (Perceive Stres Scale)

dengan jumlah partisipan yang mengisi sebanyak 35 orang. Hasilnya terdapat 2

partisipan dengan tingkat stres ringan, 30 partisipan dengan tingkat stres sedang

dan 3 partisipan dengan tingkat stres berat. Penelitian ini ingin melihat sumber

stres dan mekanisme koping yang berbeda dari setiap partisipan dari masing-

masing tingkat stres sehingga partisipan dengan tingkat stres ringan dan berat

kesemuanya menjadi partisipan (dua orang stres ringan dan tiga orang stres

berat), sedangkan partisipan dengan tingkat stres sedang dipilih oleh peneliti

menggunakan teknik sampling convenience dan didapatkan 6 orang sehingga

total partisipan adalah 11 orang. Partisipan pada penelitian ini berjumlah sebelas

orang karena dianggap telah tersaturasi. Teknik sampling yang digunakan

menggunakan convenience sampling. Partisipan penelitian ini adalah

mahasiswa program profesi Ners PSIK Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Jakarta.

D. Instrumen Penelitian

Instrument dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri dengan melakukan

wawancara mendalam (in-depth interview) dengan jenis wawancara semi

berstruktur berdasarkan pedoman wawancara mendalam, media perekam dan

catatan lapangan. Pedoman wawancara yang sudah dibuat, terlebih dahulu diuji

pada partisipan lain yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan tujuan untuk

Page 53: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

37

mengetahui apakah pedoman wawancara yang sudah dibuat layak digunakan

sebagai acuan untuk menggali informasi sesuai dengan kasus yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017.

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara mendalam dengan

jenis wawancara semi berstruktur berdasarkan pedoman wawancara yang

telah disiapkan sebelumnya.

2. Proses Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan Pengumpulan Data

1) Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti menyebar

kuisioner Perceive Stres Scale (PSS) kepada partisipan

2) Peneliti mendata partisipan sesuai kriteria

3) Merancang pedoman wawancara yang akan ditanyakan kepada

partisipan

4) Peneliti menghubungi partisipan dan melakukan informed consent

b. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti selaku instrument

penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan wawancara mendalam (indepth interview) untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan dari partisipan menggunakan pedoman

wawancara (interview guide). Wawancara adalah teknik pengumpulan

data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi

Page 54: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

38

informan dengan bercakap-cakap secara tatap muka (Afifuddin &

Saebani, 2012).

Wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti selaku instrumen

penelitian. Peneliti memilih wawancara mendalam karena untuk

memperoleh data yang lebih dalam tentang mekanisme koping dan juga

menjadikan partisipan lebih mudah fleksibel menjawab pertanyaan

tanpa ada intervensi dari orang lain. Peneliti memakai tipe wawancara

semi berstruktur. Wawancara semi berstruktur sering digunakan untuk

studi berfokus pada life-world yang berupaya memahami berbagai

tema kehidupan sehari-hari dari perspektif masing-masing individu

(Afiyanti, Yati & Rachmawati, 2014).

Waktu yang digunakan untuk wawancara medalam dapat

dilakukan dalam rentang 30 menit hingga 1 jam (Holloway & Wh ler,

2010) dan sebelumnya peneliti melakukan kontrak waktu terdauhlu

agar tidak mengganggu aktifitas partisipan.

3. Tahap Penutupan

Pada tahap ini, peneliti menentukan kode setiap partisipan.

Selanjutnya peneliti membuat kontrak dengan partispan bahwa peneliti

akan datang kembali untuk validasi data serta apabila ada data yang belum

diperoleh atau mengulang data apabila ada data yang hilang. Setelah

mendapatkan kesediaan dari partisipan, peneliti melakukan terminasi

dengan memberikan apresiasi kepada partisipan atas kerjasama dan

kesediaanya dalam penelitian.

Page 55: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

39

F. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah cara untuk menilai kualitas data atau hasil temuan

suatu penelitian kualitatif atau disebut juga dengan istilah keterpercayaan,

keaslian dan kebenaran terhadap informasi, data atau temuan dari hasil

penelitian yang telah dilakukan (Afiyanti, Yati & Rachmawati, 2014). Ada tiga

teknik yang dapat dilakukan untuk mencapai keabsahan data yaitu uji

kredibilitas, transferabilitas, auditabilitas (dependebilitas) dan konfirmabilitas.

a. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas, yaitu uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif (Lapau, 2013). Suatu hasil penelitian dikatakan memiliki

kredibilitas yang tinggi atau baik ketika hasil-hasil temuan pada penelitian

tersebut dapat dikenali dengan baik oleh para partisipannya dalam konteks

sosial mereka (Afiyanti, Yati & Rachmawati, 2014).

Uji kredibilitas menurut Lapau (2013), penelitian kualitatatif antara

lain dengan melakukan cara:

1) Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali melakukan pengamatan di lapangan/ lokasi penelitian.

Hal ini dilakukan agar hubungan antara peneliti dengan narasumber

semakin akrab sehingga tidak lagi ada informasi yang disembunyikan

(Lapau, 2013)

Page 56: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

40

2) Peningkatan ketekunan dalam penelitian

Peneliti melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah

ditemukan salah atau benar, dalam rangka menjaga keakuratan dan

keabsahan data.

3) Triangulasi

Lapau (2013) menyatakan triangulasi adalah pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu

(a) Triangulasi sumber

(b) Triangulasi teknik pengumpulan data

4) Analisa kasus negatif

Metode ini dilakukan dengan menemukan data yang bertentangan

dengan data yang telah ditemukan sebelumnya. Apabila data yang

bertentangan sangat kurang, artinya data yang ditemukan dapat

dipercaya Afiyanti, Yati & Rachmawati (2014)

5) Member check

Merupakan proses pengecekan data yang diperoleh peneltii kepada

pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana data yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data (Lapau, 2013)

6) Peer Debriefing

Membicarakan masalah penelitian dengan orang lain, tanya jawab

teman sejawat atau orang yang ahli dalam bidang kualitatif

(Endarswara, 2006).

Page 57: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

41

Uji kredibilitas pada penelitian ini menggunakan metode member

check, peer debriefing dan peningkatan ketekunan dalam penelitian. Setelah

peneliti mengumpulkan data, peneliti membuat transkrip data, kemudian

transkrip data yang sudah selesai tersebut dibicarakan dan didiskusikan ke

pembimbing (peer debriefing) tentang hal-hal yang dialami partisipan.

peneliti juga memanfaatkan hasil catatan lapangan yang dibuat ketika

wawancara berlangsung. Setelah data semua selesai, peneliti melakukan

pengecekan data kembali dengan member check, apakah data yang

diperoleh seudah sesuai dengan pemberi data.

b. Transferabilitas atau keteralihan data (Applicability, Fittningness)

Keteralihan data adalah sejauh mana hasil penelitian dapat

diterapkan atau digunakan dalam situasi lain yaitu situasi yang memiliki

karakter yang hamper sama dengan obyek penelitian sebelumnya. Agar

orang lain dapat memahami hasil penelitian sekaligus dapat

menerapkannya, maka peneliti harus membuat laporan secara rinci, jelas,

sistematis dan dapat dipercaya (Lapau, 2013). Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka peneliti berusaha menyajikan hasil penelitian secara rinci,

jelas, sistematis dan dapat dipercaya agar pembaca dapat memahami secara

mudah dan jelas.

c. Dependabily Test dan Confirmability Test

Tes dependabilitas dilakukan dengan memeriksa seluruh proses

penelitian yang dilakukan oleh auditor yang independen (Lapau, 2013).

Page 58: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

42

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan pemeriksaan dengan

pembimbing penelitian.

Tes konfirmabiltas hampir sama dengan tes dependabilitas atau

disebut dengan uji obyektifitas penelitian. Peneliti menguji hasil proses

penelitian. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian

dan disepakati banyak orang, maka peneltian tersebut telah memenuhi

standar konfirmabilitas atau disebut obyektif. Oleh karena itu dua pengujian

ini seringkali dilakukan bersama (lapau, 2013). Dalam penelitian ini,

peneliti menyerahkan dokumen temuan data dalam bentuk transkrip kepada

beberapa partisipan (member check) sebagai upaya memastikan obyektifitas

data yang diperoleh.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode Analisis

Colaizzi. Berikut langkah-langkah analsisi data berdasarkan Colaizzi (1978)

dalam (Creswell, 2008):

a. Tahap awal, peneliti menggambarkan fenomena milik subjek penelitian

dengan cara mentranskrip rekaman hasil wawancara mendalam ke dalam

bentuk tulisan

b. Tahap Horizontalization: dari hasil transkripsi, peneliti menconvert

pernyataan-pernyataan penting yang sesuai topik yang diteliti. pada tahap

ini, peneliti harus menunda bracketing, artinya unsur subjektifitas peneliti

Page 59: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

43

c. Cluster of Meaning. Mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan tersebut

ke dalam tema-tema atau unit-unit makna. Serta menghapus pernyataan

yang tumpang tindih atau berulang. Pada tahap ini dilaukan:

1) Deskripsi tekstural: peneliti menuliskan deskripsi apa yang dialami

partisipan

2) Deskripsi structural: peneliti mencari makna yang mungkin

berdasarkan refleksi diri peneliti sendiri, berupa opini, penilaian,

perasaan harapan subjek penelitian tentang fenomena yang dialaminya.

d. Menggabungkan makna yang dirumuskan dalam kelomok tema

e. Tahap deskripsi esensi: peneliti membangun deskripsi menyeluruh

mengenai makna dan esesnsi pengalaman para subjek

f. Peneliti melaporkan hasil penelitian. Laporan ini memberikan pemahaman

yang lebih baik kepada pemabaca mengenai bagaimana seseorang

mengalami fenomena.

H. Etika Penelitian

Etika penelitian ilmiah menurut Loiselle, C. G., Profetto-McGrath, J.,

Polit, D. F., (2007) dan Swarjana (2012) antara lain respect for human dignity,

respect for privacy and confidentiality, respect for justice and inclusiveness

dan balancing harms and benefits. Adapun penerapan dalam penelitian ini

dijabarkan sebagai berikut:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity),

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden

Page 60: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

44

Partisipan diperlakukan secara menusiawi. Subyek mempunyai hak

untuk memutuskan apakah mereka bersedia menjadi partisipan

ataupun tidak, tanpa adanya sanksi apapun.

b. Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan

seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Subyek berhak meminta data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk itu

perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasisa (confidentially)

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)

Subjek berhak diperlakukan secara adil baik sebelum, selama atau sesudah

partisipasinya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

a. Bebas dari penderitaan

Researchselama penelitian berlangsung, berbagai situasi mungkin

terjadi, seperti kerugian yang variatif seperti trauma fisik (fatigue,

injury), psikologis (stres, ketakutan) sosial maupun ekonomi, peneliti

harus meminimalisasi segala bentuk kerugian dan ketidaknyamanan,

serta selalu berusaha menyeimbangkan sebisa mungkin

Page 61: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

45

b. Bebas dari eksploitasi

Ketika melibatkan partisipan dalam penelitian, seharusnya peneliti

tidak boleh menempatkan partisipan pada kondisi yang tidak

menguntungkan atau terekspose dalam situasi yang tidak

dipersiapkan sebelumnya.

c. Manfaat dari penelitian

Banyak orang berpartisipasi dalam penelitian karena asalan tertentu.

Mereka mungkin mempersepsikan terdapat beberapa keuntungan

personal. Peneliti seharusnya berusaha memaksimalkan manfaat dan

mengkomunikasikan manfaat potensial kepada partisipan

Page 62: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

46

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) adalah salah satu empat

program studi yang berada di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Program studi yang

lainnya yaitu program studi pendidikan dokter, program studi farmasi dan

program studi kesehatan masyarakat. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

ini terletak di Jalan Kertamukti No. 5, Pisangan, Ciputat, Kota Tangerang

Selatan, Banten. Jumlah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan terdapat

jumlah mahasiswa berjumlah 328 dengan komposisi jenjang akademik 293

mahasiswa dan jenjang profesi ners berjumlah 35 mahasiswa.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa profesi ners

rogram Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang memiliki pengalaman stres dari tingkatan rendah,

sedang dan berat dengan karakteristik partisipan yaitu

Table 5.1 Karakteristik mahasiswa profesi ners

Partisipan usia Jenis

Kelamin

Pendidikan

sebelum

perguruan

tinggi

Tinggal

bersama

Sumber

materi

Tingkat

Stres

Page 63: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

47

P1 22 P MA Kos dengan

teman

Orang tua Ringan

P2 20 P SMA,

Pesantren

Kos dengan

teman

Beasiswa,

Orang tua

Ringan

P3 22 P MAN Kos dengan

teman

Beasiswa,

Orang tua

Sedang

P4 21 P MA, pesantren Kos dengan

teman

Beasiswa,

Orang tua

Sedang

P5 23 P MA, pesantren Kos dengan

teman

Orang tua Sedang

P6 23 P MA, pesantren Kos dengan

teman

Beasiswa,

orang tua

Sedang

P7 22 P SMA keluarga Orang tua Sedang

P8 21 P Pesantren Kos dengan

teman

Beasiswa,

orang tua

Sedang

P9 22 P MAN Kos dengan

teman

Orang tua Berat

P10 21 P MAN Kerabat Orang tua Berat

P11 24 L keluarga Orang tua

dan diri

sendiri

Berat

2. Analisa Tematik

Dari hasil analisa tematik partisipam didapatkan dua tema

mencakup: (1) sumber stres mahasiswa profesi ners (2) mekanisme koping

yang membangun motivasi mahasiswa profesi ners terhadap stres. Berikut

penjelasan secara detail dari tema-tema tersebut.

Tema 1. Sumber Stres Mahasiswa Profesi Ners

Sepanjang pembelajaran jenjang profesi ners, masing-masing

mahasiswa mengalami stres yang disebabkan oleh beberapa faktor, di

antaranya: (1) stres dari pengajar dan staf keperawatan serta tenaga

Page 64: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

48

kesehatan lain (2) stres dalam merawat pasien dan atau keluarga (3)

deadline tugas dan beban kerja (4) hubungan dengan rekan sejawat (5) stres

karena kurang pengetahuan dan skill (6) stres dari lingkungan (7) stres

karena ujian (8) menghabiskan biaya tinggi (9) jadwal dinas. Berikut uraian

masing-masing:

a. Stres dari pengajar dan staf keperawatan

Sumber stres pertama belajar profesi adalah perawat senior

menyuruh terlalu banyak melakukan tindakan. Tiga partisipan

menyatakan bahwa terkadang perawat senior menyuruh terlalu banyak

melakukan tindakan. Berikut pernyataan partisipan:

“…selama profesi itu misalkan ehh kakaknya di ruangan nyuruh ini

nyuruh itu, intinya banyak tindakan gitu di ruangan” (P7)

Pemicu stres selanjutnya adalah adanya senior perawat yang

terkadang kurang ramah kepada mahasiswa. Hal ini dinyatakan oleh

empat dari sebelas partisipan. Berikut pernyataan partisipan:

“..,semisal kakanya ya kaya gitu entah itu memintanya atau nyuruh

kita dengan wajah yang kurang bersahabat, kayak gitu-gitu,…”

(P1)

Adanya pengajar lapangan yang biasa disebut dengan CI (Clinical

Instructor) yang kurang membimbing akan tetapi menuntut mahasiswa

serba bisa juga dapat menimbulkan stres seperti yang diungkapkan

empat partisipan seperti berikut:

“…kadang CI juga memicu stres kalau CI nya agak-agak galak di

lantai 4 selatan, jugaa kadang stres karena ibunya pengennya gini

ibunya pengennya gitu maksudnya ibunya nuntut gitu loh,..” (P5)

Page 65: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

49

Adanya kesenjangan antara teori dan praktik juga menjadi pemicu

stres mahasiswa seperti pernyataan seorang partisipan:

“……Selama profesi itu yang dialami mungkin pertama

ketidaksesuaian antara teori dan praktik,” (P8)

Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa pemicu stres dari staf

pengajar serta staf keperawatan adalah adanya senior yang terlalu

banyak menyuruh melakukan tindakan, senior perawat yang terkadang

kurang ramah dan adanya pengajar lapangan yang kurang membimbing

akan tetapi menunut mahasiswa serba bisa.

b. Stres dalam merawat pasien

Pasien adalah salah satu sumber stres saat belajar profesi yaitu

pasien yang berjumlah banyak dan cenderung sering komplain atau

menuntut dirawat sebaik mungkin. Berikut pernyataan dua partisipan

berkaitan dengan hal ini:

“…pengalaman yang kemaren waktu klinik itu emang banyak

banget pasien tuh apa komplain terus kan, Yaa gimana orang

perawatnya cuma segitu,…..” (P2)

“…kalau dari tugas, dari pasien kalau pasiennya yang apa

namanya banyak nuntut terus pasien yang apa namanya tuh mau

perfect terus mau buru-buru itu kan bikin stres tuh,” (P9)

Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa pemicu stres dari

merawat pasien yaitu banyaknya jumlah pasien dan tuntutan dari pasien

yang sering komplain.

c. Deadline tugas dan beban kerja

Hampir semua partisipan yakni sembilan dari sebelas partisipan

sepakat bahwa deadline tugas merupakan satu hal yang menjadi momok

Page 66: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

50

saat belajar profesi. Selain itu, tiga dari partisipan menyatakan beban

profesi salah satunya banyaknya tindakan yang harus dilakukan di

ruangan, seperti yang mereka nyatakan:

“…stres itu masalah tugas tadi ya tugasnya kebanyakan, terus kalo

di ruangan, kalo lagi banyak tindakan selama profesi,….” (P7)

“..terus biasanya stres juga kalau kaya ngerjain laporan. Emm

banyak soalnya kan laporannya harus tiap hari,” (P4)

d. Hubungan dengan rekan sejawat

Rekan sejawat adalah mereka yang setiap hari bersama dan saling

bekerja sama dalam bekerja, hubungan dengan sejawat yang kurang

baik dapat menyebabkan stres tersendiri bagi mahasiswa. Dua partisipan

menyebutkan teman yang tidak bisa diajak kerja sama juga

menyebabkan stres, seperti yang ingin menonjolkan diri sendiri. Hal ini

dinyatakan partisipan seperti berikut:

“……temen se shift nah itu juga bisa jadi stresornya karena

mungkin ada yang ngga klop sama kitaya. Ada yang suka

menonjolkan diri kaya istilahnya sombong gitu “ (P8)

“……,kalo sama temen apa ya ya itu ga mau denger lah masukan

orang lain dari diri kita,” (P6)

e. Stres karena kurang pengetahuan dan skill

Belajar profesi adalah masa untuk mempraktikkan teori yang

diperoleh dari jenjang pendidikan akademik untuk dipraktikan di

jenjang profesi sehingga kurangnya pengetahuan dan skill dapat menjadi

salah satu beban mahasiswa. Dua partisipan menyatakan kurang

menguasai pengetahuan dasar maupun kurang menguasai pasien

kelolaan dapat menjadi stres, seperti dalam pernyataannya:

Page 67: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

51

“…..Sebenernya sih ini yah, awalnya emang dari saya karena

emang kurang belajar gitu kan seperti itu, itu yang bikin saya stres

sendiri,….” (P2)

“…misalnya kita itu ngerasa kurang apa ya kurang megang

kurang menguasai pasien yang kita kelola itu gimana-gimana

mungkin kita stres,” (P3)

f. Stres dari Lingkungan

Sejumlah Empat partisipan menyebutkan perpindahan dari stase

ke stase lainnya yang mengharuskan mahasiswa untuk senantiasa

beradaptasi dengan lingkungan baru menjadi stres tersendiri, berikut

pernyataan partisipan:

“……faktor lingkungan kadang-kadang juga kalau di lingkungan

baru kadang merasa aneh, nah ini mungkin karena tiap stase itu

terlalu singkat,….” (P1)

“….kayak misalkan dari pas kita harus adaptasi lagi ke ruangan

baru,….” (P4)

g. Stres karena ujian

Partisipan menyatakan faktor ujian yang dapat menyebabkan stres

adalah karena ada dosen yang menuntut mahasiswa menguasai

keselurahan, rasa takut untuk tidak bisa menjawab pertanyaan,

kurangnya persiapan sebelum ujian, dan rasa takut dilihat dosen saat

melakukan tindakan karena menyebabkan fokus buyar, seperti

pernyataan partisipan:

“……takut diliatin dosen, ketika nggak ada dosen atau nggak ada

CI itu ambil darah ya lancar tapi pas waktu diliatin dosen tu pasti

ada aja kendalanya,” (P1)

“,….sama responi dosen itu juga bikin stres gara-gara diliatin

dosen,…” (P3)

“pas aku cerita kalau misalnya aku lagi stres mah dosennya galak,

responi nggak bisa jawab, malu gitu,” (P5)

“,kaya ibu ini gitu, kaya nuntut banget gitu loh dosennya buat bisa

semua, model tipe dosennya detail gitu ya”. (P6)

Page 68: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

52

“……ngerasa beban kali ya..kan ditanya ini itu jadi ngerasa takut

ga puas takut gabisa jawab jadinya stres sendiri,” (P7)

h. Menghabiskan biaya tinggi

Tiga partisipan menyatakan profesi membutuhkan banyak dana

yang harus dikeluarkan untuk keperluan yang beraneka ragam, baik

untuk kehidupan sehari-hari seperti transport, keperluan belajar seperti

fotokopi berkas, dan sebagainya. Berikut pernyataan partisipan:

“……kalau dari segi keuangan ya keuangan juga, naik turun kan.

Maksudnya nanti kamu rasain deh ada satu stase banyak kita

ngeluarin uang gitu,” (P10)

“……lalu yang ketiga hambatanny adalah kadang keuangan.

Semua ya, kadang ke KC juga perlu bensin gitu kalau kadang

punya duit bisa. Jadi kalau nggak punya duit ya nggak bisa. Jadi

biaya ya.” (P11)

i. Jadwal dinas

Jadwal dinas yang tidak stabil seperti jumping serta padat atau

tidak ada hari libur untuk istirahat juga menjadi salah satu stresor profesi

ners. Dua partisipan mengatakan contoh jadwal yang tidak stabil itu

dinas dari siang ke pagi atau malam ke malam lagi, seperti yang

diungkapkan oleh partisipan berikut:

“……dari segi proses pertama jadwal, jadwal sih kadang-kadang

kalau dapat pagi ke siang itu enak, tapi kalau dapetnya siang ke

pagi itu berat lah dirasa apalagi kalau sempet jumping, itu. ……”

(P1)

“……dan masalah jadwal itu bikin stres apalagi kalo jumping

misalnya dari siang ke pagi terus dari malam ke malam lagi gitu

terus malam lepas pagi dari jadwal juga bisa, ……” (P2)

Hal lain yang bermasalah dari jadwal adalah tidak ada libur antar

stase sehingga hanya ada waktu istirahat sedikit, hal ini sesuai dengan

hasil wawancara berikut:

“……kadang-kadang tu ya jadwal profesi kita yang padat,

padahal udah tak rencanain ni semidal oh nanti pulang sore jam

Page 69: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

53

3. Jam 6 nanti main ke basecamp ah mau ngelepas penat

semisal, kaya gitu, oh ternyata ada hal lain yang harus

dikerjakan...” (P1)

“……tapi kerugiannya adalah kita itu seperti dikejar-kejar

waktu gitu. Kita nggak punya libur, kita yaaa. Dari semuanya

dampaknya sudah kelihatan ya…….” (P11)

Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa pemicu stres dari

jadwal dinas yaitu jadwal dinas yang tidak stabil atau jumping dan

jadwal yang padat.

Tema 2. Mekanisme Koping yang Membangun Motivasi Mahasiswa

Profesi Ners terhadap Stres

Upaya yang dilakukan oleh mahasiswa profesi ners PSIK UIN

berbeda-beda. Dari hasil wawancara mendalam dengan partisipan,

didapatkan metode koping mahasiswa profesi ners yaitu (1) Manejemen diri

(2) Menceritakan masalah kepada orang lain (3) Menikmati proses (4)

Pengalihan (5) Refleksi diri (6) Penguatan spiritualitas. Berikut penjelasan

secara rinci dari mekanisme koping tersebut.

a. Manejemen diri

Dua partisipan dengan tingkat stres ringan menyebutkan manajemen

diri yang dilakukan yakni agar stres diatasi bukan dihindari, ketika ada

tugas maka harus segera dikerjakan, ketika melakukan kesalahan minta

maaf, ketika belum menguasai materi maka belajar, ketika ada yang

senior yang acuh maka didoakan, seperti pernyataan partisipan:

“……kalo misalkan tugas itu ya dikerjain hehe. Kalo misalnya

kurang paham ya harus cari-cari lagi gitu. Ya awalnya sih bingung

nanti juga ketemu solusinya, ……” (P2)

Page 70: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

54

“……karen masalah tu ngga bakal kelar kalau kita nya menghindar,

nah ini pelajaran kalau lagi profesi tuh gini, ketika kamu ada

masalah, kamu jangan mundur, tapi tetep maju dan selesaikan, tapi

kalau kita terus mundur masalah nya ini bakal numpuk, numpuk dan

ngga bakal terpecahkan, ujung-ujungnya kita menyesal, mengapa

dulu ngga aku selesaiin, intinya maju terus, meskipun ibaratnya

selama kamu maju itu banyak rintangan, ……”

“……missal kita salah ya kita minta maaf dan mau untuk

memperbaiki lagi……” (P1)

“……tapi ketika ada mahasiswa kok ya penerimaannya ada yang

acuh tak acuh gitu. Nah itu yang acuh tak acuh tak acuh tu di doain

agar biar lunak, ……” (P1)

Manajemen diri yang dilakukan empat partisipan dengan tingkat

stres sedang diantaranya dengan belajar, mengerjakan tugas secepatnya,

dan membuat deadline bagi sendiri. Hal ini terutama berkaitan dengan

banyaknya tugas profesi dan ujian. Berikut pernyataan partisipan:

“……Ya mulai dari kemauan diri sediri. Kita harus ada deadline

buat diri sendiri misalnya hari ini harus udah yang dikerjain e bla

ini ini ini . jadi disiplin ke diri kita sendiri ….” (P3)

“……..sadarin aja sih masa mereka bisa, mereka belajar aku nggak

belajar jadi itu sih ngatasinnya jadi dengan belajar, ……” (P5)

“……terus berusaha mengerjakan tugas sedini mungkin, kalo

menyelasaikan masalah kasus ya itu tadi sharing, searching, nyari

nyari temen curhat lah kaya gitu, itu doang paling. ……,” (P6)

Bagi partisipan dengan stres berat, manajemen dirinya yaitu segera

mengerjakan tuntutan tugas selama profesi dan manajemen waktu. Hal

ini diungkapkan dua dari tiga partisipan dalam pernyataan berikut:

“…….Yang pertama kalau ada tugas kerjain, bawa enjoy aja. ya

menejemen waktu karena diburu waktu,…..” (P10)

“……yang paling efektif ya kerjain. Makin stres kalau makin

numpuk makin apa. Selesaikan masalah itu yang paling

efektif…….” (P11)

Page 71: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

55

Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa manajemen diri yang

dilakukan oleh partisipan dengan tingkat stres ringan adalah stres diatasi

bukan dihindari, ketika ada tugas maka harus segera dikerjakan, ketika

melakukan kesalahan minta maaf, ketika belum menguasai materi maka

belajar, ketika ada yang senior yang acuh maka didoakan, sedangkan

partisipan sedang adalah belajar, mengerjakan tugas secepatnya, dan

membuat deadline bagi sendiri dan bagi partisipan dengan tingkat stre

berat yaitu segera mengerjakan tuntutan tugas dan manajemen waktu.

b. Menceritakan masalah ke orang lain

Satu hal yang sering menjadi mekanisme koping partisipan

adalah dengan menceritakan masalah kepada orang lain. Dua

partisipan dengan tingkat stres ringan menceritakaan masalahnya

kepada orang terdekat baik teman atau keluarga sehingga stres

berkurang hal ini sesuai dengan pernyataan:

“………maksudnya gak enak gitu lho kalo di pendem sendiri

gitu.. mungkin kalo misalnya cerita lega ….. kalo misalkan

masalah pribadi itu saya ceritanya ke orangtua, kalo

misalnya masalah apa kayak misalnya belajar, proses

belajar, profesi gitu saya ceritanya ke A temen saya,..” (P2)

“…….Nah e pendukung ke orang tua itu hanya sebatas

meminta doa restu gitu. Bukan untuk menceritakan keluh

kesah, ……. di sini ya temen-temen deket ya tempat curhat,

itu temen-temen deket, kadang juga temen deket itu bukan

hanya dari PSIK aja, ketika aku sumpek aku kesel gitu ada

satu tempat yang biasanya aku kunjungi,……. karena mereka

tu kaya nggak punya beban gitu kan sementara aku dating

dengan sejuta beban, mereka mengambil bebanku,” (P1)

Partisipan dengan tingkat stres sedang juga menceritakan atau

mengungkapkan masalahnya juga kepada orang terdekat yakni

Page 72: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

56

keluarga atau teman. Hal ini diungkapkan oleh empat partisipan.

Berikut pernyataan partisipan:

“…..orang tua, kalau ada apa-apa cerita ke orang tua, nanti

dapet tuh nasehat siraman rohani, terus cerita ke temen-

temen deket aja, yang kaka anggep deket dan enak diajak

ngobrol terus ngasi solusi bukan yang malah ngomporin dan

nambah stres, yah pendengar budiman,…..” (P8)

“……Kan curhat terus dikasih semangat, eh apalagi ayah

sama mamah paling kalo di rumah lagi apa? Kenapa ? Lagi

pengen apa? Ntar dikasih gitu, ya paling dikasih

dukungannya berupa semangat, makanan kek gitu-gitu

doing…….” (P7)

Satu partisipan menyebutkan selain ke keluarga atau teman,

cerita juga kepada dosen

“…….kan disini kita jauh dari orang tua, jadi yang paling tau

ya temen. Aa adalagi dosen, kadang kalo misalnya ada stres

ya kan kalo tadi yg menyebabkan stres kan dari lingkungan

juga dulu aku pernah dapat pembimbing lapangan yang agak

gimana gitu, jadinya kita ya agak ansietas gitu, jadinya ya

kita curhatnya ya ke dosen, dosen yang memberikan kita

dukungan gitu. ……,”

Tiga partisipan dengan tingkat stres berat juga menceritakan

atau mengungkapkan masalah kepada orang lain untuk mngurangi

stres, terutama orang terdekat yakni keluarga atau teman, berikut

pernyataan partisipan:

“….nongkrong, ngobrol, cerita cerita sharing. Terus yang

lucu lucu kita bahas / tertawa minimal stres berkurang……,”

(P11)

“…… temen-temen, kan suka cerita kan, pertama keluarga,

temen-temen sama someone special,” (P9)

Page 73: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

57

Satu partisipan menyatakan cerita atau sharing namun jarang

seperti dalam ungkapannya:

“……..Banyakin berdoa ajalah, sharing aku jarang sih ya

sharing seadanya aja, sharing sama orang tua, berdoa.”

(P10)

Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa baik partisipan

dengan tingkat stres ringan, partisipan dengan tingkat stres sedang

maupun berat menceritakan masalahnya kepada orang terdekat yaitu

keluarga dan teman dekat sebagai bentuk mekanisme koping,

dengan satu tambahan bagi seorang partisipan dengan tingkat stres

sedang menceritakan masalahnya kepada dosen juga.

c. Menikmati proses

Dua partisipan dengan tingkat stres ringan menyatakan

masalah yang mereka hadapi pada profesi merupakan hal yang

wajar, bagian dari proses dalam hidup sehingga harus dilalui dan

dinikmati, berikut pernyataan partisipan:

“……..tapi kalau semisal dianggapnya let it flow yaudah itu

lanjut aja kan namanya juga hidup, ……………. namanya juga

lagi berproses kalau enggak salah tu ya juga nggak lazim,

yang lazim tu ya emang pas waktu berproses ada

masalah,…….” (P1)

“……..Ya itu sih biasa aja sebenernya tapi tergantung kitanya

bagaimana menyikapi……..” (P2)

Tiga dari enam partisipan dengan tingkat stres sedang

mengatakan stres adalah hal wajar dan menikmati proses adalah cara

agar tidak merasa stres semasa profesi ners. Seperti yang

diungkapkan partisipan:

Page 74: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

58

“……..mm stres tu wajar aja soalnya kan kaya biasanya kan

stres nya tu di awal-awal doang kaya pindah ruangan terus

kaget ketemu orang yang baru, kakak-kakak baru tapi kalau

udah dua tiga hari di sana, jadi udah paham situasinya kaya

gimana udah jadi di bawa enjoy aja. Let it go“……..” (P4)

“…….sebenernya aku tuh dibawa enjoy aja ya, Cuma yaa ya

kaya tadi itu lingkungan tadi itu yang bikin aku enggak

nyaman kadang,” (P5)

“…….Iya sii paling aku tetep cuek dan terus tetep gitu,

berusaha untuk tenang , “…….” (P6)

Dua dari tiga partisipan dengan tingkat stres berat

mengatakan nikmati saja proses profesi ini. Berikut pernyataan

partisipan:

“……..kalau aku mah tipenya jalanin aja. Kalau misalnya

sebisanya loh, “……..” (P9)

“…….Ya giu, Cuma ngomong, yaudah dijalanin tinggal dikit

lagi. Ya intinya gitu, sabar.,” (P10)

Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa menikmati proses

dilakukan oleh partisipan dengan semua tingkat stres sebagai

mekanisme koping karena stres adalah hal wajar dan menikmati

proses adalah cara agar tidak merasa stres semasa profesi ners.

d. Pengalihan

Dari temuan hasil waawancara didapatkan partisipan

menuturkan bahwa perlu untuk melakukan beberapa hal yang dapat

mengalihkan perhatian sehingga dapat melupakan stres tersebut

secara sementara sehingga selanjutnya dapat melakukan aktifitas

dengan lebih baik.

Page 75: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

59

Satu partisipan dengan tigkat stres ringan menyebutkan

pengalihan yang ia lakukan dengan membersihkan badan dan

istirahat, partisipan lain menyebutkan dengan menonton televisi dan

jalan-jalan. Berikut pernyataan partisipan:

“………kadang sih mandi, terus keramas, terus itu sih de

pokoknya bikin badan bersih, terus istrhat sejenak melupakan

dulu, pas waktu bangun langsung kerjakan, bukan melupakan

dan tidak dikerjakan, ………” (P1)

“………saya juga mengajak ini keluar refreshing, nongkrong

kek kemana gitu kan.. itu juga mempengaruhi.. terus kadang

nonton tv aja di rumah aja, ………” (P2)

Lima partsipan dengan tingkat stres sedang mengakui

pengalihan dapat mengurangi stres. Berbagai cara digunakan untuk

mengalihkan perhatian dari stres secara sementara seperti tidur,

menonton televisi atau film, refreshing atau jalan-jalan, makan, main

handphone, mendengarkan music, dan bernyanyi. Hal ini

diungkapkan oleh partisipan:

“………ow cara ngatasin itu? Emm ini buat refreshing diri

sendiri misalnya nonton apa dulu gitu terus yaudah biar

mood kita bagus dulu baru selanjutnya tugas-tugas atau

apapun kegiatan yang belum kita kerjain, kita kerjain. Buat

nyaman diri sendiri dulu. ………” (P3)

“………kalau kegiatan khususnya nyari hiburan kaya baca

komik atau nggak makan makanan yang dipengen, kalau

enggak nonton TV terus udah itu aja, ………” (P4)

“………Apa ya paling cari hiburan, terus berusaha

mengerjakan tugas sedini mungkin, ………” (P6)

“………tidur kayaknya paling efektif, soalnya itu yang lebih

sering digunain kalo lagi stres ehe setidaknya kalo lagi

pusing-pusing banget yaudah dibawa tidur bangunnya seger

lagi, yaudah harus ngelakuin ini nih, ……….” (P7)

“……..yah kalau missal dari luar nya ya di bawa nonton,

jalan-jalan kalau stres ya gitu kalau ngga teriak-teriak nga

jelas atau karaoke, ……..” (P8)

Page 76: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

60

Selain pengalihan sementara dengan aktifitas tertentu dengan

tujuan melupakan sementara masalah yang dihadapi, partisipan

dengan stes sedang juga menuturkan, ketika ada perawat yang

kurang ramah cenderung dijauhi dan mencari perawat yang lain

yang bisa mengayomi, hal ini diungkapkan oleh tiga partisipan

seperti pernyataan berikut:

“……..kalau lagi dimarahiin yaudah cuek aja sabar-sabar

aja paling nanti .. imbasnya ke temen di kelompok kali ya jadi

jutek jadi ikutan ngomel-ngomel juga.” (P7)

“……..cari perawat yang bisa mengayomi, nah ini sangat bisa

mengatasi stres nih, ……..” (P8)

Pengalihan perhatian juga dilakukan oleh partisipan dengan

tingkat stres berat ketika mengahadapi stres profesi, seperti makan,

menyanyi, mendengarkan music, menghadiri perkumpulan atau

event, seperti cerita dua partisipan berikut:

“……..eh mengatasinya ya makan, terus nyanyi, ndengerin

music, biasanya volumenya itu gedhe gabisa volume yang,..

pokoknya yang semua orang itu nggak kedengeran. Hanya

dunia milikku sendiri. Bisa kalau enggak dengan, pokoknya

kena air aja sama tidur. Juga teriak-teriak.” (P9)

“……..yaa mainnya nongkrong aja lah. Nongkrong, ngobrol,

cerita cerita sharing. Terus yang lucu lucu kita bahas / tertawa

minimal stres berkurang. Terus kenduri cinta sbulan sekali. Ke

acara bulanan kenduri cinta. Tahu nggak? Pasti tahulah di

TIM. Yaaa menghilangkan str sejenak itu. terus apalagi ya

kopingnya main game ……...” (P11)

Dari pernyataan di atas, pengalihan sebagai mekanisme

koping partisipan dilakukan untuk melupakan sejenak stres stres yg

dialami sehingga dapat melakukan aktifitas selanjutnya. Pengalihan

Page 77: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

61

yang dilakukan oleh partisipan dengan tingkat stres ringan adalah

dengan membersihkan badan dan istirahat, partisipan lain

menyebutkan dengan menonton televisi dan jalan-jalan, sedangkan

partisipan tingkat stres sedang adalah tidur, menonton televisi atau

film, refreshing atau jalan-jalan, makan, main handphone,

mendengarkan music, dan bernyanyi serta menghindari perawat

yang kurang ramah, mencari perawat yang mengayomi dan bagi

partisipan dengan tingkat stres berat yaitu makan, menyanyi,

mendengarkan music, menghadiri perkumpulan atau event.

e. Refleksi diri

Dua dari enam partisipan dengan tingkat stres sedang,

Refleksi diri yang dilakukan adalah dengan introspeksi diri, berikut

pernyataannya:

“…….iya? Buat nyaman diri misalnya dari kita jalan-jalan

atau olahraga atau nyanyi atau merenung dulu, introspeksi

diri, nyari penyelesaian masalahnya gimana, kekurangan diri

sendiri itu apa gitu……” (P3)

“……cara mengatasi stresnya dengan intropeksi diri tadi,

kalau mereka bisa masa aku nggak bisa, gitu,” (P5)

Dua dari tiga partisipan dengan tingkat stres berat

menyatakan refleksi diri dengan cara tidak mengulangi kesalahan

yang pernah dilakukan, seperti dalam pernyataan berikut:

“…….terus kalau misalnya mengerjakan kesalahan ya mbok

jangan diulangi,……” (P9)

“…….Kalau mekanisme koping stresnya biasanya tidak

mengulangi hal yang sama, diusahkan untuk tak mengulangi

hal yang sama,…..” (P11)

Page 78: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

62

Satu dari tiga partisipan dengan tingkat stres berat

menyatakan bahwa bersyukur juga penting untuk menyadari bahwa

tidak semua orang berkesempatan mengenyam pendidikan profesi,

seperti pernyataan:

“,……kadang – kadang syukur – syukur kalau bisa profesi,

soalnya ada orang yang gak mampu untuk profesi kan, kuliah

aja susah,” (P10)

Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa refleksi diri

dilakukan oleh partisipan dengan tingkat stres sedang dengan

inrospeksi diri dan bagi partisipan berat adalah dengan tidak

mengulangi kesalahan yang sama dan bersyukur.

f. Penguatan spiritualitas

Spiritualitas juga menjadi salah satu mekanisme koping yang

digunakan partisipan. Satu partisipan dengan tingkat stres ringan

menyatakan bahwa ia tidak khawatir terhadap masalah karena ia

meyakini Tuhan selalu bersama hamba-Nya. Hal ini dibuktikan

dengan pernyataan:

“……..coba kamu liat dia dari sisi yang lainnya, jadi kalau

kamu ada masalah jangan emm menganggap bahwa kamu tu

sendiri, gitu karena kamu kan juga punya yang punya hidup,

punya Allah, gausah takut nanti tu ada masanya selesai, gitu

emang kamunya lagi diuji. Kalau kamu bisa melewatinya ya

nanti akan diberikan ujian yang lebih berat lagi. Sekarang sih

mikirnya lumayan gitu……” (P1)

Tiga partisipan dengan tingkat stres berat mengungkapkan

berdoa, menjalankan ibadah, juga menjadi cara partisipan mengatasi

stres, dibuktikan oleh pernyataan ketiga partisipan berikut:

Page 79: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

63

“……..banyakin berdoa ajalah, sharing aku jarang sih ya

sharing seadanya aja, sharing sama orang tua, berdoa.

……..” (P10)

“……..kadang iya bener kalau lagi bener kadang saya bisa

ngaji berjus-jus itu hahahah. Tahu bener kadang dari stres.”

(P11)

“……..ya berdoa kepada Tuhan. Serahkan kepada-Nya,” (P9)

Satu partisipan dengan tingkat stres berat juga

mengungkapkan mengambil hikamh dari seri setiap situasi juga

dapat mangatasi masalah, berikut pernyataan partisipan:

“……Kamu disitu nggak mengambil hikmah. Makanya kenapa

ambil hikmahnya untuk menghadapi masalah kedepannya.

Jadi kayak puzzle itu. Satu selesai, B selesai, C selesai. Jadi

terus naik kelas naik kelas……” (P11)

Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa penguatan

spritualitas yang dilakukan oleh partisipan dengan tingkat stres

ringan yaitu meyakini Allah selalu bersamanya, partisipan tingkat

berat dengan berdoa, menjalankan ibadah dan mengambil hikmah

dari setiap situasi.

Page 80: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

64

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menjabarkan hasil penelitian serta membandingkannya dengan

penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya maupun teori-teori yang

terhubung dengan penelitian ini. Bab ini juga akan membahas keterbatasan

penelitian yang ada selama peneliti melakukan penelitian dengan membandingkan

proses penelitian yang seharusnya tercapai.

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini menghasilkan dua tema yang merupakan hasil dari data

wawancara pada penelitian ini. Tema tersebut teridentifikasi dari tujuan

penelitian. Berikut pembahasan masing-masing tema.

Tema 1. Gambaran Stres Mahasiswa pada Profesi Ners

Pendidikan klinik atau profesi ners adalah masa penting dalam tahap

pendidikan keperawatan sebagai kesempatan untuk mentransfer pengetahuan

teoritis yang dimiliki untuk diaplikasikan dalam praktik sebagai perawat

profesional yaitu melakukan asuhan keperawatan (Killam & Heerschap, 2013).

Tahap pendidikan profesi/ klinik ini merupakan komponen vital untuk

perkembangan peserta didik selama belajar (Pollard et al., 2007).

Scheetz, (2008) mengungkapkan kompetensi klinik adalah konsep yang

didefinisikan sebagai demontrasi skill yang merefleksikan pembelajaran pada

tingkat yang lebih tinggi pada afektif, kognitif maupun psikomotor yaitu

Page 81: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

65

kemampuan problem solving atau pemecahan masalah, aplikasi teori terhadap

praktik dan kemampuan praktik klinik – kemampuan psikomotor.

Taksonomi Bloom (1956) pada kognitif domain menunjukkan model

analisis skill intelektual dengan melihat kemampuan pemecahan masalah dan

aplikasi teori pada praktik. Taksonomi Krathwohl, Bloom and Masia (1972)

pada afektif domain, mendeskripsikan emosional dasar pada pembelajaran.

Harrow (1972) mengembangkan taksonomi perilaku pada domain psikomotor

yang menyediakan model teoritis untuk mengembangkan kompetensi klinis

pada area praktik keperawatan. Jika kemampuan pemecahan masalah adalah

suatu proses kognitif, maka pengambilan keputusan dan pertimbangan

merupakan wilayah afektif. Dan psikomotor adalah skill dalam praktik-praktik

kegiatan perawat (Scheetz, 2008)

Selama pembelajaran jenjang profesi ners, ada kalanya hambatan di lalui

oleh masing-masing mahasiswa yang dapat menimbulkan stres. Terdapat

beberapa hal yang memicu stres tersebut dan setiap mahasiswa memiliki stresor

yang berbeda-beda. Pemicu atau sumber stres berdasarkan hasil wawancara

mendalam kepada sebelas partisipan menghasilkan sepuluh sub-tema.

stresor pertama yaitu stres dari pengajar dan staf keperawatan.

Mahasiswa menyebutkan ada pembimbing lapangan kurang membimbing,

senior perawat yang terkadang kurang ramah kepada mahasiswa maupun

adanya kesenjangan teori dan praktik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Khater, Akhu-zaheya, & Shaban (2014) bahwa selama

pembelajaran klinik, stresor yang paling sering dialami yaitu stres karena

Page 82: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

66

tugas, lalu stres merawat pasien dan stres berhubungan dengan pembimbing

dan perawat. Studi kualitatif oleh Killam (2013) juga menunjukkan bahwa pada

pembelajaran klinik, mahasiswa merasa terisolasi dan terintimidasi akibat

hubungan yang kurang baik dengan pembimbing lapangan, staf perawat dan

teman sebaya.

Stres dalam merawat pasien juga dialami mahasiswa yaitu ketika jumlah

pasien banyak dan cenderung sering complain. Dan hal ini berkaitan erat dengan

kemampuan dan skill yang dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa yang kurang

menguasai pengetahuan dasar dan kurang menguasai pasien kelolaan akan

mengalami stres. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ismaile,

Smantha (2017) yang menunjukkan bahwa salah satu faktor pemicu stres paling

berpengaruh pada profesi ners yakni berhubungan dengan merawat pasien. Saat

merawat pasien, mahasiswa dituntut untuk memiliki kompetensi seperti

pengalaman, pengetahuan dan skill yang mumpuni serta mampu mengatasi

kebutuhan pasien yang berubah-ubah. Ketika mahasiswa kekurangan

kemampuan-kemampuan tersebut mahasiswa akan mengalami stres.

Pemicu stres selanjutnya yaitu deadline tugas dan beban kerja tinggi.

Deadline tugas merupakan satu hal yang menjadi momok saat belajar profesi

ners. Selain itu itu, banyaknya tindakan yang harus dilakukan di ruangan juga

menjadi stres tersendiri. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Latif & Nor,

(2016) menunjukkan stresor yang paling sering dirasakan oleh mahasiswa

profesi ners adalah deadline tugas dan beban kerja tinggi. Satu hal yang menjadi

Page 83: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

67

perhatian mahasiswa yaitu saat menuliskan renacana asuhan keperawatan,

selain itu stres juga mereka juga alami akibat beban kerja tinggi.

Hubungan dengan rekan sejawat juga dirasakan oleh mahasiswa profesi

ners yaitu ketika ada teman yang tidak bisa di ajak kerja sama atau mereka yang

ingin menonjolkan diri sendiri juga menyebabkan stres. Sesuai dengan teori

Sheu et al (1997) dalam Kat r (2014) bahwa kompetesi dengan rekan sebaya di

kampus ataupun tempat praktik klinik dan tidak dapat nyaman dengan teman-

teman dalam suatu kelompok menjadi stres trsendiri bagi mahasiswa. Studi

oleh Latif & Nor, (2016) juga menyebutkan bahwa salah satu pemicu stres

adalah dari rekan sejawat yakni ketika ada kompetisi antar mahasiswa. Hal ini

menarik bahwa mahasiswa profsei ners menyatakan tidak hanya masalah

interpersonal dan social yang dapat memengaruhi nilai, akan tetapi kompetisi

meraih nilai tinggi dan beban kerja tinggi dapat berdampak negative pada

hubungan interpersonal (Jimenez, Laguna, & Linde, 2013).

Lingkungan juga menjadi salah satu pemicu stres. Adaptasi terhadap

lingkungan baru menjadi stres tersendiri bagi mahasiswa setiap awal stase. Hal

ini sesuai dengan teori adaptasi bahwa menyesuaikan diri dengan kebutuhan

atau tuntutan baru yaitu suatu usaha untuk menyeimbangkan kembali suatu

keadaan agar kembali normal (Nusalam, 2008). Hasil penelitian ini didukung

oleh penelitian Ghozali & Aisyah (2014) yang menunjukkan 43,9% mahasiswa

khawatir memasuki lingkungan baru sebelum praktik klinik.

Dari hasil temuan penelitian juga ditemukan bahwa belajar profesi ners

menghabiskan biaya tinggi. Masalah ini didukung oleh penelitian Ho, Wong,

Page 84: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

68

Chow, & Cheng, (2015) menunjukkan stres profesi ners terkait finansial

sebesar 34% dialami oleh mahasiswa keperawatan di Hong Kong yang sedang

menjalani praktik klinik terutama mahasiswa tahun pertama. Studi oleh

Graham, Lindo, Bryan, & Weaver, (2016) juga menunjukkan bahwa masalah

keuangan merupakan salah satu masalah yang dialami mahasiswa yang belajar

di lapangan yaitu sebesar 47,2% partisipan.

Jadwal dinas perawat merupakan satu hal yang sering menjadi pemicu

stres baik yang masih berstatus mahasiswa maupun bagi yang sudah bekerja

menjadi perawat. Mahasiswa merasa waktu dinas profesi ners cenderung padat

dan tidak hari libur sehingga menimbulkan stres. Pernyataan ini sesuai dengan

teori Berman et al. (2016) dan Treas & Wilkinsons (2014) mengungkapkan

tidak tetapnya jadwal shift setiap harinya sehingga irama sirkardian tidak stabil

dapat menyebabkan penurunan sistem imun sehingga hal tersebut menjadi salah

satu stresor yang dapat berakibat pada burnout. Penelitian Attia (2016)

menunjukkan prevalensi gangguan tidur sebesar 65%. Berbagai kesehatan

muncul berkaitan dengan jadwal dinas yang tidak tetap ini antara lain masalah

keluarga, social, nyeri punggung dan masalah ketika ingin bepergian. Penelitian

ini juga menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kualitas tidur,

masalah kesehatan dan rotasi shift (p< 0,05).

Page 85: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

69

Tema 2. Mekanisme Koping Mahasiswa Profesi Ners terhadap Stres

Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksaan

stres, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme

pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri (Stuart & Sundeen, 2006).

Upaya tersebut dilakukan individu baik secara kognitif maupun perilaku untuk

menghadapi suatu masalah (Martz & LIvneh, 2007). Dari hasil penelitian ini,

upaya yang dilakukan oleh mahasiswa profesi ners PSIK UIN oleh masing-

masing tingkat stres yang dialami partisipan berbeda-beda. Mekanisme koping

yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu manajemen diri, menceritakan masalah

ke orang lain, menikmati proses, pengalihan, refleksi diri, penguatan spiritual.

Manajemen diri dalam penelitian ini adalah mekanisme koping yang

dilakukan partisipan dengan mengatur diri agar masalah itu dihadapi, bukan

untuk dihindari. Masalah yang ada dihadapi dan dipecahkan seperti ketika ada

tugas maka harus segera dikerjakan, ketika melakukan kesalahan minta maaf,

ketika belum menguasai materi maka belajar, ketika ada yang senior yang acuh

maka didoakan, Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Khater, Akhu-zaheya, &

Shaban, (2014) bahwa problem solving merupakan salah satu mekanisme

koping yang biasa diterapkan dan merupakan koping efektif bagi mahasiswa

dalam pembelajaran klinik. Problem solving atau pemecahan masalah dalam

penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara seperti memakai strategi

berbeda-beda untuk memecahkan masalah, mengatur tujuan pemecahan

masalah, membuat rencana, daftar skal prioritas, mengatasi hal yang stresful,

Page 86: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

70

mencari makna dibalik insiden yang stresful, menggunakan pengalaman dan

percaya diri dalam melakukan tindakan.

Menceritakan masalah ke orang lain adalah hal umum yang dilakukan

sebagian besar partispan dengan semua tingkat stres. Partisipan berharap

dengan menceritakan masalah kepada orang lain maka mereka akan merasa lega

dan mengurangi stres yang mereka alami. Strategi koping ini sesuai dengan

teori Folkman & Lazarus (1985) yang mengungkapkan bahwa menceritakan

masalah kepada orang lain adalah bagian dari mekanisme koping mencari

dukungan social (Keliath, 2010).

Penelitian oleh Kim & Han (2015) menunjukkan bahwa mekanisme

koping mencari dukungan social dan mekanisme koping berfokus pada

pemecahan masalah berkaitan dengan kecerdasan emosional. Semakin tinggi

control emosi seseorang maka semakin baik pula atau semakin adaptif

mekanisme koping mereka terhadap stres. Senada dengan studi yang dilakukan

oleh Iyi (2015) bahwa salah satu mekanisme koping paling penting adalah

social support. Dukungan social baik oleh teman sejawar sesama perawat

maupun dari organisasi yang menghimpun perawat adalah cara tidak

terbantahkan dalam mengatasi stres bagi perawat.

Jenjang pendidikan profesi ners adalah masa yang harus dilewati untuk

mendapat gelar perawat. Menikmati proses juga dilakukan partisipan sebagai

mekanisme koping. Menurut Folkman & Lazarus (1985) menikmati proses

termasuk dalam mekanisme koping positive reappraisal atau usaha untuk

Page 87: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

71

menciptakan arti positif dari situasi yang dihadapi (Keliath, 2010). Partisipan

menganggap stres yang mereka alami selama profesi merupakan sutau hal yang

wajar dan merupakan bagian dari proses dalam hidup sehingga cukup dilalui,

bersabar dan dinikmati. Studi oleh Gomes, Santos, & Carolino (2013)

menyebutkan menerima situasi sebagai salah satu metode koping berfokus

emosi yang diterapkan para perawat onkologi di Portugal. Mereka menerima

kenyataan terhadap situasi yang terjadi dan mencoba memandang situasi

tersebut dari perspektif yang berbeda yang lebih positif.

Pengalihan juga menjadi salah satu upaya mengurangi stres partisipan

antara lain dilakukan dengan cara melakukan hal-hal atau aktifitas yang dapat

melupakan sejenak terhadap stres yang dialami yaitu dengan membersihkan

badan dan istirahat, menonton televisi dan jalan-jalan. Stuart & Sundeen (2006)

menyatakan bahwa pengalihan diri termsuk mekanisme koping negatif karena

koping ini bersifat sementara dan tidak berfokus pada penyelesaian maslah

sehingga menyebabkan kesulitan bagi diri sendiri dan menghambat fungsi

pembelajaran.

Penelitian yang mendukung teori diatas, dilakukan oleh Jimenez,

Laguna, & Linde (2013) bahwa pengalihan sering dilakukan oleh mahasiswa

tahun kedua masa klinik. Pengalihan yang merupakan bagian dari koping

berfokus pada emosi (EFC) lebih bersifat jangka pendek dan tidak

menyelesaikan inti masalah. Selain itu, dari penelitian ini juga disebutkan

bahwa mahasiswa seringkali memilih menghindar dari staf perawat atau

pengajar karena takut oleh tuntutan profesional.

Page 88: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

72

Refleksi diri juga menjadi langkah koping partisipan yakni dengan

introspeksi diri, tidak mengulangi kesalahan yang sama dan bersyukur,

menyadari tidak semua orang berkesempatan menempuh pendidikan profesi

ners. Penelitian oleh (Pai, 2017) menunjukkan bahwa refleksi diri mempunyai

dampak positif yang signifikan pada mahasiswa profesi ners terutama pada dua

bulan pertama belajar di lapangan atau klinik yakni mengurangi kecemasan

yang mungkin mempengaruhi perkembangan kompetensi klinik mahasiswa.

Penelitian serupa oleh (Eng & Pai, 2015) juga menunjukkan Refleksi diri dan

insight mempengaruhi kompetensi keperawatan selama masa praktik. Variabel

ini tidak hanya memiliki pengaruh langsung terhadap kompetensi keperawatan

namun juga efek tidak langsung melalui efek mediasi perilaku coping dan stres.

Penguatan spiritual juga menjadi langkah mengatasi stres bagi

partisipan. Menjalankan ibadah, berdoa, yakin bahwa Allah akan selalu

menolong hamba-Nya, tidak begitu mengkhawatirkan masalah yang dihadapi

merupakah contoh langkah yang diterapkan partisipan. memanjatkan doa

memohon kesabaran dengan kelapangan dada menerima kenyataan yang ada

pada dirinya termasuk dalam mekanisme koping Pray and patient yaitu

berserah diri kepada Allah SWT, (Asmadi, 2008).

Studi yang dilakukan oleh Setyaningsih, Reni Dewi et al (2013)

menunjukkan bahwa kecerdasan sprititual sangat berkaitan dengan mekanisme

koping. Salah satu hal yang mempengaruhi mekanisme koping adalah

kecerdasan spiritual tinggi. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk

Page 89: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

73

menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai untuk menempatkan

perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas

B. Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti belum memiliki pengalaman tentang penelitian kualitatif

sebelumnya, sehingga peneliti sebagai instrumen belum cakap dalam

menggali informasi dari partisipan

2. Tempat tinggal partisipan yang berada diwilayah yang berbeda dan

memiliki jadwal dinas yang berbeda-beda sehingga menghabiskan waktu

agak lama untuk melakukan wawancara

Page 90: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

74

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Jenjang pembelajaran klinik atau profesi ners adalah masa penting

sebagai proses peralihan dari mahasiswa untuk menjadi seorang perawat

profesional. Pada masa ini, mahasiswa dituntut untuk memiliki skill intelektual

sebagai modal pemecahan masalah dan aplikasi teori pada praktik, skill dalam

praktik-praktik kegiatan perawat dan skill emosional untuk berinteraksi dengan

pasien serta bekerja sama dalam tim dengan sesama perawat atau tenaga

kesehatan lainnya. Akan tetapi pada masa ini mahasiswa seringkali mengalami

masalah dan hambatan yang menyebabkan stres bagi mahasiswa. Masalah

tersebut antara lain stres dari pengajar dan staf keperawatan serta tenaga

kesehatan lain, stres dalam merawat pasien dan atau keluarga, deadline tugas

dan beban kerja, hubungan dengan rekan sejawat, stres karena kurang

pengetahuan dan skill, stres dari lingkungan, stres karena ujian, menghabiskan

biaya tinggi dan jadwal dinas.

Mekanisme koping merupakan respon yang timbul dari diri seseorang

ketika mengalami stres. Manusia itu unik dan masing-masing memiliki

mekanisme koping yang berbeda-beda. Mekanisme koping yang dilakukan oleh

mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta antara lain manajemen diri, menceritakan masalah ke

orang lain, menikmati proses, pengalihan, refleksi diri, penguatan spiritual.

Page 91: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

75

B. Saran

1. Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan dan sebagai wawasan

untuk evaluasi proses pembelajaran profesi ners dan pertimbangan proses

belajar terutama dalam memberikan bimbingan kepada mahasiswa terkait

strategi koping yang sesuai dan dalam mempersiapkan mahasiswa yang

akan praktik lapangan.

2. Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya

dalam mengembangkan penelitian yang lebih mendalam terhadap efektifitas

dari masing-masing mekanisme koping. Kemudian disarankan bagi peneliti

selanjutnya untuk menggunakan pendekatan fenomenologi yang berbeda.

Kemudian peneliti juga berharap kepada peneliti selanjutnya untuk

mengolah pertanyaan seterbuka mungkin sehingga arah percakapan tidak

ada kecenderung diarahkan oleh peneliti.

Page 92: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

76

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin, & Saebani, B. A. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Pustaka Setia.

Afiyanti, Yati & Rachmawati, I. N. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam

Riset Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep Aplikasi pada Praktik

Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Attia, F. M. A. (2016). Effect of Shift Rotation on Sl p Quality and Associated

Health Problems among Nurses at Asser Hospital KSA, 6(2), 58–65.

https://doi.org/10.5923/j.nursing.20160602.04

Berman, A., Shirl , S., & Frandsen, G. (2016). Kozier & Erbs’s Fundamental of

Nursing: Concepts, Process and Practice (10th ed.). Australia: Person

Education.

Creswell, J. W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and.

Evaluating Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage.

Endarswara, S. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,

Epistemologi, dan Aplikasi. Tangerang: Agromedia Pustaka.

Eng, C.-J., & Pai, H.-C. (2015). Determinants of nursing competence of nursing

students in Taiwan: the role of self-reflection and insight. Nurse Education

Today, 35(3), 450–455. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2014.11.021

Ghozali, M., & Aisyah. (2014). Analisis Perbedaan tingkat Stres Mahasiswa dan

Saat Menjalani Praktek Laboratorium Klinik pada Mahasiswa Keperawatan

Semester 3 STIKES Muhammadiyah Samarinda.

Gomes, S. da F. S., Santos, M., & Carolino, T. E. (2013). Psycho-social risks at

work: stres and coping strategies in oncology nurses, 21(6), 1282–1289.

https://doi.org/10.1590/0104-1169.2742.2365

Graham, M. M., Lindo, J., Bryan, V. D., & Weaver, S. (2016). Factors Associated

With stres Among Second Year Student Nurses During Clinical Training in

Jamaica. Journal of Profesional Nursing, 32(5), 383–391.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/j.profnurs.2016.01.004

Ho, M., Wong, V. S. W., Chow, P. P. K., & Cheng, W. L. S. (2015). A Study on

Nursing Student’s stres in Hong Kong, 8(2), 2015.

Holloway, I., & Wh ler, S. (2010). Qualitative Research in Nursing and Healthcare.

USA: Blackwell.

Page 93: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

77

Iyi, O. E. (2015). stres Management And Coping Strategies Among Nurses: A

Literature Review.

Jimenez, C. ., Laguna, J. ., & Linde, I. M. J. (2013). Coping and Health in Novice

and Experienced Nursing Students during Clinical Practice : a Descriptive ,

Differential and Correlational Analysis, 3(11), 152–164.

https://doi.org/10.5430/jnep.v3n11p152

Keliath, B. A. (2010). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit EGC.

Khater, W. A., Akhu-zaheya, L. M., & Shaban, I. A. (2014). Sources of stres and

Coping Behaviours in Clinical Practice among Baccalaureate Nursing

Students, 4(6), 194–202.

Killam, L. A., & Heerschap, C. (2012). Challenges to student learning in the clinical

setting: A qualitative descriptive study, 33(6), 684–691.

https://doi.org/10.1016/j.nedt.2012.10.008

Kim, M., & Han, S. (2015). A study of Emotional Intelligence and Coping

Strategies in Baccalaureate Nursing Students, 7(3), 275–282.

Lapau, B. (2013). Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi,

Tesis, dan Disertasi (2nd ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Latif, R. A., & Nor, M. Z. M. (2016). stresors and Coping Strategies during Clinical

Practices among Diploma Nursing Students. International Journal of Nursing

Science, 8(3), 21–33. https://doi.org/10.5959/eimj.v8i3.422

Lawal, J., Weaver, S., Bryan, V., & Lindo, J. L. (2016). Factors That Influence The

Clinical Learning Experience Of Nursing Students At A Caribbean School Of

Nursing. Journal of Nursing Education and Practice, 6(4).

https://doi.org/10.5430/jnep.v6n4p32

Loiselle, C. G., Profetto-McGrath, J., Polit, D. F., & T.-B. (2007). Canadian

Essentials of Nursing Research (2nd ed.). Philadelphia: Williams &Wilkins.

Martz, E., & LIvneh, H. (Eds.). (2007). Coping with Chronic Illness and Disability:

Theoretical, Empirical, and Clinical Aspects. USA: Springer Publishing

Company.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Apliaksi dalam Praktik Keperawatan

Profesional (3rd ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Pai, H.-C. (2017). The Effect of a Self-Reflection and Insight Program on the

Nursing Competence of Nursing Students: A Longitudinal Study. Journal of

Profesional Nursing, 31(5), 424–431.

https://doi.org/10.1016/j.profnurs.2015.03.003

Pollard, C., Ellis, L., Stringer, E., & Cockayne, D. (2007). Clinical education: A

review of the literature. Nurse Education in Practice, 7(5), 315–322.

Page 94: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

78

https://doi.org/10.1016/j.nepr.2006.10.001

Prananingrum, I. A. (2015). Gambaran Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa

Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Syarif

Hidayatullah.

Salsabila, I. (2013). Penglaman Stres Praktik Klinik Dan Tingkat stres Pada

Mahasiswa Keperawatan Tahun Pertama Dan Tahun Kedua Praktik Klinik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Scheetz, L. J. (2008). Measurement of Nursing Outcomes. In C. F. Waltz & L. S.

Jenkins (Eds.). New York: Springer Publishing Company.

Setyaningsih, R. D., Susanti, I. H., Negara, I. S. M., & Subagyo, S. (2013).

Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan Mekanisme Koping pada

Remaja di SMAN 2 Purwokerto. Jurnal Keperawatan Indonesia, 6 No 2.

Retrieved from

http://jurnal.shb.ac.id/ojs/index.php?journal=VM&page=article&op=view&p

ath%5B%5D=21

Singapore Nursing Board. (2012). Standards For Clinical Nursing. Switzerland.

Skinner, E. A., & Zimmer-Gembeck, M. J. (2016). The Development of Coping:

stres, Neurophysiology, Social Relationship, and Resilence During Chilhood

and Adolescence. Springer Publishing Company.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.).

Philadelphia: Elsevier.

Stuart, G. W., & Sundeen, J. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa (3rd ed.).

Jakarta: Penerbit EGC.

Swarjana, I. K. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan: Tuntunan Praktis

Pembuatan Proposal Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Syahreni, E., & Waluyanti, F. T. (2007). Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan

Program Reguler dalam Pembelajaran Klinik. Jurnal Keperawatan Indonesia,

11(2), 47–53.

Treas, L. S., & Wilkinsons, J. M. (2014). Basic Nursing: Concepts, Skills &

Reasoning. Philadelphia: F. A. Davis Company.

Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K., & Smith, M. H. (2015). Fundamental of

Nursing: Theory, Concepts, and Applications (3rd ed.). Philadelphia: F. A.

Davis Company.

Page 95: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

79

Lampiran 1

FORMAT PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muna Mushoffa

NIM : 1113104000029

Adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang “Mekanisme Koping

Mahasiswa Terhadap Stres Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Pembelajaran Klinik”.

Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi sumber stres dan mekanisme koping

mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam Pembelajaran Klinik. Selain itu, penelitian ini merupakan bagian dari

persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan S1 peneliti di Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

wawancara mendalam. Untuk mencegah adanya data yang hilang, peneliti

menggunakan alat bantu untuk merekam dan bila dibutuhkan informasi tambahan,

dimohon kesediaan partisipan untuk melakukan wawancara tambahan. Sebelum

dilakukan diskusi akan dijelaskan maksud dan tujuan penelitian dan

penandatanganan persetujuan sebagai partisipan.

Peneliti menjamin bahwa semua informasi yang berkaitan dengan identitas

partisipan dan data yang diperoleh akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh

peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas asli partisipan.

Melalui penjelasan singkat ini, besar harapan peneliti agar Saudari bersedia menjadi

partisipan dalam penelitian ini. Atas partisipasi dan kerjasama dari Saudari, peneliti

mengucapkan terima kasih.

Ciputat, ………………………

Muna Mushoffa

Page 96: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

80

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Usia :

No. Telp/Hp :

Menyatakan bahwa :

Saya bersedia menjadi partisipan pada penelitian yang bertujuan menggali sumber

stres dan mekanisme koping mahasiswa dalam pembelajaran klinik, yang dilakukan

oleh Muna Mushoffa sebagai mahasiswi program studi ilmu keperawatan fakultas

kedokteran dan ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini. Saya

mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkas yang

mencantumkan identitas partisipan hanya digunakan untuk penelitian.

Saya mengerti bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi. Apabila ada pertanyaan

dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negatif pada saya, maka

peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti berhak memberikan hak

kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa risiko apapun.

Demikian surat ini saya tanda tangani tanpa suatu paksaan. Saya bersedia untuk

menjadi partisipan dalam penelitian ini secara sukarela.

Ciputat, ……………………..

Partisipan

(Nama Jelas)

Page 97: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

81

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

I. Petunjuk umum

a. Tahap perkenalan

b. Ucapkan terimakasih kepada informan atas kesediaan dan waktu yang

telah diluangkan untuk pelaksanaan wawancara

c. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara

II. Petunjuk wawancara

a. Wawancara dilakukan oleh seorang pewawancara

b. informan bebas menyampaikan pengalaman, pendapat dan saran

c. pengalaman, pendapat dan saran informan sangat bernilai

d. tidak ada jawaban yang benar atau salah

e. semua pengalaman, pendapat atau saran akan dijaga kerahasiaannya

f. wawancara ini akan direkam dengan tape recorder untuk membantu

dalam penulisan hasil

III. Pelaksanaan wawancara

1. Identitas informan

Nama (inisial) :

Usia :

Jenis kelamin :

B. Wawancara

1. Seperti apa stres yang dialami!

Stres yang saya alami adalah…………..hal-hal yang dapat memicu

stres antara lain…………selain itu? …….. kemudian ada apa lagi?

…….. bagaimana hal tersebut dapat menyebabkan stres? ………

apa yang dirasakan saat stres timbul? ………. Kapan stres paling

sering di rasakan? …… di mana stres sering dirasakan?

2. Bagaimana mengatasi stres?

Metode yang dilakukan untuk menghadapi stress………bagaimana

keefektifan metode tersebut? ………………. Selain cara tersebut?

Page 98: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

82

,…….bagaimana mengetahui ini bisa mengatasi stres?

………bagaimana memandang dan menanggapi stres?

3. Siapa saja sebagai sumber pendukung ketika saudara mengalami

stress? …………. bagaimana jika tidak ada beliau/mereka?

……..siapa lagi yang menjadi sumber pendukung?........ bagaimana

bentuk dukungannya?

4. Kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mengatasi stress!

Kendalanya antara lain…………….. selain itu? ……. bagaimana

hal tersebut dapat menghambat penanganan stress?......... jika

muncul hambatan tersebut apa yang terjadi?

5. Apa saja persiapan yang anda lakukan untuk mencegah stress!

Pencegahan stres dengan cara………. selain itu? ,…… bagaimana

keberhasilannya? …… apa pengaruhnya terhadap stres yang

dialami?

Page 99: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

83

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASIWA ILMU

KEPERAWATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM

PEMBELAJARAN KLINIK

No Kuesioner : (diisi oleh peneliti)

Tanggal Pengisian :

Petunjuk pengisian kuesioner

1. Bacalah pernyataan dengan teliti dan isi dengan jawaban yang sesuai

dengan saudara/i rasakan –pada setiap pertanyaan terkait data demografi

dan beri tanda checklist (√) pada salah satu kolom (TP) tidak pernah (K)

Kadang-kadang (S) Sering (SS) Selalu

2. Apabila jawaban salah dan ingin mengganti pilihan jawaban, maka coret

jawaban yang akan diganti dengan garis mendatar dan pilih jawaban lain

yang sesuai

3. Setiap satu pertanyaan hanya boleh diisi oleh satu jawaban

4. Responden tidak diperkenankan untuk menggunakan pensil dan tipe-x

dalam mengisi lembar kuesioner

5. Apabila terdapat pertanyaan yang kurang jelas ataupun tidak dipahami

responden dapat menanyakan kepada peneliti untuk menjelaskan maksud

dari pernyataan tersebut

6. Segera serahkan kembali kepada peneliti setelah selesai mengisi lembar

kuesioner

Page 100: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

84

A. Data Demografi

Nama :

B. Kuesioner Stres

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang menunjukkan stresor yang mungkin

dihadapi saat menjalani praktik klinik (profesi ners)

Pilihlah kategori jawaban berikut:

TP : Tidak pernah K : Kadang-kadang S : Sering SS : Selalu

No Hal-hal yang menjadi pemicu stres TP K S SS

Stres dalam merawat pasien

1

Saya merasa kurangnya pengalaman,

kurangnya kemampuan dalam menyediakan

perawatan dan mebuat keputusan dalam

suatu tindakan

2 Saya tidak mengetahui cara membantu

pasien dengan masalah fisio-psiko-social

3 Saya merasa tidak mampu untuk mencapai

harapan seseorang

4 Saya tidak mampu untuk memberikan

jawaban yang sesuai untuk pertanyaan yang

diberikan oleh dokter, pengajar dan pasien

5 Saya takut untuk tidak dipercayai atau dit

rima oleh pasien atau keluarga pasien

6 Saya merasa tidak mampu untuk merawat

pasien dengan perawatan yang baik

7 Saya tidak tahu cara berkomunikasi dengan

pasien

8 Saya kesulitan dalam perubahan peran dari

seorang siswa dan praktik

Stres yang didapat dari pengajar dan staf

keperawtan

9 Saya merasa bahwa terdapat

ketidaksesuaian antara teori dan praktik

Page 101: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

85

10 Saya tidak tahu cara mendiskusikan keadaan

sakitnya pasien dan pengajar dan anggota

perawat lainnya

11 Saya merasa stres saat instruksi dari

pengajar berbeda dengan harapannya

12 Saya merasa bahwa pengajar tidak

memberikan penilaian yang adil terhadap

mahasiswanya

13 Saya merasa kurangnya mendapat perhatian

dan bimbingan dari pengajar

14 Saya merasa staf kesehatan lainnya kurang

empati dan tidak mau membantu mahasiswa

Stres karena tugas-tugas dan beban kerja

15 Saya takut mendapat nilai yang buruk

16 Saya merasa tertekan dengan lingkungan

dengan lingkungan sekitar dan kualitas

praktik klinik yang buruk

17 Saya merasa bahwa syarat-syarat untuk

praktik melewati batas ketahanan fisik dan

emosi saya

18 Saya merasa bahwa praktik klinik yang

membosankan bisa mempengaruhi

kehidupan keluarga dan sosial saya

19 Saya merasa bahwa performa saya tidak

sesuai dengan harapan pengajar

Stres dari rekan sebaya dan kehidupan sehari-

hari

20 Saya mengalami kompetesi dengan rekan

sebaya di kampus dan di te,pat praktik

klinik

21 Saya merasa tertekan dengan pengajar yang

menilai kinerja mahasiwa dengan cara

membandingkan dengan mahasiswa lainnya

22 Saya merasa bahwa praktik klinik

mempengaruhi keterlibatannya dalam

aktifitas ekstrakulikluer saya

23 Saya tidak dapa nyaman dengan teman-

teman yang lain dalam suatu kelompok

Stres karena kurangnya kemampuandan skill

Page 102: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

86

24 Saya merasa asing dengan sejarah dan

istilah-istilah medis

25 Saya merasa asing dengan kemampuan

merawat secara profesional

26 Saya merasa asing dengan diagnosa pasien

dan cara menanganinya

Stres karena lingkungan

27 Saya merasa stres dengan lingkunngan

rumah sakit di tempat saya praktik klinik

28 Saya merasa asing dengan fasilitas ruangan

rumah sakit

29 Merasa stres karena kondisi pasien berubah

dengan cepat

Keterangan:

PSS (Perceive stres Scale) yang diadopsi dari Sheu et al (1997) bertujuan

mengukur sumber dan tingkat stres mahasiswa dalam pembelajaran klinik/profesi

ners. 4 poin skala likert yang digunakan untuk menilai 29 item pertanyaan. 4

kemungkinan respon dengan rentang “tidak pernah”, sampai ke “selalu” dan

scoring 1-4. Total skor PSS adalah 0-116 dengan semakin tinggi skor maka

diindikasikan memiliki tingkat stres yang tinggi dan sebaliknya. Skor tingkat stres

dihitung berdasarkan total skor mulai dari 0-116. Skor terendah (1-39) berarti

tingkat stres rendah, (40-77) tingkat stres sedang dan (78-116) tingkat stres berat.

Page 103: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

87

Lampiran 5

ANALISA TEMATIK

NO PERNYATAAN SIGNIFIKAN KATEGORI SUB TEMA TEMA

PARTISIPAN

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P

10

P

11

1

Kakaknya ya kaya gitu entah

memintanya atau nyuruh kita

dengan wajah yang kurang

bersahabat

Senior perawat

kurang ramah

Stres dari

pengajar, stres

keperawatan

Sumber

Stres √ √ √ √

2

Ada ci ataupun dosen yang

kurang membimbing tapi ya

tuntuntannya tinggi

Kurang

bimbingan dari

CI

√ √ √ √

3 Kakaknya nyuruh terlalu banyak

Kakaknya

terlalu banyak

nyuruh

√ √ √

4 Ada kesenjangan teori dan

praktik

Ada

kesenjangan

teori dan

praktik

5 Pasiennya complain terus,

maunya perfect

Pasiennya

komplain Stres merawat

pasien

√ √

6

Pasien tidak kooperatif, maunya

sama perawat asli, dan kadang

ada juga malah manja

Pasien tidak

kooperatif

Page 104: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

88

7 Tugasnya banyak dan deadline

nya mepet

Tugasnya

banyak dan

deadline nya

mepet

Deadline

tugas dan

beban kerja

√ √ √ √ √ √ √ √ √

8 Melelahkan, banyak tindakannya Banyak

tindakan √ √ √

9

Rekannya ngga peka dan ngga

enak diajak kerjasama itu bikin

stress

Temen-

temennya ngga

bisa diajak

kerja sama

Hubungan

dengan teman

sejawat

√ √

10

Kurang menguasai pengetahuan

ataupun tentang pasien yang

dikelola

Kurang

menguasai

pengetahuan

pasien kelolaan

Stres karena

kurang

pengetahuan

dan skill

√ √

11

Lingkungan baru kadang merasa

kagok mungkin harus adaptasi

lagi

Adaptasi

lingkungan

baru

Adaptasi

lingkungan

baru

√ √ √ √

12 Ujian takut nanti nggak bisa

jawab

Takut tidak

bisa menjawab

Stress karena

ujian √ √

Page 105: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

89

13

Takut diliatin dosen, ketika nggak

ada dosen atau nggak ada ci itu

ambil darah ya lancar tapi pas

waktu diliatin dosen tu pasti ada

aja kendalanya

Takut diliatin

dosen √ √ √

14

Terus menghabiskan biaya itu

bikin stress juga karena

akomodasi bisa, fotocopi terus

ngeprint kebutuhan lain seperti

laporan kelompok dsb konsumsi

narasumber itu juga kan bututh

biaya

Butuh biaya

tinggi

Menghabiskan

biaya tinggi √ √ √

15 Jadwal jumping Jadwal

jumping

Jadwal dinas

√ √ √

16 Jadwal profesi kita yang padat Jadwal profesi

pang padat √ √ √

17 Belajar sendiri, menggali ilmu Belajar sendiri,

menggali ilmu

Manajemen

diri

Mekanisme

koping

terhadap

stres yang

membangun

mahasiswa

profesi ners

√ √ √ √

Page 106: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

90

18 Tugasnya dikerjakan secepatnya,

dicicil

Tugasnya

dikerjakan

secepatnya,

dicicil

√ √

19

Masalah tu ngga bakal kelar

kalau kita nya menghindar

ketika kamu ada masalah, kamu

jangan mundur, tapi tetep maju

dan selesaikan

Tidak

menghindar,

tapi diatasi

masalahnya

√ √ √

20 Deketin kakanya Deketin

kakanya √

21 Temen udah ngerjain ya udahlah

kerjain juga

Segera

dikerjakan

tugasnya

√ √

22 Salah ya kita minta maaf dan mau

untuk memperbaiki lagi

Meminta maaf

jika salah √

23

Yang acuh tak acuh tak acuh tu di

doain agar biar lunak

penerimaan kita kurang ya di

doain, agar dilunakkan hatinya

Mendoakan

orang lain √

Page 107: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

91

24 Manajemen waktu dan bikin

deadline buat diri sendiri

Manajemen

waktu dan

membuat

Deadline

25 Curhat ke orang tua/keluarga,

nanti dapat nasehat

Curhat ke

orang

tua/keluarga

Menceritakan

masalah

kepada orang

lain

√ √ √ √ √

26 Curhat kepada temen-temen yang

merasakan nasib yang sama

Curhat kepada

teman √ √ √ √ √ √

27 Kalau mengerjakan kesalahan ya

jangan diulangi lagi

tidak

mengulangi

kesalahan

Refleksi diri √ √

28

Merenung dulu, introspeksi diri,

nyari penyelesaiannya gimana,

kekurangannya diri sendiri itu

apa

Intropeksi diri √

29 Ya efektif tuh intropeksi diri diri

aja Intropeksi diri

30

Stress tu hal lumrah yang dialami

setiap manusia, dianggapnya let it

flow yaudah itu lanjut aja kan

namanya juga hidup

Stres itu hal

yang wajar

dialami setiap

manusia

Menikmati

proses √ √ √

31 Sabar, yakin semua allah yang

ngatur Sabar √ √

32 Usahakan diri tetap tenang, jadi

perawat tuh harus tenang Tetap tenang √

Page 108: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

92

33 Dinikmati atau dijalani aja gitu

tapi tetep juga harus diselesein enjoy √ √ √ √ √ √

34 Ngaji, baca al-quran berdoa Berdoa Penguatan

spiritualitas √ √

35 Ambil hikmah dari setiap

masalah

Ambil hikmah

dari setiap

masalah

37

Teman yang tidak enak, senior

yang kurang ramah dicuekin saja,

dihindari

Menghindari

teman atau

perawat yang

tidak enak

Pengalihan

√ √ √ √

36 Menghadiri kenduri cinta Menghadiri

perkumpulan √

38 Nonton tv/film, , Nonton

TV/film, , √ √ √ √ √ √

39 Mendengarkan musik Mendengarkan

music √

40 Nyanyi Nyanyi √ √

41 Main hape Main hape √ √

42 Baca komik Baca komik √

43 refreshing, jalan-jalan, Refreshing,

jalan-jalan, √ √ √ √ √

Page 109: SUMBER STRES DAN MEKANISME KOPING MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37185/1/MUNA... · Jenjang pendidikan klinik adalah jenjang yang harus ditempuh seorang

93

44 Makan-makanan yang dipengen

Makan-

makanan yang

dipengen

√ √

45 Mandi dan keramas Mandi dan

keramas √ √

46 Tidur Tidur √ √ √ √