SUMBER: DPR/FOTO: MI/SUSANTO/GRAFIS: EBET … per meter persegi atau naik sebesar Rp1,2 juta dari...

1
ANATA SYAH FITRI S ETIAP anggota DPR bakal mendapatkan fasilitas ruang kerja baru seluas 111,1 meter persegi seharga Rp799,92 juta. Nilai itu belum termasuk akse- sori dan mebel. Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Se- kretariat Jenderal DPR Sumirat mengatakan harga pemba- ngunan fisik gedung berda- sarkan analisis Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp7,2 juta per meter persegi atau naik sebesar Rp1,2 juta dari perhi- tungan sebelumnya. Dari nilai total proyek pembangunan gedung baru DPR yang mulai dibangun pada 22 Juni sebesar Rp1,138 triliun, sekitar Rp448 miliar dihabiskan untuk mem- bangun ruang bagi 560 anggota dewan. Sumirat menjelaskan, harga itu masih merupakan pemba- ngunan sik, minus mebel dan aksesori. Ruang baru itu, lanjut dia, dibangun dengan asumsi diisi oleh 1 orang anggota de- wan, 1 sekretaris pribadi, dan 5 orang staf ahli. Dia mengatakan gedung berlantai 36 plus basement de- ngan luas total akumulatif 157 ribu meter persegi itu akan dibangun satu sumbu dengan Gedung Nusantara I DPR. Sekjen DPR Nining Indra Saleh mengatakan pimpinan DPR telah memberikan arahan lelang harus dilakukan sesuai prosedur. “Tidak ada arahan terkait pemenang tender. Kalau ada orang mengatasnamakan Ketua DPR, itu tidak benar,” ujarnya. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Indonesia untuk Trans- paransi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan menjelaskan, pemba- ngunan setiap ruangan baru anggota DPR setara dengan delapan rumah bagi orang miskin yang senilai Rp100 juta per rumah. “Nilai pembangunan 560 ruangan anggota DPR setara dengan 4.480 rumah untuk rakyat miskin yang layak di- huni,” ujar Yuna. Atau, lanjutnya, biaya pem- bangunan untuk seluruh ru- ang kerja sebenarnya dapat membangun 1.680 sekolah seharga Rp250 jutaan. “Ka- lau biaya pembangunan satu sekolah Rp250 juta, biaya pem- bangunan setiap ruang kerja baru bagi anggota DPR sebe- narnya bisa membangun tiga sekolah.” Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan sikap penolakan Gerindra terhadap proyek itu. Ia mencontohkan anggaran Rp1,138 triliun bisa diwujud- kan menjadi sawah bagi rakyat miskin sekitar 20.000 hektare. Rumah mewah Koordinator Forum Masya- rakat Pemantau Parlemen In- donesia (Formappi) Sebastian Salang menilai anggaran pem- bangunan senilai Rp800 juta per ruangan anggota DPR terlampau besar. Untuk itu ia mendesak ang- gota DPR sendiri yang harus berinisiatif meninjau kem- bali besaran anggaran pemba- ngunan tersebut. “Kalau ang- gota DPR tidak ingin dibenci oleh masyarakat, mereka harus bersuara untuk meninjau pem- bangunan tersebut. Karena nilainya terlalu besar,” ujar Sebastian. Anggaran sebesar itu, menu- rut dia, sama dengan nilai rumah mewah. Padahal, ber- dasarkan perhitungan rasional, untuk sebuah ruangan tidak harus membuang uang dengan jumlah yang besar. “Kalau mau membuat rumah mewah, anggaran sebesar itu sah-sah saja. Tapi ini kan hanya untuk sebuah ruangan dalam sebuah kantor DPR. Wajar kalau DPR harus mengurangi anggarannya,” ujar Sebastian. Dia menilai, anggaran yang besar tersebut merupakan in- dikasi awal pembangunan gedung DPR tidak beres. Di- duga pembangunan gedung baru tersebut sarat dengan permainan kotor. “Mereka menyangka, dengan mem- beritahukan angka Rp800 juta per ruangan, mereka sudah dinilai transparan oleh publik,” ujarnya. (*/Ant/P-1) [email protected] Ruang Baru DPR Setara 8 Rumah Proyek gedung baru DPR bisa dijadikan sawah seluas 20 ribu hektare diperuntukkan bagi rakyat miskin. MABES Polri kembali menetap- kan tersangka baru dalam kasus mafia pajak yang di- lakukan Gayus HP Tambu- nan. Setelah menetapkan John Jerome Grice dalam dugaan pemalsuan paspor Gayus, kini polisi menetapkan Robertus Antonius, seorang konsultan perusahaan dari 151 wajib pa- jak yang tengah diselidiki Polri, sebagai tersangka. Ia ditetapkan sebagai ter- sangka kasus gratikasi Rp28 miliar dan Rp74 miliar kepada Gayus HP Tambunan. Direk- torat Tindak Pidana Korupsi Mabes Polri menduga Robertus telah menjadi salah seorang penyuap Gayus dengan bukti berupa aliran dana dari reke- ning Robertus ke Gayus. “Kamis (24/3) ia diperiksa sebagai tersangka di Bareskrim. Ia sudah dinyatakan seba- gai tersangka terkait dugaan adanya aliran dana dari dia kepada Gayus,” papar Kepala Bagian Penerangan Umum Di- visi Humas Polri Kombes Boy Rai Amar kepada wartawan di Jakarta, kemarin. “Sementara ini kita menduga ada unsur tindak pidana pe- nyuapan,” tambahnya. Dijelaskannya, aliran dana Robertus pada Gayus sebesar Rp925 juta. “Robertus per- nah bilang itu berkaitan de- ngan utang. Ini kan tergantung proses pembuktian. Ini baru persangkaan, tetap harus ada asas praduga tak bersalah,” kata Boy. Robertus ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik memeriksa 26 saksi dalam kasus tersebut. Pemeriksaan terhadap Robertus sendiri ber- langsung satu hari penuh dan baru selesai pada Jumat dini hari. Ia dicecar 43 pertanyaan dan akan diperiksa lagi Senin (28/3) mendatang. Nama Robertus sendiri bu- kan tokoh baru dalam per- jalanan panjang kasus Gayus. Ia sudah pernah ditetapkan sebagai tersangka ketika kasus Gayus pertama kali ditangani oleh tim di bawah pimpinan Di- rektur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Brigjen Edmon Ilyas pada 2009. Di tempat terpisah, Kapolri Jenderal Timur Pradopo kem- bali menegaskan, sebanyak 74 wajib pajak yang pernah dita- ngani Gayus Tambunan tidak terindikasi pidana. Karena itu, tim gabungan dari penyidik Polri, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ditjen Pajak, ahli hukum pidana, Badan Pe- meriksa Keuangan (BPK), dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sudah mengembalikan berkas para wajib pajak itu ke Kemen- terian Keuangan. (Nav/*/P-2) KOMISI Pemberantasan Ko- rupsi (KPK) menahan Bupati Siak Arwin AS yang telah men- jadi tersangka sejak September 2009. Arwin ditahan terkait dengan penerbitan izin usaha peman- faatan hasil hutan kayu hutan tanaman (IUPHHK-HT) di Kabupaten Siak, Riau, pada 2001-2003. “Untuk kepentingan pe- nyidikan, KPK melakukan upaya penahanan selama 20 hari terhi- tung sejak 25 Maret di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya,” kata juru bicara KPK Johan Budi di Jakarta, kemarin. Menurut Johan, Arwin di- duga menyalahgunakan we- wenang dalam penerbitan IUPHHK-HT sejak 2001 sampai 2003. Penerbitan izin itu diberi- kan kepada perusahaan yang tidak memiliki kompetensi mengelola hutan. Setelah diperiksa selama 8 jam, Arwin yang mengenakan kemeja kotak-kotak itu pun langsung dibawa ke Rutan Polda Metro Jaya. Saat dita- nyai, Arwin meminta untuk menunggu proses hukum. Dalam pemeriksaan, ia meng- aku dimintai keterangan terkait dengan pemberian IUPHHK- HT. “Saya tanda tangani itu,” ujarnya dari dalam mobil ta- hanan. Kasus penerbitan IUPHHK- HT diduga melibatkan sejum- lah kepala daerah di Riau. Se- perti mantan Bupati Pelalawan Tengku Azmun Jaafar yang telah dijebloskan ke penjara. Selain itu, Gubernur Riau Rusli Zainal pernah diperiksa KPK terkait dengan penerbitan surat rancangan kerja terpadu (RKT) kepada beberapa peru- sahaan pengelolaan hutan. Izin itu merupakan syarat untuk memperoleh IUPHHK-HT. (*/P-1) Penyuap Gayus Jadi Tersangka KPK Tahan Bupati Siak DINAMIKA MA Tuding KY Intervensi Hakim PERNYATAAN Komisi Yudisial (KY) yang menduga ada pelang- garan kode etik majelis hakim dalam sidang perkara terdakwa kasus terorisme Abu Bakar Ba’asyir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, diklarikasi Mahkamah Agung. Kemarin, Ke- pala Biro Hukum dan Humas MA Nurhadi mengatakan KY te- lah masuk wilayah independensi majelis hakim yang memimpin persidangan. “Itu betul-betul bentuk nyata intervensi.” Penggunaan telekonferensi dalam persidangan sejatinya telah diatur dalam Pasal 9 UU 13/2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban yang membolehkan saksi dan atau korban dapat didengar kesaksiannya secara langsung melalui sarana elektronik dengan didampingi pejabat yang berwenang. (*/P-3). Kasus HAM Jangan Dipolitisasi PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendesak pemerintah segera menuntaskan sejumlah kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Saat ini, PDIP menilai pemerintah kehilangan kemauan politik untuk mempercepat proses penye- lesaian kasus pelanggaran berat HAM. “Amanat konstitusi adalah perlindungan terhadap HAM. PDIP akan terus mengawal kasus pelanggaran HAM ini,” ujar Ketua Kehormatan DPP PDIP Sidarto Danusubroto, seusai menerima kunjungan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Ke- kerasan (Kontras) dan 12 Organisasi Korban Pelanggaran HAM di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, kemarin. Koordinator Kontras Haris Azhar meminta PDIP tidak men- jadikan agenda penyelesaian kasus pelanggaran HAM sebagai alat barter kepentingan politik. (*/P-3) SABTU, 26 MARET 2011 3 P OLKAM PENYIARAN INDONESIA: Ketua Pemantau Regulasi dan Regulator Media Yogyakarta Amir Effendi Siregar (kiri) bersama Koordinator Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran R Kristiawan memberikan paparan mengenai dunia penyiaran Indonesia serta ancaman pemusatan kepemilikan (monopoli) di Gedung Media Group, Jakarta, kemarin. MI/RAMDANI SUMBER: DPR/FOTO: MI/SUSANTO/GRAFIS: EBET

Transcript of SUMBER: DPR/FOTO: MI/SUSANTO/GRAFIS: EBET … per meter persegi atau naik sebesar Rp1,2 juta dari...

Page 1: SUMBER: DPR/FOTO: MI/SUSANTO/GRAFIS: EBET … per meter persegi atau naik sebesar Rp1,2 juta dari perhi-tungan sebelumnya. Dari nilai total proyek pembangunan gedung baru DPR yang

ANATA SYAH FITRI

SETIAP anggota DPR bakal mendapatkan fasilitas ruang kerja baru seluas 111,1 meter

persegi seharga Rp799,92 juta. Nilai itu belum termasuk akse-sori dan mebel.

Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Se-kretariat Jenderal DPR Sumirat mengatakan harga pemba-ngunan fisik gedung berda-sarkan analisis Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp7,2 juta per meter persegi atau naik sebesar Rp1,2 juta dari perhi-

tungan sebelumnya. Dari nilai total proyek pembangunan gedung baru DPR yang mulai dibangun pada 22 Juni sebesar Rp1,138 triliun, sekitar Rp448 miliar dihabiskan untuk mem-bangun ruang bagi 560 anggota dewan.

Sumirat menjelaskan, harga itu masih merupakan pemba-ngunan fi sik, minus mebel dan aksesori. Ruang baru itu, lanjut dia, dibangun dengan asumsi diisi oleh 1 orang anggota de-wan, 1 sekretaris pribadi, dan 5 orang staf ahli.

Dia mengatakan gedung berlantai 36 plus basement de-ngan luas total akumulatif 157 ribu meter persegi itu akan dibangun satu sumbu dengan Gedung Nusantara I DPR.

Sekjen DPR Nining Indra Saleh mengatakan pimpinan DPR telah memberikan arahan lelang harus dilakukan sesuai prosedur. “Tidak ada arahan terkait pemenang tender. Kalau

ada orang mengatasnamakan Ketua DPR, itu tidak benar,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Indonesia untuk Trans-paransi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan menjelaskan, pemba-ngunan setiap ruangan baru anggota DPR setara dengan delapan rumah bagi orang miskin yang senilai Rp100 juta per rumah.

“Nilai pembangunan 560 ruangan anggota DPR setara dengan 4.480 rumah untuk rakyat miskin yang layak di-huni,” ujar Yuna.

Atau, lanjutnya, biaya pem-bangunan untuk seluruh ru-ang kerja sebenarnya dapat membangun 1.680 sekolah seharga Rp250 jutaan. “Ka-lau biaya pembangunan satu sekolah Rp250 juta, biaya pem-bangunan setiap ruang kerja baru bagi anggota DPR sebe-narnya bisa membangun tiga sekolah.”

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan sikap penolakan Gerindra terhadap proyek itu. Ia mencontohkan anggaran Rp1,138 triliun bisa diwujud-kan menjadi sawah bagi rakyat miskin sekitar 20.000 hektare.

Rumah mewahKoordinator Forum Masya-

rakat Pemantau Parlemen In-donesia (Formappi) Sebastian Salang menilai anggaran pem-bangunan senilai Rp800 juta per ruangan anggota DPR terlampau besar.

Untuk itu ia mendesak ang-gota DPR sendiri yang harus berinisiatif meninjau kem-bali besaran anggaran pemba-ngunan tersebut. “Kalau ang-gota DPR tidak ingin dibenci oleh masyarakat, mereka harus bersuara untuk meninjau pem-bangunan tersebut. Karena nilainya terlalu besar,” ujar Sebastian.

Anggaran sebesar itu, menu-rut dia, sama dengan nilai rumah mewah. Padahal, ber-dasarkan perhitungan rasional, untuk sebuah ruangan tidak harus membuang uang dengan jumlah yang besar.

“Kalau mau membuat rumah mewah, anggaran sebesar itu sah-sah saja. Tapi ini kan hanya untuk sebuah ruangan dalam sebuah kantor DPR. Wajar kalau DPR harus mengurangi anggarannya,” ujar Sebastian.

Dia menilai, anggaran yang besar tersebut merupakan in-dikasi awal pembangunan gedung DPR tidak beres. Di-duga pembangunan gedung baru tersebut sarat dengan permainan kotor. “Mereka menyangka, dengan mem-beritahukan angka Rp800 juta per ruangan, mereka sudah dinilai transparan oleh publik,” ujarnya. (*/Ant/P-1)

[email protected]

Ruang Baru DPR Setara 8 RumahProyek gedung baru DPR bisa dijadikan sawah seluas 20 ribu hektare diperuntukkan bagi rakyat miskin.

MABES Polri kembali menetap-kan tersangka baru dalam kasus mafia pajak yang di-lakukan Gayus HP Tambu-nan. Setelah menetapkan John Jerome Grice dalam dugaan pemalsuan paspor Gayus, kini polisi menetapkan Robertus Antonius, seorang konsultan perusahaan dari 151 wajib pa-jak yang tengah diselidiki Polri, sebagai tersangka.

Ia ditetapkan sebagai ter-sangka kasus gratifi kasi Rp28 miliar dan Rp74 miliar kepada Gayus HP Tambunan. Direk-

torat Tindak Pidana Korupsi Mabes Polri menduga Robertus telah menjadi salah seorang penyuap Gayus dengan bukti berupa aliran dana dari reke-ning Robertus ke Gayus.

“Kamis (24/3) ia diperiksa sebagai tersangka di Bareskrim. Ia sudah dinyatakan seba-gai tersangka terkait dugaan adanya aliran dana dari dia kepada Gayus,” papar Kepala Bagian Penerangan Umum Di-visi Humas Polri Kombes Boy Rafl i Amar kepada wartawan di Jakarta, kemarin.

“Sementara ini kita menduga ada unsur tindak pidana pe-nyuapan,” tambahnya.

Dijelaskannya, aliran dana Robertus pada Gayus sebesar Rp925 juta. “Robertus per-nah bilang itu berkaitan de-ngan utang. Ini kan tergantung proses pembuktian. Ini baru persangkaan, tetap harus ada asas praduga tak bersalah,” kata Boy.

Robertus ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik memeriksa 26 saksi dalam kasus tersebut. Pemeriksaan

terhadap Robertus sendiri ber-langsung satu hari penuh dan baru selesai pada Jumat dini hari. Ia dicecar 43 pertanyaan dan akan diperiksa lagi Senin (28/3) mendatang.

Nama Robertus sendiri bu-kan tokoh baru dalam per-jalanan panjang kasus Gayus. Ia sudah pernah ditetapkan sebagai tersangka ketika kasus Gayus pertama kali ditangani oleh tim di bawah pimpinan Di-rektur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Brigjen Edmon Ilyas pada 2009.

Di tempat terpisah, Kapolri Jenderal Timur Pradopo kem-bali menegaskan, sebanyak 74 wajib pajak yang pernah dita-ngani Gayus Tambunan tidak terindikasi pidana. Karena itu, tim gabungan dari penyidik Polri, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ditjen Pajak, ahli hukum pidana, Badan Pe-meriksa Keuangan (BPK), dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sudah mengembalikan berkas para wajib pajak itu ke Kemen-terian Keuangan. (Nav/*/P-2)

KOMISI Pemberantasan Ko-rupsi (KPK) menahan Bupati Siak Arwin AS yang telah men-jadi tersangka sejak September 2009. Arwin ditahan terkait dengan penerbitan izin usaha peman-faatan hasil hutan kayu hutan tanaman (IUPHHK-HT) di Kabupaten Siak, Riau, pada 2001-2003.

“Untuk kepentingan pe-nyidikan, KPK melakukan upaya penahanan selama 20 hari terhi-tung sejak 25 Maret di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya,” kata juru bicara KPK Johan Budi di Jakarta, kemarin.

Menurut Johan, Arwin di-duga menyalahgunakan we-wenang dalam penerbitan IUPHHK-HT sejak 2001 sampai 2003. Penerbitan izin itu diberi-kan kepada perusahaan yang tidak memiliki kompetensi mengelola hutan.

Setelah diperiksa selama 8

jam, Arwin yang mengenakan kemeja kotak-kotak itu pun langsung dibawa ke Rutan Polda Metro Jaya. Saat dita-nyai, Arwin meminta untuk menunggu proses hukum.

Dalam pemeriksaan, ia meng-aku dimintai keterangan terkait dengan pemberian IUPHHK-HT. “Saya tanda tangani itu,” ujarnya dari dalam mobil ta-hanan.

Kasus penerbitan IUPHHK-HT diduga melibatkan sejum-lah kepala daerah di Riau. Se-perti mantan Bupati Pelalawan Tengku Azmun Jaafar yang telah dijebloskan ke penjara.

Selain itu, Gubernur Riau Rusli Zainal pernah diperiksa KPK terkait dengan penerbitan surat rancangan kerja terpadu (RKT) kepada beberapa peru-sahaan pengelolaan hutan. Izin itu merupakan syarat untuk memperoleh IUPHHK-HT. (*/P-1)

Penyuap Gayus Jadi Tersangka

KPK Tahan Bupati Siak

DINAMIKA

MA Tuding KY Intervensi HakimPERNYATAAN Komisi Yudisial (KY) yang menduga ada pelang-garan kode etik majelis hakim dalam sidang perkara terdakwa kasus terorisme Abu Bakar Ba’asyir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, diklarifi kasi Mahkamah Agung. Kemarin, Ke-pala Biro Hukum dan Humas MA Nurhadi mengatakan KY te-lah masuk wilayah independensi majelis hakim yang memimpin persidangan. “Itu betul-betul bentuk nyata intervensi.”

Penggunaan telekonferensi dalam persidangan sejatinya telah diatur dalam Pasal 9 UU 13/2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban yang membolehkan saksi dan atau korban dapat didengar kesaksiannya secara langsung melalui sarana elektronik dengan didampingi pejabat yang berwenang. (*/P-3).

Kasus HAM Jangan Dipolitisasi PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendesak pemerintah segera menuntaskan sejumlah kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Saat ini, PDIP menilai pemerintah kehilangan kemauan politik untuk mempercepat proses penye-lesaian kasus pelanggaran berat HAM. “Amanat konstitusi adalah perlindungan terhadap HAM. PDIP akan terus mengawal kasus pelanggaran HAM ini,” ujar Ketua Kehormatan DPP PDIP Sidarto Danusubroto, seusai menerima kunjungan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Ke-kerasan (Kontras) dan 12 Organisasi Korban Pelanggaran HAM di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, kemarin.

Koordinator Kontras Haris Azhar meminta PDIP tidak men-jadikan agenda penyelesaian kasus pelanggaran HAM sebagai alat barter kepentingan politik. (*/P-3)

SABTU, 26 MARET 2011 3POLKAM

PENYIARAN INDONESIA: Ketua Pemantau Regulasi dan Regulator Media Yogyakarta Amir Effendi Siregar (kiri) bersama Koordinator Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran R Kristiawan memberikan paparan mengenai dunia penyiaran Indonesia serta ancaman pemusatan kepemilikan (monopoli) di Gedung Media Group, Jakarta, kemarin.

MI/RAMDANI

SUMBER: DPR/FOTO: MI/SUSANTO/GRAFIS: EBET