Sumber Daya Dan Potensi Desa Mijen

14
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tugas Akhir Proses Produksi Identifikasi Sumber Daya Alam Di Desa Mijen Satrio Hudi Asrori (5212412016) 12/21/2012

description

Desa Mijen, Kaliwungu, Kudus, merupakan desa swasembada.

Transcript of Sumber Daya Dan Potensi Desa Mijen

  • UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    Tugas Akhir Proses Produksi

    Identifikasi Sumber Daya Alam Di Desa Mijen

    Satrio Hudi Asrori (5212412016)

    12/21/2012

  • 2

    BAB I

    Pembukaan

    A. Latar Belakang

    Desa merupakan wilayah yang dipimpin oleh seorang kepala desa yang

    terdiri atas penduduk dan pemerintah yang berdaulat serta memiliki batas-batas

    wilayah. Desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Desa terdiri atas

    satu kesatuan RW, dan RW terdiri atas satu kesatuan dari RT. Layaknya suatu

    tempat yang terorganisir desa memilki berbagai hal yang dapat memajukan kearifan

    lokal desa tersebut, dan dari bebrapa ahal tersebut dapat berupa potensi,

    masyarakat ataupun birokrat. Adanya peraturan tentang otonomi daerah (UUD 1945

    Pasal 18), Desa diharuskan untuk dapat memajukan keraifan lokalnya secara tepat

    sehingga potensi yang ada dapat dikembangkan dengan maksimal dan sumber daya

    manusia serta alam dapat dikembangkan untuk kemajuan suatu desa, khususnya

    desa Mijen yang merupakan desa penulis.

    B. Rumusan Masalah

    1. Profil Desa

    2. Rencana Pengelolaan Sumber Daya di Desa Mijen

    C. Tujuan

    Mahasiswa dapat mengetahui, mengidentifikasi serta merencanakan

    pengelolaan sumber daya yang ada di desanya.

  • 3

    Wilayah desa Mijen dilihat dari satelit (Source: Googleearth.com/mijen/kaliwungu/kudus)

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1. Profil Desa Mijen

    Desa Mijen merupakan desa penulis yang mana desa ini terletak di

    Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Desa Mijen mempunyai wilayah 233,320

    ha dengan 46% adalah areal pertanian. Desa Mijen semenjak tahun 2007 telah

    mengalami beberapa pergantian kepemimpinan, sebagaiman tindak lanjut dari

    perubahan peraturan perundang-undangan kepemimpiman yang terjadi di tingkat

    desa, yaitu pergantian dari Kepal Desa periode 1999-Februari 2007, kemudian PL.

    Kepala Desa yang diselenggarkan secara jujur, adil,terbuka dan berlangsung tertib

    dan damai pada tanggal 7 Juli 2007 yang Kepala Desa yang telah terpilih selanjutnya

    memegang tamping pemerintahan Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten

    Kudus selama 6 tahun kedepan hingga tahun 2013. Dengan harapan pemerintahan

    yang baru dapat membangun suatu keraifan lokal yang dapat mengembangkan

    potensi dan SDM nya secara nyata.

    Batas wilayah Desa Mijen:

    Sebelah Utara : Desa Getassrabi

    Sebelah Timur : Desa Karangampel

    Sebelah Selatan : Desa Kedungdowo

    Sebelah Barat : Desa Kaliwungu

  • 4

    Keterangan:

    Mayoritas penduduk desa Mijen memiliki mata pencaharian sebagai

    petani, salah satu penyebabnya adalah lahan pertanian yang luas.

    2. Rencana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Potensi Di Desa Mijen

    Desa Mijen merupakan desa yang mayoritas penduduknya memiliki mata

    pencahariaan sebagai petani hal tersebut dikarenkan luas areal pertanian di desa

    Mijen yang mencapai 107,237 ha, dari hal tersebut penulis berencana untuk

    mendirikan pabrik batu bata sebagai salah satu langkah untuk mengembangkan

    sumber daya yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.

    Selain dikarenakan tanah yang luas dan keinginan penulis untuk mengembangkan

    sumber daya dan potensi di desa Mijen, namun juga ada bebrapa hal yang

    mendukung perancanaan untuk dibangunnya pabrik batu bata di des tersebut

    anatara lain:

    1. Ketersediaan bahan baku yang mencukupi

  • 5

    Keterangan:

    Luas areal persawahan di desa Mijen mencapai 46% dari luas

    keseluruhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tanah padas

    yang merupakan bahan baku pembuatan batu bata tergolong banyak.

  • 6

    2. Karakteristik tanah yang baik

    Gambar (a) merupakan sampel tanah yang diambil dari salah satu

    areal persawahan di desa Mijen. Tanah tersebut dapat digunakan untuk

    dijadikan bahan baku batu bata karena tidak ditemukannya kandungan pasir

    atau kapur di dalamnya, dimana tanah yang mengandung pasir atau kapur

    akan membuat batu bata mudah pecah. Gambar (b) merupakan bukti bahwa

    tanah tersebut cocok digunakan sebagai bahan baku batu bata, karena

    setelah dikeringkan dan dibakar tanah (batu bata) tersebut berwarna merah

    menyala. Dari kedua hal tersebut akan dijadikan tolak ukur penulis untuk

    menentukan bahan yang cocok untuk dijadikan batu bata.

    Keterangan:

    Observasi yang dilakukan

    untuk mencari tahu luas

    keseluruhan dari areal

    persawahan di desa Mijen

    oleh penulis.

  • 7

    Dari rencana diatas penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang timbul

    sebagai akibat prses pembuatan batu, sehingga sebelum rencana tersebut terrealisai

    ada solusi yang menyertai dan dapat dijadikan tindakan dalam pelaksanaan

    perencanaan proses produksi(analisis SWOT). Masalah masalah tersebuat

    diantaranya:

    1. Habisnya bahan baku tanah kiat atau tanah padas dan adanya larangan

    penggalian karena merusak lingkungan sebagai akibat bahan baku tanah

    liat yang terus digali. Solusi yang dapat dilakukkan untuk mengatasi

    masalah diatas:

    Membeli tanah padas dari daerah lain dimana tanah di daerah tersebut

    memang diambil untuk keperluan pembuatan bata dan genteng dengan

    tidak mengesampingkan kualitas dan karakteristik tanah yang akan

    digunakan, misalnya tanah dari daerah Mayong.

    Mengganti bahan baku tanah liat dengan kotoran sapi . Penggantian

    tanah liat dengan kotoran sapi disebut juga EcoFaeBrick. Keunggulan

    dari batu bata ini selain kualitas namun juga mudah dibuat dan

    berbiaya rendah hal tersebut dikarenakan dibuat dari kotoran sapi. Batu

    bata ini tidak hanya 20% lebih ringan, tetapi juga memiliki kekuatan

    Keterangan :

    Observasi yang dilakukan penulis untuk mencari tahu hasil akhir pembuatan batu bata, yang mana tanah yang digunakan untuk membuat batu bata tersebut diambil dari salah satu areal sawah di desa Mijen. Setelah melalui proses pengeringan dan pembakaran, batu bata tersebut berwarna merah menyala. Hal tersebut menunjukkan tanah yang digunakan untuk membuat batu bata tergolong tanah yang bagus.

  • 8

    Keterangan:

    Kondisi lahan pertanian pasca pengerukan tanah yang digunakan sebagai bahan baku

    batu bata. Hal tersebut dapat menyebabkan degradasi tanah.

    tekan 20% lebih kuat daripada batu bata tanah liat.(source: http://ilulcreative.wordpress.com)

    2. Selain kondisi tanah yang menjadi buruk dan berkurang sebagai akibat

    pengerukan tanah, masalah juga muncul karena proses pembakaran batu

    bata, antara lain:

    Asap yang timbul saat membakar batu bata dapat menyebabkan polusi

    udara dan mengganggu pandangan jarak pendek

    Jika pembakaran dilakukan di daerah terbuka maka dapat berakibat

    terjadinya kebakaran lahan.

    Biaya bahan bakar berupa kayu bakar relatif mahal sehingga biaya

    produksi pun menjadi mahal.

    Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul

    saat proses pembakaran batu bata adalah membuat batu bata tanpa

    proses pembakaran. Pembuatan batu bata tanpa proses pembakaran

    dilakukan dengan cara; tanah liat (lempung) yang dijadikan bahan baku

    bata dicampur dengan limbah industri dan limbah pertanian. Limbah

    industri dan pertanian memiliki unsur pozzolanik atau sifat yang memiliki

    daya ikat seperti semen. Reaksi pozzolanik pada limbah-limbah tersebut

  • 9

    dapat menyatukan mineral-mineral pada limbah dan lempung sebagai

    bahan dasar batu bata dan akhirnya unsur pozzolonik bisa memperkuat

    daya rekat dan tekan pada batu bata.(source: http://www.pikiran-rakyat.com/)

    3. Jumlah produk yang tidak dapat memenuhi permintaan pasar sebagai

    akibat pekerja yang tidak dapat mengikuti jumlah permintaan pasar. Solusi

    yang dapat dilakukan adalah mengadakan tambahan pekerja yaitu berupa

    mesin dengan tidak mengurangi jumlah pekerja namun menambah jumlah

    produk sehingga permintaaan pasar dapat terkejar.

  • 10

    BAB III

    PENUTUP

    1. Kesimpulan Secara Umum Desa dapat diartikan sebagai sebuah aglomerasi permukiman

    di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah

    administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa.

    Sedangkan menurut UU no 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah pasal I yang

    dimaksud dengan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

    kewenangan untuk mngatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

    berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem

    pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

    Desa Mijen merupakan Desa Swasembada, yakni desa yang masyarakatnya

    telah mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan

    potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional.

    Desa Mijen merupakan desa yang mayoritas penduduknya memiliki mata

    pencahariaan sebagai petani hal tersebut dikarenkan luas areal pertanian di desa

    Mijen yang mencapai 107,237 ha, dari hal tersebut penulis berencana untuk

    mendirikan pabrik batu bata sebagai salah satu langkah untuk mengembangkan

    sumber daya yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.

    2. Saran

    Rencana pendirian pabrik batu bata di desa Mijen merupakan salah satu

    upaya untuk mengembangkan potensi dan sumber daya desa. Jika hal tersebut

    diikuti dengan pelaksanaan dan upaya lain sebagai bentuk pengoptimalisai potensi

    dan sumber daya desa Mijen, maka pemberdayaan penduduk dan pengembangan

    desa dapat dilakukan, yang tidak hanya dapat dilakukan di desa Mijen nanun juga

    seluruh desa di Indonesia yang notabene meurpakan hitter land bagi kota.

  • 11

    LAMPIRAN

    Keterangan: Tanah padas dari sawah yang diangkut menuju tempat pembuatan batu

    bata. Sebagian dari tanah padas tersebut diambil untuk diolah sedangkan sisanya

    disimpan untuk persediaan.

    Keterangan: tanah padas yang siap diolah diberi tambahan air dan abu dari pembakaran

    sekam padi sisa pembakaran batu bata dengan fungsi menghaluskan tanah padas

    tersebut.

  • 12

    Keterangan: Hasil tanah yang sudah siap dicetak menjdi batu bata

    Keterangan: Tanah yang telah diberi abu dicangkul agar antara abu dengan tanah tercampur

    rata, kemudian tanah padas diberi sekam padi lalu dicangkul dan diberi sekam lagi.

    Fungsibpemberian sekam padi adalah menyamakan partikel tanah padas sehingga batu bata

    tidak mudah hancur. Setelah itu tanah padas ditutup dan diamkan, biasanya para pekerja

    mendiamkan tanah tersebut saat sore dan diolah saat pagi dihari berikutnya .

  • 13

    Keterangan: Bata yang telah dibersihkan tiap sisinya lalu ditata dan dikeringkan hingga benar-

    benar kering.

    Keterangan: Batu bata yang dicetak manual. Tidak lupa sebelum dicetak alas tempat untuk

    pencetakan diberi abu agr tidak lengket saat batu bata diambil. Setelah batu bata dicetak lalu

    dikeringkan, namunsebelum kering benar bata dibersihkan tiap sisinya agar tetap kotak

    menggunakan pisau.

  • 14

    Ketrangan: Selanjutnya batu bata yang telah ditata dibakar menggunakan kayu dan sekam

    padi, rata-rata pembakaran batu bata berkisar 4-5 hari. Setelah itu bata didinginkan dan dijual.

    Keteranagan: Setelah batu bata benar-benar kering kemudian batu bata ditata dimana ada batu

    bata yang khusus dibuat untuk melindungi batu bata yang dibakar, sehimgga batu bata yang

    dilindungi benar-benar menjadi batu bata yang bagus tanpa ada gumpalan Karen panas yang

    kurang merata.