SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL...

33
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN LUAR BIASA BAB I ORIENTASI DAN MOBILITAS BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA Penyusun: TIM PENGEMBANG SUMBER BELAJAR PLB-FIP- UNESA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Transcript of SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL...

Page 1: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

PENDIDIKAN LUAR BIASA

BAB I

ORIENTASI DAN MOBILITAS BAGI PESERTA

DIDIK TUNANETRA

Penyusun:

TIM PENGEMBANG SUMBER BELAJAR PLB-FIP- UNESA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

1

BAB I

ORIENTASI DAN MOBILITAS BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA

A. PENDAHULUAN

Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat menguasai materi, struktur,

konsep dan pola pikir keilmuan terkait orientasi dan mobilitas bagi peserta didik tunanetra.

serta menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu

1. Kompetensi Inti

Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu

2. Kompetensi Dasar (KD)/Kelompok Kompetensi Dasar (KKD).

a. Menguasai konsep, prinsip orientasi dan mobilitas sebagai sarana pemenuhan

kebutuhan orientasi dan mobilitas anak berkebutuhan khusus

b. Menguasai, teknik dan prosedural pembelajaran orientasi mobilitas

c. Menguasai materi orientasi dan mobilitas

B. Materi

1. Konsep Orientasi Mobilitas,interaksi Sosial dan Komunikasi (OMSK)Bagi

Tunanetra

Tunanetra merupakan individu yang mengalami kelainan pada indera visualnya

sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas kehidupan sehari-harinya. Sebagai

akibat ketunanetraan yang disandangnya , maka anak tunanetra mengalami

keterbatasan dalam Orientasi Mobilitas ,interaksi Sosial dan Komunikasi (OMSK)

terhadap dunia luar yang tidak dapat diperoleh secara utuh. Pengkondisian tunanetra

ini membutuhkan pengembangan keterampilan OMSK yang mampu

mengkompensasikan keterbatasan yang dimiliki. Keterkaitan Ketunanetraan dengan

perlunya pengembangan OMSK pada tunanetra adalah sebagai berikut:

a. Keterbatasan dalam pindah tempat (Mobilitas),

Page 3: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

2

merupakan akibat langsung dari ketunanetraan itu sendiri.Keanekaragaman

informasi dan pengalaman akan diperoleh dengan lebih luas bila seseorang dapat

berpergian dengan bebas dan mandiri. Untuk terciptanya interaksi dengan

lingkungan fisik maupun sosial dibutuhkan adanya kemampuan berpindah-pindah

tempat.Semakin mampu dan terampil anak tunanetra melakukan mobilitas

semakin berkurang hambatan berinteraksi dengan lingkungan.

b. Kehilangan kemampuan melihat

merupakan hilangnya kemampuan memperoleh informasi dari lingkungan karena

penglihatan merupakan saluran utama bagi manusia untuk memperoleh informasi

dari lingkunganya.Untuk itu anak tunanetra harus mengantungkan pada indra lain

yang masih berfungsi seperti : pendengaran,perabaan,penciuman,pengecap serta

pengalaman kenestetik merupakan keindraan yang cukup penting.Akan tetapi indar-

inda ini sering tidak dapat mengamati,memahami dan menjangkau obyek diluar

jangkauan fisiknya. Hal ini berdampak dalam memperolah pengalaman baru bagi

tunatetra.

c. Keterbatasan interaksi dengan lingkungan

Ketunanetraan mengakibatkan keterpisahan individu dengan lingkungan fisik dan

sosial pada batas-batas tertentu. Keterpisahan dengan lingkungan fisik maupun

sosial mengakibatkan adanya kepasifan pada tunanetra. Hilangnya rangsangan

visual berdampak pada aktifitas untuk mendekatkan diri dengan orang lain yang ada

dilingkungannya tidak terjadi secara mudah bagi tunanetra hal ini lambat laun akan

mengakibatkan hilangnya keinginan untuk berinteraksi dengan

lingkunganya.Banyaknya aktifitas interaksi sosial yang tidak dapat dilakukan anak

tunanetra mengakibatkan rasa frustasi. Disinilah pentingnya pengembangan

kemampuan OMSK pada anak tunanetra agar dia dapat mengatasi hambatan dalam

komunikasi dengan lingkungan. Dengan demikian, konsep pengembangan orientasi

mobilitas,interaksi sosial dan komunikasi bagi tunanetra merupakan satu

kemampuan, kesiapan dan mudahnya bergerak dari satu posisi/tempat ke satu

posisi/tempat lain yang dikehendaki dengan baik, tepat, efektif, dan selamat

bagi,sehingga dapat mengatasi hambatan dalam intereksi sosial dan komunikasi

tunanetra dengan lingkunganya perlu dikembangan.

Page 4: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

3

2. Prinsip Orientasi dan Mobilitas Bagi tunanetra

Kemampuan orientasi dan mobilitas bagi tunanetra berhubungan erat dengan

kesiapan mental dan fisiknya. Demikian pula kemampuan mental dan fisik dapat

berakibat pada proses kognisi dan keterampilan dari individu tunanetra. Kemudian

untuk implementasi orientasi dan mobilitas harus terintegrasi sebagai satu kesatuan

yang dibutuhkan bagi tunanetra.

Prinsip dasar orientasi dan mobilitas bagi tunanetra menurut Raharja dalam Sudarti

(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan

menggunakan semua indera yang masih ada untuk menentukan posisi seseorang

terhadap benda-benda penting yang di sekitarnya baik secara temporal maupun spasial.

Berdasar prinsip di atas, maka aspek pengetahuan yang diperlukan untuk

mempermudah individu tunanetra mengembangkan kemampuan dalam kehidupan

sehari-hari dikelompokkan ke dalam 6 komponen (Hosni, 2013), yaitu:1) Landmark (ciri

medan),2)Clues (tanda-tanda),3) Numbering system (sistem penomoran),

4)Measurement (pengukuran), 5)Compas Direction (arah mata angin), dan 6) Self

Familiarization (memfamiliarkan diri)

1) Landmark (ciri medan)

a) Pengertian Landmark (ciri medan)

Merupakan semua objek, benda atau rangsangan indera (bau-baunya, suara-

suaranya, suhu atau petunjuk-petunjuk taktual tertentu yang bersifat konstan

(tetap) dan sudah dikenal, mudah ditemukan (sudah diketahui dan tetap

lokasinya) di lingkungan tersebut. lokasi-lokasi yang memiliki karakteristik

tertentu yang dapat dibedakan dari lokasi-lokasi lain.

b) Prinsip-Prinsip Landmark (ciri medan)

(1) Sifatnya konstan dan permanen

Konstan artinya tetap lokasinya, ini kecenderungan ditujukan pada benda

yang tidak bisa diraba, seperti bau-bauan, suara,dan yang lainya . Permanen

artinya sesuatu objek yang dijadikan Landmark harus sesuatu objek yang

tidak bisa pindah atau dipindahkan.

Page 5: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

4

(2) Sesuatu yang dijadikan Landmark mempunyai ciri khas yang dapat

membedakan suatu objek dari objek lain atau membedakan dua objek yang

mempunyai jenis yang sama.

(3) Ciri tertentu yang dijadikan Landmark dapat dikenal melalui indera yang

masih berfungsi, seperti taktual, visual, auditoris, penciuman atau kombinasi.

(4) Landmark mudah ditemukan, artinya sesuatu yang dijadikan Landmark

letaknya tidak tersembunyi atau jauh dari jangkauan tunanetra.

c) Prasyarat menguasai Landmark

Kemampuan dan pengetahuan dasar sebagai salah satu prasyarat menguasai

Landmark (ciri medan) bagi tunanetra, antara lain.

(1) Ingatan penginderaan yang kuat

(2) Memahami konsep tentang posisi yang relatif

(3) Kesadaran akan dasar-dasar hubungan ruang

(4) Konsep tentang objek yang permanen dan konstan (tidak dapat pindah dan

dipindahkan)

(5) Kesadaran akan jarak

(6) Lokasi suara

(7) Penggunaan petunjuk mata angin

(8) Mampu menjelaskan dengan pola yang sistematis

(9) Kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu objek untuk dapat dijadikan

Landmark

d) Penggunaan dan kegunaan khusus Landmark

(1) untuk menetapkan dan memperoleh orientasi arah

(2) untuk dijadikan point of reference

(3) untuk menetapkan dan memperoleh hubungan arah

(4) untuk menemukan/mengetahui letak tujuan tertentu

(5) untuk mengorientasi atau reorientasi diri sendiri pada suatu daerah

(6) untuk memperoleh informasi tentang kesamaan suatu daerah

2) Clues (tanda-tanda)

a) Pengertian Clues (tanda-tanda)

Page 6: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

5

Clues merupakan suatu rangsangan auditoris (bunyi/suara), rangsangan taktual,

bau, temperatur, kinestetik, rangsangan visual yang mengenai indera dan yang

segera dapat diubah menjadi petunjuk untuk menetapkan suatu posisi atau

suatu garis arah.

b) Prinsip-prinsip Clues (tanda-tanda)

(1) Suatu Clues (tanda-tanda) dapat bersifat dinamis atau tetap, objek atau

stimulus yang dijadikan Clues (tanda-tanda) dapat sesuatu yang bergerak

atau menetap

(2) Suatu clues dapat digunakan secara fungsional apabila sumber dari Clues

(tanda-tanda) sudah dikenal. Clues (tanda-tanda) belum berfungsi dalam

menetapkan posisi atau garis pengarah

(3) Semua perangsang yang diterima oleh indera-indera tidak mempunyai nilai

petunjuk sama, ada yang dominan sebagai Clues (tanda-tanda) dan ada yang

kurang berfungsi sebagai Clues (tanda-tanda), serta ada yang sama sekali

tidak dapat digunakan sebagai Clues (tanda-tanda)

c) Pengetahuan yang dibutuhkan/prasyarat untuk menguasai Clues (tanda-tanda)

Untuk dapat memilih, menetapkan dan menggunakan suatu Clues (tanda- tanda)

diperlukan beberapa pengetahuan dan keterampilan sebagai prasyarat, yaitu.

(1) Perkembangan penginderaan yang baik

(2) Kesadaran sensoris

(3) Mengenal suatu perangsang-perangsang yang umum

d) Penggunaan khusus Clues (tanda-tanda)

Kemampuan untuk memahami dan menggunakan Clues (tanda-tanda) ini

mempunyai manfaat dalam membantu tunanetra, antara lain.

(1) Menemukan arah

(2) Menentukan posisi diri dalam lingkungan

(3) Memperoleh orientasi arah

(4) Menentukan line of direction (garis pengarah)

(5) Dapat memproyeksi lingkungan yang akan dimasuki

(6) Untuk menemukan tujuan tertentu

(7) Untuk reorientasi diri pada suatu lingkungan

Page 7: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

6

(8) Untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan lingkungan

3) Sistem penomoran (Numbering system)

a) Pengertian sistem penomoran (Numbering system)

Merupakan pola pengaturan susunan nomer dan urutan ruang/bangunan dalam

gedung maupun dalam satu komplek. Sesuatu yang saling terkait dan

mempengaruhi di antara komponennya. Seperti sistem penomeran dikenal 2

macam, yaitu dalam ruang (indoor numbering system), ini apabila tunanetra ada

dalam ruang. Sebaliknya apabila sistem penomoran di luar ruang ( outdoor

numbering system), tunanetra ada di luar ruang. Dalam pola penomoran yang

berlaku seperti di Indonesia nomer ganjil untuk sisi kiri dan genap untuk sisi jalan

sebelah kanan (ganjil genap saling berseberangan).

b) Prinsip-prinsip sistem penomeran

(1) Mempunyai titik awal (focal point), ini diawali dari dekat pintu masuk atau

dari pertemuan antara 2 koridor dalam ruang, dari pintu gerbang suatu

kompleks/kampus atau jalan utama

(2) nomer ganjil dan genap saling berseberangan

(3) nomer biasanya bertambah dari titik awal dengan urutan dua-dua

(4) secara mendasar nomor dimulai dari 0-99 pada lantai dasar bawah tanah,

seperti di hotel

c) Prasyarat untuk keterampilan sistem penomeran

Beberapa syarat yang perlu dimiliki tunanetra agar dapat mengembangkan

sistem penomeran, antara lain.

(1) kemampuan untuk menghitung

(2) memiliki konsep tentang bilangan ganjil dan genap

(3) memiliki keterampilan sosial untuk minta bantuan seefektif mungkin

(4) memiliki pengetahuan dasar dan pemahaman susunan gedung pada

umumnya

(5) terampil berjalan mandiri

(6) mempunyai kesadaran jarak artinya dapat menghubungkan antara waktu,

langkah dan jarak tempuh

(7) mampu berbelok 90 derajat dan berputar 180 derajat dengan tepat

Page 8: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

7

(8) mampu menggunakan teknik melindungi diri dengan baik

(9) mempunyai konsep ruang dan arah

4) Measurement (pengukuran)

a) Pengertian measurement (pengukuran)

Merupakan proses mengukur untuk mengetahui dimensi yang tepat dan benar

dari suatu objek dengan menggunakan ukuran tertentu.

b) Prinsip-prinsip measurement (pengukuran)

Ini dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

(1) Measurement (pengukuran) dengan standar unit, misal meter, jengkal

(2) Comparative measurement (pengukuran), seperti lebih pendek, lebih

panjang

(3) Linear measurement (pengukuran) digunakan untuk menunjukkan 3 dimensi

dasar, yaitu tinggi, panjang dan lebar

c) Prasyarat untuk measurement (pengukuran)

(1) kemampuan menghitung

(2) memahami konsep tentang nilai relatif dari suatu bilangan

(3) kemampuan menambah, mengurangi, mengalikan atau membagi

(4) memiliki konsep yang jelas tentang dimensi dan kemampuan untuk

menerapkan konsep

(5) memahami tentang standar satuan ukuran dan hubungan antara satuan-

satuan tersebut

(6) memiliki kesadaran kinestetic dan kesadaran tactual

d) Kegunaan khusus dari measurement (pengukuran)

(1) menentukan atau mengira-ngira dimensi dari suatu area yang akan

mempengaruhi gerak anak di dalam area tersebut

(2) menentukan teknik mobilitas apa yang sesuai untuk suatu area tertentu

(3) memperoleh konsep sangat akurat untuk objek-objek tertentu dan

hubungan objek-objek tersebut

(4) memperoleh konsep yang jelas tentang ukuran suatu objek dihubungkan

dengan ukuran badan

5) Compas Direction (arah mata angin)

Page 9: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

8

a) Pengertian Compas Direction (arah mata angin)

Merupakan arah-arah khusus yang ditentukan oleh gerak magnetik dari bumi.

Kemudian 4 Compas Direction (arah mata angin), yaitu utara, barat, selatan dan

timur.

b) Prinsip-prinsip Compas Direction (arah mata angin/penggunaan kompas).

Compas Direction (arah mata angin/penggunaan kompas) itu tetap sifatnya dan

dapat dialihkan dari suatu lingkungan ke lingkungan lain. Berdasarkan Compas

Direction (arah mata angin/penggunaan kompas) ada prinsip berlawanan, yaitu.

(1) Barat dan timur sebagai dua ujung yang berlawanan

(2) utara dan selatan sebagai baris barat dan timur adalah paralel, juga garis

utara dan selatan.

(3) Garis barat-timur sebagai tegak lurus dari garis utara-selatan.

c) Prasyarat untuk Compas Direction (arah mata angin/ penggunaan kompas)

(1) Memahami posisi kiri, kanan, depan dan belakang

(2) Memahami konsep garis lurus

(3) Memahami dan mampu melakukan putaran 90derajat dan 180 derajat

(4) Memahami pengertian paralel, garis tegak lurus dan siku

(5) Memahami posisi yang tepat dan posisi yang relatif serta hubungan antara

suatu benda terhadap posisi badan

(6) Memahami bahwa gerak akan mengubah relasi posisi terhadap objek-objek

atau tempat-tempat

(7) Memahami konsep berlawanan

(8) Memahami konsep mata angin utama

(9) Memahami akibat gerakan membalik terhadap hubungannya dengan arah

(10) Adanya kesadaran tubuh yang baik

6) Self familiarization (memfamiliarkan diri)

Tunanetra tidak akan mengalami kesulitan untuk bergerak berpindah tempat di

dalam suatu lingkungan yang sudah dikenalnya dan tidak asing lagi bagi dirinya.

Kemampuan orientasi dengan cepat untuk mempelajari, mengenal dan

menyesuaikan diri pada suatu hal yang baru. Komponen orientasi secara

komprehensif sebagai dasar dari Self familiarization process.

Page 10: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

9

Realisasi kognisi orientasi untuk tunanetra diwujudkan dalam proses berpikir

dan mengolah informasi di lingkungannya mengandung tiga unsur pertanyaan yang

prinsip, yaitu.

Where am I (di mana saya)

Where is my objective (di mana tujuan saya)

How do I get there (bagaimana saya dapat sampai ke tujuan tersebut)

Pengkondisian tunanetra dari prinsip-prinsip tersebut dapat diartikan seperti a) di

mana posisinya dalam ruang, b) di mana tujuan yang dikehendaki dalam ruang

tersebut, c) susunan langkah atau jalan yang tepat dari posisi sekarang sampai ke

tujuan yang dikehendaki.

3. Teknik Orientasi dan Mobilitas Bagi tunanetra

Berdasarkan pendapat Hadikasma dalam Sudarti (2015), bahwa sifat orientasi dan

mobilitas yang berpusat pada praktek. Kemudian pada teori orientasi dan mobilitas

hanya sebagai penunjang terlaksananya praktek, maka teknik belajar yang harus

diberikan pada tunanetra adalah.

Memberikan informasi yang jelas atau konkrit dan menghindari kata ganti petunjuk,

seperti ini, itu, di sana dan seterusnya

Memberi bantuan jika diperlukan

Memberi kesempatan beradaptasi terhadap perubahan cahaya

Selanjutnya Kemendikbud (2014), bahwa teknik orientasi dan mobilitas yang

dibelajarkan bagi tunanetra, yaitu.

1) Teknik Pra Tongkat di Lingkungan Rumah dan Sekolah

Tunanetra pada dasarnya mempunyai konsep lingkungan yang minim, sehingga

berdampak terhadap kemampuan orientasi dan mobilitas yang dimiliki.

Problematika tersebut berpengaruh negatif terhadap pengenalan lingkungan yang

ada di sekitarnya. Bila tunanetra mengalami hambatan dalam penguasaan konsep

lingkungan, maka secara otomatis orientasi dan mobilitasnya dapat terganggu. Sisi

lain kecenderungan yang terjadi pada individu tunanetra menjadi pasif dalam

bergerak karena khawatir akan tersesat atau celaka ketika berjalan di lingkungan

sekitar. Keterbatasan tersebut biasanya dialami oleh setiap individu yang

menyandang tunanetra baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Di bawah ini

Page 11: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

10

dapat diuraikan kompetensi pada teknik pra tongkat di lingkungan peserta didik

tunanetra, antara lain.

a) Melakukan bepergian dengan teknik pendamping awas di lingkungan dekat

Sekolah

b) Bepergian dengan teknik melindungi diri di lingkungan sekolah

c) Melakukan orientasi ruang

Keterkaitan indikator pencapaian kompetensi untuk teknik pra tongkat di

lingkungan peserta didik tunanetra, antara lain.

a) Melakukan gerakan dasar pendampingan awas

b) Melakukan teknik jalan sempit

c) Melakukan teknik melewati pintu, terdiri dari.

(1) Pintu terbuka kanan mendekat

(2) Pintu terbuka ke arah kanan menjauh

(3) Pintu membuka ke kiri mendekat

(4) Pintu membuka ke kiri menjauh.

(5) Pintu terbuka otomatis digeser

d) Melakukan teknik pindah pegangan

e) Melakukan teknik berbalik arah

f) Melakukan teknik cara duduk, terdiri dari.

(1) Duduk di kursi dengan meja

(2) Duduk di kursi tanpa meja

g) Melakukan teknik naik turun tangga

h) Melakukan teknik escalator dan elevator

i) Melakukan teknik masuk dan keluar mobil

j) Melakukan teknik menerima dan menolak ajakan

k) Melakukan teknik penggunaan kamar kecil, terdiri dari.

(1) Melakukan teknik menyilang tangan di atas (upper hand)

(2) Melakukan teknik menyilang tangan ke bawah (lower hand)

(3) Melakukan teknik merambat (trailling)

(4) Melakukan teknik tegak lurus dengan benda (squaring off)

(5) Teknik mencari benda jatuh (drop objek)

Page 12: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

11

(6) Melakukan gerakan mengelilingi ruangan

(7) Melakukan gerakan menjelajahi ruangan

l) Menemutunjukkan letak benda di ruangan

Di bawah ini salah satu contoh langkah-langkah dalam pembelajaran orientasi dan

mobilitas dalam melakukan gerakan dasar pendamping awas (Sighted Guide).

a) Peserta didik memegang tangan pendamping awas posisi pegangan di atas siku

tangan pendamping awas.

b) Posisi setengah langkah di belakang pendamping.

c) Posisi tangan peserta didik membentuk siku 900.

d) Jika peserta didik postur badannya lebih pendek dapat memegang pergelangan

tangan pendamping.

Selanjutnya untuk tindaklanjut penjabaran aplikasi langkah-langkah pembelajaran

dari berbagai indikator pencapaian kompetensi tersebut di atas pada teknik pra

tongkat dapat didiskusikan secara bersama-sama antara pebelajar dan pembelajar.

2) Teknik Tongkat dalam Pembelajaran Orientasi dan Mobilitas

Dalam pembelajaran strategi sangat dibutuhkan oleh individu yang belajar

Orientasi tidak akan berguna tanpa mobilitas dan sebaliknya mobilitas tidak akan

berhasil dengan efektif tanpa didasari orientasi. Yang dimaksud efektif di sini adalah

tunanetra dapat menggunakan benda-benda yang ada sebagai alat mobilitas,

sehingga benda-benda tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk dan pengarah

dalam mencapai tujuan. Orientasi merupakan kesiapan mental sedangkan mobilitas

merupakan kesiapan fisik, sehingga orientasi dan mobilitas harus terintegrasi di

dalam satu kesatuan. Orientasi dapat menyelamatkan tunanetra sedangan mobiltas

dapat mengantarkan tunanetra ke tempat tujuan.

Macam-macam tongkat yang dipergunakan sehari-hari sebagai alat untuk

bergerak diberbagai lingkungan yang tidak lepas dari tunanetra, antara lain.

Tongkat panjang

Tongkat lipat

Di bawah ini dapat diuraikan kompetensi pada teknik tongkat untuk belajar di

lingkungan peserta didik tunanetra (Hosni, 2013), antara lain.

a) Penggunaan teknik tongkat di lingkungan terbatas

Page 13: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

12

b) Teknik tongkat di lingkungan sekitar sekolah

c) Teknik tongkat di lingkungan perumahan

d) Penggunaan teknik tongkat dilingkungan perkotaan

e) Penggunaan teknik tongkat di pusat perbelanjaan

Kemudian masing-masing tersebut akan dijelaskan indikator pencapaian kompetensi

untuk belajar teknik tongkat di lingkungan terbatas peserta didik tunanetra, antara

lain.

a) Menjelaskan tentang tongkat.

b) Menggunakan tongkat ada saat berjalan dengan pendamping awas

c) Menyimpan tongkat waktu tidak dipergunakan

d) Menggunakan teknik tongkat

e) Menggunakan teknik tongkat waktu turun-naik tangga

f) Menggunakan teknik trailling dengan tongkat

g) Menggunakan teknik mendeteksi objek-rintangan

h) Menggunakan teknik sentuhan (touch)

i) Menggunakan teknik dua sentuhan (two touch)

j) Menggunakan teknik dua sentuhan waktu menelusuri shore line/garis pengarah

k) Menggunakan teknik dorong (Pussing Slide Technique)

Keterkaitan belajar orientasi dan mobilitas dengan Teknik tongkat di lingkungan

sekitar sekolah dapat dijabarkan, berikut ini.

a) Menetapkan posisi jalan dan bagian jalan

b) Menyeberang jalan dengan teknik tongkat

c) Berjalan di antara blok di lingkungan sekolah

d) Melakukan bepergian di tempat dengan kondisi jalan, dan letak yang tidak

teratur

e) Membaca dan membuat peta lingkungan

f) Menemukan tempat/ruang dengan nomer sebagai tujuannya

g) Melakukan bepergian ke sekolah dengan menggunakan kendaraan umum

Sisi lain dalam belajar orientasi dan mobilitas dengan teknik tongkat di lingkungan

perumahan dapat dijabarkan, berikut ini.

a) Menetapkan posisi jalan dan bagian jalan di lingkungan perumahan

Page 14: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

13

b) Menyeberang jalan dengan teknik tongkat

c) Berjalan di antara blok di lingkungan perumahan

d) Membaca dan membuat peta lingkungannya

e) Menemukan rumah dan nomer rumah sebagai tujuan

f) Menyeberang jalan di lampu penyeberangan menuju tempat

g) Melakukan bepergian dengan menggunakan kendaraan umum

Langkah-langkah orientasi dan mobilitas untuk penggunaan teknik tongkat

dilingkungan perkotaan dapat dijabarkan, berikut ini.

a) Menggunakan tehnik meminta bantuan

b) Menyeberang jalan dengan teknik tongkat

c) Melakukan berjalan di antara blok di perumahan

d) Melakukan bepergian di daerah dengan kondisi jalan, dan letak rumah yang tidak

teratur

e) Membaca dan membuat peta lingkungannya

f) Menemukan rumah dan nomor rumah sebagai tujuan

g) Melakukan (drop off) diturunkan dalam satu tempat dan kembali ke

rumah/tujuan yang telah ditentukan

Kompetensi dalam belajar orientasi dan mobilitas untuk penggunaan teknik

tongkat di pusat perbelanjaan dapat dijabarkan, berikut ini.

a) Menggunakan teknik meminta bantuan kepada orang lain

b) Menggunakan teknik tongkat saat berkendaraan umum

c) Menggunakan teknik tongkat di saat menyeberang jalan

d) Menggunakan teknik tongkat di pusat perbelanjaan/ mall

e) Menggunakan teknik tongkat di pasar tradisional

f) Membaca dan membuat peta lingkungan pusat perbelanjaan

g) Menemutunjukkan toko dan nomor toko sebagai tujuan

Di bawah ini beberapa contoh langkah-langkah pengenalan awal untuk

pembelajaran keterampilan orientasi dan mobilitas, di antaranya.

a) Mengenal tongkat

(1) Menjelaskan fungsi tongkat sebagai alat bantu yang paling aman, praktis

dan ekonomis.

Page 15: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

14

(2) Mengenalkan macam tongkat dengan memperhatikan kelebihan dan

kekurangannya.

(3) Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengeksplorasi keadaan

tongkat tersebut.

(4) Menemutunjukkan bagian-bagian tongkat: pegangan, tip, reflektor, cruk,

tali tongkat serta menjelaskan fungsi bagian-bagian tongkat tersebut.

b) Cara merawat tongkat

Tongkat lipat lebih banyak membutuhkan perawatan dibandingkan dengan

tongkat panjang. Bagian yang perlu diperhatikan adalah tali elastis yang

merupakan penyambung antar bagian tongkat, jangan sampai tali tersebut

ditarik terlalu lepas. Bagian lain adalah tip, karena aus ketika dipergunakan,

penggantian tip dilakukan apabila bagian almuniumnya sudah terlihat, dan

apabila tidak ganti ini akan mengurangi daya informasi deteksi. Adapun cara

menyimpan tongkat, yaitu.

(1) Apabila kita berjalan bersama pendamping awas, maka tongkat dipegang

oleh tangan bebas kita di badan bagian samping.

(2) Peserta didik membawa tongkat lipat, apabila sedang tidak dipergunakan

maka tongkat dilipat, dan masukkan dalam tempatnya.

(3) Tongkat panjang apabila sedang tidak dipergunakan cukup disandarkan

dengan posisi tip di bawah, apabila sedang dalam perjalanan dengan

menggunakan kendaraan, tongkat panjang dijepit diantara kedua paha.

c) Cara memegang tongkat

(1) Tinggi tongkat yang sesuai adalah setinggi dada orang yang menggunakan.

(2) Pegang tongkat dengan posisi seperti orang sedang menunjuk, jari-jari

menggenggam tongkat sementara posisi telunjuk ssejajar dengan tongkat.

(3) Posisikan tongkat di samping tubuh dengan tangan lurus ke bawah.

(4) Geserkan tongkat ke bagian tengah badan dengan pangkal tongkat berada

di dekat pusar dengan jarak antara pangkal tongkat dengan pusar sekepalan

tangan.

Page 16: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

15

(5) Gerakan pergelangan tangan ke kanan dan ke kiri membentuk pola busur.

Usahakan posisi sikut berada di pinggang dan ketiak tidak terbuka ketika

sedang mengayunkan tongkat.

(6) Langkahkan kaki kanan bersamaan dengan jatuhnya tip di sebelah kiri, dan

langkahkan kaki kiri bersamaan dengan jatuhnya tip di sebelah kanan.

(7) Tinggi ayunan tongkat diusahakan tidak lebih dari 5 cm dari permukaan

jalan.

Selanjutnya untuk menjabarkan langkah-langkah pembelajaran yang berikutnya

dari berbagai indikator pencapaian kompetensi tersebut di atas pada teknik tongkat

dapat didiskusikan secara bersama-sama antara pebelajar dan pembelajar.

4.Prinsip Aktivitas Dalam Pembelajaran Orientasi Dan Mobilitas

Dalam pembelajaran keterampilan Orientasi Dan Mobilitas bagi peserta didik

tunanetra harus didasarkan pada kekongkritan dan aktivitasnya yang ditegaskan oleh

Kemendikbud (2014), sebagai berikut.

a. Prinsip Kekongkritan dalam pembelajaran orientasi dan mobilitas

Pelaksanaan latihan pada tunanetra dikatagorikan kongkrit apabila materi latihan,

tempat atau lokasi latihan, waktu suasana harus kongkrit. Untuk mengkongkritkan

materi maka perlu dilengkapi dengan peraga pendukung yang bersifat kongkrit.

Kongkrit bisa berarti bentuk aslinya atau modelnya. Penggunaan peraga model

dilakukan bila penggunaan peraga asli tidak memungkinkan. Ketidakmungkinan

penggunaan peraga asli bisa karena alasan etika, berbahaya atau membahayakan

peserta didik, dan atau susah menemukan aslinya. Karena itu sejak dari rencana

pembelajaran harus sudah dipikirkan bagaimana perencanaan latihan keterampilan

orientasi dan mobilitas dapat dilaksanakan kongkrit.

b. Aktivitas dalam pembelajaran orientasi dan mobilitas

Dalam melakukan aktivitas latihan pembelajaran orientasi mobilitas dilatihkan

dengan cara peserta didik melakukan sesuai dengan peraga yang diberikan. Seperti

tunanetra harus diijinkan untuk mendatangi guru, meraba peraga dan mencoba

melakukan sesuai dengan yang diragakan guru secara kongkrit. Penjelasan verbal

tidak akan dapat membuat pembelajaran orientasi dan mobilitas bermakna bagi

Page 17: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

16

tunanetra. Dengan demikian pembelajaran pada tunanetra khususnya keterampilan

orientasi dan mobilitas harus berbasis aktif dan praktek langsung.

5.Strategi Layanan Terpadu Dalam Pembelajaran Orientasi Dan Mobilitas

Strategi layanan terpadu dalam pembelajaran orientasi dan mobilitas untuk peserta

didik tunanetra di sekolah mengandung arti bahwa pendidik dalam menjelaskan, dan

menunjukkan peragaan harus secara sistimatis dan menyeluruh. Hal ini didasarkan cara

tunanetra dalam mempelajari dan mengamati sesuatu. Bila peserta didik awas dalam

mempelajari dan mengamati sesuatu dimulai dari mengamati secara utuh atau

keseluruhan setelah itu bagian-bagiannya. Namun pada tunanetra dengan hambatan

penglihatan yang dimilikinya tidak dapat mengamati, mempelajari objek maupun peraga

secara utuh dalam satu waktu. Strategi layanan yang diberikan pada tunanetra dalam

mempelajari dan mengamati objek dan peraga dari bagian-bagiannya, kemudian

menyatukan kembali bagian objek dan peraga yang dipelajarinya menjadi sesuatu yang

utuh dan terpadu.

Di samping itu urgenitas untuk membelajarkan orientasi dan mobilitas pada

tunanetra pengarusutamaannya dalam menggunakan strategi layanan pembelajaran

yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik tunanetra. Ini berarti bahwa apapun

yang akan dilakukan terhadap tunanetra dalam konteks membelajarkan orientasi dan

mobilitas harus didasarkan kepada kepentingan dan kebutuhan tunanetra. Mengingat

sangat pentingnya pembelajaran orientasi dan mobilitas dalam kehidupan tunanetra

dan banyaknya waktu yang dibutuhkan, maka perlu menggunakan berbagai strategi

layanan untuk pembelajaran (Kemendikbud, 2014), sebagai berikut.

a. Pembelajaran terpadu, artinya sebagian materi pembelajaran OM masuk ke dalam

mata pelajaran untuk dikembangkan.

b. Pembelajaran tersendiri, artinya guru penanggung jawab keterampilan kekhususan

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara langsung dan tersendiri,

yang disesuaikan dengan umur perkembangan dan kebutuhannya.

c. Pembelajaran prioritas, yaitu strategi ini dilaksanakan karena alasan tertentu yang

ada pada tunanetra, misalnya karena peserta didik akan segera masuk di sekolah

inklusi atau alasan kebutuhan yang mendesak, maka perlu diprioritaskan untuk

dilakukan pembelajaran OM secara individual sampai kebutuhannya terpenuhi.

Page 18: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

17

6.Analisis Tugas Dalam Pembelajaran Keterampilan Tertentu Dalam Orientasi

Dan Mobilitas Bagi Tunanetra.

Dalam memberikan tugas latihan keterampilan orientasi dan mobilitas untuk

peserta didik tunanetra dibutuhkan perencanaan dan pelaksanaan dengan sistem

prioritas. Penetapan latihan pembelajaran keterampilan orientasi dan mobilitas

membutuhkan analisis tugas kegiatan dari materi yang akan diberikan pada peserta didik

tunanetra. Kemudian menetapkan tujuan dengan jelas maka langkah selanjutnya

menganalisa atau menguraikan tujuan tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang dapat

diajarkan. Makin tinggi kemampuan peserta didik tunanetra dalam menerima

pembelajaran, maka langkah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan makin besar.

Berarti jumlah langkah dan tahap yang harus dilalui semakin sedikit. Banyaknya langkah

kegiatan juga tergantung dari kekomplekan bahan tugas yang akan diajarkan.

Dari analisis tujuan menjadi langkah lebih kecil, maka instruktur dapat menerapkan

dari mana harus memulai latihan tersebut. Memulai mengajarkan atau melatihkan tidak

harus dari awal, bisa saja untuk seorang peserta didik tunanetra dimulai dari langkah

pertama tetapi bagi peserta didik yang lainnya cukup mulai dari langkah pertengahan.

Dengan analisis tugas kegiatan pembelajaran keterampilan orientasi dan mobilitas ini

dan bahan yang akan diberikan lebih fleksibel. Juga akan lebih mudah menemukan

hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajarannya.

Analisis tugas kegiatan dalam pembelajaran yang telah ditentukan memegang

peranan dalam mendorong motivasi peserta didik dalam berlatih dan belajar. Sebab

analisis tugas dari kegiatan ini memungkinkan peserta didik tunanetra berhasil dan

mampu melaksanakannnya.

Contoh:

Tujuan yang ditetapkan adalah ”peserta didik mampu berpergian mandiri dengan

kendaraan bus dari rumah ke sekolah”.

Bahan dan tujuan ini dianalisis seperti berikut.

a. Pergi dari rumah ke tempat pemberhentian bus pada waktu yang tepat.

b. Menuggu bus datang

c. Mengenal bus dengan tepat

d. Menaiki bus dengan tepat.

Page 19: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

18

e. Membayar ongkos bus dan meminta karcis.

f. Bertanya untuk ganti bus apabila diperlukan.

g. Menemukan ciri medan (landmark) yang tepat untuk berhenti.

h. Menekan bel untuk berhenti apabila sudah menemukan tanda untuk berhenti.

i. Keluar dari bus pada pemberhentian yang tepat.

j. Berjalan dari pemberhentian bus ke sekolah.

Berdasarkan realita lapangan (Andajani, 2015), bahwa secara psikologis tunanetra

terkadang mengalami kebingungan dalam bepergian secara mandiri. Seperti untuk

memahami lingkungan dengan tempat yang terlalu luas, bila tanpa kejelasan dalam

mengenali konsep arah lingkungan suatu tempat tersebut, maka kurang banyak

membantu kemampuan orientasi dan mobilitas yang telah dimilikinya. Di samping itu

belum mengenalnya tempat atau lokasi yang dituju dan atau belum tergambarkan

dalam ingatan tunanetra dapat menghambat kekurang berhasilan bepergian mandiri.

Pemberian kesempatan dan kemudahan dengan dukungan lingkungan di luar diri

tunanetra sangat dibutuhkan sebagai langkah keberhasilan dalam bepergian sebagai

upaya memperkaya konsep dan keanekaragaman pengalaman. Adapun secara umum

yang dilakukan teknik pendampingan bepergian bagi peserta didik tunanetra dengan

menggunakan, yaitu

Teknik pendamping awas

Teknik tongkat

7.Metode dalam Mengajarkan Keterampilan Orientasi Dan Mobilitas Pada

Peserta Didik Tunanetra

Kemendikbud (2014), mengemukakan bahwa pembelajaran keterampilan orientasi

dan mobilitas pada peserta didik tunanetra menggunakan 3 (tiga) metode, yaitu.

a) Pembelajaran dengan cara verbal

Instruktur memberikan instruksi dengan verbal dan peserta didik melaksanakan

instruksi verbal tersebut. Cara ini dapat berjalan apabila menghadapi tunanetra yang

mempunyai kekayaan konsep yang cukup memadai. Bagaimana ia akan mengerti

dengan apa yang dimaksud apabila tunanetra belum mempunyai konsep yang tepat

tentang isi instruksi tersebut.

b) Pembelalajaran dengan cara demonstrasi

Page 20: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

19

Guru memberikan contoh bagaimana teknik dan keterampilan itu dilaksanakan.

Peserta didik tunanetra mengamati dengan meraba dari gerakan yang dicontohkan

oleh instruktur. Setelah itu baru peserta didik mempraktekan dan meniru yang

dicontohkan oleh instruktur.

c) Pembelajaran dengan bantuan fisik

Instruktur menyentuh langsung peserta didik tunanetra dan mencontohkan secara

langsung kepada tunanetra. Kelemahan dari cara ini adalah adanya kontak langsung

yang terlalu sering dengan peserta didik dan dapat berakibat tidak enak pada

tunanetra, terutama yang telah dewasa. Instruktur dalam mengajarkan sesuatu

teknik dalam mobilitas sering menggunakan ketiganya yaitu cara verbal,

demonstrasi dan bantuan atau kontak fisik. Makin tiggi kemampuan tunanetra

menerima pelajaran makin kurang penggunaan atau kontak fisik dalam proses

belajarnya.

8. Kompetensi dan Indikator OMKS dalam Program Khusus Tunadaksa.

a). Pengembangan Orientasi dan Mobilitas untuk Tunanetra

NO KOMPETENSI INDIKATOR

1. Gambaran tubuh

1.1 Menjelaskan nama-

nama bagian tubuh

Menyebut nama-nama bagian tubuh dari

rambut sampai ke ujung kaki

Menyebutkan nama-nama bagian tubuh

depan dan belakang.

Menyebutkan bagian-bagian sisi tubuh

1.2 Menunjukkan Lokasi

bagian-bagian tubuh

Menemutunjukkan tiap-tiap bagian tubuh

Menemutunjukkan bagian tubuh yang

ada di kepala

Menemutunjukkan bagian tubuh yang

ada di badan

Menemutunjukkan bagian tubuh yang

ada di kaki

1.3 Melakukan gerakan

bagian-bagian tubuh

Melakukan gerakkankepala dan leher

Melakukan gerakkan lengan siku

Melakukan gerakkan jari dan pergelangan

tangan

Page 21: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

20

Melakukan gerakkan pinggul

Melakukan gerakkan paha

Melakukan gerakkan lutut

Melakukan gerakkan kaki

Melakukan gerakkan pergelangan kaki

1.4 Menjelaskan fungsi

dan bagian tubuh

Menjelaskan fungsi tiap bagian tubuh

dari rambut sampai kaki

Malakukan aktifitas dengan

memfungsikan bagian-bagian tubuh

tertentu

1.5 Menghubungkan

antar bagian-bagian

tubuh

Menghubungkan antar bagian tubuh

sendiri

Menghubungkan bagian tubuh sendiri

dengan tubuh orang lain

Menghubungkan bagian tubuh sendiri

dengan bagian tubuh binatang

Menghubungkan bagian tubuh sendiri

dengan objek-objek di sekitarnya.

2. Keterampilan motorik,

kesadaran ruang dan

lingkungan.

2.1 Melakukan gerakan

tidur

Melakukan gerakan:

Melakukan gerakan tidur terlentang

Melakukan gerakan tidur miring

Melakukan gerakan tidur telungkup

2.2 Melakukan gerakan

berguling

Melakukan gerakan berguling ke kiri

Melakukan gerakan berguling ke kanan

Melakukan gerakan berguling dari

telentang

Melakukan gerakan berguling dari posisi

telungkup ke telungkup

Melakukan gerakan berguling dari posisi

miring ke posisi miring

2.3 Melakukan gerakan

duduk

Melakukan gerakan duduk di lantai

Melakukan gerakan duduk di kursi

Melakukan gerakan duduk dengan posisi

bersila

Melakukan gerakan duduk dengan kaki

lurus ke depan (selonjor)

1.4 Melakukan gerakan

merangkak

Melakukan gerakan posisi merangkak

Melakukan gerakan merangkak maju

Melakukan gerakan merangkak mundur

Page 22: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

21

Melakukan gerakan merangkak

menirukan gerakan binatang

2.5 Melakukan gerakan

berdiri

Melakukan gerakan berdiri sempurna

Melakukan gerakan berdiri dengan satu

kaki

Melakukan gerakan berdiri dengan kaki

dan tangan di angkat (posisi pesawat

terbang)

2.6 Melakukan latihan

perabaan

Membedakan permukaan yang berbeda

yaitu kasar, halus, lembek, panas dan

dingin

Membedakan berbagai bahan yaitu

sutera, katun, dan wol.

Membedakan berjalan diberbagai

permukaan seperti rumput, aspal, tanah,

kerikil

Membedakan ukuran yaitu panjang dan

pendek.

Membedakan bentuk yaitu lingkaran,

segitiga, segi empat dsb.

Membedakan hubungan dua objek atau

lebih.

2.7 Melakukan latihan

pendengaran

Menyebutkan jenis suara

Menyebutkan lokasi suara

Membedakan suara

Merespon terhadap suara

2.8 Melakukan latihan

Penciuman

Membedakan dan menunjukkan

Menunjukkan jenis bau-bauan

Membedakan jenis bau-bauan

Menunjukkan lokasi bau-bauan

Merespon terhadap bau-bauan

2.9 Melakukan gerakan

berjalan

Melakukan gerakan jalan sempurna

2.10 Melakukan gerakan

lari

Melakukan gerakan lari dengan

bimbingan guru

Melakukan gerakan lari tanpa bimbingan

guru

Melakukan gerakan lari dengan pengarah

2.11 Melakukan gerakan

jongkok

Melakukan gerakan Jongkok sempurna

Melakukan gerakan jongkok sempurna

dan lompat ke depan

Page 23: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

22

Melakukan gerakan jongkok sempurna

dan melompat ke belakang

2.12 Melakukan gerakan

meloncat

Melakukan gerakan loncat dari atas ke

bawah dengan bimbingan guru

Melakukan gerakan loncat dari atas ke

bawah tanpa bimbingan guru

Melakukan gerakan loncat dari bawah ke

atas

2.13 Melakukan gerakan

melompat

Melakukan gerakan melompat sempurna

Melakukan gerakan melompat dengan

satu kaki

Melakukan gerakan melompat menirukan

katak

2.14 Melakukan

gerakan koordinasi

Melakukan gerakan menendang bola

Melakukan gerakan memukul

Melakukan gerakan menarik

Melakukan gerakan mengambil

Melakukan gerakan menangkap

2.15 Melakukan gerakan

Keseimbangan

Melakukan gerakan berjalan dengan satu

kaki

Melakukan gerakan berjalan dengan jarai

kaki

Melakukan gerakan berjalan di atas papan

titian

2.16 Melakukan gerakan

dengan mengeksplorasi

lingkungan

Melakukan gerakan mengelillingi

ruangan

Melakukan gerakan mencari objek di

ruang atau di lingkungan

Melakukan gerakan mengikuti sumber

bunyi

Melakukan gerakan mengambil objek

3. Konsep dasar orientasi

dan mobilitas

Menjelaskan arti orientasi

Menjelaskan arti mobilitas

Menjelaskan manfaat O&M

4. Prinsip dan komponen

keterampilan orientasi

4.1 Menetapkan posisi

diri dengan

menggunakan indera

yang masih berfunsi

Menetapkan dimana dirinya

Menetapkan dimana atau ke mana

tujuannya.

Menetapkan bagaimana caranya untuk

sampai ke tujuan

Page 24: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

23

4.2 Menggunakan

komponen

keterampilan

orientasi

Menemukan landmark

Menemukan clue

Menggunakan kompas

Menetapkan sistem penomoran

Menetapkan sistem pengukuran

5. Tehnik pra tongkat

5.1 Melakukan bepergian

dengan teknik

pendaping awas di

lingkungan dekat

sekolah

Melakukan gerakan dasar pendampingan

awas

Melakukan teknik jalan sempit

Melakukan teknik melewati pintu:

Pintu terbuka kanan mendekat

Pintu terbuka ke arah kanan menjauh

Pintu membuka ke kiri mendekat

Pintu membuka ke kiri menjauh.

Pintu terbuka otomatis digeser

Melakukan teknik pindah pegangan

Melakukan teknik berbalik arah

Melakukan teknik cara duduk

Duduk di kursi dengan meja

Duduk di kursi tanpa meja

Melakukan teknik naik turun tangga

Melakukan teknik escalator dan elevator

Melakukan teknik masuk dan keluar

mobil

Melakukan teknik menerima dan

menolak ajakan

Melakukan teknik penggunaan kamar

kecil

5.2 Bepergian dengan

teknik melindungi diri di

lingkungan sekolah

Melakukan teknik menyilang tangan di

atas(upper hand)

Melakukan teknik menyilang tangan ke

bawah(lower hand)

Melakukan teknik merambat(trailling)

Melakukan teknik tegak lurus dengan

benda (squaring off)

Teknik mencari benda jatuh(drop objek)

5.3 Melakukan orientasi

ruang

Melakukan gerakan mengelilingi

ruangan

Melakukan gerakan menjelajahi ruangan

Menemutunjukkan letak benda di

ruangan

6. Tehnik Tongkat

Page 25: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

24

6.1 Penggunaan tehnik

tongkat di lingkungan

terbatas

Menjelaskan tentang tongkat.

Menggunakan tongkat ada saat berjalan

dengan pendamping awas

Menyimpan tongkat waktu tidak

dipergunakan

Menggunakan teknik tongkat

Menggunakan teknik tongkat waktu

turun-naik tangga

Menggunakan teknik trailling dengan

tongkat

Menggunakan teknik mendeteksi objek-

rintangan

Menggunakan teknik sentuhan (touch)

Menggunakan teknik dua sentuhan (two

touch)

Menggunakan teknik dua sentuhan

waktu menelusuri shore line/garis

pengarah

Menggunakan teknik dorong (Pussing

Slide Technique)

6.2 Tehnik tongkat di

lingkungan sekitar

sekolah

Menetapkan posisi jalan dan bagian jalan

Menyeberang jalan dengan teknik

tongkat

Berjalan di antara blok di lingkungan

sekolah

Melakukan bepergian di daerah dengan

kondisi jalan, dan letak rumah yang tidak

teratur

Membaca dan membuat peta lingkungan

Menemukan rumah dan nomor rumah

sebagai tujuan

Melakukan bepergian dengan

menggunakan kendaraan umum

6.3 Tehnik tongkat di

lingkungan perumahan

Menetapkan posisi jalan dan bagian

jalandi lingkungan perumahan

Menyeberang jalan dengan teknik

tongkat

Berjalan di antara blok di lingkungan

perumahan

Membaca dan membuat peta

lingkungannya

Page 26: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

25

Menemukan rumah dan nomor rumah

sebagai tujuan

Menyeberang jalan di lampu

penyeberangan

Melakukan bepergian dengan

menggunakan kendaraan umum

6.4 Penggunaan teknik

tongkat dilingkungan

perkotaan

Menggunakan tehnik meminta bantuan

Menyeberang jalan dengan teknik

tongkat

Melakukan berjalan di antara blok di

perumahan

Melakukan bepergian di daerah dengan

kondisi jalan, dan letak rumah yang tidak

teratur

Membaca dan membuat peta

lingkungannya

Menemukan rumah dan nomor rumah

sebagai tujuan

Melakukan (drop off) diturunkan dalam

satu tempat dan kembali ke

rumah/tujuan yang telah ditentukan

6.5 Penggunaan teknik

tongkat di pusat

perbelanjaan

Menggunakan tehnik meminta bantuan

kepada orang lain

Menggunakan tehnik tongkat saat

berkendaraan umum

Menggunakan tehnik tongkat di saat

menyeberang jalan

Menggunakan tehnik tongkat di pusat

perbelanjaan/ mall

Menggunakan tehnik tongkat di pasar

tradisional

Membaca dan membuat peta

lingkungan pusat perbelanjaan

Menemutunjukkan toko dan nomor

toko sebagai tujuan

b. Pengembangan Sosial Untuk Tunanetra

NO KOMPETENSI INDIKTOR

1. Kesehatan Pribadi

1.1 Memelihara kesehatan

pribadi

Melakukan mandi sendiri

Mencuci dan mengeringkan tangan

Mencuci dan mengeringkan kaki

Page 27: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

26

Menggosok gigi

Menggunakan kamar mandi (toilet)

Menggunakan deodoran

Memakai sepatu dan sandal

Memotong kuku

Mencuci rambut dan menyisir

Merias diri (make up)

1.2 Merawat dan memelihara

pakaian.

Mencuci dengan cara manual

Mencuci dengan menggunakan mesin

cuci.

Melipat pakaian

Menyetrika pakaian

Menyimpan pakaian

Memilih pakaian yang tepat

Menandai pakaian

2. Aktifitas sehari-hari

2.1 Menggunakan kompor

(minyak, gas, kayu bakar,

arang, briket)

Menyalakan kompor (minyak, gas, kayu

bakar, arang, briket)

Merawat kompor

2.2 Menyiapkan makanan

Memilih bahan makanan yang sehat

Memotong bahan makanan

Mengupas bahan makanan

Memasak bahan makanan

Menggoreng bahan makanan

Mengontrol kematangan makanan

Menghidangkan makanan

Menyimpan makanan.

2.3 Menggunakan etika di

meja makan

Melakukan cara duduk

Menyimpan dan menggunakan serbet

Menggunakan peralatan di meja makan

Mengorientasi meja makan

Menggunakan etika di meja makan

Menuangkan air kedalam gelas

Menata makanan di meja makan.

Menyiapkan hidangan utuk

tamu/keluarga

Menyajikan makanan dan minuman

Melakukan cara makan dan minum

Makan dengan tangan

Makan dengan sendok dan garpu

Minum dengan gelas

Minum dengan botol

Page 28: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

27

Melakukan tata cara makan di tempat

pesta

2.4 Membersihkan dan

merawat perabot rumah

tangga

Menggunakan lampu (listrik, petromak,

lampu minyak)

Membersihkan perabot rumah tangga

Membersihkan langit-langit

Membersihkan kaca jendela dan pintu

Menyapu lantai.

Mengepel lantai

Menata mebel

2.5 Membersihkan dan

merawat halaman rumah

Membersihkan halaman.

Merawat tanaman

Merawat alat-alat berkebun

Merawat hewan peliharaan

2.6 Memperbaiki pakaian

sederhana

Mamasukan benang ke jarum

Memperbaiki pakaian

2.7 Mengelolaan keuangan

Mengenali uang kertas dan uang logam

Melipat uang kertas

Menyimpan uang ke dalam dompet/ tas

Membelanjakan uang

Menyimpan uang di Bank

Mengatur uang untuk keperluan

keluarga (telp, listrik dll)

3. Dunia kerja

3.1 Manajemen kerja

Menjelaskan arti kerja.

Menyebutkan aturan kerja

Menunjukkan sikap dalam bekerja.

Menyimpan alat kerja

Memelihara alat kerja.

Menggunakan alat kerja.

3.2 Menggunakan waktu Menggunakan waktu efektif dan waktu

senggang

4. Reproduksi Manusia

4.1 Reproduksi manusia

Menjelaskan perbedaan tanda-tanda

fisik bayi sampai dewasa laki dan

perempuan dengan menggunakan

model boneka

Menjelaskan perbedaan alat reproduksi

laki-laki dan perempuan dengan

menggunakan model boneka

Memahami masalah kewanitaan

Page 29: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

28

Datang bulan

Kehamilan

Merawat bayi

Keluarga berencana

Membesarkan anak

Menanamkan nilai-nilai moral dan

agama yang berhubungan dengan

kewanitaan

c. Pengembangan Komunikasi untuk Tunanetra

NO KOMPETENSI INDIKATOR

1. Baca Tulis Braille

1.1 Menunjukkan kesiapan

untuk belajar membaca dan

menulis Braille

Mengembangkan perabaan untuk

membaca braille

Mengekplorasi benda dengan perabaan

Mengenal bentuk geometri dengan

perabaan

Menemukan perbedaan titik Braille

Mengenal perbedaan titik Braille

1.2 Memperagakan posisi

membaca dan menulis

Braille yang baik dan benar

Memperagakan posisi duduk saat

membaca

Memperagakan posisi tangan saat

membaca

Memperagakan posisi kertas saat

membaca

Memperagakan gerakan tangan saat

membaca

Memperagakan sikap membaca yang

baik

Memperagakan cara memasang kertas

pada mesin ketik Braille

Memperagakan menekan tombol mesin

ketik Braille

Memperagakan memasang kertas pada

alat tulis riglet

Menggunakan pen riglet waktu menulis

Braille

1.3 Menggunakan media

baca-tulis awas bagi peserta

didik low vision

Menggunakan media baca tulis awas

bagi peserta didik low vision

Menggunakan media baca tulis

elektronik

Page 30: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

29

1.4 Menulis cetak awas pada

anak tertentu

Memodifikasi menulis cetak awas pada

anak tertentu

Memodifikasi penggunaan alat bantu

tanda tangan

2. Komunikasi

2.1 Menggunakan alat

komunikasi yang ada

dimasyarakat

Menggunakan alat komunikasi manual

Menggunakan alat komunikasi cetak

(majalah Braille)

Menggunakan alat komunikasi

elektronik

2.2 Melakukan komunikasi

antar personal dengan baik

dan ekspresif.

Memperkenalkan diri dengan ekspresif

Mengenal orang dengan ekspresif

Bermain peran

Melakukan Simulasi

Melakukan ekspresi komunikasi formal

Melakukan ekspresi komunikasi non

formal

2.3 Bergaul dengan etika

yang benar

Menunjukkan Etika bertamu

Menunjukkan etika berbicara dengan

orang yang lebih muda, sebaya, dan

lebih tua

Menunjukkan etika menyapa orang

Menunjukkan etika menengok orang

sakit

Menunjukkan etika meminta bantuan

Menunjukkan etika memperkenalkan

diri

2.4 Melakukan kunjungan

lembaga sosial masyarakat

dan pusat layanan

masyarakat

Melakukan kunjungan ke lembaga

sosial masyarakat (Karang Taruna,

Remaja Masjid)

Melakukan kunjungan ke pusat layanan

masyarakat (Puskesmas, Bank, PLN)

6. Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Orientasi Dan Mobilitas Pada Peserta

Didik Tunanetra

Kemendikbud (2014) mengemukakan tentang evaluasi pembelajaran keterampilan

orientasi dan mobilitas pada peserta didik tunanetra merupakan proses pengumpulan

dan pengelolaan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik

tunanetra dalam pembelajaran keterampilan orientasi dan mobilitas. Evaluasi

Page 31: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

30

pembelajaran keterampilan orientasi dan mobilitas yang dilaksanakan oleh instruktur

atau guru secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan

belajar serta meningkatkan efektivitas pelaksanaan pembelajaran orientasi dan

mobilitas peserta didik tunanetra. Dalam mengevaluasi pembelajaran keterampilan

orientasi dan mobilitas peserta didik tunanetra ini dilakukan dengan mengacu pada

indikator dari kompetensi dasar. Sedang teknik evaluasi untuk mengukur pencapaian

hasil belajar orientasi dan mobilitas peserta didik tunanetra, menggunakan cara

penilaian autentik dan performance (unjuk kerja) serta penilaian proses.

Dalam pembelajaran keterampilan orientasi dan mobilitas guru melaksanakan

penilaian autentik pada peserta didik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan luaran (output).

Penilaian hasil belajar peserta didik tunanetra mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan disesuaikan dengan aspek, kompetensi

dan indikator sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta

didik terhadap standar yang telah ditetapkan pada ruang lingkup materi.

Selanjutnya penilaian hasil belajar keterampilan orientasi dan mobilitas peserta didik

tunanetra didasarkan pada prinsip-prinsip, sebagai berikut.

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standard an tidak dipengaruhi factor

subjektivitas penilai.

b. Terpadu, beearti penilaian oleh instruktur/guru dilakukan secara terencana, secara

khusus atau menyatu dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan.

c. Ekonomis, berarti pelaian yang efektif dan efisien dalam perencanaan, pelaksanaan

dan pelaporan.

d. Tranparan, berarti prosedur, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan

dapat diakses oleh semua pihak.

e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal

sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur dan hasilnya.

f. Edukatif berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru

Sedangkan pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria

(PAK) ini sebagai penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria

ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang

Page 32: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

31

ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik

kompetensi yang akan dicapai, daya dukung dan karakteristik peserta didik tunanetra.

Teknik dan instrument yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan

dan keterampilan pada orientasi dan mobilitas, sebagai berikut.

a. Penilaian kompetensi sikap

Instruktur/guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian

peer evaluation (teman sejawat) oleh peserta didik tunanetra dan jurnal. Instrumen

yang digunakan adalah untuk observasi dan penilaian antar peserta didik adalah

menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,

sedangkan pada jurnal berupa catatan guru.

1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan

dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupuntidak langsung

dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator

perilaku yang diamati

2) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.

Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

3) Jurnal merupakan catatan guru didalam dan diluar kelas yang berisi informasi

hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan

dengan sikap dan perilaku

b. Penilaian kompetensi pengetahuan

Guru menilai kompetensi pengetahuan melalui tes lisan dan penugasan

1) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan

2) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan

secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas

c. Penilaian Kompetensi keterampilan

Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian

yang menuntut peserta didik tunanetra mendemonstrasikan suatu kompetensi

tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian atau rating scale

Page 33: SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...(2015), yaitu kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan semua

32

yang dilengkapi rubrik. Di bawah ini penilaian kompetensi keterampilan orientasi

dan mobilitas untuk peserta didik tunanetra, yaitu.

1) Test praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan

melakukan suatu aktifitas atau perilaku sesuai tuntutan kompetensi

2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan

perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam

waktu tertentu.

3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai

kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat

reflektif-intergratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau

kreativitas peserta didik tunanetra dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut

dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik

tunanetra terhadap lingkunganya.

C. REFERENSI

Andajani, S J. 2015. Pengembangan Maket Multimedia Interaktif Berbasis Orientasi Dan Mobilitas Untuk Menanamkan Penguasaan Konsep Lingkungan Sekolah Pada Siswa Tunanetra. (Hasil Penelitian) Tidak dipublikasikan.

Hosni. 2013. Teknik Mobilitas dan Strategi Layanan. Disampaiakan pada Bimbingan Teknik

PTK Pendidikan khusus Ketunaan Diselenggarakan oleh Subdit PK-LK, Dit. P2TK, Ditjen Dikdas, Kemendikbud, Batam 6-12 Mei 2013.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Program Pengembangan Kekhususan

Pedoman Pengembangan Orientasi Mobilitas, Sosial dan KOmunikasi Untuk Peserta didik Tunanetra. Dirjen Pendidikan Dasar : Jakarta.

Rahardja. 2012. Orientasi Dan Mobilitas (O&M) Sebagai Salah Satu Keterampilan

Kompensatoris Bagi Tunanetra. Makalah disajikan pada Bimtek Kompensatoris ABK di Yogyakarta, 25-30 Maret 2012.