Sumber: ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap...

25
Sumber: http://mashajirismail.wordpress.com/2011/02/02/sejarah-peradaban-islam-pada- kerajaan-mughal-india/ SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA KERAJAAN MUGHAL (INDIA) A. Pendahuluan Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan peristiwa yang unik dan berlaku. Hanya sekali dan tidak terulang untuk yang kedua kalinya[1]. Oleh karena itu, ada pandangan bahwa masa silam tidak perlu dihiraukan lagi, anggap saja masa silam itu ”kuburan”. Pandangan ini tentu saja sangat subyektif dan cenderung apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi yang kuat. Tapi bagaimanapun sebuah perirtiwa pada masa silam bisa dijadikan pandangan untuk kehidupan yang akan datang agar lebih baik. Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kehidupan di muka bumi ini. Mengalami masa pertumbuhan, kejayaan dan setelah sampai titik puncaknya akan mengalami masa kemunduran dan bahkan kehancuran, bak sebuah roda yang berputar. Kemunculan tiga kerajaan Islam yaitu Kerajaan Turki Ustmani, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban islam. Kerajaan Usmani meraih puncak kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) di kerajaan safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih kemajuan dalam 40 tahun periode kepemerintahannya dari tahun 1588-1628 M. Dan di Kerajaan Mughal meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M). Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kejayaan tentu akan berganti dengan kemunduran bahkan sebuah kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan tersebut. Setelah pemerintahan yang gilang gemilang dibawah kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing kerajaan mengalami fase kemunduran. Akan tetapi penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Demikian pula yang terjadi pada Kerajaan Mughal (India) yang telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban Islam. Kemunduran-kemunduran inilah yang akan penulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Islam secara keseluruhan. Sejak Islam masuk ke India pada masa Khalifah al-Walid dari Dinasti Bani Umayyah melalui ekspedisi yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim[2] peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak benua India. Kedudukan Islam di wilayah ini dan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan serta mengislamkan sebagian masyarakatnya[3] India pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti Dinasti Mamluk, Khalji, Tuglug, dan yang terakhir Dinasti Lodi yang didirikan Bahlul Khan Lody.[4] Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di daerah tersebut dimana pada saat itu mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Kerajaan Mughal yang bercorak Islam mampu membangkitkan semangat ummat Islam di India. Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan

Transcript of Sumber: ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap...

Page 1: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

Sumber: http://mashajirismail.wordpress.com/2011/02/02/sejarah-peradaban-islam-pada-

kerajaan-mughal-india/

SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA KERAJAAN MUGHAL (INDIA)

A. Pendahuluan

Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan peristiwa yang unik dan berlaku. Hanya

sekali dan tidak terulang untuk yang kedua kalinya[1]. Oleh karena itu, ada pandangan bahwa masa silam

tidak perlu dihiraukan lagi, anggap saja masa silam itu ”kuburan”. Pandangan ini tentu saja sangat

subyektif dan cenderung apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi yang kuat. Tapi bagaimanapun

sebuah perirtiwa pada masa silam bisa dijadikan pandangan untuk kehidupan yang akan datang agar lebih

baik.

Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kehidupan di muka bumi ini. Mengalami masa

pertumbuhan, kejayaan dan setelah sampai titik puncaknya akan mengalami masa kemunduran dan

bahkan kehancuran, bak sebuah roda yang berputar.

Kemunculan tiga kerajaan Islam yaitu Kerajaan Turki Ustmani, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan

Mughal di India telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban islam. Kerajaan

Usmani meraih puncak kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) di

kerajaan safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih kemajuan dalam 40 tahun periode

kepemerintahannya dari tahun 1588-1628 M. Dan di Kerajaan Mughal meraih masa keemasan di bawah

Sultan Akbar (1542-1605 M).

Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kejayaan tentu akan berganti dengan kemunduran

bahkan sebuah kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan tersebut. Setelah

pemerintahan yang gilang gemilang dibawah kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing kerajaan

mengalami fase kemunduran. Akan tetapi penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan kecepatan

yang berbeda-beda. Demikian pula yang terjadi pada Kerajaan Mughal (India) yang telah banyak

memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban Islam. Kemunduran-kemunduran inilah yang akan

penulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban

Islam secara keseluruhan.

Sejak Islam masuk ke India pada masa Khalifah al-Walid dari Dinasti Bani Umayyah melalui ekspedisi

yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim[2] peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di

anak benua India. Kedudukan Islam di wilayah ini dan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu

dan serta mengislamkan sebagian masyarakatnya[3] India pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi hancur

muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti Dinasti Mamluk, Khalji,

Tuglug, dan yang terakhir Dinasti Lodi yang didirikan Bahlul Khan Lody.[4]

Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di daerah tersebut dimana pada saat itu

mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Kerajaan Mughal yang bercorak Islam mampu

membangkitkan semangat ummat Islam di India.

Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada

dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan

Page 2: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua

setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.

1. B. PEMBAHASAN

1. 1. Asal-usul Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi[5], sebab ia menandai puncak perjuangan

panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara

warisan bangsa Persia dan bangsa India. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika

pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar

dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan

kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.

Kerajaan Mogul (Mughal-pen) ini didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530M)[6] salah

satu dari cucu Timor Lenk. Ayahnya Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana

dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekat akan menaklukkan

Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami

kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan

Samarkand pada tahun 1494 M.

Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afganistan. Setelah Kabul dapat ditaklukkan, Babur

meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis, sehingga

stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat

Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan

pemerintahan Ibrahim Lody di Delhi.[7] Permohonan itu langung diterimanya. Pada tahun 1525 M,

Babur berhasil menguasai Punjab dengan ibu kota Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju

Delhi. Pada 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim Lody beserta

ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memaski kota Delhi sebagai pemenang dan

menegakkan pemerintahannya di sana. Dengan demikian berdirilah Kerajaan Mughal di India.

Dari pendapat di atas, sesuatu yang dapat disepakati bahwa Kerajaan Mughal merupakan warisan

kebesaran Timur Lenk, dan bukan warisan keturunan India yang asli. Meskipun demikian, Dinasti

Mughal telah memberi warna tersendiri bagi peradaban orang-orang India yang sebelumnya identik

dengan agama Hindu.

Babur bukanlah orang India[8]. Syed Mahmudunnasir menulis, “Dia bukan orang Mughal. Di dalam

memoarnya dia menyebut dirinya orang Turki.[9] Akan tetapi, cukup aneh, dinasti yang didirikannya

dikenal sebagai dinasti Mughal. Sebenarnya Mughal menjadi sebutan umum bagi para petualang yang

suka perang dari Persia di Asia Tengah, dan meskipun Timur (Timur Lenk) dan semua pengikutnya

menyumpahi nama itu sebagai nama musuhnya yang paling sengit, nasib merekalah untuk dicap dengan

nama itu, dan sekarang tampaknya terlambat untuk memperbaiki kesalahan itu.”

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor berdirinya Kerajaan Mughal adalah:

1. Ambisi dan karakter Babur sebagai pewaris keperkasaan ras Mongolia

2. Sebagai jawaban atas krisis yang tengah melanda India.

Raja-raja Mughal

Page 3: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

Selama masa pemerintahannya Kerajaan Mughal dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-raja yang

sempat memerintah adalah:

1. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530) adalah : Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mughal.

Masa kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan. Awal

kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh, utamanya dari kalangan

Hindu yang tidak menyukai berdirinya Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu segera menyusun

kekuatan gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran[10].

Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan

pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi

pada tahun 1529[11]. Setahun kemudian yakni pada tahun 1530 Babur meninggal dunia.

2. Humayun (1530-1556), Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang

bemama Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari seperempat abad (1530-1556 M).

Pemerintahan Humayun dapat dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode I. Sekalipun

Babur berhasil mengamankan Mughal dari serangan musuh, Humayun masih saja menghadapi banyak

tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud

melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang

dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia.

Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan. Pada saat itu Persia dipimpin oleh penguasa Safa¬wiyah

yang bernama Tahmasp. Setelah lima belas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia,

Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M. Ia mengalahkan

ke¬kuatan Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556 Humayun meninggal. Ia digantikan

oleh putranya Akbar.

1. Akbar (1556-1605), Pengganti Humayun adalah raja Mughal paling kontroversial. Masa

pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti

Islam yang besar di India. Ketika menerima tahta kera¬jaan ini Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga

seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut Syi’ah. Di awal

masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang

masih ber¬kuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah

pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak

berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga

terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalah¬kan

dan ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.

Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh

sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi

dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur[12] tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam

negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar,

Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan,

Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam suatu

pemerintahan militeristik.

Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar[13].

Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai

Page 4: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh pemerintahan Mughal[14]. Menurut Abu Su’ud, dengan

keberhasilan ini Akbar bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional). Maka kebijakan yang

dijalankannya tidak begitu menonjolkan spirit Islam, tetapi bagaimana mempersatukan berbagai etnis

yang membangun dinastinya. Keberhasilan Akbar mengawali masa kemajuan Mughal di India.

1. Jahangir (1605-1627), Kepemimpinan Jihangir yang didukung oleh kekuatan militer yang besar.

Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat

hidup dengan aman dan damai[15]. Pada masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan

Bengala (1612 M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan

yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.

2. Syah Jihan (1628¬-1658) tampil meggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh pada

pemerintahannya[16]. Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi Mughal. Dalam masa

pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar

Singh Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja

Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi

atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian Selatan. Pemberontakan ini cukup

menyulitkan. Namun pada tahun 1631 pemberontakan inipun dipatahkan dan Khan Jahan dihukum

mati.

Pada masa ini para pemukim Portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di samping mengganggu

keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka menculik anak-anak untuk dibaptis masuk agama

Kristen. Tahun 1632 Shah Jahan berhasil mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak

istimewa mereka. Shah Jehan meninggal dunia pada 1657, setelah menderita sakit keras. Setelah

kematiannya terjadi perang saudara. Perang saudara tersebut pada akhirnya menghantar Aurangzeb

sebagai pemegang Dinasti Mughal berikutnya.

1. Aurangzeb (1658-1707), Aurangzeb (1658-1707) menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal

sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa pemerintahannya

dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat Islam. Penulis menilai periode ini merupakan

masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb

berusaha mengembalikan supremasi agama Islam yang mulai kabur akibat kebijakan politik

keagamaan Akbar.

2. Bahadur Syah (1707-1712), Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah

sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Raja-raja sesudah Aurangzeb

mengawali ke¬munduran dan kehancuran Kerajaan Mughal.

Bahadur Syah menggantikan kedudukan Aurangzeb. Lima tahun kemudian terjadi perebutan antara putra-

putra Bahadur Syah. Jehandar dimenangkan dalam persaingan tersebut dan sekaligus dinobatkan sebagai

raja Mughal oleh Jenderal Zulfiqar Khan meskipun Jehandar adalah yang paling lemah di antara putra

Bahadur. Penobatan ini ditentang oleh Muhammad Fahrukhsiyar, keponakannya sen¬diri.

Dalam pertempuran yang terjadi pada tahun 1713, Fahrukhsiyar keluar sebagai pe¬menang. Ia

menduduki tahta kerajaan sampai pada tahun 1719 M. Sang raja meninggal ter¬bunuh oleh komplotan

Sayyid Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian meng¬angkat Muhammad Syah (1719-

1748). Ia kemudian dipecat dan diusir oleh suku Asyfar di bawah pimpinan Nadzir Syah. Tampilnya

sejumlah penguasa lemah bersamaan dengan terjadinya perebutan kekuasaan ini selain memperlemah

Page 5: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

kerajaan juga membuat pemerintahan pusat tidak terurus secara baik[17]. Akibatnya pemerintahan daerah

berupaya untuk melepaskan loyalitas dan integritasnya terhadap pemerintahan pusat.

1. Jehandar (1712-1713), Pada masa pemerintahan Syah Alam (1760¬-1806) Kerajaan Mughal diserang

oleh pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan Mughal dari

serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam kekuasa¬an Afghan. Syah Alam tetap diizinkan

berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai sultan.

Akbar II (1806-1837 M) pengganti Syah Alam, membe¬rikan konsesi kepada EIC untuk

mengembang¬kan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan oleh pihak Inggris, dengan

syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus menja¬min penghidupan raja dan keluarga istana.

Kehadiran EIC menjadi awal masuknya pengaruh Inggris di India.

2. Bahadur Syah (1837-1858). Bahadur Syah (1837-1858) pengganti Akbar II menentang isi perjanjian

yang telah disepa¬kati oleh ayahnya. Hal ini menimbulkan konflik antara Bahadur Syah dengan pihak

Inggris. Bahadur Syah, raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari istana pada tahun (1885 M). Dengan

demikian ber¬akhirlah kekuasaan kerajaan Islam Mughal di India.

1. 2. Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal

1. 1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan

ü Perluasan wilayah. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat,

Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah.[18] dan

konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb.

ü Menjalankan roda pemerintahan secara, pemerintahan militeristik.

ü Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang sub-distrik

dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak

kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran

ü Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini, semua rakyat India

dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama.[19] Politik ini dinilai

sebagai model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa Islam.

ü Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang

dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran,

Turki, dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai

pemimpin jihad.

ü Para pejabat dipindahkan ¬dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk menghindarkan mereka

mencapai interes yang besar dalam sebuah wilayah tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang

diperuntukkan bagi pejabat yang sedang berkuasa. Dengan demikian tanah yang diperuntukkan tersebut

jarang sekali menjadi hak milik pejabat, kecuali hanya hak pakai.

ü Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang dikelola oleh seorang yang

dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak dan untuk mencegah

penyalahgunaan oleh kaum petani.[20]

1. 2. Bidang Ekonomi

ü Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.

Page 6: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

ü Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan

melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan

muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab

kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani

dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya.

ü Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium ini.

Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit

tanah dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil

pertanian dalam sepuluh tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi

para pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting dalam pengumpulan

pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada seorang qanungo, yang menjaga

jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang chaudhuri,

yang mengumpulkan dana (uang pajak) dari zamindar.

ü Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa Akbar konsesi

perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) -Perusahaan Inggris-India Timur-

untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa

sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya

dalam jumlah yang besar[21].

1. 3. Bidang Agama

ü Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik,

di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-

Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh

membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun

konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India. Sayangnya, konsepsi

tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan simbol-simbol agama yang di

kedepankan[22]. Umar Asasuddin Sokah, seorang peneliti dan Guru Besar di Fakultas Adab UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta menyamakan konsepsi Din-i-Ilahi dengan Pancasila di Indonesia. Penelitiannya

menyimpulkan, “Din-i-llahi itu merupakan (semacam Ideologi/dasar pemerintahan Akbar) dan

Pancasilanya bagi bangsa Indonesia.[23]

ü Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah

Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang

merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal

itu terlihat dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh

sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang

dikembangkan oleh Dinasti Mughal.

ü Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti Mughal, muslim India adalah

penganut Sunni fanatik[24]. Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi’ah untuk

mengembangkan pengaruhnya.

ü Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab

hukum, tariqat Sufi, persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual. Mereka terdiri dari

warga Sunni dan Syi’i.

Page 7: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

ü Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya kodifikasi hukum Islam

yang dinamakan fatwa Alamgiri. Kodifikasi ini menurut hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan

menjaga syari’at Islam yang nyaris kacau akibat politik Sulakhul dan Din-i- Ilahi.

1. 4. Bidang Seni dan Budaya

ü Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia

gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari

yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.

ü Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak

karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi

di Lahore. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub

Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza

(1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota

Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid

Jami Atala (1405).

ü Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia,

Timur Tengah, dan lokal.

1. 3. Sebab-sebab kemunduran dan keruntuhan Kerajaan Mughal

Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi

kemerosotan politik dalam negeri.Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator sebagaimana

berikut ;

ü Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol

pemerintahan pusat.

ü Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara,

gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan yang terberat adalah invasi

Inggris melalui EIC.

ü Dominasi Inggris diduga sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami

kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan

pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan,

maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan.

ü Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan itu dalam rangka

me¬ngembalikan kekuasaan kerajaan. Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap

kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M. Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah. Inggris

kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi,

rumah-¬rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari

istana (1858 M). Dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa kepada

kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:

1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-

wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.

2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan

dalam penggunaan uang negara.

Page 8: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melak¬sanakan ide-ide puritan dan

kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan¬-sultan

sesudahnya.

4. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang

kepemimpinan.[25]

PENUTUP

Toynbee menyatakan setiap kebudayaan yang dewasa memiliki empat tahap

hidup: lahir, tumbuh, runtuh, dan silam. Kerajaan Mughal telah melewati konsepsi itu. Namun Kerajaan

Mughal tidak mungkin lepas dari sejarah Islam sekaligus sejarah India, karena kerajaan ini merupakan

warisan dua peradaban besar tersebut. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Islam telah mewariskan dan memberi pengayaan terhadap khazanah kebudayaan India. Sepertinya

tepat yang ditulis oleh Roger Garaudy bahwa “Islam telah membawakan kepada manusia suatu

dimensi transenden (ketuhanan) dan dimensi masyarakat (umat) .

2. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris

tenggelam, kembali muncul.

3. Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi perkembangan peradaban

dunia baik politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Misalnya, politik toleransi (sulakhul), system

pengelolaan pajak, seni arsitektur dan sebagainya.

4. Kerajaan Mughal telah berhasil membentuk sebuah kosmopolitan Islam-India daripada membentuk

sebuah kultur Muslim secara eksklusif.

5. 5. Kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari lemahnya kontrol dari elit penguasa, dukungan

rakyat dan kuatnya sistem keamanan. Karena itu masuknya kekuatan asing dengan bentuk apapun

perlu diwaspadai.

DAFTRA KEPUSTAKAAN

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993)

Bloger dalm http://www..com/post-edit.g?blogID=76

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008)

Ensiklopedi Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ( Jakarta : PT

ICHTIAR BARU VAN HOEVE, 1997),

Fakta sejarah dalam http://www.hidayatullah.com/kolom/

worldviews/9687http://yacobsemesta.wordpress.com/2009/04/25/kerajaan-mughal/

M. Mujib, The Indian Muslim, ( London : George Alen, 1967), 254

Page 9: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

Makalah 2

Sumber: http://usman-wwwmaal-khidmah.blogspot.com/p/srikipsi.html

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Kerajaan Mughal

Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India, dengan Delhi sebagai ibukotanya, berdiri

antara tahun (1526-1858 M). Dinasti Mughal di India didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur

(1482-1530 M), salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol, keturunan Jengis Khan. Ekspansinya

ke India dimulai dengan penundukan penguasa setempat yaitu Ibrahim Lodi dengan Alam Khan (Paman

Lodi) dan gubernur Lohere[1]

. Ia berhasil munguasai Punjab dan berhasil menundukkan Delhi, sejak saat

itu ia memproklamirkan berdirinya kerajaan Mughal. Proklamasi 1526 M yang dikumandangkan Babur

mendapat tantangan dari Rajput dan Rana Sanga didukung oleh para kepala suku India tengah dan umat

Islam setempat yang belum tunduk pada penguasa yang baru itu, sehingga ia harus berhadapan langsung

dengan dua kekuatan sekaligus. Tantangan tersebut dihadapi Babur pada tanggal 16 Maret 1527 M di

Khanus dekat Agra. Babur memperoleh kemenangan dan Rajput jatuh ke dalam kekuasaannya.

Penguasa Mughal setelah Babur adalah Nashiruddin Humayun atau lebih dikenal dengan

Humayun (1530-1540 dan 1555-1556 M)[2]

, puteranya sendiri. Sepanjang pemerintahanya tidak stabil,

karna banyak terjadi perlawanan dari musuh-musuhnya. Bahkan beliau sempat mengungsi ke Persia karna

mengalami kekalahan saat melawan pemberontakan Sher Khan di Qonuj, tetapi beliau berhasil merebut

kembali kekuasaanya pada tahun 1555 M berkat bantuan dari kerajaan safawi. Namun setahun kemudian

1556 M beliau meninggal karna tertimpa tangga pepustakaan, dan tahta kerajaan selanjutnya dipegang

oleh putranya yang bernama Akbar.

2.2 PERKEMBANGAN DAN KEJAYAAN KERAJAAN MUGHAL

Masa kejayaan kerajaan Mughal dimulai pada pemerintahan Akbar (1556-1506 M), dan tiga raja

penggantinya, yaitu Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M).

Setelah itu, kemajuaan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.

Akbar mengganti ayahnya pada saat usia 14 tahun, sehingga urusan kerajaan diserahkan kepada

Bairam Khahan, seorang syi’i. Pada masa pemerintahanya, Akbar melancarkan serangan untuk

memerangi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang berkuasa di Punjab. Pemberontakan

lain dilakukan oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pemberontakan tersebut disambut oleh

Bairam Khan sehingga terjadi peperangan dasyat, yang disebut panipat 2 tahun 1556 M. Himu dapat

dikalahkan dan ditangkap kemudian diekskusi. Dengan demikian, Agra dan Kwalior dapat dikuasai penuh

(Mahmudun Nasir,1981:265-266).

Setelah Akbar dewasa, ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh

kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat

dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M.

Setelah itu masa kejayaan kerajaan Mughal berhasil dipertahankan oleh putra beliau yaitu Jehangir

yang memerintah selama 23 tahun (1605-1628 M). Namun Jehangir adalah penganut Ahlussunah Wal

Jamaah, sehingga Din-i-Illahi yang dibentuk ayahnya menjadi hilang pengaruhnya.[3]

Sepeninggalan Jehangir pucuk kekuasaan kerajaan Mughal di pegang oleh Sheh Jehan yang

memerintah Mughal selam 30 tahun (1628-1658 M). Pada masa pemerintahanya banyak muncul

Page 10: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

pemberontakan dan perselisihan dalam internal keluarga istana. Namun semua itu dapat diatasi oleh

beliau, bahkan beliau berhasil memperluas kekuasaanya Hyderabat, Maratha, dan Kerajaan Hindu lain

yang belum tunduk kepada pemerintahan Mughal. Keberhasilan itu tidak bias lepas dari peran

Aurangzeb, putera ketiga dari Sheh Jehan.

Pengganti Sheh Jehan yaitu Aurangzeb, beliau berhasil menduduki tahta kerajaan setelah berhasil

menyingkirkan para pesaingnya (saudaranya). Pada masanya kebesaran Mughal mulai menggema

kembali, dan kebesaran namanya-pun disejajarkan dengan pendahulunya dulu, yaitu Akbar.

Adapun usaha-usaha Aurangzeb dalam memajukan kerajaan Mughal diantaranya menghapuskan

pajak, menurunkan bahan pangan dan memberantas korupsi, kemudian ia membentuk peradilan yang

berlaku di India yang dinamakanfatwa alamgiri sampai akhirnya meninggal pada tahun 1707 M. Selama

satu setengah abad, India di bawah Dinasti Mughal menjadi salah satu negara adikuasa. Ia menguasai

perekonomian Dunia dengan jaringan pemasaran barang-barangnya yang mencapai Eropa, Timur Tengah,

Asia Tenggara dan Cina. Selain itu, India juga memiliki pertahanan militer yang tangguh yang sukar

ditaklukkan dan kebudayaan yang tinggi.[4]

Dengan besarnya nama kerajaan Mughal, banyak sekali para sejarawan yang mengkaji tentang

kerajaan ini. Dan pada masa itu telah muncul seorang sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan

karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure

pemimpinnya. Sedangkan karya seni yang dapat dinikmati sampai sekarang dan karya seni terbesar yang

dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan masjid-masjid yang indah. Pada

masa Shah jehan dibangun Masjid Berlapis mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan Istana

Indah di Lahore (Ikram, 1967:247).

2.3 KEMUNDURAN DAN RUNTUHNYA KERAJAAN MUGHAL

Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjut

Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh sultan-sultan sebelumnya.

Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai merosot,

suksesi kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India tengah,

Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu, para

pedagang Inggris untuk pertama kalinya diizinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan

didukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.

Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang sudah muncul,

tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan Aurangzeb yang dengan keras

menerapkan pemikiran puritanismenya. Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu

menghadapi problema yang ditinggalkannya.

Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam, putra tertua Aurangzeb

yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul.[5]

Putra Aurangzeb ini kemudian bergelar Bahadur Syah

(1707-1712 M). Ia menganut aliran Syi’ah. Pada masa pemerintahannya yang berjalan yang berjalan

selama lima tahun, ia dihadapkan pada perlawanan Sikh sebagai akibat dari tindakan ayahnya. Ia juga

dihadapkan pada perlawanan penduduk Lahore karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran

Syi’ah kepada mereka.[6]

Setelah Bahadur Syah meninggal, dalam jangka waktu yang cukup lama, terjadi perebutan

kekuasaan di kalangan istana. Bahadur Syah diganti oleh anaknya, Azimus Syah. Akan tetapi,

Page 11: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

pemerintahannya oleh Zulfiqar Khan, putra Azad Khan, wazir Aurangzeb. Azimus Syah meninggal tahun

1712 M an diganti oleh putranya, Jihandar Syah, yang mendapat tantangan dari Farukh Siyar, adiknya

sendiri. Jihandar Syah apat disingkirkan oleh Farukh Siyar tahun 1713 M.

Farukh Siyar berkuasa sampai tahun 1719 M dengan dukungan kelompok sayyid, tapi tewas di

tangan para pendukungnya sendiri (1719 M). Sebagai gantinya diangkat Muhammad Syah (1719-1748

M). Namun, ia dan pendukungnya terusir oleh suku Asyfar di bawah pimpinan Nadir Syah yang

sebelumnya telah berhasil melenyapkan kekuasaan Safawi di Persia. Keinginan Nadir Syah untuk

menundukkan kerajaan Mughal terutama karena menurutnya, kerajaan ini banyak sekali memberikan

bantual kepada pemberontak Afghan di daerah Persia. Oleh karena itu, ada tahun 1739 M, dua tahun

setelah menguasai Persia, ia menyerang kerajaan Mughal. Muhammad Syah tidak dapat bertahan dan

mengaku tunduk kepada Nadir Syah. Muhammad Syah kembali berkuasa di Delhi setelah ia bersedia

member hadiah yang sangat banyak keada Nadir Syah. Kerajaan Mughal baru dapat melakukan restorasi

kembali, terutama setelah jabatan wazir dipegang Chin Qilich Khan yang bergelar Nizam Al-Mulk (1722-

732 M) karena mendapat dukungan dari Marathas. Akan tetapi, tahun 1732 M, Nizam Al-Mulk

meninggalkan Delhi menuju Hiderabat dan menetap di sana.

Konflik-konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah.

Pemerintahan daerah satu per satu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat, bahkan cenderung

memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing. Hiderabat dikuasai Nizam Al-Mulk, Marathas

dikuasai Shivaji, Rajput menyelenggarakan pemerintahan sendiri di bawah pimpinan Jai Singh dari

Amber, Punjab dikuasai oleh kelompok Sikh.

Adapun sebab-sebab keruntuhan Mughal secara detail, yaitu :

1. Terjadinya stagnasi pembinaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah pantai tidak dapat

dipantau.

2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik yang mengakibatkan pemborosan dan

penggunaan uang Negara.

3. Pendekatan Aurengzeb yang terkesan kasar dalam mendakwahkan agama.

4. Pewaris tahta pada paroh terakhir adalah pribadi-pribadi lemah.

2.4 HASIL-HASIL KEBUDAYAAN KERAJAAN MUGHAL

A. Bidang Poitik dan Militer

Sistim yang menonjol adalah politik Sulh-E-Kul atau toleransi universal. Sistem ini sangat tepat

karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu sedangkan Mughal adalah Islam. Disisi lain terdapat

juga ras atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga yang produk dari Sistim ini adalah Din-I-

Ilahi dan Mansabhadari. Dibidang militer, pasukan Mughal dikenal pasukan yang sangat kuat. Mereka

terdiri dari pasukan gajah berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai

oleh sipah salar dan sub distrik di kepalai oleh faudjar. Dengan sistim ini pasukan Mughal berhasil

menahlukan daerah-daera di sekitarnya.

B. Bidang Ekonomi

Perekonomian kerajaan Mughal tertumpu pada bidang agrari, mengingat keadaan Geografi dan

Geologi wilayah India. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian,

padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.[7]

Page 12: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia,

dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordiyn

yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengawan. Untuk meningkatkan produksi, Jehangir mengizinkan

Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.

C. Bidang Seni dan Arsitektur

Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya

seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun

berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi

yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan

kebijakan jiwa manusia.[8]

Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai

kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa akbar dibangun

istana Fatpur Sikri di Sikri, vila, dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan, dibangun masjid

berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid raya Delhi dan istana indah di Lahore.[9]

D. Bidang Ilmu Pengetahuan

Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Sejak berdiri,

banyak ilmuan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan Istana Mughal-pun

menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini adanya dukungang dari penguasa dan bangsawan seta Ulama.

Aurangzeb misalnya membelikan sejumlah uang yang besar dan tanah untuk membangun sarana

pendidikan.

Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang dikelola oleh seorang guru. Pada masa

Shah Jahan didirikan sebuah Perguruan Tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintah

di pegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu agama berhasil dikondifikasikan hukum islam yang dikenal

dengan sebutan Fatawa-I-Alamgiri.

BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa.

Ø Islam telah mewariskan dan memberi pengayaan terhadap khazanah kebudayaan India. Dimana

keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India

yang hampir tenggelam

Ø Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris

tenggelam, kembali muncul.

Ø Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi perkembangan peradaban dunia

baik politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Misalnya, politik toleransi (sulakhul), system pengelolaan

pajak, seni arsitektur dan sebagainya.

Ø Kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari lemahnya kontrol dari elit penguasa, dukungan rakyat dan

kuatnya sistem keamanan.

DAFTAR PUSTAKA

Badri, Yatim. 1995. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Radja Grafindo Persada.

Page 13: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

Maryam, Siti. Dkk. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta : LESFI.

Amin, Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : AMZAH

Misbah, Ma’ruf. Dkk. 1994. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang : CV. WICAKSANA

http://muhlis.files.wordpress.com/2007/08/kerajaan-islam-mughal-di-india.pdf

http://www.google.com/sejarah-kerajaan-mughal-di-india/

Page 14: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

Makalah 3

Sumber: http://iain-s.blogspot.com/2013/04/sejarah-peradaban-islam-kerajaan-mughal.html

BAB I

PENDAHULUAN

Kerajaan Mughal berdiri seperempat Abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi, jadi, diantara ke

tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda.[1] Kerajaan Mughal merupakan salah

satu warisan peradaban Islam di India. Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru

bagi peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam. Sebagaimana diketahui, India adalah

suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal,

maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.

Di kalangan masyarakat Arab, India dikenali sebagai Sind atau Hind. Sebelum kedatangan Islam, India

telah mempunyai hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab. Pada saat Islam hadir, hubungan

perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan

dengan agama Islam. India yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan

peradaban yang dipengaruhi Islam. Oleh sebab itu menjadi penting untuk menulis secara ringkas

eksistensi Kerajaan Mughal di India yang identik dengan Hindu.

Makalah ini selain menggambarkan secara ringkas bagian-bagian penting tentang asal-usul, tumbuh,

berkembang serta mundurnya peradaban yang dibina Kerajaan Mughal, juga mengulas faktor-faktor yang

mendorong timbul hingga tenggelamnya kerajaan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengambil

pelajaran, bagaimana membalikkan (reverse) gelombang peradaban di anak benua India tersebut.

Mengenai hal ini Ibnu Khaldun berkata, "reversi tersebut tidak akan dapat tergambarkan tanpa

menggambarkan pelajaran-pelajaran dari sejarah terlebih dahulu untuk menentukan faktor-faktor yang

membawa sebuah peradaban besar melemah dan menurun drastis.

BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH PERADABAN ISLAM KERAJAAN MUGHAL DI INDIA

A. ASAL-USUL KERAJAAN MUGHAL

1. Sejarah Munculnya Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan

panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara

warisan bangsa Persia dan bangsa India.

Agama Islam masuk ke India diperkirakan abad ke-7 M. melalui perdagangan. Dalam keterangan

sejarah tahun 871 telah ada oran Arab yang menetap disana (India). Hal ini menunjukkan suatu indikasi

bahwa sebelum kerajaan Mughal berdiri, masyarakat India sudah mengenal Islam. Realita ini dapat dilihat

di kota Delhi adanya sebuah bangunan masjid yang dibangun oleh Qutubuddin Aybak pada tahun1193 M.

Sedangkan kerajaan Mugal berdirinya pada tahun 1526. Jadi kerajaan Mugal ini sebagai penerus Islam

Page 15: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

sebelumnya di India. Pada masa khullafaurrasyidin, memang sudah ada niat penyebaran Islam ke India,

hal ini diketahui pada masa khalifah Umar bin Khatab dan Usman sudah pernah mengirim ekspedisi ke

sana, tetapi rencana ini gagal karena mendengar rawannyan daerah India. Kemudian pada masa Ali bin

Abi Thalib juga pernah mengirim suatu ekspedisi di bawah pimpinan Al-Harits bin Murah Al-Abdi untuk

menyerbu India dan berhasil menaklukkanya, malangnya sang pemimpin terbunuh pada tahun 42 H

disuatu daerah Al-Daidin yang terletak antara Sind dan Khurasan.[2]

India menjadi wilayah Islam pada masa Umayyah yakni pada masa Khalifah al-Walid. Penaklukan

wilayah ini dilakukan oleh pasukan Umayyah yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim.

Kemudian pasukan Ghaznawiyah di bawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam

di wilayah ini dengan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman

sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. setelah Ghaznawi hancur, muncullah beberapa dinasti

kecil yang menguasai negeri India sperti dinasti Khalji (1296-1316 M), dinasti Tuglag (1320-1412 M),

dinasti Sayyid (1414-1451 M), dinasti Lodi (1451-1526).[3] Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin

Babur, seorang keturunan Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedang

ibunya keturunan Jengis Khan. Sepeninggal ayahnya, Babur yang berusia 11 tahun mewarisi tahta

kekuasaan wilayah Farghana. Ia bercita-cita menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting di

Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya.

Kemudian berkat bantuan Ismail I, raja Safawi, sehingga pada tahun 1494 Babur berhasil menaklukkan

kota Samarkand dan pada tahun 1504 menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Dari Kabul,

Babur melanjutkan ekspansi ke India yang saat itu diperintah oleh Ibrahim Lodi. Ketika itu

pemerintahan dinasti Lodi sedang mengalami krisis dan mulai melemah pertahanannya sehingga Babur

dengan mudah berhasil mengalahkannya. Dalam upaya menguasai wilayah India, Babur berhasil

menaklukkan Punjab tahun 1525. Kemudian pada tahun 1526 dalam pertempuran di Panipat, Babur

memperoleh kemenangan sehingga pasukannya memasuki kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan di

kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi, maka berdirilah kerajaan Mughal di

India pada tahun 1526. Sudah tentu pihak musuh terutama dari kalangan Hindu yang tidak menyetujui

berdirinya kerajaan Mughal segera menysun kekuatan gabungan. Namun Babur berhasil mengalahkan

mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang

pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat

menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529. Setahun kemudian Babur meninggal dunia.

Sepeninggalan Babur, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh Humayun yang ternyata tetap saja

menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat

yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam

peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia. Di pengasingan

ini ia menyusun kekuatannya. Ketika itu Persia dipimpin oleh penguasa Safawiyyah yang bernama

Tahmasp. Setelah 15 tahun menyusun kekuatan dalam pengasingan di Persia, Humayun berhasil

menegakkan kembali kekuasaan Mughal di delhi pada tahun 1555. Ia mengalahkan kekuasaan Khan

Syah. Setahun kemudian ia meninggal dunia.

2. Raja-raja Mughal

Selama masa pemerintahannya Kerajaan Mughal dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-raja

yang sempat memerintah adalah Zahiruddin Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556), Akbar (1556-

Page 16: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

1605), Jahangir (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb (1658-1707), Bahadur Syah (1707-

1712), Jehandar (1712-1713), Fahrukhsiyar (1713-1719), Muhammad Syah (1719-1748), Ahmad Syah

(1748-1754), Alamghir II (1754-1760), Syah Alam (1760¬-1806), Akbar II (1806-1837 M), dan Bahadur

Syah (1837-1858).[4]

Zahiruddin Babur (1526-1530) adalah raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mughal. Masa

kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan. Awal kepemimpinannya, Babur

masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang tidak menyukai

berdirinya Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu ini segera menyusun kekuatan gabungan, namun Babur

berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit

kembali menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat

Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529. Setahun kemudian yakni pada tahun

1530 Babur meninggal dunia.

Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang bemama Humayun.

Humayun memerintah selama lebih dari seperempat abad (1530-1556 M). Pemerintahan Humayun dapat

dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode I. Sekalipun Babur berhasil mengamankan Mughal

dari serangan musuh, Humayun masih saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan

pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun

1450 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari

Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia.

Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan. Pada saat itu Persia dipimpin oleh penguasa

Safawiyah yang bernama Tahmasp. Setelah lima belas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan

di Persia, Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M. Ia

mengalahkan kekuatan Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556 Humayun meninggal. Ia

digantikan oleh putranya Akbar.

Akbar (1556-1605) pengganti Humayun adalah raja Mughal paling kontroversial. Masa

pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam

yang besar di India.

Ketika menerima tahta kerajaan ini Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan

pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut Syi'ah. Di awal masa

pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih

berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan

yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki

kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah peperangan

dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap, kemudian

dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.

Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh

sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi'ah. Bairam Khan memberontak, tetapi

dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat

diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor,

Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala,

Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan

Page 17: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

militeristik.

Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar.[5] Dua

gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang

ke arah Persia, dikuasai oleh pemerintahan Mughal. Menurut Abu Su'ud, dengan keberhasilan ini Akbar

bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional). Maka kebijakan yang dijalankannya tidak begitu

menonjolkan spirit Islam, tetapi bagaimana mempersatukan berbagai etnis yang membangun dinastinya.

Keberhasilan Akbar mengawali masa kemajuan Mughal di India.

Kepemimpinan Akbar dilanjutkan oleh Jihangir (1605-1627) yang didukung oleh kekuatan militer

yang besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh

rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan

Bengala (1612 M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia

lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.

Syah Jihan (1628-1658) tampil meggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbih pada

pemerintahannya. Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi Mughal. Dalam masa

pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar

Singh Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja

Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi

atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian Selatan. Pemberontakan ini cukup menyulitkan.

Namun pada tahun 1631 pemberontakan inipun dipatahkan dan Khan Jahan dihukum mati.

Pada masa ini para pemukim Portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di samping mengganggu

keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka menculik anak-anak untuk dibaptis masuk agama

Kristen. Tahun 1632 Shah Jahan berhasil mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak

istimewa mereka. Shah Jehan meninggal dunia pada 1657, setelah menderita sakit keras. Setelah

kematiannya terjadi perang saudara. Perang saudara tersebut pada akhirnya menghantar Aurangzeb

sebagai pemegang Dinasti Mughal berikutnya.

Aurangzeb (1658-1707) menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal sebagai entitas Muslim

India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa pemerintahannya dikenal sebagai masa

pengembalian kedaulatan umat Islam. Penulis menilai periode ini merupakan masa konsolidasi II

Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan

supremasi agama Islam yang mulai kabur akibat kebijakan politik keagamaan Akbar.

Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu

mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Raja-raja sesudah Aurangzeb mengawali kemunduran dan

kehancuran Kerajaan Mughal.

Bahadur Syah menggantikan kedudukan Aurangzeb. Lima tahun kemudian terjadi perebutan

antara putra-putra Bahadur Syah. Jehandar dimenangkan dalam persaingan tersebut dan sekaligus

dinobatkan sebagai raja Mughal oleh Jenderal Zulfiqar Khan meskipun Jehandar adalah yang paling

lemah di antara putra Bahadur. Penobatan ini ditentang oleh Muhammad Fahrukhsiyar, keponakannya

sendiri. Dalam pertempuran yang terjadi pada tahun 1713, Fahrukhsiyar keluar sebagai pemenang. Ia

menduduki tahta kerajaan sampai pada tahun 1719 M. Sang raja meninggal terbunuh oleh komplotan

Sayyid Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian meng¬angkat Muhammad Syah (1719-

1748). Ia kemudian dipecat dan diusir oleh suku Asyfar di bawah pimpinan Nadzir Syah. Tampilnya

Page 18: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

sejumlah penguasa lemah bersamaan dengan terjadinya perebutan kekuasaan ini selain memperlemah

kerajaan juga membuat pemerintahan pusat tidak terurus secara baik. akibatnya pemerintahan daerah

berupaya untuk melepaskan loyalitas dan integritasnya terhadap pemerintahan pusat.

Pada masa pemerintahan Syah Alam (1760¬-1806) Kerajaan Mughal diserang oleh pasukan

Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan Mughal dari serangan ini, berakibat

jatuhnya Mughal ke dalam kekuasa¬an Afghan. Syah Alam tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan

jabatan sebagai sultan. Akbar II (1806-1837 M) pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada EIC

untuk mengembang¬kan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan oleh pihak Inggris, dengan

syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus menjamin penghidupan raja dan keluarga istana. Kehadiran

EIC menjadi awal masuknya pengaruh Inggris di India. Bahadur Syah (1837-1858) pengganti Akbar II

menentang isi perjanjian yang telah disepakati oleh ayahnya. Hal ini menimbulkan konflik antara

Bahadur Syah dengan pihak Inggris. Bahadur Syah, raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari istana pada

tahun (1885 M). Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Islam Mughal di India.

B. KEMAJUAN YANG DICAPAI KERAJAAN MUGHAL.

1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan.

a) Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan

Aurangzeb.

b) Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang sub-distrik

dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bereorak

kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran

c) Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini, semua rakyat India

dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Politik ini dinilai sebagai

model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa Islam.

d) Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang

dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran,

Turki, dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai

pemimpin jihad.

e) Para pejabat dipindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk menghindarkan mereka mencapai

interes yang besar dalam sebuah wilayah tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi

pejabat yang sedang berkuasa. Dengan demikian tanah yang diperuntukkan tersebut jarang sekali menjadi

hak milik pejabat, kecuali hanya hak pakai.

f) Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang dikelola oleh seorang yang

dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak dan untuk mencegah

penyalahgunaan oleh kaum petani.

2. Bidang Ekonomi

a) Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.

b) Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan

melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan

Page 19: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab

kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani

dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya..

c) Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium ini.

Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit

tanah dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil

pertanian dalam sepuluh tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi

para pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting dalam pengumpulan

pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada seorang qanungo, yang menjaga

jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang chaudhuri,

yang mengumpulkan dana (uang pajak) dari zamindar.

d) Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa Akbar konsesi

perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) -Perusahaan Inggris-India Timur-

untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa

sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya

dalam jumlah yang besar.

3. Bidang Agama.

a. Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik,

di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-

Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh

membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun

konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India. Sayangnya, konsepsi

tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan symbol-symbol agama yang di

kedepankan. Umar Asasuddin Sokah, seorang peneliti dan Guru Besar di Fakultas Adab UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta menyamakan konsepsi Din-i-Ilahi dengan Pancasila di Indonesia. Penelitiannya

menyimpulkan, "Din-i-llahi itu meru¬pakan Pancasilanya bangsa Indonesia.

b. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah

Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang

merasa disiasiakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal

itu terlihat dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh

sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang

dikembangkan oleh Dinasti Mughal.

c. Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti Mughal, muslim India adalah

penganut Sunni fanatik. Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi'ah untuk mengembangkan

pengaruhnya.

d. Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab

hukum, thariqat Sufi, persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual. Mereka terdiri dari

warga Sunni dan Syi'iah.

e. Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya kodifikasi hukum Islam

yang dinamakan fattawa alamgiri. Kodifikasi ini menurut hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan

menjaga syari'at Islam yang nyaris kacau akibat politik Sulakhul dan Din-i- Ilahi.

Page 20: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

4. Bidang Seni dan Budaya.

Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni

yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa persia maupun yang

berbahasa India. Penyair India yang terkenala adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi

yang menghasilkan karya besar patmafat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebajikan jiwa

manusia.[6] Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang

dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa akbar

dibangun istana Fapkur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid yang indah.[7] Pada masa Syah Jehan

dibangun masjid yang berlapiskan mutiara dan Tajmahal di Agra, mejid raya Delhi dan istana indah

dilghare. Dalam bidang karya seni dan budya yang sudah dihsilkan kerajaan Mughal antara lain :

a) Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia

gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akhbar Nameh dan Aini Akbari

yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.

b) Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya

arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di

Lahore. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub

Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza

(1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota

Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid

Jami Atala (1405).

c) taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia,

Timur Tengah, dan lokal.

Sebab-sebab Kemajuan :

Kerajaan Mughal tidak mencapai kejayaannya secara mudah. Bagaimanapun, umat Islam di masa ini

termasuk golongan minoritas di tengah mayoritas Hindu. Namun Kerajaan Mughal tetap berhasil

memperoleh kecemerlangan disebabkan factor-faktor sebagai berikut :

a. Kerajaan Mughal memiliki pemerintahan dan raja yang kuat. Politik toleransi dinilai dapat menetralisir

perbedaan agama dan suku bangsa, baik antara Islam-Hindu, Ataupun India-non India (Persia-Turki).

b. Hingga Pemerintahan Aurangzeb, rakyat cukup puas dan sejahtera dengan pola kepemimpinan raja

dan program kesejahteraannya.

c. Prajurit Mughal dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan memiliki patriotisme yang tinggi. Hal ini

diwarisi dari Timur Lenk yang merupakan para petualang yang suka perang dari Persia di Asia Tengah

dan cukup dominan dalam ketentaraan.

d. Sultan yang memerintah sangat mencintai ilmu dan pengetahuan. Para "Bangsawan Mughal

mengemban tanggung jawab membangun masjid, jembatan, dan atas berkembangnya kegiataan ilmiah

dan sastra".

Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang masih bertahan

hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra, makam megah yang dibangun pada masa Syah Jahan

untuk mengenang permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan arsitektur Islam pada masa

dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang sudah usang, lusuh, dan

tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi bukti sejarah akan kokohnya peradaban

Page 21: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

Islam di India pada waktu itu. Kehidupan seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah.

Demikian halnya Dinasti Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini

pun mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur.

Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka melalui

teori Ashabiyah-nya.

Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada 1526 M. Babur merupakan

cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia

mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan

Gubernur Lahore. Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota kerajaan.

Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556 M) di masa ini kondisi

kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan

yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas

bantuan Raja Persia (Safawiyah), Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.

Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-

1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai

Kashmir dan Gujarat. Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat

terkenal dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang memandang

sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan semua agama menjadi satu demi

stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging

sapi. Penguasa keempat adalah Jahangir (1605-1628 M), putra Akbar. Jahangir adalah penganut

Ahlusunah wal jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan menjadi hilang pengaruhnya. Dari itu

muncul berbagai pemberontakan, terutama oleh putranya sendiri, Kurram. Kurram berhasil menangkap

ayahnya, tapi berkat permaisuri kerajaan, permusuhan antara ayah dan anak ini bisa dipadamkan.

Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta setelah mengalahkan saudaranya, Asaf Khan. Kurram

bergelar Shah Jahan (1627-1658 M) . Masa ini banyak terjadi pemberontakan, terutama dari kalangan

keluarga kerajaan. Aurangzeb, panglima dan juga putra ketiga Shah Jahan berhasil memadamkan

pemberontakan dari keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb membuat saudara tertuanya, Dara, merasa

iri dan menuduh ingin merebut tahta kerajaan. Namun ketangguhan Aurangzeb berhasil mengalahkan

saudaranya sekaligus menangkap ayahnya, Shah Jahan. Hal ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan

terhadap kakek Aurangzeb, Jahangir. Aurangzeb, (1658-1707 M) menggantikan ayahnya, Shah Jahan.

Kebijakan Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh para pendahulunya terutama buyutnya,

Akbar Khan. Ia melarang berjudi, minuman keras, upacara sati, serta membolehkan pengrusakan kuil-kuil

Hindu. Kebijakan ini menimbulkan banyak pemberontakan terutama dari kalangan Hindu. Namun karena

kekuatan pasukan Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan.

Kebesaran namanya sejajar dengan kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan. Meski pemberontakan bisa

dipadamkan oleh Aurangzeb, namun setelah kematian Aurangzeb, banyak propinsi yang memisahkan

diri. Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya.

Penguasa setelahnya antara lain: Bahadur Syah (1707-1712 M), Jhandar Syah 1713, Azim Syah 1713,

Faruk Syiyar 1719, Muhammad Syah 1749, Ahmad Syah 1754, Alamgir 1759, Syah Alam 1806, Akbar II

dan raja terakhir Bahadur Syah II 1858.

Page 22: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

Peradaban Kemaharajaan Mughal Di bidang politik, Sulhul Kull berhasil menyatukan rakyat Islam,

Hindu, dan penganut lainnya. Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat.

Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang

dikepalai oleh Sipah Salar. Di bidang ekonomi, memajukan pertanian. Terdiri dari padi, kacang, tebu,

kapas, tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang mengurusi hasil

pertanian serta hubungan dengan para petani. Industri tenun juga banyak diekspor ke Eropa, Asia

Tenggara dll. Masa Jahangir, investor diizinkan menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik. Di

bidang seni, Jahangir merupakan salah satu pelukis terhebat. Kemaharajaan Mughal juga terkenal dengan

ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan yang terkenal:

benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling popular adalah Taj Mahal di Aghra.

Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang

permaisurinya, Noor Mumtaz Mahal yang cantik jelita.

Taj Mahal - salah satu peninggalan Dinasti Mughal di India

Di bidang sastra, banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa Urdu yang berkembang

di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang. Di

bidang ilmu pengetahuan, Syah Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat

pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru.

Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India. Pelajaran dari Kemaharajaan Mughal Salah satu

Ketidakharmonisan hubungan kekeluargaan, antara ayah dan anak, adik dan kakak menjadi salah satu

faktor lemahnya kemaharajaan Mughal dari dalam, hal ini telah terjadi pada beberapa Dinasti Islam

sebelumnya. Dalam penggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh: Akbar

Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam dekade yang berbeda, tetapi kebijakan

Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan pengembangan Islam di India, memiliki

hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis. Sebaliknya,

Aurangzeb mengembangkan pola Islam puritan.

Dalam perspektif politik, langkah Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas. Sebab, substansi politik adalah

tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan terdapat aspek-aspek tertentu yang terabaikan. Orang

boleh melakukan apa saja dalam konteks politik. Akbar telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar

simbol formal tanpa makna. Karena itu, dia dengan mudah meleburkan dan mencampuradukkan Islam

dengan berbagai kepercayaan lain. Dalam situasi ini, Islam kehilangan identitasnya. Ketinggian dan

keluhuran ajaran Islam juga tereduksi sedemikian rupa. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan para

penganut Ahlusunah wal jamaah.

Lain dengan Akbar Khan, lain pula dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India pada masa Aurangzeb

tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra Islam yang tampak “redup” beberapa

dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari

sini terlihat kecintaan seorang Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang

mensponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak kekerasan terhadap

pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak tempat ibadah agama lain, bukanlah

pesan Islam.

Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di jalan-jalan agar selalu

diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari

Page 23: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

kalangan Hindu. Pada 1739 M. Mughal dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah.

Pada 1756 M. pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke India pada

1600 M. dan mulai melakukan penaklukkan terhadap kerajaan Mughal pada 1757 M. serta

membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya, Perancis.

C. KEMUNDURAN DAN KERUNTUHAN KERAJAAN MUGHAL

Kerajaan Mughal mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Akbar (1556-1605).

Generasi sesudah Akbar yaitu Jahangir (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb (1658-1707)

masih dapat mempertahankan kemajuan tersebut. Namun Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan

penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.

Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator sebagaimana berikut ;

a. Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol

pemerintahan pusat.

b. Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara,

gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan yang terberat adalah invasi

Inggris melalui EIC.

Dominasi Inggris diduga sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami

kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan

pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan,

maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan.

BAB III

PENUTUP

1. Kerajaan Mughal berdiri pada periode pertengahan. Setelah masa pertengahan usai, muncul tiga

kerajaan besar yang dapat membangun kembali kemajuan umat Islam. Di antara kerajaan besar tersebut

adalah kerajaan Mughal. Ketiga kerajaan ini sudah dapat dikategorikan sebagai negara adikuasa pada

Page 24: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

zaman itu. Karena kebesaran kerajaan tersebut sudah mampu menguasai perekonomian, politik serta

militer dan mampu mengembangkan kebudayaan yang monumental.

2. Era kemaha-rajaan Mughal berlangsung dari tahun 1526 M (era dinasti Babur) sampai sekitar tahun

1707 M (dinasti Awramzib). Demikian makmur dan kayanya para maha raja ini, bisa dikatakan bahwa

antara abad ke-16 sampai abad ke-17, India mengontrol sekitar seperempat ekonomi global. Duta besar

inggris pada tahun 1616 M, sir Tomas Sir Thomas Ru, dalam siratnya menggambarkan kekayaan raja

Jahangir (1569-1627 M) begitu melimpahnya sampai-sampai ia menyebutnya sebagai “kekayaan dunia”.

3. Kemunduran Kerajaan Mughal ditandai dengan konflik di kalangan keluarga kerajaan, yang intinya

adalah saling berebut kekuasaan. Keturunan Babur hampir semuanya memiliki watak yang keras dan

ambisius, sebagaimana nenek moyang mereka yaitu Timur Lenk yang juga memiliki sifat demikian.

Ketika Jehangir menggantikan Abbas I, mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga ingin

tampil sebagai penguasa Mughal. Lalu saat Syah Jihan menggantikan Jehangir, giliran ibu tiri beliau yang

menentang karena ingin anaknya yaitu Khurram, menggantikan Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan

mulai mendekati ajalnya, anak-anak Syah Jihan di antaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan Murad

Bakhs saling berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan.

REFERENSI

ü Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2008 )

ü http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012

ü Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta : UI Press,1985)

ü Http//kerajaan-mughal-di-india-asal-usul.html, di akses tanggal, 25 Maret 2012

ü http://mustaqimzone.wordpress.com/2011/01/30/kerajaan-mughal-di-india/

Page 25: Sumber:  ... filepenulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Karena pengaruhnya sangat besar terhadap …

[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2008 ),

hlm.145.

[2] http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012

[3] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta : UI Press,1985), hlm. 82.

[4] Http//kerajaan-mughal-di-india-asal-usul.html, di akses tanggal, 25 Maret 2012

[5] Ali K. Tarikh, Sejarah Islam Pra Modern, (Jakarta : Srigunting, 2000), hlm. 354.

[6] Badri Yatim, Op.Cit, hal. 150.

[7] Ibid , hal.150-151.