SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI...

117
SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI KAWASAN MASJID AGUNG JAWA TENGAH, SEMARANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : MUHAMAD DADI DWIONO NIM : 11140480000008 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018 M

Transcript of SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI...

Page 1: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN

TANAH WAKAF DI KAWASAN MASJID AGUNG

JAWA TENGAH, SEMARANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

MUHAMAD DADI DWIONO

NIM : 11140480000008

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 2: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum
Page 3: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum
Page 4: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum
Page 5: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

iv

iv

ABSTRAK

Muhamad Dadi Dwiono NIM: 11140480000008. “SUKUK BERBASIS ASET

TURUNAN TANAH WAKAF DI KAWASAN MASJID AGUNG JAWA

TENGAH, SEMARANG” Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439H/2018M.

1x+60 halaman+ lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara yuridis bagaimana

memproduktifkan secara ekonomi tanah wakaf di Indonesia, melalui sarana Sukuk

yang diterbitkan oleh korporasi, terutama penulis mengambil contoh tanah wakaf

kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang. Tanah wakaf yang tidak

diberdayakan secara ekonomi disebabkan pemahaman yang belum terpadu

tentang peruntukan tanah wakaf secara perundang-undangan yang secara legal

telah memperbolehkan tanah wakaf sebagai sarana kegiatan ekonomi.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan penelitian normatif yuridis. Penelitian menggunakan

data primer Data Tanah Wakaf di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah. Dan data

sekunder yang merupakan bahan-bahan hukum seperti peraturan perundang-

undangan, buku-buku hukum mengenai pasar modal dan sukuk, jurnal hukum,

skripsi, dan komentar-komentar atas norma hukum.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara yuridis walaupun tanah

wakaf tidak disebutkan secara langsung dapat menjadi asset turunan dari Sukuk

korporasi namun secara yuridis dan agama tanah wakaf memenuhi syarat untuk

menjadi asset turunan dari penerbitan sukuk bagi korporasi sehingga tanah dalam

hal wakaf di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah dapat dijadikan asset turunan

sukuk bagi korporasi.

Kata Kunci : Sukuk, Aset Turunan, Tanah Wakaf.

Pembimbing : Dr. Djawahir Hejazziey,S.H,M.A.M.H

Daftar Pustaka : 1993-2017

Page 6: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

v

v

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر الر بسم للاه

Puja dan puji syukur ke Hadirat Allah SWT. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa

umatnya dari masa kebodohan dan kegelapan ke masa pencerahan dan terang

benderang seperti masa ini. Rasa syukur ke Hadirat Allah SWT. Yang Maha

Pengasih dan Penyayang, atas karunia dan rahmat-Nya serta atas kuasa-Nya yeng

memberikan peneliti kemudahan menyelesaiakan skripsi yang berjudul Sukuk

Berbasis Asset Turunan Tanah Wakaf di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah,

Semarang

Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Bisnis

pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan

berbagai pihak dari awal perkuliahan samapi saat penyusunan skripsi ini sangatlah

sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Izinkanlah penulis menyampaikan rasa

terimakasih yang tak terhingga kepada orang-orang yang telah membantu dan

memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut :

1. Dr. Asep Saepudin Jahar.M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H,M.H. ketua Program Studi Ilmu Hukum

dan Drs. Abu Thamrin, S.H. M. Hum., sekretaris Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

berkontribusi dalam pembuatan skripsi ini.

3. Dr. Djawahir Hejazziey,S.H,M.A.M.H., dosen pembimbing peneliti yang

telah mencurahkan waktu, tenaga, kesabaran, dan ilmunya untuk memberikan

motivasi, arahan, dan rekomendasi kepada saya dalam menyusun skripsi ini.

4. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta khususnya para Dosen Program Studi Ilmu Hukum yang telah

Page 7: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

vi

vi

memberikan pembelajaran hidup serta ilmunya yang berharga. Semoga Allah

SWT memberikan ganjaran pahala yang tiada putusnya kepada mereka yang

telah memberikan ilmunya dengan segenap hati dan kekuatan.

5. Kepala dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Kepala dan Staff Perpustakaan Utama Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam

menyediakan fasilitas dan bantuan referensi demi kelancaran studi

kepustakaan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kedua orang tua tercinta Sudimanto dan Mirsodah, serta kakak Sadam

Subangkit S.T. Serta seluruh keluarga dan kerabat terdekat yang telah

senantiasa memberikan dukungan moral demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Keluarga besar Ilmu Hukum dan Moot Court Community Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yeng telah memberikan dukungan moral,

berdiskusi, dan bertukar ilmu demi terselesaikannya skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, bermanfaat, dan berguna bagi yang

membutuhkan ilmu serta menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untk

mengembangkan penelitian khususnya dalm bidang hukum sukuk korporasi.

Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengemabangan ilmu pengetahuan di bidang hukum.

Jakarta, 18 September 2018

Peneliti

Page 8: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

vii

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

DAFTARISI ............................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah ............................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan, danPerumusanmasalah .................... 5

C. TujuandanManfaatPenelitian .................................................... 5

D. MetodePenelitian ...................................................................... 6

E. SistematikaPenelitian ............................................................... 9

BAB II TINJAUAN UMUM SUKUK, ASET TURUNAN KORPORASI,

DAN WAKAF

A. Sukuk ........................................................................................ 11

B. PengertianSukuk ....................................................................... 11

1. SejarahSukuk ..................................................................... 12

2. PenerbitSukuk ................................................................... 13

3. Model-model Sukuk di Indonesia ..................................... 14

C. Asset TurunanKorporasi ........................................................... 17

D. Wakaf ....................................................................................... 18

1. PengertianWakaf ............................................................... 18

2. SyaratdanRukunWakaf ...................................................... 20

3. WakafdalamSistemPerundang-undangan di Indonesia ..... 23

E. KerangkaTeori .......................................................................... 31

1. TeorikemanfaatanHukum .................................................. 31

2. TeoriKemaslahatanHukum ................................................ 33

F. KajianTerdahulu ....................................................................... 34

Page 9: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

viii

viii

BAB III GAMBARAN UMUM TANAH WAKAF DI KAWASAN

MASJID AGUNG JAWA TENGAH , SEMARANG

A. Deskripsi Umum dan Potensi tanah Wakaf

di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ........ 38

B. Fasilitas Penunjang di Kawasan Tanah Wakaf

Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ............................ 40

BAB IV ANALISIS HUKUM SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN

TANAH WAKAF DI KAWASAN MASJID AGUNG JAWA

TENGAH, SEMARANG

A. Analisis Yuridis Sukuk Berbasis Aset Turunan

Tanah di Kawasan Masjid Agung

Jawa Tengah, Semarang .................................................... 43

B. Landasan Hukum Peruntukan Tanah Wakaf

sebagai Aset Turunan Sukuk di Kawasan

Masjid Agung Jawa Tengah , Semarang ........................... 47

C. Model-model Sukuk Berbasis Aset Turunan

Tanah Wakaf di Kawasan Masjid Agung

Jawa Tengah, Semarang .................................................... 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 55

B. Rekomendasi ...................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2006

tentang Pelaksanaan Undang-undang No 41 tahun 2004

tentang Wakaf.

B. POJK No 53/POJK.04/2015 tentang Akad yang digunakan

dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.

Page 10: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

1

SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH

WAKAF DI KAWASAN MASJID AGUNG

JAWA TENGAH, SEMARANG

A. Latar Belakang Masalah

Secara yuridis sukuk (sukuk) atau instrument utang syariah di dalam Fatwa

No. 33/DSN-MUI/10/2002 bertanggal 12 september 2002 menyatakan

diperbolehkannya perusahaan penerbit sukuk. Fatwa tersebut memberikan

pengertian sukuk sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip

syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang sukuk yang mewajibkan

emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil,

margin atau fee, serta membayar dana obligasi pada saat jatuh tempo1.

Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institutions (AAOIFI), sukuk adalah“certificate of equal value representing

undivided shares ownership of tangible asset, usufruct and services (in the

ownership of) the assets of particular projects or special investment activity”.

Jadi sukuk adalah sebagai sertifikat dari suatu nilai yang dipresentasikan setelah

menutup pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat, dan menggunakannya sesuai

rencana. sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset yang jelas,

barang, atau jasa atau modal dari suatu proyek tertentu atau modal dari suatu

aktivitas investasi tertentu. Konsep keuangaan berbasis syariah saat ini sedang

tumbuh secara cepat. Asetnya saat ini diperkirakan menyentuh angka 1,3 triliun

dollar AS sebagaimana dilansir oleh lembaga pemeringkat “Standard and Poor’s

Rating Service”. Bahkan diperkirakan di tahun-tahun mendatang akan tumbuh

mencapai 2 triliun dollar AS. Hal ini menunjukkan bahwa market share dari

lembaga keuangan syariah saat ini mencapai 3% , dan akan tumbih lagi di tahun-

1Nasarudin Irsan dkk, Aspek hukum Pasar Modal Indonesia, Kencana, Jakarta : 2004, h. 206.

Page 11: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

2

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Desember 2014,

jumlah saham syariah yang terbit adalah sebanyak 336 dengan nilai mencapai Rp.

2.946,89 triliun atau 56,37% dari total nilai saham di pasar modal. Sementara itu,

jumlah reksa dana syariah yang terbit mencapai 74 dengan total nilai mencapai

Rp. 11,24 triliun (4,92% dari total reksa dana) dan jumlah obligasi dan sukuk

yang terbit mencapai 35 dengan total nilai Rp. 7,1 triliun (atau 3,18% dari total

obligasi/sukuk). Jumlah dan total nilai di atas belum mencakup sukuk negara yang

diterbitkan sejak tahun 2008 yaitu sebanyak 42 dengan nilai Rp. 206,1 triliun atau

30,43% dari total jumlah Surat Berharga Negara (SBN)1.

Berdasarkan data tersebut apabila ditinjau lebih jauh berdasarkan Islamic

commercial Law Report 2017 . Indonesia berada pada posisi ke-4 negara dengan

sukuk outstanding (saldo) terbesar yaitu senilai USD 24,741 juta. Negara yang

memiliki nilai sukuk terbesar yaitu Malaysia yang diikuti oleh Arab Saudi dan

UEA. Namun dari sisi penerbitan sukuk Indonesia menempati urutan kedua

setelah Malaysia dengan nilai penerbitan USD 8,815 juta2.Pertumbuhan Sukuk

yang sedemikian besar tersebut belum menarik minat investor korporasi untuk

menerbitkan sukuk, jika dibandingkan Sukuk negara yang jumlahnya mencapai

Rp. 429,29 Triliun, outstanding sukuk korporasi memang masih minim hanya

berkisar Rp. 11,75 Triliun3

. Berdasarkan data dan fakta tersebut sukuk

menyimpan potensi yang sangat besar untuk dioptimalkan lebih jauh lagi. Wakaf

adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

1. Aziz, Muhammad Faiz, Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-

Undang Pasar Modal, Jurnal Rechtsvinding Online Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta: 2016, h 1.

2 Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan ,Sinergi menuju Pasar Modal

Syariah yang lebih Besar dan Berkembang, , Jakarta: 2017, h 13.

3http://akucintakeuangansyariah.com/mau-nerbitin-sukuk-cek-dulu-aturannya/, diakses pukul

2.18 tanggal 2 maret 2018.

Page 12: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

3

waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya demi keperluan ibadah dan/atau

kesejahteraan umum menurut syari’ah.Penggunaan tanah wakaf di Indonesia

tidaklah berjalan optimal dalam hal produktifitas demi kemaslatan umat terutama

dalam bidang ekonomi, menurut Ketua Badan Wakaf Indonesia Zilal Hamzah

dari data Kementrian Agama ada 4,3 miliar meter persegi tanah wakaf yang

tercatat per maret 2017. Namun demikian sekitar 90% tanah wakaf tersebut

tidaklah produktif secara ekonomi4.

Berkaca dari hal tersebut, banyaknya tanah wakaf yang tidak diberdayakan

secara produktif diakibatkan ketiadaan dana memberdayakan atau mengelola

tanah wakaf tersebut. Pembiayaan menjadi factor penting dalam pemberdayaan

tanah wakaf agar menjadi wakaf yang produktif. pembiayaan merupakan

kewajiban dari pengelolaan atau investasi tanah wakaf, dengan kata lain proses

investasi tanah wakaf menuntut adanya pembiayaan terlebih dulu atas harta

wakaf tersebut5.

Berdasarkan data dan fakta tersebut tentunya menjadi dilema mengenai

pertumbuhan sukuk yang cepat namun belum banyak menyentuh asset tanah

wakaf, sebagai perbandingan di Negara Malaysia dan Uni Emirate Arab tanah

wakaf yang diberdayakan secara produktif melalui dana sukuk sudah banyak

dilakukan dan memberikan kemaslatan yang tinggi kepada umat Islam.

Tanah wakaf Masjid Agung Jawa Tengah merupakan tanah wakaf seluas

100.0000 meter yang terletak di pusat Provinsi Jawa Tengah dan menjadi

landmark provinsi tersebut. Kota semarang merupakan kota berpenduduk sekitar

1,5 juta jiwa terpadat di Provinsi Jawa tengah dengan akses Bandara Ahmad

Yani, terminal, serta Pelabuhan Tanjung Emas yang menjadi urat nadi

pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah khususnya dan Indonesia secara umum.

Kawasan tanah wakaf Masjid Agung Jawa Tengah adalah tempat popular di

4 www.detik .com, 10% tanah wakaf RI digunakan untuk perekonomian. 2.18 tanggal 2 maret

2018 5 Furqan ahmad, Model-model Pembiayaan Tanah Wakaf Produktif, Economica, Semarang:

2014, h 2.

Page 13: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

4

dalam mata wisatawan domestic maupun internasional. Lokasinya yang strategis

dan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan dengan pemanfaatan yang baik

tentu dapat menarik minat investor berbasis keislaman untuk memberikan

dananya kepada pengembangan ekonomi umat islam di Jawa Tengah.

diterbitkannya sukuk dengan asset turunan tanah wakaf tersebut dapat

memajukan kesejahteraan ekonomi umat yang lebih baik. Masjid Agung Jawa

Tengah mempunyai potensi yang menjanjikan sebagai sarana wisata religi dan

kuliner keislaman. Kawasan Masjid Agung Jawa tengah menyediakan berbagai

kemudahan sarana dan prasana bagi pengunjung domestic maupun internasional

karena dilengkapi Museum Sejarah Islam di Nusantara dan khususnya pulau

Jawa, penginapan berupa Hotel Graha Agung, café, area pertokoan sebanyak 70

kios di kawasan masjid serta aneka kerajinan dan panganan khas Jawa Tengah

yang dapat ditemui di sekitaran area masjid. Berkaca pada hal tersebut banyaknya

potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih jauh melalui penerbitan sukuk

korporasi. Maka sebab itu dibutuhkan kemauan dan kemampuan di agar tanah

wakaf dapat dioptimalkan, jika sudah menjamur, bukan tidak mungkin sukuk di

Indonesia akan kian berkembang selaras dengan kemaslatan umat yang berdaya

di bidang ekonomi di daerah lain dalam asset tanah wakaf. Pemanfaatan Sukuk

dapat hadir sebagai sarana pensejahtera masyarakat sesuai dengan cita hukum

negara welfare state yang tercantum di dalam alinea ke-Empat UUD 1945.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penelitian ini akan

mengkaji lebih dalam yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul :

SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI KAWASAN

MASJID AGUNG JAWA TENGAH, SEMARANG.

Page 14: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

5

A. Identifikasi, Pembatasan,dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjabaran yang termaktub pada latar belakang tersebut,

identifikasi masalah pada studi ini diantaranya:

a. Keabsahan tanah wakaf di Desa Bantarjati sebagai asset turunan sukuk.

b. Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian/akad dalam islam.

c. Kriteria asset turunan dalam penerbitan Sukuk.

d. Langkah-langkah pemanfaatan tanah wakaf produktif.

e. Jenis-jenis akad dalam sukuk.

f. Penerbitan Sukuk berbasis underlying asset (asset turunan) tanah wakaf.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan pembahasan mengenai sukuk, penelitian ini

berkonsentrasi mengkaji sukuk dan bagaimana penerapannya dengan tanah

wakaf di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah Semarang.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah

yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan penelitian yang menjadi

kajian studi dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana landasan hukum sukuk berbasisi asset turunan di atas tanah

wakaf kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ?

b. Bagaimana metode asset turunan tanah wakaf di kawasan Masjid Agung

Jawa Tengah, Semarang sebagai sukuk ?

B. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini secara umum sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan memahami sukuk berbasis asset turunan tanah

wakaf di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang.

b. Untuk mengetahui dan memahami metode Sukuk Korporasi dengan asset

Page 15: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

6

turunan tanah wakaf Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang.

2. Selain tujuan yang ingin dicapai diatas, ada beberapa hal yang merupakan

manfaat dari studi ini diantaranya :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan produktif

mengenai sukuk dan optimalisasinya secara produktif melalui tanah

wakaf.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

perbaikan bagi pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya lewat

sukuk dengan berbasis asset tanah wakaf, khusunya di kawasan Masjid

Agung Jawa Tengah, Semarang

D. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa

dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu; sistematis adalah

berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal

yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.

Sedangkan penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah, yang didasarkan

pada metode,sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, denganjalan

menganalisanya, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas

permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan.

1. Pendekatan Penelitian

Penulis dalam melakukan proses penelitian ini menggunakan metode

pendekatan normative. pendekatan normative mengacu kepada norma-

norma hukum yang terdapat di dalam perundang-undangan.

Page 16: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

7

2. Jenis Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang tidak

membutuhkan populasi dan sampel karena jenis penelitian ini

menekankan pada aspek pemahaman dalam perundang-undangan.

Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan yang menjadi penelitiannya

sebagai sumber data6.

3. Sumber Data

Dalam pnelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang

artinya data sebelumnya telah diolah oleh orang lain. Data sekunder ini

antara lain : dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian

yang berbentuk laporan, buku harian, dan lain-lain. Data sekunder ini

meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum

tersier. :

a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif

artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer meliputi

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam

pembuatan perundang-undangan, dan putusan-putusan hakim7.Dalam

penelitian ini yang termasuk dalam bahan hukum primer adalah:

1.Undang- Undang No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

2.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2015

tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal.

3.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.04/2015

tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk.

4.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/POJK.04/ 2017

tentang Dokumen Penyertaan Pendaftaran dalam Rangka

Penwaran umum Efek Bersifat Ekuitas, Efek bersifat Utang

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, kauntitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2005) h. 46.

7Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. (Jakarta: Kencana, cet-IV 2010) h. 141

Page 17: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

8

dan/atau Sukuk.

5.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/ 2016

tentang Dana Investasi Real Estate Syariah Berbentuk Kontrak

Investasi Kolektif.

6.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 36/POJK.04/ 2014

tentang Penawaran Berkelanjutan Efek bersifat Utang dan /atau

Sukuk.

7.POJK No 53/POJK.04/2015 tentang Akad yang digunakan

dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal

8.Fatwa Dewan Syariah Nasional No 32/DSN-MUI/IX/2002

tentang Sukuk

b. Bahan hukum Sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang

bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang

hukum dalam Sukuk Negara meliputi buku-buku teks, kamus hukum,

jurnal hukum, dan komentar-komentar atas norma hukum

c. Bahan non-hukum adalah bahan diluar bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder yang dipandang perlu. Bahan non hukum

dapat berupa buku-buku mengenai Ilmu Ekonomi, Sosiologi, Filsafat

atau laporan- laporan penelitian non-hukum sepanjang mempunyai

relevansi dengan topik penelitian. Bahan-bahan non-hukum tersebut

dimaksudkan untuk memperkaya dan memperluas wawasan peneliti.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu

studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari referensi

untuk mendukung materi penelitian ini melalui berbagai literature seperti

buku, bahan ajar perkuliahan, artikel, jurnal, skripsi, tesis, dan undang-

undang terkait dengan sukuk.

Page 18: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

9

5. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Adapun bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder, maupun bahan non-hukum diuraikan dan dihubungkan sedemikian

rupa, sehingga ditampilkan dalam penulisan yang lebih sistematis untuk

menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Cara pengolahan bahan

hukum dilakukan secara deduktif yakni menarik kesimpulan dari suatu

permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang

dihadapi. Selanjutnya setelah bahan hukum diolah, dilakukan analisis

terhadap bahan hukum tersebut yang akhirnya akan diketahui pentingnya

pengembangan sukuk berbasis underlying asset tanah wakaf demi

terciptanya tanah wakaf produktif.

6. Metode Penelitian

Acuan metode penulisan peneliti merujuk pada “Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Tahun 2017” Berdasarkan kaidah-

kaidah dan teknik penulisan yang sudah ditentukan oleh Fakultas Syariah

dan Hukum.

E. Rancangan Sistematika Penelitian

Skripsi ini disusun dengan buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum Tahun 2017, yang terbagi dalam lima bab. Pada

setiap bab terdiri dari sub bab yang digunakan untuk memperjelas ruang

lingkup dan inti permasalahan yang diteliti. Adapun urutan dan tata letak

masing-masing bab serta inti permasalahan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang,

Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu, Kerangka

Teori dan Konseptual, Metode Penelitian dan Sistematika

Page 19: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

10

Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Merupakan bab kajian pustaka yang menjelaskan tentang

berbagai aspek diantaranya : Pengertian Sukuk secara garis

besar, pengertian asset turunan bagi dunia investasi, dan

tinjauan umum tanah wakaf.

BAB III DATA PENELITIAN

Merupakan bab yang menjelaskan tentang data dari tanah

wakaf di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah. beserta

spesifikasinya secara komprehensif berupa fasilitas yang ada

serta potensi ekonomi di daerah tersebut yang dapat menarik

minat investor.

BAB IV ANALISIS HUKUM SUKUK BERBASIS ASET

TURUNAN TANAH WAKAF DI KAWASAN MASJID

AGUNG JAWA TENGAH, SEMARANG

Merupakan bab yang menjelaskan Sukuk Berbasis Aset

Turunan Tanah Wakaf di Kawasan Masjid Agung Jawa

Tengah, Semarang. beserta penjelasan model-model sukuk apa

yang dapat diterapkan

BAB V PENUTUP

Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang

dapat ditarik mengacu pada hasil penelitian sesuai dengan

perumuan masalah yang telah ditetapkan dan rekomendasi

yang akan lahir setelah pelaksanaa penelitian dan

pengulasannya dalam skripsi.

Page 20: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

11

BAB II

TINJAUAN UMUM OBLIGASI SYARIAH,

ASET TURUNAN KORPORASI, DAN WAKAF

A. Obligasi Syariah

Pasar modal syariah kian lama berkembang dengan pesat dewasa ini,

terutama diakhir dekade tahun 2000 dengan banyaknya korporasi yang

menyediakan konsep syariah sebagai lahan alternative baru bagi dunia

permodalan di dunia domestic maupun internasional. Malaysia secara garis

besar merupakan negara pertama yang menggalakkan pasar modal syariah di

dalam pasar domestik dan sampai sekarang menjadi negara dengan nilai asset

pasar modal syariah terbesar di asia tenggara bahkan dunia internasional.

1. Pengertian Obligasi Syariah

Pengertian obligasi syariah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah

Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002 adalah suatu surat berharga jangka

panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada

pemegang saham syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar

pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ margin/

fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Dengan

demikian, pemegang obligasi syariah akan mendapatkan keuntungan

bukan dalam bentuk bunga melainkan dalam bentuk bagi hasil/ margin/

fee.

Obligasi syariah diterbitkan berdasarkan asset turunan berbeda dengan

obligasi konvensional. Obligasi jika ditinjau secara umum adalah A bond

debt instrument requiring the issuer ( also called the debtor or borrowed)

to repay the lender investor the amount borrowed plus interest over some

Page 21: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

12

specified of period time1. Obligasi merupakan intrumen utang yang

dikeluarkan oleh penerbit (biasanya disebut dengan debitor atau

peminjam) untuk membayar kepada kreditor dengan bunga selama waktu

tertentu

2. Sejarah Obligasi Syariah

Upaya mengembangkan dan meluncurkan surat berharga mirip

obligasi yang sesuai syariah telah dilakukan sejak 1978 di Yordania

ketika pemerintahannya mengizinkan Bank Islam Jordan menerbitkan

obligasi islami yang dikenal dengan obligasi mukharadah2. Penerbitan

obligasi syariah yang pertama kali adalah diterbitkan di negara tetangga

Malaysia pada tahun 1983 melalui Government Investment Issues (GII)

yang sebelumnya dikenal dengan GIC atau Goverment Investment

Certificate. Obligasi Syariah menjadi alasan utama mengapa para investor

menanamkan modalnya ialaha karena obligasi syariah menawarkan

alternative portofolio dan pilihan jatuh tempo.

Tahun 1990 sukuk korporat pertama terbit di Malaysia, ironisnya yang

menerbitkan sukuk untuk pertama kalinya ini adalah institusi non-

muslim. Sukuk pertama ini diterbitkan dalam pecahan ringgit (mata uang

lokal) dengan nilai RM 125 juta dengan menggunakan akad Bai‟

Bithaman Ajil (BBA). Sedangkan sukuk Negara (Sovereign sukuk)

pertama kali diterbitkan oleh pemerintah Bahrain pada tahun 2001,

dengan nilai USD100 juta dengan akad Ijarah. Malaysia merupakan

Negara yang paling aktif dan penerbit sukuk terbesar didunia. Pasar

sukuk Malaysia mencapai USD 68 milyar, atau setara dengan 67% dari

total pasar domestik sukuk di dunia (IIFM report, 2009). Sebagai

1 Frank, J Fabozzi. Bond market analysis and strategies , Prentice-Hall Internasional, United

States of America, 1993, h, 1.

2 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam, Jakarta, Pranamedia Group

2015, h, 224.

Page 22: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

13

perbandingan, pasar domestik sukuk di Negara-negara teluk hanya

USD16 milyar. Angka yang masih sangat kecil dibanding Malaysia. Di

Negara-negara teluk, Bahrain merupakan Negara yang paling aktif

menerbitkan sukuk. Bahrain merupakan Negara pertama yang

menerbitkan sukuk Negara (sovereign sukuk). Dalam kurun waktu tujuh

tahun yaitu dari tahun 2002 sampai tahun 2009, penerbitan sukuk di

Bahrain mencapai 77 sukuk. Pasar sukuk Bahrain sampai Juni 2009

hanya USD1.5 milyar, hal ini dikarenakan nilai rata-rata sukuk yang terbit

sangat kecil. Sedikitnya lebih dari USD1 milyar dari sukuk yang terbit,

Sembilan sukuk memiliki tenor 3-5 tahun dan satu sukuk dengan tenor 10

tahun, sedangkan USD1.2 milyar berupa sukuk jangka pendek yang akan

jatuh tempo antara 3 sampai 5 bulan dengan akad ijarah dan salam.

Semua sukuk tersebut diterbitkan oleh pemerintah Bahrain3.

Transaksi obligasi syariah terjadi di pasar perdana maupun pasar

sekunder. Pasar perdana mempunyai artian yaitu pasar yang menawarkan

efek untuk pertama kali ketika efek itu akan Go-Public/dijual secara

terbuka. Sedangkan pasar sekunder mempunyai maksud kelanjutan dari

pasar perdana yang dimana transaksi di pasar sekunder dialkukan di

Bursa Efek Indonesia.

3. Pihak –pihak Penerbit Obligasi Syariah

Penerbit obligasi syariah dapat berasal dari berbagai golongan

kelompok usaha diantaranya :

a) Lembaga Supranasional, seperti Bank Investasi Eropa (European

Investment Bank)

b) Pemerintah suatu Negara, seperti : Indonesia melalui Bursa efek

Indonesia. Pemerintah dalam menerbitkan obligasi dapat

3Siskawati, Eka, Perkembangan obligasi Syariah di Indonesia : Suatu Tinjauan, Jurnal

Akuntansi Politeknik Negeri Padang, Sumatera Barat, 2010, h, 2.

Page 23: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

14

menerbitkan denominasi valuta asing atau biasa dikenal dengan

obligasi Internasional (Sovereign Bond)

c) Sub-Sovereign Bond, seperti pemerintah provinsi atau pemerintah

daerah.

d) Perusahaan swasta

e) Special Purpose Vehicle yaitu perusahaan yang didirikan dengan

suatu tujuan khusus untuk menguasai suatu asset yang ditujukan guna

menerbitkan suatu obligasi yang biasa disebut efek beragun asset.

4. Model-model Obligasi Syariah di Indonesia

Model-model obligasi syariah korporasi di Indonesia jika dilihat dari

sudut pandang yuridis, akad yang digunakan tidaklah jauh berbeda

dengan akad-akad dalam obligasi syariah negara, namun terdapat

perbedaan dalam hal emiten saja, dalam hal ini pihak pemerintah dan

swasta.

a) Obligasi syariah Mudharabah

Obligasi Syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang

mengunakan akad mudharabah. Akad mudharabah adalah akad

kerjasama antara pemilik modal (shahibul maal /investor) dengan

pengelola (mudharib/emiten). Ikatan atau akad mudharabah pada

hakikatnya adalah ikatan penggabungan atau percampuran berupa

hubungan kerjasama antara pemilik usaha dengan pemilik harta,

dimana pemilik harta (shahibul maal) hanya menyediakan dana secara

penuh (100%) dalam suatu kegiatan usaha dan tidak boleh secara aktif

dalam pengelolaan usaha. Sedangkan pemilik usaha

(mudharib/emiten) memberikan jasa, yaitu mengelola harta secara

penuh dan mandiri.

Dalam Fatwa No. 33 / DSN-MUI / X / 2002 tentang obligasi

syariah mudharabah, dinyatakan antara lain bahwa :

Page 24: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

15

1. Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang

berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada

pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah

merupakan bagi hasil, margin atau fee serta membayar dana

obligasi pada saat obligasi jatuh tempo

2. Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang

berdasarkan akad mudharabah dengan memperhatikan substansi

fatwa DSN-MUI No. 7 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang

Pembiayaan Mudharabah

3. Obligasi mudharabah emiten bertindak sebagai mudharib

(pengelola modal), sedangkan pemegang obligasi mudharabah

bertindak sebagai shahibul maal (pemodal)

4. Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip

syariah

5. Nisbah keuntungan dinyatakan dalam akad

6. Apabila emiten lalai atau melanggar perjanjian, emiten wajib

menjamin pengambilan dana dan pemodal dapat meminta emiten

membuat surat pengakuan utang

7. Kepemilikan obligasi syariah dapat dipindahtangankan selama

disepakati dalam akad

Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan struktur obligasi

mudharabah, di antaranya :Obligasi syariah mudharabah merupakan

bentuk pendanaan yang paling sesuai untuk investasi dalam jumlah

besar dan jangka waktu yang relatif panjang, Obligasi syariah

mudharabah dapat digunakan untuk pendanaan umum (general

financing), seperti pendanaan modal kerja ataupun capital expenditure.

Mudharabah merupakan percampuran kerjasama antara modal dan

Page 25: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

16

jasa (kegiatan usaha), sehingga membuat strukturnya memungkinkan

untuk tidak memerlukan jaminan (collateral) atas aset yang spesifik.

Hal ini berbeda dengan struktur yang menggunakan dasar akad jual

beli yang mensyaratkan jaminan atas aset yang didanai

b) Obligasi Syariah Ijarah

Obligasi Ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan akad ijarah.

Akad ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan

jalan penggantian. Artinya, pemilik harta memberikan hak untuk

memanfaatkan objek yang ditransaksikan melalui penguasaan

sementara atau peminjaman objek dengan manfaat tertentu dengan

membayar imbalan kepada pemilik objek. Ijarah mirip dengan leasing,

tetapi tidak sepenuhnya sama. Dalam akad ijarah disertai dengan

adanya perpindahan manfaat tetapi tidak terjadi perpindahan

kepemilikan.

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia Nomor 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah

Ijarah, telah ditegaskan beberapa hal mengenai obligasi syariah ijarah,

sebagai berikut :

1. Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang

berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada

pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa

bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dan obligasi pada

saat jatuh tempo

2. Obligasi syariah ijarah adalah obligasi syariah bedasarkan akad

ijarah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI No.

09/DSN-MUI/IV/2009 tentang pembiayaan ijarah

Page 26: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

17

3. Pemegang obligasi syariah ijarah (OSI) dapat bertindak sebagai

musta’jir (penyewa) dan dapat pula bertindak sebagai mu’jir

(pemberi sewa)

4. Emiten dalam kedudukannya sebagai wakil Pemegang OSI dapat

menyewa ataupun menyewakan kepada pihak lain dan dapat pula

bertindak sebagai penyewa.

B. Aset Turunan Korporasi

Asset turunan atau biasa disebut underlying asset adalah asset yang

dijadikan dasar atau objek transaksi dalam kaitannya penerbitan sukuk atau

obligasi syariah4. Asset yang dapat dijadikan underlying asset adalah asset

yang bernilai ekonomis dan/atau memiliki aliran penerimaan kas, dapat

berupa barang berwujud maupun barang tidak berwujud, termasuk proyek

yang sedang dibangun maupun akan dibangun. Underlying asset adalah hal

yang utama membedakan penerbitan obligasi dibandingkan obligasi syariah.

Tanpa adanya aset derivative, maka obligasi yang dimiliki merupakan

cerminan kepemilikan dari hutang, karena tidak adanya transaksi yang

mewakili penerbitan obligasi tersebut berupa asset. Pada dasarnya sukuk

adalah suatu bentuk sekuritisasi aset. Berbeda dengan obligasi konvensional,

di dalam transaksi sukuk harus dilandasi oleh aset yang berwujud (tangible

asset). Pendapatan yang diperoleh dari sukuk ini pun berasal dari pemanfaatan

dana yang tepat dan dijamin oleh aset yang riil. Di dalam sukuk, underlying

aset dibutuhkan sebagai jaminan bahwa penerbitan sukuk didasarkan nilai

yang sama dengan asset yang tersedia. Oleh karenanya, aset harus memiliki

nilai ekonomis, baik berupa aset berwujud atau tidak berwujud, termasuk

proyek yang akan atau sedang dibangun. Adapun fungsi underlying asset

tersebut adalah:

4 https://www.winmahdi.com/2017/11/Underlying-Asset.html, diakses tanggal 11 september

2018, pukul 02.55 WIB.

Page 27: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

18

a. untuk menghindari riba,

b. sebagai prasyarat untuk dapat diperdagangkannya sukuk di pasar

sekunder, dan

c. akan menentukan jenis struktur sukuk.

Dalam sukuk ijarah al muntahiya bittamliek atau ijarah-sale and lease

back,penjualan aset tidak disertai penyerahan fisik aset tetapi yang dialihkan

adalah hak manfaat (beneficial title) sedangkan kepemilikan aset (legal title)

tetap pada obligor. Pada akhir periode sukuk, SPV wajib menjual kembali

aset tersebut kepada obligor5.

C. Wakaf

Agama islam dalam bermuamalah dalam kehidupan sosial masyarakatnya

mempunyai ajaran-ajaran yang mengedepankan persamaan dan persaudaraan

sesamanya. Diantaranya kewajiban dalam membayar sedekah, zakat, maupun

wakaf bagi yang mampu.

1. Pengertian Wakaf

Kata “Wakaf” atau “Wacf” berasal dari bahasa Arab “Waqafa”. Asal

kata “Waqafa” berarti “menahan” atau “berhenti” atau “diam di tempat”

atau tetap berdiri”. Kata “Waqafa-Yaqifu-Waqfan” sama artinya dengan

“Habasa-Yahbisu-Tahbisan”6. Adapun menurut pandangan beberapa ahli

sebagai berikut :

a) Abu Hanifah

Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum,

tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk

kebajikan. Berdasarkan definisi itu maka pemilikan harta wakaf tidak

5 Cholis Nur, Sukuk : Instrumen Investasi yang Halal dan Menjanjikan, Jurnal Ekonomi Islam

La_Riba, Volume IV, No 2. : Desember 2010, h. 3.

6 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Wakaf,

Kementerian Agama Republik Indonesia, Fiqih Wakaf, Jakarta, 2006, h, 1.

Page 28: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

19

lepas dari si wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia

boleh menjualnya. Jika si wakif wafat, harta tersebut menjadi harta

warisan buat ahli warisnya. Jadi yang timbul dari wakaf hanyalah

“menyumbangkan manfaat”. Karena itu mazhab Hanafi

mendefinisikan wakaf adalah: “Tidak melakukan suatu tindakan atas

suatu benda, yang berstatus tetap sebagai hak milik, dengan

menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (sosial),

baik sekarang maupun akan datang.

b) Mahzab Maliki

Mahzab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan

harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut

mencegah wakif melakukan tindakan yang dapat melepaskan

kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain dan wakif

berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh menarik

kembali wakafnya. Perbuatan si wakif menjadikan manfaat hartanya

untuk digunakan oleh mustahiq (penerima wakaf), walaupun yang

dimilikinya itu berbentuk upah, atau menjadikan hasilnya untuk dapat

digunakan seperti mewakafkan uang. Wakaf dilakukan dengan

mengucapkan lafadz wakaf untuk masa tertentu sesuai dengan

keinginan pemilik. Dengan kata lain, pemilik harta menahan benda itu

dari pengunaan secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan

hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu pemberian manfaat benda secara

wajar sedang benda itu tetap menjadi milik si wakif. Perwakafan itu

berlaku untuk suatu masa tertentu, dan karenanya tidak boleh

disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya).

c) Mahzab Syafi‟I dan Ahmad Bin Hambal

Mazhab Syafi‟I dan Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa

wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan

wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh

Page 29: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

20

melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti:

perlakuan pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik

dengan tukaran atau tidak. Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan

tersebut tidak dapat diwarisi oleh ahli warisnya. Wakif menyalurkan

manfaat harta yang diwakafkannya kepada mauquf „alaih(yang diberi

wakaf) sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak dapat

melarang penyaluran sumbangannya tersebut. Apabila wakif

melarangnya, maka Qadli berhak memaksanya agar memberikannya

kepada mauquf „alaih. Karena itu mazhab Syafi‟imendefinisikan

wakaf adalah: “Tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda,

yang berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan

manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial)”7.

Setelah dijelaskan secara terperinci pendapat para ulama diatas

dapat disimpulkan bahwa pengertian wakaf adalah perbuatan hukum

wakif untuk memisahkan sebagian benda miliknya, untuk

dimanfaatkan selamanya atau dalam jangka waktu tertentu sesuai

kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum

menurut syari‟ah. Adapun pengertian wakif adalah orang yang

mewakafkan harta benda miliknya. Adapun benda yang dimaksud

dengan dalam wakaf mempunyai pengertian yang luas, yaitu setiap

benda yang dapat dipergunakan atau dirasakan hasil gunanya, seperti

tanah, bangunan, uang, kendaraan, emas, dan sebagainya.

2. Syarat dan Rukun Wakaf

Wakaf termasuk salah satu ajaran Islam yang mengedepankan adanya

komitmen keadilan ekonomi. Begitu pula, institusi wakaf bukanlah

dipandang sesebagai tempat praktek ibadah ritual, melainkan juga

7 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Wakaf,

Kementerian Agama Republik Indonesia, Fiqih Wakaf, Jakarta, 2006, h, 2-3.

Page 30: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

21

memiliki dimensi sosial yang luas. Meski secara eksplisit tidak ada nash

yang berkaitan dengan wakaf, namun banyak statemen al-Qur‟an maupun

al-Hadits yang memotivasi kaum muslimin untuk melakukannya. Di

samping itu Hadits riwayat Bukhari menegaskan bahwa salah satu amal

yang akan tetap memberi kontribusi bagi pelakunya adalah „amal jariyah.

Adapun rukun dan syarat wakaf menurut jumhur adalah:

a) Wāqif (pewakaf)

Wakif harus cakap melakukan tindakan hukum, maksudnya

wakif terbebas dari halangan untuk melakukan tindakan hukum,

seperti gila, atau penguasaan orang lain. Hanafiyyah mensyaratkan

wakif bukan orang yang pailit kecuali mendapat ijin dari krediturnya.

Kepailitan menghalangi seseorang mewakafkan untuk kepentingan

diluar dirinya, karena masih ada kewajiban untuk menghilangkan

kesulitan yang ada pada dirinya. Syarat-syarat bagi pewakaf diantara

lain yaitu :

1. Orang yang mewakafkan mempunyai hak untuk melakukan

perbuatan tersebut.

2. Atas kehendak sendiri dan tidak ada unsur paksaan.

3. Pihak yang menerima wakaf jelas adanya.

4. Barang yang diwakafkan untuk kepentingan masyarakat bukan

untuk kepentingan pribadi.

5. Barang yang diwakafkan berwujud nyata pada saat diserahkan.

6. Barang yang diwakafkan dapat bertahan lama.

7. Berlaku untuk selamanya.

8. Orang yang mewakafkan tidak boleh menarik kembali wakaf

b) Mauquf bih (harta yang diwakafkan)

Sebagian fuqaha‟ sepakat wakaf bersifat māl mutaqawwim

yaitu harta yang boleh dimanfaatkan menurut syari‟at. Benda wakaf

Page 31: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

22

harus jelas batasnya, untuk menjamin kepastian hukum dan hak

mustahiq dalam memanfaatkan. Wakaf yang tidak jelas batasnya

akan mengakibatkan kesamaran, bahkan membuka peluang

terjadinya perselisihan. Wakaf juga disyaratkan milik sempurna

wakif. Wakaf yang berada dalam penguasaan banyak orang tidak sah

diwakafkan. KHI pasal 215 (1) menyatakan benda wakaf adalah

milik mutlak wakif. Pada pasal 217 (3) ditegaskan bahwa benda

wakaf harus bebas dari segala pembebanan, ikatan, sitaan dan

sengketa.

c) Mauquf ‟alaih (tujuan wakaf)

Wakaf merupakan bentuk amal ibadah yang bertujuan untuk

mendekatkan diri pada Allah, karena itu yang menjadi tujuan wakaf

adalah amal kebajikan yang termasuk dalam kategori qurbah.

Menurut UU 41/2004, tujuan wakaf untuk keperluan ibadah dan/atau

kesejahteraan umum menurut syari‟ah. Pemanfaatan wakaf untuk

kemaksiatan dilarang, karena bertentangan dengan syari‟ah. Orang

yang menerima wakaf ialah orang yang berhak memelihara barang

yang diwakafkan dan memanfaatkannya. Orang-orang yang

menerima wakaf diantarnya : Hendaknya orang yang diwakafi

tersebut ada ketika wakaf terjadi. Hendaknya orang yang menerima

wakaf itu mempunyai kelayakan untuk memiliki. Hendaknya tidak

merupakan maksiat kepada Allah SWT.

Sīghat wakaf (ikrar) Sīghat adalah kata-kata atau pernyataan wakif

untuk mewakafkan benda miliknya. Menurut Hanafiyyah dan

Hanabilah, ikrar wakaf tidak memerlukan qabūl dari mauquf ‟alaih,

baik tujuan wakafnya tertentu atau bukan. Hal itu karena wakaf

merupakan tindakan tabarru‟ atau pelepasan hak milik, sehingga

qabūl tidak lagi diperlukan. Di sisi lain, ulama Malikiyyah,

Page 32: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

23

Syafi‟iyyah dan sebagian Hanabilah berpendapat, jika mauquf

‟alaihnya mu‟ayyan, maka harus dengan qabūl.

d) Nadzir (pengelola wakaf)

Umumnya fiqh tidak memasukkan naz}ir sebagai rukun wakaf.

Meski begitu ulama‟ sepakat wakif harus menunjuk nazir. Menurut

Rofiq, tidak dicantumkannya nazir sebagai rukun karena wakaf

merupakan tindakan tabarru‟. Nazir bertugas mengurus, menjaga,

menyalurkan hasil wakaf kepada mauquf ‟alaih, ataupun melakukan

setiap usaha agar benda wakaf berproduksi, dan dimanfaatkan sesuai

tujuan wakaf. Sebab tidak mungkin wakaf dapat produktif apabila

tidak ada pihak yang mengelolanya.

3. Wakaf dalam Sistem Perundang-undangan di Indonesia.

Perkembangan wakaf di Indonesia tak lepas daripada aturan-aturan

yang mengikat sejak zaman orde lama ataupun kemerdekaan, garis besar

filosofi yang dibangun di dalam pengunaan, tata cara, maupun peruntukan

wakaf adalah bersumber dari hukum islam yang terdapat di dalam kitab-

kitab fiqih, azas keseimbangan dalam kehidupan ataupun keselarasan

dalam hidup merupakan asas hukum yang universal, asas itulah yang

menjadi dsar dari perwakafan. Wakaf bertujuan untuk beribadah dan

mengabdi kepada Tuhan semesta aalam Allah SWT. Titik keseimbangan

tersebut pada dasarnya akan menciptakan keselaran dirinya dengan hati

nuraninya untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban dalam hidup.

Asas keseimbangan akan menjadi asas pembangunan, baik di alam dunia

maupun akhirat, yaitu perpaduan antara spirit dan materi serta individu

dan masyarakat luas.

Asas pemilikan harta benda adalah tidak sepenuhnya mutlak, terdapat

kewajiban moral dan bertanggunjawaban dalam pemilikan harta.

Pengaturan harta manusia berhubungan dengan materil merupakan suatu

Page 33: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

24

yang esensial. Pengaturan kepemilikan harta benda menyangkut dalam

bidang hukum, sedangkan pemnafaatannya menyangkut bidang ekonomi

yang terjalin erat satu sama lain. Harta benda di alam dunia ini hakikatnya

dalah milik Allah, sedangkan kepemilikannya merupakan sebuah amanah

(kepercayaan) yang mengandung arti penggunaan harta benda tersebut

harus sesuai dengan prinsip-prinsip Allah. Apabila seorang muslim

mewakafkan sebidang tanahnya untuk pemeliharaan bidang pendidikan

ataupun rumah ibadah, maka sejak diikrarkan harta wakaf tanah tersebut

lepas dari pemilikan wakif (orang yang mewakafkan) dsn menjadi hak

Allah dan menjadi amanat dari nadhir (pengelola wakaf) untuk

mengelolanya.

a) Nazhir

Nazhir adalah pihak yang mengelola harta benda wakaf dari wakif

untuk dikelola dan digunakan sesuai dengan peruntukannya.

Kekuasaan Nazhir dalam harta wakaf sebatas dalam pengelolaan,

bukan kepemilikan. Nazhir dalam prakteknya dapat berupa

perseorangan, organisasi, maupun badan hukum. Nazhir dalam

pengelolaan tanah wakaf dilarang menjual, menggadaikan, ataupun,

menyewakan tanah wakaf tanpa seijin pengadilan. Sehingga dengan

demikian keberadaan harta wakaf yang ada di tangan nazhir dapat

dipertanggungnjawabkan secara moral dan hukum.

1. Jenis Harta Benda Wakaf, Akta Ikrar Wakaf, dan Pejabat pembuat

Akta Ikrar Wakaf

a. Jenis Harta Benda Wakaf

Sesuai dengan Undang-undang Wakaf Nomor 41 tahun

2004. Jenis harta wakaf berupa benda tidak bergerak, benda

bergerak selain uang, benda bergerak selain uang

1. Benda tidak bergerak seperti :

Page 34: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

25

a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan baik yang sudah maupun belum

terdaftar;

b. Bangunan atau sebagian bangunan yang berdiri diatas

tanah sebagaimana dimaksud di huruf a;

c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;

d. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan

prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan

2. Benda bergerak :

a. Benda yang dapat dipindah tempatkan;

b. Benda bergerak yang terbagi menjadi beberapa benda

bergerak yang dapat dihabiskan maupun tidak

pemakaiannya;

c. Benda bergerak yang dapat dihabiskan karena

pemakaian seperti minyak dan air.

d. Benda bergerak yang tidak dapat dihabiskan karena

pemakaiannya.

3. Benda bergerak selain uang

a. Hak inteletual;

b. Saham;

c. Surat utang negara;

d. Hak paten, dsb.

b. Akta Ikrar Wakaf.

Pembuatan akta ikrar wakaf benda tidak bergerak wajib

memenuhi persyaratan dengan menyerahkan sertipikat hak

atas tanah atau sertipikat satuan rumah susuan yang

Page 35: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

26

bersangkutan atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya.

Adapun tata cara pembuatan akata ikrar wakaf sebagai berikut:

1. Penyataan kehendak wakif dituangkan dalam bentuk akata

ikrar wakaf sesuai dengan jenis harta benda yang

diwakfkan, diselenggarakan dalam Majelis Ikrar wakaf

yang dihadiri oleh nazhir, Mauquf alaih, dan minimal 2

(dua) orang saksi;

2. Kehadiran nazhir dan mauquf alaih dalam Majelis Ikrar

Wakaf untuk wakaf benda bergerak berupa uang dapat

dinayatakan dengan surat pernyataan nazhir dan/atau

mauquf alaih;

3. Dalam hal mauqu alaih adalah masyarakat luas maka

kehadiran mauquf alaih dalam Majelis Ikrar Wakaf tidak

disyaratkan;

4. Pernyataan kehendak wakif dapat berupa wakaf khairi

maupun wakaf ahli

5. Wakaf ahli yang diperuntukkan bagi kesejahteraan umum

sesama kerabat berdasarkan hubungan darah dengan wakif;

6. Dalam hal sesama kerabat dari wakaf ahli telah punah,

maka wakaf ahli secara hukum beralih statusnya menjadi

wakaf khairi yang peruntukannya ditetapkan oleh menteri

berdasarkan pertimbangan BWI.

Adapun apabila dalam kasus perbuatan wakaf belum

dituangkan dalam akat ikrar wakaf sedangkan perbuatan

wakaf sudah diketahui dengtan berbagai petunjuk dan 2 (dua)

orang saksi tidak dimungkinkan karena sudah meninggal

dunia atau tidak diketahui lagi keberadaanya, maka dibuat

Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Mengenai

Page 36: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

27

mekanisme pernyataan ikrar wakaf akan dijelaskan sebagai

berikut :

1. Wakif menyatakan ikrar wakaf dihadapan nazhir di

hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf dalam

Mejelis Ikrar Wakaf.

2. Ikrar wakaf diterima oleh Mauquf alaih dan harta benda

wakaf diterima oleh nazhir untuk kepentingan mauquf

alaih.

3. Ikrar aktawakaf yang dilaksanakan oleh wakif diterima

oleh nazhir dan dituangkan dalam Akta Ikrar Wakaf oleh

PPAIW.

4. Akta Ikrar Wakaf paling sedikit memuat:

1. Nama dan identitas wakif;

2. Nama dan identitas Nazhir;

3. Nama dan identitas saksi;

4. Data dan keterangan harta benda wakaf;

5. Peruntukan harta benda wakaf (mauquf alaih);

6. Jangka waktu wakaf.

5. Dalam hal wakif adalah badan hukum maka nama yang

dicantumkan adalah nama pengurus atau direksi badan

hukum sesuai anggaran dasar badan hukum tersebut.

6. Dalam hal nazhir adalah badan hukum maka nama dan

identitas nzhir yang dicantumkan dalam akta adalah nama

yang ditetapkan oleh pengurus organisasi atau badan

hukum sesuai dengan anggaran dasar masing-masing.

c. Tata cara Pembuatan Akta Ikrar Wakaf

Tata cara pembuatan akta ikrar wakaf benda tidak bergerak

dapat dilaksanakan sebagai berikut :

1. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

Page 37: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

28

2. PPAIW meneliti kelengkapan persyaratan administrasi

perwakafan dan keadaan fisik benda wakaf;

3. Dalam hal ketentuan dalam huruf b terpenuhi, maka

pelaksanaan ikrar wakaf dinyatakan sah apabila dilakukan

dalam Majelis Ikrar Wakaf;

4. Akta Ikrar Wakaf yang telah ditandatangani oleh wakif,

nazhir, 2 (dua) orang saksi, dan/atau mauquf alaih disahkan

oleh PPAIW;

5. Salinan Akta Ikrar Wakaf disampaikan kepada :

a. Nazhir;

b. Wakif;

c. Mauquf alaih;

d. Kantor pertanahan kabupaten atau kota tempat tanah

tersebut berada;

e. Instansi berwenang lainnya.

d. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf

Berikut akan dijelaskan secara mendalam perihal

mengenai PPAIW (Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf) :

1. PPAIW harta benda wakaf tidak bergerak berupa tanah

adalah kepala KUA dan/atau pejabat yang

menyelenggarakan urusan wakaf.

2. PPAIW harta benda wakaf bergerak selain uang adalah

kepala KUA dan/atau pejabat lain yang ditunjuk menteri.

3. PPAIW harta benda wakaf bergerak berupa uang adalah

Pejabat Lembaga Keuangan Syariah paling rendah

setingkat kepala seksi LKS yang ditunjuk oleh menteri.

4. Ketentuan tersebut tidak menutup wakif untuk membuat

Akta Ikrar Wakaf di hadapan Notaris.

Page 38: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

29

5. Persyaratan notaris sebagai pembuat akta ikrar wakaf

ditetapkan oleh menteri.

e. Perubahan dan Pengalihan harta wakaf.

Prinsip dalam ajaran islam benda wakaf tidak diperbolehkan

dijual, diwariskan, maupun dihibahkan. Namun apabila benda

wakaf tersebut tidak bermanfaat lagi boleh untuk dilakukan

perubahan ataupun pengalihan. Undang-undang wakaf telah

mengatur perihal perubahan dan pengalihan benda wakaf,

walaupun secara hakikat harta benda wakaf dilarang untuk :

1. Dijual;

2. Dijadikan jaminan;

3. Disita;

4. Diwariskan;

5. Ditukar;

6. Dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya;

7. Dihibahkan.

Namun hal tersebut dapat dikecualikan dengan izin menteri

atas pertimbangan dari BWI (Badan Wakaf Indonesia). Namun

harta benda wakaf yang telah diubah statusnya karena

ketentuan pengecualian tersebut wajib ditukar dengan harta

benda yang manfaat dan nilai tukar yang sekurang-krangnya

sama dengan harta benda wakaf semula.

f. Tujuan Peruntukan dan Manfaat Wakaf

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,

mendefiniskan Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk

memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda

miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

Page 39: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

30

waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan

ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari‟ah.

Dijelaskan lebih jauh bahwa dalam rangka mencapai tujuan

dan fungsi wakaf, harta benda wakaf hanya dapat

diperuntukan bagi:

1. sarana dan kegiatan ibadah;

2. sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;

3. bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatim piatu,

bea siswa;

4. kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau

5. kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak

bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-

undangan.

Adapun manfaat wakaf adalah :

1. Mendidik manusia untuk bershadaqah dan selalu

mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan

pribadi.

2. Membantu, mempercepat perkembangan agama islam,

baik sarana, prasarana umum berbagai perlengkapan

yang diperlukan dalam pengembangan agama.

3. Membantu masyarakat dalam membantu memenuhi

kebutuhan hidupnya atau memecahkan permasalahan

yang timbul

4. Dapat membantu dan mencerdaskan masyarakat,

misalnya wakaf buku, Al-Qur‟an dan lain-lain.

5. Menghimpun kekuatan dalam masyarakat, baik lahir

maupun batin, baik materiil maupun spiritual.

Page 40: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

31

D. Kerangka Teori

Tanah wakaf produktif dalam hal pemanfaatan adalah suatu terobosan

dalam pembangunan dan pembinaan ekonomi islam yang berdaulat. Hukum

sebagai sarana rekayasa sosial mempunyai andil bagian yang besar dalam

pembangunan ekonomi keislaman yang menyeluruh terutama melalui produk-

produk hukum yang dihasilkan menyangkut ekonomi, berikut akan dijabarkan

2 (dua) teori dasar dalam pemanfaatan tanah wakaf produktif yaitu teori

kemanfaatn hukum dan kemaslahatan.

1. Teori kemanfaatan hukum

Jeremy Bentham dalam bukunya “Introduction to the Morals of

Legislation” berpendapat bahwa hukum bertujuan untuk mewujudkan

semata-mata apa yang berfaedah bagi orang. Dan oleh karena apa yang

berfaedah bagi orang mungkin dapat merugikan orang lain, maka menurut

teori utilities tujuan hukum adalah menjamin kebahagiaan sebesar-

besarnya pada sebanyak-banyaknya orang. Kepastian hukum bagi

perseorangan merupakan tujuan utama hukum.

Dalam pandangan ini pendapat dari Jeremy Bentham dititikberatkan

pada hal-hal yang berfaedah dan bersifat umum8. The great number of the

great happiness adalah gambaran umum tentang teori utilitarianisme.

Utilitarianisme atau utilism merupakan aliran filsafat hukum. Filsafat

hukum sebagai ajaran ilmu dari teori hukum da sebagai ajaran

pengetahuan mewujudkan sebuah meta-disiplin berkenaan dengan teori

hukum tidak memerlukan penjelasan lebih jauh mengingat filsafat hukum

8 Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta;

2002, h 44.

Page 41: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

32

itu disini mengambil sebagian dari kegiatan-kegiatan itu sendiri sebagai

objek studi9.

Aliran Utilitarianime jika dilihat lebih jauh dapat sampai pada aliran

positivism karena aliran ini sampai pada kesimpulan bahwa tujuan hukum

adalah menciptakan Susana ketertiban masyarakat luas ditambah dengan

kemanfaatan yang sebesar-besarnya pada masyarakat luas. Tokoh penting

dari aliran ini adalah Jeremy Bentham yang berpendapat bahwa alam ini

menempatkan manusia dalam kekuasaan kseusahan dan kesenangan.

Kesenangan dan kesusahan memiliki gagasan-gagasan semua pendapat

dan semua ketentuan-ketentuan dipengaruhi olehnya. Tujuan dari hukum

adalah mencari kesenangan dan menjauhi kesusahan. Pandangan yang

lugas dari Jeremy Bentham adalah beranjak dari perhatiannya yang besar

dari individu. Jeremy Bentham berpendapat yang pertama adalah hukum

dapat memberikan jaminan kebahagiaan pada setiap individu, bukan

langsung kepada masyarakat secara luas. Walaupun demikian, Bentham

tidak menyangkal bahwa disamping kepentingan individu dalam

mengejar kebahgiaan sebesar-besarnya harus ada batasan. Jika dibiarkan

bebas akan terjadi apa yang dinamakan homo homoni lupus (manusia

menjadi serigala bagi manusia lainya).

Menurut Friedman ada dua kekurangan dari pemikiran Bentham.

Pertama adalah rasionalisme Bentham yang abstrak dan doktriner

mencegahnya melihat individu sebagai kesatuan yang kompleks. Hal ini

menyebabkan terlalu melebih-lebihkan kekuasaan pembuat undang-

undang dan mermehkan adanya individualisme kebijakan dan keluwesan

dalam penerapan hukum. Ia juga yakin dengan kemungkinan kondisfikasi

ilmiah yang lengkap melalui prinsip-prinsip yang rasional, sehingga dia

tidak lagi menghiraukan perbedaan-perbedaan nasional dan historis.

9 H.R Otje Salman, Anthon F Susanto, Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan, dan

Membuka kembali), PT Refika Aditama : 2007, h 58.

Page 42: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

33

Padahal pengalaman terhadap kondisfikasi di berbagai negara

menunjukkan bahwa penafsiran yang elsastis dan bebas dari hakim

senantiasa dibutuhkan. Kelemahan kedua adalah kegagalan Bentham

menunjukkan konsepsinya sendiri mengenai keseimbangan antara

kepentingan individu dan masyarakat10

. Hukum yang tidak bermanfaat

adalah hukum yang semu, keadilan hukum dan kepastian hukum tak akan

dapat tercipta secara sempurna apabila kemanfaatan hukum itu sendiri

belum tercapai.

2. Teori Kemaslahatan Hukum

Tujuan dari Syara‟ secara substansial adalah kemaslahatan umum

(public interest) dalam kehidupan manusia. Kemaslahatan hukum itu

mempunyai garis-garis aturan yang dinamis atau fleksibel yang wajib

mengikuti perkembangan zaman. Nilai-nilai syara‟ yang sesuai dengan

pertimbangan kemaslahatan umum menjadi solusi praktis sekaligus

alternative terhadap kompleksivitas permasalahan kehidupan manusia.

Kemaslahatan umum dalam perspektif hukum islam adalah suatu hal

yang prinsip, walaupun para ulama mempunyai perbedaan pandangan

yang berbeda-beda mengenai criteria kemaslahatan tersebut.

Secara sederhana maslahat (al-maslahah). Diartikan sebagai sesuatu

yang baik atau sesuatu yang bermanfaat. Secara leksikal, menuntut ilmu

mengandung suatu kemaslahatan, maka dari itu menuntut ilmu berarti

mengandung arti diperolehnya manfaat secara lahir dan batin. Imam

Ghozali berpendapat teori kemaslahatan dalam kerangka mengambil

manfaat dan menolak kemudaratan untuk memelihara tujuan-tujuan

syara‟. Jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh ushuliyyin mahzab Syafi‟I

yang lain, kajian Al-Ghazali tentang maslahah-mursalah dapat dianggap

paling dalam dan luas. Pembahasan Al-Ghazali tentang maslahah

10

Sukarno Aburaera, Maskun Muhadar, Filsafat Hukum Teori dan Praktik, Prenada Media

Group, Jakarta: 2013, h 111-113.

Page 43: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

34

mursalah ini dapat ditemukan dalam empat kitab ushul fiqhnya, yaitu Al-

Mankhul, Asas Al-Qiyas, Syifa Al-Galil, dan Al-Mustafa. Kitab yang

disebut terakhir merupakan kitab yang paling komprehensif sehingga

dapat dianggap merepresentasikan pandangan-pandangannya tentang

konsep maslahah11

.

E. TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU

Penelitian ini mempunyai relevansinya dengan beberapa penelitian

sebelumnya, kajian mengenai obligasi syariah terutama dengan

memproduktifkan asset yang menganggur memang jarang dikaji, terutama

dalam hal ini perihal tanah wakaf. Berdasarkan penelaahan penulis, penulis

menemukan beberapa kajian mengenai model-model pembiayaan tanah wakaf

produktif, serta cakupan asset turunan yang dapat digunakan pada tanah wakaf

di Indonesia melalui obligasi syariah diantaranya sebagai berikut :

Ade Oktariatas Skripsi ini ditulis di Universitas Lampung dengan

judul Obligasi Syariah (Sukuk) dengan Akad Ijarah Ditinjau dari Hukum

Islam.. Skripsi ini membahas mengenai Obligasi Syariah dengan akad sewa

atau upah baik dalam obligasi yang diterbitkan dalam regulasi hukum islam

dan hukum positive. Kajian utama yang dibahas oleh Ade Oktariatas adalah

akad ijarah atau sewa/upah daam penerbitan obligasi syariah dalam tatanan

negara maupun korporasi disertai juga dengan tinjauan dalam fatwa Majelais

Ulama Indonesia.

Pembedaaan penelitian ini yaitu lebih berkonsentrasi pada obligasi

syariah yang diterbitkan oleh korporasi secara lebih mendalam dan terperinci

sesuai dengan aturan baru dari Otoritas Jasa Keuangan. Jika perihal mengenai

obligasi syariah negara atau biasa di dalam undang-undang disebut surat

berharga syariah negara di dalam Undang-undang nomor 19 tahun 2008

11

Suratmaputra, Ahmad Munif, Filsafat Islam Al-Ghazali : Maslahah Mursalah dan

relevansinya dengan Pembaharuan Hukum Islam, Pustaka Firdaus, Jakarta : 2002, h, 106.

Page 44: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

35

tentang SBSN memang masih jarang dibahas namun penulis lebih meneliti

tentang obligasi syariah korporasi12

.

Lu‟luah Mahmudah dengan judul Pengaruh Dana Obligasi Syariah

terhadap Pendapatan Bank Syariah (Periode tahun 2003-2008) studi kasus

pada bank muamalat Indonesia. Skripsi ini ditulis oleh di Fakultas Syariah dan

hukum UIN Jakarta. Skripsi ini berkonsentrasi pada obligasi Syariah yang

terdapat pada Bank Muamalat dan hanya terpaku pada tahun 2003-2008

beserta pengaruhnya dalam hal pendapatan in come bank tersebut dengan

reentang waktu tertentu.

Perbedaan yang mencolok dengan penelitian ini adalah hanya ada satu

subjek yang dijadikan pelaku penerbit obligasi syariah hanya terbatas pada

bank muamalat dan pengaruhnya terhadap pendapatn bank muamalah,

sedangkan penulis sendri berkonsentrasi hanya pada asset tanah wakaf yang

tidak produktif untuk dijadikan underlying asset obligasi syariah bagi

korporasi13

.

Ahmad Furqan dengan judul Model-model Pembiayaan Tanah Wakaf

Produktif. Jurnal ini membahas mengenai Tanah wakaf yang tidak produktif

dan tata cara pemanfaatannya agar diberdayakan secara produktif. Serta

membahas model-model pembiayaannya dengan akad-akad tertentu yang

dapat diberdayakan jurnal ini mengedepankan akad-akad apa saja yang dapat

dberdayakan dalam pembiayaan pengembangan tanah wakaf produktif beserta

penjelasan-penjelasannya secara komprehensif seperti akad ijarah,

mudaharabah, akad wakalah, akad salam dan lain sebagainya.

12

Oktariatas KY Ade, Obligasi Syariah (Sukuk) dengan Akad Ijarah ditinjau dari Hukum

Islam, Skripsi Universitas Lampung, Lampung : 2017, h 1

13

Mahmudah Lu‟luah, Pengaruh Dana Obligasi Syariah terhadap Pendapatan Bank Syariah

(Periode tahun 2003-2008) studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia, Skripsi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Banten : 2010, h 1.

Page 45: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

36

Pembedaannya penelitian ini dengan sebelumnya adalah terletak pada

konsentrasi dalam macam-macam akad yang bisa dilakukan dalam

pembiayaan tanah wakaf dalam sudut pandang hukum islam, seperti

musyarakah, wakalah, ijarah, dll, dan bagaimana pemanfaatannya secara

hukum positive apakah dapat diberdayakan atau tidak14

.

Dede Abdul Fatah dengan judul Perkembangan Obligasi Syariah di

Indonesia : Analisis Peluang dan Tantangan. Jurnal ini dibuat oleh Dede

Abdul Fatah yang membahas mengenai peluang obligasi syariah untuk

menjadi sumber daya produktif umat islam sebagai sarana pensejahtera

masyarakat islam terutama dalam hal asset umat yang terbengkalai. Serta

membahas peluang dan tantangan obligasi syariah di Indonesia di masa depan

apakah sudah dapat mengimbangi perkembangan obligasi konvensional atau

justru prospeknya akan menurun.

Pembedaannya penelitian ini lebih berkonsentrasi pada peluang yang

bisa didapat negara apabila dapat mengoptimalkan sukuk secara optimal

seperti di negara-negara lain, terutama memberdayakan dana yang melimpah

ruah pada umat islam. Serta perkembangan sukuk dari masa ke masa yang

berlatang belakang sejarah obligasi syariah itu sendiri15

.

Iin Emy Prastiwi dengan judul Pengembangan Instrument Sukuk

dalam Pembangunan Infrastruktur.Jurnal ini membahas mengenai potensi

pegembangan obligasi syariah dalam bidang infrasruktur dan macam-macam

model pembiayaan infrastruktur melalui sukuk itu sendiri, jurnal dalam tulisan

ini lebih menekankan kepada pengembangan sukuk atau biasa disebut Surat

Berhara Syariah Negara (SBSN) mengingat Indonesia saat ini menerapkan

kebijakan ekonomi ekspansive dalam hal pembiayaan infrastruktur guna

14

Furqan ahmad, Model-model Pembiayaan Tanah Wakaf Produktif, Jurnal Economica

Universitas Islam Negeri Wali Songo, Semarang:2014., h 1

15

Dede Abdul Fatah,Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia : Analisis Peluang dan

Tantangan, Jurnal Innovatio Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat : 2011,h 1.

Page 46: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

37

peningkatan perekonomian maka pemerintah dapat pula menjadi obligasi

syariah menjadi alternative dalam hal pembiayaan infrastruktur tersebut selain

alternative meminjam uang kepada bank dunia atau IMF maupun mendorong

investor asing menanamkan modalnya di Indonesia.

Pembedaannya penelitian ini membahas instrument sukuk khusus

dalam pembangunan infrastruktur, sukuk dinilai dapat menjadi alternative

pembiayaan infrastruktur yang efisien apabila diberdayakan dengan benar dan

disajikan dengan format pembiayaan yang menarik dan menjanjikan, maka

bukan suatu kemustahilan akan banyak obligasi syariah terutama obligasi

syariah negara menjadi sarana sumber pemasukan yang efektif dan dapat

diandalkan dalam hal pembangunan pembiayaan infrastruktur sedangkan

penulis lebih menekankan tanah wakaf yang produktif dalam hal ini tanah

wakaf yang ada di Desa Bantarjati, Majalengka, Jawa Barat16

.

Nasarudin Irsan dengan buku yang berjudul Aspek Hukum Pasar

Modal Indonesia. Buku ini menjelaskan mengenai pasar modal di Indonesia

secara luas dengan cakupan substansial berupa pasar modal konvensional

maupun pasar modal syariah, beserta aspek-aspek hukum yang menaunginya.

Buku ini membahas dimulai dari saham, saham syariah, obligasi, dan obligasi

syariah secara terperinci dan bagaimana pengaturannya secara yuridis sejauh

ini di Indonesia.

Perbedaan yang paling mencolok adalah penulis hanya menjabarkan

secara lebih spesifik menganai obligasi syariah terutama di bidang korporasi

tidak secara luas dan menyeluruh beserta model-model pembiayaan tanah

wakaf produktif dalam hal akad-akad bisnis islam yang dapat disesuaikan

dengan hukum positive17

.

16

Iin Emy Prastiwi, Pengembangan Instrument Sukuk dalam Pembangunan Infrastruktur,

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam STIE AAS Surakarta, 2017, h 1

17

Nasarudin Irsan dkk, Aspek hukum Pasar Modal Indonesia, Kencana, Jakarta : 2004, h 1.

Page 47: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

38

BAB III

GAMBARAN UMUM TANAH WAKAF DI

KAWASAN MASJID AGUNG JAWA TENGAH , SEMARANG

A. Deskripsi Umum dan Potensi Tanah Wakaf di Kawasan Masjid Agung Jawa

Tengah, Semarang

Tanah wakaf di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah merupakan tanah wakaf

yang ikonik sebagai simbol khazanah keislaman dan juga wisata religi umat islam

khususnya berkenaan dengan islam di tanah jawa. Masjid ini dibangun pada hari

Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana

yang dilakukan Menteri Agama Ri, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH.

MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto, akhirnya Masjid

Agung Jawa Tengah Ini diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang

Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006. Meskipun baru diresmikan pada

tanggal 14 Nopember 2006, namun masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh

sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini telah digunakan ibadah shalat jum’at

untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H. M.

Chabib Thoha, MA, Kakanwil Depag Jawa Tengah.

Berdasarkan data Badan Kesejahteraan Masjid Kota Semarang tahun 2005,

luas tanah banda wakaf Masjid Agung Semarang adalah 1.316.733 meter yang

tersebar di Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, dan Kota Semarang1. Adapun

Masjid Agung Jawa Tengah terletak di Jl. Gajah Raya No. 128, Sambirejo,

Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah yang dikenal strategis dalam lalu lintas

perekonomian Kota Semarang, sehingga tanah wakaf Di Kawasan Masjid Agung

Jawa Tengah memiliki berbagai potensi ekonomi yang menggiurkan. Biaya

pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah ditaksir menelan senilai Rp. 198.

11

Usman Nurodin, Pengelolaan Wakaf Produktif untuk Kesehatan (Studi Kasus Bandha

Wakaf Masjid Agung Semarang), MUADDIB Vol. 04, No 02 Juli-Desember, 2014, Semarang : 2014,

h. 3.

Page 48: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

39

000.000.000, dan dana tersebut berasal dari APBD Provinsi Jawa Tengah. Masjid

Agung Jawa Tengah berdekatan dengan daerah Simpang Lima yang menjari urat

nadi perekonomian Kota Semarang yang dapat ditempuh kurang lebih sekitar 10

menit dengan kendaraan bermotor. Stasiun Tawang yangterkenal karena ribuan

orang setiap hari menjadikannya sebagai moda transportasi juga dekat dengan lokasi

Masjid Agung Jawa Tengah yang berjarak kurang lebih sejauh 4 Km, dan hanya

kurang lebih 6 Km dari terminal, serta potensi perjalanan internasional dengan

adanya Bandara Ahmad Yani yang berjarak hanya 12 Km dari Masjid Agung Jawa

Tengah atau 40 menit dengan menggunakan kendaraan.

Kota Semarang memiliki kekayaan karakteristik kehidupan sosial yang

berasal dari perpaduan etnis, budaya dan agama dari masyarakat Jawa, Tionghoa,

Arab dan Melayu, yang menjadi daya tarik khas. Potensi sosial berupa keragaman

etnis, budaya dan agama masyarakat Kota Semarang tersebut dapat dikemas dalam

industri kreatif yang mengedepankan inklusi sosial, yaitu mencakup keterbukaan,

toleransi dan interaksi sosial. Selain khazanah wisata religi, tidak jauh dari Masjid

Agung Jawa Tengah, Kota Semarang menyimpan potensi tujuan lain dalam bidang

pariwisata diantaranya : Lawang Sewu, Sam Poo Kong, Tugu Pemuda, dan

Lapangan Simpang Lima. Selain wisata religi Masjid Agung Jawa Tengah juga

menyajikan wisata sejarah yang terdapat di Lawang Sewu, dan Sam Poo Kong.

Daerah berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa ini juga diapit oleh berbagai perguruan

tinggi ternama baik negeri maupun swasta, diantaranya : Universitas Negeri

Semarang, Universitas Diponegoro, UIN Walisongo, Universitas Ngudi Waluyo,

dan banyak lainnya. Potensi ekonomi di Masjid Agung Jawa Tengah bukan hanya

mengenai wisata religi dan sejarahnya, namun juga menyangkut industry kreatif dan

kuliner. Pertumbuhan investasi di Kota Semarang terus berkembang investasi di

kota Semarang rata-rata setiap tahun mencapai Rp17 triliun hingga Rp20 triliun.

Page 49: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

40

Pergerakan luar biasa, sebelum 2010 masih di bawah Rp1 triliun2. Banyak hotel-

hotel dan restaurant baru yang menjamur berdiri di Kota Semarang sehingga, tidak

diragukan lagi kawasan Masjid Agung Jawa Tengah di Kota Semarang menjadi

daerah baik bagi pertumbuhan bisnis

B. Fasilitas Penunjang di Kawasan Tanah Wakaf Masjid Agung Jawa Tengah,

Semarang

Masjid Agung Jawa Tengah mempunyai beberapa failitas penunjang bagi

wisatawan, baik domestic maupun mancanegara yang berada di sekitar Masjid

Agung Jawa Tengah, diantaranya : Menara Al-Husna, Convention Hall, Hotel

Graha Agung, Perpustakaan, Café, Museum, dll.

1. Hotel Graha Agung Hotel.

Hotel ini terletak di Masjid Agung, Jl. Gajah Raya, Sambirejo, Gayamsari,

Kota Semarang, Jawa Tengah, atau dengan kata lain masih dalam satu kawasan

tanah wakaf dengan Masjid Agung Jawa Tengah. Adapun fasilitas di hotel ini

antara lain :

a. Free Wifi

b. TV,

c. Air Conditioner (AC)

d. Agung Restaurant

e. Laundry

f. Parkir Luas & Security 24 Jam

Adapun terdapat berbagai variasi kamar yang tersedia antara lain :

Tipekamar

a. Deluxe : 3 Single Bed

b. Executive : 3 Single Bed

c. Suite : 1 King Size

2https://www.radioidola.com/2018/semarang-berpotensi-menjadi-masa-depan-

perekonomian-pulau-jawa/, diakses pukul 1.39, tanggal 8 November 2018.

Page 50: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

41

d. Family : 10 Single Bed

e. Extra Bed : 1 Single Bed

2. Convention Hall

Convention Hall (auditorium) merupakan sebuah bangunan yang multi

fungsi. Bangunan ini sering digunakan untuk acara-acara seperti: Wisuda, Pesta

pernikahan, maupun acara lainnya yang membutuhkan ruang cukup luas.

Bangunan ini mampu menampung hingga 2.000 orang, adapun fasilitasnya

yaitu :

a. AC 105 pk (on);

b. 2 LCD dan Roll Screen;

c. Kursi future/ susun 200 unit;

d. Ruang rias & 5 Kamar Ganti;

e. Ruang Transit;

f. Ruang Pantry;

g. Ijin Keramaian/ Kepolisian.

3. Office Hall

Masih di dalam kawasan MAJT terdapat Office Hall yang digunakan dalam

pesta pernikahan maupun pesta keluarga lainnya, adapun fasilitasnya yaitu :

a. Standing Party 700 Orang;

b. AC 600 pk (on);

c. Kursi future 100 unit;

d. Kamar Ganti;

e. 2 Ruang Serba Guna;

f. Panggung Pelaminan 3,6 x 9,6;

g. Panggung Hiburan 2,4 x 2,4.

4. Menara Al-Husna

Salah satu bangunan yang menjadi daya tarik di Masjid Agung Jawa Tangah

adalah Menara AL-HUSNA (Al-Husna Tower). Tinggi dari Menara AL-

HUSNA ini 99 meter, ittibak pada angka Al-Asmaul Husna. Pada bagian dasar

Page 51: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

42

menara terdapat Studio Radio DAIS (Dakwah Islam) dengan frekuensi siaran

107,9 FM yang diresmikan pada Sabtu Pon, 23 September 2006, bertepatan

dengan Upacara Tradisi Dugderan di Masjid Agung Jawa Tengah, oleh

Gubernur H. Mardiyanto. Selain itu, Lantai 2 dan 3 juga dilengkapi Museum

Kebudayaan Islam. Sampai di puncak menara pada lantai 19 disediakan 5

teropong yang bisa melihat pemandangan Kota Semarang3.

3 http://majt.or.id, diakses pukul 4.42, tanggal 8 november 2018.

Page 52: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

39

BAB IV

ANALISIS HUKUM SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH

WAKAF DI KAWASAN MASJID AGUNG JAWA TENGAH,

SEMARANG

A. Analisis Hukum Sukuk Korporasi Berbasis Aset Turunan Tanah Wakaf.

Al-Quran sebagai pedoman bagi umat islam di seluruh dunia menempati

urutan pertama dalam legalitas hukum yang wajib ditaati substansinya diatas

hadist. Wakaf sebagai sarana mendekatkankan serta menghambakan diri

kehadirat Allah SWT mempunyai sisi ekonomi dan ibadah yang bernilai guna

bukan hanya dalam sarana hubungan dengan Allah namun juga kemanfaatn

dengan sesama. Al-Quran telah membimbing manusia dari masa jahiliah

menuju pencerahan spiritual dan ekonomi bagi manusia. Berikut ayat di

dalam Al-Quran surah Al-Imran ayat 92 yang menerangkan dalil tentang

wakaf :

ا تحبون وما تنفقوا مه شي له تنالوا البر حتى تنفقوا مم

به عليم ء فإن للا

Terjemahan :

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum

kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang

kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”.

Dalam ayat ini menegaskan bahwa tidak akan meraih kebaikan sebelum

kalian menginfakkan sebagian harta yang kalian cintai1.Dan apa saja yang

1 M. Quraisy Shihab, al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pembelajaran dari Surah-Surah al-

Qur’an, Lantera Hati :Tangerang 2012, h. 121

Page 53: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

40

kalian infakkan, maka sesungguhnya Allah pasti megetahuinya. Anjuran

untuk bernafkah di jalan Allah swt apa yang disukai2. Mencampurkan yang

disukai atau yang tidak disukai pun dapat ditoleransi, tetapi itu bukan cara

terbaik untuk meraih kebajikan yang sempurna. Otoritas Jasa Keuangan sesuai

dengan Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan bertugas dan berwenang mengatur pengawasan kegiatan jasa

keuangan di pasar modal termasuk dengan pengaturan akad yang digunakan

di dalam efek syariah di pasar modal yang beralih dari Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Jika dilihat

secara umum tidak sepenuhnya akad-akad di dalam akad-akad hukum bisnis

islam dapat secara hukum mendapat pengakuan di dalam dunia pasar modal

maka sebab itu Otoritas Jasa keuangan mengeluarkan produk legislative

turunan dari Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan guna memberikan kejelasan dan kepastian hukum di dalam

penerbitan efek syariah. Bentuk yang dapat di telaah pada asset dasar tanah

wakaf agar dapat diaplikasikan di sebagai asset dasar bagi terbitnya sukuk

korporasi mengacu pada beberapa peraturan perundang-undangan yang akan

dijabarkan secara lebih komprehensif sebagai berikut :

1. POJK No 53/POJK.04/2015 tentang Akad yang digunakan dalam

Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.

Akad-akad yang digunakan di dalam penerbitan efek syariah

mempunyai karakteristik dan kemanfaatannya masing-masing, yang

berfungsi sebagai sarana penerbitan efek syariah. Otoritas Jasa Keuangan

telah menentukan efek-efek apa saja yang dapat digunakan di dalam

aplikasi penerbitan efek syariah dengan asset turunan tanah wakaf yang

tentunya sesuai dengan prinsip-prinsip keislaman berdasarkan tuntunan

Al-Quran dan Hadist yaitu :

2 M. Quraisy Shihab, al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pembelajaran dari Surah-Surah al-

Qur’an, Lantera Hati :Tangerang 2012, h. 122

Page 54: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

41

a) Ijarah

Ijarah di dalam POJK No 53/POJK.04/2015 tentang Akad yang

digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal adalah

perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa atau pemberi jasa

(mu’jir) dan pihak penyewa atau pengguna jasa (musta’jir) untuk

memindahkan hak guna (manfaat) atas suatu objek Ijarah yang dapat

berupa manfaat barang dan/atau jasa dalam waktu tertentu dengan

pembayaran sewa dan/atau upah (ujrah) tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu sendiri. ijarah berasal dari

kata ajara yang berarti sewa atau upah ijarah merupakan akad yang

paling sering dilakukan kaum pengusaha karena kebutuhan maupun

kepentingannya.

b) Mudharabah

Mudharabah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara pihak

pemilik modal (shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib)

dengan cara pemilik modal (shahib al-mal) menyerahkan modal dan

pengelola usaha (mudharib) mengelola modal tersebut dalam suatu

usaha. Dalam hal akad mudharabah wajib adanya kecakapan hukum

terutama dalam hal hukum islam pada setiap pihak mengenai hak dan

kewajiban yang akan dilaksanakan.

2. Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-

undang No 41 tahun 2004 tentang Wakaf

Adapun mengenai apakah korporasi dapat menjadikan tanah wakaf

sebagai asset dasar Sukuk yang mereka terbitkan. Jawaban permasalahan

tersebut dapat ditemukan di dalam Peraturan Pemerintah No 42 tahun

2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang No 41 tahun 2004 tentang

Wakaf terutama yang tertuang di dalam pasal berikut yaitu :

Page 55: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

42

Pasal 45

1. Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda

wakaf sesuai dengan peruntukan yang tercantum dalam AIW

2. Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk memajukan

kesejahteraan umum, nazhir dapat bekerjasama dengan pihak

lain sesuai dengan prinsip syariah.

Walaupun secara eksplisit tanah wakaf tidak dicantumkan dapat

digunakan guna asset turunan bagi emiten korporasi namun secara

implisit Pasal-pasal yang penulis tuliskan dapat dijadikan dalil

pembenar bahwa tanah wakaf dapat digunakan sebagai asset dasar

bagi penerbitan Sukuk, terutama di dalam Pasal 45 ayat (2) Peraturan

Pemerintah No 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang

No 41 tahun 2004 tentang Wakaf yang membolehkan nazhir

bekerjasama dengan pihak lain dalam mengelola tanah wakaf dalam

hal ini emiten yang bermaksud menerbitkan sukuk diatas tanah

wakaf. Adapun pihak lain di dalam pasal penjelasan adalah pihak-

pihak lain yang sekiranya dapat bekerjasama dalam pengembangan

harta benda wakaf. Sebagai contoh apabila tanah wakaf tersebut

digunakan untuk sarana pembangunan pesantren maka dapat

bekerjasama dengan kementerian agama, maupun Majelis Ulama

Indonesia. Adapun apabila dibangun untuk kepentingan usaha maka

dapat bekerjasama dengan perusahaan, koperasi, maupun Lembaga

swadaya Masyarakat lain. Semua itu dapat dilakukan dengan syarat

mutlak melalui prinsip-prinsip yang baik dan sesuai dengan agama

islam atau dengan kata lain wajib mengikuti prinsip-prinsip syariah.

Adapun mengenai tanah wakaf yang bekerjasama antara nazhir dan

pihak swasta dalam mengembangkan tanah wakaf secara produktif

Page 56: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

43

adalah kasus tanah wakaf Masjid Besar Kauman Semarang yang

bekerjasama dengan PT Sambirejo. Kasus lain adalah pengerjaan

tanah wakaf dalam rangka pembangunan Masjid Agung Jawa tengah

yang proyek tersebut nazhir bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah, Departmen Agama, Departemen Pekerjaan Umum,

Organisasi Kemasyarakatan Islam, Pemerintah Kota Semarang, dan

para cendekia. Dan dalam persetujuan pokoknya pembiayaan Masjid

Agung Jawa Tengah berasal dari APBD oleh DPRD Jawa Tengah.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BWI bekerja sama

dengan Kementerian Agama dalam hal ini Direktorat Pemberdayaan

Wakaf, Majelis Ulama Indonesia, Badan Pertanahan Nasional, Bank

Indonesia, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Islamic

Development Bank, dan berbagai lembaga lain. Tidak tertutup

kemungkinan BWI juga bekerja sama dengan pengusaha/ investor

dalam rangka mengembangkan aset wakaf agar menjadi lebih

produktif3.

B. Landasan Hukum Peruntukan Penggunaan Tanah Wakaf sebagai Asset

Turunan Sukuk di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang.

Secara yuridis analitis wakaf adalah adalah perbuatan hukum wakif untuk

memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk

dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

kepentingannya demi keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum

menurut syari’ah. Pasal 5 Undang-undang No 41 tahun 2004 tentang Wakaf

menerangkan Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis

harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan

kesejahteraan umum. Namun apakah harta benda berupa tanah wakaf dapat

3 https://bwi.or.id/index.php/in/tentang-bwi/tugas-dan-wewenang.html. diakses pukul 2.17

WIB , Tanggal 5 November 2018.

Page 57: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

44

dijadikan aset turunan bagi emiten korporasi. Untuk lebih jelasnya secara

yuridis di dalam Undang-undang No 41 tahun 2004 tentang Wakaf harta

benda wakaf diklasifikasikan sebagai berikut :

Pasal 16

1. Harta benda wakaf terdiri dari :

a. Benda bergerak

b. Benda tidak bergerak

2. Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a meliputi :

a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan baik yang sudah maupun belum

terdaftar;

b. Bangunan atau sebagian bangunan yang berdiri diatas

tanah sebagaimana dimaksud di huruf a;

c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;

d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan

prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan.

Tanah pada hakikatnya adalah benda tidak bergerak sebagaimana

disebutkan di dalam Pasal 16 ayat (2) huruf a undang-undang Wakaf, baik

yang sudah didaftarkan pada negara maupun yang belum didaftarkan.

Tanah dapat dijadikan benda wakaf baik di dalam ketentuan agama maupun

perundang-undangan. Tanah wakaf wajib mempunyai Akta Ikrar Wakaf

yang berisi identitas pewakaf, nazhir, maupun peruntukan tanah wakaf

tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam Undang-undang No 41

tahun 2004 tentang Wakaf sebagai berikut :

Page 58: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

45

Pasal 21

1. Ikrar Wakaf dituangkan di dalam Akta Ikrar Wakaf

2. Akta Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling

sedikit memuat :

a. Nama dan identitas wakif;

b. Nama dan identitas Nazhir;

c. Nama dan identitas saksi;

d. Data dan keterangan harta benda wakaf;

e. Peruntukan harta benda wakaf (mauquf alaih);

f. Jangka waktu wakaf

Tanah wakaf yang sudah diwakafkan secara resmi menjadi tanggungjawab

nazhir sebagai pengelola baik secara temporer atau sementara maupun

selamanya. Adapun nazhir wajib mengelola tanah wakaf tersebut sesuai

dengan peruntukan tanah wakaf yang telah tertuang di dalam Akta Ikrar

Wakaf. Adapun bagi nazhir yang melanggar peruntukan tanah wakaf untuk

kepentingan keuntungan diri sendiri tanpa adanya kebolehan secara hukum

dapat dikenakan pidana seperti menjual tanah wakaf, bangunan wakaf dan

lain sebagainya maka dapat dikenakan pidana sesuai ketentuan Pasal 67

Undang-undang No 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Adapun peruntukan

penggunaan dari tanah wakaf dijelaskan dalam Undang-undang No 41 tahun

2004 tentang Wakaf sebagai berikut :

Pasal 22

Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda

wakaf hanya dapat diperuntukkan menjadi :

1. sarana dan kegiatan ibadah;

2. sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;

3. bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatim piatu, bea

siswa;

Page 59: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

46

4. kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau

5. kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak

bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-

undangan.

Harta benda wakaf sebagaimana secara yuridis dijelaskan di dalam Pasal

22 ayat (4) Undang-undang wakaf dapat digunakan sebagai kemajuan dan

peningkatan ekonomi umat, dalam hal ini, nazhir dapat menggunakan tanah

wakaf sebagai kegitan usaha yang dikerjakan oleh nazhir sendiri maupun

disewakan untuk orang lain. Adapun apabila ditelaah lebih jauh nazhir dapat

bekerjasama secara situasional kepada pihak-pihak lain dalam

mengembangkan tanah wakaf, seperti pendirian pesantren dapat dengan

kementerian agama, pendirian koperasi dengan lembaga terkait, ataupun

pendirian kantor dengan pelaku usaha berupa perusahaan.

C. Model-model Sukuk Berbasis Aset Turunan Tanah Wakaf di Kawasan

Masjid Agung Jawa Tengah Semarang.

Sukuk adalah surat berharga yang diprediksi akan semakin berkembang

pesat di masa yang akan datang. Di dalam sukuk penerbit membayar bagi

hasil atas sukuktersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara

periodik, dan pada akhirnya memberikan nilai modal tersebut pada saat jatuh

tempo dengan mengembalikan jumlah pokok dana yang disertakan sebagai

modal perusahaan ditambah bagi hasil dari pengguna dana4. Ada dua model

sukuk yang dapat diterapkan di atas tanah wakaf ataupun tanah dengan

bangunan diatasnya.

1. Sukuk Mudharabah

Sukuk mudharabah merupakan instrument investasi yang

memungkinkan pengembangan dana dalam bentuk penyertaan dana

4 Fadlillah Muhammad, Konsep, Teori, dan Praktik Sukuk, Jurnal Al-Iqtishad Volume V, No.

2, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Tula, Federasi Rusia, Juli 2013. h.323.

Page 60: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

47

dalam berbagai unit dalam nilai yang sama dalam bentuk sukuktercatat

yang mencerminkan kepemilikan atas asset, dengan kata lain

sukukmudharabah adalah kontrak pembiayaan pemodal dengan pemilik

proyek atau perusahaan dengan ketentuan pemilik proyek/perusahaan

dapat menggunakan dana tersebut dengan memberikan keuntungan yang

telah disetujui pada saat emisi obligasi.

Sukuk mudharabah harus mencerminkan kepemilikan pemodal

sebagai ikatan untuk membiayai proyek pengembangan usaha pada

perusahaan secara spesifik, pemegang sukukberhak atas kepemilikan

yang berhubungan dengan proyek atau perusahaan meliputi penjualan,

hadiah, hipotek, dan semacamnya. Setelah masa sukuk habis, maka

pemilik sukukakan menerima pokok modalnya, atau mengkonversikan

pada surat berharga lainnya.

Sukuk mudharabah memungkinkan kontrak kerjasama antara nazhir

dan emiten dalam mengelola tanah wakaf yang ada, dengan kerjasama

emiten sebagai pemilik modal sekaligus pengelola proyek wakaf dan

nazhir sebagai pengelola asset wakaf. Kerjasama antara nazhir dengan

korporasi terkait hanya bisa dilakukan apabila adanya kesepahaman dan

kesepakatan yang terjalin baik mengenai penggunaan tanah wakaf

tersebut. Pasal 1338 KUHPerdata telah memberikan penejlasan tentang

kebebasan berkontrak bagi setiap pelaku usaha dengan kriterianya

masing-masing, diantaranyaadanay kesepakatan, adanya objek, sebab

yang hal halal, serta kecakapan dalam bertindak mengenai hukum itu

sendiri. Akad mudaharabah sering digunakan dalam bertransaksi bisnis

karena keluwesan yang ada padanya, sehingga mudah diterapkan dalam

bertransaksi bisnis. Nazhir dalam akad mudharabah hanya mempunyai

akad pertanggungjawaban kepada korporasi bukan dengan investor

secara langsung. Korporasi mempunyai kewajiban dan hak kepada dua

belah pihak yang ia berakad padanya, yaitu nazhir dan juga investor yang

Page 61: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

48

mempercayakan modalnya kepada emiten tersebut. Masa kerjasama

antara nazhir dan korporasi berbeda-beda tergantung kesepakatan kedua

belah pihak, sebagai contoh untk pembanguna sarana perbelajaan nazhir

dan korporasi selaku korporasi dapat mengikat kontrak selama 30 tahun.

Kontrak mudharabah dalam penerbitan efek sejatinya telah diatur di

dalam POJK No 53/POJK.04/2015 tentang Akad yang digunakan dalam

Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Pertama-tama yang perlu

dilakukan adalah melihat potensi dari tanah wakaf tersebut, apakah dapat

dikembangkan atau tidak.. Dalam praktiknya emiten dan nazhir

bekerjasama dalam pembuatan proyek yang telah disetujui dan kemudian

keduanya melakukan penggarapan proyek secara bersama-sama dalam

kurun waktu tertentu, setelah waktu terlewat maka pembagian

keuntungan dibagi sebagaimana telah disepakati diawal, dana keuntungan

emiten akan dibagikan kepada pemegang efek, kemudian hasil

keuntungan nazhir akan digunakan demi kemajuan umat islam seperti

untuk fakir miskin, beasiswa dan lain sebagainya.

2. Sukuk Ijarah

Al-ijarah bersala dari kata al-ajr yang berarti (ganti). Sukukijarah

merupakan bentuk transaksi sukukdengan system pemilik modal

menyewakan modalnya dalam bentuk sekuritas yang kemudian

digunakan oleh emiten untuk membiayai proyek tertentu atau

mengembangkan perusahaan dengan memberikan harga sewa dan masa

penyewaan yang telah disepakati dengan kontrak di depan5.

Penentuan harga untuk sukuk ijarah menggunakan zero profit sharing

bond. Yaitu pemilik menyewakan modalnya dalam bentuk sukukyang

diterbitkan oleh emiten dengan nominal yang telah ditentukan, pemilik

5 Fadlillah Muhammad, Konsep, Teori, dan Praktik Sukuk, Jurnal Al-Iqtishad Volume V, No.

2, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Tula, Federasi Rusia, Juli 2013. h, 329.

Page 62: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

49

modal dan emiten menentukan kontrak sewa dengan menentukan kapan

habisnya masa sewa dan jumlah harga sewa yang harus dibayar.

Keuntungan pemilik modal mendapatkan mendapatkan pembayaran

sewa dengan mendiskonto harga sukukterhadap nominal di depan, dan

emiten tidak diharuskan memberikan bagi pemegang sukukijarah tetapi

harus mengembalikan asset yang disewanya, ketika masa sewanya telah

habis.

Karakteristik sukukijarah secara umum berasal dari hubungan

kerjasama dalam kontrak sewa, sebagai berikut : Pertama, ijarah sukuk

adalah surat-surat berharga yang mewakili kepemilikan dan

menggambarkan asset yang dikenal dan ada, yang diikat dengan suatu

kontrak sewa. Dengan maksud sukuk ijarah dapat diperjualbelikan di

pasar modal dengan harga sesuai yang ada di pasar modal itu sendiri.

Kondisi pasar secara umum mempengaruhi ekonomi dan pasar uang,

opportunity cost (arus kas dan harapan memperoleh keuntungan atas

pembiayaan baru), harga riil asset yang diinvestasikan dan kecenderungan

pasar yang spesifik berhubungan dengan surat-surat berharga dan

sukukijarah. Sukukijarah juga terpengaruhi oleh kemampuan penyewa

membayar sewa serta pemeliharaan asset.

Kedua pengharapan atas keuntungan bersih tidak dapat diharapkan

dengan pasti karena adanya biaya perawatan dan asuransi terhadap asset

yang disewakan sebagai konsekuensi atas kontrak sewa. Ketiga, sukuk

ijarah dapat diperjualbelikan sesuai kekuatan pasar. Keempat, sukukijarah

memberikan bentuk sekuritas yang fleksibel dari segi kelayakan pasar dan

managemen emisi, pemerintah, perusahaan swasta, karena menjanjikan

keuntungan yang bagus.

Page 63: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

50

Dalam praktiknya emiten melakukan penyewaan tanah wakaf selama

kurun waktu tertentu untuk pembangunan proyek yang ia rencanakan atau

usaha tertentu. Emiten melakukan kontrak penarikan modal dengan para

pemilik modal, dalam hal ini investor yang membeli efek syariah sukuk

berupa kupon dengan tenggat waktu pengembalian jatuh tempo tertentu.

Selanjutnya emiten melakukan akad dengan nazhir selaku pemegang hak

atas tanah wakaf tersebut. Akad ijarah yang dilakukan adalah penyewaan

tanah wakaf dimana keuntungan hasil sewa dari tanah wakaf tersebut

dijadikan oleh nazhir untuk disalurkan oleh umat islam dengan cara

bantuan bagi fakir miskin, beasiswa, maupun pembangunan tempat

ibadah. Investor atau pemodal mendapatkan keuntungan lewat asset yang

ia sewakan berupa tempat usaha yang dijadikan usaha oleh korporasi.

Adapun setelah hal itu emiten selaku penerbit efek syariah menyalurkan

keuntungan kepada pemodal atau investor dengan cara penyewaan asset

yang dibangun atas tanah wakaf tersebut. Maka dapat disimpulkan

keutungan yang didapat pemodal adalah berasal dari menyewakan atas

asset yang dipakai emiten dalam hal tempat usaha.

Page 64: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab tersebut maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Landasan hukum sukuk sesuai Fatwa No. 33/DSN-MUI/10/2002

bertanggal 12 september 2002 adalah instrument di dalam efek syariah

berupa sertifikat atau suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan

prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang saham syariah

yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang

sukuk berupa bagi hasil/ margin/ fee, serta membayar kembali dana

obligasi pada saat jatuh tempo. Dengan demikian, pemegang sukuk akan

mendapatkan keuntungan bukan dalam bentuk bunga melainkan dalam

bentuk bagi hasil/ margin/ fee. Sukuk mempunyai peluang yang matang

untuk dapat dikembangkan secara lebih jauh di Indonesia. Sama halnya

dengan Surat Berharga Syariah Negara yang digalakkan sebagai sarana

penyerapan modal di bidang infrastruktur. Pasal 45 ayat (2) Peraturan

Pemerintah No 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang No 41

tahun 2004 tentang Wakaf memperbolehkan nazhir dalam mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf sebagaimana untuk memajukan

kesejahteraan umum, nazhir dapat bekerjasama dengan pihak lain sesuai

dengan prinsip syariah. Pasal tersebut secara jelas memperbolehkan nazhir

sebagai pemilik hak pengelolaan manfaat harta benda wakaf, dalam hal ini

untuk bekerjasama dengan pihak lain, dalam hal ini dapat perseorangan,

pemerintah daerah, koperasi, bahkan korporasi untuk bekerjasama dalam

hal peningkatan serta pengembangan tanah wakaf demi kemaslahatan

umat. Adapun dari hal ini dijelaskan kerjasama yang dapat dikelola oleh

nazhir adalah akad yang sesuai dengan prinsip syariah. Otoritas Jasa

Keuangan sejatinya telah mereduksi prinsip-prinsip syariah yang dimaksud

Page 65: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

56

di dalam Pasal 45 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2006 tentang

Pelaksanaan Undang-undang No 41 tahun 2004 tentang Wakaf ke dalam

POJK No 53/POJK.04/2015 tentang Akad yang digunakan dalam

Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Akad-akad yang tertuang di

dalam POJK tersebut sejatinya adalah akad-akad yang menjadi dasar

hukum diterbitkannya sukuk bagi korporasi di Indonesia diantaranya yang

paling sering diterbitkan adalah akad ijarah dan mudharabah.

2. Asset turunan atau asset derivative adalah asset berupa objek yang menjadi

dasar diterbitkannya efek-efek syariah. Asset yang dapat dijadikan

underlying asset adalah asset yang bernilai ekonomis dan/atau memiliki

aliran penerimaan kas, dapat berupa barang berwujud maupun barang tidak

berwujud, termasuk proyek yang sedang dibangun maupun akan dibangun.

Jika ditelaah dengan benar tanah wakaf seluas 100.000 meter di kawasan

Masjid Agung Jawa Tengah merupakan benda berwujud yang dapat

bernilai ekonomis untuk digunakan sebagai tempat usaha. Tanah wakaf

tersebut dapat memberikan arus penerimaan kas yang berguna bagi

pergerakan ekonomi umat di kawasan kota semarang dan sekitarnya

tersebut dapat digunakan sebagian untuk kegiatan ibadah dan sebagian lagi.

Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf telah menetapkan

peruntukan tanah wakaf adalah salah satunya sebagai sarana peningkatan

ekonomi umat. Akad-akad yang bisa ditempuh dalam penerbitan sukuk di

kawasan Masjid Agung Jawa Tengah adalah akad ijarah ataupun akad

mudharabah. Kedua buah akad itu mempunyai kelebihan dan kekurang

masing-masing. Akad ijarah mempunyai kelebihan dalan hal harga sewa

yang telah rigid dan keuntungan yang tetap. Sedangkan akad mudharabah

menguntungkan dalam hal pembagian hasil yang seimbang. Akad ijarah

dapat ditempuh dengan cara korporasi menyewa tanah wakaf selama waktu

tertentu misalnya selama 30 tahun untuk membuat minimarket area

perkantoran. Nazhir mendapat bayaran uang hasil sewa yang didapatkan

Page 66: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

57

dari penyewaan tanah wakaf tersebut yang selanjutnya dapat digunakan

untuk santunan anak yatim,fakir miskin, maupun beasiswa pendidikan

warga sekitar. Sedangkan investor mendapatkan keuntungan berupa set

yang mereka sewakan berupa tanah wakaf yang digunakan sebagai tempat

usaha tersebut. Sukuk mudharabah mempunyai mekanisme nazhir

bekerjasama bersama-sama dengan korporasi dalam tenggat waktu tertentu

dalam mengelola tanah wakaf secara produktif, misal sebagai tempat

pendirian kantor, swalayan, rumah sakit, dan sebagainya. Keuntungan yang

didapat adalah bagi hasil dari keuntungan usaha dengan presentasi

keuntungan sesuai dengan yang telah disepakati diawal. Investor sebagai

pemilik modal mendapatkan bagi hasil pula dari korporasi yang

sebelumnya telah dibagi dengan nazhir. Pola pembagian keuntungan antara

nazhir dan korporasi beragam dengan nominal yang sesuai kesepakatan

dalam perjanjian. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan

sebagian benda miliknya, untuk dimanfaatkan selamanya atau dalam

jangka waktu tertentu sesuai kepentingannya guna keperluan ibadah

dan/atau kesejahteraan umum menurut syari’ah. Landasan hukum wakaf

tertuang di dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf.

Adapun wakaf mempunyai syarat dan rukunnya tersendiri, adapun

syaratnya yaitu Orang yang mewakafkan mempunyai hak untuk melakukan

perbuatan tersebut. Atas kehendak sendiri dan tidak ada unsur paksaan.

Pihak yang menerima wakaf jelas adanya. Barang yang diwakafkan untuk

kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan pribadi. Rukun wakaf

diantaranya, adanya wakif atau pewakaf, nazhir sebagai pengelola wakaf,

mauquf bih atau benda wakaf, mauquf alaih atau tujuan dari wakaf itu

sendiri. Tanah pada hakikatnya adalah benda tidak bergerak sebagaimana

disebutkan di dalam Pasal 16 ayat (2) huruf a undang-undang Wakaf, baik

yang sudah didaftarkan pada negara maupun yang belum didaftarkan.

Tanah dapat dijadikan benda wakaf baik di dalam ketentuan agama

Page 67: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

58

maupun perundang-undangan. Tanah wakaf sejatinya dapat dijadikan asset

turunan karena merupakan benda berwujud yang mempunyai nilai

ekonomis. Syarat diperuntukannya perbolehan tanah wakaf sebagai asset

turunan dari sukuk adalah wajib sesuai dengan prinsip syariah,

sebagaimana telah diatur didalam Pasal 45 ayat (2) Peraturan Pemerintah

No 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang No 41 tahun 2004

tentang Wakaf bahwa nazhir dapat bekerjasama dengan pihak lain dalam

pengelolaan tanah wakaf sepanjang kerjasama tersebut dilandasi dengan

prinsip-prinsip syariah.

B. REKOMENDASI

1. Pengaplikasian tanah wakaf secara produktif hanya dapat dilakukan

apabila ada kesadaran dan kemauan dari nazhir selaku pengurus dan

pencari kemanfaatan dari tanah wakaf untuk bekerjasama dengan instansi

swasta ataupun pemerintah. Kota Semarang merupakan ibukota Prvinsi

Jawa Tengah yang memiliki potensi ekonomi yang berlimpah

diabndingkan kota lain. Kota Semarang mempunyai Pelabuhan Besar

Tanjung Emas, Bandara Ahmad Yani, serta banyak stasiun dan terminal

yang terafiliasi dengan baik satu sam lain. Kawasan Masjid Agung Jawa

Tengah dengan luas tanah mencapai 100.000 meter tentu dapat

dimanfaatkan secara lebih jauh dalm hal ini penerbitan sukuk, berbagai

fasilitas penunjang bagi berdirinya area perkantoran maupun rumah sakit

sudah berdiri lengkap di kawasan tersebut seperti Hotel Graha Agung,

menara Al-Husna, café, gedung serba bisa, dan sebagainya. Aturan

perundang-undangan telah melegalkan hal tersebut. Pengembangan tanah

wakaf produktif bukanlah hal yang mustahil apabila nazhir dapat

menangkap peluang dan menarik kesempatan dari hal tersebut.

2. Pemahaman akan pengaplikasian tanah wakaf produktif seharusnya kian

digalakkan oleh Badan Wakaf Indonesia, mengingat potensi sumber daya

Page 68: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

59

alam maupun penyerapan tenaga kerja akibat pemanfaatan tanah wakaf

produktif hanya dapat terlaksana apabila ada pengarahan yang terpadu

dan komprehensif dari pemangku kepentingan untuk memberdayakan

tanah wakaf sebagai bagian dari asset turunan sukuk. Tanah wakaf jangan

hanya digunakan dalam perkara pembangunan tempat ibadah atau

pemakaman umum, namun juga dapat digunakan sebagai wadah

penggerak kemashlahatan dan pemberdayaan ekonomi.

3. Nazhir sesuai ketentuan perundang-undangan diperbolehkan bekerjasama

dengan pihak lain dalam mengelola tanah wakaf dengan prasyarat sesuai

dengan prinsip syariah. Nazhir di kawasan tanah wakaf Masjid Agung

Jawa Tengah dapat melakukan iklan penawaran untuk menarik investor

melakukan kerjasama dalam pembiayaan tanah wakaf tersebut. Nazhir

juga dituntut untuk bekerja secara professional dalam perkara bisnis yang

terjadi mengenai tanah wakaf. Badan Wakaf Indonesia dalam hal ini juga

dapat memetakan tanah-tanah wakaf yang sekiranya terbengkalai namun

mempunyai sisi ekonomi yang tinggi untuk didata dan ditawarkan kepada

korporasi untuk segera diberdayakan.

Page 69: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

60

Daftar Pustaka

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Prenada Media,

2009.

Aziz, Muhammad Faiz, Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui

Revisi Undang- Undang Pasar Modal, Jurnal Rechtsvinding Online

Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia, Jakarta: 2016.

Cholis Nur, Sukuk : Instrumen Investasi yang Halal dan Menjanjikan, Jurnal

Ekonomi Islam La_Riba, Volume IV, No 2. : Desember 2010.

Dede Abdul Fatah, Perkembangan Sukuk di Indonesia : Analisis Peluang dan

Tantangan, Jurnal Innovatio UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan

Wakaf, Kementerian Agama Republik Indonesia, Fiqih Wakaf, Jakarta:

2006.

Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan Sinergi menuju Pasar

Modal Syariah yang lebih Besar dan Berkembang, , Jakarta: 2017.

Direktorat Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

Kementrian Keuangan, Mengenal Sukuk Negara, Investasi Berbasis

Syariah untuk Pembangunan Bangsa, 2013

Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan, Sinergi menuju Pasar

Modal Syariah yang Lebih Besar dan Berkembang, Buku perkembangan

Pasar Modal Syariah, 2016.

Fadlillah Muhammad, Konsep, Teori, dan Praktik Sukuk, Jurnal Al-Iqtishad

Volume V, No. 2, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Tula, Federasi

Rusia, Juli 2013

Furqan Ahmad, Model-model Pembiayaan Tanah Wakaf Produktif, Jurnal

Economica Universitas Islam Negeri Wali Songo, 2014.

Page 70: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

61

H.R Otje Salman, Anthon F Susanto, Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan,

dan Membuka kembali, PT Refika Aditama : 2007.

Iin Emy Prastiwi, Pengembangan Instrument Sukuk dalam Pembangunan

Infrastruktur, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam STIE AAS Surakarta, 2017.

Kansil, C.S.T, Pengantar ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta;2002

Lili Rasjidi dan I.B Wyasa Putra, Hukum sebagai Suatu Sistem, , Bandung :

Remaja Rosdakarya 1993.

M. Quraisy Shihab, al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pembelajaran dari Surah-

Surah al-Qur’an, Tanggerang: Lantera Hati, 2012.

Nasarudin Irsan dkk, Aspek hukum Pasar Modal Indonesia, Kencana, Jakarta :

2004.

Siskawati, Eka, Perkembangan Sukuk di Indonesia : Suatu Tinjauan, Jurnal

Akuntansi Politeknik Negeri Padang, Sumatera Barat, 2010

Sukarno Aburaera, Maskun Muhadar, Filsafat Hukum Teori dan Praktik,

Prenada Media Group, Jakarta: 2013.

Suratmaputra, Ahmad Munif, Filsafat Islam Al-Ghazali : Maslahah Mursalah

dan relevansinya dengan Pembaharuan Hukum Islam, Pustaka Firdaus,

Jakarta : 2002.

Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntunan dan Relevansinya, Yogyakarta: Kanisius,

1998.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, kauntitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2005.

Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam, Jakarta,

Pranamedia Group 2015

Page 71: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

Lampiran-lampiran

Page 72: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006

TENTANG

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

TENTANG WAKAF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14, Pasal 21, Pasal 31, Pasal

39, Pasal 41, Pasal 46, Pasal 66, dan Pasal 68 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 159; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4459).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAIGAF.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah.

2. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.

3. Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak Wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.

4. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

5. Mauquf alaih adalah pihak yang ditunjuk untuk memperoleh manfaat dari peruntukan harta benda wakaf sesuai pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan dalam Akta Ikrar Wakaf.

6. Akta Ikrar Wakaf, yang selanjutnya disingkat AIW adalah bukti pernyataan kehendak Wakif untuk mewakafkan harta benda miliknya guna dikelola Nazhir sesuai dengan peruntukan harta benda wakaf yang dituangkan dalam bentuk akta.

7. Sertifikat Wakaf Uang adalah surat bukti yang dikeluarkan oleh Lembaga Keuangan Syariah kepada Wakif dan Nazhir tentang penyerahan wakaf uang.

Page 73: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

8. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, yang selanjutnya disingkat PPAIW, adalah pejabat berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk membuat Akta Ikrar Wakaf.

9. Lembaga Keuangan Syariah, yang selanjutnya disingkat LKS adalah badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang keuangan Syariah.

10. Bank Syariah adalah Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dari Bank Umum konvensional serta Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

11. Badan Wakaf Indonesia, yang selanjutnya disingkat BWI, adalah lembaga independen dalam pelaksanaan tugasnya untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia.

12. Kepala Kantor Urusan Agama yang selanjutnya disingkat dengan Kepala KUA adalah pejabat Departemen Agama yang membidangi urusan agama Islam di tingkat kecamatan.

13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama.

BAB II

NAZHIR

Bagian Kesatu Umum

Pasal 2

Nazhir meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; atau c. badan hukum.

Pasal 3

(1) Harta benda wakaf harus didaftarkan atas nama Nazhir untuk kepentingan pihak yang dimaksud dalam AIW sesuai dengan peruntukannya.

(2) Terdaftarnya harta benda wakaf atas nama Nazhir tidak membuktikan kepemilikan Nazhir atas harta benda wakaf.

(3) Pcnggantian Nazhir tidak mengakibatkan peralihan harta benda wakaf yang bersangkutan.

Bagian Kedua

Nazhir Perseorangan

Pasal 4

(1) Nazhir perseorangan ditunjuk oleh Wakif dengan memenuhi persyaratan menurut undang-undang.

(2) Nazhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftarkan pada Menteri dan BWI melalui Kantor Urusan Agama setempat.

(3) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pendaftaran Nazhir dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat, Kantor Departemen Agama, atau perwakilan Badan Wakaf Indonesia di provinsi/kabupaten/ kota.

(4) BWI menerbitkan tanda bukti pendaftaran Nazhir.

(5) Nazhir perseorangan harus merupakan suatu kelompok yang• terdiri dari paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah seorang diangkat menjadi ketua.

(6) Salah seorang Nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus bertempat tinggal di kecamatan tempat benda wakaf berada.

Page 74: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

Pasal 5

(1) Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) berhenti dari kedudukannya apabila: a. meninggal dunia; b. berhalangan tetap; c. mengundurkan diri; atau d. diberhentikan oleh BWI.

(2) Berhentinya salah seorang Nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengakibatkan berhentinya Nazhir perseorangan lainnya.

Pasal 6

(1) Apabila diantara Nazhir perseorangan berhenti dari kedudukannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, maka Nazhir yang ada harus melaporkan ke Kantor Urusan Agama untuk selanjutnya diteruskan kepada BWI paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal berhentinya Nazhir perseorangan, yang kemudian pengganti Nazhir tersebut akan ditetapkan oleh BWI.

(2) Dalam hal diantara Nazhir perseorangan berhenti dari kedudukannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal S untuk wakaf dalam jangka waktu terbatas dan wakaf dalam jangka waktu tidak terbatas, maka Nazhir yang ada memberitahukan kepada Wakif atau ahli waris Wakif apabila Wakif sudah meninggal dunia.

(3) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat, laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan Nazhir melalui Kantor Urusan Agama terdekat, Kantor Departemen Agama, atau penvakilan BWI di provinsi / kabupaten / kota.

(4) Apabila Nazhir dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak MW dibuat tidak melaksanakan tugasnya, maka Kepala KUA baik atas inisiatif sendiri maupun atas usul Wakif atau ahli warisnya berhak mengusulkan kepada DWI untuk pemberhentian dan penggantian Nazhir.

Bagian Ketiga

Nazhir Organisasi

Pasal 7

(1) Nazhir organisasi wajib didaftarkan pada Menteri dan BWI melalui Kantor Urusan Agama setempat.

(2) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendaftaran Nazhir dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat, Kantor Departemen Agama, atau perwakilan BWI di provinsi/kabupaten/kota.

(3) Nazhir organisasi merupakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan dan/atau keagamaan Islam yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. pengurus organisasi harus memenuhi persyaratan Nazhir perseorangan;

b. salah seorang pengurus organisasi harus berdomisili di kabupaten/kota letak benda wakaf berada;

c. memiliki: 1. salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran dasar; 2. daftar susunan pengurus; 3. anggaran rumah tangga; 4. program kerja dalam pengembangan wakaf; 5. daftar kekayaan yang berasal dari harta wakaf yang terpisah dari kekayaan lain

atau yang merupakan kekayaan organisasi; dan 6. surat pernyataan bersedia untuk diaudit.

Page 75: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dilampirkan pada permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(5) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebelum penandatanganan AIW.

Pasal 8

(1) Nazhir organisasi bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar organisasi yang bersangkutan.

(2) Apabila salah seorang Nazhir yang diangkat oleh Nazhir organisasi meninggal, mengundurkan diri, berhalangan tetap dan/atau dibatalkan kedudukannya sebagai Nazhir, maka Nazhir yang bersangkutan harus diganti.

Pasal 9

(1) Nazhir perwakilan daerah dari suatu organisasi yang tidak melaksanakan tugas dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan peruntukan yang tercantum dalam AIW, maka pengurus pusat organisasi bersangkutan wajib menyelesaikannya baik diminta atau tidak oleh BWI.

(2) Dalam hal pengurus pusat organisasi tidak dapat menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Nazhir organisasi dapat diberhentikan dan diganti hak kenazhirannya oleh BWI dengan memperhatikan saran dan pertimbangan MUI setempat.

(3) Apabila Nazhir organisasi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak AIW dibuat tidak melaksanakan tugasnya, maka Kepala KUA baik atas inisiatif sendiri maupun atas usul Wakif atau ahli warisnya berhak mengusulkan kepada BWI untuk pemberhentian dan penggantian Nazhir.

Pasal 10

Apabila salah seorang Nazhir yang diangkat oleh Nazhir organisasi meninggal, mengundurkan diri, berhalangan tetap dan/atau dibatalkan kedudukannya sebagai Nazhir yang diangkat oleh Nazhir organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), maka organisasi yang bersangkutan harus melaporkan kepada KUA untuk selanjutnya diteruskan kepada BWI paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak kejadian tersebut.

Bagian Keempat Nazhir Badan Hukum

Pasal 11

(1) Nazhir badan hukum wajib didaftarkan pada Menteri dan BWI melalui Kantor Urusan Agama setempat.

(2) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendaftaran Nazhir dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat, Kantor Departemen Agama, atau perwakilan BWI di provinsi/ kabupaten / kota.

(3) Nazhir badan hukum yang melaksanakan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:

a. badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam;

b. pengurus badan hukum harus memenuhi persyaratan Nazhir perseorangan;

c. salah seorang pengurus badan hukum harus berdomisili di kabupaten/kota benda wakaf berada;

d. memiliki:

Page 76: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

1. salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran dasar badan hukum yang telah disahkan oleh instansi berwenang;

2. daftar susunan pengurus;

3. anggaran rumah tangga;

4. program kerja dalam pengembangan wakaf;

5. daftar terpisah kekayaan yang berasal dari harta benda wakaf atau yang merupakan kekayaan badan hukum; dan

6. surat pernyataan bersedia untuk diaudit.

(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d dilampirkan pada permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 12

(1) Nazhir perwakilan daerah dari suatu badan hukum yang tidak melaksanakan tugas dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan peruntukan yang tercantum dalam AIW, maka pengurus pusat badan hukum bersangkutan wajib menyelesaikannya, baik diminta atau tidak oleh BWI.

(2) Dalam hal pengurus pusat badan hukum tidak dapat menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Nazhir badan hukum dapat diberhentikan dan diganti hak kenazhirannya oleh DWI dengan memperhatikan saran dan pertimbangan MUI setempat.

(3) Apabila Nazhir badan hukum dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak AIW dibuat tidak melaksanakan tugasnya, maka Kepala KUA baik atas inisiatif sendiri maupun atas usul Wakif atau ahli warisnya berhak mengusulkan kepada BWI untuk pemberhentian dan penggantian Nazhir.

Bagian Kelima

Tugas dan Masa Bakti Nazhir

Pasal 13

(1) Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 7 dan Pasal 11 wajib mengadministrasikan, mengelola, mengembangkan, mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.

(2) Nazhir wajib membuat laporan secara berkala kepada Menteri dan BWI mengenai kegiatan perwakafan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembuatan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 14

(1) Masa bakti Nazhir adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.

(2) Pengangkatan kembali Nazhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh BWI, apabila yang bersangkutan telah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam periode sebelumnya sesuai ketentuan prinsip syariah dan Peraturan Perundang-undangan.

BAB III

JENIS HARTA BENDA WAKAF, AKTA IKRAR WAKAF DAN PEJABAT PEMBUAT AKTA IKRAR WAKAF

Page 77: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

Bagian Kesatu Jenis Harta Benda Wakaf

Pasal 15

Jenis harta benda wakaf meliputi:

a. benda tidak bergerak;

b. benda bergerak selain uang; dan

c. benda bergerak berupa uang.

Paragraf 1

Benda Tidak Bergerak

Pasal 16

Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a meliputi :

a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;

b. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;

d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan; dan

e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dan Peraturan

Perundang-undangan.

Pasal 17

(1) Hak atas tanah yang dapat diwakafkan terdiri dari:

a. hak milik atas tanah baik yang sudah atau belum terdaftar;

b. hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai di atas tanah negara;

c. hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan atau hak milik wajib mendapat izin tertulis pemegang hak pengelolaan atau hak milik;

d. hak milik atas satuan rumah susun.

(2) Apabila wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dimaksudkan sebagai wakaf untuk selamanya, maka diperlukan pelepasan hak dari pemegang hak pengelolaan atau hak milik.

(3) Hak atas tanah yang diwakafkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dimiliki atau dikuasai oleh Wakif secara sah serta bebas dari segala sitaan, perkara, sengketa, dan tidak dijaminkan.

Pasal 18

(1) Benda wakaf tidak bergerak berupa tanah hanya dapat diwakafkan untuk jangka waktu selama-lamanya kecuali wakaf hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c.

(2) Benda wakaf tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diwakafkan beserta bangunan dan/atau tanaman dan/atau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.

(3) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah daerah, BUMN/BUMD, dan pemerintah desa atau sebutan lain yang setingkat dengan itu wajib mendapat izin dari pejabat yang berwenang sesuai Peraturan Perundangundangan.

Page 78: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

Paragraf 2

Benda Bergerak Selain Uang

Pasal 19

(1) Benda digolongkan sebagai benda bergerak karena sifatnya yang dapat berpindah atau dipindahkan atau karena ketetapan undang-undang.

(2) Benda bergerak terbagi dalam benda bergerak yang dapat dihabiskan dan yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian.

(3) Benda bergerak yang dapat dihabiskan karena pemakaian tidak dapat diwakalkan, kecuali air dan bahan bakar minyak yang persediaannya berkelanjutan.

(4) Benda bergerak yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian dapat diwakafkan dengan memperhatikan ketentuan prinsip syariah.

Pasal 20

Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan meliputi:

a. kapal;

b. pesawat terbang;

c. kendaraan bermotor;

d. mesin atau peralatan industri yang tidak tertancap pada bangunan;

e. logam dan batu mulia; dan/atau

f. benda lainnya yang tergolong sebagai benda bergerak karena sifatnya dan memiliki manfaat jangka panjang.

Pasal 21

Benda bergerak selain uang karena Peraturan Perundang-undangan yang dapat diwakafkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagai berikut:

a. surat berharga yang berupa:

1. saham;

2. Surat Utang Negara;

3. obligasi pada umumnya; dan/atau

4. surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

b. Hak Atas Kekayaan Intelektual yang berupa:

1. hak cipta;

2. hak merk;

3. hak paten;

4. hak desain industri;

5. hak rahasia dagang;

6. hak sirkuit terpadu;

7. hak perlindungan varietas tanaman; dan/atau

8. hak Iainnya.

c. hak atas benda bergerak lainnya yang berupa: 1. hak sewa, hak pakai dan hak pakai hasil atas benda bergerak; atau 2. perikatan, tuntutan atas jumlah uang yang dapat ditagih atas benda bergerak.

Paragraf 3

Benda Bergerak Berupa Uang

Page 79: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

Pasal 22

(1) Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah.

(2) Dalam hal uang yang akan diwakafkan masih dalam mata uang asing, maka harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam rupiah.

(3) Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan untuk: a. hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) untuk

menyatakan kehendak wakaf uangnya; b. menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan diwakafkan; c. menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKSPWU; d. mengisi formulir pernyataan kehendak Wakif yang berfungsi sebagai AIW.

(4) Dalam hal Wakif tidak dapat hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, maka Wakif dapat menunjuk wakil atau kuasanya.

(5) Wakif dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak berupa uang kepada Nazhir di hadapan PPAIW yang selanjutnya Nazhir menyerahkan AIW tersebut kepada LKS-PWU.

Pasal 23

Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui LKS yang ditunjuk oleh Menteri sebagai LKS Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU).

Pasal 24

(1) LKS yang ditunjuk oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 atas dasar saran dan pertimbangan dari BWI.

(2) BWI memberikan saran dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah mempertimbangkan saran instansi terkait.

(3) Saran dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada LKS-PWU yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Menteri;

b. melampirkan anggaran dasar dan pengesahan sebagai badan hukum;

c. memiliki kantor operasional di wilayah Republik Indonesia;

d. bergerak di bidang keuangan syariah; dan

e. memiliki fungsi menerima titipan (wadi'ah).

(4) BWI wajib memberikan pertimbangan kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah LKS memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Setelah menerima saran dan pertimbangan BWI sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Menteri paling lambat 7 (tujuh) hari kerja menunjuk LKS atau menolak permohonan dimaksud.

Pasal 25

LKS-PWU bertugas:

a. mengumumkan kepada publik atas keberadaannya sebagai LKS Penerima Wakaf Uang;

b. menyediakan blangko Sertifikat Wakaf Uang;

c. menerima secara tunai wakaf uang dari Wakif atas nama Nazhir;

d. menempatkan uang wakaf ke dalam rekening titipan (wadi'ah) atas nama Nazhir yang ditunjuk Wakif;

e. menerima pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan secara tertulis dalam formulir pernyataan kehendak Wakif;

f. menerbitkan Sertifikat Wakaf Uang serta menyerahkan sertifikat tersebut kepada Wakif

Page 80: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

dan menyerahkan tembusan sertifikat kepada Nazhir yang ditunjuk oleh Wakif; dan

g. mendaftarkan wakaf uang kepada Menteri atas nama Nazhir.

Pasal 26

Sertifikat Wakaf Uang sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai: a. nama LKS Penerima Wakaf Uang; b. nama Wakif; c. alamat Wakif; d. jumlah wakaf uang; e. peruntukan wakaf; f. jangka waktu wakaf; g. nama Nazhir yang dipilih; h. alamat Nazhir yang dipilih; dan i. tempat dan tanggal penerbitan Sertifikat Wakaf Uang.

Pasal 27

Dalam hal Wakif berkehendak melakukan perbuatan hukum wakaf hang untuk jangka waktu tertentu maka pada saat jangka waktu tersebut berakhir, Nazhir wajib mengembalikan jumlah pokok wakaf uang kepada Wakif atau ahli waris/penerus haknya melalui LKS-PWU.

Bagian Kedua

Akta Ikrar Wakaf (AIW) dan Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (APAIW)

Paragraf 1 Pembuatan Akta Ikrar Wakaf

Pasal 28

Pembuatan AIW benda tidak bergerak wajib memenuhi persyaratan dengan menyerahkan

sertifikat hak atas tanah atau sertifikat satuan rumah susun yang bersangkutan atau tanda

bukti pemilikan tanah lainnya.

Pasal 29

Pembuatan AIW benda bergerak selain uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan Pasal 21 wajib memenuhi persyaratan dengan menyerahkan bukti pemilikan benda bergerak selain uang.

Pasal 30

(1) Pernyataan kehendak Wakif dituangkan dalam bentuk AIW sesuai dengan jcnis harta benda yang diwakafkan, diselenggarakan dalam Majelis Ikrar Wakaf yang dihadiri oleh Nazhir, Mauquf alaih, dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

(2) Kehadiran Nazhir dan Mauquf alaih dalam Majelis Ikrar Wakaf untuk wakaf benda bergerak berupa uang dapat dinyatakan dengan surat pernyataan Nazhir dan/atau Mauquf alaih.

(3) Dalam hal Mauquf alaih adalah masyarakat luas (publik), maka kehadiran Mauquf alaih dalam Majelis lkrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak disyaratkan.

(4) Pernyataan kehendak Wakif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dalam bentuk wakaf-khairi atau wakaf-ahli.

(5) Wakaf ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperuntukkan bagi kesejahteraan umum sesama kerabat berdasarkan hubungan darah (nasab) dengan Wakif.

(6) Dalam hal sesama kerabat dari wakaf ahli telah punah, maka wakaf ahli karena hukum beralih statusnya menjadi wakaf khairi yang peruntukannya ditetapkan oleh Menteri berdasarkan pertimbangan BWI.

Page 81: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

Pasal 31

Dalam hal perbuatan wakaf belum dituangkan dalam AIW sedangkan perbuatan wakaf sudah diketahui berdasarkan berbagai petunjuk (qarinah) dan 2 (dua) orang saksi serta MW tidak mungkin dibuat karena Wakif sudah meninggal dunia atau tidak diketahui lagi keberadaannya, maka dibuat APAIW.

Pasal 32

(1) Wakif menyatakan ikrar wakaf kepada Nazhir di hadapan PPAIW dalam Majelis Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1).

(2) Ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima oleh Mauquf alaih dan harta benda wakaf diterima oleh Nazhir untuk kepentingan Mauquf alaih.

(3) Ikrar wakaf yang dilaksanakan oleh Wakif dan diterima oleh Nazhir dituangkan dalam MW oleh PPAIW.

(4) AIW sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat: a. nama dan identitas Wakif; b. nama dan identitas Nazhir; c. nama dan identitas saksi; d. data dan keterangan harta benda wakaf; e. peruntukan harta benda wakaf; dan f. jangka waktu wakaf.

(5) Dalam hal Wakif adalah organisasi atau badan hukum, maka nama dan identitas Wakif sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a yang dicantumkan dalam akta adalah nama pengurus organisasi atau direksi badan hukum yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar masing-masing.

(6) Dalam hat Nazhir adalah organisasi atau badan hukum, maka nama dan identitas Nazhir sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b yang dicantumkan dalam akta adalah nama yang ditctapkan oleh pengurus organisasi atau badan hukum yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar masing-masing.

Pasal 33

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, bentuk, isi dan tata cara pengisian AIW atau APAIW untuk benda tidak bergerak dan benda bergerak selain uang diatur dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 2 Tata Cara Pembuatan Akta Ikrar Wakaf

Pasal 34

Tata cara pembuatan MW benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 dan benda bergerak selain uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 21 dilaksanakan sebagai berikut:

a. sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;

b. PPAIW meneliti kelengkapan persyaratan administrasi penvakafan dan keadaan fisik benda wakaf;

c. dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf b terpenuhi, maka pelaksanaan ikrar wakaf dan pembuatan MW dianggap sah apabila dilakukan dalam Majelis Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1).

d. AIW yang telah ditandatangani oleh Wakif, Nazhir, 2 (dua) orang saksi, dan/atau Mauquf alaih disahkan oleh PPAIW.

e. Salinan AIW disampaikan kepada:

1. Wakif;

Page 82: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

2. Nazhir;

3. Mauquf alaih;

4. Kantor Pertanahan kabupaten/kota dalam hal benda wakaf berupa tanah; dan

5. Instansi berwenang lainnya dalam hal benda wakaf berupa benda tidak bergerak selain tanah atau benda bergerak selain uang.

Pasal 35

(1) Tata cara pembuatan APAIW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dilaksanakan berdasarkan permohonan masyarakat atau saksi yang mengetahui keberadaan benda wakaf.

(2) Permohonan masyarakat atau 2 (dua) orang saksi yang mengetahui dan mendengar perbuatan wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikuatkan dengan adanya petunjuk (garinah) tentang keberadaan benda wakaf.

(3) Apabila tidak ada orang yang memohon pembuatan APAIW, maka kepala desa tempat benda wakaf tersebut berada wajib meminta pembuatan APAIW tersebut kepada PPAIW setempat.

(4) PPAIW atas nama Nazhir wajib menyampaikan APAIW beserta dokumen pelengkap lainnya kepada kepala kantor pertanafian kabupaten/kola setempat dalam rangka pendaftaran wakaf tanah yang bersangkutan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan APAIW.

Pasal 36

(1) Harta benda wakaf wajib diserahkan oleh Wakif kepada Nazhir dengan membuat berita acara serah terima paling lambat pada saat penandatanganan AIW yang diselenggarakan dalam Majelis Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)

(2) Didalam berita acara serah terima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disebutkan tentang keadaan serta rincian harta benda wakaf yang ditandatangani oleh Wakif dan Nazhir.

(3) Berita acara serah terima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperlukan dalam hal serah terima benda wakaf telah dinyatakan dalam ABM.

Bagian Ketiga

Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW)

Pasal 37

(1) PPAIW harta benda wakaf tidak bergerak berupa tanah adalah Kepala KUA dan/atau pejabat yang menyelenggarakan urusan wakaf.

(2) PPAIW harta benda wakaf bergerak sclain uang adalah Kepala KUA dan/atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Menteri.

(3) PPAIW harta benda wakaf bergerak berupa uang adalah Pejabat Lembaga Keuangan Syariah paling rendah setingkat Kepala Seksi LKS yang ditunjuk oleh Menteri.

Page 83: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) tidak menutup kesempatan bagi Wakif untuk membuat MW di hadapan Notaris.

(5) Persyaratan Notaris sebagai PPAIW diitetapkan oleh Menteri.

BAB IV TATA CARA PENDAFTARAN

DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF

Bagian Kesatu Tata Cara Pendaftaran Harta Benda Wakaf

Paragraf 1

Harta Benda Wakaf Tidak Bergerak

Pasal 38

(1) Pendaftaran harta benda wakaf tidak bergerak berupa tanah dilaksanakan berdasarkan

MW atau APAIW.

(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampirkan persyaratan sebagai berikut:

a. sertifikat hak atas tanah atau sertifikat hak milik atas satuan rumah susun yang bersangkutan atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya;

b. surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tanahnya tidak dalam sengketa, perkara, sitaan dan tidak dijaminkan yang diketahui oleh kepala desa atau lurah atau sebutan lain yang setingkat, yang diperkuat oleh camat setempat;

c. izin dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan dalam hal tanahnya diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah daerah, BUMN/BUMD dan pemerintahan desa atau sebutan lain yang setingkat dengan itu;

d. izin dari pejabat bidang pertanahan apabila dalam sertifikat dan keputusan pemberian haknya diperlukan izin pelepasan/peralihan.

e. izin dari pemegang hak pengelolaan atau hak milik dalam hal hak guna bangunan atau hak pakai yang diwakafkan di atas hak pengelolaan atau hak milik.

Pasal 39

Pendaftaran sertifikat tanah wakaf dilakukan berdasarkan AIW atau APAIW dengan tata cara sebagai berikut:

a. terhadap tanah yang sudah berstatus hak milik didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama Nazhir;

b. terhadap tanah hak milik yang diwakafkan hanya sebagian dari luas keseluruhan harus dilakukan pemecahan sertifikat hak milik terlebih dahulu, kemudian didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama Nazhir;

c. terhadap tanah yang belum berstatus hak milik yang berasal dari tanah milik adat langsung didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama Nazhir;

d. terhadap hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai di atas tanah negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b yang telah mendapatkan persetujuan pelepasan hak dari pejabat yang benvenang di bidang pertanahan didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama Nazhir;

e. terhadap tanah negara yang diatasnya berdiri bangunan masjid, musala, makam, didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama Nazhir;

f. Pejabat yang benvenang di bidang pertanahan kabupaten/kota setempat mencatat perwakafan tanah yang bersangkutan pada buku tanah dan sertifikatnya.

Page 84: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran wakaf tanah diatur dengan Peraturan Menteri setelah mendapat saran dan pertimbangan dari pejabat yang berwenang di bidang pertanahan.

Paragraf 2

Wakaf Benda Bergerak Selain Uang

Pasal 40

PPAIW mendaftarkan AIW dari:

a. benda bergerak selain uang yang terdaftar pada instansi yang berwenang;

b. benda bergerak selain uang yang tidak terdaftar dan yang memiliki atau tidak memiliki tanda bukti pembelian atau bukti pembayaran didaftar pada BWI, dan selama di daerah tertentu belum dibentuk BWI, maka pcndaftaran tersebut dilakukan di Kantor Departemen Agama setempat.

Pasal 41

(1) Untuk benda bergerak yang sudah terdaftar, Wakif menyerahkan tanda bukti kepemilikan benda bergerak kepada PPAIW dengan disertai surat keterangan pendaftaran dari instansi yang berwenang yang tugas pokoknya terkait dengan pendaftaran benda bergerak tersebut.

(2) Untuk benda bergerak yang tidak terdaftar, Wakif menyerahkan tanda bukti pembelian atau tanda bukti pembayaran berupa faktur, kwitansi atau bukti lainnya.

(3) Untuk benda bergerak yang tidak terdaftar dan tidak memiliki tanda bukti pembelian atau tanda bukti pembayaran, Wakif membuat surat pernyataan kepemilikan atas benda bergerak tersebut yang diketahui oleh 2 (dua) orang saksi dan dikuatkan oleh instansi pemerintah setempat.

Pasal 42

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perwakafan benda bergerak.selain uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 21 diatur dengan Peraturan Menteri berdasarkan usul BWI.

Paragraf 3

Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang

Pasal 43

(1) LKS-PWU atas nama Nazhir mendaftarkan wakaf uang kepada Menteri paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya Sertifikat Wakaf Uang.

(2) Pendaftaran wakaf uang dari LKS-PWU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditembuskan kepada BWI untuk diadministrasikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai administrasi pendaftaran wakaf uang diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Kedua

Pengumuman Harta Benda Wakaf

Pasal 44

(1) PPAIW menyampaikan MW kepada kantor Departemen Agama dan 13W1 untuk dimuat dalam register umum wakaf yang tersedia pada kantor Departemen Agama dan BWI.

(2) Masyarakat dapat mengetahui atau mengakses informasi tentang wakaf benda bergerak selain uang yang termuat dalam register umum yang tersedia pada kantor Departemen

Page 85: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

Agama dan BWI.

BAB V PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN

Pasal 45

(1) Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan peruntukan yang tercantum dalam AIW.

(2) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk memajukan kesejahteraan umum, Nazhir dapat bckerjasama dengan pihak lain sesuai dengan prinsip syariah.

Pasal 46

Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dari perorangan warga negara asing, organisasi asing dan badan hukum asing yang berskala nasional atau internasional, serta harta benda wakaf terlantar, dapat dilakukan oleh BWI.

Pasal 47

Dalam hal harta benda wakaf berasal dari luar negeri, Wakif harus melengkapi dengan bukti kepemilikan sah harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan, dan Nazhir harus melaporkan kepada lembaga terkait perihal adanya perbuatan wakaf.

Pasal 48

(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf harus berpedoman pada peraturan BWI.

(2) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk LKS dan/atau instrumen keuangan syariah.

(3) Dalam hal LKS-PWU menerima wakaf uang untuk jangka waktu tertentu, maka Nazhir hanya dapat melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf uang pada LKS-PWU dimaksud.

(4) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan pada bank

syariah harus mengikuti program lembaga penjamin simpanan sesuai dengan Peraturan

Perundang-undangan.

(5) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan dalam bentuk investasi di luar bank syariah harus diasuransikan pada asuransi syariah.

BAB VI PENUKARAN HARTA BENDA WAKAF

Pasal 49

(1) Perubahan status harta benda wakaf dalam bentuk penukaran dilarang kecuali dengan izin tertulis dari Menteri berdasarkan pertimbangan BWI.

(2) Izin tertulis dari Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. perubahan harta benda wakaf tersebut digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah;

b. harta benda wakaf tidak dapat dipergunakan sesuai dengan ikrar wakaf; atau

Page 86: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

c. pertukaran dilakukan untuk keperluan keagamaan secara langsung dan mendesak.

(3) Selain dari pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), izin pertukaran harta benda wakaf hanya dapat diberikan jika:

a. harta benda penukar memiliki sertifikat atau bukti kepemilikan sah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; dan

b. nilai dan manfaat harta benda penukar sekurang-kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula.

(4) Nilai dan manfaat harta benda penukar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b ditetapkan oleh bupati/walikota berdasarkan rekomendasi tim penilai yang anggotanya terdiri dari unsur: a. pemerintah daerah kabupaten/kota; b. kantor pertanahan kabupaten/kota; c. Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten/kota; d. kantor Departemen Agama kabupaten/kota; dan e. Nazhir tanah wakaf yang bersangkutan.

Pasal 50

Nilai dan manfaat harta benda penukar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (3) huruf b dihitung sebagai berikut:

a. harta benda penukar memiliki Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sekurang-kurangnya sama dengan NJOP harta benda wakaf; dan

b. harta benda penukar berada di wilayah yang strategis dan mudah untuk dikembangkan.

Pasal 51

Penukaran terhadap harta benda wakaf yang akan diubah statusnya dilakukan sebagai berikut:

a. Nazhir mengajukan permohonan tukar ganti kepada Menteri melalui Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat dengan menjelaskan alasan perubahan status/tukar menukar tersebut;

b. Kepala KUA Kecamatan meneruskan permohonan tersebut kepada Kantor Departemen Agama kabupaten/kota;

c. Kepala Kantor Departemen Agama kabupaten/kota setelah menerima permohonan tersebut membentuk tim dengan susunan dan maksud seperti dalam Pasal 49 ayat (4), dan selanjutnya bupati/walikota setempat membuat Surat Keputusan;

d. Kepala Kantor Departemen Agama kabupaten/kota meneruskan permohonan tersebut dengan dilampiri hasil penilaian dari tim kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama provinsi dan selanjutnya meneruskan permohonan tersebut kepada Menteri; dan

e. setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri, maka tukar ganti dapat dilaksanakan dan hasilnya harus dilaporkan oleh Nazhir ke kantor pertanahan dan/atau lembaga terkait untuk pendaftaran lebih lanjut.

BAB VII BANTUAN PEMBIAYAAN

BADAN WAKAF INDONESIA

Pasal 52

(1) Bantuan pembiayaan BWI dibebankan kepada APBN selama 10 (sepuluh) tahun pertama melalui anggaran Departemen Agama dan dapat diperpanjang;

(2) BWI mempertanggungjawabkan bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara berkala kepada Menteri.

BAB VIII

Page 87: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 53

(1) Nazhir wakaf berhak memperoleh pembinaan dari Menteri dan BWI.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional Nazhir wakaf baik perseorangan, organisasi dan badan hukum;

b. penyusunan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas, pengkoordinasian, pemberdayaan dan pengembangan terhadap harta benda wakaf;

c. penyediaan fasilitas proses sertifikasi Wakaf;

d. penyiapan dan pengadaan blanko-blanko AIW, baik wakaf benda tidak bergerak dan/atau benda bergerak;

e. penyiapan penyuluh penerangan di dacrah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan wakaf kepada Nazhir sesuai dengan lingkupnya; dan

f. pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri dalam pengembangan dan pemberdayaan wakaf.

Pasal 54

Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) pemerintah memperhatikan saran dan pertimbangan MUI sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 55

(1) Pembinaan terhadap Nazhir, wajib dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

(2) Kerjasama dengan pihak ketiga, dalam rangka pembinaan terhadap kegiatan perwakafan di Indonesia dapat dilakukan dalam bentuk penelitian, pelatihan, seminar maupun kegiatan lainnya.

(3) Tujuan pembinaan adalah untuk peningkatan etika dan moralitas dalam pengelolaan wakaf serta untuk peningkatan profesionalitas pengelolaan dana wakaf.

Pasal 56

(1) Pengawasan terhadap perwakafan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, baik aktif maupun pasif.

(2) Pengawasan aktif dilakukan dengan melakukan pemeriksaan langsung terhadap Nazhir atas pengelolaan wakaf, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

(3) Pengawasan pasif dilakukan dengan melakukan pengamatan atas berbagai laporan yang disampaikan Nazhir berkaitan dengan pengelolaan wakaf.

(4) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintah dan masyarakat dapat meminta bantuan jasa akuntan publik independen.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan terhadap perwakafan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB IX SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 57

(1) Menteri dapat memberikan peringatan tertulis kepada LKS-PWU yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.

(2) Peringatan tertulis paling banyak diberikan 3 (tiga) kali untuk 3 (tiga) kali kejadian yang

Page 88: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

berbeda.

(3) Penghentian sementara atau pencabutan izin sebagai LKSPWU dapat dilakukan setelah LKS-PWU dimaksud telah menerima 3 kali surat peringatan tertulis.

(4) Penghentian sementara atau pencabutan izin sebagai LKSPWU dapat dilakukan setelah mendengar pembelaan dari LKS-PWU dimaksud dan/atau rekomendasi dari instansi terkait.

BAB X KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 58

(1) Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini, harta benda tidak bergerak berupa tanah, bangunan, tanaman dan benda lain yang terkait dengan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 yang telah diwakafkan secara sah menurut syariah tetapi belum terdaftar sebagai benda wakaf menurut Peraturan Perundang-undangan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, dapat didaftarkan menurut ketentuan Peraturan Pemerintah ini, dengan ketentuan:

a. dalam hal harta benda wakaf dikuasai secara fisik, dan sudah ada AIW;

b. dalam hal harta benda wakaf yang tidak dikuasai secara fisik sebagian atau seluruhnya, sepanjang Wakif dan/atau Nazhir bersedia dan sanggup menyelesaikan penguasaan fisik dan dapat membuktikan penguasaan harta benda wakaf tersebut adalah tanpa alas hak yang sah; atau

c. dalam hal harta benda wakaf yang dikuasai oleh ahli waris Wakif atau Nazhir, dapat didaftarkan menjadi wakaf sepanjang terdapat kesaksian dari pihak yang mengetahui wakaf tersebut dan dikukuhkan dengan penetapan pengadilan.

(2) Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini:

a. lembaga non keuangan atau perseorangan yang menerima wakaf uang wajib untuk mengalihkan penerimaan wakaf uang melalui rekening wadi'ah pada LKS-PWU yang ditunjuk oleh Menteri;

b. lembaga keuangan yang menerima wakaf uang wajib mengajukan permohonan kepada Menteri sebagai LKSPWU.

(3) Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini, perseorangan, organisasi, atau badan hukum yang mengelola wakaf uang wajib mendaftarkan pada Menteri dan BWI melaui KUA setempat untuk menjadi Nazhir.

Pasal 59

Sebelum BWI terbentuk, tanda bukti pendaftaran Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) diterbitkan oleh Menteri.

BAB XI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 60

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, pelaksanaan wakaf yang didasarkan ketentuan Peraturan Perundangundangan yang berlaku sebelum Peraturan Pemerintah ini sepanjang tidak bertentangan dinyatakan sah sebagai wakaf menurut Peraturan Pemerintah ini.

Page 89: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

Pasal 61

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Desember 2006

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

DR. H, SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 15 Desember 2006 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA

ttd.

HAMID AWALUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2006 NOMOR 105

Page 90: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

NOMOR 53 /POJK.04/2015

TENTANG

AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH

DI PASAR MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka sejak

tanggal 31 Desember 2012 fungsi, tugas, dan wewenang

pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di

sektor Pasar Modal termasuk terkait dengan pengaturan

mengenai akad yang digunakan dalam penerbitan Efek

Syariah di Pasar Modal beralih dari Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan;

b. bahwa dalam rangka memberikan kejelasan dan kepastian

mengenai pengaturan terhadap akad yang digunakan

dalam penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal, maka

peraturan mengenai Akad-Akad Yang Digunakan Dalam

Penerbitan Efek Syariah Di Pasar Modal yang diterbitkan

sebelum terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan perlu

diubah ke dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, maka perlu

OTORITAS JASA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

Page 91: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 2 -

menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Akad Yang

Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar

Modal;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995

Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3608);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas

Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5253);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG AKAD

YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI

PASAR MODAL.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud

dengan:

1. Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa

atau pemberi jasa (mu’jir) dan pihak penyewa atau

pengguna jasa (musta’jir) untuk memindahkan hak guna

(manfaat) atas suatu objek Ijarah yang dapat berupa

manfaat barang dan/atau jasa dalam waktu tertentu

dengan pembayaran sewa dan/atau upah (ujrah) tanpa

diikuti dengan pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu

sendiri.

2. Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan

atau pembeli (mustashni’) dan pihak pembuat atau penjual

(shani’) untuk membuat objek Istishna yang dibeli oleh

pihak pemesan atau pembeli (mustashni’) dengan kriteria,

persyaratan, dan spesifikasi yang telah disepakati kedua

belah pihak.

Page 92: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 3 -

3. Kafalah adalah perjanjian (akad) antara pihak penjamin

(kafiil/guarantor) dan pihak yang dijamin (makfuul

‘anhu/ashiil/orang yang berutang) untuk menjamin

kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain (makfuul

lahu/orang yang berpiutang).

4. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) kerjasama

antara pihak pemilik modal (shahib al-mal) dan pihak

pengelola usaha (mudharib) dengan cara pemilik modal

(shahib al-mal) menyerahkan modal dan pengelola usaha

(mudharib) mengelola modal tersebut dalam suatu usaha.

5. Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara

dua pihak atau lebih (syarik) dengan cara menyertakan

modal baik dalam bentuk uang maupun bentuk aset

lainnya untuk melakukan suatu usaha.

6. Wakalah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi

kuasa (muwakkil) dan pihak penerima kuasa (wakil)

dengan cara pihak pemberi kuasa (muwakkil) memberikan

kuasa kepada pihak penerima kuasa (wakil) untuk

melakukan tindakan atau perbuatan tertentu.

Pasal 2

Para pihak yang melakukan perjanjian (akad) dalam penerbitan

Efek Syariah di Pasar Modal wajib memiliki kecakapan dan

kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum menurut

ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

BAB II

IJARAH

Bagian Kesatu

Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak Dalam Ijarah

Pasal 3

Hak dan kewajiban pihak pemberi sewa atau pemberi jasa

(mu’jir) adalah:

a. berhak menerima pembayaran harga sewa atau upah

(ujrah) sesuai yang disepakati dalam Ijarah;

Page 93: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 4 -

b. wajib menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang

diberikan sesuai yang disepakati dalam Ijarah;

c. wajib menanggung biaya pemeliharaan barang yang

disewakan;

d. wajib bertanggung jawab atas kerusakan barang yang

disewakan yang bukan disebabkan oleh pelanggaran dari

penggunaan sesuai yang disepakati dalam Ijarah atau

bukan karena kelalaian pihak penyewa;

e. wajib menjamin bahwa barang yang disewakan atau jasa

yang diberikan dapat digunakan sesuai dengan maksud

dan tujuan yang disepakati dalam Ijarah; dan

f. wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak pemberi

sewa atau pemberi jasa (mu’jir) menyerahkan hak

penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang

dan/atau memberikan jasa yang dimilikinya kepada pihak

penyewa atau pengguna jasa (musta’jir) (pernyataan ijab).

Pasal 4

Hak dan kewajiban pihak penyewa atau pengguna jasa

(musta’jir) adalah:

a. berhak menerima dan memanfaatkan barang dan/atau

jasa sesuai yang disepakati dalam Ijarah;

b. wajib membayar harga sewa atau upah (ujrah) sesuai yang

disepakati dalam Ijarah;

c. wajib menanggung biaya pemeliharaan barang yang

sifatnya ringan (tidak material) sesuai yang disepakati

dalam Ijarah;

d. wajib bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang

serta menggunakannya sesuai yang disepakati dalam

Ijarah;

e. wajib bertanggung jawab atas kerusakan barang yang

disewakan yang disebabkan oleh pelanggaran dari

penggunaan sesuai yang disepakati dalam Ijarah atau

karena kelalaian pihak penyewa; dan

f. wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak penyewa

atau pengguna jasa menerima hak penggunaan atau

pemanfaatan atas suatu barang dan/atau jasa dari pihak

Page 94: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 5 -

pemberi sewa atau pemberi jasa (mu’jir) (pernyataan

qabul).

Bagian Kedua

Persyaratan Objek Ijarah

Pasal 5

Objek Ijarah dapat berupa manfaat barang dan/atau jasa yang

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. manfaat barang atau jasa tidak bertentangan dengan

Prinsip Syariah di Pasar Modal dan peraturan perundang-

undangan;

b. manfaat barang atau jasa harus dapat dinilai dengan uang;

c. manfaat atas barang atau jasa dapat diserahkan atau

diberikan kepada pihak penyewa atau pengguna jasa;

d. manfaat barang atau jasa harus ditentukan dengan jelas;

dan

e. spesifikasi barang atau jasa harus dinyatakan dengan

jelas.

Bagian Ketiga

Persyaratan Penetapan Harga Sewa atau Upah (Ujrah)

Pasal 6

Penetapan harga sewa atau upah (ujrah) wajib memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

a. besarnya harga sewa atau upah (ujrah) serta waktu dan

cara pembayarannya ditetapkan secara tertulis dalam

Ijarah; dan

b. alat pembayaran harga sewa atau upah (ujrah) adalah

dalam bentuk uang.

Bagian Keempat

Page 95: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 6 -

Ketentuan Lain Yang Dapat Diatur Dalam Ijarah

Pasal 7

Selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6, dalam

Ijarah dapat disepakati hal sebagai berikut:

a. harga sewa atau upah (ujrah) untuk periode waktu

tertentu dan peninjauan kembali harga sewa atau upah

(ujrah) tersebut yang berlaku untuk periode berikutnya;

b. adanya uang muka Ijarah;

c. penggantian barang yang mendasari Ijarah;

d. penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan

antar para pihak dalam Ijarah; dan/atau

e. hal lain sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan ini dan Prinsip Syariah di Pasar

Modal.

BAB III

ISTISHNA

Bagian Kesatu

Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak Dalam Istishna

Pasal 8

Hak dan kewajiban pihak pembuat atau penjual (shani’)

adalah:

a. berhak memperoleh pembayaran dengan jumlah, cara,

dan waktu yang telah disepakati dalam Istishna;

b. wajib mengetahui spesifikasi objek Istishna secara jelas;

c. wajib menyediakan objek Istishna sesuai dengan

spesifikasi yang telah disepakati dalam Istishna;

d. wajib menjamin objek Istishna berfungsi dengan baik

dan/atau tidak cacat; dan

e. wajib menyerahkan objek Istishna sesuai dengan waktu

yang telah disepakati dalam Istishna.

Pasal 9

Page 96: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 7 -

Hak dan kewajiban pihak pemesan atau pembeli (mustashni’)

adalah:

a. berhak menerima objek Istishna sesuai dengan spesifikasi

yang telah disepakati dalam Istishna;

b. berhak menerima objek Istishna sesuai dengan waktu dan

tempat yang telah disepakati dalam Istishna;

c. berhak memilih (khiyar) untuk melanjutkan atau

membatalkan Istishna apabila terdapat cacat atau barang

yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diperjanjikan;

d. wajib melakukan pembayaran (pokok dan/atau biaya lain)

atas objek Istishna sesuai yang telah disepakati dalam

Istishna; dan

e. wajib mengetahui dan menerangkan spesifikasi objek

Istishna secara jelas.

Bagian Kedua

Persyaratan Objek Istishna

Pasal 10

Objek Istishna wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal

dan peraturan perundang-undangan;

b. ciri dan spesifikasi harus jelas dan dapat diakui sebagai

utang serta wajib dituangkan secara tertulis dalam

Istishna;

c. mekanisme penyerahan barang baik seluruh maupun

sebagian dari pihak pembuat atau penjual (shani’) kepada

pihak pemesan atau pembeli (mustashni’) wajib

dituangkan secara tertulis dalam Istishna meliputi waktu,

tempat dan cara penyerahan;

d. penyerahan sebagaimana dimaksud pada huruf c

dilakukan kemudian setelah waktu Istishna berdasarkan

kesepakatan;

e. harga jual objek Istishna ditetapkan secara tertulis dalam

Istishna dan dilarang berubah selama masa Istishna; dan

Page 97: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 8 -

f. pihak pemesan atau pembeli (mustashni’) dilarang

menukar barang kecuali dengan barang sejenis atau

sesuai kesepakatan.

Bagian Ketiga

Pembayaran Objek Istishna

Pasal 11

Pembayaran objek Istishna dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. pembayaran atas objek Istishna dalam bentuk uang;

b. pembayaran atas objek Istishna dapat dilakukan secara

tunai dan/atau cicilan sejak Istishna ditandatangani atau

dengan cara pembayaran lain sesuai kesepakatan; dan

c. pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang

atau dalam bentuk piutang yang belum jatuh tempo.

Bagian Keempat

Ketentuan Lain Yang Dapat Diatur Dalam Istishna

Pasal 12

Selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11, dalam Istishna

dapat disepakati hal sebagai berikut:

a. dalam memenuhi kewajibannya kepada pihak pemesan

atau pembeli (mustashni’), pihak pembuat atau penjual

(shani’) dapat melakukan Istishna lagi dengan pihak lain

pada objek Istishna yang sama, dengan ketentuan Istishna

pertama tidak bergantung atau mensyaratkan atas

pemenuhan hak dan kewajiban Istishna kedua (mu’allaq);

b. ketentuan mengenai biaya-biaya yang ditanggung oleh

masing-masing pihak apabila terdapat kerusakan,

kehilangan, atau tidak berfungsinya objek Istishna;

c. ketentuan mengenai jaminan dan asuransi;

d. ketentuan mengenai pengakhiran transaksi yang belum

jatuh tempo;

Page 98: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 9 -

e. penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan

antar para pihak dalam Istishna; dan/atau

f. hal lain sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan ini dan Prinsip Syariah di Pasar

Modal.

BAB IV

KAFALAH

Bagian Kesatu

Kewajiban Pihak-Pihak Dalam Kafalah

Pasal 13

Kewajiban pihak penjamin (kafiil/guarantor) adalah sebagai

berikut:

a. memiliki harta yang cukup untuk menjamin kewajiban

pihak yang dijamin kepada pihak yang dijaminkan

(makfuul lahu/orang yang berpiutang);

b. memiliki kewenangan penuh untuk menggunakan

hartanya sebagai jaminan atas pemenuhan kewajiban

pihak yang dijamin kepada pihak yang dijaminkan

(makfuul lahu/orang yang berpiutang); dan

c. menyatakan secara tertulis bahwa pihak penjamin

(kafiil/guarantor) menjamin kewajiban pihak yang dijamin

kepada pihak yang dijaminkan (makfuul lahu/orang yang

berpiutang) (pernyataan ijab).

Pasal 14

Kewajiban pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang

yang berutang) adalah sebagai berikut:

a. menyerahkan kewajiban (utang) pihak yang dijamin

(makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) kepada pihak

penjamin (kafiil/guarantor); dan

Page 99: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 10 -

b. menyatakan secara tertulis bahwa pihak yang dijamin

(makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) menerima

jaminan dari pihak penjamin (kafiil/guarantor)

(pernyataan qabul).

Bagian Kedua

Bentuk Penjaminan Dalam Kafalah

Pasal 15

Penjaminan dalam Kafalah dapat berupa jaminan kebendaan

dan/atau jaminan umum.

Bagian Ketiga

Persyaratan Objek Kafalah

Pasal 16

Objek Kafalah adalah kewajiban (utang) pihak yang dijamin

kepada pihak yang dijaminkan (makfuul lahu/orang yang

berpiutang) yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. kewajiban dimaksud dapat berupa kewajiban pembayaran

sejumlah uang, penyerahan barang, dan/atau

pelaksanaan pekerjaan;

b. kewajiban dimaksud harus jelas nilai, jumlah, dan

spesifikasinya;

c. kewajiban dimaksud bukan merupakan kewajiban yang

timbul dari hal-hal yang bertentangan dengan Prinsip

Syariah di Pasar Modal dan peraturan perundangan-

undangan; dan

d. harus merupakan utang mengikat yang tidak mungkin

hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan.

Page 100: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 11 -

Bagian Keempat

Ketentuan Lain Yang Dapat Diatur dalam Kafalah

Pasal 17

(1) Selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 16, dalam

Kafalah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai

berikut:

a. para pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee)

atas pelaksanaan penjaminan yang dilakukan oleh

pihak penjamin (kafiil/guarantor);

b. jangka waktu berlakunya penjaminan dalam Kafalah;

c. penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan

perselisihan antar para pihak dalam Kafalah;

dan/atau

d. hal lain sepanjang tidak bertentangan dengan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dan Prinsip

Syariah di Pasar Modal.

(2) Dalam hal para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a menyepakati adanya imbalan (fee), maka

Kafalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat

dibatalkan secara sepihak.

BAB V

MUDHARABAH

Bagian Kesatu

Hak Dan Kewajiban Pihak dalam Mudharabah

Pasal 18

Hak dan kewajiban pihak pemilik modal (shahib al-mal) adalah

sebagai berikut:

a. berhak mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha yang

dilakukan oleh pihak pengelola usaha (mudharib);

Page 101: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 12 -

b. berhak menerima bagian keuntungan tertentu yang

disepakati dalam Mudharabah;

c. berhak meminta jaminan dari pihak pengelola usaha

(mudharib) atau pihak ketiga yang dapat digunakan

apabila pihak pengelola usaha (mudharib) melakukan

pelanggaran atas Mudharabah.

d. wajib menyediakan dan menyerahkan seluruh modal yang

disepakati;

e. wajib menanggung seluruh kerugian usaha yang tidak

disebabkan oleh kelalaian, kesengajaan, dan/atau

pelanggaran pengelola usaha atas Mudharabah; dan

f. wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak pemilik

modal (shahib al-mal) menyerahkan modal kepada pihak

pengelola usaha (mudharib) untuk dikelola dalam suatu

usaha sesuai dengan kesepakatan (pernyataan ijab).

Pasal 19

Hak dan kewajiban pihak pengelola usaha (mudharib) adalah:

a. berhak mengelola kegiatan usaha untuk tercapainya

tujuan Mudharabah tanpa campur tangan pihak penyedia

modal;

b. berhak menerima bagian keuntungan tertentu sesuai yang

disepakati dalam Mudharabah;

c. wajib mengelola modal yang telah diterima dari pihak

pemilik modal (shahib al-mal) dalam suatu kegiatan usaha

sesuai kesepakatan;

d. wajib menanggung seluruh kerugian usaha yang

disebabkan oleh kelalaian, kesengajaan, dan/atau

pelanggaran pihak pengelola usaha (mudharib); dan

e. wajib menyatakan secara tertulis bahwa pihak pengelola

usaha (mudharib) menerima modal dari pihak pemilik

modal (shahib al-mal) dan berjanji untuk mengelola modal

tersebut dalam suatu usaha sesuai dengan kesepakatan

(pernyataan qabul).

Page 102: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 13 -

Bagian Kedua

Persyaratan Modal Yang Dikelola dalam Mudharabah

Pasal 20

Modal yang dikelola dalam Mudharabah wajib memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

a. berupa sejumlah uang dan/atau aset lainnya baik

berwujud maupun tidak berwujud yang dapat dinilai

dengan uang;

b. jika modal yang diberikan dalam bentuk aset selain uang,

maka aset tersebut tidak sedang dijaminkan atau tidak

dalam status sengketa;

c. jika modal yang diberikan dalam bentuk aset selain uang,

maka aset tersebut harus dinilai oleh Penilai, namun

penentuan nilai aset selain uang tetap berdasarkan

kesepakatan para pihak pada waktu Mudharabah;

d. tidak berupa piutang atau tagihan di antara pihak

dan/atau kepada pihak lain; dan

e. dapat diserahkan kepada pihak pengelola usaha

(mudharib) baik seluruh atau sebagian pada waktu dan

tempat yang telah disepakati.

Bagian Ketiga

Persyaratan Kegiatan Usaha dalam Mudharabah

Pasal 21

Kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Mudharabah

wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal

dan/atau peraturan perundang-undangan; dan

b. tidak dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di masa

yang akan datang yang belum tentu terjadi.

Page 103: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 14 -

Bagian Keempat

Pembagian Keuntungan dalam Mudharabah

Pasal 22

Pembagian keuntungan dalam Mudharabah wajib memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

a. keuntungan Mudharabah merupakan selisih lebih dari

kekayaan Mudharabah dikurangi dengan modal

Mudharabah dan kewajiban kepada pihak lain yang terkait

dengan kegiatan Mudharabah;

b. keuntungan Mudharabah dibagikan kepada pihak pemilik

modal (shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha

(mudharib) dengan besarnya bagian sesuai rasio/nisbah

yang disepakati; dan

c. besarnya bagian keuntungan masing-masing pihak wajib

dituangkan secara tertulis dalam bentuk rasio/nisbah.

Bagian Kelima

Ketentuan Lain Yang Dapat Diatur dalam Mudharabah

Pasal 23

Dalam perjanjian (akad) Mudharabah tidak boleh ada

ketentuan yang memastikan pemilik modal akan memperoleh

keuntungan.

Pasal 24

Selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, dan

Pasal 23, dalam Mudharabah dapat disepakati hal sebagai

berikut:

a. pihak pengelola usaha (mudharib) menyediakan biaya

operasional sesuai kesepakatan dalam Mudharabah;

b. jangka waktu berlakunya Mudharabah;

c. penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan

antar para pihak dalam Mudharabah; dan/atau

Page 104: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 15 -

d. hal lain sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan ini dan Prinsip Syariah di Pasar

Modal.

BAB VI

MUSYARAKAH

Bagian Kesatu

Hak Dan Kewajiban Pihak dalam Musyarakah

Pasal 25

(1) Setiap pihak dalam Musyarakah memiliki hak dan

kewajiban yang sama, yaitu:

a. berhak menerima bagian keuntungan tertentu sesuai

dengan rasio/nisbah yang disepakati dalam

Musyarakah atau proporsional;

b. berhak mengusulkan bahwa jika keuntungan

melebihi jumlah tertentu, maka kelebihan dimaksud

dapat diberikan kepada satu atau lebih pihak;

c. berhak meminta jaminan kepada pihak lain dalam

Musyarakah untuk menghindari terjadinya

penyimpangan;

d. wajib menyediakan modal sesuai dengan tujuan

Musyarakah, baik dalam porsi yang sama atau tidak

sama dengan pihak lainnya;

e. wajib menyediakan tenaga dalam bentuk partisipasi

dalam kegiatan usaha Musyarakah; dan

f. wajib menanggung kerugian secara proporsional

berdasarkan kontribusi modal masing-masing pihak.

(2) Dalam hal 1 (satu) atau lebih pihak tidak dapat

berpartisipasi dalam kegiatan usaha Musyarakah

sebagaimana dimaksud pada huruf e, hal ini wajib

disepakati dalam Musyarakah.

Page 105: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 16 -

Bagian Kedua

Persyaratan Modal dalam Musyarakah

Pasal 26

Modal yang disetorkan dalam Musyarakah wajib memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

a. berupa sejumlah uang dan/atau aset lainnya baik

berwujud maupun tidak berwujud yang dapat dinilai

dengan uang;

b. jika modal yang diberikan dalam bentuk aset selain uang,

maka aset tersebut harus dinilai oleh Penilai, namun

penentuan nilai aset selain uang tetap berdasarkan

kesepakatan para pihak pada waktu Musyarakah;

c. jika modal yang diberikan dalam bentuk aset selain uang,

maka aset tersebut tidak sedang dijaminkan atau tidak

dalam status sengketa; dan

d. tidak berupa piutang atau tagihan di antara para pihak

dan/atau kepada pihak lain.

Bagian Ketiga

Persyaratan Kegiatan Usaha dan Cara Pengelolaan dalam

Musyarakah

Pasal 27

a. kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Musyarakah

tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal

dan/atau peraturan perundang-undangan;

b. kewajiban pengelolaan aset sesuai dengan Musyarakah;

dan

c. pihak yang mengelola Musyarakah dilarang mengelola

modal di luar yang telah disepakati dalam Musyarakah,

kecuali atas dasar kesepakatan.

Page 106: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 17 -

Bagian Keempat

Pembagian Keuntungan dan Kerugian

Pasal 28

Pembagian keuntungan dan kerugian dalam Musyarakah wajib

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. keuntungan Musyarakah merupakan selisih lebih dari

kekayaan Musyarakah setelah dikurangi dengan modal

Musyarakah dan kewajiban kepada pihak lain yang terkait

dengan kegiatan Musyarakah;

b. untuk kepentingan pembagian keuntungan secara

periodik, maka keuntungan Musyarakah dihitung

berdasarkan selisih lebih dari kekayaan Musyarakah akhir

periode setelah dikurangi dengan modal Musyarakah awal

periode dan kewajiban akhir periode kepada pihak lain

yang terkait dengan kegiatan Musyarakah;

c. seluruh keuntungan Musyarakah harus dibagikan kepada

para pihak secara proporsional berdasarkan kontribusi

modal atau sesuai nisbah yang disepakati, dan tidak

diperkenankan menentukan jumlah nominal keuntungan

atau persentase tertentu dari modal bagi satu atau lebih

pihak pada awal kesepakatan;

d. dalam hal terdapat 1 (satu) atau lebih pihak yang

memberikan kontribusi lebih dalam pengelolaan, maka

pihak tersebut dapat menerima bagi hasil tambahan

sesuai dengan kesepakatan;

e. besarnya bagian keuntungan masing-masing pihak wajib

dituangkan secara tertulis dalam bentuk rasio/nisbah;

dan

f. kerugian Musyarakah harus dibagi di antara para pihak

secara proporsional berdasarkan kontribusi modal.

Page 107: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 18 -

Bagian Kelima

Ketentuan Lain Yang Dapat Diatur dalam Musyarakah

Pasal 29

Selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, dan Pasal 28, dalam

Musyarakah dapat disepakati hal sebagai berikut:

a. biaya operasional dibebankan pada modal bersama;

b. jangka waktu berlakunya Musyarakah;

c. penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan

antar para pihak dalam Musyarakah; dan/atau

d. hal lain sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan ini dan Prinsip Syariah di Pasar

Modal.

BAB VII

WAKALAH

Bagian Kesatu

Kewajiban Pihak dalam Wakalah

Pasal 30

Kewajiban pihak pemberi kuasa (muwakkil) adalah sebagai

berikut:

a. memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan

hukum terhadap hal yang dapat dikuasakan; dan

b. menyatakan secara tertulis bahwa pihak pemberi kuasa

(muwakkil) memberikan kuasa kepada pihak penerima

kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan

hukum tertentu (pernyataan ijab).

Pasal 31

Kewajiban pihak penerima kuasa (wakil) adalah sebagai

berikut:

a. memiliki kemampuan untuk melaksanakan perbuatan

hukum yang dikuasakan kepadanya;

Page 108: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 19 -

b. melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan

kepadanya serta dilarang memberi kuasa kepada pihak

lain kecuali atas persetujuan pihak pemberi kuasa

(muwakkil); dan

c. menyatakan secara tertulis bahwa pihak penerima kuasa

(wakil) menerima kuasa dari pihak pemberi kuasa

(muwakkil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan

hukum tertentu (pernyataan qabul).

Bagian Kedua

Persyaratan Objek Wakalah

Pasal 32

Perbuatan hukum sebagai objek Wakalah wajib memenuhi

syarat sebagai berikut:

a. diketahui dengan jelas jenis perbuatan hukum yang

dikuasakan serta cara melaksanakan perbuatan hukum

yang dikuasakan tersebut;

b. tidak bertentangan dengan syariah Islam; dan

c. dapat dikuasakan menurut syariah Islam.

Bagian Ketiga

Ketentuan Lain Yang Dapat Diatur dalam Wakalah

Pasal 33

(1) Selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 32 dalam Wakalah

dapat disepakati hal sebagai berikut:

a. para pihak dapat menetapkan besarnya imbalan (fee)

atas pelaksanaan perbuatan hukum yang

dikuasakan;

b. jangka waktu berlakunya pemberian kuasa dalam

Wakalah;

c. penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan

perselisihan antar para pihak dalam Wakalah;

dan/atau

Page 109: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 20 -

d. hal lain sepanjang tidak bertentangan dengan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dan Prinsip

Syariah di Pasar Modal.

(2) Dalam hal para pihak menyepakati adanya imbalan (fee)

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, maka

Wakalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat

dibatalkan secara sepihak.

BAB VIII

KETENTUAN SANKSI

Pasal 34

(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang

Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan berwenang

mengenakan sanksi terhadap setiap pihak yang

melakukan pelanggaran ketentuan peraturan Otoritas

Jasa Keuangan ini, termasuk pihak-pihak yang

menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut, berupa:

a. peringatan tertulis;

b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah

uang tertentu;

c. pembatasan kegiatan usaha;

d. pembekuan kegiatan usaha;

e. pencabutan izin usaha;

f. pembatalan persetujuan; dan

g. pembatalan pendaftaran.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g

dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan

sanksi administratif berupa peringatan tertulis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.

(3) Sanksi administratif berupa denda sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dikenakan secara

tersendiri atau secara bersama-sama dengan pengenaan

Page 110: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 21 -

sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g.

Pasal 35

Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal

34 ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan tindakan

tertentu terhadap setiap pihak yang melakukan pelanggaran

ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.

Pasal 36

Otoritas Jasa Keuangan dapat mengumumkan pengenaan

sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

ayat (1) dan tindakan tertentu sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 35 kepada masyarakat.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku,

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasal Modal dan Lembaga

Keuangan Nomor: KEP- 430/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012

tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek

Syariah Di Pasar Modal beserta Peraturan Nomor IX.A.14 yang

merupakan lampirannya dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

Pasal 38

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada

tanggal diundangkan.

Page 111: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 22 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 23 Desember 2015

KETUA DEWAN KOMISIONER

OTORITAS JASA KEUANGAN,

ttd

MULIAMAN D. HADAD

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 29 Desember 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 404

Salinan sesuai dengan aslinya Direktur Hukum 1 Departemen Hukum ttd Sudarmaji

Page 112: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 1 -

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

NOMOR 53 /POJK.04/2015

TENTANG

AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH

I. UMUM

Bahwa sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan

wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor

Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan

Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan

penataan kembali struktur Peraturan yang ada, khususnya yang terkait

sektor Pasar Modal dengan cara melakukan konversi Peraturan Bapepam

dan LK terkait sektor Pasar Modal menjadi Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan. Penataan dimaksud dilakukan agar terdapat Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan terkait sektor Pasar Modal yang selaras dengan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan sektor lainnya.

Berdasarkan latar belakang pemikiran dan aspek tersebut, perlu

untuk melakukan konversi Peraturan Bapepam dan LK yaitu Peraturan

Bapepam dan LK Nomor IX.A.14, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan

LK Nomor: KEP- 430/BL/2012 tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam

Penerbitan Efek Syariah tanggal 1 Agustus 2012.

Page 113: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 2 -

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Contoh spesifikasi barang atau jasa antara lain identitas barang,

kelaikan barang, spesifikasi pelayanan, dan jangka waktu

pemanfaatan.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Page 114: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 3 -

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Contoh jaminan umum antara lain jaminan perusahaan (corporate

guarantee) dan jaminan pribadi (personal guarantee).

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Jaminan dapat berupa jaminan kebendaan dan/atau jaminan

umum, seperti jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan

jaminan pribadi (personal guarantee).

Page 115: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 4 -

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan Penilai adalah Penilai sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Page 116: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 5 -

Pasal 26

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan Penilai adalah Penilai sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Page 117: SUKUK BERBASIS ASET TURUNAN TANAH WAKAF DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44021/1/MUHAMAD DADI... · di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang ... Hukum

- 6 -

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5822