Sukses Pemungutan Pajak

2

Click here to load reader

Transcript of Sukses Pemungutan Pajak

Page 1: Sukses Pemungutan Pajak

Perbedaan Official & Self Assessment

Uraian Official Assessment Self Assessment

Wewenang menentukanpajak terutang

Besarnya pajak terutang ditentukan oleh Fiskus

Besarnya pajak terutang ditentukan oleh Wajib Pajak

Peran wajib pajak Wajib pajak bersifat pasif

Wajib pajak bersifat aktif(mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang)

Peran Fiskus Fiskus bersikap aktif (mendata, menghitung, menetapkan pajak)

Fiskus bersikap pasif (hanya mengawasi)

Timbulnya kewajiban pajak (pajak terutang)

Timbul karena dikeluarkan-nya Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh Fiskus

Timbul karena UU dan karena terjadinya keadaan atau perbuatan, e.g.: diterimanya penghasilan, terjadinya penyerahan barang/jasa

Page 2: Sukses Pemungutan Pajak

Sukses Pemungutan Pajak

“Perubahan sistem pemungutan pajak dari official assessment menjadi self assessment, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dari penerimaan dalam negeri yang berasal dari pajak, karena penerimaan dari migas tidak dapat diandalkan lagi, sementara sumber dana dari luar negeri hanya sebagai pelengkap.”

Pemungutan  pajak di suatu Negara, menurut Gunadi (1997: 1), dianggap sukses apabila terdapat enam kondisi pendukung, yaitu:

1. Sebagian besar aktifitas ekonomi dilaksanakan dalam transaksi uang.

2. Tingkat iliterasi (buta huruf) masyarakat rendah.

3. Adanya praktek pembukuan (administrasi) yang sehat dan dapat dipercaya (reliable).

4. Tingkat kepatuhan dan disiplin yang tinggi.

5. Tersedianya jaringan dan akses terhadap informasi serta komunikasi yang efektif dengan sedikit (menghilangkan) kerahasiaan (untuk tujuan perpajakan).

6. Rendahnya tingkat sektor (ekonomi) informal (underground, black market economy).