Suhu, panas, radiasi dan insolator
-
Upload
rezal-fahmi -
Category
Education
-
view
2.256 -
download
4
Transcript of Suhu, panas, radiasi dan insolator
SUHU, PANAS, RADIASI DAN INSOLATOR
REZAL FAHMI
E1F112011
( 3 )
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2013
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang .............................................................................. 1
Tujuan Praktikum .......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
BAHAN DAN METODE ......................................................................... 8
Bahan dan Alat .............................................................................. 8
Pelaksanaan Praktikum ................................................................. 9
Prosedur Kerja ............................................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 11
Hasil ............................................................................................. 11
Pembahasan ................................................................................... 13
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 15
Kesimpulan .................................................................................... 15
Saran ............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 16
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1. Hasil Kegiatan 1 .................................................................... 11
TABEL 2. Hasil Kegiatan 2 .................................................................... 11
TABEL 3. Hasil Kegiatan 3 .................................................................... 12
TABEL 4. Hasil Kegiatan 4 .................................................................... 12
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suhu disebut temperatur yang diukur dengan alat thermometer. Empat
macam thermometer yang paling dikenal adalah Celcius, Reumur, Fahrenheit dan
kelvin. Suhu dapat di ukur dengan menggunakan thermometer yang berisi air
raksa atau alcohol (Sudaryo, 1999).
Suhu menunjukan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu
suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu
benda masing – masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energy atom – atom penyusun
benda, makin tinggi suhu benda tersebut (Sudaryo, 1999).
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri
proses. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran
kalor, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu
proses berlangsung. Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan
untuk pengerjaan, terjadi umpamanya bila pengerjaan harus berlangsung pada
suhu tertentu dan suhu ini harus dicapai dengan jalan pemasukan atau pengeluaran
kalor. Kondisi kedua yaitu mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk
operasi proses, terdapat pada pengerjaan eksoterm dan endoterm. Disamping
perubahan secara kimia, keadaan ini dapat juga merupakan pengerjaan secara
alami. Dengan demikian, Pada pengembunan dan penghabluran (kristalisasi)
kalor harus dikeluarkan. Pada penguapan dan pada umumnya juga pada
pelarutan, kalor harus dimasukkan. Hukum alam menyatakan bahwa kalor adalah
suatu bentuk energy ( Purwanto, 1999).
Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup untuk mengionisasi
partikel. Secara umum, hal ini melibatkan sebuah elektron yang 'terlempar' dari
cangkang atom elektron, yang akan memberikan muatan (positif). Hal ini sering
mengganggu dalam sistem biologi dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker.
Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah radio aktif peluruhan radio aktif dan
sampah (Sudaryo, 1999).
Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford, Alfa, Beta dan
sinar gamma. Radiasi tersebut ditemukan melalui percobaan sederhana,
Rutherford menggunakan sumber radioaktif dan menemukan bahwa sinar
menghasilkan memukul tiga daerah yang berbeda. Salah satu dari mereka
menjadi positif, salah satu dari mereka bersikap netral, dan salah satu dari mereka
yang negatif. Dengan data ini, Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri dari
tiga sinar. Beliau memberi nama yang diambil dari tiga huruf pertama dari abjad
Yunani yaitu alfa, beta, dan gamma (Soedojo, 1999).
Dalam kehidupan sehari- hari, kita sering menggunakan alat – alat yang
terbuat dari kertas, plastic, karet, lilin, kayu, alumunium, bahkan bahan yang
terbuat dari besi dan baja. Ada beberapa yang bersifat dari konduktor dan ada
pula yang bersifat isolator. Benda yang termasuk kondoktor misalnya:
alumanium, besi, dan baja. Sedangkan benda yang termasuk isolator misalnya:
kertas, plastic, karet, lilin, dan kayu. Isolator adalah benda – benda atau material
yang tidak dapat memindahkan muatan – muatan listrik (Sudaryo, 1999).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui perubahan suhu dan perpindahan panas
2. Pengaruh tempratur (suhu) terhadap kelarutan zat
3. Mengetahui dan memahami tentang matahari memancarkan radiasi
4. Mengetahui dan memahami bahan isolator
TINJAUAN PUSTAKA
Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (k). Skala – skala lain adalah
Celcius, fahrenhit, dan reamur. Pada skala Celsius, 0oc adalah titik dimana air
membeku dan 100oc adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini
adalah yang paling sering digunakan di dunia (Sudaryo, 1999).
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda
dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam
kehidupan sehari – hari masyarakat untuk mengukur suhu cendrung menggunakan
indra peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakan
thermometer untuk mengukur suhu dengan valid. Pada abad 17 terdapat 30 jenis
skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi
pada Anders Celcius (1701 – 1744) sehingga pada tahun 1742 dia
memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala
ini diberi nama sesuai dengan namanya yaitu skala celcius. Apabila benda
didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan
berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala celcius tidak bias
menjawab masalah ini maka Lord kelvin (1842 – 1970) menawarkan skala baru
yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 k ketika air membeku
dan 373 k ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 k atau -273oc
(Hayati, 2008).
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari
suatu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-
daerah tersebut. Karena beda suhu terdapat di seluruh alam semesta, maka aliran
panas bersifat seuniversal yang berkaitan dengan tarikan gravitasi. Tetapi tidak
sebagaimana halnya gravitasi, aliran panas tidak di kendalikan oleh sebuah
hubungan yang unik, namun oleh kombinasi dari berbagai hukum fisika yang
tidak saling bergantungan (Hayati, 2008).
Kepustakaan perpindahan panas pada umumnya mengenal tiga cara
perpindahan panas yaitu, konduksi (conduction, juga dikenal dengan istilah
hantaran), konveksi (convection, juga dikenal dengan istilah aliran), radiasi
(radiartion) (Hayati, 2008).
1. JENIS-JENIS PERPINDAHAN PANAS
a. Perpindahan Panas Dengan Cara Konduksi
Yang dimaksud dengan konduksi ialah pengangkutan kalor melalui
satu jenis zat. Sehingga perpindahan kalor secara hantaran/konduksi
merupakan satu proses pendalaman karena proses perpindahan kalor ini
hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor, adalah dari titik
bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah. Perpindahan panas konduksi dan
difusi energi akibat aktivitas molekul Sudah diketahui bahwa tidak semua
bahan dapat menghantar kalor sama sempurnanya. Dengan demikian,
umpamanya seorang tukang hembus kaca dapat memegang suatu barang
kaca, yang beberapa Centi meter lebih jauh dari tempat pegangan itu
adalah demikian panasnya, sehingga bentuknya dapat berubah. Akan
tetapi seorang pandai tempa harus memegang benda yang akan ditempa
dengan sebuah tang. Bahan yang dapat menghantar kalor dengan baik
dinamakan konduktor. Penghantar yang buruk disebut isolator. Sifat
bahan yang digunakan untuk menyatakan bahwa bahan tersebut
merupakan suatu isolator atau konduktor ialah koefisien konduksi terma.
Apabila nilai koefisien ini tinggi, maka bahan mempunyai kemampuan
mengalirkan kalor dengan cepat. Untuk bahan isolator, koefisien ini
bernilai kecil.
b. Perpindahan Panas Dengan Cara Konveksi
Yang dimaksud dengan konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh
gerak dari zat yang dipanaskan. Proses perpindahan ka1or secara
aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan. Proses konveksi
hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian
dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan
sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama.
Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat
proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu
sekelilingnya. Dalam hal ini dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan
suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini terdapat keadaan
suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya.
c. Perpindahan Panas Dengan Cara Radiasi
Yang dimaksud dengan pancaran (radiasi) ialah perpindahan kalor
melalui gelombang dari suatu zat ke zat yang lain. Semua benda
memancarkan kalor. Keadaan ini baru terbukti setelah suhu meningkat.
Pada hakekatnya proses perpindahan kalor radiasi terjadi dengan
perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet. Terdapat dua teori
yang berbeda untuk menerangkan bagaimana proses radiasi itu terjadi.
Semua bahan pada suhu mutlak tertentu akan menyinari sejumlah energi
kalor tertentu. Semakin tinggi suhu bahan tadi maka semakin tinggi pula
energi kalor yang disinarkan. Proses radiasi adalah fenomena permukaan.
Proses radiasi tidak terjadi pada bagian dalam suatu bahan. Tetapi suatu
bahan apabila menerima sinar, maka banyak hal yang boleh terjadi.
Apabila sejumlah energi kalor menimpa suatu permukaan, sebagian akan
dipantulkan, sebagian akan diserap ke dalam bahan, dan sebagian akan
menembusi bahan dan terus ke luar. Jadi dalam mempelajari perpindahan
kalor radiasi akan dilibatkan suatu fisik permukaan (Sudaryo, 1999).
Insulator adalah materi yang dapat mencegah penghantaran panas, ataupun
muatan listrik. Lawan dari insulator adalah konduktor yaitu materi yang dapat
menghantar panas ataupun muatan listrik dengan baik. Adapun contoh-contoh
bahan insulator adalah bahan-bahan non logam, seperti plastik, ebonit, kertas,
tubuh manusia, air, tanah, dsb (Sudaryo, 1999).
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Adapun Bahan dan alat yang digunakan pada peraktikum adalah sebagai
berikut:
Kegiatan 1: perubahan suhu dan perpindahan panas.
Air panas
Thermometer, gelas kaca ukuran 500 ml,
Pengukur waktu/ stopwatch.
Kegiatan 2: Pengaruh Suhu terhadap kelarutan.
Air es dengan suhu 35°c.
Air bersuhu 35,9oc, 48
oc, dan 72
oc.
Enam buah tablet effervescent (jesscool).
Thermometer, gelas kaca ukuran kecil, pengukur waktu / stopwatch.
Kegiatan 3 : Pemahaman tentang matahari memancarkan radiasi.
Air panas dan sebuah wadah besar untuk menyimpan air panas
Balon
1 buah botol yang dicat hitam dan 1 buah botol yang dicat putih.
Kegiatan 4 : lemak sebagai Isolator
Dua buah kantong plastic yang dapat ditutup rapat (memakai semacam
“lem”), dengan kapasitas sekitar 2 liter.
Mentega putih.
Nampan besar berisi air es.
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 09 April 2013 pukul
15.00-17.00 WITA dan bertempat di Laboratoium Fisika-Kimia Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur kerja
Prosedur kerja yang dilaksanakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
Prosedur kerja kegiatan 1 :
Masukan 500 ml air panas ke dalam gelas kaca
Ukur suhu air dalam gelas mula- mula, catat
Ukur suhu air dala gelas setelah 5 menit didiamkan, catat
Selanjutnya ukur kembali suhu air dalam gelas setiap 5 menit hingga suhu
air tersebut sama dengan suhu ruang, catat
Buat grafik perubahan suhu tersebut.
Prosedur kerja kegiatan 2 :
Masukan setiap jenis air yang berbeda suhu ke dalam gelas kaca yang
berbeda dengan volume yang sama. Pada saat yang sama, masukan sebuah
tablet effervescent (jesscool) ke dalam gelas berisi air yang berbeda
tempraturnya tersebut.
Catat berapa lama waktu yang diperlukan sampai setiap tablet effervescent
benar –benar larut dalam setiap gelas.
Prosedur kerja kegiatan 3 :
Letakan balon pada mulut botol
Kemudian letekan 2 botol tersebut di dalam wadah yang berisi air berisi
air panas, tunggu sampai + 15 menit.
Amati apa yang terjadi pada kedua balon, mengapa balon pada botol hitam
lebih mengembang di bandingkan dengan balon botol putih ?
Prosedur kerja kegiatan 4 :
Oleskan mentega putih kira –kira setebal 1,3 cm ke salah satu sisi dari
bagian dalam kantung plastik ke-1. Usahakan jangan sampai mentega
putih mengenai „‟lemnya”.
Balikan kantung ke-2 (bagian dalam menjadi di luar) dan masukan
kedalam kantung ke-1 sehingga lapisan mentega berada di antara kedua
kantung plastic ini.
Lumuri lagi dengan lemak bagian kantung ke-1 yang dilapisi mentega.
Satukan lagi dengan lemak bagian kantung ke-1 dengan kantung ke-2
(pasang „‟lemnya”)
Masukkan sebelah tanganmu kemudian “sarung tangan “ ini.
Masukan kedua belah tangan mu ke dalam nampan yang berisi air es.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kegiatan 1: Perubahan Suhu dan Perpindahan Panas
Perubahan suhu yang diamati selang 5 menit dan diukur perubahan
suhunya, dari suhu awal air 70°c , yang berada pada suhu ruangan 31o c,
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil kegiatan 1
Waktu (menit) Suhu air (°c) Suhu ruangan (°c)
0 70 31
5 65 31
10 61 31
15 58 31
20 56 31
25 53 31
30 50 31
Kegiatan 2: Pengaruh Suhu terhadap Kelarutan
Tablet affervescent yang dilarutkan pada air yang memiliki suhu berbeda
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil kegiatan 2
Zat Suhu air (°c) Waktu (menit) Kelarutan
Tablet
jesscool
35,9
02 : 21 : 05
Larut
Tabel 2. Lanjutan
48 01 : 41 : 84 Larut
72 00 : 55 : 58 Larut
Kegiatan 3 : Pemahaman tentang matahari memancarkan radiasi.
Tabel 3. Hasil kegiatan 3
Keterangan: ketika pemanasan, balon yang
diletakkan pada mulut botol berwarna
hitam lebih cepat mengembung daripada
balon yang diletakkan pada mulut botol
yang berwarna putih.
Kegiatan 4. lemak sebagai Isolator
Tabel 4. Hasil Kegiatan 4
Keterangan: tangan yang memakai sarung
tangan plastik (yang diselimuti mentega
putih) lebih terasa hangat jika dibandingkan
dengan tangan yang tak memakai pelindung
apapun ketika berada dalam baskom dingin
yang berisi es batu.
Pembahasan
Pada kegiatan pertama tentang pengamatan perubahan suhu dan
perpindahan panas, di kegiatan ini memakai bahan sampel air panas dengan suhu
awal 70°c yang diamati selang 5 menit perubahan suhunya dengan suhu ruangan
31°c. Setelah 30 menit pengamatan didapatkan hasil bahwa tiap selang 5 menit
air panas tersebut mengalami penurunan suhu, penurunan suhu disini menunjukan
bahwa suhu yang tinggi cenderung menyesuaikan ke suhu yang lebih rendah
(suhu ruangan) sampai terbentuknya suhu akhir yang seimbang dan keadaan ini
sesuai dengan Azas Black yang menyatakan dimana Qlepas = Qterima .
Pengaruh suhu terhadap kelarutan dapat diamati dengan cara memasukan
tablet effervescent/jesscool kedalam air yang memiliki suhu berbeda, berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini air yang memiliki suhu
tertinggi lebih cepat melarutkan jesscool karena energy panas yang terdapat pada
air tersebut menyebabkan molekul-molekul tablet lebih cepat terurai atau
merenggang sehingga lebih cepat larutnya dibandingkan dengan suhu yang lebih
rendah.
Warna hitam mampu membantu penyerapan radiasi panas dari matahari,
dan sesuai dengan pengamatan praktikum dengan pemanasan pada dua botol yang
berwarna hitam dan putih yang masing-masing mulut botol tersebut dipasang
balon. Hasilnya balon yang dipasang pada mulut botol yang berwarna hitam lebih
mengembang dibandingkan dengan balon pada botol warna putih karena udara
panas yang diserap oleh warna hitam botol, membuat partikel-partiel udara di
dalamnya bergerak lebih cepat (tekanannya tinngi) sehingga membutuhkan ruang
yang lebih besar, akibatnya udara tersebut yang ada di dalam botol mengambil
ruang lebih yang didapat dari balon. Hal serupa sering kita rasakan ketika
memakai pakaian hitam disiang hari yang panas sehingga panasnya sangat terasa.
Pada kegaiatan empat mengenai mentega sebagai insulator.
Pengamatannya pada percobaan ini, tangan yang memekai sarung plastik yang
dilapisi mentega putih dan dimasukan kedalam nampan yang berisi es lebih terasa
hangat jika dibandingkan dengan tangan yang tak memakai pelinding apapun, ini
dikarenakan mentega tidak dapat menghantarkan panas atau dingin.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer.
2. Suhu yang tinggi cenderung menyesuaikan ke suhu yang lebih rendah sampai
terbentuknya suhu akhir yang seimbang.
3. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena perbedaan
suhu.
4. Radiasi (pancaran kalor) adalah perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat
perantara.
5. Isolator adalah bahan yang tidak bisa melakukan perpindahan dingin atau
panas contohnya lemak.
Saran
Ketika praktikum diharapkan praktikan focus dalam melaksanakan
pengamatan serta kedepannya diharapkan agar tidak ada lagi keteledoran
praktikum seperti rusaknya alat yang seharusnya dapat dicek terlebih dahulu
ataupun kurangnya bahan yang dapat menggangu kelancaran praktikum.
DARTAR PUSTAKA
Hayati, Noor. 2008. Laporan Fisika Dasar. Fakultas Pertanian. Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Purwanto, Joko. 1999. Progresif Fisika SLTP Semester 2. Widya Duta.
Surakarta.
Sudaryo. 1999. Progresif Fisika SLTP Semester 1. Widya Duta. Surakarta.
Soedojo, peter. 1999. Fisika dasar. Nusantara. Yogyakarta.