Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

15
RUMPUT LAUT UNTUK KESEJAHTERAAN Fakhrudin Al Rozi, S.Pi. CV. Mina Laras Alumni Technopreneurship Pemuda 2011 Setiap orang ingin bahagia, dengan apapun caranya. Bahagia adalah perasaan senang dan tenteram, bebas dari segala hal yang menyusahkan. Saya menemukan kebahagiaan ketika bisa berbagi dengan orang lain, meneliti, menyimpulkan, kemudian memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Inovasi untuk kesejahteraan rakyat, itulah mantra inovasi yang saya temukan. Tak henti-hentinya mantra tersebut saya rapalkan hingga saat ini mencapai tahun keenam. Meminjam istilah dari penulis Gus Har Wegig Pramundita, mantra inovasi tersebut bagai anak panah yang sangat tajam dan sakti sekelas Pasopati milik tokoh pewayangan Arjuna. Dalam epos tersebut digambarkan betapa dahsyatnya busur panah yang lepas dari gandhewo Arjuna untuk menghadang laju panah Cundomanik milik Bengawan Durna. Kenapa disebut mantra? Karena kata tersebut selalu saya ucapkan setiap saat hingga mampu “membuat perubahan”. Berbeda dengan mantra sesungguhnya yang diucapkan oleh dukun/pawang, mantra inovasi ini bersifat universal karena sejatinya merupakan perwujudan pikiran yang merepresentasikan sebuah tujuan. Mantra inovasi ini sangat sederhana, bagai reaktor semangat yang siap meledak kapanpun, namun midas. Fokus pada tujuan awal telah sukses mengantarkanku pada cita-cita terbesar untuk mengabdi di masyarakat. Berbekal inovasi pascapanen rumput laut, kami mendirikan CV. Mina Laras berbasis pengolahan sumberdaya kelautan di Kabupaten Bantul Propinsi DIY, mengabdi sebagai ketua Asosiasi 1 Rumput Laut

Transcript of Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

Page 1: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

RUMPUT LAUT UNTUK KESEJAHTERAAN

Fakhrudin Al Rozi, S.Pi.

CV. Mina Laras

Alumni Technopreneurship Pemuda 2011

Setiap orang ingin bahagia, dengan apapun caranya. Bahagia adalah perasaan senang

dan tenteram, bebas dari segala hal yang menyusahkan. Saya menemukan kebahagiaan ketika

bisa berbagi dengan orang lain, meneliti, menyimpulkan, kemudian memberikan sesuatu yang

bermanfaat bagi orang lain. Inovasi untuk kesejahteraan rakyat, itulah mantra inovasi yang

saya temukan. Tak henti-hentinya mantra tersebut saya rapalkan hingga saat ini mencapai

tahun keenam. Meminjam istilah dari penulis Gus Har Wegig Pramundita, mantra inovasi

tersebut bagai anak panah yang sangat tajam dan sakti sekelas Pasopati milik tokoh

pewayangan Arjuna. Dalam epos tersebut digambarkan betapa dahsyatnya busur panah yang

lepas dari gandhewo Arjuna untuk menghadang laju panah Cundomanik milik Bengawan

Durna.

Kenapa disebut mantra? Karena kata tersebut selalu saya ucapkan setiap saat hingga

mampu “membuat perubahan”. Berbeda dengan mantra sesungguhnya yang diucapkan oleh

dukun/pawang, mantra inovasi ini bersifat universal karena sejatinya merupakan perwujudan

pikiran yang merepresentasikan sebuah tujuan. Mantra inovasi ini sangat sederhana, bagai

reaktor semangat yang siap meledak kapanpun, namun midas. Fokus pada tujuan awal telah

sukses mengantarkanku pada cita-cita terbesar untuk mengabdi di masyarakat. Berbekal

inovasi pascapanen rumput laut, kami mendirikan CV. Mina Laras berbasis pengolahan

sumberdaya kelautan di Kabupaten Bantul Propinsi DIY, mengabdi sebagai ketua Asosiasi

Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan “Projo Mino” Kabupaten Bantul, Penyuluh

Perikanan Swadaya serta kini sedang persiapan mengelola kapal 30 GT di pesisir pantai

selatan Yogyakarta. Bekal awal sebagai peraih penghargaan Rektor UGM dalam bidang

Inovator Kewirausahaan Mahasiswa 2006, Penghargaan Insan UGM Berprestasi bidang

Penelitian 2007 serta berhasil menjadi peserta Technopreneurship Pemuda tahun 2011 adalah

amanah terbesar dalam hidupku. Sebab apa? Sebab kami ingin selalu berbagi terhadap

sesama. Melalui riset, kami kaji setiap permasalahan serta berusaha untuk dapat

menemukan solusinya. Berbagi pengalaman melalui kegiatan penelitian menurut kami adalah

kenikmatan yang tidak tergantikan. Karena kami yakin, inovasi akan mampu menciptakan

1 Rumput Laut

Page 2: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

kesejahteraan. Dengan segala macam keterbatasan, kami sodorkan konsep sederhana

membangun perekonomian akar rumput di kampung halaman. Semuanya diukir dalam susunan

4 kata, yakni inovasi untuk kesejahteraan rakyat.

Gambar Tim CV. Mina Laras

Tactic and Explicit Knowledge

Jauh hari sebelum mengikuti kegiatan Technopreneurship Pemuda 2011, terlalu banyak

kegalauan yang menyelimuti diri, dan seminar ilmiah tentang penelitian adalah obatnya.

Kubulatkan tekad untuk mengikuti Seminar Mahasiswa SP2MP: Mengembangkan Budaya

Ilmiah, Meneliti, dan Menulis Publikasi Ilmiah bagi Mahasiswa yang berlangsung di Auditorium

Fakultas Kedokteran Hewan UGM tanggal 22 Oktober 2005. Dari seminar itulah, saya

mendapat pencerahan bahwa dalam melakukan penelitian dibutuhkan 2 macam pendekatan

yakni tactic knowledge dan explicit knowledge. Kedua istilah tersebut saya peroleh dari Dr. Arief

Budi Witarto, M.Eng (Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI) serta menginspirasi saya hingga saat

ini. Tactic knowledge didefinisikan sebagai pengetahuan yang tidak terdefinisikan secara teks

tetapi hanya dapat diperoleh dari pengalaman bekerja langsung. Praktisnya, Anda ingin menjadi

tukang memasak yang hebat, maka Anda harus belajar kepada chef terkenal di kota Anda! Atau

jika Anda ingin menjadi peneliti hebat, belajarlah pada peraih Nobel yang Anda kenal! Atau,

Anda ingin menjadi juara dari suatu kompetisi? Belajarlah kepada yang pernah menang pada

kompetisi tersebut! Dari sekian mantra inovasi yang saya rapalkan, disertai dengan bertanya

2 Rumput Laut

Page 3: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

pada ahlinya telah mampu mewujudkan satu tahap cita-cita saya untuk bisa mengabdi di

masyarakat perikanan. Dua orang mahasiswa dari 2 universitas berbeda, yakni Sdri. Armita

Fibriyanti dari Institut Pertanian Bogor dan Sdr. Ibnu Sahidir dari Universitas Diponegoro adalah

2 orang guru saya dalam bidang karya tulis. Terimakasih Sahabat, berkat bimbingan Anda

sedikit demi sedikit doa saya terjawab...

Secara aplikasi, saya telah melakukan aktivitas tactic knowledge tersebut saat mengikuti

kegiatan Recognize and Mentoring Program (RAMP) pada tahun 2006. Berbekal informasi dari

teman RAMP, sayapun bisa bertemu Mahasiswi IPB (Sdri. Armita Fibriyanti, terimakasih kisah

inspiratifnya!) dan Sdr. Ibu Sahidir yang berhasil menjuarai Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa

(KKTM) bidang IPA tahun 2005. Tidak hanya itu saja, ternyata sesama peserta RAMP ada juga

yang pernah mengikuti KKTM tersebut. Kesempatanpun tidak saya sia-siakan, saya gali

informasi seputar KKTM dengan harapan ilmu korek tersebut bisa saya terapkan. Dua tahun

kemudian, yakni tahun 2008 saya meraih juara 1 KKTM bidang IPA. Sungguh sangat dramatis!

Ada ilmu yang tidak bisa dipelajari secara lisan, yakni tactic knowledge, yakni bergurulah pada

ahlinya!

Liputan SKH Wawasan, 23 November 2008

Selain tactic knowledge, ada satu ilmu lagi yang harus dipelajari guna meraih keberhasilan

yakni explicit knowledge. Explicit knowledge didefinisikan sebagai pengetahuan yang didapat

dari hasil membaca buku, mendengar kuliah, seminar, jurnal ilmiah, diskusi dan sebagainya.

3 Rumput Laut

Page 4: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

Sehingga kedua jenis pendekatan tersebut harus diaplikasikan, apabila kita menghendaki

memperoleh suatu keahlian. Selama kita mengikuti berbagai jenis pembelajaran, saya anggap

kita sedang memasukkan makanan dan minuman ke dalam tubuh kita. Makanan dan minuman

yang berupa keterampilan dan pengetahuan tersebut apabila dapat dikelola dengan baik maka

saya yakin, buah cinta keduanya akan lahir yakni sebuah prestasi!

Jatuh Cinta Pada Riset Kelautan dan Perikanan

Anda kenal dengan pemain IPTEK dunia seperti Albert Einstein? Alexander Graham Bell,

Thomas Alva Edison, atau Alexander Flemming? Kesemua tokoh dunia tersebut berhasil

menemukan teknologi yang hingga kini dapat kita nikmati dalam kehidupan sehari-hari. Apa

yang Mereka lakukan sehingga dapat menjadi inventor, atau lebih tepatnya innovator bahkan

memegang paten terbanyak di dunia? Ya, Mereka melakukan penelitian!. Penelitian atau

research dapat diartikan sebagai “usaha atau kegiatan ilmiah yang sistematis dan terorganisir,

terfokus pada permasalahan tertentu yang membutuhkan solusi”. Research berasal dari kata

re-search (menelusuri kembali) sehingga dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian

berkelanjutan dan lebih mendalam.

4 Rumput Laut

Page 5: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

Liputan dari Majalah Kabare Kagama, Edisi 163 Mei 2007

Yak! Saya telah jatuh cinta pada penelitian! Merujuk pada hasil karya-karya sebelumnya,

tampaknya usaha saya untuk belajar di Program Studi Teknologi Hasil Perikanan UGM selama

7 tahun 11 bulan tidaklah sia-sia. Saya cinta laut karena Indonesia adalah Negara Maritim,

sejarah telah membuktikan itu. Tetapi mengapa sebagian besar nelayan masih belum

terjamin kesejahteraannya? Mengapa kemiskinan semakin mendera di tepi-tepi pantai

sepanjang 81.000 km garis Pantai Indonesia? Hal tersebutlah yang menggelitik jiwa saya untuk

membuat suatu inovasi yang mampu mensejahterakan rakyat, setidaknya saya mulai dari

lingkungan terkecil saya di Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul,

Propinsi DIY. Perhatian saya tertuju pada komoditas rumput laut yang banyak terdapat di

sepanjang pesisir Pantai Kabupaten Gunung Kidul Propinsi DIY. Bagai kendaraan bermotor

yang dikasih zat additive octane booster, semangat saya membuncah hingga ke angkasa guna

mewujudkan cita-cita besar tersebut.

Rumput Laut dan Riset

5 Rumput Laut

Page 6: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

Kegiatan riset seharusnya mempunyai track record dan merupakan kegiatan penelitian yang

semakin mendalam. Tujuan riset adalah melahirkan science, technology, dan scitech. Mengapa

riset penting? Hal tersebut disebabkan karena riset memberikan bukti kebenaran suatu ilmu

pengetahuan; riset memberikan bukti bahwa periset benar-benar menguasai ilmu pengetahuan

tersebut; riset juga menegaskan suatu pendapat (hipotesis menjadi tesis) yang akan menjadi

pengetahuan baru; dan riset merupakan jembatan dari ilmu pengetahuan ke teknologinya, dan

sebaliknya. Proposal riset yang menarik lahir dari ide cemerlang. Tapi, itu saja tidak cukup

tanpa direalisasikan dengan keahlian. Keahlian inilah yang sekarang hendak kita dapatkan

melalui meneliti.

Seiring berjalannya waktu, saya fokuskan bidang usaha yang akhirnya mengerucut pada

komoditas rumput laut. Pemanfaatan rumput laut di Indonesia selama ini belum dilakukan

secara optimal, hal ini disebabkan karena masih sedikitnya teknologi pascapanen yang

diterapkan, nilai ekonomis yang rendah, dan status rumput laut sebagai produk agribisnis yang

belum dilirik. Pemanfaatan rumput laut masih cukup sederhana, yaitu dibuat agar-agar atau

sebagai campuran makanan/lalapan atau dikeringanginkan kemudian dijual dengan harga

sangat murah, yaitu Rp 2000/kg. Untuk itu diperlukan pengembangan produk dari rumput laut

dengan tujuan meningkatkan daya terima masyarakat, penggunaan, nilai ekonomis, serta

menggali unsur kewirausahaan dari komoditas yang belum diusahakan tersebut.

Pantai selatan Yogyakarta, khususnya Gunungkidul adalah penghasil rumput laut utama di

Yogyakarta, dengan potensi per tahun mencapai 260 ton, diantaranya adalah Gelidium sp.,

Gracilaria sp., dan Gigartina sp. Rumput laut tersebut hingga kini belum dijadikan produk

olahan, tetapi hanya sebatas menjadi komoditas perdagangan rumput laut kering karena

keterbatasan teknologi pascapanen serta kesulitan dalam kegiatan pengolahan rumput laut

(DKP, 2003). Bahkan menurut Jati (1996) di Gunungkidul terdapat 23 spesies rumput laut

ekonomis yang hingga kini belum dimanfaatkan optimal. Ide riset awal saya bertujuan untuk

meningkatkan nilai ekonomis rumput laut sebagai bahan baku pembuatan reconstituted chips

rumput laut, melihat peluang industri reconstituted chips rumput laut secara finansial, serta

potensi pasar dan pemasarannya. Reconstitued chips berarti membentuk kembali bahan-bahan

yang dikeringkan dan dipadatkan, dalam hal ini adalah pembentukan hancuran rumput laut

menjadi massa dengan total padatan yang tinggi melalui penambahan bahan pengisi. Bahan

pengisi yang kami gunakan adalah jagung lokal karena harganya murah serta nilai nutrisinya

tidak kalah dengan jagung hibrida ataupun jagung super lainnya.

6 Rumput Laut

Page 7: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

Gambar Petani Rumput Laut di Pantai Sepanjang, Gunung Kidul

Hasil desain produk didapat formula reconstituted chips rumput laut terbaik adalah formula

campuran hancuran rumput laut, tepung jagung, dan tapioka dengan perbandingan 50% : 50%

dan 25%. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa usaha ini layak dikomersilkan dengan

NPV Rp 83.468.929,26, break event point tercapai pada produksi ke 132 kemasan/tahun, pay

back period terjadi pada tahun 1 produksi. Hasil analisis aspek pasar dan pemasaran

menunjukkan bahwa potensi pasar reconstituted chips rumput laut Gracilaria cukup besar,

dimana jumlah permintaan produk sejenis dan suplai bahan baku melimpah.

Apa Itu Reconstitued Chips Rumput Laut?

Reconstituted chips (tortilla) rumput laut merupakan produk makanan ringan dengan

bahan-baku rumput laut yang merupakan potensi lokal Indonesia. Bahan-bahan yang

digunakan dalam pembuatan produk ini terdiri dari rumput laut (Gracilaria sp., Gelidium

sp., dan Gigartina sp.), tepung jagung, dan bumbu. Jumlah prosentase bahan kering

rumput laut yang digunakan dalam pembuatan reconstituted chips rumput laut mencapai

50% total bahan. Warna reconstituted chips rumput laut pun bisa dimodifikasi, yaitu

melalui aplikasi sayur-mayur sebagai pewarna alami. Pada tahap orientasi, dihasilkan 4

jenis warna chips “Pelangi”, yaitu warna merah yang berasal dari bayam merah, warna

hijau dari seledri, warna cokelat dari bubuk cokelat, serta warna original (kuning) seperti

pada Gambar di bawah ini.

7 Rumput Laut

Page 8: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

Chips Warna Merah Chips Warna Kuning Chips Warna

Cokelat

Gambar Produk Reconstituted chips Rumput Laut

Proses pembuatan diawali dengan pengukusan rumput laut, pembuatan hancuran rumput laut,

selanjutnya dilakukan pencampuran antara hancuran rumput laut, tepung jagung, tepung

tapioka, dan bumbu sehingga didapat suatu adonan. Adonan kemudian dicetak, dipotong,

digoreng, serta ditiriskan dan diberi seasonings untuk menambah kelezatan produk. Produk

kemudian dikemas dalam wadah yang tertutup rapat. Gambar proses pembuatan reconstituted

chips (tortilla) dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Gambar Proses Pembuatan Reconstitued Chips (Tortilla) Rumput Laut

Peralatan yang dipergunakan merupakan peralatan yang relatif sederhana dan banyak tersedia

di took-toko peralatan memasak. Peralatan yang dipergunakan seperti unit pencucian, tangki

perebusan, alat pencetak produk, kompor, panci penggorengan, mesin pengemas, dan alat

sentrifugasi. Harapannya, produk ini mampu diduplikasi serta dikembangkan kepada

masyarakat sehingga akan memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, terutama yang

8 Rumput Laut

Page 9: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

ingin mengusahakan potensi lokal daerah. Gambar Peralatan yang digunakan dalam

pembuatan reconstituted chips (tortilla) rumput laut dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Gambar Proses Pembuatan Reconstitued Chips (Tortilla) Rumput Laut

Produk reconstituted chips (tortilla) rumput laut tepat diaplikasikan karena produk yang

dihasilkan memiliki banyak keunggulan. Berdasarkan kandungan zat gizi yang lengkap pada

rumput laut, serta berbagai asam amino esensial dari rumput laut maka Gracilaria sp., Gelidium

sp., dan Gigartina sp. berpotensi sebagai salah satu alternatif pangan fungsional. Pangan

fungsional adalah pangan yang secara alami maupun telah melalui suatu proses mengandung

satu atau lebih senyawa yang berdasarkan hasil kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi

fisiologis bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan gizi pada reconstitued chips (tortilla) rumput

laut yakni air 2,616%; mineral 8,795%; protein 11,231%; lemak 20,560%; serat kasar 8,126%;

karbohidrat 49,067%; kalsium 0,800%; phospor 0,667% serta energi 422,36 kalori/100 gram

produk (hasil analisis laboratorium 29 September 2009).

Reconstitued Chips Rumput Laut dan Pemberdayaan Masyarakat

Hasil penelitian harus bersifat objektif, dapat diulang, dan dapat dikomunikasikan. Perlu kita

ketahui bersama bahwa untuk menghasilkan formulasi yang terbaik, saya telah

menginvestasikan waktu sedikitnya 2 tahun guna mendapatkan reconstitued chips rumput laut

yang benar-benar ideal. Obyektivitas memerlukan akurasi data sehingga riset harus dikerjakan

dengan teliti. Reprodusibilitas menuntut kejujuran dalam mengambil maupun menganalisa data.

Semantara itu, bentuk pertanggungjawaban penelitian itu adalah mengkomunikasikannya ke

masyarakat ilmiah maupun masyarakat luas. Dalam merancang penelitian, ada 8 tahap yang

9 Rumput Laut

Page 10: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

umumnya dilalui oleh peneliti. Pertama adalah observasi permasalahan. Seperti kata pepatah

”persiapan yang matang adalah setengah dari kemenangan”. Tanpa observasi masalah

yang jelas, penelitian bisa saja sekedar perulangan atau tidak benar-benar menuntaskan

permasalahan. Kedua pengumpulan data awal. Obesrvasi permasalahan tidak lengkap tanpa

disertai pengumpulan data awal. Ketiga adalah pendefinisian masalah. Jangan sampai salah

menyangka sesuatu nampak penting hanya karena publisitas besar, sementara permasalahan

inti belum terselesaikan. Tahap ke-4 adalah pembentukan kerangka teori yaitu suatu model

konsep yang melandasi keseluruhan aktivitas penelitian yang diperlukan. Tahap ke-5 adalah

hipotesa, yaitu dugaan ilmiah tentang pemecahan ilmiah berdasar kerangka teori yang telah

dibentuk. Tahap ke-6 adalah desain riset. Peran pembimbing sangat penting disini karena

dengan pengalamannya akan mengarahkan desain riset yang efektif. Tahap ke-7 adalah

koleksi data, analisa, dan intrepretasi data. Tahapan inilah yang biasanya dianggap sebagai

aktivitas penelitian itu sendiri. Tahap ke-8 adalah penarikan kesimpulan melalui intrepretasi

terhadap hasil analisa data. Dari penarikan sesimpulan tersebut, peneliti biasanya membuat

rekomendasi. Apabila kita menyimak, dapat dilihat dari nomor 1-6 hampir semuanya adalah

proses persiapan. Jadi, memang benar kata pepatah ”persiapan yang matang adalah setengah

dari kemenangan”.

Dari kesemua 8 tahapan riset tersebut, kesemuanya telah saya lalui baik suka maupun

dukanya. Semuanya mengalir begitu saja karena memang setiap tahapannya saya nikmati.

Ketika sedang menunggu dosen untuk konsultasi skripsi, tiba-tiba handphone di saku saya

berdering. Nomornya memang belum saya kenal, tetapi tanpa ragu saya angkat HP tersebut.

Tidak saya sangka, ternyata yang menelepon adalah Bapak Subarta, S.Sos yakni Bapak

Kepala Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Beliau menawarkan

kepada saya untuk membentuk kelompok pemberdayaan masyarakat, karena dari pihak Desa

Pendowoharjo terdapat pos dana pembentukan kelompok usaha baru. Tanpa ragu, saya

nyatakan siap untuk berpartisipasi dalam pembentukan kelompok pemberdayaan masyarakat

tersebut. Sebab, sudah lama saya ingin ”melebur” di masyarakat sekaligus menjawab

kegelisahan saya selama ini, yakni ingin bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Melalui

bimbingan dari pemerintah Desa Pendowoharjo pula, kami akhirnya mampu membentuk

kelompok yang benar-benar solid dan eksis hingga kini. Satu diantara sekian doa saya yakni

mempunyai kelompok usaha, terjawab sudah.

10 Rumput Laut

Page 11: Succes Story-CV Mina Laras-Fakhrudin Al Rozi

Mantra inovasi belum selesai saya rapalkan, tetapi ada sedikit kebanggaan bahwa saya telah

bisa berbuat sedikit bagi masyarakat sekitar saya, tepatnya di Desa Pendowoharjo. Desa

Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul adalah suatu wilayah agraris dengan luas

lahan 3.478.101 hektar yang sebagian besar ditanami tanaman palawija. Daerah ini mampu

menghasilkan potensi jagung lokal sebesar 248.435 ton setiap tahunnya. Keberhasilan dari

usaha berbasis agrotechnopreneurship ini tidak akan di gunakan hanya demi kemakmuran

perorangan atau hanya sekelompok kecil saja. Tapi harapannya usaha ini bisa membina

technopreneur-technopreneur baru yang handal serta berbasis IPTEK. Sehingga akan muncul

orang-orang kreatif dan inovatif muda yang siap menghasilkan produk-produk baru yang

bermanfaat, khususnya dari bahan pangan lokal. Semakin banyak perusahaan yang

berdedikasi tinggi terhadap generasi muda untuk berwirausaha, maka akan mengurangi jumlah

pengangguran yang besar di Indonesia. Selain itu perusahaan ini nantinya juga berusaha untuk

membantu nelayan-nelayan kecil yang susah berkembang untuk dikembang menjadi skala

besar yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Dengan terbentuknya pengusaha-

pengusaha handal berbasis pemanfaatan sumberdaya lokal serta berbasis IPTEK, maka akan

memperkokoh perekonomian nasional. dengan perekonomian yang kuat Indonesia akan siap

menjadi petarung tangguh dalam segala bidang dalam menghadapi era globalisasi.

11 Rumput Laut