subinvolusi
-
Upload
endhah-suri-utami -
Category
Documents
-
view
1.242 -
download
4
description
Transcript of subinvolusi
KONSEP DASAR
SUBINVOLUSI UTERI
1. Pengertian
Subinvolusi uteri adalah proses kembalinya uterus ke ukuran dan bentuk seperti sebelum
hamil yang tidak sempurna (Adelle Pillitteri, 2002) Subinvolusi adalah kegagalan uterus
untuk mengikuti pola normal involusi, dan keadaan ini merupakan salah satu dari penyebab
umum perdarahan pascapartum. (Barbara, 2004)
2. Etiologi
a. Terjadi infeksi pada endometrium
b. Terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus sehingga proses involusi uterus tidak
berjalan dengan normal atau terlambat.
c. Terdapat bekuan darah
d. Mioma uteri
3. Manifestasi Klinis
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-kira 4 – 6 minggu
postpartum.
a. Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis dari yang diperkirakan/penurunan
fundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.
b. Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk serosa,lalu kebentuk
kochia alba
c. Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari postpartum/lebih dari 2
minggu postpartum
d. Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
e. Leukore dan lochia berbau menyengat,bisa terjadi jika ada infeksi.
f. Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah
g. Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyak (>500 ml)
h. Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.
4. Patofisiologi
Kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan hanya karena kontraksi dan
retraksi yang cukup lama, tetapi disebabkan oleh pengurangan aliran darah yang pergi
keuterus di dalam maa hamil, karena uterus harus membesar menyesuaikan diri dengan
pertumbuhan janin. Untuk memenuhi kebutuhannya, darah banyak dialirkan keuterus dapat
mengadakan hipertropi dan hiperplasi setelah bayi dilahirkan tidak diperlukan lagi, maka
pengaliran darah berkurang, kembali seperti biasa. Demikian dengan adanya hal-hal tersebut
uterus akan mengalami kekurangan darah sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami atrofi
kembali ke ukuran semula.
Subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh darah yang
lebar tidak menutup sempurna sehingga pendarahan terjadi terus menerus.
5. Pemeriksaan penunjang
a. USG
b. Radiologi
c. Laboratorium (Hb.golongan darah, eritrosit, leukosit, trombosit, hematokrit, CT, Blooding
time)
6. Terapi
a. Pemberian Antibiotika
b. Pemberian Uterotonika
c. Pemberian Tansfusi
d. Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa – sisa plasenta
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
SUBINVOLUSIO UTERI
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record, dll.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini:
pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah (dalam
bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari
2 minggu postpartum adanya leukore dan lochia berbau menyengat
b. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik
hemofilia, mioma uteri, riwayat preeklamsia, trauma jalan lahir
kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta
retensi sisa plasenta.
c. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah/sedang menderita
hipertensi, penyakit jantung dan preeklamsia, penyakit keturunan
hemofilia dan penyakit menular.
d. Riwayat obstetrik
1) Riwayat menstruasi meliputi : menarche ,lamanya siklus, banyaknya, baunya, keluhan waktu
haid.
2) Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin, kawin yang keberapa,
usia mulai hamil
e. Riwayat hamil,persalinan dan nifas yang lalu
1) Riwayat hamil meliputi: waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus.
2) Riwayat persalinan meliputi:
Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,
adakah kesulitan dalam persalinan, anak lahir hidup/mati, BB &
panjang anak waktu lahir.
3) Riwayat nifas meliputi:
Keadaan lochia,apakah ada perdarahan, ASI cukup/tidak, kondisi
ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.
4) Riwayat kehamilan sekarang
a) Hamil muda:Keluhan selama hamil muda
b) Hamil tua: keluhan selama hamil tua, peningkatan BB, suhu nadi, pernafasan, peningkatan
tekanan darah, keadaan gizi akibat mual atau keluhan lain.
c) Riwayat ANC meliputi:
Dimana tempat pelayanan, berapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat.
5) Riwayat persalinan sekarang meliputi:
Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,
apakah ada penyulit dalam persalinan (misal: retensio plasenta,
perdarahan yang berlebihan setelah persalinan, dll), anak lahir
hidup/mati, BB dan panjang anak waktu lahir.
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum ibu
2) Tanda-tanda vital meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan.
3) Kulit : dingin, berkeringat, pucat, capilary refil memanjang, kering, hangat, kemerahan.
4) Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurang.
b. Pemeriksaan khusus
1) Uterus
Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
2) Lochia
Meliputi: warna, banyaknya dan baunya.
3) Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan
4) Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
5) Payudara
Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum
B. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1.DS: Klien mengatakan banyaknya
pendarahan yang keluar dan
mengeluh pusing
DO: Pasien mengeluh pusing dan
terlihat pucat
Perdarahan
pervaginam
Gangguan perfusi
jaringan
2. DS: Klien mengatakan demam
DO:Meningkatnya temperatur dan
Leukosit
Sisa plasenta dan
selaput ketuban.
Infeksi
3.DS: Klien mengatakan bahwa klien
sangat lemah
DO: Bibir kering, turgor kulit jelek,
dan tonus otot lemah
Perdarahan
pervaginam
Kekurangan
volume cairan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
pervaginam
2. Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput ketuban.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
pervaginam
T6
D. Intervensi
No.Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Perfusi jaringan
menjadi adekuat
Kriteria hasil :
Klien tidak
terlihat pucat,
HB meningkat
1. Monitor tanda-tanda
vital
2. Catat perubahan
warna kuku,mukosa
bibir,gusi dan
lidah,suhu kulit.
3. Evaluasi tingkat
kesadaran
4. Kolaborasi (Monitor
kadar gas darah dan
PH)
1. Perubahan perfusi
jaringan menimbulkan
perubahan pada tanda
vital
2. Dengan adanya
perdarahan maka
volume darah
disirkulasi menjadi
berkurang sehingga
sirkulasi di jaringan
perifer pun berkurang
hal inilah yang
menyebabkan cyanosis
dan kulit yang dingin.
3. Perubahan tingkat
kesadaran merupakan
salah satu indikator
peningkatan/penurunan
gangguan perfusi
jaringan
4. Perubahan kadar gas
darah dan PH darah
merupakan tanda
5. Berikan terapi
oksigen
hipoksia jaringan)
5. Oksigen diperlukan
untuk menurunkan
hipoksia.
2 Tujuan : Infeksi dapat diatasi dan mencegah terjadinya infeksi sistemik
1. Kaji tanda-tanda vital.
2. Catat karakteristik
lochia.
3. Berikan perawatan
perineal,pertahankan
agar tetap bersih dan
kering.
4. Kolaborasi Pemberian
Antibiotika
5. Tindakan kerokan pada uterus
1. Tanda vital
menandakan adanya
perubahan di dalam
tubuh
2. Untuk mengetahui /
mengidentifikasi
indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari
lochia yang normal.
3. Untuk menjaga
kebersihan dan
membatasi
pertumbuhan bakteri.
4. Untuk membasmi
kuman penyebab
infeksi
5. Untuk mengeluarkan sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal.
3 Tujuan:Menceg
ah disfungsional
bleeding dan
memperbaiki
volume cairan.
1. Tidurkan pasien
dengan posisi kaki
lebih tinggi sedangkan
badannya tetap
terlentang.
2. Monitor tanda-tanda
vital
1. Dengan kaki lebih
tinggi akan
meningkatkan venous
return dan
memungkinkan darah
ke otak dan organ lain.
2. Perubahan tanda vital
terjadi bila perdarahan
semakin hebat
3. Monitor intake dan
output
4. Evaluasi kandung
kencing
5. Lakukan masase
uterus
6. Kolaborasi :
a. Pemberian
Infus/cairan intravena
b. Pemberian
uterotonika
c. Pemberian Transfusi
whole blood (bila
perlu)
3. Perubahan output
merupakan tanda
adanya gangguan fungsi
ginjal.
4. Kandung kencing yang
penuh menghalangi
kontraksi uterus
5. Masase uterus
merangsang kontraksi
uterus
6.a Cairan intravena dapat
meningkatkan volume
intravaskular
6.b Uterotonika
merangsang kontraksi
uterus dan mengontrol
perdarahan
6.c Whole blood membantu
menormalkan volume
cairan tubuh
E. Implementasi dan Evaluasi
No Hari/Tanggal Jam No.Dx Implementasi Evaluasi
1 1. Memonitor tanda-tanda
vital
2. Mencatat perubahan
warna kuku, mukosa
bibir, gusi dan lidah,
S : Klien mengatakan
tidak merasa pusing
lagi
O:Klien terlihat segar
suhu kulit.
3. Mengevaluasi tingkat
kesadaran
4. Berkolaborasi (Monitor
kadar gas darah dan
PH)
5. Memberikan terapi
oksigen
A: Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan
2 1. Mengkaji tanda-tanda
vital.
2. Mencatat karakteristik
lochia.
3. Memberikan perawatan
perineal, pertahankan
agar tetap bersih dan
kering.
4. Kolaborasi :
Memberikan
Antibiotika
Tindakan kerokan pada
uterus
S :Klien mengatakan
tidak demam lagi
O:TTV normal
A:Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan
3 1. Menidurkan pasien
dengan posisi kaki lebih
tinggi sedangkan
badannya tetap
terlentang.
2. Memonitor tanda-tanda
vital
3. Memonitor intake dan
output
4. Mengevaluasi kandung
kencing
5. Melakukan masase
S :Klien mengatakan
merasa segar
O:turgor kulit baik, bibir
lembab
A:Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan
uterus
6. Kolaborasi :
a. Memberikan
Infus/cairan intravena
b. Memberikan
uterotonika
c. Memberikan Transfusi
whole blood (bila perlu)
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan.2005. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pillitteri,
Adele. Buku Saku Asuhan Ibu dan Anak. 2002. EGC. Jakarta
Bobak,dkk.Keperawatan Maternitas .1996. EGC . Jakarta
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/04/masa-nifas.html
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/askep-nifas-dengan-subinvolusio.html
Konsep Dasar Subinvolusio Pasca Persalinan
A. PENGERTIAN
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga proses pengecilan uterus terhambat. Subinvolusi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif,kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya.(Varney’s Midwivery). Subinvolusiadalah kegagalan perubahan fisiologis pada sisitem reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif.
Subinvolusi adalah kegagalan rahim untuk kembali ke keadaan tidak hamil. Penyebab paling umum adalah infeksi plasenta. (Lowdermilk, perry. 2006).
B. ETIOLOGI
a. Status gizi ibu nifas buruk (kurang gizi)
b. Ibu tidak menyusui bayinya
c. Kurang mobilisasi
d. Usia
e. Parietas
f. Terdapat bekuan darah yang tidak keluar
g. Terdapat sisa plasenta dan selaput plasenta dalam uterus
h. Tidak ada kontraksi
i. Infeksi.
j. Terjadi infeksi pada endometrium
k. Terdapat sisa plasenta dan selaputnya
l. Terdapat bekuan darah
m. Mioma uteri
C. MANIFESTASI KLINIS
a. Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/pelvis dari yang seharusnya atau penurunan fundus uteri lambat
b. Konsistensi utererus lembek
c. Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
d. Terdapat bekuan darah
e. Lochea berbau menyengat
f. Uterus tidak berkontraksi
g. Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
D. KLASIFIKASI
1. Subinvolusi Tempat Plasenta
Kegagalan bekas tempat implantasi untuk berubah.
a. Tanda dan Gejala
Tempat implantasi masih meninggalkan parut dan menonjol
Perdarahan
b. Penyebab
Tali pusat putus akibat dari traksi yang berlebihan
Inversio uteri sebagai akibat tarikan
Tidak ada regenerasi endometrium ditempat implantasi plasenta
Tidak ada pertumbuhan kelenjar endometrium Perdarahan
2. Subinvolusi Ligamen
Yaitu kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali seperti sedia kala
a. Tanda dan Gejala
Ligamentum rotundum masih kendor
Ligamen, fasia dan jaringan lat penunjang serta alat genitalia masih kendor
b. Penyebab
Sering melahirkan
Faktor umur
Ligamen , fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang elastisitasnya.
3. Subinvolusi Serviks
Kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti sebelum hamil
a. Tanda dan Gejala
Konsistensi serviks lembek
Perdarahan
b. Penyebab
Multi paritas
Terjadi ruptur saat persalinan
Lemahnya elastisitas serviks
4. Subinvolusi Lochea
Yaitu tidak ada perubahan pada konsistensi lochea.
Seharusnya lochea berubah secara normal sesuai dengan fase dan lamanya postpartum.
a. Tanda dan gejala
Perdarahan tidak sesuai dengan fase
Darah berbau menyengat
Perdarahan
Demam, menggigil
b. Penyebab
Bekuan darah pada serviks
Uterus tidak berkontraksi
Posisi ibu telentang sehingga menghambat darah nifas untuk keluar
Tidak mobilisasi
Robekan jalan lahir
Infeksi
5. Subinvolusi Vulva Vagina
Tidak kembalinya bentuk dan konsistensi vulva dan vagina seperti semula setelah beberapa hari postpartus.
a. Tanda gejala
vulva dan vagina kemerahan
terlihat oedem
konsistensi lembek
b. Penyebab
Elastisitas vulva dan vagina lemah
Infeksi
Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus
Ekstrasi cunam
6. Subinvolusi Perinium
Tidak ada perubahan perineum setelah beberapa hari persalinan.
a. Tanda dan Gejala
Perineum terlihat kemerahan
Konsistensi lembek
Udem
b. Penyebab
Tonus otot perineum sudah lemah
kurangnya elastisitas perineum
infeksi
pemotongan benang catgut terlalu pendek pada saat laseralisasi sehingga jahitan perineum putus.
E. PENATALAKSANAAN
1. Dapatkan sampel locea untuk kultur
2. Pemerksaan USG dapat dilakukan untuk mengidentifikasi fragmen yang tertahan didalam uterus
3. Methergin atau ergotrate, 0,2 mg setiap 3-4 jam selama 3hari dapat diprogramkan. Antibiotik spektrum luas bisa ditambahkan jika uterus nyeri tekan setelah 2 minggu.
4. Beberapa praktisi merekomendasikan terapi awal dengan antibiotik, dengan pertimbangan teryata infeksi merupakan faktor yang sering ditemukan pada involisi yang terlambat
5. Pengobatan alternatif:
a. kupuntur digunakan dalam terap lokia yang berlebihan
b. Refleksologi: terapi pada hipofisis dan zona uterus dikaki dapat meredakan subinvolusi sehingga tidak perlu ditemukan intervensi medis.
F. TERAPI
a. Pemberian Antibiotika
b. Pemberian Uterotonika
c. Pemberian Tansfusi
d. Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa – sisa plasenta
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu
Tanda-tanda vital meliputi:suhu,nadi, tekanan darah dan pernafasan.
Kulit:dingin,berkeringat,pucat,capilary refil memanjang, kering, hangat, kemerahan.
Kandung kemih: distensi,produksi urin menurun/berkurang.
Pemeriksaan khusus
Uterus
Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
Lochia
Meliputi:warna, banyaknya dan baunya.
Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan.
Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak.
Payudara
Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum
Pemeriksaan penunjang
a. USG
b. Radiologi
c. Laboratorium (Hemoglobin, golongan darah,eritrosit,leukosit, trombosit, hematokrit,CT,Blooding time)
asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan subinvolusi
A.Pengertian
Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pada sisitem reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif.
B.Subinvolusi dapat terjadi pada:
1. Uterus
2. Tempat plasenta
3. Ligamen
4. Serviks
5. Lochia
6. Vulva
7. Vagina
8. Perineum
1.SUBINVOLUSI UTERUS
a. Pengertian
Subinvolusi uterus adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/ proses involusi rahim tidak berjalan sebagai semestinya sehingga proses pengecilan uterus terhambat.
Subinvolusi merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah keukurannya (varney’s midwifery)
b.Tanda dan gejala
Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/pelvis dari yan Seharusnya atau penurunan fundus uteri lambat
Konsistensi utererus lembek
2) Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
3) Terdapat bekuan darah
4) Lochea berbau menyengat
5) Uterus tidak berkontraksi
6) Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
c. Penyebab
1). Terjadi infeksi pada miometrium
2). Terdapat sisa plasenta dan selaput plasenta di dalam uterus
3). Lochea rubra lebih dari 2 minggu postpartum dan pengeluarannya lebih
banyak dari yang diperkirakan.
d. Terapi
1). Pemberian antibiotika
2). Pemberian uterotonika
3). Pemberian tablet Fe
2. SUBINVOLUSI TEMPAT PLASENTA
Yaitu kegagalan bekas tempat implantasi untuk berubah
a. Tanda dan Gejala
1). Tempat implantasi masih meninggalkan parut dan menonjol
2). Perdarahan
b. Penyebab
1. Tali pusat putus akibat dari traksi yang berlebihan
2. Inversio uteri sebagai akibat tarikan
3. Tidak ada regenerasi endometrium ditempat implantasi plasenta
4. Tidak ada pertumbuhan kelenjar endometrium
3. SUBINVOLUSI LIGAMEN
Yaitu kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali seperti sedia kala
a.Tanda dan Gejala
1). Ligamentum rotundum masih kendor
2). Ligamen, fasia dan jaringan lat penunjang serta alat genitalia masih kendor
b.Penyebab
1) Terlalu sering melahirkan
2) Faktor umur
3) ligamen , fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang elastisitasnya.
4. SUBINVOLUSI SERVIKS
Yaitu kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti sebelum hamil
a. Tanda dan Gejala
1). Konsistensi serviks lembek
2) Perdarahan
b. Penyebab
1) Multi paritas
2) Terjadi ruptur saat persalinan
3) Lemahnya elastisitas serviks
5. SUBINVOLUSI LOCHEA
Yaitu tidak ada perubahan pada konsistensi lochea.
Seharusnya lochea berubah secara normal sesuai dengan fase dan lamanya postpartum,
Tanda dan gejala
1) Perdarahan tidak sesuai dengan fase
2) Darah berbau menyengat
3) Perdarahan
4) Demam, menggigil
a. Penyebab
1) Bekuan darah pada serviks
2) Uterus tidak berkontraksi
3) Posisi ibu telentang sehingga menghambat darah nifas untuk keluar
4) Tidak mobilisasi
5) Robekan jalan lahir
6) infeksi
6. SUBINVOLUSI VULVA DAN VAGINA
Yaitu tidak kembalinya bentuk dan konsistensi vulva dan vagina seperti semula setelah beberapa hari postpartus.
a. Tanda dan gejala
1) vulva dan vagina kemerahan
2) terlihat oedem
3 )konsistensi lembek
b. Penyebab
1). Elastisitas vulva dan vagina lemah
2) Infeksi
3). Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus
4). Ekstrasi cunam
7. SUBINVOLUSI PERINEUM
Yaitu tidak ada perubahan perineum setelah beberapa hari persalinan
a.Tanda dan Gejala
1). Perineum terlihat kemerahan
2). Konsistensi lembek
3). Oedem
b. Penyebab
1). Tonus otot perineum sudah lemah
2) .kurangnya elastisitas perineum
3). infeksi
4). pemotongan benang catgut terlalu pendek pada saat laseralisasi sehingga
jahitan perineum putus.
A.FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SUBINVOLUSI
1. Status gizi ibu nifas buruk (kurang gizi)
2. Ibu tidak menyusui bayinya
3. Kurang mobilisasi
4. Factok usia
5. Parietas
6. Terdapat bekuan darah yang tidak keluar
7. Terdapat sisa plasenta dan selaput plasenta dalam uterus
8. Tidak ada kontraksi
9. infeksi.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Nama klien : Ny. Mega Tn. Akbar
Umur : 36 tahun 39 tahun
Kebangsaan : jawa sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT karyawan
Alamat : jl. Cipinang jl. Cipinang
2. ANAMNESA
PADA TANGGAL : 29 November 2010
Oleh : Bidan
Keluhan : pengeluaran lochea tetap berwarna merah (rubra) pada 9 hari postpartum dan lochea berbau menyengat
3.Riwayat persalinan dan kelahiran:
a.Jenis persalinan : spontan
tanggal: 22 november 2010 jam 09.00 wib
b. Jenis kelamin anak yang dilahirkan: laki-laki
BB: 3400 gr PB: 49 kg keadaan anak: baik
c. Proses persalinan:
Ketuban: pecah : 5 menit , amniotoni
Kala I : 8 jam
Kala II : 15 menit
Kala III : 5 menit 5 menit plasenta lahir
Kala IV : perineum: ruptur grade II jahitan dg anestesi
Jumlah perdarahan
Kala I : 50 cc
Kala II : 100 cc
Kala III : 50 cc
Kala IV : 20 cc
Penyulit dan komplikasi : tidak ada
Tindakan /pengobatan pada masa nifas:
· Obeservasi KU
· Stabilisasi tanda-tanda vital
· Obeservasi perdarahan, kantong kemih dan TFU
B. DATA OBYEKTIF
1. Keaadaan umum : composmentis tapi lemah
2. Keadaan emosional : stabil
3. Tanda Vital : ND: 18,TD: 80/70mmHg ,SH: 38°c RR:140x/mnt
4.Payudara : ada pembesaran dan ada pengeluaran
5.Uterus : TFU : Setinggi pusat
Kontraksi Uterus : lemah
Konsistensi : lembek.
Posisi uterus : antefleksi
6. pengeluaran lochea : Rubra
jumlah: 100 cc konsistensi cair dan berbau
7. perineum : rupture grade II
8. Kandung kemih : penuh
9. ekstremitas : baik reflek: (+) Kemerahan: (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah : Hb: 7 g/dl, leukosit: 20,400 hematokrit: 54, trombosit: 409.000,
GDS: 10
C. ASSESMENT
DIAGNOSA : Ny “M” usia 39 tahun postpartum 7 hari dengan subinvolusi.
Dasar : - Ibu mengatakan mengatakan usia 39 tahun
- Ibu mengatakan partus tanggal 22 november 2010
- Ibu mengatakan perdarah masih merah dan berbau
- TFU setinggi pusat
- Lochea Rubra
MASALAH : subinvolusi
Kebutuhan: pemeriksaan abdomen, VT untuk mengeluarkan bekuan
Darah yang menghalangi involusi uterus
Masalah potensial: perdarahan
Kebutuhan : cek kadar Hb, Leukosit dlm darah, cek urin
Tindakan segera: pasang infuse R/L ,inject oksitosin dan terapi obat oral
D.PLANNING
1). Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami subinvolusi
uterus, dan ibu mengerti penjelasan yang telah diberikan.
2). Kosongkan kandung kemih, sehingga memudahkan uterus involusi.
3). Pastikan bahwa kontraksi uterus baik: dengan melakukan pijatan untuk
mengeluarkan bekuan darah terperangkap di uterus yang akan
menghalangi involusi uterus
4). Lakukan pemeriksaan penunjang dan hasilnya kadar Hb: 7 mmHg , leukosit:
20, 400,GDS: 10, trombosit: 409. 000, hematokrit: 54.
5). Anjurkan ibu untuk mobilisasi supaya darah bisa lancar keluar dari uterus
sehingga tidak menghalangi uterus untuk involusi untuk involusi.
6). Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya agar mempercepat proses involusi
uterus