Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6
-
Upload
ivan-ardhiansyah -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6
![Page 1: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/1.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
SUATU TELAAH TERHADAP PEMERINGKATAN DATA KUALITATIF (ORDINAL) MODEL SPEARMAN RANK ORDER
Oleh: Andi Supangat *) 1. PENDAHULUAN
Pendekatan kualitatif merupakan proses penelitian dan pemahaman yang didasarkan pada
metodologi dari suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti
membuat suatu gambaran kompleks terhadap suatu informasi dalam bentuk kata-kata, hasil
tulisan, laporan terinci dari pandangan-pandangan dari para responden, serta melakukan studi
pada situasi yang alami, selain daripada itu metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
Dalam suatu kasus penelitian sosial para peneliti seringkali dihadapkan dengan berbagai
permasalahan, hal ini lebih disebabkan karena pada penelitian sosial peneliti dihadapkan pada
satu kondisi informasi yang berbentuk kualitatif, dimana data kualitatif adalah suatu keadaan
yang tidak sama dengan informasi yang diperoleh secara kuantitatif. Data kuantitatif adalah
merupakan data dengan bobot dan ukuran yang jelas (terukur), sehingga pelaksanaan analisis
datanya dapat dilakukan secara langsung (tanpa perlakuan khusus) dengan menggunakan
berbagai metode yang tersedia. sedangkan data kualitatif adalah suatu kondisi dimana bobot dan
ukurannya relatif (tidak terukur), sehingga perlakuan dalam proses penanganannya berbeda
dengan data kuantitatif.
Ada 2 (dua) kategori yang termasuk pada kelompok data kualitatif, antara lain adalah
data nominal (kategori terendah) dan data ordinal (kategori lebih tinggi dari data nominal), dan
dalam kesempatan ini, penulis mencoba mengetengahkan satu persoalan yang berkaitan dengan
data ordinal. Data ordinal adalah satu bentuk informasi dari para responden dalam bentuk
jawaban tertutup yang sifatnya berjenjang (ekstrim terendah sampai dengan ekstrim tertinggi).
Selanjutnya untuk memudahkan pengelompokkan informasi yang berjenjang tersebut, Likert
telah membuat suatu konsep sebagai instrumen penelitian yang disusun atas beberapa pertanyaan
positif dan negatif untuk mempresentasikan indikator yang diteliti, sebagai berikut :
![Page 2: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/2.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
TABEL-1.1: SKALA JAWABAN RESPONDEN
ALTERNATIF JAWABAN
PERNYATAAN POSITIF
PERNYATAAN NEGATIF
Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Netral 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5
Skenario indikator yang disampaiakan oleh Likert pada dasarnya adalah untuk
memudahkan tabulasi data terhadap informasi yang diterima dari para responden, dan angka-
angka yang ditungkan pada pernyataan di atas adalah merupakan simbol atau ciri saja dan bukan
merupakan suatu bobot nilai yang didasarkan pada hasil jumlah dana atau pengukuran
sebagaimana yang terjadi pada data kuantitatif, maka sejalan dengan hal tersebut secara khusus
untuk data kualitatif diperlukan penanganan tersendiri pada saat melakukan pengolahan datanya.
2. PERMASALAHAN
Sejalan dengan kaitan tema, topik dan judul penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan data kualitatif, secara filosofis dan metodologis mempunyai arti yang sangat
berbeda dengan kondisi data kuantitatif, hal ini lebih disebabkan karena data kualitatif memiliki
tingkat variasi rendah walaupun secara eksplisit memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas.
Pemanfaatan data kualitatif sesungguhnya banyak digunakan oleh para praktisi dan pengguna,
maupun dikalangaan akademik, demikianpun halnya dengan instrument yang digunakan untuk
melakukan analisis data kualitatif, salah satu metode yang paling sering digunakan (mungkin
karena dianggap yang paling mudah dan efisien) adalah dengan metode Spearmann Rank Order.
Sebagai gambaran penggunaan instrument ranking data dari Spearmann, jika diketahui
hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan dafatar isian tertutup, dimana
pernyataan positif dan negatif diinterpretasikana dengan simbol seperti pada table-2.1 dan
hasilnya ditunjukkan pada table-2.2, sebagai berikut: TABEL-2.1
ALTERNATIF JAWABAN
PERNYATAAN POSITIF
PERNYATAAN NEGATIF
Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Netral 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5
![Page 3: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/3.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
TABEL-2.2: HASIL PENGAMATAN
No. Responden
Score jawaban Pertanyaan 1 2 3 4 5 6
1 4 4 3 3 2 5 2 3 3 4 4 5 5 3 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5 4 5 5 6 2 2 3 4 5 3 7 4 4 3 3 2 3 8 4 5 3 3 5 2 9 3 4 4 3 3 2
10 1 2 4 4 3 3
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan (tabulasi data) seperti pada tabel-2.2, adalah
merupakan informasi murni yang diperoleh dari responden, sebagai gambaran perhatikan pada
posisi responden 1 yang menjawab 6 (enam) pertanyaan, seperti berikut: TABEL-2.3: HASIL PENGAMATAN (reponden 1)
No. Responden
Score jawaban Pertanyaan 1 2 3 4 5 6
1 4 4 3 3 2 5
Sebagai keterangan secara harfiah terhadap jawaban responden 1, bahwa responden
memberikan jawaban “setuju” (diberi simbol 4), pertanyaan 2 responden memberikan jawaban
“setuju” (diberi simbol 4), pertanyaan 3 responden memberikan jawaban “netral” (diberi simbol
3), pertanyaan 4 responden memberikan jawaban “netral” (diberi simbol 3), pertanyaan 5
responden memberikan jawaban “tidak setuju” (diberi simbol 2), dan pertanyaan 6 responden
memberikan jawaban “sangat tidak setuju” (diberi simbol 1).
Berdasarkan telaah dari deskripsi jawaban responden di atas, maka “tidaklah mungkin”
simbol-simbol tersaebut dapat dioperasikan kedalam suatu operasi matematika (jumlah, kurang,
kali, bagi dan lainnya), maka sejalan dengan hal tersebut, kemudian diterapkan satu aturan yang
mengharuskan bahwa data-data yang bersdifat kualitatif harus dikonversi terlebih dahulu
menjadi sekurang-kurangnya berkategori data interval, agar dapat dioperasikan dalam operasi
matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalaian, pembagian dan lainnya.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa para pengguna, praktisi, dan statistikawan
telah bersepakat, bahwa sebagai salah satu cara untuk melakukan intervalisasi data kualitatif
![Page 4: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/4.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
(ordinal) adalah dengan cara diranking (metode rank Spearmann). Adapun prosedur untuk
melakukan ranking data dengan metode spearman, seperti berikut:
• Urutkan data-data dari mulai data terkecil (ekstrim terendah) sampai dengan data
tertinggi (ekstrim tertinggi);
• Tetapkan posisi data secara keseluruhan yang selanjutnya akan dianggap sebagai
posisi urutan data;
• Tetapkan nilai ranking untuk setiap posisi data yang telah diurutkan terbut
• Hasil ranking data dapat dianggap sebagai data yang telah dikonversi menjadi
sekurang-kurangnya berkategori inte4rval dan dapat dioperasikan kedalam operasi
matematika.
Berikut disampaikan gambaran dalam melakukan ranking data (ambil contoh dari tabel 2-
2 : untuk pertanyaan 1 dengan 10 responden: TABEL-2.4: CONTOH TABEL DATA
No. Responden
Score jawaban Pertanyaan 1 2 3 4 5 6
1 4 4 3 3 2 5 2 3 3 4 4 5 5 3 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5 4 5 5 6 2 2 3 4 5 3 7 4 4 3 3 2 3 8 4 5 3 3 5 2 9 3 4 4 3 3 2
10 1 2 4 4 3 3
TABEL-2.5: HASIL RANKING DATA
No. Responden
No. Pert. (1)
Urutan data ke:
Hasil ranking data
1 4 10 8,5 2 3 6 4,5 3 3 5 4,5 4 4 9 8,5 5 3 4 4,5 6 2 2 2 7 4 8 8,5 8 4 7 8,5 9 3 3 4,5
10 1 1 1
![Page 5: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/5.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
Perhatikan nilai-nilai pada hasil ranking data, dimana angka 1 adalah merupakan urutan
data ke 1 (hanya ada 1 buah) dan hasil ranking datanyapun 1 , angka 2 merupakan urutaan data
ke 2 (hanya ada 1 buah) dan hasil rankingnyapun 2 (sebagai urutan ke 2), sedangkan angka 3 ada
sebanyak 4 (empat) buah dan diberi nomor urut ke 3, 4, 5, dan 6, dengan hasil rankingnya adalah
4,5, sedangkan angka 4 ada sebanyak 4 (empat) buah juga, diberi nomor urut ke 7, 8, 9, dan 10,
dengan hasil ranking 8,5 . Adapun cara menghitung rankingnya, dinyatakan sebagai berikut:
- Posisi angka 3 ada sebanyak 4 buah dan berada pada urutan ke 3, 4, 5, dan 6, maka hasil
ranking datanya:
4,54
18 4
6 ke dataurutan 5 ke dataurutan 4 ke dataurutan 3 ke dataurutan ==
+++
- Posisi angka 4 ada sebanyak 4 buah dan berada pada urutan ke 7, 8, 9, dan 10, maka
hasil ranking datanya:
8,5 4
34 4
10 ke dataurutan 9 ke dataurutan 8 ke dataurutan 7 ke dataurutan ==
+++
Berkaitan dengan model pemeringkatan data sesuai metode Spearmann di atas, dimana
faktor utama dalam penerapan pemeringkatan datanya didasarkan pada urutan data, selanjutnya
penulis beranggapan bahwa tata letak urutan data adalah bukan merupakan suatu nilai bilangan
yang dapat dioperasikan kedalam operasi matematika. Sebagai ilustrasi dalam persoalan tersebut,
apakah betul “baris pertama + baris kedua = 3?” atau “urutan data ke 3 + urutan data ke 4 = 7 ?”.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa untuk menandai pernyataan responden
yang diungkap memlalui jawaban tertutup dalam bentuk ordinal (berjenjang), Likert telah
menjelaskan untuk menetapkan simbol angka agar dapat memudahkan dalam melakukan tabulasi
data. Namun demikian simbol-simbol angka tersebut sesungguhnya “tidak dapat dioperasikan
kedalam operasi matematika, kecuali apabila simbol-simbol data tersebut telah dikonversi
setidaknya menjadi data interval.
Selanjutnya kalau kita mencoba memperhatikan posisi dana kondisi yang didasarkan
padaa tata letak data (urutan data), maka penulis beranggapan bahwa ututan data adalah masih
merupakan satu ciri (simbol), dan simbol-simbol tersebut tentunya belum bisa dioperasikan
kedalam bentuk operasi matematika (tambah, kurang, bagi, kali dsb.). Adapun hasil ranking data
(Spearmann), selain digunakan oleh Spearmann sendiri khususnya dalam menentukan besaran
![Page 6: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/6.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
tingkat korelasi, juga pada kenyataannya hasil rangking data tersebut digunakan oleh para
statistikawan lainnya, seperti: Mann Whitney Test, Friedman Test.
3. PEMBAHASAN
Dalam kontek pembahasan permasalahan di atas, penulis mencoba untuk membuat
ilustrasi seputar pelaksanaan ranking data yang disampaikan oleh Spearmann dan beberapa
aplikasi hasil ranking terhadap formulasi statistika lainnya, antara lain:
Misalkan dalam suatu kasus pelaksanaan pengujian dengan menggun akan metode
Wilcoxon, dengan formulasi: T
T
δμTZ −
=
Dimana:
T : Jumlah jenjang/ranking yang kecil dengan ( )4
1nnμT+
= dan 24
1)1)(2nn(nδT++
=
Selanjutnya proses pelaksanaan perhitungan metode Wilcoxon seperti berikut:
TABEL-3.1: PRODUKTIVITAS KERJA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI INSENTIF
No. XA1 (Sebelum Insentif) XB2 (Sesudah Insentif)
1 100 105
2 98 94
3 76 78
4 90 98
5 87 90
6 89 85
7 77 86
8 92 87
9 78 80
10 82 83 Sumber: Fiktif
Sebagai tabel penolong untuk test Wilcoxon, ditulis seperti pada tabel di bawah ini: TABEL-3.2: TABEL PENOLONG (HASIL RANKING)
No. XA1 XB2 Beda Tanda Jenjang
XA1 ‐ XB2 Jenjang + ‐
1 100 105 5 7.50 7.50
2 98 94 ‐4 5.50 0.00 5.50
3 76 78 2 2.50 2.50
![Page 7: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/7.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
4 90 98 8 9.00 9.00
5 87 90 3 4.00 4.00
6 89 85 ‐4 5.50 0.00 5.50
7 77 86 9 10.00 10.00
8 92 87 ‐5 7.50 0.00 7.50
9 78 80 2 2.50 2.50
10 82 83 1 1.00 1.00
Perhatikan kolom Beda dan kolom jenjang, pada kolom jenjang adalah nilai yang
diperoleh dari hasil ranking “kolom beda”, yaitu dengan cara mengurutkan data dari yang
paling kecil sampai yang terbesar (cttn. Tanda negative sementara dianggap tidak ada),
sehingga urutan nilai kolom beda menjadi: TABEL-3.3: TABEL PENOLONG (URUTAN DATA)
Beda Urutan Keterangan
XA1 ‐ XB2 Data ke 5 8 Urutan data ke 8 ‐4 5 Urutan data ke 5 2 2 Urutan data ke 2 8 9 Urutan data ke 9 3 4 Urutan data ke 4 ‐4 6 Urutan data ke 6 9 10 Urutan data ke 10 ‐5 7 Urutan data ke 7 2 3 Urutan data ke 3 1 1 Urutan data ke 1
TABEL-3-4: HASIL RANKING DATA
Jenjang Keterangan (Cara memperoleh nilai ranking) (Hasil Ranking)
7.5 (urutan data ke 7 + urutan data ke 8)/2 = 7,5 ? 5.5 (urutan data ke 5 + urutan data ke 6)/2 = 5,5 ? 2.5 (urutan data ke 1 + urutan data ke 2)/2 = 2,5 ? 9 Urutan data ke 9 (angka 9 hanya ada 1) 4 Urutan data ke 4 (angka 4 hanya ada 1) 5.5 (urutan data ke + urutan data ke 6)/2 = 5,5 ? 10 Urutan data ke 10 7.5 (urutan data ke 7 + urutan data ke 8)/2 = 7,5 ? 2.5 (urutan data ke 2 + urutan data ke 3)/2 = 2,5 ? 1 (Urutan data ke 1)
![Page 8: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/8.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
Begitupun dengan model pengujian lainnya, seperti:
a. Pada pengujian Mann Whitney, dengan formulasi: ( )
111
211 R2
1nnnnU ++= ………………..Rumus 1
( )2
11212 R
21nnnnU +
+= ………………..Rumus 1
Dimana: n1 : Jumlah sampel 1 n2 : Jumlah sampel 2 U1 : Jumlah peringkat 1 U2 : Jumlah peringkat 2 R1 : Jumlah ranking pada sampel 1 R2 : Jumlah ranking pada sampel 2
b. Pada pengujian Friedmann, dengan formulasi:
∑=
+−+
=k
1j
2j
2 1)3N(k)(R1)Nk(k
12χ
Dimana: N : Banyaknya baris dalam tabel K : banyaknya kolom Rj : Jumlah ranking dalam kolom
c. Pada pengujian Kruskall Wallis, dengan formulasi seperti berikut:
1)3(NnR
1)N(N12H
1
2j −−
+= ∑
Dimana: N : Banyaknya baris dalam tabel K : Banyaknya kolom Rj : Jumlah ranking dalam kolom
d. Menghitung korelasi Spearmann, dengan formulasi: 1)n(n
d61r 2
2
−−= ∑
Dimana: n : Banyaknya sampel d : Selisih hasil ranking antar variabel
Formulasi-formulasi di atas semuanya berkaitan erat dengan hasil ranking dari data
kualitatifnya, sementara disisi lain kita semua menganggap bahwa hasil ranking data tersebut
![Page 9: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/9.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
seolah-olah tidak ada masalah. Padahal pada kenyataannya tentu harus jadi pemikiran bersama
apakah memang dibenarkan kalau nomor urut data dapat dijadikan sebagai patokan untuk
melakukan perhitungan dalam operasi matematika?
4. KESIMPULAN
Sejalan dengan asumsi penulis yang menyatakan bahwa pemeringkatan data dengan
menggunakan metode Spearmann (Spermann Rank Order) adalah merupakan satu problematika
yang sangat perlu menjadi pemikiran bersama, maka penulis berkesimpulan bahwa:
a. Pemeringkatan data dengan metoda Spearmann perlu dikaji ulang keberadaannya, hal ini
dikarenakan penerapan operasional matematika pada “urutan data” adalah tidak
konsisten dengan kaidah-kaidah norma kuantitatif;
b. Nomor urut data, secara faktual hanyalah merupakan penomoran terhadap suatu objek
tertentu, maka sejalan dengan hal itu penomoran “tidak bisa” dikategorikan sebagai suatu
bentuk numerik yang dapat dioperasikan kedalam model matematis;
c. Oleh karena metode ranking data yang digunakan oleh Spearmann dikondisikan
berdasarkan urutan data, sedangkan urutan data masih merupakan suatu simbol (ciri),
maka operasi matematika seharusnya belum dapat dilaksanakan;
d. Oleh karena operasi matematika pada urutan data masih belum dapat dilaksanakan, maka
hasil ranking datanyapun belum dapat dikatakan sebagai suatu simbol yang telah berubah
derajatnya dari data ordinal menjadi setidaknya data interval;
5. SARAN
Metode Spearmann Rank Order, sampai saat ini masih merupakan satu metode yang
paling banyak digunakan oleh para praktisi, pengguna, mahasiswa dan para peneliti lainnya.
Sejalan dengan hasil telaah terhadap pemeringkatan data dengan menggunakan metode
Spearmann rank order, penulis mencoba memberikan saran, seperti berikut:
a. Metode ranking Spearmann, sudah seharusnya menjadi perhatian bersama untuk
dilakukan koreksi guna kepentingan keilmuan secara benar;
b. Hasil ranking data dengan menggunakan metode Spearmann juga diterapkan pada
formulasi statistika lainnya, hal ini tentunya akan sangat berdampak kepada persoalan-
persoalan legalitas formal dalam pendekatan keilmuan yang dapat menyebabkan
terjadinya ketidak konsistenan dalam pengambilan keputusan dan lain sebagainya;
![Page 10: Suatu Tinjauan Terhadap Metode Spearmann Final6](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/548e846ab4795963488b4766/html5/thumbnails/10.jpg)
*)Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta, 2011
c. Menaikkan peringkat dari data yang berskala kualitatif ordinal) hingga menjadi sekurang-
kurangnya berbentuk data interval agar data kualitatif dapat dioperasikan kedalam operasi
matematika dan dapat dilakukan analisis, sudah saatnya mendapat perhatian secara
seksama agar tidak terjadi “in-eksistensi” khususnya dalam menselaraskan kajian
keilmuan yang pada gilirannya menjadi bersebrangan antara kaidah satu dengan
kaidah lainnya.
d. DAFTAR PUSTAKA
Andi Supangat, 2007, Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik,
Prenada media Group, Jakarta.
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc:
California.
Sugiyono, 2009, Statistik Nonparametris, ALFABETA, Bandung.