Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja...

30
21 BAB III PANDANGAN NABEEL JABBOUR TENTANG GEREJA TIDAK KASAT MATA 3.1. Umat Muslim dan reaksinya terhadap pandangan Kristen Umat Muslim adalah komunitas yang menginginkan penerimaan, penghargaan dan persaudaraan. Mereka adalah orang-orang yang bangga terhadap agamanya dan warisan-warisan Islaminya yang merupakan sumber pembentukkan jati dirinya dan menjadi teropong untuk melihat dunia dan agama lain. Umat Muslim bukanlah manusia yang suka menutup diri dan hidup terisolasi, mereka rindu dalam pengalaman lintas budaya dan agama. 1 Kenyataan yang terjadi sekarang dimana umat Muslim cenderung menutup diri, itu disebabkan oleh dua hal yakni, (1). Umat Muslim merasa sulit memahami pesan- pesan religius dari umat Kristen karena diungkapkan dengan perbendaharaan kata yang berdimensi Alkitab/Injil dan simbol-simbol yang asing, serta pemberitaan umat Kristen sering menampilkan unsur memaksakan bagi umat Muslim untuk beralih dan pindah agama. (2). Sikap merendahkan, mencurigai, mengkafirkan dan menjauhi yang diperlihatkan orang dari agama lain (Kristen) terhadap mereka, serta membangun jurang pembatas/tembok yang tinggi dalam hubungan sosial kedua agama ini. 2 1 Nabeel Jabbour, Memandang Sabit Melalui Mata Salib (Jakarta: Pionir Jaya, 2010), 131. 2 Ibid., 34, 41.

Transcript of Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja...

Page 1: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

21

BAB III

PANDANGAN NABEEL JABBOUR TENTANG

GEREJA TIDAK KASAT MATA

3.1. Umat Muslim dan reaksinya terhadap pandangan Kristen

Umat Muslim adalah komunitas yang menginginkan penerimaan, penghargaan

dan persaudaraan. Mereka adalah orang-orang yang bangga terhadap agamanya dan

warisan-warisan Islaminya yang merupakan sumber pembentukkan jati dirinya dan

menjadi teropong untuk melihat dunia dan agama lain. Umat Muslim bukanlah manusia

yang suka menutup diri dan hidup terisolasi, mereka rindu dalam pengalaman lintas

budaya dan agama.1

Kenyataan yang terjadi sekarang dimana umat Muslim cenderung menutup diri,

itu disebabkan oleh dua hal yakni, (1). Umat Muslim merasa sulit memahami pesan-

pesan religius dari umat Kristen karena diungkapkan dengan perbendaharaan kata yang

berdimensi Alkitab/Injil dan simbol-simbol yang asing, serta pemberitaan umat Kristen

sering menampilkan unsur memaksakan bagi umat Muslim untuk beralih dan pindah

agama. (2). Sikap merendahkan, mencurigai, mengkafirkan dan menjauhi yang

diperlihatkan orang dari agama lain (Kristen) terhadap mereka, serta membangun jurang

pembatas/tembok yang tinggi dalam hubungan sosial kedua agama ini.2

1 Nabeel Jabbour, Memandang Sabit Melalui Mata Salib (Jakarta: Pionir Jaya, 2010), 131.

2Ibid., 34, 41.

Page 2: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

22

Kalaupun umat Kristen membangun persahabatan dengan kaum Muslim, ujung-

ujungnya adalah untuk mentobatkan mereka, dan meminta mereka untuk meninggalkan

agama Islam dan beralih ke agama Kristen. Pengalaman bertumbuh dan bergaul dengan

dunia Islam selama 40 tahun lamanya membawa Nabeel Jabbour semakin mengenal

Islam dari dalam. Nabeel Jabbour mencatat dan mengamati ada beberapa profil umat

Muslim yang pernah dijumpainya, yakni: Pertama, umat Muslim adalah manusia ciptaan

Tuhan, tidak orang kasar, tidak jahat. Umat Muslim hidup dalam hubungan-hubungan

sosial yang kuat dan memperkembangkan simbol-simbol dan bahasa untuk memaknai

hidup serta dunianya, mereka bangga akan keluarga, negara, dan agamanya. Umat

Muslim adalah orang-orang yang peka terhadap berbagai perlakuan dan siap juga

memberikan tanggapan terhadap perlakuan-perlakuan yang tidak baik.3

Kedua, Nabeel Jabbour menyebutkan bahwa ada tiga kategori umat Muslim

yakni, Muslim Kultural adalah kaum Muslim yang mematuhi norma-norma sosial

daripada teologi. Muslim Qur‟anis adalah kaum Muslim yang berpegang teguh pada

keimanan, mematuhi pengajaran Al‟Quran yang eksplisit, menjalankan Syariat Islam dan

Al‟Quran secara ketat dan fanatik. Muslim Militan adalah kaum Muslim yang aktif

membela agamanya melalui tindakan heroik, rela berkorban, siap dalam konflik senjata

dan upaya-upaya lain dengan tujuan menaklukkan yang agama non- Muslim.4

Ketiga, umat Muslim bukanlah orang-orang yang mempersalahkan Yesus

Kristus, mereka adalah orang-orang yang cukup tertarik kepada ajaran Yesus Kristus

bukan kepada Ke-kristenannya, banyak dari kaum Muslim yang mengaku bahwa Kristus

3Ibid., 222-224.

4Ibid., 93-94.

Page 3: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

23

sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti mereka, ketertarikan mereka kepada

Yesus lebih dominan ditujukan kepada sikap, kekudusan dan kesalehan hidup.5

Keempat, umat Muslim hidup dalam dunia yang dibingkai dalam paradigma

berpikir yang sama sekali berbeda dengan paradigma berpikir umat Kristen. Nabeel

Jabbour melihat ada tiga paradigma berpikir Islam yaitu, aib dan kehormatan, najis dan

bersih serta rasa takut dan kuasa, sementara umat Kristen hanya berpikir dalam satu

paradigma saja yaitu, benar dan salah.6

Pikiran-pikiran Nabeel Jabbour yang dikemukakan dan dibahas, dimaksudkan

untuk menolong umat Kristen agar dapat menerima umat Muslim sebagai sesama saudara

dan mengerti pikiran dan pengalaman mereka. Ada dua keuntungan yang diperoleh dalam

kebersamaan dan persaudaraan antara umat Kristen dan umat Muslim yaitu: (1). Orang

Kristen dapat menyampaikan Injil/Sabda Kebenaran Kristus secara efektif agar dapat

dipahami oleh umat Muslim. (2). Perdamaian dunia sedang berada dalam proses

perwujudan, sehingga tidak lagi tejadi pertikaian, peperangan yang mengatasnamakan

agama. Hal ini penting diwujudkan sebab sebagaimana yang ditegaskan Hans Kung:

“Tidak akan ada perdamaian dunia tanpa perdamaian antar agama.”7

Kaum Muslim sangat menghargai perlakuan-perlakuan manusiawi, dapat akrab

dan bersahabat dari orang yang berbeda keyakinannya, terutama Kristen dan siap untuk

memberikan respons yang sama. Mereka akan menerima orang lain yang dapat menerima

keberadaan mereka berdasarkan kasih, sebaliknya, orang-orang yang menolak mereka

dan agamanya (Islam), maka mereka juga akan menolak orang lain di luar agamanya,

5Ibid., 31.

6Ibid.,165.

7Rikard Kristian Sarang.“Dialog antar Agama Sebagai Model Penerimaan, Pengakuan Terhadap Keberagaman

dalam Terang Pemikiran Paul F. Knitter.” Dalam: BERBAGI: Jurnal Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Kristen

(APTAK). Volume 2 No. 1.Januari 2013. 78.

Page 4: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

24

bahkan mereka tidak segan-segan melakukan perlawanan bahkan siap membela diri dan

membalas serangan yang ditujukan kepada diri sendiri, agama dan iman mereka.8

Dalam rangka mengerti dan mengenal lebih dalam tentang kehidupan umat

Muslim dalam tiga paradigma yang diimani oleh umat Muslim, maka “orang Kristen

harus bertobat” dan menggabungkan keempat paradigma tersebut menjadi satu kesatuan

yang utuh. Di satu sisi, Israel merupakan duri dalam daging bagi kaum Muslim, dan

fanatisme orang Kristen Barat yang haus darah, sehingga tercipta dan terbangunlah

fanatisme Islam dan bangkit kembali fundamentalisme Islam. Hal ini kelihatan dalam

tragedi Perang Salib pada abad kedua belas dan ketiga belas, negara-negara Kristen Barat

mengirimkan pasukannya ke Yerusalem untuk memaksakan perang jihad atau perang

suci antara Kristen terhadap Islam untuk membersihkan dan menaklukkan Yerusalem

(Yerusalem adalah sebuah kota yang teristimewa bagi umat Kristen dan Islam). Dari segi

ekonomi, negara-negara Kristen Barat datang menjajah, mengeruk dan menguras sumber-

sumber kekayaan alam mereka dengan berkedok hendak memajukan perekonomian dan

memperkenalkan sistim demokrasi, akan tetapi semuanya adalah kedok kebohongan

belaka.9

3.1.1. Misi Ke-kristenan di mata Kaum Muslim

Misi Ke-kristenan jelas sekali kelihatan dari tulisan Nabeel Jabbour melalui

konteks gereja, para teolog, dan orang-orang Kristen dalam memberitakan Yesus Kristus

bagi orang-orang yang di luar Ke-kristenan, dengan tujuan agar para pemeluk agama lain

di luar Ke-kristenan dapat pindah/beralih dan meninggalkan agamanya semula, atau

8 Nabeel Jabbour, Memandang Sabit, 225-230.

9 Ibid.,43-44.

Page 5: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

25

dengan kata lain menuntut mereka di luar Kristen untuk beralih dari agamanya dan

masuk menjadi Kristen (membawa orang lain menjadi pemeluk agama Kristen).

Ternyata apa yang menjadi misi Ke-kristenan dalam konteks gereja, teolog dan orang

percaya menjadi batu sandungan bagi paradigma dan keimanan umat Muslim.10

Umat Muslim sangat loyal dan bangga akan agamanya, keluarga dan

peradabannya, sehingga berat untuk meninggalkan agamanya semula, dan jika hal itu

harus terjadi, maka mereka akan kehilangan keotentikannya di antara bangsanya sendiri,

dan akan dipandang sebagai penghianat bagi bangsa dan umat Muslim lainnya. Menurut

Al‟Quran dalam Sura 2 ayat 256 yang berbunyi “tidak boleh ada paksaan dalam agama”,

dan itulah yang menjadi pegangan dalam keimanan mereka. Inilah sebuah kesaksian

seorang Muslim dalam pengalaman dan kesaksiannya kepada Nabeel Jabbour :11

Jika saya harus meninggalkan agama Islam menjadi Kristen, maka saya akan

kehilangan keotentikan di antara bangsa, dan akan dianggap sebagai penghianat

oleh bangsa saya sendiri, hidup, karier, dan masa depan akan hancur dan gelap,

jika memang harus demikian, saya tidak punya apa-apa lagi (tempat tinggal, gaji,

pekerjaan, identitas dan keluarga). Bisakah anda menyediakan semuanya sebagai

kebutuhan dalam kehidupan bagi saya? Segalanya yang dulu sewaktu menjadi

penganut agama Islam yang biasa saya dengar, miliki, hidupi dan yang telah lama

berakar dalam identitas, otentisitas, bahasa religius Islam, seni, puisi, musik,

budaya/adat istiadat, akan hilang. Saya juga tidak akan mungkin menggantikan

nama dari Ahmad yang sudah diberikan ketika lahir, dan nama itu sudah banyak

dikenal oleh teman-teman, keluarga dan harus menggantikannya menjadi Steve

atau Peter? Dengan meminta saya untuk menjadi Kristen, anda sedang meminta

saya melakukan penghianatan yang sangat berat di dalam hidup saya.

Pengalaman Nabeel Jabbour dengan keluarga sewaktu tinggal di Kairo

mendengar panggilan untuk sembahyang yang dimulai dengan “Allahhu Akbar”, “Allah

Maha Besar” meluncur sangat keras, pada awalnya Nabeel Jabbour dan keluraga merasa

10

Ibid., 104. 11

Ibid., 37.

Page 6: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

26

terganggu akan tetapi lama kelamaan Jabbour dan keluarga mulai menganggap bahwa itu

adalah suatu panggilan untuk berdoa.12

Nabeel Jabbour memulai kehidupan yang realita dan berangkat dari pengalaman

bahwa dia “tidak memandang orang lain seperti memandang dirinya sendiri”. Perspektif

umat Kristen perlu melampaui perspektif yang sempit menuju kepada perspektif yang

lebih luas, sehingga dapat melihat segala sesuatu yang lebih luas dalam perspektif

kerajaan Allah, keindahan Kristus dalam hidup dan perluasan Injil. Bagaimana kerinduan

umat Kristen melihat saudara-saudaranya yang hidup di Mesir dengan damai dan

menikmati kebebasan sebagai umat Kristen, dan bagaimana umat Muslim di seluruh

dunia menjalankan hak asasinya untuk beribadah kepada Allah dengan cara yang mereka

pilih dengan baik. Bisakah umat Kristen setelah mendengar suara adzan di pagi hari, lalu

berpikir bahwa suara adzan tersebut bertujuan untuk membangunkannya tepat pada

pukul lima pagi, dan mengingatkan untuk berdoa, bersaat teduh, atau malah mengutuki

suara adzan tersebut sebagai suara kebisingan yang mengganggu dan mengusik tidur

umat Kristen pada umumnya.13

3.1.2. Paradigma yang Berbeda antara Islam dan Kristen

Injil menurut Nabeel Jabbour mengajarkan para pengikut Kristus untuk mengasihi

sesama seperti dirinya sendiri. Kabar sukacita bagi umat Kristen yang dinyatakan dalam

Injil yaitu, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Mengasihi adalah

sebuah pekerjaan yang sulit untuk dilakukan, kecuali jika umat Kristen dapat mencintai

Allah dengan sungguh-sungguh, maka dengan demikian umat Kristen dapat mengasihi

12

Ibid.,50-52. 13

Ibid.,53-61.

Page 7: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

27

umat Muslim seperti dirinya sendiri, termasuk disaat orang Kristen mewartakan Injil

kepada kaum Muslim.14

Injil merupakan kabar baik bagi umat Kristen dan juga bagi umat Muslim, karena

Injil merupakan kekuatan Allah yang mampu dan dapat menyelamatkan orang Yahudi

dan Non Yahudi (Roma 1:16). Selama ini umat Kristen hanya memahami bahwa

kekuatan Injil berpatokan kepada paradigma Yuridis yaitu paradigma benar dan salah,

sehingga segala sesuatunya hanya diperhadapkan pada realita benar dan salah, ternyata

tidak. Paradigma benar dan salah tidak pada semua situasi dan keadaan boleh

berlaku/dipakai, terkhusus bagi kaum Muslim. Pergumulan umat Muslim kelihatannya

ada diluar paradigma benar dan salah. Kaum Muslim memiliki tiga paradigma yang

diimani yaitu, aib/kehormatan, najis/bersih dan rasa takut/kuasa. Injil adalah daya

keselamatan terhadap manusia yang meliputi empat paradigma yaitu, benar dan salah,

aib dan kehormatan, najis dan bersih, rasa takut dan kuasa. Ketiga paradigma Muslim

(aib/kehormatan, najis/bersih, rasa takut/kuasa) harus diintegrasikan, atau Injil dapat

dibingkai dalam pemaknaan kultus yang menjadi domain untuk paradigma

aib/kehormatan, najis/bersih dan rasa takut/kuasa. Nabeel Jabbour mengungkapkan

bahwa dengan mengabaikan ketiga paradigma tersebut sama artinya dengan menyajikan

Injil secara terpenggal-penggal.15

Sebuah contoh sederhana yang diangkat oleh Nabeel Jabbour yakni, banyak

wanita Muslim yang saleh sering sekali harus menahan diri dalam sukacita kemenangan

diakhir bulan puasa, akan tetapi hal itu tidak terjadi karena mereka harus hidup

14

Ibid.,124. 15

Ibid.,166.

Page 8: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

28

menyendiri dan menggantikan puasanya beberapa hari ke depan akibat bertemu dengan

siklus datang bulan keperempuanannya (menstruasi). Menstruasi bagi kaum perempuan

bukanlah masalah benar dan salah, karena menstruasi adalah faktor alami dan kodrat bagi

kaum perempuan, itu adalah masalah najis dan bersih. Salah apakah seorang perempuan

jika ia mengalami siklus keperempuanannya di dalam bulan puasa? Salahkah perempuan

dihadapan Allah? Bukankah mereka sudah dikodratkan sebagai seorang perempuan?.

Pengalaman ini juga berlaku bagi kaum laki-laki, Kaum Muslim dan Yahudi selalu

melakukan upacara pembersihan atau pembasuhan sebelum mereka sembahyang. Mereka

menyuci tangan, wajah dan kaki dan seluruh bagian tubuh lainnya, setelah melakukan

pembasuhan, maka seorang laki-laki tidak boleh berjabat tangan lagi dengan dengan

orang lain yang tidak bersih, jika demikian maka kemurniannya akan menjadi najis dan

kotor kembali.16

Apakah paradigma Kristen dapat membawa keselamatan hanya dengan

mengandalkan paradigma benar dan salah? Mayoritas umat Muslim tidak menemukan

keselamatan dalam pewartaan Injil yang dikemas dalam pola benar dan salah, karena jika

dipahami dalam batasan benar dan salah maka saudara-saudara Muslim tidak akan

mengalami kuasa pembebasan terhadap Injil.17

3.1.3. Kitab Suci

Kekristenan Barat cukup kuat memberikan warna tertentu dengan memakai

kacamata Alkitab, sedangkan umat Muslim juga memberikan warna tertentu dengan

memakai kacamata Al‟Quran, perbedaan yang cukup kontras untuk menyelesaikan

16

Ibid.,165. 17

Ibid.,175-186.

Page 9: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

29

pemahaman lintas agama dan budaya. Sosok Ke-kristenan sebagai pengikut Kristus dapat

diperlihatkan dalam kehidupan melalui norma-norma yang baik dan etika Ke-kristenan

yang benar. Banyak orang-orang Kristen gagal mengkomunikasikan Kristus kepada

orang-orang di luar Ke-kristenan, karena berbicara tentang Yesus dan kerajaan Allah

hanya dengan mengandalkan Alkitab dan hanya menguasai, menghafal beberapa ayat

Alkitab saja.18

Pemahaman kaum Muslim mengatakan bahwa cara pandang kepada Kristus

adalah kekal, Firman Allah yang hidup dan abadi yang sejajar dengan Al‟Quran. Umat

Muslim memiliki Al‟Quran yang sama keilahiannya dan kualitasnya dengan Yesus

Kristus, hanya umat Muslim yang bodoh sajalah yang menerima pendapat umat Kristen

bahwa Muhammad setara dengan Yesus Kristus. 19

Nabeel Jabbour mengatakan bahwa, umat Islam tidak percaya kepada

Muhammad, mereka percaya kepada Firman Allah yaitu Al‟Quran, karena perbandingan

yang tepat dari pihak Kristen bagi Muhammad adalah Maria. Keperawanan Maria adalah

setara dengan ketidakcakapan membaca dan menulis dari sosok Nabi Muhammad. Itulah

yang menjamin kemurnian Firman Allah (Yesus Kristus dan Al‟Quran) yang mereka

percayai dan sampaikan kepada generasi mereka hingga saat ini. Umat Muslim percaya

kepada Firman Allah yaitu Al‟Quran, karena Al‟Quran adalah kebenaran yang

didiktekan, diturunkan Allah secara langsung dengan kata-kata kepada malaikat-

malaikat-Nya. Hal ini sama seperti orang-orang Kristen mempercayai Sepuluh Hukum

Taurat, Al‟Quran tidak ditulis oleh manusia, tetapi langsung dari Allah. Menurut Islam,

Alkitab sama dan sejajar dengan Hadits yang berisikan tentang cerita kehidupan dan

18

Ibid.,269. 19

Ibid.,206.

Page 10: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

30

pengajaran dari Muhammad, sehingga tulisan di dalam Alkitab bisa saja ada salahnya,

karena penulisnya adalah manusia, dan Alkitab lebih rendah dari Al‟Quran karena

Alkitab tidak ditulis oleh Allah, karena itu untuk apa umat Muslim meninggalkan

Al‟Quran dan menggantikannya dengan Alkitab yang memiliki kadar kekudusan lebih

rendah dari Al‟Quran.20

Firman Allah membawa kebaikan bagi siapa saja yang mau menerima dan

melakukannya, hal itulah yang diperlihatkan Paulus dalam penyampaian Firman kepada

Titus. Firman Allah yang disampaikan Titus kepada perempuan tua dan muda dalam

Titus 2 :4-5 agar hidup saleh, tidak bercacat, hidup bijaksana, ramah, menguasai diri,

rajin mengatur rumah tangga , baik hati dan taat kepada suaminya serta mengasihi anak-

anaknya. Tujuannya agar Firman Tuhan jangan dihujat, jangan direndahkan dan

dipandang tidak hormat oleh orang lain.21

Banyak umat Kristen yang membatasi Allah dengan “Geografi Kristiani” dan

mengharapkan agar umat Muslim bergabung dengan Ke-kristenan dan menjadi orang

Kristen yang sejati. Hal ini jelas menujukkan bahwa umat Kristen telah membatasi karya

besar Allah hanya sampai pada dinding-dinding gereja saja. Penginjilan di dunia Islam

mengalami tantangan yang sangat rumit, tetapi tidak harus dipaksakan sehingga tidak

terjadi permasalahan untuk memutuskan hubungan keluarga, pengusiran dari rumah,

kehilangan keluarga dan lain sebagainya, akan tetapi penginjilan yang relasional adalah

dengan memperlihatkan sikap sebagai seorang Kristen yang benar-benar meneladani

Yesus Kristus, sehingga orang lain dapat melihat kebaikan itu. Melalui hal-hal baik yang

20

Ibid.,189-199. 21

Ibid.,216-217.

Page 11: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

31

dilakukan dalam penginjilan secara perlahan-lahan akan membawa orang-orang dari

agama lain untuk tertarik dengan sendirinya kepada Kristus dan siap sedia meneladani-

Nya tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak manapun juga. Mengikut Kristus tidak harus

meninggalkan agama semula dan meninggalkan kehidupan yang dahulu, akan tetapi

mengikut Kristus hanya dapat dibuktikan melalui perbuatan baik, kekudusan dan

pertobatan.22

3.1.4. Jawaban Kristen terhadap Pandangan Umat Muslim

Pengalaman rohani Bangsa Israel dibagi oleh Nabeel Jabbour menjadi dua periode

besar dalam Perjanjian Lama yaitu: Ketika Bangsa Israel di tawan di Mesir, dan pada saat

Bangsa Israel dibuang ke Babilonia. Dalam kedua periode tersebut banyak hal-hal besar

dan menarik yang dialami bangsa Israel, salah satunya adalah pengalaman sebagai

etnosentris (eksklusivisme). Pengalaman rohani seseorang tidak dapat dipaksakan kepada

orang lain dalam mengimani Allah Israel, seperti halnya orang-orang Kristen di Arab

selama berabad-abad selalu menggunakan bahasa religius Kristiani yang ganjil dan asing

bagi umat Muslim Arab.23

Di berbagai belahan dunia, umat Kristen cenderung mendirikan penghalang,

jurang pembatas melalui paham etnosentris. Paham etnosetris membuat orang merasa

eksklusif. Salah satu contoh orang Kristen Arab di Timur Tengah memiliki sub kultur dan

bahasa religius sendiri, sehingga mereka kawin mawin dengan sesama mereka dan

memiliki hidup yang terisolasi dan berjalan diatas palang keseimbangan. Yesus ingin

agar para murid-Nya hidup diatas palang keseimbangan yang walaupun di dunia tapi

22

Ibid., 104. 23

Ibid., 151-152.

Page 12: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

32

tidak mendunia. Yesus tidak ingin para murid-Nya kehilangan rasa asin mereka sebagai

garam dunia dan menjadi tidak berguna (Matius 5: 13-16). Hidup perlu bersosialisasi dan

berelasi dengan orang lain dan menjadi berkat bagi sesama/bagi bangsa-bangsa.24

Ada tiga kelompok manusia yang digambarkan oleh Nabeel Jabbour yaitu:25

1. Kerumunan Orang-orang Kudus.

Sekumpulan umat Kristen yang sudah lahir baru, dan hanya sebahagian dari mereka yang

menerima Injil, mereka terpisah dari masyarakat karena rasa takut, rasa tidak aman, dan

sub kultur Kristen. Mereka tidak tahu bagaimana cara berelasi dengan orang-orang di luar

komunitasnya, dan mencoba menutupi rasa tidak amannya dengan berpenampilan amat

kudus.

2. Umat Kristen begitu membaur di dalam dunia, tetapi mereka menjadi menduniawi.

Sekumpulan umat Kristen yang sudah lahir baru yang hidupnya dipengaruhi oleh

segelintir Injil saja, dan perilakunya juga menyimpang dari kebenaran-Nya.

3. Orang yang ada di dalam dunia, namun mereka bukan dari dunia.

Injil mempengaruhi kehidupan sekumpulan umat Kristen dalam kelompok ini, dan

hidupnya penuh perubahan dan pertobatan berubah, walaupun mereka tinggal di dunia,

mereka menjadi garam dan terang serta menjadi ragi yang mengkhamiri masyarakat

dengan anugerah dan kebenaran Ilahi.

Ada dua godaan bagi umat Kristen dalam menjalankan kehidupan bersosial dan

menjadi berkat bagi sesama yaitu, (1). Mengisolasi dirinya sendiri (2). Menjadi tanpa

warna dan kehilangan makna. Rasa takut menjadi momok terbesar bagi bangsa Israel di

24

Ibid.,149. 25

Ibid.,136-138.

Page 13: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

33

Mesir, rasa takut itu melumpuhkan jati dirinya sebagai Anak-anak Allah, sehingga tidak

berani menghempangnya, melawan dan kadang-kadang rasa takut yang menghampiri

hidup manusia tidak pada kenyataannya.26

Sebagai umat Kristen yang mengimani Allah dalam kehidupan dan kebersamaan

dengan umat Muslim, maka umat Kristen harus merubah sikap dan pola hidup menurut

Nabeel Jabbour dengan istilah: “Misionaris yang perlu bertobat/pelaku pekabaran Injil

harus bertobat”.27

Ada beberapa contoh yakni: Nabi Yunus adalah seorang misionaris

yang perlu bertobat, Petrus yang pada akhirnya bisa menjadi seorang etnosentris Yahudi

yang dimenangkan Allah. Melihat pertobatan para nabi tersebut, maka umat Kristen

jangan merasa lebih tinggi dari umat Muslim, jangan melihat umat Muslim dengan

memakai kacamata Injil, tapi mari melihat mereka dengan memakai kacamata sabit agar

bisa saling menerima dan memberi satu dengan yang lain. Dalam arti lain Nabeel Jabbour

mengatakan bahwa, bukan hanya umat Muslim yang memerlukan pesan berisi kabar

baik; umat Kristen juga perlu diubahkan supaya dapat memandang umat Muslim melalui

mata Allah.28

26

Ibid., 41. 27

Ibid.,106-108. 28

Ibid.,107.

Page 14: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

34

3.2. Kritik Nabeel Jabbour tentang Ekklesia Kaum Awam

Gereja Kasat Mata (Semi Hidden Church)

Nabeel Jabbour mengkritisi tentang Gereja Kasat Mata dalam pengertiannya,

dan sudat melekat dalam benak umat Kristen adalah pemahaman tentang wujud nyata

sebuah bangunan atau gedung dengan arsitektur yang khas, dimana sekelompok umat

yang berkumpul setiap hari minggu, menyanyikan lagu pujian, duduk di bangku panjang,

mengumpulkan persembahan, dan lain sebagainya. Kristus yang menjadi saluran pusat

relasionalnya. Gereja kasat mata adalah gereja yang berhimpun (berkumpul), dan tidak

begitu relevan lagi di zaman sekarang ini.

Gereja Kasat Mata tidak mengalami perubahan dan pertumbuhan, karena kegiatan

yang dilakukan dalam pelayanan dan pekabaran Injil hanya bersifat rutinitas saja.

Berkumpul dan memuji Tuhan dalam ibadah lalu pulang. Model seperti ini banyak yang

diaminkan oleh gereja-gereja hingga saat ini. Proses untuk memberitakan Injil Kristrus

keluar dan di luar Ke-Kristenan tidak kelihatan dan tidak bertumbuh dengan baik, gereja

Page 15: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

35

kasat mata sangat berbesar hati apabila jumlah anggotanya bertambah, dalam artian

bahwa ada pertambahan warga dari segi kuantitas dari agama Islam masuk menjadi

agama Kristen. Inilah yang terjadi kalau orang Kristen mewajibkan seseorang yang

percaya kepada Kristus, Injil harus menyeberang dan pindah agama menjadi Kristen.

Mengkristenkan orang lain tidaklah boleh dilakukan kepada siapapun sekalipun itu demi

Kristus dan Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang mempersatukan, bukan

mengasingkan dan mengucilkan seseorang.29

Model Gereja Kasat Mata versi Nabeel Jabbour, yang hanya mengutamakan

bentuk bangunan, ibadah, kesaksian, peraturan gereja, baptisan dan sakramen,

pelayanan dalam pewartaan Sabda Allah tetap dan terus dilakukan serta bersifat ke

dalam saja. Kepemimpinan dalam organisasi, strukutur gereja kasat mata adalah para

pelayan yang menjadi wakil Tuhan di bumi. Keimanan di dalam Yesus Kristus membawa

umat untuk merubah paradigma dalam pola kehidupannya, sehingga umat Allah dapat

mempercayai Kabar Baik dalam Injil yang adalah sebuah keselamatan agar dapat

diwartakan dan diberitakan juga kepada sesama tanpa ada unsur paksaan. Kesaksian umat

tidak hanya diucapkan dalam kebaktian-kebaktian minggu saja, akan tetapi dapat

diperlihatkan dalam kehidupan yang benar-benar berkualitas di tengah-tengah komunitas

sosial, dan bersifat monoton dan tidak proaktif dalam pekabaran Injil dan pelayanan

keluar.30

29

Ibid., 267. 30

Ibid., 235-236.

Page 16: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

36

Model gereja Kasat Mata inilah yang dikritisi Nabeel Jabbour, sehingga Nabeel

Jabbour menampilkan beberapa model gereja yang relevan pada saat ini.

3.3.Ekklesia Nabeel Jabbour

Gereja Tidak Kasat Mata (Hidden Church)

Pengalaman perjumpaan dengan umat Muslim membuat Nabeel Jabbour

memahami bahwa perlu ada rekonstruksi ekklesiologi sehingga cocok bagi saudara-

saudara Muslim. Dalam merenungkan dan merekonstruksi model gereja yang tepat,

maka harus diawali dengan sebuah pertanyaan yaitu : Apakah seseorang yang percaya

kepada Kristus harus meninggalkan agama Islam dan masuk menjadi pemeluk agama

Kristen? Dapatkah seseorang yang beragama Islam percaya dengan sepenuh hati

kepada Kristus namun tetap tinggal dalam agamanya semula sebagai garam dan

terang?31

Jawaban yang diberikan Nabeel Jabbour untuk pertanyaan ini adalah : ”Umat

Kristen harus memberikan dua pilihan bagi umat Muslim untuk menentukan, apakah

31

Ibid.,234.

Page 17: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

37

bergabung dan masuk Kristenan atau tetap tinggal dalam latar belakang mereka untuk

membersihkan saluran-saluran relasi dalam hubungan sosial religius dengan

sesamanya”. Kalau seorang Muslim lebih memilih opsi yang kedua, maka umat

Kristen harus menghormati pilihan itu. Pilihan itu tidak bertentangan dengan Injil.

Umat Muslim sama persis dengan orang Yahudi dalam hal keimanan tentang

perpindahan agama. Mereka mengatakan bahwa pindah agama adalah sebuah

penghianatan yang sangat berat.32

Untuk itu Nabeel Jabbour mengusulkan sebuah model ekklesiologinya yang

disebut sebagai gereja tidak kasat mata seperti tampak dalam gambar di depan. Gereja

dalam gambar nomor 2 „Gereja Tidak Kasat Mata‟ adalah satu “gereja tersembunyi”,

satu pribadi seperti nomor 6 tampaknya seperti pribadi yang sangat dan paling

berpengaruh dalam jaringan ini, sementara nomor 11 sepertinya pribadi yang

terpinggirkan, terputus hubungan dengan semua orang yang ada dalam agamanya,

menjadi orang asing bagi saudara-saudaranya dalam sekelompok orang dalam

agamanya semula dan dalam agama yang baru dimasukinya, dan cukup menyedihkan

nasib warga gereja seperti ini.33

Gambar 2 sebagai Gereja Tidak Kasat Mata atau Gereja yang tersembunyi,

yang mengutamakan betapa pentingnya pertemuan-pertemuan pendalaman dan

pemahaman kitab suci. Orang-orang di luar Ke-kristenan yang menerima Injil tidak

perlu untuk melakukan penyeberangan agama, akan tetapi pemahaman mereka

tentang Injil perlu untuk diperdalam. Untuk itu pertemuan-pertemuan rutin bersama

32

Ibid., 267. 33

Ibid., 236.

Page 18: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

38

saudara seiman dalam lingkaran ekklesia sangat perlu dipertahankan. Nabeel

Jabbour mengatakan bahwa bagi orang-orang yang berasal dari agama Islam yang

tertarik kepada Injil dan tidak terganggu kepada Yesus Kristus untuk tetap bertemu

secara berkala dalam mempelajari Injil dan memperkuat tali persaudaraan yang

universal dengan sesama sebagai anggota gereja.34

Gereja Tidak Kasat Mata adalah orang-orang yang menerima Injil atau

percaya kepada Yesus Kristus dalam perserakan atau diaspora. Umat yang beragama

di luar Kristen boleh tetap tinggal dalam agamanya semula. Contoh : Umat Muslim

dapat menerima Injil dan percaya kepada Yesus Kristus dan mereka dapat tetap

sebagai pemeluk agama Islam dalam keseharian liturgi. Mereka tetap tinggal dalam

dunia Islam, hidup sebagai umat Muslim tetapi percaya kepada Yesus Kristus dengan

sepenuh hati. Umat Muslim yang baru menyeberang masuk menjadi agama Kristen

tidak memberitahukan secara terbuka kepada keluarganya dan orang-orang yang ada

di sekitarnya tentang keberadaannya sebagai pengikut Kristus. Mereka melakukan itu

karena ada banyak hal dalam Ke-kristenan yang mereka anggap asing, bahkan

mungkin tidak dapat mereka terima, seperti berdoa sambil duduk bahkan berpangku

kaki atau cara berpakaian para perempuan yang sangat menyolok dan bergaya

kebarat-baratan.35

Sebagai umat Muslim yang tetap diam dalam agamanya dan menerima Injil

serta percaya kepada Kristus, ia memililki dua misi yang positif yang harus mereka

lakukan antara lain: (1). Ia siap untuk melakukan perubahan yang mendasar terhadap

34

Ibid., 226. 35

Ibid., 234.

Page 19: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

39

keimanan dan keyakinan dalam agama mereka yang bertolak belakang dengan Injil

Kristus. (2). Ia siap untuk membagikan secara perlahan-lahan pengertian dan

kepercayaan tentang Kristus kepada sesama dan keluarga mereka, karena dengan

status yang tetap sebagai umat yang beragama Islam akan semakin mempermudah

mereka untuk meyakinkan orang lain tentang Injil Yesus Kristus.36

Sebuah pengalaman yang menarik Nabeel Jabbour dari temannya yang

bernama Ahmad sebagai seorang Muslim pada saat dia beribadah di sebuah gereja di

Amerika Serikat, Ahmad berkata: 37

Ketika saya mengunjungi dan beribadah di gereja anda, saya merasa ada di

tempat yang asing, ketika saya bersembahyang, saya tidak keberatan berlutut

dan bersujud dihadapan Allah Yang Maha Kuasa bersama-sama dengan

seluruh jemaat yang beribadah pada saat itu. Itulah sikap Ahmad sebagai

warga Muslim dalam mengikuti sebuah ibadah.

Nabeel Jabbour mewajibkan orang-orang dari agama Islam yang tertarik

kepada Injil dan tidak terganggu dengan Yesus Kristus untuk mengadakan pertemuan

secara rutin dan berkala dalam mempelajari Inijl dan memperkuat tali persaudaraan

yang universal bagi sesama. Kewajiban ini membawa pada sebuah kesimpulan bahwa

umat Muslim yang percaya kepada Injil perlu menerima baptisan, walaupun Nabeel

Jabbour tidak secara gamblang dan terang-terangan mengatakannya. Tetapi baptisan

tidak dipahami sebagai sebuah tanda keanggotaan satu agama institusional, melainkan

sebuah materai pengikat dengan Kristus.38

36

Ibid., 234. 37

Ibid., 233-234. 38

Ibid., 94-95.

Page 20: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

40

Gereja Perserakan

Gambar 3

Nabeel Jabbour membuka wawasan berpikir orang percaya dengan

menghadirkan gereja perserakan, dengan tujuan agar orang-orang percaya dapat

dipakai oleh Allah untuk menjadi pekabar-pekabar Injil dimanapun berada. Demikian

juga halnya dengan orang-orang yang meneladani Yesus Kristus, walaupun pada

hakikatnya mereka tetap tinggal dalam agama semula, mereka dapat menjadi berkat

bagi semua orang.Nabeel Jabbour mengilustrasikan konsep itu dengan gambar

nomor 3.39

Menyimak gambar nomor 3, terlihat bahwa umat Kristen adalah kotak persegi

empat dan umat Muslim adalah kotak bulatan kecil, sedangkan garis tegak lurus

adalah sekat permusuhan dan kecurigaan yang selama ini menjadi jurang pemisah

antara kedua agama tersebut. Pada saat seorang Muslim percaya kepada Injil yang

ditandai dengan menerobos ke dalam wilayah kotak persegi empat yang dibatasi oleh

garis tegak lurus, maka umat Muslim tersebut tidak perlu dipaksakan untuk berubah

39

Ibid.,138.

Page 21: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

41

menjadi segi empat, dan begitu juga sebaliknya. Apabila seorang Kristen masuk ke

dalam dunia Muslim, biarkan dia tetap sebagai kotak persegi empat tanpa harus

berubah menjadi bulat, sehingga tercipta kebersamaan, damai dalam jatidiri masing-

masing melalui lingkaran gereja.40

Gambar 3 dikatakan Nabeel Jabbour sebagai Penginjilan Perserakan atau

menyebar kepada seseorang tanpa mewajibkan dia untuk menyeberang ke agama

Kristen, karena kebebasan sangatlah perlu diberikan bagi siapa saja yang menerima

Injil untuk memilih apakah tetap tinggal dalam agama semula atau menyeberang ke

agama Kristen.41

Nabeel Jabbour mengangkat kisah Naaman dalam Perjanjian Lama

(II Raja 5). Pejabat tinggi Aram yang sakit kusta, Naaman disembuhkan oleh Allah

melalui Nabi Elisa. Naaman mengaku percaya kepada Allah Yahweh dan hanya

menyembah Dia sebagai Allah yang hidup, tetapi Naaman adalah seorang

kepercayaan Raja Aram. Raja Aram selalu meminta Naaman untuk menemaninya

pergi ke kuil, berdoa di depan patung Rimon dan berlutut. Naaman tahu bahwa

patung Rimon adalah berhala sehingga Naaman tidak mau menyembah Rimon lagi

setelah mengenal Allah Yahweh.42

Terjadi dilema dalam kehidupan Naaman, karena dia tidak dapat menolak

permintaan sang raja, apabila menolak maka Naaman akan dipecat. Masalah yang

dihadapinya diceritakannya kepada Elisa untuk meminta nasehat, Elisa tidak

keberatan. Elisa memberikan izin kepada Naaman untuk kembali ke Damsyik dan

tetap menyertai raja untuk masuk ke kuil dan ikut berlutut di depan patung Rimon

40

Ibid.,235. 41

Ibid.,267. 42

Ibid.,256.

Page 22: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

42

bersama dengan Raja.43

Nabeel Jabbour menjelaskan dari kisah ini bahwa, setiap

orang percaya kepada Yahweh boleh tetap menjalankan kewajiban-kewajiban yang di

tuntut dalam agamanya sebab yang Yahweh lihat adalah hati manusia, bukan bentuk-

bentuk luar ibadah.44

Gereja Perserakan tetap menjalankan ketentuan-ketentuan ibadah, hal ini juga

yang dialami oleh Petrus dan Yohanes setelah Pentakosta pertama di Yerusalem.

Kedua rasul ini tetap mengikuti ibadah di Bait Allah sesuai dengan waktu berdoanya

orang Yahudi. Mereka sama sekali tidak mengutuk agama Yahudi dan menyeberang

ke agama yang baru. Mencermati ciri-ciri ekklesia tersembunyi yang digambarkan

Nabeel Jabbour menghasilkan sebuah kesan bahwa para pengikut Kristus yang ada

secara tersembunyi dan diam-diam tetap tinggal dalam agamanya semula akan

menjadi ragi yang diadukkan ke dalam terigu atau sebagai garam yang bekerja secara

pasti untuk membuat makanan memiliki cita rasa yang berkualitas.45

Dalam kaitan itu, Nabeel Jabbour menolak sikap etnosentrisme yang dia

pahami sebagai satu komunitas yang berstatus sebagai kaum minoritas dengan

menutup diri terhadap masyarakat sekitar dan dunia luas maka mereka dapat

memperkuat identitas dan jatidiri agar menjadi solid. Nilai-nilai hidup dalam

masyarakat dalam komunitas etnosentrik ini tidak akan mudah hilang, bahkan akan

terpelihara turun temurun. Dalam pola dan gaya hidup etnosentris akan kelihatan

solidaritas sosial antar sesama anggota komunitas sangat baik, kuat dan tak

tergoyahkan. Seperti Yusuf dalam Kejadian 47, menunjuk tanah Ramses sebagai

43

Ibid., 255-257. 44

Ibid., 255. 45

Ibid.,238.

Page 23: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

43

tempat tinggal saudara-saudaranya. Ia menjamin kehidupan saudara-saudaranya

dengan kemewahan dan kemananan. Perlakuan Yusuf terhadap orang Mesir justru

sebaliknya, ia menerapkan sebuah sistim yang membuat kekayaan Raja Firaun

semakin meningkat, dan akhirnya seluruh penduduk Mesir menjadi budak Raja

Firaun. Mereka yang adalah penduduk asli dan mayoritas dipaksa kerja keras demi

memperoleh makanan dari Firaun. Yusuf memperkenalkan sebuah sistim feodal yang

membuat Firaun semakin berkuasa di seluruh Mesir.46

Yusuf membuat keluarga Yakub menjadi umat Israel dalam satu komunitas

yang tertutup dan terisolasi, yang mana kehidupan Israel di Mesir terpisah dari

masyarakat berlangsung sekitar 400 tahun. Kebijakan ini membuat orang Israel

menjadi masyarakat yang tertutup selama mereka menetap di Mesir. Sikap Firaun

menerapkan perbudakan dan kerja paksa kepada orang Israel tidak bisa dilepaskan

dari latar belakang kehidupan mereka. Setelah 400 tahun ternyata orang Israel tetap

sebagai orang asing bagi saudara-saudaranya di Mesir. Sebuah sikap yang normal

apabila Mesir mencurigai keberadaan orang-orang Israel yang cukup eksklusif,

apalagi jumlah mereka yang semakin hari semakin bertambah banyak. Mereka dapat

menjadi sebuah kekuatan yang menakutkan, terutama jika bersekutu dengan musuh

untuk menaklukkan bangsa Mesir.47

Nabeel Jabbour melihat keadaan Israel, yang menerima perlakuan istimewa

dari Yusuf yang bertentangan dengan tujuan Allah memilih Israel agar dapat menjadi

berkat bagi bangsa-bangsa. Malah justru Yusuf membuat Israel menjadi sebuah

ancaman besar bagi bangsa Mesir. Perlakuan Yusuf terhadap saudara-saudaranya

46

Ibid., 140-146. 47

Ibid., 141.

Page 24: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

44

selama di Mesir lebih didasari oleh kepentingan pribadi bukan kepentingan Allah

Yahweh.48

Penindasan dan penderitaan yang dialami oleh Israel di bawah

pemerintahan Firaun yang memerintah pasca Yusuf adalah reaksi atas eksklusivitas

(etnosentrisme) Israel. Sikap hidup eksklusivitas atau etnosentrisme di dalam

kehidupan masyarakat yang majemuk tidak memungkinkan terjadinya pergaulan serta

persaudaraan yang kuat di antara kelompok Israel dan Mesir. Eksklusivisme akan

menimbulkan rasa saling curiga dan makin memperkuat adanya roh permusuhan di

antara mereka, sehingga menghilangkan identitas dan otoritas diri dan karakter diri.49

Melihat dari pengalaman Israel dalam perbudakan di tanah Mesir yang

membawa pola hidup yang etnosentris atau eksklusivisme, maka nabi-nabi seperti

Yeremia menyuarakan suara pertobatan bagi Israel agar merubah pola hidup yang

etnosentris. Pemberitaan yang disampaikan Yeremia menghimbau agar Israel menjadi

bangsa yang membaur satu dengan yang lain, serta tidak memperlihatkan mental

Israel sebagai bangsa yang bermental pengungsi. Israel harus berperilaku sebagai

penduduk yang menetap di Babel.50

Dan inilah perintah Allah yang disampaikan oleh

Yeremia bagi bangsa Israel dalam Yeremia 29:4-7:

Beginilah Firman Tuhan semesta alam, Allah Israel kepada semua orang

buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel.

Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati

hasilnya; ambillah isteri untuk kamu peranakkan anak laki-laki dan

perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami

bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan

perempuan agar disana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!.

Usahakanlah kesejahteraan kota kemana kamu Aku buang, dan berdoalah

untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

48

Ibid.,149. 49

Ibid.,150. 50

Ibid., 141.

Page 25: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

45

Yeremia mengingatkan Israel, agar tidak memakai pola eksklusivisme dalam

kehidupan sosial seperti yang ditanamkan oleh Yusuf di Mesir, sehingga Israel dapat

menjadi berkat bagi sesama dalam pembauran dan hidup bersosial satu dengan yang

lain.51

Sikap hidup membaur satu dengan yang lain juga dipakai oleh Daniel,

Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dengan demikian mereka mendapat jabatan tinggi

dalam lingkungan istana dan memberikan pengaruh yang cukup penting bagi istana

kerajaan. Hidup yang membaur dan berkarakter sebagai pengikut Kristus membawa

berkat dan berarti bagi sesama.52

Nabeel Jabbour juga memberikan beberapa contoh yang diangkat dari

Perjanjian Baru, yaitu melalui misi dan visi Yesus yaitu, Bagaimana Kristus sebagai

gereja yang hidup dalam pelayanan-Nya di dunia, model pelayanan tersebut

diwariskan kepada para murid-Nya, setelah Yesus mati, dikuburkan dan di

bangkitkan, ekklesia mulai dianiaya di Yerusalem, sebagai contoh seorang murid,

Stevanus dirajam hingga tewas. Kisah Para Rasul 8, 11:19-20 melukiskan demikian,

bahwa “Pada waktu itu mulailah penganiayaan hebat terhadap jemaat di Yerusalem,

sehingga mereka terpencar dan tersebar menjelajahi seluruh negeri sambil

memberitakan Injil. Gereja hadir di tengah-tengah keberagaman yang ada, karena

Kristus yang menjadi damai sejahtera yang telah mempersatukan dan merubuhkan

tembok pemisah antara Yahudi dan Non Yahudi, bersunat dan tidak bersunat. Mari

mengamati gambar 3 dari sudut pandang Efesus 2 : 11-20, lingkaran terluar terdiri

51

Ibid.,145. 52

Ibid.,143.

Page 26: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

46

dari umat Kristen dan umat Muslim; umat Kristen dilambangkan dengan persegi,

sedangkan umat Muslim dengan lingkaran, dan sebuah dinding perseteruan yang

memisahkan keduanya. Dalam misi dan visi Yesus kelihatan bagaimana Dia sebagai

gereja yang hidup dalam pelayanan-Nya di dunia.53

Kisah Para Rasul 10 dan 11 yang diangkat Nabeel Jabbour tentang Kornelius,

seorang bukan Yahudi, berasal dari kota Roma dan dari sebuah keluarga yang

terkenal, Kornelius adalah orang penting di Kaisarea dan berpangkat kapten dari

seratus prajurit. Keimanannya begitu tulus dalam mencari Tuhan, takut akan Tuhan

dan hidup dalam kesetiaan kepada Allah Yahweh, ia juga menentang keras tentang

politeisme. Dengan keimanannya sebagai orang yang bukan Yahudi, tidak

mempengaruhinya untuk berpindah agama menjadi Yahudi walaupun pada

kenyataannya Kornelius mengadopsi ide dan beberapa ritual adat orang Yahudi.

Kornelius adalah orang pertama yang bukan Yahudi masuk ke dalam gereja Yahudi.

Kornelius menjadi ragi dan garam bagi keluarga dan dihadapan para prajuritnya,

walaupun Kornelius tidak harus pindah ke dalam agama Yahudi. Seperti halnya

Kornelius, ada orang-orang Muslim di sudut-sudut dunia Islam yang merindukan

suatu hubungan dengan Kristus di dalam dan melalui Al‟Quran yang dibacanya,

tetapi mereka tidak mau untuk bergabung dengan meninggalkan agama semula untuk

masuk ke dalam Ke-kristenan demi Kristus dan ikut dalam ibadah gereja, menjadi

ragi, garam dan terang bagi keluarga dan umat Muslim lainnya. 54

53

Ibid.,240-242. 54

Ibid.,246-248.

Page 27: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

47

Adakah pemisah diantara keluarga Allah, yaitu Ekklesia? Tidak ada, persegi

yang mewakili orang Yahudi, serta lingkaran yang mewakili orang bukan Yahudi,

hidup berdampingan, bersaudara di dalam keluarga Allah. Tetapi perhatikanlah

bahwa lingkaran tidak perlu berubah menjadi persegi untuk menjadi warga kerajaan

Allah, dan persegi pun tidak perlu berubah menjadi lingkaran, dan ada kesatuan

ditengah-tengah keberagaman.55

Umat Kristen pada gambar 3 menunjukkan identitas sebagai Kristen Kartu

Tanda Penduduk (KTP), yang tidak memiliki hubungan akrab dengan Kristus, tetapi

mereka menyerahkan hidup mereka masuk ke dalam persekutuan umat Allah (gambar

persegi). Ada pula umat Muslim yang masuk ke dalam Ke-kristenan dan gereja, akan

tetapi tidak ada dinding pemisahan antara mereka (persegi dan lingkaran), walaupun

pada dasarnya ada dinding perseteruan antara Kristen dengan Islam di luar ekklesia.

Bisakah kita temukan kemiripan dengan situasi kita masa kini? Karena itu,

ingatlah bahwa dahulu kamu (pengikut Kristus dari latar belakang Islam) adalah umat

Muslim secara jasmani. Pada waktu itu kamu tanpa Kristus tetapi sekarang di dalam

Kristus, kamu yang dahulu “jauh” sudah menjadi dekat oleh darah Kristus. Karena

Dia-lah (Yesus Kristus) damai sejahtera kita (orang-orang percaya kepada Kristus

dari latar belakang Kristen dan Muslim), yang telah mempersatukan kedua pihak dan

merubuhkan tembok pemisah yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai

55

Ibid., 242.

Page 28: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

48

manusia Ia telah menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-

Nya.56

Ada pandangan bahwa umat Muslim yang percaya kepada Kristus tetap

tinggal sebagai garam dan terang di antara kaum mereka sendiri (1 Korintus 7:17-24),

akan tetapi pernyataan tersebut mendapat tantangan dari berbagai pihak. Bagaimana

pasangan keluarga yang sepihak (suami) Kristen sedangkan isteri Islam? Haruskah

mereka bercerai hanya karena iman yang berbeda? Paulus menekankan agar pasangan

ini tetap mempertahankan pernikahan kudusnya, dan dengan harapan agar kelak nanti

pasangan ini dapat mengenal Kristus. Kata kunci dalam I Korintus 7 yang dijadikan

dasar bagi Nabeel Jabbour untuk membangun pemahaman ekklesiologi tak kasat mata

adalah: “Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil

Allah. Apakah engkau hamba waktu dipanggil? Itu tidak apa-apa, tetapi jika engkau

mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu”. Pernyataan

ini sangatlah penting, karena Paulus mengulanginya sampai tiga kali (ayat 17, 20,

24).57

Nebeel Jabbour mengangkat Firman Tuhan dari I Korintus 7:7-24 dengan

referensi silang melalui I Petrus 3:1-6. Nabeel Jabbour mengangkat teks ini bukan

sekedar untuk mendukung pendapat bahwa seorang Muslim boleh tetap tinggal dalam

agamanya pada saat ia menerima Injil. Teks ini juga dapat dipakai untuk menyatakan

bahwa orang yang sudah menerima Injil boleh tetap tinggal dalam agamanya semula,

56

Ibid., 242-243. 57

Ibid., 263-264.

Page 29: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

49

tetapi bukan tinggal secara pasif melainkan secara aktif, dapat hidup sebagai garam

dan terang.58

3.4. Solusi dalam misi Kristen dalam mengikut Kristus

Nabeel Jabbour mengangkat sosok fiktif Mustafa pertanyaan besar dalam tulisan

ini, apakah mengikut Kristus harus meninggalkan agama semula? Apakah harus

memutuskan hubungan dengan keluarga dan menggantikan nama lama menjadi nama

baru yang berbau Kristen melalui baptisan kudus? Dalam Perjanjian Lama menyebutkan

bahwa jika seseorang beriman kepada Allah bukan berarti ia kehilangan posisi atau

pengaruhnya, melainkan harus diizinkan untuk tetap tinggal di dalam latar belakangnya

dengan hubungan-hubungan yang telah terjalin, contoh konkritnya adalah Naaman.59

Umat Kristen harus hidup dalam gereja, seseorang yang baru mengenal Kristus

tidak harus mengubah bentuk identitasnya agar bisa masuk kerajaan surga. Ia dapat

langsung masuk melalui pintu gerbang kerajaan yang lebar dan tidak perlu masuk

melalui pintu gerbang yang sempit berupa identitas dan tradisi-tradisi Kekristenan.

Sebagai umat Kristen, maka harus memberikan dua pilihan bagi umat Muslim yang telah

menerima pemberitaan Injil. Orang-orang Islam yang mencari Allah dapat dengan mudah

dikemudikan atau dimanipulasi kepada bias-bias budaya atau teologia Kristen. Ekklesia

yang benar adalah gereja yang berserak dan menyebar, dengan berlandaskan Injil yang

sudah diterima dan diimani maka dimanapun dan kapanpun gereja serta umat dapat

58

Ibid., 258. 59

Ibid., 252-254.

Page 30: Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour Tentang Gereja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/4/T2_752012004_BAB III.pdf23 . sama sekali tidak pernah melukai dan menyakiti

50

merealisasikan dalam kehidupannya sebagai garam dan terang, tanpa harus terikat oleh

identitas masing-masing.60

60

Ibid., 258.