BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG...

13
8 BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG TIDAK KELIHATAN 2.1. Sekilas Pandang tentang John Calvin Konsep Calvin tentang Visibilis: gereja yang kelihatan dan Invisiblis:gereja yang tidak kelihatan, dalam rangka menemukan makna kerangka berpikir dalam sebuah kelembagaan gereja, maka segala sesuatunya haruslah dimulai dengan latar belakang konteks dimana Calvin berkarya. Calvin berkarya dalam situasi akhir abad pertengahan dan era dimana telah terjadi reformasi di bidang kegerejaan. Reformasi ini terjadi dengan faktor-faktor pendukung yang muncul dari dalam konteks kehidupan masyarakat, dan hal ini terjalin erat dengan kebijakan-kebijakan pemerintah pada masa itu. 1 Perjalanan dan pengalaman hidup Calvin sebagai seorang reformator yang terkemuka, tidak dapat dilepaskan dari pengaruh situasi dan kondisi yang terjadi di zamannya. Ia lahir pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon, Perancis Utara, suatu masa yang merupakan periode abad pertengahan awal era modern. 2 Masa modern dilukiskan sebagai masa yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai fakta objektif alamiah, sementara iman dihubungkan dengan persoalan-persoalan etis, moral dan budaya. 3 1 Alister Mc Grath, Roots that Refresh : A Celebration of Reformation Sprituality (London: Hodder and Stoughton, 1982), 12. 2 Ibid., 12-13. 3 James B. Miller, “The Emerging Post Modern World” in Post Modern Theology Christian Faith in A Pluralist World, Frederic B. Burnman (ed), (New York: Harper and Row Publisher, 1988), 7.

Transcript of BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG...

Page 1: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

8

BAB II

PANDANGAN JOHN CALVIN

TENTANG GEREJA YANG TIDAK KELIHATAN

2.1. Sekilas Pandang tentang John Calvin

Konsep Calvin tentang Visibilis: gereja yang kelihatan dan Invisiblis:gereja yang

tidak kelihatan, dalam rangka menemukan makna kerangka berpikir dalam sebuah

kelembagaan gereja, maka segala sesuatunya haruslah dimulai dengan latar belakang

konteks dimana Calvin berkarya. Calvin berkarya dalam situasi akhir abad pertengahan

dan era dimana telah terjadi reformasi di bidang kegerejaan. Reformasi ini terjadi

dengan faktor-faktor pendukung yang muncul dari dalam konteks kehidupan masyarakat,

dan hal ini terjalin erat dengan kebijakan-kebijakan pemerintah pada masa itu.1

Perjalanan dan pengalaman hidup Calvin sebagai seorang reformator yang

terkemuka, tidak dapat dilepaskan dari pengaruh situasi dan kondisi yang terjadi di

zamannya. Ia lahir pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon, Perancis Utara, suatu masa yang

merupakan periode abad pertengahan awal era modern.2 Masa modern dilukiskan

sebagai masa yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai fakta objektif alamiah,

sementara iman dihubungkan dengan persoalan-persoalan etis, moral dan budaya.3

1Alister Mc Grath, Roots that Refresh : A Celebration of Reformation Sprituality (London: Hodder and Stoughton,

1982), 12. 2Ibid., 12-13.

3James B. Miller, “The Emerging Post Modern World” in Post Modern Theology Christian Faith in A Pluralist

World, Frederic B. Burnman (ed), (New York: Harper and Row Publisher, 1988), 7.

Page 2: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

9

Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan, dan dapat dikatakan

seorang negarawan yang cakap, yang memiliki wawasan yang cukup luas. Dalam

perjuangannya mereformasi gereja, ia juga menjalin hubungan dengan para tokoh-tokoh

politik pada zamannya. Ia memulai jenjang pendidikan di Universitas Orlens, Perancis

sebagai mahasiswa studi Hukum Kemasyarakatan di masa-masa kejayaan humanisme.4

Setelah menyelesaikan pendidikan hukumnya, Calvin menekuni bidang teologi

dan menghasilkan terbitan pertama dari buku:”Institutio” pada tahun 1535. Kemudian

Calvin mulai berkecimpung dalam bidang kegerejaan di Jenewa tahun 1536. Situasi kota

Jenewa pada masa Calvin mulai bekerja, adalah kota yang masih baru menerima

reformasi.5

Tantangan lain yang dihadapi Calvin dalam perjalanan reformasinya terjadi pada

tahun 1538. Para pemimpin kota yang terpilih pada masa itu adalah mereka yang tidak

suka pada Calvin dan berusaha mencampuri urusan intern gereja. Calvin menolak dan

akibatnya ia diusir dari Jenewa. Dari Jenewa, Calvin tiba dan melayani sebagai pendeta

di Strassburg sampai tahun 1541. Selama pelayanannya di kota Strassburg, Calvin

menyempurnakan karya besarnya “Institutio” dan menyusun karya lainnya seperti

nyanyian gereja dan format-format ibadah. 6

Tahun 1541, Calvin kembali ke Jenewa dan melayani di kota itu, dan sampai ia

meninggal pada tanggal 27 Mei 1564. Selama ia berkarya, ia tidak terlepas dari

4Dalam usaha reformasinya, Calvin telah menjalin hubungan dengan Raja Frans I dari Perancis dan Karel V dari

Jerman , Ia mencoba mempengaruhi para penguasa untuk menyadari bahwa perlindungan dan pemeliharaan gereja

(dalam hal ini gerakan Protestanisme dari kelompok reformasi Calvin) adalah juga bagian dari pemerintah. 5Penerimaan reformasi ini dilatarbelakangi oleh situasi politik. Semangat nasionalisme dan sikap anti Papalisme dan

anti Klerikalisme di Eropa telah memberi semangat bagi Jenewa untuk melepaskan diri dari penjajahan Bangsa

Savoye yang Katolik. Seorang pendeta dari kelompok reformasi yaitu Farel memakai kesempatan untuk

mempengaruhi Dewan Kota dalam mengambil keputusan. Akhirnya tahun1535, reformasi diangkat menjadi agama

resmi di kota itu. W.F. Dankbaar,Calvin : Djalan Hidup dan Karyanya (Bandung: P.D. Grafika Prop. Jabar Unit II

“Tjika Punding”, 1967), 40. 6Roland H. Bainton, The Reformation of the Sixteenth Century (Boston: Beacon Press, 1952), 95-99.

Page 3: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

10

tantangan dan berbagai kesulitan. Pergolakan-pergolakan yang terjadi di tubuh

pemerintahan yang sering dimanfaatkan oleh kelompok lain misalnya dari pihak Katolik

Roma. Seorang Cardinal yang bernama Sadoleto pernah menyebarkan surat yang

mendiskreditkan Calvin, tetapi serangan itu justeru mendorong Calvin dalam melahirkan

konsep-konsep baru tentang gereja. Dalam surat pembelaannya, Calvin mengungkap

tentang keadaan gereja Katolik Roma pada masa itu telah jauh menyimpang dari

kebenaran Firman Allah, seperti: Perjamuan Kudus yang maknanya telah berubah

menjadi persembahan kurban, Pengakuan Dosa telah berubah dan kehilangan arti yang

semula, penyalahgunaan kekuasaan dari para Uskup dan Paus. Kesulitan lain yang

dihadapi Calvin dari pihak pemerintah adalah campur tangan yang lebih besar dari

pemerintah yang melampaui batas-batas intern gereja.7

Penempatan Ilmu Pengetahuan sebagai fakta objektif alamiah, juga telah

memindahkan fokus pemikiran manusia dari kesadaran yang bersifat komunal pada

kesadaran individual, dalam kekuatan intelektual yang berkembang masa itu, yaitu

Humanisme. Suatu pemikiran dari Erasmus (seorang tokoh humanis yang terkenal), yang

menempatkan kaum awam sebagai kekuatan masa depan penggantian dominasi kaum

rohaniawan di abad pertengahan, telah mempengaruhi secara mendalam para pemikir

reformasi. Mengacu dari ide ini, dikemudian hari Luther dan Calvin mengembangkan

konsep Imamat Am, yang memberi peran kepada kaum awam, menggantikan posisi

kaum rohaniawan sebagai pengantara dalam manusia yang berhubungan dengan Allah. 8

7Dankbaar.,Calvin : Djalan Hidup dan Karyanya, 66-68.

8Alister Mc Grath, Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), 88.

Page 4: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

11

2.2. Deskripsi Pemikiran Calvin tentang Hubungan Gereja dengan Pemerintah

Masa Calvin berkarya dipengaruhi oleh konteks “corpus christianum”9 suatu

situasi yang nampaknya mengacu dari ide Agustinus, yang menekankan tentang Allah

sebagai raja yang telah meletakkan dasar pemerintahkan dari suatu negara ideal (negara

surgawi). Dalam negara ideal, pemerintah sungguh-sungguh mengusahakan

kesejahteraan masyarakatnya. Sifat Allah sebagai raja yang memiliki kebenaran dan

keadilan adalah suatu sifat-sifat yang sangat penting untuk dimiliki oleh pemerintah dan

pejabatnya.10

Gereja dan negara bekerjasama untuk melahirkan prinsip-prinsip hidup negara

surgawi. Gereja tidak dapat dipisahkan dari dunia, gereja adalah lembaga ilahi dan

sekaligus lembaga duniawi. Gereja bersifat spiritual bukan karena terpisah dari dunia,

karena gereja merupakan kepenuhan kemuliaan Allah dalam diri Yesus Kristus.

Pemerintah adalah lembaga yang dihadirkan Allah di dunia untuk diakui keberadaannya

sehingga hubungan antara gereja dan pemerintah adalah hubungan yang dinamis.11

Dalam pandangan Calvin, gereja dan pemerintah merupakan dua pokok dari

kepemimpinan Allah yang tertinggi. Calvin membedakan dua bentuk pemerintahan

dalam dunia, yang satu adalah mengurusi soal spiritual, terletak dalam jiwa dan hubungan

dengan kehidupan yang kekal, sedangkan yang lain berhubungan dengan keadilan sipil,

moral dan kehidupan sekarang. Bentuk yang pertama tidak identik dengan gereja tetapi

9Istilah Corpus Christanum diartikan sebagai masyarakat dengan suatu kesatuan tubuh antara gereja dan negara.

Gereja sebagai jiwa yang berhubungan dengan persoalan batin, spiritual, dan kekekalan. Sementara negara

merupakan tubuh yang menyangkut tugas pemerintah dalam memajukan kesejahteraan manusia di dunia. Gereja dan

negara bekerja untuk memuliakan Yesus Kristus. Ch. De Jounge Apa itu Calvinisme 264. 10

Phillip Schaff (ed.) Nicene and Post NiceneFathers of the Christian Church : St. Augustin’s City of God

(Michigan:W. M. B. Eerdmans Publishing Company, 1993), 414-415 11

Ibid., 496.

Page 5: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

12

merupakan hak prerogatif gereja untuk memelihara kelembagaannya, sementara yang

kedua merupakan hak pemerintahan sipil untuk memeliharanya.12

Bagi Calvin, kedua lembaga ini memiliki posisi yang sama dalam dunia,

keduanya merupakan institusi yang diberi tugas masing-masing oleh Allah di tengah

dunia, dan dalam kedua lembaga ini telah bercampur baur antara anggota-anggota yang

baik dan yang jahat. Bidang tugas gereja menyangkut hal-hal yang bersifat keyakinan,

spiritual bukan berarti terpisah dari dunia sekuler. Gereja hendak menjadi motivator

dalam memupuk moral keadilan, perdamaian dan ketenteraman umum dalam

masyarakat.13

Menurut Calvin, pemerintah yang menganut paham Corpus Christianum, dalam

menentukan undang-undang negara harus bercermin kepada Firman Allah. Pemerintah

perlu membela dan melindungi gereja serta anggotanya. Jika ada yang menentang gereja,

maka tugas pemerintah untuk melawannya, sekalipun dengan kekerasan. Pemerintah

dalam hal ini dapat dikatakan sebagai alat untuk memelihara agama Kristen, bahkan

memaksa agar orang menerima Ke-kristenan. Cita-cita gereja untuk mengkristenkan

masyarakat adalah bagian dari tugas pemerintah untuk mewujudkannya14

. Dalam praktik,

Calvin sulit untuk menetapkan batasan hak pemerintah untuk tidak mencampuri masalah

intern gereja, misalnya penyusunan tata gereja dan pengesahannya.15

12

Phillip Schaff (ed.) Nicene and Post Nicene Fathers of the Christian Church, 497. 13

Calvin, Institutio, 254. 14

Kenyataan ini dapat dilihat pada peristiwa-peristiwa dimana pemerintah melakukan pemberantasan terhadap

kelompok-kelompok penyembah berhala, kelompok Anabaptis dan melakukan eksekusi terhadap lawan-lawan

Calvin. Calvin, Institutio, 256-259. 15

Dankbaar, Calvin : Djalan Hidup dan Karyanya, 74.

Page 6: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

13

2.3. Pemikiran Calvin tentang Visiblis: Gereja yang kelihatan dan Invisibilis: Gereja

yang tidak kelihatan.

Ekklesiologi Calvin adalah ekklesiologi kontekstual, konteks dimana ia berada

dan sangat mempengaruhi, membentuk pikiran-pikiran ekklesiologinya. Ekklesiologi

Calvin adalah respons Calvin terhadap teologi dan praktik keagamaan dan gereja yang

dikendalikan oleh bapa-bapa gereja16

. Pada abad ke IV dan V muncul tradisi bahwa

Kristus memilih Petrus sebagai kepala dari para rasul, dan Petrus juga ditetapkan sebagai

uskup pertama di kota Roma. Oleh karena itu, posisi dan jabatan Petrus yang begitu

tinggi di tengah gereja harus dihargai dan dijunjung tinggi sebagai bapa gereja. Menurut

Bapa-bapa gereja, bahwa gereja itu adalah suatu lembaga keselamatan, dan gereja

memiliki tiga fungsi yaitu, menyebarkan iman melalui pelayanan Firman, memantapkan

pengkudusan melalui pelayanan sakramen, memimpin umat (orang percaya) dengan

hukum, dan disiplin gereja.17

Calvin juga menekankan bahwa kesatuan gereja harus didasarkan oleh kesatuan

di dalam Kristus18

. Tidak ada gereja tanpa kesatuan. Setiap Calvin berbicara tentang

gereja, maka dia juga akan berbicara tentang kesatuan, dan apabila dia berbicara tentang

kesatuan gereja, maka dia juga akan berbicara tentang gereja. Gereja dalam kesatuan

dipersatukan di dalam Kristus. Bagi Calvin, gereja adalah komunitas bukan aku, tetapi

kami, sehingga pengertian dalam gereja adalah kami yang dipersatukan dalam kesatuan

tubuh Kristus19

. Menurut Calvin, kesatuan gereja tidak ada dalam struktur gereja, karena

16

T.H.L. Parker, Calvin An Introduction to His Thought (London: Lion Publishing, 1995), 3. 17

B.S. Mardiatmadja, S.J, Ekklesiologi, Makna dan Sejarahnya (Yogyakarta: Kanisius, 1986), 111-112. 18

G.E. Duffield (ed.), John Calvin. A Collection of Essay (Michigan: Grand Rapids, 1986), 102. 19

Donald K. Mc. Kim (ed.), Reading in the Calvin Theology (Michigan: Grand Rapids, 1984), 212-230.

Page 7: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

14

Calvin anti hirarkhi. Bagi Calvin, kesatuan gereja ada oleh karena kuasa Roh Kudus.

Kesatuan gereja tidak ada dalam struktur organisasi kepausan, akan tetapi kesatuan hanya

ada di dalam Kristus. 20

Bergesernya dominasi kaum rohaniawan dan memberi tempat kepada kaum awam

dalam lingkungan keagamaan, juga sangat dipengaruhi oleh suasana pada masa itu. Telah

terjadi suatu fenomena anti Papalisme dan anti Klerikalisme di Eropa. Masyarakat

merasa tidak puas terhadap dominasi kaum rohaniawan pada seluruh bidang kehidupan,

tidak hanya pada aspek keagamaan tetapi juga pada aspek sosial, politik. Oleh karena

kekebalan mereka terhadap hukum, pembebasan pembayaran pajak dan urusan-urusan

kerohanian yang menjadi sumber penghasilan tanpa bekerja, telah menimbulkan

kesenjangan sosial dan hukum yang semakin membangkitkan kebencian masyarakat.

Sehingga membangkitkan semangat nasionalisme yang besar di Perancis, semangat ini

mengiringi lahirnya kesepakatan Bologna tahun 1516, yang memberi hak kepada raja

Perancis I, untuk menunjuk semua pejabat rohani tinggi dari gereja Perancis.

Kesepakatan ini secara efektif telah melemahkan pengawasan Paus atas gereja.21

Konsep tentang kekuasaan Paus dalam gereja Katolik Roma disejajarkan dengan

status kekuasaan kerajaan Allah di muka bumi, sehingga membentuk gereja menjadi

sebuah lembaga yang luar biasa, di tata secara spiritual dan politik. Bahkan raja pun harus

tunduk dan taat kepada Paus, karena Paus adalah wakil Tuhan di muka bumi22

. Calvin

tidak hanya menolak ajaran Paus tentang gereja, tetapi Calvin juga menolak secara keras

ajaran dan ekklesiologi dari aliran Anabaptis (Aliran Anabaptis mengatakan bahwa

20

John.T. McNeill, Calvin : Institutes of the Christian Religion, Vol II (Transl. F.L. Battles) (London: S.C.M. Press,

LTD, 1960), 1539-1543. 21

Alister Mc Grath, Sejarah Pemikiran Reformasi, 68. 22

Walter Ullmann, The Growth of Papal Government in the Middle Age (London: Hodder and Stoughtton,

1952),167.

Page 8: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

15

gereja adalah persekutuan orang percaya yang hidup mentaati Firman Tuhan, dan

mengikat kebersamaan dalam kasih Kristiani. Konsep lahir kembali, ketaatan dan

persekutuan dalam persaudaraan). 23

Gereja yang Visibilis (gereja yang kelihatan) dan gereja yang Invisibilis (gereja

yang tidak kelihatan) tidak menunjukkan pada dua kenyataan yang dapat berdiri sendiri,

melainkan pada dua sisi yang berbeda dari kenyataan yang satu dan sama. Kalau para

reformator memandang ecclesia invisibilis sebagai totalitas pengikut Kristus dari orang

Yahudi dan orang non Yahudi yang ada dahulu, kini dan nanti, di bumi dan di surga,

sedangkan ecclesia visibilis menunjuk kepada sejumlah orang yang secara phisik ikut

ambil bagian dalam persekutuan ibadah dan penyembahan. Dengan demikian, ecclesia

visibilis adalah bentuk dari iman sedangkan ecclesia invisibilis adalah misteri iman.

Gereja yang kelihatan adalah kita, manusia yang bersekutu dengan semua aktifitasnya.

Sedangkan gereja yang tidak kelihatan adalah Allah yang bekerja di dalam diri manusia.

Ecclesia visibilis menampakkan sisi insani, sementara Ecclesia invisibilis menampakkan

sisi Ilahi dari gereja.24

Dasar pemikiran Calvin tentang gereja tidak kelihatan dan gereja kelihatan sangat

dipengaruhi oleh konsep eskhatologi yang berpusat kepada Yesus Kristus, karena Yesus

adalah pernyataan Allah tentang keselamatan yang dikerjakan untuk dunia, maka

pengharapan akhir zaman telah terjadi juga dalam inkarnasi Yesus dalam dunia ini, iman

kepada Yesus yang demikian telah mengikat kesatuan orang percaya dalam suatu

persekutuan yang disebut gereja. Gereja dipanggil tidak hanya mewarisi hidup yang

23

Ekklesiologi Anabaptis mengatakan bahwa gereja adalah persekutuan orang percaya yang hidup mentaati Firman

Tuhan, dan mengikat kebersamaan dalam kasih Kristiani. Konsep lahir kembali, ketaatan dan persekutuan dalam

persaudaraan adalah kata kunci dalam ekklesiologi Anabaptis. Karl Barth, The Theology of John Calvin (Michigan:

Grand Rapids, 1922), 146. 24

Yohanes Calvin, Institutio Pengajaran Agama Kristen, 183, 281.

Page 9: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

16

kekal, tetapi juga berpartisipasi dalam Allah dan Yesus Kristus yang telah menjadi satu.

Jadi dasar gereja yang tidak kelihatan dan yang kelihatan adalah „inkarnasi Yesus

Kristus‟.25

Dari aspek gereja yang tidak kelihatan dalam pandangan manusia, tetapi hanya

kelihatan dalam pandangan Allah yang dihubungkan. Dengan dasar ini, maka gereja

sebagai yang tidak kelihatan dan yang kelihatan tidak terlepas satu dengan yang lain,

keduanya saling berhubungan. Calvin sangat mengakui tentang inkarnasi Yesus Kristus

yang menyebabkan gereja memiliki tanggungjawab dalam dunia yang nyata. Gereja

yang tidak kelihatan dan yang kelihatan diakui Calvin sangat paralel. Calvin juga

mengatakan bahwa cara kehadiran Yesus dalam inkarnasi merupakan sebuah misteri

yang lebih ia hayati daripada pahami26

. Bagi Calvin oleh karena Yesus telah

berinkarnasi dalam waktu yang tidak kekal, maka gereja juga memasuki dan mengisi

kehidupan yang tidak kekal yaitu dunia. Aspek kekekalan dari gereja yang dimengerti

Calvin sebagai gereja yang tidak kelihatan dan gereja yang mengisi kehidupan masa kini

merupakan gereja yang kelihatan yang melembaga di dalam dunia untuk mewujudkan

nilai-nilai dari apa yang diyakini dalam gereja yang tidak kelihatan. Melalui gereja yang

kelihatan ini, Allah menumbuhkan kedewasaan umat di bawah pendidikan gereja. 27

Gereja yang tidak kelihatan adalah gereja yang ideal, yang hanya nampak dalam

pandangan Allah (Coram Deo). Dalam gereja yang tidak kelihatan terikat semua orang

yang beriman kepada Yesus Kristus sebagai kepala gereja. Orang-orang yang beriman

dan yang terpilih mencakup kepada kehidupan orang yang sudah mati dan yang masih

25

Calvin, Institutes of the Chistian Religion Vol. 2 (ed.) J.T. Mc. Neill (Philadelphia: The Westmister Press, 1973),

1013. 26

Calvin.,Institutio, 249. 27

Calvin, Institutes of the Religion, 1017.

Page 10: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

17

hidup. Kesatuan seperti ini tidak nampak dalam pandangan manusia, akan tetapi manusia

mengimaninya, dan iman seperti itu tidak pernah salah, karena Allah sendiri yang

memilih mereka. 28

Gereja yang tidak kelihatan hanya menerima anggota yang dipilih oleh rahmat

Allah dan diangkat menjadi anak-Nya serta yang oleh penyucian Roh Kudus terdaftar

menjadi anggota Kristus. Gereja yang tidak kelihatan hanya dapat dipandang oleh mata

Allah saja, demikian pula oleh kita diperintahkan untuk menghormati persekutuan yang

menyangkut kebersamaan dengan umat, serta memelihara persekutuan di dalamnya.29

Menurut gereja Katolik Roma, kesatuan gereja adalah sebuah persatuan dalam

kesatuan gereja melalui struktur pengorganisasian kepausan, dan kesatuan gereja berpusat

di Roma. Gereja-gereja yang tidak berpusat di Roma akan diklaim sebagai organisasi

yang bukan gereja, karena jika hal itu terjadi mengindikasikan tidak ada lagi kesatuan

gereja di dunia.30

Pemahaman tentang pilihan Allah dalam ajaran predistinasi, yang pada dasarnya

menekankan tentang kemurahan dan kebebasan Allah untuk menyatakan anugerah

keselamatan bagi orang-orang yang diselamatkan, dan hukuman kekal bagi orang yang

tidak diselamatkan31

. Pengenalan dan iman kepada Yesus Kristus menjadi jaminan

bahwa Allah telah memilih seseorang, sebab kepada mereka telah diperkenalkan

keselamatan daripada-Nya32

. Kebebasan Allah dalam memilih yang satu dan menolak

yang lain merupakan hal yang tidak dapat dijangkau dalam pemikiran manusia, dan

28

Calvin, Institutes of the Religion, 1015. 29

Yohanes Calvin, Institutio Pengajaran Agama Kristen (diseleksi oleh : Th. Van Den End terj. Ny Winarsih, J.S.

Aritonang, Arifin dan Th. Van Den End) cetakan III, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 231-232. 30

J. Pelikan, The Christian Tradition. A History of the Development of Doctrine: Reformation of Church and Dogma

(Chicago: The University of Chicago Press, 1984), 69. 31

Calvin, Institutio, 159. 32

Ibid., 162.

Page 11: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

18

manusia tidak harus menyelidiki apa yang Tuhan jadikan sebagai rahasia yang

tersembunyi. Ajaran predistinasi merupakan doktrin yang diperuntukkan bagi orang-

orang yang beriman kepada Yesus Kristus, dan tidak untuk dipertentangkan melawan

yang tidak percaya. Jika doktrin predistinasi dihubungkan dengan status keanggotaan dari

gereja yang tidak kelihatan, maka ini menjadi suatu kekuatan spiritual bagi orang Kristen

dalam kehidupan temporal di dalam dunia. Ada suatu kekuatan spiritual dalam

pengharapan menuju keselamatan yang kekal.33

Gereja yang tidak kelihatan mewujud dalam gereja yang kelihatan di dunia.

Walaupun dalam gereja yang kelihatan ini, kita tidak tahu siapa yang terpilih atau tidak

terpilih dan para anggotanya tidak hanya terdiri dari orang-orang yang beriman, tetapi

Allah berkenan bagi gereja-Nya untuk tetap memelihara dan membina iman anggota-

anggota-Nya untuk mengenal keselamatan yang sejati dan berkarya di dalam dunia

dimana manusia hadir dan berada. Menurut Calvin dan Agustinus bahwa gereja kelihatan

telah bercampur dalam keberagaman orang yaitu orang jahat dan orang baik.34

Gereja yang kelihatan harus dipahami sebagai gereja yang tidak dapat dipisahkan

dari gereja yang tidak kelihatan. Sama seperti jemaat awal yang sangat merekatkan

kelembagaan mereka dengan konsep eskhatologi, keterikatan kepada Yesus Kristus

sebagai kepala gereja, kehadiran para pejabat gereja, pelayanan Firman Allah, pelayanan

sakramen perjamuan kudus dan baptisan kudus, gereja kelihatan yang dimaksud Calvin

memiliki semua unsur ini. Perbedaan operasional aktifitas bergereja menjadi nampak

33

Timothy George, Theology of the Reformers (USA: Broadman Press, 1988), 234. 34

Agustinus mengatakan tentang keanggotaan dari gereja yang kelihatan telah bercampur baur. Keadaan seperti ini

sama seperti ikan yang terjaring di dalam laut. Keduanya berenang tanpa perbedaan dalam jaring, hingga jaring

dibawa ke darat untuk dipisahkan.Yang jahat harus dipisahkan dari yang baik. Phillip Schaff (ed.), Nicene and Post

Nicene Father’s of the Christian Church: St. Agustinus’s City of God and Christian Doctrine (Michigan: W.M.B.

Eerdmans Publishing Company, 1993), 391.

Page 12: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

19

pada konteks di masa mana gereja awal hadir dan pada masa Calvin hadir, dan

perbedaan konteks kemudian membuat Calvin harus siap dengan teologi dan

ekklesiologi yang dapat menjawab berbagai tantangan dan persoalan konteks pada

masanya. Calvin memahami gereja yang kelihatan sebagai suatu wadah yang dibangun

secara ilahi, dan di dalamnya Allah melakukan penyucian umat-Nya.35

Di dalam gereja yang kelihatan, ajaran-ajaran dilembagakan, pertumbuhan

kerohanian dan pengharapan keselamatan kekal anggota-anggotanya dipelihara melalui

Firman Allah, sakramen perjamuan kudus dan baptisan, serta disiplin gereja36

. Melalui

pelayanan Firman Allah, gereja membimbing dan memelihara keanggotaannya. Dalam

bimbingan dan arahan melalui Firman Allah, maka Allah memberikan kekuatan bagi

umat-Nya untuk bersaksi tentang Yesus Kristus, sehingga iman kepada-Nya dan harapan

keselamatan kekal yang telah dikerjakan-Nya dapat dipelihara oleh anggota-

anggotanya.37

Perwujudan “Kerajaan Allah” yang telah dinyatakan oleh Yesus Kristus dalam

pelayanan-Nya di dunia, dikerjakan oleh gereja melalui misi-Nya. Apa yang disampaikan

melalui pelayanan Firman Allah kemudian dipertegas dalam pelayanan-pelayanan

sakramen-sakramen, yaitu baptisan dan perjamuan kudus. Sakramen-sakramen menjadi

tanda yang kelihatan tentang anugerah Allah terhadap umat-Nya, sebagaimana yang

35

Alister Mc. Grath, Sejarah Pemikiran Reformasi, 254. 36

Disiplin Gereja adalah ajaran yang cukup ditekankan oleh Calvin, karena dipengaruhi oleh situasi di kota Jenewa

yang mengalami dekadensi, kemerosotan moral Calvin yang mengakui bahwa Yesus adalah kepala gereja

menyatakan argumennya bahwa dengan demikian keanggotaan gereja yang kelihatan adalah bagian dari

persekutuan tubuh Kristus yang mulia dan kudus. Konsekwensinya gereja harus dipelihara kekudusannya. Firman

yang diberitakan dalam gereja tidak hanya menyangkut tentang jiwa, tetapi harus juga menyangkut dalam tata

aturan hidup. Christian De Jonge dan J.S. Aritonang, Apa dan Bagaimana Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1997), 34. 37

Kesaksian tentang Fiman Allah, Calvin memahaminya sebagai Alkitab yang memberikan kesaksian tentang Yesus

Kristus dan Firman Allah sebagai kehadiran dari Yesus Kristus sendiri yang berinkarnasi di dalam dunia. Institutio,

202-206.

Page 13: BAB II PANDANGAN JOHN CALVIN TENTANG GEREJA YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8893/3/T2_752012004_BAB II.pdf9 . Calvin adalah seorang pemimpin dalam bidang keagamaan,

20

diberitakan melalui Firman Alah. Sakramen diadakan oleh Tuhan sebagai alat untuk

memantapkan dan memperkuat Iman. Melalui baptisan, anggota gereja diterima masuk

ke dalam persekutuan gereja dimana Yesus Kristus adalah kepalanya. Dengan

penerimaan ini, maka anggota-anggotanya terpilih dan masuk ke dalam persekutuan

anak-anak-Nya.38

Bagi Calvin, gereja yang kelihatan merupakan perwujudan dari gereja yang tidak

kelihatan. Dalam wujud gereja yang kelihatan, Calvin mengibaratkan dengan metafora

seorang ibu, melembagakan semua unsur gereja yang tidak kelihatan melalui unsur-unsur

pelayanan Firman Allah, sakramen-sakramen, yang terus memelihara dan memantapkan

iman para anggota-anggotanya.39

Calvin sangat menjunjung tinggi kebebasan, sehingga ia memberikan kebebasan

bagi setiap gereja untuk membentuk dan mendesign gerejanya masing-masing. Calvin

menekankan bahwa gereja harus berlandaskan kebenaran-kebenaran yang absolut,

walaupun pada kenyataannya gereja-gereja tidak sependapat dan satu prinsip dalam hal-

hal tertentu. 40

Calvin mengatakan, keselamatan tidak hanya perkara percaya kepada Yesus

Kristus, tetapi juga berkaitan tentang hidup di dalam gereja sebagai tubuh Kristus dan

senantiasa memelihara kesatuannya. Oleh karena itu, mengasingkan diri dari kesatuan

gereja berarti mengasingkan diri dari keselamatan.41

38

Ibid., 225. 39

Ibid., 232. 40

I.J. Hesseling, On Being Reformed. Distinctive and Common Misunderstanding (New York: Harper and Row

Publishers, 1988), 82-85. 41

J.K.S. Reid (ed.), Calvin’s Theological Treatises (Philadelphia: Westminister Press, 1954), 99-100.