styrene monomer

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang mudah dan cepat. Sebagai masyarakat dari negara yang berkembang, Indonesia menuju era industrialisasi yang menuntut tangguhnya sektor industri dan bidang–bidang lain yang saling menunjang. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara mandiri, perlu pengembangan sektor industri, khususnya industri kimia dasar, setengah jadi (intermediate) dan bahan jadi. Salah satu industri tersebut adalah styrene. Styrene adalah salah satu senyawa kimia yang mempunyai kegunaan yang sangat besar terutama dalam industri plastik dan sebagai zat antara untuk pembuatan senyawa kimia lainnya seperti: Polystyren (PS), Acrylonitrile Butadiena Styrene (ABS), Styrene Butadiena Rubber (SBR), Styrene Butadiene Latex (SBL) dan Unsaturated Polyester Resin (UPR). Styrene merupakan anggota dari kelompok aromatik monomer tak jenuh yang mempunyai rumus molekul C 6 H 5 C 2 H 5 dan mempunyai nama lain cinnomena. styrene dibuat dari proses dehidrogenasi bahan baku ethylbenzene dan menghasilkan kemurnian yang tinggi yang dapat menjadi polimer yang stabil dan tidak berwarna.

description

pendahuluan

Transcript of styrene monomer

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan teknologi menuntut manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang mudah dan cepat. Sebagai masyarakat dari negara yang berkembang, Indonesia menuju era industrialisasi yang menuntut tangguhnya sektor industri dan bidangbidang lain yang saling menunjang. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara mandiri, perlu pengembangan sektor industri, khususnya industri kimia dasar, setengah jadi (intermediate) dan bahan jadi. Salah satu industri tersebut adalah styrene.Styrene adalah salah satu senyawa kimia yang mempunyai kegunaan yang sangat besar terutama dalam industri plastik dan sebagai zat antara untuk pembuatan senyawa kimia lainnya seperti: Polystyren (PS), Acrylonitrile Butadiena Styrene (ABS), Styrene Butadiena Rubber (SBR), Styrene Butadiene Latex (SBL) dan Unsaturated Polyester Resin (UPR). Styrene merupakan anggota dari kelompok aromatik monomer tak jenuh yang mempunyai rumus molekul C6H5C2H5 dan mempunyai nama lain cinnomena. styrene dibuat dari proses dehidrogenasi bahan baku ethylbenzene dan menghasilkan kemurnian yang tinggi yang dapat menjadi polimer yang stabil dan tidak berwarna.Dari tahun ke tahun kebutuhan styrene di Indonesia semakin meningkat, dengan meningkatnya impor styrene di Indonesia. Diproyeksikan kebutuhan tersebut akan meningkat seiring dengan meningkatnya industri yang menggunakan styrene. Karena itu pendirian pabrik ini sangat diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga tidak bergantung pada negara lain dan diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru.

Tabel 1.1 Impor Styrene di Indonesia (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2013)TahunImpor (ton/tahun)

20062.558

20072.674

20081.037

200916.903

20102.948

20116.655

20125.355

1.2 Tujuan Perancangan PabrikRancangan pabrik Styrene ini bertujuan antara lain:a. memenuhi kebutuhan styrene di Indonesia,b. mengurangi kebutuhan impor styrene,c. menyediakan lapangan pekerjaan baru,d. bagian dari proses pembelajaran dalam meyelesaikan pendidikan Strata-1 Jurusan Teknik Kimia Universitas Jenderal Achmad Yani.

1.3 Lokasi PabrikPabrik styrene ini direncanakan akan dibangun di daerah Merak, Jawa Barat dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:1. Bahan BakuBahan baku Ethylbenzene tersedia di daerah Merak, sehingga jarak yang dekat dengan sumber bahan baku akan menekan biaya transportasi dan memudahkan penyediaannya.2. PasarPabrik yang mempergunakan styrene sebagai bahan baku dan Jakarta sebagai pusat pasar jaraknya cukup dekat dengan Merak. Hal ini akan memudahkan dalam pemasaran produk styrene.3. UtilitasAir sebagai salah satu kebutuhan proses tersedia dalam jumlah yang memadai di daerah Merak yang cukup dekat dengan pantai. Juga kebutuhan energi listrik tersedia dengan cukup dengan dibangunnya PLTU di Jawa Barat. Hal ini akan menunjang kelancaran operasional pabrik sehari-hari.4. TransportasiTersedianya jalan tol Jakarta Merak dan pelabuhan Tanjung Priok akan melancarkan pemasaran produk baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk orientasi ekspor.5. Tenaga KerjaKebutuhan tenaga kerja baik tenaga maupun pekerja biasa akan terpenuhi dengan banyaknya tenaga kerja di sekitar Merak maupun kota Jakarta.6. Sifat BahanProduk styrene dipasarkan dalam bentuk cair. Dari Merak produk akan mudah diangkut dengan mobil tangki ke pasar di sekitar Merak maupun pelabuhan Tanjung Priok untuk ekspor. Juga karena sifat produk styrene yang mudah ter-polimerisasi, maka Merak yang dekat pasar akan mengurangi resiko kerusakan bahan.7. Proses ProduksiDalam proses produksi styrene terjadi kehilangan berat bahan, tetapi karena kehilangan berat relatif kecil maka Merak yang dekat pasar dan sumber bahan baku tetap menguntungkan secara ekonomis.8. Limbah dan Pengembangan PabrikLetak pabrik yang tidak berada di kota besar akan memudahkan dalam pengolahan limbahnya maupun dalam usaha perluasan pabrik khususnya dalam penyediaan tanah lokasi.9. PemerintahKebijakan pemerintah untuk menjadikan Merak, dan sekitarnya sebagai kawasan industri akan memudahkan dalam hal perijinan dan pengembangan pabrik.

1.4 Kapasitas RancanganKapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimal output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Pabrik yang didirikan harus mempunyai kapasitas produksi yang optimal yaitu jumlah dan jenis produk yang dihasilkan harus dapat menghasilkan laba yang maksimal dengan biaya minimal. Penentuan kapasitas dalam perancangan produksi styrene ditentukan berdasarkan kebutuhan styrene di Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya. Data kebutuhan styrene di Indonesia disajikan pada tabel 1.2.Tabel 1.2 Kebutuhan Styrene di Indonesia (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015)TahunKebutuhan dalam negeri (1000 ton/tahun)

2003220

2004242

2005265

2006302

2011443

2015581

Terlihat dari kebutuhan styrene di Indonesia pasa tahun 2015 sebesar 581.000 ton/tahun, maka pabrik yang kami rancang akan memenuhi 15% kebutuhan styrene di Indonesia yaitu dengan kapasitas produksi 87.000 ton/tahun.

1.5 Margin Keuntungan KotorMargin Keuntungan Kotor merupakan kemampuan manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan pada perusahaan. Margin keuntungan kotor (MKK) dihitung dengan cara menghitung selisih harga produk dengan harga reaktan dan katalis yang digunakan. Persamaan reaksi dalam pembuatan styrene dari ethylbenzene dengan katalis shell 105:Reaksi UtamaC6H5C2H5C6H5C2H3 + H2(1)ethylbenzene styrene hydrogen

Reaksi Samping 1C6H5C2H5C6H6 + C2H4(2)ethylbenzene benzene ethyleneReaksi Samping 2C6H5C2H5 + H2 C6H5CH3+ CH4(3)ethylbenzene hydrogen toluene methane

Keterangan bahan dari persamaan reaksi disajikan pada Tabel 1.3. Adapun persamaan MKK untuk persamaan reaksi di atas adalah:MKK = Harga produk (harga reaktan) (4)

Tabel 1.3 Keterangan bahanNoNama BahanRumus KimiaBM (Rp/kmol)Harga (/kg)Harga (Rp/kmol)Jumlah Mol

1.Ethyl benzeneC6H5CH2CH31064.895 516.102,31

2.StyreneC6H5CH=CH210423.284,82.421.619,21

3.HydrogenH22105.840 211.6801

4TolueneC6H5CH392,141 15.8761.462.8411

5BenzeneC6H678,11417.331,31.353.825,91

6MethaneCH416211.680105.8401

7EthyleneC2H42817.199481.5721