Style Analysis Reksadana Saham Indonesia Periode 2006-2009

download Style Analysis Reksadana Saham Indonesia Periode 2006-2009

of 70

description

finance

Transcript of Style Analysis Reksadana Saham Indonesia Periode 2006-2009

  • STYLE A]VALY^S/^S REKSADANA SAHAM INDONESIAPERTODE 2006-2009

    Thesisuntuk memenuhi sebagian persyaratan

    mencapai derajat Sarjana S-2

    Program Studi Magister ManajemenJurusan Ilmu-ilmu Sosial

    diajukan olehIif Yusuf Wibisono

    071263848/PEK/1 1744

    KepadaFAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS GADJAH MADA2010

  • MLAGISTIEJR Ilrf.ANAIEA/ffiIUNTVER.SITAS GADTAI{ IYf.'{DA

    STYLE AI{ALYSI,S REKSADANA SAHAM INDONESIAPERTODE 2006-2009

    yang dipersiapkan dan disusun olehIif Yusuf Wibisono

    07 /263848/PEK/11744telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    pada tanggal 22 Mar et 20L0dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat

    Yogyakarta, 22 Maret 201.0

    6hguji I Dosen Penguji II

    Abdul H ,Ptof., Dr., MBA. Indra Wijaya Kusuma, Prof.., Dr., MBA.

    Dosen Pembimbing

    fu>Indra Wijaya Kusuma, Prof ., Dr., MBA.

  • PERNYATAAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam thesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukanuntuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuansaya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Yogyakarta, 22 Maret 2010

    Iif Yusuf Wibisono07/263848tPEKllr744

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Pertama saya ingin memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas

    berkah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

    Penulisan tesis ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

    derajat sarjana S-2 pada program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan

    Bisnis Universitas Gadjah Mada. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Hargo Utomo Ph.D, Ketua Program Magister Manajemen

    Universitas Gadjah Mada dan seluruh staf pengajar MM-UGM.

    2. Bapak Prof. Indra Wijaya Kusuma, dosen pembimbing yang telah

    berkenan memberikan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing saya

    menyelesaikan tesis ini.

    3. Bapak Prof. Indra Wijaya Kusuma dan Bapak Prof. Abdul Halim yang telah

    memberikan waktu dan pemikiran dalam menguji dan memberikan masukan

    untuk menyempurnakan tesis ini.

    4. Seluruh staf MM-UGM yang telah memberikan banyak bantuan dalam

    menyelesaikan proses penyusunan tesis dan sidang.

    5. Bapak, ibu, mba Ammy dan Aan atas kasih sayang, dukungan dan semangat yang

    telah diberikan.

    6. Keluarga dan teman-teman yang telah membantu dan memberi dukungan dalam

    penyelesaian tesis ini.

  • v

    7. Rekan-rekan MM-UGM AP-11B yang telah bersedia menjadi teman berdiskusi

    sekaligus memberi semangat selama proses kuliah dan penulisan tesis ini.

    8. Nyimas Rika Rezkyka, yang bersedia menjadi tempat berbagi, pemberi semangat,

    saran, dan dukungan di segala situasi.

    Ucapan terima kasih juga saya sampaikan pada pihak-pihak lain yang ikut

    membantu dalam penyelesaian tesis ini. Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat

    bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

    Jakarta, Maret 2010

    Iif Yusuf Wibisono

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix ABSTRACT x INTISARI xi BAB 1 PENDAHULUAN 1

    1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2

    1.3 Tujuan Penelitian 4 1.4 Manfaat Penelititan 4 1.5 Sistematika Penelitian 5

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 2.1 Investasi 6

    2.2 Reksa dana 9 2.3 Teori Portofolio 14 2.4 Return 16 2.5 Saham 17

    BAB 3 METODE PENELITIAN 24 3.1 Obyek Penelitian 24

    3.2 Pengumpulan Data 25 3.3 Variabel Penelitian 25 3.4 Metode penelitian : Return Based Style Analysis 26 3.5 Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham 31

  • vii

    BAB 4 ANALISIS DATA 33 4.1 Style Analysis Reksa dana Saham 33

    4.2 Pengukuran Kinerja Reksa dana Saham 50 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 57

    5.1 Kesimpulan 57 5.2 Saran 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Halaman Tabel 3.1 Daftar Reksa dana Saham yang Diteliti 21 Tabel 4.1 Rata-rata sensitivitas sektor investasi terhadap return reksa dana saham 29 Tabel 4.2 Uji beda rata-rata return reksa dana bahana prima dengan style 44 Tabel 4.3. Uji beda rata-rata return reksa dana danareksa mawar dengan style 45 Tabel 4.4. Uji beda rata-rata return reksa dana first state indoequity sectoral fund

    dengan style 45 Tabel 4.5 Uji beda rata-rata return reksa dana Schroder Dana Istimewa dengan

    style 46 Tabel 4.6 Uji beda rata-rata return reksa dana Makinta Mantap dengan style 46 Tabel 4.7 Uji beda rata-rata return reksa dana Fortis Ekuitas dengan style 47 Tabel 4.8 Uji beda rata-rata return reksa dana TRIM Kapital dengan style 47 Tabel 4.9 Uji beda rata-rata return reksa dana Manulife dana saham dengan style 48 Tabel 4.10 Uji beda rata-rata return reksa dana Mandiri Investa Atraktif dengan

    style 48 Tabel 4.11 Uji beda rata-rata return reksa dana Nikko Saham Nusantara dengan

    style 49

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 4.1 Style pada Reksa dana Saham Bahana Dana Prima 30 Gambar 4.2 R-square reksa dana bahana prima 31 Gambar 4.3 Style pada Reksa dana Danareksa Mawar 31 Gambar 4.4 R-square Reksa dana Danareksa Mawar 32 Gambar 4.5 Style pada Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund 33 Gambar 4.6 R-square Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund 34 Gambar 4.7 Style pada Reksa dana Schroder dana istimewa 34 Gambar 4.8 R-square Reksa dana Schroder dana istimewa 35 Gambar 4.9 Style pada Reksa dana Makinta Mantap 35 Gambar 4.10 R-square Reksa dana Makinta Mantap 36 Gambar 4.11 Style pada Reksa dana Fortis Ekuitas 37 Gambar 4.12 R-square Reksa dana Fortis Ekuitas 38 Gambar 4.13 Style pada Reksa dana TRIM Kapital 38 Gambar 4.14 R-square Reksa dana TRIM Kapital 39 Gambar 4.15 Style pada Reksa dana Manulife Dana Saham 40 Gambar 4.16 R-square Reksa dana Manulife Dana Saham 41 Gambar 4.17 Style pada Reksa dana Mandiri Investa Atraktif 41 Gambar 4.18 R-square Reksa dana Mandiri Investa Atraktif 42 Gambar 4.19 Style pada Reksa dana Nikko Saham Nusantara 43 Gambar 4.20 R-square Reksa dana Nikko Saham Nusantara 44

  • x

    INTISARI

    Reksa dana adalah suatu bentuk portofolio yang dikelola secara profesional oleh manajer investasi. Reksa dana saham adalah reksa dana yang memiliki minimal 80% aset pada saha. Evaluasi kinerja reksa dana yang lengkap memerlukan sebuah pembanding yang sesuai dengan distribusi aset dari reksa dana yang dievaluasi. Pembanding tersebut diperlukan untuk menilai apakah suatu reksa dana memiliki kinerja lebih baik dari portofolio yang bentuk alokasi asetnya mendekati komposisi reksa dana tersebut.

    Return Based Style Analysis adalah metode yang digunakan untuk membentuk portofolio pasif sebagai alat untuk mengetahui style atau karakter dari reksa dana. Return Based Style Analysis akan menghasilkan sebuah portofolio pasif yang mendekati pola investasi reksa dana. Sepuluh indeks sektoral saham digunakan untuk mewakili sebanyak 80 % alokasi dana investasi pada saham, sedangkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia digunakan untuk mewakili instrumen investasi jangka pendek. Penelitian ini menunjukkan sektor pertambangan secara rata-rata memiliki sensitivitas yang paling besar terhadap return reksa dana saham. Kemudian secara berturut-turut adalah sektor produksi, industri dasar, aneka industri, keuangan, konsumsi, infrastruktur, pertanian, SBI, manufaktur, dan perdagangan. Mayoritas Reksa dana saham yang dianalisis dalam penelitian ini kinerjanya lebih banyak dipengaruhi oleh style dibandingkan faktor selectionnya. Secara umum, reksa dana yang dianalisis memiliki rata-rata return yang tidak memiliki kinerja yang lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan kinerja portofolio pasif/style.

    Kata kunci: reksa dana saham, return based style analysis

  • xi

    ABSTRACT

    Mutual fund is a form of portfolio which professionally managed by invesment manager. Equity mutual fund is a mutual fund which has minimum 80% asset in equity. Complete performance evaluation needs a benchmark which represent asset distribution of the mutual fund. The benchmark is used to evaluate the performance of mutual fund compare to the portfolio which represent the asset composition.

    Return based style analysis is a method to form a passive portfolio as a tools to fins style of mutual fund. Return based style analysis will provide portfolio which close to investment pattern of mutual fund. Ten equity sectoral indexs are represent about 80% fund allocation in equity, and Serfikat Bank Indonesia rate represent the short term invesment. The research find that mining sector has biggest sensitivity to the return of mutual fund. The second is production sector, and the following are basic industry, miscellanous industry, financial industry, consumption, infrastructure, agriculture, Serficate Of Bank Of Indonesia, manufacture and trading industry. Almost equity mutual funds performance in this research have bigger influence from the style than the selection factor. Commonly, equity mutual fund in this research have no significant better return performance than the performance of style.

    Keywords: equity mutual fund, return based style analysis

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Berkembangnya produk investasi saat ini membuat para investor dihadapkan dengan

    banyaknya pilihan. Tentunya pilihan-pilihan tersebut memiliki karakteristik risiko dan return

    masing-masing. Seorang investor yang mengharapkan return yang besar dari sebuah investasi

    tentunya akan menghadapi risiko yang melekat pada produk investasi tersebut. Beberapa

    produk investasi yang tersedia saat ini adalah saham, obligasi, mata uang, reksa dana,

    Exchange Traded Fund (ETF), komoditas dan sebagainya.

    Sebuah konsekuensi yang diterima seorang investor ketika mengharapkan return

    yang lebih besar tentunya ia harus bersedia menerima risiko yang lebih besar pula. Untuk

    mengurangi risiko tersebut investor harus membentuk portofolio investasi. Dengan kata lain

    investor melakukan diversifikasi atas investasi untuk mengurangi risiko dengan tingkat

    keuntungan yang sama. Bagi investor yang mempunyai keterbatasan dana atau tidak

    mempunyai waktu untuk menganalisis sebuah investasi, salah satu bentuk alternatif investasi

    yang tepat adalah melalui reksa dana.

    Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1998 tentang Pasar Modal, Reksa Dana

    adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk

    selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana di

    Indonesia dibagi kedalam empat kategori berdasarkan alokasi asetnya. Kategori tersebut

    adalah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana

  • 2

    saham dan reksa dana terstruktur. Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan

    investasi sekurang-kurangnya 80% dalam bentuk efek bersifat ekuitas atau saham.

    Manajer investasi sebagai pihak yang mengelola dana dari para investor tentu

    berusaha melakukan analisis secara optimal untuk mendapatkan return yang tinggi dengan

    risiko yang seminimal mungkin. Manajer investasi reksa dana saham tentunya akan

    menempatkan dananya dalam saham dari berbagai perusahaan yang berasal dari berbagai

    sektor industri. Dalam kondisi fluktuasi bursa saham yang sedang tidak menentu, perlu

    dilakukan analisis baik terhadap kinerja maupun pola pembentukan portofolio yang

    dilakukan oleh manajer investasi. Kondisi perekonomian baik global maupun Indonesia yang

    masih belum menentu berdampak pada kinerja perusahaan dari berbagai sektor industri.

    1.2 Perumusan Masalah

    Seorang investor tentunya ingin menempatkan dananya dengan harapan akan

    mendapatkan return yang tinggi. Dalam berinvestasi di reksa dana. return ditentukan oleh

    kemampuan manajer investasi dalam mengelola dana investor. Setiap manajer investasi

    tentunya memiliki karakteristik tertentu dalam menentukan portofolio investasinya, yang

    pada akhirnya akan menghasilkan return yang berbeda-beda antar manajer investasi. Dengan

    mengetahui sensitivitas sebuah sektor industri terhadap kinerja reksa dana dan karakter

    manajer investasi dalam mengalokasikan dananya, seorang investor dapat mengetahui apakah

    pola alokasi dana yang dilakukan manajer investasi sudah sesuai dengan harapan dan

    pengamatan investor terhadap berbagai kondisi dari sektor-sektor industri di Indonesia.

    Seorang manajer investasi tentunya memiliki selera tersendiri dalam mengelola dananya, baik

    menggunakan strategi aktif maupun strategi pasif. Seorang investor yang menempatkan

  • 3

    dananya pada saham dan lebih menunggu kenaikan nilai saham tersebut tentunya dapat

    dikatakan lebih cenderung menggunakan strategi pasif. Investor lain yang lebih sering

    melakukan transaksi jual beli aset dapat dikatakan lebih cenderung menggunakan strategi

    aktif.

    Reksa dana adalah suatu bentuk portofolio yang dikelola secara profesional oleh

    manajer investasi. Sebagai sebuah portofolio tentunya reksa dana terdiri dari berbagai jenis

    aset, setiap aset memiliki karakteristik return dan risiko masing-masing. Dalam hal reksa

    dana saham, sebuah reksa dana dapat terdiri dari aset-aset ekuitas yang berasal dari berbagai

    jenis industri. Investor perlu mengetahui apakah pembentukan portofolio investasi saham

    yang dilakukan oleh manajer investasi sudah sesuai dengan harapan investor. Seorang

    investor umumnya ingin mengetahui secara pasti faktor-faktor apa saja yang berpotensi

    mempengaruhi return dari reksa dana yang dia beli. Investor tentunya ingin mengetahui

    kinerja manajer investasi dalam mengalokasikan aset atau mencapai tujuan investasi

    berkenaan dengan eksposur risiko dari faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi return

    reksa dana tersebut.

    Pada umumnya investor akan melakukan analisis kinerja reksa dana dengan

    menggunakan beberapa rasio yang sering digunakan seperti indeks Sharpe, Treynor dan

    Jensens alpha. Sebuah evaluasi yang lengkap dari suatu reksa dana bukan hanya meliputi

    analisis kinerja menggunakan indeks tersebut saja, tetapi juga analisis terhadap distribusi aset

    ke dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana atau dengan kata lain analisis

    terhadap karakter atau style dari seorang manajer investasi dalam mengalokasikan dana

    investor. Selain hal-hal tersebut, evaluasi kinerja yang lengkap juga memerlukan sebuah

    pembanding yang sesuai dengan distribusi aset dari reksa dana yang dievaluasi. Pembanding

  • 4

    tersebut diperlukan untuk menilai apakah suatu reksa dana memiliki kinerja lebih baik dari

    portofolio yang bentuk alokasi asetnya mendekati komposisi reksa dana tersebut.

    Hal ini dapat dicapai dengan melakukan analisis terhadap kinerja portofolio yang

    dibandingkan dengan suatu pembanding. Pembanding yang umumnya digunakan untuk

    evaluasi kinerja reksa dana saham adalah indeks harga saham gabungan (IHSG). Namun di

    sisi lain, setiap manajer investasi memiliki karakteristik atau style yang berbeda-beda terkait

    dengan pemilihan saham dalam portofolionya, misalnya terdapat kecenderungan untuk

    mengalokasikan dana pada saham-saham sektor industri tertentu. Penggunaan indeks saham

    sektoral yang merupakan gambaran harga saham perusahaan dari masing-masing sektor

    industri. Seorang manajer investasi dimungkinkan menghasilkan kinerja yang kurang baik

    jika dibandingkan IHSG tetapi tergolong baik jika dibandingkan dengan indeks saham

    industri tertentu. Dalam melakukan evaluasi kinerja reksa dana saham, perlu digunakan

    pembanding yang benar-benar sesuai dengan style masing-masing manajer investasi.

    Berdasarkan pemaparan di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam

    penelitian ini adalah:

    Bagaimana kinerja reksa dana saham jika dibandingkan dengan portofolio pasif atau

    style.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Membandingkan kinerja reksa dana saham dengan portofolio pasif atau style sebagai tolak

    ukur (benchmark).

    1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini akan memberikan manfaat kepada investor dalam hal-hal berikut:

  • 5

    1. Investor dapat mengetahui faktor-faktor aset yang mempengaruhi kinerja reksa dana.

    Selanjutnya, seorang investor dapat mengetahui sensitivitas faktor aset terhadap reksa

    dana dan mengetahui sumber baik atau buruknya kinerja reksa dana. Hal tersebut

    berguna bagi investor dalam keputusan penempatan dana dalam sebuah reksa dana.

    2. Penelitian ini juga memaparkan penilaian kinerja reksa dana berdasarkan tolak ukur

    yang sesuai dengan karakter reksa dana tersebut sehingga membantu investor dalam

    memilih reksa dana yang sesuai dengan harapannya.

    1.5 Sistematika Penulisan

    BAB I Pendahuluan

    Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, dan manfaat penulisan.

    BAB II Landasan Teori

    Bab ini berisikan landasan teori yang relevan dalam mendukung penelitian.

    BAB III Metode Penelitian

    Bab ini menjelaskan bahan penelitian, metode penelitian, dan metode analisis data

    yang digunakan dalam penelitian.

    BAB IV Analisis dan Pembahasan

    Bab ini menjelaskan analisis dan pembahasan dari penelitian.

    BAB V Kesimpulan dan Saran

    Bab ini memuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dari penelitian.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Investasi

    Pengertian investasi menurut Reilly (2006) ialah the current commitment of

    dollars for a period of time in order to derive future payments that will compensate

    the investor for (1) the time the funds are committed, (2) the expected rate of

    inflation, and (3) the uncertainty of the future payments.

    Proses investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan. Proses

    keputusan investasi terdiri dari 5 tahap keputusan yang berjalan terus-menerus hingga

    tercapai keputusan yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut menurut

    Tandelilin (2004) adalah sebagai berikut:

    a. Penentuan tujuan investasi. Tahap pertama dalam proses keputusan

    investasi adalah penentuan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan

    investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada

    investor yang membuat keputusan tersebut.

    b. Penentuan kebijakan investasi. Tahap ini merupakan tahap penentuan

    kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap

    ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation

    decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki

    pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estate, dan

    sekuritas luar negeri).

  • 7

    c. Pemilihan strategi portofolio. Strategi portofolio yang dipilih harus

    konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Terdapat dua strategi portofolio

    yang dapat dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio

    pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi

    yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari

    kombinasi portofolio yang lebih baik dari sebelumnya. Strategi portofolio

    pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan

    kinerja indeks pasar. Asumsi yang mendasari strategi pasif ini adalah

    semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada

    harga saham.

    d. Pemilihan aset. Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya

    adalah pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio.

    Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin

    dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari

    kombinasi portofolio yang efesien, yaitu portofolio yang menawarkan

    return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau

    sebaliknya menawarkan tingkat risiko terendah dengan return diharapkan

    tertentu.

    e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Proses keputusan investasi

    merupakan proses keputusan yang berkesinambungan dan terus-menerus.

    Artinya, jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan

  • 8

    ternyata hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus

    dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya hingga dicapai

    keputusan investasi yang paling optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi

    kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil

    pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses

    benchmarking. Proses benchmarking ini umumnya dilakukan terhadap

    indeks portofolio pasar. Tujuan benchmarking adalah untuk mengetahui

    seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibandingkan

    dengan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).

    Salah satu cara yang dilakukan oleh banyak investor dalam berinvestasi adalah

    berpartisipasi dalam reksa dana. Reksa dana berusaha meraih keuntungan dengan cara

    mengumpulkan dana dari para investor. Dengan berpartisipasi dalam reksa dana,

    investor tidak membutuhkan waktu yang banyak dalam mengelola dana. Pengelolaan

    dana tersebut dilakukan oleh manajer investasi. Dana yang ditampung dalam reksa

    dana selanjutnya akan diinvestasikan dalam bentuk portofolio oleh manajer investasi.

    Kemampuan manajer investasi dalam mengelola portofolio akan menentukan tingkat

    pengembalian dana para investor.

  • 9

    2.2 Reksa dana

    2.2.1 Definisi Reksa dana

    Menurut Undang-Undang Nomor 8 tentang Pasar Modal tahun 1995 pasal 1

    ayat 27, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

    masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh

    manajer investasi.

    Manajer investasi berperan dalam mengelola dana yang telah terkumpul dan

    mengalokasikannya pada berbagai instrumen investasi seperti sertifikat Bank

    Indonesia (SBI), obligasi, dan saham. Selain manajer investasi, pihak yang juga

    terlibat dalam reksa dana ialah bank kustodian. Bank kustodian berperan sebagai

    pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek

    serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan

    transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

    2.2.2 Bentuk Hukum Reksa dana

    Di Indonesia terdapat dua bentuk hukum reksa dana yaitu Perseroan Terbatas

    (PT) dan Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Reksa dana PT menerbitkan saham yang

    dapat dibeli oleh investor, artinya investor mempunyai kepemilikan atas PT tersebut.

    Reksa dana KIK tidak menerbitkan saham, tetapi menerbitkan Unit Penyertaan.

    Dengan memiliki Unit Penyertaan Reksa dana KIK, investor juga mempunyai

  • 10

    kepemilikan atas kekayaan bersih Reksa dana KIK tersebut. Beberapa karakteristik

    dari Reksa dana KIK adalah sebagai berikut:

    Unit penyertaan akan terus dijual selama ada investor yang membelinya Unit penyertaan tidak terdaftar di bursa efek Unit penyertaan yang dimiliki investor dapat dijual kembali pada manajer

    investasi

    Hasil penjualan atau pembelian kembali unit penyertaan akan mempengaruhi besarnya kekayaan reksa dana

    Harga unit penyertaan (harga jual dan harga beli) didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit yang dihitung oleh bank kustodian secara harian.

    2.2.3 Sifat Operasional Reksa dana

    Sifat operasional reksa dana terbagi menjadi dua yaitu reksa dana tertutup dan

    reksa dana terbuka. Pada reksa dana terbuka, jual beli unit penyertaan reksa dana

    dilakukan antara reksa dana (manajer investasi) dengan investor, tanpa melalui bursa.

    Sedangkan pada reksa dana tertutup, jual beli setelah penawaran umum perdana

    (pasar sekunder) dilakukan melalui bursa antara investor dengan investor lainnya.

    Reksa dana berbentuk perseroan dapat beroperasi secara terbuka maupun tertutup,

    sedangkan reksa dana berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka.

    2.2.4 Jenis-jenis Reksa dana

    Secara umum reksa dana terbagi menjadi lima kategori yaitu:

  • 11

    Reksa dana pasar uang Reksa dana pasar uang ialah reksa dana yang berinvestasi 100% ke dalam

    efek pasar uang (efek utang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun),

    misalnya deposito dan SBI. Reksa dana ini memiliki tingkat risiko paling

    rendah dan paling likuid dibanding dengan reksa dana lainnya.

    Reksa dana pendapatan tetap

    Reksa dana pendapatan tetap ialah reksa dana yang berinvestasi minimum

    80% pada efek utang, umumnya pada obligasi. Reksa dana ini memiliki

    potensi keuntungan sekaligus risiko yang lebih tinggi daripada reksa dana

    pasar uang.

    Reksa dana saham

    Reksa dana saham ialah reksa dana yang berinvestasi minimum 80% pada

    efek saham. Reksa dana saham memiliki potensi keuntungan yang tinggi yaitu

    dengan peningkatan harga saham atau dengan dividen yang dibagikan. Namun

    tingkat risiko yang menyertainya juga tinggi, sehingga reksa dana saham

    cocok untuk investasi jangka panjang.

    Reksa dana campuran

    Reksa dana campuran ialah reksa dana yang berinvestasi pada kombinasi efek

    utang dan efek saham dengan alokasi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam

  • 12

    ketiga jenis reksa dana di atas. Proporsi portofolio dapat diubah-ubah dari

    orientasi saham ke obligasi atau pasar uang dan sebaliknya.

    Reksa dana terstruktur

    Reksa dana terstruktur terdiri dari reksa dana terproteksi, reksa dana dengan

    penjaminan dan reksa dana indeks.

    2.2.5 Nilai Aktiva Bersih

    Nilai aktiva bersih (NAB) ialah nilai pasar dari efek dalam portofolio reksa

    dana yang didasari pada harga penutupan efek yang bersangkutan, kemudian

    dikurangi seluruh kewajiban reksa dana. Kewajiban reksa dana antara lain ialah biaya

    pengelolaan investasi oleh manajer investasi, biaya bank kustodian, dan sebagainya.

    NAB per unit penyertaan dijadikan acuan sebagai harga jual reksa dana yang

    ditawarkan manajer investasi pada investor dan sekaligus menjadi harga beli reksa

    dana jika investor ingin menjual unit penyertaan yang dimilikinya pada manajer

    investasi. NAB per unit penyertaan juga merupakan ukuran yang digunakan dalam

    proses pengukuran kinerja reksa dana.

    2.2.6 Kelebihan dan Risiko Reksa dana

    Kelebihan yang dimiliki oleh reksa dana antara lain:

    1. Investor yang memiliki dana terbatas memiliki peluang untuk berinvestasi di

    saham-saham unggulan dan lainnya.

  • 13

    2. Dana yang terhimpun dapat digunakan untuk investasi di berbagai macam

    instrumen, sehingga dapat melakukan diversifikasi.

    3. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi yang memiliki pengetahuan,

    keahlian dan sarana dalam menganalisis instrumen investasi yang ada,

    sehingga para manajer investasi memiliki kemampuan memilih investasi yang

    cenderung lebih baik daripada investor individual.

    4. Manajer investasi memperoleh kemudahan dan fasilitas yang lebih daripada

    investor individual, misalnya ketika berinvestasi pada obligasi tidak perlu

    membayar pajak atas penerimaan kupon dan dapat membeli obligasi yang

    bernilai tinggi.

    5. Likuiditas reksa dana cukup tinggi, karena investor dapat menjual unit

    penyertaan yang dimilikinya pada manajer investasi, dan jika hal ini terjadi

    maka manajer investasi wajib membelinya.

    6. Reksa dana dan prosedur-prosedur di dalamnya diatur oleh Bapepam-LK

    sehingga investor akan merasa lebih aman dan kepentingannya dijaga dengan

    baik.

    7. Investor menerima laporan manajer investasi secara periodik sehingga

    investor dapat mengetahui lebih banyak tentang investasinya.

    8. Reksa dana memiliki berbagai pendekatan dalam menyusun komponen

    portofolionya, sehingga investor dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai

    dengan karakternya.

    Risiko yang dihadapi investor dalam berinvestasi di reksa dana antara lain:

  • 14

    1. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, disebabkan oleh penurunan harga

    efek yang ada di dalam portofolio reksa dana.

    2. Risiko likuiditas, jika terjadi penjualan unit penyertaan oleh investor

    (redemption) secara terus-menerus maka manajer investasi yang bersangkutan

    dapat mengalami kesulitan menyediakan dana untuk melakukan pembelian

    tersebut.

    3. Risiko yang berkaitan dengan kondisi ekonomi dan politik, yang dapat

    menyebabkan kinerja perusahaan menurun sehingga terjadi penurunan pula

    pada harga efek dalam portofolio.

    4. Risiko wanprestasi, jika pihak yang terkait dengan manajer investasi tidak

    mampu memenuhi kewajibannya.

    2.3 Teori Portofolio

    Hal yang diharapkan dalam melakukan investasi ialah memperoleh return

    yang dapat menjadi kompensasi atas risiko yang telah ditanggung oleh investor.

    Investor dapat mengurangi risiko dalam investasinya dengan cara melakukan

    diversifikasi. Dana yang dimiliki investor tidak dialokasikan hanya pada satu

    instrumen investasi (efek), tetapi sekumpulan efek yang berbeda. Kumpulan efek

    tersebut dinamakan portofolio.

  • 15

    2.3.1 Manajemen Portofolio dan Alokasi Aset

    Manajemen portofolio mencakup pembentukan portofolio dan pengembangan

    portofolio tersebut untuk mendapatkan return yang diharapkan oleh investor. Hal

    yang pertama kali dilakukan dalam manajemen portofolio adalah memutuskan

    pengalokasian dana pada aset-aset investasi atau aktiva. Keputusan alokasi dana pada

    aktiva akan menentukan proporsi dana untuk setiap aktiva, untuk berbagai macam aktiva.

    Secara umum manajemen portofolio dapat dibagi menjadi dua kategori utama:

    manajemen investasi aktif dan manajemen investasi pasif.

    2.3.1.1 Manajemen Investasi Pasif

    Menurut Tandelilin (2004), dalam manajemen investasi pasif, investor berharap

    bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham- saham dalam instrumen reksa dana sudah

    merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain, investor berharap akan

    memperoleh return yang sebanding dengan return pasar.

    2.3.1.2 Manajemen Investasi Aktif

    Menurut Tandelilin (2004), strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan

    aktif investor dalam melakukan pemilihan dan jual-beli saham, mencari informasi, mengikuti

    pergerakan harga saham, serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan abnormal

    return. Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return

    portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain, investor akan

    berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh investor

  • 16

    lainnya. Mereka secara proaktif mencari cara untuk mempengaruhi kinerja saham, bahkan

    tidak jarang ada yang berani membayar mahal untuk jasa konsultasi analis saham yang

    terbaik. Investor yang berinvestasi pada saham biasanya melakukan rotasi pada beberapa

    sektor industri dengan cara:

    1. Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor

    tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. Hal ini

    dilakukan jika investor yakin bahwa suatu saham pada sektor tertentu akan

    memberikan return yang lebih tinggi dibanding return pasar.

    2. Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada

    sektor industri yang berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi.

    Investor akan meningkatkan bobot portofolionya pada saham sektor industri yang

    memiliki prospek cerah di masa datang dan akan mengurangi bobot portofolionya

    pada saham sektor industri yang memiliki prospek kurang baik.

    2.4 Return

    Return dari sebuah aset secara umum dapat dituliskan sebagai berikut (Amenc, 2003)

    Keterangan:

    Rit : return aset i pada waktu t

    Pit : harga aset i pada waktu t

  • 17

    Dit : dividen yang dibagikan oleh aset i pada waktu t

    Pi,t-1 : harga aset i pada waktu t-1

    perhitungan return dari reksa dana, menggunakan data Nilai Aktiva Bersih (NAB).

    2.5 Saham

    Menurut Amenc (2002), saham umum adalah sebuah bentuk kepemilikan

    yang menggambarkan bagian dalam sebuah perusahaan. Hal ini menyebabkan

    adanya hak pemegang saham untuk mendapatkan dividen yang berasal dari

    keuntungan perusahaan. Jika dibandingkan dengan bentuk investasi lain seperti

    obligasi dan mata uang, saham memiliki potensi risiko yang lebih tinggi, namun di

    sisi lain juga berpotensi memberikan return yang lebih tinggi juga. Saham dapat

    dikategorikan berdasarkan sektor industri atau berdasarkan ukuran kapitalisasi pasar

    perusahaan. Investasi yang dilakukan oleh para manajer investasi reksa dana saham

    dilakukan pada berbagai efek yang diterbitkan oleh emiten yang tersebar di berbagai

    sektor industri.

    2.5.1 Sektor Industri

    Jumlah sektor industri dalam pasar modal Indonesia tercermin dalam jumlah

    indeks sektoral Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah sembilan sektor yaitu:

    pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti,

    infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.

  • 18

    2.5.2 Indeks Harga Saham

    Berdasarkan definisi Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham adalah suatu

    indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai

    indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada

    suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Di Bursa Efek Indonesia terdapat 6

    (enam) jenis indeks, yaitu:

    1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap

    harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI.

    2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam

    masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di

    BEI indeks sektoral terbagi atas sepuluh sektor yaitu: pertanian, pertambangan,

    industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan,

    perdagangan dan jasa, dan manufaktur.

    3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index),

    menggunakan semua saham yang tercatat di BEI sebagai komponen penghitungan

    indeks.

    4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu pada 2

    variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan

    terdapat saham-saham baru yang masuk ke dalam kumpulan saham LQ 45

    tersebut.

  • 19

    5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index), yaitu merupakan indeks yang

    terdiri 30 saham yang mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks

    yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam indeks ini dimasukkan

    saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Saham-

    saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya

    tidak bertentangan dengan syariah.

    6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, yaitu indeks harga saham yang

    secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu

    kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.

    2.7 Return Based Style Analysis

    Return Based Style Analysis adalah metode yang digunakan untuk membentuk

    portofolio pasif sebagai alat untuk mengetahui style atau karakter dari reksa dana.

    Model yang akan digunakan adalah:

    Ri= [b1F1+b2F2+b3F3+b4F4++bnFn]+ei

    Keterangan:

    Ri= return dari reksa dana ke i; i=1,2,3,,n

    Fi= return dari indeks ke i; i=1,2,3,,n

    bi= sensitivity dari portofolio terhadap indeks ke-i dan diinterpretasikan sebagai bobot

    dari indeks i dalam portofolio; i=1,2,3,,n

  • 20

    Dalam metode Return Based Style Analysis yang dikemukakan oleh Sharpe, akan

    ditentukan nilai bi untuk mendapatkan varians yang terkecil dari ei (tracking

    variance).

    ei =Ri- [b1F1+b2F2+b3F3+b4F4++bnFn]

    Return Based Style Analysis akan menghasilkan sebuah portofolio pasif yang

    mendekati pola investasi reksa dana. Portofolio ini disebut sebagai style. Style ini

    merupakan rata-rata dari pola investasi yang dapat ditangkap oleh model sepanjang

    waktu penelitian. Hal tersebut mengakibatkan adanya bagian yang tidak dapat

    diterangkan oleh style. Bagian tersebut dikenal dengan nama selection. Selection

    disebabkan oleh pola investasi reksa dana yang cenderung berubah-ubah karena

    adanya pemilihan sekuritas dalam satu kelas aset atau lebih.

    Untuk melihat apakah return dari reksa dana lebih dipengaruhi style atau

    selection, akan digunakan R-squared. R-Squared akan memperlihatkan pengaruh

    style terhadap return reksa dana, sedangkan 1-R-squared akan memperlihatkan

    pengaruh selection terhadap return reksa dana.

    Rumus dari R-squared adalah

  • 21

    dimana Var (ei) adalah tracking variance dan Var (Ri) adalah varians dari return

    reksa dana. Dengan mengetahui pengaruh style dan selection terhadap return reksa

    dana dapat diketahui seberapa aktif manajer investasi mengelola reksa dananya

    2.8 Rolling style

    Rolling style pada style analysis dimaksudkan untuk menganalisa perubahan

    style yang terjadi pada portofolio. Perubahan style tersebut dapat diamati dengan

    mempersingkat periode analisis yang dilakukan, dengan kata lain membagi interval

    waktu analisis menjadi beberapa bagian. Pembagian periode tersebut tentunya akan

    menghasilkan style yang mungkin berbeda antara interval yang satu dengan interval

    lainnya.

    2.9 Pengujian Hipotesis

    Investor perlu melakukan evaluasi dari suatu reksa dan analisis terhadap distribusi

    aset ke dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana atau style dari seorang

    manajer investasi dalam mengalokasikan dana investor. Untuk melakukan hal tersebut,

    penelitian ini merumuskan hipothesis sebagai berikut:

    H1 : kinerja reksa dana lebih baik dari kinerja portofolio pasif (style).

    Pengujian statistik yang akan dilakukan adalah dengan mengunakan uji t.

    Proses tersebut dilakukan untuk menguji apakah kinerja return reksa dana secara

    signifikan lebih baik dari kinerja portofolio pasif (style). Secara teknis pengujian

    dilakukan dengan melakukan uji hipotesis rata-rata selisih return adalah sama dengan

  • 22

    atau lebih kecil dari nol atau tidak. Jika rata-rata selisih return adalah sama dengan

    atau lebih kecil dari nol maka kinerja reksa dana adalah sama atau lebih buruk dari

    kinerja style benchmark. Jika rata-rata selisih return lebih besar dari nol maka kinerja

    reksa dana lebih baik dari kinerja benchmark. Secara ringkas pengujian tersebut akan

    menguji rata-rata selisih return lebih dari nol (kinerja reksa dana lebih baik dari style

    benchmark).

    Pengujian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

    - Mencari nilai t hitung.

    - Mencari nilai t tabel berdasarkan interval kepercayaan yang dipilih.

    - Melakukan uji hipotesis dengan membandingkan nilai t hitung dengan

    nilai t tabel yang dipilih. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel

    maka hipothesis nol ditolak namun apabila nilai t hitung lebih kecil dari t

    tabel maka hipothesis nol tidak ditolak.

    - Mengintrepetasikan kesimpulan dari hasil uji hipotesis tersebut.

    2.10 Penelitian Sebelumnya

    Penelitian yang pertama kali dilakukan oleh Sharpe pada tahun 1992

    mengenai return based style analysis telah dilakukan di berbagai negara. Casain,

    Lazzarin dan Sartore (2002) telah melakukan penelitian kinerja, style dan persistence

    terhadap reksa dana-reksa dana di Italia. Karatepe (2002) juga melakukan penelitian

  • 23

    terhadap style reksa dana di Turki dengan kelas aset adalah enam indeks sektoral

    saham Turki, indeks pasar uang serta indeks Government Internal Loan (GIL).

    Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa indeks GIL memiliki bobot terbesar pada

    reksa dana saham Turki yang diteliti oleh Karatepe. Penelitian tersebut juga

    menunjukkan bahwa sebanyak 53% reksa dana saham cenderung menggunakan

    strategi pasif dibandingkan dengan strategi aktif. Penelitian terkait return based style

    analysis juga pernah dilakukan di Indonesia oleh Saputra (2002) dengan

    menggunakan data return bulanan dengan kelas aset adalah indeks LQ45, indeks non

    LQ45, dan tingkat bunga sertifikat Bank Indonesia. Penelitian yang dilakukan

    Saputra menyimpulkan bahwa reksa dana saham di Indonesia cenderung

    mengalokasikan dananya pada saham-saham LQ45 dan aset-aset pasar uang.

    Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa dari 14 reksa dana saham yang

    diteliti secara signifikan tidak memiliki kinerja di atas kinerja style.

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Obyek Penelitian

    Obyek yang akan diteliti dalam karya akhir ini adalah 10 reksa dana saham

    yang aktif selama periode penelitian yaitu bulan Januari 2006 sampai dengan Oktober

    2009. Sepuluh reksa dana tersebut dipilih secara acak dari 23 reksa dana yang aktif

    pada periode tersebut. Berdasarkan aturan dari Bapepam-LK, reksa dana saham ialah

    reksa dana dengan minimum 80% dari komposisi portofolionya merupakan saham.

    Namun komposisi dari masing-masing portofolio tidak diketahui secara rinci. Reksa

    dana yang memenuhi kriteria tersebut beserta manajer investasinya masing-masing

    dapat dilihat pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.1. Daftar Reksa dana Saham yang Diteliti

    No Reksa dana Manajer Investasi 1 Bahana Dana Prima PT Bahana TCW Investment Management 2 Danareksa Mawar PT Danareksa Investment Management 3 First State Indoequity Sectoral Fund PT First State Investments Indonesia 4 Schroder Dana Istimewa PT Schroder 5 Makinta Mantap PT Makinta Securities 6 Fortis Ekuitas PT Fortis Investments 7 TRIM Kapital PT Trim Kapital Indonesia 8 Manulife Dana Saham PT Manulife Aset Manajemen Indonesia 9 Mandiri Investa Atraktif PT Mandiri Invesment 10 Nikko Saham Nusantara PT Nikko Securities Indonesia

    Sumber: Infovesta

  • 25

    3.2. Pengumpulan Data

    Untuk mendukung penelitian ini, penulis memperoleh data berupa data

    sekunder yang antara lain berasal dari data pasar modal yang diperoleh dari internet

    seperti situs Bapepam, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Infovesta, Yahoo, dan

    lain sebagainya.

    Data-data tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

    Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/unit) tiap reksa dana yang diteliti, dari situs Infovesta.

    Indeks Harga Saham Sektoral, dari situs Infovesta. Indeks saham sektoral tersebut adalah indeks saham sektor pertanian, industri, konsumsi, keuangan,

    infrastruktur, manufaktur, pertambangan, aneka industri, dan properti.

    3.3. Variabel Penelitian

    Variabel-variabel yang dibutuhkan untuk melakukan analisis dalam karya

    akhir ini adalah:

    Return portofolio

    Ukuran return portofolio yang digunakan berupa return harian. Perhitungan

    tersebut dapat dijelaskan secara ringkas dapat dinyatakan dengan rumus

    berikut:

  • 26

    (1)

    Rpt = return bulanan portofolio untuk periode t

    NABt = NAB/unit pada periode t

    NABt-1 = NAB/unit pada periode t-1

    Return indeks sektoral

    Perhitungan return pasar dilakukan dengan cara yang hampir sama

    dengan perhitungan return portofolio. Perbedaannya terletak hanya pada

    variabel yang digunakan, NAB/unit diganti dengan Indeks sektoral. Rumus

    yang digunakan untuk memperoleh return pasar dalam karya akhir ini ialah:

    (2)

    Rit = return harian indeks sektoral untuk periode t

    It = Indeks sektoral pada periode t

    It-1 = Indeks sektoral pada periode t-4

    3.4. Metode Analisis : Return Based Style Analysis

    Style analysis, yang menunjukkan model alokasi aset, pertama kali

    diperkenalkan oleh Sharpe (1992). Return Based Style analysis dapat diartikan

    sebagai pembentukan portofolio dari indeks pasar yang menyerupai sedekat mungkin

    dengan alokasi aset dari sebuah portofolio pada masa lampau. Berdasarkan hal

  • 27

    tersebut investor akan dapat melakukan sebuah analisis mengenai gaya investasi dari

    manajer investasi dalam menginvestasikan dana yang dikelolanya. Penelitian ini

    merupakan penelitian replikasi dari penelitian Sharpe (1992) yang menggunakan 12

    faktor aset dan Karatepe (2006) yang menggunakan 8 faktor aset yang tediri 6 indeks

    saham sektoral, Cash US dollar index dan Governmental Internal Loan Performance

    Index. Penelitian di Indonesia terkait dengan style analysis sudah dilakukan oleh

    Saputra (2005) yang mereplikasikan penelitian Sharpe (1992) dan penelititan lainnya

    juga dilakukan oleh Surachmat (2002), tetapi penulis belum mendapatkan informasi

    rinci mengenai Surachmat (2002).

    Secara umum metode return based style analysis akan dilakukan sebanyak

    2 (dua) kali. Pertama, penulis menggunakan keseluruhan data untuk melihat style

    yang mencerminkan eksposur sektor industri terhadap reksa dana. Kedua, penulis

    menggunakan rollingstyle atau pembagian waktu analisis menjadi periode yang lebih

    singkat untuk mengamati perubahan style selama periode penelitian.

    3.4.1 Pembentukan Portofolio Pasif (Benchmark)

    Pembentukan portofolio pasif yang akan digunakan sebagai benchmark

    dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

    i. Menghitung return dari reksa dana saham berdasarkan Nilai Aktiva Bersih

    ii. Menghitung return dari indeks sektoral. Indeks yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah indeks harga saham sektoral pertanian, industri,

  • 28

    konsumsi, keuangan, infrastruktur, manufaktur, pertambangan, aneka industri,

    properti, dan perdagangan. Suku bunga sertifikat Bank Indonesia digunakan

    sebagai faktor yang mewakili investasi jangka pendek.

    iii. Membentuk portofolio pasif menggunakan indeks sektoral dan model Return

    based Style Analysis (Sharpe:1992) sebagai berikut:

    RPt= bp taniFtani + bp indFind + bp konsFkons+bp keuFkeu+ bp infFinf + bp manFman + bp

    tamFtam + bp aniFani + bp proFpro + bdagFdag + bsbiFsbi + ei

    (3)

    Ri = return harian dari reksa dana

    Ftani = return dari indeks saham sektor pertanian

    Findustri = return dari indeks saham sektor industri

    Fkonsumsi = return dari indeks saham sektor konsumsi

    Fkeuangan = return dari indeks saham sektor keuangan

    Finfrastruktur = return dari indeks saham sektor infrastruktur

    Fmanufaktur = return dari indeks saham sektor manufaktur

    Ftam = return dari indeks saham sektor pertambangan

    Fani = return dari indeks saham sektor aneka industri

    Fpro = return dari indeks saham sektor properti

  • 29

    Fdag = return dari indeks saham sektor perdagangan

    Fsbi = return dari suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

    bp = faktor sensitivitas dari portofolio terhadap indeks dan

    diinterpretasikan sebagai bobot dari indeks i dalam portofolio i=1,2,3,,n

    (0bi1 )

    Hal penting dalam style analysis adalah menentukan faktor sensitivitas (bi)

    yang memiliki jumlah 100% dan nilai antara 0 dan 1. Himpunan faktor sensitivitas

    tersebut dibentuk untuk meminimumkan sum of residual square dari persamaan

    berikut dengan kendala seperti tersebut diatas.

    ei = RPt ( bp taniFtani + bp indFind + bp konsFkons+bp keuFkeu+ bp infFinf + bp manFman

    + bp tamFtam + bp aniFani + bp proFpro )

    (4)

    Dalam hal ini style analysis dipandang sebagai estimasi Ordinary Least

    Square. Secara umum estimasi himpunan koefisien faktor sensitivitas yang

    meminimumkan sum of residual squared Se2, yaitu:

    Fungsi tujuan:

    ++++++++=

    n

    proanitammankeukonsindi FFFFFFFFF

    MinSe

    1 i i i iinfi i i itani1

    2

    proanitammaninfkeukonsindtanibbbbbbbb(b -(R

    (4)

  • 30

    Dengan kendala

    b tani + bind + bkons+bkeu+ binf + bman + btam + bani + bpro = 1

    (5)

    (6)

    iv. Metode tersebut akan menghasilkan sebuah portofolio pasif yang mendekati

    pola investasi reksa dana. Portofolio tersebut kemudian disebut sebagai style.

    Style merupakan pola investasi yang ditangkap oleh model sepanjang waktu

    penelitian. Tentunya akan terdapat bagian yang tidak dapat diterangkan oleh

    style. Bagian tersebut dinamakan selection. Selection disebabkan oleh pola

    investasi yang berubah-ubah. Untuk melihat apakah return reksa dana lebih

    dipengaruhi style atau selection, akan dipergunakan R-squared. R-

    squared akan memperlihatkan pengaruh style terhadap return reksa dana,

    sedangkan 1-R-squared akan memperlihatkan pengaruh selection terhadap

    return reksa dana. Dengan mengetahui pengaruh style dan selection terhadap

    return reksa dana, dapat diketahui pula tingkat keaktifan manajer investasi

    mengelola dananya. Apabila return reksa dana lebih dipengaruhi oleh style

    maka dapat diduga bahwa manajer investasi tidak terlalu aktif mengelola

    dana. Namun apabila pengaruh selection terhadap return reksa dana cukup

    besar maka dapat diduga bahwa manajer cukup aktif mengelola reksa dana.

  • 31

    3.4.2 Rolling Period Analysis

    Tahap selanjutnya dari penelitian ini adalah membagi periode waktu analisis

    menjadi periode yang lebih kecil. Hal ini dilakukan untuk mengamati perubahan style

    penelitian selama periode penelitian. Tujuan utama dari rolling period analysis adalah

    penentuan variasi dari gaya investasi sebuah portofolio (reksa dana). Investor dapat

    mengambil manfaat dari analisis tersebut untuk melihat perilaku manajer investasi

    dalam kondisi lingkungan ekonomi pada suatu periode.

    3.5 Pengukuran Kinerja Reksa dana Saham

    Indeks benchmark yang sudah didefinisikan dan dihitung selanjutnya akan

    digunakan untuk menentukan kinerja reksa dana secara sederhana. Nilai tambah dari

    manajer investasi dihitung sebagai selisih antara return portofolio dan return

    benchmark. Jika besaran selisih tersebut bernilai negatif maka berarti kinerja manajer

    investasi lebih buruk daripada kinerja benchmark. Pengukuran kinerja reksa dana

    saham dengan mempergunakan style sebagai benchmark melalui tahapan sebagai

    berikut:

    1. Melakukan estimasi terhadap style dengan menggunakan pengamatan pada

    periode t-60 sampai dengan t-1.

    2. Hasil style tersebut akan dipergunakan untuk menghitung return style untuk

    periode t.

  • 32

    3. Selisih antara return dari portofolio style (RBt) dan return reksa dana pada

    periode t (Rpt) didefinisikan sebagai selection return pada periode t atau

    disebut juga active return (RAt).

    (7)

    4. Kumpulan dari selection return akan dihitung secara kumulatif untuk melihat

    kinerja reksa dana secara kumulatif.

    Setelah keseluruhan selisih return dari rolling style tersebut diperoleh, tahapan

    selanjutnya dalam pengukuran kinerja reksa dana menggunakan return based style

    analysis adalah pengujian statistik. Pengujian statistik yang akan dilakukan adalah

    dengan menggunakan uji t. Proses ini dilakukan untuk menguji apakah rata-rata

    selisih return adalah sama dengan atau lebih kecil dari nol atau tidak. Jika rata-rata

    selisih return adalah sama dengan atau lebih kecil dari nol maka kinerja reksa dana

    adalah sama atau lebih buruk dari kinerja style benchmark. Jika rata-rata selisih

    return lebih besar dari nol maka kinerja reksa dana adalah lebih baik dari kinerja

    benchmark. Pengujian tersebut akan dilakukan untuk seluruh reksa dana saham yang

    dianalisis, sehingga akan terlihat reksa dana yang memiliki kinerja lebih baik dari

    style benchmark-nya. Uji yang dilakukan adalah uji t dengan mengasumsikan data

    yang diuji adalah berdistribusi normal.

  • 33

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    Bab ini menjelaskan hasil empiris dan analisis dari hasil pengolahan data. Sharpe

    style analysis yang dilakukan pada tulisan ini menggunakan solver (Excel Solver).

    Sebelas kelas aset yang digunakan dalam tulisan ini diasumsikan merupakan aset

    instrumen keuangan dimana manajer investasi reksa dana saham mengalokasikan

    dananya. Sepuluh indeks sektoral saham digunakan untuk mewakili sebanyak 80 %

    alokasi dana investasi pada saham, sedangkan suku bunga SBI digunakan untuk mewakili

    instrumen investasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun).

    Hasil dari style analysis pada tulisan ini secara umum dapat disajikan dalam dua

    bagian. Bagian pertama adalah hasil evaluasi style analysis pada data harian reksa dana

    saham sepanjang Januari 2006 sampai dengan Oktober 2009. Sedangkan bagian kedua

    adalah hasil perbandingan kinerja reksa dana saham dengan kinerja portofolio pasif/style.

    4.1 Style Analysis Reksa dana Saham

    Hasil perhitungan untuk sepuluh reksa dana saham yang dianalisis akan

    disampaikan dengan rinci pada analisis masing-masing reksa dana saham. Rekapitulasi

    sensitivitas pengaruh indeks pendukung terhadap return reksa dana-reksa dana yang

    diteliti dapat dilihat pada tabel 4.1.

  • 34

    Tabel4.1Rataratasensitivitassektorinvestasiterhadapreturnreksadanasaham

    Sektorinvestasi minimum maksimum rataratapertambangan 0.00% 36.38% 23.48%produksi 0.00% 62.55% 13.88%industridasar 0.00% 15.27% 12.11%anekaindustri 0.00% 17.19% 11.02%keuangan 0.00% 16.98% 10.63%Konsumsi 1.23% 20.81% 9.73%infrastruktur 0.00% 12.94% 9.23%pertanian 1.39% 16.64% 5.98%sbi 0.00% 18.08% 2.45%manufaktur 0.00% 3.91% 0.79%perdagangan 0.00% 4.12% 0.71%

    Tabel 4.1 menyajikan rata-rata pengaruh atau sensitivitas sektor investasi

    terhadap return reksa dana saham. Tabel tersebut merupakan rekapitulasi bobot style pada

    seluruh reksa dana saham yang diteliti. Sektor pertambangan secara rata-rata memiliki

    sensitivitas yang paling besar terhadap return reksa dana saham. Kemudian secara

    berturut-turut adalah sektor properti, industri, aneka industri, keuangan, konsumsi,

    infrastruktur, pertanian, SBI, manufaktur, dan perdagangan. Subbab berikut akan

    menjelaskan komponen faktor kelas aset (sepuluh sektor industri dan SBI) yang sensitif

    terhadap return reksa dana yang dianalisis.

    4.1.1 Reksa dana saham Bahana Prima

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Saham Bahana

    prima dapat dilihat pada tabel/gambar tersebut dibawah.

  • 35

    Gambar4.1StylepadaReksadanaSahamBahanaDanaPrima

    Reksa dana saham Bahana prima secara umum sepanjang Januari 2006

    Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur terbesar pada sektor pertambangan

    yaitu sebesar 28.11 %, artinya sektor industri pertambangan memiliki kontribusi

    yang cukup kuat bagi reksa dana saham Bahana Prima. Kemudian berturut-turut

    sesuai dengan kontribusinya adalah sektor aneka industri, keuangan, industri,

    infrastruktur, konsumsi, dan pertanian. Secara umum portofolio pasif yang

    terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

    Rbahana prima=6.23Ftani +15.27Find +6.43Fkons+16.98Fkeu+ 9.81Finf +0Fman +

    28.11Ftam + 17.18Fani + 0Fpro + 0Fdag + 0Fsbi

    Memperhatikan nilai R-square dari reksa dana saham bahana dana prima

    yang sebesar 89%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham bahana

    dana prima lebih cenderung pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa

    kemampuan dalam mengelola uang tertutupi daripada kinerja sektor saham.

    Gambaran mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

  • 36

    Gambar4.2Rsquarereksadanabahanaprima

    4.1.2 Reksa dana Danareksa mawar

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana danareksa mawar

    dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

    Gambar4.3StylepadaReksadanaDanareksaMawar

    Reksa dana Danareksa Mawar secara umum sepanjang Januari 2006

    Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur terbesar pada sektor pertambangan

    yaitu sebesar 31.03 %, artinya sektor industri pertambangan memiliki kontribusi

    yang cukup kuat bagi reksa dana Danareksa Mawar. Kemudian berturut-turut

    sesuai dengan kontribusinya adalah sektor aneka industri, industri, infrastruktur,

    konsumsi, keuangan, pertanian, properti dan investasi jangka pendek yang

  • 37

    diwakili oleh sbi. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk untuk

    keseluruhan periode analisis adalah :

    Rdarareksa mawar =5.58Ftani +12.19Find +11.43Fkons+9.92Fkeu+11.49Finf

    +0Fman + 31.03Ftam + 13.16Fani + 3.28Fpro + 0Fdag + 1.93Fsbi

    Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Danareksa Mawar

    sebesar 89%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham danareksa

    Mawar lebih cenderung pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa

    kemampuan dalam mengelola uang tertutupi daripada kinerja sektor saham.

    Gambaran mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

    Gambar4.4RsquareReksadanaDanareksaMawar

    4.1.3 Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana First State

    Indoequity Sectoral Fund dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

  • 38

    Gambar4.5StylepadaReksadanaFirstStateIndoequitySectoralFund

    Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund secara umum sepanjang

    Januari 2006 Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur terbesar pada sektor

    properti yaitu sebesar 62.55 %, artinya sektor industri pertambangan memiliki

    kontribusi yang cukup kuat bagi reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund.

    Kemudian berturut-turut sesuai dengan kontribusinya adalah sektor konsumsi

    dan pertanian. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk untuk keseluruhan

    periode analisis adalah :

    Rfirst state indoequity fund =16.64Ftani +0Find +20.81Fkons+0Fkeu+0Finf +0Fman +

    62.55Ftam + 0Fani + 0Fpro + 0Fdag + 0Fsbi

    Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana First State Indoequity

    Sectoral Fund sebesar 55%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana First

    State Indoequity Sectoral Fund lebih imbang pada strategi aktif dan pasif. Hal

    tersebut menandakan bahwa kemampuan dalam mengelola uang masih tertutupi

    daripada kinerja sektor saham walaupun kemampuan pengelolaan dana dengan

  • 39

    strategi aktif juga memiliki porsi yang cukup besar yaitu sebesar 45%. Gambaran

    mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

    Gambar4.6RsquareReksadanaFirstStateIndoequitySectoralFund

    4.1.4 Reksa dana Schroder Dana Istimewa

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Schroder dana

    istimewa dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

    Gambar4.7StylepadaReksadanaSchroderdanaistimewa

    Reksa dana Schroder dana istimewa secara umum sepanjang Januari

    2006 Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada

  • 40

    berbagai sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor aneka industri

    yaitu sebesar 16.79 %, artinya sektor aneka industri memiliki kontribusi yang

    cukup kuat bagi reksa dana Schroder dana istimewa. Kemudian berturut-turut

    sesuai dengan kontribusinya adalah sektor konsumsi dan pertanian. Secara

    umum portofolio pasif yang terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

    Rschroder dana istimewa =1.9Ftani +14.63Find +16.45Fkons+13.04Fkeu+12.94Finf

    +2.40Fman + 16.53Ftam + 16.79Fani +5.32Fpro + 0Fdag + 0Fsbi

    Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Schroder Dana Istimewa

    sebesar 82%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Schroder Dana

    Istimewa lebih pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan

    dalam mengelola uang masih tertutupi daripada kinerja sektor saham. Gambaran

    mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

    Gambar4.8RsquareReksadanaSchroderdanaistimewa

    4.1.5 Reksa dana Makinta Mantap

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Makinta Mantap

    dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

  • 41

    Gambar4.9StylepadaReksadanaMakintaMantap

    Reksa dana Makinta Mantap secara umum sepanjang Januari 2006

    Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada berbagai

    sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor properti yaitu sebesar

    39.84 %, artinya sektor properti memiliki kontribusi yang cukup kuat bagi reksa

    dana Makinta Mantap. Kemudian berturut-turut sesuai dengan kontribusinya

    adalah sektor pertambangan, industri, infrastruktur, manufaktur, sbi,

    perdagangan, konsumsi, pertanian dan aneka industri. Secara umum portofolio

    pasif yang terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

    RMakinta Mantap =1.39Ftani +14.66Find +1.33Fkons+0Fkeu+5.8Finf +3.91Fman +

    24.74Ftam + 0.93Fani +39.84Fpro + 2.94Fdag +4.46Fsbi

    Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Makinta Mantap sebesar 47%,

    dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Makinta Mantap lebih pada

    strategi aktif . Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan dalam mengelola

    uang dipengaruhi pada kemampuan dalam strategi aktif manajer investasi.

    Gambaran mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

  • 42

    Gambar4.10RsquareReksadanaMakintaMantap

    4.1.6 Reksa dana Fortis Ekuitas

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Fortis Ekuitas

    dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

    Gambar4.11StylepadaReksadanaFortisEkuitas

    Reksa dana Fortis Ekuitas secara umum sepanjang Januari 2006

    Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada berbagai

    sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan yaitu

    sebesar 27.5 %, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang cukup

  • 43

    kuat bagi reksa dana Fortis Ekuitas. Kemudian berturut-turut sesuai dengan

    kontribusinya adalah sektor aneka industri, industri, keuangan, infrastruktur,

    konsumsi, pertanian dan properti. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk

    untuk keseluruhan periode analisis adalah :

    RFortis Ekuitas =6.3Ftani +15.2Find +7.4Fkons+13.9Fkeu+9.5Finf +0Fman +

    27.5Ftam + 15.5Fani +4.7Fpro + 0Fdag +0Fsbi

    Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Fortis Ekuitas sebesar

    84%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Fortis Ekuitas lebih

    pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan dalam

    mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi. Gambaran mengenai nilai

    R-square disajikan pada gambar berikut.

    Gambar4.12RsquareReksadanaFortisEkuitas

    4.1.7 Reksa dana TRIM Kapital

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana TRIM Kapital

    dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

  • 44

    Gambar4.13StylepadaReksadanaTRIMKapital

    Reksa dana TRIM Kapital secara umum sepanjang Januari 2006

    Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada berbagai

    sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan yaitu

    sebesar 36.38 %, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang cukup

    kuat bagi reksa dana TRIM Kapital. Kemudian berturut-turut sesuai dengan

    kontribusinya adalah sektor aneka industri, keuangan, industri, infrastruktur,

    pertanian, properti dan konsumsi. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk

    untuk keseluruhan periode analisis adalah :

    RTRIM Kapital =5.82Ftani +11.09Find +1.23Fkons+14.53Fkeu+8.53Finf +0Fman +

    36.38Ftam + 17.19Fani +5.24Fpro + 0Fdag +0Fsbi

    Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana TRIM Kapital sebesar

    70%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham TRIM Kapital lebih

    pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan dalam

  • 45

    mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi. Gambaran mengenai nilai

    R-square disajikan pada gambar berikut.

    Gambar4.14RsquareReksadanaTRIMKapital

    4.1.8 Reksa dana Manulife Dana Saham

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Manulife Dana

    Saham dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

    Gambar4.15StylepadaReksadanaManulifeDanaSaham

  • 46

    Reksa dana Manulife Dana Saham secara umum sepanjang Januari 2006

    Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada berbagai

    sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan yaitu

    sebesar 20.76 %, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang cukup

    kuat bagi reksa dana Manulife Dana Saham. Kemudian berturut-turut sesuai

    dengan kontribusinya adalah sektor keuangan, konsumsi, aneka industri,

    industri, infrastruktur, properti, pertanian dan manufaktur. Secara umum

    portofolio pasif yang terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

    RManulife Dana Saham =4.29Ftani +11.73Find +13.33Fkons+14.95Fkeu+10.72Finf

    +1.53Fman + 20.76Ftam + 12.98Fani +9.72Fpro + 0Fdag +0Fsbi

    Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Manulife Dana Saham

    sebesar 92%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Manulife Dana

    Saham lebih pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan

    dalam mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi. Gambaran

    mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

    Gambar4.16RsquareReksadanaManulifeDanaSaham

  • 47

    4.1.9 Reksa dana Mandiri Investa Atraktif

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Mandiri Investa

    Atraktif dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

    Gambar4.17StylepadaReksadanaMandiriInvestaAtraktif

    Reksa dana Mandiri Investa Atraktif secara umum sepanjang Januari

    2006 Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada

    berbagai sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan

    yaitu sebesar 31.25 %, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang

    cukup kuat bagi reksa dana Mandiri Investa Atraktif. Kemudian berturut-turut

    sesuai dengan kontribusinya adalah sektor aneka industri, industri, keuangan,

    infrastruktur, pertanian, konsumsi, dan properti. Secara umum portofolio pasif

    yang terbentuk untuk keseluruhan periode analisis adalah :

    RMandiri Investa Atraktif =8.43Ftani +13.81Find +7.37Fkons+10.87Fkeu+10.74Finf

    +0Fman + 31.25Ftam + 15.10Fani +2.43Fpro + 0Fdag +0Fsbi

  • 48

    Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Mandiri Investa Atraktif

    sebesar 81%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Mandiri Investa

    Atraktif lebih pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan

    dalam mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi. Gambaran

    mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

    Gambar4.18RsquareReksadanaMandiriInvestaAtraktif

    4.1.10 Reksa dana Nikko Saham Nusantara

    Hasil perhitungan untuk style analysis pada Reksa dana Nikko Saham

    Nusantara dapat dilihat pada gambar/gambar tersebut dibawah.

    Gambar4.19StylepadaReksadanaNikkoSahamNusantara

  • 49

    Reksa dana Nikko Saham Nusantara secara umum sepanjang Januari

    2006 Oktober 2009 memiliki sensitivitas eksposur yang cukup merata pada

    berbagai sektor dan yang memiliki eksposur terbesar pada sektor pertambangan

    yaitu sebesar 18.58%, artinya sektor pertambangan memiliki kontribusi yang

    cukup kuat bagi reksa dana Nikko Saham Nusantara. Kemudian berturut-turut

    sesuai dengan kontribusinya adalah sektor investasi jangka pendek (sbi),

    infrastruktur, industri, keuangan, konsumsi, properti, perdagangan, pertanian ,

    aneka industri dan manufaktur. Secara umum portofolio pasif yang terbentuk

    untuk keseluruhan periode analisis adalah :

    RNikko Saham Nusantara =3.2Ftani +12.51Find +11.55Fkons+12.09Fkeu+12.79Finf

    +0.06Fman + 18.58Ftam + 1.39Fani +5.66Fpro +4.12Fdag +18.08Fsbi

    Memperhatikan nilai R-square dari Reksa dana Nikko Saham Nusantara

    sebesar 59%, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana saham Nikko Saham

    Nusantara lebih pada strategi pasif. Hal tersebut menandakan bahwa

    kemampuan dalam mengelola uang dipengaruhi kinerja manajer investasi.

    Gambaran mengenai nilai R-square disajikan pada gambar berikut.

    Gambar4.20RsquareReksadanaNikkoSahamNusantara

  • 50

    4.2 PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM

    Sub-bab berikut ini akan menjelaskan kinerja reksa dana saham berdasarkan hasil

    analisis terhadap rolling style pada masing-masing reksa dana saham. Penilaian kinerja

    reksa dana dilakukan dengan melakukan hipothesis dan uji beda rata-rata yang dinyatakan

    pada bab III. Pada uji beda rata-rata ini dipilih tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan

    kata lain nilai t gambar untuk hipothesis tersebut pada bab III adalah sebesar 1.67.

    4.2.1 Reksa dana saham Bahana Prima.

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

    kinerja reksa dana saham bahana prima sesuai dengan alur pada bab III sehingga

    diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

    Tabel4.2UjibedarataratareturnreksadanabahanaprimadenganstyleReturnbahanaprima Style

    Ratarata(Mean) 0,005420375 0,00368184Variansi 0,00068345 0,000567073thitung 0,269276301ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,671552763

    Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t

    tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham bahana prima tidak lebih baik dari

    style-nya

    4.2.2 Reksa dana Danareksa mawar

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

  • 51

    kinerja reksa dana saham danareksa mawar sesuai dengan alur pada bab III

    sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

    Tabel4.3Ujibedarataratareturnreksadanadanareksamawardenganstyle

    Return StyleRatarata(Mean) 0,004336554 0,00288348Variansi 0,000697297 0,000525325thitung 0,223789822ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,672522304

    Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t

    tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham danareksa mawar tidak lebih baik

    dari style-nya

    4.2.3 Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

    kinerja reksa dana saham first state indoequity sectoral fund sesuai dengan alur

    pada bab III sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

    Tabel4.4Ujibedarataratareturnreksadanafirststateindoequitysectoralfunddenganstyle

    Return Style

    Ratarata(Mean) 0,005850298 0,00402238Variansi 0,000610255 0,000545449thitung 0,294505983ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,671552763

    Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t

    tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

  • 52

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham first state indoequity sectoral fund

    tidak lebih baik dari style-nya

    4.2.4 Reksa dana Schroder Dana Istimewa

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

    kinerja reksa dana saham Schroder Dana Istimewa sesuai dengan alur pada bab

    III sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

    Tabel4.5UjibedarataratareturnreksadanaSchroderDanaIstimewadenganstyle

    Return Style

    Ratarata(Mean) 0,004342645 0,00324366Variansi 0,000491775 0,000437795thitung 0,197429252ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,671552763

    Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel,

    dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Schroder Dana Istimewa tidak lebih

    baik dari style-nya

    4.2.5 Reksa dana Makinta Mantap

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

    kinerja reksa dana saham Makinta Mantap sesuai dengan alur pada bab III

    sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

    Tabel4.6UjibedarataratareturnreksadanaMakintaMantapdenganstyle

  • 53

    Return StyleRatarata(Mean) 0,001919481 0,002047853Variansi 0,000457973 0,000364279thitung 0,02410825ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,672522304

    Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel,

    dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Makinta Mantap tidak lebih baik dari

    style-nya

    4.2.6 Reksa dana Fortis Ekuitas

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

    kinerja reksa dana saham Fortis Ekuitas sesuai dengan alur pada bab III sehingga

    diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

    Tabel4.7UjibedarataratareturnreksadanaFortisEkuitasdenganstyle

    Return StyleRatarata(Mean) 0,006738331 0,005298891Variansi 0,000572043 0,000478208thitung 0,235031432ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907

    Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel,

    dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Fortis Ekuitas tidak lebih baik dari

    style-nya

  • 54

    4.2.7 Reksa dana TRIM Kapital

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

    kinerja reksa dana saham TRIM Kapital sesuai dengan alur pada bab III sehingga

    diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

    Tabel4.8UjibedarataratareturnreksadanaTRIMKapitaldenganstyle

    Return StyleRatarata(Mean) 0,007343239 0,005697311Variansi 0,000789985 0,000553398thitung 0,237623724ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907

    Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t

    tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham TRIM Kapital tidak lebih baik dari

    style-nya

    4.2.8 Reksa dana Manulife Dana Saham

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

    kinerja reksa dana saham Manulife dana saham sesuai dengan alur pada bab III

    sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

    Tabel4.9UjibedarataratareturnreksadanaManulifedanasahamdenganstyle

    Return Style

    Ratarata(Mean) 0,00586752 0,005321465Variansi 0,000493492 0,000427209thitung 0,095226131ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907

  • 55

    Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t

    tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Manulife dana saham tidak lebih

    baik dari style-nya

    4.2.9 Reksa dana Mandiri Investa Atraktif

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

    kinerja reksa dana saham Mandiri Investa Atraktif sesuai dengan alur pada bab

    III sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

    Tabel4.10UjibedarataratareturnreksadanaMandiriInvestaAtraktifdenganstyle

    Return Style

    Ratarata(Mean) 0,007564647 0,006188771Variansi 0,000607212 0,000504156thitung 0,218388269ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907 Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t

    tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Mandiri Investa Atraktif tidak lebih

    baik dari style-nya

    4.2.10 Reksa dana Nikko Saham Nusantara

    Berdasarkan analisis rolling style, yaitu membagi periode perhitungan

    style analysis kedalam interval yang lebih kecil (60 hari), dilakukan pengukuran

    kinerja reksa dana saham Nikko Saham Nusantara sesuai dengan alur pada bab

    III sehingga diperoleh hasil pengujian beda rata-rata sebagai berikut:

  • 56

    Tabel4.11UjibedarataratareturnreksadanaNikkoSahamNusantaradenganstyle

    Return Style

    Ratarata(Mean) 0,004686826 0,003617809Variansi 0,000369843 0,000254832thitung 0,226326977ttabel(intervalkepercayaan95%) 1,673564907

    Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t

    tabel, dengan kata lain Hipotesis nol tidak ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat

    dinyatakan bahwa kinerja reksa dana saham Nikko Saham Nusantara tidak lebih

    baik dari style-nya

  • 57

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    Dari hasil analisis terhadap pembentukan indeks, style analyis dan pengukuran kinerja reksa

    dana saham Indonesia dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

    a. Reksa dana saham Indonesia cenderung mengalokasikan dananya pada sektor

    pertambangan. Alokasi aset ini diukur dengan memperhatikan eksposur yang dimiliki

    oleh reksa dana yang diteliti terhadap faktor aset yang digunakan. Rata-rata eksposur

    sektor pertambangan adalah sebesar 23.48% sedangkan sektor lainnya memiliki rata-

    rata yang kurang dari 20%.

    b. Mayoritas Reksa dana saham kinerjanya lebih banyak dipengaruhi oleh style

    dibandingkan faktor selectionnya. Reksa dana yang memiliki faktor selection lebih

    besar dibandingkan style hanyalah reksa dana Makinta Mantap.

    c. Secara umum, reksa dana yang dianalisis memiliki rata-rata return yang tidak

    memiliki kinerja yang lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan kinerja

    portofolio pasif/style.

    d. Style analyis secara umum tidak dapat menerangkan jenis style mana yang membuat

    reksa dana tersebut menjadi baik atau tidak. Style analysis hanya memperlihatkan

    kemampuan manajer investasi mengelola reksa dananya.

  • 58

    5.2 SARAN

    Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:

    a. Investor disarankan mengetahui style yang dimiliki oleh reksa dana yang merupakan

    wadah investasinya. Hal tersebut akan memberikan informasi mengenai aset mana

    saja yang mempengaruhi return reksa dana saham.

    b. Manajer Investasi yang melakukan style analisis diharapkan dapat mengukur kinerja

    strategi aktifnya sehingga dapat dipergunakan untuk meningkatkan kinerja.

    c. Bagi yang berminat melakukan penelitian pada topik style analysis dapat

    memperhatikan beberapa hal seperti:

    - Penggunaan indeks lainnya seperti indeks papan utama dan papan

    pengembangan.

    - Melakukan Style analysis pada reksa dana lainnya seperti reksa dana

    pendapatan tetap maupun reksa dana campuran.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Amenc, Noel, Daphne Sfeir dan Lionel Martellini, An Integrated framework for style analysis

    and performance measurement, EDHEC Risk and Asset Management Research Center, 2002

    Amenc, Noel dan Veronique Le Sourd, Portofolio Theory and Performance Analysis, John

    Wiley and Sons, 2003 Charles P, John, Investement 10th edition, John Wiley and Sons, 2003

    Fabozzi, Frank J dan T. Daniel Coggin., (Eds.), The Handbook of Equity Style Management, Third Edition, John Wiley & Sons, New York, 435453 ,2003

    Karatepe, Yalcun dan Fazil Gokgoz, Style Analysis Of Turkish Equity Mutual Funds,

    International Research Journal of Finance and Economics. ISSN1450-2887, 2006 Rielly, Frank. Keith Brown, Investment Analysis & Portfolio Management, 7th Edition, Shroff,

    2004 Saputra, Ilham. Style analyis reksadana saham indonesia dan pengukuran kinerja. Thesis

    Univesitas Indonesia. 2005 Schwob, Robert , Style and style analysis from a practitioners perspective: What is it and what

    does it mean for European Equity investors?, Journal of Asset Management Vol. 1, 1, 3959 , Henry Stewart Publications 1470-8272, 2000

    Tandelilin , Eduardus. Dasar-dasar teori portofolio dan investasi, BPFE, 2004

    Ter Horst, Jenke R. Theo E Nijman. Frans A de Roon, Evaluating style analysis, Journal of Empirical Finance, 2004

    HALAMAN JUDULHALAMAN PENGESAHANHALAMAN PERNYATAANKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARINTISARIABSTRACTBAB I1.1 Latar Belakang1.2 Perumusan Masalah1.3 Tujuan Penelitian1.4 Manfaat Penelitian1.5 Sistematika Penulisan

    BAB II2.1. Investasi2.2 Reksa dana2.2.1 Definisi Reksa dana2.2.2 Bentuk Hukum Reksa dana2.2.3 Sifat Operasional Reksa dana2.2.4 Jenis-jenis Reksa dana2.2.5 Nilai Aktiva Bersih2.2.6 Kelebihan dan Risiko Reksa dana

    2.3 Teori Portofolio2.3.1 Manajemen Portofolio dan Alokasi Aset

    2.4 Return2.5 Saham2.5.1 Sektor Industri2.5.2 Indeks Harga Saham

    2.7 Return Based Style Analysis2.8 Rolling style2.9 Pengujian Hipotesis2.10 Penelitian Sebelumnya

    BAB III3.1. Obyek Penelitian3.2. Pengumpulan Data3.3. Variabel Penelitian3.4. Metode Analisis : Return Based Style Analysis3.4.1 Pembentukan Portofolio Pasif (Benchmark)3.4.2 Rolling Period Analysis

    3.5 Pengukuran Kinerja Reksa dana Saham

    BAB IV4.1 Style Analysis Reksa dana Saham4.1.1 Reksa dana saham Bahana Prima4.1.2 Reksa dana Danareksa mawar4.1.3 Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund4.1.4 Reksa dana Schroder Dana Istimewa4.1.5 Reksa dana Makinta Mantap4.1.6 Reksa dana Fortis Ekuitas4.1.7 Reksa dana TRIM Kapital4.1.8 Reksa dana Manulife Dana Saham4.1.9 Reksa dana Mandiri Investa Atraktif4.1.10 Reksa dana Nikko Saham Nusantara

    4.2 PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM4.2.1 Reksa dana saham Bahana Prima.4.2.2 Reksa dana Danareksa mawar4.2.3 Reksa dana First State Indoequity Sectoral Fund4.2.4 Reksa dana Schroder Dana Istimewa4.2.5 Reksa dana Makinta Mantap4.2.6 Reksa dana Fortis Ekuitas4.2.7 Reksa dana TRIM Kapital4.2.8 Reksa dana Manulife Dana Saham4.2.9 Reksa dana Mandiri Investa Atraktif4.2.10 Reksa dana Nikko Saham Nusantara

    BAB V5.1 KESIMPULAN5.2 SARAN

    DAFTAR PUSTAKA