STUKTUR STRUKTUR DIASTROPISME
-
Upload
riza-firdianzah -
Category
Documents
-
view
91 -
download
1
description
Transcript of STUKTUR STRUKTUR DIASTROPISME
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pegunungan kapur selatan terutama di Kecamatan Besuki, Pakel
Kabupaten Tulungagung terdapat hamparan sawah atau ladang luas yang dibatasi
bukit kapur. Daerah tersebut dahulunya adalah pegunungan kapur yang kini telah
berubah menjadi persawahan. Akibat patahan, bagian atas dari blok yang turun
mengalami proses sedimentasi sehingga permukaan tanah bisa dijadikah sawah.
Hal itu juga terjadi di daerah Malang bagian selatan yang dimanfaatkan sebagai
perladangan.
Adanya patahan karena terdapat tenaga yang menggerakkan yaitu
tektonisme atau diastropisme. Tenaga ini didasari oleh pergerakan lempeng yang
dapat merubah letak dan bentuk permukaan bumi. Oleh karena itu, bentuk muka
bumi tidaklah rata.
Tektonisme atau diastropisme merupakan tenaga yang menggerakkan
dan hasil gerakannya dinamakan struktur diastropik. Akibat diastropisme
menimbulkan proses yang akan membentuk struktur-struktur diastropik, proses ini
dibedakan menjadi epirogenesa dan orogenesa. Struktur diastropik terdiri dari
patahan, lipatan, pelengkungan, dan retakan.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini sebagai berikut.
1) Apa yang dimaksud dengan diastropisme ?
2) Bagaimana proses diastropisme ?
3) Apa saja struktur diastropisme ?
PEMBAHASAN
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian
diastropisme, proses diastropisme (epirogenesa dan orogenesa), serta struktur-
struktur diastropisme (yang meliputi patahan, lipatan, pelengkungan dan retakan).
Berikut pembahasan yang penulis paparkan.
Pengertian Diastropisme
“Tektonisme atau diatropisme merupakan tenaga dari dalam bumi yang
mengakibatkan perubahan letak (dislokasi) dan bentuk (deformasi) pada kulit
bumi” (Susilowati, 2006: 15). Pergeseran kerakbumi atau diastropisme merupakan
proses pembentukan permukaan bumi yang berasal dari tenaga bumi tanpa
dipengaruhi magma. Gerakan-gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik.
Termasuk dalam struktur diastropik yaitu pelengkungan, pelipatan, patahan,
dan retakan (Wikipedia:2013). “Semua gerak-gerik kerak bumi disebut
duastropisme, sehingga pola atau bentuk yang dihasilkan oleh gerak-gerik bumi
disebut struktur diastropik”. (JP Buranda, 1990:52). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa diastropisme adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi (endogen) yang
mengakibatkan pergeseran dan perubahan posisi lapisan batuan sehingga
mengubah bentuk muka bumi.
Proses Diastropisme
Berdasarkan (Anonim:2012) diastropisme merupakan proses pembentukan
litosfer berupa pembentukan deretan pegunungan, lipatan, patahan, dataran tinggi,
dataran rendah, lembah, dan sebagainya.proses diastropisme dapat dibedakan
menjadi dua, sebagai berikut.
1) Epirogenesa, yaitu proses pengangkatan atau penurunan permukaan bumi
yang disebabkan oleh tenaga geologi. Proses ini biasanya dapat
berlangsung dalam waktu sangat lama dan meliputi wilayah yang sangat
luas.
2) Orogenesa, yaitu hasil kerja tenaga geologi yang membentuk deretan
pegunungan, proses ini biasanya berlangsung dalam waktu yang cepat dan
meliputi wilayah yang sempit. Pegunungan Sirkum Mediterania dan
Sirkum Pasifik merupakan salah satu hasil tenaga orogenesa.
2
Stuktur-Struktur Diastropisme
Struktur diastropisme dibedakan menjadi empat, sebagai berikut.
Patahan (Faulting)
Ali Fahmi(2008) menyatakan bahwa patahan terjadi ketika suatu batuan
mengalami tekanan dan kekuatan yang mendapatkan gaya sehingga timbul adanya
retakan. Tekanan yang diberikan mampu memberikan perubahan pada batuan
dengan waktu yang sangat lama. Ketika ini terjadi, maka akan timbul sebuah gaya
yang sangat besar serta menimbulkan getaran disekitarnya saat suatu batuan
mengalami patahan atau yang sering disebut dengan gempa. Arah pergerakan
pada suatu patahan tergantung pada kekuatan batuan. Patahan diakibatkan oleh
batuan yang mendapatkan gaya, pada umumnya dalam bentuk tekanan kemudian
pecah. Patahan adalah istilah yang menandai adanya gaya tekan atau tekanan dan
terjadi secara alami.
Bentuk Muka Bumi Akibat Patahan
a) Graben, yaitu lapisan tanah yang lebih rendah dari sisi kanan dan kiri
akibat terjadinya patahan.
b) Horst, yaitu lapisan tanah yang lebih tinggi dari sekelilingnya dan terjadi
sebagai akibat dari adanya patahan.
(Anonim : 2011)
c) Patahan Sesar Tangga adalah sebuah pegunungan yang mengandung
banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan.
3
(Anonim : 2007)
Patahan terdiri dari beberapa tipe :
a) Patahan Normal
Patahan normal merupakan patahan yang arah lempeng
batuannya mengalami penurunan yang mengikuti arah gaya
berat (grafitasi bumi).
(Anonim : 2010)
b) Patahan Reverse
Patahan reverse merupakan patahan yang arah lempeng
batuannya bergerak naik dan berlawan dengan gaya berat
(arahnya kebalikan dari patahan normal).
4
(Anonim : 2010)
c) Patahan Slip
Patahan Slip merupakan patahan yang terjadi sebagai akibat dari
adanya dua tenaga penggerak lapisan batuan yang horisontal dan
berlawanan arah . Patahan ini dibagi menjadi strike slip fault dan
oblique slip fault.
(Anonim : 2010)
Lipatan (Folding)
“Lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara
mendatar (horizontal) yang menyebabkan lapisan kulit bumi yang elastis menjadi
melipat”. (Birtaria Ilham:2013). Lipatan mempunyai dua bagian yaitu sinklinal
dan antiklinal. Sinklinal adalah bagian dari lipatan yang lebih rendah
dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sedangkan antiklinal adalah bagian dari
lipatan yang paling tinggi dibandingkan dengan daerah di sekitarnya. Kumpulan
5
sinklinal dalam sebuah lipatan disebut sinklonorium, sedangkan kumpulan
antiklinal dalam sebuah lipatan disebut antiklinorium.
(Anonim : 2011)
Lipatan memiliki beberapa bentuk sebagai berikut:
a) Lipatan Tegak
Lipatan tegak merupakan lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal
dengan letak simetrik terhadap sumbu lipatan yang ada di sampingnya. Lipatan
ini terjadi sebagai akibat dari adanya dua tenaga yang bertemu dengan
kekuatan yang seimbang.
(Anonim.2007)
b) Lipatan Miring
Lipatan miring merupakan lipatan yang mempunyai sumbu antiklinal agak
miring. Lipatan ini dapat terjadi karena tekanan horisontal dari salah satu sisi
lebih besar dari sisi lainnya.
6
(Anggita : 2014)
c) Lipatan menggantung
Lipatan menggantung merupakan lipatan yang mempunyai antiklinal dan
sinklinal yang miring dan lebih miring dibandingkan dengan lipatan miring,
Lipatan ini terjadi sebagai akibat dari adanya tekanan horisontal dari salah satu
sisi lebih besar dari sisi lainnya.
(Anggita : 2014)
d) Lipatan Isoklinal
Lipatan isoklinal merupakan lipatan yang mempunyai beberapa antiklinal yang
relatif sejajar. Lipatan ini terbentuk sebagai akibat dari adanya dua tekanan
horisontal hampir sama dan mengenai struktur batuan yang lebih elastis.
(Anggita : 2014)
7
e) Lipatan Rebah
Lipatan rebah merupakan lipatan yang terjadi sebagai akibat dari adanya
tekanan kuat yang mendorong bagian dasar lipatan, sehingga antiklinalnya
rebah, Lipatan ini dapat terjadi karena adanya tekanan horisontal dari satu arah
yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan tekanan dari sisi satunya.
(Anggita : 2014)
1) Pelengkungan (Warping)
Pelengkungan adalah gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah,
khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan perubahan struktur
lapisan yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke
atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan (basin).
(Anonim : 2011 )
8
2) Retakan (Jointing)
Retakan adalah struktur yang terbentuk karena gaya regangan yang
menyebabkan batuan retak, namun tidak mengalami dislokasi atau masih
bersambung. Gaya regangan bekerja tegak lurus pada bidang retakan ke arah
yang berlawanan. (JP Buranda, 1990:56)
PENUTUP
Kesimpulan
Diastropisme adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi (endogen)
yang mengakibatkan pergeseran dan perubahan posisi lapisan batuan sehingga
mengubah bentuk muka bumi.
Proses diastropisme ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Epirogenesa, yaitu proses pengangkatan atau penurunan permukaan bumi
yang disebabkan oleh tenaga geologi. Proses ini biasanya dapat
berlangsung dalam waktu sangat lama dan meliputi wilayah yang sangat
luas.
2) Orogenesa, yaitu hasil kerja tenaga geologi yang membentuk deretan
pegunungan, proses ini biasanya berlangsung dalam waktu yang cepat dan
meliputi wilayah yang sempit. Pegunungan Sirkum Mediterania dan
Sirkum Pasifik merupakan salah satu hasil tenaga orogenesa.
Struktur diastropisme dibedakan menjadi empat, yaitu : Patahan (Faulting),
Lipatan (Folding), Pelengkungan (Warping) dan Retakan (Jointing).
9
DAFTAR RUJUKAN
Anonim.2007.Geografi.(online).(http://www.seputarpengetahuan.com/2007.04/
search/label/Geografi), diakses tanggal 28 September 2014
Anonim.2010.Patahan (Fault). (online). (http://poetrafic. wordpress.com
/2010/08/15/fault-patahan/), diakses tanggal 28 September 2014
Anonim.2011.Lipatan.(Online).(http://coretinta.wordpress.com/tag/lipatan/),
diakses tanggal 27 September 2014
Anonim.2012.Diastropisme.(online).(http://
ilmudanpengetahuangratis.blogspot.com/2012/11/diastropisme.html),
diakses tanggal 8 Oktober 2014
Anggita.2014.Tektonisme.(Online).(http://anggita698.blogspot.com/2014/02/
tektonisme.html), diakses tanggal 8 Oktober 2014
Birtaria, Ilham.2013. Diastropisme-Tektonisme. (online). (http://ilhambirtaria.
blogspot.com/2013/10/diastropisme-tektonisme. html), diakses tanggal
27 September 2014
Buranda, JP.1990.Geologi Umum.Malang. Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Malang
Fahmi, Ali.2008.Geologi Struktur. (online). (http://alifahmi.wordpress.com
/2008/10/09/geologi-struktur), diakses tanggal 27 September 2014
Susilowati.2006.BBM1.Bandung
Wikipedia.2013.Diastropisme,(Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/
diastropisme), diakses tanggal 25 September 2014
10