Studi Perencanaan Embung Kembangan Kecamatan Pule ...
Transcript of Studi Perencanaan Embung Kembangan Kecamatan Pule ...
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p.368-378
© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/
*Penulis korespendensi: [email protected]
Studi Perencanaan Embung Kembangan
Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek
Provinsi Jawa Timur
Tatag Tata Mahardhika1*, Dian Sisinggih1, Heri Suprijanto1 1 Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,
Jalan MT. Haryono No. 167, Malang, 65145, INDONESIA
*Korespondensi Email: [email protected]
Abstract: Kembangan Village in Pule District is a part of Trenggalek
Region which have water resources issues including irigation issue and raw
water supply issue. This problem happens because the lack of water
resources infrastructures. Based on this two issues to it was so importan to
design small dams which is placed on Kembangan Village solve the
problem. Based on the data and literature, it was recommended to design
the small dam by random soil type with vertical core zone. The body of
small dam height planned to be design by 13 m (+552 for the elevation),
the width was designed by 6 m, the slope of hillside was 1 : 3 for the
upstream and 1 : 2.5 for the downstream. Kembangan smalldam using
overflow spillway which is equipped with weir typed ogee, transition
channel, sloping apron, and stilling basin. The spillway planned to be
design by 8 m width with weir height by 2 m. Kembangan small damn have
a potential reservoir capacity for 38219.40 m3 to fullfill the irigation and
water supply. It was important to analyzing the stability of small dam for
the landslide and seepage factors.
Keywords: Small Dam, Random Soil, Spillway
Abstrak: Desa Kembangan Kecamatan Pule merupakan salah satu wilayah
di Kabupaten Trenggalek yang memiliki masalah ketersediaan air dalam
pemenuhan kebutuhan air baku dan air irigasi. Hal ini disebabkan karena
kurangnya sarana penyediaan kebutuhan air. Hal iniliah yang menjadi
dasar perencanaan embung kembangan yang diharapkan mampu menjadi
solusi permasalahan tersebut. Berdasarkan informasi data studi, embung
kembangan direncanakan menggunakan tipe embung urugan tanah
majemuk dengan zonal inti tegak. Tubuh embung kembangan
direncanakan memiliki tinggi 13 m dengan elevasi puncak embung +552
dan lebar puncak embung 6 m, sedangkan kemiringan lereng embung
adalah 1 : 3 untuk hulu dan 1 : 2.5 untuk hilir embung. Pada embung
kembangan direncanakan menggunakan tipe pelimpah overflow dengan
dilengkapi mercu ogee, saluran transisi, peluncur, dan peredam energi.
Pelimpah embung kembangan direncanakan memiliki lebar 8 m dengan
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
369
ketinggian mercu 2 m. Embung kembangan memiliki kapasitas tampungan
sebesar efektif sebesar 38219.40 m3 yang berfungsi untuk menampung
kebutuhan air irigasi dan air baku. Dalam perencanaan embung kembangan
dilakukan juga analisis perhitungan stabilitas tubuh embung terhadap
kelongsoran dan terhadap rembesan, kemudian dari perhitungan tersebut
didapatkan angka keamanan yang sesuai dengan persyaratan sesuai dengan
pedoman yang berlaku.
Kata kunci: Embung, Urugan Majemuk, Pelimpah
1. Pendahuluan
Desa Kembangan Kecamatan Pule merupakan salah satu wilayah di Kabupaten
Trenggalek yang memiliki masalah penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Terdapat dua permasalahan pemenuhan kebutuhan air yang ada di Desa
Kembangan yakni pemenuhan kebutuhan air untuk irigasi dan kebutuhan air baku.
Kuantitas air yang melimpah pada desa kembangan tidak mampu melayani kebutuhan yang
ada secara optimal dikarenakan belum adanya sarana penyediaan pemenuhan kebutuhan
air yang berupa bangunan teknis.
Menimbang potensi, permasalahan dan karakteristik yang ada di wilayah Desa
Kembangan perlu dibangun infrastruktur penyediaan kebutuhan air untuk irigasi dan air
baku. Dalam hal ini maka direncanakan bangunan Embung Kembangan menampung
kebutuhan air yang ada di Desa Kembangan.
2. Bahan dan Metode
2.1 Bahan
Dalam studi perencanaan Embung Kembangan diperlukan adanya data penunjang
yang digunakan untuk melakukan analisis perhitungan dan perencanaan desain. Data
tersebut merupakan data sekunder yang didapatkan dari dokumen konsultan perencana.
Data-data yang diperlukan berupa data topografi, data hidroklimatologi, data geologi, data
kependudukan, peta zonasi gempa dan data mekanika tanah.
2.2. Metode
Setelah mendapatkan data yang lengkap maka dilakukan analisis perhitungan dan
perencanaan desain embung sesuai dengan pedoman yang berlaku. Analisis perhitungan
yang dilakukan antara lain analisis hidrologi, analisis kebutuhan air untuk irigasi dan air
baku, analisis kapasitas tampungan embung, analisis neraca air, analisis hidrolika dimensi
saluran pelimpah dan dimensi tubuh embung, serta analisis stabilitas tubuh embung untuk
mengetahui kekuatan bangunan terhadap gaya yang bekerja pada bangunan.
2.2.1. Analisis Curah Hujan Rancangan
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
370
Dalam analisis curah hujan rancangan dilakukan perhitungan dan pengolahan data
hidrologi menggunakan distribusi frekuensi untuk mendapatkan curah hujan rancangan
dengan kala ulang teretentu. Rumus perhitungan yang digunakan adalah : [1]
Log XT = Log 𝑋̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅ + 𝐾𝑇 . 𝑆log 𝑋 Pers. 1
Dengan
Log XT = Log Curah Hujan Rancangan
Log 𝑋̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅ = Nilai rerata Log X
KT = Koefisien faktor frekuensi berdasarkan periode T
𝑆log 𝑋 = Simpangan Baku
Dari perhitungan curah hujan rancangan kemudian dilakukan uji kesesuaian
distribusi untuk mengetahui distribusi frekuensi yang tepat.
2.2.2. Analisis Curah Hujan Jam – Jaman
Analisis curah hujan jam – jaman dihitung menggunakan metode PSA – 007. Untuk
embung dilakukan optimasi durasi hujan 6 – 24 jam, misal 6, 9, 12, 15 jam. [2]
2.2.3. Analisis Debit Banjir Rancangan
Analisis debit banjir rancangan dihitung menggunakan hidrograf satuan sintetik sesuai
dengan pedoman yang berlaku dari beberapa metode yakni sebagai berikut.
1. Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
Berikut adalah rumus hidrograf satuan sintetik Nakayasu : [3]
Qp = 𝐴.Ro
3.6 (0.3 𝑇𝑝+𝑇0.3) Pers. 2
dengan
Qp = Debit pada jam puncak (m3/dt/mm)
A = Luas daerah aliran sungai (km2)
Ro = Curah hujan satuan (mm)
Tp = Tenggang waktu periode hujan dari permulaan sampai puncak waktu banjir (jam)
T0.3 = Waktu yang dibutuhkan pada penurunan debit puncak hingga ke debit dengan
nilai sebesar 30% dari debit puncak (jam)
2. Hidrograf Satuan Sintetik Snyder
Berikut adalah rumus hidrograf satuan sintetik Snyder : [4]
Qp = 0.278 CPA
tp Pers. 3
dengan :
Qp = Debit pada jam puncak (m3/dt/mm)
Cp = Koefisien berdasarkan pada karakteristik DAS, dengan variasi nilai antara 0.15
sampai dengan 0.19
A = Luas daerah aliran sungai (km2)
tp = Waktu periode yang dihitung dari titik berat durasi hujan efektif tD ke puncak
hidrograf (jam)
3. Hidrograf Satuan Sintetik ITB 1 dan ITB 2
Berikut adalah rumus hidrograf satuan sintetik ITB 1 dan ITB 2 : [5]
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
371
𝑄𝑝 =R
3.6 TP .
Adas
Ahss Pers. 4
dengan
Qp = Debit pada jam puncak (m3/s)
R = Curah hujan satuan (1 mm)
Tp = waktu atau periode yang diperlukan untuk mencapai puncak (jam)
ADAS = Luas daerah aliran sungai (km2)
AHSS = Luas kurva hidrograf satuan tak berdimensi
2.2.4. Analisis Debit Andalan
Analisis debit andalan dilakukan untuk menghitung debit ketersediaan air dengan
probabilitas 80% untuk kebutuhan air irigasi dan 90% untuk kebutuhan air baku
menggunakan metode FJ MOCK kemudian dipilih menggunakan metode Weibull dengan
distribusi probabilitas log pearson III. [6]
2.2.5. Analisis Tampungan Embung
Analisis tampungan embung dihitung dengan membandingkan lengkung kapasitas
(daya tampung topografi), volume ketersediaan air, dan volume tampungan yang
dibutuhkan. Dari analisis perhitungan ini lalu dipilih dengan nilai yang paling kecil sebagai
penentuan tampungan desain.
2.2.6. Analisis Penentuan Tampungan Mati
Analisis penentuan tampungan mati (Dead Storage) didesain untuk menampung
masuknya sedimen ke dalam embung dengan tinggi 1 m. [7]
2.2.7. Analisis Neraca Air
Analisis perhitungan neraca air dilakukan untuk mengetahui debit ketersediaan air.
Analisis ini dihitung menggunakan metode simulasi waduk dengan debit inflow keandalan
80% untuk irigasi dan 90% untuk air baku. Lalu disimulasikan terhadap perhitungan
outflow dengan mempertimbakan faktor kebutuhan air, penguapan dan jumlah resapan.
2.2.8. Desain Bangunan Pelimpah Embung
Dalam studi perencanaan embung kembangan direncanakan bangunan pelengkap
berupa pelimpah yang bertipe overflow dengan posisi di samping tubuh embung dengan
komponen pelimpah berupa tubuh mercu dengan tipe Ogee I, Saluran Transisi, Saluran
Peluncur, peredam energi, dan saluran pelepas atau escape channel. [8]
2.2.9. Desain Tubuh Embung Kembangan
Dalam studi perencanaan embung kembangan direncanakan dengan tipe embung
urugan tanah majemuk dengan zona inti tegak. Pada perencanaan tubuh embung material
zona inti material lempung, zona filter menggunakan material pasir, dan zona transisi
menggunakan material tanah random. Dalam perhitungan dimensi tubuh embung
direncanakan ketinggian, lebar puncak dan kemiringan tubuh embung.
2.2.10. Analisis Stabilitas Tubuh Embung
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
372
Analisis stabilitas tubuh embung dihitungu dengan faktor kelongsoran dan faktor nilai
rembesan. Stabilitas yang dihitung harus mampu menahan gaya kondisi banjir, muka air
normal, dan pasca konstruksi disertai pada kondisi gempa dan tanpa gempa.
1. Stabilitas Tubuh Embung Terhadap Rembesan
Analisis stabilitas tubuh embung terhadap rembesan dihitung dengan metode
Cassagrande dimana debit rembesan dikontrol agar tidak melebihi 1% dari nilai baseflow
dengan rumus sebagai berikut. [9]
Qf = 𝐾 . 𝐻 . 𝐿 . 𝑁𝑓
𝑁𝑑 Pers. 5
dengan
Qf = Debit rembesan (m3/dt)
K = Koefisien nilai filtrasi (m/dt)
H = Tinggi tekan air total (m)
L = Panjang dasar embung yang didapat dari penggambaran (m)
Nf = angka pembagi garis trayektori
Nd = angka pembagi garis equipotensial
2. Stabilitas Lereng Tubuh Embung
Analisis stabilitas lereng tubuh embung dihitung dengan metode Fellenius. Rumus
perhitungan stabilitas lereng tubuh embung adalah sebagai berikut. [10]
Kondisi Gempa
𝑆𝐹 = ∑((𝐶.𝐼)+(𝑁−𝑈−𝑁𝑒) tan 𝛼)
∑(𝑇+𝑇𝑒) Pers. 6
Kondisi Tanpa Gempa
𝑆𝐹 = ∑((𝐶.𝐼)+(𝑁−𝑈) tan 𝛼)
∑ 𝑇 Pers. 7
dengan
SF = Faktor angka keamanan.
N = Gaya beban komponen vertical (ton/m)
T = Gaya beban komponen horizontal (ton/m)
U = Gaya tekanan air pori (ton/m)
e = Nilai koefisien gempa dari peta sebaran gempa
C = Nilai kohesi (ton/m2)
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Analisis Curah Hujan Rancangan
Analisis curah hujan rancangan dihitung menggunakan data curah hujan harian
maksimum dengan metode distribusi frekuensi yang kemudian diuji menggunakan
distribusi uji chi-square dan uji smirnov kolmogorof dan dipilih distribusi log normal,
dengan hasil perhitungan pada tabel berikut.
Tabel 1. Analisis Curah Hujan Rancangan Periode ulang T Hujan Rancangan (mm)
(tahun) Gumbel Normal Log Normal Log Pearson III
5 146.043 143.313 141.922 142.405
10 170.556 158.588 162.894 161.588
20 194.070 171.086 182.339 176.221
25 201.529 173.459 186.284 184.028
Lanjutan Tabel 1. Analisis Curah Hujan Rancangan
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
373
Periode ulang T Hujan Rancangan (mm)
(tahun) Gumbel (tahun) Gumbel (tahun)
50 224.506 185.321 207.326 199.634
100 247.314 195.041 226.332 214.385
200 270.039 203.721 244.768 228.552
500 300.019 214.136 268.884 239.748
1000 322.678 221.427 287.166 259.641
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020
Tabel 2. Analisis Penentuan Distribusi Dengan Uji Chi-Square Dan Smirnov Kolmogorof
Jenis Distribusi X2hitung Δpmax
Uji Chi Square Uji Smirnov Kolmogorof
α = 1% α = 5% α = 1% α = 5%
X2cr = 9.21 X2
cr = 5.991 Δpkritis = 0.36 Δpkritis = 0.29
Gumbel 2.500 0.196 diterima diterima diterima diterima
Normal 0.500 0.168 diterima diterima diterima diterima
Log Normal 0.500 0.094 diterima diterima diterima diterima
Log Pearson 2.000 0.082 diterima diterima diterima diterima
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020
3.2. Analisis Curah Hujan Jam-Jaman
Analisis curah hujan dihitung menggunakan metode PSA 007 dengan hasil
perhitungan yang tersaji pada tabel berikut.
Tabel 3. Analisis Curah Hujan Jam – Jaman Metode PSA 007
No Jam Ke Kala Ulang
5 10 20 25 50 100 200 500 1000 PMP
1 1.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
2 2.0 11.3 12.0 12.2 12.3 13.0 13.3 13.4 13.8 14.3 16.0
3 3.0 70.0 68.0 67.3 67.0 65.0 64.0 63.7 62.7 61.0 56.0
4 4.0 6.7 8.0 8.4 8.7 10.0 10.7 10.9 11.6 12.7 16.0
5 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
6 6.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020
3.3. Analisis Debit Banjir Rancangan
Analisis debit banjir rancangan dihitung menggunakan 4 metode Hidrograf Satuan
Sintetik, kemudian ditentukan debit banjir rancangan terpilih menggunakan penggambaran
angka Creager dimana debit banjir yang terpilih adalah menggunakan metode HSS ITB 2.
Tabel 4. Debit Banjir Rancangan
METODE Kala Ulang Banjir Rancangan
5th 10th 20th 25th 50th 100th 200th 500th 1000th PMF
Nakayasu 23.36 26.26 29.18 29.71 32.37 34.95 37.66 40.91 42.88 108.39 Snyder 5.41 6.19 6.92 7.073 7.84 8.55 9.24 10.13 10.79 28.65
ITB 1 10.78 12.35 13.81 14.10 15.67 17.09 18.48 20.28 21.62 57.65
ITB 2 11.48 13.13 14.68 14.99 16.64 18.13 19.59 21.49 22.89 29.65
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020
3.4. Analisis Debit Andalan
Hasil analisis perhitungan debit metode andalan metode F.J.Mock disajikan dalam
gambar 1. Sedangkan ketersediaan air selama setahun ditentukan berdasarkan debit andalan
90% dan 80% dengan menggunakan metode Weibull.
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
374
Gambar 1. Grafik debit andalan tahun 1995 - 2014
Sumber : Analisis Perhitungan, 2020
3.5. Analisis Tampungan Embung
Tampungan embung yang diperlukan pada studi perencanaan embung kembangan dari
analisis perhitungan yang dilakukan adalah sebesar 38219.4 m3
Gambar 2. Kurva Lengkung Kapasitas Tampungan Embung Kembangan
Sumber : Hasil Penggambaran, 2020
3.6. Analisis Penentuan Tampungan Mati
Analisis penentuan tampungan mati (Dead Storage) didesain untuk menampung
masuknya sedimen ke dalam embung dengan tinggi 1 m. Tampungan Mati terletak pada
Elevasi +540 = 534.8 m3, maka dalam waktu 2 tahun sekali diperlukan adanya pengerukan
sedimen agar nantinya usia guna embung lebih lama.
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
375
3.7. Analisis Neraca Air
Analisis perhitungan neraca air dilakukan menggunakan debit dengan nilai keandalan
80% dan 90% dengan simulasi tampungan yang tersaji pada gambar berikut.
Gambar 3. Grafik Simulasi Tampungan Embung Dengan Inflow Keandalan 90%
Sumber : Hasil Penggambaran, 2020
Gambar 4. Grafik Simulasi Tampungan Embung Dengan Inflow Keandalan 80%
Sumber : Hasil Penggambaran, 2020
3.8. Desain Bangunan Pelimpah Embung
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode flood routing Q50th maka lebar
pelimpah direncanakan sebesar 8 m dengan tinggi muka air banjir adalah 1.007 m serta tipe
mercu yang digunakan yaitu tipe ogee I. Dari hasil perhitungan selanjutnya direncanakan
saluran pengarah, mercu pelimpah, saluran transisi, saluran peluncur, peredam energi dan
saluran pelepas dengan dimensi panjang total 84.0724 m dan dengan penyempitan 6 m.
Berikut adalah gambar desain bangunan pelimpah.
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
376
Gambar 5. Denah dan Potongan Memanjang Saluran Pelimpah Tipe Overflow
Sumber : Hasil Penggambaran, 2020
3.9. Desain Tubuh Embung Kembangan
Berdasarkan analisis tampungan yang telah ditentukan pada sub bab sebelumnya maka
elevasi muka air normal adalah +550.00, tinggi muka air banjir dari hasil flood routing
Q50th (Hb) 1.007 m dan tinggi jagaan (Hf) 0.75 m, maka tinggi tubuh embung (Hd) adalah
13 m. Dimensi lebar puncak embung direncanakan selebar 5.465 m atau direncanakan 6 m
dengan digunakan sebagai lalu lintas. Sedangkan kemiringan tubuh embung direncanakan
1 : 3 untuk hulu dan 1 : 2.5 untuk hilir.
Gambar 6. Denah Embung Kembangan
Sumber : Hasil Penggambaran, 2020
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
377
Gambar 7. Desain Tubuh Embung Kembangan
Sumber : Hasil Penggambaran, 2020
3.10. Analisis Stabilitas Tubuh Embung
Analisis stabilitas tubuh embung dihitung dengan mempertimbangkan faktor
kelongsoran dan faktor nilai rembesan. Stabilitas tubuh embung yang dihitung harus
mampu menahan gaya yang bekerja pada kondisi banjir, muka air normal, dan pasca
konstruksi disertai pada kondisi gempa dan tanpa gempa.
1. Stabilitas Tubuh Embung Terhadap Rembesan
Analisisperhitungan stabilitas embung terhadap rembesan dihitung besarnya debit
rembesan baik kondisi muka air normal (NWL) maupun muka air banjir (FWL) tidak
melebihi 1 % dari baseflow sungai. Hasil penggambaran jaringan trayektori aliran filtrasi
kedua kondisi tersebut, maka didapat :
QfNWL = 2.10 x 10-6 m3/dt
QfFWL = 2.20 x 10-6 m3/dt
Kemudian dikontrol dengan 1% debit baseflow sungai sebesar 0.0137 m3/dt, maka
debit air rembesan yang mengalir pada tubuh embung masih aman.
2. Stabilitas Lereng Tubuh Embung
Analisis stabilitas lereng tubuh embung dihitung terhadap bahaya kelongsoran
dihitung dengan metode Fellenius dengan hasil perhitungan sebagai berikut.
Tabel 5.
Rekapitulasi Stabilitas Lereng Terhadap Longsor Zona Hulu Embung
Kondisi Normal Gempa
FKHitung FKMinimum Ket FKHitung FKMinimum Ket
Setelah Konstruksi 1.933 1.250 Aman 1.311 1.100 Aman Muka Air Normal 3.614 1.500 Aman 1.894 1.100 Aman
Muka Air Banjir 4.261 1.500 Aman 2.045 1.100 Aman
Rapid Drawdown 1.931 1.200 Aman 1.296 1.100 Aman
Zona Hilir Embung
Kondisi Normal Gempa
FKHitung FKMinimum Ket FKHitung FKMinimum Ket
Setelah Konstruksi 1.685 1.250 Aman 1.188 1.100 Aman Muka Air Normal 1.669 1.500 Aman 1.177 1.100 Aman
Muka Air Banjir 1.705 1.500 Aman 1.204 1.100 Aman
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020
Mahardhika, T. T. et al, Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 368-378
378
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa desain
dimensi konstruksi Embung Kembangan secara teknis dengan :
▪ Tinggi embung = 13.00 m
▪ Elevasi crest embung = + 552.00 m dpl
▪ Lebar puncak embung = 6.00 m
▪ Kemiringan hulu = 1 : 3
▪ Kemiringan hilir = 1 : 2.5
▪ Lebar pelimpah = 8.00 m
▪ Lebar penyempitan pelimpah = 6.00 m
▪ Panjang Pelimpah = 84.0724 m
Desain Embung yang direncanakan mampu melayani kebutuhan air baku sebesar
78012 m3 untuk melayani 2560 penduduk dan kebutuhan air irigasi sebesar 200441 m3
untuk melayani 20 Ha lahan pertanian dengan volume tampungan efektif adalah sebesar
38219.40 m3. Hasil analisis stabilitas tubuh Embung Kembangan aman baik terhadap
rembesan maupun terhadap longsor bagian lereng hulu maupun hilirnya.
Ucapan Terima kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua dosen pembimbing dan penguji yang
telah berkontribusi besar dalam kegiatan pembimbingan skripsi serta kepada pihak
pimpinan kelembagaan jurusan teknik pengairan Universitas Brawijaya.
Daftar Pustaka
[1] Soewarno, 1995. Hidrologi : Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa [Jilid 1].
Bandung : Penerbit Nova.
[2] Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Pengairan. 1999. Panduan
Perencanaan Bendungan Urugan Vol. II Analisis Hidrologi. Jakarta
[3] Montarcih, Lily. 2010. Hidrologi Teknik Terapan. Malang : CV Asrori.
[4] Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya : Usaha Nasional.
[5] Natakusumah D.K. Natakusumah. 2011. Prosedure Umum Perhitungan Hidrograf
Satuan Sintetis (HSS) dan Contoh Penerapannya Dalam Pengembangan HSS ITB-
1 dan HSS ITB-2. Jurnal Teknik Sipil ITB Vol. 18. Bandung
[6] Badan Standardisasi Nasional. 2015. SNI 6738:2015 tentang Perhitungan Debit
Andalan Sungai dengan Kurva Durasi Debit. Jakarta : BSN.
[7] Kasiro, Ibnu, dkk. 1994. Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil untuk
Daerah Semi Kering di Indonesia. Jakarta : PT. Mediatama Saptakarya
[8] Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Pengairan. 1999. Panduan
Perencanaan Bendungan Urugan Vol. IV Desain Bangunan Pelengkap. Jakarta
[9] Sosrodarsono, Suyono. 1977. Bendungan Type Urugan. Jakarta : Pradnya Paramita
[10] Masrevaniah, Anik. 2012. Konstruksi Bendungan Urugan (Volume 1). Malang :
CV Asrori.