STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

25
65Universitas Indonesia STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI NEGARA INDONESIA DENGAN NEGARA AUSTRALIA, DAN INGGRIS. Sheila Mirah Tiara Wenny Setiawati Program Studi Ilmu Hukum, Kekhususan Hukum tentang Hubungan Negara dan Masyarakat, Fakultas Hukum Universitas Indonesia Abstrak Skripsi ini membahas mengenai Pengaturan tentang Corporate Social Responsibility di Negara Indonesia, Australia, dan Inggris. Mencoba menelaah Corporate Social Responsibility di setiap negara Indonesia, Australia dan Inggris dari segi Regulasi yang mengatur, aparat yang melaksanakan, efektifitas dari peraturan tersebut, panduan pelaksana atas peraturan yang telah dibuat, peran masyarakat dalam pelaksanaan peraturan tersebut, serta yang terakhir sanksi yang diberikan bila para pelaku usaha tidak melaksanakan Corporate Social Responsibility. Atas hasil penelitian ini terdapat kesimpulan yang dapat diambil yaitu setelah menjabarkan dari masing-masing Negara, apakah peraturan yang telah di terapkan di Negara Australia dan Inggris dapat di terapkan di Indonesia. Ini bertujuan agar Indonesia dapat lebih baik lagi dalam menerapkan Corporate Social Responsibility di Indonesia, karena ini sangat penting bagi Negara Indonesia. Dan apakah penerapan nya efektif bagi Negara Indonesia, dengan melihat peraturan yang terdapat di Australia dan Inggris, Negara Indonesia dapat mencontoh hal-hal yang sudah berjalan dengan efektif di ke dua Negara tersebut, dengan mencocokan sistem yang di anut di Negara di Indonesia. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, Tanggung Jawab Perusahaan. Abstract This thesis discusses about regulations on Corporate Social Responsibility in Indonesia, Australia and United Kingdom. The discusses focused on some problems, such as the regulations, the officials who have duty to carrying out, the effectiveness of the regulations, the implementation guide, the role of the community and the sanction if Corporate Social Responsibility the businesses do not implemented. This study focused on comparative study method. The data retrieval methods focus on the study of literature. The results concluded that Australia and United Kingdom have better Corporate Social Responsibility system, either the regulations and the implementations. Indonesia can use the Australia and United Kingdom Corporate Social Responsibility system as the pattern for a better Corporate Social Responsibility system. Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Transcript of STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

Page 1: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

  65Universitas Indonesia  

STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI NEGARA INDONESIA DENGAN

NEGARA AUSTRALIA, DAN INGGRIS.

Sheila Mirah Tiara

Wenny Setiawati

Program Studi Ilmu Hukum, Kekhususan Hukum tentang Hubungan Negara dan

Masyarakat, Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Abstrak

Skripsi ini membahas mengenai Pengaturan tentang Corporate Social Responsibility di Negara Indonesia, Australia, dan Inggris. Mencoba menelaah Corporate Social Responsibility di setiap negara Indonesia, Australia dan Inggris dari segi Regulasi yang mengatur, aparat yang melaksanakan, efektifitas dari peraturan tersebut, panduan pelaksana atas peraturan yang telah dibuat, peran masyarakat dalam pelaksanaan peraturan tersebut, serta yang terakhir sanksi yang diberikan bila para pelaku usaha tidak melaksanakan Corporate Social Responsibility. Atas hasil penelitian ini terdapat kesimpulan yang dapat diambil yaitu setelah menjabarkan dari masing-masing Negara, apakah peraturan yang telah di terapkan di Negara Australia dan Inggris dapat di terapkan di Indonesia. Ini bertujuan agar Indonesia dapat lebih baik lagi dalam menerapkan Corporate Social Responsibility di Indonesia, karena ini sangat penting bagi Negara Indonesia. Dan apakah penerapan nya efektif bagi Negara Indonesia, dengan melihat peraturan yang terdapat di Australia dan Inggris, Negara Indonesia dapat mencontoh hal-hal yang sudah berjalan dengan efektif di ke dua Negara tersebut, dengan mencocokan sistem yang di anut di Negara di Indonesia. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, Tanggung Jawab Perusahaan.

Abstract

This thesis discusses about regulations on Corporate Social Responsibility in Indonesia, Australia and United Kingdom. The discusses focused on some problems, such as the regulations, the officials who have duty to carrying out, the effectiveness of the regulations, the implementation guide, the role of the community and the sanction if Corporate Social Responsibility the businesses do not implemented. This study focused on comparative study method. The data retrieval methods focus on the study of literature. The results concluded that Australia and United Kingdom have better Corporate Social Responsibility system, either the regulations and the implementations. Indonesia can use the Australia and United Kingdom Corporate Social Responsibility system as the pattern for a better Corporate Social Responsibility system.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 2: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Keywords: Corporate Social Responsibility, Company Responsibility PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bisnis yang baik (good business) bukan saja bisnis yang menghasilkan

keuntungan. Namun bisnis yang baik adalah bisnis yang tumbuh secara moral.

Justru harus lebih ditekankan, arti moralnya merupakan salah satu arti terpenting

bagi kata “baik”. Perilaku yang baik-juga dalam konteks bisnis-merupakan

perilaku yang sesuai dengan norma-norma moral, sedangkan perilaku yang buruk

bertentangan atau menyimpang dari norma-norma moral. Suatu perbuatan dapat

dinilai baik menurut arti terdalam justru kalau memenuhi standar etis itu.1 Standar

yang bersifat etis ini diberi sebutan dengan Etika Bisnis, Etika Bisnis menurut

Bertens adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan

ekonomi dan bisnis.2 Bisnis memang seharusnya dinilai dari sudut pandang moral,

sama seperti kegiatan manusia lainnya juga dinilai dari sudut pandang moral.3

Adapun arti dari Etika bisnis itu sendiri adalah merupakan tuntunan

perilaku bagi dunia usaha untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana

yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Demi

kepentingan perusahaan dalam hal melakukan investasi dan menciptakan

pertumbuhan maka perusahaan perlu memastikan bahwa manajemen bertindak

yang terbaik untuk kepentingan perusahaan. Perusahaan dapat diarahkan dan

dikontrol hingga sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan timbulnya

kerugian bagi suatu perusahaan, Kepastian seperti itu diberikan dengan adanya

sistem tata kelola perusahaan yang baik.4 Good Corporate Governance adalah

                                                                                                                         1 K.Bertens, “Pengantar Etika Bisnis” (Yogyakarta: Kanisius , 2000). Hlm.22

2 Ibid., hlm 23.

3 Keraf, “Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya” (Yogyakarta: Kanisius, 1998). Hlm.59.

4 Ibid., hlm 59.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 3: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

unsur penting didalam suatu perusahaan, pada dasarnya perusahaan memiliki

tanggung jawab dan kewajiban untuk memajukan kualitas hidup rakyat yang

tinggal di sekitar perusahaan itu berdiri, serta untuk menghormatinya dan

melindungi HAM yang diakui dalam hukum internasional dan nasional. Dalam

memenuhi unsur GCG dalam perusahaan tersebut, dikenal dengan adanya konsep

Tanggung Jawab Sosial yang dilakukan oleh perusahaan untuk masyarakat

sekitar.

Dalam pengembangan konsep Tanggung Jawab Sosial, diharapkan setiap

perusahaan tidak hanya bertanggung jawab karena adanya paksaan dan hanya

berusaha mencapai batas atau ketentuan yang diwajibkan, namun dengan sukarela

akan berbuat lebih daripada yang diwajibkan (beyond compliance). Apabila

banyak pihak, termasuk perusahaan belum memahami Tanggung Jawab Sosial

sebagai etika berbisnis, artinya yang dibutuhkan adalah fokus pada penegakan

aturan yang berlaku bagi operasional perusahaan (akuntabilitas/tanggung gugat).

Pengawasan oleh pemerintah dan unsur masyarakat madani lain akan mendorong

semakin banyak perusahaan mengikuti peraturan dan menuju dijadikannya TJS

sebagai etika berbisnis, sehingga betul-betul bertanggung jawab dan bahkan

melakukan lebih dari sekedar kewajiban.5 Satu hal yang menarik adalah bahwa

seringkali kepatuhan pada hukum dicantumkan sebagai salah satu prinsip

Tanggung Jawab Sosial. Kenyataan bahwa diperlukan penegasan seperti ini,

menunjukan bahwa banyak pihak belum bertanggung jawab, karena itu

seyogyanya semua pihak harus mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan adanya

CSR ini menjadi alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan

pembangunan berkelanjutan di Indonesia, sehingga CSR tidak disalahgunakan

sebagai marketing gimmick untuk melakukan corporate greenwash atas

pengelabuan citra perusahaan.6 Pengaturan CSR tercantum dalam Undang-undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan Undang-undang                                                                                                                          

5Godwin Limberg, Ramses Iwan, Moira Moelino, Yayan Indriatmoko, Agus Mulyana, dan Nugroho Adi Utomo, “Bukan Hanya Laba Prinsip-prinsip Bagi Peusahaan Untuk Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial” (Jakarta: SMK Grafika Desa Putera, 2009). Hlm.4.

6 W.Junardy, “CSR Bukanlah Gimmic Marketing”, Gatra ( 13 November 2006): 81.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 4: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Menurut Pasal 74 UU No.

40/2007 bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang

yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab

sosial dan lingkungan. Jika tidak dilaksanakan maka perseroan tersebut akan

dikenai sanksi sesuai dengan UU yang berlaku.7 Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk meneliti permasalahan diatas

berdasarkan sudut pandang hukum terkait Corporate Social Responsibility dan

menuangkannya dalam penulisan hukum dengan judul: “Studi Perbandingan

Peraturan Corporate Social Responsibility di Negara Indonesia dengan

Negara Australia, dan Inggris”

B. Permasalahan

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaturan CSR Di Indonesia, Australia, dan Inggris?

2. Bagaimana Model Pengaturan CSR yang Efektif Penerapannya Bagi

Indonesia, Sistem Mandatory atau Voluntary yang tepat untuk Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Pengaturan CSR di Indonesia, Australia, Inggris.

2. Untuk mengetahui Sistem Mandatory atau Voluntary yang tepat bagi

Negara Indonesia, Dengan melihat Peraturan CSR di Australia, Inggris.

TINJAUAN TEORITIS

Perusahaan atau istilah Inggrisnya enterprise terdiri dari satu atau lebih

unit-unit usaha yang disebut pabrik atau bedrijf (bahasa Belanda). Pengertian

perusahaan disini maksudnya suatu lembaga yang di organisasikan dan dijalankan

untuk menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat dengan motif atau insentif

keuntungan. Selain sebagai suatu lembaga perusahaan juga merupakan suatu

wadah yang di organisasikan, didirikan dan diterima dalam tata kehidupan

                                                                                                                         7 Ratna Artha Windari, “Pengaturan Kewajiban CSR Pada Perusahaan Perseroan Terbatas

Serta Bentuk-bentuk Kegiatannya Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007,” (Tesis Magister Universitas Udayana, Denpasar, 2012), hlm. 1.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 5: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

masyarakat. Para pengusaha harus berani menanggung resiko. Artinya, sebagai

tujuan bersama dari setiap perusahaan adalah berusaha memperoleh laba

berdasarkan rentabilitas. Oleh karena itu, dalam berupaya mencapai laba tersebut

harus berani menanggulangi risiko (artinya risiko rugi). Atas dasar itu, perusahaan

dapat memperoleh keuntungan dapat pula menderita kerugian. Hal ini tidak

berlaku dalam lembaga-lembaga lain yang operasinya ditujukan untuk

kepentingan umun dan bukan untuk memperoleh laba. Dalam ekonomi

perusahaan dibedakan antara pengertian perusahaan dan unit usaha. Unit barang-

barang yang disebut juga pabrik bertanggung jawab terhadap hasil barang-barang.

Selain itu, perusahaan lebih menitikberatkan pada semua pengelolaan usaha,

termasuk keuangan, produksi, dan pemasaran.8

Istilah perusahaan untuk pertama kalinya terdapat dalam pasal 6 Kitab

Undang-undang Hukum Dagang (Selanjutnya akan disebut sebagai KUHD) yang

mengatur mengenai penyelenggaraan pencatatan yang wajib dilakukan oleh setiap

orang yang menjalankan perusahaan, meskipun demikian, KUH Dagang tidak

memuat penafsiran otentik mengenai arti perusahaan.9 Mengenai definisi

perusahaan dapat kita temukan juga didalam undang-undang Nomor 3 Tahun

1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (UU Wajib Daftar Perusahaan). Namun

sebelum membahas pengertian perusahan menurut UU Wajib Daftar Perusahaan,

terlebih dahulu akan diuraikan pengertian perusahaan menurut para ahli hukum.

Menurut Molengraaff, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan

secara terus menerus, bertindak ke luar untuk memperoleh penghasilan, dengan

cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian

perdagangan.10 Rumusan yang dikemukakan oleh Molengraaff tersebut hanya

meliputi jenis usaha dan tidak meliputi perusahaan sebagai badan usaha.11

Sedangkan menurut Polak, suatu usaha untuk dapat dimasukkan dalam pengertian

                                                                                                                         8 Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: Grasindo, 2001), 281.

9 Chidir Ali, Badan hukum (Jakarta: Alumni, 1987) 79.

10 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002) 7.

11Ibid., 8.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 6: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

perusahaan harus mengadakan pembukuan, yaitu perhitungan mengenai laba dan

rugi.12Menurut rumusan Pasal 1 huruf (b) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982

tentang Wajib Daftar Perusahaan, dikemukakan bahwa: “Perusahaan adalah setiap

bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-

menerus yang didirikan , bekerja sertã berkedudukan dalam wilayah Negara

Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba”.

Etika merupakan penilaian terhadap baik atau buruknya bagi perilaku

manusia. Etika mencari perilaku manusia yang manakah yang baik, artinya etika

merupakan suatu penilaian terhadap perilaku yang paling baik dilakukan manusia.

Penilaian ini bersifat sebuah keharusan, hal ini berbeda dengan moral yang tidak

merupakan sebuah keharusan. Moral hanya merupakan penilaian yang hanya

terbatas pada pengetahuan yang dihasilkan dari tenaga manusianya. Bisnis adalah

kegiatan manusia dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menghasilkan dan

mendistribusikan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan dan keinginan

masyarakat.13 Bisnis adalah kegitan dalm mencari kentungan. Bisnis menitik

beratkan suatu kegitan yang menghasilkan sesuatu yang bernilai secara ekonomis.

Etika bisnis merupakan salah satu dari bagian dari prinsip etika yang diterapkan

dalam dunia bisnis.14 Etika bisnis merupakan suatu aplikasi dalam mempelajari

kebijakan pelaku bisnis dalam kegiatan bisnis yang dilakukan pelaku bisnis. Atau

dengan kata lain etika bisnis adalah kegiatan pelaku bisnis. Pelaku bisnis

mencakup karyawan, konsumen dan masyarakat sekitar tempat bisnis tersebut

beroperasi. Dalam kerangka konsep etika bisns terdapat pengertian tentang etika

perusahaan, etika kerja, dan etika perorangan yang menyangkut hubungan-

hubungan sosial antara perusahaan, karyawan, dan lingkungannya.15Etika bisnis

                                                                                                                         12 Chidir Ali, Op.Cit., 105.

13 Erni R. Ernawan, Op. Cit, hlm. 7.

14 A.B Susanto, Reputation-Driven Corporate Social Responsibility, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009, hlm. 10

15Ibid, hlm 11.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 7: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

pada hakikatnya merupakan kajian moralitas atau kesadaran moral yang berfokus

pada penerapan standar-standar moral dalam usaha bisnis.16

Sejarah keberadaan Corporate Social Responsibility (CSR) sebenarnya

telah ada sejalan dengan perkembangan aktivitas bisnis (perdagangan) itu sendiri,

meskipun pada saat itu tidak terdapat konsep baku mengenai hal tersebut.

Pemikiran mengenai konsep CSR kuno telah dicetuskan ketika zaman Raja

Hammurabi, dalam Kode Hammurabi sekitar tahun 1700 Sebelum Masehi, telah

memberlakukan sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam menjaga

kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya. Pada zaman

itu setiap pengusaha ditekankan untuk menanggung suatu tanggung jawab sosial,

tidak hanya karena adanya ketentuan hukum, namun karena kesadaran moral.17

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dimana dalam

penulisan ini pengolahan data pada pokoknya merupakan kegiatan untuk

mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis yang mengacu

kepada norma hukum yang terdapat dalam peraturan-peraturan perundang-

undangan yang ada.18 Penelitian ini menekankan kepada Penelitian merupakan

suatu kegiatan ilmiah yaitu usaha untuk menganalisa serta mengadakan konstruksi

secara metodologis, sistematis dan konsisten.19 Metode penelitian merupakan

persyaratan yang penting untuk menjawab permasalahan yang timbul dari latar

belakang masalah yang berfungsi untuk mengarahkan penelitian.20 Penulisan

                                                                                                                         16 Manuel G. Velasquez, diterjemahkan oleh Ana Purwaningsih, Kurnianto, dan Totok

Budi Santoso, Op. Cit, hlm. 9-11

17 J.J. Asongu, Strategic Corporate Social Responsibility in Practice, (Greenview Publishing Company, 2007), hal 29

18 Sri Mamudji et. al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum (Depok: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hlm. 68.

19 Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI-Press, 1986), hlm.3.

20Ibid., hlm.13.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 8: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

penelitian ini memerlukan serangkaian kegiatan guna memperoleh jawaban atas

pokok permasalahan yang timbul.

PEMBAHASAN

A. Bagaimana Pengaturan CSR Di Indonesia, Australia, dan Inggris

1. Regulasi Corporate Social Responsibility

Indonesia

a. UU Dasar 1945;

b. UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas;

c. UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

d. UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Tindak Pidana Korupsi;

e. UU No. 19 Tahun 2003 Badan Usaha Milik Negara;

f. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;

g. UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

h. UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

i. UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Australia

a. Corporation Act 2001;

b. Australian Stock Exchange (AXS);

c. The Minerals Council of Australia (MCA) Prinsiples;

d. Triple Bottom Line Reporting in Australia: A Guide to Reporting against

Enviromental Indicator;

e. The prime Minister’s Business Community Partnership.

Inggris

a. Charities Act 2006

b. 2000 Amandement to the Pensions Act

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 9: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

2. Aparat Pelaksana Corporate Social Responsibility

Indonesia

Dalam setiap melaksanakan usahanya, perusahaan umumnya

menghasilkan eksternalitas, baik yang bersifat negatif maupun positif.21

Perusahaan sendiri tidak memiliki insentif untuk mengurangi dampak

eksternalitas negatif, karena perusahaan yang menganggung biaya untuk

mengurangi dampak tersebut seperti memasang alat penyaring udara kotor

untuk mengurangi adanya polusi udara, kemudian manfaat yang dihasilkan

menjadikan udara yang lebih bersih dilingkungan pabrik, yang kemudian

dirasakan pula oleh pihak lain yaitu masyarakat sekitar pabrik dan bukan

perusahaan tersebut. Peran pemerintah dalam hal pelaksanaan CSR adalah

dengan membuat aturan yang mendorong atau mewajibkan perusahaan untuk

mengurangi dampak eksternalitas yang negatif tersebut, seperti membuat

aturan baku standar kualitas udara disekitar pabrik atau dengan membebankan

pajak ke perusahaan sebesar pengaruh eksternalitas, dan dari penerimaan

pajak tersebut pemerintah menggunakannya untuk mengurangi polusi di

daerah tersebut.22

Australia

Aparat pelaksana yang melaksanakan Corporate Social Responsibility

di Australia adalah Pemerintahan Australia, kebijakan Perdana Menteri

mengenai insiatif CSR di Australia, tentang Kerjasama Bisnis Dengan

Masyarakat. Kebijakan ini dimulai pada tahun 1988 yang dikenal dengan

(Meja Bundar Perusahaan) kerjasama ini Kerjasama ini merupakan bentuk

suatu kelompok masyarakat Australia yang terkemuka atau pengusaha-

pengusaha yang berasal dari sektor masyarakat dan bisnis. Kemudian mereka                                                                                                                          

21 Eksternalitas yang bersifat positif misalnya adalah pembangunan jalan oleh perusahaan disekitar pabrik, yang juga memberikan manfaat bagi masyarakat yang tinggal disekitar lingkungan pabrik. Eksternalitas yang bersifat negatif misalnya adalah polusi berupa pencemaran udara atau sungai dari proses produksi di sekitar lingkungan pabrik.

22 Sidharta Gautama, “Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia” http://www.csrindonesia.com/data/articlesother/20071121152745-a.pdf, diunduh 21 May 2013.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 10: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

diberi tugas untuk mengembangkan kerjasama bisnis dengan masyarakat, hal

ini dimaksudkan untuk menangkis isu yang berkaitan bahwa perusahaan

hanya bersifat filantropis.23

Inggris

Pemerintah menggunakan kriteria performa ekonomi untuk

menentukan apakah performa ekonomi perusahaan dapat ditingkatkan dengan

memperluas lingkup kelompok yang memperhatikan kepentingan direksi

dalampengambilan keputusan. Pemerintah, dengan demikian, melihat

selubung ekonomis dengan bertolak dari focus terhadap pemegang saham

eksklusif dengan kunci dari pemilik modal itu sendiri, seperti karyawan,

penyuplai dan masyarakat setempat.

3. Panduan Pelaksana Corporate Social Responsibility

Indonesia

Hal yang menarik dari UU ini adalah diwajibkannya semua

perseroan untuk melaporkan pelaksanan CSR di laporan tahunan, adanya

pelaporan tersebut adalah merupakan pencerminan dari perlunya

akuntabilitas perseroan atas pelaksaan kegiatan CSR, sehingga para

stakholders dapat menilai pelaksanaan kegiatas tersebut. Dengan adanya

transparasi dan akuntabilitas, tujuan akhir yang diharapkan adalah bahwa

perseroan dengan kesadaran sendiri akan melaksanakan kegiatasn CSR.

Laporan CSR juga harus menggambarkan pelaksanaan CSR yang

sesungguhnya terjadi, dengan ini laporan CSR berguna dan dapat

diandalkan oleh para stakeholders dalam mengevaluasi kinerja CSR

perusahaan tersebut. Untuk memastikan laopran CSR sesuai dan dapat

dijadikan pedomanmaka diperlukan standart laporan dan pengungkapan

CSR yang dapat dijadikan acuan dalam pembentukan laporan CSR.

                                                                                                                         23Ibid., hlm. 86.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 11: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Australia

Panduan Pelaksanaan Corporate Social Responsibility di Australia

yaitu semua bidang perusahaan yang melaksanakan CSR. Terdapat dalam

peraturan mengenai perusahaan di Australia (Corporation Act 2001)

khusus section 1013 DA bahwa Undang-undang memaksakan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban pemberian pensiun, asuransi jiwa serta

pengaturan dana untuk memperlihatkan tingkat seberapa mereka

memperhatikan lingkungan, sosial dan tenaga kerja dan standar Etika

didalam memutuskan investasi.

Inggris

Dalam lingkungan politik, badan perindustrian seperti Business in

the Community (BitC, UK) berusaha keras untuk meningkatkan kesadaran

para anggotanya akan dampak perusahaan terhadap masyarakat lokal.

Sepanjang tahun lalu, BitC telah menjalankan dua inisiatif untuk

membantu para anggota meningkatkan performa sosialnya tersebut. Kedua

inisiatif ini meliputi indeks pertanggungjawaban perusahaan dan inisiatif

laporan dampak kegiatan perusahaan. Indeks pertanggungjawaban

perusahaan merupakan suatu proses sistematik yang mampu mengadakan

perbandingan performa dan proses manajemen satu perusahaan dengan

lainnya. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan tersebut bisa

meningkatkan performa mereka dalam persaingan usahanya. Sedangkan,

laporan dampak kegiatan perusahaan adalah suatu kerangka bagi

perusahaan untuk mengukur dan melaporkan pertanggungjawaban praktik

bisnis mereka terhadap pasar, lingkungan, tempat kerja, masyarakat dan

hak asasi manusia. Kedua inisiatif ini dihimbau untuk dilaksanakan secara

sukarela.24

                                                                                                                         24Ibid., hlm. 2.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 12: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

4. Peran Masyarakat Corporate Social Responsibility

Indonesia

Pelaksanaan CSR di Indonesia membutuhkan adanya peran

masyarakat Indonesia, kesadaran masyarakat untuk mendorong dan

menekan perusahaan agar perusahaan tersebut melaksanakan CSR dan

melaporkan secara berkala hasil laporan CSR dari setiap perusahaan. Jika

masyarakat secara bersama memberikan penaliti kepada perusahaan yan

tidak melaksanakan CSR ataupun tidak memberikan laporan CSR

sehingga dapat mengurangi labanya, maka perusahaan dapat termotivasi

dengan adanya penaliti yang diberikan masyarakat ini.

Ausralia

Seperti yang telah dijelaskan oleh penulis pada bagian aparat

pelaksanaan CSR di Australia, bahwa Peran masyarakat dalam

pelaksanaan Corporate Social Responsibility di Australia adalah dengan

ikutnya sektor masyarakat berpartisipasi dengan menjalin kerjasama bisnis

dengan pemerintah pusat. Sehingga masyarakat juga dilibatkan dalam hal

pelaksanaan CSR yang terdapat di Australia.25

Inggris

Perusahaan di Inggris tidak lepas dari pengamatan publik yaitu

masyarakat dan negara, dikarenakan pada setiap perusahaan di Inggris

harus bersifat transparan dalam setiap praktik bisnisnya. Dengan adanya

sifat yang transparan ini masyarakat mengetahui setiap kegiatan

perusahaan, apa saja yang dilakukan perusahaan, apakah perusahaan

tersebut sudah berjalan sesuai dengan fungsinya, dan bagaimana tanggung

jawab perusahaan tersebut terhadap dampak yang ditimbulkan oleh

perusahaaan tersebut kepada masyarakat, sehingga masyarakat Inggris

                                                                                                                         25 Rosita Candra Kirana, “Studi Perbandingan Pengaturan Tentag Corporate Social

Responsibility di Beberapa Negara Dalam Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance,” (Tesis Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009), hlm. 88.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 13: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

dapat mengetahui kinerja dari perusahaan tersebut, bila nantinya terjadi

dampak yang merugikan masyarakat, sehingga bagi perusahaan itu sendiri

dapat secara transparan meberi laporannya secara transparan. Yang artinya

di negara Inggris peran masyarakat sangat berpengaruh dalam setiap

pergerakan bisnis di perusahaan.26

5. Efektivitas Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

Indonesia

Efektivitas kegiatan CSR yang terdapat di Indonesia bervarisi dan

teragantung pada pengelolaannya, para stakeholders menuntut adanya

akuntabilitas perusahaan atas kegiatan CSR yang dilaksanakannya, dengan

adanya akuntabilitas menjadi semakin penting dengan melihat adanya

informasi asimestri antara para stakeholders dan manajemen perusahaan

tersebut, Informasi yang dimiliki stakeholders terbatas pada informasi

publik atau informasi yang disampaikan ke mereka, sedangkan manajemen

perusahaan memiliki informasi yang lengkap mengenai perusahaan.

Australia

Terdapat sejumlah petunjuk pelaporan mengenai CSR, terutama

untuk Perusahaan yang terdapat di Australia. Di tahun 2003, the

Department of the Environment and Heritage mengembangkan sebuah

panduan untuk pelaporan lingkungan publik, yang diberi judul ‘Triple

Bottom Line Reporting in Australia: A Guide to Reporting against

Environmental Indicators’. The Department of Family and Community

Services di tahun 2004 yang saat itu dimunculkan sebagai pedoman draft

untuk membantu perusahaan di dalam melaporkan pengaruh sosial

perusahaan mereka. Keduanya panduan ini didasarkan pada international

Global Reporting Initiative guidelines.27                                                                                                                          

26Ibid., hlm. 17.

27 Enviroment Australia, Triple Bottom Line Reporting in Australia: A Guide to Reporting against Environmental Indicators, (Australia: Department of the Enviroment and Heritage, 2003), hlm. 65.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 14: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Ada beberapa indeks di Australia yang terkenal dimana indeks

tersebut menunjukkan kinerja perusahaan dalam menerapkan CSR.

Pertama, The Age Sydney Morning Herald’s Good Reputation Index (GRI)

mengukur kinerja dari 100 besar perusahaan-perusahaan di Australia yang

berkaitan dengan menggunakan istilah corporate governance, kinerja

pasar, manajemen dan etika, hubungan dengan karyawan dan masyarakat,

serta dampak terhadap lingkungan. GRI mengelompokkan 100 besar

perusahaan di Australia (yang terpilih dari Business Review Weekly

majalah tahunan yang terdapat daftar 1000 perusahaan besar) menurut

reputasi mereka. Rangking tersebut dikompilasi dengan pendapat-

pendapat yang relevan dari stakeholders untuk masing-masing kategori.28

Kedua, suatu rating indikator penting di Australia yaitu RepuTex’s Social

Responsibility Rating. RepuTex’s merupakan lembaga riset independen,

yang merangking 100 perusahaan yang paling besar di Australia dan

dikategorikan dalam empat bidang dari CSR, yaitu : corporate governance,

dampak lingkungan, sosial dampak dan praktek kerja. Indeks lain adalah

Australian Sustainable Asset Management (SAM) index (AuSSI).

Diluncurkan tahun 2005, SAM mengundang perusahaan yang masuk

dalam daftar perusahaan top di Australia untuk berpartisipasi dalam

‘corporate sustainability assessment’ . Terakhir, di tahun 2004 St Ethics

Centre melanchingkan Corporate Responsibly Index (CRI), melakukan

penilaian terhadap perusahan-perusahaan yang dinilai dari partisipasi

mereka terkait kinerja mereka yang non-financial.29

Inggris

Di UK, pertentangan antara kesukarelaan dengan paksaan kini

berada pada tahap yang kritis. Pemerintah di satu sisi telah menunjuk

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             

28 Rosita Candra Kirana, “Studi Perbandingan Pengaturan Tentag Corporate Social Responsibility di Beberapa Negara Dalam Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance,” (Tesis Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009), hlm. 88.

29Ibid., hlm. 88.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 15: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

seorang menteri untuk melaksanakan bidang Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan, namun di sisi lain Pemerintah juga harus bertindak sebagai

‘pemberi jalan’ bagi produktivitas dan inovasi bisnis. Permasalahan

kebijakan di bidang sosial dan lingkungan telah ditangani melalui

penetapan standar minimal dalam peraturan hukum. Penggunaan ‘sentuhan

kecil’ tersebut dapat dilihat dalam peraturan perundang-undangan seperti

Pensions Act 1995 dan proposal pembaruan UU Perusahaan Inggris (UK

Company Law). Dari beberapa hal yang diusulkan untuk diperbaharui,

misalnya para direktur selain bertindak untuk kepentingan para pemegang

saham, juga harus memperhitungkan kepentingan-kepentingan pelanggan,

karyawan, penyuplai, serta dampak bagi masyarakat setempat dan

lingkungan alam; dimana pada laporan tahunan yang harus dibuatnya,

hubungan antara para pemegang saham serta dampak terhadap lingkungan

dan masyarakat harus dicantumkan.30 Dalam teorinya dari korporasi

modern di memperdebatkan bahwa pemerintah punya peran untuk

memainkan terhadap promosi dan meningkatkan CSR.31

6. Sanksi yang diberikan bila tidak melaksanakan Corporate Social Responsibility

Indonesia

Jika suatu perusahaan tidak menghasilkan laporan CSR, belum

tentu stakeholders termotivasi memberikan sanksi, dan kalaupun ada yang

memberi sanksi dampaknya , tidak langsung dan tidak signifikan

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

Australia

Sanksi Moral

Inggris

                                                                                                                         30 Centre For The Study of Regulated Industried, “Corporate Social Responsibility A

Role In Government Policy and Regulation? Research Report 16”, (United Kingdom: Centre For The Study of Regulated Industried, 2003), hlm. 1.

31Ibid., hlm. 7.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 16: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Terdapat ketentuan pidana bahwa sanksi yang diberikan bila tidak

melaksanakan Corporate Social Responsibility di Inggris

B. Sistem Mandatory atau Voluntary yang Tepat Bagi Peraturan CSR Di

Indonesia

Pengaturan CSR di setiap Negara tentunya membutuhkan pengawasan

dari masyarakat terhadap pelaku usaha, disini penulis membahas dimulai dari

peraturan CSR di Negara Indonesia, Australia, dan Inggris. Kemudian

membahas mengenai aparat pelaksana CSR di Negara-negara tersebut, lalu

membahas pula tentang panduan pelaksanaan CSR di setiap Negara, dan

efektivitas pelaksanaan dari peraturan CSR tesebut. Dan yang terakhir sanksi

apa yang akan di berikan bila para pelaku usaha tidak menjalan CSR di

perusahaannya tersebut. Pengaturan CSR di Indonesia juga dipengaruhi oleh

teori hukum responsif.32

Dari sini kita sebagai bangsa Indonesia dapat mencontoh dari Negara

yang telah maju dalam hal CSR seperti Australia dan Inggris, dan menerapkan

nya dalam Negara Indonesia agara kedepannya menjadi Negara kita dapat

menjalankan CSR dengan efektif, sehingga menurut penulis system

Mandatory lah yang tepat bagi Indonesia dalam melaksanakan CSR dengan

melihat sistem yang tepat untu Indonesia.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan terhadap permasalahan dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Tentang Pengaturan CSR Di Indonesia, Australia, dan Inggris

Setiap negara pasti memiliki peraturan yang berbeda-beda, mengenai

Corporate Social Responsibility (CSR) seperti di Indonesia, Australia, dan

Inggris. Bahkan dalam pengaturan CSR ditingkat internasional masih ada yang

berupa guidelines atau standart dan sifat dari pedoman tersebut hanya sukarela,                                                                                                                          

32Ibid., hlm. 194.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 17: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

tidak ada hukum yang mengatur secara mengikat. Pentingnya peraturan CSR bagi

suatu Negara, karena melihat kondisi perusahaan yang terdapat dalam Negara

harus bertanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan mereka. Peraturan CSR

di Indonesia sudah mulai terlihat bergerak kearah yang lebih baik, awalnya CSR

di Indonesia bersifat sukarela, hingga sampai dikeluarkannya UU No.40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan setiap perusahaan untuk

melaksanakan CSR, walaupun kenyataannya masih banyak perusahaan yang tidak

melaksanakan CSR.33 Penulis membahas Negara lain yaitu Australia dan Inggris,

di Australia pelaksanaan CSR nya masih bersifat sukarela sedangkan Inggris

pelaksanaannya sudah bersifat wajib. Disini kesadaran pelaku usaha dan

pengawasan dari masyarakat sangat dibutuhkan, terkait dengan CSR sangat

ditekankan dan didukung oleh pemerintah, lembaga independen CSR dan

stakeholder. Dalam peraturan yang terkait dengan penerapan Corporate Social

Responsibility, tidak akan terlepas dari 2 teori yaitu Teori legitimasi dan Teori

Stakeholder. Teori legitimasi maupun teori stakeholder merupakan latar belakang

dari suatu perusahaan untuk menerapakan CSR, salah satu nya sebagai strategi

bisnisnya. Kedua teori tersebut lebih mendasari perusahaan melakukan

pengungkapan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dimana perusahaan itu

menjalankan kegiatannya. Hal tersebut diatur dalam Undang-undang maupun

Guideline atau Standart yang mengharuskan perusahaan untuk membuat laporan

keuangan yang memenuhi Triple Bottom Line sebagai pertanggung jawaban

terhadap lingkungan dan sosial masyarakat.34 Dasar dari pelaksanaan tanggung

jawab sosial perusahaan adalah untuk menunjukan kepada masyarakat aktivitas

sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat.

Pengaturan yang diterapkan di negara Indonesia, Australia, dan Inggris yang

terbentuknya pun tidak terlepas dari adanya teori Legitimasi dan Teori

Stakeholder. Dikarenakan perusahaan membutuhkan sebuah legitimasi dari

                                                                                                                         33 Rosita Candra Kirana, “Studi Perbandingan Pengaturan Tentag Corporate Social

Responsibility di Beberapa Negara Dalam Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance,” (Tesis Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009), hlm. 193.

34Ibid., hlm. 193.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 18: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

stakeholder yang ada dan stakeholder membutuhkan perusahaan untuk melakukan

pengungkapan CSR sebagai upaya memenuhi harapan stakeholder.35

2. Sistem Mandatory atau Voluntary yang Tepat Bagi Peraturan CSR Di

Indonesia

Pengaturan CSR di setiap Negara tentunya membutuhkan pengawasan dari

masyarakat terhadap pelaku usaha, disini penulis membahas dimulai dari

peraturan CSR di Negara Indonesia, Australia, dan Inggris. Kemudian membahas

mengenai aparat pelaksana CSR di Negara-negara tersebut, lalu membahas pula

tentang panduan pelaksanaan CSR di setiap Negara, dan efektivitas pelaksanaan

dari peraturan CSR tesebut. Dan yang terakhir sanksi apa yang akan di berikan

bila para pelaku usaha tidak menjalan CSR di perusahaannya tersebut. Pengaturan

CSR di Indonesia juga dipengaruhi oleh teori hukum responsif.36 Hal tersebut

dikarenakan terbentuknya UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

merupakan wujud respon pemerintah terhadap permasalahan-permasalahan yang

dialami stakeholder sebagai akibat berdirinya perusahaan-perusahaan besar di

Indonesia. Melihat fenomena yang terjadi di Indonesia maka pemerintah

mengakomodir hal tersebut dalam Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas. Itikad baik dari pemerintah tersebut ternyata belum didukung

dengan perangkat- perangkat hukum yang ada sehingga ada beberapa hambatan

dalam pelaksanaan pengaturan CSR di Indonesia, antara lain : subyek yang diatur

dalam UU PT tersebut masih bersifat terbatas yaitu hanya perusahaan sumber

daya alam, belum jelas adanya pengaturan mengenai perhitungan anggaaran

sebagai biaya perseroan yang memperhatikan aspek kepatutan dan kewajaran,

sanksi yang belum dijelaskan secara rinci melainkan diserahkan pada ketentuan

perundang-undangan, Peraturan Pemerintah seperti yang ditentukan dalam pasal

74 ayat (4) UU PT di atas untuk mengatur lebih lanjut tentang pelaksanaan dan

standar pelaporan CSR belum dikeluarkan.37 Kemudian tidak hanya pasal 74 ayat

(4) yang mengatur mengenai CSR, terdapat beberapa peraturan di Indonesia yang                                                                                                                          

35Ibid., hlm. 194.

36Ibid., hlm. 194.

37Ibid., hlm. 194.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 19: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

mengatur diantaranya UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkunan

hidup, UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, UU No. 25 Tahun

2007 penanaman modal, kemudian masih ada beberapa peraturan lagi. Serta di

Australia dan Inggris pun mengatur mengenai CSR, dari sini kita dapat

mencontoh dan mengaplikasikan peraturan dari negara Australia dan Inggris

untuk kelangsungan CSR di Indonesia. Diharapkan faktor-faktor yang menjadi

hambatan tersebut mampu diselesaikan oleh pemerintah. Dikarenakan hal tersebut

merupakan komitmen pemerintah dalam menjalankan prinsip yang ada dalam

Good Corporate Governance, yaitu : Tranparansi, akuntabilitas, responsibility,

Independensi, dan Kesetaraan dan Kewajaran. Terutama prinsip responsibility

yang sangat berkaitan dengan penerapan CSR. Dengan komitmen melaksanakan

CSR maka diharapkan akan terwujud program-program yang berkelanjutan

(Sustainable Program) yang jelas dari pemerintah dan perusahaan terkait

pelaksanaan CSR. Penulis telah memaparkan peraturan mengenai CSR yang

berada di Australia, Inggris. Dari sini kita sebagai bangsa Indonesia dapat

mencontoh dari Negara yang telah maju dalam hal CSR seperti Australia dan

Inggris, dan menerapkan nya dalam Negara Indonesia agara kedepannya menjadi

Negara kita dapat menjalankan CSR dengan efektif, sehingga menurut penulis

system Mandatory lah yang tepat bagi Indonesia dalam melaksanakan CSR

dengan melihat sistem yang tepat untu Indonesia.

2. Saran

Melihat aturan CSR di Inggris Australia, maka untuk Negara Indonesia

diperlukan nya badan yang mengatur mengenai CSR. Yang bertugas membuat

standarisasi CSR di Indonesia, kemudian mengawasi para pelaku usaha dalam

melaksanakan aturan-aturan CSR di Indonesia, dan memberikan penilaian tehadap

perusahaan yang menjalankan CSR, seperti memberikan nilai pada perusahaan

sebagai contoh perusahaan pada zona merah, kuning, hijau dan hitam. Kemudian

memberikan adanya kesatuan pengaturan terkait Corporate Social Responsibility

ditingkat internasional dan memperjelas pengaturan di tingkat nasional khususnya

Indonesia yang dibentuk oleh pemerintah dan pembuat undang- undang agar

kewajiban dan hak dari pelaku usaha terhadap stakeholder terperinci dengan jelas.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 20: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Pengaturan yang perlu diperjelas yaitu memuat subyek Corporate Social

Responsibility yang tidak hanya perusahaan dalam bidang sumber daya alam akan

tetapi seluruh bidang perusahaan, sanksi bagi pengusaha yang tidak melaksanakan

Corporate Social Responsibility dan pemberian reward dalam bentuk pengurangan

pajak atau insentif pajak bagi pelaku usaha yang melaksanakan Corporate Social

Responsibility dengan optimal. Adanya program-program Corporate Social

Responsibility dari pemerintah yang merespon terhadap kebutuhan stakeholder

dan bersifat sustainable development sehingga dapat dijadikan pedoman bagi

pelaku usaha dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibility sebagai

perwujudan prinsip-prinsip Good Corporate Governance untuk mencapai keadilan

dan kesejahteraan sosial bagi seluruh komponen bangsa Indonesia.38

KEPUSTAKAAN

Buku Buku dan Jurnal Bertens, K. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius. 2000.

Branson, D. M. Corporate Governance "Reform" and the New Crporate Social

Responsibility. Pittsburgh: University of Pittsburgh. 2001.

Brown, & Deegan. The Public Disclosure Of Enviromental Performance Information A

Dual Test Of Media Agenda Setting Theory And Legitimacy Theory. Accounting

& Business Risset. 1998.

Candra Kirana, Rosita. “Studi Perbandingan Pengaturan Tentag Corporate

Social Responsibility di Beberapa Negara Dalam Perwujudan Prinsip

Good Corporate Governance.” Tesis Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret. Surakarta. 2009. Chadir, A. Badan Hukum. Jakarta: Alumni. 1978.

Centre For The Study of Regulated Industried, “Corporate Social Responsibility

A Role In Government Policy and Regulation? Research Report 16”.

                                                                                                                         38Ibid., hlm. 195.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 21: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

United Kingdom: Centre For The Study of Regulated Industried. 2003.

Department of Communications, Information, Technology and the Arts,

Australian Government Department of Industry Tourism and Resources.

Praktek Unggulan Program Pembangunan yang Berkelanjutan untuk

Industri Pertambangan. Australia: Department of Communications,

Information, Technology and the Arts. 2007.

Department of the Enviroment and Heritage, Enviroment Australia. Triple Bottom

Line Reporting in Australia: A Guide to Reporting against Environmental

Indicators. Australia: Department of the Enviroment and Heritage. 2003.

Department for International Development, “DFID and Corporate Social

Resposibility”. United Kingdom: Department for International

Development. 2013.

Djalil, S. Konteks Teoritis dan Praktis Corporate Social Responsibility. Jurnal Reformasi

Ekonomi. 2003.

Emirzon, J. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance: Paradigma Baru Dalam

Praktik Bisnis Indonesia. Yogyakarta: Genta Press. 2007.

Ernawan, E. R. Business Ethics: Etika Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. 2007.

Hasan Asy’ari, “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai

Modal Sosial Pada PT. Newmont.” Tesis Universitas Diponegoro.

Semarang, 2009.

Hadi Soesastro. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam Setengah

Abad Terkahir,. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2005.

Hadi, N. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Erlangga. 2009.

Hadi, N. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011.

Herujito, Y. M. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo. 2001

Inggris, H. D. Corporate Social Responsibility in Australia: A Review. Social Science

Research Network . 2006.

Irwansyah. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Investasi. Jurnal

Penelitian Hukum. 2011.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 22: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Januardy, W. CSR Bukanlah Gimmic Marketing. Gatra. 2006.

Kartini, D. Coorporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability

Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: Refika Aditama. 2009.

Keraf, S. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius. 1998.

Keraf, A. S. Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Yogyakarta:

Kanisius. 1993.

Maheka, A. Bagaimana Mendirikan dan Mengelola Bisnis Secara Baik dan Aman.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2008.

Mamudji, S., & Simatupang, D. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Depok: Badan

Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 2005.

Marzuki, P. M. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana. 2005

Muhammad, A. Hukum Perusahaan Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2001.

Mullerat, R. Corporate Social Responsibility: The Corporate Governance of the 21st

Century. United Kingdom: Kluwer Law International. 2011.

Oktavani, R. M. Fenomenologi Implementasi Corporate Social Responsibility sebagai

Realita Strategi Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan. 2011.

Pratama, G. W. Resiko Hukum dan Bisnis Perusahaan tanpa CSR. Jakarta: Forum

Sahabat. 2009.

Raharjo, H. Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. 2009.

Rahman, R. Corporate Social Responsibility: Antara Teori dan Kenyataan. Jakarta:

Media Pressindo. 2009.

Rudito, B., Budimanta, A., & Prasetijo, A. Social Responsibility of Business. Jakara:

Indonesia Center for Sustainable Development. 2004.

Soedarsono, Y. S. Kamus Istilah Proyek. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2001.

Soekanto, S. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press. 1986.

Suharto, E. Tanggung Jawab Perusahaan: Apa itu dan Apa Manfaatnya Bagi

Perusahaan. Jakarta: CSR Inti Pesan Jkt. 2013.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 23: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Sulistiyo, B. Wangi Sebelum Ada Peraturan. Gatra. 2006.

Sutedi, A. Good Coporate Governance. Yogyakarta: Sinar Grafika. 2011.

Susanto, A. B. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Erlangga. 2009.

Susanto, A. Reputation-Driven Corporate Social Reponsibiity. Jakarta: Erlangga. 2009.

Stephen and Anthony. The New Corporate Law . Sosial Science Research Network. 2006.

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia (ketiga ed.). Jakarta. 2003.

Untung, H. B. (2008). Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.

Velazquez, M. G. Etika Bisnis: Konsep dan Kasus (ke-5 ed.). (A. Purwaningsih,

Kurnianto, & T. Santoso, Trans.) Yogyakarta: Andi. 2005.

Wibowo, S. Petunjuk Mendirikan Usaha Kecil. Jakarta : Penebar Swadaya. 2007.

Wibisono, Y. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Gresik:

Fascho Publishing. 2007.

Wicaksono, F. S. Tanggung Jawab Pemegang Saham, Direksi, dan Komisaris Perseroan

Terbatas (PT). Jakarta: Visimedia. 2009.

Windari, R. A. Pengaturan Kewajiban CSR Pada Perusahaan Perseroan Terbatas Serta

Bentuk-bentuk Kegiatannya Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007.

Tesis, Magister Universitas Udayana, Denpasar. 2012.

Peraturan Perundang-Undangan Indonesia. Undang-undang Ketenagakerjaan, UU No.13 Tahun 2003, LN No. 39 Tahun

2003, TLN No. 4279.

Indonesia. Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 23 Tahun 1997, LN

No. 68, TLN No. 68.

Indonesia. Undang-undang Perlindungan Konsumen, UU No.8 Tahun 1999, LN No. 42

Tahun 1999.

Indonesia. Undang-undang Penanaman Modal, UU No.25 Tahun 2007, LN No. 67 Tahun

2007.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 24: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Indonesia. Undang-undang Perseroan Terbatas, UU No.40 Tahun 2007, LN No. 106

Tahun 2007.

Indonesia. Undang-undang Usaha Mikeo, Kecil, dan Menengah, UU No.20 Tahun 2008,

LN No. 93 Tahun 2008.

Putusan Pengadilan Mahkamah Konstitusi. Putusan Nomor 53/PUU-VI/2008, Perkara Permohonan Pengujian

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas terhadap

UUD 1945. Pertimbangan Mahkamah Mengenai Konstitusional Undang-undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , 91. 2009. (2009, April 15).

Internet Ayankkalink. Corporate Social Responsibility.

http://www.studymode.com/essays/Corporate-­‐Social-­‐Responsibility-­‐Csr-­‐

631760.htm. Diunduh Mei 21, 2013.

Baker, M. (n.d.). Corporate Social Responsibility: What Does It Mean.

http://www.mallenbaker.net/. Diunduh Februari 25, 2013.

Brass. History of Corporate Social Responsibility and Sustainability. www.brass.cf.ac.uk:

www.brass.cf.ac.uk/upload/History_L3.pdf. Diunduh Februari 25, 2013.

Budimanta. Corporate Social Responsibility: Realita dan Perkembangan. Megawati

Institute. http://www.megawati-­‐institute.org/pemikiran/corporate-­‐social-­‐

responsibility-­‐realita-­‐dan-­‐perkembangan.html.  Diunduh  25  Februari  2013.

CSR Jawa Timur. Sejarah CSR. http://csrjatim.org/2/data/sejarah-csr.pdf.

Diunduh 4 Juni 2012.

CSR Review Online. Regulasi Dalam CSR. www.csrreview-­‐online.com. Diunduh 15 Mei

2013.

Gautama. Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan di Indonesia. http://www.csrindonesia.com:

http://www.csrindonesia.com/data/articlesother/20071121152745-­‐a.pdf.

Diunduh May 21, 2013.

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.

Page 25: STUDI PERBANDINGAN PERATURAN CORPORATE SOCIAL ...

 

Implementasi CSR Untuk Pemberdayaan Masyarakat Miskin.

http://lateralbandung.wordpress.com/2007/08/22implementasi-­‐csr-­‐untuk-­‐

pemberdayaan-­‐masyarakatmiskin/.

Sunardjo. Sejarah Perkembangan Alternatif Pendekatan Comdev di Indonesia.

Http://www.create.or.id/?module=articles&action=detail&id=11. Diunduh 15

Mei 2013.

Jombang. Sejarah CSR. www.csrpkbljombang.org:

www.csrpkbljombang.org/tentang/sejarah-­‐csr/. Diunduh 15 Mei 2013.

Madani. Good Corporate Governance. Retrieved from http://www.madani-ri: madani-

ri.com/madani/?p=3556 . Diunduh 25 Februari 2013.  

Riau. Perlukah Peraturan Daerah Tentang CSR Dibuat?. http://jdih.riau.go.id:

http://jdih.riau.go.id/index.php/informasi-­‐/101-­‐perlukah-­‐peraturan-­‐daerah-­‐

tentang-­‐csr-­‐corporate-­‐social-­‐responsibility-­‐dibuat-­‐. Diunduh 5 Juni 2013.

Riau. Perlukah Peraturan Daerah tentang CSR Dibuat.

http://jdih.riau.go.id/index.php/informasi-­‐/101-­‐perlukah-­‐peraturan-­‐daerah-­‐

tentang-­‐csr-­‐corporate-­‐social-­‐responsibility-­‐dibuat-­‐. Diunduh Juni 5, 2013.

Sutarto. Good Corporate Governance (GCG): Corporate Social Responsibility (CSR) dan

Pemberdayaan UMKM. www.diskopjatim.go.id. Diunduh Februari 25, 2013.

 

 

 

Studi perbandingan..., Sheila Mirah Tiara, FH UI, 2013.