STUDI PENENTUAN HAZARD NAVIGATION MAP MELALUI...
Transcript of STUDI PENENTUAN HAZARD NAVIGATION MAP MELALUI...
P3 SKRIPSI
Oleh : HILMAN PIRSADA (4207 100 019)
STUDI PENENTUAN HAZARD NAVIGATION MAPMELALUI IMPLEMENTASI DANGER SCORE DENGAN MEMANFAATKAN DATA AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS)
1
Dosen Pembimbing :1. Dr.Eng. Trika Pitana, ST., Msc.2. AAB. Dinariyana, ST., MES., P.hD
Daftar Pustaka
21
1. Laporan analisa trend kecelakaan laut 2003-2008 PT. Trans Asia Consultan.2. International Maritime Organization (IMO), “Guidelines of implementation of AIS onboard”, 2007.3. International Maritime Organization (IMO), Annex 3, Recommendation On Performance Standards
For An Universal Shipborne Automatic Identification Systems (AIS), IMO Resolution MSC.74(69).4. Mou, J.M, Tak.C.V.T., Ligteringen, H., Study on collision avoidance in busy waterways by using AIS
data, Journal of Ocean Engineering, 2010.5. Waworek, M., Burka, M., Baranowski, A.,(2008) Implementation of CPA (Closed Point of Approach)
Algorithm in Multidimensional Risk Analyzing Module of MarSSIES (Maritime Safety & Security Information Exchange System) Proc. Of the XVI-th International Scientific and Technical conference.
6. International Safety and Management Code (ISM Code) 1997 Edition, International Maritime Organization
7. International Maritime Organization (IMO), International Convention for the Prevention of Pollution from Ships, 1973, as modified by the Protocol of 1978 relating thereto (MARPOL) 73/78), Annex I : Prevention of Pollution by oil.
8. International Maritime Organization (IMO),Guidelines for approval of ballast water management systems (G8)
9. Inoue, K., Evaluation Method of Ship handling Difficulty for Navigation in Restricted and Congested Waterways, Journal of Navigation, Vol.53, pp. 167-180, 2000.
10. Kobayashi, E., Wakabayashi. N., Makino. H., Ishida. K., Pitana. T., Hwang. S. Installation of an Asian AIS data receiving system network, Proc of Japan Institute of Navigation, Korea, 2010.
11. Syarifudin.Amin, 2009, Kajian Penentuan Danger Score Kapal Saat Berlayar Dengan Memanfaatkan“Data Automatic Identifiation System (AIS)”(Studi Kasus di Selat Madura), Institut TeknologiSepuluh Nopember, Surabaya
Kesimpulan
20
1. Berdasarkan data AIS, tingkat kepadatan kapal di daerah selatMadura yang cukup tinggi, belum tentu memiliki nilai danger score yang tinggi. Hal ini dikarenakan kepadatan kapal tersebut dalamkondisi diam atau lego jangkar, yang berbanding terbalik terhadappenilaian danger score kapal pada saat bergerak.
2. Dari penggunaan data AIS ini dapat digunakan untuk mengembangkan suatu Hazard Navigation Map sebagai penentuan darah bahaya suatu kapal yang bergerak di perairan Selat Madura.
3. Penggunaan data AIS tidak bisa langsung digunakan dalam penilaian danger score sehingga perlu adanya verifikasi dengan data yang ada di shipping database.
4. Hasil dari AIS data tidak bisa digunakan untuk penilaian danger score pada kapal dibawah 500 GT dan 300 GT, karena AIS receiver hanya mendeteksi kapal diatas 500 GT.
Analisa Data
19
High LevelMedium Level
Low Level
High Level 185 - ke atasMedium Level 150 – 184Low Level 100 – 149
Hazard Map Kondisi PerairanSelat Madura
Pengolahan DataMMSI number, latitude dan longitudeatau posisi kapal-kapal yang ada di jalurpelayaran, kecepatan kapal, dan waktupelayaran dari kapal-kapal tersebut.
Data AIS
Quantum GIS
12
Pengolahan Data
Hasil Bobot Tiap Variabel
10
Kriteria Bobot Nilai Fungsi
Faktor manusia 0.276 1000 Sub kriteria
1. Pengetahuan dan skill 0.28 276 2. Pengalaman 0.23 224 3. Komunikasi 0.22 213 4. Kelelahan 0.16 153 5. Kelebihan Pekerjaan 0.11 109
Kriteria Bobot Nilai Fungsi
Faktor Permesinan 0.233 844 Sub kriteria
1. Kerusakan mesin induk dan kelistrikan
0.292 197
2. Kerusakan alat navigasi 0.222 150 3. Kerusakan mesin
kemudi 0.198 133
4. Kegagalan pada pelumasan
0.112 75
5. Kerusakan pada system poros
0.099 67
6. Kerusakan pada lambung 0.076 51
Kriteria Bobot Nilai Fungsi
Kondisi Kapal 0.218 790 Sub kriteria
1. Kecepatan kapal 0.291 172 2. Panjang kapal 0.274 162 3. Keadaan muatan 0.262 155 4. Tipe kapal 0.173 102
Kriteria Bobot Nilai Fungsi
Faktor Manajemen 0.151 547 Sub kriteria
1. Ketidaktepatan dalam manajemen
0.436 83
2. Ketidaktepatan ABK 0.313 59 3. Ketidaktepatan alat bantu
navigasi 0.250 47
Kriteria Bobot Nilai Fungsi
Faktor Lingkungan 0.123 446 Sub kriteria
1. Perbedaan kecepatan terhadap kapal lain
0.143 55
2. Jarak antar kapal 0.141 54 3. Pengaruh arus laut 0.137 53 4. Panjang kapal lain 0.112 43 5. Hubungan sarat air dan
kedalam laut 0.110 42
6. Arah kapal pribadi dan arah kapal lain
0.104 40
7. Karakteristik area 0.080 31 8. Efek angin 0.079 30 9. Zona waktu 0.052 20 10. Pengaruh hari dalam
seminggu 0.042 16
Pengolahan Data
Langkah-langkahpembobotan AHP
Tahap Awal :Pengumpulan QuisionerPenentuan tingkat kepentinganskala 1-9
Geometric mean
Pengolahandata “ expert choice”
9
AIS (Automatic Identification Identification
7
AIS ini merupakan sebuah system yangdigunakan untuk memonitor kapal daristasiun darat (Vessel Traffic Service), yangberopaerasi pada band VHF
InformasiStatis
MMSI (Maritime Mobile Service Identify) IMO number, Ships name,Call sign, Length and beam, Type of ship, Location of position – fixingantenna on the ship
InformasiDinamis
Coordinated universal time (UTC), Course over ground (COG), Speedover ground (SOG), Heading, Navigation status
Tinjauan Pustaka
6
Syarifudin [11]
• Disini dalam pembobotan menggunakan metode AHP
• variable yang digunakan adalah kondisi kapal, lingkungan kerja,
human eror, jalur pelayaran, dan permesinan
• Responden mahasiswa
• Penentuan koordinat titik kapal belum terlihat pada kondisi yang
berbahaya
Kobayashi [10]
• Penentuan danger score menggunakan kuesioner
yang sederhana sehingga validitas data meragukan
Inoue [9]
• Environmental Stress Model ( Hasil dari Percobaan dengan
menggunakan ship handling simulator )
Environmental Stress Model (SSM) untuk mengevaluasi tingkat
kesulitan mualim atau kapten kapal dalam mengoperasikan kapal
di area yang terbatas
Hilman
• Pembobotan menggunakan metode AHP
• Responden lebih menuju pada orang yang expert
dalam bidangnya dan mengetahui masalah yang
dihadapi dalam berlayar sehingga diharapkan data
yang digunakan lebih valid
• Penentuan Hazard Navigation Maps di selat
Madura untuk mengetahui tingkat bahaya suatu
daerah pelayaran
Metodologi penelitian
5
CR> 0.1
CR< 0.1
Pembobotan Danger Score melalui AHP
Variabel kuesioner (interview competent person)
Pengujiankonsistensi
MenghasilkanKuesioner
AIS Receiver
Kesimpulan
Disrtibusi kuesioner(pelaut, ABK, dan kaptenkapal)
Kepadatan Kapal dan pergerakan kapal
Open Source (Quantum GIS)
Pola Pergerakan
Identifikasi danPerumusan Masalah
Data AIS
GIS data
Navigation Map
Ship database
Nilai Danger Score
Hazard Navigation Map
Lingkungan
Tipe Kapal dan Panjang Kapal
Tujuan
4
1. Menentukan indikator-indikator bobot kebahayaan suatu kapal yang berkaitan dengan kondisi perairan maupun kondisi kapal itu sendiriserta merumuskan metode perhitungan danger score menggunakanmetode AHP sebagai dasar pembobotan terhadap kriteria-kriteriayang telah ditentukan saat kapal berlayar.
2. Mendapatkan gambaran dimanakah titik koordinat jalur pelayaran kapal yang merupakan daerah memiliki nilai danger score yang tinggi, pada saat kapal berlayar.
3. Mengembangkan Hazard Navigation Map yang bertujuan untuk menentukan area yang berbahaya di selat Madura.
Perumusan Masalah
3
1. Bagaimana menentukan kriteria danger score berdasarkan dengankondisi kapal dan perairan yang didapatkan dari data AIS dan dandata lingkungan perairan sekitar.
2. Bagaimana menentukan bobot kriteria dari data – data yang di dapatdari Automatic Identification System (AIS) dan data lingkunganperairan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Proces(AHP) ?
3. Bagaimana cara menentukan danger score kapal yang sedangberlayar di Selat Madura dari kriteria-kriteria yang diperoleh padapoint (1)
4. Bagaimana menampilkan nilai danger score dan koordinat suatu kapalyang sedang berlayar kedalam suatu perangkat lunak berdasarkandata AIS dan vessel track kapal dari Quantum GIS?