Studi Pencemaran PT. Arthawena - Agung Sri S Damayanti

5
 

description

Tugas Kuliah

Transcript of Studi Pencemaran PT. Arthawena - Agung Sri S Damayanti

  • TUGAS MATA KULIAHEKOSISTEM DAN ANALISISNYAPengajar : Dr. Bagyo Yanuwiadi

    BAGAIMANA SUATU ANALISIS SISTEM LINGKUNGANDIPERLUKAN UNTUK MELINDUNGI SUATU INDUSTRI(Studi Kasus Pencemaran pada PT. Arthawena Surya Gemilang,

    Malang, 2002)

    Oleh : Agung Sri DarmayantiS2 Prog. Studi PSLP

    NIM. 106150100111006Univ. Brawijaya Malang

    2010

  • PENDAHULUAN

    Sistem adalah kumpulan / group / komponen apapun baik phisik yang salingberhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuantertentu. Lingkungan adalah suatu sistem yang memiliki komponen-komponen yang salingberhubungan, atau keseluruhan kondisi sosial budaya yang mampu mempengaruh suatuindividu atau komunitas.

    Sebuah industri yang berdiri di sekitar lingkungan masyarakat merupakan suatukomponen yang membentuk sistem yang sama dengan lingkungan masyarakat itu sendiri,sehingga apapun yang terjadi di dalam industri tersebut nantinya akan berpengaruh terhadapmasyarakat dan begitu juga sebaliknya

    Suatu kasus pencemaran lingkungan sekitar tahun 2002 telah dialami oleh suatuperusahaan pembuatan bahan kemasan kaleng di Kota Malang yaitu PT. Arthawena SaktiGemilang. PT Arthawena berdiri di jalan. Ahmad Yani Utara 32 yang berbatasan sebelahUtara, Selatan, dan Barat dengan tanah penduduk dan sebelah Timur berbatasan dengan jalanraya. PT Arthawena menempati lahan seluas + 2307 m2 yang kegiatan utama perusahaannyaadalah membuat bahan kemasan kaleng, baik kemasan kaleng cat. Suatu industri tentunyamemiliki suatu buangan limbah pabrik, baik itu berupa bentuk fisik seperti cemaran air, tanah,maupun udara dan bentukan non fisik seperti cemaran suara. Buangan limbah tersebut tidaksepenuhnya merupakan cemaran yang membahayakan karena masih berada di bawah batasmaksimal yang telah diatur undang-undang. Namun pada kasus pencemaran yang terjadi padaPT Arthawena beberapa pihak mempertentangkan buangan limbah dari industri tersebut.Untuk melakukan pembelaan terhadap kasus tersebut, maka PT Arthawena dibantu olehpihak-pihak yang kompeten di bidangnya menyusun suatu Pedoman UKL dan UPL (UpayaPengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan).

    Penyusunan pedoman ini merupakansuatu analisa sistem lingkungan yangmenjelaskan bagaimana komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut berinteraksidalam menghasilkan suatu kondisi lingkungan yang diinginkan

    PEMBAHASANSuatu sistem analisa lingkungan terhadap pencemaran disusun dengan menganalisa

    terlebih dahulu faktor-faktor masukan (input), keluaran (output), dan parameter-parameteryang menyebutkan sebuah ukuran yang tepat dalam menggambarkan kualitas bahanpencemar. Sistem analisa ini diperlukan karena ada keluhan ataupun gangguan kesehatan

  • yang pernah atau sedang terjadi dalam sistem tersebut. Input yang dimaksud adalah jenisbahan-bahan sisa produksi atau disebut limbah yang dapat mencemari ataupun tidak.

    Jenis limbah yang dibuang oleh PT Arthawena terdapat beberapa jenis:a. Padat, tidak ada sifat limbah yang berbahayab. Cair, terdapat beberapa limbah berbahaya yaitu vernis, spiritus, dan latex compoundc. Gas, di luar dan di dalam pabrik yang dapat mengganggu proses pernapasand. Debu, di luar dan di dalam pabrik yang dapat mengganggu kesehatane. Kebisingan, di luar dan di dalam pabrik yang dapat mengganggu pendengaranMenurut aliran proses produksi yang terjadi di dalam pabrik, limbah-limbah tersebut akanbercampur dengan sistem lingkungan yang lain, seperti :1. Limbah Cair : mencemari lingkungan air sekitar pabrik

    Karena itu dilakukan suatu pemeriksaan kualitas air buangan limbah di selokan dankualitas air bersih pada sumber air penduduk yang secara tidak langsung dipengaruhioleh buangan limbah cair tersebut.

    a. Limbah air buangan dilakukan pemeriksaan pada beberapa parameter sepertiBOD, COD, TSS, Deterjen, PH, suhu, NH3, Phenol, minyak dan lemak . Tiapparameter memiliki nilai pemeriksaan sesungguhnya dan nilai batas maksimalyang diperbolehkan. Nilai batas maksimal biasanya berdasarkan 1 ataupun 2peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah

    b. Kualitas air bersih yang diukur melalui pemeriksaan pada sumur-sumurpenduduk yang dekat dengan pabrik terhadap parameter-parameter seperti bau,rasa, warna, kekeruhan (sifat Fisika) dan kandunganair raksa, Nitrat, Nitrit, Cl,dan unsur-unsur kimia lain (sifat Kimia)

    Gambar 1. Pengukuran kualitas air di pembuangan (selokan) dan sumur penduduk

    2. Limbah gas dan debu : mencemari udara sekitar pabrikKarena itu dilakukan suatu pemeriksaan kualitas udara ambient terhadap beberapaparameter seperti kandungan SO2, CO, NOX, Pb, HS, NH3, HC, dan lain-lain. Sampel

  • udara yang diambil adalah dari dalam dan luar pabrik. Masing-masing parameter jugamemiliki batas maksimal nilai yang diperbolehkan berdasarkan peraturan tertentu

    Gambar 2. Pengukuran kualitas udara sekitar pabrik3. Limbah suara : mengganggu kesehatan dan pendengaran

    Karena itu dilakukan suatu pemeriksaan terhadap parameter tingkat intensitas (TI)bunyi kebisingan yang terjadi di dalam dan luar pabrik. Ada beberapa tingkatan jeniskebisingan, dan mengkatagorikan jenis kebisingan yang terjadi pada beberapa titikmerupakan katagori yang bagaimana

    Gambar 3. Pengukuran kadar kebisingan di lingkungan pabrikFakor-faktor yang dijelaskan di atas adalah beberapa input (bahan limbah pencemar),

    output (gangguan-gangguan yang ditimbulkan), dan parameter-parameter yang menjadiukuran tingkat pencemaran. Setelah dilakukan analisa terhadap hal-hal di atas, diperlukananalisa penduduk yaitu selaku faktor yang dipengaruhi oleh input (limbah) tersebut. Analisapenduduk dilakukan seperti analisa mata pencaharian, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,kondisi perumahan, kondisi kesehatan dan penyakit, dan lain-lain. Setelah itu diperlukananalisa terhadap upaya-upaya pengelolaan dan pengendalian terhadap limbah tersebutsehingga tidak menjadi pencemar atau tidak melebihi batas ukuran maksimal yang telahditetapkan. Upaya-upaya pengelolaan dan pengendaliannya dapat diuraikan sebagai berikut :

  • 1. Limbah Cair, dilakukan pengelolaan lingkungan dengan upaya-upaya misalnyapengumpulan dan penampungan limbah cair, pembuatan sirkulasi udara pada saluranair, dan bagaimana limbah itu tidak langsung mencemari sumber air bersihpenduduk sekitar pabrik

    2. Limbah Gas dan Debu, dilakukan dengan pengaturan sirkulasi udara, mematikanmesin sementara selama tidak digunakan, menanam pohon pelindung, dan lain-lain

    3. Limbah suara, dilakukan dengan pengaturan tata letak mesin, menanam pohonperedam suara, pengaturan jadwal jalannya mesin, pemakainan ear plug, dsb.

    Gambar 4. Usaha Penanaman Pohon Gambar 5. Penggunaan ear plug Gambar 6. Pemantauan berkalaSelain dilakukan analisa upaya pengelolaan terhadap faktor limbah tersebut, diperlukanjuga analisa upaya pengelolaan terhadap lingkungan pabrik dan karyawan misalnyamengenai batasan tembok dengan masyarakat sekitar, sistem tata hijau, saluran air,program kemasyarakatan di dalam pabrik, dan lain-lain. Analisa upaya pengelolaanterhadap lingkungan pabrik dan karyawan ini diperlukan untuk menganalisa bagaimanadampak pencemar dapat dirasakan masyarakat dan seberapa besar tingkat penerimaanmasyarakat ataupun karyawan terhadap pencemaran yang terjadi, apakah limbah yangdihasilkan memang benar-benar mencemari atau terancam mencemari masyarakat dankaryawan ataukah tidak.

    Setelah dilakukan analisa terhadap upaya pengelolaan limbah, lingkungan pabrik, dankaryawan, analisa terhadap upaya pemantauan limbah, lingkungan pabrik, dan karyawanperlu dilakukan. Analisa upaya pemantauan diperlukan untuk menjaga agar hasilpengelolaan yang telah diupayakan berjalan baik dan hasil yang telah dicapai dapatterkontrol.

    Demikianlah gambaran suatu analisa sistem lingkungan untuk memberikan penilaianyang tepat mengenai kondisi suatu indistri, salah satunya adalah kondisi limbah dancemaran yang dihasilkannya terhadap lingkungan sekitar. Dari hasil analisa tersebutnantinya akan diketahui apakah memang terjadi pencemaran lingkungan, ataukah masihberada dalam batas maksimal yang masih diijinkan oleh peraturan yang ditetapkan.