STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang...

135
STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN ASEP RUDINI SETIAWAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang...

Page 1: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

STUDI PELELANGAN BANDENG

DI KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN,

PROVINSI SULAWESI SELATAN

ASEP RUDINI SETIAWAN

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul

STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN PANGKAJENE DAN

KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Adalah benar merupakan karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Februari 2009

Asep Rudini Setiawan

C44103026

Page 3: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

©Hak Cipta milik Asep Rudini Setiawan, tahun 2009

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, microfilm dan sebagainya.

Page 4: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

ABSTRAK

ASEP RUDINI SETIAWAN. Studi Pelelangan Bandeng di Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh

WAWAN OKTARIZA dan LUKY ADRIANTO

Pelelangan Bandeng di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep)

didirikan tahun 1960. Objek lelang berupa bandeng yang berukuran 3 jari (0,22

kg/ekor). Total bandeng pada bulan Juli 2007 sekitar 976 ton/bulan. Harga

bandeng di pelelangan sekitar Rp 8856,03/kg. Pelaksanaan lelang dimulai pukul

21:00-03:00 WITA. Pengelolaan pelelangan dilaksanakan oleh Pemerintah

Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pangkep beserta beberapa

pihak diantaranya petambak, pungawa, pacatto, pagandeng, dan penagih retribusi.

Saluran pemasaran bandeng di pasar lokal diantaranya Petambak-

Pelelangan-Pacatto (S1), Petambak-Pelelangan-Pacatto-Pengecer Pasar (S2),

Petambak-Pelelangan-Pacatto-Pagandeng Sepeda (S3), Petambak-Pelelangan-

Pacatto-Pagandeng Motor (S4). Saluran pemasaran S1 memiliki nilai margin dan

biaya pemasaran terkecil sebesar Rp 3.304,53/kg dan Rp 2.540,38/kg, serta

memiliki nilai indeks efisiensi terkecil yaitu 34,45 %.

Penarikan retribusi diatur Perda No.22 Tahun 2000 tentang Perubahan

Pertama Perda No.4 Tahun 1999 tentang Retribusi Pasar Grosir atau Pertokoan.

Mekanisme pelelangan yang terjadi yaitu kegiatan pra lelang, kegiatan lelang,

kegiatan pasca lelang dan beberapa kegiatan penunjang pelelangan. Realisasi

penerimaan retribusi terhadap target tahun 2006 sebesar 72,39 %. Kontribusi

retribusi pelelangan terhadap retribusi pasar grosir pada tahun 2006 sebesar

71,03% . Kontribusi retribusi pelelangan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

tahun 2006 sebesar 0,2 %.

Hasil analisis Internal Factor Evaluation (IFE) diketahui bahwa

pelelangan bandeng pangkep memiliki 7 faktor strategis internal. Skor IFE yang

diperoleh senilai 2,83. Bandeng Pangkep memenuhi kriteria bandeng berkualitas

salah satu faktor kekuatan yang memiliki skor tertinggi senilai 0,80. Hasil analisis

Eksternal Factor Evaluation (EFE) diketahui bahwa pelelangan bandeng pangkep

memiliki 7 faktor strategis eksternal. Kecenderungan masyarakat Sulawesi yang

menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi

senilai 0,72. Skor EFE yang diperoleh senilai 3,17 menunjukan bahwa pelelangan

bandeng berada di atas rata-rata (2,50) dalam kekuatan eksternal. Ini berarti posisi

eksternal pelelangan bandeng cukup kuat. Pelelangan bandeng telah mampu

memanfaatkan peluang maupun ancaman yang terdapat di pelelangan bandeng.

Kata Kunci : pelelangan, bandeng, Pangkep, margin, efisiensi, retribusi

dan faktor strategis

Page 5: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

STUDI PELELANGAN BANDENG

DI KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN,

PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ASEP RUDINI SETIAWAN

C44103026

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 6: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

SKRIPSI

Judul : Studi Pelelangan Bandeng di Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

Nama Mahasiswa : Asep Rudini Setiawan

Nomor Pokok : C44103026

Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan dan Kelautan

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Wawan Oktariza,M.Si.

NIP. 131963528

Dr. Ir. Luky Adrianto,M.Sc.

NIP. 132133398

Diketahui

Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc.

NIP. 131578799

Tanggal Lulus : Februari 2009

Page 7: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 7 Januari 1985 dari Bapak

Agus Setiawan dan Ibu Dedeh Hayati. Penulis merupakan anak pertama dari

empat bersaudara. Pendidikan Penulis diawali dengan bersekolah di SD Cinangsi

Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang pada tahun 1991-1997.

Kemudian tahun 1997-2000 bersekolah di SLTP Negeri 3 Bandung, lalu tahun

2000-2003 melanjutkan sekolah di SMU Negeri 22 Bandung.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003 dan terdaftar sebagai mahasiswa

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Program Studi Manajemen Bisnis Dan

Ekonomi Perikanan-Kelautan (dulu Departemen Sosial Ekonomi Perikanan).

Selama menjadi mahasiswa Penulis aktif dalam berbagai organisasi intra kampus

dan ekstra kampus, antara lain Staf Departemen Pemberdayaan Sumberdaya

Muslim Lembaga Dakwah Fakultas Forum Keluarga Muslim (FKM-C) Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan (2003-2004) , Ketua Departemen Syiar FKM-C

(2004-2005) , Ketua Umum FKM-C (2005-2006), Staff Departemen Sosial

Lingkungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM KM) Institut Pertanian Bogor

(2006-2007), Assosiate Trainer ILNA Learning Center Bogor (2007), anggota

Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan (Himasepa), pengurus LDK

DKM Al-Hurriyyah IPB (2007-sekarang). Tim Manajemen Radio Komunitas

Muslim Alvo 106,4 FM dan Lembaga Amil Zakat Al-Hurriyyah IPB. Penulis juga

pernah menjadi asisten mata kuliah Avertebrata Air (2006-2007), Pendidikan

Agama Islam (2006 dan 2007). Selain itu pernah mewakili IPB dalam lomba gelar

IPTEK pada Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke XIX pada tahun 2006.

Penulis melakukan penelitian dengan judul “Studi Pelelangan Bandeng di

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan” sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan sarjana di Program Studi Manajemen Bisnis

dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut

Pertanian Bogor dibawah bimbingan Ir. Wawan Oktariza, M.Si. dan Dr. Ir. Luky

Adrianto, M.Sc.

Page 8: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat waktu. Skripsi yang berjudul ”Studi Pelelangan Bandeng Di

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan” ini

merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Pelelangan Bandeng Kabupaten

Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Juni- September 2007.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.

Wawan Oktariza, M.Si. dan Bapak Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc. selaku dosen

pembimbing, Ibu Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. selaku ketua program studi, dan

Bapak Dr. Ir. Suharno, MA.Dev. selaku dosen penguji, serta dosen-dosen di

Departemen Sosial Ekonomi Perikanan (SEI) serta semua pihak yang telah

memberikan masukan dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini

diantaranya Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkep, Bapak Ir. Syafrudin, M.Si.,

Bapak Djamil, dan Anggota Legislatif DPRD Tingkat I Kabupaten Pangkep atas

perhatian dan dukungan selama penelitian.. Kedua orang tua yaitu Bapak Agus

Setiawan, Ibu Dedeh Hayati, adik-adik tercinta dan Nenek Djuarsih selaku tim

support dari pihak keluarga. Teman-teman di Masjid Al-Hurriyyah IPB, FKM-C,

Alvo 106,4 FM, SEI 40, PUTIH NADA dan ILNA diantaranya Rudi Kusdianto,

S.Pi., Adiyta Herri Emawan, S.Pi., Kastana Sapanli, S.Pi., M.Si., M. Iqbal

Hanafri, S.Pi., Iwan Permana, S.Pi., Dian Purnama, Hanhan Ahmad

Burhanuddien, A.Md., Nelly Sapta Yanti, SP, Eni Kustanti, S.Pi.,Ika Fitri Yuliati,

Nursita Adhiyani, Fatwa, Satwika, Oktama Forestian, Aris Yaman, dan Ery

Bunyamin Gufron.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

sehingga saran dan kritik membangun diharapkan untuk perbaikan penulisan ke

depan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak yang

berkepentingan.

Bogor, Februari 2009

Asep Rudini Setiawan

Page 9: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR............................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah................................................................. 4

1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk Bandeng....................................................................... 6

2.2 Pelelangan................................................................................ 7

2.2.1 Pengertian Lelang........................................................... 7

2.2.2 Teori Lelang …............................................................... 8

2.2.3 Prinsip Pelelangan........................................................... 8

2.2.4 Tipologi Lelang............................................................... 8

2.2.5 Alur Fungí dan Manfaat.................................................. 9

2.2.6 Lelang Efektif.................................................................. 10

2.3 Tempat Pelelangan Hasil Tambak (TPHT).............................. 10

2.4 Saluran Pemasaran.................................................................... 11

2.5 Lembaga Pemasaran................................................................. 12

2.6 Efisiensi,Biaya, dan Margin..................................................... 13

2.7 Retribusi dan Pembiayaan Pelelangan...................................... 15

2.8 Faktor Strategis Internal dan Eksternal.................................... 16

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

IV. METODOLOGI

4.1 Metode Penelitian.................................................................... 19

4.2 Jenis dan Sumber Data............................................................. 19

4.3 Metode Penarikan Sampel....................................................... 19

4.4 Metode Analisis Data............................................................... 20

4.4.1 Analisis Efisiensi, Biaya dan Margin…………............. 20

4.4.2 Farmer’s Share..................................…………............. 22

4.4.3 Analisis Efisiensi Pemasaran.......................................... 22

4.4.4 Analisis Retribusi Pelelangan......................................... 22

4.4.3 Penentuan Bobot............................................................. 24

4.4.4 Analisis Internal Factor Evaluation (IFE)..................... 25

4.4.5 Analisis External Factor Evaluation (EFE)................... 26

4.5 Definisi Operasional.................................................................. 27

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 29

Page 10: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................ 30

5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis............................................. 30

5.1.2 Kependudukan................................................................... 31

5.2 Keadaan Umum Pelelangan..................................................... 31

5.2.1 Sejarah Pelelangan Bandeng Kabupaten Pangkep......... 31

5.2.2 Bandeng Pangkep........................................................... 32

5.2.3 Ukuran Bandeng............................................................. 33

5.2.4 Jumlah Bandeng…………………………………......... 35

5.2.5 Harga Bandeng…………………………………........... 35

5.2.6 Lokasi dan Fasilitas Pelelangan………………………. 36

5.2.7 Waktu Pelelangan……………....................................... 37

5.2.8 Pengelolaan Pelelangan……………………………….. 38

5.2.9 Stakeholder Pelelangan ................................................. 39

5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan......................................... 46

5.2.11 Mekanisme Pelelangan................................................... 46

5.2.12 Retribusi dan Pembiyaan Pelelangan............................. 51

5.2.13 Distorsi dalam pelelangan ............................................. 52

5.2.14 Perbandingan Penyelenggaraan Lelang di Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) dan Tempat Pelelangan Hasil

Tambak (TPHT) ............................................................ 52

5.3 Analisis Efisiensi, Biaya dan Margin....................................... 59

5.4 Analisis Retribusi Pelelangan................................................... 62

5.5 Analisis Faktor Internal dan Eksternal..................................... 64

5.5.1 Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) .....….............. 64

5.5.2 Analisis Internal Factor Evaluation (EFE)....................... 67

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan................................................................................ 70

6.2 Saran.......................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 72

LAMPIRAN.......................................................................................... 68

Page 11: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Perkembangan Produksi Budidaya Bandeng Lima Provinsi

di Indonesia Tahun 20032007........................................................... 2

2 Perkembangan Luas Tambak Menurut Kecamatan di Kabupaten

Pangkep Tahun 2001-2006 (ha)....................................................... 2

3 Perkembangan Produksi Budidaya Beberapa Komunitas Utama di

Kabupaten Pangkep (ton).................................................................. 3

4 Posisi Produksi dan Nilai Produksi Bandeng Kabupaten Pangkep

dibandingkan dengan Lima Kabupaten di Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2006........................................................................... 3

5 Jumlah Responden............................................................................ 20

6 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Pelelangan...................... 25

7 Peilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Pelelangan...................... 25

8 Matrik Internal Factor Evaluation (IFE).......................................... 26

9 Matrik External Factor Evaluation (IFE)......................................... 27

10 Luas Wilayah per kecamatan dan Jumlah Penduduk di kabupaten

Pangkep Tahun 2006...............................…..................................... 31

11 Retribusi Jasa Pasar Grosir dan atau Pertokoan ............................... 51

12 Perbandingan Penyelenggaraan Lelang TPI dan TPHT di

Indonesia........................................................................................... 57

13 Keuntungan, Biaya dan Margin Pemasaran Bandeng Ukuran 3

serta Farmer’s Share di Kab. Pangkep bulan Juli 2007................... 55

14 Efisiensi Pemasaran Bandeng di Kabupaten Pangkep...................... 60

15 Kontribusi Retribusi Pelelangan Bandeng terhadap Retribusi

Pasar Grosir dan Pertokoan dan Pendapatan Asli Daerah................ 62

16 Rasio Efisiensi Biaya Pengelolaan Retribusi Pelelangan

Tahun 2006....................................................................................... 63

17 Pembobotan Faktor Strategis Internal…………..…........................ 66

18 Pembobotan Faktor Strategi Eksternal…………………………..... 68

Page 12: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Ikan Bandeng.................................................................................... 7

2 Kerangka Pendekatan Studi.............................................................. 20

3 Denah Lokasi Pelelangan Bandeng ................................................. 36

4 Pola Pengelolaan Pelelangan oleh Dinas Pendapatan Daerah.......... 39

5 Peran Petambak dan Pacatto di Pelelangan Bandeng....................... 41

6 Alur Waktu dan Aktivitas Kerja Pelelangan Bandeng Pangkep...... 50

Page 13: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peta Kabupaten Pangkep................................................................... 77

2 Perkembangan Volume Produksi Budidaya Bandeng Menurut

Provinsi Tahun 2002-2007................................................................ 78

3 Volume Produksi Budidaya Bandeng Menurut Kabupaten di Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2002-2007.................................................. 79

4 Nilai Produksi Budidaya Bandeng Menurut Kabupaten di Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2002-2007.................................................. 80

5 Perkembangan Luas Tambak di kabupaten Pangkep Tahun

2002-2006 (ha).................................................................................. 81

6 Produksi Perikanan Menurut Kecamatan di Kabupaten Pangkep

tahun 2006........................................................................................ 82

7 Daftar Nama Pungawa ..................................................................... 83

8 Daftar Nama-Nama Pengecer Pasar................................................. 84

9 Profil Budidaya Kabupaten Pangkep Tahun 2006............................ 85

10 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) dan

Kedudukan Pelelangan bandeng Pangkep........................................ 86

11 Contah Nota Pembelian Bandeng di Pelelangan bandeng................ 87

12 Stakeholder Pelelangan dan Mekanisme Lelang.............................. 88

13 Bandeng Ukuran 3 Jari di Pelelangan Bandeng............................... 89

14 Jumlah Transaksi dan Jumlah Petambak.......................................... 90

15 Konversi Menggunakan Ikan yang digunakan Paccato.................... 92

16 Ukuran yang terdapat di pelelangan................................................. 93

17 Harga Bandeng Bulanan di Pengecer (Tahun 2004-2006) .............. 94

18 Pencatatan Transaksi di Pelelangan.................................................. 95

19 Keadaan di Petambak...................................................................... 97

20 Pembobotan Internal Factor Evaluation (IFE)................................. 98

21 Pembobotan External Factor Evaluation EFE................................. 99

22 Biaya, Margin dan Farmer’s Share Pemasaran Bandeng di Pasar Lokal

Kabupaten Pangkep.......................................................................... 100

26 Perda No.4 Tahun 1999………………………………..................... 101

27 Perda No. 22 Tahun 2000.................................................................. 117

Page 14: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 17.502 pulau dengan

panjang garis pantai sekitar 81.000 km. Indonesia memiliki potensi besar dalam

pengembangan perikanan budidaya. Area potensial pengembangan perikanan

budidaya tahun 2006-2007 meningkat 11,39 % dengan pertumbuhan produksi

sebesar 19,05% (DKP 2007). Pertumbuhan produksi perikanan budidaya pada

tahun 2002-2007 sebesar 23,60 % dan pertumbuhan ini lebih besar dibanding

produksi perikanan tangkap (8,12%) (DKP 2008). Namun peningkatan produksi

(supply) ikan (perikanan tangkap maupun perikanan budidaya) menurut

Kusumastanto (2001) belum sebanding dengan permintaan (demand) ikan.

Alasannya karena menguatnya pasar domestik dan standar kecukupan tingkat

konsumsi ikan (26,55 kg/kapita/tahun) tahun 2007 belum terpenuhi.

Bandeng merupakan salah satu komoditas budidaya dengan peningkatan

produksi tahun 2006-2007 sebesar 11,52 % (DKP 2008). Ikan ini menurut

Pasaribu (2004) memiliki keunggulan komparatif, bersifat herbivor, memiliki

respon baik terhadap pakan buatan. Pengembangan dapat dilakukan dengan teknik

intensif maupun teknik semi intensif.

Bandeng tidak hanya dikonsumsi masyarakat lokal, tetapi juga diekspor

untuk memenuhi permintaan negara lain. Permintaan bandeng menurut Gumelar

(2003) dari tahun ke tahun meningkat untuk tujuan konsumsi, umpan tuna

cakalang, maupun ekspor. Permintaan ini berdasarkan Sistem Informasi Terpadu

Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK) (2003) tahun 1990-2003 rata-rata

meningkat 6,33% per tahun, tetapi produksi hanya meningkat dengan 3,82%.

Permintaan pasar berdasarkan Swastha dan Irawan (2005) ditentukan oleh

beberapa faktor seperti harga produk, harga produk lain, penghasilan pembeli dan

selera pembeli.

Pengembangan budidaya bandeng tersebar di beberapa provinsi di

Indonesia seperti Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Lampung, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Maluku

Utara (Lampiran 2). Provinsi Sulawesi Selatan merupakan produsen bandeng

Page 15: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

2

terbesar di Indonesia. Pertumbuhan produksi bandeng di Sulawesi Selatan

berdasarkan Tabel 1 mengalami kenaikan sebesar 5,24 % dari 57.013 ton tahun

2006 menjadi 59.999 tahun 2007.

Tabel 1. Perkembangan Produksi Budidaya Bandeng Lima Provinsi di Indonesia

Tahun 2003-2007 (ton) Provinsi 2003 2004 2005 2006 2007 Sulawesi Selatan 61.238 68.073 58.715 57.013 59.999 Jawa Timur 58.278 68.196 83.889 38.696 37.629 Jawa Tengah 38.770 35.778 33.649 36.386 39.428 JawaBarat 25.600 23.802 24.073 30.053 32.581 NAD 8.131 8.844 4.424 8.007 14.421

Sumber : Ditjen.Budidaya DKP (2008)

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) merupakan salah satu

kabupaten yang memiliki potensi tambak terbesar di Pantai Barat Sulawesi

Selatan. Luas tambak berdasarkan Tabel 2 pada tahun 2002-2005 mengalami

peningkatan sebesar 11,8 % dari 9.121,48 (2002) menjadi 10.200,88 ton (2006).

Peningkatan terbesar berada di Kecamatan Mandalle (146,72 %), Kecamatan

Segeri (38,78 %), dan Liukang Tupabbiring (24, 15%). Adapun produksi tahun

2002-2006 berdasarkan Tabel 3 mengalami peningkatan sebesar 39,4 %.

Tabel 2. Perkembangan Luas Tambak Menurut Kecamatan di Kabupaten Pangkep Tahun 2001-2006 (ha)

Kecamatan 2002 2003 2004 2005 2006 LK.Tupabbiring 109,38 120,40 120,40 120,40 135,80 Pangkajene 2.036,92 2.276,40 2.276,40 2.276,40 2.276,40 Bungoro 1.047,50 1054,00 1.054,00 1054,00 1054,00 Labakkang 2.628,27 2.569,63 2.569,63 2.569,63 2.569,63 Ma’rang 2.062,52 2.457,37 2.457,37 2.457,37 2.457,37 Segeri 428,50 594,66 594,66 594,66 594,66 Minasa te’ne 630,74 674,72 674,72 674,72 674,72 Mandalle 177,65 438,30 438,30 438,30 438,30

9.121,48 10.185,48 10.185,48 10.185,48 10.200,88 Sumber : DKP Kab. Pangkep (2006)

Volume Produksi Bandeng di Kabupaten Pangkep tahun 2006 pada Tabel

3 sebesar 9023,7 ton sedangkan pada Tabel 4 sebesar 7527,3 ton. Perbedaan ini

disebabkan kriteria ukuran bandeng. Pada Tabel 3 total bandeng berukuran 2 jari,

3 jari dan 4 jari, sedangkan pada Tabel 3 hanya yang berukuran 3 jari. Volume

produksi bandeng Pangkep tahun 2006 berada pada posisi ke-4 di tingkat Provinsi

Sulawesi Selatan berada di bawah Kabupaten Barru, Kabupaten Pinrang,

Page 16: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

3

Kabupaten Wajo. Sedangkan nilai produksinya di posisi ke-2 setelah Kabupaten

Wajo dengan nilai sebesar Rp 79.402.40. Pangkep merupakan pusat transaksi

penjualan dan pembelian bandeng antarkabupaten.

Tabel 3. Perkembangan Produksi Budidaya Tambak Beberapa Komoditas Utama di Kabupaten Pangkep (ton)

Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Perubahan 2002-2006 (%)

Bandeng 5.885,90 7.819,50 5.493,50 3.557,10 9.023,70 53,31 Udang Windu 1.616,20 751,10 589,30 369,50 846,70 -47,61 Udang Putih 16,80 8,00 13,10 95,70 233,60 1.290,48 Ikan Campuran 76,60 307,40 106,40 161,10 488,20 537,34 Jumlah 7.595,50 8.886,00 6.202,30 4.183,40 10.592,20 39,45

Sumber : DKP Kab. Pangkep (2007) Tabel 4. Posisi Produksi dan Nilai Produksi Bandeng Kabupaten Pangkep

Dibandingkan dengan Lima Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006

Kabupaten Produksi (ton) Posisi Nilai Produksi Posisi Barru 21.659,10 1 62.548.000 3 Pinrang 12.248,30 2 54.826.000 4 Wajo 11.251,70 3 213.871.713 1 Pangkep 7.527,30 4 79.402.400 2 Maros 7.100.50 5 30.498.400 5

Sumber : DKP Provinsi Sulawesi Selatan (2007)

Dalam sistem agribisnis, besar penerimaan produksi dipengaruhi besarnya

harga. Harga merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu

maksimalisasi pendapatan. Besarnya pendapatan dipengaruhi oleh optimasi harga

output dan minimalisasi harga barang input. Lelang menurut Adrianto (2006)

merupakan salah satu tools (alat) pembentuk harga. Pelelangan Bandeng Pangkep

merupakan salah satu pusat transaksi bandeng yang berada di Sulawesi Selatan.

Selain di Pangkep, terdapat Pelelangan Bandeng Gresik dan Sidoarjo. Pelelangan

Bandeng Gresik dan Pelelangan Bandeng Sidoarjo biasanya terjadi setiap tahun

menjelang Hari Raya. Pelelangan Bandeng Gresik dilaksanakan setiap Hari Raya

Idul Fitri atau Tahun Baru Islam, sedangkan Pelelangan Bandeng Sidoarjo

biasanya dilakukan setiap Hari Raya Maulid Nabi Muhammad SAW. Berbeda

halnya dengan Pelelangan Bandeng Pangkep dilaksanakan setiap hari sepanjang

tahun.

Pelelangan ini awalnya merupakan bentukan dari satu orang Pungawa dan

akhirnya diikuti oleh beberapa orang yang lainnya. Lokasi pelelangan berada

Page 17: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

4

dibawah koordinasi Pasar Sentral Palampang, salah satu pasar terbesar di

Kecamatan Pangkajene, ibukota Kabupaten Pangkep.

1.2 Perumusan Masalah

Pelelangan menurut Friedmen dan Sunder (1984) adalah suatu institusi

ekonomi yang didalamnya terdapat seorang penjual yang menawarkan suatu

satuan barang kepada beberapa pembeli, para pembeli tersebut mengajukan harga

sebagai suatu indikator dari tingkat pembayaran yang disanggupi oleh pembeli

atas barang yang ditawarkan. Sedangkan pelelangan menurut Mardjoko (2004)

adalah bagian dari saluran pemasaran yang efektif dimana proses pembentukan

harga transparan dan menghasilkan keuntungan yang sama antara pembeli dan

penjual.

Pelelangan atau secara umum disebut sistem lelang diharapkan dapat

mengatasi beberapa permasalahan petani/nelayan seperti lemahnya posisi tawar

petani, harga pasar yang tidak sesuai dengan opportunity cost yang harus dibayar

petani, kualitas produk yang rendah dan panjangnya rantai distribusi barang. Sifat

produk perikanan yang bersifat perishable (mudah rusak) memerlukan

pengelolaan pelelangan yang baik. Nilai produktivitas pelelangan ikan di

Indonesia pada umumnya berdasarkan Adrianto (2006) tergolong rendah. Hal ini

disebabkan oleh pengelolaan pasar yang belum terorganisir dengan baik,

pembentukan harga yang tidak transparan menyebabkan rendahnya perolehan

harga dan pendapatan petani serta lemahnya daya saing produk.

Pangkep merupakan pusat transaksi penjualan dan pembelian bandeng

antarkabupaten di Sulawesi Selatan dengan mekanisme pelelangan, yang disebut

Pelelangan Bandeng Pangkep. Pelelangan ini didirikan oleh H. Baharuddin (salah

satu pungawa) tahun 1960. Lokasinya berada di areal Pasar Sentral Palampang.

Transaksi lelang dilakukan pada malam hari oleh banyak juru lelang yang

memiliki los lelang tersendiri. Pelelangan dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah

(Dipenda). Berbeda dengan pelelangan lainnya, Pelelangan Bandeng Pangkep

tidak dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan. Hal ini disebabkan Pelelangan

Bandeng belum menjadi prioritas pembangunan perikanan di Kabupaten Pangkep.

Page 18: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

5

Secara kuantitatif, volume produksi bandeng di Kabupaten Pangkep tahun

2006 sebesar 7527,3 ton berada pada urutan ke 4 di tingkat Provinsi Sulawesi

Selatan, namun nilai produksi bandeng Kabupaten Pangkep berada di posisi ke-2

setelah Kabupaten Wajo dengan nilai produksi sebesar Rp 79.402.675. Pelelangan

Bandeng Pangkep cukup menarik untuk dikaji lebih dalam. Berdasarkan uraian di

atas, terdapat beberapa perumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana kondisi umum Pelelangan Bandeng Pangkep ?

2. Bagaimana biaya dan margin pelaku Pelelangan Bandeng Pangkep di pasar

lokal?

3. Bagaimana kontribusi retribusi Pelelangan Bandeng Pangkep terhadap

Retribusi Pasar Grosir dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ?

4. Apa saja faktor strategis internal dan eksternal di dalam Pelelangan Bandeng

Pangkep ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kondisi umum Pelelangan Bandeng Pangkep.

2. Mengetahui biaya, margin, dan efisiensi pemasaran bandeng melalui

Pelelangan Bandeng Pangkep di pasar lokal.

3. Mengetahui kontribusi retribusi Pelelangan Bandeng Pangkep terhadap

Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan serta Pendapatan Asli Daerah (PAD).

4. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang paling

dominan di Pelelangan Bandeng Pangkep

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

2. Memberikan informasi awal kepada peneliti dan pemerintah daerah dalam

melakukan evalusi dan monitoring pelaksanaan Pelelangan Bandeng Pangkep.

Page 19: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk Bandeng

Klasifikasi ikan bandeng berdasarkan Saanin (1968) adalah :

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Malacopterygii

Famili : Chanidae

Genus: Chanos

Spesies: Chanos-chanos

Sumber : Atmomarsomo (2003)

Gambar 1. Ikan Bandeng

Bandeng menurut SIPUK (2003) dapat hidup di air tawar, air asin maupun

air payau. Selain itu, Bandeng relatif tahan terhadap berbagai jenis penyakit.

Budidaya bandeng tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan dapat dikelola

dengan teknologi yang relatif sederhana. Pemeliharaan yang sehat mensyaratkan

adanya air dan tambak yang tidak tercemar.

Ikan bandeng merupakan komoditas yang potensial untuk ditingkatkan

melalui pengembangan budidaya berupa budidaya tambak. Alasan pengembangan

budidaya tambak intensif bandeng cukup digemari masyarakat sebagai

bahan pangan bergizi tinggi, termasuk dalam ikan ekonomis penting karena

memiliki nilai jual yang tinggi, serta mudah beradaptasi dan bertoleransi

terhadap salinitas (0-158 ppt), tahan terhadap penyakit dan tidak

bersifat kanibal, sebagai sumber protein hewani yang

Page 20: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

7

mempunyai resiko kolestrol kecil, serta sebagai sumber lemak, mineral serta

vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan (Zulkarnaen 2004)

Sulawesi Selatan berdasarkan Sedyawati dan Mulyadi (2007) kaya dengan

keanekaragaman kuliner. Keanekaragaman ini mencerminkan kekayaan alamnya.

Jumlah yang melimpah dan harga ikan yang relatif murah menjadikan ikan

sebagai lauk pauk favorit. Beberapa jenis makanan ikan diantaranya ikan bakar,

juku kambu (bahan dasar ikan bandeng), juku pallumara (bandeng), dan tuing-

tuing (telur ikan terbang). Bandeng menurut SIPUK (2003) banyak dikonsumsi

oleh masyarakat perkotaan daripada masyarakat pedesaan. Daerah produksi

bandeng umumnya berada di pantai yang relatif dekat dengan perkotaan. Makin

tinggi pendapatan masyarakat maka makin tinggi pula tingkat konsumsi bandeng

karena makin tingginya pendapatan didukung oleh tingkat pendidikan dan daya

beli serta kebutuhan sumber protein hewani yang semakin tinggi pula.

2.2 Pelelangan

2.2.1 Pengertian Lelang

Lelang (auction) adalah salah satu tools pembentuk harga melalui

artificial market dengan mempertemukan penjual (sellers) dan pembeli (buyers).

Dalam konteks ini penjual dan pembeli langsung bertransaksi untuk mencapai

harga keseimbangan (Adrianto 2006). Pelelangan menurut Friedmen dan Sunder

(1984) adalah suatu institusi ekonomi yang didalamnya terdapat seorang penjual

yang menawarkan suatu satuan barang kepada beberapa pembeli, para pembeli

tersebut mengajukan sebagai suatu indikator dari tingkat pembayaran yang

disanggupi oleh pembeli atas barang yang ditawarkan.

“Secara umum lelang adalah penjualan barang yang dilakukan di muka

umum termasuk melalui media elektronik dengan cara penawaran lisan dengan

harga yang semakin meningkat atau harga yang semakin menurun dan atau

dengan penawaran harga secara tertulis yang didahului dengan usaha

mengumpulkan para peminat”. (Kep. Men. Keu RI. No.337/KMK.01/2000 Bab.I,

Ps.1)

2.2.2 Teori Lelang

Dalam teori ekonomi, pelelangan (auction) adalah salah satu mekanisme

pembentukan harga (price formation) yang ditujukan untuk mendapatkan level

Page 21: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

8

harga yang paling efesien bagi pembeli (buyers) maupun penjual (sellers). Salah

satu teori penting dalam pelelangan ikan berdasarkan Vickrey, Klemperer dan

McAfee & McMillan diacu dalam Adrianto (2006) adalah teori kesamaan

pendapatan RET (revenue equivalence theorem). Teori ini menjelaskan bahwa

pada dasarnya pelelangan akan menghasilkan kondisi dimana penjual dan pembeli

akan mendapat keuntungan rata-rata yang sama (equal profit in average) dari

apapun jenis pelelangannya (standard and non-standard)

2.2.3 Prinsip Pelelangan

Pelelangan menurut Kurniawan (2006) dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip

good governance yang dicerminkan melalui pemberian kesempatan yang sama

kepada semua pihak, serta menyeleksi calon pemegang ijin usaha yang kredibel,

kapabel dan bonafit dalam mengelola sumberdayanya.

1. Adil dan Aman, karena bersifat terbuka / transparan dan lelang disaksikan /

dipimpin oleh Pejabat Lelang selaku pejabat umum yang bersifat independen.

Sistem lelang mengharuskan pejabat lelang meneliti kebenaran formal subjek

dan objek lelang.

2. Cepat dan Efisien, karena pelaksanaan lelang biasanya didahului dengan

pengumuman sehingga peserta lelang dapat berkumpul pada saat hari lelang

dan dengan pembayaran secara tunai.

3. Kepastian Hukum, karena atas pelaksanaan lelang, pejabat lelang membuat

Berita Acara Lelang yang disebut Risalah Lelang.

4. Kompetitif, mewujudkan harga yang wajar karena pembentukan harga lelang

pada dasarnya menggunakan sistem penawaran yang besifat terbuka dan

transparan

2.2.4 Tipologi Lelang

Lelang menurut Hammond dan Dahl (1977) diacu dalam Adrianto (2006)

sangat efisien untuk menemukan harga market-clearing. Tipe lelang menurut

Adrianto (2006) yaitu :

1. Tipe Inggris (English type Auction)

2. Tipe Belanda (Dutch type Auction)

Page 22: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

9

3. Tipe lelang tertutup (first-price sealed bid auction);

4. Tipe Vickrey (Vickrey type Auction).

Namun tipe lelang yang biasa ditemui di Indonesia hanya 2 yaitu tipe lelang

Inggris, dan tipe lelang Belanda. Pada lelang Inggris (English Auction) penawaran

dilakukan oleh pembeli terhadap produk akan meningkatkan harga patokan secara

terus menerus sampai tercapai harga tertinggi. Barang yang dilelang pun akan

terjual pada peserta lelang yang mengajukan tawaran tertinggi. Sedangkan pada

lelang Belanda (Dutch Auction) penawaran yang dilakukan oleh pembeli terhadap

produk akan menurun dari harga patokan terus menerus hingga terdapat harga

terendah yang dicapai.

Tipe pelelangan lainnya adalah tipe lelang tertutup dan tipe Vickrey. Tipe

lelang tertutup dilakukan secara tertutup oleh peserta lelang dan secara

independen peserta tidak mengetahui harga lelang yang ditawarkan satu sama lain.

Harga lelang diputuskan dari harga tertinggi (first-price) yang ditawarkan peserta

lelang. Sama halnya dengan Tipe Vickrey termasuk dalam lelang tertutup juga,

namun penentuan harga lelang ditetapkan bukan berdasarkan harga tertinggi tetapi

harga kedua (second-highest price)

2.2.5 Alur Fungsi dan Manfaat Pelelangan

Fungsi tempat pelelangan ikan menurut Adrianto (2006) adalah pelelangan

sebagai penyedia harga ikan yang optimal sehingga memberikan dampak bagi

kesejahteraan nelayan/pembudidaya. Salah satu unsur penting dalam tata kelola

pelelangan ikan berdasarkan konsepsi ideal Adrianto (2006) mencakup 3 hal

yaitu, (1) sebagai lembaga pembentuk harga optimal, (2) sebagai lembaga

penyedia ikan dengan kualitas baik, dan (3) sebagai lembaga pengelola perikanan.

Pelelangan sebagai lembaga pembentuk harga menuntut mekanisme lelang

yang transparan, adil dan efesien. Hal ini lebih ditujukan pada konteks pembeli

(buyers) maupun penjual (sellers). Pembentukan harga dilakukan dengan

memonitor tingkat harga lelang atas dasar dinamika sumberdaya ikan yang

dilelang. Pelelangan sebagai penyedia ikan berkualitas, harus mampu menjamin

pasokan ikan berkualitas bagi konsumen, menjamin kualitas ikan yang

diperdagangkan dan menyediakan infrastruktur distribusi yang mampu menjamin

Page 23: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

10

kualitas ikan hingga konsumen akhir. Sedangkan pelelangan dalam konteks

perangkat pengelolaan perikanan menuntut adanya unit manajemen perikanan

dengan menggunakan dinamika data harga dan volume lelang. Pelelangan tidak

hanya berfungsi secara administratif tetapi juga ekonomis (penerimaan retribusi).

2.2.6 Lelang Efektif

Menurut Muelenberg (1992) beberapa kondisi yang harus dipenuhi dalam

pembentukan harga efektif pada saat lelang diantaranya : pembeli harus benar-

benar mengetahui karakteristik barang yang dijual, pembeli benar-benar minat

dengan lelang, lelang mempunyai pangsa pasar yang besar dan berpengaruh pada

pembentukan harga yang optimal, tidak ada persengkokolan antarpembeli dalam

lelang. Hal ini akan dapat diatasi dengan banyaknya pembeli dalam pelelangan,

dan transparansi pasar secara geografis, walaupun adanya pebedaan hanya terjadi

karena perbedaan mutu dan biaya pemasaran.

2.3 Tempat Pelelangan Hasil Tambak

Tempat Pelelangan Hasil Tambak (TPHT) merupakan transaksi lelang

yang terjadi untuk produk hasil budidaya tambak. TPHT ini atau disebut pula TPI

Hasil Tambak (TPIHT) mulai dikembangkan sejak tahun 1974 di Kampung

Mangun Jaya, Ciparage Jaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, Jawa

Barat. Luas lahan yang dimiliki TPHT Karawang seluas 25x25 meter dengan

Gedung lelang seluas 7x15 meter. Gedung tersebut dibagi pula menjadi beberapa

ruangan untuk manajer, tata usaha, dan bagian administrasi yang mencatat

sirkulasi keuangan dan keluar masuknya ikan dalam frekuensi harian. Akses

transportasi jalan darat dan sungai penting sebagai prasarana yang memperlancar

pemasaran hasil tambak (PR dan Tempo 2007)

Mekanisme yang terjadi di TPHT biasanya pembudidaya datang

membawa bakul-bakul berisi udang segar (produk hasil tambak di Karawang)

untuk segera ditimbang. Beragam jenis ikan laut dan tambak biasanya terlihat

menggunduk di atas lantai lelang, seperti ikan sembilang, kakap merah, cumi-

cumi, pari, rajungan, kepiting, udang, mujaer, atau bandeng. Sebagian besar ikan

yang terkumpul di lelang, dijual kepada para pedagang eceran yang biasa

Page 24: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

11

berkeliling antar kampung menggunakan sepeda motor. Selain pengecer, ikan dari

lelang tersebut sudah ditunggu beberapa perusahaan di Karawang sebagai bahan

katering yang dikonsumsi para karyawan perusahaan.

Salah satu bentuk TPIHT yaitu Pelelangan bandeng. Pelelangan dengan

objek lelang berupa bandeng di Indonesia diselenggarakan salah satunya di

Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Pangkep. Pelelangan

bandeng di Sidoarjo dilaksanakan satu tahun sekali dalam memperingati Maulid

Nabi Muhammad SAW (salah satu hari besar umat Islam). Pelelangan ini

berkembang sejak tahun 1962. Pada awalnya pelelangan dilakukan secara gotong

royong untuk mendapatkan dana sosial Yayasan Bakti Muslim Sidoarjo

(Yabamsi). Perkembangan selanjutnya pelaksanaan lelang dilakukan untuk

menggali dan mencari usaha mendapatkan dana dari pihak swasta, serta

mendorong pembudidaya bandeng untuk meningkatkan hasil produksi tambak

dengan melelang bandeng yang memiliki ukuran terbesar.

Berbeda halnya dengan pelelangan bandeng Sidoarjo, pelelangan bandeng

Gresik dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri, bentuknya seperti pasar

musiman bersifat perayaan. Pelelangan bandeng Gresik dilakukan sejak zaman

Belanda. Sama halnya dengan pelelangan bandeng Sidoarjo, pelelangan gresik

dijadikan sarana untuk mengumpulkan dana sosial.

2.4 Saluran Pemasaran

Pendekatan dasar yang umum dipergunakan untuk mempelajari pemasaran

menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986) ada tiga, yaitu ;

1. Pendekatan serba barang,

2. Pendekatan lembaga, dan

3. Pendekatan serba fungsi

Pemasaran harus dihubungkan dengan asas dan hukum ilmu ekonomi

seperti pembentukan harga atau price working, nilai dan harga, penawaran dan

permintaan, bentuk dan corak persaingan dalam pasar monopoli, oligopoli dan

sebagainya, susunan ongkos, elastisitas, dantekanan pada persoalan teoritis

sehingga cara pendekatan gabungannya sesuai dengan pendekatan sudut teori

ekonomi (Economic Theorical Approach).

Page 25: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

12

Pemasaran menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986) merupakan suatu

proses pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan yang tertuju untuk

memindahkan barang-barang atau jasa-jasa dari sektor produksi ke sektor

konsumsi. Fungsi pemasaran menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986) dapat

dikelompokan sebagai berikut :

1. Fungsi pertukaran yang meliputi penjualan, dan pembelian

2. Fungsi pengadaan fisik yang meliputi pengakutan, penyimpanan

3. Fungsi pelancar yang meliputi permodalan, penanggungan resiko, standarisasi

dan grading, informasi pasar

Pemasaran menurut Kotler (2004) adalah suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan , menawarkan dan mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain.

Saluran pemasaran perikanan menurut Hanafiah & Saefuddin (1986)

dibagi menjadi dua yaitu pergerakan hasil perikanan sebagai bahan mentah dari

produsen sehingga sampai pada industri pengolahan (menggambarkan fungsi

pengumpulan) dan pergerakan hasil perikanan sebagai barang konsumsi (segar

atau produk olahan) dari produsen sampai pada konsumen (menggambarkan

pengumpulan dan penyebaran).

Barang-barang sebelum diterima konsumen telah mengalami proses

pengumpulan dan penyebaran. Pedagang besar merupakan titik akhir

pengumpulan dari produsen atau pedagang pengumpul lokal dan titik awal

penyebaran kepada konsumen, institusional market, atau pedagang ekspor melalui

pedagang eceran.

2.5 Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran menurut Hanafiah & Saefuddin (1986) adalah badan-

badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi pemasaran barang-barang dari

pihak produsen sampai pihak konsumen. Pihak produsen misalnya nelayan, petani

ikan, pengolah hasil perikanan bertugas menghasilkan barang-barang. Barang-

barang disalurkan kepada konsumen melalui pedagang perantara. Pedagang

perantara (middleman, intermeditary) menurut Hanafiah & Saefuddin (1986)

Page 26: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

13

adalah perorangan, perserikatan atau perseroan yang membeli dan mengumpulkan

barang-barang yang berasal dari produsen dan menyalurkannya kepada konsumen.

Berdasarkan kepemilikan barang dagang, pedagang perantara dibagi menjadi

pedagang yang mempunyai barang dan pedagang yang tidak mempunyai barang.

Lembaga pemasaran yang tergolong pedagang yang mempunyai barang

diantaranya terdiri dari pedagang pengumpul, grosir, eksportir, importir, dan

pedagang eceran. Sedangkan lembaga yang tergolong pedagang yang tidak

mempunyai barang adalah fungsional atau agen, dimana turunannya adalah

komisioner, makelar dan juru lelang.

Pedagang pengumpul umumnya dijumpai di daerah produksi dan membeli

hasil perikanan dari nelayan atau petani ikan. Yang tergolong pedagang

pengumpul adalah pengusaha warung, pembeli yang datang ke usaha perikanan,

koperasi lokal dan pengolahan lokal.

Pedagang besar biasanya aktif di pusat pasar dan memperoleh barang dari

pedagang pengumpul lokal (tengkulak) atau pelelangan. Pedagang besar

memperjualbelikan barang dalam jumlah besar. Target pasarnya adalah pedagang

eceran. Yang tergolong pedagang besar adalah hotel, restoran dan pabrik

pengolahan.

Pedagang eceran biasanya mendapatkan barang dari pedagang lokal atau

dari produsen. Yang tergolong pedagang eceran yaitu bentuk toko (store retailer)

dan dengan bentuk non-toko melalui door to door maupun pedagang kaki lima

(PKL).

Lembaga pemberi jasa (facilitating agencies) adalah mereka yang

memberikan jasa atau fasilitas untuk memperlancar fungsi tataniaga yang

dilakukan produsen atau perantara. Golongan pemberi jasa dibagi menjadi dua

yaitu pedagang perantara (merchant middleman) dan agent middleman.

2.6 Efisiensi, Biaya, dan Margin

Konsep biaya pemasaran perikanan menurut Hanafiah & Saefuddin (1986)

adalah jumlah pengeluaran perusahaan perikanan yang dikeluarkan oleh nelayan

atau petani ikan untuk keperluan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan

Page 27: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

14

penjualan hasil produksinya dan jumlah pengeluaran oleh lembaga pemasaran

(perantara) dan laba (profit) yang diterima oleh badan bersangkutan.

Margin adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan

harga yang dibayar kepada penjual pertama dan harga yang dijual pada pembeli

terakhir. Pada suatu perusahaan istilah margin merupakan sejumlah uang yang

ditentukan secara internal accounting yang diperlukan untuk menutupi biaya dan

laba.

Konsep analisis biaya dan margin tataniaga menurut Azzaino (1982)

merupakan salah satu alat analisis untuk menilai efisiensi sistem tataniaga.

Maksud efisiensi pengusaha swasta menurut Hanafiah & Saefuddin (1986) akan

berbeda dengan efisiensi dalam konteks konsumen atau sosial. Pengusaha swasta

menganggap efisiensi adalah keuntungan tinggi, biaya rendah dan jasa layanan

baik. Sehingga melahirkan efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis

meliputi produksi, pengadaan fisik mencakup prosedur, teknis, skala operasi,

tujuan penghematan fisik dan penghematan tenaga kerja. Sedangkan efisiensi

ekonomis digunakan sebagai alat ukur margin tataniaga yang meliputi aspek skill

dan pengetahuan dalam menurunkan biaya produksi minimum dan keuntungan

maksimum. Sedangkan efisiensi pada sisi sosial bila terjadi kepuasan maksimun

bagi konsumen dan pemenuhan keputusan-keputusan individu. Pada sisi sosial

lebih berhubungan dengan faktor input dan output. Faktor input dalam upaya

untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan faktor hasil adalah respon yang

diberikan konsumen terhadap hasil.

Tataniaga dikatakan efisien menurut Samad (1982) diacu dalam Siregar

(1985) jika terdapat penyesuaian produksi secara optimal dengan konsumsi.

Tataniaga akan menjadi lebih efisien apabila dalam operasinya memiliki biaya

yang rendah, tetapi menurut Hamin dan Teken (1972) diacu dalam Siregar (1985)

meningkatnya biaya tataniaga belum tentu bahwa suatu tataniaga barang tersebut

efisien, tetapi jika meningkatnya biaya tataniaga itu tidak diikuti dengan kepuasan

konsumen. Demikian halnya dengan berkurangnya margin tataniaga yang tidak

diikuti oleh kepuasan konsumen maka tataniaga ini tidak efisien. Salah satu alat

analisis lainnya sebagai indikator efisiensi tataniaga menurut Siregar (1985)

berupa farmer’s share. Farmer’s share adalah bagian harga konsumen yang

Page 28: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

15

diterima produsen. Adapun sistem tataniaga dianggap efisien menurut Mubyarto

(1982) diacu dalam Hanafiah (1986) jika memenuhi syarat yaitu :

1. Mampu menyampaikan barang dari konsumen ke konsumen dengan biaya

semurah-murahnya

2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari harga konsumen akhir kepada

semua pihak serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga tersebut. Adil itu

maksudnya pemberian balas jasa seusuai sumbanganya masing-masing.

Efisiensi tataniaga dapat ditingkatkan menurut Converse and Jones (1968)

mengemukan cara-cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan efisiensi

tataniaga, diantaranya :

1. Menghilangkan persaingan yang tidak bermanfaat

2. Mengurangi middleman pada saluran vertikal

3. Memakai metode kooperatif

4. Memberi bantuan (subsidi) pada konsumen

5. Standarisasi dan simplikasi

2.7 Retribusi dan Pembiayaan Pelelangan

Untuk membiayai segala keperluan yang ditimbulkan oleh adanya

pelelangan ikan menurut Adrianto (2006) maka organisasi penyelenggaraan ikan

diatur dalam pasal 7 ayat 3 PP No.64 Tahun 1957. Organisasi penyelenggara

lelang dapat memungut retribusi setinggi-tingginya 5% dari hasil penjualan ikan.

Pungutan retribusi dibebankan kepada pihak penjual dan pembeli yang

melaksanakan transaksi lelang. Retribusi dikenakan pada pelelangan jika

pemerintah setempat memberikan fasilitas atau pelayanan pelelangan.

Hasil pungutan retribusi dan alokasi penggunaannya ditetapkan dengan

perda yang pelaksanaannya diatur dengan SK Bupati/walikota pada tiap-tiap

lokasi pelelangan. Garis besar alokasi retribusi digunakan untuk keperluan sebagai

berikut :

1. Penerimaan untuk pemda provinsi

2. Penerimaan untuk pemda kabupaten

3. Biaya penyelenggaraan lelang/pemeliharaan sarana lelang

4. Dana kesejahteraan/asuransi nelayan/pembudidaya

Page 29: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

16

Pengelolaan pungutan retribusi berdasarkan Adrianto (2006) digunakan

untuk penyelenggaraan dan pemeliharaan sarana pelelangan. Biaya yang biasanya

digunakan adalah biaya untuk pembinaan dan pengembangan usaha/organisasi

penyelenggara lelang, usaha perkreditan dan penyelenggaraan lelang. Selain itu

retribusi pelelangan dapat digunakan untuk biaya kebersihan dan dana

kesejahteraan nelayan/pembudidaya.

2.8 Faktor Strategis Internal dan Eksternal

Semua organisasi menurut David (2004) akan memiliki kekuatan dan

kelemahan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Namun tidak satupun

perusahaan yang mempunyai kekuatan dan kelemahan yang sama di semua

bidang. Kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal

serta pernyataan misi merupakan landasan dalam menetapkan sasaran dan strategi.

Analisis faktor internal memerlukan pengumpulan dan pengolahan informasi

mengenai manajemen pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian

dan pengembangan dan pengembangan serta sistem informasi manajemen.

Berdasarkan beberapa informasi yang didapatkan di atas akan menjadi faktor-

faktor kunci yang harus diurutkan berdasarkan prioritas, sehingga kekuatan dan

kelemahan perusahaan dapat ditentukan.

Berbeda halnya dengan analisis faktor internal diatas, analisis faktor

eksternal suatu perusahaan harus mengumpulkan informasi mengenai tren

ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum

dan teknologi. Sejumlah orang yang dapat diminta untuk memantau berbagai

sumber informasi seperti majalah, jurnal perdagangan, dan surat kabar ternama.

Ketika informasi sudah terkumpul, informasi harus dicerna dan dievaluasi. Daftar

prioritas faktor-faktor tersebut dapat diperoleh dengan meminta manajer

mengurutkan faktor-faktor yang diidentifikasi. Faktor-faktor utama dapat berbeda

pada setiap waktu atapun industri. Faktor-faktor eksternal menurut David (2004)

penting untuk pencapaian tujuan jangka panjang dan sasaran tahunan, dapat

diukur, berlaku bagi semua perusahaan pesaing, dan berkaitan dengan keseluruhan

perusahaan dan beberapa yang lain.

Page 30: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Tujuan yang telah ditetapkan pada penelitian yaitu mengetahui kondisi

umum pelelangan bandeng di Kabupaten Pangkep, menganalisis biaya, margin,

dan efisiensi pemasaran bandeng, menganalisis kontribusi retribusi Pelelangan

Bandeng Pangkep terhadap Pendapatan Asli Daerah dan menganalisis faktor-

faktor strategis internal dan eksternal pelelangan. Penelitian ini dilakukan melalui

3 tahap yang disesuaikan dengan tujuan tersebut. Tahap pertama mengidentifikasi

rantai pemasaran dari produsen sampai konsumen di lingkungan pelelangan lalu

dilanjutkan tahap kedua mengetahui kontribusi retribusi pelelangan, dan tahap

ketiga menganalisis faktor strategis internal dan faktor eksternal pelelangan.

Pada tahap pertama dibahas mengenai gambaran umum kondisi

pelelangan. Dengan gambaran tersebut akan diketahui stakeholder (pihak yang

terlibat) dalam penyelenggaraan pelelangan dan rantai pemasaran ikan bandeng

dari pembudidaya hingga konsumen yang melalui pelelangan. Rantai pemasaran

yang terbentuk akan menggambarkan besarnya biaya dan margin pada lembaga

pemasaran. Besarnya margin tersebut merupakan bagian dari keuntungan yang

diperoleh oleh lembaga pemasaran. Adapun kerangka pemikiran penelitian dapat

dilihat pada Gambar 2.

Pada tahap kedua dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi

retribusi pelelangan terhadap retribusi pasar grosir dan pertokoan. Pelelangan

bandeng terkoordinasi pengelolaannya dengan pasar grosir dan pertokoan.

Sehingga besarnya retribusi yang diterima dari pasar grosir dan perkotoan akan

dipengaruhi oleh besarnya retribusi pelelangan. Selain itu dilihat bagaimana

kontribusi retribusi pelelangan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Pangkep.

Pada tahap ketiga dalam mengidentifikasi faktor strategis internal dan

eksternal dengan menggunakan matrik pembobotan IFE (Internal Factor

Evaluation)dan EFE (External Factor Evaluation). Tahap analisis lingkungan

internal (Matrik IFE) dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan dari

penyelenggaraan pelelangan bandeng. Tahap analisis eksternal (Matrik EFE)

Page 31: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

18

menganalisis lingkungan makro dan lingkungan mikro sehingga dapat diketahui

bahwa peluang dan ancaman.

Gambar 2. Kerangka Pendekatan Studi

Pelelangan Bandeng Pasar Sentral Pangkep

Pembudidaya

Pungawa

Pembeli/Pedagang

Penagih Retribusi

Stakeholder dalam Pelelangan Bandeng

Analisis Biaya, Margin, Efisiensi Pemasaran

Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Analisis Retribusi Pelelangan

Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Analisis IFE Analisis EFE

Evaluasi

Page 32: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

IV. METODOLOGI

4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kasus dengan satuan

kasus adalah Pelelangan Bandeng Pangkep. Penelitian kasus menurut Maxfield

(1990) diacu dalam Nazir (1988) adalah penelitian tentang status subjek penelitian

yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan

personalitas. Adapun tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran

secara mendetail tentang latar belakang, sifat serta karakter-karakter khas dari

kasus ataupun status individu, yang kemudian sifat-sifat khas tersebut akan

dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Peneliti ingin mempelajari secara intensif

latar belakang Pelelangan Bandeng di Kabupaten Pangkep serta interaksi

lingkungan internal dan eksternal dari kelembagaan pelelangan.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data

image. Penelitian ini mempergunakan data berupa data primer dan data sekunder.

Data primer akan diperoleh langsung melalui pengamatan pelelangan dalam aspek

internal maupun eksternal pelelangan serta wawancara dengan orang/lembaga

yang berhubungan dengan pelelangan bandeng. Data sekunder dikumpulkan dari

dokumentasi, publikasi dari lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Kelautan

Perikanan, BPS (Badan Pusat Statistik), pemerintah kabupaten Pangkep, aparat

kecamatan dan desa tempat penelitian.

4.3 Metode Penarikan Sampel

Sampel menurut Nazir (1988) merupakan suatu jumlah yang lebih kecil

dari keseluruhan populasi. Metode penarikan sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Metode ini dilakukan dengan pemilihan

anggota populasi yang memenuhi tujuan tertentu dan mengandalkan logika atas

kaidah-kaidah yang berlaku yang didasari kemampuan judgement peneliti.

Metode purposive sampling menurut Nazir (1988) adalah penentuan sampel yang

dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Responden

Page 33: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

20

yang diambil adalah pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pelelangan dan

pihak pendukung. Pihak yang langsung terlibat dengan penyelenggara lelang

(juru lelang), pedagang perantara dan pembudidaya/produsen, serta konsumen.

Sedangkan pihak pendukung adalah dinas-dinas terkait yang ada.

Tabel 5. Jumlah Responden

Jenis Responden Jumlah Sampel (orang)

Pembudidaya 4

Pungawa 4

Pacatto 1

Pagandeng 1

Pengecer Pasar 5

Pemerintah Daerah 14

Konsumen 1

Jumlah 30

Sumber : Data Primer (2007)

4.4 Metode Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang

lebih mudah dipahami. Hasil identifikasi terhadap faktor lingkungan internal yang

terdiri dari kekuatan dan kelemahan pelelangan dianalisis melalui IFE (Internal

Factor Evaluation) sedangkan faktor lingkungan eksternal pelelangan terdiri atas

peluang dan ancaman yang dianalisis melalui EFE (External Factor Evalution)

4.4.1 Analisis Efisiensi, Biaya, dan Margin

Berpindahnya barang dari pusat produksi ke pusat konsumsi memerlukan

jarak dan waktu. Hal ini memungkinkan resiko biaya. Dalam teori harga

diasumsikan bahwa penjual dan pembeli bertemu langsung, sehingga harga hanya

ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar. Margin pemasaran

adalah perbedaan harga di tingkat pengecer (konsumen akhir) dengan harga di

tingkat pembudidaya (Sudiyono 2002).

Mi = Pki-Ppi................................................................................................... (1)

Keterangan :

Mi : Marjin pemasaran tingkat ke-i

Pki : Harga beli konsumen tingkat ke-i

Ppi : Harga beli konsumen tingkat ke-i

Page 34: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

21

Marjin pemasaran dapat pula diperoleh dengan menjumlahkan biaya

pemasaran dan keuntungan setiap lembaga. Komponen margin pemasaran ini

terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk

melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya

fungsional dan keuntungan profit lembaga pemasaran. Apabila dalam pemasaran

suatu produk pertanian, terdapat lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-

fungsi pemasaran, maka margin pemasaran secara matematis dapat ditulis sebagai

berikut (Sudiyono 2002) :

.............................................................................(2)

Keterangan

M : margin pemasaran

Cij : biaya pemasaran untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-I oleh

lembaga pemasaran ke-j

πj : keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran ke-j

m : jenis biaya pemasaran

n : jumlah lembaga pemasaran

Berdasarkan dimensi waktunya, marjin pemasaran dapat dilihat dari waktu

yang sangat singkat sekali, yaitu berdasarkan cross section ataupun dalam waktu

yang lama. Marjin pemasaran ini terdiri dari biaya-biaya untuk melakukan fungsi

pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran. Alokasi marjin pemasaran ke

dalam biaya untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-

lembaga pemasaran ini membentuk distribusi marjin pemasaran.

4.4.2 Farmer’s Share

Analisis Farmer’s Share (Fs) digunakan untuk membandingkan harga

yang diterima produsen atau pembudidaya dengan harga dibayarkan oleh

konsumen akhir. Perhitungan Fs bertujuan untuk mengetahui keberpihakan pasar

terhadap pembudidaya Goswami (1991) diacu dalam Hossain (2002)

∑∑ ∑= =

+=

m

i

n

j

jCijMij1 1

π

Page 35: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

22

Fs = Pf x 100 %................................................................................................... (3)

Pr

Keterangan :

Fs : Persentase yang diterima oleh pembudidaya

Pr : Harga di tingkat konsumen

Pf : Harga di tingkat pembudidaya

4.4.3 Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran diperlukan untuk mengetahui biaya pemasaran yang

digunakan pada setiap nilai penerimaan yang didapatkan (Downey dan Erickson

1992).

Ep = BP x 100 %................................................................................................. (4)

TP

Keterangan :

EP : Efisiensi Pemasaran

BP : Biaya pemasaran yang digunakan

TP : Total nilai pemasaran

Jika Ep > 1 berarti tidak efisien dan Ep < 1 berarti efisien

4.4.4 Analisis Retribusi Pelelangan

Analisis Retribusi Pelelangan berdasarkan Chalid (1995) dapat diketahui

melalui analisis kontribusi retribusi pelelangan terhadap pendapatan retribusi

daerah, kontribusi retribusi pelelangan terhadap PAD, Rasio Efisiensi Biaya

Pengelolaan Retribusi Pelelangan. Retribusi yang diterima oleh Dinas Pendapatan

Daerah dari Pelelangan bandeng memberikan kontribusi pada total retribusi

daerah. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa berapa besar kontribusi retribusi

pelelangan terhadap pendapatan retribusi daerah. Semakin besar kontribusi

retribusi daerah dari retribusi pelelangan, maka pelelangan memiliki pengaruh

besar bagi pendapatan retribusi daerah (Halim 2001).

Page 36: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

23

Keterangan :

KRD : Kontribusi Retribusi Pelelangan terhadap Retribusi Daerah per tahun

RTPI : Penerimaan Retribusi Pelelangan dalam setahun (Rp)

RD : Penerimaan Retribusi Daerah dalam setahun (Rp)

Sumber pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) didapatkan dari

Retribusi Daerah, Pajak Daerah, pendapatan daerah lainnya. Untuk mengetahui

kontribusi retribusi pelelangan terhadap PAD, sebenarnya berhubungan dengan

retribusi daerah yang dipengaruhi oleh retribusi pelelangan. Hal ini dilakukan

dengan tujuan untuk melihat persentase retribusi pelelangan pada PAD. Semakin

besar kontribusi yang diberikan maka pelelangan merupakan sumber pendapatan

(PAD) yang berpengaruh.bagi daerah (Suprapto 1994).

Keterangan :

KPAD : Kontribusi Retribusi Pelelangan terhadap Pendapatan Asli Daerah per

tahun

RTPI : Penerimaan Retribusi Pelelangan dalam setahun (Rp)

PAD : Penerimaan Pendapatan Aslii Daerah dalam setahun (Rp)

Total retribusi pelelangan terkumpul dalam penerimaan retribusi pasar

grosir dan pertokoan. Selanjutnya setiap penerimaan retribusi dikumpulkan

menjadi salah satu penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Setiap

pengeluaran untuk pengelolaan pelelangan menjadi indikator efisiensi retribusi.

Rasio Efisiensi Biaya Pengelolaan Retribusi Pelelangan digunakan untuk

mengetahui efisiensi penerimaan retribusi pelelangan (Suprapto 1994).

EBR = BPTPI x 100 %............................................................................... (6)

RTPI

KPAD = RTPI x 100 %............................................................................... (5)

PAD

KRD = RTPI x 100%............................................................................... (4)

RD

Page 37: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

24

Keterangan

EBR : Efisiensi Biaya Pengelolaan Pelelangan

BPTPI : Biaya yang digunakan dalam pengelolaan pelengan

RTPI : Penerimaan Retribusi Pelelangan dalam setahun (Rp)

4.4.5 Penentuan Bobot

Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor

strategis internal dan ekstrernal kepada Kepala Pasar Sentral Pangkep dengan

menggunakan metode paired comparison (Kinnera dan Taylor 1991 diacu dalam

Saputra 2006). Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap

setiap faktor penentu internal dan eksternal. Penentuan bobot variabel digunakan

skala 1,2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

Indikator horizontal adalah faktor-faktor internal atau eksternal pada

lajur horizontal, sedangkan indikator vertikal adalah faktor-faktor internal atau

eksternal pada lajur vertikal. Metode ini membandingkan secara berpasangan

antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya

terhadap pelelangan bandeng. Bentuk penilaian dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Pelelangan

No Faktor Internal Pelelangan A B C D .... Total Bobot

1 A

2 B

3 C

4 D

Total

Sumber : Rangkuti 2006

Setelah selesai menganalisis faktor-faktor strategis internal, dilakukan

analisis faktor strategis eksternal. Penilaian bobot yang dilakukan sama seperti

yang dilakukan untuk menilai pembobotan faktor internal di atas.

Page 38: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

25

Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Pelelangan

No Faktor Eksternal Pelelangan A B C D .... Total Bobot

1 A

2 B

3 C

4 D

... ....

Total

Sumber : Rangkuti 2006

4.4.6 Analisis Internal Faktor Evaluation (IFE)

Menurut Rangkuti (2006) matrik IFE digunakan untuk mengetahui fakor-

faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dianggap penting. Data digali dari beberapa fungsional pelelangan bandeng.

Tahapan kerja matrik IFE menurut David (2004) adalah sebagai berikut

a. Membuat daftar faktor-faktor sukses kritis untuk aspek internal kekuatan

dan kelemahan

b. membuat bobot dari masing-masing faktor sukses kritis dimulai dari skala

1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan

c. Memberikan rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor

yang memiliki nilai :

1 = kelemahan utama

2 = kelemahan kecil

3 = kekuatan kecil

4 = kekuatan utama

d. mengalihkan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk

menentukan nilai skor

e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan

yang dinilai. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu

bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya

Page 39: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

26

Tabel 8. Matrik Internal Faktor Evaluation (IFE)

No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

1

2

3

4

5

… Sumber : Rangkuti 2006

4.4.7 Analisis External Factor Evaluation (EFE)

Matrik EFE menurut Rangkuti (2006) digunkan untuk mengevaluasi

faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk

menganalisis hal-hal yang menyangkut ekonomi, sosial, lingkungan politik,

teknologi dan ekologi. Hal tersebut penting karena berpengaruh secara langsung

maupun tidak langsung pada perusahaan (pelelangan bandeng)

Tahapan kerja matrik EFE adalah sebagai berikut :

a. Membuat daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting

bagi kesuksesan dan kegagalan usaha cakupannya peluang dan ancaman

b. Membuat bobot dari faktor-faktor suykses kritis tadi dengan skala yang

lebih tinggi bagi yang punya prestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya.

Jumlah seluruh skor harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung

berdasarkan rata-rata industrinya.

c. Memberikan rating nilai antara 1 sampai dengan 4 bagi masing-masing

faktor yang memiliki nilai :

1 = di bawah rata-rata

2 = rata-rata

3 = di atas rata-rata

4 = sangat bagus

d. Mengalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor

semua nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan

e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan

yang dinilai.

Page 40: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

27

Tabel 9. Matrik External Factor Evaluation (EFE) No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

1

2

3

4

5

Sumber : Rangkuti 2006

4.6 Definisi Operasional

Beberapa definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bandeng adalah sebutan bandeng berukuran 3 jari. Sedangkan yang

berukuran kurang dari 3 jari disebut ikan bolu.

2. Pelelangan bandeng adalah tempat terjadinya mekanisme lelang dengan objek

lelang yaitu bandeng.

3. Pangkep adalah singkatan dari Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan,

Provinsi Sulawesi Selatan.

4. Pembudidaya adalah orang yang membudidaya bandeng dan mensuplai ke

pelelangan. Pembudidaya adalah supplier pelelangan bandeng.

5. Pungawa adalah yang menjual bandeng dan mengumpulkannya dari

pembudidaya.

6. Pacatto adalah pembeli besar. Pacatto merupakan konsumen tingkat satu

dalam rantai pemasaran. Pacatto menyalurkan bandeng ke berbagai daerah.

Pacatto berperan dalam memperluas jaringan pemasaran bandeng. Pacatto

membeli bandeng dengan transaksi lelang.

7. Pagandeng adalah pedagang eceran biasanya mendapatkan barang dari

pacatto. Pagandeng tergolong pengecer ada yang berbentuk toko (store

retailer) dan non-toko misalnya melalui door to door dan pedagang kaki

lima. Bentuk door to door yang dilakukan pedagang eceran di Pangkep

berbentuk pagandeng sepeda dan pagandeng motor. Perbedaan antara

pagandeng motor dan pagandeng sepeda terletak pada jumlah ikan yang

diperjualbelikan, alat transportasi yang digunakan serta jangakauan

pemasaran

Page 41: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

28

8. Los adalah bagian dari pelelangan. Los merupakan tempat terjadinya

transaksi lelang.

9. Retribusi adalah pungutan yang dikenakan pada organisasi lelang oleh

pemerintah daerah berdasarkan pelayanan yang diberikan.

10. Efisiensi pemasaran adalah suatu analisis pemasaran

11. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam perusahaan yang

secara langsung mempengaruhi aktivitas pelelangan. Pada lingkungan ini

terdapat variabel kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) pelelangan.

12. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan yang

secara langsung mempengaruhi aktivitas pelelangan. Pada lingkungan ini

terdapat variabel peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pelelangan.

13. IFE adalah singkatan dari Internal Factor Evaluation yang digunakan untuk

mengetahui dan menilai faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh pelelangan yang dianggap

merupakan faktor penting.

14. EFE adalah singkatan dari External Factor Evaluation yang digunakan untuk

mengetahui dan menilai faktor-faktor eksternal perusahaan yang berkaitan

dengan peluang dan ancaman yang dimiliki oleh pelelangan yang dianggap

merupakan faktor penting.

15. Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain

yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar.

16. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya,

keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif

pelelangan.

17. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan

eksternal pelelangan.

18. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan eksternal pelelangan.

Page 42: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

29

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juni-10 September 2007 di

Areal Pasar Sentral Palampang, Kelurahan Mapasaile, Kecamatan Pangkajene,

Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 43: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) berada di bagian barat

Provinsi Sulawesi Selatan dengan garis koordinat terletak antara 110o sampai

113” Lintang Selatan dan 4o 40’ sampai 8.00 ” Bujur Timur. Secara administratif

berbatasan dengan :

1) Sebelah Utara dengan Kabupaten Barru,

2) Sebelah Selatan dengan Kabupaten Maros,

3) Sebelah Timur Kabupaten Bone dan

4) Sebelah Barat dengan Selat Makassar dan Laut Jawa

Kabupaten Pangkep terdiri dari 12 kecamatan. Sembilan kecamatan yang

terletak di daratan yaitu Kecamatan Balloci, Tondong Tallasa, Minasa Tene,

Pangkajene, Bungoro, Labakkang, Ma’rang, Segeri, Mandalle. Sedangkan

kecamatan yang berada di kepulauan yaitu Kecataman Liukang Tupabbiring,

Liukang Tangaya, Liukang Kalmas. Kabupaten Pangkep memiliki luas wilayah

seluas 1.112,29 km2 dan berjarak 51 km dari Makassar. Wilayah dataran rendah

dan pegunungan memiliki luas 73.721 ha membentang dari garis pantai barat ke

Timur terdiri dari persawahan, tambak, rawa-rawa, empang, Wilayah pegunungan

terletak di sebelah timur berada pada ketinggian 100-1000 meter di atas

permukaan laut. Wilayah ini terdiri dari batu cadas dan batu bara serta berbagai

jenis marmer. Wilayah kepulauan terdiri dari 119 pulau yang 93 pulau diantaranya

berpenghuni dengan penduduk sekitar 80.000 jiwa (Republika 2007) . Pulau-

pulau tersebut diantaranya Kepulauan Pabbiring (pulau Tamba Koron,

P.Kapoposang, P.Karompa, P.Sangkarang, P. Lanyuakan, P.Lakai)

Temperatur udara berada pada kisaran 21°C - 31°C dengan rata-rata

26,40°C. Kondisi angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang. Tempat

pendeteksian curah hujan di stasiun Tabo-tabo, Leang Lonrong, dan stasiun

Segeri. Curah hujan berdasarkan pendeteksian di stasiun Tabo-tabo dengan

kelembaban udara tidak merata kondisinya menurun dari 802/159 (2001) menjadi

666/141 (2004) menurun dari 2001 mencapai hari hujan.

Page 44: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

31

5.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Pangkep tahun 2006 sebanyak 279.887 jiwa

yang terdiri atas 132.002 jiwa (51,6%) jiwa perempuan dan 147.885 jiwa atau

48,4% laki – laki. Tingkat kepadatan mencapai 260 jiwa/km² dengan tingkat

kepadatan penduduk yang terbesar berada di kecamatan Pangkajene yang

mencapai 803,88 jiwa/km², sedangkan tingkat kepadatan penduduk yang terkecil

di Kecamatan Tondong Talasa dengan 85 jiwa/ km². Jumlah rumah tangga sebesar

62.665 Kepala Keluarga (KK) dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak

5 orang.

Hampir 99,6% penduduk beragama Islam, selebihnya Kristen Katholik,

Kristen Protestan, dan Hindu/Budha. Sebagian besar penduduk bermata

pencaharian sebagai petani dan nelayan. Namun ada pula yang menjadi pedagang,

tukang jasa angkutan, dan pegawai pemerintahan.

Tabel 10. Luas Wilayah per kecamatan dan Jumlah Penduduk di kabupaten

Pangkep Tahun 2006

No Kecamatan Luas Wilayah (km2)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(jiwa/km2)

1 Liukang Kalmas 120,00 16. 263 136

2 Liukang Tangaya 91,5 11.289 123

3 Liukang Tupabbiring 140,00 29.857 213

4 Pangkajene 47,39 38.096 804

5 Balloci 143,48 16.281 113

6 Bungoro 90,12 35.727 396

7 Ma’rang 98,46 40.617 413

8 Labakkang 75,22 29.965 398

9 Segeri 78,28 19.759 252

10 Minasa Te’ne 76,48 29.236 382

11 Tondong Talasa 111.20 9.533 86

12 Mandalle 40.16 12.724 317

Total 1.112.29 289.347 261

Sumber : BPS Kab.Pangkep 2006 (diolah)

5.2 Keadaan Umum Pelelangan Bandeng Pangkep

5.2.1 Sejarah Pelelangan

Keberadaan Pelelangan Bandeng Pangkep dilatarbelakangi oleh

keterbatasan para pembudidaya dan nelayan dalam memperluas jangkauan

pemasaran bandeng ke Makassar. Keterbatasan fasilitas pengangkutan dan jarak

tempuh menjadi kendala utama. Dahulu pembudidaya dan nelayan menggunakan

Page 45: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

32

perahu kecil untuk mengangkut ikan. Waktu tempuh sekitar 12 jam (pukul 16.00-

pukul 04.00). Aktivitas ini dilakukan setiap hari, dimana siangnya memanen ikan

lalu dilanjutkan dengan menyusuri sungai dan laut menuju pelabuhan untuk

menjual ikan di Pelelangan Paotere atau Pelelangan Rajawali. Hal ini menjadikan

pembudidaya kelelahan.

Sekitar tahun 1960 diprakarsai oleh Haji Baharuddin (panggilan Haji

Baha) mulai dirintis penjualan ikan dengan mekanisme lelang. Haji Baha

terinspirasi oleh saudaranya (Dora, Abdul Hamman, Yi Embah, Muhammad)

yang kelelahan memasarkan bandeng ke Makassar. Haji Baha menawarkan jasa

penjualan bandeng pada saudaranya dengan mekanisme lelang. Fasilitas yang

digunakan terdiri dari meja, kursi. Mekanisme lelang Haji Baha berkembang dan

akhirnya diikuti pembudidaya yang lainnya. Pembudidaya beralih fungsi ganda

menjadi pungawa. Pungawa adalah yang menjual bandeng dan mengumpulkannya

dari pembudidaya. Pada tahun 1961 mekanisme lelang ini diikuti oleh tiga

pungawa.

5.2.2 Bandeng Pangkep

Bandeng Pangkep memiliki kekhasan dari bau dan rasa. Pembudidaya

meyakini bahwa Perairan Sulawesi relatif belum banyak tercemar. Hal ini

menyebabkan bandeng tidak berbau lumpur. Kekhasan lainnya yaitu rasa khas

keju dari bandeng bakar. Jika ikan disajikan melalui pembakaran, maka bandeng

akan mengeluarkan lelehan minyak seperti keju yang dipanaskan. Hal ini

menyebabakan rasa yang berbeda dengan bandeng lainnya. Propinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan Nessa (1982) merupakan pelopor pertambakan di Indonesia.

Hal ini mengakibatkan kualitas bandeng Pangkep yang berbeda dengan bandeng

lainnya. Pada tahun 2007 ini, Bandeng Bakar Pangkep dijadikan produk makanan

unggulan khas Pangkep disamping Sop Saudara (sejenis sop daging/iga).

Kualitas dan kekhasan bandeng Pangkep menimbulkan perspektif positif

bagi pemasaran bandeng. Hal ini mendorong pembudidaya di luar Pangkep

memasarkan bandeng di Pangkep. Adapaun beberapa kabupaten yang

memasarkan bandeng di Pangkep diantaranya Kabupaten Pinrang, Kabupaten,

Page 46: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

33

Wajo, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Siwa, bahkan ada yang berasal dari

Provinsi Kalimantan Timur (Kabupaten Tarakan).

5.2.3 Ukuran Bandeng

Pelelangan belum memanfaatkan alat timbang untuk menghitung berat

bandeng. Perhitungan dilakukan secara manual (by hand) oleh juru hitung. Juru

hitung menggunakan metode yang unik. Perhitungan dilakukan per sepuluh

bandeng. Setiap terhitung sebanyak sepuluh ekor, maka akan dipisahkan satu ekor

sebagai satu hitungan, sehingga total ikan dapat diketahui dari bandeng yang

sudah dipisahkan.

Bandeng di pelelangan memiliki grade ukuran tertentu. Ukuran besar atau

kecilnya bandeng diukur dengan lebar jari tangan (telunjuk-jari tengah-jari manis-

kelingking). Berikut ini ukuran-ukuran yang berlaku di pelelangan :

1. Ukuran 2 jari

Bandeng berukuran 2 jari atau kurang dari 2 jari merupakan stok ukuran

yang jarang terdapat di pelelangan. Suplai bandeng didorong oleh harga bandeng.

Jika bandeng pada hari sebelumnya memiliki harga yang tinggi, maka

kecenderungan pembudidaya untuk memanen ikan akan semakin besar. Panen

yang dilakukan pembudidaya memberikan dampak pada bandeng yang masih

berukuran kecil. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih

besar. Berat bandeng ukuran 2 jari berdasarkan Acuan Konversi Perhitungan

seberat 0.11 kg/ekor. Jumlah ikan per kg sebanyak 9-10 ekor bandeng. Harga

bandeng sebesar Rp 10.000/kg.

2. Ukuran 3 jari

Bandeng berukuran 3 jari merupakan ukuran yang sering banyak

ditemukan di pelelangan. Ukuran ini sesuai dengan fase budidaya bandeng yang

membutuhkan waktu 3-4 bulan. Ukuran ini sebagai ukuran standar pelelangan,

karena terdapat di pelelangan dengan jumlah yang banyak (Lampiran 16). Berat

bandeng berukuran 3 jari berdasarkan Acuan Konversi Perhitungan seberat 0.22

kg/ekor. Jumlah ikan per kg sebanyak 5-6 ekor bandeng. Harga bandeng di pasar

sebesar Rp 10.000/kg

Page 47: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

34

3. Ukuran 4 jari

Seperti halnya bandeng berukuran 2 jari, stok bandeng berukuran 4 jarang

terdapat di pelelangan. Penyebabnya pada saat panen, bandeng tersebut masih

berada di tambak dan mendapatkan suplai makanan yang teratur.

Pembeli memiliki karakter tersendiri dalam memilih ikan. Berat bandeng

berukuran 4 jari berdasarkan Acuan Konversi Perhitungan seberat 0.33 kg/ekor.

Jumlah ikan per kg sebanyak 3-4 ekor bandeng.

Variasi ukuran bandeng dipengaruhi oleh kecepatan waktu panen. Selain

itu dipengaruhi oleh musim (pasang pagi dan pasang sore), dan juga tempat

pembesaran. Pasang pagi merupakan kondisi air pasang yang terjadi pada pagi

hari dan yang membawa suhu dingin. Periode pasang pagi terjadi pada bulan

Februari-September. Kondisi ini menyebabkan bandeng sedikit makan sehingga

berdampak pada ukuran bandeng. Bandeng pada waktu pasang pagi berukuran

lebih kecil (ukuran 2 jari atau kurang ukuran 2). Pasang sore merupakan kondisi

pasang yang terjadi pada sore hari dan membawa suhu hangat. Periode pasang

sore terjadi pada bulan Oktober-Januari. Kondisi ini menyebabkan bandeng

mendapatkan banyak sehingga berukuran besar. Bandeng yang mengalami pasang

sore biasanya berukuran 3-4 jari. Kedua kondisi baik pasang pagi maupun pasang

sore akan berdampak pada ukuran ikan.

Teknik pembesaran nener (benih bandeng) berpengaruh terhadap ukuran

bandeng yang dihasilkan. Teknik pembesaran dipengaruhi oleh ketersedian pakan

alami. Kesiapan tambak dengan pakan alami akan menyebabkan bandeng

memiliki suplai makanan dan hal ini akan berdampak pada ukuran bandeng yang

lebih besar. Pakan alami didapatkan dari prosedur budidaya yang baik. Pemberian

pupuk pada tambak yang telah dikeringkan diisi air dengan tinggi ¼ kolam lalu

dibiarkan hingga muncul pakan alami. Tanda munculnya pakan alami di kolam

tambak yaitu tergenangnya sejenis lumut dipermukaan air. Setelah muncul tanda

tersebut nener yang berumur 30 hari telah siap untuk dibudidayakan.

Karakteristik pembeli bandeng berbeda di setiap daerah. Perbedaan ini

dalam ukuran ikan. Pembeli yang berasal dari Jeneponto biasanya lebih menyukai

bandeng yang berukuran kecil (ukuran 2 jari). Berbeda halnya dengan pembeli

untuk restoran atau warung makan. Dimana untuk kebutuhan restoran atau warung

Page 48: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

35

makan lebih menyukai bandeng yang berukuran besar (ukuran 4). Pada umumnya

masyarakat lebih menyukai ukuran 3 jari.

5.2.4 Jumlah Bandeng

Pelelangan Bandeng Pangkep dilaksanakan setiap hari dan sepanjang

tahun. Stok bandeng yang terdapat di pelelangan dibedakan menurut ukuran jari.

Jumlah bandeng berukuran 3 jari memiliki berat sekitar 0.22 kg/ekor merupakan

jenis ukuran yang terbanyak. Hampir 45 % bandeng di pelelangan berukuran 3

jari. Total rata-rata bandeng yang terdapat di pelelangan terdapat sebanyak

976 ton per bulan Juli 2007 (Lampiran 18). Bandeng disuplai dari Pangkep dan

luar Pangkep. Bandeng yang berasal dari Pangkep disuplai dari beberapa

kecamatan seperti Ma’rang dan Labakkang. Sedangkan bandeng yang besaral dari

luar Pangkep berasal dari beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan seperti Pinrang

dan Wajo, bahkan dari luar Sulawesi Selatan seperti Kalimantan Timur.

5.2.5 Harga Bandeng

Penawaran harga bandeng di pelelangan berfluktuasi dipengaruhi oleh

ukuran ikan, banyaknya pembeli, banyaknya ikan dan harga ikan laut. Hubungan

tinggi rendahnya harga tergantung dari ukuran bandeng, harga ikan laut, jumlah

pembeli, dan jumlah ikan.

Semakin besar ukuran bandeng akan semakin besar pula harganya.

Semakin banyak pembeli di pelelangan maka akan semakin besar harga bandeng

yang ditawarkan. Berbeda halnya dengan semakin banyaknya bandeng terdapat di

pelelangan maka akan semakin rendah harganya. Semakin tinggi harga ikan laut

harga bandeng akan mahal.

Harga rata-rata bandeng per Juli 2007 sebesar Rp 8856,03/kg

(Lampiran 18) . Harga ini didapatkan dari harga rata-rata dari 16 pungawa yang

terdapat di pelelangan untuk ukuran 3 jari. Harga umum yang berlaku di pasar

lokal menggunakan satuan ekor per ukuran ikan. Harga terendah ikan ukuran 3

jari senilai Rp 1850/ekor dan harga tertinggi dicapai senilai Rp 3600/ekor.

sebesar Rp 10.000 / 3-4 ekor.

Page 49: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

36

5.2.6 Lokasi dan Fasilitas Pelelangan

Pelelangan perlu didukung oleh fasilitas dan lokasi pelelangan. Pelelangan

bandeng pangkep mengalami beberapa kali relokasi, namun lokasi tetap berada di

Desa Mappasile, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep. Pada awalnya

pelelangan ini berada di pinggir Jalan Utama Poros Makasar, dekat jembatan

Pangkajene di Pusat Kecamatan Pangkajene. Kemudian berpindah karena adanya

pelebaran jalan dan jauhnya akses sungai maka berpindah ke dekat sungai. Pada

tahun 1997 terjadi pembangunan ruko-ruko di sekitar tempat pelelangan, akhirnya

kembali terjadi relokasi. Relokasi ini mengakibatkan pelelangan bandeng

berpindah ke dalam pasar, dekat Masjid Mujahiddin di desa yang sama.

Keberadaannya masih berdekatan dengan sungai.

Gambar 3. Denah Lokasi Pelelangan Bandeng

Lokasi Pelelangan Bandeng Pangkep dibangun di atas tanah seluas

30 x 10 m2 memanjang dan terbagi menjadi 6 los besar di deretan terdepan dan

Jala

n P

oro

s -P

are

Pelelangan

Bandeng

Sungai Pangkajene

Los Pasar Grosir

Pertokoan

Los Pasar Grosir

Pertokoan

Los Pasar Grosir

Pertokoan Los

Pa

sar

Grosi

r

Per

tok

oan

Lo

s Pa

sar G

rosir

Perto

koan

Maros-Makassar

Barru-Pare-Pare

Kec. Pangkajene

Kec. Bungoro

Page 50: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

37

6 los besar di deretan belakang. Setiap pungawa memiliki luas los yang berbeda-

beda. Selain lokasi tempat pelelangan, terdapat area parkir khusus.

Pada tahun 2000 pemerintah daerah dengan Developer Swasta PT Wahana

bekerjasama untuk merekonstruksi bangunan pelelangan bandeng. Pada tahun

2007 pemerintah berencana merelokasi kembali pelelangan bandeng dengan

pembangunan terminal dan pasar di kecamatan Bungoro. Hal tersebut umumnya

ditolak Pungawa pelelangan. Jauhnya jarak dengan sungai menjadi alasan utama.

Prinsip lokasi pelelangan harus berdekatan dengan sungai (Sungai Pangkajene

sebagai sungai terbesar di Kabupaten Pangkep). Berdasarkan prinsip lokasi yang

dipegang oleh pelaku pelelangan. Pemerintah telah mempermudah arus

transportasi ke sungai dengan pembuatan sarana jalan khusus dari Sungai

Pangkajene ke Kecamatan Bungoro.

Fasilitas pelelangan merupakan sarana dan prasarana yang terdapat di

pelelangan. Fasilitas ini berfungsi dalam menunjang penyelenggaraan pelelangan.

Penyelenggaraan pelelangan bandeng dilakukan oleh 16 pungawa. Setiap

pungawa memiliki los lelang tersendiri. Setiap pungawa rata-rata memiliki 1-2 los

lelang. Namun ada juga yang memiliki 3-4 los lelang. Los pelelangan ini

dibangun oleh pemerintah melalui Developer Swasta PT Wahana tahun 1999.

Fasilitas yang terdapat di pelelangan difasilitasi oleh pemerintah maupun

swasta. Sarana dan prasarana yang difasilitasi oleh pemerintah berupa tempat

pelelangan (Dinas Cipta Karya), petugas kebersihan, tenaga keamanan, jasa parkir

dan beberapa box ikan dari Dinas Kelautan Perikanan. Sedangkan sarana dan

prasarana yang difasilitasi dan dikelola pribadi berupa warung kopi, warung nasi,

pabrik es curah/balok dan toko. Keberadaan fasilitas di pelelangan berpengaruh

baik langsung maupun tidak langsung pada pelaksanaan pelelangan.

Berbeda dengan pelelangan ikan lainnya, Pelelangan Bandeng Pangkep

belum memiliki kantor pelelangan. Akses pembeli, pungawa, pembudidaya, dan

dsb dilakukan secara terbuka. Setiap orang bebas keluar masuk pasar.

5.2.7 Waktu Pelelangan

Tingkat kesegaran bandeng yang akan didistribusikan dipengaruhi panjang

pendeknya rantai pemasaran. Waktu pelelangan berperan dalam distribusi ikan.

Page 51: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

38

Awalnya pelelangan bandeng ini dilakukan setiap pagi (05:00) setelah shalat

subuh. Sejak tahun 2000, waktu pelelangan bandeng berubah menjadi malam hari.

Aktivitas pelelangan dilaksanakan pada pukul 21:00 WITA. Aktivitas ini ditandai

dengan berdatangannya juru hitung dan pungawa. Dilanjutkan dengan

pembudidaya yang membawa ikan dan pedagang besar yang bersiap mengambil

ikan. Biasanya puncak aktivitas pelelangan terjadi pada pukul 22:00 WITA s.d

24:00 WITA (lamanya tergantung banyaknya ikan).

5.2.8 Pengelolaan Pelelangan

Pola pengelolaan pelelangan menurut Adrianto (2006) dibagi menjadi 3

yaitu pengelolaan oleh pemerintah, pengelolaan oleh koperasi, pengelolaan oleh

swasta/perseorangan. Pengelolaan oleh pemerintah dilakukan melalui Dinas

Kelautan dan Perikanan di Provinsi/Kabupaten/Kota. Pengelolaan oleh koperasi

banyak ditemukan di Jepang. Bentuk pengelolaan oleh koperasi hampir sama

dengan pola pengelolaan pemerintah. Pola pengelolaan oleh swasta/perseorangan

banyak diterapkan di Norwegia, Jerman, Inggris, Islandia, Belanda, Australia, dan

Selandia Baru. Pelelangan yang dikelola oleh swasta/perseorangan ditempatkan

sebagai unit bisnis yang menyediakan jasa pelelangan terpadu. Pelelangan

dijadikan sebagai tempat pembentukan harga optimal, penyedia infrastruktur

lelang, penjamin mutu ikan, penyedia sistem informasi, dan sebagainya.

Pelelangan bandeng dibentuk sekelompok masyarakat pada tahun 1960.

Pada tahun 1999 Dinas Pendapatan Daerah merekonstruksi bangunan pasar grosir

termasuk didalamnya pelelangan. Pelaksana konstruksi dilakukan oleh Dinas

Pendapatan Daerah yang bekerjasama dengan Developer Swasta PT Wahana.

Melalui rekonstruksi bangunan pasar grosir termasuk pelelangan, pemerintah

mengeluarkan peraturan retribusi pasar grosir. Pedoman penarikan retribusi diatur

dalam Perda No.4 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pasar Grosir dan atau

Pertokoan. Sejak peraturan tersebut diberlakukan, pengelolaan Pelelangan

Bandeng Pangkep diserahkan pada Developer Swasta PT Wahana. Jadi pola

pengelolaan pelelangan awalnya dilakukan oleh swasta.

Pada tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Pangkep mengambil alih fungsi

pengelolaan Developer PT Wahana. Pemerintah dalam satu tahun mampu

Page 52: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

39

menutupi biaya rekonstruksi bangunan pasar grosir. Sejak tahun 2000, pemerintah

mengeluarkan Perda No.22 Tahun 2000 Tentang Perubahan Pertama Perda

Kabupaten Pangkep No.4 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pasar Grosir dan atau

Pertokoan. Peraturan ini dibuat sebagai tambahan beberapa peraturan pada Perda

No.4 Tahun 1999. Perda No.22 Tahun 2000 menyebutkan dengan jelas bahwa

adanya struktur tarif khusus untuk pelelangan bandeng. Sejak tahun 2000

berdasarkan peraturan tersebut maka pengelolaan Pelelangan Bandeng Pangkep

dilakukan oleh pemerintah. Pengelolaan tersebut dilakukan oleh Dinas Pendapatan

Daerah. Teknis operasional pengelolaan pelelangan dilakukan oleh Subdinas

Penagihan dan Pembukuan bagian Sie Penagihan yang membawahi Kepala Pasar

Sentral Palampang. Kepala Pasar Palampang membawahi beberapa penagih

pelelangan bandeng. Secara umum Pola Pengelolaan Pelelangan Bandeng

Pangkep adalah sebagai berikut :

Gambar 4. Pola Pengelolaan Pelelangan oleh Dinas Pendapatan Daerah

5.2.9 Stakeholder Pelelangan

Stakeholder pelelangan adalah pihak yang terkait dengan pelelangan.

Pihak yang terkait dengan pelelangan terdiri : Pembudidaya, Pungawa,

Pacatto/pembeli besar, Pagandeng/Pengecer, Pemerintah Daerah

Dinas Pendapatan Daerah

Subdinas Penagihan dan Pembukuan

Sie Penagihan

Kepala Pasar Palampang

Penagih Retribusi

Pelelangan Bandeng

Page 53: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

40

a. Pembudidaya

Pembudidaya adalah supplier pelelangan bandeng. Pembudidaya Pangkep

telah berpengalaman dalam mengembangkan budidaya tambak. Budidaya tambak

di Sulawesi Selatan menurut Jamandre dan Rabanal (1975) lebih maju

dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Teknologi tambak diwariskan secara

turun menurun. Hal ini mengakibatkan pelatihan yang ditawarkan Dinas Kelautan

dan Perikanan (Dislatkan) Pangkep kurang mendapat respon dari pembudidaya.

Pada tahun 2000, udang windu diketahui mudah terserang penyakit.

Pembudidaya mengalihkan lahan tambak udang windu untuk budidaya bandeng.

Alih fungsi lahan tambak mengakibatkan produksi bandeng Kabupaten Pangkep

meningkat Pembudidaya Pangkep berasal dari kecamatan Labbakng, kecamatan

Ma’rang, kecamatan Bungoro, kecamatan Segeri dan kecamatan Mandalle. Setiap

kecamatan di Pangkep memiliki tambak yang luas. Kecamatan Ma’rang dan

kecamatan Labakkang memiliki luas lahan tambak dan produksi yang terbesar

Pembudidaya bandeng yang bertransaksi di pelelangan berasal dari dalam

dan luar Pangkep. Kualitas Bandeng pangkep diakui memiliki kualitas yang baik.

Hal ini menyebabkan Pembudidaya di luar Pangkep yang bertransaksi di

pelelangan. Beberapa pembudidaya diluar Pangkep diantaranya berasal

Kabupaten Wajo, Siwa, dan Maros, bahkan Kabupaten Tarakan (Kalimantan

Timur).

Pembudidaya yang bertransaksi di pelelangan ada pula yang berprofeasi

ganda sebagai pemilik serta penggarap tambak. Sifat kepemilikan tambak terbagi

menjadi 5 bagian yaitu

1. Milik sendiri, dimana seluruh biaya produksi dan pemasaran dilakukan di

tanggung sendiri

2. Milik sendiri dengan sebagian biaya produksi ditanggung pihak lain

(pungawa). Biaya yang ditanggung biasanya biaya pembelian pupuk.

3. Milik sendiri dengan seluruh biaya produksi ditanggung pihak lain (pungawa)

4. Milik pihak lain (pungawa), pembudidaya sebagai penggarap.

5. Sewa pada pihak lain.

Konsekuensi pembudidaya dengan sifat kepemilikan ini berpengaruh pada

keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan (lelang). Konsekuensi sifat

Page 54: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

41

kepemilikan poin 2, 3, dan 4 pembudidaya harus menjual hasil tambak ke

pungawa yang telah membantunya. Sedangkan untuk poin 1 dan 5 pembudidaya

memiliki kebebasan untuk memilih.

Dalam upaya peningkatan produksi bandeng disamping pelatihan,

pemerintah Pangkep memberikan bantuan modal melalui Koperasi Serba Usaha

Peduli,. Perusahaan industri yang berkembang di Pangkep seperti Semen Tonasa

memberikan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk

pengembangan budidaya tambak. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud

kepedulian perusahaan yang telah berkembang di Pangkep.

Jumlah rata-rata Pembudidaya yang berpartisipasi di pelelangan bandeng

setiap harinya sekitar 85 orang/hari pada Bulan Juli 2007 Rata-rata jumlah

bandeng yang dibawa ke pelelangan sebanyak 0,38 ton/pembudidaya (Lampiran

17). Keuntungan yang diterima pembudidaya sebesar 80% dari total penjualan

bandeng yang dilelang oleh Pungawa. Setiap pembudidaya berdasarkan

banyaknya bandeng yang dibawa ke pelelangan akan memperoleh pendapatan

sebesar Rp 2.676.520, 362 / pembudidaya per hari (Lampiran 22)

Gambar 5. Peran Pembudidaya dan Pacatto di Pelelangan Bandeng

b. Pungawa

Pungawa merupakan pemilik los lelang. Los lelang merupakan tempat

transaksi pelelangan. Berbeda halnya dengan pelelangan di TPI, Pelelangan

Bandeng Pangkep tidak terkoordinasi oleh satu juru lelang. Setiap setiap los

lelang yang ditempati pungawa memilki juru lelang sendiri. Keadaan ini seperi

Pelelangan

Bandeng

Pangkep

Pembudidaya Pacatto

Tambak

Bandeng

1. Aliran Ikan

2. Aliran pembayaran

1 1

2 2

Pungawa

Page 55: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

42

pasar lelang. Pasar lelang terdiri dari banyak pembeli dan banyak penjual yang

melelang.

Pungawa yang terlibat di pelelangan berjumlah 16 orang. Setiap pungawa

memiliki luas los lelang yang berbeda-beda. Perbedaan luas los lelang tergantung

dari kekuatan modal yang dimilki pungawa. Secara umum berdasarkan standar

Deperindang, pungawa tergolong pengusaha besar. Pengusaha besar adalah

pengusaha yang mempergunakan modal diatas Rp 500 juta. Pungawa

berkewajiban memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Namun

berdasarkan hasil wawancara dengan Deperindag, tidak ada satu pun Pungawa

yang melakukan prosedur izin dan memilki SIUP. Padahal Pungawa yang

memilki SIUP berhak mendapat layanan browsing untuk mengetahui informasi

pasar secara nasional.

Pungawa berperan sebagai penghubung pembudidaya dan pembeli

bandeng. Peranannya ini sebagai penanggung jawab pelaksanakan lelang. Adapun

rincian tugas yang dilakukan pungawa diantaranya :

1. memimpin dan mengkoordinasi kegiatan lelang

2. mengatur dan mengambil keputusan keuangan dan pembiyaan pelelangan.

3. mengontrol sistem pencatatan sebagai laporan harian transaksi lelang

Dalam proses penyelenggaraan transaksi lelang, pungawa memberikan

kesempatan bekerja bagi penduduk di sekitar pelelangan. Kepemilikan status

Pungawa ini merupakan staus yang turun menurun. Pungawa mengajak anggota

keluarga dalam penyelenggaraan transaksi lelang. Pungawa membagi tugas

anggota keluarga sebagai juru tulis, juru lelang, juru keuangan.

Juru Tulis

Juru tulis berperan sebagai pencatatan dan pelaporan transaksi yang

meliputi jumlah ikan yang masuk, nama pembudidaya, harga, pembeli. Juru tulis

biasanya pun menuliskan total pendapatan yang akan diterima. Juru tulis pun

memberikan tanda khusus bagi para pembeli yang menunda pembayaran.

Pembuatan nota pembayaran dilakukan oleh juru tulis dan ditandatangai oleh

pungawa. Biasanya yang mendapat tugas sebagai juru tulis adalah orang terdekat

seperti anak atau saudara pungawa. Juru tulis mendapat bagian yang berbeda

tergantung kebijakan pungawa.

Page 56: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

43

Juru Lelang

Juru lelang bertugas melaksanakan lelang secra terbuka dan

mengumumkan pemenang lelang. Juru lelang pun sebelumnya menata bandeng

yang telah dirapikan juru sortir dan hitung. Setelah pemenang lelang diumumkan

juru lelang memerintahkan kepada pemenang lelang untuk membayar harga ikan

yang besarnya telah disepakati bersama.

Juru Sortir dan Hitung

Mensortir dan menghitung bandeng merupakan tugas yang pertama kali

dilakukan setelah ikan sampai di pelelangan. Juru sortir dan hitung telah

mengetahui klasifikasi bandeng berdasarkan ukuran. Juru sortir dan juru hitung

berasal dari masyarakat sekitar yang mencari penghasilan tambahan. Penghasilan

yang diterima juru sortir dan hitung sebesar Rp 15.000 per bongkar muat bandeng

pembudidaya. Penghasilan ini ditambah dengan bandeng yang dapat dibawa tidak

lebih dari 10 ekor.

Juru Keuangan

Tugas utama juru keuangan yaitu menghitung uang yang masuk dan

keluar. Biasanya juru keuangan dipercayakan pada keluarga dekat misalnya

istrinya yang membantu di pelelangan. Semua aktivitas keuangan ini terkontrol

oleh pungawa.

Pungawa di Pelelangan Bandeng Pangkep umumnya memiliki satu los

pelelangan. Namun ada pula yang memiliki 2 los. Pemilik los terbesar yaitu Haji

Baha (pemrakarsa pelelangan bandeng). Setiap harinya pembudidaya yang

menyimpan bandeng di los Haji Baha hingga 77 orang dengann jumlah ikan yang

dibawa rata-rata berjumlah 2,53 ton/hari (relatif lebih kecil dibandingkan pemilik

los lainnya). Kebanyakan pungawa mendapatkan 4,25 ton /hari dari 12 orang

pembudidaya. Setiap pungawa berdasarkan banyaknya bandeng yang dilelang ke

pelelangan akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 2.900.676,13/ harinya.

c. Pacatto/Pembeli Besar

Pembeli besar atau pacatto merupakan konsumen tingkat satu dalam rantai

pemasaran. Pacatto menyalurkan bandeng ke berbagai daerah. Pacatto berperan

dalam memperluas jaringan pemasaran bandeng. Pacatto membeli bandeng

Page 57: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

44

dengan transaksi lelang. Banyaknya jumlah bandeng yang dibeli oleh pedagang

besar sebanyak10 gabus. Setiap gabus menampung 100-125 ekor bandeng.

Pacatto yang terlibat di Pelelangan Bandeng Pangkep berasal dari dalam

dan luar Pangkep. Pacatto dari luar Pangkep berasal dari kabupaten Jeneponto,

kabupaten Takalar, kabupaten Bulukumba, kabupaten Bantaeng dan kabupaten

Gowa. Pembeli lainnya berasal dari Irian dan Maluku. Sedangkan pembeli besar

yang berasal dari Pangkep tidak melakukan transaksi lelang. Pembeli besar dari

Pangkep perpanjangan tangan dari pungawa.

Secara umum pacatto datang ke pelelangan untuk mendapatkan bandeng.

Bandeng tersebut akan kembali dijual di daerah asalnya. Pacatto menggunakan

sarana transportasi berupa mobil untuk mengangkut bandeng. Untuk membantu

pengangkutan dan pengepakan bandeng, pacatto dari luar daerah memiliki tenaga

kerja sebanyak 2-5 orang.

Setelah transaksi lelang, pacatto dan pekerjanya mengangkut bandeng ke

tempat parkir yang berdekatan dengan mobil angkut. Sebelumnya pacatto

mempersiapkan es batu dan gabus. Gabus dan es batu didapatkan dari toko dan

pabrik es yang berdekatan dengan pelelangan. Bandeng yang telah diangkut,

kembali disortasi dan dihitung. Sortasi dilakukan kembali berdasarkan ukuran dan

kualitas kesegaran ikan. Kesegaran ikan menjadi salah satu faktor dalam sortasi.

Metode yang digunakan dengan mengetahui tekstur ikan di bagian perut. Semakin

berisi perut ikan maka kondisi ikan semakin segar. Hasil sortasi dan hitung

disusun dalam gabus. Setiap tumpukan ikan di dalam gabus dilapisi dengan es. Es

yang digunakan sebanyak 1 balok untuk 2 gabus. Harga satuan gabus senilai Rp

25.000/gabus sedangkan harga es balok sebesar Rp 12.000/balok.

d. Pagandeng/Pengecer

Pedagang eceran biasanya mendapatkan barang dari pacatto. Adapun yang

tergolong pengecer ada yang berbentuk toko (store retailer) dan non-toko

misalnya melalui door to door dan pedagang kaki lima. Bentuk door to door yang

dilakukan pedagang eceran di Pangkep berbentuk pagandeng sepeda dan

pagandeng motor. Perbedaan antara pagandeng motor dan pagandeng sepeda

terletak pada jumlah ikan yang diperjualbelikan, alat transportasi yang digunakan

Page 58: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

45

serta jangkauan pemasaran. Pagandeng motor memperjualbelikan dengan bandeng

dalam jumlah 100 ekor dan mampu menjangkau daerah pegunungan. Kabupaten

pangkep secara geografis terbagai menjadi 3 yaitu daerah daratan, daerah lautan

dan daerah pegunungan. Pagandeng motor dengan jangkauan ke daerah

pegunungan (kecamatan Tondong Tallasa) membutuhkan biaya transportasi

berupa BBM. Setiap perjalanan memerlukan 1-2 liter. Pagandeng sepeda biasanya

dilakukan oleh orang yang sudah berumur tua sekitar 50-70 tahun. Jumlah ikan

yang dibawa sebanyak 50 dan jangkauan sekitar kecamatan Pangkajene.

Pagandeng sepeda dalam aktivitas pemasarannya dibantu oleh pemerintahan

daerah dengan pemberian kredit tanpa bunga melalui Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) Citra Mas yang baru diresmikan tahun 2007.

e. Pemerintahan Daerah

Retribusi yang dikenakan pada pelelangan yang difasilitasi oleh

pemerintah daerah merupakan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah.

Penarikan retribusi dilakukan oleh penagih retribusi kepada pungawa. Jumlah

penagih retribusi di pelelangan sebanyak 3 orang. Jumlah penagih ditentukan oleh

kepala pasar. Kepala pasar berwenang untuk memilih atau memberhentikan

penangih retribusi. Dinas Pendapatan Daerah memberikan Dana Intensifikasi bagi

Penagih Retribusi sebagai pendapatan bagi penagih.

Penagih bekerja di malam hari pada jam 21.00-01.00 sesuai dengan waktu

terjadinya pelelangan. Penagih harus mengawasi setiap ikan yang masuk ke

pelelangan melalui pungawa. Bentuk pengawasan yang biasanya dilakukan berupa

catatan kecil pada secarik kertas untuk setiap ikan yang masuk ke pelelangan.

Penagih menarik retribusi melalui pungawa. Besarnya retribusi disesuaikan

dengan jumlah ikan yang diterima pungawa per basket. Basket adalah tempat

penampungan bandeng. Per basket dikenakan tarif retribusi sebesar Rp 1000.

Semakin banyak basket yang terkumpul di pungawa maka retribusi yang

dikenakan akan semakin besar. Tarif retribusi pelelangan berdasarkan Perda

No.22 Tahun 2000 sebesar 2% (dua perseratus) dari nilai produksi ikan.

Page 59: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

46

f. Pendukung

Pelaksanaan pelelangan tidak terlepas dari dukungan pihak yang tidak

terlibat langsung dalam proses pelelangan. Keberadaannya ada yang terdapat di

sekitar pelelangan bahkan jauh dari pelelangan. Beberapa pendukung pelelangan

yang terdapat di sekitar pelelangan adalah warung nasi, pabrik es, toko box

stereofoam. Sedangkan pendukung yang letaknya jauh dari pelelangan adalah

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Citra Mas dan jasa transportasi.

5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan

Landasan hukum pelelangan diberlakukan untuk mengatur dan menjamin

keberlangsungan pelelangan. Pelelangan bandeng yang terjadi di Pangkep diatur

melalui Perda No.22 Tahun 2000 Tentang Perubahan Pertama Perda Kabupaten

Pangkep No.4 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan.

Peraturan ini sebagai tambahan beberapa peraturan pada Perda No.4 Tahun 1999.

Perda No.22 Tahun 2000 menyebutkan dengan jelas bahwa adanya struktur tarif

khusus untuk pelelangan bandeng.

Tempat pelelangan berdasarkan Perda No.4 pasal 1 adalah tempat penjual

dan pembeli melakukan transaksi jual beli secara lelang. Perda No.4 Tahun 1999

mengalami perubahan pada pasal 2, pasal 6 dan pasal 8 setelah pemerintah daerah

tmembayar biaya rekonstruksi pembangunan Developer Swasta PT Wahana.

Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa retribusi merupakan

pembayaran atas pelayanan penyedia fasilitas berupa tempat dan jasa pada pasar

grosir termasuk pelelangan ikan. Tingkat penggunaan jasa fasilitas tempat

dihitung berdasarkan luas, dan waktu penggunaan fasilitas pasar grosir dan atau

pertokoan serta berdasarkan volume atau nilai jual barang. Adapun struktur tarif

berdasarkan jenis pelayanan fasilitas tempat dan jasa pada pasar grosir dan atau

pertokoan untuk pelayanan jasa pelelangan bandeng (pasal 8 ayat 7d) sebesar 2%

(dua perseratus) dari nilai ikan.

5.2.11 Mekanisme Pelelangan

Pembahasan mekanisme pelelangan dilakukan untuk memberikan

gambaran tentang kegiatan yang dilakukan pada pelelangan bandeng. Pada

Page 60: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

47

pelelangan bandeng terdapat urutan kegiatan yang terdiri dari kegiatan pra lelang,

kegiatan lelang, kegiatan pasca lelang.

a. Kegiatan Pra Lelang

Pelelangan dimulai pukul 21.00 WITA dimana para bos ikan bersiap di los

pelelangan. Aktivitas awal mempersiapkan buku catatan dan peralatan pencatatan

seperti nota, pulpen dan stampel. Dalam pelaksanaan pelelangan Pungawa dibantu

oleh anggota keluarga atau sanak saudara. Anggota keluarga yang terlibat

berperan sebagai juru tulis, juru keuangan atau juru lelang. Gambaran umum kerja

Pungawa biasanya sebagai juru lelang, istri, anak atau keluarga dekat sebagai juru

tulis atau juru keuangan. Ketika pungawa melakukan persiapan pelelangan,

anggota lainnya merapikan dan membersihkan los pelelangan.

Sekitar pukul 22.00 WITA pembeli dan petani pembudidaya berdatangan

ke pelelangan. Pembudidaya membawa bandeng ke pelelangan dengan alat

transportasi. Alat transportasi yang digunakan yaitu mobil angkot (pete-pete

bahasa bugis), bentor (beca motor). Rata-rata jumlah pembudidaya yang

bertransaksi di pelelangan setiap harinya berjumlah 84,7 orang/hari atau sekitar

5,3 orang/pungawa. Rata-rata jumlah bandeng yang dibawa pembudidaya di

pelelangan sebanyak 22,7 ton/hari atau 1,4 ton/pembudidaya.

Setelah tiba di pelelangan, pembudidaya langsung menghubungi pungawa,

sedangkan juru hitung yang berada di pelelangan.melakukan pembongkaran.

Pembongkaran bandeng dimulai dengan mengeluarkan bandeng dari mobil/bentor

lalu dilakukan proses sortasi, penghitungan. Sortasi bandeng dilakukan

berdasarkan ukuran jari. Perhitungan ikan dilakukan dengan metode per sepuluh

ikan.

Sortasi atau pemisahan tidak berdasarkan kualitas. Proses sortasi

dilakukan berdasarkan ukuran untuk menentukan tingkat harga. Hal ini akan

memudahkan juru lelang untuk penentuan harga. Seluruh proses ini dilakukan di

los pelelangan. Penyusunan dan perapian ikan dilakukan di lantai tanpa alas.

Apabila jumlah bandeng yang tedapat di los pelelangan banyak, maka pungawa

menggunakan basket untuk menyimpan ikan.

Page 61: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

48

Pembeli berdatangan sekitar pukul 22.00 WITA. Pertemuan antara

pembeli dan pembudidaya melalui pungawa adalah awal puncak aktivitas di

pelelangan. Pembeli yang datang ke pelelangan memiliki kebebasan untuk

memilih pungawa. Pembeli yang terdapat di pelelangan terbagi 2 yaitu pembeli

langganan dan pembeli nonlangganan. Pembeli langganan biasanya mempunyai

hubungan saudara dengan bos ikan dan harus memenuhi permintaan bandeng

untuk kebutuhan industri maupun penjualan kembali (restore).

b. Kegiatan Lelang

Aktivitas pelelangan bandeng dimulai dengan pembentukan harga antara

pembeli dan juru lelang. Pembeli sebelumnya akan berkeliling untuk mengetahui

keadaan ikan yang akan dilelang. Juru lelang mengajukan harga kepada pembeli

lalu terjadi penawaran harga dan juru lelang yang memutuskan harga lelang. Juru

lelang akan menentukan harga berdasarkan mutu ikan, harga rata-rata kemarin dan

jumlah ikan yang terdapat di los pelelangan miliknya serta los pelelangan lainnya.

Untuk menjadi peserta lelang pembeli tidak harus mendaftar kepada

Pungawa atau pemerintah. Pembeli memiliki kebebasan untuk memilih tempat

transaksi lelang. Terdapat 16 pilihan los lelang yang dapat dipilih oleh pembeli.

Pembeli biasanya sudah mengetahui tingkat kesegaran ikan dan keadaan mutu

ikan yang akan dilelang. Pertimbangan pemilihan ikan adalah ukuran ikan, lingkar

perut ikan, warna ikan dan insang. Hal tersebut dilakukan secara manual melalui

penglihatan dan pengambilan sampel ikan untuk diraba. Setelah penetapan harga

dilakukan, juru lelang melaporkan jumlah dan harga ke juru tulis. Pembeli

melakukan pembayaran melalui juru keuangan.

Pembeli melakukan pembayaran dan pungawa melakukan penyerahan ikan

di pelelangan bandeng melalui dua mekanisme yaitu :

1. Penyerahan barang langsung dengan pembayaran langsung. Hal ini biasa

dilakukan oleh para pembeli yang akan menjual kembali ikannya di Makassar

atau daerah lainnya

2. Penyerahan barang langsung dengan kesepakatan pembayaran sampai waktu

habis penjualan. Hal ini biasanya dilakukan oleh para pembeli lokal untuk

dijual kembali di pasar.

Page 62: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

49

Pada proses pelelangan petani tambak hanya diam dan mengamati proses

pembelian, tidak ikut campur dalam proses pelelangan. Setelah semua bandeng

yang dibawa habis dibeli atau masih terdapat sisa, semuanya dihitung jumlahnya

dan ditulis dalam nota pembayaran yang dibuat juru keuangan. Juru tulis

menuliskan nota untuk petani tambak. Mekanisme pembayaran uang hasil lelang

kepada pembudidaya bervarisi bentuknya. Terdapat empat mekanisme

pembayaran yang waktunya berbeda-beda, hal ini tergantung dari kebijakan

pungawa. Adapun beberapa mekanisme yang terjadi di pelelangan diantaranya :

1) Pembayaran langsung ditempat setelah ikan habis.

2) Pembayaran ditunda 1-3 hari bahkan sampai 3 minggu

3) Penagihan langsung oleh petani, namun hal ini biasanya terjadi karena

hubungan kerabat

Mekanisme pembayaran 1 di atas lebih disukai oleh petani tambak. Hal ini

menyebabkan petani tambak akan kembali menjual hasil tambaknya pada

pungawa tersebut. Sedangkan bentuk mekanisme 2, 3 di atas menyebabkan petani

tambak yang tidak memiliki ikatan khusus dengan bos ikan akan pindah untuk

menjual bandengnya pada bos ikan yang lain.

c. Kegiatan Pasca Lelang

Kegiatan lanjutan yang dilakukan para pembeli setelah pelelangan berkisar

pada kegiatan pengangkutan, penyortiran kembali, pembersihan, pengepakan dan

pengiriman. Kegiatan penanganan tersebut dilakukan dengan segera setelah

pembeli melakukan pembayaran atas sejumlah ikan.

Pembersihan dan Pengangkutan

Pengangkutan merupakan pemindahan bandeng yang telah dilelang ke

lokasi parkir tempat kendaraan pengangkutan. Pengangkutan ini dibantu oleh

tenaga kerja yang dimiliki pembeli. Sebelum pengangkutan, biasanya dilakukan

pembersihan ikan. Pembersihan dilakukan dengan penyemprotran air pada ikan.

Fasilitas air disediakan oleh pungawa.

Penyortiran dan Pengepakan

Penyortiran merupakan pemilahan bandeng berdasartkan ukuran, dan

tingkatan mutu sesuai dengan standar tertentu. Pembeli bandeng di pelelangan

Page 63: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

50

merupakan pedagang besar yang akan mendistribusikan kembali bandeng yang

dibeli. Pedagang besar ini biasanya melakukan penyortiran berdasarkan orientasi

pemasarannya. Pada umumnya sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan

kesegeran ikan. Penyortiran ini merupakan sortasi kedua. Sortasi pertama

dilakukan sebelum pelelangan oleh juru sortasi dan hitung yang dilakukan pada

saat ikan sampai di pelelangan. Pada sortasi kedua ini, pedagang melakukannya

sangat hati-hati.

Pengepakan ini dilakukan setelah penyortiran. Pembeli telah mempersiapan box

ikan berupa box streopoam. Teknik pengepakan berupa penyusunan ikan dalam

box dengan ukuran dan mutu yang sama. Penyusunan ikan disertai dengan

pemberian es curah yang diletakan disetiap lapisan ikan. Adapula pelapisan es

hanya dilakukan di bagian bawah dan atasnya saja. Biasanya dalam box terdapat

100-250 ekor ikan tergantung dari ukuran ikan dan menghabiskan ½ balok es.

Pengiriman

Setelah proses pengepakan selesai, tahapan selanjutnya adalah pengiriman

ke daerah tujuan pemasaran. Armada angkut yang digunakan tergantung dari skala

usaha pedagang/pembeli.

Gambar 6. Alur Waktu dan Aktivitas Kerja Pelelangan Bandeng Pangkep

Pra Lelang

Transaksi Lelang

dan

Pembayaran

Pasca Lelang

21:00-22:00 22:00-24:00 00:00-03:00

Pembudidaya

dan Pembeli

Berdatangan

Pembudidaya

Membawa Ikan

dan

Menghubungi

Pungawa

Bongkar Muat

Sortasi dan

Hitung

Pembersihan

dan

Pengangkutan

Penyortiran dan

Pengepakan

Pengiriman

Page 64: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

51

d. Kegiatan Penunjang Pelelangan

Kegiatan penunjang di pelelangan dimaksudkan sebagai aktivitas para

pelaku usaha yang tidak terkait langsung dengan aktivitas pelelangan di wilayah

kerja pelelangan. Para pelaku tersebut ada sejak kedatangan ikan hingga proses

lelang selesai. Penyedia jasa yang berpengaruh adalah keberadaan pada penjual

minuman dan makanan dan penyedia es balok.

Biasanya pungawa menyediakan fasilitas khusus bagi pembudidaya

dengan menyediakan minuman (teh susu). Adapun keberadaan penyedia es balok

sangat dibutuhkan oleh pembeli pada umumnya. Jumlah penyedia es balok yang

dekat dengan pelelangan hanya terdapat satu unit.

5.2.12 Retribusi dan Pembiayaan Pelelangan

Salah satu sumber Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pangkep

adalah retribusi daerah. Sumber retribusi Tabel 10 diantaranya Pelayanan

Kesehatan, Pelayanan Kebersihan, Pasar, Terminal, Pasar Grosir dan Pertokoan,

Izin Gangguan, dan Tempat Pendaratan Kapal.

Tabel 11. Retribusi Jasa Pasar Grosir dan atau PertokoanNo Jenis Retribusi

1 Pelayanan Jasa Pelelangan Hasil Bumi

- Pasar Palampang (Palampang II)

- Pasar Labakkang

- Pasar Siloro

- Pasar Segeri

- Pasar Mandalle

2 Pelayanan Jasa Pelelangan Hasil Ikan Bandeng (Palampang I)

3 Pelayanan Jasa Pelelangan Hasil Ikan Laut

- Palampang I

- Maccini Baji

- Limbangan

- Kalibone

- Bawasalo

-Toli-Toli

Sumber : Dipenda Kab. Pangkep (2006)

Retribusi Pelelangan Bandeng Pangkep merupakan bagian dari kategori

Pasar Grosir dan Pertokoan. Pungutan retribusi dibebankan pada Pungawa.

Retribusi pelelangan diatur oleh Perda No.22 Tahun 2000 Pasal 8d dimana untuk

Page 65: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

52

setiap jasa pelayanan pelelangan bandeng dipungut sebesar 2% dari nilai ikan

yang masuk ke Pungawa. Retribusi ditarik oleh bagian penagihan

5.2.13 Distorsi dalam pelelangan

Permasalahan dtimbulkan oleh ketidakpuasan antara petambak dan

pembeli. Petambak mengalami ketidakpuasan pendapataan yang diterima karena

adanya distorsi proses perhitungan jumlah ikan. Sedangkan pembeli mengalami

ketidakpuasan dalam produk yang diterima dari hasil pembelian melalui

mekanisme lelang. Distorsi jumlah ikan dan bandeng yang diterima akan

merugikan pihak terlibat di pelelangan. Kecurangan yang dilakukan juru hitung

ikan. Biasanya juru hitung memalsukan hitungan dengan menyimpan ikan pada

hitungan ke sebelas, bukan pada hitungan ke sepuluh.

Sistem penghitungan ikan di Pelelangan bandeng pangkep dilakukan

secara manual dengan perhitungan per ekor. Setiap kali bongkar muat, juru hitung

akan menghitung ikan per sepuluh ikan dan menyimpan satu ikan sebagai tanda

bahwa sepuluh ikan yang sudah berada dalam keranjang sama dengan satu ikan

yang berada diluar keranjang. Bila juru hitung memasukan sebelas ikan dalam

keranjang dan menyimpan satu ikan diluar keranjang maka akan terdapat

kelebihan ikan dalam keranjang. Jumlah kelebihan biasanya sekitar 50-100

bandeng dalam basket. Pada pasca lelang dan pengangkutan, juru hitung ikan akan

mengambil ikan miliknya saat pembeli keluar dari pelelangan. Tetapi hal tersebut

apat diketahui bila petani tambak sebelumnya menghitung total ikan yang akan

dilelang.

5.3 Perbandingan Penyelenggaraan Lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

dan Tempat Pelelangan Hasil Tambak (TPHT)

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah salah bentuk kelembagaan pasar

dalam usaha perikanan tempat berlangsungnya transaksi jual beli antara nelayan

dan bakul ikan sebagai pembeli dengan sistem penawaran tertinggi. TPI

melaksanakan lelang ikan hasil tangkapan. Adanya persaingan antar bakul

(pembeli) dalam mendapatkan ikan hasil tangkapan nelayan yang terbatas

menyebabkan adanya mekanisme pembentukan harga dengan sistem lelang.

Page 66: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

53

Proses pembentukan harga dengan mekanisme lelang akan menguntungkan

pelaku pelelangan, karena adanya teori kesamaan pendapatan.. Keuntungan

tersebut terutama dirasakan nelayan didapat karena hasil tangkapan nelayan dalam

waktu singkat dapat dijual pada pembeli.

Beberapa contoh TPI yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah TPI

Muara Angke, TPI TPI Beba Kecamatan Galesong Utara, TPI Brondong, TPI

Pelabuhan Muncar dan TPI Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, dan TPI dari

Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Fajar Sidik..Umumnya lokasi TPI berada di

sekitar pelabuhan, seperti yang terdapat di TPI Muara Angke, Jakarta Utara dan

TPI Paotere, Makassar. Biasanya sarana dan prasarana yang terdapat di TPI

diantaranya dermaga, gedung TPI, tower air tawar, toilet, ruang jaga, parkir, cold

storage, dan gedung pengolahan. Seperti halnya di TPI Paotere, Makassar. Setiap

sarana dan prasarana pelelangan dikelola oleh Dinas Perikanan Sulawesi Selatan.

Dana yang digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana berasal dari

Anggaran Pemerintah dan Belanja Negara (APBN) serta dana dari luar negeri.

Pelaksana operasional TPI biasanya diatur oleh suatu peraturan pemerintah daerah

(Perda). Seperti pelaksana TPI Paotere, sumberdaya manusia di pelelangan terbagi

menjadi 3 bagian yaitu Koperasi Nelayan yang berjumlah 520 orang, Dinas

Perikanan berjumlah 4 orang, dan Dinas Pendapatan Daerah berjumlah 25 orang

(7 staf kedinasan, 5 orang kolektor retribusi, 4 orang tenaga kebersihan, dan 9

orang tenaga keamanan).

Pelaksanaan lelang di TPI diawali dengan sortasi berdasarkan jenis ikan.

Objek lelang di TPI memiliki variasi jenis ikannya.Setelah sortasi berdasarkan

jenis, langkah selanjutnya adalah penimbangan. Biasanya ikan ditimbang dengan

alat standar (kg) lalu diberikan tanda khusus seperti catatan berat dan milik,

biasanya nelayan menyebutnya dengan tagging. Setelah pemberian tanda lalu

setiap ikan dalam jumlah tertentu diurutkan berdasarkan waktu masuk ke

pelelangan, lalu dilakukan penjualan dengan mekanisme lelang.. Proses

pelelangan objek lelang biasanya diumumkan oleh juru lelang dengan penawaran

harga meninggi. Penawaran harga berupa pengumuman pada peserta lelang

(bakul/pembeli) sebanyak 3 kali pengumuman. Jika peserta lelang menerima

tawaran harga tertinggi, maka peserta itu pemenangnya. Para pemenang lelang

Page 67: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

54

harus melakukan administrasi pengambilan dan pembayaran objek lelang yang

telah ditawar di tempat registrasi yang tersedia. Petugas yang berada di bagian

registrasi akan mengukur kembali berat ikan dan menghitung pembayaran serta

retribusi yang dikenakan. Pelaksanaan lelang ini yang terjadi di Pelelangan

Rajawali, Makassar.

Seperti halnya di TPI Rajawali, Sulawesi Selatan, pada TPI yang dikelola

olek KUD Mina Fajar Sidik, Subang, Jawa Barat, setelah kapal ditambatkan di

dermaga, nakhoda kapal harus melapor kepada petugas keamanan yang

merangkap sebagai petugas pencatatan kedatangan kapal. Nakhoda harus

memberikan keterangan berupa data-data yang terdiri dari nama kapal, asal

daerah, nama pemilik kapal, dan nama nakhoda. Berbeda halnya dengan Anak

Buah kapal (ABK), para ABK melakukan pembongkaran ikan tangkap dan

disimpan dalam palka kapal. Pembongkaran ikan dimulai dengan mengeluarkan

ikan dari dalam palka untuk memudahkan proses sortasi, pembersihan,

pengepakan, hingga pendaratan. Proses sortasi dilakukan dengan memisahkan

ikan berdasarkan jenis, ukuran, dan keadaan fisik atau mutu ikan. Pengaturan

dalam proses sortasi dilakukan olegh petugas KUD dan dikoordinir oleh manajer

TPI.

Setelah dilakukan sortasi, biasanya juru lelang berkeliling dan memeriksa

keadaan ikan yang akan di lelang. Hal ini dilakukan untuk mendapat gambaran

umum dalam penentuan harga ikan. Para pembeli atau peserta lelang disebut juga

bakul. Untuk menjadi peserta lelang, calon peserta harus mendaftar kepada

Manajement TPI dan diwajibkan menyerahkan jaminan berupa uang. Lelang akan

dimulai dari ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan cepat mengalami

penurunan mutu. Setelah ikan tersebut habis dilelang maka akan dilanjutkan

dengan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah dan ikan dengan

mutu rendah.

Lelang dimulai dengan melakukan penawaran terbuka atas ikan yang

dijual. Penawaran dibuka pada suatu tingkat tertentu untuk sejumlah ikan yang

ditunjuk oleh juru lelang. Harga yang ditawarkan akan berubah mengikuti respon

para bakul. Pada harga tertentu bakul akan melakukan sautan (tanda tertentu

kepada juru lelang yang menunjukan bahwa ia berani menawar komoditi yang

Page 68: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

55

dilelang). Kegiatan lanjutan setelah bakul mendapat ikan adalah melakukan

penyortiran, pembersihan, pengepakan, dan pengiriman. TPI yang merupakan

salah satu unit usaha KUD Mina Fajar Sidik. TPI memiliki usaha penunjang yang

secara tidak langsung membantu dalaam kelancaran penyelenggaraan lelang.

Usaha penunjang tersebut diantaranya adalah penyedia jasa penyewaan cepon,

penyedia jasa pasar tenaga kasar, penyedia jasa tenaga terampil, dan pejnyedia

tenaga terampil.

Berbeda halnya dengan Tempat Pelelangan Hasil Tambak (TPIHT).

TPIHT adalah salah satu jenis TPI dengan objek lelang berupa ikan hasil tambak.

Istilah TPIHT disebut juga Tempat Pelelangan Hasil Tambak (TPHT) umumnya

digunakan di Kabupaten Karawang dan Tempat Penampungan Hasil Tambak

(TPHT) digunakan di Kabupaten Bekasi. Jumlah TPI pada tahun 2004 di

Karawang berjumlah 11 unit sedangkan jumlah TPHT berjumlah 13 unit. Jumlah

TPHT di Karawang lebih banyak daripada TPI. Keberadaan dan aktivitas TPHT

dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau, umumnya aktivitas lelang di

Karawang hanya terjadi di tujuh TPHT, diantaranya yang berada di Kecamatan

Cimalaya Wetan dan Kulon seperti TPHT Muara, Timbul Jaya, dan Satar, di

Kecamatan Pedes seperti TPHT Ciparage, Mekar Jadi, dan Sungai Buntu, serta di

Kecamatan Cibuaya, TPHT Cikilong. TPHT di Karawang mulai dikembangkan

pada tahun 1974 di kampung Mangun Jaya, Ciparage Jaya, Kecamatan Tempuran,

Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Istilah TPHT di atas banyak digunakan di beberapa wilayah seperti

Karawang, Jawa Barat. Tempat pelelangan hasil tambak pun ada yang dinamai

sesuai dengan objek yang di lelang, misalnya pelelangan bandeng/lelang

bandeng/pasar bandeng. Pelelangan Bandeng digunakan di Kabupaten Pangkep,

Sulawesi Selatan. Istilah Pasar Bandeng/Lelang Bandeng digunakan di Kabupaten

Sidorjo dan Gresik. Perbedaan Pelelangan Bandeng dan Pasar Bandeng/Lelang

Bandeng pada pembentukan harga objek lelang yang lebih bersifat hiburan dan

tradisi. Pelaksanaan lelang pun dilakukan setiap tahun. Berbeda dengan

Pelelangan Bandeng Pangkep yang pelaksanaan lelangnya dilakukan setiap hari.

Jumlah varian objek lelang hasil tambak biasanya satu jenis komoditas. Namun

ada pula yang terdiri dari berbagai jenis ikan hasil tambak seperti halnya di

Page 69: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

56

Karawang. Ikan yang udang, mujaer, dan bandeng. Namun terkadang terlihat

beberapa ikan hasil tangkapan seperti ikan sembilang, kakap merah, cumi, pari,

dan rajungan.

Lokasi TPHT tidak mesti berdekatan dengan pelabuhan. Fasilitas yang

terdapat di TPHT diantaranya gedung lelang, los lelang. Luas lahan yang dimilki

TPHT Karawang misalnya, seluas 25 x 25 m2 dengan besarnya gedung lelang

seluas 7 x 15 m2. Sedangkan di Pelelangan Bandeng Pangkep luas gedung lelang

seluas 30 x 10 m2. Gedung lelang di Pelelangan Bandeng Pangkep berada di

kawasan utama perdagangan kabupaten yaitu di Pasar Sentral Pangkajene.

Mekanisme lelang yang terjadi di TPHT Karawang biasanya diawali

dengan petambak datang membawa bakul-bakul (tempat ikan) berisi udang segar

untuk segera ditimbang. Setelah ditimbang lalu dikumpulkan seperti

gundukan/gunungan. Setelah ikan terkumpul lalu dilelang kepada para pedagang

erecan ataupun perusahaan pengolahan ikan. Adapun mekanisme yang terjadi di

pelelangan bandeng, hampir sama. Aktivitas pelelangan diawali dengan

berdatangannya petambak membawa bandeng. Petambak memilih juru lelang

(pungawa) sebagai tempat untuk melelang bandeng yang dibawa. Petambak

datang dengan alat transportasi yang berbeda-beda tergantung dari jumlah

bandeng yang dibawa. Petambak memilki kebebasan dalam menentukan tempat

untuk menjual bandeng dalam mekanisme lelang. Pada pelelangan bandeng tidak

terkoordinasi oleh satu juru lelang, tetapi terdiri dari 16 juru lelang. Juru lelang ini

dinamakan pula pungawa. Jumlah pungawa di pelelangan berjumlah 16 orang.

Pungawa memilki los (tempat melelang) sendiri. Setelah menentukan pungawa,

selanjutnya petambak melakukan pembongkaran, penghitungan serta penyortasian

ikan berdasarkan ukuran.

Page 70: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

57

Tabel 12 Perbandingan Penyelenggaraan Lelang TPI dan TPHT di Indonesia

Karakteristik TPI TPHT

Objek Lelang ikan hasil tangkapan dan ikan

yang dilelang bervariasi

Ikan hasil tambak dan ikan yang

dilelang biasanya satu jenis.

Misalnya Pelelangan Bandeng.

Lokasi Berdekatan dengan laut dan

pelabuhan. Lokasi telah

memiliki batas yang jelas

dengan adanya pagar/pembatas

sehingga arus masuk dan keluar

barang semakin jelas

Berdekatan dengan sungai atau

berdekatan dengan pasar. Lokasi

terbuka dan belum memilki

pembatas. Hal ini menyebabkan

akses pembeli maupun peneliti

pasar bebas keluar masuk pasar.

Sarana dan Prasarana Umumnya memiliki gedung

lelang, dermaga, tower air tawar,

toilet, ruang jaga, parkir, cold

storage, dan gedung pengolahan.

Telah memilki kantor untuk

tenaga pengelola TPI dan

pembayaran transaksi lelang.

Umumnya memilki gedung lelang,

tempat parkir. Belum memiliki

kantor khusus pengelola lelang.

Waktu lelang Umumnya dilaksanakan pada

pagi hari

Umumnya pagi hari, namun ada

pula yang dilaksanakan pada malam

hari.

Pengelolaan Dilakukan oleh Koperasi,

Swasta, dan Pemerintahan

Daerah (DKP dan Dipenda). Bila

dikelola olek KUD maka TPI

sebagai salah satu unit usaha

utama koperasi.

Secara operasional pengelolaan

pelelangan diserahkan pada juru

lelang. Pemerintah daerah

memberikan fasilitas berupa gedung

lelang dan melakukan pemeliharaan

dengan menarik retribusi.

Retribusi Pembagiannya jelas untuk

pengelola TPI, pembeli, dan

kesejahteraan nelayan

Semua retribusi diakumulasi ke

Dipenda dan dijadikan input bagi

Pendapatan Asli Daerah.

Pelaku lelang Nelayan, juru lelang, manajer

TPI, Bakul (pembeli). Dinas

Perikanan berjumlah 4 orang,

dan Dinas Pendapatan Daerah

berjumlah 25 orang (7 staf

kedinasan, 5 orang kolektor

retribusi, 4 orang tenaga

kebersihan, dan 9 orang tenaga

keamanan).

Pembudidaya, pungawa, pacatto

(pembeli). Pihak lainnya yang

terlibat adalah penagih retribusi.

Alus Proses Pelelangan 1. Nahkoda melaporkan identitas

kapal dan ikan hasil

tangkapan pada petugas

keamanan yang merangkap

sebagai petugas pencatatan.

2. ABK melakukan

pembongkaran ikan yang

berada di palka untuk

dimasukan dalam cepon

(tempat ikan)

3. Ikan masuk ke tempat

pelelangan

4. sortasi ikan berdasarkan jenis

dan kualitas ikan

5. setelah ikan terkumpul dari

1. Pembudidaya memilih pungawa

untuk melelang ikan

2. Setelah penentuan pungawa

petambak dibantu oleh juru

hitung dan sortasi melakukan

pembongkaran ikan

3. Sortasi dilakukan bedasarkan

ukuran ikan

4. setelah terkumpul dari beberapa

petambak ikan siap untuk

dilelang

5. Setiap pungawa memilki

kebebasan memulai transaksi

lelang. Biasanya setelah ada 2

pembeli berkumpul

Page 71: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

58

Lanjutan Tabel 12

Karakteristik TPI TPHT

beberapa nahkoda (kurang

lebih satu jam)

6. Juru lelang berkeliling untuk

melihat secara umum kondisi

ikan

7. Urutan proses lelang dimulai

dari ikan yang cepat busuk

(juru lelang biasanya sudah

mengetahuinya) lalu

dilanjutkan dengan ikan yang

kualitasnya paling baik

8. Setelah ikan dimiliki oleh

bakul. Bakul melakukan

registrasi pembayran di kantor

yang tersedia, sekaligus

dilakukan penimbangan dan

membayar retribusi

6. Setelah ikan dimiliki pembeli

maka ikan diangkut ke tempat

parkir kendaraan. Sebelumnya

pembeli melaporkan dan

membayar transaksi di meja yang

disediakan pungawa

7. Pembeli melakukan sortasi ulang

dan pengepakan

Peserta lelang Memberikan jaminan sejumlah

uang atas transaksi yang ingin

diikuti

Pembeli bebas keluar masuk pasar

Sumber : berbagai sumber (2008)

5.4 Analisis Efisiensi, Biaya dan Margin

Lembaga yang terlibat dalam pemasaran bandeng di pasar lokal terdiri

dari pelelangan (juru lelang/pungawa), pacatto, pagandeng motor dan pagandeng

sepeda. Saluran pemasaran bandeng di kabupaten pangkep terdiri dari 4 macam

saluran. Pola saluran tersebut adalah sebagai berikut

Saluran 1 (S1) : Petambak – Pelelangan – Pacatto

Saluran 2 (S2) : Petambak – Pelelangan – Pacatto – Pengecer Pasar

Saluran 3 (S3) : Petambak – Pelelangan – Pacatto – Pagandeng Motor

Saluran 4 (S4) : Petambak – Pelelangan – Pacatto – Pagandeng Sepeda

Total rata-rata bandeng yang diangkut petambak ke pelelangan sebanyak

327,97 kg/hari. Jarak antara tambak dan kendaraan angkutan yang jauh

menimbulkan adanya biaya angkut sebesar Rp 152,45 /kg. Sarana transportasi

yang digunakan adalah mobil angkot (pete-pete). Biaya yang dikeluarkan per rit

perjalanan adalah Rp 304,91/rit. Harga bandeng tidak ditentukan oleh petambak.

Penentuan harga ditingkat petambak menggunakan pendekatan pendapatan.

Pendapatan yang diterima petambak adalah 80% dari seluruh pendapatan

pelelangan. Sehingga harga yang diterima petambak sebesar Rp 7084,82/kg.

Page 72: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

59

Jumlah rata-rata ikan yang diterima Pungawa di pelelangan dari petambak

sebanyak 1967,83 kg / hari (127,57 atau 128 keranjang). Setiap ikan yang dibawa

petambak ke pelelangan diangkut dan dihitung oleh anak buahnya. Biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp 135,51/kg. Biaya penanggulangan resiko untuk pembelian

es batu sebesar Rp 1082,48/kg. Biaya retribusi yang dikeluarkan sebesar Rp

19,20/kg. Setiap petambak mendapatkan jamuan berupa minum the susu dan

makanan ringan menimbulkan biaya sebesar Rp 33,88/kg. Sama halnya dengan

penentuan harga ditingkat petambak, pendekatan untuk menentukan harga di

pelelangan menggunakan pendekatan pendapatan. Pendapatan yang diterima

petambak adalah 20% dari seluruh pendapatan pelelangan. Sehingga harga yang

ditawarkan petambak sebesar Rp 8856,03/kg.

Jumlah ikan yang tersedia di Pacatto merupakan sisa ikan dari pelelangan.

Rata-rata total ikan yang dijual sebanyak 221,38 kg/hari. Paccato membutuhkan 5

buah es balok untuk menjaga kesegaran ikan. Kebutuhan es batu ini menimbulkan

adanya biaya Rp 1264,79 /kg. Penagihan retribusi sebesar Rp 4,52/kg. Besarnya

resiko penyusutan ikan adalah 6% dari total ikan, sehingga biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp 1269,31/kg. Harga yang ditawarkan pacatto sebesar Rp

10.389,36/kg.

Pagandeng motor adalah pagandeng atau pengecer yang menggunakan

sarana transportasi motor untuk menjual bandeng. Pagandeng motor dapat

menjangkau seluruh kecamatan di Pangkep bahkan luar Pangkep. Jumlah rata-rata

ikan yang dibawa pagandeng motor sebanyak 110 kg/hari. Biaya yang dikeluarkan

adalah biaya transportasi untuk bensin sebesar Rp 163,64/kg (asumsi harga BBM

tahun 2007), pembelian es balok sebesar Rp 109,09/kg, Biaya keranjang sebesar

Rp 181,82/kg dan biaya resiko penyusutan sebesar Rp 54,55/kg. Harga bandeng di

tingkat pagandeng motor adalah Rp 11.136/kg.

Berbeda halnya dengan pagandeng sepeda, setiap harinya pagandeng

sepeda membawa ikan sebanyak 17,60 kg/hari. Biaya yang dikeluarkan untuk

permbelian es balok sebesar Rp 34,09/kg dan pembelian keranjang ikan sebesar

Rp 113,64/kg. Biaya resiko penyusutan sebesar Rp 284,09/kg. Harga bandeng di

tingkat pagandeng sepeda sebesar Rp 10.909/kg.

Page 73: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

60

Lembaga lainnya yang berada di pasar lokal adalah pengecer pasar.

Biasanya pengecer membawa bandeng di pacatto dengan jumlah 44,00 kg/hari.

Biaya yang ditimbuolkan hanya penangggulangan resiko sebesar Rp 271,03/kg.

Adapun harga yang berlaku di pasar lokal melalui pengecer ikan rata-rata Rp

10.500/kg.

Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa setiap saluran pemasaran memiliki

margin tersendiri. Margin pemasaran merupakan selisih harga jual dan harga beli.

Saluran pemasaran 4 memiliki nilai margin dan biaya pemasaran terbesar. Margin

pemasaran terbesar yaitu sebesar Rp 4.051,54/kg dan besarnya biaya Rp

3.506,84/kg. Sedangkan saluran pemasaran yang memiliki nilai margin dan biaya

pemasaran terkecil yaitu saluran pemasaran 1 sebesar Rp 3.304,53/kg dan biaya

pemasaran sebesar Rp 2.997,74/kg. Hal ini menunjukan bahwa semakin panjang

saluran pemasaran suatu barang atau jasa maka akan semakin besar nilai margin

yang dihasilkan. Besarnya margin yang dihasilkan dipengaruhi harga jual dan

harga beli bandeng. Sedangkan besarnya biaya pemasaran dipengaruhi oleh upaya

mempertahankan kesegaran ikan.

Penentuan harga di tingkat pagandeng dipengaruhi oleh harga di tingkat

pelelangan dan besarnya biaya pemasaran. Sifat produk perikanan yang mudah

busuk menuntut adanya rantai dingin untuk mempertahankan kualitas ikan. Untuk

menjaga kesegaran ikan salah satunya dibutuhkan es balok. Besarnya biaya es

balok yang dikeluarkan merupakan penyebab perubahan harga yang besar Harga

es balok di pelelangan sebesar Rp 12.000/balok. Kebutuhan es setiap box ikan

tergantung dari jangkauan pemasaran. Tetapi pada umumnya es balok yang

dibutuhkan untuk menjaga kesegaran ikan adalah ½ es balok untuk setiap box.

Tabel 13. Keuntungan, Biaya dan Margin Pemasaran Bandeng Ukuran 3 serta

Farmer’s Share di Kabupaten Pangkep Bulan Juli 2007 (Rp per kg)

S1 S2 S3 S4

Total Margin 3.304,53 3.415,18 3.824,27 4.051,54

Total Keuntungan 764,15 807,03 852,06 1.002,05

Total Biaya 2997,74 3065,50 3429,56 3506,84

Farmer's Share 68,19 67,47 64,94 63,62

Sumber : Data Primer (2008) diolah

Page 74: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

61

Tingkat efisiensi terbesar berdasarkan Bakri (2004) adalah yang memiliki

indeks yang paling kecil. Nilai efisiensi ditentukan oleh total biaya pemasaran

yang digunakan dan besarnya nilai produk yang dipasarkan. Tingkat efisiensi

pemasaran berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa saluran pemasaran 1 dengan nilai

indeks sebesar 34,35 % merupakan nilai yang terkecil. Saluran pemasaran 1

merupakan saluran pemasaran yang lebih efisien dibandingkan dengan saluran

pemasaran lainnya. Berdasarkan duia alat analisis untuk menentukan efisiensi

menunjukan bahwa semakin pendek saluran pemasaran akan semakin efisien

saluran pemasaran tersebut.

Tabel 14. Efisiensi Pemasaran Bandeng di Kabupaten Pangkep

Saluran Total Biaya

Pemasaran (Rp)

Nilai Produk yang

dipasarkan (Rp/kg)

Indeks Efisiensi

(%)

1 2997,74 8700,82 34,45

2 3065,50 8750,31 35,03

3 3429,56 8773,80 39,09

4 3506,84 8924,26 39,30

Sumber : Data Primer 2008 (diolah)

5.5 Analisis Retribusi Pelelangan

Jumlah ikan yang berada di pelelangan sebanyak 4.436.553 ekor. Asumsi

setiap basket berisi 125 ekor ikan. Jumlah basket yang terdapat di pelelangan

sebanyak 35.492,42 basket. Besarnya retribusi yang ditarik dari pelelangan

berdasarkan jumlah basket sebesar Rp 1000/basket sehingga total retribusi yang

diterima pemerintah sebesar Rp 35.492.424. Berbeda halnya dengan perhitungan

yang disesuaikan Perda No.22 tahun 2000. Besarnya retribusi yang dikenakan

sebesar 2 % dari total nilai jual ikan (pendapatan pelelangan). Besarnya

pendapatan pelelangan sebesar Rp 8.497.952.150/ bulan. Besarnya retribusi yang

diterima pemerintah sesuai Perda No.22 Tahun 200 sebesar Rp 169.959.043.

Berdasarkan total penerimaan retribusi perhitungan per basket dan perhitungan

sesuai Perda menunjukan selisih sebesar Rp 134.466.619. Jadi, perhitungan

retribusi bedasarkan basket menyebabkan kerugian bagi pendapatan retribusi

pemerintah daerah.

Page 75: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

62

Target penerimaan retribusi pelelangan bandeng berdasarkan Data

Dipenda (2007) cenderung tetap per tahun 2004-2006, namun realisasi

penerimaan belum memenuhi target dari tahun 2003-2006. Target penerimaan

retribusi pelelangan bandeng tahun 2003 sebesar Rp 97.200.000, tetapi realisasi

penerimaan sebesar Rp 86.485.000 atau baru tercapai 88,98 %. Jika realisasi

penerimaan retribusi pelelangan bandeng ini dibandengkan dengan total

penerimaan retribusi pasar grosir dan pertokoan, maka pelelangan bandeng

memberikan sumbangan penerimaan sebesar 71,99 % dari total realisasi

penerimaan retribusi pasar grosir dan pertokoan.

Tabel 15. Kontribusi Retribusi Pelelangan Bandeng terhadap Retribusi Pasar

Grosir dan Pertokoan dan Pendapatan Asli Daerah

Tahun Pelelangan Bandeng

Jasa Pasar Grosir dan

Pertokoan

Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

Target Realisasi B/A

x100%

Realisasi B/C

x100%

Realisasi B/D

x100% A B C D

2003 97.200.000 86.485.000 88,98 120.142.000 71,99 25.462.930.943 0,34

2004 99.849.600 87.100.000 87,23 115.204.000 75,61 26.904.296.671 0,32

2005 99.849.600 92.835.000 92,97 124.899.000 74,33 30.024.149.132 0,31

2006 99.849.600 72.280.000 72,39 101.755.000 71,03 36.941.846.883,35 0,20

Sumber : Data Primer (diolah)

Posisi retribusi pelelangan bandeng pun dapat dibandengkan dengan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pangkep. Jika realisasi penerimaan retribusi

pelelangan bandeng tahun 2006 sebesar Rp 72.280.000, maka pelelangan bandeng

mampu memberikan sumbangan bagi PAD sebesar 0.2 %. Sumbangan

penerimaan retribusi pelelangan bandeng bagi PAD masih dianggap terlalu kecil.

Tujuan penagihan retribusi pada pungawa di pelelangan oleh para penagih

retribusi Dipenda merupakan upaya untuk peningkatan jasa pelayanan yang

diberikan pemerintah pada pelelangan. Jenis pelayanan yang diberikan pemerintah

pada pelelangan menimbulkan adanya pembiayaan pelelangan. Beberapa

pembiayaan yang dikeluarkan pemerintah sebagai bentuk jasa pelayanan

pelelangan Bandeng diantaranya biaya keamanan, biaya kebersihan, pembuatan

karcis retribusi, dana intensifikasi penagih retribusi (gaji bagi penagih retribusi)

dan biaya parkir. Biaya keamanan dikeluarkan untuk membayar upah tenaga

keamanan seperti Satpam atau Hansip. Biaya kebersihan dikeluarkan untuk

Page 76: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

63

menggaji tenaga yang membersihkan pelelangan. Kebersihan pelelangan pun

dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Biaya pembuatan

karcis retribusi per tahun dikeluarkan biaya sebesar Rp 400.000/tahun. Penagihan

retribusi membutuhkan SDM penagih. Penagih mendapatkan dana intensifikasi

penagih sebesar Rp 3.504.000 / tahun.

Besarnya pembiyaan pengelolaan pelelangan dibandengkan dengan

penerimaan retribusi pelelangan menghasilkan rasio efisiensi retribusi terhadap

biaya pengelolaan pelelangan. Berdasarkan Tabel 14 besarnya penerimaan

retribusi pelelangan tahun 2006 sebesar Rp 72.280.000 dan besarnya biaya

pengelolaan pelelangan sebesar Rp 8.704.700 menghasilkan rasio efisiensi sebesar

12,04 %. Besarnya nilai rasio efisiensi retribusi ini menunjukan bahwa perhatian

pemerintah dalam pengelolaan pelelangan masih kecil karena besarnya

penerimaan retribusi belum sebandeng dengan biaya pengelolaan yang

dikeluarkan. Semakin banyak PAD suatu daerah berdasarkan Adil (2003) maka

semakin dimungkinkan untuk melakukan pelayanan publik yang seluas-luasnya.

Berikut ini pembiayaan pengelolaan pelelangan yang dikeluarkan pemerintah.

Tabel 16. Rasio Efisiensi Biaya Pengelolaan Retribusi Pelelangan Tahun 2006 Jenis Pengelolaan Biaya Pengelolaan

1. Keamanan (jaga Malam) 1.600.000

2. Kebersihan 2.200.000

3. Retribusi 400.000

4. Dana intensifikasi Penagih Retribusi 3.504.000

5. Parkir 1.000.700

Total Biaya Pengelolaan 8.704.700

Penerimaan Retribusi Pelelangan Bandeng 72.280.000

EBR (Efisiensi Biaya Pengelolaan) 12,04 %

Sumber : Data Primer (data diolah)

5.7 Analisis Faktor Eksternal dan Internal

5.7.1 Analisis Faktor Internal

a. Kekuatan Pelelangan Bandeng

1. Bandeng Pangkep Memenuhi Kriteria Bandeng Kualitas

Bandeng yang berasal dari Kabupaten Pangkep merupakan bandeng

berkualitas. Kualitas bandeng yang dihasilkan diketahui dengan pengecekan

kriteria kualitas. Kriteria bandeng berkualitas berdasarkan SIPUK (2007)

dapat dilihat dari beberapa cara berikut:

Page 77: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

64

a. Rupa : cemerlang sampai kotor

b. Bau : amis spesifik sampai busuk

c. Tekstur : elastis kompak sampai lunak sekali

d. Mata : cembung, transparan, pupil hitam sampai kornea putih, kotor, pupil

putih tenggelam

e. Insang : merah cerah, filamen teratur, amis segar, tidak berlendir sampai

memutih kotor, bau, filamen menyempit

f. Daging : pinfish agak transparan, bening, cemerlang sampai elastis

kompak tak berair lengket dan mudah membubur.

Bandeng Pangkep memiliki kekhasan dalam aspek bau dan rasa. Petani

tambak menyakini penyebabnya bahwa Perairan Sulawesi yang relatif belum

banyak tercemar. Hal ini menyebabkan bandeng tidak berbau lumpur.

Kekhasan lainnya yaitu rasa khas keju dari bandeng bakar. Jika ikan disajikan

melalui pembakaran, maka bandeng akan mengeluarkan lelehan minyak

seperti keju yang dipanaskan. Hal ini menyebabakan rasa yang berbeda

dengan bandeng lainnya. Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Nessa (1982)

merupakan pelopor pertambakan di Indonesia. Hal ini mengakibatkan kualitas

bandeng pangkep yang berbeda dengan bandeng lainnya.

2. Waktu transaksi lelang mendukung rantai dingin pemasaran bandeng

Rantai pemasaran bandeng melalui transaksi pelelangan mampu menjaga

tingkat kesegaran ikan. Hal ini dipengaruhi oleh waktu transaksi lelang.

Waktu transaksi pelelangan bandeng yang terjadi di Kabupaten Pangkep telah

mengalami perubahan beberapa kali. Awalnya transaksi pelelangan, dilakukan

pada pagi hari, lalu berubah menjadi sore hari dan saat ini dilakukan pada

malam hari.

Transaksi lelang dimalam hari membuat ikan yang dibawa ke berbagai daerah

dalam keadaan segar. Transaksi di pasar lokal pangkep maupun berbagai kota

di Provinsi Sulawesi Selatan diselenggarakan pada pagi hari. Waktu transaksi

di malam merupakan faktor strategis untuk mendistribusikan ikan segar.

3. Sarana dan prasarana lelang telah tersedia

Lokasi Pelelangan Bandeng Pangkep disediakan oleh pemerintah melalui

Developer Swasta PT Wahana pada tahun 2000. Pelelangan ini dibangun di

Page 78: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

65

atas tanah seluas 30 x 10 m2 memanjang dan terbagi menjadi 6 los besar di

deretan terdepan dan 6 los besar di deretan belakang. Setiap pungawa

memiliki luas los yang berbeda-beda. Umunya setiap pungawa menempati

satu los pelelangan, kecuali Haji Baha yang memiliki 2 los (bagian depan dan

belakang). Selain lokasi tempat pelelangan, terdapat area parkir khusus.

4. Pungawa sudah lama dan berpengalaman

Pungawa telah terlibat lama dalam pelelangan. Akses harga, jumlah ikan dan

memiliki jaringan bisnis yang luas. Status Pungawa ini merupakan status yang

turun menurun. Pungawa mengajak anggota keluarga dalam penyelenggaraan

transaksi lelang Pungawa membagi tugas anggota keluarga sebagai juru tulis,

juru lelang, juru keuangan. Pungawa tergolong pengusaha besar yang

mempergunakan modal diatas Rp 500 juta. Pungawa berperan sebagai

penghubung petambak dan pembeli bandeng. Peranannya ini sebagai

penanggung jawab pelaksanakan lelang. Dalam proses penyelenggaraan

transaksi lelang, pungawa memberikan kesempatan bekerja bagi penduduk di

sekitar pelelangan.

b. Kelemahan Pelelangan Bandeng

1. Belum adanya fasilitas cold storage

Banyaknya bandeng di pelelangan membutuhkan penanggulangan resiko

busuknya ikan, karena sifat perishable dari produk perikanan. Adanya cold

storage dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesegaran dan menjaga stok

bnadeng sehingga harga bandeng tetap stabil. Saat stok bandeng di pelelangan

meningkat maka harga ikan menurun. Ikan yang akan dilelang tidak tersimpan

wadah. Hal ini karena keterbatasan jumlah basket dan keterbatasan

pengetahuan sanitasi berdampak yang berdampak pada kualitas ikan. Saat ini

diketahui bahwa di Pelelangan rawan terkandung zat logam yang

membahayakan bagi kita jika mengkonsumsi ikan yang mengandung zat

logam seperti Cu, Mg dan lain-lain.

2. Mekanisme penarikan retribusi belum optimal

Penarikan retribusi dilakukan oleh pemerintah daerah melalui bagiaan

penagihan Dipenda. Target penerimaan retribusi pelelangan bandeng

berdasarkan Data Dipenda (2007) cenderung tetap per tahun 2004-2006,

Page 79: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

66

namun realisasi penerimaan belum memenuhi target dari tahun 2003-2006.

Target penerimaan retribusi pelelangan bandeng tahun 2003 sebesar

Rp 97.200.000, namun realisasi penerimaan sebesar Rp 86.485.000 atau baru

tercapai 88,98 %. Mekanisme penarikan retribusi belum optimal salah satu

penyebabnya Penagihan retribusi di lapangan berbeda dengan Perda No. 22

Tahun 2000 yang menentukan struktur tarif sebesar 2% dari nilai ikan yang

diterima. Standar perhitungan retribusi menggunakan jumlah basket yang

diterima Pungawa.

3. Sortasi dan perhitungan ikan belum efisien

Sebelum transaksi lelang dilakukan, para juru sortasi dan hitung melukukan

penghitungan dan pengklasifikasian bandeng berdasarkan ukuran. Klasifikasi

bandeng berdasarkan ukuran dilakukan tanpa alat standar (kg). Hal ini menjadi

tradisi/kebiasaan di Sulawei Selatan , khususnya di Pangkep Setiap

perhitungan pembelian barang menggunakan standar satuan butir/ekor. Tidak

hanya ikan tetapi begitu pula dengan telur ayam. Hal ini karena stok ayam

yang minim.

Berdasarkan hasil analisis telah teridentifikasi 7 faktor staregis internal

yang terbagi dalam 4 kekuatan dan 3 kelemahan. Analisis ini dilakukan dengan

wawancara dengan dua responden. Dari hasil analisis IFE diperoleh nilai 2,83.

Proses pembobotan ini dapat dilihat di Lampiran 20. Kekuatan terbesar yang

dimiliki oleh Pelelangan Bandeng Kabupaten Pangkep adalah kualitas bandeng

pangkep. Besarnya skor untuk faktor tersebut sebesar 0,80. Belum adanya cold

storage dan sedikitnya jumlah basket untuk menyimpan ikan merupakan

kelemahan yang terbesar dengan skor 0,17.

Tabel 17. Pembobotan Faktor Strategis Internal

No Faktor Internal Bobot Rating Skor

1 Bandeng Pangkep Memenuhi Kriteria Bandeng Kualitas 0,20 4 0,80

2 Waktu transaksi lelang mendukung rantai dingin pemasaran

bandeng 0,17 3 0,51

3 Sarana dan Prasarana lelang telah disediakan dari Pemda 0,10 2 0,20

4 Pungawa yang sudah lama dan berpengalaman 0,17 3 0,51

5 Belum adanya fasilitas cold storage 0,17 1 0,17

6 Mekanisme penarikan retribusi belum optimal 0,08 2 0,16

7 Sortasi dan perhitungan ikan belum efisien 0,12 4 0,48

Total 2,83

Sumber : Data Primer 2008 (diolah)

Page 80: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

67

5.7.2 Analisis Faktor Ekternal

a. Peluang Pelelangan Bandeng

1. Adanya bantuan kredit dari BPR Citra Mas

BPR Citra Mas sebagai badan perkreditan Rakyar yang dibentuk dan

diresmikan oleh Pemerintah Daerah tahun 2007. Keberadaannya sebagai

pemberi kredit bagi masyarakat Pangkep yang melakukan kegiatan usaha.

Pemberian kredit khusus tanpa bunga diberikan pada pagandeng sepeda yang

melakukan usaha sebagai pengecer bandeng di tingkat kecamatan.

2. Adanya peningkatan luas tambak di Kabupaten Pangkep

Pangkep merupakan salah satu kabupaten di Pantai Barat Sulawesi Selatan.

Luas tambak di Kabupaten Pangkep tersebar di sepanjang pantai barat

tersebut. Luas tambak berdasarkan Tabel 2 pada tahun 2002-2005 mengalami

peningkatan sebesar 11,8 % dari 9.121,48 (2002) menjadi 10.200,88 ton

(2006). Peningkatan luas tambak terbesar berada di Kecamatan Mandalle

(146,72 %), Kecamatan Segeri (38,78 %), dan Liukang Tupabbinring (24,

15%). Adapun produksi tambak tahun 2002-2006 berdasarkan Tabel 3

mengalami peningkatan sebesar 39,4 %.

3. Kecenderungan masyarakat Sulawesi yang menyukai ikan

Tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan di Sulawesi selatan, khususnya

suku Bugis-Makassar cenderung tinggi. Hal ini masyarakat suku Bugis -

Makassar di Sulawesi Selatan identik dengan makan ikan. Ada anggapan yang

muncul tanpa ikan maka dianggap belum makan. Hal ini menjadi merupakan

peluang, karena makan ikan telah membudaya.

Selain itu standar kecukupan konsumsi ikan tahun 2007 sebesar

26,55kg/kapita/tahun. Konsumsi ikan identik dengan kecukupan nilai gizi

yang terkandung dalam ikan. Ikan merupakan pangan yang menjadi sumber

protein hewani yang memiliki resiko kecil dan sumber lemak, mineral serta

vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan (Zulkarnaen

2004).

4. Akses transportasi ke pelelangan mudah

Kabupaten pangkep dilalui oleh Jalan Poros Makassar yang menghubungkan

Makassar hingga Pare-Pare. Jalur transportasi ini tahun 2008 mengalami

Page 81: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

68

pelebaran jalan. Hal ini akan berdampak pada mudahnya transportasi

antardaerah.

5. Banyaknya petambak terlibat di pelelangan

Sejak kemunculan berbagai penyakit pada udang Windu sekitar tahun 1997,

petambak beralih membudidayakan bandeng. Bandeng yang ditransaksikan di

Kabupaten pangkep berasal dari daerah pangkep dan Luar pangkep. Beberapa

petambak yang teribat transaksi diantaranya kabupaten Wajo, kabupaten Siwa,

kabupaten Maros, bahkan kabupaten Tarakan (Kalimantan Timur).

b. Ancaman Pelelangan Bandeng

1. Penanganan banjir tahunan belum optimal

Banjir yang rutin terjadi setiap tahun di Sungai Pangkajene, menimbulkan

gagal panen. Hal ini menyebabkan suplai ikan bandeng di pelelangan

menurun. Namun penurunan stok ikan dipelelangan tidak mempengaruhi

harga bandeng yang tinggi. Justru harga bandeng dipasaran bisa turun

menjadi Rp 200-Rp 500. Hal ini disebabkan adanya jumlah ikan di pasar lokal

yang begitu banyak.

2. Kecilnya perhatian pemerintah dalam program-program sektor perikanan dan

kelautan (terutama pada pelelangan)

Prioritas program pembangunan pemerintah Pangkep diarahkan pada

pelayanan birokrasi dan sosial kemasyarakatan seperti gratis pembuatan KTP,

kesehatan gratis. Pemerintah berdasarkan hasil wawancara menunjukan

fesimisme untuk perkembangan pelelangan. Pemerintah pangkep tergolong

mampu mensejahterakan masyarakat. Hal ini diketahui dari penghargaan

pemerintah pusat pada peningkatan lapangan kerja yang diciptakan pada

pemda Pangkep. Besarnya retribusi dari sektor industri seperti Semen Tonasa

dan PT Citatah Keramik menjadikan perhatian pemerintah bagi pelelangan

masih kecil.

Page 82: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

69

Tabel 18. Pembobotan Faktor Strategis Eksternal

No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor

1 Adanya bantuan kredit dari BPR Citra Mas 0,15 4 0,60

2 Peningkatan Luas Tambak di kabupaten Pangkep 0,15 3 0,45

3 Kecenderungan masyarakat Sulawesi yang menyukai ikan 0,18 4 0,72

4 Akses transportasi ke pelelangan mudah 0,12 3 0,36

5 Banyaknya petambak terlibat di pelelangan 0,15 3 0,45

6 Penanganan banjir tahunan belum optimal 0,13 2 0,26

7 Kecilnya perhatian pemerintah dalam program-program sektor

perikanan dan kelautan (terutama pada pelelangan) 0,11 3 0,33

TOTAL 3,17

Sumber : Data Primer 2008 (diolah)

Hasil perhitungan matrik EFE pada Tabel 16 menunjukan bahwa

Kecenderungan masyarakat Sulawesi yang menyukai ikan sebagai faktor strategis

terpenting dengan bobot yang paling besar yaitu 0,72. Jumlah nilai EFE sebesar

3,17 menunjukan bahwa pelelangan bandeng berada di atas rata-rata (2,50) dalam

kekuatan eksternal. Ini berarti posisi eksternal pelelangan bandeng cukup kuat.

Pelelangan bandeng telah mampu memanfaatkan peluang maupun ancaman yang

terdapat di pelelangan bandeng.

Page 83: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dalam penyelenggaraan pelelangan bandeng Pangkep dapat disimpulkan

bahwa :

1. Pelelangan bandeng pangkep melelang bandeng dengan ukuran 3 jari (0,22

kg/ekor) Total bandeng yang terdapat di pelelangan sebanyak 976 ton/bulan.

Harga bandeng dijual sekitar Rp 8856,03/kg. Lokasi pelelangan terpisah

dengan pasar tetapi terkoordinasi terpadu dengan pasar sentral palampang

Pangkep. Pelelangan dilakukan setiap hari sepanjang tahun pada pukul

22.00-24.00 WITA (lamanya tergantung banyaknya ikan). Pengelolaan

pelelangan dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas Pendapatan Daerah.

Pihak yang terlibat dalam pelelangan adalah petambak, ponggawa, pacatto,

pagandeng. Penagih retribusi, pendukung pelelangan . Landasan hukum yang

mengatur dan menjamin keberadaan pelelangan bandeng adalah Perda No.22

Tahun 2000 tentang Perubahan Pertama Perda No.4 Tahun 1999 Tentang

Retribusi Pasar Grosir dana atau Pertokoan. Mekanisme pelelangan yang

dilakukan diantaranya kegiatan pra lelang, kegiatan lelang, kegiatan pasca

lelang dan kegiatan penunjang pelelangan.

2. Saluran pemasaran bandeng di pasar lokal diantaranya Petambak-Pelelangan-

Pacatto (S1), Petambak-Pelelangan-Pacatto-Pengecer Pasar (S2), Petambak-

Pelelangan-Pacatto-Pagandeng Sepeda (S3), Petambak-Pelelangan-Pacatto-

Pagandeng Motor (S4). Saluran pemasaran S1 memiliki nilai margin dan

biaya pemasaran terkecil sebesar Rp 3.304,53/kg dan Rp 2.997,74/kg, serta

memiliki nilai indeks efisiensi terkecil yaitu 34,45 %.

3. Penarikan retribusi diatur Perda No.22 Tahun 2000 tentang Perubahan

Pertama Perda No.4 Tahun 1999 tentang Retribusi Pasar Grosir atau

Pertokoan. Mekanisme pelelangan yang terjadi yaitu kegiatan pra lelang,

kegiatan lelang, kegiatan pasca lelang dan beberapa kegiatan penunjang

pelelangan. Realisasi penerimaan retribusi terhadap target tahun 2006 sebesar

72,39 %. Kontribusi retribusi pelelangan terhadap retribusi pasar grosir

Page 84: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

71

pada tahun 2006 sebesar 71,03% . Kontribusi retribusi pelelangan terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2006 sebesar 0,2 %.

4. Hasil analisis Internal Factor Evaluation (IFE) diketahui bahwa pelelangan

bandeng pangkep memiliki 7 faktor strategis internal. Skor IFE yang

diperoleh senilai 2,83. Bandeng Pangkep memenuhi kriteria bandeng

berkualitas salah satu faktor kekuatan yang memiliki skor tertinggi senilai

0,80. Hasil analisis Eksternal Factor Evaluation (EFE) diketahui bahwa

pelelangan bandeng pangkep memiliki 7 faktor strategis eksternal.

Kecenderungan masyarakat Sulawesi yang menyukai ikan merupakan salah

satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi senilai 0,72. Skor EFE yang

diperoleh senilai 3,17 menunjukan bahwa pelelangan bandeng berada di atas

rata-rata (2,50) dalam kekuatan eksternal. Ini berarti posisi eksternal

pelelangan bandeng cukup kuat. Pelelangan bandeng telah mampu

memanfaatkan peluang maupun ancaman yang terdapat di pelelangan

bandeng.

6.2 Saran

Setelah melakukan penelitian secra intensif, beberapa saran yang

disampaikan diantranya :

1. Pelelangan bandeng selain dikelola oleh Dipenda perlu juga diawasi oleh

Dinas Kelautan dan Perikanan dan mengoptimalkan pelelangan dalam

mengetahui data statistik untuk pengelolaan perikanan.

2. Bandeng sebagai komoditas yang secara budaya disukai masyarakat

Sulawesi Selatan, menuntut upaya kreatif dalam mengembangkan

divesifikasi produk dari bandeng sehingga semakin dimintasi masyarakat

3. Potensi pangkep yang beragam terutama dalam sektor kelautan dan

perikanan, namun dari aspek kajian dan penelitian belum banyak dilakukan.

Hal ini mengajak untuk meningkatkan peran serta Perguruan Tinggi (PT)

dalam meneliti objek lainnya di Pangkep.

Page 85: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, L. 2006. Panduan Kelembagaan Tempat Pelelangan Ikan. Jakarta :

Departemen Kelautan Perikanan Republik Indonesia.

Agung, K. 1994. Dampak Pembangunan (Pasar) Terhadap Kehidupan Sosial dan

Budaya Daerah Riau.

Ahmad, T.E dan M.J.R. Yakob, 1998. Budidaya Bandeng secara Intensif.

Penebar Swadaya. Bogor.

Alboneh, Farhanah. 2007. Analisis Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan

Bandeng Di Desa Bisolo Kecamatan Sulamu Kupang, Propinsi Nusa

Tenggara Timur. [Skripsi]. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelauatan.

Institut Pertanian Bogor.

Atmomarsono, M, Nikijuluw, Victor P.P. 2003. Pedoman Investasi Komoditas

Bandeng di Indonesia. Direktorat Sistem Permodalan dan Investasi

Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran

Departemen Kelautan dan Perikanan.

Azzaino, Z. 1982. Pengantar Tataniaga Pertanian, Departemen Ilmu-ilmu Sosial

Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor

BPS Kab.Pangkep. 2006. Pangkep dalam Angka 2006. Badan Pusat Statistik

Kabupaten Pangkep.

Chalid, L. 1995. Peranan Pelelangan Ikan Paotere dan Rajawali dalam

Peningkatan PAD Kota Ujung Pandang. [tesis]. Universitas Hasanuddin.

Converse and Jones. 1968. Introduction To Marketing (Pengantar Marketing).

Edisi 2, disadur oleh N.J. Djajapernama

D.M, Baharuddin. 1986. Rantai Informasi Untuk Perumahan, Studi Kasus pada

Masyarakat Petani Tambak Desa Talaka Ma’rang Kabupaten Pangkep

Sul-Sel. [proyek penelitian]. Universitas Hasanuddin.

David, Fred. .2004. Manajemen Strategis. Ed ke-7. Sindoro A. Penerjemah.

Jakarta : PT Indeks. Terjemahan dari : Concepts of Strategic Management

David Ganda. 2006. Efektivitas Kelembagaan Tempat Pelelangan Ikan Sebagai

Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Nelayan (Kasus Kelembagaan TPI

kelurahan Pelabuhan Ratu, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten

Sukabumi Propinsi Jawa Barat). Program studi Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Page 86: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

73

Dipenda Kabupaten Pangkep. 2006. Daftar Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

Tahun Anggaran 2006. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pangkep.

Direktorat Jenderal Perikanan, 1995. Promosi Peluang Usaha Di Bidang

Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.

Djazuli, Nazori. 2002. Penanganan Dan Pengolahan Produk Perikanan Budidaya

Dalam Menghadapi Pasar Global: Peluang Dan Tantangan

DKP. 2007.Statistika Perikanan Indonesia. Departemen Kelautan Perikanan

Republik Indonesia. Jakarta

DKP. 2008. Statistika Perikanan Indonesia. Departemen Kelautan Perikanan

Republik Indonesia. Jakarta

DKP Propinsi Sulawesi Selatan. 2007. Statistika Perikanan Indonesia.

Departemen Kelautan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta

DKP Kabupaten Pangkep. 2007. Statistika Perikanan Indonesia. Departemen

Kelautan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta

Downey, D.W dan S.P. Erickson. 1992. Manajemen Bisnis Ed.2. Jakarta :

Erlangga,

Friedman, D, and S. Sunder. 1984. Experimental Methodes, A Primer for

Economist, Cambrige University Press.

Gumelar, Adipati Rahmat.2003. Perbandingan Jenis Umpan Bandeng (Chanos-

chanos) dan Ikan Layang (Decapterus russelli) Terhadap Hasil

Tangkapan Ikan Tuna Pada Perlengkapan dengan Rawai Tuna di Perairan

Samudera Hindia Sebelah Barat Sumatera [skripsi]. Program Studi

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Halim, A. 2001. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta :

UPP. AMP YKPN

Hanafiah, A.M Saefuddin. 1986. Tataniaga Hasil Perikanan. Jakarta :

Universitas Indonesia Press

Hossain, M.I and Snekangsu. 2002. A study on Beef Cattle Marketing in

Bangladesh. Departement of Basic and social Sciences, Sylhet

Governmentb Vetenary College Sylhet, Bangladesh. Online journal of

Biological Sciences 2(7) www. scialest.net

Jauch LR, William F.Glueck. 1998. Manajemen Strategis dan Kebijakan

Perusahaan . Ed ke-3. Murad, Henry. Penerjemah. Jakarta : Erlangga.

Terjemahan dari : Strategic Management and Business Policy.

Page 87: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

74

Jamandre dan Rabanal.1975. Kartasapetra, G. 1992. Marketing Produk Pertanian

dan Industri. Jakarta : PT Rineka Cipta

Kesuma, A.A. Mayun Darma. 2007. Pengembangan Pasar Lelang Komoditi

Agro (Pranata Humas Muda Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Bali)

Kotler. 2004. Manajemen Pemasaran. Penerjemah : Teguh H. RA Rusli, B

Molan. Jakarta : Prenhalindo. Terjemahan dari Management

Marketing

Kurniawan, M. 2006. “Jalan itu Ibarat Pembuluh Darah”. Kompas Selasa, 8

Agustus 2006

Kusumastanto, T. 2001. Potensi dan Peluang Industri Kelautan Indonesia.

Makalah Seminar Peluang Usaha dan Teknologi Pendukung pada Sektor

Kelautan Indonesia 11 Juli 2001. Departemen Kelautan dan Perikanan

Indonesia. Jakarta.

Mardjoko,Tri. 2004. Pasar Lelang : Harapan baru memperbaiki posisi tawar

petani (12 November 2004). BAPPEBTI

Muellenberg, M.T.G. 1992. Auction in the Netherlands. Experience and

Development. Departement of Marketing and market Research,

Agricultural University Wageningen, Netherland

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nessa, Natsir. 1982. Studi Pendahuluan Terhadap Sistem Pertambakan di

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. [proyek

penelitian].Universitas Hasanuddin

Nizar, Muhammad. 2005. Evaluasi Sistem Pengelolaan Lelang Lebak Lebung di

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. [skripsi]. Departemen

Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Institut Pertanian Bogor.

Pantjara. B., A. Hanafi A. Mustafa dan Usman. 1995. Kelangsungan Hidup dan

Pertumbuhan Bandeng (Chanos-chanos) pada Tambak Tanah Gambut.

Laporan Hasil Penelitian. Balitkanta. Maros.

Pasaribu, Ali Musa. 2004. Kajian Sistem Modular Pada Usahatani Ikan Bandeng

(Chanos-chanos, Forskal) Di Sulawesi Selatan. BBP2TP.Litbang Deptan

Rachmansyah, Usman dan Taufik Ahmad, 2001. Paket Teknologi Produksi

Bandeng Super Dalam Keramba Jaring Apung Di Laut.Warta Penelitian

Perikanan Indonesia Volume 7 Nomor 1. 2001 edisi khusus.Pusat

Penelitian dan Pengembangan Eksplorasi Laut dan Perikanan, Jakarta

Page 88: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

75

Rangkuti F. 2002 . Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama

Ritonga, Oryza Sativa. 2005. Analisis Pemasaran Komoditas Kentang dengan

Pendekatan Konsep Supply Chain Management di Kota Semarang

Propinsi Jawa Tengan. [skripsi]. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Saanin., H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid I. Bandung : Bina

Cipta.

Sapanli. 2007. Analisis Strategi Bisnis Ekspor Udang Beku PT Lola Mina Di

Merawang, Provinsi Bangka Belitung. [skripsi]. Program Bogor :

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor

Saputro, A. 2006. Analisis Strategi Bisnis Ekspor Ikan Hias Tropis Air Tawar di

PT Nusantara Aquatic Exporindo Bumi Bintaro Permai, Jakarta Selatan.

[Skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut

Pertanian Bogor.

Sedyawati dan Mulyadi. 2007. Laporan Penelitian Pengembangan Daerah Kota

Makassar.

Silalahi. 2006. Pedoman Perluasan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Sub

Sektor Perikanan. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia. Direktorat Jenderal Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri.

Direktorat Promosi Perluasan Kesempatan Kerja.

Sistem Informasi Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK). 2003. Sistem Informasi

Pola Pembiayaan/Lending Model Usaha Kecil Budidaya Bandeng Aspek

Pemasaran Harga Bandeng. Bank Indonesia.

Siregar, Faristha, Amir Hasan Lubis, Helmi MJ. 1985. Analisis Biaya dan

Margin Tataniaga Telur Ayam Ras dari Medan Sampai Ke Pasar Banda

Aceh. Direktorat Pembinaan Penelitian, dan Pengabdian Pada

Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Malang : Universitas Muhammadiyah

Malang

Suprati [editor]. 1985. Perkampungan di Perkotaan Sebagai wujud Proses

Adaptasi Sosial di Sulawesi Selatan. Jakarta : Depdikbud

Suprapto, J. 1994. Teori dan Aplikasi Edisi V. Jakarta : Erlangga

Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Penerbit

Liberty : Yogyakarta

Page 89: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

76

Tatiana, Yana. 1999. Studi Simulasi Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji

Pengaruh Bid Withdrawal Dalam Pelelangan. [Tesis]. Program Studi

Statistika Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Wheelen TL, Hunger DL. 2004. Strategic Management and Bussiness Policy, Ed

ke-9. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Yayasan Bhakti Wanus, dkk. 1992 Profil Propinsi Republik Indonesia Sulawesi

Selatan. Jakarta : PT Intermasa

Yusanto MI, M. Kerebet W. 2003. Manajemen Strategis Perspektif Syariah.

Jakarta : Khairul Bayan.

Zulkarnaen, Arif. 2004. Analisis Efisiensi Faktor Produksi Ikan Bandeng di PT

Mutiara Biru, Kamal, Jakarta [skripsi]. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial

Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Page 90: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

LAMPIRAN

Page 91: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

77

Lampiran 1. Peta Kabupaten Pangkep

Sumber : BPS Kab. Pangkep (2006)

Page 92: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

78

Lampiran 2. Perkembangan Volume Produksi Budidaya Bandeng Menurut Provinsi

Tahun 2002-2007

Sumber : DKP Sulsel (2008)

Page 93: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

Lampiran 3. Volume Produksi Budidaya Bandeng Menurut Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2002-2007

Sumber : DKP Sulsel (2008)

Page 94: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

Lampiran 4. Nilai Produksi Budidaya Bandeng Menurut Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2002-2007

Sumber : DKP Sulsel (2008)

Page 95: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

81

Lampiran 5. Perkembangan Luas Tambak di kabupaten Pangkep Tahun 2002-2006 (ha)

Sumber : DKP Kab.Pangkep (2007)

Page 96: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

82

Lampiran 6. Produksi Perikanan Menurut Kecamatan di Kabupaten pangkep tahun 2006

Sumber : DKP Kab.Pangkep (2007)

Page 97: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

83

Lampiran 7. Daftar Nama Pungawa

Sumber : Dipenda (2007)

Page 98: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

84

Lampiran 8. Daftar Nama-Nama Pengecer Pasar

Sumber : Dipenda (2007)

Page 99: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

85

Lampiran 9. Profil Budidaya Kabupaten Pangkep Tahun 2006

No Aktivitas Budidaya Keterangan 1 Pembenihan Tidak Ada Aktivitas Pembenihan 2 Pembesaran Pangkep memiliki usaha pembesaran terbesar

di Sulawesi Selatan a. Besarnya usaha dari kategori skala

usaha (buah) Umumnya usaha pembesaran dilakukan pada tambak seluas <1 1 Ha = 2526 (terbesar di SulSel) dan luasan yang laiinya seperti : 1-2 Ha = 1558 bh 2-5 Ha = 1222 (kedua terbesar di SulSel)

b. Jumlah RTP/PP Jumlah RTP Pembesaran sebanyak 5814 (buah) Terbesar di SulSel

c. Status Kepemilikan Status kepemilikan tambak dimiliki Sendiri sebanyak 5420 RTP

d. Teknologi Budidaya Umumnya teknologi tambakdilakukan dengan trasdisional (sederhana) sebanyak 5797 (terbesar di SulSel) dan yang melakukan teknik semi intensif hanya 17 RTP. Belum ada yang mengembangkan teknologi intensif (maju)

e. Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam pembesaran seperti manajer (17 orang = Terbanyak di SulSel), Teknisi sebanyak 331 orang) dan Buruh sebanyak 14.600 orang (terbanyak di SulSel)

f. Fasilitas Usaha Pembesaran Pangkep memiliki alat untuk uji kualitas air sebanyak 2001 (Terbanyak di SulSel), menggunakan Pompa Air sebanyak 3944 buah serta Kincir sebanyak 248 buah

g. Sarana pembesaran benih Benih ikan yang banyak dilakukan usaha pembesaran adalah Bandeng sebanyak 61840 per 1000 ikan

h. Banyaknya pakan Pakan yang biasanya digunakan untuk pembesaran di Pangkep diantaranya ikan rucah, pellet, dedak. Pakan berupa ikan rucah (110 ton), Pellet (734 ton) dan Dedak (27 ton)

i. Banyaknya pupuk Pupuk yang digunakan adalah pupuk ornagik dan pupuk anorganik. Pupuk organik (456,7 ton) dan pakan anorganik (1465,2 ton)

j. Banyaknya kapur yang digunakan Kapur yang digunakan sebanyak 436 ton k. Jumlah Pestisida dan obat-obatan Jumlah pestisida yang digunakan sebanyak

2878, 7 kg, Disinfektan sebanyak 267 kg dan Obat-obatan sebanyak 2246 kg

l. Jumlah BBM dan Listrik yang digunakan dalam Pembesaran

Pangkep lebih banyak menggunakan BBM yakni sebanyak 350,065 liter

3 Pemasaran Bandeng Jenis perlakuan pemasaran dapat dilakukan melalui pemasaran ikan hidup, dijual segar, didinginkan, dibekukan, dikeringkan/diasin, pindang dan diasap. Jenis perlakukan yang paling banyak dilakukan sebanyak 8540,1 MT dijual dalam bentuk ikan segar dan 576 MT dikeringkan atau diasinkan.

Sumber : DKP Sulsel (2008)

Page 100: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

86

Lampiran 10. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) dan Kedudukan Pelelangan bandeng Pangkep

Sumber : Dipenda disesuaikan dengan Perda No.16 Tahun 2000 Struktur Organisasi Dipenda

Kepala Pasar Sentral Palampang

Penagih Retribusi Pelelangan Bandeng

Page 101: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

87

Lampiran 11. Contoh Nota Pembelian Bandeng di Pelelangan bandeng

Sumber : Pungawa (2007)

Page 102: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

88

Lampiran 12. Stakeholder Pelelangan dann Mekanisme Lelang

Sumber : Data Primer (2007)

Sumber : Data Primer (2007)

Page 103: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

89

Lampiran 13. Bandeng Ukuran 3 Jari di Pelelangan Bandeng Pangkep

Sumber : Data Primer (2007)

Page 104: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

90

Lampiran 14. Jumlah Transaksi dan Jumlah Pembudidaya

Hari Ke-

(Bulan Juli 2007)

Jumlah Transaksi

Lelang

(kali)

Jumlah Bandeng Ukuran 3

(ekor)

Jumlah Pembudidaya

(orang)

P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2

1 24 39 6327 4156 8 6

2 74 16 9797 2030 20 2

3 124 9 17127 2325 32 2

4 90 11 13167 1495 22 2

5 86 7 10363 1175 22 2

6 72 17 9935 2655 19 4

7 75 14 10243 2348 19 3

8 93 24 9044 4182 25 6

9 91 31 18653 5957 25 6

10 71 36 15001 7416 20 5

11 98 25 11466 3101 18 4

12 87 12 13042 2781 16 2

13 68 22 7376 3801 16 4

14 55 22 17072 3801 19 5

15 89 23 12657 1030 19 8

16 83 26 7387 2411 18 11

17 88 35 22660 3273 16 5

18 50 21 30743 2005 13 3

19 32 18 2788 9783 21 3

20 71 14 8540 3563 27 4

21 91 15 4276 3857 21 3

22 58 18 5602 3838 28 2

23 95 11 12284 3544 24 4

24 82 18 10975 3880 21 4

25 81 29 15099 11113 19 9

26 51 31 6207 7943 15 4

27 60 20 7373 2233 18 5

28 92 21 11429 733 28 1

29 91 2 8015 0 31 2

30 86 7 9075 1795 23 2

31 55 10 6163 152 12 4

TOTAL 2363 604 349886 108376 635 127

RATA-RATA 76,22581 19,48387 11286,65 3496 20,483871 4,096774

PEMBULATAN 21 5

Sumber : Data Primer (2007)

JUMLAH PEMBUDIDAYA yang terlibat di Pelelangan

Pungawa 1 sebanyak 635 orang

Pungawa 2 sebanyak 127 orang (asumsi 15 Pungawa lainnya memilki jumlah

yang sama dengan Pungawa 2)

Sehingga Total Pelelangan yang terdapat di Pelelangan :

(635 + (127 x 15) = 2540 orang dalam satu bulan

Page 105: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

91

Sehingga dalam satu hari rata-rata pembudidaya yang melakukan transaksi di

Pelelangan sebanyak (2540/30) yaitu 84,6667 orang atau dibulatnkan menjadi 85

orang per hari

JUMLAH IKAN yang terdapat di Pelelangan

Pada Lampiran 10

Total Ikan yang terdapat di Pungawa 1 adalah : 193001,2 kg atau 193,00 ton

Total Ikan di Pungawa 2 adalah : 52202,7 kg atau 52,20 ton

Total Ikan di pelelangan ikan (193 + (52.20 dikali 15) = 976 ton (976041.7 kg)

Rata- Rata pembudidaya membawa ikan ke pelelangan sebanyak

976041,7 kg/2540 orang = 384, 268

Page 106: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

92

Lampiran 15. Konversi Menggunakan Ikan yang digunakan Paccato

Ukuran Ikan Jumlah ikan Berat Ikan

per satuan

Total Berat Selisih

Berat Ikan (kg) Per kilo Per 10.000 Per kilo Per 10.000

2 0,88 0,94 1,13 1 1,06 -0,06

3 0,45 0,55 2,20 1 1,21 -0,21

4 0,30 0,275 3,31 1 0,91 0,09

Total 1,64 1,765 6,65 3 3,19 -0,19

Rataan 0,55 0,59 2,22 1 1,06 -0,06

Sumber : Data Primer (2007)

Page 107: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

93

Lampiran 16. Ukuran yang terdapat di pelelangan

Pungawa 1 Pungawa 2 TOTAL

Rata-rata

Ukuran

Ikan Total

harga

min

Harga

max Total

harga

min

harga

max Total

harga

min

harga

max Total

harga

min

harga

max

kurang

dari 2 186 300 1050 48 350 1000 234 650 2050 117 325 1025

2 765 1100 1800 201 1100 1800 966 2200 3600 483 1100 1800

3 976 1850 3600 301 1850 3600 1277 3700 7200 638,5 1850 3600

4 425 3650 20000 55 3750 10000 480 7400 30000 240 3700 15000

Sumber : Data Primer (2007)

Page 108: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

94

Lampiran 17. Harga Bandeng Bulanan di Pengecer (Tahun 2004-2006)

Bulan 2004 2005 2006

Januari 12.000 12.000 10.000

Februari 12.000 12.000 10.000

Maret 12.000 12.000 10.000

April 11.500 11.500 10.000

Mei 11.000 11.000 10.000

Juni 11.000 11.000 10.000

Juli 10.500 10.500 10.500

Agustus 10.500 10.000 10.500

September 10.500 10.000 10.500

Oktober 11.500 10.000 11.250

November 11.500 10.500 11.250

Desember 11.500 10.500 11.250 Sumber : Data Primer (2007)

Page 109: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

95

Lampiran 18. Pencatatan Transaksi di Pelelangan

Hari Ke-

(Bulan Juli

2007

Pungawa 1 Pungawa 2

Jumlah ikan

per (kg)

Harga per

kg

Pendapatan

(Rp/ekor)

Kg

(@0,22) Harga per kg Pendapatan

1 2246,64 12004,33 26969400 2396,46 9055,82 21701900

2 7324,02 8117,86 59455400 1341,34 7973,22 10694800

3 10479,48 9028,82 94617300 1171,72 8399,87 9842300

4 7019,32 9344,69 65593400 640,42 11641,81 7455650

5 5927,46 8331,65 49385500 283,36 12161,74 3446150

6 6321,48 7541,93 47676150 908,16 9775,31 8877550

7 6134,04 8872,57 54424700 841,72 9775,82 8228500

8 7289,92 9663,03 70442700 2058,98 9178,33 18898000

9 8421,6 9672,65 81459150 2355,98 9214,89 21710100

10 6548,08 9081,60 59467050 2938,32 8392,67 24660350

11 8454,6 10414,75 88052550 2230,8 7219,88 16106100

12 4717,68 9984,16 47102050 1347,94 8906,15 12004950

13 5002,58 9239,71 46222400 507,98 11210,48 5694700

14 4381,52 10040,19 43991300 1687,84 7504,38 12666200

15 8286,52 8828,94 73161150 1479,94 7106,20 10516750

16 5658,4 9805,70 55484600 1909,38 8541,83 16309600

17 8369,02 9186,63 76883100 3091,66 6921,62 21399300

18 3432,88 10719,45 36798600 1466,74 6919,29 10148800

19 3341,36 7006,71 23411950 2286,9 9534,92 21805400

20 5586,24 8879,81 49604750 1886,5 8636,47 16292700

21 6371,64 9476,71 60382200 1360,04 9895,59 13458400

22 4299,46 8092,30 34792500 1783,76 8091,81 14433850

23 6283,2 9557,18 60049650 1132,56 10214,12 11568100

24 5623,64 9748,56 54822400 1216,6 11983,31 14578900

25 6770,06 10045,79 68010600 4427,72 10001,25 44282750

26 5276,48 8036,53 42404600 3381,18 9133,16 30880850

27 6086,08 8116,73 49399050 2019,6 8070,01 16298200

28 6993,36 9213,27 64431700 2242,02 5771,80 12940500

29 10429,76 7176,25 74846600 126,72 6335,23 802800

30 5748,38 9718,44 55865300 1182,06 5507,42 6510100

31 4176,26 9260,04 38672350 498,3 10817,88 5390550

TOTAL 193001,2 284206,98 1753880150 52202,7 273892,29 449604800

RATA-RATA 6225,844 9167,97 56576779,03 1683,958 8835,24 14503380,6

Sumber : Data Primer (2007)

Dari Tabel Diatas diketahui bahwa :

Asumsi berat rata-rata ikan adalah 0.22 kg per satuan ekornya

Total Ikan yang terdapat di Pungawa 1 adalah : 193001,2 atau 193,00 ton

Total Ikan di Pungawa 2 adalah : 52202,7 atau 52,20 ton

Total Ikan di pelelangan ikan (193 + (52.20 dikali 15) = 976 ton

Harga ikan per kg di Pungawa 1 adalah Rp 9167,97

Harga ikan per kg di pungawa 2 adalah 8835,24

Page 110: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

96

Harga ikan di pelalangan adalah Rp 9001,60

Harga ikan per satuan di pungawa 1 adalah 2016,95

Harga ikan per satuan di pungawa 2 adalah 1943,75

Harga ikan per satuan di pelelangan adalah Rp 1980,35

Pendapatan dari Pungawa 1 per bulan adalah Rp 1.753.880.150, pendapatan harian Rp

56.576.779,03

Pendapatan dari pungawa 2 per bulan adalah Rp 449.604.800, pendapatan harian Rp 14.503.380,6

Perbandingannya pendapatan per bulan 3,90 atau 4 kali dari pendapatan pungawa pada umumnya

Perbandingan pendapatan harian pungawa dengan pungawa pada umumnya adalah 4,03 atau 4

kalinya dari pendapatan pungawa pada umumnya

Pendapatan Pelelangan per bulan sebesar Rp 1.753.880.150+ (15 x Rp 449.604.800) = Rp

8.497.952.150

Pendapatan pelelangan harian adalah Rp 56.576.779,03 + (15xRp 14.503.380,6) = Rp

295.624.107,4

Besarnya Retribusi berdasarkan nilai ikan (Perda No.22 Tahun 2000) adalah Rp 8.497.952.150 X

2% = 169.959.043 Besarnya Retribusi berdasarkan nilai ikan (Jumlah ikan sebanyak 4.436.553 ekor) dibagi 125

(asumsi 1 basket =125 ikan) maka di pelelangan terdapat 35492.424 basket. Jadi total penerimaan berdasarkan jumlah basket sebesar Rp 35.492.424 Sedangkan Berdsarakan jumlah basket maka didapatkan

Asumsi per 6 ekor ikan di jual di pelelangan dengan dengan harga Rp10.000

Maka dengan berat 6 x 0.22 =1,32 kg

Jika menggunakan aturan Rp Rp 9001,596/kg maka harga 1.32 kg adalah Rp 11880,13

Sehingga perhitungan dengan satuan ekor sebenarnya memiliki kerugian sebesar Rp 11880,13-

Rp10.000 = Rp 1880,13

Besarnya kerugian yang terjadi di pelelangan adalah

Pendapatan per satuan ekor dalam 1 bulan yaitu Rp 8.497.952.150

Pendapatan per satuan kg dalam 1 bulan yaitu 976000 x Rp 9001,60/kg = Rp 8.785.561.600

Kerugian perhitungan satuan ekor per bulannya sebesar Rp 287.609.450

Pendapatan harian per satuan ekor adalah 143.114,54 ekor x Rp 1980,35 = 283.416.879,3

Pendapatn per satuan kg per harinya adalah Rp 295.624.107,4

Besarnya kerugian hariannya adalah Rp 12.207.228,1

Page 111: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

97

Lampiran 19. Keadaan di Pembudidaya

Hari Ke-

(Bulan

Juli 2007

Pungawa 1 Pungawa 2

Jumlah

ikan per

(kg)

Harga per

kg

Pendapatan

(Rp/ekor)

Harga per

kg Harga per kg

Pendapatan

(Rp/ekor)

1 2246,64 9603,46 21575520 2396,46 7244,652529 17361520

2 7324,02 6494,29 47564320 1341,34 6378,576647 8555840

3 10479,48 7223,05 75693840 1171,72 6719,898952 7873840

4 7019,32 7475,76 52474720 640,42 9313,450548 5964520

5 5927,46 6665,32 39508400 283,36 9729,390175 2756920

6 6321,48 6033,54 38140920 908,16 7820,251938 7102040

7 6134,04 7098,06 43539760 841,72 7820,652949 6582800

8 7289,92 7730,42 56354160 2058,98 7342,664815 15118400

9 8421,6 7738,12 65167320 2355,98 7371,913174 17368080

10 6548,08 7265,28 47573640 2938,32 6714,135969 19728280

11 8454,6 8331,80 70442040 2230,8 5775,901022 12884880

12 4717,68 7987,32 37681640 1347,94 7124,916539 9603960

13 5002,58 7391,77 36977920 507,98 8968,384582 4555760

14 4381,52 8032,15 35193040 1687,84 6003,507441 10132960

15 8286,52 7063,15 58528920 1479,94 5684,960201 8413400

16 5658,4 7844,56 44387680 1909,38 6833,464266 13047680

17 8369,02 7349,30 61506480 3091,66 5537,297115 17119440

18 3432,88 8575,56 29438880 1466,74 5535,432319 8119040

19 3341,36 5605,37 18729560 2286,9 7627,93301 17444320

20 5586,24 7103,85 39683800 1886,5 6909,175722 13034160

21 6371,64 7581,37 48305760 1360,04 7916,473045 10766720

22 4299,46 6473,84 27834000 1783,76 6473,449343 11547080

23 6283,2 7645,74 48039720 1132,56 8171,293353 9254480

24 5623,64 7798,85 43857920 1216,6 9586,651323 11663120

25 6770,06 8036,63 54408480 4427,72 8001,002773 35426200

26 5276,48 6429,23 33923680 3381,18 7306,526124 24704680

27 6086,08 6493,38 39519240 2019,6 6456,011091 13038560

28 6993,36 7370,61 51545360 2242,02 4617,443199 10352400

29 10429,76 5741,00 59877280 126,72 5068,181818 642240

30 5748,38 7774,75 44692240 1182,06 4405,935401 5208080

31 4176,26 7408,03 30937880 498,3 8654,304636 4312440

TOTAL 193001,2 227365,58 1403104120 52202,7 219113,83 359683840

6225,84 7334,37 45261423,23 1683,96 7068,19 11602704,52

Sumber : Data Primer (2007)

Asumsi persentase bagian dari pendapatan pelelangan, 20%nya untuk pungawa

maka bagian untuk pembudidaya adalah 80 %

Pungawa 1 dalam 1 bulan mendapatkan bagian sebesar Rp 1.403.104.120

Pungawa 2 dalam 1 bulan mendapatkan bagian sebesar Rp 359.683.840

Total pendapatan yang diterima pembudidaya melalui pungawa sebesar (Rp

1.403.104.120 + (Rp 359.683.840 x 15) ) = Rp 6.798.361.720 (satu bulan) Total pembudidaya dalam satu bulan di pelelangan 2540 orang dalam satu bulan

Rata-rata setiap Pembudidaya mendapat pendapatan Rp 2.676.520, 362 / pembudidaya

Page 112: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

98

Lampiran 20. Pembobotan Internal Factor Evaluation (IFE)

No Faktor Strategis Internal 1 2 3 4 5 6 7 TOTAL BOBOT

1 Bandeng Pangkep Memenuhi

Kriteria Bandeng Kualitas 1 3 3 2 3 3 3 17.00 0.20

2

Waktu transaksi lelang

menjamin rantai dingin

pemasaran bandeng

2 1 3 2 2 3 3 14.00 0.17

3 Sarana dan Prasarana lelang

telah tersedia 3 1 1 1 1 2 2 8.00 0.10

4 Pungawa yang sudah

berpengalaman 4 2 2 3 2 3 2 14.00 0.17

5 Belum adanya cold storage 5 1 2 3 2 3 3 14.00 0.17

6 Mekanisme penarikan retribusi

belum optimal 6 1 1 2 1 1 1 7.00 0.08

7 Sortasi dan perhitungan ikan

belum efisien 7 1 1 2 2 1 3 10.00 0.12

TOTAL 84.00 1

Sumber : Data Primer (2007)

Page 113: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

99

Lampiran 21. Pembobotan External Factor Evaluation (EFE)

No Faktor Strategis Eksternal 1 2 3 4 5 6 7 Total Bobot

1

Adanya bantuan kredit dari BPR

Citra Mas 1 2 1 3 3 1 3 13 0,15

2

Peningkatan Luas Tambak di

kabupaten Pangkep 2 2 2 2 2 3 2 13 0,15

3 Kecenderungan masyarakat

Sulawesi yang menyukai ikan 3 3 2 3 2 3 2 15 0,18

4

Akses transportasi ke pelelangan

mudah 4 1 2 1 1 2 3 10 0,12

5

Banyaknya pembudidaya terlibat di

pelelangan 5 1 2 2 3 2 3 13 0,15

6

Penanganan banjir tahunan belum

optimal 6 3 1 1 2 2 2 11 0,13

7

Kecilnya perhatian program

pemerintah pada pelelangan 7 1 2 2 1 1 2 9 0,11

84 1,00 Sumber : Data Primer (2007)

Page 114: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

100

Lampiran 22. Biaya, Margin dan Farmer’s Share Pemasaran Bandeng di Pasar

Lokal Kabupaten Pangkep

Fungsi Pemasaran Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3 Saluran 4

Pembudidaya Harga Jual 7084,82 7084,82 7084,82 7084,82

Biaya 457,36 457,36 457,36 457,36

Pelelangan Harga Jual 8.856,03 8.856,03 8.856,03 8.856,03 Harga Beli 7084,82 7084,82 7084,82 7084,82

Margin 1.771,21 1.771,21 1.771,21 1.771,21

Biaya 1271,07 1271,07 1271,07 1271,07 Keuntungan 500,13 500,13 500,13 500,13

Rasio 39,35 39,35 39,35 39,35

Pacatto Harga Jual 10.389,36 10.389,36 10.389,36 10.389,36 Harga Beli 8.856,03 8.856,03 8.856,03 8.856,03 Margin 1.533,32 1.533,32 1.533,32 1.533,32

Biaya 1.269,31 1.269,31 1.269,31 1.269,31 Keuntungan 264,01 264,01 264,01 264,01

Rasio 20,80 20,80 20,80 20,80

Pengecer Pasar Harga Jual 10.500,00 Harga Beli 10.389,36 margin 110,64 biaya 67,76 Keuntungan 42,89 rasio 63,30 Pagandeng Sepeda Harga Jual 10909,09 Harga Beli 10389,36 margin 519,73 biaya 431,82 Keuntungan 87,92 rasio 20,36

Pagandeng Motor

Harga Jual 11.136,36

Harga Beli 10.389,36

margin 747,01

biaya 509,10

Keuntungan 237,91

rasio 46,73

Total Margin 3.304,53 3.415,18 3.824,27 4.051,54

Total Keuntungan 764,15 807,03 852,06 1.002,05

Total Biaya 2997,74 3065,50 3429,56 3506,84

Farmer's Share 68,19 67,47 64,94 63,62 Sumber : Data Primer (2007)

Page 115: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

101

Lampiran 23. Perda No.4 Tahun 1999

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II

PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

NOMOR 4 TAHUN 1999

TENTANG

RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II

PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

Menimbang : a. Bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun

1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah jo. Peraturan

Pemerintah Daerah Nomor 20 Tahun 1997 Tentang Retribusi

Daerah, maka Peraturan Daerah yang terkait dengan Peraturan

Daerah tentang Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan perlu

disesuaikan.

b. Bahwa untuk memungut Retribusi sebagaimana dimaksud pada

huruf a di atas, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

Menginngat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Tingkat II Sulawesi (Lembaran Negara Tahun

1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia

Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor

156, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2104);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor

38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3209);

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Derah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang

Page 116: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

102

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang

HUkum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 6,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3692);

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1986

tentang Ketentuan Umum mengenai Penyidik Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah jo. Keputusan Menteri

Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai

Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993

tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah

Perubahan;

10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997

tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah;

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997

tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah;

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997

tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi

Daerah;

13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998

tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah

Tingkat I dan Daerah Tingkat II.

Page 117: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

103

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN DAERAH TINGKAT II

PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II

PANGKEP TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR ATAU

PERTOKOAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Pangkajene dan Kepulauan;

b. Pemerintah Daerah adalah PemerintahKabupaten Daerah Tingkat II Pangkajene

dan Kepulauan;

c. Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Pangkajene dan

Kepulauan;

d. XXXXXX adalah Pegawai yang dibeli tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan daerah yang berlaku;

e. Badan adalah suatu bentuk usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan

nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, koperasi, yayasan,

organisasi yang sejenis, lembaga, dan pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk

badan usaha lainnya;

f. Pasar Grosir dan atau Pertokoan adalah pasar grosir berbagai jenis barang,

termasuk tempat pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan fasilitas pasar pertokoan

yang dikontrakkan/disediakan oleh Pemerintah Daerah;

g. Tempat pelelangan adalah tempat penjual dan pembeli melakukan transaksi jual

beli secara lelang;

h. Kios adalah bangunan di pasar yang beratap dan dipisahkan yang satu dengan

yang lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-

langit yang dipergunakan untuk usaha berjualan;

Page 118: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

104

i. Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah

Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula

disediakan oleh sektor swasta;

j. Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan yang selanjutnya dapat disebut

retribusi adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas pasar grosir

berbagai jenis barang, termasuk tempat pelelangan ikan, ternak, hasil bumi dan

fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang disediakan atau

diselenggararakan oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang di kelola oleh

Pemerintah Daerah (PD) Pasar dan pihak swasta;

k. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

retribusi;

l. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi

wajib retribusi untuk memanfaatkan pelayanan fasilitas pasar dan atau pertokoan;

m. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah, yang selanjutnya daopat disingkat

SPdORD, adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan

objek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar penghitungan dan pembayaran

retribusi yang terutang menurut peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah

n. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, selanjutnya dapat disingkatdengan SKRD,

adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi terutang

o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya

dapat disingkat dengan SKRDKBT, adalah surat keputusan yang menentukan

tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan;

p. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya dapat

disingkatSKRDLB, adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan

pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retiribusi

yang terutang atau tidak seharusnya terutang

q. Surat Tagihan Retribusi yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk

melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau

denda

r. Suarat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap

SKRD atau dokumen lain yang dipermakan SKRDKBT dan SKDLB yang

dipersamakan SKRDBT dan SKRDLB yang diajukan oleh wajib retribusi;

s. Pemeriksaan adalagh swerangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan

mengelola data dan atau keterangan lainnyab dalam rangka pengawasan

Page 119: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

105

kepatuhan kewajiban Retribusi Daerah berdasarkan peraturan perundang-

undangan Retribusi Daerah

t. Penyidaikan Tindak Pidana di Bidang Retribusi daerah adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri sipil yang selanjutnya

disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti dengan bukti itu

membuat terang tindak pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta

menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan dipungut retribusi sebagai

pembayaran atas pelayanan peyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang,

termasuk tempat pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan fasilitas pasar pertokoan yang

dikontrakkan.

Pasal 3

(1) Objek Retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar dan atau

pertokoan oleh Pemerintah Daerah yang meliputi:

a. Pasar grosir berbagai jenis barang;

b. Tempat pelelangan ikan, ternak, hasil bumi;

c. Pertokoan.

(2) Tidak termasuk objek retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar

dan atau pertokoan yang dimiliki dan atau dikelola oleh swasta dan PD Pasar.

Pasal 4

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan fasilitas

pasar dan atau pertokoan.

Page 120: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

106

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan digolongkan sebagai Retribusi Jasa

Usaha.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan luas dan jangka waktu penggunaan

fasilitas pasar dan atau pertokoan.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN

BESARNYA TARIF

Pasal 7

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi

didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana

keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi

secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 8

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas yang terdiri atas kios dan

los, lokasi, luas kios/los, dan jangka waktu pemakaian.

(2) Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan tariff yang berlaku di Daerah.

(3) Dalam hal tarif pasar, yang berlaku sulit ditemukan, maka tarif ditetapkan

sebagai jumlah pembayaran per satuan unit pelayanan/jasa yang merupakan

jumlah unsur tarif yang meliputi:

Page 121: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

107

a. Unsur biaya per satuan penyediaan jasa;

b. Unsur keuntungan yang dikehendaki per satuan jasa;

(4) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a meliputi:

a. Biaya operasional langsung, yang meliputi biaya belanja pegawai

termasuk pegawai tidak tetap, belanja barang, belanja pemeliharaan sewa

tanah dan bangunan, biaya listrik, dan semua biaya rutin/periodik lainnya

yang berkaitan langsung dengan pengadaan jasa;

b. Biaya tidak langsung yang meliputi biaya administrasi umum dan biaya

lainnya yang mendukung penyediaan jasa;

c. Biaya modal, yang berkaitan dengan tersedianya aktiva tetap dan aktiva

lainnya yang berjangka menengah dan panjang yang meliputi angsuran

dan bunga pinjaman nilai sewa tanah dan bangunan, dan penyusutan aset;

d. Biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan penyediaan jasa seperti

bunga atas pinjaman jangka pendek.

(5) Keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b ditetapkan dalam

persentase tertentu dari total biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan

dari modal.

(6) Struktur dan besarnya tarif ditetapkan sebagai berikut:

a. Pasar

- Kios : 1 (satu)m2 Rp 2.000,00/bulan

- Los : 1 (satu)m2 Rp 1.500,00/bulan

b. Pertokoan : 1 (satu)m2 Rp 5.000,00/bulan

c. Tempat pelelangan

Ikan, Ternak, dan

Hasil Bumi : 1 (satu)m2 Rp 1.000,00/bulan

Page 122: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

108

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 9

Retribusi yang terutang dipungut di Wilayah Daerah tempat fasilitas pasar dan

atau pertokoan diberikan.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 10

Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang lamanya ditetapkan oleh

Kepala daerah sebagai dasar untuk menghitung besarnya retribusi.

Pasal 11

Saat Retribusi Terutang adalah pada saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan.

BAB IX

SURAT PENDAFTARAN

Pasal 12

(1) Wajib Retribusi wajib mengisi SPdORD.

(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar,

dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya.

(3) Bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Page 123: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

109

BAB X

PENETAPAN RETRIBUSI

Pasal 13

(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksudkan pada pasal 12 ayat (1)

ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan.

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan atau data

yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah

retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRDKBT.

(3) Bentuk, isi, dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 14

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan, dan SKRDKBT.

BAB XII

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 15

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen)

setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan

menggunakan STRD.

Page 124: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

110

BAB XIII

TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 16

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari

sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan,

SKRDKBT dan STRD.

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur

dengan keputusan Kepala Daerah.

BAB XIV

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 17

(1) Pengeluaran Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis sebagai awal

tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh)

hari sejak jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat

teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi

retribusinya yang terutang.

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat

yang ditunjuk.

BAB XV

KEBERATAN

Pasal 18

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah

atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan,

SKRDKBT dan SKRDLB.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai

alasan-alasan yang jelas.

Page 125: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

111

(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi,

Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi

tersebut.

(4) Keberatan harus diajukan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak

tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT, dan

SKRDLB diterbitkan kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat

menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di

luar kekuasaannya.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak

dipertimbangkan.

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan

pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 19

(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu yang paling lama 6 (enam) bulan sejak

tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan

yang diajukan.

(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya

atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya retribusi yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat

dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan keberatan yang

diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XVI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 20

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi Wajib Retribusi dapat mengajukan

permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah.

(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu yang paling lama 6 (enam) bulan sejak

diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana yang

dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

Page 126: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

112

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui

dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx pada pengembalian kelebihan retribusi

dianggap xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx harus diterbitkan dalam jangka waktu

paling la 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan

pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung

diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahullu utang retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) sejak

diterbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat

jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga

sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan

retribusi.

Pasal 21

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara

tertulis kepada Kepala Daerah denga sekurang-kurangnya menyebutkan:

a. Nama dan alamat Wajib Retribusi,

b. Masa Retribusi,

c. Besarnya kelebihan pembayaran,

d. Alasan yang singkat dan jelas.

(2) Permohonan kelebihan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi

disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat

merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Kepala Daerah.

Pasal 22

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat

Perintah Membayar Kelebihan Retribusi.

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi

lainnya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (4), pembayaran

dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga

berlaku sebagai bukti pembayaran.

Page 127: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

113

BAB XVII

PENGURANGAN, KERINGANAN,

DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 23

(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan, dan pembebasan

retribusi.

(2) Pengurangan dan keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

diberikan kepada Wajib Retribusi untuk mengangsur.

(3) Tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh

Kepala Daerah.

BAB XVIII

KEDALUWARSA

Pasal 24

(1) Untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah mencapai jangka

waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi apabila Wajib

Retribusi melakukan tindak pidana di bidang industri.

(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tertangguh apabila:

a. Diterbitkan Surat Teguran, atau

b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung mauoun

tidak langsung.

BAB XIX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 25

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan

keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau

denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.

Page 128: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

114

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XX

PENYIDIKAN

Pasal 26

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi

wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindakan

pidana di bidang retribusi Daerah.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. Menerima mexxxxxxxxx mengumpulkan dan meneliti keterangan atas

laporan yang berkenaan dengan tindakan pidana di bidang retribusi Daerah

agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan

dengan tindakan pidana di Bidang retribusi Daerah;

c. Meminta keterangan dan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan

dengan tindakan pidana di bidang retribusi Daerah;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen lain berkenaan

dengan tindak pidana retribusi Daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,

pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan

terhadap barang bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tuga penyidikan

tindak pidana di bidang retribusi Daerah;

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan

atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa

identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana yang dimaksud

pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi

Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi;

Page 129: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

115

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelanjutan penyidikan tindak

pidana di bidang retribusi Daerah menurut hokum yang dapat

dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya

penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum

sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XXI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah dari sepanjang pelaksanaannya

akan diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 28

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya.

Agar setiap orang dapat mexxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxx Peraturan Daerah ini dengan xxxxxxxxx patannya dalam

Lembaran Daerah Kabupaten Tingkat II Pangkajene dan Kepulauan.

Page 130: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

116

Ditetapkan di Pangkajene

Pada tanggal 15-2-1999

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHBUPATI KEPALA DAERAH

KABUPATEN DAERAH TINGKAT IITINGKAT II PANGKAJENE

PANGKAJENE DAN KEPULAUAN DAN KEPULAUAN

KETUA,

cap/ttd cap/ttd

H.M. IDRIS, ML H. BASO AMIRULLAH

Disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan Nomor 974.53-219

tanggal 29-3-1999

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pangkajene

dan Kepulauan Nomor 17 Tahun 1999 Seri B Nomor 18 Tanggal 19-3-1999

SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH

Drs. H.M. SAMAN SADEK

PANGKAT : PEMBINA UTAMA MUDA

N I P : 010056326

Page 131: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

117

Lampiran 24. Perda No. 22 Tahun 2000

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

NOMOR 29 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

NOMOR 22 TAHUN 2000

TENTANG

PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN

PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG

RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli

Daerah, maka perlu dilakukan intensifikasi sumber-

sumber pendapatan yang ada;

b. bahwa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan Nomor 4 Tahun 1999,

belum mengakomodir pelayanan jasa yang

diberikan/disiapkan oleh Pemerintah Daerah, untuk itu

perlu diubah;

c. bahwa untuk maksud huruf a dan b di atas, perlu

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Perubahan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi

(Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 1822);

Page 132: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

118

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor

76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun

1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3685);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999

Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999

Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

6. Peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun

1981 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3258);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentag

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997

Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692);

8. Keputusan Presiden republic Indonesia Nomor 44 Tahun

1999 tentang Teknik Penyusunan Perundang-undangan

dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan

Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan

Presiden;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

Pangkajene dan Kepulauan Nomor 1 Tahun 1989

tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Pangkajene

dan Kepulauan.

Page 133: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

119

Dengan Persetujuan:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE

DAN KEPULAUAN

Nomor: 32/KPTS-DPRD/XI/2000 Tanggal 25 Nopember 2000

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATUTAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN PERTAMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II

PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 4 TAHUN 1999

TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU

PERTOKOAN.

Pasal I

Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pangkajene dan Kepulauan

Nomor 4 Tahun 1999 tentang Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertoikoan yang

telah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan Nomor

974.53-219 tanggal 29 Maret 1999 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II Pangkajene dan Kepulauan Nomor 17 Tahun 1999

seri B, Nomor 18; diubah sebagai berikut:

A. Pasal 2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan dipungut retribusi

sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas tempat dan atau jasa pada

pasar grosir berbagai jenis barang termasuk pelelangan ikan, ternak, hasil bumi,

dan fasilitas pertokoan.

B. Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6

(1) Tingkat penggunaan jasa fasilitas tempat dihitung berdasarkan luas dan waktu

penggunaan fasilitas pasar grosir dan atau pertokoan;

Page 134: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

120

(2) Tingkat penggunaan jasa pelayanan dihitung berdasarkan volume atau nilai

jual barang;

C. Pasal 8 ayat (1) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 8

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan fasilitas tempat dan

atau jasa pada pasar grosir dan atau pertokoan.

D. Pasal 8 ditambah satu ayat yaitu ayat (7) sebagai berikut:

(7) Selain sewa bulanan sebagaimana dimaksud ayat (6) pasal ini, dikenakan pula

retribusi harian berdasarkan pelayanan jasa pada pasar grosir dan atau

pertokoan sebagai berikut:

a. Untuk semua jenis jualan pada kios, los, dan pertokoan sebesar Rp 1500,00

per hari;

b. Untuk pelayanan jasa pelelangan hasil bumi 1% (satu per seratus) dari nilai

jual komoditi;

c. Untuk pelayanan jasa pelelangan ternak sebesar 2% (dua per seratus) dari

nilai jual ternak;

d. Untuk pelayanan jasa pelelangan ikan bandeng sebesar 2% (dua per seratus)

dari nilai ikan;

e. Untuk pelayanan jasa pelelangan ikan laut sebesar 2.5% (dua setengah

persen) dari nilai jual ikan.

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal yang diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan

daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pangkajen

dan Kepulauan.

Page 135: STUDI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN … · menyukai ikan merupakan salah satu faktor peluang yang memiliki skor tertinggi ... 5.2.10 Landasan Hukum Pelelangan ... 1 Ikan Bandeng

121

Disahkan di Pangkajene

Pada tanggal 25 Nopember 2000

BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

ttd

H.A. GAFFAR PATAPPE

Diundangkan di Pangkajene

Pada tanggal 25 Nopember 2000

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN

ANDI PAGE SANRIMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN

KEPULAUAN TAHUN 2000 NOMOR 29