STUDI MUTU PEMBELAJARAN - ftk.uinsgd.ac.id · T- nir analisis penelitian ini adalah Madrasah...

18
STUDI MUTU PEMBELAJARAN (ANALISIS PENGARUH IflNERJA MENGAJAR GURU, FASILITAS BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TER}TADAP }TOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MTS DI KOTA BANDUNG) Laporan Penelitian Mendapat Bantuan Dana dari DIPA-BOPTAN UIN SGD Bandung Tahun Anggaran 2A13 Oleh: Dr. Qiqi Yuliati Zaqiah. MAg NIP: 1 967073119%A32004 Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2013 X,

Transcript of STUDI MUTU PEMBELAJARAN - ftk.uinsgd.ac.id · T- nir analisis penelitian ini adalah Madrasah...

STUDI MUTU PEMBELAJARAN

(ANALISIS PENGARUH IflNERJA MENGAJAR GURU,FASILITAS BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR

TER}TADAP }TOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASIBELAJAR SISWA MTS DI KOTA BANDUNG)

Laporan PenelitianMendapat Bantuan Dana dari DIPA-BOPTAN UIN SGD

Bandung Tahun Anggaran 2A13

Oleh:Dr. Qiqi Yuliati Zaqiah. MAgNIP: 1 967073119%A32004

Universitas Islam NegeriSunan Gunung Djati Bandung

2013

X,

.\nalisis Pengaruh Kinerja Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, dan

_:n_e|-ungan eeu;ar terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar

Siswa Madrasah Tsanawiyah di Kota Bandung

ABSTRAK

?enelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya motivasi

:e l:jar siswa di MTS Kota Bandung, yang kondisi empiriknya

::-npak dari rendahnya prestasi belajar siswa' Tujual

.,.nuli,iun ini adalah mengkaji dan menganalisis pengaruh

;::nerja mengajar guru, fasilitas belajar dan lingkungan belajar

=oudup ,,'o-tiuurib"lajar dan prestasi belajar siswa di MTS

Krta Bandung baik secara parsial maupun secara simultan'T- nir analisis penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyah

\fTS) baik negeri maupun swasta di Kota Bandung' Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random'S.anlfling Metode penelitian adalah metode survai dengan

punOeta:tan kuantitatif. Analisis dilakukan menggunakan

.{nalisis Jalur (Path). Hasil penelitian sebagai berikut: (1)

Kineda mengajar guru memiliki pengaruh sebesar 30'9lyo

,sangat rn".nuOu| terhadap motivasi belajar siswa; (2) Fasilitas

belaiar memberi pettgaruh sebesar 7,29yo (cukup memadai)

tehadap motivasi Ueta.lar siswa; (3) Lingkungan belaiar

memberi pengaruh sebesar 4,84yo (cukup memadai) t9rh3!an

motivasi tet{ar siswa; (4) Kinerja mengajar guru, fasilitas

belajar, dan lingkungan belajar secara simultan memberi

pengaruh sebesai 62,7yo terhadap motivasi belajar siswa di

\fTS Kota Bandung.

KataKunci:KineriaMengajarGuru,FasilitasBelaiar'Lingkuingan Belaiar, Motivasi Belaiar Siswa'

DAFTAR ISI

II

10

t2t3

I6t6t63843495862667072727274

74

87899l91

92929598

tt4116

135

144

BAB V

KESL\IPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

telah dilakukan, maka terkait dengan studi tentang analisis

pengaruh kinerja mengajar guil, fasilitas belajar, dan

lingkungan belajar terhadap motivasi siswa dan prestasi belajar

sisrva MTSdi Kota Bandung dapat penulis simpulkan sebagai

berikut:

L Kinerja mengajar guru MTs di Kota Bandung memilikipengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa.

Hal ini menunjukan, bahwa kinerja mengajar guru

memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap motivasi

belajar siswa. Kinerja mengajar guru merupakan faktor

dominan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kinerja mengajar guru sangat terkait erat dengan peran dan

tanggungjawab, yakni merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi serta melakukan tindak lanjut dalam setiap

proses pembelajaran yang dilakukan. Guru hendaknya

meningkatkan mutu kinerja mengajarnya, karena mutu

kinerja mengajar guru yang rendah akan berdampak pada

motivasi belajar siswanya. Siswa dengan motivasi berajar

135

)ang rendah bisa diukur dari kinerja mengajar gurunya'

Jadi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru

memiliki peran yang tidak kecil terhadap motivasi belajar

siswa.

Fasilitas belajar MTs di Kota Bandung memiliki pengaruh

1,ang signif,rkan terhadap motivasi belajar siswa. Fasilitas

belajar yang tidak memadai akan menurunkan motivasi

belajar siswa. siswa yang menggunakan fasilitas lebih baik

lebih tinggi motivasinya dibanding siswa yang

menggunakan fasilitas belajar standar (Jhon B Lyons

(2001). Fasilitas belajar memiliki dampak terukur pada

pencapaian motivasi belajar siswa (Jay Coalson, 2007)'

penelitian ini juga menunjukan bahwa berinvestasi dalam

fasilitas belajar sama juga berinvestasi pada siswa. siswa

yang belajar dengan fasillitas lengkap akan lebih

termotivasi belajarnya dan pada gilirannya akan meningkat

pula mutu hasil belajarnYa.

3. Lingkungan belajar N{Ts di Kota Bandung memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa'

Dengan demikian meningkatkan lingkungan belajar akan

meningkatkan pula motivasi belajar siswa' Menurut Frank

Holtz (2004), guru perlu mencipkkan lingkungan belajar

yang aman bagi semua siswa dan mendukung untuk

136

mencapai keberhasilan akademis mereka. Menurut\f ischelle Mc Farland (2006) bahwa ketika siswadihormati, didukung, dihargai, belajar datang lebih mudah..{rtinya apabila siswa telah termotivasi untuk belajar

karena lingkungan belajar yang kondusif maka siswa

lersebut akan menunjukkan semangat belajar yang luarbiasa. Menciptakan lingkungan belajar yang positif akan

mengoptimalkan belajar siswa, membantu membangun

sebuah komunitas kelas kohesif dan menciptakan

lingkungan kerja yang nyaman bagi guru dan siswa.

Faktor-faktor yang termasuk ke dalam lingkungan belajaradalah iklim kelas, dinamika kelas, serta lingkungan fisikkelas. seperti pencahayaan, warna cat, sirkulasi udara dan

lein sebagainya.

Kinerja mengajar guru, fasilitas belajar, dan lingkungan'relajar di MTs se Kota Bandung secara bersama-sama

nemiliki korelasi sebesar 53,6yo terhadap motivasi belajar

sis*'a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktorki-reqa mengajar guru, fasilitas belajar, dan lingkunganre.a-iar memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap

m,".tir asi belajar siswa, maka apabila ingin meningkatkan

m:,tivasi belajar siswa perlu diperhatikan ketiga faktor,Jietas. Fahor kinerja mengajar guru, fasilitas belajar, dan

137

4.

mencapai keberhasilan akademis mereka. Menurut

Mischelle Mc Farland (2006) bahwa ketika siswa

dihormati, didukung, dihargai, belajar datang lebih mudah.

Artinya apabila siswa telah termotivasi untuk belajar

karena lingkungan belajar yang kondusif maka siswa

tersebut akan menunjukkan semangat belajar yang luar

biasa. Menciptakan lingkungan belajar yang positif akan

mengoptimalkan belajar siswa, membantu membangun

sebuah komunitas kelas kohesif dan menciptakan

lingkungan kerja yang nyaman bagi guru dan siswa"

Faktor-faktor yang termasuk ke dalam lingkungan belajar

adalah iklim kelas, dinamika kelas, serta lingkungan fisikkelas, seperti pencahayaan, wruna cat, sirkulasi udara dan

lain sebagainya.

Kinerja mengajar guru, fasilitas belajar, dan lingkungan

belajar di MTs se Kota Bandung secara bersama-sama

memiliki korelasi sebesar 53,6yo terhadap motivasi belajar

siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor

kinerja mengajar guru, fasilitas belajar, dan lingkungan

belajar memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap

motivasi belajar sisw4 maka apabila ingin meningkatkan

motivasi belajar siswa perlu diperhatikan ketiga faktor

diatas. Faktor kinerja mengajar guru, fasilitas belajar, dan

lingkungan belajar menjadi faktor dominan dalammeningkatkan motivasi belajar siswa karena ketiga faktortersebut memberi pengaruh secara bersama_sama sebesar

53,6yo terhadap motivasi belajar siswa sedangkan sisanya

sebesar 46,4oh ditentukan oleh faktor lain. Dengandemikian untuk meningkatkan motivasi belajar siswa makaperlu diupayakan meningkatkan kinerja mengajar guru,fasilitas belajar, dan lingkungan belajar.

. Implikasi

Berdasarkan pada apa yang menjadi kesimpulan tersebut dias. maka implikasi terhadap mutu sekolah, baik dalam tatarannseptual maupun kontekstual adalah sebagai berikut:

Kinerja mengajar guru MTs di Kota Bandung merupakansalah satu faktor penting dalam proses peningkatan

motivasi belajar siswa. Oleh karena itu maka penting untukmeningkatkan mutu kinerja mengajar guru apabila inginneningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa denganmotivasi belajar yang tinggi akan tekun serta rajin dalambelajarnya. Siswa akan semangat pergi ke sekolah dan siapdengan apapun tugas-tugas yang diberikan guru kepadanya.

Fasiiitas belajar MTS di Kota Bandung memadai dalammeningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut hasilpenelitian Jhon B Lyons (2001), bahwa siswa yang

138

menggunakan lebih baik lebih tinggi motivasinya

dibanding siswa yang menggunakan fasilitas belajar

standar. Menurut Jay Coalson (2007) dalam penelitiannya

meyakinkan bahwa fasilitas belajar memiliki dampak

terukur pada pencapaian motivasi belajar siswa. Oleh

karena itu maka perlu diupayakan agar fasilitas belajar

meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya agar semakin

berdampak pada motivasi belajar siswa yang semakin

tinggi. Hal yang penting diperhatikan dalam peningkatan

fasilitas belajar ini adalah bagaimana proses perencanaan,

p engadaan, penggunaan, serta pemeliharaanya.

-.. Lingkungan belajar MTs di Kota Bandung cukup memadai

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan

demikian meningkatkan lingkungan belajar yang lebih baik

akan meningkatkan pula motivasi belajar siswa.

Lingkungan belajar perlu diciptakan, terutama oleh guru.

Guru perlu mencipkkan lingkungan belajar yang aman

bagi semua siswa dan mendukung untuk mencapai

keberhasilan akademis mereka

1. Kinerja mengajar guru, fasilitas belajar, dan lingkungan

belajar siswa MTSdi Kota Bandung secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang tinggi terhadap motivasi belajar

siswa. Dengan demikian penting meningkatkan kinerja

139

mengajar guru, fasilitas belajar, dan lingkungan belajar,

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan serta implikasi yang telah

:-kemukakan, maka ada beberapa rekomendasi yang dapat

: :rampaikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan

::otivasi belajar siswa di MTSyang ada di Kota Bandung'

i:ekomendasi yang hendak diajukan adalah sebagai berikut:

.. Temuan signifikan akan peran kinerja mengajar guru

terhadap motivasi belajar siswa di MTSKota Bandung

mengindikasikan perlunya upaya terencana dalam

meningkatkan kinerja mengajar guru. Ada beberapa cara

1'ang dapat dilakukan: Pertama, perlu adanya peran serta

kepala sekolah. Kepala Sekolah harus memahami dan

melakukan tiga fungsi sebagai penunjang peningkatan

kinerja guru antara lain :

a. Membantu guru memahami, memilih dan merumuskan

tujuan pendidikan Yang dicaPai.

b. Mendorong guru agar mampu memecahkan masalah-

masalah pembelajaran yang dihadapi dan dapat melihat

hasil kerjanya.

c. Memberikan pengakuan atau penghargaan terhadap

prestasi kerja guru secara layak, baik yang diberikan

L40

oleh kepala sekolah maupun yang diberikan semasaguru, staf tata usaha, siswa, dan masyarakat umummaupun yang diberikan pemerintah.

d. Mendelegasikan tanggung jawab dan kewenangan kedakepada guru untuk mengelola proses belajar mengajardengan memberikan kebebasan dalam perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.

e. Membantu memberikan kemudahan kepada guru dalamproses pengajuan kenaikan pangkatnya sesuai denganperaturan yang berlaku.

f. Membuat kebijakan sekolah dalam pembagian tugasguru, baik beban tugas mengajar, beban administrasiguru maupun beban tugas tambahan lainnya harusdisesuaikan dengan kemampuan guru itu sendiri.

g. Melaksanakan tehnik supervisi yang tepat sesuaidengan kemampuannya dan sesuai dengan keinginanguru-guru secara berkesinambungan dalam upayamemperbaiki dan meningkatkan kemampuan gurudalam proses pembelajaran.

h. Mengupayakan selalu meningkatkan kesejahteraannyayang dapat diterima guru serta memberikan pelayanansebaik-baiknya.

_------lllllllillllltll||lllll-F

147

i. Menciptakan hubungan kerja yang sehat danmenyenangkan dilingkungan sekolah baik antara gurudengan kepala sekolah, guru dengan guru, guru dengansiswa, guru dengan tata usaha maupun yang lainnya.

j. Menciptakan dan menjaga kondisi dan iklim kerja yangsehat dan menyenangkan di lingkungan sekolah,terutama di dalam kelas, tempat kerja yangmenyenangkan, alat pelajaran yang cukup dan bersifatup to date, tempat beristirahat di sekolah yang nyaman,kebersihan dan keindahan sekolah, penerangan yangcukup dan masih banyak lagi.

k. Memberiukan peluang pada guru untuk tumbuh dalarnmeningkatkan pengetahuan, meningkatkan keahlianmengajar, dan memperoleh keterampilan yang baru.

I' Mengupayakan adanya efek kerja guru di sekorahterhadap keharmonisan anggota keluarga, pendidikananggota keluarga, dan terhadap kebahagiaankeluarganya.

m. Mewujudkan dan menjaga keamanan keda guru tetapstabil dan posisi kerjanya tetap mantap sehingga gurumerasa aman dalam pekerjaannya.

n. Memperhatikan peningkatan status guru denganmemenuhi kelengkapan status berupa perlengkapan

142

yang mendukung kedudukan kerja guil, misalnya

tersediahnya ruang khusus untuk melaksanakan tugas,

tempat istirahat khusus, tempat parkis khusus, kamar

mandi khusus dan sebagainya.

o. Menciptakan sekolah sebagai lingkungan kerja yang

harmonis, sehat, dinamis dan nyaman sehingga segenap

anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan

memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.

743

DAFTAR PUSTAKA

Akdon' (2005). Aprikasi statistikn dan Metode peneritian untukA dm in i s tr a s i d an Man aj e m e n. B andung : Dewa Ruch i.

Ali, Moch. (19g7). Metode penelitian. Bandung: pT RosdaKarya.

A.M. Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: pT Raja Grafindo.

Arikunto, S. (1997). pengelolaan Materil.Jakarta: primaKarya

Arikunto, s' (2002). prosedur peneritian suatu pendekatanPrahek. Jakarta: Rineka Cipta.

Colin Marsh.200g. Becoming a Teacher: Knowledge, Skill andfssues. Australia: person Education Inc.

Djamarah, Syaiful Bahri. lgg4. prestasi Belajar danKompentensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

O"pdFT: (1999). Kamus Besar Bahasq Indonesia. Jakarta:Balai pustaka

Departemen pendidikan Nasional. (2000). Manaj e menP eningka t an Mu tu B e rb os t, i, f" io n. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2903). (Jndang__Undang Repubtik Indonesia No 20tahun 2003 Tentang Sirtr* pZ"aifitfr" Nasional.Jqkarta: Depdiknas.

TM

)'tm1'ati. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Depdikbud.

l,rgkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidiknn.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

::.kry Gaffar, M. (1989). Perencanaan Pendidikan Teori dan

Me to dolo gi. J akarta: P2LPTK Depdikbud.

.-ettah, Nanang. (2000). Manajemen Berbasis Seblah. StrategiPemberdayaan Sekolah dalam rangka Peningkatan Mutudan Kemandirian Sekolah. Bandung: Andira.

Sintings Abdorrakhman. (2010). Esensi Prahis Belajar danP emb e laj ar an. Bandung: Humaniora.

Sriessman, B Eugene. (1994). Falaor-fahor Prestasi. Jakarta:

Binarupa Aksara.

l^amalik, Oemar. (1986). Pendidiknn Guru Berdasarl<nn

Pendekntan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

i{amalik, Oemar. (2000). Proses belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara.

:{A.R. Tilaar. (2002). Paradigma Baru Pendidiknn Nasional.Jakarta: Rineka Cipta.

:{amzah B. Uno. (2006). Profesi Kependidikan. Iakarta: BumiAksara.

dasibuan Malayu, SP. (2001). Manajemen Sumber DayaManusia. Jakarta: Bumi Aksara

L45

:tar'sg Bahrul. (2010). Mutu Pendidikan Jakarta: BumiAksara.

i:-iviurto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama

-nron. (1990). Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam.

Jakarta: Depag RI

-sioni. 2006. Membangun Visi Bersamo: Aspek-aspek Pentingdalam Reformasi Pendidiknn Yogyakarta:Yayasan Obor lndonesia.

ialal, Fasli dan Supriadi, Dedi. (2001). Reformasi Pendidikan

Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: AdiciptaKaryaNusa.

;ensen Eric. (2009). Super Teaching. California: Corwin Press.

.I,-'ni, T. Raka. (1984). Pedomqn Umum Alat PenilaianKemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan TinggiDepdikbud.

John W. Creswell. 2008. Educational Research Planning,Conducting, and Evaluating Qiantilative and

Qualilative Research. New Jersey: PearsonEducational, Ltd.

Rakhmat, Cece. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: UPIPress.

\fajid, Abdul. (2005). Perencanqan Pembelajaran:Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

146

'lrgono. (2003). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta

1:. Millan, J.H. and Schumacher, S. (2001). Reseach inEducation (a Conceptual Introduction). New york:Logman.

,1 Lipham, James. (1974). The principalship Foundations andFunctions. New york: Harper and Row publishers-

.1:lr'454, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah profesional damKontelrs Menyukseskan MBS don KBK.Bandung: RemajaRosda Katya.

Q004). Menjadi Guru profesional. Bandung:Remaja Rosda Karya.

',;sution, S. (2004). Didaktik Asas_asas Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara.

nbrd Advanced Leaner's Dictionary of Cunent English.(1982). New york: Oxford University press.

S.:Jiman Ari[ A. (2008). Media pendidikan: pengertian,p_e n g e m b an g an,

.d an p e m anfo at anny a. la tral t a : pT iaj a

Grafindo persada.

!' : -: d

1 tu: n!. Q 0 0 i ). I,fa na.J e m e n Str a r e g i k da [amP e ningkatan Mutu p endidikan. Baniung: Alfabeta.

: -{rcaro, Jeremy. e006). pendidikan Berbasis Mutu,Yo gyakarta: pustaka pelaj ar.

147

S. Saud, Udin. (2005). Pembelajaran Efektif. Bandung: Pasca

Sarjana UPI.

Satori, Djam'an. (2003) Implementasi Manejemen Berbasis

Sekalah di Javpa Barat. Bandung: Dinas Pendidikan

Jawa Barat.

Sia, Tjundjing. (2001). Hubungan Antara IQ, EQ dan QAdengan Prestasi Studi Pada SMU. Jumal Anima Vol.17no1

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Fahor Yong

Mempengaruhinyo. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2006). Statistikn Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.

Supriadi, Dedi. (1999). Mengangknt Ci*a dan Martabat Guru.

Yogyakarta: PT Remaja Rosda Karya.

Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian llmiah: Metode

dan Telmik Bandung : Tarsito.

Syah, Muhibbin. (2000). Psikologi Pendidiknn dengan

Pendekstan Baru,Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Uzer, Usman, Moh. (1990). Menjadi Guru Profesional.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Terry, George, (1964), Principles of Managernent, Home

wood Illionis: Richard D.Irwin.

148