STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf ·...

83
i STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI TEMBOKLUWUNG 01 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Mulaida Zuhviana 1401412555 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf ·...

Page 1: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

i

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN

INDEX CARD MATCH TERHADAP MOTIVASI DANHASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI

TEMBOKLUWUNG 01 KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Mulaida Zuhviana

1401412555

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Page 2: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-

benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Page 3: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji ke sidang panitia ujian

skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.

di : Tegal

hari, tanggal : 07 Juni 2016

Tegal, 07 Juni 2016

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Utoyo, M. Pd. Eka Titi Andaryani, S.Pd.,M.Pd

19620619 198703 1 001 19831129 200812 2 003

Page 4: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Studi Komparasi Keefektifan Penerapan Model

Pembelajaran Make A Match dan Index Card Match Terhadap Motivasi dan

Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri Tembokluwung 01 Kabupaten Tegal

oleh Mulaida Zuhviana 1401412555, telah dipertahankan dihadapan sidang

Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal 28 Juni 2016.

PANITIA UJIAN

Sekretaris

Drs. Utoyo, M. Pd.

19620619 198703 1 001

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Eka Titi Andaryani, S.Pd.,M.Pd. Drs. Utoyo, M. Pd.

19831129 200812 2 003 19620619 198703 1 001

Page 5: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

� Kehidupan hanya bisa dipahami dengan melihat ke belakang, tapi

kehidupan harus dijalani dengan melihat ke depan (Soren Kierkegaard).

� Untuk dapat mencapai suatu keinginan atau cita-cita tidak semua hal yang

kita inginkan dapat dicapai, karena hidup bukan soal memegang kartu-

kartu terbaik, melainkan bagaimana cara memainkan kartu yang ada di

tangan kita (Penulis).

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang

tuaku tercinta Alm. Bapak Soetjipto, Ibu

Masfuah, Abah Sutanto, dan kakak-adik

tersayang. Serta keluarga besarku yang

telah memberikan doa, dukungan, dan

nasehat yang sangat berarti untukku.

Terima kasih.

Page 6: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Keefektifan Penerapan Model

Pembelajaran Make A Match dan Index Card Match Terhadap Motivasi dan Hasil

Belajar Pkn Siswa Kelas IV SD Negeri Tembokluwung 01 Kabupaten Tegal”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan.

Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan

skripsi ini sehingga bisa terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan untuk menjadi mahasiswa UNNES.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang

telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan kesempatan untuk

memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

UNNES yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan

skripsi ini.

Page 7: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

vii

5. Drs. Utoyo, M.Pd., dan Eka Titi Andaryani, S.Pd.,M.Pd., dosen pembimbing

yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada

penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Rini Uniyati, S.Pd. Kepala SD Negeri Tembokluwung 01, dan Endang Sih

Prapti S.Pd. SD. Kepala SD Negeri Tembokluwung 02, yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

7. Sutantri Titik Dyah W., S.Pd. SD., Mualfiah S.Pd. SD., dan Bambang

Suratno S.Pd. SD., Guru Kelas IV SD Negeri Tembokluwung 01dan SD

Negeri Tembokluwung 02yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian.

8. Sahabat kos tercinta dan teman-teman seperjuangan mahasiswa PGSD UPP

Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES angkatan 2012 yang telah

memberikan pengetahuan, semangat, motivasi.

9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya

bagi penulis sendiri dan masyarakat serta pembaca pada umumnya.

Tegal, 07 Juni 2016

Penulis

Page 8: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

viii

ABSTRAK

Zuhviana, Mulaida. 2016. Studi Komparasi Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Make A Match dan Index Card Match Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas IV SD Negeri Tembokluwung 01 Kabupaten Tegal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1: Drs. Utoyo, M.Pd. Pembimbing 2: Eka Titi Andaryani, S.Pd.,M.Pd.

Kata Kunci: Make A Match (MAM); Index Card Match (ICM); Motivasi Belajar,

Hasil Belajar

Pembelajaran PKn di SD biasanya masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional tidak memberikan kesempatan lebih kepada siswa untuk mengkontruksikan pengetahuannya. Pembelajaran yang baik adalah yang mampu mengaktifkan siswa dan hasil belajar optimal. Proses pembelajaran yang demikian dapat terwujud melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif, seperti MAM dan ICM. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang relevan, menunjukkan bahwa model pembelajaran MAM dan ICMefektif terhadap motivasi dan hasil belajar PKn. Kedua model pembelajaran tersebut efektif, namun belum dapat diketahui model pembelajaran yang lebih efektif terhadap motivasi dan hasil belajar PKn antara MAM dan ICM. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran MAM dan ICM terhadap motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Tembokluwung 01 Kabupaten Tegal pada materi Globalisasi.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan desain non equivalent control group design. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Tembokluwung 01 Kabupaten Tegal sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IV SD Negeri Tembokluwung 02 Kabupaten Tegal sebagai kelas konvensional. Jumlah populasi sebanyak 88 siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas IVA dan 29 siswa kelas IVB SD Negeri Tembokluwung 01 Kabupaten Tegal, serta 29 siswa kelas IVB SD Negeri Tembokluwung 02 Kabupaten Tegal. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh dimana seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi studi documenter, angket, tes, dan observasi. Pada analisis akhir menggunakan analisis deskriptif dan inferensial. Analisis inferensial menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan uji one sample t-test.

Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan rata-rata motivasi dan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan konvensional. Uji perbedaan motivasi dan hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 dapat dilihat dari nilai sig < 0,05 (0,048 < 0,05 dan 0,023 < 0,05), maka Ho ditolak. Jadi, antara kelas eksperimen 1 berbeda dengan kelas eksperimen 2. Setelah uji perbedaan, dilakukan uji keefektifan di ketiga kelas. Uji keefektifan motivasi dan hasil belajar di kelas eksperimen 1 dan 2 menunjukkan bahwa thitung > ttabel (16,153 > 2.002) dan thitung > ttabel (3,579 > 2.002), maka Ho ditolak. Data menunjukkan bahwa model pembelajaran MAM lebih efektif dibanding model pembelajaran ICM terhadap motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD materi Globalisasi.

Page 9: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 13

1.3 Pembatasan Masalah .......................................................................... 14

1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 15

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 16

1.5.1 Tujuan Umum .................................................................................. 16

1.5.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 16

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 18

1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................................. 18

Page 10: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

x

1.6.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 18

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori .................................................................................. 20

2.1.1 Hakikat Belajar ................................................................................. 20

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Efektif ........................................................... 21

2.1.3 Motivasi Belajar ................................................................................. 23

2.1.4 Hasil Belajar....................................................................................... 25

2.1.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar ................................ 27

2.1.6 Karakteristik Perkembangan Siswa SD ............................................ 29

2.1.7 Hakikat Pembelajaran PKn di SD ...................................................... 31

2.1.8 Materi Globalisasi .............................................................................. 34

2.1.9 Model Pembelajaran .......................................................................... 37

2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 38

2.1.11 Model Pembelajaran MAM ................................................................ 40

2.1.12 Model Pembelajaran ICM ................................................................. 41

2.1.13 Persamaaan dan Perbedaan Model Pembelajaran MAM dan ICM .... 42

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 43

2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 47

2.4 Hipotesis ............................................................................................ 49

3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 54

3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 54

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 56

Page 11: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xi

3.3.1 Populasi Penelitian ............................................................................. 56

3.3.2 Sampel Penelitian............................................................................... 58

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................. 59

3.4.1 Variabel Independent ........................................................................ 59

3.4.1 Variabel Dependent ........................................................................... 59

3.5 Definisi Opersional Variabel ............................................................ 60

3.5.1 Model Pembelajaran MAM ............................................................... 60

3.5.2 Model Pembelajaran ICM ................................................................. 61

3.5.3 Motivasi Belajar ................................................................................. 62

3.5.4 Hasil Belajar....................................................................................... 62

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 63

3.6.1 Studi Dokumenter .............................................................................. 63

3.6.2 Kuisioner (Angket) ............................................................................ 64

3.6.3 Tes Hasil Belajar ................................................................................ 64

3.6.4 Observasi ........................................................................................... 65

3.7 Instrumen Penelitian .......................................................................... 66

3.7.1 Variabel Motivasi Belajar ................................................................. 67

3.7.2 Variabel Hasil Belajar ....................................................................... 71

3.7.1 Variabel Model Pembelajaran MAM ................................................. 78

3.7.1 Variabel Model Pembelajaran ICM ................................................... 80

3.8 Metode Analisis Data ......................................................................... 82

3.8.1 Analisis Tahap Awal ......................................................................... 83

3.8.2 Analisis Tahap Akhir ........................................................................ 85

Page 12: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xii

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian ................................................................................. 91

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 91

4.1.2 Kondisi Responden ............................................................................ 92

4.2 Analisis Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................... 92

4.2.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Model Pembelajaran MAM ......... 94

4.2.2 Analisis Deskriptif Data Variabel Model Pembelajaran ICM ........... 95

4.2.3 Deskriptif Data Pretest Kelas Eksperimen dan Konvensional ........ 97

4.2.4 Deskripsi Data Variabel Motivasi Belajar Siswa ............................... 101

4.2.5 Deskriptif Data Variabel Hasil Belajar Siswa ................................... 112

4.3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ............................................. 115

4.3.1 Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Pretest PKn Siswa ............................. 116

4.3.2 Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 118

4.3.3 Uji Hipotesis ...................................................................................... 120

4.4 Pembahasan ....................................................................................... 137

4.4.1 Perbedaan Motivasi Belajar Siswa di Kelas Eksperimen dan

Konvensional .................................................................................... 137

4.4.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen dan Konvensional

............................................................................................................ 144

4.4.3 Keefektifan Model Pembelajaran MAM terhadap Motivasi Belajar

Siswa ...................................................................................................... 147

4.4.4 Keefektifan Model Pembelajaran ICM terhadap Motivasi Belajar

Siswa ...................................................................................................... 150

4.4.5 Keefektifan Model Pembelajaran MAM terhadap Hasil Belajar Siswa

Page 13: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xiii

................................................................................................................ 154

4.4.6 Keefektifan Model Pembelajaran ICM terhadap Hasil Belajar Siswa

................................................................................................................ 158

5. PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................................................ 163

5.2 Saran ................................................................................................. 164

5.2.1 Bagi Guru .......................................................................................... 164

5.2.2 Bagi Siswa ........................................................................................ 166

5.2.3 Bagi Sekolah ..................................................................................... 166

5.2.4 Bagi Dinas Terkait ............................................................................ 166

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 168

LAMPIRAN ............................................................................................. 172

Page 14: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Penilaian Angket Motivasi Belajar siswa ........................... 67

3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar siswa (Uji coba) ....... 69

3.3 Data Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar siswa (Uji Coba) 70

3.4 Data Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar siswa (Uji Coba) 71

3.5 Kisi-kisi Soal Uji Coba Tes ............................................................ 72

3.6 Data Hasil Uji Reliabilitas Soal Uji Coba ...................................... 75

3.7 Kisi-kisi Lembar Observasi Model MAM untuk Guru .................... 78

3.8 Kisi-kisi Lembar Observasi Model MAM untuk Siswa ................... 79

3.9 Kisi-kisi Lembar Observasi Model ICM untuk Guru ...................... 81

3.10 Kisi-kisi Lembar Observasi Model ICM untuk Siswa .................... 81

4.1 Data Responden Berdasarkan Umur ............................................... 93

4.2 Nilai Observasi Model Pembelajaran MAM untuk guru ................. 94

4.3 Nilai Observasi Model Pembelajaran MAM untuksiawa ................ 95

4.4 Nilai Observasi Model Pembelajaran ICM untuk guru ................... 96

4.5 Nilai Observasi Model Pembelajaran ICM untuk siswa .................. 96

4.6 Hasil Pretest PKn ............................................................................ 97

4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest PKn ........................................... 98

4.8 Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa .......................................... 101

4.9 Nilai Indeks Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 ............. 105

4.10 Nilai Indeks Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 2 ............. 108

4.11 Nilai Indeks Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ....................... 111

Page 15: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xv

Tabel Halaman

4.12 Deskripsi Data Nilai Postest PKn ................................................... 112

4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Postest PKn .......................................... 113

4.14 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest .................................................. 116

4.15 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest ............................................... 117

4.16 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Nilai Pretest .................................. 118

4.17 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi dan Hasil Belajar Siswa ......... 118

4.18 Hasil Analisis Uji Homogenitas Motivasi dan Hasil Belajar PKn .. 120

4.19 Hasil Uji Levene .............................................................................. 120

4.20 Hasil Uji Manova ........................................................................... 121

4.21 Hasil Uji LSD Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 1 dan Kontrol... 123

4.22 Hasil Uji LSD Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 2 dan Kontrol. 124

4.23 Hasil Uji LSD Motivasi Belajar Kelas Ekperimen 1 dan 2 ............ 125

4.24 Hasil Uji LSD Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 dan Kontrol ....... 127

4.25 Hasil Uji LSD Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2 dan Kontrol ....... 128

4.26 Hasil Uji LSD Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 dan 2 ................. 130

4.27 Hasil Uji Keefektifan antara Model MAM dan Konvensional

Terhadap Motivasi Belajar PKn ..................................................... 131

4.28 Hasil Uji Keefektifan antara Model ICM dan Konvensional

Terhadap Motivasi Belajar PKn ..................................................... 132

4.29 Hasil Uji Keefektifan antara Model MAM dan ICM Terhadap

Motivasi Belajar PKn ..................................................................... 133

Page 16: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xvi

4.30 Hasil Uji Keefektifan antara Model MAM dan Konvensional

Terhadap Hasil Belajar PKn ........................................................... 134

4.31 Hasil Uji Keefektifan antara Model ICM dan Konvensional

Terhadap Hasil Belajar PKn ........................................................... 135

4.32 Hasil Uji Keefektifan antara Model ICM dan MAM Terhadap

Hasil Belajar PKn ........................................................................... 136

Page 17: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 49

3.1 Nonequivalen Control Group Desain .................................................. 55

4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen 1 ..... 99

4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen 2 ..... 99

4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Konvensional ..... 100

4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Postest Kelas Eksperimen 1 .... 113

4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Postest Kelas Eksperimen 2 .... 114

4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Postest Kelas Konvensional .... 115

Page 18: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen 1 ................................................ 172

2. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen 2 ................................................ 173

3. Daftar Nama Siswa Kelas Konvensional ................................................ 174

4. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ....................................................... 175

5. Silabus Pembelajaran ............................................................................. 176

6. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 ................... 177

7. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 .................. 183

8. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Konvensional .................. 189

9. RPP Kelas Eksperimen 1 Pertemuan 1 ................................................... 194

10. RPP Kelas Eksperimen 1 Pertemuan 2 .................................................. 200

11. RPP Kelas Eksperimen 2 Pertemuan 1 .................................................. 205

12. RPP Kelas Eksperimen 2 Pertemuan 2 .................................................. 211

13. RPP Kelas Konvensional Pertemuan 1 .................................................. 217

14. RPP Kelas Konvensional Pertemuan 2 ................................................... 224

15. Materi Pelajaran ..................................................................................... 231

16. Media Pembelajaran .............................................................................. 235

17. Pedoman Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

MAM untuk guru .................................................................................... 236

18. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

MAM untuk guru ..................................................................................... 239

Page 19: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xix

Lampiran Halaman

19. Pedoman Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

ICM untuk guru....................................................................................... 241

20. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

ICM untuk guru ...................................................................................... 244

21. Pedoman Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

MAM untuk siswa .................................................................................. 246

22. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

MAM untuk siswa .................................................................................. 248

23. Pedoman Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

ICM untuk siswa .................................................................................... 250

24. Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

ICM untuk siswa .................................................................................... 252

25. Kisi-kisi Soal Evaluasi Pembelajaran Pertemuan 1 ............................... 254

26. Kisi-kisi Soal Evaluasi Pembelajaran Pertemuan 2 ............................... 255

27. Soal Evaluasi Pertemuan 1 .................................................................... 256

28. Soal Evaluasi Pertemuan 2 .................................................................... 258

29. Kunci Jawaban Soal Evaluasi ................................................................ 259

30. Kisi-kisi Soal Model MAM Pertemuan 1 ............................................... 260

31. Kisi-kisi Soal Model MAM Pertemuan 2 ............................................... 261

32. Soal dan Kunci Jawaban Model MAM Pertemuan 1 ............................. 262

33. Soal dan Kunci Jawaban Model MAM Pertemuan 2 ............................. 263

34. Kisi-kisi Soal Model ICM Pertemuan 1 ................................................. 264

Page 20: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xx

Lampiran Halaman

35. Kisi-kisi Soal Model ICM Pertemuan 1 ................................................. 265

36. Soal dan Kunci Jawaban Model ICM Pertemuan 1 ............................... 266

37. Soal dan Kunci Jawaban Model ICM Pertemuan 2 ............................... 267

38. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Uji Coba .......................................... 268

39. Daftar Angket Motivasi Belajar Uji Coba ............................................. 269

40. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ......................................................... 272

41. Daftar Angket Motivasi Belajar ............................................................. 273

42. Output Uji Validitas Angket Motivasi Belajar ....................................... 275

43. Rekapitulasi Validitas Angket Motivasi Belajar .................................... 276

44. Output Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar .................................. 277

45. Kisi-kisi Uji Coba Soal Tes ................................................................... 278

46. Kisi-kisi Soal Pretest dan Postest .......................................................... 279

47. Soal Uji Coba ......................................................................................... 280

48. Soal Pretest dan Postest ......................................................................... 286

49. Telaah Soal Pilihan Ganda ..................................................................... 289

50. Tabulasi Uji Coba Angket Motivasi Belajar .......................................... 293

51. Tabulasi Soal Uji Coba .......................................................................... 397

52. Output Data SPSS Uji Validitas Soal Uji Coba ..................................... 301

53. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Uji Coba ............................................... 302

54. Output Data SPSS Uji Reliabilitas Soal Uji Coba ................................. 303

55. Rekapitulasi Taraf Kesukaran ................................................................ 304

56. Rekapitulasi Daya Beda Soal ................................................................. 305

57. Nilai Pretest dan Postest Siswa Kelas Eksperimen 1 ............................ 307

Page 21: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

xxi

Lampiran Halaman

58. Nilai Pretest dan Postest Siswa Kelas Eksperimen 2 ............................ 308

59. Nilai Pretest dan Postest Siswa Kelas Konvensional ............................ 309

60. Nilai Indeks Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 1 ............................... 310

61. Nilai Indeks Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 2 ............................... 312

62. Nilai Indeks Motivasi Belajar Kelas Konvensional ............................... 314

63. Output SPSS Uji Kesamaan Rata-rata ................................................... 316

64. Output SPSS Uji Hipotesis .................................................................... 317

65. Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data

Pretest Siswa .......................................................................................... 319

66. Perhitungan Manual Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data

Postest Siswa ........................................................................................ 321

67. Surat Ijin Penelitian dari Koordinator PGSD UPP Tegal ...................... 323

68. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda Kabupaten Tegal ............................. 324

69. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD Negeri

Tembokluwung 01 ................................................................................. 325

70. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD Negeri

Tembokluwung 01 ................................................................................ 326

71. Dokumentasi Lokasi Penelitian .............................................................. 327

72. Dokumentasi Media Model Pembelajaran.............................................. 328

73. Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen 1 ......................................... 329

74. Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen 2 ......................................... 330

75. Dokumentasi Penelitian Kelas Kontrol ................................................. 331

Page 22: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran efektif merupakan tolok ukur keberhasilan guru dalam

mengelola kelas. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa

dapat terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya. Sedangkan dari

segi hasil pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku

yang positif, dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah diterapkan. Maka

dari itu, untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang efektif maka perlu

diperhatikan beberapa aspek, salah satu diantaranya adalah motivasi mengajar

guru dan motivasi belajar siswa cukup tinggi (Susanto, 2015:53-4). Motivasi

belajar siswa akan tumbuh apabila pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung

dengan baik, dan menyenangkan. Untuk menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan maka kinerja guru lah yang berperan penting di dalamnya.

Berkaitan dengan kinerja mengajar guru, Sanjaya (2006) dalam Susanto

(2015:32) mengemukakan bahwa guru adalah suatu komponen yang sangat

menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Pendapat lain yang

menyatakan pentingnya komponen guru dalam pendidikan seperti yang

dinyatakan oleh Mulyasa (2007) dalam Susanto (2015:32-3), bahwa peran dan

fungsi guru sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dari

kedua pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peranan yang

sangat penting dan berpengaruh pada proses pendidikan atau pelaksanaan

Page 23: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

2

kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaan pembelajaran akan berlangsung

berbagai macam bentuk komunikasi dan situasi, keadaan inilah yang disebut

dengan terjadinya interaksi. Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung

dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Arti yang lebih

khusus pada bidang pengajaran, dikenal dengan adanya istilah interaksi belajar-

mengajar. Interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran diharapkan

merupakan proses motivasi (Sardiman, 2011:1-2). Proses motivasi yang

dimaksudkan adalah interaksi yang dilakukan oleh guru untuk memberikan dan

mengembangkan motivasi yang dimiliki siswanya.

John W Santrock (2004) dalam Sumiati (2012: 30) mendeskripsikan,

motivasi adalah proses yang memberi semangat (dorongan), arah dan kegigihan

perilaku, artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,

terarah, dan bertahan lama. Motivasi pada umumnya diberikan untuk mencapai

sesuatu yang bertujuan. Keinginan untuk mencapai suatu tujuan atau keberhasilan

merupakan pendorong untuk bertingkahlaku atau melakukan kegiatan belajar.

Upaya yang dapat diakukan untuk memunculkan motivasi belajar adalah

rangsangan dari luar, melalui upaya yang dilakukan oleh guru. Guru dapat

memberikan motivasi dengan menyajikan sebuah permasalahan yang dapat

memunculkan rasa ingin tahu siswa. Munculnya rasa ingin tahu yang dimiliki

siswa dapat mendorongnya untuk mencari tahu jawaban dari rasa

keingintahuannya itu, dan masih banyak lagi macam motivasi yang dapat

diberikan oleh guru. Pemberian motivasi pada pelaksanaan pembelajaran

diharapkan semangat siswa untuk melakukan berbagai kegiatan dalam belajar

yang bersifat aktif dapat muncul, sehingga hasil belajarpun dapat diperoleh secara

Page 24: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

3

lebih baik (Sumiati, 2012:31). Adanya dorongan atau motivasi tidak hanya

diberikan oleh guru saja, orang tua juga berpengaruh dalam pemberian motivasi

dan semangat belajar bagi anak usia SD. Motivasi dan semangat yang dimiliki

siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperolehnya.

Pentingnya pemberian motivasi yaitu agar tumbuh rasa percaya diri pada

anak dalam kehidupan sosialnya baik itu di lingkungan keluarga, sekolah ataupun

masyarakat. Anak sekolah dasar pada umumnya berusia 6-12 tahun, pada usia

Sekolah Dasar ini anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ia senang

bermain, senang bergerak, senang bekerja sama dalam kelompok, dan senang

merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung (Desmita, 2012:35). Maka

dari itu sudah jelas tugas guru dalam pembelajaran di sekolah bukan hanya

memberikan atau menyampaikan materi pelajaran saja tetapi juga dapat

menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan sehingga tumbuh

motivasi belajar pada diri siswa agar tercapainya hasil belajar yang baik.

Suprijono (2013:7) mendefinisikan hasil belajar adalah perubahan perilaku

secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Perubahan dalam belajar merupakan bukti hasil yang telah melalui sebuah proses.

Susanto (2015:5) juga menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana,

yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh

siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku

yang relatif menetap. Pada sebuah kegiatan pembelajaran, biasanya guru

Page 25: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

4

menetapkan tujuan belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan

belajar telah tercapai.

Adapun pengertian hasil belajar menurut Purwanto (2014:46) adalah

realisasi tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung

kepada tujuan pendidikannya. Pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung

apabila hasil belajar siswa telah tercapai dan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan maka secara otomatis tujuan pendidikan juga ikut tercapai. Agar

tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan maka dalam

kegiatan belajar mengajar harus berjalan sesuai dan berlangsung dengan baik.

Belajar mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama,

tetapi memiliki arti yang berbeda. Daryanto (2013:2) menyatakan belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Seseorang dikatakan belajar apabila

terjadi suatu perubahan dalam dirinya sendiri. Perubahan yang terjadi pada

seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, maka dari itu sudah tentu

tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti

belajar. Sedangkan pengertian mengajar sendiri menurut definisi Gazali dalam

Daryanto (2013: 160) mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang

dengan cara paling singkat dan tepat. Setiap siswa memiliki perbedaan secara

individual sehingga diperlukan perlakuan yang berbeda-beda dalam

berlangsungnya suatu proses pembelajaran.

Page 26: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

5

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling penting dalam

penyelenggaraan suatu proses pendidikan. Tercapainya suatu tujuan pendidikan

tidak lepas dari berhasilnya proses belajar mengajar yang dilakukan secara

profesional. Tercapainya suatu tujuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pendidikan sehingga menghasilkan warga negara atau masyarakat yang

berkualitas baik dan mampu bersaing di era global seperti saat ini. Indonesia

sebagai salah satu negara berkembang saat ini sudah mulai menata dan

memperbaiki sistem pendidikan agar menghasilkan warga negara yang

berkualitas.

Salah satu program yang sedang diselenggarakan pemerintah untuk

menghasilkan warga negara yang berkualitas adalah pemerataan pendidikan bagi

setiap warga negaranya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 5 (ayat 1) menyatakan bahwa “setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa pada hakikatnya, semua warga

negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa terkecuali. Pendidikan merupakan

salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Page 27: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

6

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47/2008 pasal 1 tentang wajib belajar,

menyatakan bahwa wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus

diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan

pemerintahan daerah. Peraturan tersebut merupakan usaha yang dilakukan oleh

pemerintah agar semua warga negara mendapatkan pendidikan tanpa terkecuali.

Program yang mengharuskan setiap warga negara untuk menempuh pendidikan

formal selama 9 tahun dimulai dari tingkat pendidikan dasar. Menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008, tentang pendidikan dasar yaitu:

Pendidikan adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah, berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah

menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau

bentuk lain yang sederajat.

Sekolah Dasar merupakan jenjang paling dasar dalam pendidikan formal.

Komponen yang berpengaruh dalam pendidikan formal menurut Hamalik

(2011:77) salah satunya adalah guru. Peranan guru dalam pendidikan sangatlah

berpengaruh dalam mentransfer ilmu dan memberikan contoh sikap yang baik

bagi siswanya. Dalam Undang-Undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen

Tahun 2005 pasal 1, menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Agar menjadi pendidik atau guru, seseorang harus memiliki kepribadian

yang baik, sebab dalam pelaksanaanya guru tidak hanya memberikan materi saja

kepada siswanya melainkan guru juga harus menjadi sebuah panutan bagi

Page 28: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

7

siswanya. Menurut Sardiman (2011:137-8), guru memang seorang “pendidik”,

sebab dalam pekerjaanya ia tidak hanya “mengajar” seseorang agar tahu beberapa

hal, tetapi guru juga melatih beberapa keterampilan dan terutama sikap mental

anak didik. “mendidik” sikap mental seseorang tidak cukup hanya “mengajarkan”

seseorang pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan itu harus dididikkan

dengan guru sebagai idolanya.

Sebagai pendidik profesional, guru dalam mengajar dan mendidik

siswanya dapat menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi dan menarik.

Adanya strategi pembelajaran yang bervariasi diharapkan siswa akan lebih aktif

dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar. Strategi pembelajaran yang

digunakan guru disesuaikan dengan mata pelajaran, perkembangan siswa, dan

kurikulum yang berlaku saat ini.

Pada pendidikan formal materi dimuat dalam sebuah kurikulum sebagai

sistem perencanaan yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan aktivitas belajar

mengajar. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia saat ini adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum KTSP memuat

beberapa mata pelajaran, yaitu: IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia,

Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Page 29: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

8

Menurut (Susanto, 2015: 225), pendidikan kewarganegaraan adalah mata

pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.

Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat dimiliki siswa dalam sikap dan

tingkah lakunya pada kegiatan sehari-hari baik itu di lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat, Sedangkan menurut Ruminiati (2007: 1-30) PKn SD

merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata

pelajaran yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai

Pancasila/budaya bangsa seperti yang terdapat pada kurikulum PKn SD. Melalui

pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat mengembangkan siswa agar

menjadi warga negara yang baik. Somantri (1970) dalam Susanto (2015:226)

warga negara yang baik adalah warga negara yang tahu, mau, dan mampu berbuat

baik. Menumbuhkan sikap untuk menjadi warga negara yang baik dapat diajarkan

sejak usia dini atau mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar.

Sekolah Dasar merupakan jenjang paling dasar dalam pendidikan formal

yang akan mengenalkan dasar-dasar keilmuan serta menggali kemampuan yang

dimiliki siswa sesuai dengan tahap perkembangannya melalui proses

pembelajaran dengan bimbingan guru. Menurut Mirasa dkk (2005) dalam

Susanto (2015:70) tujuan pendidikan sekolah dasar adalah “sebagai proses

pengembangan kemampuan yang paling mendasar setiap siswa, dimana setiap

siswa belajar secara aktif karena adanya dorongan dalam diri dan adanya suasana

yang memberikan kemudahan (kondusif) bagi perkembangan dirinya secara

optimal”.

Page 30: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

9

Materi pelajaran PKn di kelas IV SD salah satunya adalah materi

Globalisasi. Pada materi globalisasi terdapat beberapa pembahasan diantaranya

pengertian globalisasi, pengaruh globalisasi diberbagai bidang, dampak

globalisasi dan sebagainya. Materi globalisasi perlu dipahami siswa, karena pada

materi ini siswa diharapkan mampu melakukan seleksi pengaruh budaya luar

yang baik dan buruk. Pada zaman sekarang ini kehidupan warga negara sebagian

besar sudah dipengaruhi oleh globalisasi di berbagai bidang.

Pembelajaran PKn di SD pada umumnya masih menggunakan

pembelajaran konvensional seperti ceramah, tanya jawab dan penugasan. Masih

jarang guru yang mengembangkan model pembelajaran yang menarik dan

bervariasi. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas masih berpusat pada

guru, sehingga siswa belum bisa menemukan sendiri konsep ilmu yang

dipelajarinya. Permasalahan semacam ini juga sering terjadi di banyak SD,

contohnya SD Negeri Tembok Luwung 01.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IVA dan IVB dalam

pembelajaran PKn guru masih menggunakan model pebelajaran konvensional

yaitu ceramah. Alasan guru menggunakan model konvensional karena guru

merasa ceramah tepat digunakan pada mata pelajaran PKn. Pada kegiatan

pembelajaran yang berlangsung ada siswa yang cenderung lebih aktif dan ada

juga yang cenderung pasif. Terdapat siswa yang sebenarnya cerdas tetapi tidak

berani untuk mengungkapkan pendapat yang ingin disampaikan di kelas.

Disamping itu, terdapat juga siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya

walaupun masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Page 31: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

10

Pemberian dorongan atau motivasi oleh orang tua dan guru diperlukan

untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Menumbuhkan motivasi

belajar kepada siswa merupakan tindakan yang dapat dilakukan oleh guru dalam

kegiatan belajar di sekolah. Pemberian motivasi belajar diharapkan siswa akan

lebih aktif, merasa senang dan semangat dalam mengikuti pembelajaran PKn.

Selain menumbuhkan motivasi belajar kepada siswa, diperlukan juga

pengembangan model pembelajaran yang lebih efektif, bervariasi, dan berpusat

pada siswa. Usaha ini dapat dilakukan guru agar terciptanya suasana

pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SD Negeri Tembok Luwung 01. Salah satu model pembelajaran yang

dapat diterapkan di Sekolah Dasar adalah model belajar kelompok atau

berpasangan.

Pembelajaran dengan model belajar kelompok atau berpasangan

mengajarkan kepada siswa untuk saling berinteraksi dan bersosialiasi dengan

teman yang lain. Melalui belajar kelompok atau berpasangan siswa akan

menciptakan sendiri suasana belajar yang lebih aktif dan memperoleh

pengetahuan dan pengalaman belajarnya secara langsung. Model pembelajaran

kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang dapat

diterapkan pada pembelajaran PKn. Roger, dkk (1992) dalam Huda (2013:29)

menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran

kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus

didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok

pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas

pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran

anggota-anggota yang lain.

Page 32: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

11

Pada pembelajaran kooperatif, siswa dibagi kedalam kelompok kecil atau

secara berpasangan dan diintruksikan untuk mempelajari suatu materi atau

menyelesaikan suatu masalah didalamnya. Melalui pembelajaran kelompok

diharapkan siswa dapat bekerja sama dengan anggota dikelompoknya, sehingga

siswa dapat menemukan pengetahuan atau pemahaman secara mandiri. Pada

pembelajaran kooperatif peran guru hanya sebagai pembimbing siswa.

Terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan

dalam pembelajarn PKn di kelas IV SD. Diantaranya yaitu Make A Match (MAM)

dan Index Card Match(ICM). MAM dan ICM dapat digunakan pada mata

pelajaran PKn siswa kelas IV SD Negeri Tembok Luwung 01, karena terdapat

unsur permainan dan kerja kelompok dalam kedua model. Model pembelajaran

kooperatif yang digunakan dapat membuat siswa lebih aktif dan antusias dalam

mengikuti pembelajaran PKn. Penulis tidak menggunakan kedua model ini secara

bersama-sama dalam satu pembelajaran di satu kelas. Akan tetapi penulis akan

membandingkan model MAM dan ICM untuk menguji manakah model yang lebih

efektif dalam pembelajaran PKn kelas IV pada materi Globalisasi. Model

pembelajaran ICM untuk kelas IVA dan model MAM untuk kelas IVB.

Model pembelajaran MAM dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).

Langkah-langkah menggunakan model pembelajaran MAM, guru menyiapkan

beberapa kartu yang berisi materi yang sudah diajarkan kemudian siswa mencari

pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya dan bergabung

dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang masih berhubungan. MAM

memiliki tujuan agar siswa dapat menggali dan mendalami materi dengan proses

yang menyenangkan dan berkesan bagi diri siswa sendiri. Beberapa penelitian

Page 33: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

12

membuktikan bahwa model pembelajaran MAM efektif dan dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya

yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan Sya’ban Istiqomah tahun 2011

dari Universitas Sebelas Maret dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Mata Pelajaran IPS Geografi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe MAM dalam pembelajaran geografi dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sesuai dengan indikator

keberhasilan.

Model pembelajaran kooperatif lain yang juga dapat diterapkan dalam

pembelajaran PKn SD yaitu model pembelajaran kooperatif tipe ICM. Model

pembelajaran ICM merupakan model pembelajaran untuk meninjau ulang materi

pelajaran. Langkah-langkah model pembelajaran ICM yaitu guru membuat kartu

sejumlah siswa, kartu yang dibuat dibagi menjadi dua. Sebagian berisi pertanyaan

dan sebagian lagi berisi jawaban mengenai materi yang telah dipelajari. Siswa

diharuskan mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang dipegangnnya,

kemudian setelah menemukan pasangannya siswa duduk bersebelahan dan

membacakan pertanyaan serta jawaban yang didapat. Model pembelajaran ICM

ini menuntut siswa untuk lebih aktif didalam kelas, disamping itu guru juga harus

tetap memberikan semangat, bimbingan dan arahan kepada siswa agar

pembelajaran berlangsung dengan baik. Beberapa penelitian membuktikan bahwa

penerapan model pembelajaran ICM efektif dan dapat meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Diantaranya yaitu penelitian

tindakan kelas yang dilakukan oleh Anita Wahyusari tahun 2012 dari Universitas

Page 34: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

13

Muhammadiyah Surakarta dengan judul “Penggunaan Strategi Index Card Match

untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas IV di MI

Muhammadiyah Basin Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran ICM.

Berdasarkan hasil kedua penelitian yang terdahulu dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran MAM dan ICM efektif serta dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD. Akan tetapi belum diketahui

model pembelajaran mana yang paling efektif diantara MAM dan ICM. Setiap

model memiliki tingkat keefektifan yang berbeda-beda, hal tersebut disebabkan

beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kecocokan model terhadap suatu

materi yang diajarkan. Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan

kekurangan yang akan memengaruhi keefektifan terhadap motivasi dan hasil

belajar. Atas dasar temuan pada penelitian yang terdahulu dan beberapa

perbedaan dari kedua tipe model pembelajaran kooperatif MAM dan ICM, penulis

membandingkan keefektifan penerapan model pembelajaran MAM dan ICM

terhadap motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Tembok

Luwung 01 Kabupaten Tegal.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifkasikan beberapa

masalah sebagai berikut:

(1) Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran PKn kelas IV SD

Page 35: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

14

Negeri Tembok Luwung 01 kurang bervariasi, guru masih menggunakan

model konvensional.

(2) Pembelajaran yang berlangsung cenderung terpusat pada guru, sehingga

kesempatan siswa untuk menemukan sendiri suatu konsep atau ilmu

pengetahuan menjadi berkurang.

(3) Pemberian motivasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Tembok Luwung

01 belum optimal.

(4) Hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Tembok Luwung 01 belum

optimal.

(5) Setiap model pembelajaran memiliki tingkat keefektifan yang berbeda-beda

terhadap motivasi dan hasil pembelajaran.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat diketahui bahwa masalah yang ada

bersifat umum dan terlalu luas. Agar lebih efektif perlu adanya pembatasan

masalah agar diperoleh kajian yang mendalam. Maka membatasi permasalahan

sebagai berikut:

(1) Populasi dalam penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri Tembok Luwung

01 dan siswa kelas IV SD Negeri Tembok Luwung 02 Kabupaten Tegal tahun

ajaran 2015/2016.

(2) Variabel penelitian mencangkup motivasi dan hasil belajar kognitif.

(3) Materi Globalisasi.

(4) Peneliti memfokuskan pada penerapan model pembelajaran MAM dan ICM.

Page 36: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

15

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, rumusan masalah

yang dikaji dalam penelitian sebagai berikut:

(1) Apakah ada perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional?

(2) Apakah ada perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model ICM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model konvensional?

(3) Apakah ada perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model ICM?

(4) Apakah ada perbedaan hasil belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model konvensional?

(5) Apakah ada perbedaan hasil belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model ICM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model konvensional?

(6) Apakah ada perbedaan hasil belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model ICM?

(7) Apakah penerapan model pembelajaran MAM efektif terhadap motivasi

belajar PKn siswa kelas IV?

Page 37: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

16

(8) Apakah penerapan model pembelajaran ICM efektif terhadap motivasi belajar

PKn siswa kelas IV?

(9) Apakah penerapan model pembelajaran MAM lebih efektif dari ICM terhadap

motivasi belajar PKn siswa kelas IV?

(10)Apakah penerapan model pembelajaran MAM efektif terhadap hasil belajar

PKn siswa kelas IV?

(11)Apakah penerapan model pembelajaran ICM efektif terhadap hasil belajar

PKn siswa kelas IV?

(12)Apakah penerapan model pembelajaran MAM lebih efektif dari ICM terhadap

hasil belajar PKn siswa kelas IV?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yang tercakup dalam tujuan umum dan

tujuan khusus. Berikut ini uraian dari tujuan umum dan tujuan khusus penelitian

ini.

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dilaksanakannya penelitian yaitu untuk mengetahui

perbedaan keefektifan penerapan model pembelajaran MAM dan ICM terhadap

motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Tembok Luwung 01

pada materi Globalisasi.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dilaksanakan penelitian yaitu sebagai berikut:

(1) Menganalisis dan mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan motivasi belajar

Page 38: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

17

PKn kelas IV antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model MAM

dan siswa siswa yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional.

(2) Menganalisis dan mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan motivasi belajar

PKn kelas IV antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model ICM

dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional.

(3) Menganalisis dan mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan motivasi belajar

PKn kelas IV antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model MAM

dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan model ICM.

(4) Menganalisis dan mendeskripsikan seberapa besar perbandingan hasil belajar

PKn kelas IV antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model MAM

dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional.

(5) Menganalisis dan mendeskripsikan seberapa besar perbandingan hasil belajar

PKn kelas IV antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model ICM

dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional.

(6) Menganalisis dan mendeskripsikan seberapa besar perbandingan hasil belajar

PKn kelas IV antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model MAM

dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan model ICM.

(7) Menganalisis dan mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran MAM

terhadap motivasi belajar PKn siswa kelas IV.

(8) Menganalisis dan mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran ICM

terhadap motivasi belajar PKn siswa kelas IV.

(9) Menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan keefektifan model

pembelajaran MAM dan ICM terhadap motivasi belajar PKn siswa kelas IV.

Page 39: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

18

(10)Menganalisis dan mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran MAM

terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV.

(11)Menganalisis dan mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran ICM

terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV.

(12)Menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan keefektifan model

pembelajaran MAM dan ICM terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV.

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua manfaat, yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk

hasil pemikiran yang berkaitan dengan teori yang digunakan, sedangkan manfaat

praktis yaitu manfaat dalam bentuk praktik yang ditujukan kepada pihak-pihak

yang terlibat dalam penelitian. Berikut penjelasannya.

1.6.1 Manfaat Teoritis

(1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis berupa informasi

tentang keefektifan penerapan model pembelajaran MAM dan ICM terhadap

motivasi dan hasil belajar PKn kelas IV pada materi Globalisasi.

(2) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman dan acuan bagi peneliti lain

dalam penerapan model MAM dan ICM dengan variabel serupa secara lebih

komperhensif dan mendalam.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa, guru, sekolah dan

peneliti. Berikut penjelasannya.

Page 40: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

19

1.6.2.1 Bagi Siswa

(1) Menciptakan motivasi dan hasil belajar yang baik dan optimal melalui model

pembelajaran yang efektif.

(2) Menumbuhkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran yang

inovatif dan menyenangkan.

1.6.2.2 Bagi Guru

(1) Menambah pengetahuan tentang model MAM dan ICM.

(2) Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn.

(3) Memberi motivasi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang

inovatif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan

dan bermakna bagi siswa.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

(1) Memberikan kontribusi bagi sekolah dalam rangka memperbaiki atau

meningkatkan kualitas pembelajaran.

(2) Melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah ada.

1.6.2.4 Bagi Peneliti

(1) Meningkatkan daya pikir dan ketrampilan dalam menggunakana model

pembelajaran MAM dan ICM.

(2) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mengadakan

penelitian lanjutan yang berhubungan dengan model pembelajaran MAM dan

ICM terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

Page 41: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

20

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Bagian ini dijelaskan berbagai teori yang digunakan sebagai acuan dalam

penelitian. Teori yang digunakan diambil dari sumber yang relevan. Teori yang

disajikan meliputi: hakikat belajar, hakikat pembelajaran efektif, motivasi belajar,

hasil belajar, faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar, karakteristik

perkembangan siswa SD, hakikat pembelajaran PKn di SD, materi Globalisasi,

model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran MAM,

model pembelajaran ICM, serta persamaan dan perbedaan model pembelajaran

MAM dan ICM.

2.1.1 Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang berproses, belajar juga merupakan

aktivitas yang selalu dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

kesehariannya manusia melakukan belajar untuk memperoleh suatu pengalaman

atau ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Menurut Susanto

(2015: 4) belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja

dalam keadaan yang sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

pengetahuan yang baru sehingga memungkinkan terjadinya perubahan perilaku

yang relatif lebih baik dalam berfikir, merasa dalam bertindak. Belajar juga

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

Page 42: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

21

perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013: 2).

Rifa’i dan Anni (2012: 66) menyatakan, belajar merupakan proses penting

bagi perubahan perilaku seseorang dan belajar itu mencangkup segala sesuatu

yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memiliki peranan yang

penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian,

dan bahkan persepsi seseorang. Kemudian Gagne dalam Suprijono (2013: 2)

menjelaskan, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai

seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Perubahan yang

dialami setiap seseorang tidak semuanya merupakan hasil dari belajar.

Kegiatan belajar lebih ditekankan pada proses bukan hasil yang

diperolehnya. Sependapat dengan Aunurrahman (2013: 48) bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau

proses suatu pengalaman. Berdasarkan pengertian belajar dari para ahli, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan manusia dengan

adanya interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya yang ditunjukkan dengan

perubahan perilaku individu yang merupakan hasil dari pengalaman yang

berlangsung selama proses belajar. Hasil dari belajar itu memberikan pengetahuan

baru bagi manusia untuk menjadikan manusia yang mandiri dan dewasa.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang dapat menghasilkan

belajar yang memiliki manfaat bagi siswa dan lebih berpusat pada siswa (student

Page 43: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

22

centered) dengan menggunakan prosedur yang tepat. Pembelajaran efektif yaitu

pembelajaran yang menuntut terjadinya belajar pada siswa dan bagaimana cara

yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran (Miarso dalam Uno,

2011: 173-4). Selain itu, Susanto (2015: 55) menyatakan bahwa pembelajaran

dikatakan efektif apabila hasil belajar dan aktivitas belajar siswa yang

menggunakan pendekatan pemecahan masalah lebih baik dari pada siswa yang

belajarnya menggunakan pembelajaran konvensional.

Menurut Susanto (2015: 54-5) menyatakan untuk menciptakan

pembelajaran yang efektif perlu diperhatikan beberapa aspek, diantaranya adalah

(1) Guru harus membuat persiapan mengajar yang sistematis, (2) Proses belajar

mengajar (pembelajaran) harus berkualitas tinggi yang ditunjukkan dengan

adanya penyampaian materi oleh guru secara sistematis, dan menggunakan

berbagai variasi di dalam penyampaian, baik itu media, metode, suara, maupun

gerak, (3) Waktu selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan secara

efektif, (4) Motivasi mengajar guru dan motivasi belajar siswa cukup tinggi, (5)

Hubungan interaktif antara guru dan siswa dalam kelas terjalin dengan baik

sehingga setiap terjadi kesulitan belajar dapat segera diatasi.

Pembelajaran disebut efektif apabila dalam pelaksanaaannya tercipta

interaksi dan hubungan yang baik antara guru dan siswa. Guru melakukan upaya

agar interaksi antara guru dan siswa berlangsung dengan baik selama proses

pembelajaran. Proses pembelajaran lebih berpusat kepada siswa sebagai subjek

pendidikan, sehingga lebih meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Page 44: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

23

2.1.3 Motivasi Belajar

upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Winkel dalam

Uno (2011: 3) menyebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang terdapat

dalam diri seseorang untuk berusaha melakukan perubahan tingkah laku yang

lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Usaha melakukan suatu perubahan

dalam diri seseorang, dibutuhkan keniatan yang sungguh-sungguh dalam

pelaksanaanya. Sardiman (2011:75) menjelaskan bahwa motivasi merupakan

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan

berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat dikatakan bahwa motivasi

merupakan dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu

perubahan terhadap dirinya sendiri dan dilakukan dengan tekad yang kuat

sehingga menghasilkan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.

Motivasi diterapkan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang, tidak terkecuali juga dalam kegiatan belajar. Menurut Asa dan Sumiati

(2012: 59) menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan sesuatu yang

mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya

perilaku dalam belajar. Motivasi dalam belajar memiliki pengaruh yang besar

terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Bagi seorang siswa motivasi untuk

belajar tumbuh karena adanya dorongan dari dalam diri sendiri dan dari luar

dirinya. Uno (2011: 23) mendefinisikan bahwa motivasi belajar merupakan

dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar dengan

mengadakan perubahan tingkah laku. Sependapat dengan hal tersebut, Suprijono

Page 45: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

24

(2013: 163) juga menyatakan motivasi belajar adalah dorongan-dorongan internal

dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk melakukan perubahan

perilaku.

Berdasarkan penjelasan motivasi belajar dapat dijelaskan bahwa dalam

motivasi belajar terdapat dorongan internal dan eksternal. Sardiman (2011:89-91)

menjelaskan dorongan intriksik dan ekstrinsik dalam motivasi belajar sebagai

berikut:

2.1.3.1 Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang muncul itu bersumber dari

kebutuhan siswa itu sendiri untuk menjadi orang yang terdidik dan

berpengetahuan.

2.1.3.2 Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai

bentuk motivasi yang dalam pelaksanaan aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak benar-benar berkaitan dengan aktivitas

belajar.

Motivasi belajar bertalian erat dengan tujuan belajar, seperti yang

dijelaskan oleh Suprijono (2013: 163-4) motivasi belajar memiliki tujuan yaitu:

Pertama, mendorong siswa untuk berbuat, motivasi sebagai pendorong atau

penggerak dari setiap kegiatan belajar. Kedua, menentukan arah kegiatan

pembelajaran ke arah tujuan belajar yang ingin dicapai, Motivasi belajar

Page 46: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

25

memberikan arah dan kegiatan yang harus dilakukan sesuai dengan rumusan

tujuan pembelajaran. Ketiga, menyeleksi kegiatan pembelajaran dengan

menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dan menyeleksi kegiatan

yang tidak berkaitan dengan tujuan pembelajaran.

Agar tercapainya tujuan dari motivasi belajar ada beberapa variabel yang

mendukung diklasifikasikan sebagai berikut: (a) ketekunan dalam belajar, (b) ulet

dalam menghadapi kesulitan, (c) minat dan ketajaman dalam belajar, (d)

berprestasi dalam belajar, (e) mandiri dalam belajar, Prayitno (1989) dalam

Riduwan (2013: 31-2). Pemberian motivasi belajar berpengaruh penting terhadap

aktivitas belajar siswa, sehingga dalam pelaksanaannya dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk mencapai

hasil belajar yang optimal.

2.1.4 Hasil Belajar

Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa telah mencapai

tujuan pendidikan yang telah direncanakan. Hasil belajar merupakan komponen

pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar

diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar

mengajar (Purwanto, 2014:47). Belajar menimbulkan perubahan perilaku bagi

seseorang. Sependapat dengan hal tersebut, Rifa’i dan Anni (2012: 69)

menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

perserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku yang

merupakan hasil dari belajar diharapkan sesuai dengan tujuan belajar.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan

tujuan yang telah ditentukan, dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi. Sunal

Page 47: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

26

(1993) dalam Susanto (2015:5) menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses

penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu

program telah memenuhi kebutuhan siswa. Evaluasi juga dimaksudkan sebagai

cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang dimaksudkan telah tercapai

serta apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh

hasil belajar seperti yang diharapkan (Purwanto, 2014:47).

Dalam melakukan penilaian hasil belajar, diharapkan dapat memuat tiga

aspek yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Bloom (1956)

dalam Rifa’i dan Anni (2012: 70-3) menjelaskan bahwa hasil belajar mencangkup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemudian dijelaskan seperti

berikut:

(1) Ranah Kognitif (cognitive domain) berkaitan dengan hasil berupa

pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif

mencangkup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman

(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis

(synthesis), dan penilaian (evaluation).

(2) Ranah Afektif (affective domain) berkaitan dengan perasaan, sikap, minat,

dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif mencangkup penerimaan

(receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian

(organization), dan pembentukan pola hidup (organization by a value

complex).

(3) Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain) berkaitan dengan kemampuan

fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan

Page 48: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

27

koordinasi syaraf. Kategori ranah psikomotorik menurut Elizabeth dalam

Anni (2012: 73) yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan

terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan

kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan

kreativitas (originality).

Dari ketiga aspek, ranah kognitif merupakan aspek yang penting bagi

keberhasilan suatu pembelajaran. Hasil pembelajaran diukur oleh guru melalui

penilaian dengan teknik tes maupun non tes dengan tujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran dan sebagai langkah evaluasi

dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran.

2.1.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar merupakan salah satu cara yang bisa diterapkan

untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh

setiap siswa tentunya memiliki perbedaan antara siswa yang satu dengan siswa

yang lainnya. Perbedaan pemerolehan hasil belajar dapat disebabkan oleh

beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhinya adalah faktor intern dan faktor

ekstern (Daryanto, 2013:36). Berikut penjelasannya:

2.1.5.1 Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal pada diri siswa itu sendiri. faktor

intern dibahas menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan

faktor kelelahan. Faktor jasmaniah adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi

fisik seseorang yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis adalah

faktor yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan seseorang sehingga memengaruhi

hasil belajar diantaranya yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

Page 49: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

28

kematangan, dan kesiapan. Sedangkan faktor kelelahan adalah faktor yang

berkaitan dengan daya tahan kondisi tubuh siswa yang meliputi kelelahan jasmani

dan kelelahan rohani.

2.1.5.2 Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari lingkungan siswa. Faktor ini

memiliki pengaruh bagi terciptanya tujuan belajar seperti yang telah

direncanakan. Faktor ekstern dibedakan menjadi 3 faktor yaitu:

(1) Faktor Keluarga

Pendidikan pertama yang diperoleh siswa adalah di lingkungan keluarga.

Keluarga adalah tempat yang berpengaruh terhadap perkembangan belajar

siswa. Pengaruh perkembangan belajar tersebut berdasarkan oleh cara orang

tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan keluarga.

Pentingnya keluarga dalam proses belajar siswa sangat menentukan

pemerolehan hasil belajar siswa nantinya.

(2) Faktor Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah, telah

ditentukan oleh pihak lembaga yang bersangkutan. Faktor sekolah yang

memengaruhi belajar siswa ini mencangkup metode mengajar guru,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,

metode belajar dan tugas rumah.

Page 50: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

29

(3) Faktor Masyarakat

Lingkungan masyarakat adalah lingkungan yang selalu berhubungan

langsung dengan siswa setiap harinya. Masyarakat juga memiliki pengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Kegiatan siswa dalam masyarakat yang

memengaruhi belajar diantaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, media

massa, teman bergaul, bentuk, dan kehidupan masyarakat.

Sejalan dengan pendapat di atas, Sudjana dalam Susanto (2015: 15)

berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua

faktor utama, yaitu faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri

siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang berasal dari diri siswa adalah

kemampuan yang dimilikinya. Faktor tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Berdasarkan pendapat para ahli, hasil belajar siswa dapat tercapai karena

diperngaruhi oleh dua faktor utama. Potensi yang dimiliki siswa juga didukung

oleh lingkungan yang ada disekitarnya. Kedua faktor tersebut, sama-sama

memiliki pengaruh yang penting dan berkaitan terhadap peningkatan hasil belajar

siswa.

2.1.6 Karakteristik Perkembangan Siswa SD

Ketika berlangsungnya suatu proses pembelajaran tugas guru tidak hanya

menyampaikan materi dan memberikan tugas kepada siswanya saja. Selain itu,

guru juga harus memperhatikan dan memahami karakteristik siswanya. Siswa SD

lebih suka bermain dan tidak bisa dipaksa untuk mempelajari suatu konsep atau

mata pelajaran yang memaksa siswa untuk menalar segala sesuatu yang ada

disekitarnya. Ketika berlangsungnya proses pembelajaran, guru juga harus bisa

menciptakan pembelajaran yang bermakna dengan memadukan kemampuan

Page 51: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

30

kognitif siswa dengan aspek-aspek lain. Usia anak SD biasanya antara 6-12 tahun.

Menurut Piaget dalam Riffa’i dan Anni (2012: 34-5) anak usia SD termasuk

kedalam tahap praoperasional dan operasional kongkrit.

Pada tahap praoperasional yaitu usia (2-7 tahun) pada tahap ini pemikiran

anak lebih bersifat simbolis, egosentris dan intuitif. Usia tahap pemikiran simbolis

(2-4 tahun) dan usia tahap intuitif yaitu (4-7 tahun). Siswa SD termasuk dalam

golongan berfikir pda tahap intuitif, karena pada tahap ini siswa mulai

menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan.

Tahap operasional konkrit yaitu usia (7-11 tahun) pada tahap ini siswa

mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda

konkrit. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif , tetapi hanya pada

situasi konkrit dan kemampuan anak untuk menggolong-golongkan sudah ada

namun belum bisa memecahkan masalah abstrak.

Siswa kelas IV SD termasuk dalam tahap praoperasional konkrit karena

siswa berusia 9-10 tahun. Desmita (2012: 35) menjelaskan bahwa karakteristik

anak usia SD lebih senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan

senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Pada kesempatan ini

guru dapat mengkreasikan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan tahap

perkembangan siswa. Yaitu model pembelajaran yang mengandung unsur

permainan, sehingga suasana pembelajaran lebih hidup. Selain itu guru juga dapat

mengaktifkan siswa dengan mengusahakan siswa berpindah atau bergerak,

bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat

secara langsung dalam pembelajaran. Maka dari itu, ketika menggunakan suatu

Page 52: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

31

model pembelajaran guru harus menyesuaikan dengan materi dan perkembangan

siswa sesuai dengan usianya.

2.1.7 Hakikat Pembelajaran PKn di SD

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor

22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ,

mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya untuk menjadi warga Indonesia yang cerdas, terampil, dan

berkarakter seperti yang ada pada Pancasila dan UUD 1945. Susanto (2015: 225)

berpendapat bahwa PKn adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai tempat

untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada

budaya bangsa Indonesia. PKn merupakan mata pelajaran yang lebih

mengkhususkan untuk membentuk watak dan karakter siswa sesuai dengan

budaya atau ciri bangsa Indonesia.

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga

negara yang baik. Mulyasa dalam Ruminiati (2007:13) menyatakan bahwa tujuan

mata pelajaran PKn adalah untuk menjadikan siswa, (1) Mampu berfikir kritis,

rasional, dan kreatif dalam menghadapi persoalan hidup maupun isu

kewarganegaraan di negaranya, (2) Mau berpartisipasi dalam segala bidang

kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara

cerdasa dalam semua bidang kegiatan, (3) Bisa berkembang secara positif dan

demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan

mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dengan baik.

Page 53: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

32

Pentingnya PKn diajarkan di SD ialah agar siswa sejak dini dapat

memahami dan dapat melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter seperti yang telah

diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945, dan memamhami nilai-nilai

kedisiplinan, kejujuran, serta sikap yang baik terhadap sesamanya, lawan

jenisnya, maupun terhadap orang yang lebih tua (Susanto, 2015: 233-4). Alasan

PKn harus diajarkan mulai dari tingkat SD karena usia siswa SD yang haus akan

ilmu pengetahuan, sangat penting dan tepat untuk memberikan konsep dasar

tentang wawasan Nusantara dan perilaku yang demokratis secara benar dan

terarah, apabila dalam penyampaian materi kepada siswa ada yang salah maka

akan berdampak pada pola pikir dan perilaku pribadi yang memengaruhi pada

jenjang selanjutnya dalam kehidupan di masyarakat. Materi PKn yang diajarkan

di SD sudah disesuaikan dengan tahap perkembangan siswanya.

Menurut Mulyasa dalam Ruminiati (2007: 1.27) ruang lingkup PKn SD

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

(1) Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta

lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), partisipasi dalam

pembelaan negara, sikap postif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan

keadilan.

(2) Norma, Hukum, dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata

tertib disekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan

Page 54: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

33

daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem

hukum dan peradilan nasional, dan hukum peradilan nasional.

(3) Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,

kemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

(4) Kebutuhan Warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai

warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan

pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan

kedudukan warga negara.

(5) Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan

dasar negara dengan konstitusi.

(6) Kekuasaan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintah daerah dan otonomi pemerintah pusat, demokrasi dan sistem

politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem

pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

(7) Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,

pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila

sebagai ideologi terbuka.

(8) Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan

organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Page 55: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

34

Melalui perkembangan PKn di SD, guru dapat menanamkan nilai-nilai

kebangsaan kepada siswa. Kemudian akan muncul dalam diri siswa rasa cinta

tanah air dan siswa dapat memahami hak dan serta kewajibannya sebagai warga

negara Indonesia.

2.1.8 Materi Globalisasi

Globalisasi merupakan salah satu materi pada mata pelajaran PKn di kelas

IV. Pada materi globalisasi akan dijelaskan tentang pengertian globalisasi,

pengaruh globalisasi, serta dampak positif dan negatif globalisasi.

2.1.8.1 Pengertian Globalisasi

Kata “globalisasi” diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan

atau dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti universal

atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses

menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi sekelompok

masyarakat.

Menurut perkembangan sejarah kehidupan manusia, sejak zaman

prasejarah sampai sekarang, terjadi perubahan yang berlangsung secara bertahap

dan berkesinambungan. Manusia pada zaman purba memanfaatkan kekayaan alam

yang tersedia untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Alam dimanfaatkan

semaksimal mungkin sebagai peralatan, perkakas, dan sumber makanan. Tanah,

batu, tumbuhan, dan hewan adalah kebutuhan utama yang diambil dari alam.

Sekarang semua itu sudah berbeda, dengan adanya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berkembang pesat, terciptalah alat transportasi dan komunikasi.

Perkembangan tersebut memungkinkan manusia dapat berhubungan satu sama

lain walaupun jaraknya sangat jauh.

Page 56: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

35

Globalisasi dalam masyarakat ditandai adanya hal-hal berikut. Perubahan

akibat globalisasi dapat kita saksikan saat ini meliputi beberapa jenis, yaitu:

(1) Makanan

Ditandai dengan berbagai jenis makanan instan. Instan artinya cepat saji.

Masyarakat dapat menikmati tanpa harus susah payah membuat dan

memasaknya. Tapi bahayanya adalah zat kimia yang ada di dalamnya, seperti

zat pengawet, pewarna, dan perasa.

(2) Pakaian

Masyarakat di negara berkembang biasanya suka meniru perkembangan

model dari negara maju, sehingga mendorong industri pakaian berkembang

pesat.

(3) Perilaku

Berupa pudarnya budaya gotong royong. Pudarnya budaya gotong royong

sangat terlihat pada masyarakat di perkotaan. Masyarakat lebih sibuk dengan

urusannya sendiri-sendiri.

(4) Gaya hidup

Gencarnya iklan memengaruhi keinginan masyarakat untuk memiliki suatu

barang mutakhir. Orang berlomba-lomba memiliki barang guna

meningkatkan gengsi.

2.1.8.2 Dampak Globalisasi

Globalisasi, sebagai akibat dari kemajuan IPTEK, memberikan manfaat

yang begitu besar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Ini berarti bahwa

globalisasi memberikan dampak positif bagi umat manusia. Sebagai contoh,

Page 57: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

36

mudahnya masyarakat memperoleh informasi maka masyarakat memiliki

wawasan yang lebih luas. Dengan adanya alat transportasi, semua kegiatan di

daerah menjadi berjalan. Bayangkan lagi jika informasi sulit masuk ke daerah

kita, betapa tertinggalnya daerah kita. Sekolahpun akan tertinggal karena

informasinya jauh tertinggal dari daerah lain.

Dampak positif dari globalisasi dapat dirinci sebagai berikut: (1)

Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi, (2) meningkatnya

perekonomian masyarakat dalam suatu negara, (3) meluasnya pasar untuk produk

dalam negeri, (4) dapat memperoleh lebih banyak model dan teknologi yang lebih

baik, (5) menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

Selain memiliki dampak positif, globalisasi juga memiliki dampak negatif.

Masuknya informasi dengan mudah melalui berbagai media cetak dan elektronik

dari luar tidak dapat dibendung dengan mudah. Kebiasaan budaya Barat yang

tidak sesuai dengan bangsa Timur dapat memengaruhi kejiwaan generasi bangsa

Indonesia. Untuk itu diperlukan penyaring (filter) dalam menerima segala bentuk

arus globalisasi.

Dampak negatif dari globalisasi dapat dirinci sebagai berikut: (1) orang

menjadi sangat individualis, (2) masuknya budaya asing tidak sesuai dengan

budaya bangsa, (3) budaya konsumtif, (4) sarana hiburan yang melalaikan dan

membuat malas, (5) budaya permisif, (6) menurunnya ikatan rohani.

Pemberian materi globalisasi memiliki pengaruh yang baik terhadap siswa.

Siswa dapat menyeleksi dampak dari globalisasi yang baik dan buruk terhadap

dirinya, kemudian siswa dapat mengetahui bagaimana cara yang dapat dilakukan

Page 58: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

37

untuk menghadapi dampak dari globalisasi. Sehingga siswa sendiri dapat

mengetahui apa makna dari globalisasi yang sebenarnya.

2.1.9 Model Pembelajaran

Aunnurrahman (2014: 146) mendefinisikan model pembelajaran adalah

suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru

untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Sedangkan

menurut Joyce dan weil dalam Rusman (2012: 133) model pembelajaran

merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk

kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lainnya. Model

pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan

kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas

(Suprijono, 2013: 46).

Berdasarkan beberapa definisi pengertian model pembelajaran, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola yang sudah

direcanakan secara sistematis untuk mengorganisasikan proses belajar siswa serta

menjadi pegangan bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Arends dalam

Suprijono (2013: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran mengacu ada

pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model-model pembelajaran dikembangkan

Page 59: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

38

utamanya beranjak dari adanya perbedaan yang berkaitan dengan berbagai

karakteristik siswa.

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga model

pembelajaran yang digunakan guru selama proses pembelajaran berlangsung

harus disesuaikan dengan karakteristik siswanya. Selain dari pertimbangan

perbedaan tersebut model pembelajaran juga bertujuan untuk menumbuhkan

motivasi belajar siswa agar lebih menyukai mata pelajaran yang diajarkan

sehingga memperoleh hasil belajar yang baik.

2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan menciptakan

pembelajaran yang berkesan bagi siswa. Pembelajaran kooperatif adalah konsep

yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk

yang lebih dipimpin dan diarahkan oleh guru (Suprijono, 2013: 54). Secara umum

pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, yaitu dimana guru

sudah mempersiapkan tugas-tugas dan pertanyaan serta bahan-bahan dan

informasi yang telah dirancang untuk membantu peserta didik dalam

menyelesaikan suatu permasalahan.

Menurut Roger, dkk (1992) dalam Huda (2013: 29) menyatakan sebagai

berikut:

Cooperative learning is group learning activity organized in such a way that learning is based on the socially structured change of information between learners in group in which each learner is held accountable for his or her own learning and is motivated to increase the learning of other.

Page 60: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

39

Definisi tersebut dikemukakan oleh Huda bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip

bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di

antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar harus

bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk

meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

Sampai saat ini, pembelajaran kooperatif dipercaya sebagai pembelajaran

yang efektif bagi semua siswa, pembelajaran yang menjadi bagian integratif bagi

perubahan paradigma sekolah, dan pembelajaran yang mampu mendorong

terwujudnya interaksi dan kerjasama yang sehat antar guru-guru yang terbiasa

bekerja secara terpisah dengan orang lain (Huda, 2013: 59). Berdasarkan pendapat

tersebut pembelajaran kooperatif yang efektif diterapkan bagi semua siswa dapat

menciptakan suasana ruang kelas yang terbuka, karena pembelajaran ini mampu

membangun keberagaman dan mendorong koneksi antar siswa.

Johnson, dkk dalam Huda (2013: 66-7) menyatakan bahwa pentingnya

pembelajaran kooperatif di ruang kelas sebenarnya sudah ditekankan dalam

penelitian masa lalu. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

mendapatkan hasil sebagai berikut:

Pertama, hasil pembelajaran yang lebih tinggi. Hasil ini meliputi

produktivitas belajar, daya ingat yang lebih lama, motivasi intrinsik yang lebih

besar, motivasi berprestasi yang semakin tinggi, kedisiplinan yang lebih stabil,

dan berpikir lebih kritis. Kedua, relasi antar siswa yang lebih positif. Meliputi

ketrampilan kerjasama yang baik, kepedulian terhadap orang lain yang semakin

meningkat, dukungan sosial dan akademik yang semakin besar, dan sikap toleran

Page 61: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

40

akan perbedaan. Ketiga, kesehatan psikologis yang lebih stabil. Meliputi

penyesuaian psikologis, perkembangan sosial, kekuatan ego, kompetensi sosial,

harga diri, identitas diri, dan kemampuan mengahadapi kesulitan dan tekanan.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian, dapat dibedakan pembelajaran

kooperatif dengan pembelajaran lainnya. Bahwa dalam pembelajaran kooperatif

siswa lebih ditekankan untuk bekerja kelompok untuk mengarahkan kemampuan

yang dimilikinya, seperti kemampuan fisik, mental dan emosionalnya untuk

menyelesaikan suatu permasalah bersama.

2.1.11 Model Pembelajaran MAM

Model pembelajaran MAM dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).

Model pembelajaran MAM bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan

tingkatan kelas. Menurut Huda (2014: 251), tujuan model pembelajaran MAM

antara lain: (1) pendalaman materi, (2) penggalian materi, (3) edutainment.

Model pembelajaran MAM memiliki beberapa kelebihan, diantaranya

yaitu: (1) dapat meningkatan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun

fisik, (2) menyenangkan karena ada permainan, (3) meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa, (4) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi,

(5) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu (Huda, 2013: 253).

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran MAM juga memiliki

beberapa kekurangan, diantaranya sebagai berikut: (1) jika tidak dipersiapkan

dengan baik, maka akan banyak waktu yang terbuang, (2) pada awal penerapan,

banyak siswa yang malu berpasangan dengan lawan jenis, (3) jika guru tidak

Page 62: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

41

mengarahkan dengan baik, maka akan banyak siswa yang kurang memperhatikan

pada saat presentasi berpasangan, (4) guru harus hati-hati dan bijaksana dalam

memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, (5) jika digunakan

terus menerus menimbulkan kebosanan (Huda, 2013: 253-4).

Sama juga dengan penerapan model ICM, penerapan model pembelajaran

MAM juga memerlukan persiapan khusus yang harus dilakukan guru. Guru juga

harus memahami langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran MAM. Berikut langkah-langkahnya:

(1) guru menyiapkan kartu berisi beberapa topik yang cocok untuk sesi review

(persiapan menjelang tes atau ujian), (2) pembagian kelas menjadi dua kelompok,

(3) pengkondisian kelas untuk bermain mencari pasangan, (4) penjelasan aturan

main dalam MAM, (5) pembagian kartu pertanyaan dan jawaban, (6) siswa

mencari pasangan dan bergabung dengan 2 atau 3 teman yang cocok dengan

kartunya, (7) siswa mempresentasikan hasil perjodohannya (Huda, 2013: 135).

2.1.12 Model Pembelajaran ICM

Model pembelajaran ICM memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu:

(1) menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar, (2) materi

pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, (3) menciptakan

suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, (4) mampu meningkatkan hasil

belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar, (5) penilaian dilakukan bersama-

sama yaitu guru dan siswa.

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran ICM juga memiliki

beberapa kekurangan diantaranya yaitu: (1) membutuhkan waktu yang lama bagi

Page 63: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

42

siswa untuk menyelesaikan tugas dan presentasi, (2) guru harus meluangkan

waktu yang lebih lama untuk membuat persiapan, (3) menuntut siswa untuk

bekerjasama dalam menyesaikan masalah.

Penerapan model pembelajaran ICM memerlukan persiapan khusus yang

harus dilakukan guru. Guru juga harus memahami langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran ICM. Berikut langkah-langkahnya: (1)

buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam

kelas, (2) bagilah kertas menjadi dua bagian yang sama, (3) pada separuh bagian,

tulis pertanyaan dan tentang materi yang akan disampaikan (setiap kertas berisi

satu pertanyaan), (4) pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang telah dibuat, (5) kocoklah semua kertas sehingga tercampur

antara soal dan jawaban. (6) setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini

adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan

soal dan separuhnya lagi akan mendapat jawaban, (7) mintalah kepada siswa

untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan,

segeralah duduk berdekatan. Jelaskan juga agar siswa tidak memberi tahu materi

yang telah dapatkan ke siswa yang lain, (8) setelah semua siswa menemukan

pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara

bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-

temannya yang lain dan soal dijawab oleh pasangannya, (9) akhiri proses ini

dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan (Arifin, 2012: 73).

Page 64: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

43

2.1.13 Persamaan dan Perbedaan Model Pembelajaran MAM dan ICM

Model pembelajaran MAM merupakan model pembelajaran menggunakan

kartu yang berisi topik. Teknis pelaksanaanya yaitu siswa harus mencari pasangan

dan bergabung dengan 2 atau 3 teman lain yang sesuai dengan kartu yang

dipegangnya. Sedangkan model pembelajaran ICM merupakan model

pembelajaran varian dari diskusi kelompok. Teknik pelaksanaannya yaitu siswa

harus berpasangan dengan temannya. Kedua model tersebut merupakan tipe dari

model pembelajaran kooperatif. Model MAM dan ICM memiliki persamaan

dengan menggunakan kartu sebagai media untuk membagi kelompok dan

menekankan adanya kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan suatu

permasalahan. Perbedaannya yaitu pada model MAM siswa mengerjakan soal

secara berkelompok, sedangkan pada model pembelajaran ICM siswa

mengerjakan soal secara berpasangan.

Model pembelajaran MAM dan ICM juga cocok diterapkan pada siswa dari

berbagai jenjang dan dalam berbagai mata pelajaran, termasuk PKn. Terdapat

banyak penelitian yang membuktikan bahwa model pembelajaran MAM dan ICM

efektif baik terhadap aktivitas, motivasi, maupun hasil belajar PKn siswa. Akan

tetapi belum diketahui model pembelajaran manakah yang lebih efektif diantara

keduanya. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran MAM dan ICM juga

memiliki perbedaan.

Page 65: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

44

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan model

pembelajaran MAM dan ICM dapat menciptakan motivasi dan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian antara lain sebagai berikut:

Mustolikh (2010) dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam

jurnal penelitiannya dengan judul “ The Improvement of Student’ Understanding

about Sociology Materials by Using Index Card Match Strategy”. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa pemahaman semester II kelas A siswa pendidikan

Geografi tentang bahan Sosiologi dapat ditingkatkan dengan menggunakan “Kartu

Indeks Pertandingan”.

Septiwi Hadi Lubis (2013) dari Universitas Medan dalam jurnal

penelitiannya dengan judul “Improving the Students’ Reading Comprehension

Achievement in Descriptive Text by Using Index Card Match Strategy”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi Pertandingan kartu Indeks

berhasil karena kriteria keberhasilan yang dicapai. Hasil lembar observasi dan

lembar kuesioner menunjukkan bahwa siswa yang aktif terlibat di dalam kelas.

Rahma Tri Handayani (2014) dari Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta dalam jurnal penelitiannya dengan judul “Peningkatan

Motivasi Belajar PKn melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match bagi

Siswa Kelas IV di MI Yakti Purwasari Kec. Tegalrejo Kab. Magelang”. Hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar. Sebelum guru

menerapkan model pembelajaran ICM, motivasi belajar siswa dalam mengikuti

pembelajaran berjumlah 33,5%. Motivasi belajar tersebut meningkat dengan

Page 66: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

45

mencapai jumlah 80% setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan model ICM.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ICM dapat

meningkatkan motivasi belajar PKn siswa kelas IV MI Yakti Purwasari Kec.

Tegalrejo Kab.Magelang.

Sri Wahyuningsih (2014) dari Universitas Kristen Satya Wacana dalam

jurnal penelitiannya dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

Index Card Match Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas VII MTs N Salatiga”. Penelitian dilakukan terhadap 34 siswa kelas

VIIC MTs N Salatiga tahun pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran matematika.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar.

Sebelum guru menerapkan model pembelajaran ICM, motivasi dan hasil belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran berjumlah 50%. Motivasi belajar tersebut

meningkat menjadi 96,82% dan hasil belajar meningkat menjadi 78,82% setelah

dilaksanakannya pembelajaran dengan model ICM. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran ICM dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs N Salatiga.

Penelitian dilakukan oleh Muhammad Fathurrahman (2013) dari

Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam jurnal penelitiannya dengan judul

“Penggunaan Metode Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar PKn

Kelas IV SD Negeri Jetiskarangpung 2 Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian

dilakukan terhadap 20 siswa kelas IV SD Negeri Jetiskarangpung 2 pada

pembelajaran PKn. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi

Page 67: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

46

belajar. Sebelum guru menerapkan model pembelajaran MAM, motivasi belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran berjumlah 40%. Motivasi belajar tersebut

meningkat dengan mencapai jumlah 85% setelah dilaksanakannya pembelajaran

dengan model MAM. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran MAM dapat meningkatkan motivasi belajar PKn siswa kelas IV SD

Negeri Jetiskarangpung 2.

Penelitian dilakukan oleh Sunardi (2014) dari Universitas Muhammadiyah

Surakarta dalam jurnal penelitiannya dengan judul “Upaya Peningkatan Motivasi

Belajar PKn Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Make A Match

pada Kelas IV SDN 3 Sambirejo Kecamatan Wirosaro Tahun Ajaran 2013/2014”.

Penelitian dilakukan terhadap 40 siswa kelas IV SDN 3 Sambirejo pada

pembelajaran PKn. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi

belajar. Sebelum guru menerapkan model pembelajaran MAM, motivasi belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran berjumlah 27%. Motivasi belajar tersebut

meningkat dengan mencapai jumlah 77,5% setelah dilaksanakannya pembelajaran

dengan model MAM. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pebelajaran MAM dapat meningkatkan motivasi belajar PKn siswa kelas IV SDN

3 Sambirejo.

Penelitian dilakukan oleh Sya’ban Istiqomah (2011) dari Universitas

Sebelas Maret dalam jurnal penelitiannya dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Geografi Pokok Bahasan

Ketenagakerjaan pada Siswa Kelas VIII-B Semester II SMP Negeri 16 Surakarta

Tahun Ajaran 2009/2010”. Penelitian dilakukan terhadap 37 siswa kelas VIII-B

Page 68: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

47

SMP Negeri 16 Surakarta pada mata pelajaran IPS geografi. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar. Sebelum guru

menerapkan model pembelajaran MAM motivasi belajar siswa berjumlah 64,86%

dan hasil belajar siswa baru mencapai 62,16%. Motivasi belajar tersebut

meningkatkan dengan mencapai jumlah 89,19% dan hasil belajar meningkat

mencapai 89,18% setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan model MAM.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran MAM dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII-B SMP Negeri 13

Surakarta.

Penelitian dilakukan oleh Rois Amrullah Akbar, dkk (2014) dari

Universitas Jember dalam jurnal penelitiannya dengan judul “Pengaruh Penerapan

Strategi Pembelajaran Index Card Match dengan Media Gambar Tehadap

Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Muncar

Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

pembelajaran Index Card Match (ICM) memberikan pengaruh yang sangat

signifikan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

Bedasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

MAM dan ICM dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa di kelas

IV SD. Kedua model efektif untuk menumbuhkan motivasi dan meningkatkan

hasil belajar siswa, penelitian ini merupakan penelitian baru yang akan

membandingkan keefektifan penerapan model pembelajaran MAM dan ICM

terhadap motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD. Hasil belajar dalam

penelitian ini hanya meliputi hasil kognitif saja. Adapun materi yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah Globalisasi.

Page 69: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

48

2.3 Kerangka Berpikir

PKn merupakan mata pelajaran yang mengembangkan dan melestarikan

nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Oleh sebab

itu, guna mewujudkan hal tersebut maka perlu dilaksanakannya pembelajaran

PKn mulai dari jenjang sekolah tingkat dasar. Pelaksanaan pembelajaran PKn di

SD sebaiknya dilakukan dengan baik, karena sekolah dasar merupakan jenjang

pendidikan formal yang paling dasar yang bertujuan untuk membentuk manusia

seutuhnya. Pada pembelajaran PKn di kelas IV SD Tembok Luwung 01, guru

masih sering menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah,

tanya jawab dan penugasan. Proses pembelajaran yang berlangsung masih

berpusat pada guru. Apabila model pembelajaran berlangsung secara terus

menerus tanpa ada variasi model pembelajaran yang lainnya, maka akan

menjadikan pembelajaran kurang menyenangkan bagi siswa dan kurang efektif.

Siswa akan lebih cepat bosan dan cenderung pasif, sehingga pembelajaran kurang

bermakna bagi siswa. Pembelajaran seperti ini akan menyebabkan rendahnya

motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

Berdasarkan permasalahan diatas, perlu adanya suatu strategi dan

pendekatan pembelajaran khusus dalam pembelajaran PKn. Salah satunya yaitu

dengan menerapkan model pembelajaran MAM dan ICM. Kedua model

pembelajaran kooperatif tersebut masing-masing memiliki keunggulan. Salah

satunya yaitu dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Akan tetapi

belum ada penelitian maupun teori yang menunjukkan bahwa salah satu model

Page 70: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

49

merupakan yang paling efektif digunakan dalam pembelajaran PKn SD. Dari

uraian yang telah dijelaskan, dapat digambarkan alur pemikiran dalam penelitian

yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

Siswa

Model konvensional

Model pembelajaran yang paling efektif

terhadap motivasi dan hasil belajar siswa

Adanya perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa belajar

Model ICMModelMAM

Pretest Pretest Pretest

Kelas Experimen 1 Kelas Experimen 2 Kelas Kontrol

PosttestPosttestPosttest

Page 71: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

50

H01 tidak ada perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model konvensional

H0 : µ1 = µ2

Ha1 ada perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV antara siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat model

pembelajaran dengan model konvensional

Ha : μ1 ≠ μ2

H02 tidak ada perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model ICM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model konvensional

H0 : µ1 = µ2

Ha2 ada perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV antara siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model ICM dan siswa yang mendapat pembelajaran

dengan model konvensional

Ha : μ1 ≠ μ2

H03 tidak ada perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model ICM

H0: µ1 = µ2

Ha3 ada perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV antara siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model MAM da siswa yang mendapat pembelajaran

dengan model ICM

Page 72: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

51

H0 : μ1 ≠ μ2

H04 tidak ada perbedaan hasil belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model konvensional

H0 : µ1 = µ2

Ha4 ada perbedaan hasil belajar PKn kelas IV antara siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat pembelajaran

dengan model konvensional

Ha : μ1 ≠ μ2

H05 tidak ada perbedaan hasil belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model ICM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model konvensional

H0 : µ1 = µ2

Ha5 ada perbedaan hasil belajar PKn kelas IV antara siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model ICM dan siswa yang mendapat pembelajaran

dengan model konvensional

Ha : μ1 ≠ μ2

H06 tidak ada perbedaan hasil belajar PKn kelas IV antara siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model ICM

H0 : µ1 = µ2

Page 73: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

52

Ha6 ada perbedaan hasil belajar PKn kelas IV antara siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model MAM dan siswa yang mendapat pembelajaran

dengan model ICM

Ha : μ1 ≠ μ2

H07 penerapan model pembelajaran MAM tidak lebih efektif terhadap motivasi

belajar PKn siswa kelas IV

H0 : μ1 ≤ μ2

Ha7 penerapan model pembelajaran MAM efektif terhadap motivasi belajar

PKn siswa kelas IV

Ha : µ1 > µ2

H08 penerapan model pembelajaran ICM tidak lebih efektif terhadap motivasi

belajar PKn siswa kelas IV

H0 : μ1 ≤ μ2

Ha8 penerapan model pembelajaran ICM efektif terhadap motivasi belajar PKn

siswa kelas IV

Ha : µ1 > µ2

H09 penerapan model pembelajaran MAM tidak lebih efektif dari ICM terhadap

motivasi belajar PKn siswa kelas IV

H0 : μ1 ≤ μ2

Ha9 penerapan model pembelajaran MAM lebih efektif dari ICM terhadap

motivasi belajar PKn siswa kelas IV

Ha : µ1 > µ2

Page 74: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

53

H010 penerapan model pembelajaran MAM tidak lebih efektif terhadap hasil

belajar PKn siswa kelas IV

H0 : μ1 ≤ μ2

Ha10 penerapan model pembelajaran MAM efektif terhadap hasil belajar PKn

siswa kelas IV

Ha : µ1 > µ2

H011 penarapan model pembelajaran ICM tidak efektif terhadap hasil belajar

PKn siswa kelas IV

H0 : μ1 ≤ μ2

Ha11 penerapan model pembelajaran ICM efektif terhadap hasil belajar PKn

siswa kelas IV

Ha : µ1 > µ2

H012 penerapan model pembelajaran MAM tidak lebih efektif dari ICM terhadap

hasil belajar PKn siswa kelas IV

H0 : μ1 ≤ μ2

Ha12 penerapan model pembelajaran MAM lebih efektif dari ICM terhadap hasil

belajar PKn siswa kelas IV

Ha : µ1 > µ2

Page 75: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

163

BAB 5

PENUTUP

Penutup merupakan kajian kelima dalam penelitian. Bagian penutup

memuat simpulan dan saran. Penjelasan mengenai simpulan dan saran, akan

diuraikan sebagai berikut ini.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dan

pembahasan pada pembelajaran PKn materi Globalisasi dengan menggunakan

model pembelajaran kooperetif tipe MAM dan ICM pada siswa kelas IV SD

Negeri Tembokluwung 01, dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut:

(1) Terdapat perbedaan motivasi belajar PKn kelas IV SD materi Globalisasi

antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model MAM, ICM, dan

konvensional. Motivasi belajar belajar PKn siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model MAM lebih tinggi dibanding motivasi belajar

PKn siswa yang mendapat pembelajaran dengan model ICM maupun

konvensional. Sedangkan motivasi belajar PKn siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model ICM lebih tinggi dibanding motivasi belajar

PKn siswa yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional.

(2) Terdapat perbedaan hasil belajar PKn kelas IV SD pada materi Globalisasi

antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model MAM, ICM, dan

konvensional. Hasil belajar PKn siswa yang mendapat pembelajaran

Page 76: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

164

dengan model MAM lebih tinggi dibanding hasil belajar PKn siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model ICM maupun konvensional.

Sedangkan hasil belajar PKn siswa yang mendapat pembelajaran dengan

model ICM lebih tinggi dibanding hasil belajar PKn siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model konvensional.

(3) Penerapan model pembelajaran MAM dan ICM efektif terhadap motivasi

belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Tembokluwung 01 materi

Globalisasi. Adapun model pembelajaran MAM lebih efektif terhadap

motivasi belajar PKn siswa dibanding dengan model pembelajaran ICM.

(4) Penerapan model pembelajaran MAM dan ICM efektif terhadap hasil

belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri tembokluwung 01 materi

Globalisasi. Adapun model pembelajaran MAM lebih efektif terhadap

hasil belajar PKn siswa disbanding dengan model pembelajaran ICM.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, model pembelajaran

kooperatif MAM dan ICM, terbukti efektif terhadap motivasi dan hasil belajar

siswa kelas IV SD Negeri Tembokluwung 01 pada pembelajaran PKn materi

Globalisasi. Guna memeroleh pembelajaran yang lebih baik lagi, peneliti

menyampaikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Guru

(1) Guru hendaknya selalu berusaha melakukan inovasi untuk memilih dan

mempertimbangkan model pembelajaran yang hendak diterapkan.

Page 77: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

165

Berdasarkan karakteristik siswa SD khususnya kelas IV yang masih dalam

tahap operasional konkret. Guru hendaknya menerapkan pembelajaran

yang mengandung unsur permainan dan adanya interaksi antar siswa.

Contohnya yaitu model pembelajaran MAM dan ICM. Kedua pembelajaran

ini efektif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa, tetapi model

pembelajaran MAM lebih efektif dibanding model pembelajaran ICM.

(2) Guru hendaknya menumbuhkan rasa berani dan percaya diri siswa untuk

dapat menyampaikan pertanyaan, jawaban, maupun pendapat pada

pelaksanaan model pembelajaran MAM. Cara yang bisa dilakukan guru,

misalnya melatih siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas atau memberi hadiah bagi siswa yang berani bertanya, menjawab,

maupun mengemukakan pendapat. Jika kegiatan ini dilakukan oleh guru,

maka siswa akan lebih antusias dalam pelaksanaan pembelajaran.

(3) Guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

dengan membangkitkan semangat siswa, misalnya menyampaikan materi

dengan lagu-lagu atau yel-yel sehingga dapat memotivasi siswa untuk aktif

dalam mengembangkan pengetahuannya. Guru juga hendaknya

menjelaskan tata cara dan aturan dalam pelaksanaan suatu model

pembelajaran. Guru juga harus membimbing siswa agar waktu yang

digunakan efisien. Ketika jam pelajaran kosong, guru sebaiknya

memberikan tugas ketika tidak bisa masuk kelas agar suasana kelas lebih

kondusif dan tidak gaduh.

Page 78: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

166

5.2.2 Bagi Siswa

Siswa hendaknya memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan

materi dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. Siswa harus bisa berlatih

bersosialisasi dan bekerjasama dengan siswa lain, sehingga dapat menciptkan

keakraban antar siswa. Siswa juga harus memiliki semangat dan rasa percaya diri

yang tinggi, misalnya berani menyampaikan pendapat atau presentasi di depan

kelas.

5.2.3 Bagi Sekolah

(1) Sekolah harus menerapkan kedisiplinan yang dapat dilakukan dengan

melakukan kebiasaan-kebiasaan baik. Misalnya membiasakan siswa untuk

berbaris di depan kelas ketika akan masuk kelas pada jam pertama.

Dengan demikian siswa akan terbiasa untuk berangkat sekolah tepat

waktu. Selain itu hal yang dapat dilakukan adalah menerapkan pola hidup

sehat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah misalnya, membuang

sampah pada tempatnya dan membersihkan kelas setiap hari sesuai dengan

jadwal piket yang ada.

(2) Sekolah hendaknya menambah buku referensi tentang model-model

pembelajaran. Sekolajuga dapat memotivasi dan memberi kesempatan

guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan workshop, seminar, maupun

pelatihan mengenai model pembelajaran kooperatif.

5.2.4 Dinas Terkait

Bagi dinas terkait, khususnya Dinas Pendidikan Kecamatan Adiwerna

disarankan untuk mengadakan seminar pendidikan, diklat, atau sosialisasi

Page 79: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

167

mengenai macam-macam model pembelajaran kooperatif yang ditujukan kepada

para guru kelas untuk membantu memaksimalkan proses pembelajaran. Selain itu,

Dinas Pendidikan Kecamatan Adiwerna juga disarankan untuk melakukan

pengawasan secara berkala terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru di

kelas, serta memfasilitasi sekolah dengan alat peraga pendidikan yang dapat

digunakan sebagai media pembelajaran untuk mendukung kegiatan guru dalam

proses pembelajaran.

Page 80: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

168

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Rois Amrullah. 2014. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match (ICM) dengan Media Gambar terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi (Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Muncar Tahun Ajaran 2013/2014).http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/64059/

ROIS%20AMRULLAH%20AKBAR.pdf?sequence=1. Diakses 27 Januari

2016.

Arifin, Zainal dan Adhi Setiawan. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT. Yogyakarta: Skripta Media Creative.

. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

. 2013. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Besral. 2010. Pengolahan dan Analisis Data. Jakarta: FKM UI. Online.

http://www.spssindonesia.com/2014/02/download-ebook-spss-gratis.html.

Diakses pada tanggal 10 Januari 2016.

Bestari, Prayoga dan Ati Sumiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan:Menjadi Warga Negara yang Baik. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Darmawan. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Daryanto. 2013. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Fathurrahman, Muhammad. 2013. Penggunaan Metode Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Kelas IV SD Negeri Jetiskarangpung 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.

Online. http://eprints.ums.ac.id/23593/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses 22 Desember

2015.

Page 81: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

169

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Managemen. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayani, Rahma Tri. 2014. Peningkatan Motivasi Belajar PKn melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match bagi Siswa Kelas IV di MI Yakti Purwasari Kec. Tegalrejo Kab. Magelang.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&

cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjQ7riahsnKAhVBcI4KHY9lDP0QFggjM

AA&url=http%3A%2F%2Fdigilib.uinsuka.ac.id%2F8083%2F1%2FBAB%

2520I%2C%2520V%2C%2520DAFTAR%2520PUSTAKA.pdf&usg=AFQ

jCNHvivcoDpdMSTrrglJhF14r2i1cTA&bvm=bv.112766941,d.c2E. ne.

Diakses 27 Januari 2016.

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta.

Pustaka Pelajar.

Istiqomah, Sya’ban. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Geografi Pokok Bahasan Ketenagakerjaan pada Siswa Kelas VIII-B Semester II SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.

Online. http://eprints.uns.ac.id/8915/1/204961011201109551.pdf. Diakses 2

Januari 2016.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Index Card Match .

Online. http://www.sekolahdasar.net/2013/10/metode-pembelajaran-index-

card-match.html. Diakses 30 maret 2016.

Lubis, Septiwi Hadi. 2013. Improving the Students’ Reading Comprehension Achievement in Descriptive Text by Using Index Card Match Strategy.

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jelt/article/download/1363/1122.

Diakses 28 April 2016.

Mustolikh, 2010. The Improvement of Student’s Understanding About Sociology Materials by Using Index Card Match Strategy.

Online.http://educareijes.com/the-improvement-of-students-understanding/.

Diakses 28 April 2016.

Pengertian model Make A Match. Online.http://www.kajianpustaka.com/2015/03/model-

pembelajaran-tipe-make-match.html. Diakses tanggal 22 Januari 2016.

Page 82: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

170

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 Tentang wajib belajar.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

MediaKom.

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Rifa’i, A. dan C. T. Anni. 2012. PsikologiPendidikan. Semarang: UNNES Press.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Direktorat

Jenndral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Sarjan dan Agung Nugroho. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sumiati dan Asra. 2012. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Sunardi. 2014. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar PKn Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Make A Match pada Kelas IV SDN 3 Sambirejo Kecamatan Wirosaro Tahun Ajaran 2013/2014.

Page 83: STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL …lib.unnes.ac.id/28195/1/1401412555.pdf · menggunakan uji Manova dengan uji lanjut LSD. Tingkat keefektifan model pembelajaran menggunakan

171

http://eprints.ums.ac.id/32035/9/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. Diakses

28 Januari 2016. Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Laerning TEORI&APLIKASI PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Prenadamedia Group.

Thoifah, I. 2015. StatistikaPendidikandanMetodePenelitianKuantitatif. Malang:

Madani.

Trihendardi. 2013. Step by Step IBM SPSS 21 Analisis Data Statistik. Yogyakarta:

Andi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Guru dan

Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta Bumi:

Aksara.

Wahyuningsih, Sri. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Akti f Tipe Index Card Match Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs N Salatiga . Online.

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4972/3/T1_202010023_Ful

l%20text.pdf. Diakses 28 Januari 2016.

Wahyusari, Anita. 2012. Penggunaan Strategi Index Card Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas IV di MI Muhammadiyah Basin Tahun Pelajaran 2012/2013 . Online.

http://eprints.ums.ac.id/21259/13/JURNAL_PUBLIKASI.pdf. Diakses

tanggal 22 Desember 2015.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yonny, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Familia.