STUDI KEBERADAAN BERBAGAI JENIS …digilib.unila.ac.id/32223/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSTUDI...

53
STUDI KEBERADAAN BERBAGAI JENIS BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG (Skripsi) Oleh NANA NURHASANAH FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of STUDI KEBERADAAN BERBAGAI JENIS …digilib.unila.ac.id/32223/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSTUDI...

STUDI KEBERADAAN BERBAGAI JENIS BURUNG DI KAMPUSUNIVERSITAS LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

NANA NURHASANAH

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRAK

STUDI KEBERADAAN BERBAGAI JENIS BURUNG DI KAMPUSUNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

Nana Nurhasanah

Burung sebagai satwa yang distribusi populasinya sangat luas dan menempatiberbagai tipe habitat sangat peka terhadap adanya perubahan pada lingkungan.Pembangunan di kampus Universitas Lampung dengan aktivitas manusia didalamnya berpotensi pada berubahnya kondisi habitat burung. UniversitasLampung merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang hadir dalam rangkamemenuhi kebutuhan pengembangan dan pendidikan masyarakat. Terjadinya alihfungsi lahan dan aktivitas manusia menyebabkan terganggunya komponen habitatalami serta populasi berbagai jenis satwa khususnya burung. Oleh karena itu,perlu adanya penelitian untuk mengetahui jenis-jenis burung yang terdapat dikampus Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember2017 sampai Januari 2018. Pengambilan data jenis burung dilakukan denganmenggunakan kombinasi antara metode survei (menelusuri jalur jelajah) denganmetode point count. Pengamatan dilakukan pada pagi hari pukul 05.30-08.30 WIBdengan menjelajahi jalur yang telah ditentukan. Indeks keanekaragaman jenisburung pada Jalur Pengamatan A sebesar 1,907, Jalur Pengamatan B sebesar1,879, dan Jalur Pengamatan C sebesar 1,984. Nilai indek keanekaragaman jenisburung pada masing-masing jalur pengamatan tersebut menunjukkan dalamkategori sedang. Pada Uji Hutchinson, keanekaragaman jenis burung di masing-masing jalur pengamatan menunjukkan bahwa tidak berbeda secara nyata.Keanekaragaman jenis burung di kampus Universitas Lampung dapat mengalamipenurunan dan penambahan sesuai dengan kondisi habitat bagi burung sebagaipenentu kualitas lingkungan tersebut.

Kata Kunci : Keanekagaman Jenis, Burung, Universitas Lampung

STUDI KEBERADAAN BERBAGAI JENIS BURUNG DI KAMPUS

UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

NANA NURHASANAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Nana Nurhasanah dilahirkan di Campang, Tanggamus,

Lampung, pada tanggal 02 Agustus 1996. Penulis

merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari

pasangan bapak Karjan dan ibu Salimah.

Penulis menempuh pendidikan pertama Sekolah Dasar di

SD N 1 Simpangkanan dan tamat pada tahun 2008, penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Sumberejo dan lulus pada

tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan kembali pendidikan Sekolah

Menengah Atas di SMA N 1 Sumberejo dan selesai pada tahun 2014.

Pada tahun 2014, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswi Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

sebagai mahasiswi penerima beasiswa BIDIKMISI. Selama menjadi mahasiswi,

penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ornitologi, Pengenalan

Alat Laboratorium (PAL), Struktur Perkembangan Tumbuhan (SPT), dan

Bryologi serta menjadi asisten instruktur pada kegiatan “Pelatihan Optimalisasi

Pemanfaatan Laboratorium Sekolah dalam Pembelajaran IPA untuk Guru

v

SMP/MTs dan SMA/MA” pada tahun 2017. Penulis terdaftar sebagai anggota

bidang kaderisasi periode 2015-1016 serta pengurus Himpunan Mahasiswa

Biologi (HIMBIO) dan terdaftar sebagai anggota bidang Ekspedisi pada tahun

2016-2017, sebagai pengurus di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas

MIPA dan sebagai sekretaris Unit Kegiatan Anggota (UKA) di UKM KOPMA

pada tahun 2015.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Nambah Dadi,

Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah pada Januari –

Februari 2017 dan melaksanakan Kerja Praktik di PT. Coca-Cola Amatil

Indonesia (Coca-Cola Forest, Lampung) pada Juli – Agustus 2017 dengan judul

“Inventarisasi Jenis Burung Di Kawasan Coca-Cola Forest Tanjung Bintang

Kabupaten Lampung Selatan”.

Dengan segala rasa syukur dan penuh perjuangan dalam proses pembelajaran

yang ditempuh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) di

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampung.

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT,Kupersembahkan karya kecil ini untuk:

Dua Malaikat Tanpa Sayapku Tercinta“Bapak dan Mamah”

Kakakku TersayangMas Sobari, Mas Sulaiman, Alm. Mas Nuryanto, dan Mas Sutrisno

Dosen Pembimbing dan Dosen PembahasIbu Dr. Nuning Nurcahyani, M. Sc., Bapak Drs. Marizal Ahmad, M. S., dan

Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M. S.

Kawan-kawan SeperjuangankuBiologi 2014

AlmamaterkuKeluarga Besar Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Lampung

Dan semua orang-orang terkasih yang sudah membantu penulis hinggasampai tahap sekarang ini.

MOTTO

Life is a journey from ALLAH to ALLAH

Man Jadda Wajada“Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkannya”

Fa inna ma’al-‘usri yusroo, inna ma’al-‘usri yusroo“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan”

(Al-insyiroh:5-6)

“Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orangberiman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

beberapa derajat”

(Al-Mujadilah:11)

“Jangan berusaha menjadi manusia yang sukses, tetapijadilah manusia yang mempunyai nilai”

(Albert Einstein)

Secret to happiness is in 3 things:SABR, SHUKR and IKHLAS

viii

^Dibalik Duka Terdapat Nikmat_Nya^(Penulis)

Ketika kita ingin menuju sebuah puncak,kita akan melewati jalan yang terjal dan

berliku.Maka bersabar dan teruslah melangkah,

karna Allah Azza Wa Jalla telahmenyiapkan hadiah terindah dipenghujung

perjuangan.

(Penulis)

SANWACANA

“Alhamdulillahirobbil’alamin”, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas rahmat dan hidayah_Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan

ilahi robbi, Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa dinantikan syafa’atnya

fiddini waddunnya ilal akhiroh.

Skripsi dengan judul “Studi Keberadaan Berbagai Jenis Burung Di Kampus

Universitas Lampung” yang dilaksanakan pada bulan Desember 2017 sampai

Januari 2018, tidak terlepas dari bantuan, dukungan, doa, kritik dan saran, serta

bimbingan dari berbagai pihak. Dengan ini, penulis mengucapkan rasa syukur dan

terimakasih kepada :

1. Bapak dan Mamah, yang selalu berjuang untuk pendidikan dan

keberhasilan Naa, selalu memberikan doa tiada terputus, selalu

menjadi motivasi dan semangat, selalu memberikan nasihat,

bimbingan, dukungan, cinta dan kasih sayang tak terhingga sampai

saat ini sehingga Naa bisa menyelesaikan salah satu tugas yaitu

menyelesaikan studi sesuai harapan dan target.

x

2. Mas Bari, Mas Leman, Alm. Mas Nur, Mas Tris yang selalu

memberikan doa, semangat dan dukungan, memberi inspirasi untuk

terus belajar, sehingga Naa dapat menyelesaikan salah satu tugas

menyelesaikan studi dengan baik.

3. Adik tersayang Ferra Luxiyta yang selalu memberikan doa, semangat,

motivasi, kebahagiaan, dan kasih sayang untuk mba Naa.

4. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M. Sc., selaku pembimbing I sekaligus

Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung, yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan banyak ilmu, bimbingan,

motivasi, kritik, dan saran dengan penuh kesabaran dan kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

5. Bapak Drs. Marizal Ahmad, M. S., selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan semangat, bimbingan, kritik,

saran, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

dengan baik.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. S., selaku penguji utama

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi,

inspirasi, bimbingan, kritik, saran dan semangat untuk penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M. P., selaku rector Universitas

Lampung.

xi

8. Bapak Prof. Warsito, S. Si., DEA., Ph. D., selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

9. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Biologi saran

dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan

baik.

10. Ibu Dra. Eti Ernawiati, M. P., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran kepada penulis.

11. Rekan-rekan Biologi 2014 dan adik-adik Biologi yang telah

membersamai dalam berjuang dan menjadi bagian dari keluarga

terkasih.

12. Sahabat terkasih Nur Isfa’ni, Puput Dian Anggraini, Reza Juli

Anggraini, Rizky Fitri Ramadhani, Kamiliah Tsany, Dian Neli Pratiwi,

Nida Nurhanifah, Eka Ratna Susmala Dewi, Pratami Dwi Rahmawati,

Lasmi Putri Kinasih, Latifah Noor Zahra dan Fanisha Restu Dikjayanti

seluruh teman-teman terdekat yang telah memberi rasa kasih sayang,

kebersamaan, semangat dan dukungannya kepada penulis.

13. Amar Kurniawan yang selalu membantu memberikan semangat,

motivasi, kritik dan saran kepada penulis.

14. Mba Harnes Abrini, Titik Safitri, I’zzaaz Kurniawan, Depi Karlina,

Apriliani Nur Humairoh, Mas Panji Alkiswoyo sebagai keluarga,

sahabat, teman dan orang terkasih yang telah menemani penulis hingga

xii

saat ini, memberikan banyak tenaga, doa, dukungan, semangat,

motivasi, dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini.

15. Keluarga besar “SCOUT OF SMANIS” dan KMNU UNILA atas doa,

ilmu, semangat, dan dukungan kepada penulis.

16. Keluarga kecil KKN Periode 1 desa Nambah Dadi 1, Manda Juniantara

P, Komang Yudha, Finky Eka Gesta Kharinda, Rezika Farah dan

Fadhilah Fitri Amalia.

17. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan. Namun, besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

maupun semua yang membaca. Semoga Allah SWT, membalas setiap kebaikan

mereka yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. Aamiin.

Bandar Lampung, 02 Juni 2018

NANA NURHASANAH

DAFTAR ISI

...Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... .. i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv

PERSEMBAHAN........................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

SANWACANA ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI................................................................................................... .xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN............................................................................... 1A. Latar Belakang ............................................................................... 1B. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4C. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4D. Kerangka Pemikiran....................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 7A. Biologi Burung............................................................................... 7

1. Deskripsi Burung ..................................................................... 72. Habitat Burung ......................................................................... 93. Pakan Burung ........................................................................... ….13

B. Keanekaragaman Jenis ................................................................... ….14C. Ancaman Terhadap Keanekaragaman Jenis Burung...................... ….17D. Upaya Konservasi Burung ............................................................. ….18E. Sejarah Lokasi Penelitian ............................................................... ….19F. Metode Inventarisasi ...................................................................... ….21

xiv

III. METODE KERJA ............................................................................. ….23A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ ….23B. Alat dan Bahan............................................................................... ….24C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... ….24

1. Peta Jalur Pengamatan.............................................................. ….242. Cara Kerja................................................................................. ….26

D. Analisis Data .................................................................................. ….27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 29A. Indeks Keanekaragaman Jenis Burung di Kampus Universitas

Lampung ........................................................................................ 29B. Status Konservasi Burung .............................................................. 37C. Deskripsi Jenis-Jenis Burung di Kampus Universitas Lampung ... 41

V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 57A. Kesimpulan .................................................................................... 57B. Saran............................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 58

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel ...Halaman

1. Tabel 1. Lembar pengamatan jenis burung di kampus UniversitasLampung ................................................................................................... ...26

2. Tabel 2. Jenis-jenis burung yang ditemukan di kampus UniversitasLampung ................................................................................................... ...30

3. Tabel 3. Jenis Burung dengan Status Perlindungan dan Perdagangan ..... ...404. Tabel 4. Hasil Perhitungan Indeks Shannon Winner Terhadap Jenis

Burung di Kampus Universitas Lampung................................................. 65

DAFTAR GAMBAR

Gambar ...Halaman

1. Gambar 1. Peta Lokasi Kampus Universitas Lampung ............................ .....232. Gambar 2. Lokasi jalur pengamatan ......................................................... . ..253. Gambar 3. Stratifikasi Pohon.................................................................... ...274. Gambar 4. Diagram Indeks Keanekaragaman Jenis Burung pada

Masing-Masing Jalur Pengamatan di kampus Universitas Lampung....... 325. Gambar 5. Ilustrasi gambar bambangan cokelat (Ixobrychus eurhythmus) 666. Gambar 6. Ilusttrasi gambar bondol jawa (Lonchura leucogastroides) ... 667. Gambar 7. Ilustrasi gambar Bondol perut putih (Lonchura leucogastra). 678. Gambar 8. Ilustrasi gambar Bondol Tunggir Putih (Lonchura striata) .... 679. Gambar 9. Ilustrasi gambar Bubut Alang-alang (Centropus bengalensis) 6810. Gambar 10. Ilustrasi gambar Bubut Besar (Centropus sinensis) .............. 6811. Gambar 11. Ilustrasi gambar Cabai Jawa (Dicaeum trochilerum)............ 6912. Gambar 12. Ilustrasi gambar Camar Sabine (Xema sabini)...................... 6913. Gambar 13. Ilustrasi gambar Cekakak Belukar (Halcyon smyrnensis) .... 7014. Gambar 14. Ilustrasi gambar Cekakak Sungai (Halcyon cloris) .............. 7015. Gambar 15. Ilustrasi gambar Cinenen Belukar (Orthotomus atrogularis) 7116. Gambar 16. Ilustrasi gambar Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)... 7117. Gambar 17. Ilustrasi Gelatik Batu Kelabu (Parus major) ........................ 7218. Gambar 18. Ilustrasi gambar Gereja Erasia (Passer montanus) ............... 7219. Gambar 19. Ilustrasi gambar Kancilan Bakau (Pachycephala grisola).... 7320. Gambar 20. Kareo Padi (Amaurornis phoericurus).................................. 7321. Gambar 21. Ilustrasi gambar Madu Sriganti (Nectarinia jugularis)......... 7422. Gambar 22. Ilustrasi gambar Merbah Cerukcuk (Pycnonotus goiavier) .. 7423. Gambar 23. Ilustrasi gambar Mungkuk Beledu(Sitta frontalis) .............. 7524. Gambar 24. Ilustrasi gambar Perkutut Jawa (Geopelia striata)................ 7525. Gambar 25. Ilustrasi gambar Puyuh (Coturnix coturnix) ......................... 7626. Gambar 26. Ilustrasi gambar Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis) ..... 7627. Gambar 27. Ilustrasigambar Raja UdangMeniniting (Alcedo meninting) 7728. Gambar 28. Ilustrasi gambar Tuwur Asia (Eudynamys scolopacea)........ 7729. Gambar 29. Ilustrasi gambar Walet Sapi (Collocalia esculenta).............. 7830. Gambar 30. Ilustrasi gambar Walet Sarang Hitam(Collocalia maxima) .. 78

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsentrasi kekayaan alam

yang melimpah, sehingga dijuluki sebagai “negara maha-anekaragam”

(megadiversity country) . Menurut Julyanto (2016), berbagai macam hewan

dan tumbuhan hidup di negeri ini, salah satu diantara kekayaan hewan yang

beranekaragam adalah burung. Salah satu kelompok terbesar dari hewan

bertulang belakang (Vertebrata) yang jumlahnya diperkirakan ada 8.600 jenis

dan tersebar di seluruh dunia. Mereka mampu menempati setiap tipe habitat

dari khatulistiwa hingga kutub (MacKinnon dkk., 2010).

Menurut Fachrul (2007), burung merupakan salah satu penghuni ruang yang

cukup baik, dilihat dari keberadaan dan penyebarannya yang cukup luas pada

berbagai tipe habitat. Burung juga merupakan plasma nutfah yang memiliki

keunikan dan nilai yang tinggi dalam ilmu ekologi, ilmu pengetahuan,

wisatadan budaya. Adanya penelitian mengenai burung sangat penting

dilakukan karena sifat burung yang dinamis dan mampu menjadi indikator

2

perubahan lingkungan yang terjadi pada tempat burung tersebut berada

(Desmawati, 2010).

Selama ini konservasi burung di Indonesia masih terpusat pada kawasan-

kawasan konservasi yang ditetapkan pemerintah, seperti di dalam cagar alam,

suaka margasatwa dan taman nasional. Namun demikian, terdapat burung-

burung yang hidup di luar kawasan konservasi seperti tempat umum, ruang

terbuka hijau, hutan tanaman, perkebunan, pemukiman, areal persawahan dan

lainnya. Dari faktor tersebut perlu dikaji peranan lingkungan terhadap

pelestarian burung terutama kemampuan untuk menampung keanekaragaman

jenis burung. Perhatian terhadap konservasi burung tidak hanya semata-mata

tertuju pada habitat-habitat alam, sebab pengurangan dan penambahan jenis

burung tidak hanya akan terjadi di dalam habitat alam saja tetapi juga di luar

habitat alaminya seperti di areal pembangunan atau pada ruang terbuka hijau.

Pada ruang terbuka hijau, keberadaan burung dianggap sangat menarik dalam

segi keindahan dan pendidikan konservasi bagi masyarakat. Oleh karena itu

keberadaan burung di area kampus pada ruang terbuka hijau diharapkan memiliki

kemampuan untuk menampung keanekaragaman jenis burung. Walaupun tingkat

keanekaragaman burung pada area kampus atau ruang terbuka hijau lebih rendah

dari pada hutan alam.

Meningkatnya kebutuhan manusia seiring dengan laju pertambahan manusia

dalam pemanfaatan sumber daya alam mengakibatkan adanya fragmentasi dan

penyempitan habitat satwa burung didalam suatu lingkungan termasuk ruang

3

terbuka hijau. Ruang terbuka hijau pada dasarnya merupakan ruang terbuka

yang baik dalam bentuk area kawasan maupun dalam bentuk area

memanjang/jalur yang penggunaannya lebih bersifat terbuka dengan

komponen bangunan tertentu. Ruang terbuka hijau sendiri berfungsi sebagai

kawasan produksi oksigen bagi semua makluk hidup, habitat fauna, keindahan

dan lainnya sebagai kebutuhan dasar manusia yang sehat (Murdiono, 2002).

Sebagai satwa yang distribusi populasinya sangat luas dan menempati

berbagai tipe habitat, burung sangat peka terhadap adanya perubahan pada

habitatnya. Pembangunan kampus Universitas Lampung beriringan dengan

aktivitas manusia yang berpotensi pada berubahnya kondisi habitat burung.

Perubahan tersebut mengakibatkan adanya pengurangan atau penambahan

berbagai jenis burung.

Dalam proses pembelajaran dan pengetahuan, penelitian menjadi salah satu

cara pengumpulan informasi secara komprehensif status biodiversitas,

ekosistem dan jasa lingkungan (Vallecillo dkk, 2016). Informasi

keanekaragaman satwa burung di daerah kampus diperlukan untuk

mendukung pelestarian satwa burung di dalamnya. Untuk itu perlu diadakan

penelitian mengenai keanekaragam jenis-jenis burung di kampus Universitas

Lampung sebagai pengetahuan dan informasi terbaru.

4

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis-jenis burung

yang terdapat di kampus Universitas Lampung.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Sebagai sumber informasi tentang keanekaragaman jenis burung di

kampus Universitas Lampung

2. Dapat menjadi dasar ilmiah yang penting dalam pengambilan kebijakan

dan pengelolaan lahan sebagai upaya konsevasi, perkembangan ilmu

pengetahuan, pendidikan, dan penelitian di kampus Universitas Lampung.

D. Kerangka Pemikiran

Modernisasi saat ini menjadi tumpuan pada proses pembangunan yang

senantiasa mengutamakan keuntungan sepihak dan pengembangan kehidupan

manusia. Pembangunan tersebut kemudian akan menimbulkan masalah baru

dalam hal pelestarian alam yang diketahui terdapat berbagai komponen biotik

maupun abiotik. Dimana komponen tersebut memiliki peranan penting dalam

siklus kehidupan dan pelaksanaannya cenderung menimbulkan kerusakan

habitat dalam suatu wilayah.

Universitas Lampung merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang hadir

dalam rangka memenuhi kebutuhan pengembangan dan pendidikan

5

masyarakat. Pada pembangunannya mempengaruhi perubahan suatu habitat

makhluk hidup menjadi terganggu khususnya burung. Aktivitas manusia

dalam lingkungan kampus juga akan berpengaruh terhadap keberadaan dan

aktivitas burung itu sendiri. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian untuk

mendapatkan data jenis burung sebagai informasi mengenai keberadaan dan

keanekaragaman jenis-jenis burung di kampus Universitas lampung, dimana

diketahui bahwa burung tergolong hewan yang mudah beradaptasi pada suatu

lingkungan.

Burung salah satu satwa yang keberadannya mudah ditemui di setiap tempat

memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi sehingga pada masing-masing

jenis burung memiliki nilai keindahan tersendiri. Keberlangsungan hidupnya

bergantung pada kondisi lingkungan atau habitatnya. Adanya berbagai

tekanan yang berasal dari aktivitas manusia dengan merubah lahan untuk

berbagai peruntukan menyebabkan semakin menyempitnya habitat bagi

berbagai jenis burung. Hal ini dapat menyebabkan semakin menurunnya

jumlah dan jenis burung bahkan dapat menyebabkan kepunahan.

6

Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran keanekaragaman burung dikampus Universitas Lampung

Kampus Universitas Lampung

Keanekaragaman Jenis Burung

Penelitian

Data PrimerData Sekunder

Studi Literatur SebagaiData

Metode Survey

Data Jenis-Jenis Burung

Data Keanekaragaman dan Keberadaan Jenis BurungDi Kampus Universitas Lampung

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Biologi Burung

1. Deskripsi Burung

Burung merupakan satwa liar yang memiliki kemampuan hidup di hampir

semua tipe habitat, dari kutub sampai gurun, dari hutan kornifer sampai hutan

tropis, dari sungai, rawa-rawa sampai lautan. Burung sebagai salah satu

kelompok terbesar dari hewan bertulang belakang (Vertebrata) yang

jumlahnya diperkirakan ada 8.600 jenis dan tersebar di seluruh dunia. Burung-

burung tersebut mampu menempati setiap tipe habitat dari khatulistiwa

hingga kutub (MacKinnon dkk., 2010).

Menurut Dauda dkk (2016), burung merupakan salah satu hewan yang mudah

beradaptasi pada lingkungan, sehingga seringkali burung dijadikan sebagai

bioindikator alami pada tingkat kualitas dan kuantitas lingkungan, semakin

beragam spesies burung yang ditemukan pada suatu wilayah maka akan

menunjukan kualitas lingkungan tersebut dalam keadaan baik. Hal tersebut

muncul apabila habitat yang kondisinya baik dan di dalamnya mengandung

bermacam-macam sumber pakan, memungkinan memiliki jenis burung yang

banyak (Widodo, 2009).

8

Burung merupakan kelompok satwa liar yang paling merata penyebarannya,

yang disebabkan karena kemampuan terbang yang dimilikinya (Purnomo dkk.,

2009).Burung adalah salah satu jenis satwaliar yang banyak dimanfaatkan

oleh manusia sebagai bahan makanan, binatang peliharaan, pemenuhan

kebutuhan ekonomi, dan estetika. Manfaat burung bagi manusia baik secara

langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap kelestarian spesies

burung (Darmawan, 2006). Burung sendiri merupakan plasma nutfah dari

jenis hewan vertebrata yang memiliki ruang huni cukup baik dan memiliki

jumlah paling banyak di antara hewan vertebrata lainnya. Jumlah jenis burung

yang hidup saat ini masih menjadi perdebatan, namun menurut persetujuan

pada tahun 1975, ada sejumlah 9.016 jenis burung terdapat di seluruh dunia.

Dan ahli ornithology mengklasifikasikannya dalam 158 suku (Mackinnon

dkk., 2010). Burung sebagai satwa liar yang hidup di alam dan mempunyai

peranan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan contohnya sebagai

pengontrol hama, pemencar biji dan sebagai pollinator. Lingkungan yang

dianggap sesuai sebagai habitat bagi burung akan menyediakan makanan,

tempat berlindung maupun tempat berbiak yang sesuai bagi burung

(McKilligan, 2005).

Burung mempunyai peranan cukup besar dalam ekosistem. Seperti pada

ekosistem hutan, beberapa burung mengambil makanan terutama dari

tanaman, hewan kecil seperti serangga atau cacing tanah. Burung dapat

digunakan sebagai pengendali serangga dan hama, membantu proses

penyerbukan, sumber plasma nuftah, sebagai objek penelitian, pendidikan dan

9

rekreasi. Burung memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan

alam. Selain menjadi bagian penting dari jaring makanan, burung memainkan

peran lain dalam ekosistem (Aulia, 2016).

Burung merupakan salah satu diantara lima kelas hewan bertulang belakang,

berdarah panas, dan berkembang biak dengan bertelur, sisik berubah menjadi

bulu. Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk

terbang (Rohadi dan Harianto, 2011).

Klasifikasi ilmiah burung menurut (Rohadi dan Harianto, 2011) adalah

sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Aves

2. Habitat Burung

Habitat merupakan salah satu komponen penting bagi hewan dalam siklus

kehidupan (Mahendra, 2005). Keanekaragaman jenis burung dipengaruhi oleh

keanekaragaman tipe habitat seperti faktor struktur habitat dan ketersediaan

pakan. Secara umum, habitat burung dapat dibedakan atas habitat di darat, air

tawar dan laut, serta dapat dibagi lagi menurut tanamannya seperti hutan lebat,

semak maupun rerumputan (Rusmendro, 2004). Istilah habitat dapat juga

dipakai untuk menunjukan tempat tumbuh sekelompok organisme dari

berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas (Rososoedarmo dkk.,

10

2008). Sebagai tempat yang mempengaruhi organisme untuk bertahan hidup

dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen yang mendukung seperti

tempat bernaung, sumber pakan, melakukan perkembangbiakan atau

bersarang, berkicau, bertengger, dan lainnya. Pengaruh tersebut dapat terjadi

secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara singkat habitat

dipengaruhi oleh faktor fisik dan biologis yang dihubungkan oleh vegetasi.

Habitat yang rusak akibat adanya perubahan merupakan salah satu tantangan

lingkungan global yang harus dihadapi untuk kebutuhan studi biodiversitas

(Dauda dkk, 2016). Tindakan–tindakan nyata yang perlu dilakukan untuk

mengantisipasi terhadap peningkatan ataupun penurunan kualitas dan

kuantitas populasi satwa liar yaitu berupa tindakan pelestarian dan kegiatan

inventarisasi atau pengukuran tingkat keanekaragaman dan populasi burung.

Indonesia memiliki tipe habitat yang bervariasi untuk burung, dimana habitat

tersebut sangat mendukung keberadaan komunitas burung yang beragam

(Mahendra, 2005). Sebagai salah satu komponen ekosistem,burung memiliki

hubungan timbal balik dengan lingkungannya. Keberadaan jenis burung yang

menempati suatu habitat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari segala sisi.

Tidak menutup kemungkinan bahwa hutan memiliki populasi jenis burung

yang lebih tinggi dibandingkan dengan habitat lain. Dan sebagai satwa dengan

mobilitas tinggi dan dinamis, burung dapat dengan cepat merespon perubahan

ekosistem yang terjadi dilingkungannya (Weller, 2004).

11

Tipe habitat utama pada jenis burung sangat berhubungan dengan kebutuhan

hidup dan aktivitas hariannya. Tipe burung terdiri dari tipe burung hutan

(forest birds), burung hutan kayu terbuka (open woodland birds), burung

lahan budidaya (cultivated birds), burung pekarangan rumah (rural area

birds), burung pemangsa (raptor birds) dan burung air atau perairan (water

birds) (Kurnia, 2003). Menurut Purwanto (2002), adanya variasi tipe habitat

seperti hutan hujan rendah, hutan mangrove, hutan karangas, hutan rawa,

hutan musim, savana dan lain-lain turut mendukung keberadaan komunitas

burung yang beragam dan memiliki keendemikan yang tinggi. Secara

fungsional, seluruh komponen habitat di atas menyediakan pakan, air dan

tempat berlindung bagi satwa liar burung. Jumlah dan kualitas ketiga sumber

daya fungsional tersebut akan membatasi kemampuan habitat untuk

mendukung populasi satwa liar. Komponen fisik habitat (iklim, topografi,

tanah dan air) akan menentukan kondisi fisik habitat yang merupakan faktor

pembatas bagi ketersediaan komponen biotik di habitat tersebut (Irwanto,

2006).

Menurut Alikodra (2002), salah satu tipe ekosistem yang digunakan oleh

burung adalah hutan tanaman yang merupakan bentuk habitat baru yang

berbeda dengan kondisi sebelumnya. Hutan tanaman hanya berupa tegakan

vegetasi tanaman sejenis (monokultur), dan adanya dominasi campur tangan

manusia di dalamnya menyebabkan keadaan tingkat keragaman jenis yang

rendah dan ketidakseimbangan keadaan faktor-faktor lingkungan di hutan

tanaman. Pada suatu kondisi lingkungan yang berubah dapat mengakibatkan

12

perubahan pada kondisi ekologis (Nandika, 2005). Terdapat jenis burung yang

bahkan memerlukan lebih dari satu tipe habitat dalam hidupnya. Habitat

kemudian akan menjadi penentu kualitas pada organism. Jika habitat tertentu

memiliki kualitas yang tinggi, maka akan menghasilkan kehidupan organisme

yang berkualitas tinggi (Alikodra, 2002).

Menurut Syamal (2017), faktor yang mempengaruhi seleksi habitat dibedakan

atas faktor dalam dan faktor luar tubuh satwa. Faktor-faktor dalam tubuh

satwa meliputi sifat-sifat yang diturunkan dan perilaku satwa yang dipelajari

dari kebutuhan satwa akan suatu kebutuhan tertentu. Faktor lainnya berupa

kenyamanan (suitability) tempat yang berkaitan dengan ada atau tidaknya

predator dan kompetitor di tempat tersebut. Setiap jenis burung mempunyai

luas penyebaran yang berbeda-beda pada setiap jenis. Beberapa jenis

menempati teritori yang kecil serta tetap dan lambat berpencar untuk

menempati daerah baru. Jenis lain mempunyai ruang lingkup pergerakan yang

lebih luas.

Faktor-faktor yang menentukan luas penyebaran suatu jenis burung adalah

sebagai berikut.

1. Keberadaan habitat yang sesuai.

2. Keberadaan faktor penghalang yang mencegah keluarnya burung dari suatu

daerah.

3. Ketersediaan sumber daya yang bersifat kritis seperti tipe makanan spesifik.

4. Interaksi kompetitif dengan suatu jenis yang memiliki hubungan dekat atau

13

dengan jenis yang sama secara ekologis.

5. Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi tekanan fisiologis.

6. Kemampuan suatu daerah untuk menampung daerah jelajah suatu individu

atau mendukung populasinya.

7. Kesempatan.

8. Sejarah.

3. Pakan Burung

Salah satu fungsi dari paruh burung adalah untuk makan. Paruh tersebut yang

menjadikan burung berbeda dengan hewan lain. Terdapat berbagai macam tipe

paruh burung yang disesuaikan dengan jenis pakannya.

Berdasarkan jenis pakannya, burung dapat dikelompokkan sebagai berikut

(Mahendra, 2005) :

a. Burung pemakan serangga disebut Insectivorous

b. Burung pemakan biji-bijian dan buah-buahan disebut Frugivorous

c. Burung pemakan biji rerumputan disebut Graminivorous

d. Burung pemakan ikan disebut Piscivorous

e. Burung pemakan segala disebut Omnivorous

f. Burung penghisap madu disebut Nectarivorous, dan

g. Burung pemangsa yang memakan hewan lain disebut Carnivorous.

Ketersediaan pakan bagi burung merupakan faktor penentu populasinya. Jika

jumlah pakan sebagai sumber hidup berkurang maka akan mengakibatkan

14

jumlah individu dalam suatu habitat menurun. Burung akan lebih memilih

mencari habitat baru yang memiliki cukup banyak ketersediaan pakannya

untuk kelangsungan hidup dan jenisnya. Menurut Mahendra (2005), dalam

ekosistem, burung dan jenis pakan yang beragam memiliki peranan penting.

Sebagai contoh adalah adanya hubungan timbal balik atau dapat dikatakan

sebagai simbiosis mutulisme antara burung dengan jenis pakannya nampak

pada burung penghisap madu, dimana selain mendapatkan makanan berupa

madu burung tersebut juga berperan dalam membantu proses penyerbukan

bunga.

B. Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman merupakan hal yang paling penting dalam mempelajari

suatu komunitas baik tumbuhan maupun hewan. Keanekaragaman jenis

(species diversity) merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan menarik

dalam ekologi, baik teori maupun terapan. Tingginya keanekaragaman hayati

hidupan liar lainnya menjadikan burung sebagai cerminan yang mudah

terpengaruh keberadaannya akibat alih guna lahan hutan (Ayat, 2011).

Menurut Hidayat (2016), jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah

penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila

komunitas menjadi makin stabil. Gangguan parah menyebabkan penurunan

yang nyata dalam keragaman. Pada tingkat yang paling sederhana,

keanekaragaman spesies didefinisikan sebagai jumlah spesies yang ditemukan

dalam komunitas (Primack dkk., 2012). Keanekaragaman dibedakan atas tiga

15

ukuran meliputi kekayaan jenis (species richness), keanekaragaman jenis

(diversity), dan kemerataan jenis (evenness).

Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang diakui memiliki kekayaan alam

yang melimpah. Kekayaan alam tersebut dapat dilihat dan dinikmati dengan

adanya berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Dimana jumlah tumbuhan pada

suatu wilayah akan mempengaruhi jumlah hewan yang ada. Variasi hewan

pun akan terlihat dari banyak atau sedikitnya tumbuhan sebagai sumber

kehidupan. Burung merupakan salah satu hewan yang menunjukkan

variasinya berdasarkan tumbuhan, karena burung adalah hewan yang

hidupnya sangat bergantung pada tumbuhan.

Menurut Defriyoza (2006), keanekaragaman jenis burung akan berbeda dari

satu tempat dan tempat lain, tergantung pada kondisi lingkungan dan faktor

keragaman konfigurasi serta ketinggian pohon. Hutan yang memiliki ukuran

pohon dan bentuk yang berbeda-beda dari satu jenis pohon akan memiliki

keanekaragaman jenis burung lebih tinggi daripada tegakan pohon dari jenis

yang berbeda namun memiliki struktur bentuk yang seragam.

Pengaruh keanekaragaman jenis burung pada berbagai tipe habitat dipengaruhi

oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Waktu Aktifitas

Ditinjau dari waktu aktivitasnya, burung lebih aktif pada waktu pagi hari dan

sore hari dibanding pada siang hari. Hal ini menunjukkan bahwa waktu

16

aktivitas burung juga merupakan salah satu penyebab adanya perbedaan

keanekaragaman jenis burung (Rahmawaty, 2006).

2. Stratifikasi Hutan

Keanekaragaman jenis burung dapat dilihat dari strata penggunaan hutan,

yaitu bagian tanah/ permukaan tanah merupakan bagian dari strata bawah (0-

10 m), strata tengah bagian kanopi hutan (11-20 m) dan strata atas (> 21 m).

Strata tengah bagian kanopi merupakan tempat yang sangat ideal bagi banyak

jeis burung untuk mencari makan, bermain dan beristirahat.

3. Ketersediaan Makanan Utama Bagi Burung

Perbedaan keanekaragaman jenis burung pada setiap habitat sangat

dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan makanan bagi burung. Semakin tinggi

tingkat ketersediaan makanan maka semakin tinggi pula keanekaragaman jenis

burungnya.

4. Tipe Habitat

Hutan yang luas dan relatif jauh dari gangguan aktivitas manusia merupakan

habitat yang sesuai bagi burung. Sehingga keanekaragam jenis burungnya

lebih tinggi (Widodo, 2006).

Kehadiran suatu burung pada suatu habitat merupakan hasil pemilihan karena

habitat tersebut sesui untuk kehidupannya. Pemilihan habitat ini akan

menentukan burung pada lingkungan tertentu (Partasismita, 2003; Rohadi dkk,

2011; Pergola dan Dewi, 2013). Keanekaragaman jenis burung berbeda dari

suatu tempat ke tempat lainnya, hal ini tergantung pada kondisi lingkungan

dan faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi.antara

17

lain saling berkaitan yang menentukan naik turunnya keanekaragaman jenis

suatu komunitas yaitu: waktu, heterogenitas, ruang, persaingan, pemangsaan,

dan kestabilan lingkungan dan produktivitas (Syafrudin, 2011).

Nilai penting yang dapat dijadikan tolak ukur suatu peran dan fungsi

burung di dalam suatu kawasan diantaranya berupa struktur morfologis

burung. Secara umum beberapa struktur morfologis seperti lapisan bulu

memiliki peranan penting untuk pengenalan berbagai spesies, menunjang

perilaku dan penampilan yang agresif maupun di dalam pola breeding

interaction. Selain itu, spesialisasi pilihan makanan oleh berbagai spesies juga

dapat dijadikan acuan untuk penggolongan, beberapa adaptasi pada kebiasaan

makanan dapat berpengaruh pada struktur morfologis terutama pada bentuk

paruh dan tungkai. Faktor yang mendukung suatu persebaran dan kemampuan

bertahan suatu jenis burung pada satu area diantaranya adalah variasi karakter

morfologi yang secara umum terdapat pada variasi ukuran, lapisan bulu,

bentuk paruh, bentuk tungkai. Karakter morfologis tersebut memiliki relevansi

dengan proses fisiologis, tingkah laku maupun fungsi ekologis tiap spesies

pada suatu habitat (Shiu dkk., 2005).

C. Ancaman Terhadap Keanekaragaman Jenis Burung

Karakteristik merupakan ciri khas yang menarik dari suatu organisme. Burung

salah satu organisme yang memiliki karakteristik menarik, seperti warna bulu

yang indah, suara kicauannya, dan perilaku yang atraktif, bahkan dapat

dijadikan sebagai sumber petunjuk. Dengan karakteristik tersebut, banyak

18

masyarakat yang memburu burung baik untuk dipelihara maupun dijadikan

sebagai sumber penghasilan. Kondisi inilah yang menyebabkan kelestarian

populasi burung semakin berkurang hingga terdapat beberapa spesies atau

individu yang terancam punah. Terdapat dua bentuk ancaman atau gangguan

pada burung. Gangguan langsung terhadap burung yaitu dengan membunuh

burung untuk bahan makanan, bulu, minyak, olahraga berburu. Gangguan

tidak langsung adalah perubahan atau modifikasi lingkungan alami oleh

manusia menjadi lahan pertanian, kebun, perkotaan, jalan raya, dan industri

(Utama dkk., 2011).

D. Upaya Konservasi Burung

Upaya konservasi satwa liar meliputi dua hal penting yang harus mendapat

perhatian yaitu pemanfaatan yang hati-hati dan pemanfaatan yang harmonis.

Pemanfaatan yang hati-hati berarti mencegah terjadinya penurunan

produktivitas, bahkan menghindarkan sama sekali terjadinya kepunahan

spesies (Hidayat, 2016). Pemanfaatan yang harmonis, berarti

mempertimbangkan dan memperhitungkan kepentingan 10 kepentingan lain,

sehingga terjadi keselarasan dan keserasian dengan seluruh kegiatan baik

local, regional maupun nasional bahkan dalam kaitannya dengan kepentingan

konservasi satwa liar secara internasional (Alikodra, 2002).

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis

tumbuhan dan satwa liar ini mengatur hal yang terkait dengan pemanfaatan

satwa yaitu :

19

1. Pengkajian, penelitian dan pengembangan.

2. Penangkaran.

3. Perdagangan.

4. Peragaan jenis tumbuhan dan satwa liar dapat berupa koleksi hidup/koleksi

mati termasuk bagian-bagiannya.

5. Pertukaran jenis tumbuhan dan satwa liar dilakukan dengan tujuan untuk

mempertahankan atau meningkatkan populasi, memperkaya keanekaragaman

jenis, penelitian dan ilmu pengetahuan.

6. Budidaya tanaman obat-obatan.

7. Pemeliharaan untuk kesenangan.

8. Pengiriman atau pengangkutan tumbuhan dan satwa liar.

9. Daftar klasifikasi dan kuota.

CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild

Fauna and Flora) adalah kesepakatan internasional antar negara dalam

perdagangan flora dan fauna dan bagian-bagiannya secara internasional.

Tujuan kesepakatan internasional ini adalah untuk menjamin bahwa

perdagangan burung secara internasional tidak akan mengancam kelestarian

jenis-jenis burung yang diperdagangkan (CITES, 2012).

E. Sejarah Lokasi Penelitian

Perguruan tinggi menjadi salah satu faktor pendukung pelaksanaan

pembangunan nasional pada bidang pendidikan masyarakat yang berfungsi

dalam pengembangan, pemberdayaan dan penunjang wawasan ilmu

20

pengetahuan yang dilengkapi dengan saran dan prasarana untuk kebutuhan

umum.

Universitas Lampung (Unila) merupakan universitas negeri pertama dan tertua

di Provinsi Lampung, Indonesia. Universitas Lampung berada di jalan Prof.

DR. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Rajabasa, Kota Bandar

Lampung, Lampung. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP menetapkan

berdirinya Unila pada 23 September 1965. Usaha untuk mendirikan perguruan

tinggi di daerah Keresidenan Lampung timbul dari dua panitia yang lahir

tahun 1959, yaitu panitia pendirian dan perluasan sekolah lanjutan (P3SL) di

Tanjungkarang, yang diketuai oleh Zainal Abidin Pagar Alam dan

sekretarisnya Tjan Djiit Soe, serta Panitia Persiapan Pembentukan Yayasan

Perguruan Tinggi Lampung (P3YPTL) yang dibentuk di Jakarta pada tanggal

20 Agustus 1959 dengan Ketua Nadirsjah Zaini, M.A. dan Sekretaris Hilman

Hadikusuma. Pada tanggal 19 Januari 1960 P3SL mengadakan musyawarah

dengan tokoh-tokoh masyarakat Lampung untuk mempersiapkan berdirinya

suatu perguruan tinggi. Kemudian P3SL diubah namanya menjadi Panitia

Pendirian Perluasan Sekolah Lanjutan Dan Fakultas (P3SLF) dengan Ketua

Zainal Abidin Pagar Alam dan Sekretaris Tjan Djiit Soe

(www.unila.ac.id/sejarah-universitas-lampung).

Kini Universitas Lampung memiliki 9 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan

Bisnis (FEB), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Sosial

21

dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA), dan Fakultas Kedokteran (FK) dengan satu fakultas pascasarjana.

F. Metode Inventarisasi

Inventarisasi adalah kegiatan dalam melaksanakan pengumpulan, pencatatan,

atau pendataan. Tujuan umum dari inventarisasi dilakukan dalam rangka

usaha untuk memberikan data dan informasi yang dijadikan sebagai bahan

atau pedoman dalam menentukan kebijakan (Rakhmalianni, 2012).

Inventarisasi burung dapat dilakukan dengan perhitungan burung secara

melihat langsung objeknya, sehingga diperlukan pengetahuan dan pengenalan

jenis-jenis satwa liar dengan tanda beda yang dimiliki, baik bentuk, ukuran,

warna dan lainnya (Alikodra, 1979). Metode survei burung pada prinsipnya

sama dengan metode survei mamalia, diantaranya yaitu sebagai berikut:

a. Transek garis (line transek)

b. Metode perhitungan terkonsentrasi(concentration count) (Bismark 2011),

metode terkonsentrasi dilakukan pada tempat di mana burung biasa

melakukan aktivitas.

c. Metode sigi dan pemasangan jala kabut, terutama untuk jenis burung yang

sangat sensitif terhadap kehadiran manusia (Partasasmita dkk., 2009).

d. Metode pengambilan data dengan menggunakan metode MacKinnon

(metode daftar jenis burung) yaitu dengan cara mendaftar suatu jenis

burung dengan menggunakan daftar jenis (Mackinnon dkk., 2010).

e. Metode Timed Jenis Count (TSC), pendataan dilakukan dalam 6 kali

survei setiap interval waktu 10 menit dalam satu jam dengan cara berjalan

22

lambat di lokasi yang diamati pada jalur pengamatan dengan mencacat

setiap jenis yang terlihat tanpa jumlah individu jenis tersebut.

f. Metode titik hitung (point count), metode ini merupakan metode yang

spesifik untuk melakukan survei kekayaan jenis burung di lokasi

penelitian diinventarisasi menggunakan metoda titik hitung (Bibby dkk.,

2000).

Metode Titik hitung dilakukan dengan berjalan pada suatu transek, memberi

tanda dan mencatat semua jenis burung yang ditemukan selama jangka waktu

yang telah ditentukan sebelumnya (10 menit), sebelum bergerak ke titik

selanjutnya. Transek titik berbeda dengan transek garis, dimana pengamat

berjalan di sepanjang garis transek dan berhenti pada titik-titik yang sudah

ditentukan, memberikan waktu bagi burung untuk diamati dan mencatat

semua burung yang terlihat dan terdengar pada waktu yang telah ditentukan

yang berkisar antara 2-20 menit (Bismark, 2011).

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di kampus Universitas Lampung yang

terletak di Jl. Prof. DR. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng,

Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Pengambilan data akan

dilaksanakan pada bulan Desember 2017 sampai Januari 2018.

Gambar 1. Peta Lokasi Kampus Universitas Lampung (Google Earth, 2017)

24

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah teropong binokuler

Nikon Trailblazer, Buku Panduan Lapangan “Identifikasi Burung-Burung di

Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan” MacKinnon dkk (2010), lembar

kerja (work sheet), alat tulis, kamera, perekam suara, dan jam tangan digital.

Binokuler merupakan alat bantu berupa teropong pembesaran yang digunakan

untuk melihat objek pengamatan (burung) yang kurang terjangkau oleh mata,

lembar kerja (work sheet) adalah lembar kerja yang digunakan untuk

mencatat hasil pengamatan dilapangan, jam tangan digital berguna untuk

mengetahui interval waktu dan batas waktu pengamatan, kamera digunakan

untuk mendokumentasikan hasil pengamatan dan Buku Panduan Lapangan

Identifikasi Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan

(MacKinnon dkk., 2010) sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi spesies

burung yang diamati. Bahan atau objek yang digunakan dalam penelitian ini

adalah burung-burung yang ada di kampus Universitas Lampung.

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Peta Jalur Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menelusuri jalur jelajah yang ditentukan.

Peta jalur pengamataan dapat dilihat pada Gambar 2.

25

Gambar 2. Lokasi jalur pengamatan

Keterangan :

- A : Jalur Pengamatan 1- B : Jalur Pengamatan 2- C : Jalur Pengamatan 3

Lokasi pengamatan jenis burung dibagi menjadi 3 jalur. Jalur A

merupakan jalur pengamatan 1 yang meliputi daerah jelajah dari Fakultas

Pertanian sampai rawa, jalur B adalah jalur pengamatan 2 yang meliputi

daerah jelajah dari Fakultas Kedokteran, Fakultas MIPA, Fakultas KIP

sampai Perpustakaan. Kemudian jalur C meliputi daerah jelajah dari

Fakultas KIP, Fakultas Hukum, Fakultas ISIP, Fakultas EB sampai

Fakultas Teknik.

26

2. Cara Kerja

Pengambilan data jenis burung dilakukan dengan menggunakan metode

survey yaitu menelusuri jalur jelajah yang dikombinasikan dengan metode

point count. Pengamatan dilakukan pada pagi hari pada pukul 05.30-08.30

WIB. Setiap jenis burung yang dijumpai dicatat dengan parameter yang

diamati jenis dan jumlah individu burung, kemudian diidentifikasi

menggunakan buku panduan lapangan identifikasi burung-burung di

Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan (MacKinnon dkk., 2010).

Identifikasi tersebut meliputi ukuran tubuh; warna tubuh bagian atas dan

bawah, sayap, kepala, dan ekor; bentuk dan ukuran paruh; serta ciri

khusus seperti corak warna, ada atau tidaknya kumis, dan lingkar mata.

Jenis burung yang ditemukan saat pengamatan, dicatat pada lembar kerja

yang berisi keterangan tempat pengamatan, keterangan waktu

pengamatan, keterangan kondisi cuaca saat pengamatan, dan tabel

pengamatan jenis burung yang teramati terdiri dari nomor, famili, nama

lokal burung, nama ilmiah burung, jumlah individu, dan keterangan.

Lembar pengamatan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Lembar pengamatan jenis burung di kampus Universitas

Lampung

No Famili NamaLokal

NamaIlmiah

∑Individu

Keterangan

1

23

Dst

27

Selain jenis dan jumlah burung, tanda-tanda keberadaan burung seperti

sarang dan suara juga dicatat. Jenis pohon yang menjadi tempat

beraktivitas burung seperti makan, bertengger atau istirahat juga dicatat

sebagai gambaran keberadaan burung dari pemanfaatan stratifikasi tajuk

pohon. Pembagian tajuk pohon dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Stratifikasi Pohon (Hasibuan dkk., 2017)

D. Analisis Data

1. Analisis Keanekaragaman Burung

Untuk menentukan kekayaan jenis burung digunakan indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener dengan rumus :

H` = ̵ pi ln pi ; pi = ni/N

Tajuk Atas

Tajuk Tengah

Tajuk Bawah

Semak danLantai hutan

28

Keterangan : H` = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

ni = Jumlah individu jenis ke-1

N = Jumlah individu seluruh jenis (Magurran, 2004).

Kekayaan jenis burung dapat dilihat beragam jika dinyatakan dalam nilai

indeks keanekaragaman jenis burung. Magurran (2004) menyatakan

bahwa indeks keanekaragaman jenis burung berkisar antara 1,5 – 3,5. Jika

nilai indeks keanekaragaman jenis burung < 1,5 menunjukkan bahwa

indeks keanekaragaman jenis burung dalam keadaan rendah. Nilai indeks

yang berkisar antara 1,5 – 3,5 menunjukkan indeks keanekaragaman jenis

burung dalam keadaan sedang dan jika nilai indeks keanekaragaman jenis

burung > 3,5 maka dapat dinyatakan bahwa indeks keanekaragaman jenis

burung dalam keadaan tinggi.

2. Analisis Hutchinson

Data yang diperoleh pada hasil pengamatan dianalisis dengan uji

Hutchinson. Data akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram

kemudian dijelaskan secara deskriptif yaitu penjelasan dan penguraian

dari data yang didapatkan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kampus Universitas

Lampung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) dalam kategori sedang

dengan 26 jenis burung dari 17 famili ditemukan.

2. Aktivitas manusia, kondisi cuaca, pohon berbuah, dan alih fungsi lahan

berpengaruh terhadap jumlah dan jenis burung yang ditemukan.

3. Burung cekakak belukar (Halcyon smyrnensis ), cekakak sungai

(Halcyon chloris), raja udang meninting (Alcedo meninting) dari famili

Alcedinidae dan burung madu sriganti (Cinnyris jugularis) dari famili

Nectariniidae yang dilindungi menurut PP No 7 Tahun 1999.

B. Saran

Kebijakan pengelolaan lahan dalam menunjang keberhasilan pendidikan

harus disertai dengan hubungan timbal balik dengan pelestarian lingkungan.

Untuk itu perlu diadakan penanaman pohon dan pengelolaan lahan secara

bijak sebagai upaya dalam menjaga dan meningkatkan keanekaragaman jenis

burung di kampus Universitas Lampung.

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H. S. 1979. Dasar-Dasar Pembinaan Margasatwa. Institut PertanianBogor Fakultas Kehutanan. Bogor.

Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Buku. Institut PertanianBogor. Bogor. 363 p.

Anugrah, K. D., A. Setiawan, dan J. Master. 2017. Keanekaragaman SpesiesBurung di Hutan Lindung Register 25 Pematang TanggangKabupaten Tanggamus, Lampung. Jurnal Sylva Lestari. Vol.5 : 105 –116.

Aulia, C. 2016. Peranan Burung Bagi Manusia dan Ekosistem. Www.Sridianti.com. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2017.

Ayat, A. 2011. Panduan Lapangan Burung-burung Agroforest di Sumatera.Bogor: ICRAF Asia Tenggara.

Bibby, C., M. Jones, dan S. Marsden., 2000. Teknik-Teknik Ekspedisi LapanganSurvei Burung.Birdlife International-Indonesia Programme. Bogor.

Bismark, M. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP) Untuk Survei KeragamanJenis Pada Kawasan Konservasi. Litbang Kehutanan Kemenhut,Bogor.

CITES. 2012. Daftar Apendiks CITES. https://cites.org/eng/app/2012/E-20120403.pdf. Diakses Tanggal 27 Oktober 2017.

CITES. 2017. Daftar Apendiks CITES. http://cites.org/sites/eng/app/2017/E-Appendices-20170404.pdf. Diakses Tanggal 03 Februari 2018.

Darmawan, M. P. 2006. Keanekaragaman jenis burung pada beberapa tipehabitat di Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur. Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor. 138 p.

59

Dauda, T. O., M. B. Hafiz dan M. S. S. Anuar. 2016. Birds’ species diversitymeasurement of Uchali Wetland (Ramsar Site) Pakistan. Journal ofAsia-Pacific Biodiversity. 100(2016):1—9.

Defriyoza. 2006. Dampak Perkebunan Kelapa Sawit terhadap KeanekaragamanJenis Burung di Areal Perkebunan PT. Ramajaya Pramukti.Kabupaten Dati II Kampar, Propinsi Dati I Riau. Skripsi. FakultasKehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Departemen Kehutanan. 2002. Hutan Penelitian Dramaga. Pusat Litbang danKonservasi Alam. Bogor.

Dewi, T. S. 2005. Kajian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai TipeLanskap Hutan Tanaman Pinus (Studi Kasus: Daerah Aliran SungaiCiliwung Hulu). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 92 p.

Desmawati, I. 2010. Studi Distribusi Jenis-Jenis Burung Dilindungi Perundang-Undangan Indonesia di Kawasan Wonorejo, Surabaya. Skripsi.InstitutTeknologi Sepuluh November. Surabaya. 128 p.

Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna. 1989. Burung. Buku. PT. Intermasa. Jakarta.258p.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Buku. Bumi Aksara. Jakarta.198 p.

Hamzati, N. S., dan Aunurohim. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung diBeberapa Tipe Habitat di Bentang Alam Mbeling Bagian Barat,Flores. Institut Sepuluh November (ITS). Surabaya.

Hasibuan, R. S., At, Mulyadi., I. A. Majid. 2017. Keanekaragaman Jenis BurungDi Resort Tapos Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. SeminarNasional dan Gelar Produk. Universitas Nusa Bangsa. Bogor.

Hidayat, A. 2016. Analisis Keanekaragaman Jenis Burung Air Di Divisi I DanDivisi II PT Gunung Madu Plantation Kabupaten Lampung TengahProvinsi Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung. BandarLampung.

IUCN. 2012. The IUCN Red List Categories and Criteria. Version 3.1.http://www.iucnredlist.org/. Diakses 03 Februari 2018.

IUCN. 2017. The IUCN Red List of Threatened Species.www.iucnredlist.org/201703. Diakses 03 Februari 2018.

60

Irwanto. 2006. Perencanaan Perbaikan Habitat Satwa Liar Burung PascaBencana Alam Gunung Meletus. Diunduh dari www.irwantoshut.co.idtanggal 25 September 2017.

Jarulis. 2007. Pemanfaatan Ruang Secara Vertikal oleh Burung di Hutan KampusKandang Limun Universitas Bengkulu. Jurnal Gradien. 3(1) : 237-242.

Julyanto. 2016. Studi Populasi Burung Famili Ardeidae Di Rawa Pacing DesaKibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten TulangBawang Provinsi Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. BandarLampung.

Kurnia, I. 2003. Studi Keanekaragaman Jenis Burung untuk PengembanganWisata Birdwatching di Kampus IPB Darmaga. Skripsi. InstitutPertanian Bogor. Bogor. 137p.

MacKinnon, J., K. Philipps, dan B. Van Balen. 2010. Seri Panduan LapanganBurung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.LIPI.Bogor.

Magurran A. 2004. Ecological Diversity and its Measurent. Croom HelmedLimited. London (GB).

Mahendra, A. 2005. Inventarisasi Jenis Burung Di Kawasan Hutan SekitarWaduk Batutegi Kabupaten Tanggamus Lampung. Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Mckilligan, N. 2005. Herons, Egrets And Bitterns Their Biology AndConservation In Australia. Buku. CSIRO Publishing. Australia. 133 p.

Murdiono. 2002. Identifikasi Jenis Vegetasi Penghijauan Kota di BandarLampung. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung.Hlm 6 – 10.

Nandika, D. 2005. Hutan Bagi Ketahanan Nasional. Buku. UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Solo. 131 p.

Pamungkas, R dan B. S. Dewi. 2014. Keanekaragaman Jenis Burung Di KawasanBudidaya Desa Fajar Baru Kecamatan Pagelaran Utara KabupatenPringsewu. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 77p.

Partasasmita, R.2003. Ekologi Burung Pemakan Buah dan Peranannya sebagaiPenyebar Biji. Makalah Falsafah Sains. Program PascaSarjanaInstitut Pertanian Bogor. Bogor. 35p.

61

Partasasmita, R., A. Mardiastuti, D.D. Solihin, R. Widjajakusuma, S. N. Prijono,K. Ueda. 2009. Komunitas Burung Pemakan Buah di HabitatSuksesi.Biosfera 26 (2)

Peraturan Perundang-Undangan. 1999. Lampiran Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia nomor 7 tahun 1999. Biro Peraturan Perundang-Undangan.Jakarta. 16 hlm.

Pergola B, S. B. Dewi, A. R. Surya, Suprianto 2013 Keanekaragaman SpesiesBurung di Lahan Basah Rawa Bujung Raman di Desa Bujung DewaKecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat. SeminarNasional Sains & Teknologi V Lembaga Penelitian UniversitasLampung

Pratiwi, A. 2005. Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi WilayahII Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis. LaporanKegiatan Pengendalian Ekosistem Hutan, Taman Nasional Baluran.Jawa Timur. 12 hlm.

Purnomo, H, J. Hery, B. N. Rully, P. Teguh dan S. Dera, 2009. Hubungan AntaraStruktur Komunitas Burung Dengan Vegetasi Di Taman NasionalBukit Baka Bukit Raya. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutandan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Purwanto. 2002. Studi Keanekaragaman Jenis Burung Di Areal Kelapa SawitPTPN VII Bekri Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten LampungTengah. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung. 64p.

Primack, R. B., J. Supriatna, M. Indrawan dan P. Kramadibrata. 2012.Biologi Konservasi Edisi ke-3. Buku. Yayasan Obor. Jakarta. 626 p.

Purwanto. 2004. Studi Keanekaragaman Jenis Burung di Areal PerkebunanKelapa Sawit PTPN VII Bekri Kecamatan Gunung Sugih LampungTengah. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Puspayadi, I., B. Nurdjali, E. Thamrin. 2017. Studi Keanekaragaman JenisBurung Diurnal Di Dalam dan Di Sekitar Kawasan Objek WisataAlam Pantai Pulau Datok Kabupaten Kayong Utara KalimantanBarat. Jurnal Hutan Lestari. Vol. 5 : 95—103.

Rahmawaty,2006. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Habitat Terbuka danTertutup di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser ProvinsiSumatera Utara. Penelitian. Universitas Sumatera Utara. Medan

Rohadi, D. 2011. Keanekaragaman Jenis Burung di Rawa Universitas Lampung.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 129 p.

62

Rusmendro, H. 2004. Bahan Kuliah Ornithology. Buku. Universitas Nasional.Jakarta. 122 p.

Rusmendro, H. 2009. Perbandingan keanekaragaman burung pada pagi dan sorehari di empat tipe habitat di wilayah Pangandaran Jawa barat[Jurnal]. Vis Vitalis 2 (1) : 8-16

Rusmendro, H., A. Ruskomalasari, H. Khadafi, B. Prayoga, dan Apriyanti. 2009.Keberadaan jenis burung pada lima stasiun pengamatan di sepanjangDaerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Jurnal Penelitian. UniversitasNasional VIS VITALIS. Vol 2 (2): 50--64 p.

Sabaruddin, Defriyoza, dan Y. Oktorini. 2017. Keanekaragaman Jenis Burung DiHutan Larangan Adat Kenegrian Rumbio Kecamatan KamparKabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Penelitian. UniversitasRiau JOM FAPERTA UR. Vol. 4(2)

Shiu, J. H., T.S. Ding, E. J. Sheu. 2005. Morphological Characters of BirdSpecies in Taiwan. Taiwania 50 (2) : 80-92.

Sukmantoro W., M. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp, dan M.Muchtar. 2007. Daftar Burung Indonesia no.2. IndonesianOrnithologists’ Union. Bogor

Syafrudin, D. 2011. Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa TipeHabitat di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), TamanNasional Bukit Barisan Selatan Lampung. Skripsi. Institut PertanianBogor. Bogor. 67 p.

Syamal, F.S. 2017. Studi Populasi Burung Bangau Bluwok (Mycteria cinerea) DiRawa Pacing Desa Kibang Pacing Kecamatan MenggalaTimur Kabupaten Tulang Bawang. Skripsi. Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Tebisi Y. 2013. Keanekaragaman Jenis Burung di Taman Nasional Lore Lindu(Studi Kasus Desa Bobo) Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. FakultasKehutanan Universitas Tadulako. Skripsi. (Tidak dipublikasikan).

Utama, M. T., B. S. Dewi dan A. Darmawan. 2011. Keanekaragaman JenisBurung di Beberapa Tipe Lahan Mangrove Desa Sungai BurungKecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang. Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung. 62p.

63

Vallecillo, S., J. Maes., C. Polce dan C. Lavalle.,2016. A habitat quality indicatorfor common birds in Europe based on species distribution models.Journal Ecological Indicators. 69(2016):488—499.

Weller, W. M. 2004. Wetland Birds Habitat Resources and ConservationImplications. The Press Syndicate of The University of Cambridge.United Kingdom.

Widodo, W. 2009. Komparasi keragaman jenis burung-burung di TamanNasional Baluran dan Alas Purwo pada beberapa tipe habitat. JurnalBerkalaPenelitian Hayati. (14):113-124 hlm.

Wisnubudi, G. 2009. Penggunaan Strata Vegetasi olen Burung di KawasanWisata Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Jurnal Vis Vitalis.2(2) : 41-49.