Studi kasus peserta didik

27
STUDI KASUS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK TENTANG PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDIAM Oleh: Nama : YOLA GUSTIA SARI NPM : 121000484205033 Dosen Pembimbing : DARMANELA EKA WATI S.Pd,M.Pd \ 1

description

 

Transcript of Studi kasus peserta didik

Page 1: Studi kasus peserta didik

STUDI KASUS

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TENTANG

PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDIAM

Oleh:

Nama : YOLA GUSTIA SARI

NPM : 121000484205033

Dosen Pembimbing :

DARMANELA EKA WATI S.Pd,M.Pd

\

PROGRAM STUDI BIOLOGIPENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

SOLOK2013

1

Page 2: Studi kasus peserta didik

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan

kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi kasus yang bejudul “PENYESUAIAN DIRI

ANAK PENDIAM” guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik pada

program Strata Satu Jurusan Pendidikan Biologi di Universitas Mahaputra Muhammad

Yamin.

Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada ibuk Darmanela Eka Wati S.Pd,M.Pd selaku

dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan studi kasus ini.

Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh

karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Solok, 17 Juni 2013

Penulis,

i

Page 3: Studi kasus peserta didik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Tujuan.................................................................................................... 2

1.3 Manfaat.................................................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORITIS.................................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................... 5

3.1  Karakteristik Penyesuaian Diri............................................................ 5

3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak Pendiam dan Susah Bersosialisasi. 5

3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Baik............ 7

BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 14

4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 14

4.2 Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Studi kasus peserta didik

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Seorang ahli

bernama Schneiders mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses mental

dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri sesuai dengan

keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri dan dapat diterima oleh lingkungannya.

Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejumlah hal yang

telah di pelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan

hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat

di sekolah dan diluar sekolah, ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat

dan sikap-sikap. Dengan pengalaman-pengalaman itu, secara berkesinambungan terbentuklah

seorang pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan menjadi seorang pribadi tertentu

dimasa mendatang.

Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak

mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan

oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian

yang baik atau yang salah.

Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organism yang aktif. Ia aktif

dengan tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan

kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi peluang

kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya. Penyesuaian diri adalah suatu

proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki

kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri

dan lingkungannya.

Permasalaha-permasalahan penyesuaian diri pada remaja kebanyakan dipicu oleh

sikap orang tua. Misalnya saja ada sikap orang yang sering melakukan tindakan penolakan

terhadap anaknya, apa yang dilakukan anaknya merupakan hal yang salah, mungkin saja

orang tua semacam ini tidak menginginkan kehadiran anak tersebut (Zakiah Darajat : 1983).

Ada pula orang tua yang terlalu mengisolir anaknya untuk bergaul dengan orang lain,

hubungan orang tua yang retak, mengikuti tempat tinggal orang tua yang berpindah-pindah,

1

Page 5: Studi kasus peserta didik

penerapan disiplin yang berlebihan, kurangnya perhatian yang lebih, pergaulan bebas, frustasi

dalam menghadapi konflik yang berat dan masih banyak lagi permasalah-permasalahan

lainnya sehingga membuat anak itu terkadang mengambil proses penyesuaian diri ke arah

yang positif maupun ke arah yang negatif (salah).

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dari studi kasus ini adalah:

1.21 faktor-faktor yang menyebabkan anak pendiam susah besosialisasi?

1.22 permasalahan apa saja yang dihadapi si anak dalam bersosialisasi?

1.23 upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa menyesuaikan diri dengan

baik?

1.3 Manfaat

Manfaat dari peulisan ini adalah:

1.31 untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak susah besosialisasi?

1.32 untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi si anak dalam bersosialisasi?

1.23 untuk mengetahui upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa

menyesuaikan diri dengan baik?

2

Page 6: Studi kasus peserta didik

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Penyesuaian diri adalah suatu proses yang dihadapi individu dalam mengenal

lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri

merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk

mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat.Menurut Callhoun dan Acocella (dalam

Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinue

dengan diri individu sendiri, orang lain dan dunia individu.

Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi

individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga

mempengaruhi kedua faktor lain.

Menurut Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut

pandang, yaitu:

1. Penyesuaian sebagai adaptasi

Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha

mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis, sehingga

ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang terabaikan.

2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas

Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas

terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat

tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku,

baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu selalu

diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam tertolak jika

perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan

Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan

mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan

dan frustasi tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai

kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan

kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.

3

Page 7: Studi kasus peserta didik

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah proses

dinamik dalam interaksi individu dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang

mencakup respon-respon mental dan perilaku untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan

internal, ketegangan, frustasi, konflik dan mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam

diri dengan tuntutan dari luar diri individu.

4

Page 8: Studi kasus peserta didik

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1  Karakteristik Penyesuaian Diri

Tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri. Hal itu

disebabkan adanya rintangan atau hambatan tertentu yang menyebabkan ia tidak mampu

melakukan peyesuaian diri secara optimal. Dalam hubungan dengan intangan-rintangan

tersebut, ada individu-individu yang mampu melakukan penyesuaian diri secara positif, tetapi

ada pula yang melakukan penyesuaian diri secara tidak tepat.

1. Penyesuaian Diri yang Positif

Individu yang tergolong mampu untuk melakukan penyesuaian diri secara positif

ditandai hal-hal sebagai berikut.

a. Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional yang berlebihan.

b. Tidk menunjukan adanya mekanisme pertahanan yang salah.

c.  Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi.

d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengerahan diri.

e.  Mampu belajar dari pengalaman.

f.   Bersikap realistik dan objektif.

Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk

berikut ini:

a.   Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung

Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala cara

akibatnya. Ia akan melakukan tindakan yang sesuaia dengan masalah yang

dihadapinya.

b.   Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)

Dalam situasi ini, individu mencari berbagai pengalaman untuk menghadapi dan

memecahkan masalah-masalahnya.

c.   Penyesuaian diri dengan trial dan error

Dalam cara ini, individu melakukan tindakan coba-coba, dalam arti kalau

menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan.

d.  Penyesuaian dengan subtitusi ( mencari pengganti)

5

Page 9: Studi kasus peserta didik

Apabila individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, ia dapat memperoleh

penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.

e.   Penyesuaian diri dengan belajar

Dengan belajar, indiidu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan untuk membantu penyesuaian dirinya.

f.   Penyesuaian diri dengan pengendalian diri

Penyesuaian diri akan lebih efektif jika disertai oleh kemampuan memilih tindakan

yang tepat serta pengendalian diri secara tepat pula. Dalam situasi ini, individu akan

berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan  mana yang tidak

perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi.

g.   Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat

Dalam hal ini, sikap dan tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil

berdasarkan perencanaan yang cermat atau matang. Keputusan diambil setelah

dipertimbangkan dari berbagai segi, seperti untung dan ruginya.

2.    Penyesuaian Diri yang Salah

Penyesuaian diri yang salah ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang serba salah, tidak

terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, membabi buta, dan sebagainya. Ada tiga

bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan

reaksi melarikan diri.

a. Reaksi bertahan (defence reaction)

Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak

sedang menghadapi kegagalan. Adapun bentuk khusus dari reaksi ini, yaitu sebagai

berikut.

1)   Rasionalisasi, yaitu mencari-cari alasan yang masuk akal untuk membenarkan

tindakan yang salah.

2)   Represi, yaitu menekan perasaannya yang dirasakan kurang enak ke alam tidak

sadar.

3)   Proyeksi, yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain atau pihak ketiga

untk mencari alasan yang dapat diterima.

4)    “Saur grapes” (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan fakta atau

kenyataan.

6

Page 10: Studi kasus peserta didik

b. Reaksi menyerang (aggresive reaction)

Individu yang salah peyesuaian dirinya akan menunjukkan sikap dan perilaku

yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau

kegagalannya. Reaksi-reaksinya antara lain:

1)      Selalu membenarkan diri sendiri

2)      Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi

3)      Merasa senang bila mengganggu orang lain

4)      Suka menggertak, baik dengan ucapan maupun perbuatan

5)      Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka

6)      Bersikap menyerang dan merusak

7)      Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya

8)      Suka bersikap balas dendam

9)      Memerkosa hak orang lain

c. Reaksi melarikan diri (escape reaction)

Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situsi yang menimbulkan

konflik atau kegagalannya. Reaksinya tampak sebagai berikut:

1) Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk

angan-angan seolah-olah sudah tercapai

2) Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri atau menjadi pecandu narkoba

3  Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan. Misalnya, orang

dewasa yang bersikap dan berperilaku seperti anak kecil.

3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak Pendiam dan Susah Bersosialisasi

Secara umum, penyebab seorang anak itu menjadi pendiam disebabkan oleh dua

faktor, yaitu:

7

Page 11: Studi kasus peserta didik

1. Gen (sifat turunan dari orang tua)

Faktor gen ini sangat berpengaruh, misalnya ayahnya adalah tipe yang tidak banyak

bicara lalu sifat tersebut diwariskan pada anaknya.

2. Lingkungan

Lingkungan secara langsung mengubah mood seseorang, misalnya si A selalu dalam

posisi tertekan, diliputi rasa takut karena orang-orang disekitarnya selalu

mendiktenya.

Menurut F.G. Robbins, faktor penyebab yang mempengaruhi kepribadian seseorang itu ada

lima, yaitu:

1. Sifat Dasar(Sifat Biologis)

Sifat biologis yang merupakan salah satu hal yang diwariskan dari orang tua kepada

anaknya.

2. Lingkungan`prenatal

Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini

individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu

sangat menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara

fisik maupun secara psikis. Banyak peristiwa yang sudah ada membuktikan bahwa

seorang ibu yang pada waktu mengandung mengalami tekanan psikis yang begitu

hebatnya, biasanya pada saat proses kelahiran bayi ada gangguan atau dapat dikatakan

tidak lancar.

3. Perbedaan Individual

Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi

sejak lahir. Anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik, berbeda

dengan individu lainnya, dan bersikap selektif terhadap pengaruh dari lingkungan.

4. Lingkungan

Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang

memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan

berpengaruh pada kepribadiannya.

5. Motivasi

Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar

individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu.

Dorongandorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna

dalam kehidupan bermasyarakat.

8

Page 12: Studi kasus peserta didik

Berikut ini akan dipaparkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses

penyesuaian diri

a. Faktor Fisiologis

Kondisi fisik, seperti struktur fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan,

aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh.

Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi prime bagi tingkah laku, dapat diperkirakan

bahwa system syaraf,kelenjar dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses

penyesuaian diri, kondisi tubuh yang baik merupakan syarat tercapainya proses

penyesuaian diri yang baik pula.

b.  Faktor Psikologis

Banyak faktor psikologis yang memengaruhi kemampuan penyesuaian diri sendiri

seperti pengalaman, hasil belajar,kebutuhanpkebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi

dan sebagainya.

1) Faktor pengalaman

Pengalaman yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri, terutama penyesuaian yang

menyenangkan atau pengalaman yang traumatik (menyusahkan). Pengalaman yang

menyenangkan seperti memperoleh hadiah dari suatu kegiatan cenderung akan

menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, pengalaman yang

traumatik akan menimbulkan penyesuaian diri yang keliru atau salah usai.

2) Faktor belajar

Proses belajar merupakan suatu dasar yang fudamental dalamproses penyesuaian diri.

Hal ini karena melalui belajar, pola-pola respons yang membentuk kepribadian yang

berkembang. Sebagian besar respons dan ciri-ciri kepribadian lebih banyak diperoleh

dari proses belajar daripada diperoleh secara diwariskan.

3) Determinasi diri

Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam proses penyesuaian diri karena

berperan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Keberhasilan atau

kegagalan penyesuaian diri banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam

mengarahkan dan mengendalikan dirinya meskipun sebetulnya situasi dan kondisi

tidak menguntungkan bagi penyesuaian dirinya.

4) Faktor konflik

Pengaruh konflik terhadap perilaku bergantung pada sifat konflik itu sendiri.

Sebenarnya, beberapa konflik dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan

kegiatan an penyesuaian dirinya. Ada orang yang mengatasi konfliknya dengan cara

9

Page 13: Studi kasus peserta didik

meningkatkan usaha ke arah pencapaian tujuan yang mengunungkan bersama secara

sosial. Akan tetapi, adapula yang memecahkan konflik dengan cara melarikan diri,

sehingga menimulkan gejala-gejala neurotis.

c. Faktor Perkembangan Dan Kematangan

Dalam proses perkembangan, respons berkembang dari respons yang bersifat

instinktif menjadi respons yang bersifat hasil belajar dan pengalaman. Dengan

bertambahnya usia, perubahan dan perkembangan respons, tidak hanya diperoleh melalui

proses belajar, tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan respons an ini

menentukan pola penyesuaian dirinya. Kondisi-kondisi perkembangan dan kematangan

memengaruhi setiap aspek kepribadian individu, seperti emosional, sosial, moral,

keagamaan dan intelektual. Dalam fase tertentu, salah satu aspek mungkin lebih penting

dari aspek lainnya.

d. Faktor Lingkungan

Berbagai lingkungan, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan dan agama

berpengaruh terhadap penyesuaian diri seseorang.

1) Pengaruh lingkungan Keluarga

Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting karena keluarga

merupakan media sosialisasi bagi anak-anak. Proses sosialisasi dan interaksi sosial

yang pertama dan utama dijalani individu dilingkungan keluarganya. Hasil sosialisasi

tersebut kemudian dikembangkan dilingkungan sekolah dan masyarakat umum.

2) Pengaruh Hubungan dengan Orang Tua

Pola hubungan antara orang tua dengan anak mempunyai pengaruh yang positif

terhadap proses penyesuaian diri. Beberapapola hubungan yang dapat memengaruhi

penyesuaian diri adalah sebagai berikut.

Menerima (acceptance)

Orang tua menerima kehadiran anak-anaknya dengan cara-cara yang baik.

Menghukum dan disiplin yang berlebihan

Hubungan anak dengan orang tua bersifat keras. Disiplin yang terlalu berlebihan

dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menyenangkan bagi anak.

 Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan

Perlindungan dan pemanjaan secara berlebihan dapat menimbulkan perasaan tidak

aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala salah usai lainnya.

Penolakan

10

Page 14: Studi kasus peserta didik

Orang tua menolak kehadiran anaknya. Beberapa penelitian menunjukan bahwa

penolakan orang tua terhadap pada anaknya dapat menimbulkan hambatan dalam

penyesuaian diri.

3) Hubungan Saudara

Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih

sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik.

4) Lingkungan Masyarakat

Hasil penelitian menunjukkna bahwa gejala tingkah laku salah suai atau perilaku

menyimpang bersumber dari pengaruh keadaan lingkungan masyarakatnya. Pergaulan

yang salah dan terlalu bebas di kalangan remaja dapat memengaruhi polapola

penyesuaian dirinya.

5) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah berperan sebagai media sosialisasi, yaitu memengaruhi kehidupan

intelektual,sosial, dan moral anak-anak. Pendidikan yang diterima anak di sekolah

merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri mereka di lingkunan masyarakatnya.

e. Faktor Budaya Dan Agama

Lingkungan kultural tempat inividu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-

pola penyesuaian dirinya. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam

mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana

damai dan tenang bagi anak. Ajaran agama ini merupakan sumber nilai, norma,

kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memeberikan tuntunan bagi arti,

tujuan, dan kestabilan hidup anak-anak. Sembahyang dan berdoa merupakan media

menuju arah kehidupan yang lebih nyaman, tenang dan berarti bagi manusia. Oleh karena

itu, agama memegang peran penting dalam proses penyesuaian diri seseorang.

3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Baik

Dalam mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan tiga hal, yaitu:

1. Memberikan Perhatian

Dengan memberikan perhatian kita akan membuat si anak merasa ada di

lingkungannya berada.Seperti memberikan kesempatan dia untuk tampil ke depan kelas

agar dia memperoleh kepercyaan diri saat berada di depan kelas dan di sana dia kemudian

terpancing untuk mencoba kembali tampildi depan.

11

Page 15: Studi kasus peserta didik

2. Memberikan Motivasi

Dengan memberikan motivasi maka kita akan memberikan suatu acuan atau dorongan

agar diaterpacu untuk tampil dan berkreasi. Seperti memberikan suatu percontohan yang

baik untukmelakukan suatu kegiatan dan tugas

3. Memberikan Pujian

Tidak lupa memberikan suatu pujian saat dia telah berhasil melakukan suatu

pekerjaan atau tugasyang dia kerjakan,karena dengan memberikan suatu pujian itu dapat

memberikan suatu rasakepercayaan diri .Tetapi jangan terlalu berlebihan karena itu dapat

membuat si anak merasaterlalu bisa melakukan segalanya dan akhirnya lupa akan posisi

sebenarnya

Berikut beberapa faktor lingkunganyang dianggap dapat mencipatakan penyesuaian

diri yang cukup sehat bagi remaja adalah sebagai berikut.

a. Lingkungan Keluarga yang Harmonis

Apabila seorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis yang

didalamnya terdapat cinta kasih, respek, toleransi, rasa aman dan kehangatan, seorang

anak akan melakukan penyesuaian diri secara sehat dan baik. Sikap ini sering ditanggapi

negatif oleh remaja dengan merasa bahwa dirinya kurang diperhatikan, tidak disayangi,

diremehkan atau dibenci. Jika hal tersebut terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu

yang lama (terutama pada masa kanak-kanak),kemampuannya dalam menyesuaikan diri

pun akan terhambat. Dorongan semangat dan persaingan antaranggota yang dilakukan

secara sehat memiliki pengaruh yang penting dalam perkembangan kejiwaan anak. Di

dalam lingkungan keluarga, seorang anak mempelajari dasar-dasar dari cara-cara bergaul

dengan orang lain. Biasanya yang menjadi acuan atau contoh adalah figur orang tua,

tokoh, pemimpin, atau seseorang yang menjadi idolanya.Oleh karena itu, orang tua atau

orang dewasa dituntut untuk meneladani atau menunjukkan sikap-sikap atau tindakan-

tindakan yang baik.

Selain itu, dalam keluarga masih banyak hal lain yang berperan dalam proses

pembentukan kemampuan penyesuaian diri yang sehat, seperti rasa percaya pada orang

lain atau diri sendiri,pengendalian rasa ketakutan, sikap toleransi, kerja sama, kehangatan

dan rasa aman yang semua hal itu sangat berguna bagi penyesuaian diri di masa

depannya.

12

Page 16: Studi kasus peserta didik

b. Lingkungan Teman Sebaya

Menjalin hubungan yang erat dan harmonis dengan teman sebaya sngatlah penting

pada masa remaja. Ia mengungkapkan kepada teman sebayanya yang akrab secara bebas

dan terbuka tentang rencana, cita-cita dan kesulitan-kesulitan hidupnya.

Pengertian dan saran dari teman-temannya akan membantu dirinya dalam menerima

keadaan dirinya serta memahami hal-hal yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain

dan keluarga orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya, semakin meningkat

keadaannya untuk menerima dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Ia akan

menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sesuai dengan potensi yang dimilikinya itu.

c. Lingkungan Sekolah

Pendidikan modern menuntut guru untuk mengamati perkembangan

penyesuaian diri murid-muridnya serta mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai

dengan perkembangan tersebut. Dengan demikian, proses pendidikan merupakan

penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh

linkungan menurut kepentingan perkembangan individu. Keberhasilan proses ini sangat

bergantung pada cara kerja dan metode yang digunakan oleh guru dalam proses

penyesuaian tersebut.

13

Page 17: Studi kasus peserta didik

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penyesuaian diri adalah proses dinamik dalam interaksi individu dengan diri sendiri,

orang lain dan lingkungan yang mencakup respon-respon mental dan perilaku untuk

menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik dan mencapai

keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari luar diri individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri, sebagai berikut:

a. Faktor Fisiologis

b. Faktor psikologis

c. Faktor perkembangan dan kematangan

d. Faktor lingkungan

e. Faktor budaya dan agama

Dalam mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan tiga hal, yaitu:

a. Memberikan perhatian

b. Memberikan motivasi

c. Mebeikan pujian

4.2 Saran

Menurut saya ketidakmampuan menyesuaikan diri pada remaja disebabkan oleh

faktor internal dan eksternal dan lebih mengacu pada ketidakmampuan orang tua dalam

membimbing remaja menuju penyesuaian diri yang menyebabkan kondisi fisik, mental

dan emosional remaja menjadi labil.

Selain itu lingkungan yang tidak mendukung penyesuaian diri remaja menyebabkan

semakin sulitnya remaja dalam melakukan penyesuaian diri dan seharusnya orang tua

memahami keadaan remaja anaknya sehingga orang tua mampu mengarahkan anak

remajanya menuju penyesuaian diri yang tepat. Selain itu orang tua juga harus peduli

dengan semua faktor berpengaruh pada proses penyesuaian diri remaja.

14

Page 18: Studi kasus peserta didik

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka SetiaBandung.

Alex Sobur, 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia

Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta

Nofiana Sari, 2010. Pengaruh rasa percaya diri dan penyesuaian diri terhadap

kemampuan berinteraksi social siswa kelas X di SMK Negeri 2 Pacitan. Skripsi tidak

diterbitkan. Madiun: BK FIP IKIP PGRI Madiun