Studi Kasus Pasien OA
-
Upload
puspalia-pristiyanti -
Category
Documents
-
view
61 -
download
2
description
Transcript of Studi Kasus Pasien OA
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. O
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 56 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Jalan Bandengan Raya Gg.buntu
Tanggal Berobat : 23 Desember 2012
B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 10.00 WIB
1. Keluhan Utama: Kontrol Osteoartritis
2. Keluhan Tambahan: Nyeri pada kedua lutut
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang untuk kontrol penyakit osteoartritis yang telah dua tahun dideritanya,
disertai keluhan nyeri pada kedua lutut. Pasien juga membawa hasil foto rontgen terakhir
tanggal 20 November 2011 dari Rumah Sakit Umum. Pasien mengatakan bahwa dua
tahun yang lalu pasien sering merasakan nyeri pada lututnya setelah berat badannya
bertambah sekitar lima kilogram. Pada awalnya nyeri terasa hilang timbul, dan menjadi
semakin mengganggu aktivitasnya. Akhirnya pasien melakukan pemeriksaan di rumah
sakit, setelah diperiksa dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan foto rontgen
pada lututnya. Dari hasil pembacaan foto rontgen pasien didiagnosa oleh dokter terkena
penyakit osteoarthritis.
Pasien mengatakan nyeri sendi pada kedua lututnya sudah berlangsung lama. Dan
beberapa bulan terakhir dirasakan semakin hebat, sehingga terkadang dalam menjalankan
pekerjaan sehari – hari menjadi terbatas. Satu tahun terakhir, pasien mengatakan pernah
terjatuh saat mencuci dan mencederai kakinya namun pasien tidak melakukan perawatan
khusus pada kakinya. Pasien mengatakan nyeri paling hebat dirasakan pada malam hari,
dan pagi hari mulai terasa ringan dan membaik. Nyeri sendi biasanya juga dirasakan
bertambah saat pasien melakukan pekerjaan berat dan berkurang setelah beristirahat. Kaku
sendi lebih sering dirasakan setelah beristirahat, seperti di saat pasien duduk lama yang
1
menyebabkan kaku sendi biasa muncul sehingga sulit bangun dari kursi bahkan setelah
bangun tidur terutama di pagi hari. Untuk mengatasi kekakuan sendi tersebut biasanya
pasien perlu menggerakan lututnya agar tidak kaku untuk beberapa saat, kurang lebih
berlangsung lima sampai lima belas menit. Pasien juga sering merasa daerah disekitar
lutut terasa lemah dan beberapa kali pasien pernah mendengar suara gemeretak pada saat
menggerakan sendi lututnya.
Sebelum menjalani pengobatan rutin di puskesmas pasien hanya meminum obat
warung untuk penghilang rasa nyeri yang dirasakannya, namun tidak ada perubahan.
Sekarang pasien rutin berobat ke puskesmas dan terkadang ke rumah sakit umum untuk
menjalani pengobatan rawat jalan yang sudah dijalaninya selama hampir dua tahun
terakhir. Biasanya pasien mendapatkan obat minum berupa penghilang rasa nyeri dan
vitamin.
Dokter juga memberitahukan agar pasien menjaga pola makan dengan baik dan
dianjurkan untuk mengusahakan menurunkan berat badan serta melakukan olahraga
ringan seperti berjalan untuk mengurangi kekakuan sendi. Namun pasien mengatakan
jarang melaksanakannya karena merasa lelah. Pasien mengatakan masih dapat
menjalankan pekerjaan rumah tangga dan aktivitas sehari-hari. Namun saat penyakitnya
kambuh aktivitas pasien dibantu oleh anaknya dan terkadang rasa nyeri yang muncul
sering menganggu pola tidur pasien. Pasien mengatakan sudah mengalami menopause
lima tahun yang lalu. Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obat –
obatan dalam jangka panjang. Keluhan penurunan tinggi badan, demam, kemerahan,
pembengkakan dan rasa panas pada daerah lutut, disangkal.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Pasien mengatakan sebelumnya mengalami penyakit yang sama.
- Riwayat hipertensi, asma dan diabetes melitus disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
- Riwayat stroke dalam keluarga diakui.
- Riwayat hipertensi, asma dan diabetes melitus dalam keluarga disangkal.
2
6. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien tinggal bersama suami, anak kedua, menantu dan satu orang cucu.
Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi dari penghasilan anak dan menantu yang
tinggal satu rumah, sebesar kurang lebih Rp. 1.500.000,-/bulannya. Dan mendapat
tambahan sebesar kurang lebih Rp. 200.000,-/bulannya dari anak pertamanya.
7. Riwayat Kebiasaan:
Keluarga Ny.O mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berlemak,
gorengan dan jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Untuk makanan sehari-hari
keluarga Ny.O sering membeli jajanan seperti bakso, gorengan. Pasien mengatakan
sering makan dalam porsi banyak dan sering, selain itu pasien terkadang sulit
mengontrol pola makannya. Pasien menyangkal riwayat penggunaan obat-obatan
tertentu jangka panjang. Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi minum-
minuman beralkohol. Kebiasaan merokok di dalam maupun luar rumah dilakukan oleh
menantu pasien. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak
dikerjakan oleh pasien, karena anak dan menantunya harus bekerja. Terkadang Tn.
Saleh dan Ny. Onah harus membantu mengurus cucunya. Di saat waktu luang
biasanya keluarga ini berkumpul bersama.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Sedang
2. Vital sign:
Kesadaran : Compos Mentis
Tek. Darah : 110/80 mmHg
Frek. Nadi : 82 x/menit
Frek Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7 C
3. Status Generalis:
Kepala : Normal
Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak
3
teraba membesar.
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), kekuatan otot normal.
BB : 68 Kg
TB : 152 cm
BB Ideal : (152-100) – (10 % x 52) = 46,8 kg
Status Gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 68 : 46,8 x 100 %
= 145,2 % (BB berlebih)
IMT : (BB : TB (m2)) = 68 : 2,310 = 29,4
4. Status lokalis : (kedua lutut)
Inspeksi : Tidak tampak tanda peradangan.
Palpasi : Teraba krepitasi saat lutut fleksi dan ekstensi, gerakan terbatas,
nyeri tekan (-).
D. Pemeriksaan Penunjang
Foto roentgen (tanggal 20 November 2011) sendi lutut tampak pembentukan osteofit.
Kesan : osteoartritis
Hasil Laboratorium (tanggal 20 November 2012)
GDS : 130 mg/dl,
Kolesterol : 210 mg/dl
BERKAS KELUARGA
4
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: Suami pasien bernama Tn. Saleh berusia 68 tahun
b. Identitas Pasangan: adalah pasien bernama Ny. Onah berusia 56 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga:
Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah
No Nama
Kedudukan
dalam Keluarga Gender Umur Pendi-
dikan
Pekerjaan
Keterangan
Tambahan
1. Tn. Saleh Kepala Keluarga L 68 th SMA Pensiun Pemilik rumah
2. Ny. Onah Istri P 56 th SMP Ibu rumah
tangga
Pasien
3. Ny. Nita Anak Kedua P 29 th D3 Buruh Anak yang
menumpang
dirumah
4. Tn. Hayat Menantu L 34 th SMK Wiraswasta Suami anak kedua
(menantu)
5. An. Yopi Cucu kedua L 10 th SD
kelas 4
Pelajar Cucu dari anak
kedua
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
5
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiri
Daerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 6 x 6 m2 Keluarga Ny. Onah mempunyai rumah
milik sendiri dengan lingkungan yang
kumuh. Namun ketersediaan air bersih
dan jamban keluarga cukup baik.
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang
Luas halaman rumah: (Tidak terdapat halaman)
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: Semen
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 200 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
6
b. Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan RT)
- 2 buah sepeda motor
- 1 buah televisi
- 1 buah kipas angin
- 2 handphone
- 1 kompor gas ( tabung 3 kg)
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit Umum.
b. Balita: KMS (-)
c. Asuransi/Jaminan kesehatan: -
7
Denah Rumah
Kamar
mandiRua
ng tidur II
Ruang tidur I
Dapur
Ruang Makan
Ruang Tamu
Keterangan:
: Pintu
: Jendela
: Tempat mencuci baju
pasien
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3 Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat pelayanan
kesehatan
Angkot atau kendaraan
pribadi (motor)
Pasien jika sakit berobat ke
puskesmas. Karena biaya yang
murah dan jarak yang tidak
terlalu jauh dari rumah, sehingga
dapat ditempuh dengan naik
angkot atau naik sepeda motor
menuju puskesmas. Dan pasien
juga merasa cukup puas dengan
pelayanan kesehatan yang ada di
puskesmas.
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah
Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan:
Menu makanan sehari-hari keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah tidak menentu.
Menu makanan yang paling disukai adalah makanan yang berlemak, gorengan dan
jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Untuk makanan sehari-hari keluarga Tn.
Saleh sering membeli jajanan seperti bakso, gorengan. Pasien mengatakan sering
makan dalam porsi banyak dan sering. Keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah jarang
mengkonsumsi ikan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah tidak memperhatikan pola gizi seimbang
dari yang mereka makan, karena pengetahuan yang kurang tentang makanan
dengan gizi seimbang.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pasien rutin memeriksakan kesehatannya sehingga memudahkan
menyelesaikan masalah kesehatan Ny. Onah (pasien).
8
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran serta yang
aktif dari seluruh anggota keluarga terutama anak-anak pasien yang sudah
dewasa dalam merawat dan memperhatikan pasien. Peran keluarga pada saat
ini kurang memperhatikan keadaan kesehatan pasien terutama dalam mengawasi
pola makan dan aktivitas yang dilakukan pasien dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari. Karena keduanya akan sangat membantu dalam meminimalkan kerja
sendi yang berlebihan sehingga dapat menghindari hal-hal yang dapat
memperburuk keadaan pasien. Selain itu keluarga pun dituntut untuk selalu
memberi dukungan dan selalu mengingatkan pasien agar meminum obat
secara teratur dan rajin kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh
terhadap anjuran dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan. Namun
pada saat ini peran keluarga sangat kurang. Selain itu pasien tidak memiliki kartu
asuransi kesehatan yang dapat meringankan biaya pengobatan.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri atas 4 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn.
Saleh berusia 68 tahun yang merupakan suami pasien Ny. Onah berusia 56 tahun yang
menderita Osteoartritis. Bentuk keluarga adalah keluarga besar ( extended family )
dengan pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak produktif.
2. Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah termasuk ke dalam beberapa
tahap diantaranya :
- Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)
- Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (Launching
Family)
- Tahap keluarga dengan anak-anak ( The Family with Young Children )
Tn Saleh adalah sebagai kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Onah
(pasien), mereka mempunyai 2 orang anak. Anak pertama bernama Tn. Tama menikah
dengan Ny. Ratna dan telah mempunyai Satu orang anak yang bernama An. Titin,
mereka telah memiliki rumah sendiri. Anak kedua bernama Ny. Nita menikah dengan
9
Tn. T37 th
Ny.R36 th
Tn.H34 th
Ny.N29 th
An.T14 th
An.Y10 th
Tn. S68 th
Ny.O56 th
Sudah meninggal saat berusia 70 th karena stroke
Sudah meninggal saat berusia 62 th karena usia tuaSudah meninggal
saat berusia 72 thKarena usia tua
Sudah meninggal saat berusia 71th karena usia tua
Tn. Hayat dan telah mempunyai satu orang anak bernama An. Yopi, mereka tinggal
bersama Tn. Saleh dan Ny. Onah.
3. Family map (gambar)
10
Keterangan :
: Pasien / penderita
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
: Meninggal
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga kepala keluarga
adalah suami pasien yang berusia lansia yang sudah pensiun dan pasien sebagai
seorang ibu rumah tangga. Satu anak beserta menantu dan cucu yang tinggal
serumah dengan pasien sibuk dengan urusannya masing-masing, untuk waktu
bekerja mereka biasanya berangkat pagi dan pulang pada sore harinya sehingga
komunikasi kurang terjalin dengan baik. Terkadang pasien beserta suaminya yang
harus mengasuh cucunya sedangkan jarang ada waktu untuk berkumpul dengan orang
tuanya. Namun hubungan keluarga yang terjalin diantara satu sama lain cukup baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita penyakit osteoarthritis,
Pasien masih dapat beraktivitas meskipun terkadang terasa nyeri pada lututnya
sehingga terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi pada lututnya. Pasien sudah
mengalami menopause lima tahun yamg lalu. Tidak ada riwayat penyakit yang sama
pada anggota keluarga lain.
3. Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang istri yang sibuk
mengurus keluarganya . Pasien juga seorang ibu rumah tangga. Walaupun masih ada
anak pasien yang tinggal satu rumah dengan pasien, tapi anak-anak memiliki
kesibukan sendiri sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga
dinilai kurang akibat kurang adanya saling bantu dalam menjalankan pekerjaan
sehari-hari yang hanya terpusat pada pasien.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan
utama pada keluarga adalah dari anak kedua dan menantu, yang terkadang mendapat
uang tambahan dari anak pertama. Untuk biaya kesehatan, pasien tidak memiliki
kartu jaminan kesehatan sehingga pemenuhan kebutuhan pasien kurang terpenuhi
dengan baik sedangkan pasien harus rutin untuk berobat.
5. Masalah lingkungan: Lingkungan rumah kurang baik. Kebersihan lingkungan kurang
terjaga.
6. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga kurang mengerti akan pentingnya
11
kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola
makan dan gaya hidup kurang diperhatikan.
D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke Puskesmas karena jarak yang dekat dan biaya yg
murah serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Pasien
rutin datang berobat dan meminum obat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan
dapat berkurang dengan bantuan pengobatan dokter di puskesmas. Namun terkadang
pasien mengabaikan anjuran dokter. Pasien menyadari bahwa mempunyai
keterbatasan fisik karena penyakit yang diderita dan masih ada kekhawatiran dalam
diri pasien akan penyakitnya yang akan menghambat di masa tuanya akibat
terbatasnya aktivitas yang pasien lakukan.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : osteoarthritis.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Untuk kesehariannya pasien sering lupa mengontrol makanan yang
dikonsumsinya. Pasien juga masih sering mengkonsumsi makanan - makanan
berlemak, gorengan (tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita Osteoartritis).
Pasien juga malas berolahraga ringan seperti berjalan pagi, yang sebenarnya
bermanfaat untuk melatih persendian pasien agar tetap berfungsi baik. Selain itu
pasien masih melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat sehingga sering
menambah rasa sakit lututnya. Pasien rutin memeriksakan penyakitnya juga meminum
obat, namun pasien masih sering tidak mengikuti nasihat dokter yang berguna untuk
pemulihan penyakitnya.
12
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang
mengingatkan untuk menjaga pola makan dan mendukung program penurunan berat
badan, serta kurang membatasi pekerjaan berat yang masih sering dilakukan pasien
seperti mengangkat ember air, gerakan dari berdiri ke jongkok, yang dapat
meningkatkan beban pada sendinya dan memperburuk penyakitnya. Selain itu
keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan.
Keluarga ini tidak memiliki kartu asuransi kesehatan.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di
dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien. Namun ketika penyakitnya kambuh, pekerjaan rumah tangga dibantu oleh anak dan menantunya yang tinggal satu rumah dengan pasien. Olahraga jalan santai jarang dilakukan pasien.
E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Biaya Keterangan
Aspek personal
-Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin kontrol berobat dan mengikuti saran dokter untuk kesembuhan penyakitnya.
- Menjelaskan bahwa penyakit osteoartritis adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan fungsi sendi yang berhubungan dengan aktivitas, maupun proses penuaan yang biasanya menyerang sendi besar seperti (panggul,tulang belakang).
Pasien Pada saat kunjungan ke puskesmas
-Pasien menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah.
-Pasien mengetahui tentang penyakitnya, dan pasien tidak terlalu khawatir akan penyakit osteoartritisnya, karena pasien tetap dapat beraktivitas namun harus menghindari aktivitas yang
Rp. 3000,-
13
terlalu berat seperti mengangkat ember, gerakan dari berdiri ke jongkok.
Aspek klinik -Memberikan obat osteoartritis golongan OAINS Diclofenac Na, dosis 75 mg/hr tablet minum 2 x 1 setiap hari diminum pagi dan malam setelah makan. Danpemberian vitamin untuk sendi 2x1 kapsul/hr sesudah makan.
-Menjelaskan fungsi obat yang bekerja menurunkan kerusakan dan memelihara kesehatan sendi, mengurangi rasa nyeri, serta pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya efek samping obat akibat pemakaian jangka panjang.
-Menjelaskan pada pasien selain dengan obat, dapat dilakukan pengompresan hangat untuk membantu meredakan nyeri lutut.
-Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan foto rontgen sendi lutut ulang, dan menjalani terapi rehabilitasi (fisioterapi) dengan teratur, kontrol kembali
ke dokter.
Pasien Pada saat kunjungan ke puskesmas sesuai jadwal kontrol berobat.
-Pasien mengalami perbaikan untuk rasa sakit pada sendi lutut .
- Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan serta mencegah komplikasi.
-Mengurangi rasa nyeri sendi lutut.
-Pasien dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan mendapatkan pemulihan.
Rp. 3000,-
Rp. 50.000,-
Aspek risiko internal
-Memberi edukasi pada pasien untuk merubah pola makan, makan dalam porsi kecil tapi sering, makanan yang berkalsium (susu, teri,
Pasien dan
keluarga
Pada saat kunjungan ke rumah
-Pasien menghindari makanan berlemak.
Rp. 30.000,-
14
sayuran hijau, buah-buahan).
-Edukasi untuk menurunkan berat badan dengan berpuasa atau membatasi asupan lemak,menganjurkan untuk berolahraga ringan secara teratur seperti jalan santai setiap hari saat sendi lutut tidak nyeri dan kaku .
-Menyarankan untuk mengurangi melakukan aktivitas berat seperti mengangkat ember air atau cucian, melakukan gerakan dari berdiri ke jongkok yang terlalu sering dan mengikuti saran dokter.
-Tercapainya penurunan berat badan ideal untuk meminimalkan beban pada sendi .
-Mengurangi resiko timbulnya nyeri lutut.
Aspek psikososial keluarga
-Edukasi keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat teratur, mengantarkan berobat agar dapat menjaga kesehatannya dengan pola makan yang baik dan mendukung penurunan berat badan pasien .
-Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan pasien.
-Memberi penyuluhan akan pentingnya kesehatan dan menganjurkan mendaftar untuk menggunakan kartu asuransi kesehatan.
Pasien dan
keluarga
Pada saat kunjungan ke rumah
-Keluarga memahami keadaan fisik pasien untuk pemulihan kesehatan pasien.
-Keluarga memberi perhatian lebih kepada pasien.
-Pasien dan keluarganya sadar akan pentingnya hidup sehat . dan memiliki kartu asuransi atau jaminan kesehatan agar mendapat
Rp. 30.000,-
15
keringanan untuk berobat.
Aspek fungsional
-Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari untuk membantu pasien dan tidak membebankannya pada pasien.
Pasien dan
keluarga
Pada saat kunjungan kerumah
Kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, meringankan gejala penyakit, serta melatih persendian pasien agar tetap dapat menjalani hidup aktif setiap hari .
Rp. 30.000,-
F. Prognosis
1. Ad vitam: ad bonam
2. Ad sanasionam: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam: dubia ad bonam
16