Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA...

35
STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK ADOPSI Oleh : JANUARETTE GABRIELLA CHAAY 802008117 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA...

Page 1: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN

STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA

YANG MERUPAKAN ANAK ADOPSI

Oleh :

JANUARETTE GABRIELLA CHAAY

802008117

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK
Page 3: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK
Page 4: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Januarette Gabriella Chaay

NIM : 802008117

Progam Studi : S1 Psikologi

Fakultas : Psikologi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, dengan judul:

STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN

STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN

ANAK ADOPSI

Yang dibimbing oleh :

1. Rudangta A. Sembiring, M.Psi.

2. Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian

kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya saya sendiri

tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 5 Desember 2014

Yang memberi pernyataan

Januarette Gabriella Chaay

Page 5: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Januarette Gabriella Chaay

NIM : 802008117

Progam Studi : S1 Psikologi

Fakultas : Psikologi

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW

Hak bebas royalty non-eksklusif (non exclusive royalty free right) atas karya ilmiah

saya yang berjudul :

STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN

STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA

YANG MERUPAKAN ANAK ADOPSI

Beserta perangkat yang ada (bila perlu).

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih

media atau mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 5 Desember 2014

Yang menyatakan,

Januarette Gabriella Chaay

Mengetahui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Rudangta A.S., M.Psi. Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Page 6: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN

STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA

YANG MERUPAKAN ANAK ADOPSI

Oleh

Januarette Gabriella Chaay

802008117

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal: 5 Desember 2014

Oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Rudangta A.S., M.Psi. Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS. Prof. Ferdy Samuel Rondonuwu, Ph.D.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 7: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN

STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA

YANG MERUPAKAN ANAK ADOPSI

Januarette Gabriella Chaay

Rudangta Arianti Sembiring

Krismi D. Ambarwati

Progam Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

i

ABSTRAK

Salah satu penyebab penggunaan narkoba adalah individu yang lari dari masalah atau

kesusahan hidupnya dan tidak mampu menghadapi tekanan dari lingkungan. Hal ini

sejalan dengan strategi coping yang digunakan yaitu, perilaku menghindar (avoidance).

Strategi coping tersebut dapat dilakukan oleh siapapun termasuk pecandu narkoba yang

merupakan anak adopsi. Ketika individu memiliki kecenderungan untuk mengampuni,

lebih sedikit simptom depresi yang dialami dan stressor yang dihadapi, bahwa stressor

tersebut dinilai berada pada titik yang rendah (Wald dan Temoshok, dalam

Riasnugrahani dan Wijayanti, 2011). Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran

dinamika self-forgiveness dan dikaitkan dengan coping pada pecandu narkoba yang

merupakan anak adopsi. Penelitian ini merupakan rancangan studi kasus untuk melihat

suatu keseluruhan yang mencakup hubungan-hubungan atau proses. Temuan penelitian

ini menunjukkan adanya perubahan strategi coping sebelum dan sesudah partisipan

masuk dalam proses self-forgiveness. Strategi coping yang digunakan lebih efektif

menjelang berakhirnya proses self-forgiveness. Maka bagi pecandu narkoba diharapkan

dapat menerapkan self-forgiveness agar strategi coping yang digunakan lebih efektif

dalam menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya.

Kata kunci : Self-forgiveness, coping, pecandu narkoba

Page 9: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

ii

ABSTRACT

One of the causes of drug use are individuals who run away from trouble or distress of

his life and unable to cope with the pressure of the environment. This is in line with the

coping strategies used, namely, avoidance behaviors. The coping strategies can be done

by anyone, including drug addicts who are adopted. When individuals have a tendency

to forgive, fewer symptoms of depression and stressors faced, that stressors such as

being at a low point (Wald and Temoshok, in Riasnugrahani and Wijayanti, 2011). The

research objective was to determine the dynamics of self-forgiveness and coping on a

drug addict who is the child adoption. This research is a case study design to see a

whole which includes relationships or processes. The findings of this study indicate a

change in coping strategies before and after participants were included in the process

of self-forgiveness. Coping strategies are used more effectively towards the end of the

process of self-forgiveness. Therefore, drug addicts are encouraged to use the self-

forgiveness thus coping strategies used more effectively in dealing with the problems in

his life.

Keywords: Self-forgiveness, Coping, Drug Addict

Page 10: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

1

PENDAHULUAN

Dari segi etimologi, kata pengangkatan anak berasal dari bahasa Belanda

“Adoptie” atau adoption (bahasa Inggris) yang berarti pengangkatan anak. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia online, anak angkat adalah anak orang lain yang diambil

(dipelihara) serta disahkan secara hukum sebagai anak sendiri. Sementara dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak:

Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga,

orangtua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan,

pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orangtua

angkatnya berdasarkan keputusan atau penetapan pengadilan. Bertanggung jawab atas

perawatan, pendidikan dan membesarkan anak bukanlah hal yang mudah untuk

dilakukan setiap orang tua. Sama seperti anak lain, anak adopsi tidak harus

menimbulkan masalah namun orang tua mesti mewaspadai hal-hal berikut seperti

ketertolakan dan kemarahan, rasa tidak aman serta ketersesatan.

Menurut Gunarsa (2004) rasa aman dalam keluarga merupakan salah satu syarat

bagi kelancaran proses perkembangan anak. Keluarga dengan ikatan abadi merupakan

tempat yang memberi rasa aman bagi anak. Namun, tidak jarang dalam keluarga

seorang anak akan mengalami peristiwa-peristiwa yang menyenangkan, menyedihkan,

penolakan dan frustrasi-frustrasi. Tentu saja hal ini bisa berdampak buruk bagi

perkembangan anak bila tidak mendapat kontrol dari orang tua dan juga anak tidak

mempunyai coping yang baik, maka hal tersebut dapat menjadi pemicu anak terjerumus

dalam kenakalan remaja. Menurut Kartono (2003) kenakalan remaja adalah perilaku

jahat atau kenakalan-kenakalan anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara

sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial,

Page 11: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

2

sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Jenis-jenis

kenakalan remaja meliputi penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tawuran antar pelajar,

dan lain sebagainya, dalam penelitian ini lebih difokuskan pada penyalahgunaan

narkoba.

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif

lainnya. Narkoba sering di kenal dengan istilah NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan

Zat Adiktif). Narkotika adalah zat atau obat dari tanaman baik sintetis maupun semi

sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU Narkotika No

22 Tahun 1997 Pasal 1). Ada beberapa faktor penyebab penyalahgunaan narkotika pada

seseorang. Dipandang dari sisi kesehatan masyarakat, faktor penyebab timbulnya

penyalahgunaan narkotika adalah faktor individu dan faktor lingkungan. Tiap individu

memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan NAPZA. Alasan-alasan

yang biasanya berasal dari diri sendiri sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA

antara lain; keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir panjang

mengenai akibatnya, keinginan untuk bersenang-senang untuk mengikuti trend atau

gaya. Selain itu, keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok. Lari dari

kebosanan, masalah atau kesusahan hidup dan juga pengertian yang salah bahwa

penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan ketagihan. Tidak mampu atau tidak berani

menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan

NAPZA dan tidak berani berkata tidak pada NAPZA (BNN, 2010).

Lari dari masalah dan ketidakmampuan dalam menghadapi masalah

berhubungan dengan strategi coping yang digunakan oleh individu. Menurut Lazarus &

Folkman (1984) dalam melakukan coping, ada dua strategi yang dibedakan yaitu,

Page 12: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

3

problem-focused coping dan emotion-focused coping. Problem-focused coping, yaitu

usaha mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan

lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan. Emotion-focused coping,

yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka

menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau

situasi yang dianggap penuh tekanan. Individu cenderung untuk menggunakan problem-

focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurut individu tersebut

dapat dikontrolnya. Sebaliknya, individu cenderung menggunakan emotion-focused

coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol

(Lazarus & Folkman, 1984). Terkadang individu dapat menggunakan kedua strategi

tersebut secara bersamaan, namun tidak semua strategi coping pasti digunakan oleh

individu (Taylor, 1991). Para peneliti menemukan bahwa penggunaan strategi emotion-

focused coping oleh anak-anak secara umum meningkatnya seiring bertambahnya usia

mereka (Band & Weisz, Compas et al., dalam Wolchik & Sandler, 1997).

Menurut Skinner (dalam Sarafino, 2006) perilaku coping yang berorientasi pada

emotion-focused coping antara lain: avoidance, denial, self-criticism, dan positive

reappraisal. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, menghindar (avoidance) dari

masalah merupakan salah satu alasan seseorang menggunakan narkoba. Daya tarik

narkotika terletak pada kesanggupan untuk menciptakan perasaan nyaman, karena dapat

menghilangkan rasa takut, ketegangan dan kegugupan secara semu. Para pemakai pada

umumnya timbul rasa santai dan gembira. Dalam keadaan „high‟, yakni perasaan

gembira sekali, ditemukan suatu perasaan di luar kenyataan, seperti mimpi. Apabila

daya kerja narkotika mulai habis, perasaan „high‟ tersebut hilang, hidung dan mata

basah, muntah-muntah, otot sakit-sakit, perut sakit dan mual, kemudian muncul

Page 13: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

4

halusinansi dan khayalan. Khayalan mulai berkembang dan dalam hal ini biasanya

timbul bayangan yang sangat menakutkan (Trevalga, 2000).

Upaya penanganan penyalahgunaan narkoba dipandang penting mengingat

masih banyaknya kendala dalam pelaksanaan proses rehabilitasi. Undang-undang

Narkotika no. 35, pasal 54 dan 55 mengatur kewajiban pecandu untuk melakukan

rehabilitasi. Rehabilitasi medis maupun sosial harus dijalani oleh para pecandu narkoba

diharapkan agar dapat membantu mereka kembali sehat, produktif, terbebas dari

perbuatan kriminal, dan terhindar dari ketergantungan terhadap narkoba. Masa

menjalani rehabilitasi tersebut diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman.

Rehabilitasi terhadap pecandu narkoba juga merupakan suatu bentuk perlindungan

sosial yang mengintegrasikan pecandu narkoba ke dalam tertib sosial agar tidak lagi

melakukan penyalahgunaan narkoba.

Masa pemulihan merupakan suatu masa yang akan dilewati oleh seorang

pecandu yang memutuskan untuk berhenti menggunakan narkotika. Mereka akan diberi

pengobatan medis, psikologis dan terapi untuk ketergantungan zat. Kecanduan zat tidak

pernah dapat sepenuhnya diatasi jika tidak ada intervensi psikologis dan medis, tidak

hanya untuk mengobati ketergantungan fisik dan psikologis pada zat, tetapi juga untuk

membantu orang yang menderita dari kecanduan mengatasi tekanan hidup tanpa

menyalahgunakan zat, setelah mereka menyelesaikan program di pusat rehabilitasi. Ide

untuk mengikuti rehabilitasi mungkin menakutkan bagi sebagian orang yang berjuang

dengan kecanduan, sebagian besar karena memaksa mereka untuk mengakui bahwa

mereka memiliki masalah serius yang berada di luar kendali mereka. Bagi mereka yang

menjadi korban penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya, pengobatan yang

dilakukan dari segi medis, dalam arti melepaskan ketergantungan fisik tidak begitu sulit,

Page 14: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

5

yaitu dengan pengobatan yang disebut dengan detoksifikasi yang memerlukan waktu

sedikitnya tiga minggu. Namun terkadang kekambuhan (relapse) datang kembali karena

faktor psikologis, atau kepribadian si pecandu dan faktor lingkungan (Trevalga, 2000).

Seperti yang sudah dipaparkan di awal, faktor penyebab penggunaan narkoba

juga berasal dari individu yang lari dari masalah atau kesusahan hidupnya serta tidak

mampu menghadapi tekanan dari lingkungan. Ketika individu memiliki kecenderungan

untuk mengampuni, lebih sedikit simptom depresi yang dialami dan stressor yang

dihadapi, serta bahwa stressor tersebut dinilai berada pada titik yang rendah (Wald dan

Temoshok, dalam Worthington, 2000). Oleh karena itu, pecandu diharapkan bisa

menerapkan self-forgiveness untuk bisa meredakan tekanan-tekanan tersebut sehingga

hal ini bisa meminimalkan peluang bagi pecandu untuk relapse. Enright (dalam

Worthington, 2005) mendefinisikan pemaafan pada diri sendiri adalah sebagai bentuk

kesediaan untuk melepaskan rasa kebencian diri sendiri dan mengakui bahwa dirinya

bersalah, sekaligus menumbuhkan rasa belas kasihan, kemurahan hati dan cinta

terhadap diri sendiri. Hall & Fincham (2003) berpendapat bahwa pemaafan sebagai

suatu perubahan motivasi dimana seseorang merasakan penurunan motivasi untuk

menghindari rangsangan yang berhubungan dengan pelanggaran terhadap dirinya

sendiri dan semakin menurun motivasi untuk membalas terhadap diri sendiri (misalnya:

menghukum diri, terlibat dalam perilaku merusak diri sendiri, dan lain-lain) dan

semakin termotivasi untuk bertindak murah hati terhadap diri sendiri.

Menurut Enright (1996) ada empat fase pemaafan, yakni fase pengungkapan

(uncovering phase), fase keputusan (decision phase), fase tindakan (work phases), dan

fase hasil (outcome/deepening phase). Uncovering phase adalah fase yang meliputi

konfrontasi terhadap rasa sakit emosional yang terjadi akibat dari peristiwa

Page 15: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

6

menyakitkan, kemudian merasa marah dan malu. Sedangkan decision phase merupakan

fase yang dipandang sebagai bagian kritis dari proses forgiveness. Dalam fase ini

individu mengeksplorasi ide forgiveness dan apa yang dilibatkan dalam proses

forgiveness sebelum berkomitmen untuk sungguh-sungguh mengampuni. Karena

pentingnya fase ini sebagai bagian dari proses forgiveness, fase ini dibagi ke dalam tiga

bagian, yakni meninggalkan masa lalu, memandang ke masa depan, dan memilih jalan

dari forgiveness. Selanjutnya, work phase adalah adanya kesadaran bahwa forgiveness

membutuhkan penerimaan terhadap luka yang dialami. Fase terakhir adalah

outcome/deepening phase dimana individu menemukan makna bagi diri sendiri dan

orang lain dalam penderitaan dan selama proses forgiveness. Selain itu, menyatakan

bahwa dirinya membutuhkan forgiveness dari orang lain pada masa lalu dan mempunyai

tujuan baru dalam hidup dikarenakan oleh penderitaannya. Tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini yaitu, mendeskripsikan gambaran self-forgiveness dan coping untuk

menghadapi masalah pada pecandu narkoba yang merupakan anak adopsi .

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus

yaitu desain penelitian yang melihat unit sosial sebagai suatu keseluruhan dan

penelitiannya biasanya mencakup hubungan-hubungan atau proses. Pengambilan data

menggunakan wawancara dan observasi. Selanjutnya, peneliti juga melakukan

triangulasi data dengan konselor yang menangani partisipan selama berada di panti

rehabilitasi. Triangulasi dilakukan di panti rehabilitasi sebanyak satu kali setelah

peneliti melakukan wawancara kedua dengan partisipan.

Page 16: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

7

Partisipan

Partisipan adalah seorang laki-laki yang berusia 21 tahun. A salah satu residen

yang sedang menjalani program rehabilitasi di Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP) Sehat

Mandiri Yogyakarta. Sejak berusia lima bulan A sudah diadopsi oleh salah satu

keluarga, karena anak laki-lakinya telah meninggal dunia. Saat A berusia empat tahun

sang ibu meninggal dunia. A tinggal bersama ayah dan kedua kakaknya. Seiring

berjalannya waktu, sang ayah menikah lagi dengan wanita lain. Namun, pernikahan

sang ayah tidak diketahui oleh anak-anaknya. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama

karena A dan kedua kakak akhirnya mengetahui bahwa ayahnya telah menikah.

Hubungan antara A serta kedua kakaknya dengan ibu tiri mereka tidaklah harmonis.

Setelah menikah, sang ayah tidak tinggal serumah lagi dengan A dan kedua

kakaknya. Sejak saat itu hubungan antara ayah dan anak-anak pun mulai renggang. A

yang dulunya sering di antar dan jemput sepulang sekolah, kini harus pergi dan pulang

sekolah sendirian. Sampai akhirnya saat perpisahan sekolah pun sang ayah maupun

kedua kakak tidak bisa hadir. Hal ini meninggalkan kekecewaan dalam diri A. Sejak

saat itu perilaku A berubah menjadi lebih agresif. Tidak jarang A sering terlibat

perkelahian fisik dengan temannya, hingga akhirnya A melanjutkan pendidikannya ke

sekolah menengah pertama. Tetapi karena pergaulan serta kurangnya kontrol dari orang

tua membuat A mudah terjerumus dalam pengaruh negatif.

Sejak duduk di bangku kelas dua SMP, A mulai mengenal minuman keras

hingga naik ke kelas tiga A sudah mencoba-coba menggunakan obat-obatan. A merasa

kehidupan keluarganya tidak sehangat sebelum ayahnya menikah dengan ibu tirinya.

Sang ayah seperti tidak punya waktu untuk bersama dengan A dan saudara-saudaranya.

A merasa ayahnya hanya sibuk mengurusi ibu tirinya dan seakan-akan tidak peduli

Page 17: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

8

dengan kehidupan anak-anaknya. Hal ini menjadi alasan A menggunakan obat-obatan

terlarang. A ingin mencari jalan keluar dari masalah yang selama ini dihadapinya. A

lebih banyak menghabiskan waktu bersama komunitasnya dibandingkan dengan

keluarga, karena menurut A dirinya diterima dalam komunitasnya. Selain itu, A juga

terlibat dalam beberapa kasus kriminal hingga A menjadi tahanan pihak kepolisian.

Selain itu, A juga mengetahui bahwa dirinya adalah anak yang diadopsi oleh

keluarga yang selama ini sudah dianggapnya sebagai keluarga kandung.

Ketidakmampuan A dalam menghadapi kenyataan yang ada sejak kecil hingga A

beranjak dewasa, membuat A cenderung bersikap menghindar. Perilaku menghindar

ditunjukkan lewat penggunaan narkoba. Hingga akhir Desember tahun 2013, A mulai

mengikuti program rehabilitasi. A dijemput oleh pihak panti untuk mengikuti program

rehabilitasi. Saat A dibawa ke panti rehabilitasi, A sedang dalam kondisi teler. A

merasa sangat lelah dengan kehidupannya yang terus-menerus dikendalikan oleh obat-

obatan, sehingga A ingin pulih dari penyalahgunaan narkoba.

Peneliti melakukan pengambilan data sebanyak tiga kali, yang pertama

membangun rapport dengan partisipan dan pertemuan selanjutnya adalah wawancara

mendalam. Wawancara dilakukan di panti rehabilitasi, yang pertama pada tanggal 24

Februari 2014 pukul 09.35-10.50 WIB. Selanjutnya, wawancara kedua dilakukan pada

tanggal 28 Agustus 2014 pada pukul 10.44-11.45 WIB dan bertempat di panti

rehabilitasi. Partisipan adalah salah satu residen yang sedang mengikuti program

rehabilitasi di PSPP M.

Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan pengetikan transkrip wawancara dengan

mendengarkan hasil rekaman sembari mengetik kata perkata. Peneliti juga mengetik

Page 18: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

9

hasil observasi lapangan yang didapatkan pada saat pengambilan data berlangsung.

Selanjutnya, proses pengodean pada transkrip memudahkan dalam proses analisis data.

Proses selanjutnya ialah penentuan tema serta makna di balik setiap kalimat yang

diungkapkan partisipan penelitian baik secara verbal maupun non verbal. Tema dan

makna tersebut peneliti tambahkan pada bagian kiri transkrip. Kemudian berdasarkan

tema dan makna yang peneliti mengelompokkannya menjadi beberapa kategorisasi

tema.

HASIL

Hasil analisis data memunculkan beberapa kategorisasi tema seperti berikut:

Latar belakang partisipan sebagai anak yang diadopsi, hubungan partisipan dengan

keluarga, permasalahan yang dihadapi partisipan sejak kecil hingga saat ini, coping

dalam menghadapi permasalahan, terlibat dalam penggunaan narkoba serta alasannya

menggunakan narkoba, mengikuti program rehabilitasi serta gambaran self-forgiveness

dan coping dalam menghadapi stressor, dan reward bagi diri partisipan berupa tawaran

menjadi konselor addict.

Latar belakang partisipan sebagai anak yang diadopsi

Partisipan adalah anak yang di adopsi oleh salah satu keluarga karena anak laki-

laki mereka meninggal dunia. Selain itu, pasca meninggalnya sang anak, ibunya sering

sakit-sakitan. Oleh karena itu, keluarga ini memutuskan untuk mengadopsi partisipan:

“Iya. Karna ibu ini dan bapak yang baru tadi, bapak dari kakak-kakakku itu

memang bukan bapak kandungku. Aku dulu diambil dari rumah sakit waktu

usiaku masih lima bulan, aku diadopsi sampai sekarang ini. Jadi, dulu sebelum

aku diangkat jadi anak, ibu ini punya anak cowok tapi meninggal. Setelah

kakaknya yang meninggal cowok, ibunya sakit-sakitan setelah adopsi anak

ibunya sembuh.”

Page 19: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

10

Hubungan partisipan dengan keluarga

Setelah meninggalnya sang ibu, partisipan tinggal bersama ayah dan kedua

kakak angkatnya. Figur kelekatan partisipan digantikan oleh ayahnya:

“Ketika aku SD aku biasanya diantar dan dijemput sekolah. Dulu bapak selalu

punya waktu buat kami, cuma sekedar ngobrol biasa, ngumpul bareng gitu. Tapi

bapak ngingetin dengan cara kasar itu gak pernah, gak pernah. Didik anaknya

gak pernah dengan cara kasar tuh gak pernah.”

Menurut partisipan hubungannya dengan kedua kakak baik dan mereka berperan

sebagai orang tua bagi partisipan:

“Baik. Mereka malah berperan sebagai orang tua buat aku. Aku tinggal sama

mereka, aku makan bareng mereka.”

Permasalahan yang dihadapi partisipan sejak kecil hingga saat ini

Sejak usia empat tahun partisipan kehilangan kelekatan dengan ibu karena sang

ibu meninggal dunia:

“Setelah empat tahun kemudian ibu meninggal. Ya jadi sejak itu aku udah gak

ngerasain figure seorang ibu.”

Setelah kepergian almarhum ibu, partisipan tinggal bersama ayah dan kedua

kakaknya. Namun, beberapa tahun kemudian sang ayah menikah secara diam-diam

dengan wanita lain. Partisipan merasa kehilangan perhatian sejak ayahnya menikah lagi:

” Bapak sendiri selama beberapa tahun, bapak diam-diam nikah lagi, nikah siri.

Dan selama bapak menikah ini bapak kurang merhatiin anak karna ketika

bapak, jarang ada waktu dengan bapak. Tahu bapak nikah lagi aku mulai

sendiri disitu. Bapak cuma sekedar ngasih uang kami, ngobrol pun jarang, gak

kayak dulu lagi yang selalu ada waktu buat kami.”

Coping dalam menghadapi permasalahan

Dalam menghadapi masalah partisipan cenderung menghindar dengan cara

menggunakan narkoba. Partisipan merasa nyaman dan seolah-olah tidak mempunyai

beban ketika menggunakan narkoba:

Page 20: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

11

“Iya aku lari ke situ, dengan yang harus aku terima dari kecil, aku gak bisa

nerima kenyataan, aku gak bisa hadapin masalah. Aku mulai kenal miras, masih

ngerasa kurang lain mulai kelas tiga SMP aku kenal obat-obatan. Dan masalah-

masalah yang ada itu saat make emang nyaman gitu seakan-akan gak ada

beban gitu. Lambat laun ketika udah mulai ada masalah dikit-dikit larinya ke

situ, gak bisa ngerasain masalah akhirnya ke situ lagi.

Partisipan juga merasa lebih nyaman dengan komunitasnya dibandingkan

keluarga:

“Ya jadi sejak itu aku udah gak ngerasain figur seorang ibu dan kedekatan

dengan bapak, jadi aku lebih nyaman dengan komunitasku. Cuma dengan

teman-teman, bahkan keluarga dari teman-temanku udah anggap aku kayak

anak sendiri, entah aku di Jogja, entah aku di Magelang, entah aku di Rembang,

mereka anggap aku kayak anaknya sendiri yang bikin aku jauh lebih nyaman ya

itu.”

Terlibat dalam penggunaan narkoba serta alasannya menggunakan narkoba

Partisipan terlibat dalam penggunaan narkoba sejak duduk di bangku kelas tiga

sekolah menengah atas. Partisipan mengaku alasannya menggunakan narkoba karena

kurangnya perhatian dari sang ayah. Berawal dari mengkonsumsi minuman keras

hingga pada penggunaan narkoba:

“Nah, itu awalnya kenapa aku mulai minum, mulai make obat-obat karna

ngerasa udah gak diperhatiin jadi larinya ke sana. Mulai aku kenal miras aku

duduk dibangku sekolah kelas dua SMP. Selama bapak menikah ini bapak

kurang merhatiin anak. Bapak cuma sekedar ngasih uang kami, ngobrol pun

jarang, gak kayak dulu lagi yang selalu ada waktu buat kami. Nah, itu awalnya

kenapa aku mulai minum, mulai make obat-obat. Karna ngerasa udah gak

diperhatiin jadi larinya ke sana.”

“Saat itu emang karena kurangnya perhatian sama orang tua, dengan bapak

nikah lagi. Tapi lambat laun dari masalah yang datang itu aku tahu aku emang

terbebani dan ternyata aku emang gak bisa buat hadapin itu.”

Keterlibatan partisipan dalam penggunaan narkoba juga berpengaruh pada

perilakunya yang cenderung anti sosial seperti, meminta uang dengan paksa (malak)

kepada temannya, mencuri dan merampok:

“Iya duit hasil malak-malakin teman di sekolah, kalau make uang saku kita

sendiri gak cukup buat beli, otomatis butuh tambahan uang, jadinya malakin

Page 21: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

12

teman-teman. Dan itu dia ketika tuntutan untuk setiap kali ada masalah aku

harus make obat itu yang selalu memaksa aku untuk berbuat kriminal dengan

mencuri, merampok, menjambret, segala macamnya.”

Timbul perasaan jenuh dengan keadaanya yang terus-menerus berada di bawah

ketergantungan terhadap narkoba. Selain itu, adanya keinginan agar partisipan bisa

mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa depan:

”Aku juga udah merasa jenuh dan bosan dengan make obat, gak ada pandangan

yang baik ke depan rasanya semua ini, seperti gak berujung.”

Kejenuhannya juga nampak dalam tindakan partisipan yang mengaku sudah

berulang kali mencoba untuk berhenti menggunakan narkoba, tetapi usahanya gagal:

“berulang kali aku coba berhenti, tapi belum bisa.”

Kejenuhan yang dirasakan partisipan disebabkan oleh keinginan partisipan untuk

hidup normal tanpa menggunakan narkoba. Selain itu, partisipan juga tidak ingin

menyusahkan banyak orang:

“Aku juga uda bosan kayak gitu terus, gak mau ngerepotin banyak orang. Aku

pengen hidup normal.”

Mengikuti program rehabilitasi serta gambaran self-forgiveness dan coping dalam

menghadapi stressor

Pada awal Desember 2013 partisipan mulai mengikuti program rehabilitasi,

walaupun saat itu partisipan dalam keadaan mabuk dijemput oleh pihak panti:

“Waktu itu dijemput sama bro E, pas itu aku dalam keadaan make aku ke sini.”

Diawal keberadaannya di panti, partisipan merasa sendirian dan cenderung

menutup diri dari interaksinya dengan lingkungan sekitar. Partisipan mengaku tidak

peduli dengan orang sekitarnya dan lebih menikmati hidupnya sendiri. Partisipan

merasa ego yang tinggi disebabkan karena sampai saat itu partisipan belum bisa

memaafkan dirinya sendiri:

Page 22: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

13

“Pertama kali masuk sini, yang aku rasa aku ngerasa aku sendiri disini aku

udah gak punya siapa-siapa, aku udah ngerasa gak punya orang tua lagi, aku

sendiri disini. Disini emang ngerasa sendiri, aku ga peduli dengan orang-orang

yang ada disini, gak ada peduli aku cuma dikamar, nyuruh bersih-bersih aku

bersih-bersih terus ke kamar lagi, jauh lebih menikmati hidup sendiri. Aku

kemarin-kemarin gak bisa kayak gini, gak mau ngobrol sama orang tapi

syukurlah sekarang udah bisa kayak gini ngobrol sama orang. Pokoknya aku

gak ngerasa peduli dengan perasaan orang lain, cuma mentingin diri sendiri aja

egonya emang benar-benar tinggi disitu. Karna belum bisa maafin diri sendiri

juga, belum bisa damai dan sampai masuk di PSPP ini.”

Partisipan cenderung melakukan avoidance saat akan kembali ke lingkungan

sosialnya. Karena partisipan menilai bahwa lingkungan sosialnya mempunyai peluang

untuk bisa relapse:

“Aku belum mau untuk pulang ke Y, belum siap aku. Masih belum mampu,

masih belum ada keberanian untuk tinggal di Y lagi. Aku bakal keluar kota

entah keluar kota atau keluar pulau. Jauh lebih banyak mereka yang seperti aku

karna emang daerahku itu banyak. Belum berani aku, mending di luar Jogja.

Karna menurutku pertama aku gak tahu seluk beluknya jadi aku lebih hati-hati

disitu, mulai melangkah dengan hidup yang baru, bakal jauh lebih mudah

meskipun ya di daerahku sendiri.”

Sejak partisipan melarikan diri dan relapse, partisipan mulai kehilangan

kepercayaan dari keluarga. Hal ini berdampak pada kesempatannya untuk bisa pulang

(home live) karena menurut data triangulasi, pihak keluarga mengkhawatirkan kondisi

partisipan jika diberi kesempatan home live. Namun, secara perlahan-lahan kepercayaan

itu dapat dibangun kembali hingga partisipan diperbolehkan home live:

“Terus ketika dia akan pulang akhirnya menjadi tidak bisa kan karena

keluarganya jangan dulu bro kalau sekarang kami khawatir nanti di rumah dia

akan nyari barang lagi.”

“Mereka belum bisa memaklumi, belum mau untuk memaklumi. Karena

berulang kali aku minta maaf tapi kenyataannya apaan gitu ? Gak ada! Jadi

pelan-pelan aku dijenguk, mulai terbangun lagi kepercayaanya sampai aku bisa

pulang lagi.”

Partisipan diperbolehkan pulang (home live) dalam beberapa hari oleh pihak

panti. Namun, menurut triangulasi data, selama home live partisipan menghabiskan

waktunya di rumah:

Page 23: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

14

“Oh, baik-baik aja kok di rumah gak ke mana-mana, mainan aja sama

keponakannya.”

Proses self-forgiveness yang dialami oleh partisipan

Proses self-forgiveness di awali dengan timbulnya perasaan malu dengan

statusnya sebagai seorang pecandu:

“Mereka tahunya aku di pesantren ga di panti sini. Aku malu sih sebenarnya

sama mereka.”

Mulai bisa memaafkan dirinya karena partisipan tidak ingin di masa yang akan

datang dirinya hanya dibayangi perasaan bersalah:

“Udah bisa memaafkan diri sendiri pelan-pelan. Karena aku gak mau makin ke

depan cuma dihantui perasaan bersalah gitu.”

Partisipan merasa bahwa proses untuk bisa memaafkan dirinya bukanlah hal

yang mudah untuk dijalani. Namun, partisipan merasa mendapat dukungan dan motivasi

dari residen yang lain sehingga dalam menghadapi masalahnya partisipan tidak lagi

melakukan avoidance:

“Ya prosesnya sih berawal dari hal yang gak enak dulu. Kita dipentokin dengan

segala macam masalah ketika kita diingatkan dengan kesalahan kita segala

macam. Cuma memang recovery seorang addict itu ya itu mereka selalu

blocking gak pernah, gak mau untuk mengakui kesalahannya kan. Emang

awalnya rasanya emang semua aku yang salah cuma dengan mereka pentokin

seperti itu, mereka kasih feedback ke aku, kasih motivasi ke aku. Misalnya, kamu

harus hadapin karena itu udah kamu lakuin, sekarang semuanya udah kamu

rasain, kamu ambil dan kamu entah ngelakuin hal apapun entah itu yang

pertama udah ngerugiin diri kamu sendiri, yang kedua merugikan keluarga, dan

ketiga merugikan masyarakat dan orang-orang lain. Ya pelan-pelan dan selalu

seperti itu aku bisa maafin diriku sendiri, tapi disitu juga aku tetap ada

hubungan dengan keluarga.”

Selain itu, partisipan juga sudah bisa menerima luka-luka batin di masa lalu yang

pernah dialaminya:

“Kalau dipresentasekan untuk saat ini kurang lebih udah delapan puluh lima

persen, aku bisa menerima.”

Page 24: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

15

Walaupun dulu hubungan partisipan dengan ibu tiri tidak harmonis, namun

partisipan sudah mulai membuka diri untuk bisa bertemu dengan ibu tirinya dan

membangun hubungan baik dengan beliau dan anggota keluarga yang lain:

“Dari yang terakhir kita bincang-bincang sampai saat ini ya alhamdulilah

sudah mulai lagi terjalin kedekatan dengan keluarga dan apa yang aku sampein

ke keluarga dan aku mintaa maaf ke mereka. Ketemu sama ibu tiri ini kami

ngobrol, aku minta maaf, coba sampein apa yang jadi uneg-unegku dan juga

dengar apa yang mereka mau dari aku.”

Partisipan mengaku setelah mengalami berbagai masalah dan proses self-

forgiveness, partisipan menemukan makna diri yang sebenarnya:

“aku hidup tuh bukan hanya untuk diriku sendiri tapi untuk orang lain. Karena

masing-masing dari kita ini, kita memiliki peran, kita memiliki arti dari sebuah

kehidupan. Makanya kita gak boleh egois, gak boleh mementingkan diri sendiri.

Dimana pun tempat yang kita singgahi disitu pasti ada orang lain selain kita.

Dan mau gak mau aku harus bisa buat bermasyarakat dan mengerti bahwa

bukan hanya kita yang ingin selalu dimengerti.”

Page 25: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

16

PEMBAHASAN

Bagan latar belakang partisipan

Keterangan:

X : Ibu yang mengadopsi partisipan

X‟ : Ibu tiri partisipan

Y : Mantan suami ibu angkat partisipan

Y‟ : Bapak yang mengadopsi partisipan

Latar belakang kehidupan serta stressor di awal kehidupan

Saat partisipan berusia empat tahun ibunya meninggal dunia, partisipan tinggal

bersama ayah dan kedua kakaknya. Setelah kepergian almarhum sang ibu, partisipan

mengaku merasa sangat kehilangan figur seorang ibu, mengingat usianya yang masih

terlalu dini dan masih sangat membutuhkan kehadiran seorang ibu. Maka bisa dikatakan

XY adalah pasangan

suami isteri yang tidak

mempunyai keturunan

X dan Y bercerai, lalu X menikah

dengan Y‟ dan mempunyai tiga

anak; dua anak perempuan dan

satu anak laki-laki

Namun, anak laki-lakinya

meninggal dunia. Setelah

meninggal dunia X sering

sakit-sakitan

Tetapi saat partisipan berusia

empat tahun, X meninggal

dunia. Partisipan merasa

kehilangan figur seorang ibu.

Partisipan tinggal bersama Y‟

dan kedua kakak

perempuannya

Namun, secara diam-diam Y‟

menikah lagi dengan X‟.

Setelah menikah Y‟ tidak lagi

tinggal serumah dengan

partisipan dan kedua kakak

perempuannya

X dan Y‟ mengadopsi

partisipan dari salah satu

rumah sakit di Magelang. Pada

saat itu usia partisipan baru

lima bulan. Setelah partisipan

diadopsi kesehatan X

berangsur membaik

Page 26: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

17

bahwa partisipan sudah kehilangan kelekatan dengan ibunya. Istilah kelekatan

(attachment) untuk pertama kalinya dikemukakan oleh seorang psikolog Inggris pada

tahun 1985 bernama John Bowlby. Kemudian formulasi yang lebih lengkap

dikemukakan oleh Mary Ainsworth pada tahun 1969. Kelekatan merupakan suatu ikatan

emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang

mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua (Mc Cartney dan

Dearing, 2002). Bowlby (dalam Haditono dkk, 1994) menyatakan bahwa hubungan ini

akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang diawali dengan

kelekatan anak pada ibu atau figur lain penggati ibu.

Hal ini juga dialami oleh partisipan yang mana setelah meninggalnya almarhum

sang ibu, figur kelekatan digantikan oleh ayahnya. Awalnya hidup keluarga mereka

berjalan normal seperti keluarga pada umumnya, terbukti partisipan mengaku bahwa

mereka selalu mempunyai waktu untuk berkumpul bersama, bercanda gurau dan

berbagi cerita satu sama lain. Selain itu, saat partisipan duduk di bangku sekolah dasar

sang ayah sering mengantar dan menjemputnya seusai sekolah. Namun, seiring

berjalannya waktu, secara diam-diam ayahnya menikah lagi dengan wanita lain. Sejak

menikah lagi, sang ayah tidak tinggal serumah dengan anak-anaknya, tetapi tinggal

bersama ibu tiri mereka. Sang ayah lebih banyak menghabiskan waktu bersama

keluarganya yang baru dibandingkan dengan partisipan dan kedua kakaknya. Partisipan

mulai merasa kehilangan kedekatan dengan sosok sang ayah semenjak ayahnya

menikah. Ayahnya sibuk mengurusi keluarga barunya, sedang anak-anaknya tidak lagi

mendapat perhatian seperti dulu. Kesibukan sang ayah membuat hubungan mereka

menjadi renggang, terbukti partisipan mengaku bahwa mereka sudah tidak pernah

berkumpul lagi bersama seperti dulu sebelum ayahnya menikah. Selain itu, ayahnya

Page 27: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

18

sudah tidak pernah mengantar dan menjemputnya lagi sepulang sekolah. Hal ini bisa

dikatakan sebagai stressor di awal kehidupan partisipan.

Penelitian pada anak-anak yang tidak tinggal dengan ayah dan ibunya akan

berujung pada penyalahgunaan obat-obatan (Hoffmann, 2002). Begitu juga yang

dialami oleh partisipan, sejak berada di bangku sekolah menengah atas partisipan mulai

mengkonsumsi narkoba. Menurut Hawari (2009), penyalahgunaan NAZA (narkotika,

psikotropika dan zat adiktif) dibagi dalam 3 golongan besar, yaitu ketergantungan

primer, ketergantungan reaktif dan ketergantungan simtomatis. Partisipan termasuk

dalam golongan pertama yaitu, ketergantungan primer yang ditandai dengan kecemasan

dan depresi yang pada umumnya terdapat pada orang dengan kepribadian tidak stabil.

Selain itu, menurut Hawari faktor penyebab penyalahgunaan NAZA, yaitu faktor psikis

seperti mencari kesenangan dan kegembiraan, mencari inspirasi, melarikan diri dari

kenyataan, rasa ingin tahu, meniru, mencoba dan sebagainya. Hal ini juga terjadi pada

partisipan yang mana menggunakan narkoba sebagai bentuk pelarian dari kenyataan

yang harus diterimanya. Partisipan cenderung merasa lebih nyaman ketika

menggunakan narkoba, sehingga saat diperhadapkan dengan masalah maka partisipan

menunjukkan sikap avoidance dengan menggunakan narkoba.

Coping terhadap stressor di awal hidup

Ada dua strategi dalam coping yaitu, problem-focused coping dan emotion-

focused coping. Terkadang individu dapat menggunakan kedua strategi tersebut secara

bersamaan, namun tidak semua strategi coping pasti digunakan oleh individu. Dari hasil

pemaknaan yang sudah dipaparkan peneliti di atas menunjukkan bahwa partisipan

cenderung menggunakan emotion-focused coping. Emotion-focused coping merupakan

sekumpulan proses kognitif yang diarahkan untuk mengurangi penderitaan emosional

Page 28: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

19

dan mencakup strategi seperti menghindari, meminimalisir, menjaga jarak, selektif

memilih perhatian, perbandingan positif, dan mencari nilai positif dari sebuah peristiwa

negatif (Lazarus & Folkman, 1984). Hal ini sejalan dengan penelitian ini yang

menemukan bahwa partisipan cenderung menghindar (avoidance) saat menghadapi

masalahnya. Saat partisipan melakukan avoidance perilaku yang ditunjukkan adalah

mengkonsumsi minuman keras dan narkoba. Nampak juga dalam kesehariannya

sewaktu masih di sekolah, partisipan memalak temannya untuk mendapatkan uang agar

bisa membeli minuman keras dan narkoba. Selain itu, partisipan juga lebih banyak

menghabiskan waktu di luar rumah bersama komunitasnya, sebagai bentuk menjaga

jarak dan meminimalisir masalah yang akan dihadapi. Terbukti bahwa partisipan

mengaku setelah dua tahun berada di sekolah menengah pertama dirinya mulai

mengenal minuman keras dan setelah naik ke kelas tiga sudah mulai menggunakan

narkoba. Partisipan jarang pulang ke rumah, kalau pun pulang itu hanya untuk meminta

uang saku, tetapi setelah itu pergi lagi. Suasana rumah yang sudah berbeda serta

kurangnya perhatian dari sang ayah membuat partisipan mulai tidak nyaman berada di

dalamnya. Keadaan ini terus dirasakan partisipan hingga dirinya menyelesaikan

pendidikan di sekolah menengah pertama dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Partisipan merasa bahwa dirinya lebih nyaman saat berada di tengah-tengah

komunitasnya.

Namun ternyata avoidance yang digunakan oleh partisipan tidak bisa

menolongnya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya, sebaliknya strategi

tersebut membuat masalah baru dalam hidupnya. Saat partisipan terlibat dalam

penyalahgunaan narkoba, dirinya kerap terlibat dalam tindakan kriminal yang membuat

partisipan menjadi tahanan pihak kepolisian. Hal ini tidak membuat partisipan jera,

Page 29: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

20

tetapi tindakan kriminal terus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidupnya.

Hingga partisipan kehilangan kesempatannya untuk bisa tetap melanjutkan pendidikan

ke sekolah menengah atas. Partisipan putus sekolah saat dirinya berada di semester

pertama kelas satu sekolah menengah atas.

Fase kejenuhan

Seiring berjalannya waktu, timbul perasaan jenuh dalam diri partisipan berkaitan

dengan kehidupan yang terus-menerus berada di bawah pengaruh minuman keras dan

ketergantungannya pada narkoba. Keadaan jenuh berarti bahwa objek atau aktivitas

yang sebelumnya diinginkan menjadi tidak lagi disukai karena pengalaman yang terus-

menerus dengannya. Sesuatu yang terlalu banyak menyebabkan kejenuhan dan

kemuakan (Lewin, 1951, dalam Hall & Lindzey, 1993). Partisipan berulang kali

mencoba untuk berhenti menggunakan narkoba namun usahanya selalu gagal, karena

partisipan menyadari bahwa lingkungan sosialnya sangat kental dengan pengaruh

negatif tersebut. Adapun hal-hal yang menyebabkan kejenuhan itu muncul karena

partisipan menganggap perlunya mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa

depan, serta tidak ingin menyusahkan orang lain.

Dinamika self-forgiveness dan coping dalam menghadapi masalah

Partisipan juga harus pulih dari ketergantungannya pada narkoba. Oleh karena

itu partisipan berada di PSPP Sehat Mandiri Yogyakarta guna mengikuti program

rehabilitasi. Masa pemulihan merupakan suatu masa yang akan dilewati oleh seorang

pecandu yang memutuskan berhenti menggunakan narkotika.

Tahap 1 : Sesudah masuk ke panti rehabilitasi

Seperti yang sudah dipaparkan di awal, faktor penyebab penggunaan narkoba juga

berasal dari individu yang lari dari masalah atau kesusahan hidupnya serta tidak mampu

Page 30: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

21

menghadapi tekanan dari lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan yang dirasakan

partisipan bahwa dirinya tidak mampu menghadapi masalah-masalahnya. Menurut

penelitian Wald dan Temoshok (dalam Worthington, 2000) ketika individu memiliki

kecenderungan untuk mengampuni, lebih sedikit simptom depresi yang dialami dan

stressor yang dihadapi, serta bahwa stressor tersebut dinilai berada pada titik yang

rendah. Maka bisa dikatakan bahwa self-forgiveness dapat meredakan tekanan-tekanan

tersebut.

Di awal keberadaan partisipan di panti rehabilitasi, partisipan mengaku bahwa

dirinya merasa terbebani berada di tempat tersebut. Hal ini bisa dikatakan sebagai

stressor yang dialami partisipan. Namun, untuk menanggulanginya partisipan

cenderung menutup diri dari interaksi sosial di dalam panti. Partisipan lebih banyak

menyendiri dan tidak peduli dengan keberadaan orang lain. Menurut partisipan ego

yang tinggi diakibatkan karena partisipan belum bisa memaafkan dirinya sendiri. Selain

itu, partisipan juga merasa belum mampu untuk kembali ke lingkungan sosialnya.

Stressor yang dialami partisipan bersumber dari lingkungan sosial yang dinilai masih

sangat kental dengan pengaruh negatif khususnya dalam penyalahgunaan narkoba. Oleh

karena itu, strategi coping yang dilakukan partisipan adalah dengan menghindar

(avoidance). Setelah menyelesaikan program rehabilitasinya, partisipan berencana akan

keluar dari kota Y bahkan keluar pulau Jawa. Karena menurut partisipan, saat dirinya

berada di tempat yang baru, partisipan akan lebih berhati-hati dalam bertindak sehingga

partisipan tidak terjerumus dalam pengaruh negatif. Selanjutnya, partisipan juga

mengaku bahwa terkadang saat dirinya mendengarkan musik, partisipan seperti

merecall ingatannya serta muncul keinginan untuk menggunakan narkoba. Namun,

keadaan tersebut bisa dihadapinya dengan cara partisipan selalu berusaha melawan

Page 31: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

22

keinginannya untuk relapse misalnya dengan membaca buku. Maka bisa dikatakan

bahwa partisipan menggunakan problem focused coping untuk menghadapi stressornya,

karena saat muncul keinginan untuk relapse partisipan berusaha mencari solusi agar

dapat mengatasinya. Coping ini efektif karena dapat meredakan keinginan partisipan

untuk relapse. Hal ini sejalan dengan definisi problem focused coping merupakan

bentuk coping yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi tuntutan dari

situasi yang penuh tekanan. Artinya coping yang muncul terfokus pada masalah

individu yang akan mengatasi stres dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang

baru. Individu cenderung menggunakan strategi ini ketika mereka percaya bahwa

tuntutan dari situasi dapat diubah (Flokman & Lazarus dalam Sarafino, 2006). Strategi

ini melibatkan usaha yang melakukan sesuatu hal terhadap kondisi stres yang

mengancam individu (Taylor, 2009).

Tahap 2 : Setelah beberapa bulan berada di panti rehabilitasi

Beberapa bulan di awal masa pemulihannya, partisipan berpartisipasi dalam kegiatan

sosialisasi yang dilakukan oleh pihak panti di kampung tempat tinggalnya. Partisipan

mengaku merasa malu dengan statusnya sebagai pecandu narkoba. Hal ini sejalan

dengan uncovering phase pada self-forgiveness yang menyatakan bahwa korban

mengakui adanya rasa malu. Di sisi lain partisipan merasa adanya dukungan dari

masyarakat tempat tinggalnya, sehingga partisipan merasa bahwa dirinya harus

sungguh-sungguh menjalani proses pemulihannya.

Seiring berjalannya waktu partisipan merasa perlu memaafkan dirinya sendiri,

karena partisipan tidak ingin di masa yang akan datang partisipan dihantui oleh perasaan

bersalah. Selain itu, partisipan juga ingin mewujudkan kehidupan yang lebih baik di

Page 32: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

23

masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan decision phase yang merupakan

keinginan mempertimbangkan self-forgiveness serta perubahan hati dan pemahaman

baru. Partisipan mengaku bahwa setelah diperhadapkan dengan berbagai masalah sejak

kecil sampai saat ini, akhirnya partisipan menyadari bahwa dirinya tidak mampu

menghadapi kenyataan dan masalah dalam hidupnya. Hal ini konsisten dengan ciri

dalam uncovering phase yaitu, mengakui kesalahan. Proses self-forgiveness pada

partisipan juga ditandai dengan adanya keinginan partisipan membuka diri untuk

bertemu dan membangun hubungan yang baik dengan ibu tirinya. Hal ini sejalan

dengan work phase yang merupakan kesadaran bahwa forgiveness membutuhkan

penerimaan terhadap luka yang dialami.

Selain itu, strategi coping yang digunakan partisipan adalah problem-focused

coping. Hal ini nampak dari kesediaan partisipan untuk bertemu dengan ibu tirinya

secara langsung. Partisipan tidak lagi menunjukkan perilaku avoidance yang dulu

diakuinya sangat sering partisipan gunakan, karena partisipan menganggap bahwa

beliau tidak pantas bertemu dengannya.

Tahap 3 : Menjelang berakhirnya program rehabilitasi

Dari setiap masalah bahkan proses self-forgiveness yang dijalaninya, partisipan

mengaku telah menemukan makna bagi dirinya sendiri. Partisipan mengatakan bahwa

hidupnya bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain. Oleh karena

itu, partisipan belajar untuk tidak mementingkan dirinya sendiri. Selain itu, setelah

mengikuti program rehabilitasi partisipan ingin mencari pekerjaan serta kesibukan, tidak

ingin terjerat lagi dalam penggunaan narkoba. Sejalan dengan hal ini outcome phase

Page 33: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

24

adalah memperoleh tujuan baru dalam hidup dikarenakan oleh penderitaannya serta

menemukan makna bagi diri sendiri.

Menjelang berakhirnya proses self-forgiveness yang dilakukan oleh partisipan,

maka strategi coping yang digunakan lebih efektif. Hal ini terbukti karena partisipan

menyadari bahwa saat ini partisipan dapat menghadapi masalahnya tanpa menggunakan

narkoba. Terbukti partisipan sudah bisa membuka diri untuk bertemu dan membangun

hubungan baik dengan ibu tirinya. Sebelum partisipan masuk dalam proses self-

forgiveness, partisipan cenderung menghindar (avoidance). Namun saat ini, strategi

coping yang digunakan lebih cenderung pada problem-focused coping. Partisipan juga

merasa adanya dukungan sosial dari orang sekitarnya seperti, sesama residen maupun

konselornya di panti rehabilitasi. Adanya dukungan tersebut semakin meyakinkan

partisipan bahwa perilaku menghindar (avoidance) tidak dapat menyelesaikan masalah

yang ada, tetapi masalah tersebut harus dihadapinya.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses self-forgiveness yang

dilalui partisipan bukanlah hal yang mudah, karena partisipan harus diperhadapkan

dengan berbagai masalah dari dalam maupun dari luar dirinya. Masalah dari dalam diri

seperti partisipan belum siap menerima kenyataan dan menghadapi masalah dalam

hidupnya sehingga menjadikan narkoba sebagai jalan pintas demi mencari kenyamanan

sesaat. Seiring berjalannya waktu, partisipan mulai menyadari bahwa hal terpenting

untuk bisa melangkah menuju masa depan adalah melepaskan masa lalu dengan cara

memaafkan dirinya sendiri. Partisipan tidak ingin di masa yang akan datang dirinya

hanya merasa bersalah atas kesalahan yang diperbuatnya.

Page 34: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

25

Temuan dari penelitian ini menunjukan adanya perubahan strategi coping yang

digunakan oleh partisipan sebelum dan sesudah adanya self-forgiveness. Sebelum

partisipan masuk dalam proses self-forgiveness partisipan cenderung menggunakan

emotion-focused coping dengan menunjukkan perilaku avoidance. Perilaku avoidance

ini nampak dari keterlibatan partisipan dalam penggunaan narkoba. Namun, setelah

partisipan berada dalam proses self-forgiveness, partisipan mulai bisa menghadapi

masalahnya sendiri tanpa menunjukkan perilaku avoidance. Partisipan juga menyadari

bahwa dirinya mampu menghadapi masalahnya tanpa menggunakan narkoba.

Selanjutnya, partisipan juga merasa adanya dukungan sosial dari orang sekitarnya

seperti, sesama residen maupun konselornya di panti rehabilitasi. Adanya dukungan

tersebut semakin meyakinkan partisipan bahwa perilaku menghindar (avoidance) tidak

dapat menyelesaikan masalah yang ada, tetapi masalah tersebut harus dihadapinya.

Melalui penelitian ini, bagi pecandu narkoba diharapkan bisa menerapkan self-

forgiveness sebagai strategi coping untuk bisa meredakan tekanan-tekanan dalam

hidupnya. Bagi pihak keluarga dan petugas di panti rehabilitasi agar dapat memberikan

dukungan kepada pecandu yang sedang bahkan sudah selesai mengikuti program

rehabilitasi dalam proses self-forgiveness. Selain itu, adanya program yang lebih efektif

guna mempersiapkan psikis dari pecandu berkaitan dengan proses self-forgiveness dan

strategi coping. Selanjutnya, bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan dukungan

serta penerimaan yang positif bagi para pecandu agar mereka bisa kembali menjalankan

kehidupannya seperti individu pada umumnya. Selain itu, mengingat masih adanya

kekurangan dalam penelitian ini maka, bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat

mengkaji lebih dalam lagi mengenai coping yang efektif dalam menghadapi stressor

pada pecandu narkoba.

Page 35: Studi Kasus: Dinamika Self-Forgiveness Dikaitkan dengan ...€¦ · STUDI KASUS: DINAMIKA SELF-FORGIVENESS DIKAITKAN DENGAN STRATEGI COPING PADA PECANDU NARKOBA YANG MERUPAKAN ANAK

26

DAFTAR PUSTAKA

BNN. (2010). Petunjuk Teknis Advokasi Bidang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Bagi Lembaga Instansi. Jakarta. Tim Ahli.

Enright, R.D. (1996). Counseling within the forgiveness traid: On forgiving, receiving

forgiveness, and self-forgiveness. Counseling & Values,40(2), 107-127.

Fincham, F. D., Hall, J., & Beach, S. R. H. (2006). Forgiveness in Marriage: Curent

status and future directions. Family Relations, 55(4), 415-426.

Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: PT. Gunung

Mulia.

Haditono, dkk. (1998). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hall, L & Lindzey, G. (1993). Teori-teori Psikodinamik (klinis) Ahli Bahasa:

Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius.

Hawari, D. (2009). Penyalahgunaan dan Ketergantungan Napza. Jakarta: Balai

Penerbitan FKUI.

Kartono, K. (2003). Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali.

Lazarus, S. & Folkman, R.S. (1986). Stress, Appraisal, and Coping. Springer: New

York.

Mc Cartney, K., & Dearing, E., (ED). (2002). Child Development. Mc Millan

Refference USA.

Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Riasnugrahani, M., & Wijayanti, Y. (2011). Studi Kasus Mengenai Forgiveness pada

Wanita dengan HIV/AIDS yang Teinfeksi Melalu Suaminya. Prosding

Konferensi Nasional “Pain Management & Quality of Life,” 180-90.

Sarafino, E. P. (2006). Health Psychology: Biopsychology Interactions. Fifth Edition.

US: John Wiley & Sons.

Taylor, G. I. (1991). Current views of the aluminium stress response. The physiological

basis of tolerance. Current Topics in Plant Biochem and Physiol, 10, 57-93.

Trevalga, S. 2000. Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Generasi Muda. Jurnal

Psikologi, 5(1), 33-45.