Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

13
Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2015 Hamdi Muluk Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Transcript of Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

Page 1: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan Pelaksanaan Pilkada Serentak

2015

Hamdi Muluk

Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia

Page 2: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

Latar belakang

• Pilkada serentak 9 Desember 2015 (269 Daerah).

• Pertama kali dalam sejarah Indonesia

• ? = apakah akan berlangsung damai atau tidak ?

• Seberapa besar potensi damai ? Seberapa besar potensi konflik

• Asumsi: Harmoni (Nasional) dimulai atau berangkat dari derah daerah2 Damai Damai Nasional

• Demokrasi pada hakekatnya : Lokal, ide Otonomi derah adalah menghargai demokrasi di tingkat paling mendasar : Local democracy.

• National politics : Higher policy National policy (conth: Foreign, National defense, fiscal.etc).

Page 3: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

KERANGKA ANALISIS KONFLIK SOSIAL

• AKAR PENYEBAB

• FAKTOR YANG MEMPERCEPAT (AKSELERATOR)

• FAKTOR YANG MEMITIGASI KONFLIK (PEACG GENERATING FACTORS)

• FAKTOR YANG MENGUATKAN KONFLIK

Page 4: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

Page 69

DAY FOUR HANDOUT 4.2.1

ROOT CAUSES OR SYSTEMIC CONDITIONS

(Political) Political legitimacy (Social) Mobilization of communities (Social) Ethnic group of regime is minority (Social) Discrimination (Economic) Economic deterioration (History) Recent history of violence (Military) Security/Military

PROXIMATE FACTORS: ACCELERATORS

· Electoral fraud by or defeat of sittingregime

· Increase in popular discontent withregime

· Ethnic groups form private militias

· Use of bellicose language by politicalleaders

· Regime initiates major socialengineering

· Regime identifies and targets internalenemy as scapegoat

· Regime perceives opposition tribes asthreat to unity of the state

· Sharp competition among ethnicgroups for scarce resources/position

· Growing polarization of society

· Regime distributes income by ethnic,religious, and linguistic groups showsgreat disparities

· Sharp price rise and/or sharp declinein standard of living

· Regime is on the verge of bankruptcyand is unable to pay salaries of publicofficials and security forces

· History of communal fighting amongethnic/religious/linguistic groups incountry is alive

· Increase in military spending

· Attempted coup d�etat

· Assassination of major political leaders

· Increase in formation of private militias

· Threat of exile force intervention with, or without, backing from foreign power

CONFLICT CARRYING CAPACITY

Social: Culture of silence, in cohesive society with mutual distrust, myth that the Divine will address problems Economic: poverty, giving citizens handouts Political: repressive regime, strong military Religious: Increase in charismatic churches

PEACE GENERATING FACTORS

A strong judicial system that addresses grievances impartially Good governance Religion Vibrant economy Cohesive society Visionary leadership Independent media

A R

M E D

C

O N

F L I

C T

ANALYTICAL FRAMEWORK FOR MONITORING AND WARNING (Source: Model Adopted from FAST)

Page 5: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

PILKADA SEBAGAI PEMERSATU Vs PEMECAHBELAH (KONFLIK SOSIAL)

• Problem Instrinsik dalam PILKADA: Polarisasi Pendukung Calon. Ini lazim saja dalam demokrasi, sepanjang dijaga dalam semangat konstestasi yang fair. Tidak terpolarisasi dalam Pola SARA.

• Kalau konflik PILKADA terpolarisasi dlm pola SARA dan ada mobilisasi oleh kepentingan, ini sudah menjadi bibit konflik (paling tidak mengancam Harmoni sosial)

• Faktor kecurangan (dalam banyak bentuk: politik uang, penggelembungan suara/pencurian suara lewat “petugas pemilu” bisa memicu ketidakpuasan dan rasa ketidakadilan “membangkitkan sejarah Konflik di masa lalu (past conflict).

Page 6: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

PILKADA SEBAGAI PEMERSATU Vs PEMECAHBELAH (KONFLIK SOSIAL)

• Perlu mendorong Pilkada yang bersih, jujur, adil. kerja keras semua pihak: KPU, Bawaslu, Pemda, Aparat keamanan (intel?)

• Pilkada yang berkualitas Kepala daerah yang berkualitas Perbaikan pemerintaha Memperkuat Masyarakat – Memperkuat Demokrasi Memperkuat Ketahanan masyarakat. Juga berlaku sebaliknya.

Page 7: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

PERLU DIKEMBANGKAN : CEWER

• CEWER : Conflict Early Warning & Early Responses System

• (Sistem Siaga Dini dan Sistem Respon Dini Konflik Sosial)

Page 8: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

Sebuah sistem siaga dini yang baik harus mampu:

1. Mengidentifikasi penyebab-penyebab konflik

2. Mengantisipasi arah kemungkinan timbulnya eskalasi kekerasan dalam konflik, dan yang terpenting :,

3. Membantu meringankan efek dari konflik dengan memberikan advis strategik (strategic advice) ke pada pengambil kebijakan.

Page 9: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

CEWER AS A NETWORK SYSTEM

Page 10: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

Secretariate as “Clearing House” of Information

Secretariate / Clearing

House

Reporter

Reseacrher

Other data

Page 11: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

7 Steps of CEWERS

Page 12: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

Page 82

DAY FIVE HANDOUT 5.1.2

BRIDGING WARNING AND RESPONSE

Page 13: Membangun Harmoni Kebangsaan dari daerah dikaitkan dengan ...

KESIMPULAN:

• Bernegara : ETHOS OF CONFLICT - ETHOS OF PEACEFULL

• PEMBANGUNAN : hakekatnya STRUCTURAL PEACE BUILDING

• Democratization (from local /from below national) itu penting dijaga dlm damai inti membangun ketahanan negara

• Membangun siaga dini dan respon dalam soal ini : penting bagian dari strategic decision.