STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN...

49
STUDI KASUS DI SUSUN OLEH: WAHYU WIDODO NIM. P.10136 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA TN. S DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) STAGE IV DI RUANG MELATI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Transcript of STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN...

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

STUDI KASUS

DI SUSUN OLEH:

WAHYU WIDODO

NIM. P.10136

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA TN. S

DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) STAGE IV DI RUANG

MELATI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

i

STUDI KASUS

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

WAHYU WIDODO

NIM. P. 10136

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA TN. S

DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) STAGE IV DI RUANG

MELATI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

v

KATA PENGANTAR

Pujisyukur penulis panjatkan bagiTuhan Maha Kuasa karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN : KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA TN. S DENGAN

CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) DI RUANG MELATI RSUDDr.

SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN”.

Dalam penyusunan KaryaTulis Ilmiahini penulis

banyakmendapatbimbingandandukungandariberbagai pihak, olehkarenaitupada

kesempatanini penulismengucapkan terimakasih dan penghargaanyang setinggi –

tingginya kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, Selaku Ketua Prodi Studi DIII Keperawatan yang telah

memberi kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma

HusadaSurakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, Selaku SekretarisKetua Prodi D III

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untukdapat menimba ilmu

diStikesKusuma Husada Surakarta.

3. Setiyawan, S.Kep., Ns.Selaku dosenpembimbing sekaligus sebagai penguji

yang telahmembimbing dengancermat, memberi masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyamandalambimbingan serta memfasilitasidemi sempurnanyastudi

kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan .............................................................. 6

C. Manfaat Penulisan ............................................................ 7

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien .................................................................. 8

B. Pengkajian ........................................................................ 8

C. Perumusan Masalah Keperawatan ................................... 12

D. Perencanaan...................................................................... 13

E. Implementasi .................................................................... 14

F. Evaluasi ............................................................................ 16

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ...................................................................... 19

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

vi

B. Kesimpulan dan Saran...................................................... 32

C. Saran ................................................................................ 35

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Log Book

Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmia

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wahyu Widodo

Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 19 Januari 1992

Jenis Kelamin : Laki - laki

Alamat Rumah :Guwo, Kemusu, Boyolali

Riwayat Pendidikan : 1.SDN 2 GUWO ( lulus pada tahun 1999 )

2.SMPN 1 WONOSEGORO ( lulus pada tahun 2007 )

3. SMAN 1 KEMUSU( lulus pada tahun 2010 )

4. Pada saat ini masih menempuh program studi DIII

Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta

Riwayat Pekerjaan : -

Riwayat Organisasi : 1. Pramuka

2. OSIS ( Anggota )

3. KARANG TARUNA INTAN PERTIWI GUWO

Publikasi : -

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk

membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin atau air

seni, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Meskipun sangat penting,

seringkali kita lupa untuk merawatnya secara baik. Tingginya kasus penyakit

di Indonesia terjadi akibat, kurangnya pengetahuan masyarakat untuk

mencegah penyakit tersebut. Selain itu, terbatasnya sarana pelayanan

kesehatan di puskesmas dan rumah sakit, serta kurangnya tenaga dokter

spesialis yang bisa memeriksa dan menangani gangguan sejak dini

(Nusantara, 2012).

Penyakit ginjal kronik kini telah menjadi persoalan serius bagi

kesehatan masyarakat di dunia. Menurut WHO dan Global Burden of

Disease (GBD), penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyumbang

850.000 kematian setiap tahunnya, hal ini berarti menduduki peringkat ke 12

tertinggi angka kematian atau peringkat tertinggi ke 17 angka kecacatan.

Sedangkan menurut Kidney Disease Outcome Quality Initiative (KDOQI,

2005) diperkirakan 20 juta orang dewasa di Amerika Serikat mengalami

penyakit ginjal kronik. Prevalensi penyakit gagal kronik (PGK) atau yang

disebut juga Chronic Kidney Disease (CKD) meningkat setiap tahunnya.

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

2

Center for Disease Control (CDC) melaporkan bahwa dalam kurun waktu

tahun 1999 hingga 2004, terdapat 16.8% dari populasi penduduk usia di atas

20 tahun, mengalami PGK. Persentase ini meningkat bila dibandingkan data

pada 6 tahun sebelumnya, yakni 14.5%. Di negara - negara berkembang,

insiden ini diperkirakan sekitar 40-60 kasus per juta penduduk per tahun. Di

Indonesia, dari data di beberapa bagian nefrologi, diperkirakan insidens PGK

berkisar 100-150 per 1 juta penduduk dan prevalensi mencapai 200-250 kasus

per juta penduduk. Sedangkan data yang diperoleh dari RSUP H Adam Malik

Medan, jumlah pasien yang menjalani hemodialisa pada tahun 2007

berjumlah 127 orang, tahun 2008 berjumlah 166 orang, serta bulan januari

sampai februari tahun 2009 berjumlah 196 orang (Bakri, 2005).

Chronic Kidney Disease (CKD) suatu sindrom klinis penurunan

fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut,

hal ini terjadi bila laju filtrasi glomelurus kurang dari 50 ml per menit

(Suhardjono, 2004). Penyakit CKD atau Choronic Renal Failure (CRF)

merupakan proses kontinyu yang dimulai katika terjadi kehilangan sebagian

nefron yang tersisa sudah tidak lagi dapat bertahan hidup, selama periode ini

dapat dikenali tiga stadium yang saling berhubungan yaitu insufisiensi renal,

gagal ginjal dan uremenia (Kumar, 2012).

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan fungsi renal

yang progresif dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit

sehingga terjadi uremia. CKD disebabkan oleh berbagai keadaan, meliputi

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

3

penyakit-penyakit yang dapat mengenai ginjal atau pasokan darahnya

misalnya glomeluropati, hipertensi, diabetes. Pada gagal ginjal kronis (GGK)

yang sudah lanjut kadar natrium, kalium, magnesium, amino dan fosfat

didalam darah semuanya akan mengalami peningkatan sementara kadar

kalsium menurun. Retensi natrium dan air akan menaikkan volume

intravaskuler yang menyebabkan hipertensi (Berkowitz, 2012).

Gangguan fungsi ginjal dapat dikelompokkan menjadi empat

stadium menurut tingkat keparahanya, kondisi normal kerusakan ginjal

dengan nilai Glomerular Filtration Rate (GFR) normal, ginjal berfungsi

diatas 90%, nilai GFR diatas 90 ml per menit per 1,73m2. Stadium satu

kerusakan ginjal ringan dengan penurunan nilai GFR, belum terasa gejala

yang mengganggu, ginjal berfungsi 60-86%, nilai GFR 60-86 ml per menit

per 1,73m2. Stadium dua kerusakan sedang, masih bisa dipertahankan, ginjal

berfungsi 30-59%, nilai GFR 30-59 ml per menit per 1,73m2. Stadium tiga

kerusakan berat, sudah tingkat membahayakan, ginjal hanya berfungsi 15-

29%, nilai GFR 15-29 ml per menit per 1,73m2. Stadium empat kerusakan

parah harus cuci ginjal, funngsi ginjal kurang dari 15%, nilai GFR kurang

dari 15 ml per menit per 1,73m2 (Alam Syamsir, 2007).

Pada penderita CKD gangguan pemenuhan kebutuhan cairan akan

menunjukkan beberapa tanda dan gejala, mayor harus ada edema, kulit

tegang dan mengilap, minor yang mungkin ada asupan cairan lebih banyak

daripada haluaran, sesak napas, penambahan berat badan (Carpenito, 2009).

Keparahan kondisi bergantung pada tingkat kurusakan ginjal, kondisi lain

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

4

yang mendasari adalah usia pasien, maninfestasi kardio vaskuler diantaranya

hipertensi, gagal ginjal kongestif, edema pulmonal, perikarditis, gejala

- gejala dermatologis diantaranya gatal - gatal hebat atau proritus, serangan

uremik karena pengobatan dini dan agresif, gejala gastrointestinal

diantaranya anoreksia, mual, muntah dan cegukan, haus, rasa kecap logam

dalam mulut, perubahan neuromuskuler perubahan tingkat kesadaran kecuali

mental (Elizabeth, 2009).

Manusia membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan

proporsi yang tepat di berbagai jaringan tubuh agar dapat mempertahankan

kesehatan dan kehidupannya. Air menempati proporsi yang besar dalam

tubuh. Terdapat sekitar 50 liter air dalam tubuh seseorang dengan berat

badan 70 kg. Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria

dewasa, dan 55% tubuh pria usia lanjut. Karena wanita memiliki simpanan

lemak yang relative banyak (relative bebas air), kandungan air dalam tubuh

wanita 10% lebih sedikit dibandingkan pria. Air tersimpan dalam dua

kompartemen utama dalam tubuh yaitu, cairan intra seluler dan cairan ekstra

seluler (Gibson, 2004).

Kelebihan volume cairan adalah kondisi dimana ketika individu

mengalamai atau beresiko mengalami kelebihan beban cairan intraseluler

atau interstisial, adapun batasan karakteristiknya mayor terdapat edema, kulit

tegang dan mengilap, minor yang mungkin ada asupan cairan lebih banyak

daripada haluaran, sesak napas, penambahan berat badan. Sedangkan

kekurangan volume cairan adalah kondisi ketika individu yang tidak mampu

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

5

meminum cairan dan mengalami atau beresiko mengalami dehidrasi vaskuler,

intertstesiel atau intraseluler (Carpenito, 2009).

Berbagai literatur menyebutkan CKD disebabkan oleh salah satunya

karena kerusakan nefron yang menyebabkan filtrasi cairan terganggu dan

dapat menyebabkan penumpukan cairan dan penimbunan produk sisa yang

bervariasi tergantung pada bagian ginjal yang sakit yang menyebabkan

kerusakan nefron lebih lanjut. Nefron yang tersisa meningkatkan laju filtrasi,

reabsorpsi dan sekresi, serta mengalami hipertrofi dalam proses tersebut.

Sehinga dengan makin banyak nefron yang mati, nefron yang tersisa

menghadapi tugas yang makin berat, sehinga nefron – nefron tersebut ikut

rusak dan akirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini tampaknya

berkaitan dengan tuntutan pada nefron yang ada untuk meningkatkan

reabsorpsi protein. Seiring dengan penyusutan progresif nefron, terjadi

pembentukan parut dan penurunan aliran darah ginjal. Pelepasan renin

meningkat dan bersama peningkatan beban cairan (Elizabeth, 2009).

Berdasarkan hasil observasi di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen, sebagian besar pasien dengan gagal ginjal kronis (GGK) mengalami

gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan penulis menjumpai Tn. S dengan

Chronic Kidney Disease (CKD) dengan keluhan utama kakinya bengkak dan

data objektif kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, keadaan

abnormal yang harus segera ditangani dan jika tidak segera ditangani akan

menyebakan komplikasi yang serius salah satunya adalah komplikasi

kardiovaskuler, penyakit vaskuler merupakan penyebab utama kematian pada

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

6

gagal ginjal kronik (Yasmine, 2007). Dengan adanya berbagai data diatas

maka penulis tertarik melakukan Laporan Studi Kasus “Asuhan Keperawatan

Kelebihan Volume Cairan pada Tn.S dengan Chronic Kidney Desease (CKD)

Stage IV di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus gangguan pemenuhan kebutuhan cairan pada Tn.S

dengan Cronic Kidney Desease (CKD) Stage IV di RSUD Dr. Soehadi

Pijonegoro Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.S dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.S

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume

cairan.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn.S

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume

cairan.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn.S dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.S dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

7

f. Penulis mampu menganalisa kondisi gangguan pemenuhan

kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan yang terjadi pada Tn.S.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis.

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan

pengalaman khususnya dibidang keperawatan gangguan pemenuhan

kebutuhan cairan pada pasien dengan Chronic Kidney Desease (CKD).

2. Bagi instansi pendidikan.

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang

asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan pada

pasien dengan Chronic Kidney Desease (CKD) dapat digunakan acuan

bagi praktek mahasiswa keperawatan.

3. Rumah Sakit.

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam

pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan pada pasien dengan Chronic Kidney

Desease (CKD).

4. Bagi profesi keperawatan.

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan informasi dibidang keperawatan tentang asuhan

keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan pada pasien

dengan Chronic Kidney Desease (CKD).

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

8

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB,

pada kasus ini dilakukan dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa,

pengamatan, observasi langsung, pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki.

Pasien masuk pada tanggal 2 April 2013. Pengkajian tersebut didapat hasil

identitas pasien, bernama Tn.S, umur 47 tahun, beragama Islam, alamat

Sidoharjo, Sragen, pendidikan SD, pekerjaan buruh, nomor register

2087xxx, dirawat di Ruang Melati RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, di

diaknosa Dokter Chronic Kidney Disease (CKD). Yang bertanggung jawab

kepada pasien adalah Ny.W, umur 43 tahun, pendidikan SD, pekerjaan Ibu

rumah tangga, hubungan dengan pasien adalah sebagai seorang istri pasien.

B. Pengkajian

Hasil dari pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan utama

yang dirasakan oleh pasien adalah kedua kakinya bengkak. Riwayat penyakit

sekarang pasien mengatakan dua hari sebelum diperiksa ke puskesmas

tanggal 31 Maret 2013 kedua kakinya terasa berat dan bengkak dua hari

kemudian tanggal 2 April 2013 pasien merasa sesak napas tidak dipengaruhi

cuaca atau debu setelah itu pasien dibawa ke puskesmas oleh pihak

puskesmas pasien dirujuk ke RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, di IGD

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

9

tanggal 2 April 2013 pasien mendapat terapi O2 3 liter per menit dengan

canule nasal, infus RL 16 tetes per menit, injeksi Cefotaxime 2 mg, injeksi

furosemide 10 mg dan tekanan darah 170/90 mmHg, frekuensi nadi 80 kali

per menit, frekuensi respirasi 20 kali per menit, suhu 370C.

Riwayat penyakit dahulu, pasien mengatakan tidak mempunyai

riwayat penyakit hipertensi. Tetapi pernah memiliki riwayat penyakit diabetes

mellitus kurang lebih 2 tahun yang lalu, gagal ginjal semenjak 1,5 tahun yang

lalu. Pasien juga mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.

Riwayat keluarga, pasien mengatakan anak pertama dari 2

bersaudara menikah dengan Ny.W telah mempunyai 4 anak, anak Tn.S dan

Ny.W semua laki – laki. Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada

yang menderita penyakit seperti yang di alaminya saat ini. Selain itu

dikeluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit keturunan seperti asma,

diabetes mellitus, serta penyakit menular seperti TB paru dan HIV AIDS.

Riwayat kesehatan lingkungan, pasien mengatakan lingkungan disekitar

tempat tinggalnya bersih, ada pembuangan sampah tersendiri, dirumahnya

terdapat ventilasi dan bebas dari polusi.

Hasil pengkajian menurut Gordon, pola nutrisi dan metabolisme,

sebelum sakit pasien mengatakan bahwa pasien makan 3 kali per hari dengan

menu nasi, sayur, lauk pauk habis 1 porsi dan minum air putih dan teh ± 1500

cc per hari tidak ada keluhan saat makan. Sedangkan selama sakit pasien

mengatakan makan 3 kali sehari, kadang sering mual tetapi makan hanya

habis ½ porsi sesuai diit yang telah diberikan oleh rumah sakit yaitu diit

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

10

ginjal rendah garam (NSRG) dan minum habis ± 600 cc per hari keluhan

ketika makan kadang – kadang sering mual, berat badan 61 kg.

Pola eliminasi, sebelum sakit pasien mengatakan buang air kecil ± 4

- 5 kali per hari ± 600 cc berwarna kuning jernih, bau khas amoniak. Buang

air besar 1 kali per hari dengan konsistensi lembek warna kuning dan bau

khas. Sedangkan selama sakit pasien mengatakan buang air kecil 2 – 3 kali

per hari, keluarga pasien mengatakan ± 500 cc berwarna kuning jernih, pasien

juga mengatakan tidak ada keluhan saat buang air kecil. Buang air besar

pasien mengatakan belum buang air besar selama dirawar di rumah sakit.

Hasil pengkajian input dan output selama 24 jam dilakukan pada hari

Senin tanggal 22 April 2013 didapatkan input berasal dari makan 250 cc,

minum 600 cc, infus 1500 cc, sehingga didapatkan hasil input 2350 cc.

Output berasal dari buang air besar (tidak buang air besar), buang air kecil

500 cc, insensible water loss (dengan rumus 15 x berat badan pasien) hasil

perhitungan 15 x berat badan yaitu 61 kg, hasilnya 915 cc, dan didapatkan

hasil output 1415 cc, maka didapatkan perhitungan balance cairan yaitu

(input – autput) 2350 – 1415 = +935 cc.

Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien

mengeluh lemas. Kesadaran composmentis dengan nilai glasglow coma scale

(GCS) 15, eye 4, verbal 5, motoric 6, tanda – tanda vital tekanan darah

140/90 mmHg, frekuensi nadi 92 kali per menit, teratur dan kuat. Frekuensi

pernafasan 28 kali per menit, teratur dan nafas dangkal, suhu 36,5°C. Pada

pemeriksaan mata didapatkan palpebra tampak oedema. Pada pemeriksaan

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

11

hidung didapatkan terdapat sedikit sekret, terpasang terapi O2 3 liter per menit

dengan canule nasal, kebersihan kurang. Pada pemeriksaan mulut didapatkan

lidah kurang bersih, kebersihan mulut kurang, gigi berwarna sedikit

kekuningan, kebersihan kurang. Telinga simetris kanan kiri, terdapat sedikit

serumen, kebersihan cukup bersih.

Pada pemeriksaan paru didapatkan saat dilakukan inspeksi diperoleh

pengembangan paru tidak maksimal. palpasi didapatkan vokal fremitus kanan

kiri sama, perkusi didapatkan sonor, auskultasi suara lapang paru vesikuler.

Pada pemeriksaan jantung didapatkan inspeksi didapatkan ictus cordis tidak

tampak, saat dilakukan palpasi didapatkan ictus cordis teraba di intercosta 5

sinistra, saat dilakukan perkusi didapatkan pekak, saat dilakukan auskultasi

didapatkan bunyi jantung I bunyi jantung II murni atau lup dup.

Pada pemeriksaan abdomen didapatkan inspeksi buncit, asites,

auskultasi didapatkan bising usus 13 kali per menit, perkusi pekak, lien tidak

teraba serta diperoleh distensi abdomen. Pada pemeriksaan ekstremitas atas

didapatkan tangan sebelah kiri kekuatan otot penuh, terpasang infuse RL 20

tetes per menit, sebelah kanan kekuatan otot penuh, integritas kulit kurang

baik, capillary refill kurang dari 2 detik. Ekstremitas bawah didapatkan

sebelah kiri kekuatan otot penuh, sebelah kanan kekuatan otot penuh, kedua

ekstremitas bawah terdapat oedema, pitting oedema derajad 2, integritas kulit

kurang baik, capillary refill lebih dari 2 detik. Kulit tidak kemerahan,

integritas kulit kurang baik, warna mengkilat.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

12

Pemeriksaan data penunjang foto rontgen thorax yang dilakukan

tanggal 3 April 2013 didapatkan hasil kardiomegali dan oedema pulmo dan

data laboraturium yang dilakukan pada tanggal 2 April 2013, yaitu

hemoglobin 6,5 g/dl, (normal 12,2 – 18,1 g/dl); hematokrit 25,0%, (normal

37,7 – 53,7%); trombosit 292ribu/ul, (normal 150 – 450ribu/ul); kreatinin

8,27 mg/dl, (normal 0,6 – 1,1 mg/dl); ureum 79,9 mg/dl, (normal 10 –

50mg/dl). Hasil dari perhitungan Glomerular Filtrasi Rate (GFR) pada Tn.S

didapatkan hasil 9,527, sehinga Tn.S masuk dalam stage 4.

Selama diruang melati pasien mendapatkan terapi injeksi Ranitidine

25 mg tiap 12 jam, injeksi furosemid 10 mg tiap 6 jam, infus RL 20 tetes per

menit, terapi oksigen 3 liter per menit dengan canule nasal.

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian dan observasi diatas, penulis

melakukan analisa data kemudian merumuskan diagnosa keperawatan,

ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan minum habis ± 600 cc per

hari, buang air kecil 2 – 3 kali per hari, keluarga pasien mengatakan ± 500 cc,

buang air besar pasien mengatakan belum buang air besar selama dirawat di

rumah, pasien juga mengatakan kedua kakinya bengkak sedangkan data

objektif ditandai dengan palpebra tampak oedema, pitting oedema derajad 2,

berat badan 61 kg, pemeriksaan laboratorium, hemoglobin 6,5 g/dl;

hematokrit 25,0%; kreatinin 8,27 mg/dl, ureum 79,9 mg/dl dan balance

cairan +935 cc, maka penulis merumuskan prioritas masalah keperawatan

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

13

gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan, dari hasil

rumusan masalah penulis menegakkan diagnosa keperawatan gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan berhubungan

dengan gangguan mekanisme pengaturan di ginjal.

D. Perencanaan

Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah gangguan pemenuhan

kebutuhan cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada oedema, input

dan output seimbang, hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal,

hemoglobin (12,2 – 18,1 g/dl), hematokrit (37,7 – 53,7%), kreatinin (0,6 – 1,1

mg/dl), ureum (10 – 50 mg/dl).

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah kaji

tanda-tanda vital dengan rasional gejala hipotensi termasuk postural,

takikardi, demam dapat menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan,

kaji atau catat penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran

dengan rasional untuk mengetahui keseimbangan antara input dan output,

jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan dengan rasional

agar cairan tidak berlebih, kolaborasi dengan tim laboratorium untuk

pemeriksaan darah kreatinin, ureum, hemoglobin, hematokrit dengan rasional

untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang

diharapkan, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi diuretik dan siapkan

hemodialisa dengan rasional untuk menyeimbangkan cairan tubuh.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

14

E. Implementasi

Tindakan keperawatan pada hari pertama yang dilakukan pada

tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB yaitu menjelaskan pembatasan cairan,

supaya minum dikurangi, karena buang air kecilnya hanya sedikit, ditakutkan

bengkak pada ke dua kaki bertambah besar, didapatkan respon pasien pada

data subjektif pasien mengatakan paham dan mengerti, data objektif pasien

tampak mengerti dibuktikan dengan menjelaskan kembali tentang apa yang

disampaikan perawat. Jam 12.15 WIB mengkaji atau monitoring status

cairan input dan autput dengan cara menimbang berat badan respon pasien

data subjektif pasien mengatakan bersedia diukur berat badannya, data

objektif berat badan 61 kg. Kemudian jam 13.00 WIB mengobservasi

keadaan umum didapat respon subjektif pasien menggatakan kaki kiri masih

terasa berat atau bengkak. Pada jam 14.15 WIB mengukur tanda-tanda vital

dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan bersedia diperiksa,

data objektif tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 92 kali per menit, pernafasan

28 kali per menit, suhu 37°C. Kemudian pada jam 14.30 WIB mengkaji atau

monitoring status cairan input dan output dengan cara mencatat penggunaan

cairan terutama pemasukan dan pengeluaran dengan respon pasien data

subjektif pasien mengatakan buang air kecilnya sedikit serta kedua kakinya

bengkak, pitting oedema derajad 2, data objektif didapatkan didapatkan input

berasal dari makan 250 cc, minum 600 cc, infus 1500 cc, sehingga didapatkan

hasil input 2350 cc. Output berasal dari buang air besar (tidak buang air

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

15

besar), buang air kecil 500 cc, insensible water loss 915 cc, dan didapatkan

hasil output 1415 cc, maka didapatkan perhitungan balance cairan +935 cc.

Tindakan keperawatan pada hari kedua yang dilakukan pada tanggal

23 April 2013 jam 08.00 WIB yaitu mengobservasi keadaan umum pasien

dengan respon subjektif pasien mengatakan ke dua kaki masih bengkak data

objektif kaki masih oedema pasien terlihat berbaring, kemudian mengkaji

status cairan dengan menimbang berat badan didapatkan respon pasien pada

data subjektif pasien mengatakan bersedia diukur berat badannya, data

objektif berat badan 61 kg. Kemudian pada jam 13.15 WIB memberikan

terapi obat injeksi therapi dokter dengan respon pasien data subjektif pasien

mengatakan bersedia di injeksi, data objektif injeksi furosemide 10 mg dan

ranitidine 25 mg telah masuk melalui intravena. Pada jam 13.45 WIB

mengukur tanda-tanda vital dengan respon pasien data subjektif pasien

mengatakan bersedia diperiksa, data objektif tekanan darah 150/90 mmHg,

nadi 85 kali per menit, pernafasan 24 kali per menit, suhu 36,5°C. Kemudian

pada jam 14.00 WIB mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan

pengeluaran dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan buang air

kecilnya lumayan banyak serta kedua kakinya masih bengkak, pitting oedema

derajad 2, data objektif makan 250 cc, minum 200 cc, infus 1000 cc, buang

air besar ( tidak buang air besar ) buang air kecil 500 cc, insensible water loss

915 cc, Input 1450 cc, output 1415 cc, balance cairan +135 cc.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari ketiga tanggal 24

April 2013 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji status cairan dengan menimbang

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

16

berat badan didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan

bersedia diukur berat badannya, data objektif berat badan 60 kg. Kemudian

pada jam 12.00 WIB mengukur tanda-tanda vital dengan respon pasien data

subjektif pasien mengatakan bersedia diperiksa, data objektif tekanan darah

140/90 mmHg, nadi 79 kali per menit, pernafasan 22 kali per menit, suhu

36,5°C. Kemudian pada jam 14.00 WIB mencatat penggunaan cairan

terutama pemasukan dan pengeluaran dengan respon pasien data subjektif

pasien mengatakan buang air kecilnya sedikit serta kedua kakinya masih

bengkak, pitting oedema derajad 2, data objektif makan 250 cc, minum 200

cc, infus 1000 cc, buang air besar 150 cc, buang air kecil 200 cc, insensible

water loss 900 cc, Input 1450 cc, output 1250 cc, balance cairan +200 cc.

F. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kemudian

dilakukan evaluasi pada hari Senin tanggal 22 April 2013 jam 14.00 WIB,

dengan metode SOAP yaitu pasien mengatakan kedua kakinya bengkak

ditandai dengan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 92 kali per menit,

pernafasan 28 kali per menit, suhu 37°C. berat badan 61 kg, kedua kaki

tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input berasal dari makan 250 cc,

minum 600 cc, infus 1500 cc, sehingga didapatkan hasil input 2350 cc.

Output berasal dari buang air besar (tidak buang air besar), buang air kecil

500 cc, insensible water loss 915 cc, dan didapatkan hasil output 1415 cc,

maka didapatkan perhitungan balance cairan +935. Hal ini menyatakan

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

17

masalah keperawatan belum teratasi, maka intervensi dilanjutkan yaitu kaji

status cairan dengan menimbang berat badan, kaji atau catat penggunaan

cairan terutama pemasukan dan pengeluaran, lanjutkan pemberian terapi

diuretik (furosemide 10mg).

Evaluasi pada hari kedua, Rabu tanggal 23 April 2013 jam 14.30

WIB yaitu pasien mengatakan pasien mengatakan kedua kakinya masih

bengkak ditandai dengan tekanan darah150/90 mmHg, nadi 85 kali per

menit, pernafasan 24 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 61 kg, kedua

kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input cairan melalui makan

250 cc, minum 200 cc, infus 1000 cc, buang air besar (tidak buang air besar)

buang air kecil 500 cc, insensible water loss 915 cc, Input 1450 cc, output

1415 cc, balance cairan +135 cc.

Hal ini menyatakan pada hari kedua masalah keperawatan belum

teratasi, maka intervensi tetap dilanjutkan yaitu kaji status cairan dengan

menimbang berat badan, kaji penggunaan cairan terutama pemasukan dan

pengeluaran, lanjutkan pemberian terapi diuretik (furosemide 20mg).

Evaluasi pada hari ketiga, Kamis tanggal 24 April 2013 jam 14.00

WIB yaitu pasien mengatakan pasien mengatakan kedua kakinya masih

bengkak ditandai dengan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 85 kali per

menit, pernafasan 24 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 60 kg, kedua

kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, pemasukan cairan

melalui makan 250 cc, minum 200 cc, infus 1000 cc, buang air besar

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

18

(tidak buang air besar) buang air kecil 500 cc, insensible water loss 915 cc,

Input 1450 cc, output 1415 cc, balance cairan +135 cc.

Hal ini menyatakan pada hari ketiga masalah keperawatan belum

juga teratasi, maka intervensi tetap dilanjutkan yaitu kaji status cairan dengan

menimbang berat badan, kaji atau catat penggunaan cairan terutama

pemasukan dan pengeluaran, lanjutkan pemberian terapi diuretic

(furosemide 40mg) dan siapkan pasien untuk hemodialisa yang telah

dijadwalkan secara rutin oleh rumah sakit satu minggu sekali.

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

19

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan

pada Tn.S dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Melati RSUD Dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen.

Ginjal adalah salah satu organ utama sistem kemih atau uriner

(tractus urinarius) yang bertugas menyaring dan membuang cairan sampah

metabolisme dari dalam tubuh. Seperti diketahui, setelah sel-sel tubuh

mengubah makanan menjadi energi, maka akan dihasilkan pula sampah

sebagai hasil sampingan dari preoses metabolisme tersebut yang harus

dibuang segera agar tidak meracuni tubuh. Sebagian dibuang melalui usus

sebagai tinja, sebagian bersama ginjal sebagai urin, dan sisanya dibawa kulit

sebagai keringat (Hadibroto, 2007).

Chronic Kidney Desease (CKD) suatu sindrom klinis penurunan

fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut,

hal ini terjadi bila laju filtrasi glomelurus kurang dari 50 ml per menit

(Suhardjono, 2004). CKD merupakan gangguan fungsi renal yang progresif

dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehinga terjadi uremia.

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

20

CKD disebabkan oleh berbagai keadaan, meliputi penyakit-penyakit yang

dapat mengenai ginjal atau pasokan darahnya misalnya glomeluropati,

hipertensi, diabetes. Pada gagal ginjal kronis (GGK) yang sudah lanjut kadar

natrium, kalium, magnesium, amino dan fosfat didalam darah semuanya akan

mengalami peningkatan sementara kadar kalsium menurun. Retensi natrium

dan air akan menaikkan volume intravaskuler yang menyebabkan hipertensi

(Berkowitz, 2012).

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan secara komprehensif pada Tn.S dengan

Chronic Kidney Desease (CKD) pada tanggal 22 April 2013 dengan

metode autoanamnesa dan alloanamnesa. Data yang diperoleh penulis

pada pengkajian riwayat keperawatan, keluhan utama yang dirasakan

pasien adalah kedua kakinya bengkak. Bengkak pada kedua kaki pasien

disebabkan akibat kegagagalan ginjal untuk mengekskresikan cairan

sehingga cairan tetap menumpuk di semua rongga yang ada di tubuh

manusia, akibat pertambahan volume cairan interstisial (Horne M, 2009).

Riwayat penyakit sekarang, pasien datang dengan keluhan kedua

kakinya bengkak dan sesak nafas. Penumpukan cairan pada rongga paru

yang mengakibatkan sesak nafas akibat ekspansi paru tidak maksimal,

penumpukan cairan pada jaringan palpebra akan mengakibatkan palpebra

edema, edema terjadi akibat dari pertambahan volume cairan interstisial

dan di artikan sebagai bengkak yang dapat teraba dari ruang iterstisial

yang terlokasi (Horne M, 2009).

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

21

Hasil pengkajian tentang pola nutrisi dan metabolisme didapatkan

selama sakit Tn.S kadang-kadang sering mual, hal ini diakibatkan oleh

penumpukan limbah dalam darah atau yang disebut dengan uremia, terjadi

karena fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan ginjal

untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, dan cairan serta

elektrolit terganggu (Bruner & Suddart, 2009). Diit yang dianjurkan rumah

sakit adalah nasi rendah garam (NSRG). Tujuan diet rendah garam adalah

membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (Almatsier, 2004).

Sedangkan selama sakit pasien mengatakan buang air kecil 2 – 3 kali

per hari, keluarga pasien mengatakan ± 500 cc berwarna kuning jernih.

Buang air besar pasien mengatakan belum pernah buang air besar. Nilai

urin normal adalah 1200-1500 cc per 24 jam (Kozier, 2009).

Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien

lemah. Kesadaran composmentis dengan nilai glasglow coma scale (GCS)

15, eye 4, verbal 5, motoric 6, tanda-tanda vital tekanan darah 140/90

mmHg, nadi 92 kali per menit, teratur dan kuat. Pernafasan 28 kali per

menit, teratur dan nafas dangkal, suhu 36,5°C. Pasien Chronic Kidney

Desease (CKD) selalu mengalami tekanan darah tinggi disebabkan oleh

kelebihan cairan (hipervolemia) dan peningkatan produksi suatu zat yaitu

renin (Yasmine, 2007). Edema biasanya merupakan bukti paling nyata

pada gagal ginjal, penumpukan cairan pada rongga paru yang

mengakibatkan sesak nafas akibat ekspansi paru tidak maksimal, sehinga

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

22

alat bantu napas oksigen sangat membatu pasien pada gagal ginjal yang

mengalami sesak napas, penumpukan cairan pada jaringan palpebra akan

mengakibatkan palpebra edema, edema atau penumpukan cairan

diakibatkan kebocoran abnormal cairan dari plasma keruang interstisial

dengan melintasi kapiler dan kegagalan linfatik untuk mengembalikan

cairan dari interstisial ke dalam darah (Horne M, 2009). Ekstermitas

bawah pada kedua kaki mengalami edema atau bengkak, pitting edema

derajad 2, Tn.S mengalami pitting edema derajad 2 karena kedalamanya

±3 mm kembali kurang dari 5 detik, rentan nilai derajat edema 2 :

kedalaman 3 – 5 mm dan kembali normal kurang dari 5 detik, edema

adalah penumpukan cairan yang berlebihan dikarenakan peningkatan

permeabilitas kapiler (Desideswita, 2011). Bengkak pada kaki

menyebabkan kulit terlihat mengkilat dan integritas kulit kurang baik, kulit

terlihat kekuning-kuningan akibatkan penimbunan urokrom (Suhardjono,

2004). Perut mengalami asites atau membesar disebabkan akibat

kegagagalan ginjal untuk mengekskresikan cairan sehingga cairan tetap

menumpuk di semua rongga yang ada di tubuh manusia, akibat

pertambahan volume cairan interstisial (Horne M, 2009).

Pengkajian input dan output selama 24 jam dilakukan pada hari

Senin tanggal 22 April 2013 didapatkan input berasal dari makan 250 cc,

minum 600 cc, infus 1500 cc, sehingga didapatkan hasil input 2350 cc.

Output berasal dari buang air besar (tidak buang air besar), buang air kecil

500 cc, insensible water loss (dengan rumus 15 x berat badan pasien) hasil

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

23

perhitungan 15 x berat badan yaitu 61 kg, hasilnya 915 cc, dan

didapatkan hasil output 1415 cc, maka didapatkan perhitungan balance

cairan yaitu (input – autput) 2350 – 1415 = +935 cc. Didapatkan balance

cairan diatas batas normal, sedangkan rentang normal balance cairan

adalah +/-100, pasien tersebut mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan

cairan : kelebihan volume cairan (Andry, 2008).

Pemeriksaan data penunjang foto rontgen thorax yang dilakukan

tanggal 3 April 2013 didapatkan hasil kardiomegali dan oedema pulmo

dan data laboraturium yang dilakukan pada tanggal 2 April 2013, yaitu

hemoglobin 6,5 g/dl, (normal 12,2 – 18,1 g/dl); Eritrosit 2,96 juta/ul,

(normal 4,04 – 6,13 juta/ul); hematokrit 25,0%, (normal 37,7 – 53,7%);

kreatinin 8,27 mg/dl, ( normal 0,6 – 1,1mg/dl); ureum 79,9 mg/dl,

(normal 10 – 50mg/dl).

Kadar ureum darah normal adalah 20 mg/dl sampai 40 mg/dl

setiap 100 cc darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein

yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum. Ginjal juga

memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi mematangkan sel darah

merah, gangguan pada ginjal menyebabkan penderita mengalami anemia

karena hemoglobin menurun (Bauhman Diane, 2009).

Pada pemeriksaan laboratorium semua elemen darah akan terjadi

penurunan, jika kedua ginjal terkena, tanda gejala gagal ginjal akan

muncul. Selain itu, gangguan fungsi ginjal akan menyebabkan penurunan

sel darah, hematokrit serta penurunan kadar hemoglobin sehinga

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

24

menyebabkan anemia. Keadaan itu kemudian akan membebani ginjal itu

sendiri. Hal lain yang juga terjadi jika fungsi ginjal tergangu adalah terjadi

penumpukan bahan-bahan beracun seperti ureum dan nitrogen yang

merupakan pecahan protein, yaitu suatu keadaan yang disebut sindroma

uremia, sehingga pada gagal ginjal ureum akan mengalami peningkatan

(Farid Aziz, 2008).

Sedangkan hematokrit mengukur volume persentase darah lengkap

yang terdiri dari sel darah merah (SDM). Karena hematokrit mengukur

persentase sel-sel yang berhubungan dengan plasma, maka meningkat atau

menurunnya hematokrit akan dipengaruhi oleh perubahan volume plasma.

Sedangkan gangguan ginjal mengkompensasi kehilangan volume dengan

menahan natrium dan air maka akan tejadi perpindahan cairan dan cairan

interstisial ke dalam plasma sehinga hematokrit akan mengalami

penurunan (Bauhman Diane, 2009).

Sedangkan kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan

kreatin fosfat yang terjadi di otot. Kreatinin adalah zat racun dalam darah,

terdapat pada seseorang yang mengalami Chronic Kidney Desease (CKD).

Kadar kreatinin pada seseorang maksimal 1,6 mg/dl. (David R, 2005).

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang

progresif dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehinga terjadi

uremia. CKD disebabkan oleh berbagai keadaan, meliputi penyakit-

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

25

penyakit yang dapat mengenai ginjal atau pasokan darahnya misalnya

glomeluropati, hipertensi, diabetes (Suhardjono, 2004).

Perhitungan Glomerular Filtrasi Rate (GFR) pada Tn.S dengan

rumus (140 – Usia) x berat badan, dibagi 72 x Scr atau kadar kreatinin

serum, sehingga didapatkan hasil (140 – Usia 47 tahun) x berat badan 61

hasilnya, 5673, dibagi perhitungan dari 72 x Scr atau kadar kreatinin

serum 8,27 mg/dl, hasilnya 595,44 dan didapatkan hasil dari pembagian

5673 : 595,44 = 9,527.

Gangguan fungsi ginjal dapat dikelompokkan menjadi empat

stadium menurut tingkat keparahanya, kondisi normal kerusakan ginjal

dengan nilai glomerular filtration rate (GFR) normal, ginjal berfungsi

diatas 90%, nilai GFR diatas 90 ml per menit per 1,73m2. Stadium satu

kerusakan ginjal ringan dengan penurunan nilai GFR, belum terasa gejala

yang mengganggu, ginjal berfungsi 60-86%, nilai GFR 60-86 ml per menit

per 1,73m2. Stadium dua kerusakan sedang, masih bisa dipertahankan,

ginjal berfungsi 30-59%, nilai GFR 30-59 ml per menit per 1,73m2.

Stadium tiga kerusakan berat, sudah tingkat membahayakan, ginjal hanya

berfungsi 15-29%, nilai GFR 15-29 ml per menit per 1,73m2. Pada Tn.S

hasil yang didapatkan dari perhitungan GFR kurang dari 15% karena

hanya 9,5% dan dapat dikatakan masuk dalam stadium empat kerusakan

parah harus cuci ginjal, funngsi ginjal kurang dari 15%, nilai GFR kurang

dari 15 ml per menit per 1,73m2 (Alam Syamsir, 2007).

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

26

2. Perumusan Masalah Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian dan observasi diatas, penulis

melakukan analisa data kemudian merumuskan diagnosa keperawatan,

ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan kedua kakinya bengkak

sedangkan data objektif ditandai dengan palpebra tampak oedema, pitting

oedema derajad 2, pemeriksaan laboratorium, kreatinin 8,27 mg/dl, ureum

79,9 mg/dl dan balance cairan +935 cc, maka penulis merumuskan

prioritas masalah keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan :

kelebihan volume cairan, dari hasil rumusan masalah penulis menegakkan

diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan

volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan di

ginjal. Pada kasus yang dialami Tn.S terjadi gangguan pemenuhan

kebutuhan cairan khususnya adalah kelebihan volume cairan, Kelebihan

volume cairan kondisi dimana ketika individu mengalamai atau

beresiko mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial

(Carpenito, 2009).

Penulis memprioritaskan diagnosa gangguan pemenuhan

kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan berhubungan dengan

gangguan mekanisme pengaturan di ginjal dengan alasan mengacu pada

pengertian Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan fungsi

renal yang progresif dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit

(Berkowitz, 2012). keadaan abnormal yang harus segera ditangani dan jika

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

27

tidak segera ditangani akan menyebabkan komplikasi yang serius salah

satunya adalah komplikasi kardiovaskuler, penyakit vaskuler merupakan

penyebab utama kematian pada gagal ginjal kronik (Yasmine, 2007).

3. Intervensi

Intervensi yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan dengan

kebutuhan dan respon pasien, sehingga rencana tindakan dapat

dilaksanakan dengan spesifik (jelas), measurable (dapat diukur),

acceptance, rasional dan timing. Pembahasan dari intervensi yang meliputi

tujuan, kriteria hasil yaitu pada diagnosa gangguan pemenuhan kebutuhan

cairan : kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan

mekanisme pengaturan di ginjal mempunyai tujuan yaitu setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam, tindakan keperawatan selama

3x24 jam dilakukan karena kelebihan volume cairan pada gagal ginjal

dapat menyebabkan kelemahan, kehilangan kesadaran dan bahkan koma

seringkali ditandai iritasi neurologis komplikasi tersebut dapat timbul

secara tiba-tiba contohnya kehilangan kesadaran, maka dari itu

penanganan selama 3x24 jam sangat dibutuhkan (Yasmine, 2007).

diharapkan masalah gangguan pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan

volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada oedema

keseimbangan antara input dan output, hemoglobin dalam batas normal

(12-15,6 g/dl) hematokrit dalam batas normal (33-45%), kreatinin dalam

batas normal (0,6-1,1 mg/dl), ureum dalam batas normal (10 – 50 mg/dl)

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

28

untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil

yang diharapkan.

Intervensi yang dibuat sesuai dengan teori pada buku Rencana

Asuhan Keperawatan yang dikarang oleh Doengoes mengacu pada

gangguan kebutuhan cairan khususnya kelebihan volume cairan intervensi

yang dibuat sesuai kasus yang mengacu pada kebutuhan dasar pasien

adalah tindakan keperawatan tersebut adalah mengkaji status cairan

dengan menimbang berat badan, untuk mengetahui perkembangan status

cairan yang dialami oleh pasien. Mengkaji/mencatat penggunaan cairan

terutama pemasukan dan pengeluaran, untuk mengetahui keseimbangan

antara input dan output, Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang

pembatasan cairan, cairan dalam tubuh perlu diperhatikan agar tidak

terjadi penumpukan. Perlu diingat bahwa makanan berkuah tetap dihitung

sebagai cairan, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi diuretik

golongan diuretik yang berfungsi untuk mengurangi oedema dan hipertensi

ringan sampai sedang (Joyce L, 2003).

4. Implementasi

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah

disusun sebelumnya. Didapatkan hasil implementasi padaTn.S hari

pertama dan kedua berat badan 61 kg, tetapi menurun pada hari ketiga

yaitu 60 kg. Berat badan menurun menunjukan makin membaiknya

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

29

kondisi pasien (Doengoes, 2006). Pemasukan cairan salah satunya adalah

pemberian infus RL% sekaligus sebagai terapi.

Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan,

cairan dalam tubuh perlu diperhatikan agar tidak terjadi penumpukan.

Perlu diingat bahwa makanan berkuah tetap dihitung sebagai cairan.

Makan makanan yang mengandung sodium yang tinggi dapat

menyebabkan haus, sebaiknya makanan yang dikonsumsi sedikit

mengandung sodium atau garam (Tuti KA, 2003).

Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi diuretik. Pemberian

terapi furosemide, injeksi furosemide adalah golongan diuretik yang

berfungsi untuk mengurangi oedema dan hipertensi ringan sampai sedang

(Doengoes, 2006). Furosemide merupakan diuretik kuat (loop/high-

ceiling) bekerja pada ansa henle dengan menghambat transport klorida

terhadap natrium kedalam sirkulasi (menghambat reabsorbsi natrium

pasif). Garam natrium dan air akan keluar bersama dengan kalium,

kalsium dan magnesium (Joyce L, 2003).

Tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sudah

dilakukan secara komprehensif dengan acuan Rencana Asuhan

Keperawatan (Doengoes, 2006) serta telah berkolaborasi dengan tim

kesehatan lainnya didapatkan data hasil evaluasi keadaan pasien dengan

kriteria hasil belum tercapai, maka gangguan pemenuhan kebutuhan cairan

: kelebihan volume cairan pada Ny.S belum teratasi.

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

30

5. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kemudian

dilakukan evaluasi pada hari Senin tanggal 22 April 2013 jam 14.00 WIB,

dengan metode SOAP yaitu pasien mengatakan kedua kakinya bengkak

ditandai dengan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 92 kali per menit,

pernafasan 28 kali per menit, suhu 37°C. berat badan 61 kg, kedua kaki

tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input berasal dari makan 250

cc, minum 600 cc, infus 1500 cc, sehingga didapatkan hasil input 2350

cc. Output berasal dari buang air besar (tidak buang air besar), buang air

kecil 500 cc, insensible water loss 915 cc, dan didapatkan hasil output

1415 cc, maka didapatkan perhitungan balance cairan +935. Hal ini

menyatakan masalah keperawatan belum teratasi karena didapatkan data

subjektif dan objektif belum mencapai kriteria hasil yang telah

diharapkan, hal ini disebabkan oleh gangguan fungsi renal yang progresif

dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit (Berkowitz, 2012).

Maka intervensi dilanjutkan yaitu kaji status cairan dengan menimbang

berat badan, kaji atau catat penggunaan cairan terutama pemasukan dan

pengeluaran, lanjutkan pemberian terapi diuretik (furosemide 10mg).

Evaluasi pada hari kedua, Rabu tanggal 23 April 2013 jam 14.30

WIB yaitu pasien mengatakan pasien mengatakan kedua kakinya masih

bengkak ditandai dengan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 85 kali per

menit, pernafasan 24 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 61 kg,

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

31

kedua kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input cairan melalui

makan 250 cc, minum 200 cc, infus 1000 cc, buang air besar (tidak buang

air besar) buang air kecil 500 cc, insensible water loss 915 cc, Input 1450

cc, output 1415 cc, balance cairan +135 cc.

Hal ini menyatakan pada hari kedua masalah keperawatan belum

teratasi karena didapatkan data subjektif dan objektif belum mencapai

kriteria hasil yang telah didapatkan, hal ini disebabkan oleh gangguan

fungsi renal yang progresif dimana kemampuan tubuh tersebut gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit

terganggu (Berkowitz, 2012). Maka intervensi tetap dilanjutkan yaitu kaji

status cairan dengan menimbang berat badan, kaji/catat penggunaan cairan

terutama pemasukan dan pengeluaran, lanjutkan pemberian terapi diuretik

(furosemide 20mg) dan siapkan pasien untuk hemodialisa yang telah

dijadwalkan secara rutin oleh rumah sakit.

Evaluasi pada hari ketiga, Kamis tanggal 24 April 2013 jam 14.00

WIB yaitu pasien mengatakan pasien mengatakan kedua kakinya masih

bengkak ditandai dengan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 85 kali per

menit, pernafasan 24 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 60 kg,

kedua kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, pemasukan cairan

melalui makan 250 cc, minum 200 cc, infus 1000 cc, buang air besar

(tidak buang air besar) buang air kecil 500 cc, insensible water loss 915 cc,

Input 1450 cc, output 1415 cc, balance cairan +135 cc.

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

32

Hal ini menyatakan pada hari ketiga masalah keperawatan belum

juga teratasi karena didapatkan data subjektif dan objektif belum

mencapai kriteria hasil yang telah didapatkan, hal ini disebabkan oleh

gangguan fungsi renal yang progresif dimana kemampuan tubuh tersebut

gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan

elektrolit terganggu (Berkowitz, 2012). Maka intervensi tetap dilanjutkan

yaitu kaji status cairan dengan menimbang berat badan, kaji/catat

penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran, lanjutkan

pemberian terapi diuretik (furosemide 40mg) dan siapkan pasien untuk

hemodialisa yang telah dijadwalkan secara rutin oleh rumah sakit.

B. Simpulan

Simpulan yang didapatkan pada asuhan keperawatan pemenuhan

kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan pada Ny.S dengan Chronic

Kidney Disease (CKD) sebagai berikut :

1. Pengkajian didapatkan hasil kedua kakinya bengkak, pasien tampak

lemah palpebra tampak oedema, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 92

kali per menit, pernafasan 28 kali per menit, Suhu 36,5°C, kreatinin 8,27

mg/dl, ureum 79,9 mg/dl, Pola nutrisi dan metabolisme, selama sakit

pasien mengatakan makan 3 kali sehari, kadang sering mual, makan

hanya habis ½ porsi sesuai diit yang telah diberikan oleh rumah sakit

yaitu diit ginjal rendah garam (NSRG) dan minum habis ± 600 cc per

hari. Pola eliminasi, selama sakit pasien mengatakan buang air kecil per

Page 44: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

33

hari ± 400 cc berwarna kuning jernih. Buang air besar 1 kali per hari

dengan konsistensi lembek warna kuning dan bau khas, balance cairan

+935cc.

2. Perumusan masalah yang didapatkan adalah sebagai berikut data

subjektif pasien mengatakan kedua kakinya bengkak sedangkan data

objektif ditandai dengan palpebra tampak oedema, pitting oedema

derajad 2, tekanan darah darah 140/90 mmHg, nadi 92 kali per menit,

pernafasan 28 kali per menit, Suhu 36,5°C, kreatinin 8,27 mg/dl, ureum

79,9 mg/dl, (meningkat) balance cairan +855 cc. Dari perumusan data di

atas maka dapat disimpulkan diagnosa keperawatan yaitu gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan berhubungan

dengan gangguan mekanisme pengaturan di ginjal.

3. Tujuan dilakukan intervensi keperawatan adalah setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak

ada oedema kesimbangan antara input dan output, hemoglobin dalam

batas normal (12-15,6 g/dl) hematokrit dalam batas normal (33-45%),

kreatinin dalam batas normal (0,6-1,1 mg/dl), ureum dalam batas normal

(10 – 50 mg/dl). Intervensi keperawatan yaitu kaji status cairan dengan

menimbang berat badan, kaji/catat penggunaan cairan terutama

pemasukan dan, jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan,

dan kolaborasi dengan dokter pemberian terapi diuretik.

Page 45: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

34

4. Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis pada tanggal 22

sampai 24 April 2013 adalah mengkaji status cairan dengan menimbang

berat badan, mengkaji atau mencatat penggunaan cairan terutama

pemasukan dan, menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang

pembatasan cairan, dan mengkolaborasi dengan dokter pemberian terapi

diuretik dan siapkan pasien untuk hemodialisa yang telah dijadwalkan

secara rutin oleh rumah sakit.

5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari pada tanggal 22

sampai 24 april 2013 sudah dilakukan secara komprehensif, serta telah

berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya didapatkan hasil evaluasi

keadaan pasien dengan kriteria hasil belum tercapai, maka gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan : kelebihan volume cairan pada Tn.S belum

teratasi.

6. Tanda dan gejala pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang

sesuai dengan teori, tidak semuanya muncul pada pasien kelolaan penulis

tetapi pada dasarnya tanda dan gejala yang muncul sama dengan pasien

yang ada di klinik. Tanda dan gejala yang muncul pada Tn.S adalah

bengkak pada kedua kaki, palpebra tampak oedema, tekanan darah

140/90 mmHg, nadi 92 kali per menit, pernafasan 28 kali per menit, Suhu

36,5°C, kreatinin 8,27 mg/dl, ureum 79,9 mg/dl. Dalam menegakkan

diagnosa medis secara pasti dapat dilakukan pemeriksaan penunjang

seperti pemeriksaan laboratorium dan rontgen. Walaupun tanda dan

gejala pasien pengelolaan penulis tidak muncul semua sesuai didalam

Page 46: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

35

teori, diagnosa medis Chronic Kidney Disease (CKD) padaTn.S dapat

dipastikan karena tanda dan gejala yang ada pada Tn.S sesuai dengan

konsep teori dan didukung dengan pemeriksaan laboratorium dan

rontgen.

C. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

Chronic Kidney Disease (CKD), penulis akan memberikan usulan dan

masukan positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan

dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan

maupun klien serta rumah sakit mampu menyediakan fasilitas serta

sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan pasien

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang

optimal pada umumnya dan pasien Chronic Kidney Disease (CKD)

khususnya.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam

memberikan asuhan keperawatan serta memberikan pelayanan

profesional dan komprehensif pada klien agar lebih maksimal, khususnya

pada klien dengan Chronic Kidney Disease (CKD).

3. Bagi institusi pendidikan

Page 47: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

36

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas

dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,

inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan

secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

Page 48: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

DAFTAR PUSTAKA

Aida Yaida, Suharjono, (2004), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2, Ed 3,

FKUI.

Almatsier Sunita, (2004) Penuntun Diet , Gramedia Pustaka IKAPI, Jakarta.

Aziz Farid M, Witjaksono Juliyanto, (2008), Panduan Pelayanan medik; editor

Imam Rasjidi, EGC, Jakarta

Bakri, (2005), htt://Presentase Gagal Ginjal, Abstrak, google cendikia.com,

httpscholar.google.co.idscholarq=penyakit+abstrak+gagal+ginjal+kro

nis&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2C5, Diakses, tanggal, 19 April 2013.

Baughman, Diane C, (2009), Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Yasmin

Asih, EGC, Jakarta.

Berkowitz, Aaron, (2012), Lekture Note Patofisiologi Klinik; Contoh Khasus

Klinis, EGCJakarta.

Burunner dan Suddarth, (2009), Keperawatan Medikal Bedah : Buku Saku untuk,

penulis Dianel, Joann C editor Monika, EGC, Jakarta.

Caerpenito, Lyndia Jual, (2009), Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada praktek

klinik, Ed 9 Jakarta.

Elizabet J, Crowin, (2009), Patofisiologi; Buku Saku, ED 3 EGC, Jakarta.

Farid Aziz dan Julianto Witjaksono, (2008), Panduan Pelaksanaan Medik : Model

Interdisiplin Pernatalaksanaan Kangker Servik dengan gengguan

Ginjal, EGC, Jakarta.

Gibson Jhon, (2004), Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat, Ed 32. EGC,

Jakarta

Hadibroto iwan, Alam syamir. (2007) Gagal Ginjal, Gramedia Pustaka Utama,

IKAPI Jakarta.

Horne, Mima M, (2009), Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam basa, Ed. 2,

EGC, Jakarta.

Kozier dan Berman Audarli, (2009), Buku Ajar Keperawatan Klinis. Alih bahasa,

Eny Mellia, Editor alih bahasa Fruriolina, Ed.5, EGC, Jakarta.

Page 49: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-wahyuwidod... · DENGAN CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Nusantara Yogi, (2013) Aplikasi Informasi Penyakit Ginjal,

htt://scholar.google.co.id/scolar, Diakses tanggal, 29 April 2012.

Potter Patrisia A, (2005), Buku Ajar Funda Mental Keperawatan; konsep proses

dan praktek. Edisi, 4 EGC, Jakarta.

Sabiston, David C,(2009) Buku Ajar Bedah, EGC, Jakarta.

Suhardjono, (2004), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Ed.3, Koordinator

Prof.Dr, Arjmo Tjokronegoro,Ph D, Sp dan Dr. Hendra Utam, SpFK.

Cetakan oleh Gaya Baru Jakarta.

Yasmine Elizabeth, (2009), At a Glance Sistem Ginjal, edition laguage by

blackwell, Amalia Safitri, penerbit Erlangga, EGC, Jakarta.