STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN...

167
STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD DKI JAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP) Oleh: RARA SUCI AMIYATI NIM: 1113025100008 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Transcript of STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN...

Page 1: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD DKI JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP)

Oleh:

RARA SUCI AMIYATI NIM: 1113025100008

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1438 H / 2017 M

Page 2: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 3: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 4: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 5: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

iii

ABSTRAK

Rara Suci Amiyati (NIM: 1113025100008). Studi Fenomenologi Pemanfaatan Mainan Anak di BPAD DKI Jakarta.Skirpsi. Di bawah bimbingan Ida Farida, MLIS. Jakarta: Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan koleksi mainan anak di BPAD DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengalaman pemustaka anak dalam pemanfaatan koleksi mainan anak di perpustakaan yang dilihat dari pengalaman, perasaan dan makna. Pemanfaatan koleksi mainan anak merupakan hal yang belum banyak dikaji keberadaannya. Pada penelitian ini, pengkajian fenomena koleksi mainan anak yang terdapat di perpustakaan menggunakan metode fenomenologi yang merupakan metode yang mengkaji bagaimana pengalaman seseorang terhadap suatu kejadian yaitu pemanfaatan koleksi mainan anak di perpustakaan. Penelitian ini bertempat di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI Jakarta dengan informan yang merupakan pemustaka anak dengan rentang usia 5-12 tahun. Informan penelitian ini adalah para pemustaka anak yang memanfaatkan koleksi mainan anak di BPAD DKI Jakarta dengan total 10 informan yang keseluruhannya merupakan pemustaka anak pada layanan anak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Penelitian ini berfokus pada tiga hal yaitu pengalaman, perasaan dan makna. Hasil penelitian pada penelitian ini berfokus pada tiga hal tersebut dan menghasilkan tema-tema yaitu: pada tema pengalaman terdapat memanfaatkan koleksi mainan anak merupakan pengalaman yang menyenangkan dan interaksi dalam pemanfaatan koleksi mainan anak. Pada tema perasaan terdapat berbagai perasaan yang timbul ketika memanfaatkan koleksi mainan anak yaitu senang, kesulitan dan keinginan. Terakhir yaitu pada tema makna yaitu makna dalam pemanfaatan koleksi mainan anak.

Kata kunci : Pemanfaatan. Mainan anak. Fenomenologi. Layanan Anak.

Page 6: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

iv

ABSTRACT

Rara Suci Amiyati (NIM: 1113025100008). The Utilization of Toys in BPAD DKI Jakarta. A Thesis. Under Guidance: Ida Farida, MLIS. Jakarta: Library Studies Program, Adab and Humanities. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

This research discusses about the competence of the utilization of children’s toys collection in BPAD DKI Jakarta. The purpose of this research is to know how chidren experience in the untilization of the children’s toys collection in the library which identified from aspects of experience, feelings and meaning. The Utilization of a collection of toys is a thing that has not been much studied its existence. In this research, the research of the phenomenon of the collection of toys found in the library using phenomenology method which is a method that examines how one's experience of an event that is the use of a collection of toys in the library. This research took place at the Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI Jakarta with informants who are children with 5-12 years age range. The informants of this research are the children who utilize the children’s toys collection in BPAD DKI Jakarta with a total 10 informants who is library user for children services. The technique of data collecting is done by interview. This research focuses on three things: experience, feeling and meaning. The results of this research focus on three things and produce themes, namely: the theme of the experience there utilizing a collection of toys is a fun experience and interaction in the utilization of a collection of toys. In the theme of feeling there are various feelings that arise when utilizing a collection of toys that is happy, difficult and desire. The last is on the theme of meaning is the meaning in the use of a collection of toys.

Keyword: The Utilization. Toys. Phenomenology. Children's Service.

Page 7: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt sang

pencipta yang maha kaya atas berkat, rahmat, taufik, hidayah, dan limpahkan

petunjuk-Nya. Shalawat serta sakam selalu senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang tekah membawa

petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Atas izin Allah SWT penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Fenomenologi Pemanfaatan

Koleksi Mainan Anak di BPAD DKI Jakarta” ini dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan pada Fakultas

Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak baik berupa bantuan moril maupun materil.

Maka dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan

terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.

Terima kasih atas perhatian dan ilmu yang telah bapak berikan.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan. Terima kasih atas perhatian dan ilmu yang telah bapak

berikan.

Page 8: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

vi

4. Ibu Dr. Ida Farida, MLIS, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

5. Bapak Ade Abdul Hak, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Ilmu Perpustakaan untuk

setiap ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang telah diberikan

kepada penulis selama kuliah.

7. Kepala dan Staff Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI Jakarta yang

telah membantu dan memberikan izin penelitian yang bertempat BPAD

DKI Jakarta pada penulis.

8. Para Informan yang telah bersedia di wawancarai oleh penulis mengenai

pengalaman dalam memanfaatkan koleksi mainan anak di perpustakaan.

9. Kepada Ayah dan Mamah yang selalu setia memberikan segalanya.

Terima kasih atas setiap do’a dan kerja keras yang telah kalian berikan.

Terima kasih telah menjadi penopang dan sahabat terbaik bagi anak-

anaknya.

10. Kepada semua orang yang sudah banyak mendukung dalam penyelesaian

tugas akhir ini. Kepada seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan

yang sedang berjuang dalam penyelesaian penelitian masing-masing. Hal

ini memang tidak mudah, tetapi akan setimpal.

Sesungguhnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis terbuka dan bersedia menerima setiap kritik dan saran yang membangun

Page 9: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

vii

dari pembaca untuk kebaikan pembuatan laporan penelitin selanjutnya, penulis

juga memohon maaf apabila ada kekeliruan atau hal yang tidak berkenan dalam

penyusunan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis

dan setiap pembacanya.

Jakarta, Mei 2017

Penulis

Page 10: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................... iii

ABSTRACT .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 8

D. Definisi Istilah .................................................................................. 9

E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 11

BAB II TIJAUAN LITERATUR ................................................................ 13

A. Perpustakaan Umum Daerah ........................................................... 13

1. Pengertian Perpustakaan Umum ............................................... 13

2. Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum ...................... 15

3. Layanan Perpustakaan Umum Daerah ...................................... 16

B. Mainan Anak .................................................................................... 23

1. Pengertian Mainan Anak .......................................................... 23

2. Kriteria Mainan Anak ............................................................... 23

3. Jenis Mainan Anak .................................................................... 27

4. Perkembagan Anak dalam Bermain ......................................... 32

5. Games di Perpustakaan ............................................................. 33

Page 11: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

ix

C. Studi Fenomenologi ......................................................................... 34

1. Pengertian Studi Fenomenologi ................................................ 34

2. Proses Penelitian Studi Fenomenologi ..................................... 36

3. Fokus Penelitian Fenomenologi................................................ 40

D. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 42

E. Peta Tinjauan Literatur .................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 48

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...................................................... 48

2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 50

3. Pemilihan Informan ......................................................................... 52

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 53

5. Fokus Pertanyaan Wawancara ......................................................... 54

6. Jadwal Penelitian ............................................................................. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 56

A. Profil Objek Penelitian ..................................................................... 56

1. Sejarah Singkat BPAD DKI Jakarta ......................................... 56

2. Visi dan Misi Perpustakaan ...................................................... 58

3. Struktur Organisasi BPAD DKI Jakarta ................................... 59

4. Koleksi Perpustakaan ................................................................ 60

5. Gedung Perpustakaan ............................................................... 62

6. Sarana dan Prasarana ................................................................ 63

7. Anggaran ................................................................................... 69

8. Kegiatan Perpustakaan .............................................................. 69

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 73

1. Karakteristik Informan .............................................................. 73

2. Analisis Tema ........................................................................... 73

C. Pembahasan...................................................................................... 84

Page 12: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

x

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 94

A. Kesimpulan ...................................................................................... 94

B. Saran ................................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 98

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 13: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Skripsi .............................................................. 55

Tabel 4.1 Jam Layanan BPAD DKI Jakarta .................................................. 71

Page 14: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Tinjauan Literatur ............................................................... 45

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPAD DKI Jakarta..................................... 59

Page 15: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara

Lampiran 2 Transkrip Wawancara

Lampiean 3 Tabel Analisis Data Berdasarkan Tema

Lampiran 4 Foto-foto Koleksi Mainan Anak di BPAD DKI Jakarta

Lampiran 5 Lembar Tugas Menjadi Dosen Pembimbing

Lampiran 6 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 Lembar Surat Izin Penelitian

Page 16: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan, sebagai manusia yang telah memasuki umur yang

menginjak dewasa ini, pastilah kita pernah melewatkan masa kanak-kanak

yang sangat berwarna dan menyenangkan untuk dikenang. Masa kanak-

kanak juga dikenal sebagai masa keemasan (golden age) seseorang. Anak-

anak memiliki keingintahuan yang sangat tinggi dalam segala hal. Anak-

anak juga memerlukan akses yang baik terhadap informasi. Akses tersebut

bisa melalui berbagai prantara salah satunya pepustakaan.

Selain belajar, masa kanak-kanak erat kaitannya dengan masa

bermain yang menyenangkan. Dari bermain anak dapat belajar hal lainnya

sama seperti membaca, hanya berbeda pola pembelajarannya. Mainan

anak bukan hanya sekedar mainan yang dipilih tanpa memikirkan adanya

pembelajaran yang dapat dimengerti oleh anak. Mainan anak yang tersedia

di perpustakaan harus dipilih untuk merangsang daya kreatif dan imajinasi

anak.

“Children love “hands-on” toys that engage that minds and sense,

but a plain old “fun quotient” matters a lot, too”1

Seperti kutipan di atas, bahwa anak-anak menyukai bermain dan

mainan dapat merangsang pikiran dan akal dari anak-anak tapi tetap

mainan adalah sesuatu yang menyenangkan. Bermain mengajarkan

1Karen Stephens, ‘Toy Safety and Selection: Choose Developmentally Appropriate Toys

for Safety Play’, 2017 <http://www.parentingexchange.com> [accessed 10 February 2017].

Page 17: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

2

keterampilan kognitif, fisik, dan sosial untuk anak-anak. Association for

Library Service for Children2 setuju bahwa bermain sama pentingnya

dengan membaca dan menulis ke perkembangan otak. Anak-anak dan

mainan merupakan sebuah hal yang menujukan kecenderungan bermain

pada masa pertumbuhan anak-anak.

Perpustakaan umum sebagai pusat informasi masyarakat bukan

hanya menyediakan buku untuk memberikan infromasi. Perpustakaan juga

menyediakan mainan anak sebagai salah satu koleksi yang terdapat pada

Layanan anak di perpustakaan umum. Sebagaimana peraturan yang telah

dibuat IFLA tentang Children and Young Adults Library Service3 dan

peraturan IFLA tentang Library Services to Babbies and Toddlers4 bahwa

perpustakaan umum adalah perpustakaan yang mempunyai tanggung

jawab khusus untuk menyediakan layanan anak.

“The right to play is a child's first claim on the community. Play is nature's training for life. No community can infringe that right without doing deep and enduring harm to the minds and bodies of its citizens.” David Lloyd George5

Bermain lagi-lagi diakui sebagai hak dasar anak di seluruh dunia

dalam Konvensi PBB tentang Hak Anak tahun 1989, yang ditandatangani

2Sue McCleaf Nespeca, ‘The Importance of Play, Particularly Constructive Play, in

Public Library Programming’ (Association for Library Service to Children, 2012) <www.ala.org/alsc/publications-resource/white-papers/importance-play> [accessed 11 January 2017].

3IFLA, ‘Children and Young Adults Library Services’ (IFLA) <http://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/iflamembershipenglish.pdf> [accessed 20 February 2017].

4IFLA, ‘Library Services to Babbies and Toddlers’ (IFLA) <http://www.ifla.org/publications/profesionalreport/100.pdf> [accessed 20 February 2017].

5 Lucie K. Ozanne and Julie L. Ozanne, ‘A Child’s Right to Play: The Sosial Construction of Cibic Virtunes in Toy Libraries’, Journal of Public Policy & Marketing, 30.2 (2011), 264–78 <https://doi.org/10.1509/jppm.30.2.264>.

Page 18: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

3

oleh 192 negara.6 Bermain dapat memotivasi anak-anak baik secara

internal maupun eksternal bermain juga merupakan hal yang

menyenangkan dan dilakukan secara sukarela oleh individu yang

melakukannya. Bermain sangat erat kaitannya dengan mengingkatkan

keterampilan motorik bagi anak-anak. Hal penting lainnya, bahwa bermain

dapat membantu anak untuk meningkatkan fungsi emosional seperti

membangun harga diri dan kepercayaan diri, dan fungsi sosial seperti

mengajar anak-anak untuk berbagi dan bekerja sama dan membantu anak-

anak untuk dapat mengendalikan emosi mereka.7

Bermain bukan hanya memiliki dampak positif bagi anak-anak,

tetapi bermain dan mainan memiliki beberapa dampak negatif yang

ditakutkan akan terjadi. Profesor Trawich-Smith8 menemukan efek negatif

dari mainan yang mengejutkan yaitu bahwa orang dewasa melakukan

pembedaan gender pada mainan tanpak sadar. Orang dewasa tanpa sadar

merekomendasikan bahwa mainan yang rumit digunakan oleh anak laki-

laki. Uniknya mainan yang dianggap untuk anak laki-laki memunculkan

nilai yang tinggi pada anak perempuan. Sedangkan pada dasarnya mainan

tersediri membantu anak untuk memecahkan masalah, interaksi sosial dan

ekspresi kreatif pada semua anak. Tapi pembedaan gender mainan

berdampak negatif terhadap anak-anak. Banyak mainan yang tidak sesuai

6 PBB, ‘Konverensi Hak Anak’ (presented at the Konverensi Hak Anak, New York, 1989)

<www.unicef.org> [accessed 13 February 2017]. 7 Ozanne and Ozanne. p.8 8 Prof. Trawich-Smith, ‘What the Research Says: Impact of Specific Toys on Play’,

Naeyc <www.naeyc.org/content/what-research-says-toys-and-play> [accessed 12 July 2017].

Page 19: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

4

dan berbahaya pada anak-anak karena mengandung unsur-unsur berbahaya

seperti pewarna ataupun logam yang terkadung pada mainan tersebut. hal

tersebut dapat membahayakan anak-anak yang seharusnya mendapatkan

kesenangan bermain.9

Studi fenomenologi pada penelitian ini merupakah sesuatu yang

membantu peneliti menfokuskan ke mana arah penelitian. Seperti yang

diketahui bahwa studi fenomenologi merupakan studi yang befokus pada

pengalaman, perasaan dan makna dari objek sebuah fenomena yang dalam

penelitian ini merupakan pemanfaatan mainan anak. Pengalaman sendiri

memiliki definisi hal yang pernah dialami oleh seseorang dan merupakan

sesuatu yang terletak di daya ingat manusia. Anak-anak memiliki perasaan

ketika melakukan sesuatu, sana halnya ketika memanfaatkan koleksi

mainan anak. Perasaan memiliki definisi rasa atau keadaa batin sewaktu

menghadapi sesuatu.

Penelitian pemanfaatan koleksi mainana anak di perpustakaan

menggunakan studi fenomenologi karena peneliti fokus pada meneliti

tentang pengalaman yang disadari oleh informan seputar pemanfaaatan

permainan anak di perpustakaan. Karena pada dasarnya penelitian ini akan

meneliti pengalaman yang disadari oleh informan.

Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda walau pada situasi

dan aktifitas yang sama, pemustaka anak-anak memiliki berbagai macam

pengalaman ketika menggunakan koleksi mainan anak pada layanan anak

9 Asih Mahmudah Sanusi, Wiranti Sri Rahayu, and Pri Iswati Utami, ‘Identifikasi Cemaran Logam Timbal dalam Mainan Gigitan Bayi’, PHARMACY, 07.03 (2010), 123–134.

Page 20: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

5

di perpustakaan. Makna adalah isi penting dalam pengalaman sadar

manusia. Makna merupakan sesautu kajian logika. Makna memiliki

definisi konseptual itu bisa berupa imajiniasi pikiran, hasrat, ataupun

perasaan-perasaan spesifik ketika seseorang mengalami dunianya

personal. Bagaimana informan memaknai pengalaman dari pemanfaatan

koleksi mainan anak di perpustakaan. Apakah hal tersebut memiliki makna

tersediri ataukan hal yang tidak bermakn, karena yang membedakan

pengalaman setiap orang adalah makna tersebut.

Perpustakaan umum menyediakan kesempatan bagi anak-anak untuk

mengalami kesenangan membaca dan kegembiraan menemukan

pengetahuan, berimajinasi dan bermain, karena merupakan fungsi

perpustakaan adalah sebagai pusat rekreasi. Salah satu caranya adalah

dengan menyediakan koleksi bacaan maupun koleksi mainan anak yang

memadai. Anak-anak dan orang tua mereka harus diajarkan bagaimana

menjadi penggunaan yang baik dari perpustakaan dan bagaimana

menggunakan perpustakaan secara optimal, baik sebagai sarana

pembelajaran maupun sarana rekreasi. Karena akan lebih mudah untuk

menggunakan perpustakaan di masa mendatang ketika anak-anak sudah

dikenalkan perpustakan sejak usia dini.

Layanan anak yang disediakan oleh Badan Perpustakaan & Arsip

Daerah DKI Jakarta tersedia di lokasi Taman Ismail Marzuki, Cikini,

Jakarta Pusat. Layanan anak sendiri berada di lantai dua gedung

perpustakaan, dirancang semenarik dan seceria mungkin. Layanan anak

Page 21: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

6

mempunyai tiga area terpadu. Area pertama adalah area yang terdiri dari

buku bacaan anak, area kedua berisi mainan edukatif yang bersifat motorik

halus, area ketiga berisi tempat bermain seperti mainan musik, flying fox

mini, ayunan, kolam bola, sepeda kecil hingga otopet.

Badan Perpustakaan & Arsip Daerah DKI Jakarta sebagai salah satu

perpustakaan umum yang ada di wilayah jakarta bertugas untuk melayani

pemustaka dari berbagai jenis dan usia. Pada perpustakaan umum

pelayanan bukan hanya berfokus pada orang dewasa tetapi juga terhadap

anak-anak. Pada layanan anak yang tersedia di Badan Perpustakaan &

Arsip Daerah DKI Jakarta yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki,

Jakarta terdapat banyak koleksi mainan anak. Koleksi mainan anak yang

tersedia antara lain seperti mainan kayu, papan magnet, playmart, block

plastics, hingga games canggih pun tersedia. Banyak anak-anak yang

berkunjung untuk dapat membaca atau sekedar bermain.

Keadaan yang terjadi di layanan anak Badan Perpustakaan & Arsip

Daerah DKI Jakarta adalah bahwa pemustaka anak-anak banyak datang ke

perpustakaan dan bermain dengan mainan yang telah disediakan pada

layanan tersebut. Dari pengamatan yang dilakukan oleh penulis bahwa

pada layanan anak lebih banyak anak-anak yang berkumpul pada arena

tempat mainan anak dibandingkan arena membaca. Hal tersebut

merupakan sebuah pertanyaan mengapa anak-anak lebih banyak

menggunakan mainan di perpustakaan dibandingkan membaca buku-buku

Page 22: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

7

yang telah disediakan. Apakah makna sesungguhnya koleksi mainan anak

bagi pemustaka anak di perpustakaan.

Mainan anak yang terdapat di perpustakaan merupakan sesuatu hal

yang harus dilihat lebih dalam lagi pemaknaan dari pemanfaatan mainan

tersebut oleh pemustaka anak-anak. Bagiamana seorang anak memaknai

keberadaan mainan anak yang tersedia di perpustakaan dan apakah mainan

tersebut akan membaca anak-anak terhadap pemakaian koleksi

perpustakaan lebih lanjut seperti koleksi buku anak-anak yang tersedia

pada layanan anak?

Berdasarkan penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk

mengetahui lebih mendetail mengenai makna mainan anak kepada layanan

anak di Badan Perpustakaan & Arsip Daerah DKI Jakarta dan apakah hal

tersebut merupakan tahap awal untuk pemakaian koleksi perpustakaan

lainnya. Untuk itu penulis menetapkan judul penelitian “Studi

Fenomenologi Pemanfaatan Koleksi Mainan Anak Di Badan

Perpustakaan & Arsip Daerah DKI Jakarta.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

penulis memberikan pembatasan masalah menjadi “Pengalaman dan

perasaan pemustaka dalam menggunakan koleksi mainan anak dan makna

dari pemanfaatan koleksi mainan anak oleh pemustaka anak-anak pada

layanan anak di Badan Perpustakaan & Arsip Daerah DKI Jakarta”

Page 23: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

8

Dari pembatasan di atas, untuk mempermudah pelaksanaan

penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah penelitian ke dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana pengalaman dan perasaan pemustaka anak-anak dalam

menggunakan koleksi mainan anak di Badan Perpustakaan & Arsip

Daerah DKI Jakarta?

2. Bagaimana makna pemanfaatan koleksi mainan anak pada pemustaka

anak-anak di Badan Perpustakaan & Arsip Daerah DKI Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengalaman dan perasaan pemustakan anak-anak

dalam menggunakan mainan anak pada layanan anak di Badan

Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta.

2. Untuk mengetahui makna mainan anak oleh pemustaka anak-anak di

Badan Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta terhadap pemanfaatan

mainan anak di perpustakaan.

Berdasarkan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan masukan kepada Badan Perpustakaan & Arsip Daerah

DKI Jakarta dalam rangka pemanfaatan koleksi mainan anak serta

Page 24: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

9

makna dari koleksi mainan anak di perpustakaan dan sebagai bahan

pertimbangan untuk pengadaan koleksi mainan anak untuk layanan

anak di perpustakaan.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya

dengan topik yang berhubungan.

3. Menambah pengetahuan dan wawasan serta pemahaman penulis

tentang makna koleksi mainan anak di perpustakaan dan pengalam anak

dalam menggunakan koleksi mainan anak di BPAD DKI Jakarta.

D. Definisi Istilah

Untuk memudahkan dalam memahami istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa

pengertian istilah yang sering digunakan dalam setiap bab penelitian,

diantaranya:

1. Fenomenologi

Fenomenologi adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk

menggali kesadaran terdalam para subjek mengenai pengalaman,

perasaan beserta maknanya.10 Penelitian ini berfokus pada

pengalamana sadar dari sudut pandang orang pertama (yang

mengalami secara langsung).

10Ellys Lestari Pembayun, One Stop Qualitative Research Methodology in

Communication (Jakarta: Lantera Ilmu Cendekia, 2013). p.40

Page 25: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

10

2. Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah proses, cara, atau perbuatan memanfaatkan

sesuatu, dalam hal ini adalah mainan anak di perpustakaan.

3. Koleksi Mainan Anak

Koleksi Mainan Anak adalah koleksi yang terdapat pada

layanan anak di perpustakaan. Mainan adalah alat untuk bermain, jadi

mainan anak adalah alat yang digunakan untuk anak-anak dalam

permainan dan bermain. Mainan anak bisa menjadi media

pembelajaran bagi anak. Oleh sebab itu ada yang dinamakan mainan

edukatif. Yang termaksud mainan anak contohnya adalah puzzle,

mainan kayu, papan magnet hingga mainan canggih.

4. Badan Perpustakaan & Arsip Daerah (BPAD) DKI Jakarta

Badan Perpustakaan & Arsip Daerah DKI Jakarta adalah

perpustakaan umum dan kantor arsip yang berada dibawah naungan

pemerintah daerah DKI Jakarta. Perpustakaan umum ini berada pada

dua lokasi berbeda, yaitu di Kuningan Jakarta Selatan dan Cikini

Jakarta Pusat. Perpustakaan yang memiliki layanan anak berlokasi di

Cikini. Perpustakaan ini berdiri sejak tahun 1950. Perpustakaan ini

melayani segala usia dan ras.

Page 26: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

11

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai

permasalahan ini, penulis akan menguraikan secara sistematis mulai dari

Bab I sampai Bab V dengan rincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

definisi istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini berisi landasan teori dan kajian pustaka tentang hal-

hal yang berkaitan dengan objek yang diteliti seperti

perpustakaan umum, teori mainan anak penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian,

pemilihan informan, teknik pengumpulan data, teknik

pengolahan, teknik analisis data dan tempat serta waktu

penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang gambaran umum objek

penelitian, hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan

Page 27: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

12

dengan studi fenomenologi pemanfaatan koleksi mainan

anak di Badan Perpustakaan & Arsip Daerah DKI Jakarta.

Bab V Penutup

Bab terakhir ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini. Peneliti juga mencoba memberikan saran

yang membangun untuk Badan Perpustakaan & Arsip

Daerah DKI Jakarta.

Page 28: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

13

13

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Umum Daerah

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang bisa digunakan oleh

semua kalangan masyarakat dan tidak dibatasi oleh umur. Perpustakaan

umum menyediakan berbagai koleksi yang terdiri dari beraneka ragam

subjek untuk dapat memenuhi kebutuhan pemustaka yang dilayaninya.

Perpustakaan umum biasanya dinaungi oleh pemeritah tempatnya berada.

Misalnya perpustakaan umum provinsi dinaungi oleh gubernur, sedangkan

perpustakaan umum kota/kabupaten dinaungi oleh walikota/bupati.

1. Pengertian Perpustakaan Umum Daerah

Perpustakaan umum mempunyai pengertian yang berbeda-beda,

berikut ini penulis mengutip beberapa pendapat tentang pengertian

perpustakaan umum:

Menurut Unesco Public Library Manifesto yang dilakukan pada

November 199411, perpustakaan umum memiliki makna sebagai

berikut:

“The public library is the local center of information, making all

kinds of knowledge and information readily avaliable to its

users. . . The public library, the local gateway to knowledge,

provides a basic condition for lifelong learning, independent

decision-making and culture development of the individual and

social groups.”

11IFLA, ‘IFLA Public Library Manifesto 1994’

<http://www.ifla.org/publications/iflaunesco-public-library-manifesto-1994> [accessed 19 February 2017]. p.87

Page 29: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

14

Pengertian perpustakaan umum menurut badan standar nasional

(BSN)12 adalah

“Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah

kab./kota yang mempunyai tugas pokok melaksanakan layanan

perpustakaan di wilayah kab./kota serta melaksanakan layanan

perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak membedakan

usia, ras, agama, status sosial, ekonomi dan gender.”

Menurut Sulistyo-Basuki dalam Sutarno13 menyatakan bahwa

“Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari

sumber retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat

dalam bentuk layanan.”

Menurut Zen14, menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah

“Perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa

membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku,

pendidikan, dan sebagainya.”

Berdasarkan dari beberapa pengertian-pengertian dari

perpustakaan umum yang telah disebutkan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang

bertugas menjadi pusat informasi dari berbagai kalangan masyarakat

sekitarnya dan menghimpun, mengolah informasi tersebut untuk dapat

digunakan oleh penggunanya yaitu masyarakat sekitar tanpa

memandang latar belakang apapun.

12Perpustakaan Nasional RI, ‘Standar Nasional Indonesia Bidamg Perpustakaan dan Kepustakawanan’ <http://www.perpusnas.go.id/assets/uploads/2016/10/standar_nasional_perpustakaan-umum.pdf> [accessed 10 March 2017]. p.27

13Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004). p.38

14Zulfikar Zen and Rakhman Hermawan, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006). p.30

Page 30: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

15

2. Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum Daerah

a. Tujuan

Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin dicapai

seperti halnya dengan perpustakaan lainnya yang ada. Menurut

Zen15, tujuan perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1) Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk

menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

2) Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan

tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari.

3) Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan

komunitas melalui penyedian bahan pustaka dan

informasi.

4) Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat

utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5) Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

b. Fungsi

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor

9 tahun 198816 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun

198817, fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1) Menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi.

2) Memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan

informasi.

3) Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan

informasi, sebagai pusat kegiatan belajar, pelayanan

15 Zen and Hermawan. p.31 16 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1988 tentang Perpustakaan Umum. 17 Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perpustakaan Umum.

Page 31: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

16

informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan

kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.

c. Tugas

Menurut Sutarno18, tugas perpustakaan umum adalah

“memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai

pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian,

dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”. Perpustakaan

umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena

perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka

dari berbagai disiplin ilmu, dan penggunaannya oleh seluruh lapisan

masarakat, tanpa terkecuali.

3. Layanan Perpustakaan Umum Daerah

Perpustakaan merupakan sebuah organisasi yang terus

berhadapan dengan berbagai pemustaka melalui layanan yang

disediakan, karena pemustaka merupakan fokus utama dalam

perpustakaan. Oleh sebab itu, perpustakaan harus tetap menjaga

pelayanan yang disediakan agar pemustaka merasa terpenuhi

kebutuhannya. Layanan perpustakaan merupakan fasilitas dan aktivitas

yang disediakan oleh perpustakaan dalam memberikan jasa kepada

pemustaka khususnya anggota perpustakaan. Layanan perpustakaan

memiliki jenis layanan yang cukup banyak. Semua layanan

perpustakaan tersebut penyelenggaraannya disesuaikan dengan kondisi

18 NS. p.37

Page 32: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

17

perpustakaan dan kebutuhan pemustaka yang dilayani.19 Berikut ini

adalah jenis layanan yang tersedia di perpustakaan umum daerah

menurut BSN20:

a. Layanan Membaca

Layanan membaca adalah layanan paling utama yang harus

terdapat pada sebuah perpustakaan, tanpa adanya layanan ini,

perpustakaan tidak bisa disebut sebuah perpustakaan. Hal tersebut

dikarenakan, perpustakaan merupakan tempat penyediaan

informasi untuk dapat digunakan oleh pemustaka, oleh karena itu

layanan membaca merupakan layanan yang sangat penting di

perpustakaan. Pada layanan ini, pemustaka dapat membaca koleksi

perpustakaan yang telah disediakan oleh perpustakaan baik koleksi

umum, kamus, surat kabar, jurnal, ensiklopedia dan lain

sebagainya.

b. Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi adalah tombak utama dalam pelayanan di

perpustakaan. Tanpa adanya layanan sirkulasi perpustakaan tidak

bisa berjalan. Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman

koleksi yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan.

Menurut buku Pedoman Umum Penyelengaraan

Perpustakaan Umum21 Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani

19 Himayah, ‘Layanan dan Pelayanan Pustakawan Menjawab Tantangan Era Teknologi’,

Khizanah Al-hikmah, 1, 1.Pusatakawan (2013), 1. p.1 20 Perpustakaan Nasional RI, ‘Standar Nasional Indonesia Bidamg Perpustakaan dan

Kepustakawanan’. p.30

Page 33: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

18

pengguna jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman dan

pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasi.

Bahan pustaka yang dipinjam untuk dibaca di luar gedung

perpustakaan meliputi buku-buku, majalah yang sudah dijilid dan

kaset.

Jadi layanan sirkulasi merupakan layanan yang

berhubungan langsung kepada pemustaka dan merupakan tampilan

utama dari layanan perpustakaan, yang bertugas untuk melayani

pengguna jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman dan

pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasi.

c. Layanan Referensi

Perpustakaan merupakan tempat untuk pemustaka mencari

informasi yang beraneka ragam. Ada yang mencari buku bacaan

ringan, buku untuk menunjang pengajaran, buku tentang sejarah

atau hal lainnya. Tetapi informasi yang ada di perpustakaan tidak

hanya sekedar buku yang dapat diambil langsung oleh pemustaka.

Perpustakaan juga menyediakan layanan referensi yang dapat

membantu dalam menemukan informasi yang diperlukan oleh

pemustaka secara lebih spesifik tentang berbagai macam bahan

pustaka referensi.

21 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum

(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000). p.38

Page 34: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

19

Menurut Darmono22 “Layanan referensi adalah layanan

yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus

seperti kamus, almanac, direktori, buku tahunan yang berisi

informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang

oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di

tempat”.

d. Layanan Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling merupakan jenis layanan yang

dikembangkan pada perpustakaan umum yang disebut unit layanan

perpustakaan keliling.23 Layanan ini dimaksudkan agar

perpustakaan keliling dapat melayani masyarakat yang belum

terjangkau oleh perpustakaan umum seperti mendatangi

pemukiman penduduk, sekolah, kelurahan dan tempat lainnya.

e. Layanan Penelusuran Informasi

Layanan penelusuran informasi adalah suatu layanan yang

disediakan oleh perpustakaan untuk menunjang kebutuhan

informasi pemustaka. Layanan ini seperti pencarian informasi pada

koleksi yang tersedia di perpustakaan melalui Online Public Acsess

Catalog (OPAC) atau pencarian informasi lainnya yang tidak

tersedia di perpustakaan.

22 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Grasindo, 2001). p.141

23 NS. p.41

Page 35: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

20

f. Layanan Bimbingan Pengguna

Layanan bimbingan pengguna atau pendidikan pemakai

adalah sebuah layanan perpustakaan yang ditunjukan kepada

pemakai pemula yang ingin mengetahui lebih banyak tentang

perpustakaan dan cara-cara menggunakan atau pemanfaatan

fasilitas dan koleksi perpustakaan secara maksimal. Hal ini bisa

dilakukan secara perseorangan maupun kelompok tergantung

kebijakan yang ditetapkan oleh perpustakaan.

g. Layanan Anak dan Remaja

1) Pengertian Layanan Anak dan Remaja

Menurut Joan M. Reitz24 “Layanan anak adalah

pelayanan perpustakaan yang ditujukan untuk anak-anak

berumur 12-13 tahun, di dalamnya termasuk pengembangkan

koleksi remaja, layanan lapsit, mendongeng, membantu

pengajaran dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah,

program sumber membaca, biasanya disediakan oleh

pustakawan anak di ruang anak yang ada di perpustakaan

umum.”

Tetapi untuk penetapan usia pada layanan anak belum

menjadi sesuatu yang baku, banyak sekali perbedaan pendapat

dalam penetapan usia ini, ada yang berpendapat layanan anak

24 Joan M. Reitz, Dictonary for Library and Information Science (Westport: Libraries

Unlimited, 2004). p.137

Page 36: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

21

diperuntukan untuk anak hingga 13 tahun, 15 tahun, bahkan 18

tahun.

2) Tujuan Layanan Anak dan Remaja

Menurut IFLA Guidlines for Children’s Libraries Services,

layanan anak mempunyai tujuan untuk:25

a) Memfasilitasi hak setiap anak untuk: informasi, melek huruf,

pengembangan kebudaaan, pengembangan pembaca,

pembelajaran seumur hidup, dan program kreatif pada waktu

senggang.

b) Menyediakan akses terbuka untuk semua sumber daya dan

media yang memadai bagi anak, dan di samping memberikan

program-program budaya dan rekreasi, yang berorientasi

pada membaca dan melek huruf.

c) Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk anak, orang

tua atau wali mereka.

3) Sasaran Pengguna Layanan Anak dan Remaja

Menurut IFLA Guidlines for Children’s Libraries

Services, layanan anak mempunyai sasaran pengguna sebagai

berikut26:

a) Bayi dan balita

b) Anak-anak pra-sekolah

c) Murid sekolah sampai dengan umur 14 tahun

d) Kelompok berkebutuhan khusus

25 IFLA, ‘Children and Young Adults’. 26 IFLA, ‘Children and Young Adults’.

Page 37: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

22

e) Orang tua dan anggota terkait

f) Pengasuh anak

g) Orang dewasa lainnya yang bekerja dengan anak-anak, buku

dan media.

4) Koleksi Layanan Anak

Layanan anak dan remaja merupakan layanan yang

sangat penting untuk anak-anak maupun keluarga pada saat ini.

Akses pada pengetahuan dan berbagai macam budaya yang ada

di dunia merupakan sebuah kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh

perpustakaan. anak-anak berhak mengembangkan kemampuan

potensial mereka melalui informasi yang benar dan mudah

diakses serta berbagai macam program yang terdapat di

perpustakaan. Layanan anak dan remaja harus menyediakan

berbagai macam koleksi sesuai dengan tahap perekembangan

anak dalam berbagai bentuk27, yaitu:

a) Koleksi tercetak (buku, majalah, komik, brosur)

b) Koleksi media (CD, DVC, dan kaset)

c) Koleksi mainan/

d) Koleksi permainan pembelajaran

e) Komputer

f) Software dan konektivitas

27 IFLA, ‘Children and Young Adults’.

Page 38: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

23

B. Mainan Anak

1. Pengertian Mainan Anak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)28 mainan

mempunyai arti alat untuk bermain; barang yang dipermainkan. Mainan

sendiri erat kaitannya dengan bermain yang mempunyai arti melakukan

sesuatu untuk bersenang-senang. Jadi mainan adalah alat yang

dipergunakan untuk bersenang-senang. Mainan dan anak-anak sangat

erat kaitannya dan tidak bisa pisahkan. Jadi mainan anak adalah suatu

alat yang digunakan oleh anak-anak dalam bermain yaitu melakukan

sesuatu hal yang menyenangkan dan untuk menghibur diri sendiri.

Mainan anak sendiri ada berbagai macam, bentuk, dan jenis, semuanya

disesuaikan dengan kebutuhan anak dan usia guna mendapatkan hasil

maksimal dari kegunaan mainan tersebut.

2. Kriteria Mainan Anak

a. Aman

Dalam menentukan mainan untuk anak, kita harus melihat

beberapa kriteria mainan yang baik; standar keamanan untuk

mainan anak di indonesia yang diterbitkan oleh Badan Standar

Nasional (BSN) adalah sebagai berikut29:

1) Label. Sebelum membeli mainan untuk anak, bacalah terlebih

dahulu label mainan. Sesuaikan informasi label mainan itu

28 ____ , Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online], tersedia di

http://pusatbahasa.kemdikdas.go.id/kbbi/mainan 29 Badan Standar Nasional, Standar Keamanan Mainan Anak (Jakarta: Badan Standar

Nasional, 2012). p.3-8

Page 39: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

24

dengan kondisi anak. Pemberian label pada mainan didasarkan

pada 4 kriteria, yakni: keamanan, kemampuan fisik anak,

kemampuan mental, dan minat anak.

2) Tanda Standar. Pilihlah mainan anak yang bertanda suatu

standar, contohnya: SNI, CE, dll. Mainan bertanda standar

telah memenuhi persyaratan keamanan yang ditentukan dalam

standar. Produk mainan bertanda standar memiliki jaminan

keamanan dan keselamatan yang dikukuhkan dengan

sertifikasi dari lembaga pengujian yang berwenang.

3) Ukuran Mainan. Perhatikan ukuran mainan atau komponen

yang menjadi bagian dari mainan tersebut. Besar kecilnya

ukuran sebuah mainan akan berpengaruh pada keamanan anak

sebagai penggunanya.

4) Bentuk Mainan. Pilih jenis mainan yang memiliki bentuk tidak

berbahaya, misal berbentuk runcing. Hal ini untuk

menghindarkan anak dari kecelakaan yang mungkin terjadi

akibat tertusuk oleh mainannya sendiri. Hindari mainan plastik

tipis yang mudah pecah menjadi potongan kecil dan

meninggalkan tepian yang bergerigi tajam. Hidari Mainan

yang ditembakkan.

5) Materi Mainan. Pilihlah mainan yang terbuat dari bahan atau

material yang aman. Jangan membeli mainan berbahan logam

Page 40: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

25

kepada anak, khususnya anak yang masih berusia di bawah 3

tahun.

6) Bagian Mekanis Mainan. Bagian mekanis mainan perlu

mendapat perhatian. Unsur mekanis mainan biasanya berupa

engsel, lipatan, tuas, tali, karet dan sebagainya. Unsur mekanis

mainan ini bisa membahayakan anak. Pastikan bahwa bagian-

bagian mainan itu tidak membahayakan anak saat difungsikan.

7) Mainan Bersuara. Pastikan mainan tidak mengeluarkan bunyi

yang terlalu keras untuk telinga anak.

b. Edukatif

Pada dasarnya bentuk dan jenis permainan yang edukatif

tidaklah terbatas, namun demikian perlu diperhatikan bahwa dalam

memilih permainan edukatif harus memiliki kriteria sebagai

berikut:30

1) Usia dan minat anak. Agar bermain benar-benar berfungsi

sebagai bagian yang sangat penting bagi tumbuh kembang

anak, jadi tidak justru menghambat tumbuh kembang mereka

2) Pentingnya keterlibatan orang tua atau anggota keluarga dalam

proses bermain, agar dapat melindungi mereka dari hal-hal

yang dapat merugikan tumbuh kembang mereka atau dari hal-

hal yang mematikan kreativitas atau minat anak terhadap

lingkungan.

30 Abdul Khobir, ‘Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukasi’, Forum Tarbiyah,

2, 7 (2009), 195–208. p.203

Page 41: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

26

3) Mudah dibongkar pasang. Alat permainan yang mudah

dibongkar pasang, dapat diperbaiki sendiri, lebih ideal

daripada mobil-mobilan yang dapat bergerak sendiri. Alat-alat

permainan yang dijual di toko-toko (built-in) lebih banyak

menjadi bahan tontonan daripada berfungsi sebagai alat

permainan. Anak-anak tidak tertarik oleh bagus dan

sempurnanya alat-alat permainan yang diproduksi di pabrik

tersebut.

4) Dapat mengembangkan daya fantasi. Alat permainan yang

sifatnya mudah dibentuk dan diubah-ubah sangat sesuai untuk

mengembangkan daya fantasi, yang memberikan kepada anak

kesempatan untuk mencoba dan melatih daya-daya fantasinya.

c. Merangsang Motorik

1) Warna-warni

Penglihatan merupakan sesuatu yang penting bagi manusia,

begitu juga anak. Sebelum dapat berbicara dan mengenal kata.

Anak sudah terlebih dahulu mengenal warna. Warna berpungsi

merangsang motorik anak yaitu penglihatan. Dengan mainan

yang memiliki bermacam-macam warna anak akan terbantu

dalam mengenali warna yang berbeda.

2) Tekstur

Tekstur dalam hal ini berarti bentuk mainan, ada mainan

yang bentuk permukaannya halus ada permainan yang bentuk

Page 42: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

27

permukaannya kasar. Semua itu tergantung motorik halus atau

motorik kasar yang menjadi fokus utama rangsangan dalam

mainan tersebut.

3) Gerak

Beberapa mainan memerlukan gerakan yang banyak untuk

dapat memainkannya, seperti sepak bola, bola basket dll.

Mainan tersebut merangsang anak untuk bergerak lebih sering

dan merangsang berbagai motorik kasar anak yang sedang

berkembang.

3. Jenis Mainan Anak

Secara garis besar, mainan adalah sesuatu yang digunakan

untuk membantu dalam bermain. Mainan sendiri terbagi menjadi 2

yaitu mainan (bentuk) dan games (elektronik). Mainan merupakan alat

yang digunakan pada saat bermain seperti balok kayu, puzzle, boneka

dsb. Sedangkan games adalah alat bermain yang tidak berbentuk,

untuk memainkannya dibutuhkan gerakan bersama maupun merupakan

bentuk elektronik.

Page 43: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

28

a. Mainan

Jenis permainan anak merupakan sesuatu yang dikelompokan

berdasarkan hal yang dilakukan pada permainan tersebut, berikut

adalah jenis permainan anak menurut31:

1) Mainan terstruktur (Self-Correcting), Mainan terstruktur adalah

mainan yang akan cocok dan lengkap jika disatukan atau

dimainkan bersama-sama dalam cara yang spesifik. Misalnya,

sebuah teka-teki dan puzzle. Mainan jenis ini akan dapat

digunakan dengan mudah oleh anak-anak jika anak telah

menempatkannya secara benar dan bersama-sama dan menjadi

sesuatu yang utuh. Mainan self-correcting adalah sebagai

berikut:

a) Puzzle: kayu, karet, kardus, dan puzzle lantai.

b) Frame swadaya keterampilan (mengancingkan, memakai

seleting, dan mengikat)

c) Mengolongkan lingkaran yang muat pada sebuah silinder

d) Kotak bersarang, cangkir, rak, tiang

e) Penyortir bentuk geometris

2) Mainan terbuka, jenis mainan ini tidak memiliki cara yang benar

atau salah untuk digunakan. Mainan ini dapat diletakkan

bersama-sama atau dimainkan dalam berbagai cara, tergantung

sepenuhnya pada kreativitas anak dan tingkat perkembangan

31 Diane Trister Dodge and dkk., The Creative Curriculum for Preschool (United State:

Teaching Strategies Inc., 2008). p.299-300

Page 44: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

29

anak tersebut. Mereka menawarkan pemecahan masalah dan

inisiatif terhadap menghadapi masalah. Banyak hal yang baik

untuk mengembangkan keterampilan motorik dan koordinasi

mata serta tangan anak-anak. Mainan ini juga alat alami untuk

mengembangkan kemampuan matematika dan konsep

dasar. Mainan terbuka adalah sebagai berikut:

a) Papan merasa

b) Lego blok, orang-orang dan alat peraga

c) Kubus berwarna, kayu atau plastik

d) Manik-manik dan kartu menjahit dengan benang atau tali

untuk merangkai

e) Pasak dan papan pasak

f) Batang Cuisenaire

g) Blok parquetry

h) Huruf magnetik dan angka

i) Geoboards

j) Kayu bentuk geometris

k) Saling link dan kubus

3) Koleksi, seperti mainan terbuka, dapat disatukan dalam berbagai

cara yang tidak ditentukan atau tidak memiliki aturan yang

pasti. Perbedaannya adalah bahwa koleksi berisi set seperti

benda. Koleksi tersebut mendorong anak-anak untuk memilah,

Page 45: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

30

melakukan pertandingan, dan membandingkan dengan berbagai

cara inventif. Contoh koleksi meliputi:

a) Tutup botol

b) Tombol

c) Kunci

d) Sendok kopi plastik

e) Kotak kecil

f) Mainan kecil

g) Penghapus

h) Chip cat sampel

i) Mur dan baut

j) Pengencang plastik (misalnya, dari tas roti)

k) Tutup

4) Permainan Kooperatif, mendorong anak-anak untuk bekerja

sama untuk mencocokkan gambar, angka, simbol, dan benda-

benda. Daripada menang atau kalah, permainan ini memberikan

anak-anak kesempatan untuk mengembangkan keterampilan

sosial sekaligus meningkatkan penglihatan anak-anak dari pada

keterampilan diskriminasi. mainan dalam kategori ini antara

lain:

a) Lotto

b) Domino

c) Konsentrasi

Page 46: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

31

d) Permainan pencocokan

e) Permainan kartu

f) Permainan papan

b. Games

Games merupakan sesuatu yang “menyenangkan” tetapi

banyak presepsi bahwa game adalah sesuatu yang tidak mendidik.

Tetapi games bukan hanya sekedar sesuatu yang menyenangkan

tetapi juga sesuatu yang dapat digunakan utnuk pembelajaran.

Games memberikan banyak pendekatan dalam pembelajaran.

Games yang dimaksudkan disini merupakan games digital yang

memberikan informasi visual untuk para pemain. Dalam games

terdapat katagori umum, yaitu32:

1) Games Petualangan yaitu games yang di mana pemain

bergerak melalui dunia maya,

2) Permainan Puzzle yaitu games yang pemainnya harus

mennempatkan sesuatu sehingga menjadi suatu bentuk, seperti

tetris.

3) Role-Playing Games, di mana pemain mengasumsikan peran

seseorang atau makhluk, seperti Dungeons dan Dragons.

4) Permainan Strategi, seperti The Sims, di mana strategi

permainan dikendalikan oleh pemain.

5) Permainan Olahraga, seperti golf atau sepak bola, dan

32 Diana Oblinger, ‘Simulation, Games and Learning’, Educause, 2006, 1.

Page 47: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

32

6) First-Person Shooter Game.

4. Perkembangan Anak dalam Bermain

Pada yang terlihat, anak-anak bermain menggunakan mainan

merupakan hal yang sederhana, tetapi faktanya mereka belajar

berbagai kemampuan tiap kali bermain. Bermain dengan mainan bisa

merupakan tahap dasar untuk membaca, menulis, matematika,

interaksi sosial dan kreatifitas. Berikut adalah kemampuan yang dapat

berkembang dengan bermain33:

a. Kemampuan fisik; termasuk mencari, merangkak berjalan, berlari,

memanjat, lompat, menangkap dan belajar keseimbangan.

b. Keterampilan motorik halus merupakan pembelajaran untuk

memegang mainan dengan tangan dan jari

c. Kemampuan mental, termasuk menyelesaikan permasalahan dan

belajar karena dan efek.

d. Kemampuan berbahasa, termasuk interaksi dengna orang lain dan

menggunakan kata untuk menunjukan aktifitas dan permainan.

e. Kemampuan sosial, yaitu belajar mengikuti arahan, bekerjasama

dengan orang lain, bergiliran, mengikuti peraturan dan berbagi.

f. Menghargai diri yaitu mendapatkan tujuan ketika bermain.

Penghargaan terhadap diri sendiri merupakan hal yang penting

unutk mencapai kebahagian dan kesuksesan individu.

33Simon Technology Center, ‘Universal Tools for Learning, Communication and

Inclusion for Children with Disabilities’, Pacer Center Inc., 12.

Page 48: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

33

g. Kemampuan emosional yaitu merasakan kebahagian, bonding

dengan orang lain dan bekerja dengan perasaan ketika bermain.

h. Kreatifitas dan imajinasi seperti memerankan karakter dokter, guru,

orang tua, pemadam kebakaran dan belajar bahwa hidup penuh

dengan kemungkinan dan keberuntungan.

5. Manfaat Games di Perpustakaan

Permainan yang dilakukan di perpustakaan sebagian

mengambil sumber dari kegiatan perpustakaan lainnya. Layanan

bermain harus dikembangkan dalam misi dan tujuan perpustakaan

tersebut, dalam keseimbangan dengan layanan lainnya. Dari survei

yang telah dilakukan oleh Library Game Lab of Syracuse selama

beberapa tahun terakhir, tiga tujuan paling populer dalam membawa

program permainan ke perpustakaan adalah34:

a. Permainan yang digunakan untuk menarik populasi yang tidak

terlayani

b. Permainan adalah layanan tambahan untuk kelompok yang sudah

menggunakan perpustakaan, dan

c. Permainan memberikan kesempatan bagi anggota komonitas

perpustakaan berinteraksi sosial dengan masing-masing anggota,

meningkatkan peran perpustakaan sebagai pusat komunitas.

34 Scott Nicholson, Everyone Plays at The Library: Creating Great Gaming Experiences

for All Ages (New Jersey: Information Today Inc., 2010). p.10

Page 49: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

34

C. Studi Fenomenologi

1. Pengertian Studi Fenomenologi

Studi Fenomenologi adalah penelitian untuk menggali

kesadaran terdalam para subjek mengenai pengalaman beserta

maknanya.35 Penelitian ini berfokus pada pengalaman sadar dari sudut

pandang orang pertama (yang mengalami secara langsung). Metode

ini mencoba mencari pemahaman bagaimana manusia

mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting, dalam kerangka

intersubjektivitas. Setiap individu secara sadar mengalami sesuatu

yang ada. Sesuatu yang ada kemudian menjadi bahan untuk sebuah

tindakan yang bermakna dalam kehidupan sosialnya.36

Menurut bahasa sendiri fenomenologi diambil dari bahasa

yunani yaitu phaenasthai yang berarti menunjukan diri sendiri atau

menampilkan. Selain dari kata tersebut fenomenologi juga berasal dari

kata pahainomenon yang berasal dari bahasa yunani yang mempunyai

pengertian gejala atau apa yang telah menampakan diri.37 Dilihat dari

pengertian dua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

pengertian bahasa fenomenologi adalah sesuai yang tampak atau

tampil. Fenomenologi sendiri berfusat terhadap analisis gejala-gejala

yang membanjiri kesadaran manusia.

35 Pembayun. p.40 36 Pembayun. p.40 37 O. Hasbiansyah, ‘Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian dalam Ilmu

Sosial dan Komunikasi’, Mediator, 1, 9, 163–80. p.166

Page 50: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

35

Menurut Edgar dan Sedgwick dalam bukunya Curtural

Theory38 bahwa fenomenologi berupaya mengungkapkan tentang

makna dari pengalaman seseorang, makna tentang sesuatu yang

dialami seseorang akan sangat tergantung bagaimana orang tersebut

berhubungan dengan sesuatu itu. Brouwe menyatakan bahwa

fenomenologi bukalah ilmu, tetapi suatu metode pemikiran “a way of

looking at things”) tidak ada teori, tidak ada hipotesis dan tidak ada

sistem.

Definisi studi fenomenologi yang dikemukakan oleh Narayan

Prasad Kafle39 menjelaskan bahwa studi ini menembus jauh ke dalam

pengalaman manusia dan menelusuri makna dari sebuah fenomena

dan menjelaskannya dalam bentuk asli yang dialami oleh individu

tersebut.

Dari beberapa pengertian fenomenologi yang telah

dikemukakan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa

fenomenologi adalah sebuah ilmu yang kini telah berkembang yang

berfokus pada subjek untuk dapat mengungkapkan makna dan

pengalaman yang dilaluinya dalam kehidupan sehari-hari atau dalam

sebuah fenomena.

38 Andrew Edgar and Peter R. Sedgwick, Cultural Theory: The Key Concept, 2nd edn

(United Kingdom: Routledge, 2008). p.273 39 Narayan Prasad Kafle, ‘Hermeneutic Phenomenological Research Method Simplified’,

Bodhi: An Interdisciplinary Journal, 5 (2011), 181–200.

Page 51: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

36

2. Prosedur Penelitian Studi Fenomenologi

Studi Fenomenologi pada dasarnya merupakan penelitian yang

biasanya digunakan untuk penelitian filsafat ataupun fenomenologi.

Sesuai perkembangan zaman saat ini, studi fenomenologi banyak

digunakan pada penelitian komunikasi dan penelitian yang bersifat

mencari tahu esensi sebuah fenomena dari individu.

Ada beberapa prosedur dalam penelitian fenomenologi yang

dapat digunakan salah satunya prosedur yang dikembangkan oleh

Robert Schweitzer dalam Sruart Devenish dan prosedur yang

dikembangkan oleh Thomas Groenewald.

a. Robert Schweitzer

Berikut adalah prosedur peneltian studi fenomenologi

menururt Robert Schweitzer40:

1) Tahap 1: Dapatkan pemahaman tetang data tersebut: dimana

data, didapatkan dari wawancara, dibaca dan dimengerti dari

sudut pandang informan, dan data menjelaskan subjek tersebut

tersendiri.

2) Tahap 2: Buat tahap penyusunan analisis, yang mana

mempunyai tiga langkah:

a) Penggambaran kedalam suatu makna

b) Menganalisa makna menjadi tema

c) Menghilangkan tema yang berlebihan dan menyusun

analisis tersebut.

40 Stuart Devenish, ‘An Applied Method for Undertaking Phenomenological Explication

of Interview Transcripts’, Indo-Pacific Journal of Phenomenology, 2 (2002), 1–20.

Page 52: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

37

3) Tahap 3: Buat sebuah file indeks dari hasil penyusunan analisis

yang terdiri dari tiga langkah selanjutnya:

a) Gambarkan analisis tema

b) Identifikasi referensi dengan analisis tema

c) Kontruksi tema menggnakan sistem indeks

4) Tahap 4: Mencari indeks tema.

a) Data yang ada di gabungkan dan di buatkan nomor

b) Gunakan referensi untuk menganalisis data

c) Pencatatan data dalam berbagai kelompok

d) Tema teridentifikasi

5) Tahap 5: Data siap untuk dideskripsikan.

a) Data dideskripsikan menggunakan interpretive tema.

b) Mendeskripsikan data berdasarkan tema yagng ada dengan

hati-hati.

6) Tahap 6: Sintesis deskrispsi yang didapatkan, dimana tema

utama yang ada disajikan ulang secara singkan dan ringkas.

b. Thomas Groenewald41.

1) Menentukan sebauh paradigma penelitian.

Sebuah penelitian yang baik dimulai dengan memilih topik,

masalah atau bidang penelitian seperti itu juga dengan memilih

paradigma. Paradigma adalah pola pemikiran seseorang.

41 Thomas Groenewald, ‘A Phenomenological Research Design Illustrated’, International

Journal of Qualitative Method, 3 (2004), 1–25.

Page 53: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

38

2) Menemukan informan penelitian.

Menentukan bagaimana akan memilih informan dan

berbagai kriteria seorang informan dapat diwawancara untuk

sebuah topik.

3) Menentukan metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data paling utama dalam penelitian

ini adalah wawancara. Tentukan bagaimana wawancara akan

dilakukan dan pertanyaan utama yang sangat berkaitan dengan

penelitian tersebut. Pertanyaan diarahkan pada pengalaman,

perasaan dan makna dari terma tersebut.

4) Metode penyimpanan data

Wawancara yang dilakukan kepada informan direkam atas

izin dari informan tersebut. Hal ini kemudian akan menjadi

dasar dari analisis data pada penelitian ini.

5) Eksplorasi data

Menentukan bagaimana akan mengeksplorasi data hasil

penelitian untuk dapat menentukan tema-tema dari penelitian

tersebut. Eksplorasi data mempunyai berbagai step menurut

beberapa ahli. Berikut adalah eksplorasi data yang

dikembangkan oleh Hycner’s dalam Growenald yaitu

eksplorasi data mempunyai lima step proses, yaitu:

a) Bracketing dan reduksi fenomenologi

b) Menggambarkan sebagai sebuah satuan

c) Mengkelompokkan satuan menjadi tema sebuah makna

Page 54: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

39

d) Meringkas tiap wawancara, memvalidasai dan

memodifikasi.

e) Penafsiran umum dan unik tiap tema dari semua interview

tersebut dan dibuat ringkasan.

Selain eksplorasi data yang telah dikembangkan oleh

Hycner, terdapat juga eksplorasi data yang dikembangkan oleh

O. Hasbiansyah42 yaitu:

a) Mentranskripsikan rekaman hasil wawancara ke dalam

tulisan

b) Bracketing (epoche): membaca keseluruhan data (deskripsi)

tanpa prakonsepsi.

c) Horizonalization: menginventarisasi pernyataan-pernyataan

penting yang relevan dengan topik.

d) Cluster of Meaning: rincian pernyataan penting itu

diformulasikan ke dalam makna, dan dikelompokkan ke

dalam tema-tema tertentu.

6) Validasi dan keabsahan data

Peneliti menyiapkan diri agar bias mengerti informan

dalam wawancara terhadap fenomena yang diteliti dari

perspektif informan tersebut. Rekaman wawancara informan

digunakan untuk mengungkapkan makna selama transkrip

wawancara yang mengandung keabsahan informasi.

Selanjutnya, subjek menerima salinan validasi yang

menggambarkan persefektif mereka terhadap fenomena yang

diteliti.

42 Hasbiansyah. p.171

Page 55: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

40

3. Fokus Penelitian Fenomenologi

a. Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

(diajalni, dirasai, ditanggung).43 Pengalaman diartikan juga sebagai

prosess mendapatkan pengetahuan atau kemampuan dari

melakukan, melihat atau merasakan sesuatu.44 Daehler dan

Bukatko dalam Syah45 mengungkapkan bahwa pengalaman dapat

diartikan juga sebagai memori yang menerima dan menyimpan

suatu peristiwa yang dialami oleh individu pada waktu tertentu dan

tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi.

Pengalaman tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari

dan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Pengalaman

seseorang merupakan sebuah penghubung untuk interaksi kepada

hal lainnya termasuk interaksi antara pemustaka di perpustakaan

sebagai sebuah pengalaman berkunjung ke perpustakaan.

b. Perasaan

Perasaan menurut KBBI46 memiliki 4 pengertian yaitu (a)

hasil atau perbuatan merasa dengan panca indra (b) rasa atau

keadaan batin sewaktu menghadapi (merasai) sesuatu (c)

kesanggupan untuk merasa atau merasai (d) pertimbangan batin

43 , Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online], tersedia di

http://pusatbahasa.kemdikdas.go.id/kbbi/alam-2 44 Andersen Lee, David Boud, and Cohen Ruth, Understanding Adult Education and

Training, 2nd edn (Sydney: Foley G). 45 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003).

46 , Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online], tersedia di http://pusatbahasa.kemdikdas.go.id/kbbi/rasa

Page 56: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

41

(hati) atas sesuatu; pendapat. Kata perasaan dan emosi sangat erat

kaitannya dan tumpang tindih dalam penggunaan. Hal yang

membedakaan antara perasaan dan emosi adalah perasaan memiliki

pengalaman subjektif sedangkan emosi lebih ilmiah. Perasaan

merupakan komponen yang terdapat dalam emosi.

Emosi sendiri menurut Daniel Goleman47 memiliki

pengertian bahwa emosi berasal dari kata kerja Bahasa Latin yang

berarti “menggerakan, bergerak”, untuk memberikan arti “bergerak

menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak

merupakan hal mutlak dalam emosi. Dalam repertoar emosi, setiap

emosi memainkan peran khas. Menurut Max Scheler48 terdapat 4

macam perasaan:

1) Sensoris: Sakit, panas, dingin

2) Vital: Segar, lelah

3) Pskikis: Senang, susah, takut

4) Kepribadian: Harga diri, putus asa.

c. Makna

Makna memiliki pengertian sebagai maksud dari

pembicaraan atau tindakan, pengertian yang diberikan kepada

suatu bentuk kebahasaan.49 Richard menciptkan teori “The

47 Daniel Goleman, Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional Mengapa EI Lebih

Penting daripada IQ (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007). p.7 48 Max Scheler, On Feeling, Knowing, and Valuing (Chicago: University of Chicago

Press, 1992). 49 , Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online], tersedia di

http://pusatbahasa.kemdikdas.go.id/kbbi/makna

Page 57: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

42

Meaning of Meaning”50. Ide utama dari teori ini adalah bahwa

makna tidak berada dalam kata-kata, mereka berada dalam

manusia. Memahami bahwa makna berasal dari individu itu sendiri

dan dapat membantu untuk menjernihkan kebingungan dan

mencegah terjadinya argumen ketika berkomunikasi dengan orang

lain.

D. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang berjudul “A Study on the Utilization of Toy Libraries

in Japan”51 disusun oleh Choew Puei Kuen dan Nishide Kazihizo

yang sedang menempuh pendidikan di Departement of Architecture,

Graduate School of Engineering, The University of Tokyo, penelitian

ini disusun pada tahun 2012. Penelitian ini dilatar belakangi karena

minimnya interaksi antara anak dan orang tua dan perpustakaan

mainan bisa merupakan solusi dari berbagai masalah tersebut. Metode

yang digunakan adalah metode studi kasus pada 4 perpustakaan

dengan mengukur beberapa variabel seperti kemampuan bermain

sendiri, tingkah laku hingga interaksi antar pengujung dan untuk dapat

menunjukan apakah tujuan dari perpustakaan mainan telah tercapai

dengan baik. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa perpustakaan

50 Charles Key Ogden and Ivor Armstrong Richards, The Meaning of Meaning: A Study of

the Influence of Languafe Upon Though and of the Science of Symbolism. (UK: University of Cambridge).

51 Choew Puei Kuen and Nishide Kazhizo, ‘A Study on the Utilization of Toy Libraries in Japan’, NII-Electronic Library Servicr, 2012 <http://ci.nii.ac.jp/lognavi> [accessed 12 February 2017].

Page 58: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

43

mainan berdampak tinggi ke terhadap tingkah laku pengunjung tetapi

masih kurang masalah tempat dan fasilitas untuk dapat menunjang

interaksi antar user.

Penelitian yang dialakukan oleh Sdr. Choew Puei Kuen dan

Nishide Kazihizo memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Kesamaannya terletak pada

permasalahan Pemanfaatan Koleksi Mainan Anak, dimana Choew

Puei Kuen dan Nishide Kazihizo menjabarkan tentang pemanfaatan

perpustakaan mainan anak di Jepang. Dari penelitian tersebut penulis

juga mempunyai perbedaan yaitu dari segi metode penelitian, dan

permasalahan yang akan penulis teliti. Untuk metode penelitian

penulis menggunakan metode penelitian fenomenologi yang berbeda

dengan penelitian milik Sdr. Choew Puei Kuen dan Nishide Kazihizo.

2. Skripsi yang berjudul “Penjiwaan Profesionalisme Pustakawan: Studi

Fenomenologi Tentang Konstruksi Sosial Pustakawan di Perpustakaan

Umum Kota Surabaya Terhadap Profesi Pustakawan”52 disusun oleh

Dian Novita Fitriani Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan,

Departemen Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Airlangga tahun 2014. Penelitian Penelitian

ini dilatar belakangi oleh permasalah profesi pustakawan yang kurang

diangkap penting. Profesi ini sering dianggap profesi yang tidak

menarik bahkan oleh mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan maupun

52 ‘Penjiwaan Profesional Pustakawan: Studi Fenomenologi Tentang Konstruksi Sosial Pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Surabaya Terhadap Profesi Pustakawan’ (unpublished Skripsi S1, Universitas Airlangga, 2014) <repositoy.unair.ac.id>.

Page 59: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

44

pustakawan yang aktif. Tetapi pada saat ini, seorang pustakawan harus

multiskilled.

Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dan

menghasilkan 3 topologi profesional pustakawan, yaitu:

Administrative librarianship, actualization librarianship, and society

oriented librarianship. Penelitian yang dilakukan oleh Sdri. Dian

Novita Fitriani mempunyai persamaan dan perbedaan terhadap

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Persamaan penelitian ini

adalah sama-sama menggunakan studi fenomenologi sebagai metode

penelitian dan fokus utama dalam mencari informasi. Perbedaan yang

dimiliki adalah subjek dan objek dari penelitian milik Sdri. Dian

Novita Fitriani. Penulis melakukan penelitian dengan subjek Anak-

anak dan Objek BPAD DKI Jakarta sedangkan Sdri. Dian Novita

Fitriani menggunakan subjek Pustakawan dan Objek Perpustakaan

Umum Kota Surabaya.

Page 60: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

45

E. Peta Tinjauan Literatur

Perpustakaan Umum Keputusan Mendagri No.9, 1988; Instruksi Mendagri No. 21, 1988;

IFLA, 1994; Sutarno, 2006; Zulfikar, 2006.

Layanan Perpustakaan Umum menurut Badan Standar Nasional 1. Layanan Membaca 2. Layanan Sirkulasi 3. Layanan Referensi 4. Layanan Penelusuran Informasi 5. Layanan Bimbingan Pengguna

Darmono, 2001; Himayah, 2013; IFLA, 2003; PNRI, 2000; PNRI, 2011; Sutarno, 2006.

Layanan Anak dan Remaja

Joan M. Reits, 2004; IFLA, 2001; IFLA, 2003; Patton, 2003.

Koleksi Mainan Anak

IFLA, 2001; IFLA, 2003, PNRI 2011.

Manfaat Games di Perpustakaan

Scott Nicholson, 2010.

Perkembangan Anak dalam Bermain

Simon Tech. Center, 2013.

Jenis Mainan Anak

1. Mainan 2. Games

(elektronik)

Diana Oblinger, 2006; Diane Trister, 2008.

Kriteria Mainan Anak

1. Aman 2. Edukatif 3. Merangsang

motorik

BSN, 2012; Abdul Khobir, 2009.

Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan koleksi mainan anak yang berada di perpustakaan. Pemanfaatan koleksi mainan anak merupakan suatu penelitian yang belum banyak dibahas. Pada penelitian ini sudut padang yang sangat penting adalah dari sudut pandang anak-anak selalu subjek untuk dapat melihat pengalaman dan makna tentang pemanfaatan mainana anak di perpustakaan

Gambar 2.1 Bagan Peta Tinjauan Literatur

Studi Fenomenologi

Elly Pembayun, 2013; O. Hasbiansyah, 2005; Andrew Edgar, 2008; Narayan Kafle, 2011; Stuart Devinsh, 2002; Thomas

Gronewald, 2004; Andersen Lee dkk; Muhibbin Syah, 2003; Daniel Goleman, 2007; Charles Key Ogken.

Page 61: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

46

Pada perpustakaan umum yang dapat dilihat lebih lanjut di

(Keputusan Mendagri No.9, 1988; Instruksi Mendagri No. 21, 1988;

IFLA, 1994; Sutarno, 2006; Zulfikar, 2006;) terdapat banyak layanan yang

telah disediakan, salah satunya adalah layanan informasi anak dan remaja

(IFLA, 2003; Juan M.Reitz, 2004.) Layanan informasi anak dan remaja

tidak hanya menyediakan koleksi literatur tetapi juga menyediakan koleksi

mainan anak. Koleksi mainan anak merupakan koleksi yang tersedia di

layanan informasi anak dan remaja untnuk menunjang kebutuhan anak-

anak akan rekreasi dan pembelajaran.

Sasaran layanan informasi anak dan remaja bukan hanya terfokus

pada anak-anak tetapi juga kepada keluarga, orang tua, dan orang dewa

lainnya yang berkaitan. Untuk dapat memilih mainan anak yang baik tidak

bisa dilakukan sembarangan dan tanpa standar. Standar untuk memilih

mainan anak telah diterbitkan oleh Badan Standar Nasional (BSN, 2012)

tentang standar keamanan mainan untuk anak, yaitu tiap mainan harus

mempunyai; label, tanda standar, ukuran, bentuk, bahan, bagian mekasis

mainan dan suara yang tidak terlalu keras sedangkan kriteria untuk mainan

yang edukatif memiliki kriteria sendiri salah satunya yaitu mainan harus

disesuaikan dengan minat dan usia anak (Abdul Kodir, 2012). Sedangkan

untuk jenis mainan anak terbagi menjadi dua yaitu mainan (bentuk) dan

games (software).

Page 62: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

47

Mainan dibagi menjadi empat macam yaitu (Diane Trister, 2008);

mainan terstruktur, mainan terbuka, koleksi dan mainan kooperatif.

Sedangkan games dibagi menjadi enam macam yaitu (Diana Oblinger,

2006); games petualangan, games puzzle, games role-playing, games

strategi, games olahraga, games first person shoot. Selain banyaknya

pembagian jenis mainan anak yang telah disebutkan di atas, kita kerap kali

menganggap bahwa anak hanya sekedar bermain dengan mainan yang

sederhana tetapi pada kenyataannya anak bermain dengan lebih rumit dari

yang terlihat sehingga dapat merangsang berbagai macam perkembangan

yaitu perkembangan fisik, motorik, mental, bahasa, sosial, menghargai diri

dan kreatifitas (Simon Tech. Center, 2013).

Semua koleksi mainan anak yang terdapat di perpustakaan dan

berada pada layanan informasi anak dan remaja merupakan sesuatu yang

dapat dimanfaatkan oleh pemustaka. Fokus penelitian pada penelitian ini

yaitu berfokus pada pemanfaatan mainan anak di perpustakaan dipandang

dari sudut pandang subjek yaitu anak-anak, untuk dapat mengetahui

pemaknaan, perasaan serta pengalaman yang dialami anak-anak ketika

memanfaatkan koleksi mainan anak di perpustakaan dengan sudut

pandang penelitian fenomenologi.

Page 63: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sendiri dapat diartikan sebagai cara yang digunakan

untuk mendapatkan sebuah data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.53

Dalam metode penelitian ini, penulis akan memaparkan mengenai metode

penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yang meliputi: jenis dan

pendekatan penelitian, kriteria informan, teknik pengumpulan data serta teknik

pengolahan dan analisis data.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian merupakan hal yang harus dipilih oleh peneliti

untuk dapat melaksnakan penelitian. Dalam penelitian kualitatif terdapat

banyak jenis penelitian seperti; studi kasus, etnografi, fenomenologi,

grounded theory dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan jenis penelitian fenomenologi. Penulis menggunakan

penelitian fenomenologi dibanding dengan jenis penelitian kualitatif

lainnya adalah karena penulis berfokus pada pencarian pengalaman,

perasaan dan makna dari subjek yang mengalami kejadian tersebut, oleh

sebab itu jenis penelitian fenomenologi dipilih oleh penulis. Penelitian

fenomenologi adalah penelitian untuk menggali kesadaran terdalam para

subjek mengenai pengalaman beserta maknanya.54

53 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D (Bandung: Alfabet,

2013). p.2 54 Pembayun. p.40

Page 64: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

49

Sedangkan pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah

pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan upaya

mencari kebenaran dalam suatu bidang lewat penemuan kekuatan atau

kapasitas dalam setiap konsep.55 Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang dilakukan pada kondisi yang alami yang memandang realitas sosial

sebagai sesuatu yang utuh.56 Penelitian ini juga bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya prilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dll.57 Pendekatan kualitatif

sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan penggumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya.58

55 UIN Jakarta, Pedoman Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). p.62 56 Sugiyono. p.9 57 Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2010). p.6 58 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabet, 2012). p.60

Page 65: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

50

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian teknik pengumpulan data adalah hal yang

sangat penting untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk proses

analisis data lebih lanjut. Data penelitian ini bersumber dari dua jenis data

yaitu data primer dan data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data pertama atau asli yang

diperoleh di lapangan, pada penelitian ini sumber data primer adalah

wawancara. Teknik utama dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah Wawancara.59 Wawancara adalah bentuk komunikasi antara

dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi

dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

berdasarkan tujuan tertentu. Penulis melakukan tanya jawab secara

lisan kepada informan.60 Hal ini untuk mengetahui respon jawaban

informan, sehingga memperoleh data yang diteliti.

Penulis akan menggunakan pedoman wawancara untuk

penelitian kualitatif dengan jenis wawancara semi terstruktur.

Wawancara semi terstruktur adalah gabungan antara wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur. Yaitu pewawancara sudah

menyiapkan topik dan daftar pertanyaan pemandu wawancara sebelum

aktivitas wawancara dilaksanakan tetapi pewawancara perlu

59 Pembayun. p.50 60 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013). p.180

Page 66: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

51

menelusuri lebih jauh suatu topik berdasarkan jawaban yang diberikan

partisipan.61

Wawancara pada anak-anak memiliki cara tersediri dan

berbeda dengan wawancara kepada orang dewasa. Penulis pada

penelitian ini menggunakan panduan cara memawawancarai anak yang

disusun oleh John C. Yuille yang berjudul The Step-Wise Interview: A

Protocol for Interviewing Children.

Pada jenis wawancara ini, yaitu wawancara semi terstuktur,

jenis pertanyaan yang dipergunakan merupakan pertanyaan terbuka

yang berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh pewawancara untuk

dijawab oleh informan tidaklah dibatasi/terbatas. Sehingga informan

dapat lebih bebas dalam mengemukakan jawaban apapun sepanjang

tidak ke luar dari konteks yang telah ditentukan.62

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua yang

diperoleh melalui perantara atau secara tidak langsung yang

diigunakan sebagai pelengkap data pada penelitian yaitu riset

kepustakaan. Riset kepustakaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mencari sumber data tertulis yang dapat dijadikan landasan teori untuk

memperkuat proses analisis data. Penulis melakukan pencarian data

menggunakan bahan-bahan pustaka yang terkait dengan permasalahan

penelitian baik berupa fisik maupun elektronik.

61 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar (Jakarta: Indeks, 2012). p.47 62 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012). p.123

Page 67: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

52

C. Pemilihan Informan

Dalam menentukan informan, penulis memilih kriteria informan

yang sesuai dengan konteks penelitian yang akan dilakukan yaitu yang

berkaitan dengan layanan anak dan mainan anak, informan yang penulis

pilih adalah pengguna pada mainan anak tersebut yaitu pemustaka anak-

anak yang berkunjung dan memanfaatkan permainan anak di Perpustakaan

& Arsip Daerah DKI Jakarta.

Untuk menentukan sampel yang akan diwawancara, penulis akan

menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling

adalah salah satu strategi pengambilan sampel yang paling umum yaitu

dengan memilih pemustaka yang sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan dan relevan dengan pertanyaan penelitian tertentu.63

Dalam menentukan pemustaka anak-anak yang akan dijadikan

informan oleh penulis, akan didasari oleh beberapa kriteria dalam

pemilihan informan yaitu pemustaka anak yang berkunjung dalam layanan

anak serta pemustaka anak yang aktif dalam bermain di perpustakaan.

Pemilihan informan untuk pemustaka anak-anak memiliki jarak usia

tertentu yaitu 5-13 tahun. Selain hal tersebut kriteria pada informan ini

adalah anak-anak yang bisa diajak berbicara dengan penulis karena

keterbatasaan pada anak-anak. Penulis akan mewawancara informan untuk

penelitian ini sebanyak 5-10 pemustaka anak yang memenuhi kriteria pada

penelitian ini.

63 Sari Wahyuni, Qualitative Research Method: Theory and Practice (Jakarta: Salemba

Empat, 2012). p.33

Page 68: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

53

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data adalah teknik yang digunakan dalam

mengolah data yang bersumber dari informan mengenai topik tertentu

yang dilakukan dengan wawancara oleh penulis dengan informan ke

dalam tulisan untuk kemudian di analisis untuk menjadi sebuah data.

Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini

berupa data penelitian yang diperoleh dari jawaban para informan

dengan menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan

dan wawancara. Setelah data diperoleh melalui wawancara dengan para

informan, maka percakapan yang dihasilkan dari rekaman wawancara

tersebut dicatat dan dibuat tranksripnya untuk kemudian dianalisis lebih

lanjut. Wawancara tersebut menggunakan handpone sebagai salah satu

instrumen yaitu alat perekam.

Dalam mengambil data untuk diolah diperlukan instrumen yang

menunjang. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengukur suatu fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Fenomena ini disebut juga sebagai variabel penelitian. Dalam penelitian

kualitatif instrumen penelitian atau alat penelitian yang utama adalah

peneliti itu sendiri. Tetapi secara spesifik instrumen penelitian yang

digunakan adalah daftar pertanyaan untuk wawancara.

Page 69: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

54

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif adalah teknik

yang bersifat induktif, yaitu teknik analisis yang berdasarkan data yang

diperoleh, kemudian dikembangkan menjadi sebuah hipotesis.64 Berikut

ini adalah tahapan dalam teknik analisis data yang digunakan pada

penelitian ini:

a. Bracketing (apoche) yaitu membaca seluruh data tanpa prakonsepsi

yaitu penulis hanya membaca hasil transkrip wawancara tanpa

memikirkan konsep yang terkandung.

b. Tahap Horizonalization yaitu tahap menginventarisasi pertanyaan-

pertanyaan penting yang relevan dengan topik penelitian.

c. Tahap paling penting dan merupakan tahap terakhir adalah tahap

Cluster of Meaning yaitu memformulasikan rincian pertanyaan

penting tersebut ke dalam makna, dan dikelompokkan ke dalam

tema-tema tertentu.65

E. Fokus Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana pengalaman saat bermain di perpustakaan?

2. Bagaimana tindak lanjut dari interaksi bermain di Perpustkaaan?

3. Bagaimana perasaan saat bermain di perpustakaan

64 Sugiyono. p. 245 65 Hasbiyah. p.171

Page 70: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

55

4. Bagaimana pemaknaan dalam bermain di perpustakaan dan mainan

anak di perpustakaan?

F. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah (BPAD) DKI Jakarta yang terletak di Jl. Cikini Raya No. 73,

Taman Ismail Marzuki. Penelitian ini dilaksanakan pada 05 Maret 2017 -

31 Maret 2017 dengan perincian sebagai berikut:

No Kegiatan 2017

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Penyusunan Proposal

2. Pengajuan Proposal

3. Bimbingan Skripsi

4. Penelitian

5. Penyusunan Skripsi

6. Pengajuan Sidang

7. Sidang Skripsi

Tabel 3.1 Jadwal Peneltian Skrispsi

Page 71: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian dan temuan-temuan dalam

penelitian yang telah dilaksanakan pada informan. Lebih lanjut dalam bab ini

peneliti akan menjelaskan tentang profil objek penelitian mulai dari sejarah,

layanan, sarana dan lain sebagainnya. Pada bab ini peneliti akan menjelaskan

juga tentang karakteristik informan dan tema-tema yang muncul setelah

proses analisis data dilakukan sebagai hasil dari penelitian ini.

A. Profil Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat BPAD DKI Jakarta

Pada tahun 1950 kegiatan perpustakaan di Pemerintah DKI

Jakarta dimulai ketika DKI Jakarta masih berbentuk kotapradja,

dengan sebutan “Perpustakaan Kotapradja Djakarta Raja”. Pada tahun

1961 setelah Kotapradja Djakarta Raja ditingkatkan statusnya menjadi

Daerah Tingkat I Daerah Khusus Ibukota Djakarta Raya, kemudian

berubah menjadi “Perpustakaan Balaikota Pemerintah Daerah Khusus

Ibukota Djakarta Raja.”

Pada tahun 1972 melalui keputusan Gubernur Nomor

16/2/1/1972 tentang Susunan Organisasi Sekretariat Daerah

Pemerintah DKI Jakarta, perpustakaan diselenggarakan oleh dan

merupakan salah satu bagian pada Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan. Tahun 1978 juga melalui keputusan Gubernur Nomor

62 Tahun 1978 tanggal 3 Februari 1978 dibentuk Lembaga

Page 72: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

57

Perpustakaan Umum yang menangani jenis perpustakaan umum di

lingkungan Pemerintah DKI Jakarta, seperti Perpustakaan Umum

Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Perpustakaan

Umum di lima wilayah Kotamadya DKI Jakarta.

Perpustakaan umum di lima wilayah kotamadya DKI Jakarta

dialihkan pengelolaannya pada tahun 1989 kepada Dinas Pendidikan

dan Pengajaran DKI Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD), sedangkan Perpustakaan Umum Soemantri Brodjonegoro

masih tetap dikelola Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta.

Tahun 1993 dibentuk Perpustakaan Umum Pemerintah Daerah

DKI Jakarta dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1993 sebagai

penyelenggara perpustakaan umum daerah. Berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 3 tahun 2011 dan Keputusan Gubernur Nomor 109

Tahun 2001 ditetapkan pembentukan Kantor Perpustajaan Umum

Daerah Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai fungsi antara lain

sebagai pengelola perpustakaan umum daerah.

Tahun 2009 berdasarkan kepada Peraturan Daerah Nomor 10

Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Nomor 153 Tahun 2009

ditetapkan pemebntukan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta dan

Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK), yang

Page 73: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

58

mempunyai tugas antara lain sebagai penyelenggara perpustakaan

umum daerah.66

2. Visi dan Misi

Perpustakaan umum mempunyai visi dan misi yaitu untuk

memajukan bangsa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dengan membangun kemampuan literasi informasi melalui

budaya membaca di perpustakaan. Visi BPAD DKI Jakarta adalah

“Terwujudnya layanan prima dalam bidang perpustakaan dan kearsipan.”

Sedangkan misi dari BPAD DKI Jakarta adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan tata kelola penyelengaraan perpustakaan dan arsip

yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah good governance.

b. Mengembangkan sarana dan pra-sarana perpustakaan dan arsip

bertaraf nasional dan/atau internasional.

c. Meningkatkan peran dan fungsi perpustakaan dan arsip dalam

kehidupan bermasyarakat, berpemerintahan, berbangsa dan

bernegara.

66 BPAD DKI Jakarta, Buku Petunjuk Penggunaan Koleksi Perpustakaan (Jakarta: BPAD

DKI Jakarta, 2011). p. 3

Page 74: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

59

3. Struktur Organisasi BPAD DKI Jakarta

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPAD DKI Jakarta

Page 75: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

60

4. Koleksi Perpustakaan

Koleksi pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI

Jakarta tidak hanya terdiri dari koleksi tercetak tapi tersedia juga

koleksi digital. Koleksi tercetak yang dimiliki perpustakaan meliputi

koleksi buku, terbitan berseri dan referensi. Koleksi tercetak bisa

diakses langsung di perpustakaan sedangkan koleksi digital atau non

cetak bisa diakses melalui aplikasi berbasis mobile yaitu iJakarta

(Jakarta Digital Library) yang merupakan perpustakaan digital yang

dikelola oleh BPAD DKI Jakarta. Sedangkan untuk koleksi tercetak

yang terdapat pada perpustakaan yang berlokasi di Cikini yaitu sebagai

berikut:

a. Koleksi Buku

Koleksi buku yang terdapat pada BPAD DKI Jakarta secara

garis besar terdiri dari dua kategori berdasarkan usia yaitu buku-

buku untuk anak-anak, dan buku-buku untuk remaja atau dewasa.

Dikarenakan perpustakaan umum, maka buku-buku yang tersedia

merupakan buku-buku umum untuk masyarakat pada umunya.

Buku-buku yang tersedia di perpustakaan antara lain adalah buku

dalam bidang:

1) Karya Umum

2) Filsafat dan Psikologi

3) Agama

4) Politik, Sosial dan Budaya

Page 76: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

61

5) Bahasa

6) Ilmu-Ilmu murni seperti Matematika, IPA, dan sebagainya

7) Ilmu-Ilmu Terapan seperti kedokteran, teknologi, manajemen

dll.

8) Kesenian dan olahraga

9) Kesusasteraan

10) Sejarah dan Geografi

11) Fiksi

b. Koleksi Berseri

Koleksi serial atau terbitan berseri tercetak yang terdapat di BPAD

DKI Jakarta terdiri dari Majalah Populer dan Surat Kabar.

Sebagian besar majalah tersebut merupakan terbitan dalam negeri.

Beberapa judul koleksi terbitan berkala yang tersedia adalah

sebagai berikut:

1) Majalah Popular,

2) Surat kabar yang dilanggan,

3) Tabloid yang dilanggan,

4) Kliping Surat Kabar

5) Terbitan pemerintah.

Page 77: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

62

5. Gedung Perpustakaan

Gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI Jakarta

merupakan gedung milik pemerintah DKI Jakarta yang berada dalam

kawasan Kotamadya Jakarta Pusat dengan alamat sebagai berikut:

Nama Jalan : Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jl.Cikini

Raya No.73

Kelurahan : Cikini

Kecamatan : Menteng

Kota : Jakarta Pusat

Provinsi : DKI jakarta

Kode Pos : 10330

No. Telp : (021) 31928107

No. Fax : (021) 31922763

Email : [email protected]

Website : www.bpadjakarta.bet

E-library : http://elibrary.bpadjakarta.net/

Gedung bertingkat 4 yang terdiri dari lantai dasar: galeri, ruang

sirkulasi, ruang pimpinan perpustakaan ruang pendaftaran, toilet dan

loker. Lantai I: ruang perpustakaan umum, ruang baca, perpustakaan

penyandang disabilitas, perpustakaan digital, ruang aula, mushola dan

toilet. Lantai II: perpustakaan anak, ruang kerja pustakawan, ruang

baca keluarga, ruang playground dan toilet. Lantai III: ruang rujukan,

ruang karya cetak dan karya rekam, kamus dan ensiklopedia dan toilet.

Page 78: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

63

Gedung ini bisa di akses dengan berbagai kendaraan umum,

jika hendak ke perpustakaan dengan menggunakan kereta listrik dapat

berhenti di stasiun Cikini, atau menggunakan Trans Jakarta dan

kopaja yang bisa berhenti di halte Taman Ismail Marzuki. Adapun

kendaraan lainnya yaitu dengan menggunakan taksi ataupun ojek

online maupun kendaraan pribadi karena lokasinya yang berada

dikawasan Taman Ismail Marzuki dan bersebelahan dengan

Planetarium Jakarta.

6. Sarana dan Prasarana

a. Ruang Baca

Perpustakaan sebagai sarana publik, di mana setiap ruang

dapat dipergunakan untuk membaca. BPAD DKI Jakarta terdiri

dari 4 lantai yang tiga diantaranya memiliki fungsi sebagai runag

baca. Pada lantai 1 terletak ruang baca yang telah disediakan

bersebelahan dengan koleksi perpustakaan dan terdapat juga meja

baca diantara lemari koleksi. Sedangkan pada lantai 2 terdapat

ruang baca anak yang terdiri dari area baca lesehan dan kursi serta

meja-meja kecil. Lantai 3 terletak ruang baca dengan koleksi

referensi yang dapat dibaca di tempat. Disediakan juga beberapa

komputer di setiap lantai untuk dapat menemukan buku melalui

penelusuran koleksi perpustakaan.

Page 79: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

64

b. Ruang Disabilitas

Perpustakaan bukan hanya dapat diakses oleh orang-orang

umum, perpustakaan juga bisa diakses oleh semua orang yang

memerlukan informasi termasuk para penyandang disabilitas.

Ruang ini berada di lantai 1 perpustakaan yang berfungsi untuk

menunjang para pemustaka yang berkebutuhan khusus. Terdapat

berbagai koleksi braille yang dapat dimanfaatkan pada lantai 1

gedung perpustakaan dan untuk katagori referensi terdapat pada

lantai 3 gedung perpustakaan.

c. Ruang Perpustakaan Digital

Pada lantai 1 perpustakaan terdapat beberapa komputer dan

tablet yang disediakan untuk mengakeses iJakarta ataupun koleksi

digital lainnya yang terdapat di internet. Layanan ini mempunyai

beberapa persyaratan untuk dapat digunakan, salah satunya adalah

anggota perpustakaan yang dapat menggunakan layanan ini setelah

mendaftar di bagian layanan sedangkan bukan anggota tidak dapat

menggunakan layanan ini.

d. Ruang Layanan Anak

BPAD DKI Jakarta memiliki ruang layanan anak yang

terdapat di lantai 2 gedung perpustakaan. Ruang layanan anak

terbagi menjadi beberapa ruangan lainnya. Ruang pertama adalah

ruang membaca dan koleksi buku anak yang tersusun di rak koleksi

yang dapat terjangkau oleh anak-anak. Koleksi yang terdapat mulai

Page 80: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

65

dari buku umum hingga referensi. Ruang selanjutnya adalah ruang

mainan edukasi, terdapat banyak mainan yang dapat digunakan

oleh pemustaka anak-anak untuk bermain sambil belajar. Jumlah

mainan tersebut kurang lebih 300 eksemplar yang tersedia.

Ruang ketiga adalah ruang playground yang dikhususkan

untuk anak-anak usia 5 tahun ke bawah dengan tinggi badan

kurang dari 110 cm. Ruang tersebut terdapat beberapa mainan

yaitu mainan sepeda, mandi bola, mainan musik hingga seluncuran

dapat dinikmati anak-anak oleh pengawasan orang tua tentunya.

Sebelum masuk ruangan tersebut anak-anak diwajibkan

mengenakan kaus kaki. Ruang playground dapat digunakan pada

hari selasa, kamis, sabtu dan minggu dari jam 10.00-12.00 WIB.

Jadwal ini dirancang agar kondisi ruangan tersebut tetap bisa

dipantau keamana serta kebersihannya agar anak-anak terhindar

dari berbagai kemungkinan berbahaya.

Ruang terakhir adalah ruang baca keluarga yang terdapat di

pojok dekat dengan ruangan staff perpustakaan. Ruangan ini

merupakan ruangan baru yang dapat digunakan untuk membaca

keluarga, koleksi yang ada di sini tidak dapat dibawa ke luar

ruangan.

e. Ruang Referensi

Ruang referensi sendiri terletak di lantai 3 gedung

perpustakaan, terdiri dari berbagai koleksi referensi dari mulai

Page 81: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

66

kamus, surat kabar, hingga ensiklopedia. Koleksi pada ruang

referensi hanya bisa dibaca ditempat dan tidak bisa di pinjam atau

dibawa pulang. Selain terdapat koleksi buku referensi terdapat juga

koleksi referensi braille untuk penyandang disabilitas.

f. Ruang Aula

Ketika hendak mengadakan berbagai acara di perpustakaan,

dibutuhkan ruangan yang dapat menampung banyak orang untuk

kegiatan tersebut. Ruangan yang paling cocok adalah ruang aula

yang terdapat di lantai 1 perpustakaan. Ruang ini dapat dijadikan

tempat ketika sebuah kegiatan akan diselenggarakan.

g. Ruang Karya Cetak dan Karya Rekam

Ruang ini merupakan ruang yang terdapat di lantai 3

gedung BPAD DKI Jakarta yang menyediakan karya cetak dan

karya rekam yang dapat dipergunakan. Tetapi belum ada fasilitas

yang memadai untuk penunjang dalam penggunaan karya rekam di

perpustakaan.

h. Galeri

Galeri yang tersedia di perpustakaan berada pada lantai

dasar gedung perpustakaan bersebelahan dengan lobby gedung.

Galeri ini berisi berbagai jenis barang pameran yaitu gambar anak-

anak, sejarah kota jakarta, buku-buku, herbarium dan lain

sebagainnya.

Page 82: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

67

i. Akses Internet

BPAD DKI Jakarta telah menyediakan akeses hotspot area.

Sarana hotspot area ini dapat dinikmati di lantai satu gedung

perpustakaan. Sarana ini ditunjukan bagi pemustaka guna

memudahkan dalam melakukan penelusuran bahan-bahan koleksi

yang terdapat di internet. Pemustaka dapat menyambungkan

koneksi internet yang ada pada barang elektronik yang dibawa

seperti laptop ataupun handpone dengan mendaftar terlebih dahulu

di meja pendaftaran sebelah ruang perpustakaan digital dengan

mengisi daftar pengguna hotspot area dan hotspot ini hanya dapat

dinikmati oleh anggota perpustakaan. Jadi pemustaka yang belum

menjadi anggota perpustakaan tidak dapat menikmati akses

internet di hotspot area. Akses internet ini bisa didapatkan secara

gratis.

j. Tempat Penitipan Barang

Untuk kenyamanan dan keamanan para pemustaka yang

berkunjung ke perpustakaan BPAD DKI Jakarta menyediakan

tempat penitipan barang yang bisa digunakan oleh pemustaka yang

datang. Tempat penitipan barang ini terletak di lantai dasar gedung

BPAD DKI Jakarta dengan satu orang staf yang bertugas.

BPAD DKI Jakarta akan selalu ada tempat yang tersedia

untuk pemustaka karena alur ke luar dan masuk pemustaka yang

berkunjung. Jika loker yang tersedia sudah terisi semuapun

Page 83: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

68

pemustaka tetap bisa menitipkan barang bawaan kepada petugas

dan disimpan di ruang petugas. Akses untuk dapat menggunakan

loker ini yaitu harus mengisi daftar pengunjung yang tersedia di

komputer yang telah disediakan lalu menukar kunci loker dengan

kartu identias pemustaka bisa berupa KTP/SIM ataupun kartu

pelajar.

Meskipun terdapat loker yang telah disediakan untuk

menyimpan tas dan barang bawaan pemusta, tetapi pemustaka

tetap harus membawa ponsel, dompet, dan barang berharga

lainnya, hal ini dilakukan untuk memimalisir tindakan kriminal

yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

k. Mushalla

BPAD DKI Jakarta menyediakan ruang mushalla untuk

tempat beribadah umat islam. Tempat ini terletak di lantai satu,

bersebelahan dengan ruang aula dan ruang baca. Mushola ini hanya

satu ruangan untuk menujang peribadahan tersedia beberapa

perlengkapan ibadah seperti sarung, mukenah dan sajadah.

l. Buku Tamu Online

Buku tamu yang tersedia di BPAD DKI Jakarta bukanlah

buku berbentuk kertas lagi, tetapi sudah menggunakan komputer.

Buku tamu online ini harus diisi oleh pengunjung perpustakaan

sebelum menggunakan berbagai fasilitas perpustakaan. Buku ini

diisi baik oleh anggota maupun non anggota.

Page 84: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

69

m. Fotokopi

Layanan fotokopi adalah salah satu layanan yang dapat

digunakan di perpustakaan secara cuma-cuma atau gratis. Layanan

ini bisa dimanfaatkan oleh anggota perpustakaan. Untuk yang

belum menjadi anggota tidak dapat menggunakan layanan fotokopi

gratis ini. Penggunaannya pun dibatasi untuk setiap anggota

perharinya.

7. Anggaran

Untuk melaksanakan kegiatan perpustakaan pastinya

memerlukan anggaran yang tidak sedikit, terlebih lagi jika ingin

mendapatkan hasil yang terbaik. Secara keseluruhan, dana yang

diperlukan dalam penyelenggaraan BPAD DKI Jakarta dibebankan

kepada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

8. Kegiatan Perpustakaan

a. Pengadaan

Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan

penting yang dilakukan di perpustakaan. Karena bahan pustaka

yang telah diadakan nantinya akan dipergunakan oleh pemustaka

untuk mendapatkan informasi. Dalam kegiatan pengadaan koleksi

BPAD DKI Jakarta melakukan berbagai seleksi bahan pustaka

guna mengadakan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan

Page 85: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

70

pemustaka baik menggunakan katalog penerbit maupun internet

untuk melakukan seleksi pengadaan. Sedangkan untuk pengadaan

secara umum dilakukan dengan tugas cara yaitu melalui

pembelian, hadiah dan serahan hasil seminar maupun konferensi.

b. Pengolahan

Pengolahan koleksi merupakan tahap yang akan dilakukan

setelah pengadaan koleksi. Sebelumnya data-data koleksi yang

baru diadakan dicatat dalam buku induk lalu dibuat deskripsi

bibliografi pada lembar yang telah disediakan. Hal yang penting

lainnya adalah menentukan subjek serta notasi kelas dari koleksi

tersebut dengan DDC 22 (Dewey Decimal Classification).

c. Pelayanan

1) Sistem Pelayanan

Sistem pelayanan yang diterapkan pada BPAD DKI

Jakarta bersifat terbuka. Semua kalangan dapat mengakses

informasi langsung pada layanan yang telah disediakan. BPAD

DKI Jakarta menerima semua pemustaka baik anggota atau

bukan anggota perpustakaan tanpa memandang ras, agama,

pendidikan, umur dan gender.

2) Jam Layanan Perpustakaan

Hari Jam Layanan

Senin – Kamis 09.00 – 17.00 WIB

Jum’at 09.00 – 17.30 WIB

(11.30 – 13.00 WIB tutup untuk shalat

Page 86: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

71

Jumat)

Sabtu – Minggu 09.00 – 17.00 WIB

Layanan Anak Jam layanan anak perpustakaan 09.00 –

16.00 WIB dan jam layanan playground

bisa diakses pada hari Selasa, Kamis,

Sabtu serta Minggu 10.00 – 12.00 WIB

Libur Nasional/

Cuti Bersama

yang ditetapkan

oleh pemerintah

Tutup

Tabel 4.1 Jam Layanan BPAD DKI Jakarta

3) Keanggotaan

Kenggotaan bersifat terbuka untuk seluruh lapisan

masyarakat di wilayah provinsi DKI Jakarta tanpa dipungut

biaya apapun (gratis) dengan persyaratan:

a) Fotokopi KTP DKI Jakarta/ Kartu pelajar, kartu keluarga

(KK) sebanyak 1 lembar.

b) Surat keterangan dari lembaga pendidkan atau tempat

bekerja bagi yang berdomisili di luar provinsi DKI Jakarta.

Kartu anggota berlaku selama dua tahun dan bisa

diperpanjang. Satu kartu bisa digunakan dalam peminjaman

buku maksimal dua buku selama empat belas hari dan dapat

diperpanjang selama empat belas hari berikutnya dengan

datang langsung ke perpustakaan atau melalui telepon dengan

menyebutkan nomor anggota perpustakaan yang tertera pada

Page 87: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

72

kartu anggota sebelum tanggal jatuh tempo pengembalian

buku. Keanggotaan juga dapat menerima banyak fasilitas yang

telah disediakan perpustakaan secara gratis termasuk akses

internet dan fotokopi.

4) Peraturan dan Tata Tertib Pengguna Perpustakaan

a) Para pemustaka diminta untuk selalu menjaga kenyamanan

dan ketertiban di area perpustakaan.

b) Para pemustaka dilarang merokok di area perpustakaan.

c) Dilarang tidur di area perpustakaan.

d) Meletakan kembali buku/mainan di tempat yang telah

disediakan.

e) Persyaratan layanan playground: Tinggi badan maksimal

110 cm dan berusia di bawah 5 tahun.

f) Memakai kaus kaki untuk area playground.

g) Wajib didampingi oleh orang tua pada area playground.

h) Khusus ruang baca keluarga koleksi tidak boleh dirusak dan

dibawa ke luar ruangan.

i) Dilarang membawa barang-barang bawaan seperti, tas,

makanan, minuman, topi, jaket dan tas kecil. Jika hendak

membawa barang bawaan mintalah tas transparan pada

petugas perpustakaan.

j) Jika ada yang ingin mengambil gambar, terlebih dahulu

melapor ke petugas perpustakaan.

Page 88: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

73

k) Barang bawaan disimpan pada tempat penitipan yang telah

disediakan dengan menukarkan kartu identitas.

B. Hasil Penelitian

1. Karakterisitik Informan

Informan yang memberikan data untuk penelitian ini merupakan

anak-anak dengan usia antara 5-13 tahun. Semua informan tinggal di

wilayah DKI Jakarta. Semua informan sedang menjalani pendidikan

sekolah dasar (SD). Jenis kelamin informan adalah 8 orang laki-laki

dan 2 orang perempuan. Semua informan merupakan pengunjung

layanan anak pada BPAD DKI Jakarta yang dengan aktif

memanfaatkan mainan anak pada layanan anak di BPAD DKI Jakarta.

2. Analisis Tema

Bab ini secara rinci menjelaskan berbagai tema yang

teridentifikasi dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan oleh

informan. Sebanyak 4 tema utama yang diperoleh dari hasil

pemaknaan wawancara serta pengelompokan menjadi tema-tema yang

memiliki makna dari pernyataan para informan. Tema-tema ini

memaparkan berbagai pengalaman partisipan dalam pemanfaatan

koleksi mainan anak di BPAD DKI Jakarta. Tema-tema tersebut

adalah: (1) pemanfaatan koleksi mainan anak oleh pemustaka anak (2)

interaksi pemanfaatan koleksi mainan anak (3) perasaan dalam

Page 89: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

74

pemanfaatan koleksi mainan anak (4) makna dalam pemanfaatan

mainan anak di perpustakaan. Pada paragraf selanjutnya peneliti akan

memaparkan tiap hasil tema yang di temukan selama wawancara

dengan informan.

a. Pemanfaatan koleksi mainan anak oleh pemustaka anak

Tema pemanfaatan koleksi mainan anak merupakan

pengalaman yang menyenangkan yaitu anak-anak tidak akan

datang sendirian ke perpustakaan, dalam satu minggu setidaknya

berkunjung satu kali dan pengalaman pertama serta pengetahuan

tentang perpustakaan merupakan hal yang berkaitan.

1) Pemustaka anak memanfaatkan koleksi mainan anak dengan

pendamping

Anak-anak memanfaatkan koleksi mainan anak dengan

berkunjung ke perpustakaan untuk membaca ataupun sekedar

bermain dan memanfaatkan koleksi mainan yang tersedia.

Menurut pernyataan yang diperoleh dari inforaman. Informan

tidak memanfaatkan koleksi mainan anak seorang diri dan

ditemani oleh pendaping. Ada dua pernyataan yang dari

informan siapa pendaping dalam pemanfaatan koleksi mainan

anak adalah teman-teman maupun orang tua.

a) Orang Tua

Informan menyatakan bahwa dalam memanfaatkan

koleksi mainan anak tidaklah sendirian melainkan

Page 90: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

75

didampingi oleh orang tua. Informan Ketika pergi ke

perpustakaan ditemani oleh Ibu. Infroman bernama R

menyebutkan bahwa ia pergi ke perpustakaan bersama

orang tua untuk dapat bisa memanfaatkan koleksi mainan

anak.

“sama mamah, kadang-kadang sama papah juga”

b) Teman-teman

Selain dengan orang tua, teman sebaya juga bisa di

jadikan teman sebagai pendamping dalam memanfaatkan

koleksi mainan anak di perpustakaan. Informan bernama S

menyatakan bahwa ia sering memanfaatkan koleksi mainan

anak dengan dengan teman-teman sebayanya.

“Teman-teman.. kalo sama orang tua gak pernah..”

2) Kunjungan pemustaka untuk pemanfaatan koleksi mainan anak

Kunjungan informan ke perpustakaan untuk

memanfaatkan koleksi mainan anak bervariasi tergantung

dengan aktifitas keserharian para informan. Informan yang

bersekolah biasanya hanya datang pada saat libur akhir minggu

yaitu sabtu dan minggu karena pada hari lainnya mereka

disibukan oleh kegiatan sekolah dan datang ke perpusakaan

pada hari libur untuk memanfaatkan koleksi mainan anak.

“ .... Sering .... Sabtu dan minggu ... Sening sampe jumat

aku sekolah ka.” (A, 8 tahun)

Page 91: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

76

3) Pengalaman pertama dan pengetahuan tentang perpustakaan

merupakan hal yang saling berkaitan

Pada pengalaman pertama informan berkunjung ke

perpustakaan, merupakan sesuatu yang berkaitan dengan

pengetahuan informan tentang perpustakaan dalam

memanfaatkan koleksi mainan anak. Serupa dengan jawaban

para informan di pertanyaan “biasanya bermain ke

perpustakaan dengan siapa?” jawaban atas pertanyaan pertama

kali berkunjung ke perpustakaan dengan siapa juga beragam

antara dengan orang tua atau teman-teman. Hal tersebut juga

bersamaan dengan jawaban untuk “mengetahui perpustakaan

ini lewat siapa?”. Terdapat pernyataan informan yang

mengungkapkan bahwa ia mengetahui hal ini dari ketika

bersekolah TK lewat kunjungan kelompok.

“Aku dari TK ke sini jadi udah tahu banyak

mainan ka.” (S, 7 tahun)

4) Pemanfaatan koleksi buku setelah pemanfaatan koleksi mainan

Pada pemanfaatan koleksi mainan anak di perpustakaan

informan akan melanjutkan pada pemanfaatan koleksi buku

anak yang tersedia pada layanan anak. Tema ini didasari dari

pertanyaan penelitian “Setelah selesai main apakah suka baca

atau buka-buka buku yang ada di perpustakaan?”. Yang

merupakan tindak lanjut dari pemanfaatan mainan anak yaitu

pemanfaatan koleksi buku anak. Bacaan buku yang

Page 92: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

77

dimanfaatkan oleh para informan juga beragam mulai dari buku

cerita, buku sejarah, buku pelajaran, buku tentang nabi-nabi

dan buku binatang merupakan bacaan yang paling banyak

dimanfaatkan.

Beberapa informan terlebih dahulu memanfaatkan

koleksi buku setelahnya baru memanfaatkan koleksi mainan

anak yang tersedia, sebagian lainnya memanfaatkan koleksi

mainan anak terlebih dahulu.

“Baca buku dulu” (I, 5 tahun)

“Suka, tapi aku dibacaiin sama bunda” (J, 7 tahun)

“Suka ka . . . Baca buku tentang kisah-kisah nabi, terus

hewan-hewan juga”. (F, 12 tahun)

b. Interaksi pemanfaatan koleksi mainan anak

1) Informan bercerita kepada orang lain tentang pengalaman ke

perpustakaan

Tema pertama pada interaksi pemanfaatan koleksi

mainan anak adalah informan bercerita kepada orang lain

tetang pengalaman yang ia rasakan ketika berkunjung ke

perpustakaan. D salah satu informan menyatakan bahwa ia

akan berinteraksi lewat cerita kepada orang lain tentang

pengalamanya datang ke perpustakaan. Informan tersebut

bercerita kepada orang tua atau teman-teman mereka tentang

apa yang mereka rasakan dan bagaimana ketika berkunjung ke

perpustakaan. Sedangkan Informan bernama Y hanya bercerita

Page 93: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

78

kepada teman-temannya tentang pengalamannya pergi ke

perpustakaan.

“Iya. Cerita ke mamah ke temen-temen juga.” (D, 11

tahun)

“Iya ka. . . Suka. Tapi sedikit-sedikit aja ketemen.” (Y, 8

tahun)

2) Interaksi antara pustakawan dan pemustaka

Para informan pada penelitian ini adalah pemustaka

anak-anak yang berkunjung pada layanan anak BPAD DKI

Jakarta. Pustakawan tidak boleh hanya terfokus pada bahan

pustaka dan koleksi yang tersedia sehingga melupakan

interaksi yang harus dibangun kepada pemustaka. Tema ini

didasari oleh dua pertanyaan yaitu “Apakah pustakawan ikut

bermain?” dan “Pernah tidak, dijelaskan tentang cara bermain

sebuah mainan oleh pustakawan yang bertugas?”.

a) Terjadi interkasi antara pustakawan dan pemustaka

Informan D (11 tahun) yang telah diwawancarai

oleh peneliti menyatakan bahwa dirinya pernah berinteraksi

dengan pustakawan yang bertugas pada layanan anak

dengan bermain bersama dan dijelaskan tentang cara

bermain. Tetapi interaksi tersebut hanya terjadi sebanyak

satu kali saja dan tidak berlanjut.

“Suka, jarang tapi pernah sekali sih. . . Pernah.”

Page 94: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

79

b) Tidak terjadi interkasi antara pustakawan dan pemustaka

Dari hasil pernyataan informan diketahui bahwa

para informan tidak mengalami interkasi langsung yang

signifikan dengan pustakawan yang bertugas pada layanan

anak, jikapun ada interaksi banyak terjadi antara

pustakawan dan pemustaka anak pada saat ada kunjungan

kelompok pada layanan anak. Sedangkan pada pemustaka

umum tingkat interaksi adalah minim. I salah satu informan

mengungkapkan bahwa tidak terjadi interaksi antara dirinya

dengan pustakawan.

“Emm, enggak. . . (I, 5 tahun)

3) Interaksi dengan anak-anak lain yang berkunjung

Tema ini menunjukan bahwa interaksi yang terjadi di

perpustakaan sangatlah kurang. Selain interaksi melalui

bercerita, anak-anak juga bisa berinteraksi lewat bermain

bersama dalam pemanfaatan koleksi mainan di BPAD DKI

Jakarta. Terdapat dua sub tema dalam interaksi dengan anak-

anak lain, yaitu:

a) Pernah berinteraksi

Informan A dan D mengungkapkan bahwa masing-

masing dari mereka pernah sekali melakukan interaksi antar

pemustaka tetapi selebihnya tidak dan akan bermain dengan

teman-teman yang telah dikenalnya. Tetapi tidak menutup

Page 95: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

80

kemungkinan akan berinterkasi lagi pada waktu ayng akan

datang dengan teman-teman yang ada di perpustakaan.

“Pernah kenalan di perpustakaan ka, terus main deh.” (A,

8 tahun)

“Iya, pernah. Main bareng.” (D, 11 tahun)

b) Tidak pernah berinteraksi

Informan yang tidak pernah berinteraksi dengan

pengunjung lainnya mempunyai alasan tersendiri. Informan

bernama I dan J mengungkapkan bahwa mereka lebih

nyaman bermain dengan orang yang telah dikenal dan lebih

nyaman jika bermain sendiri di perpustakaan.

“Em, engga. . . Eeeh. Soalnya aku males (main sama yang lainnya)” (I, 6 tahun)

“Gak pernah, yang udah kenal aja.” (J, 7 tahun)

c. Perasaan dalam pemanfaatan koleksi mainan anak

1) Senang

Para informan mengungkapkan bahwa mereka merasa

senang bisa bermain di perpustakaan dan mengunjungi

perpustakaan. Semua informan tanpa terkecuali menyatakan

bahwa perasaan yang dialaminya adalah senang ketika berasa

di perpustakaan dan bisa memanfaatkan mainan anak. Tidak

ada pernyataan dari informan yang menyatakan bahwa bermain

Page 96: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

81

dan menafaatkan mainan anak di perpustakaan merupakan

sesuatu yang tidak menyenangkan atau membonsankan.

“Senang, banyak mainan sama buku” (A, 8 tahun)

“Seneng . . . Seneng, jadi bisa main di sini ka.” (D, 11

tahun)

Pada pertanyaan selanjutnya yang berhubungan dengan

alasan kenapa para informan senang berkunjung ke

perpustakaan adalah karena di perpustakaan telah tersedia

berbagai macam koleksi mainan anak dan koleksi bacaan anak

yang lengkap. Salah satu mainan yang menjadi favorit anak-

anak adalah mainan lego atau bongkar pasang balok plastik.

2) Susah

Beberapa informan mengungkapkan adanya sedikit

kesulitan ketika sedang bermain. Tetapi hal tersebut tidak

terlalu signifikan tingkat kesulitannya. Informan berinisial J (7

tahun) mengungkapkan ada sedikit kesulitan ketika sedang

bermain lego dan ingin membangun lego yang tinggi tapi hal

tersebut masih bisa diatasi.

“. . . Agak sulit kalo yang tinggi kak.” (J, 7 tahun)

Page 97: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

82

d. Makna pemanfaatan koleksi mainan anak

1) Koleksi mainan anak sebagai media belajar

Informan bernama Y dan F menyatakan bahwa mainan

yang ada di perpustakaan merupakan media pembelajaran.

Pemanfaatan mainan anak merupakan suatu hal yang dapat

membantu mereka belajar tanpa terkecuali.

“Iya. Jadi belajar baca, belajar bikin lego juga” (Y, 8

tahun)

“Belajar gambar, belajar nyusun puzzle. . . . Iya, belajar

berhitung pake mainan” (F, 12 tahun)

2) Koleksi mainan anak sebagai alasan berkunjung

a) Mainan anak merupakan alasan utama berkunjung ke

perpustakaan

Salah satu alasan utama datang ke perpustakaan

adalah untuk memanfaatkan koleksi mainan anak yang

tersedia. Informan berinisial S menyatakan bahwa alasan

utama berkunjung ke perpustakaan karena terdapat koleksi

mainan anak di perpustakaan, dan jika tidak ada koleksi

mainan anak mereka tidak akan berjunjung ke

perpustakaan. pernyataan dibawah ini didasari oleh

pertanyaan “Mainan yang ada di perpustakaan alasan

kamu datang ke sini?”.

“Iya ka. . . Tidak”. (S, 7 tahun)

Page 98: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

83

b) Mainan anak bukan alasan utama berkunjung ke

perpustakaan

Hal ini berhubungan dengan motivasi para informan

yang datang berkunjung ke perpustakaan untuk dapat

memanfaatkan koleksi mainan anak yang tersedia. Tema

ini didasari pada pertanyaan “Jika tidak ada mainan di

perpustakaan, apakah kalian akan tetap berkunjung?”

Selain dapat memanfaatkan koleksi buku yang

tersedia jika tidak terdapat koleksi mainan anak di BPAD

banyak hal lainnya yang dapat dilakukan di perpustakaan.

Beberapa informan yatiu D, Y dan I menyatakan bahwa

jika tidak terdapat koleksi mainan anak akan tetap

berkunjung untuk dapat membaca dan menonton film

yang di putar di perpustakaan.

“Tetep. . . Kadang nonton film di lantai satu jam 11

ka.” (D, 11 tahun)

“Tetep . . . Baca atau nonton” (Y, 8 tahun)

“Tetep. . . Iya . . . Baca buku yang binatang-

binatang” (I, 5 tahun)

3) Koleksi mainan sebagai alat bermain

Anak-anak dan bermain tidak dapat dipisahkan. Pada

masa kanak-kanak yang menyenangkan bermain merupakan

sesuatu yang dilakukan oleh anak-anak untuk merasakan

kesenangan. Mainan anak merupakan salah satu alat yang

Page 99: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

84

dapat digunakan oleh anak-anak untuk bermain. Sebagian

kecil informan bahwa koleksi mainan anak merupakan alat

untuk bermain dan bukan untuk hal lainnya, karena pada

dasarnya memang anak-anak sangat erat dengan bermain

untuk mencari kesenangan.

Informan L menyatakan bahwa koleksi mainan anak

yang terdapat di perpustakaan memiliki makna sebagai alat

bermain untuk dimainkan guna mendapatkan kesenangan.

“Mainan hanya untuk main ka” (L, 10 tahun)

C. Pembahasan

Studi Fenomenologi pada dasarnya membahas tentang

pengalaman, perasaan dan makna dari subjek yang mengalami langsung

kejadian tersebut. Ketiga hal tersebut saling berkaitan antara satu sama

lain dalam fokus fenomenologi. Pada penelitian ini, penulis berfokus

kepada pengalaman tentang objek serta perasaan tentang objek dan

bagaiamana para subjek memaknai tentang objek. Objek pada penelitian

kali ini adalah pemanfaatan koleksi mainan anak di Badan dan Arsip

Daerah DKI Jakarta.

Koleksi mainan anak di BPAD DKI Jakarta merupakan salah satu

koleksi yang tersedia dari berbagai macam koleksi yang terdapat pada

layanan anak. Pada layanan anak terdapat berbagai macam koleksi, mulai

dari buku cerita, referensi, buku pelajaran, mainan edukatf, mainan

motorik hingga mainan eduaktif berbentuk software atau games.

Page 100: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

85

Pada analisis tema dalam hasil penelitian didapatkan beberapa

tema berdasarkan pada informasi yang didapat dari informan. Penelitian

ini berfokus pada tiga hal yaitu pengalaman, perasaan dan makna.

Terdapat empat tema besar yang dapat disimpulkan dari informasi para

informan, yaitu: a) pemanfaatan koleksi mainan anak oleh pemustaka

anak; b) interaksi pemanfaatan koleksi maian anak; c) perasaan dalam

pemanfaatan koleksi mainan anak; d) makna dalam pemanfaatan koleksi

mainan anak. Dari empat tema besar tersebut terdapat banyak sub tema

yang dijelaskan lebih lanjut berdasarkan informasi yang didapatkan oleh

peneliti.

1. Pemanfaatan koleksi mainan anak oleh pemustaka anak

Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah kita alami secara

sadar dan langsung. Pengalaman sebagai fokus pertama penelitian

menghasilkan dua sub yaitu pemanfaatan koleksi mainan anak oleh

pemustaka anak dan interaksi pemanfaatan koleksi mainan anak. Sub

pertama dalam pembahasan ini adalah pemanfaatan koleksi mainan

anak oleh pemustaka anak yang menghasilkan pernyataan sebagai

berikut: (a) pemustaka anak memanfaatkan koleksi mainan anak

dengan pendamping, (b) kunjungan pemustaka untuk pemanfaatan

koleksi mainan anak, dan bahwa (c) pengalaman pertama para

informan sangat berkaitan langsung dengan pengetahuan dasar

informan akan perpustakaan tersebut. Para informan yang datang

untuk memanfaatkan koleksi mainan anak ke perpustakaan ditemani

Page 101: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

86

oleh pendamping dan tidak datang sendiri melainkan dengan orang

tua, teman maupun guru dan informan tidak datang ke perpustakaan

seorang diri atau mengetahui perpustakaan atas pengetahuannya

sendiri.

Selain hal tersebut, kungjungan pemustaka untuk pemanfaatan

koleksi mainan anak merupakan salah satu sub tema yang diperoleh.

Pada kunjungan para informan selain pada hari kerja yaitu senin-

jum’at para informan juga berkunjung pada hari lainnya terutama

akhir pekan. Sabtu maupun minggu merupakan waktu berkunjung

terbanyak anak-anak ke perpustakaan. Kunjungan untuk

memanfaatkan koleksi mainan anak ini bervariasi bergantung dengan

aktifitas keseharian para informan. Tetapi, pada hari libur akhir pekan

merupakan waktu paling banyak perpustakaan dikunjungi oleh anak-

anak.

Oleh sebab itu, layanan perpustakaan di akhir minggu merupakan

salah satu tindakan tepat untuk mengoptimalkan layanan

perpustakaan. Pada hari kerja biasanya hanya terdapat 10-20 orang

yang berkunjung ke layanan anak yang bukan termasuk anggota

rombongan yang berkunjung. Sedangkan pada hari libur akhir pekan

pengunjung meningkat hingga tiga kali lipat yaitu sekitar 50-60

pengunjung perhari pada layanan anak di BPAD DKI Jakarta.

Pengalaman pertama berkunjung ke perpustakaan merupakan

sesuatu yang dapat menjadikan pemustaka anak terbiasa dengan buku

Page 102: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

87

dan merupakan tahap awal membiasakan diri untuk membaca.

Pengalaman pertama para informan berkunjung ke perpustakaan

sangat erat kaitannya dengan pengetahuan meraka tentang

perpustakaan tersebut. Pada BPAD DKI Jakarta dan informasi yang

diterima dari informan mereka sebelumnya telah mengetahui bahwa di

perpustakaan terdapat layanan anak maupun koleksi mainan anak

yang tersedia dan bisa dimanfaatkan. Pada kenyataannya, layanan

anak yang tersedia di BPAD DKI Jakarta tersedia dengan layak dan

memenuhi kebutuhan informasi dan rekreasi anak-anak. Tetapi tidak

adanya informan yang menyatakan mengetahui perpustakaan dengan

sendiri merupakan kenyataan bahwa ada sesuatu yang kurang dalam

promosi perpustakaan.

Para informan tidak hanya memanfaatkan koleksi mainan anak

yang tersedia di layanan anak tetapi tak lupa memanfaatkan koleksi

bacaan yang telah tersedia. Dari informansi yang diperoleh peneliti

bahwa koleksi mainan anak yang tersedia di perpustakaan merupakan

sesuatu yang bertujuan sebagai stimulus dan penarik supaya anak-anak

dan orang tua berkunjung ke perpustakaan agar menyukseskan

gerakan gemar membaca. Pada pemanfaatan koleksi mainan anak di

perpustakaan informan akan melanjutkan pada pemanfaatan koleksi

bacaan yang telah tersedia pada layanan anak BPAD DKI Jakarta.

Buku bacaan yang dimanfaatkan pun beragam mulai dari buku cerita,

sejarah hingga buku pelajaran.

Page 103: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

88

2. Interaksi pemanfaatan koleksi maian anak

Interaksi yang timbul dalam pemanfaatan koleksi mainan anak

merupakan salah satu hal yang tidak bisa dilupakan. Sebagai mahluk

sosial, interaksi merupakan hal dari kehidupan dasar manusia.

Interkasi tidak bisa lepas dari pengalaman karena interaksi terjadi

ketika individu melakukan suatu hal.

Interaksi ini terjadi baik secara natural maupun sistematis, salah

satu interaksi adalah dengan cara bercerita. Pada penelitian

sebelumnya yang berjudul “A Study on the Utilization of Toy

Libraries in Japan” yang disusun oleh Choew Puei Kuen dan Nishide

Kazihizo yang sedang menempuh pendidikan di Departement of

Architecture, Graduate School of Engineering membahas tentang

beberapa interaksi yang dapat timbul dalam memanfaatkan koleksi

mainan anak, baik antar pengujung, orang tua hingga dengan

pustakawan. Interkasi yang terjadi pada informan dengan orang

lainnya melalui bercerita merupakan interaksi informan dengan dunia

luar setelah memanfaatkan koleksi mainan anak.

Pada interaksi antar pustakawan dan pemustaka jarang sekali

terjadi dan hanya dialami oleh beberapa informan. Ketika interaksi

tersebut terjadipun tidak ada interaksi lebih lanjut dan hanya terjadi

sekali sehingga bisa dikatakan bahwa tingkat interaksi yang terjalin

antar pustakawan dan pemustaka adalah minim. Pustakawan dan

pemustaka anak mengalami interaksi yang cukup tinggi ketika

Page 104: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

89

pemustaka anak-anak merupakan rombongan yang berkunjung. Pada

interaksi yang terjadi pada pemustaka dan pustakawan lebih terlihat

karena pustakawan akan dibantu oleh para pembimbing rombongan

dalam menangani situasi ketika mengadakan sebuah kegiatan.

Sedangkan pada interkasi para pemustaka umum sulit untuk

menangani situasi dari para pemustaka anak.

Begitu pula dengan interkasi yang terjadi antar pemustaka anak di

perpustakaan sangatlah minim. Para informan hanya berfokus pada

diri sendiri atau teman-teman yang sudah dikenalnya. Tidak adanya

interkasi baru yang dilakukan dengan orang lain. Sebetulnya interkasi

ini bisa di maksimalkan dengan mengadakan berbagai acara atau

permainan di perpustakaan yang melibatkan pustakawan dan

pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan. Hal ini akan berdampak

kepada timbulnya interaksi yang baik antara pemustaka serta

memberikan pengalaman baru kepada pemustaka yang berkunjung

tentang perpustakaan.

3. Perasan dalam pemanfaatan koleksi mainan anak

Perasaan dalam pemanfaatan koleksi mainan anak. Dalam bermain,

berbagai perasaan muncul pada para informan yaitu pemustaka anak,

perasaan adalah sesuatu yang merupakan representasi dari hal yang

telah kita alami. Perasaan tersebut antara lain adalah perasaan senang,

dan susah yang dirasakan oleh para informan selama pemanfaatan

koleksi mainan anak.

Page 105: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

90

Dua perasaan yang terdapat adalah senang dan susah, perasaan

tersebut merupakan tipe perasaan psikis yang dirasakan oleh individu.

Perasaan sendiri merupakan suatu kompenen dari emosi. Emosi

memiliki arti bergerak dan menggerakan. Pada penelitian ini hal yang

menggerakan emosi dan perasaan adalah pemanfaatan koleksi mainan

anak di perpustakaan. Hal apa yang dirasakan oleh pemustaka setelah

memanfaatkan koleksi tersebut merupakan sub tema pada penelitian

ini yaitu senang dan susah.

Para informan mengungkapkan bahwa mereka senang bisa bermain

di perpustakaan dan mengunjungi perpustakaan yang menyediakan

berbagai macam koleksi mainan anak yang dapat dimanfaatkan oleh

informan. Para informan menyatakan bahwa mainan yang tersedia

sudah cukup dan banyak jenisnya, hal ini dapat dimanfaatkan

semaksimal mungkin. Tersedianya mainan salah satu alasan para

informan berkunjung ke perpustakaan, mainan yang menjadi kesukaan

para informan adalah lego atau bongkar pasang balok plastik. Mainan

lego sendiri memiliki harga yang cukup tinggi dan tidak semua

informan memiliki hal tersebut di rumah. Perpustakaan menyediakan

mainan tersebut dan bisa dimanfaatkan oleh semua pemustaka anak

yang berkunjung pada layanan anak BPAD DKI Jakarta.

Diungkapkan juga oleh pihak perpustakaan mainan yang terdapat

di rak-rak yang ada pada layanan anak dipakai secara bergiliran dan

tidak langsung di keluarkan semua koleksi mainan tersebut. Karena

Page 106: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

91

mainan merupakan sesuatu yang memiliki masa guna dan dapat rusak.

Selain hal tersebut, perasaan susah yang dialami oleh para informan

tidak lebih pada kesulitan ringan dalam bermain dengan mainan yang

tersedia tetapi hal tersebut dapat diatasi oleh informan dengan baik

seperti kesulitan dalam menyusun lego yang mempunyai tingkat

kesulitan tinggi. Tetapi hal tersebut dapat diselesaikan oleh informan

dengan bantuan pendamping dalam pemanfaatan koleksi mainan anak.

Jumlah mainan yang tersedia dan jenisnya sudah memenuhi kriteria

standar kemanan bagi anak-anak serta standar lainnya dalam hal

pengadaan koleksi mainan tersebut.

4. Makna pemanfaatan koleksi mainan anak

Hal yang penting dan sangat berkaitan dengan penelitian ini adalah

bagaiamana para informan memaknai pemanfaatan koleksi mainan

anak yang terdapat di BPAD DKI Jakarta. Pada hasil penelitian di atas

telah dijabarkan bahwa di dalam makna tersebut terdapat 3 sub tema

yaitu koleksi mainan anak sebagai media belajar; koleksi mainan anak

sebagai alasan berkunjung; koleksi mainan anak sebagai alat bermain.

Belajar dapat dilakukan di mana saja melalui berbagai hal dan

media dan tidak terfokus hanya dengan buku dan pengajaran formal.

Mainan sebagai metode pembelajaran merupakan sebuah pilihan lain

agar anak bisa lebih menikmati belajar dan sebagai media

pembelajaran bagi anak-anak. Berdasarkan data dari informan,

informan memaknai bahwa mainan merupakan sebuah media untuk

Page 107: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

92

pembelajaran bukan hanya alat untuk bermain. Karena dalam bermain

banyak sekali kemampuan yang diasah tanpa disadari seperti

kreatifitas, kepercayaan diri hingga penyelesaian permasalahan. Hal

tersebut bisa diperoleh oleh anak-anak dengan bermain.

Koleksi mainan anak merupakan salah satu alasan para informan

berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan koleksi tersebut. Pada

sub tema makna koleksi mainan anak sebagai alasan berkunjung

terdapat dua sub tema yaitu: mainan anak merupakan alasan utama

berkunjung dan mainan anak bukan merupakan alasan utama

berkunjung. Bukan berarti koleksi bacaan tidak menarik bagi para

informan tetapi terdapatnya koleksi mainan anak merupakan daya

tarik lain yang berbeda dengan perpustakaan lainnya, karena tidak

semua perpustakaan terdapat layanan anak atau memiliki layanan anak

yang memadai. Tetapi bukan berarti jika tidak terdapat koleksi mainan

anak pada perpustakaan para informan tidak akan berkunjung ke

perpustakaan lagi.

Informan menyatakan bahwa mereka akan tetap berkunjung untuk

bisa memanfaatkan koleksi layanan anak lainnya seperti buku hingga

pemutaran film. Selain menyediakan koleksi mainan dan koleksi

bacaan, pihak BPAD DKI Jakarta mengadakan beberapa pemutaran

film untuk anak-anak.

Pemutaran film ini memang bukan suatu kegiatan tetap yang sudah

mempunyai jadwal yang tersusun rapih untuk setahun. Jadwal tersebut

Page 108: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

93

tidaklah tentu bergantung kepada jumlah pengunjung perpustakaan

ataupun untuk memperingati hari-hari nasional seperti hari pendidikan

nasional. Film yang diputar tak lain merupakan film animasi anak-

anak seperti toy story, ice ages, finding dori dan lain sebagainnya.

Pemutaran film tersebut merupakan alasan yang dikemukakan oleh

informan untuk alasan tetap berkunjung ke perpustakaan jika tidak ada

koleksi mainan anak.

Sub tema terakhir adalah koleksi mainan anak sebagai alat

bermain. Mainan bukan hanya sebagai media belajar. Mainan sendiri

diciptakan sebagai alat bermain untuk anak-anak dalam mendapatkan

kesenangan. Pada masa kanak-kanak yang menyenangkan bermain

merupakan sesuatu yang dilakukan oleh anak-anak untuk merasakan

kesenangan. Karena pada dasarnya memang bermain dan anak-anak

tidak dapat dipisahkan. Sebagian kecil informan bahwa koleksi

mainan anak merupakan alat untuk bermain dan bukan untuk hal

lainnya.

Data yang dihasilkan dari wawancara kepada informan telah

mengalami saturasi data pada saat telah mendapatkan data dari informan

ke 8-10. Hal tersebut berarti data yang terkumpul dalam wawancara

kepada informan mengalami kejenuhan dan data sudah mulai tersaturasi

yang berarti data yang di dapat dalam wawancara sudah dapat mewakili

data penelian yang dibutuhkan.

Page 109: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berkaitan dengan apa yang telah diuraikan pada pembatasan dan

perumusan penelitian maka penulis akan memberikan kesimpulan

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Ada beberapa kesimpulan

penelitian ini yang berfokus pada tiga hal yaitu pengalaman, perasaan dan

makna dan menghasilkan tema-tema sebagai berikut:

1. Pengalaman dalam memanfaatkan koleksi mainan anak di

perpustakaan:

a. Pemanfaatan koleksi mainan anak oleh pemustaka anak.

Pemustaka anak dalam memanfaatkan koleksi mainan di

perpustakaan didampingi oleh orang lain, baik orang tua maupun

teman-teman. Pemustaka anak mayoritas melakukan kunjungan

untuk pemanfaatan koleksi mainan anak pada akhir pekan karena

kesibukan pada hari lainnya. Pemustaka yang berkunjung ke

perpustakaan pun tak luput dari pengetahuan akan perpustakaan

tersebut yang saling berkaitan dengan pengalaman pertama mereka

berkunjung ke perpustakaan untuk memanfaatkan perpustakaan

serta pemanfaatan koleksi buku setelah pemanfaatan koleksi

mainan anak di perpustakaan.

b. Interaksi yang tercipta dari pemanfaatan koleksi mainan anak di

perpustakaan sangatlah minim. Baik antar pustakawan dan

Page 110: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

95

pemustaka, antar pemustaka dan pemustaka dengan orang

sekitarnya. Tidak adanya fasilitator untuk interaksi antar pemustaka

pada layanan anak di BPAD DKI Jakarta dan pustakawan.

2. Perasaan dalam memanfaatkan koleksi mainan anak di perpustakaan.

Perasaan tersebut adalah senang dan susah. Masing-masing perasaan itu

timbul pada pemanfaatan mainan anak. Para informan merasakan

perasaan senang bisa bermain di perpustakaan dan terdapat banyak

mainan yang tersedia di perpustakaan. Perasaan lainnya adalah susah

yang dirasakan ketika informan sedang bermain seperti permainan lego

dan merasa sulit dalam membuat beragam bentuk.

3. Pemanfaatan koleksi mainan anak di BPAD DKI Jakarta menghasilkan

makna bahwa: mainan anak sebagai media belajar anak yang dapat

dilakukan anak selagi bermain. Mainan mengajarkan berbagai hal

seperti kreatifitas dan pemecahan masalah. Hal kedua mainan anak

memiliki makna sebagai alasan anak berkunjung ke perpustakaan.

Dalam hal tersebut didapatkan dua pernyataan yaitu bahwa mainan

merupakan alasan utama berkunjung dan bukan alasan utama

pemustaka anak berkunjung ke perpustakaan. Hal terakhir dalam

pemanfaatan koleksi mainan anak adalah mainan merupakan alat

bermain yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan bermain pada

anak-anak, karena pada dasarnya anak-anak mencari kesenangan

dengan bermain.

Page 111: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

96

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penulis mengajukan

beberapa saran yang bisa dijadikan pertimbangan bagi BPAD DKI Jakarta

dalam pemanfaatan koleksi mainan anak, antara lain:

1. BPAD DKI Jakarta memaksimalkan kembali pemanfaatan layanan

anak serta pemanfaatan koleksi mainan anak yang ada di perpustakaan

baik mainan fisik maupun mainan digital. Diadakannya layanan

bimbingan pemustaka pada anak-anak dalam memanfaatkan koleksi

pada layanan anak, baik koleksi cetak maupun koleksi mainan anak.

Hal ini akan membantu pemustaka anak memiliki pengalaman yang

baik terhadap perpustakaan dan pemanfaatan koleksi mainan anak di

perpustakaan.

2. BPAD DKI Jakarta memaksimalkan interaksi yang baik di

perpustakaan, setidaknya para pustakawan mengadakan kegiatan rutin

yang biasa disebut games in library, kegiatan tersebut bisa dilakukan

sekali atau dua kali dalam sebulan melibatkan semua pengunjung agar

terjadi interaksi yang lebih signifikan antara pemustaka dan

pustakawan maupun pemustaka dengan pemustaka lainnya yang

memanfaatkan layanan anak di perpustakaan. kegiatan bisa dilakukan

dengan menggunakan berbagai mainan yang tersedia maupun games

yang telah disiapkan terlebih dahulu.

3. BPAD DKI Jakarta memaksimalkan koleksi mainan anak edukatif

yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana

Page 112: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

97

makna pemanfaatan koleksi mainan anak dan memberikan pengalaman

yang baru pada pemustaka anak melalui koleksi mainan anak di

perpustakaan sehingga pengalaman dalam pemanfaatan koleksi mainan

anak memiliki makna tersendiri bagi pemustaka yang memanfaatkan

koleksi tersebut.

Page 113: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

98

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional, Standar Keamanan Mainan Anak (Jakarta: Badan

Standar Nasional, 2012)

BPAD DKI Jakarta, Buku Petunjuk Penggunaan Koleksi Perpustakaan (Jakarta:

BPAD DKI Jakarta, 2011)

Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Grasindo,

2001)

Devenish, Stuart, ‘An Applied Method for Undertaking Phenomenological

Explication of Interview Transcripts’, Indo-Pacific Journal of

Phenomenology, 2 (2002), 1–20

Dodge, Diane Trister, and dkk., The Creative Curriculum for Preschool (United

State: Teaching Strategies Inc., 2008)

Edgar, Andrew, and Peter R. Sedgwick, Cultural Theory: The Key Concept, 2nd

edn (United Kingdom: Routledge, 2008)

Goleman, Daniel, Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional Mengapa EI

Lebih Penting daripada IQ (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007)

Groenewald, Thomas, ‘A Phenomenological Research Design Illustrated’,

International Journal of Qualitative Methode, 3 (2004), 1–25

Hasbiansyah, O., ‘Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian dalam

Ilmu Sosial dan Komunikasi’, Mediator, 1, 9, 163–80

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial

(Jakarta: Salemba Humanika, 2012)

Himayah, ‘Layanan dan Pelayanan Pustakawan Menjawab Tantangan Era

Teknologi’, Khizanah Al-hikmah, 1, 1 (2013), 1

Page 114: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

99

IFLA, ‘Children and Young Adults Library Services’ (IFLA)

<http://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-

ya/publications/iflamembershipenglish.pdf> [accessed 20 February 2017]

———, ‘IFLA Public Library Manifesto 1994’

<http://www.ifla.org/publications/iflaunesco-public-library-manifesto-

1994> [accessed 19 February 2017]

———, ‘Library Services to Babbies and Toddlers’ (IFLA)

<http://www.ifla.org/publications/profesionalreport/100.pdf> [accessed 20

February 2017]

Kafle, Narayan Prasad, ‘Hermeneutic Phenomenological Research Method

Simplified’, Bodhi: An Interdisciplinary Journal, 5 (2011), 181–200

Khobir, Abdul, ‘Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukasi’, Forum

Tarbiyah, 2, 7 (2009), 195–208

Kuen, Choew Puei, and Nishide Kazhizo, ‘A Study on the Utilization of Toy

Libraries in Japan’, NII-Electronic Library Servicr, 2012

<http://ci.nii.ac.jp/lognavi> [accessed 12 February 2017]

Lee, Andersen, David Boud, and Cohen Ruth, Understanding Adult Education

and Training, 2nd edn (Sydney: Foley G)

Moloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010)

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013)

Nespeca, Sue McCleaf, ‘The Importance of Play, Particularly Constructive Play,

in Public Library Programming’ (Association for Library Service to

Page 115: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

100

Children, 2012) <www.ala.org/alsc/publications-resource/white-

papers/importance-play> [accessed 11 January 2017]

Nicholson, Scott, Everyone Plays at The Library: Creating Great Gaming

Experiences for All Ages (New Jersey: Information Today Inc., 2010)

NS, Sutarno, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:

Samitra Media Utama, 2004)

Oblinger, Diana, ‘Simulation, Games and Learning’, Educause, 2006, 1

Ogden, Charles Key, and Ivor Armstrong Richards, The Meaning of Meaning: A

Study of the Influence of Languafe Upon Though and of the Science of

Symbolism. (UK: University of Cambridge)

Ozanne, Lucie K., and Julie L. Ozanne, ‘A Child’s Right to Play: The Sosial

Construction of Cibic Virtunes in Toy Libraries’, Journal of Public Policy

& Marketing, 30 (2011), 264–78 <https://doi.org/10.1509/jppm.30.2.264>

PBB, ‘Konverensi Hak Anak’ (presented at the Konverensi Hak Anak, New York,

1989) <www.unicef.org> [accessed 13 February 2017]

Pembayun, Ellys Lestari, One Stop Qualitative Research Methodology in

Communication (Jakarta: Lantera Ilmu Cendekia, 2013)

‘Penjiwaan Profesional Pustakawan: Studi Fenomenologi Tentang Konstruksi

Sosial Pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Surabaya Terhadap

Profesi Pustakawan’ (unpublished Skripsi S1, Universitas Airlangga,

2014) <repositoy.unair.ac.id>

Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan

Umum (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000)

Page 116: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

101

———, ‘Standar Nasional Indonesia Bidamg Perpustakaan dan Kepustakawanan’

<http://www.perpusnas.go.id/assets/uploads/2016/10/standar_nasional_per

pustakaan-umum.pdf> [accessed 10 March 2017]

Prof. Trawich-Smith, ‘What the Research Says: Impact of Specific Toys on Play’,

Naeyc <www.naeyc.org/content/what-research-says-toys-and-play>

[accessed 12 July 2017]

Reitz, Joan M., Dictonary for Library and Information Science (Westport:

Libraries Unlimited, 2004)

Sanusi, Asih Mahmudah, Wiranti Sri Rahayu, and Pri Iswati Utami, ‘Identifikasi

Cemaran Logam Timbal dalam Mainan Gigitan Bayi’, PHARMACY, 07

(2010), 123–34

Sarosa, Samiaji, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar (Jakarta: Indeks, 2012)

Scheler, Max, On Feeling, Knowing, and Valuing (Chicago: University of

Chicago Press, 1992)

Simon Technology Center, ‘Universal Tools for Learning, Communication and

Inclusion for Children with Disabilities’, Pacer Center Inc., 12

Stephens, Karen, ‘Toy Safety and Selection: Choose Developmentally

Appropriate Toys for Safety Play’, 2017

<http://www.parentingexchange.com> [accessed 10 February 2017]

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabet, 2012)

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D (Bandung: Alfabet,

2013)

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003)

UIN Jakarta, Pedoman Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)

Page 117: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

102

Wahyuni, Sari, Qualitative Research Method: Theory and Practice (Jakarta:

Salemba Empat, 2012)

Zen, Zulfikar, and Rakhman Hermawan, Etika Kepustakawanan: Suatu

Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung

Seto, 2006)

, Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online], tersedia di

http://pusatbahasa.kemdikdas.go.id/kbbi/mainan

, Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online], tersedia di

http://pusatbahasa.kemdikdas.go.id/kbbi/alam-2

, Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online], tersedia di

http://pusatbahasa.kemdikdas.go.id/kbbi/rasa

, Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online], tersedia di

http://pusatbahasa.kemdikdas.go.id/kbbi/makna

Page 118: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

98

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 119: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Lampiran 1: Pertanyaan untuk Pemustaka anak-anak

1. Kalau sedang bermain di perpustakaan biasanya ditemani oleh siapa?

2. Setelah main, apakah merapihkan mainannya yang telah dipakai?

3. Apakah ketika bermain di perpustakaan, akan ikut bermain dengan teman-teman

lainnya yang ada disini?

4. Apakah pustakawan ikut bermain?

5. Berapa sering berkunjung ke perpustakaan dalam seminggu?

6. Pertama kali berkunjung ke perpustakaan dengan siapa? (misal; teman, guru, orang

tua)

7. Apakah pertama kali berkunjung ke perpustakaan ini sudah tahu bahwa di

perpustakaan banyak mainan?

8. Apakah senang bisa bermain di perpustakaan dan banyak mainan di perpustakaan?

9. Adakah keinginan mainan apa yang harus diadakan oleh perpustakaan?

10. Ketika bermain paling suka mainan yang mana?

11. Merasa sulit tidak ketika menyusun puzzle atau lego?

12. Sudah cukup atau masih kurang mainan yang telah tersedia di perpustakaan?

13. Setelah bermain puzzle, apakah jadi tahu tentang gambar dan hal lainnya?

14. Ketika sudah selesai main apakah suka baca atau buka-buka buku yang ada tidak?

Misalanya buku cerita? Atau buku pengetahuan lainnya?

15. Pernah tidak, dijelaskan tentang cara bermain sebuah mainan? Oleh pustakawan yang

bertugas?

16. Mengetahui perpustakaan ini dari mana?

17. Apakah mainan yang tersedia disini mengajarkan sesuatu?

18. Mainan yang ada di perpustakaan merupakan alasan utama datang ke perpustakaan?

19. Jika tidak ada mainan di perpustakaan, apakah akan tetap datang ke perpustakaan

tidak?

20. Apakah adik bercerita ke orang lain (misal; teman, guru, orang tua) tentang

pengealaman setelah main di perpustakaan?

Page 120: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Lampiran 2: Transkrip Wawancara

Responden 1

Inisial : I

Umur : 5 tahun 6 bulan

P : Kamu kalo main di perpus biasanya ditamani oleh siapa?

I : Mamah

P : Sama mamah aja nih? Papah gak?

I : Gak

P : Ini mainan apa namanya? (menunjuk ke permainan yang sedang dimainkan informan)

I : Puzzle

P : kalo selesai main, diberesin gak setelah selesai?

I : Iya, diberesin

P : kalo main di sini, suka main sama temen-temen yang ada di sini gak? Yang ketemu di sini?

I : Em, engga.

P : Miannya sendiri aja?

I : Iya

P : kenapa gak main sama yang lain juga? Kenapa?

I : Eeeh. Soalnya aku males (main sama yang lainnya)

P : Asikan main sendiri ya?

I : Iya.

P : Pernah diajak main sama kakak-kakak pustakawannya gak? Kakak-kakak yang ada di sini?

I : Emm, enggak.

P : Jadi kalo main sendiri aja?

I : Iya

P : Sering gak ke perpustakaan ini?

I : Apa?

P : Sering gak ke sini?

Page 121: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

I : Eeeh, setiap hari ke sini.

P : Biasanya jam berapa ke sini? Siang-siang gini mainnya?

I : Emang iya.

P : Pertama kali main ke sini umur berapa?

I : Apa?

P : Pertama kali main ke sini umur berapa? Udah lama banget?

I : Iya.

P : Eemm, umur 4 tahun?

I : Gak

P : Berapa? Pas masih umur 5 tahun?

I : Heeh.

P : Sama siapa ke sini pertama kali? Sama mamah juga?

I : Iya

P : Seneng gak sih main di sini?

I : Seneng

P : Banyak mainan ya?

I : Heeh.

P : Pengen mainan apa lagi sih di perpustakaan?

I : Emm, Cuma ini aja.

P : Robot-robotan mau gak? Gak ada robot-robotan ya? Kalo ada robot-robotan mau gak?

I : Mau

P : Apalagi?

I : Cuman itu.

P : Itu aja? Gak mau mainan yang lain?

I : Hmmm

P : Boneka juga? Kamu suka main boneka gak?

I : Enggak

P : I, suka main lego gak?

I : Suka banget

Page 122: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Paling seneng yang di sini mainan apa?

I : Emm. Ini (menunjuk mainan puzzle plastik0

P : Susah gak sih main ini?

I : Gampang

P : Diajarin sama siapa?

I : Aku ga diajarin

P : Bisa main sendiri. Wah hebat. Cukup gak sih mainan yang di sini? Apa masih kurang?

I : Cukup

P : Tapi kalo mainannya ditambah lagi, seneng gak?

I : Biasa aja

P : Kamu kalau habis main ini (puzzle plastik) jadi tau bentuk gak? Ini bentuk apa namanya?

I : Belum mau dijadiin-jadiin.

P : Ini mau dibentuk apa? Rumah?

I : Cuman gini-gini.

P : Kalo abis mainan suka baca buku gak? Apa mainan aja di sini? Apa baca buku dulu baru mainan?

I : Baca buku dulu

P : Jadi baca buku dulu baru mainan kamu ya?

I : Heeh.

P : Kamu tau perpustakaan ini dari siapa?

I : Mamah yang ngasih tau

P : Mainan yang ada di sini alesan kamu datang ke perpustakaan gak?

I : Iya

P : Apa cuman mau baca aja, apa cuma mau main aja?

I : main sambil baca

P : Kalo misalnya gak ada mainan di perpustakaan kamu tetep mau dateng gak?

I : Tetep

P : Mau ngapain? Baca?

I : Iya

Page 123: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Sukanya baca buku apa?

I : Baca buku yang binatang-binatang

P : Suka baca buku dongeng gak? Puteri-putri gitu?

I : Gak, binatang aja

P : Kamu kalo misalnya abis dari sini suka cerita sama papah gak? Abis dateng ke perpustakaan gitu?

I : Emmm, gak.

P : Kalo sama temen-temen kamu yang di rumah?

I : Iya.

P : Ceritanya gimana? Seneng ya abis dari perpustakaan, banyak mainana gitu?

I : Iya

Page 124: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Responden 2

Inisial : R

Umur : 6 tahun

P : Kamu sering ke sini?

R : Iya.

P : Kalo main ke sini biasanya ditemenin sama siapa?

R : Kadang sama Mamah kadang sama Papah

P : Biasanya main, ini kan udah main begini ini dirapihin lagi gak ke tempatnya?

R : Iya

P : Ini namanya apa mainannya?

R : Lego

P : Adiknya umur berapa?

R : 2 tahun

P : Suka diajak kakak-kakak pustakawannya main bareng?

R : Gak pernah

P : R, kalo main sendirian aja?

R : Sama Ade

P : Kenalan gak sama adik-adik yang di sini juga? Main bareng?

R : Gak

P : Kenapa? Tapi kalo dalam satu minggu, kamu sering gak ke sini?

R : 2 kali

P : Suka ke perpustakaanya dari dulu atau baru-baru?

R : Dari dulu

P : Pertama kali ke perpustakaan sama siapa?

R : Sama mamah

P : Dulu pas pertama kali ke sini tau gak kalo di sini udah banyak mainan?

R : Emm, gak.

Page 125: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Cuma pengen ke perpustakaan aja?

R : Iya

P : Seneng gak ada maian di perpustakaan? Jadi kamu bisa main?

R : Seneng

P : Tapi kamu gak bisa masuk di situ ya? (playground) kamu mau main mainan yang ada disitu juga gak?

R : Iya, pengen main disitu kak.

P : Pengen mainan apa lagi sih yang ada di perpustakaan? Selain lego?

R : Lego, boneka

P : Kalo di sini paling suk maian apa?

R : Lego

P : Biasanya kalo main lego, bikin bentuk apa?

R : Mobil

P : Di sini masih pengen gak dibanyakin mainannya lagi? R pengennya apa?

R : Boneka, lego, puzzle

P : Kalo abis main puzzle, jadi tau bentuk gak? Misalnya ini rumah, binatang, orang hutan, gorila.

R : Heeh.

P : Kalo abis main suka baca buku juga gak?

R : Iya

P : Biasanya baca buku apa?

R : Dinosaurus, binatang, putri.

P : Paling suka putri apa?

R : Aurora

P : Sebelumnya pernah gak dijelasin sama kaka-kakak yang ada. Misalnya main lego kaya gini gitu.

R : Gak.

P : Jadi R, bisa mainnya sendiri ya. Maian yang di sini ngajarin renggi belajar ga?

R : Iya.

P : R kalo misalnya gak ada mainan di perpustakaan tetap dateng ke perpustakaan gak?

R : Iya

Page 126: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Ngapain ke perpustakaan kalo gak ada mainan?

R : Baca buku

P : Tapi kamu ke sini mau main dulu apa baca buku dulu?

R : Main.

P : Kalo kamu abis dari perpustakaan, besok cerita gak sama temen-temen di sekolah?

R : Iya

P : Bilangnya apa?

R : Aku abis dari perpustakaan.

P : Rumahnya dimana?

R : Gondangdia

P : Kalo ke sini naik apa?

R : Jalan

P : Oh, deket ya.

Page 127: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Responden 3

Inisial : J

Umur : 7 tahun

P : Hei, J kalo ke perpustakaan sama siapa sih?

J : Sama bunda

P : Sama bunda aja? Gak sama ayah juga?

J : Gak, aku sama bunda dan yang lainnya

P : J kalo selesai main dirapihin gak sih mainannya ke tempatnya?

J : Iya dirapihin ka

P : Ke mana di rapihinnya lagi?

J : Ke tempatnya lah

P : Kamu kalo main ke perpustakaan, terusnya main di sini pernah gak main bareng sama temen-temen yang lain yang belum dikenal terus kenalan main bareng deh?

J : Gak pernah, yang udah kenal aja.

P : Oh, ramean ya ke sini?

J : Iya sama sodara-sodara aku, itu (menunjuk ke arah lain)

P : Terus kalo main pernah gak kakak-kakak yang di sini, yang jaga di sini ikut main bareng juga?

J : Gak pernah ka

P : Kamu sering gak ke perpustakaan ini?

J : Baru sekali ka. Ini pertama kali

P : Wah, baru pertama ya ke sini

J : Iya

P : Kamu ke sini pertama kali sama siapa? Bunda ya?

J : Iya ka.

P : Yang mana sih bunda kamu?

J : Yang itu ka (menunjuk)

P : Kamu ke sini udah tahu banyak mainan belum?

J : Belum tahu

P : Oh. Terus seneng gak sih main ke perpustakaan?

Page 128: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

J : Seneng

P : Senengnya kenapa?

J : Banyak mainan di sini

P : Paling suka main apa epmang?

J : Lego

P : Suka main lego?

J : Emm. . . Iya

P : Terus kalo misalnya mainannya dibanyakin pengen ditambah mainan apa sih di sini?

J : Lego, boneka, eem, terus bola

P : Terus kan kamu suka main lego ya, susah gak sih main lego tuh?

J : Gak

P : Beneran gak susah?

J : Agak sulit kalo yang tinggi kak.

P : Oh jadi kalo yang pendek gampang ya mainnya?

J : Iya ka

P : Kalo kata kamu, mainan yang ada di sini udah cukup apa masih kurang sih?

J : Udah cukup

P : Kamu suka main puzzle gak sih?

J : Emm, biasa aja

P : Tapi pernah?

J : Pernah kok. Aku punya dirumah

P : Nah setelah kamu main puzzle kamu jadi tahu gak sih tentang gambar yang ada di puzzle itu? Belajar sesuatu gak?

J : Iya.

P : Kamu kalo udah selesai main nih, kamu suka baca buku gak sih?

J : Suka, tapi aku dibacaiin sama bunda

P : Biasanya baca buku apa?

J : Buku tentang naga

P : Kamu kan main di sini. Nah sebelum main dijelasin gak sama kakak-kakak yang jaga tentang gimana cara mainnya? Misalnya cara main lego gitu?

Page 129: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

J : Gak

P : Kamu tahu perpustakaan ini dari siapa sih?

J : Dari bunda

P : Nah, mainan yang ada di sini ngajarin kamu sesuatu gak?

J : Hah?

P : Misalnya kamu main di sini, nih mainannya cuma buat main apa buat belajar juga?

J : Mainan sambil belajar

P : Kamu dateng ke sini garagara ada mainan bukan?

J : Gak, aku mainan sama baca juga

P : Kalo misalnya di sini gak ada mainan, kamu tetep mau dateng gak sih?

J : Tetep

P : Mau ngapain?

J : Main petak umpet

P : Hahaha.

P : Terus abis dari sini, mau cerita gak sih ke temen-temen kalo abis dari perpustakaan gitu. Mainan di perpustakaan?

J : Gak mau.

Page 130: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Responden 4

Inisial : Y

Umur : 8 tahun

P : Y, kamu kalo ke sini sama siapa aja?

Y : Sama temen-temen

P : Sama temen-temen sekolah apa rumah?

Y : Sama temen-temen rumah ka

P : Nah, kamu kalo udah selesai main, mainannya dirapihin gak sih?

Y : Iya, dirapihin kak.

P : Terus kamu kalo main di sini, di perpustakaan. Pernah gak sih main sama temen-temen yang baru dikenal di sini gitu?

Y : Iya ka, pernah

P : Beneran pernah?

Y : Iya kak, sekali, waktu itu.

P : Jadi gak main sendirian?

Y : Gak ka

P : Pernah gak sih, kakak-kakak pustakawan. Nih kakak-kakak yang jaga di sini ikut main gitu sama kalian atau nemenin kalian main

Y : Pernah ka

P : Kamu kalo ke sini dalam seminggu biasanya berapa kali?

Y : Sabtu- minggu

P : Oh jadi sabtu dan minggu aja ke sininya?

Y : Iya ka

P : Terus kamu kalo ke sini biasanya sama siapa?

Y : Sama temen-temen ka

P : Kamu pas pertama kali ke sini udah tau belum banyak mainan di perpustakaan?

Y : Udah tau kok kak.

P : Jadi udah tau banyak mainan nih?

Y : Iya.

P : Kamu seneng gak sih main di perpustakaan dan banyak mainan di sini?

Page 131: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Y : Senang

P : Nah terus pengen gak sih, ada mainan yang ditmabahin lagi gitu.

Y : Pengen

P : Apa mainannya?

Y : Bola, hmm, lego terus puzzle terus itu tuh ka (menunjuk mainan edukasi lainnya)

P : Tapi mainan yang paling kamu suka tuh apa di sini?

Y : Lego ka

P : Tapi susah gak sih main lego atau puzzle?

Y : Kaga, tapi agak sulit aja.

P : Terus mainan yang ada di sini gitu udah banyak belum sih? Apa masih kurang? Apa udah cukup segini aja?

Y : Cukup

P : Kamu kalo abis main lego atau puzzle jadi belajar tentang sesuatu gak?

Y : Belajar

P : Belajar apa suf?

Y : Hmmm

P : Kan kamu main puzzle, nah nanti disitu kan ada gambar yang harus kamu susun ya? Nah nanti setelah itu kamu jadi tahu dong itu gambar apa gitu?

Y : Iya kak

P : Nah kalo begitu kamu belajar apa?

Y : Gambar

P : Kalo kamu udah selesai main, kamu suka gak sih baca buku yang ada di sini?

Y : Iya aku baca.

P : Biasanya baca buku tentang apa emang?

Y : Buku tentang cerita sholeh, hmm terus buku pengalaman

P : Pernah gak sih kamu dijelasin gitu tentang cara main sama kakak-kakanya? Misalnya cara main mainan ini gini, gitu.

Y : Pernah, sekali

P : Kamu tahu perpustakaan ini dari siapa sih?

Y : Dari teman-teman

P : Kamu sama teman-teman bareng ya?

Page 132: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Y : Iya kak

P : Y, kamu kalo abis main. Mainannya tuh ngajarin kamu sesuatu gak? Kamu belajar sesuatu gak?

Y : Iya. Jadi belajar baca, belajar bikin lego juga

P : Kalo misalnya gak ada mainan di sini, kamu tetep mau ke sini gak sih? Ke perpustakaan?

Y : Tetep

P : Mau ngapain?

Y : Baca atau nonton

P : Tapi mainan yang ada di sini alesan paling besar kamu ke sini gak?

Y : Iya ka

P : Kamu kalo udah dari perpustakaan suka cerita gak sih kalo abis dari perpustakaan, di perpustakaan tuh main gitu?

Y : Suka. Tapi sedikit-sedikit aja ketemen.

Page 133: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Responden 5

Nama : F

Umur : 12 tahun

P : Hei F, kamu ke sini, ke perpustakaan sama siapa aja?

F : Sama temen-temen ka

P : Kamu suka mainan di sini kan?

F : Iya kak

P : Kalo udah selesai main, mainannya dirapihkan gak sih?

F : Rapihkan.

P : Pernah gak kamu di sini ketemu temen-temen baru terus kenalan abis itu main bareng gitu di perpustakaan?

F : Suka kak. Aku pernah main sama temen-temen baru di sini

P : Kakak-kakak pustakawannya pernah gak sih main bareng?

F : Pernah

P : Oh ya?

F : Iya ka

P : Kamu ke sini biasanya kapan sih dalam satu minggu?

F : Dua kali, sabtu sama minggu

P : Kamu pertama kali ke sini ditemenin sama siapa? Atau ke sini sama siapa pas pertama kali?

F : Sama temen-temen aja

P : Sebelumnya, pas belum dateng ke perpustakaan udah tahu belum kalo di sini banyak mainan yang bisa dimainkan?

F : Sudah tahu kalo banyak mainan ka

P : Seneng gak sih main di sini?

F : Seneng ka

P : Sukanya mainan apa kalo di perpustakaan?

F : Lego

P : Bisa buat apa sih kalo main lego

F : Apa ya. Semuanya.

Page 134: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Kamu pengen mainan lain gak sih yang belum ada di sini terus diadakan di sini gitu?

F : Emm, pengen

P : Maunya mainan apa F?

F : Puzzle, terus lego

P : Apalagi? Udah itu aja?

F : Sama robot-robotan ka

P : Susah gak sih main lego tuh?

F : Gampang kok

P : Udah cukup apa masih kurang sih mainan yang ada di perpustakaan ini, menurut kamu? Apa sudah cukup?

F : Cukup

P : Kamu setelah main nih, misalnya main puzzle jadi belajar sesuatu gak?

F : Iya ka

P : Belajar apa?

F : Belajar gambar, belajar nyusun puzzle

P : Kamu kalo udah selesai main nih, suka baca-baca buku gak sih?

F : Suka ka

P : Oh ya? Baca buku apa biasanya?

F : Baca buku tentang kisah-kisah nabi, terus hewan-hewan juga.

P : Pernah ga sih dijelasin tentang gimana main mainan yang ada di perpustakaan sama kakak-kakak yang ada disni gitu?

F : Pernah.

P : Kamu tahu perpustakaan ini pertama kali dari siapa?

F : dari temen-temen

P : Kamu kalo ke sini, itu mainan yang ada di sini mengajarkan kamu sesuatu gak sih?

F : Iya, belajar berhitung pake mainan

P : Terus kamu dateng ke sini gara-gara mainan bukan?

F : Iya

P : Gak suka baca dong? Buku bukan alasan kamu ke sini?

F : Heh?

Page 135: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Kamu ke sini gara-gara mainan doang atau buku juga?

F : Maian dulu, tapi nanti aku baca buku juga

P : Kalo misalnya kamu ke perpustakaan, terus di perpustakaan ini gak ada mainan ya. Kamu bakal tetep dateng ke sini gak nantinya?

F : Tetep

P : Ngapain ke sini? Kan gak ada mainan?

F : Baca buku, terus nonton film juga

P : Suka cerita gak sih ke orang tua kalo abis dari perpustakaan?

F : Gak

P : Kalo ke temen-temen gitu? Cerita gak?

F : Iya. Cerita sama temen-temen.

Page 136: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Responden 6

Nama : A

Umur : 8 tahun

P : A, kalo main ke sini sama siapa aja sih?

A : Temen-temen, sama temen-temen rumah ka.

P : A, kalo habis main nih, mainannya di rapihin atau dibiarin aja sih?

A : Dirapihkan

P : Nah, terusnya kan di sini main nih di perpustakaan. Terusnya kan ketemu temen-temen yang main juga di perpustakaan. Pernah gak sih kenalan di sini? Terus main bareng gitu?

A : Pernah kenalan di perpustakaan ka, terus main deh.

P : A, pernah gak sih diajak main bareng sama kakak-kakak yang jaga di sini gitu? Misalnya main lego bareng?

A : Gak pernah

P : Terusnya kalo dateng ke perpustakaan biasanya tiap hari apa aja? Seminggu berapa kali sih?

A : Kalo dateng sabtu sama minggu aja ka

P : Kenapa gak senin-jum’at juga?

A : Senin- Jum’at aku sekolah ka

P : Jadi datengnya ke perpustakaan kalo libur ya sekolahnya?

A : Iya

P : Jadi seminggu 2 kali ke sini?

A : Iya kak

P : Rajinnya. Kalo ke sini naik apa biasanya?

A : Jalan ka, deket kok

P : Kamu pas pertama kali ke sini sama siapa?

A : sama temen-temen

P : Oh jadi sama mereka juga? (menunjuk ke arah teman-temennya)

A : Iya kak

P : Nah kalo sebelum ke sini udah tau belum di sini banyak mainan yang bisa dipake?

A : Udah tau.

Page 137: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Seneng gak sih banyak mainan di perpustakaan?

A : Senang, banyak mainan sama buku

P : Kalo misalnya mainanya ditambah, mainan apa yang kamu pengen ditambah lagi?

A : Bola, robot

P : Paling seneng mainan apa di perpustakaan?

A : Lego, buku-buku.

P : Susah gak sih kalo main lego atau puzzle?

A : Gampang. Cuma dipasang aja

P : Mainan yang ada di sini tuh udah cukup belum sih?

A : Cukup.

P : Kalo misalnya ditambag lagi mainannya seneng ga?

A : Seneng ka

P : A, kalo abis main puzzle, jadi belajar sesuatu gak? Gambar gitu atau belajar yang lainnya gitu?

A : Iya, aku jadi tahu gambar

P : Kamu suka baca buku gak kalo habis selesai mainan di sini?

A : Suka.

P : Baca bukunya baca buku apa?

A : Baca buku belajar, terus buku pintar, sama buku cerita.

P : Pernah gak sih dijelasin sama kakak-kakak yang di sini cara main mainannya gimana?

A : Pernah. Dijelaskan

P : Kamu tahu perpustakaan ini dari siapa?

A : dari temen-temen juga ka

P : Mainan yang ada di sini tuh ngajarin kamu sesuatu gak sih? Apa cuma buat main aja gitu?

A : Belajar sambil bermain.

P : Kamu dateng ke sini alesannya karena ada mainan bukan?

A : Iya ka. Karena banyak mainan

P : Kalo misalnya gak ada mainan nih di perpustakaan, terusnya kamu bakal ngapain ke perpustakaan?

Page 138: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

A : Baca sambil belajar

P : Tetep mau ke perpustakaan gak?

A : Tetep mau ke sini aku

P : Kalo misalnya abis dari perpustakaan cerita gak ke temen-temen sekolah?

A : Gak pernah

P : Tapi cerita gak ke mamah, atau bapak kalo abis dari perpustakaan?

A : Iya cerita.

Page 139: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Responden 7

Inisial : D

Umur : 11 tahun

P : Hai D, kamu kalo ke perpustakaan ditemenin sama siapa biasanya?

D : Sama temen-temen

P : Kalo misalnya habis selesai main yang ada nih. Kamu suka beresin lagi gak sih mainannya?

D : Suka

P : Dibereskan kemana emangnya?

D : Ditaruh ke tempatnya

P : Pernah gak main bareng sama temen-temen yang baru dikenal di perpustakaan gitu?

D : Iya, pernah. Main bareng

P : Kakak-kakak yang ada di sini suka ngajak main bareng gak? Main mainan yang ada di perpustakaan gitu?

D : Suka, jarang tapi pernah sekali sih

P : Kamu kalo ke sini biasanya hari apa emangnya?

D : Sabtu minggu aja, senin sampe jumat aku sekolah

P : Pertama kali ke sini, kamu ke perpustakaan sama siapa?

D : Temen-temen

P : Bareng sama temen-temen yang ini?

D : Iya ka

P : Pertama kali ke sini udah tahu belum kalo banyak mainan gitu di sini?

A : Udah tahu.

P : Jadi kamu ke sini mau main?

D : Iya. Tapi kadang-kadang baca buku.

P : Seneng gak sih dateng ke perpustakaan?

D : Seneng

P : Seneng gak banyak mainan di sini?

D : Seneng, jadi bisa main di sini ka

Page 140: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Kamu ada pengen gak sih mainan apa lagi yang harus ada di sini gitu? Yang belum ada di sini?

D : Bola, lego, terus bongkar pasang.

P : Kamu pas main paling suka main apa sih?

D : Bongkar pasang

P : Susah gak sih kalo main lego?

D : Kaga, mudah.

P : Seringnya bikin apa kalo main lego?

D : Bikin tembakan, robot, sama penjara juga.

P : Udah cukup belum mainan yang ada di sini?

D : Cukup

P : Kamu kalo udah selesai main puzzle, jadi tahu tentang gambar atau hal lainnya gak sih?

D : Iya

P : Kan disitu ada mainan komputer ya buat dipake main, nah namanya edu-games gitu, pernah gak sih mainin itu?

D : gak pernah itu main edu-games

P : Kalo habis selesai main nah, kamu suka baca buku juga gak?

D : Suka.

P : Baca buku apa biasanya?

D : Buku tentang nabi, binatang dll.

P : Pernah gak sih dijelasin gitu cara main mainan yang ada di perpustakaan sama kakak-kakak pustakawan yang ada di sini?

D : Pernah.

P : Kamu tahu perpustakaan ini dari siapa emangnya?

D : Temen-temen ka

P : Mainan yang ada di sini tuh bantu kamu belajar gak sih? Mengajarkan kamu sesuatu gak?

D : Belajar, misal main lego bisa buat sesuatu gitu ka

P : Mainan yang ada di sini tuh alasan kamu datang ke perpustakaan?

D : Buku sama mainan.

Page 141: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Kalo misalnya gak ada mainan di perpustakaan kamu tetep mau dateng gak sih ke perpustakaan?

D : Tetep.

P : Mau ngapain kalo emang gak ada mainan di perpustakaan?

D : Kadang nonton film di lantai satu jam 11 ka.

P : Oh ya? Suka ada nonton film juga?

D : Iya kak.

P : Kamu suka cerita gak sih ke orang-orang kalo kamu habis dari perpustakaan? misalnya cerita ke mamah atau temen-temen gitu?

D : Iya. Cerita ke mamah ke temen-temen juga.

Page 142: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Responden 8

Inisial : S

Umur : 7 tahun

P : S, kamu kalo ke sini kamu sama siapa sih biasanya?

S : Sama temen-temen ka

P : Gak pernah gitu sama orang tua? Sama mamah? Sama bapak gitu?

S : Enggak kak

P : Kalo misalnya kamu habis selesai main, mainnya dirapihkan gak?

S : Iya kak dirapihkan.

P : Dirapihkannya kemana emang?

S : Di taruh ketempatnya ka

P : Ketika kamu main di sini nih, di perpustakaan ya. Kamu tuh main gak sih sama temen-temen yang baru kenalan di sini. Main sama yang ada di sini gitu?

S : Iya, pernah. Kenalan dengan teman-teman yang lain

P : Kakak-kakak yang ada di sini pernah ngajak kamu main gak sih? Main bareng gitu? Main lego?

S : Gak pernah.

P : Kamu sering gak ke perpustakaan?

S : Sering kak

P : Biasanya kalo seminggu berapa kali? Tiap hari apa aja?

S : Sabtu dan minggu.

P : Pertama kali ke sini sama siapa emangnya?

S : Sama temen-temen.

P : Kamu pas pertama kali datang ke perpustakaan udah tahu belum bahwa di perpustakaan banyak mainan gak?

S : Aku dari TK ke sini jadi udah tahu banyak mainan ka.

P : Seneng gak sih bisa main di perpustkaan? Dan banyak mainan di perpustakaan?

S : Senang, banyak mainan.

P : Kamu ada gak sih mainan yang pengen ditambah kali gitu di perpustakaan ini?

S : Lego

Page 143: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Kamu paling suka emang mainan apa?

S : Lego

P : Oh ya?

S : aku suka banget sama lego.

P : Susah gak sih bikin puzzle atau lego?

S : Bisa. Susah tapi bisa kok ka.

P : Sudah cukup atau belum sih mainan yang tersedia di perpustakaan ini menurut kamu, S?

S : Udah cukup

P : Kamu setelah mainan tuh kaya main puzzle, kamu jadi tahu tentang gambar atau hal lain gak sih?

S : Iya, jadi tahu

P : Kalo kamu udah selesai main suka baca buku yang ada di sini gak?

S : Tidak.

P : Kenapa gak suka?

S : Gapapa ka

P : Kenapa emangnya? Gapapa kok

S : Aku belum bisa baca

P : Pernah gak, dijekaskan oleh kakak pustakawan tentang cara bermain mainan yang ada di sini? Misalnya main lego tuh gimana gitu.

S : Gak

P : Kamu emang tahu perpustakaan ini dari mana?

S : Temen-temen

P : Menurut kamu nih, mainan yang ada di perpustakaan tuh mengajarkan sesuatu gak sih? Atau mainan hanya alat untuk bermain?

S : Gak. Yang mainan untuk mainan.

P : Mainan yang ada di pepustakaan merupakan alesan kamu datang kesinni?

S : Iya ka.

P : Alasan utama kamu ke sini?

S : Iya ka.

Page 144: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Kalo misalnya gak ada mainan di perpustakaan nih, kamu tetep datang ke perpustakaan gak?

S : Tidak

P : Kamu sudah cerita gak sih ke temen atau orang tua kalo kamu habis dari perpustakaan gitu? Habis main di perpustkaan?

S : Iya. Ke orang tua aja.

Page 145: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Responden 9

Inisial : K

Umur : 8 tahun

P : Kamu kalo datang ke perpustakaan biasanya ditemenin siapa K?

K : Sama mamah

P : Setelah kamu main nih, mainannya dibereskan gak ketempatnya?

K : Dibereskan, ditaro ke tempatnya ka

P : Kamu kalo main di perpustakaan nih, kan banyak ya temen-temen lainnya yang ke dateng juga ke perpustakaan nih. Kamu suka gak main gitu sama temen-temen yang di sini. Main bareng sama yang baru kenal gitu?

K : Gak

P : Kenapa?

K : Gak ka

P : Emang kamu ke sini sama siapa?

K : Sama temen-temen sama mamah juga

P : Jadi kamu mainnya sama temen-temen yang bareng aja? Gak mau dengan yang baru kenal?

K : Yang bareng aja. Gak mau sama yang baru kenal.

P : Kakak yang ada di sini, yang jaga di sini suka ikut main bareng gak?

K : Tidak

P : Kamu sering gak ke sini dalam seminggu?

K : Sekali, nanti ke sini lagi

P : Pertama kali ke sini sama siapa emang?

K : Mamah

P : Ke sini udah tahu banyak mainan belum di perpustkaan pas pertama kali?

K : Udah tau dari mamah.

P : Seneng gak sih bisa main di perpustakaan, banyak mainan juga di sini?

K : Senang

P : Mainan yang harus ditambah mainan apa lagi K?

K : Lego, boneka, puzzle.

Page 146: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

P : Paling suka main apa emang?

K : Boneka

P : Susah gak sih main lego atau puzzle?

K : Mudah

P : Menurut kamu, udah cukup apa masih kurang mainan yang ada di perpustakaan ini?

K : Cukup

P : Setelah main puzzle nih misalnya, kamu jadi tahu gak tentang gambar gitu?

K : Iya. Belajar gambar

P : Kalo udah selesai main, suka baca buku yang ada gak?

K : Baca buku

P : Tentang apa emang?

K : Tentang nabi-nabi ka

P : Pernah gak ke, dijelasin gitu cara main lego nih sama kakak-kakak pustakawan yang ada di sini?

K : Tidak

P : Tahu perpustakaan ini dari mana?

K : Mamah.

P : Mainan yang ada di sini tuh mengajarkan sesuatu gak? Bermain aja atau main sambil belajar?

K : Iya. Main sambil belajar

P : Mainan yang ada tuh alesan kamu datang ke perpustakaan gak?

K : Bukan, baca buku terus main juga.

P : Tapi kalo gak ada mainan nih di perpustakaan gitu, kamu tetep mau miain gak ke perpustakaan?

K : Gak.

P : Jadi gak mau ke sini kalo gak ada mainan dong?

K : Hehehe

P : Kamu cerita gak sih kalo habis dari perpustakaan gitu misalnya ke temen-temen?

K : Iya. Cerita ke temen-temen.

Page 147: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Responden 10

Inisial : L

Umur : 10 tahun

P : Kamu kalo main atau berkunjung ke perpustakaan biasnya sama siapa?

L : Ibu

P : Kamu kalo sudah selesai main, suka dirapihin lagi gak mainannya?

L : Gak

P : Kamu kalo main di perpustakaan, akan ikut main gak dengan teman-teman alinnya yang ada di sini?

L : Iya. Main dengan temen-temen yang lain

P : Apak kakak-kakak pustakawan pernah main bareng?

L : Gak tau

P : Seberapa sering kamu dateng ke perpustakaan dalam seminggu?

L : Sekali

P : Kamu pertama kali ke sini sama siapa L?

L : Ibu

P : Kamu pertama kali berkunjung ke perpustakaan sudah tahu bahwa di sini banyak mainan gak?

L : Belum tahu

P : Seneng gak bisa main di perpustakaan dan banyak mainan di perpustakaan?

L : Senang

P : Ada gak sih mainan yang kamu pengen ada di perpustakaan?

L : Lego

P : Paling suka main apa emang?

L : Lego

P : Susah gak sih main lego, vi?

L : Susah

P : Oh, tapi bisa kan?

L : Bisa kok

P : Sudah cukup apa masih kurang sih mainan yang ada di perpustakaan ini?

Page 148: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

L : Cukup ka

P : Setelah main puzzle, apakah jadi tah tentang gambar atau hal-hal lain gitu?

L : Gak

P : Kamu kalo udah selesai mian nih, suka baca buku yang ada di perpustakaan ini gak?

L : Baca buku

P : Sukanya buku apa?

L : Semua buku apa saja

P : Pernah gak dijelaskan tentang cara bermain sebuah mainan gitu sama kakak-kakak pustakawan?

L : Tidak

P : Tahu perpustakaan ini dari siapa emang L?

L : Mamah

P : Mainan yang ada di sini tuh mengajarkan kamu sesuatu gak? Atau mainan hanya untuk bermain saja?

L : Mainan hanya untuk main ka

P : Mainan yang ada di perpustakaan tuh alasan utama kamu datang ke perpustakaan bukan?

L : Baca dulu tujan utama aku baca

P : Kalau gak ada mainan di perpustakaan, kamu tetep mau dateng gak ke perpustakaan?

L : Tetep, baca di perpustakaan

P : Apakah suka cerita ke temen-temen gitu kalo habis dari perpustakaan?

L : Gak ah, malu

Page 149: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Lampiran 3: Tabel Analisis Data Hasil Penelitian Berdasarkan Tema

Tema Pokok Tema Hasil Analisis Sub Tema Penjelasan

Pengalaman A. Pemanfaatan koleksi mainan

anak oleh pemustaka anak

1. Pemustaka anak memanfaatkan koleksi mainan anak dengan

pendamping

“Mamah” (I, 5 tahun 6 bulan)

“Kadang sama Mamah kadang sama Papah” (R, 6 tahun)

“Sama Bunda” (J, 6 tahun)

“Sama temen-temen rumah ka” (Y, 8 tahun)

“Sama temen-temen ka” (F 12 tahun)

“Temen-temen, sama temen-temen rumah ka” ( A, 8 tahun)

“Sama temen-temen” (D, 11 tahun)

“Sama temen-temen ka” (S, 7 tahun)

“Sama mamah” (K, 8 tahun)

“Ibu” (L, 10 tahun)

- Orang tua

- Temen-teman

2. Kunjungan pemustaka untuk pemanfaatan koleksi mainan anak

“Kalo dateng sabtu sama minggu aja ka” (A, 8 tahun)

“Dua kali, sabtu sama minggu” (F, 12 tahun)

“Sabtu minggu aja, senin sampe jum’at aku sekolah” (D, 11

tahun)

“Sabtu dan Minggu” (S, 7 tahun)

“Sabtu-Minggu” (Y, 8 tahun)

Page 150: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

3. Pengalaman pertama dan pengetahuan tentang perpustakaan

merupakan hal yang saling berkaitan

“Sudah tahu kalo banyak mainan ka” (F 12, tahun)

“Udah tahu” ( D, 11 tahun)

“Udah tahu dari Mamah” ( K, 8 tahun)

“Aku dari TK ke sini jadi udah tahu banyak mainan ka” ( S, 7

tahun)

“Udah tahu kok ka” (Y, 8 tahun)

4. Pemanfaatan koleksi buku setelah pemanfaatan koleksi mainan

“Baca buku dulu” (I, 5 tahun)

“Suka, tapi aku dibacaiin sama bunda” (J, 7 tahun)

“Suka ka . . . Baca buku tentang kisah-kisah nabi, terus hewan-

hewan juga”. (F, 12 tahun)

“Suka. Baca buku belajar, terus buku pintar sama buku cerita”

(A, 8 tahun)

“Heeh. . Dinosaurus, binatang, putri.”(R, 6 tahun)

“Baca buku. . . semua buku apa saja” (L, 10 tahun)

“Iya aku baca. . . buku tentang anak sholeh, hmmm terus buku

pengalaman.” (Y, 8 tahun)

“Suka . . . buku tentang nambi, binatang dll.” (D, 11 tahun)

“Baca buku. . . . tentang nabi-nabi ka” (K, 8 tahun)

B. Interakasi pemanfaatan koleksi 1. Informan bercerita kepada orang lain tentang pengalaman ke

Page 151: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

mainan anak perpustakaan

“Iya cerita” (A, 8 tahun)

“Iya” (I, 5 tahun 6 bulan)

“Iya cerita ke temen-temen” ( K, 8 tahun)

“Iya cerita ke Mamah, ke temen-temen juga” ( D, 11 tahun)

“Iya. Cerita sama temen-temen” (F, 12 tahun)

“Iya” (R, 6 tahun)

“Iya ke orang tua aja” (S, 7 tahun)

“Suka tapi sedikit-sedikit aja ke temen” (Y, 8 tahun)

2. Interaksi antara pustakawan dan pemustaka

“Gak pernah” (A, 8 tahun)

“Pernah” (F, 12 tahun)

“Suka, jarang tapi pernah sekali sih” (D, 11 tahun)

“Tidak” (K, 8 tahun)

“Pernah ka” (Y, 8 tahun)

“Gak pernah” (S, 7 tahun)

“Gak tahu” (L, 10 tahun)

“Gak permah ka” (J, 7 tahun)

“Gak” (R, 6 tahun)

“Emm, enggak” (I, 5 tahun 6 bulan)

- Terjadi interaksi

- Tidak terjadi interaksi

3. Interaksi dengan anak-anak lain yang berkunjung

"Gak" (R, 6 tahun)

"Iya. Main dengan teman-teman yang lain" (L, 10 tahun)

- Pernah berinteraksi

- Tidak pernah

Page 152: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

"Gak pernah, yang udah kenal aja" (J, 7 tahun)

"Iya ka, pernah. . . Iya kak, sekali, waktu itu." (Y, 8 tahun)

"Iya, pernah. Kenalan dengan teman-teman yang lain" (S, 7

tahun)

"Iya, pernah. Main bareng"(D, 11 tahun)

"Yang bareng aja. Gak mau sama yang baru kenal"(K, 8 tahun)

"Pernah kenalan di perpustakaan ka, terus main deh."(A, 8

tahun)

"Suka kak. Aku pernah main sama temen-temen baru di sini"(F,

12 tahun)

"Emm. enggak. . . Eeh. Soalnya aku males."(I, 5 tahun 6 bulan)

berinteraksi

Perasaan

Perasaan dalam memanfaatkan

mainan anak

1. Senang

“Seneng” (R, 6 tahun)

“Senang” (L, 10 tahun)

“Seneng . . . Banyak mainan di sini” (J, 7 tahun)

“Senang” (Y, 8 tahun)

“Senang, banyak mainan” (S, 7 tahun)

“Seneng, jadi bisa main di sini ka” (D, 11 tahun)

“Senang” (K, 8 tahun)

“Senang, banyak mainan sama buku” (A, 8 tahun)

“Seneng ka” (F, 12 tahun)

“Seneng” (I, 5 tahun 6 bulan)

Page 153: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

2. Susah

“. . . Agak sulita kalo yang tinggi kak.” (J, 7 tahun)

“Bisa. Susah tapi bisa kok ka” (S, 7 tahun)

“Susah” (L, 10 tahun)

Makna Makna pemanfaatan koleksi

mainan anak

1. Koleksi mainan anak sebagai media belajar

“Iya. Jadi belajar baca, belajar bikin lego juga” (Y, 8 tahun)

“Belajar gambar, belajar nyusun puzzle. . . . Iya, belajar

berhitung pake mainan” (F, 12 tahun)

“Mainan sambil belajar” (J, 7 tahun)

“Belajar, misal main lego bisa buat sesuatu gitu ka” (D, 11

tahun)

“Iya. Main sambil belajar” (K, 8 tahun)

“Belajar sambil bermain” (A, 8 tahun)

2. Koleksi mainan anak sebagai alasan berkunjung

“Iya ka” (Y, 8 tahun)

“Iya ka. . . Tidak”. (S, 7 tahun)

“Tetep. . . Kadang nonton film di lantai satu jam 11 ka.” (D, 11

tahun)

“Tetep . . . Baca atau nonton” (Y, 8 tahun)

“Tetep. . . Iya . . . Baca buku yang binatang-binatang” (I, 5

tahun)

“Iya. . . Baca buku” (R, 6 tahun)

-Sebagai alasan utama

-Bukan alasan utama

Page 154: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

“Tetep mau kesini aku” (A, 8 tahun)

“Tetep. Baca di perpustakaan” (L, 10 tahun)

“Tetep. . Main petak umpet” (J, 7 tahun)

“Tetep” (F, 12 tahun)

3. Koleksi mainan anak sebagai alat bermain

“Mainan hanya untuk main ka” (L, 10 tahun)

Page 155: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Lampiran 4: Foto-foto Koleksi Mainan Anak di BPAD DKI Jakarta

Page 156: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 157: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 158: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 159: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 160: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 161: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 162: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 163: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Lampiran 5: Lembar Tugas Menjadi Dosen Pembimbing

Page 164: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Lampiran 6: Lembar Bimbingan Skripsi

Page 165: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD
Page 166: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

Lampiran 7: Lembar Surat Izin Penelitian

Page 167: STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35341/2/RARA SUCI... · STUDI FENOMENOLOGI PEMANFAATAN KOLEKSI MAINAN ANAK DI BPAD

BIODATA PENULIS

Rara Suci Amiyati. Lahir di Tangerang, 09

Oktober 1995. Putri pertama dari bapak Sulhan

Bahrudin dan Tri Lidianti. Ia menyelesaikan

pendidikan sekolah di Tangerang: SDN Talagasari

2 (2001-2007), MTs Nurul Haq Balaraja (2007-

2010), kemudian ia melanjutkan SMA di SMAN

19 Kab. Tangerang (2010-2013) dan aktif sebagai

sekretaris osis SMAN 19 Kab. Tangerang. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan

dengan mengambil jurusan Ilmu Perpustakaan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan menulis skripsi berjudul Studi Fenomenalogi

Permanfaatan Koleksi Mainan Anak di BPAD DKI Jakarta. Penulis pernah

menjalani Praktek Kerja Lapangan di Knowledge Management IPC Corporate

University (tahun 2016) dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Cempaka,

Kecamatan Cisoka, Kab. Tangerang (tahun 2016) selama satu bulan. Selain sibuk

dengan kegiatannya sebagai mahasiswa, ia juga aktif di kegiatan sosial Sekolah

Anak Bahari di Tanjung Anom, Kab. Tangerang yang berfokus pada pengajaran

anak-anak di pesisir.