Studi epidemiologi pada sektor konstruksi

8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan industri konstruksi di Indonesia semakin pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang bergerak diberbagai bidang terutama dibidang konstruksi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dari tahun 2004 hingga 2011, tren jumlah perusahaan konstruksi cenderung naik. Sehingga bidang konstruksi di Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi penanam modal. Bidang industri konstruksi juga menyerap tenaga kerja sekitar 4,5 juta tenaga kerja. Sumber : BPS.co.id 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 Tren Perusahaan Konstruksi tahun 2004-2011 Jumlah Perusahaan konstruksi Tahun

description

mendeskripsikan penyebaran kecelakaan kerja dalam ilmu epidemiologi pada sektor konstruksi di Indonesia

Transcript of Studi epidemiologi pada sektor konstruksi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKemajuan industri konstruksi di Indonesia semakin pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang bergerak diberbagai bidang terutama dibidang konstruksi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dari tahun 2004 hingga 2011, tren jumlah perusahaan konstruksi cenderung naik. Sehingga bidang konstruksi di Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi penanam modal. Bidang industri konstruksi juga menyerap tenaga kerja sekitar 4,5 juta tenaga kerja. Sumber : BPS.co.idDalam bidang konstruksi, terdapat risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Di Amerika Serikat, seperti yang dilansir dari Lorco.co.id konstruksi menempati urutan teratas angka kecelakaan kerja di Amerika Serikat. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Masalah umum mengenai K3 ini juga terjadi pada penyelenggaraan konstruksi. Standar keselamatan kerja di Indonesia ternyata paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk dua negara lainnya, yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai contoh, data terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada tahun 2001 di Indonesia sebanyak 16.931 kasus, sementara di Bangladesh 11.768 kasus (Wirahadikusumah,2010).Sumber:lorco.co.idDistribusi terjadi kecelakaan dibidang konstruksi perlu diketahui untuk mengetahui persebaran kejadian kecelakaan supaya pengendalian yang dilakukan tepat sasaran dan tidak membutuhkan biaya dan tenaga yang banyak. B. Tujuan Untuk mengetahui distribusi kecelakaan bidang konstruksi berdasarkan tempat, waktu, dan manusia.C. Manfaat1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara penyajian data epidemiologi.2. Agar mahasiswa dapat mengetahui distribusi kecelakaan kerja berdasarkan waktu, tempat, dan orang.

BAB IIISI

Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat kerja khususnya di lingkungan industri. Menurut International Labour Organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian akibat penyakit akibat hubungan pekerjaan. Data dari Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional(DK3N) menunjukkan bahwa kecenderungan kejadian kecelakaan kerja meningkat dari tahun ke tahun yaitu 82.456 kasus di tahun 1999 meningkat menjadi 98.905 kasus di tahun 2000 dan naik lagi mencapai 104.774 kasus pada tahun 2001. Dari kasus-kasus kecelakaan kerja 9,5% diantaranya (5.476 tenaga kerja) mendapat cacat permanen. Ini berarti setiap hari kerja ada 39 orang pekerja yang mendapat cacat baru atau rata-rata 17 orang meninggal karena kecelakaan kerja 4.Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe condistions). Beberapa hasil penelitian menunjukkkan bahwa faktor manusia memegang pernanan penting timbulnya kecelakaan kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80%-85% kecelakaan kerja disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan faktor manusia.Seperti yang kita ketahui, kecelakaan kerja merupakan kerugian yang harus ditanggulangi secara tepat dan efektif. Karena umumnya perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang mengejar keuntungan sehingga langkah-langkah pengendalian harus terjangkau secara finansial dan cepat tertangani. Oleh karena itu, distribusi kecelakaan kerja mutlak diperlukan untuk mengambil langkah pengendalian yang tepat dan efisien.Berikut adalah distribusi kecelakaan kerja dibidang konstruksi berdasarkan tempat :

Dikutip dari berbagai sumberBerikut adalah distribusi kecelakaan kerja dibidang konstruksi berdasarkan waktu :

Dikutip dari berbagai sumber

BAB IIIPENUTUP

A. SimpulanDari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kecelakaan kerja di Indonesia tertinggi daripada Negara Inggris, Malaysia, dan Thailand, sedangkan prosentase tertinggi kecelakaan kerja dibidang konstruksi di Indonesia adalah tahun 2008 dengan prosentase 32 %.B. Saran1. Pemerintah harus bersinergi dengan pihak-pihak terkait untuk mengurangi angka kecelakaan kerja dibidang konstruksi.2. Upaya-upaya pencegahan harus digalakkan untuk mencegah kecelakaan kerja dibidang konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2011. Jumlah Perusahaan Konstruksi menurut Provinsi, 2004 2011. http:// bps.co.id (diakses tanggal 14 April 2014)

Solikin, Muhammad. 2011. Angka Kecelakaan Kerja Jasa Konstruksi Tinggi. http://soklin-soklin.blogspot.com/2011/04/angka-kecelakaan-kerja-jasa-konstruksi.html (diakses tanggal 14 April 2014)

Wicaksono, dkk. 2011. Manajemen Risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII, Program Studi MMT-ITS, Surabaya.

Wirahadikusumah, Reini D. 2007. Tantangan Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Konstruksi di Indonesia. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (www. ftsl. itb. ac. id/... konstruksi/.../makalah-reini-d-wirahadikusumah. pdf, diakses 14 April 2014)