Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

89
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin merupakan salah satu faktor penting demi terciptanya guru yang profesional dalam menjalankan fungsi, tugas, dan kewajibannya, serta demi terwujudnya mutu pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan mengenai pelaksanaan disiplin guru telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin kerja guru dan Dosen. Upaya disiplin guru sendiri telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, dimana dalam Peraturan Pemerintah ini antara lain menjelaskan tentang jenis-jenis hukuman disiplin khususnya Pegawai Negeri Sipil yang dapat dikenakan bagi para pelanggarnya dan pejabat yang berwenang untuk memberikan hukuman disiplin tersebut. Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis 1

description

PAI

Transcript of Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Page 1: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin merupakan salah satu faktor penting demi terciptanya guru yang

profesional dalam menjalankan fungsi, tugas, dan kewajibannya, serta demi

terwujudnya mutu pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan mengenai

pelaksanaan disiplin guru telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30

Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin kerja guru dan Dosen.

Upaya disiplin guru sendiri telah diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 30 Tahun 1980, dimana dalam Peraturan Pemerintah ini antara lain

menjelaskan tentang jenis-jenis hukuman disiplin khususnya Pegawai Negeri Sipil

yang dapat dikenakan bagi para pelanggarnya dan pejabat yang berwenang untuk

memberikan hukuman disiplin tersebut.

Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati,

menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang

tertulis maupun peraturan yang tidak tertulis serta ssanggup menjalankannya dan

tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan

wewenang yang diberikan kepadanya. Ini berarti disiplin adalah ketaatan terhadap

aturan-aturan yang berlaku pada saat sekarang ini.

Untuk itu, guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya hendaknya

guru tidak hanya sekedar mengejar penghasilan, akan tetapi juga merupakan

sarana untuk mengembangkan diri dan berbakti. Guru merupakan komponen yang

paling sentral dalam mewarisan kepribadian. Guru adalah sumber ilmu

1

Page 2: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

pengetahuan, dari jerih payah seorang guru kita menitipkan generasi bangsa untuk

melanjutkan perjalanan menuju cita-cita bangsa kita, agar mampu bersaing

dengan negara-negara maju di dunia. Guru dalam kontek pendidikan berada di

barisan depan dan sangat strategis menanamkan nilai-nilai positif melalui

bimbingan dan keteladanan.

Akhir-akhir ini permasalahan mengenai disiplin di lingkungan pendidik

sangat banyak disoroti atau dibicarakan, terlebih pada saat reformasi ini disiplin

merupakan faktor utama untuk menuju sukses suatu bangsa. Tanpa dilandasi

tingkat disiplin yang tinggi mustahil cita-cita pembangunan nasional dapat

dilaksanakan secara baik.

Berdasarkan survey di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba

Kab. Rohul tentang kedisplinan guru dtemui adanya gejala-gejala indisipliner

dari sebagian guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagi

seorang pendidik, misalnya:

a. Sebagian guru datang mengajar kadang-kadang tidak tepat waktu dan

pulang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

b. Beberapa orang guru kadang-kadang malas untuk memakai seragam yang

telah ditentukan.

c. Sebagian guru malas mengajar dan lebih senang mengobrol sesama guru

ketika jam mengajar.

d. Sebagian guru ada juga yang meninggalkan kelas/kantor pada jam

mengajar untuk keperluan pribadi.

e. Ketidakhadiran sebahagian guru yang melebihi ketentuan yang berlaku di

sebabkan oleh berbagai macam alasan.

2

Page 3: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Disiplin kerja guru tidak akan dapat terjadi jika yang bersangkutan

melalaikan tugasnya dan selaku public service sudah selayaknya guru

memberikan tauladan yang baik untuk generasi penerus bangsa ini dalam

melaksanakan tugasnya. Dengan demikian begitu pentingnya analisis disiplin

kerja guru dalam pencapaian prestasi kerja, sehingga image guru sebagai pendidik

akan tetap berpengaruh baik bagi perkembangan bangsa.

Berdasarkan uraian di atas, judul penelitian yang tepat yang relevan

dengan latar belakang penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Tentang

Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab.

Rohul”

B. Alasan Pemilihan Judul

1. Akhir-akhir ini permasalahan mengenai disiplin di lingkungan pendidik

sangat banyak disoroti atau dibicarakan, terlebih pada saat reformasi ini

disiplin merupakan factor utama untuk menuju sukses suatu bangsa.

Tanpa dilandasi tingkat disiplin yang tinggi mustahil cita-cita

pembangunan nasional dapat dilaksanakan secara baik.

2. Penelitian ini menarik untuk diteliti karena sepengatahuan penulis belum

ada yang meneliti permasalahan ini.

3. Dari segi waktu dan dana dapat terjangkau oleh penulis.

3

Page 4: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

C. Penjelasan Istilah

1. Studi Deskriptif adalah suatu peneitian yang berusaha menjelaskan atau

menggambarkan suatu gejala, fenomena, ataupun peristiwa tertentu

sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.1

2. Disiplin adalah sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh

pedoman-pedoman organisasi. Disiplin kerja adalah persepsi guru terhadap

sikap pribadi guru dalam hal ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki

oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran-pelanggaran

yang merugikan dirinya, orang lain, atau lingkungannya.2

3. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.3

D. Permasalahan

1. Pembeberan masalah

Dengan bertitik tolak kepada latar belakang di atas, semakin banyak

masalah yang dihadapi dan diemban oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan

pembangunan disegala bidang, maka secara langsung maupun tidak langsung guru

dituntut untuk meningkatkan kedisiplin kerja yang baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diuraikan beberapa

permasalahan sebagai berikut :1 Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka2 Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika. 1987. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Jakarta :

Bina Aksara.

3 Undang-undang Guru dan Dosen , 2006, Hal. 2

4

Page 5: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

a. Upaya pemerintah dalam meningkatkan disiplin kerja guru.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin guru dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

c. Disiplin kerja merupakan upaya meningkatkan kompetensi profesional

guru.

d. Pengaruh Disiplin terhadap motivasi kerja guru.

e. Pelaksanaan Disipilin di lingkungan kerja guru

2. Batasan Masalah

Untuk lebih terarahnya tujuan penelitian, maka batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Pelaksanaan disiplin guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun

Purba Kab. Rohul.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin guru di SD Negeri 009 Bangun

Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

3. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah pelaksanaan disiplin kerja guru di SD Negeri 009 Bangun

Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul?.

b. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi disiplin guru di SD Negeri

009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul?

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

A. Tujuan Penelitian

5

Page 6: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

1. Untuk mengetahui kedisiplinan guru di SD Negeri 009 Bangun Purba

Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru di

SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

B. Kegunaan Penelitian

a. Bahan masukan dan informasi pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya bagi pihak-pihak yang memerlukan pemahaman tentang

peningkatan disiplin kerja guru.

b. Bagi pihak lain dapat digunakan sebagai bahan informasi dan

pertimbangan untuk penelitan berikutnya.

c. Dalam rangka melengkapi persyaratan untuk menyelesaikan

perkuliahan jurusan Pendidikan Agama Islam di STAI Al-Azhar

Pekanbaru Program Strata Satu (S-1).

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya atas

5 (lima) bab dan masing-masing bab di bagi dalam beberapa sub bab sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini uraian terbagi atas latar belakang masalah, alasan

pemilihan judul, penjelasan istilah, permasalahan, tujuan dan

manfaat penelitan, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

6

Page 7: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Penjelasan pada bab ini adalah teori-teori yang berhubungan

dengan masalah penelitian sehingga memperlihatkan pola

hubungan antar permasalahan dan tujuan penelitian.

BAB III : METODE PENELITAN

Bab ini menjelaskan uraian tentang waktu dan tempat penelitan,

subyek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa

data

BAB IV :PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulIs akan menguraikan tentang deskripsi lokasi

penelitian, penyajian data dan analisa data yang telah diolah

sesuai dengan tujuan penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian dan

memberikan saran-saran berdasarkan temuan hasil penelitian

BAB II7

Page 8: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Disiplin

Disiplin kerja dalam organisasi sangat dituntut keberadaannya, karena

dengan disiplin yang baik suatu pekerjaan dapat terselesaikan dengan efektif dan

efisien. Dalam tujuan organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya

keberadaan dan kelangsungan organisasi sangat diperlukan, dengan adanya

seorang pemimpin yang mampu memberikan motivasi dalam menegakkan disiplin

kerja dalam menggerakkan, mengarahkan dan membina para bawahannya dalam

menjalankan segala tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing pada

organisasi yang dipimpinnya tersebut. Dalam hal ini jelaslah keberadaan seorang

pemimpin yang mampu menggerakan anggota dalam menjalankan tugasnya

sangat diperlukan, karena keberhasilan seorang tujuan dalam organisasinya.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mengemukakan beberapa teori yang

dikemukakan dari berbagai ahli yang berhubungan dengan masalah yang penulis

ungkapkan, yaitu tentang hubungan antara disiplin kerja guru terhadap prestasi

kerja guru.

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam mentaati

segala peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya serta mampu

mentaati norma-norma sosial yangg berlaku.4

Menurut mengemukakan bahwa “Dicipline is management action to

enforce organitation standars”. Berdasarkan pendapat Keith Davis, disiplin kerja

4 Hasibuan, SP. Melayu.,2000, Organisasi dan motivasi, Jakarta, Bumi Aksara,

8

Page 9: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-

pedoman organisasi.

Ada 2 macam disiplin kerja, yaitu disiplin preventif, dan korektif.

1. Disiplin Prefentif

Disiplin prefentif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai untuk

mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah

digariskan oleh perusahaan. Dengan cara preventif, pegawai dapat

memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.

Disiplin proventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan

kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi.

Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah

menegakkan disiplin kerja.

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam

menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi

peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.5

Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan

sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi

adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang

berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para menejer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

5 Mangkunegara, P, Anwar.,2004. Manajemen SDM Perusahaan. PT Raja Reksadakarya, Offset, Bandung.

9

Page 10: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku.

Untuk membantu para manajer dalam mengenali tindakan tingkat displiner

yang tepat, beberapa perumusan telah merumuskan prosedur disipliner. Satu

pendekatan adalah dengan menyusun pedoman-pedoman tindakan disipliner

progresif, seperti contoh berikut ini :

Pedoman-pedoman yang dianjurkan untuk tindakan disipliner bagi

pelangaran-pelanggaran yang yang membutuhkan pertama : suatu peringatan

lisan, kedua : suatu peringatan tertulis, ketiga : terminasi.

Tindakan disipliner yang paling akhir adalah pemecatan. Yaitu

pemberhentain pegawai dari perusahaan dengan alasan tertentu. Pernah

dinyatakan bahwa setiap pemecatan pegawai membuktikan kegagalan pemimpin,

tetapi pandangan ini tidak realistik. Tidak ada manajer atau pegawai yang

sempurna : jadi ada masalah tertentu yang tidak dapat ditanggulangi betapapun

orang berusaha keras menanggulanginya. Adakalanya lebih baik bagi pegawai

untuk pindah kerja ditempat lain. Ada batasan bagi banyak upaya yang dapat

dilakukan organisasi untuk mempertahankan seorang pegawai yang berprestasi

tidak baik. Karena prestasi pegawai itu dapat menimbulkan dampak negatif bagi

karyawan lainnya.

B. Pembinaan Disiplin Kerja

10

Page 11: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita amati bahwa mereka yang

berdisiplin lebih tinggi, umumnya berprestasi lebih tinggi pula. Dalam pada itu,

terutama dalam lima faktor yang sangat mempengaruhi hidup serta kehidupan

organisasi adalah “ketertiban”. Suatu unsur penting ketertiban adalah disiplin.

Dengan perkataan lain, “disiplin” adalah termasuk dalam unsur-unsur penting

yang mempengaruhi prestasi suatu organisasi.

Pembinaan suatu organisasi harus dilakasanakan secara menyeluruh,

dalam arti meliputi berbagai aspek hidup dan kehidupan organisasi tersebut, kalau

dikehendaki hasil pembinaan yang optimal, karena masing-masing aspek tadi

mempunyai kaitan yang sangat erat satu dengan yang lainnya. Ada kategori faktor

atau unsur tertentu yang harus selalu memperoleh perhatian. Termasuk dalam

kaegori ini adalah kesejahhteraan para anggota organisasi yang bersangkutan.

Maka aspek kesejahteraan mungkin perlu mendapatkan perhatian khusus, tanpa

mengabaikan aspek lainnya. Peningkatan kesejahteraan ini hendaknya juga

diarahkan untuk memperkuat unsur-unsur lain organisasi itu, misalnya unsur

disiplin yang tadi telah disebutkan.

Diperlukan adanya pendisiplinan dan konsistensi merupakan bagian

penting dari keadilan. Taidak adanya konsistensi menyebabkan pegawai merasa

didiskriminasikan. Apabila orang yang menerima hukuman yang lebih berat

adalah pegawai dari golongan yang minoritas, maka perusahaan dapat dituduh

melakukan tindakan diskriminasi yang melawan hukum, dan perusahaan harus

menyediakan pembelaan yang mahal atas tuduhan itu.

Ada tiga pendekatan disiplin, yaitu pendekatan disiplin modern, disiplin

dengan tradisi, dan disiplin bertujuan.6

6 Mangkunegara, Op. Cit. Hal. 132-139

11

Page 12: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

1. Pendekatan Disiplin Modern

Pendekatan Disiplin modern yaitu mempertemukan keperluan atau kebutuhan

baru diluar hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

a. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman

secara fisik

b. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang

berlaku

c. Keputusan-keputusan yang semuanya terhadap kesalahan atau prasangka

harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan

mendapatkan fakta-faktanya

d. Melakukan proses terhadap keputusan yang besar sebelah pihak terhadap

kasus disiplin

2. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara

memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

a. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada

peninjauan kembali bila telah diputuskan

b. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaanya harus

disesuaikan dengan pelanggarannya

c. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelnggar maupun

kepada pegawai lainnya

d. Peningkatan perbuatan pe;anggaran diperlukan hukuman yang lebih keras

e. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya

harus diberikan hukuman yang lebih berat

12

Page 13: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

3. Pendekatan Disiplin Bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi :

a. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai

b. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku

c. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang baik

d. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap

perubahannya

Beberapa tekhnik dalam melaksanakan disiplin kerja adalah tekhnik

pertimbangan sedini mungkin, tekhnik mendisiplinkan diri, tekhnik kesediaan

penyelia berdisiplin, tekhnik menegur pegawai primadona, tekhnik menimbulkan

kesadaran diri, dan tekhnik sandwich.

1. Teknik Disiplin Perkembangan Sedini Mungkin

Pelatihan yang kurang sempurna, atau tidak ada pelatihan sama sekali,

tingkah laku yang tidak pantas, kebiasaan kerja yang kurang baik, atau

kesalahan-kesalahan lain dari bawahan hendaknya pertama-tama diatasi

dengan usaha penuh pengertian guna memperbaikinya. Hal ini harus

dilakukan segera setelah Anda melihat ada kekurangan. Orang-orang muda

terutama mereka yang dipekerjakan secara tetap untuk pertama kali,

terutama mereka yang dipekerjakan secara tetap untuk pertama kali, harus

selekas mungkin dibimbing untuk berprilaku secara tepat dalam

pekerjaannya.

2. Teknik Disiplin Pencegahan yang Efektif

Perusahaan seharusnya membuat suatu program-program pelatihan

khusus disamping tingkat manajemen. Kelompok-kelompok yang terdiri

13

Page 14: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

dari kira-kira 15 orang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang khas

yang telah dialami oleh organisasi dimasa lampau. Persoalan ini berkisar

dari kemangkiran sampai pada pencurian milik perusahaan.

Tujuan dari konferensi kelompok ini adalah untuk meningkatkan

keakraban para manajer dengan kebijakan sekarang dan untuk bertukar

pikiran mengenai bagaimana menggunakan disipilin kolektif secara

efektif, bukan disiplin dengan hukuman. Para manajer yang lebih tua dan

berpengalaman yang menghadiri kurusus-kursus itu diminta untuk

menceritakan pengalaman yang menghadiri kursus-kursus itu diminta

untuk menceritakan pengalaman mereka, sehingga para penyelia dan

manajer yang lebih muda dan tidak / kurang berpengalaman dapat

mengambil manfaat darinya.

3. Teknik Disiplin dengan Mendisiplinkan Diri

Beberapa cara untuk merubah diri :

a. Percayalah bahwa Anda dapat menghilangkan kebiasaan lama dan

membentuk kebiasaan baru yang lebih konstruktif

b. Pastikan bahwa Anda memang benar-benar ingin berubah. Untuk itu,

Anda harus mengatakan pada diri Anda bahwa perubahan kebiasaan adalh

penting bagi diri Anda

c. Tentukan pengorbanan apa saja yang harus Anda berikan untuk mencapai

tujuan Anda. Apakah pengorbanan itu sepadan nilainya dengan tujuan

yang hendak Anda capai?

d. Tentukan pengorbanan itu sepadan nilainya dengan tujuan Anda. Apakah

pengorbanan itu sepadan nilainya dengan tujuan yang hendak Anda capai?

14

Page 15: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

e. Berubahlah sedikit demi sedikit danmenjauhlah berdasarkan keberhasilan

yang telah Anda capai. Setiap kali Anda berbuat sesuatu untuk mencapai

tujuan itu, satu langkah lebih dekat bagi Anda untuk mencapainya

4. Teknik Disiplin Investori Penyelia

Beberapa tahun lalu, Webster sebagai direktur pelatihan,

menemukan alat pengukur yang lebih baik sekali untuk menentukan

perlunya pelatihan manajemen dalam bidang disiplin. Alat ini disebut

Supervisory Investory on Dicipline. Alat ini dapat digunakan oleh

organisasi yang berserikat buruh maupun yang tidak, dan dapat diterapkan

pada berbagai kelompok manajemen dalam setiap tingkatnya. Sediaan ini

mengukur mengukur pengetahuan tentang apakah disiplin dan bagaimana

menggunakannya, tetapi bukan merupakan suatu ujian.

5. Teknik Disiplin Manager Pegawai “Primadona”

Suatu teguran lunak, dapat diberikan secara halus melalui pertanyaan

tertentu pada bawahan yang jawabannya merupakan teguran otomatis bagi

dirinya sendiri.

6. Teknik “Sandwich”

Teknik ini digunakan secara mahir oleh sejumlah besar manager dalam

menghadai bawahan mereka. Pada dasarnya teknik ini terdiri dari teguran

lisan secara langsung, diikuti oleh ucapan syukur, dan diakhiri dengan

peringatan yang lunak.

Setiap manajer harus dapat memastikan karyawan tertib dalam tugas.

Dalam konteks disiplin, makna keadilan harus dirawat dengan konsisten. Jika

karyawanmengalami tantangan tindakan disipliner, pemberi kerja harus dapat

15

Page 16: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

membuktikan bahwa karyawan yang terlibat dalam kelakuan yang tidak patut

dihukum. Untuk mengelola disiplin harus ada standar disiplin yang digunakan

untuk menentukan bahwa karyawan telah diperlakukan secara wajar.

1. Standar Disiplin

Beberapa standar disiplin berlaku bagi semua pelanggaran aturan,

apakah besar atau kecil. Semua tindakkan disipliner perlu mengikuti

prosedur minimum : aturan komunikasi dan ukuran capaian. Tiap

karyawan dan penyelia perlu memahami kebijakan perusahaan perlu

mengikuti prosedur secara penuh.

Pegawai yang melanggar aturan diberi kesempatan untuk

memperbaiki perilaku mereka. Para manajer perlu mengumpulkan

sejumlah bukti untuk membenarkan disiplin. Bukti ini harus secara hati-

hati didokumentasikan sehingga tidak bisa untuk diperdebatkan. Sebagai

suatu model bagaimana tindakan disipliner harus diatur adalah :

a. Apabila seorang karyawan melakukan kesalahan, maka karyawan

harus konsekuen terhadap aturan pelanggaran

b. Apabila tidak dilakukan secara konsekuen berarti karyawan

tersebut melecehkan peraturan yang telah ditetapkan

c. Kedua hal diatas akan berakibat pemutusan hubungan kerja dan

karyawan harus menerima hukuman tersebut

2. Penegakan Standar Disiplin

Jika pencatatan tidak adil / syah menurut undang-undang atau

pengecualian ketenagakerjaan sesuka hati. Untuk itu memerlukan bukti

16

Page 17: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

dari pemberi kerja untuk sebelum karyawan ditindak. Standar kerja

tersebut dituliskan dalam kontrak kerja.

Menurut mengingat pentingnya faktor manusia, yaitu para pegawai

dilingkungan organisasi bersangkutan, maka pembinaan juga dimasukkan sebagai

salah satu unsur SPM. Dan dengan pentingnya faktor manusia tersebut maka

untuk meningkatkan kualitas kerja dan disiplin pegawai maka :

Upaya untuk meningkatkan waskat itu terdiri dari dua komponen, yaitu

PAL dan SPM. Infektivitas itu terutama disebabkan oleh faktor intern pemimpin,

yaitu kualitas pimpinan atau manajer itu sendiri, maka upaya yang pokok untuk

mengatisanya tentulah berupa upaya untuk meningkatkan mutu pimpinan secara

menyeluruh dan konsepsional. Ini berarti pembinaan pegawai harus betul-betul

dibenahi, antara lain dengan mewujudkan secara nyata apa yang dinamakan sistem

karir dan sistem prestasi kerja atau merit system and career service.7

Dengan demikian pegawai-pegawai yang naik keatas dan menduduki

jabatan pimpinan benar-benar telah mengalami saringan yang cukup ketat dan

oleh karenanya dapat diandalkan ketangguhannya, baik dari segi nilai-nilai moral

atau akhlak dan dari segi kemampuan dan kecakapannya, baik teknis maupun

manajerial. Untuk meningkatkan efektivitas SPM pada hakikatnya tidak lain

daripada upaya untuk meningkatkan mutu unsur-unsur SPM dan meningkatkan

disiplin, kesadaran dan kesungguhan para pegawai untuk senantiasa melaksanakan

tugasnya sesuai dengan semestinya.

Kata kedisiplinan memang pada dasarnya sering dikaitkan dengan

penggunaan wewenang atau kekuasaan, akan tetapi pendisiplinan terbaik yang

7 Sujamto.,1989, Aspek-Aspek Pengawasan Di Indonesia, PT.Sinar Grafika, Jakarta

17

Page 18: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

sering digunakan sebagai disiplin diri muncul dari dalam, bukan sesuatu yang

dipaksakan dari luar.

Berbagai alasan, banyak muncul dilapangan karyawan tidak mentaati

peraturan atau tidak menunjukan perilaku yang menghambat produktifitas. Ada

beberapa faktor upaya untuk membantu menumbuhkan rasa disiplin pada

karyawan, yaitu :8

1. Faktor-Faktor yang Membantu Upaya Menimbulkan Disiplin Diri

Disiplin tidak timbul begitu saja. Karyawan dapat mengandaikan

bahwa itikad baik dan karakter moral dengan sendirinya kan menghasilkan

disiplin diri. Karyawan harus berupaya untuk membina kelompok kerja yang

berdisiplin tinggi. Caranya, melalui gaya kepemimpinan yang mendidik

pemimpin menciptakan suasana motivasi yang kondusif dalam unit kerja

pemimpin / supervisor. Para karyawan yang tahu bahwa mereka dapat

memenuhi kepentingan pribadi, dan pada saat yang sama mencapai tujuan

perusahaan, lebih cenderung menunjukan disiplin tinggi.

2. Identifikasi Karyawan yang Memiliki Masalah Pribadi dan Cara Menanganinya.

Sebagai seorang supervisor sangat harus mampu mendisiplikkan

karyawan. Perilaku tidak disiplin yang paling sering ditempat kerja adalah

sebagai berikut :

a. Melanggar peraturan jam istirahat dan jadwal kerja lainnya

b. Melanggar peraturan keamanan dan kesehatan kerja

8 Darma Agus.,2001, manajemen supervisi,( petunjuk praktis bagi supervisor), Jakarta , PT. raja grafindo persada.

18

Page 19: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

c. Terlambat masuk kerja, mangkir, terutama sebelum atau sesudah lebaran

d. Berkerja dengan ceroboh atau merusak peralatan, pasok atau bahan baku

e. Suka bertengkar, tidak mau berkerja sama, atau perilaku lain yang tidak

menyenangkan (mengganggu) sesama karyawan

f. Terang-terangan menunjukan ketidakpatuhan, seperti menolak

melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan.

3. Menyuluh Karyawan Yang Bermasalah Pribadi

Tujuan penyuluhan adalah membimbing karyawan untuk menentukan

cara pemecahan masalah yang mereka hadapi, terutama jika masalah itu

mempengaruhi kinerja mereka ditempat kerja. Intinya adalah memberdayakan

karyawan agar mereka dapat menangani masalah mereka sendiri. Supervisor

tidak diharapkan untuk mengambil alih masalah pribadi karyawan.

Proses penyuluhan menyangkut langkah-langkah sebagai berikut

a. Mengidentifikasi masalah yang mengganggu karyawan

b. Mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah itu

c. Mengidentifikasi cara penanggulangan yang paling sesuai

d. Mengidentifikasi apakah tindakan yang dilakukan telah memecahkan

masalah atau tidak

4. Mengidentifikasi Masalah

Ada beberapa petunjuk yang dapat mengingatkan supervisor bahwa

karyawan tertentu menghadapi masalah pribadi yang mempengaruhi kerjanya.

Petunjuk itu diantaranya meliputi hala-hal berikut :

a. Menurunkan tingkat kuantitas dan kualitas hasil kerja secara mendadak

19

Page 20: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

b. Adanya perubahan perilaku yang mendadak (seperti murung dan

sebagainya)

c. Meningkatkan kesalahan kerja

d. Meningkatkan kecelakaan kerja

e. Tidak konsistennya kinerja

f. Terlalu sering mangkir, terlambat, atau pulang lebih awal

g. Mudah tersinggung, tidak bertanggung jawab atau masa bodoh

C. Kebijakan Untuk Meningkatkan Disiplin Kerja

Unsur-unsur utama dalam pendisiplinan yang efektif yaitu :9

1. Karyawan tahu adanya “aturan main” dan memahaminya dengan baik

Supervisor diharapkan mengabil dua langkah :

Pertama, menjelaskan peraturan perusahaan dan berusaha agar setiap

karyawan memahaminya. Termasuk jika ada perubahan peraturan

Kedua, sanksi yang akan dijatuhkan kepada mereka yang melakukan

pelanggaran

2. Supervisor melakukan pendekatan pemecahan masalah dalam pendisiplinan,

bukan pendekatan yang menghukum

Pertama, membantu karyawan dalam memecahkan masalah yang dihadapi

(memahami alasan karyawan dan membantu usahanya untuk mengatasi

kesulitan yang dihadapi)

3. Tindakan pendisiplinan dilakukan sesegera mungkin

9 Darma, Op. Cit. Hal. 18320

Page 21: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Pertama, supervisor harus dapat mengumpulkan data tentang adanya

pelanggaran peraturan, dengan cara menghimpun informasi, dan

mendokumentasikan adanya pelanggaran dan alasan pelanggaran itu.

Kedua, perlunya mengembangkan faktor emosional. (Reaksi tergesa-gesa

dalam situasi yang sangat emosional dapat mendorong karyawan untuk

bertindak agresif atau bahkan melakukan tindakan kekerasan pada supervisor).

4. Tindakan pendisiplinan tidak memihak, fair, dan konsisten

Tindakan disiplin dilakukan dengan sederhana saja, konsekuensi harus

setimpal dengan perbuatan. Suatu pelanggaran kecil tidak membenarkan

adanya sanksi pendisiplinan yang berat, kecuali jika karyawan bersangkutan

telah melakukan pelanggaran yang sama berulang-ulang.

5. Adanya tindak lanjut

Jika pelanggaran kecil dikuti dengan peringatan lisan, tidak selalu diperlukan

tindak lanjut, akan tetapi jika pelanggaran dilakukan berulang-ulang maka

supervisor wajib memberitahu karyawan bersangkutan dan diadakan

pembicaraan untuk mencegah berulangnya pelanggaran.

Menyangkut disiplin kerja pegawai negeri sipil dalam peraturan

pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 pasal 1 antara lain menyebutkan :

a. Peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan menyangkut

kewajiban, larangan, sanksi, apabila kewajiban tidak ditaati atau

dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil

b. Pelanggaran disiplin adalah ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai

Negeri Sipil, baik yang dilakukan didalam maupun diluar jam kerja

21

Page 22: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

c. Hukuman disiplin adalah hukuman yang ditujukan kepada Pegawai

Negeri Sipil karena melanggar peraturan disiplin kerja Pegawai Negeri

Sipil

Dalam pasal 5 PP No. 30 tahun 1980 diatas menyatakan bahwa dengan

tidak mengurangi ketantuan dalam peratuaran perundang-undangan pidana,

Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin oleh pejabat yang

berwenang menghukum.

Adapun tingkat dan jenis hukuman disiplin antara lain :10 Hukuman yang

ringan terdiri dari :

1). Teguran lisan

2). Teguran Tertulis

3). Pernyataan tidak puas secara tertulis

b. Hukuman disiplin sedang terdiri dari :

1). Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun

2). Penundaan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1

(satu) tahun

3). Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun

c. Hukuman disiplin paling berat terdiri dari :

1). Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling

lama 1 (satu) tahun

2). Pembebasan dari jabatan

3). Pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Pegawai

Negeri Sipil

10 (Undang-Undang Kepegawaian pasal 5 PP No. 30 1980)

22

Page 23: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

4). Pemberihentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil

Tujuan dari peraturan disiplin PNS adalah dimaksud untuk mendorong

para pegawai agar berkerja dengan giat, efisian dan efektif. Dengan adanya

peraturan disiplin, maka karena mereka dibatasi oleh berbagai peraturan yang

melarang mereka untuk berbuat semuanya.

Penegakan disiplin sebagai bagian dari pembenahan organisasi memang

memerlukan kesabaran, konsistensi dengan tahap dan sistem yang jelas sehingga

setiap pegawai dapat memahami secara jelas arah penegakan disiplin yang

diprogramkan dan selanjutnya tentunya tergantung sepenuhnya kepada para

pelakunya, yang pasti bila kita menginginkan perubahan menurut Sekjen

Depnakertrans Tjepy F. Aloewie, menyampaikan empat syarat agar perubahan

bisa berhasil dilakukan, pertama keteladanan : kedua, pendidikan, pelatihan, dan

pembinaan : ketiga sitem yang kondusif : dan keempat senantiasa berdoa.

Untuk meningkatkan disiplin pegawai perlu terus menerus dilakukan

langkah-langkah strategis misalnya :

1. Untuk meranmgsang dan mengefektifkan kehadiran pegawai, maka perlu

memberikan tunjangan kompensasi (uang rangsang transport /

produktivitas)

2. Mengefektifkan pencatatan pegawai yang datang terlambat ataupun

pulang lebih awal

3. Memperhitungkan tingkat kehadiran pegawai dalam penilaian DP3

4. Meningkatkan peran Waskat disemua jajaran Eselon I s/d IV

D. Indikator-Indikator Rendahnya Disiplin Kerja

23

Page 24: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Faktor Sumber Daya Manusia (SDM), Pelaku (Birokrat) menjadi faktor

penentu selain sistem dan kebijakan yang telah di terbitkan. Banyak orang akan

mengatakan, pada akhirnya Sumber Daya Manusialah (SDM) yang menjalankan

sistem tersebut.

Banyak aspek dari keterpurukan birokrasi di Indonesia semuanya bermuara

pada sumber daya manusia (SDM). Indikasi rendahnya SDM setidaknya

tercermin dari tiga hal, yakni kesejahteraan, reward (pengharagaan) dan

punishment (sanksi).

Sistem gaji pegawai negeri sipil (PNS) seringkali diperdebatkan karena

saat ini khalayaknya mentasbiskan gaji sebagai penunjang prestasi kerjanya.

Penggajian belum tegas menimbang aspek tingkat pendidikan, prestasi,

produktivitas, dan kedisiplinan yang dituntut organisasi.

Pada tingkat struktural yang sama, pegawai dengan produktivitas tinggi

dan rajin dengan pegawai negeri sipil (PNS) yang malas dan tidak produktif

dipastikan akan mendapat gaji sama jika masa golongan, masa kerja dan ruang

pangkat yang sama. Bahkan untuk tunjangannyapun berbeda tipis.

Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai telah dilakukan pada

awal tahun 2006 ini dengan memberi tunjangan umum bagi pegawai negeri sipil

(PNS) yang tidak menerima tunjangan jabatan struktural maupun fungsional.

Dari nilai gaji yang sedemikian, dalam jangka waktu yang panjang dapat

menurunkan semangat, etos kerja dan disiplin kerja terhadap pekerja yang

produktif dan rajin. Budaya dan pola pikir memanfaatkan setiap kesempatan

melakukan tindakan yang tidak jujur, asal dilaksanakan denga hati-hati, tidak

terlalu besar danmencolok, serta dapat dipertanggungjawabkan bersama kepada

24

Page 25: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

pengawas sudah menjadi hal biasa terjadi dalam urusan birokrasi saat ini.

Pengukuran terhadap indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini

dinilai baik, kurang baik atau tidak baik atau tinggi, sedang, rendah didasarkan

pada hasil pengklarifikasian yang diukur dengan pedoman sebagai berikut.

1. Indikator penghargaan atas hasil kerja, diklarifikasikan :

a. Baik : Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin

pegawai semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-

peraturan yang berlaku.

b. Kurang Baik : Jika pemberian balas jasa dinilai kurang atau jarang

dilakukan terhadap karyawan maka disiplin kerja pegawai kurang baik

(tidak puas tentang apa yang didapatnya). Mereka juga akan kurang

menyadari dan mentaati peraturan-peraturan yang berlaku.

c. Tidak Baik : Apabila dari pimpinan kecamatan tidak pernah memberikan

penghargaan baik berupa ucapan terimakasih, benda, ataupun piagam

penghargaan atas hasil kerja perangkat desa.

2. Indikator pengarahan dan komunikasi yangg baik, diklraifikasikan :

a. Baik : Apabila pimpinan kecamatan sering memberikan arahan-arahan dan

mengadakn pertukaran informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan

tugas.

b. Kurang Baik : Apabila pimpinan kecamatan jarang memberikan arahan-

arahan dan jarang mengadakan pertukaran informasi yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugas

25

Page 26: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

c. Tidak Baik : Apabila pimpinan kecamatan jarang memberikan arahan-

arahan dan tidak mengadakan pertukaran informasi dengan pegawai

kecamatan.

3. Indikator pengawasan, diklarifikasikan :

a. Baik : Jika pimpinan kecamatan sering meninjau pelaksanaan kerja

pegawai kecamatan dan mengendalikan kegiatan tersebut pada pencapaian

tujuan.

b. Kurang Baik : Jika pimpinan kecamatan melakukan peninjauan terhadap

pelaksanakan kerja perangkat kecamatan, tetapi tidak mengendalikan

kegiatan tersebut pada pencapaian tujuan.

c. Tidak Baik : Jika pimpinan kecamatan jarang melakukan peninjauan

terhadap pelaksanaan kerja pegawai kecamatan dan tidak mengendalikan

kegiatan tersebut pada pencapaian tujuan.

4. Indikator hubungan antar pribadi, diklarifikasikan :

a. Baik : apabila pimpinan kecamatan dan antar sesama pegawai kecamatan

selalu berkoomunikasi dan berkerja sama untuk menunjang kelancaran

kerja.

b. Kurang Baik : Apabila pemimpin kecamatan dengan pegawai kecamatan

jarang berkomunikasi dan berkerjasama dalam melaksanakan tugas.

c. Tidak Baik : Apabila tidak tercipta hubungan antara pimpinan kecamatan

dengan pegawai kecamatan dan antara sesama pegawai kecamatan

sehingga tidak ada komunikasi dan kerjasama yang baik diantara pegawai.

5. Disiplin kerja, diklarifikasikan :

26

Page 27: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

a. Tinggi : apabila pegawai kecamatan dattang tepat waktu dan pulang pada

jam yang telah ditentukan dan telah menyelesaikan pekerjaan tepat pada

waktunya.\

b. Sedang : Apabila pegawai kecamatan datang dan pulang tepat pada waktu

tetapi tidak melaksanakan tugas sesuai dengan hasil yang diharapkan.

c. Rendah : Apabila pegawai kecamatan datang dan pulang tidak tepat waktu

dan tidak melaksanakan tugas sesuai denga hasil yang telah ditetapkan.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Kerja

Kedisiplinan adalh fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya

Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena

semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat

dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, maka akan sulit bagi organisasi mencapai

hasil yang optimal dan pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. 11

Dari kutipan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa disiplin yang baik

mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tuigas yang

diberikan kepadanya. Hal ini mendorong semangat kerja dan mendukung

terwujudnya tujuan organisasi. Pada dasarnya, untuk mempertahankan dan

memelihara diosiplin kerja yang baik merupakan hal yang sangat sulit, karena

sangat banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Berikut ini akan diuraikan pendapat beberapa pakar Manajemen Sumber

Daya Manusia (MSDM) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan

kerja pegawai.

11 Hasibuan, 2006, Manajemen Sumber daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

27

Page 28: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

1. Menurut Martoyo, Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan

kerja adalah lingkungan. Lingkungan bukan hanya bisa mempengaruhi

kedisiplinan karyawan, tetapi juga bisa menumbuhkan motivasi agar bisa

berkerja dengan baik.12

Faktor-faktor lingkungan terdiri dari

a. Pengaruh dari luar :

- Pendidikan

- Pengalaman Kerja

- Kesehatan

b. Pengaruh dari dalam organisai :

- Peraturan Organisasi

- Kepemimpinan

- Pergaulan sesama karyawan

- Kebosanan dan kelelahan

2. Sedangkan pakar lainnya, berpendapat bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kedisiplinan kerja dalam suatu organisasi yaitu :13

a. Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan turut mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan, tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal

serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa

tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan bersangkutan, agar

dia berkerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

12 Martoyo, Susilo.,1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi III

BPFE.Yogyakarta.

13 Hasibuan, Op,Cit, 200028

Page 29: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

b. Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan

karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh

bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, kedisiplinan,

baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan

pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahanpun akan ikut baik. Jika teladan

pemimpin kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahanpun kurang

berdisiplin.

c. Balas Jasa (Gaji dan Kesejahteraan)

Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan kerja karyawan, karena balas

jasa akanmemberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap

pekerjaanya. Dengan kecintaan karyawan terhadap pekerjaan, maka

disiplin kerja akan terlaksana. Semakin besar balas jasa, semakin baik

disiplin karyawan dan sebaliknya.

d. Keadilan

Keadilan ikut mendorong kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat

manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama

dengan manusia lainnya.

Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa

(pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan

karyawan yang baik. Mamajer yang cakap dalam memimpin selalu

berusaha bersikap adail kepada semua bawahannya. Dengan keadilan yang

baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus

29

Page 30: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

diterapkan denggan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplianan

karyawan baik pula.

e. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif

dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat

berarti atasan harusa aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap,

gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus

selalu ada/hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan

petunjuk. Jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam

mnyelesaikan pekerjaanya.

Waskat Efektif merangsang, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan

pengawasan dari atasannya.

f. Sanksi Hukum

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan

karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan

semakin takut melanggar peraturan-peraturan prusahaan, sikap, dan

perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Berat / ringannya sanksi

hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik / buruknya

kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus diterapkan berdasarkan

pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada

semua karyawan. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau

terlalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk

mengubah perilakunya.

g. Ketegasan

30

Page 31: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas,

bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai

dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani

bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner

akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahanya.

h. Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut

menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-

hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal terdiri dari direct single

relationship, direct group relationship,dan cross relationship hendaknya

harmonis. Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan

kemanusiaan yang serasi dan mengikat, vertikal maupun horizontal

diantara semua karyawan. Terciptanya human relationship yang serasi

akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini

akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi,

kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan

dalam organisasi tersebut baik.

F. Konsep Operasional

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka indikator penelitiannya

adalah:

1. Guru mengajar sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan

2. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

31

Page 32: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

3. Guru datang ke sekolah 15 menit sebelum bell masuk berbunyi.

4. Guru menguasai materi pelajaran.

5. Guru masuk ruang kelas sesuai dengan jam dan jadwal mengajar.

6. Guru melakukan tindakan kelas sebelum dimulainya pelajaran.

7. Guru berbicara lama di handphone (Hp) pada saat jam mengajar.

8. Guru memakai pakaian seragam ke sekolah sesuai hari-hari yang

ditetapkan.

9. Guru meninggalkan ruang kelas pada jam mengajar

10.Guru lebih senang memberikan catatan kepada anak dari pada

menerangkan materi pelajaran.

11.Guru absent di luar dari kententuan yang telah disepakati.

12.Guru mendapatkan teguran dari kepala Sekolah karena indisipliner.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

32

Page 33: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun

Purba Kab. Rohul dari bulan April 2011 – Mei 2011.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di SD Negeri 009

Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

2. Objek Penelitian

Yang dimaksud dengan objek penelitian adalah apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian.14 Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian

adalah Disiplin kerja guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba

Kab. Rohul.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek dalam penelitian. Menurut S.

Margono, populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. penelitian.15

Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SD Negeri 009 Bangun Purba

Kec.Bangun Purba Kab. Rohul . yang berjumlah 17 orang.

Jumlah sampel diambil berdasarkan pendapat Hadi yang menyatakan “

Jika populasi subyeknya kurang dari 100 lebih baik semua dijadikan sampel,

14Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, Cet ke-11, h-97

15 Hermawan Rasito. 1992, Pengantar Metodologi Penelitian,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, , h-49

33

Page 34: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

tetapi jika populasi lebih dari 100, maka sampel yang diambil minimal 10-25 %16.

Karena Populasinya sedikit, maka penulis tidak mengambil sampel.

Dengan demikian dapat di katakana penelitian ini dinamakan penelitian

populasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis

mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejhala psikis untuk kemudian

dilakukan pencatatan..17 Dengan observasi kita ingin mengetahui kebenaran

pandangan teoritis tentang masalah yang kita selidiki dalam hubungannya dengan

dunia kenyataan.

Adapun observasi peneliti lakukan di SD Negeri 009 Bangun Purba

Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

2. Angket

Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai

sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Angket bertujuan untuk

memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan memperoleh

informasi mengenai suatu masalah secara serentak.

Untuk itu angket akan diberikan kepada subjek penelitian yakni seluruh

guru yang di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

3. Wawancara

16 Hadi, Sutrisno, 1993, Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta17 S. Nasution. 2003, Metode Research (Penelitian ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, , Cet.

6, h. 107-108

34

Page 35: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara

langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Tujuan wawancara

ialah untuk mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah atau untuk

mempengaruhi pendapat responden.

Wawancara dalam penelitian ini akan penulis lakukan terhadap kepala

sekolah SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul.

E. Analisa Data

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan

pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga

menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi..

Menurut Sudjana dalam Ibrahim bila penelitian bertujuan untuk

mendapatkan gambaran sebagaimana adanya tentang suatu objek, maka teknik

analisa yang diperlukan cukup dengan persentase (%)18 untuk menganalisa data

yang dilakukan dengan deskriptif kulitatif dengan rumus:

P = F/N x100%

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah Sampel

18 Ibrahim, 1989, Penelitian dan Penilaian, Bandung: Sinar baru, Hal. 129

35

Page 36: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Untuk mengukur tinggi rendahnya pelaksanaan disiplin kerja guru di SD

Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul, digunakan rumus

Arikunto19 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Baik : 71 – 100%

b. Cukup : 41 – 70 %

c. Kurang : 0 – 40 %

F. Asumsi

Disiplin guru dalam melaksanakan tugas sangat diperlukan untuk

mencapai suatu profesionalisme kerja. Semakin baik pelaksanaan disiplin guru

maka akan semakin baik pula hasil yang dicapai dalam dunia pendidikan.

BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

19 Arikunto, Suharsimi. 1993, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, Hal. 21036

Page 37: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

1. Sejarah Berdirinya Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun

Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Hulu. Adapun di SD Negeri Bangun

Purba Desa Bangun Purba Timur ini berdiri pada Tahun 1982 dan beroperasi

tahun yang sama.

Pada awal berdirinya sekolah ini memiliki tujuan yang mulia yakni

mencerdasakan anak bangsa dengan keadaan dan fasilitas yang belum lah

memadai seperti sekarang ini. Namun perkembangan zaman dan teknologi

membuat sekolah ini mau tidak mau harus menyesuaikan dengan perkembangan

zaman dan teknologi. Untuk itu visi di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa

Bangun Purba Timur Kab. Rokan Hulu ini adalah terwujudnya lembaga

pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas

yang seimbang IMTEK dan IMTAQ nya sehingga dapat bersaing dalam

mengikuti perkembangan zaman.

Sedangkan misi SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur

adalah:

1. Meningkatkan mutu pendidikan berupa kenaikan nilai UAS dan selester

setiap tahun.

2. Mempersiapkanb kemampuan siswa untuk dapat melanjutkan kejenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

3. Memberikan ketrampilan dalam rangka menciptakan kecakapan siswa

untuk dapat memasuki sekolah lanjutan yang lebih bermutu.

4. Memotivasi terciptanya lingkungan sekolah yang bersih sehat, nyaman

dan indah.

37

Page 38: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

5. Menciptakan keselarasan belajar, berpikit, kreatip, berkperibadian dan

berakhlak mulia.

2. Keadaan Guru dan Murid

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, jumlah guru yang

bertugas di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun

Purba Kab. Rokan Hulu ini berjumlah 20 orang guru yang terdiri dari 1 orang

kepala sekolah, 9 orang PNS dan 1 orang guru tidak tetap (GTT), 3 orang guru

bantu, dan 6 orang guru komite.. Untuk lebih jelasnya tentang keadan guru dapat

dilihat pada table 4.1. berikut ini:

Tabel 4.1Keadaan Guru SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba

Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Tahun 2011

No Status GuruTingkat Pendidikan

JumlahSLTA DI D2 D3 SI S2 S3

1 Guru tetap 6 - 4 - - - - 102 Guru tidak tetap 1 - - - - - - 13 Guru bantu - - 2 - 1 - - 34 Guru komite 5 - 1 - - - - 6

Jumlah 12 - 7 - 1 - - 20Sumber: Data Sekunder, 2011

Tabel 4.2.Nama, Pangkat/golongan, Jabatan Guru SD Negeri 009 Bangun Purba Desa

Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Hulu Tahun 2011

N NAMA DAN NIP PANGKAT / GOL JABATAN

38

Page 39: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

O TMT

1 Syaharuddin SRG, A.Ma, PdPembina IV.a

KepalaSekolah

2 Hadimah Pembina IV.a Guru MTK

3 Derhan III.d Guru Agama

4 Raja kadri Pengatur Muda II.d Guru Kelas

5 Hamidah Pengatur Muda II.a Guru Kelas

6 Lashendri Pengatur Muda II.a Guru Sains

7 Lanna NST Pengatur Muda II.a Guru Kelas

8 Abdul Roni Pengatur Muda II.a Guru Kelas

9 Desma yanti Pengatur Muda II.b Guru Kelas

10 MarasaidPengatu Muda II.a

Guru B. Ing

11 Ahmad katubi Guru Kelas

12 Asni Harmila Guru Kelas

13 Rahma Nur Guru Agama

14 Ade Saputra Penjaskes

15 Susanti HSB Guru kelas

16 Sri Leni Susanti Guru IPS

17 Lidia Wati Guru PPKN

18 Irfan Efendi Penjaskes

19 Helmi Guru Kelas

20 Masrina Guru Kelas

Sumber: Data Sekunder, 2011

Sedangkan jumlah murid di SD tersebut pada saat di adakannya penelitian

berjumlah 254 orang dengan rincian perkembangan jumlah murid di SD Negeri

39

Page 40: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur dapat dilihat pada table 4.3 di

bawah ini:

Tabel 4.3.Jumlah murid SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur Kec.

Bangun Purba Kab. Rokan Hulu Dari Tahun 2007 – 2010Kelas Jumlah Siswa

2007/2008 2008/2009 2009/2010I 42 41 59II 43 41 40III 50 48 47IV 36 41 45V 36 33 36VI 33 38 27

Jumlah 240 242 254 Sumber: Data Sekunder, 2011

3. Sarana Dan Prasarana

a. Peralatan Sekolah

1. Jumlah Kelas : 8 Kelas

2. Kelas I-A,I-B, II-A, II-B, III-A,III-B, , IV-A,IV-B, V, VI

3. Ruang Majelis Guru : 1 Ruang

4. Gedung Pustaka : 1 Gedung

5. Ruang Kepala Sekolah : 1 Ruang

6. WC : 1 Buah

7. Meja Murid : 220 Buah

8. Kursi Murid : 260 Buah

9. Meja Kursi Guru : 7 Buah

10. Papan Tulis : 7 Buah

11. Kursi Tamu : 1 Buah

12. Sound Sistem : 1 Buah

13. Bendera Merah Putih : 5Buah

14. Radio Tape : 1 Buah

40

Page 41: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

b. Perlengkapan Sekolah

1. Bangku/Meja Murid : 254 bh

Untuk 1 Murid : 100 bh

Untuk 2 Murid : 170 bh

2. Almari/Buku Perpustakaan : 1 bh

3. Almari Prakarya :- bh

4. Rak Buku : - bh

5. Filling Kabinet : 1 bh

6. Meja Kursi Kepala SD : 1 bh

7. Meja Kursi Guru : 7 bh

8. Papan Tulis : 7 bh

9. Kursi Tamu : 1 bh

10. Jam Dinding : 5 bh

11. Lonceng : 1 bh

12. Sound System :- bh

13. Radio Tape : 1 bh

14. Bendera Merah Putih : 5 bh

15. Mesin Tulis : 2 bh

16. Tiang Bendera Besi / Kayu : 1bh

3. Alat Pelajaran

1. IPA (KIT IPA) : 2 set

2. IPS : 8 set

3. Bahasa : 4 set

4. Matematika :6 set

41

Page 42: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

5. Torso Manusia : - set

6. Gambar Presiden : 6 bh/lembar

7. Gambar Wakil Presiden : 6 bh/lembar

8. Lambang Negara : 1 bh/lembar

9. Peta Dinding Indonesia : 1 bh/lembar

10.Peta Dinding Riau : 1 bh/lembar

11.Teks Pancasila : 1 bh/lembar

12.Teks Sumpah Pemuda : 1 bh/lembar

13.Alat Senam Artistik : 1 set

14. Alat Senam Artistik : - lembar

15. Alat Bantu Suara : - bh

4. Kurikulum

Kurikulum yang dipakai di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun

Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Hulu sama halnya dengan

kurikulum yang dipakai oleh SDN Lainnya yaitu dengan menggunakan KTSP.

B. Penyajian Data

Data penelitian tentang kedisiplinan guru, peneliti dapatkan melalui angket

yang diberikan kepada seluruh guru SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun

Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Hulu yang berjumlah 18 orang.

Selain itu peneliti juga memperoleh data melalui wawancara dan observasi.

Wawancara peneliti lakukan kepada kepala sekolah SD Negeri 009

Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Hulu

untuk mendapatkan data mengenai factor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan

42

Page 43: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

guru di SD tersebut..Sedangkan observasi peneliti lakukan dengan melakukan

pengamatan selawa waktu yang dibutuhkan dalam mengumpulkan data.

Dalam angket yang diberikan kepada responden ada 12 pertanyaan yang

diajukan yaitu Guru mengajar sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan, Guru

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Guru datang ke sekolah 15 menit

sebelum bell masuk berbunyi, Guru datang ke sekolah tepat waktu, Guru masuk

ruang kelas sesuai dengan jam dan jadwal mengajar, Guru melakukan tindakan

kelas sebelum dimulainya pelajaran, Guru berbicara lama di handphone (Hp) pada

saat jam mengajar, Guru memakai pakaian seragam ke sekolah sesuai hari-hari

yang ditetapkan, Guru meninggalkan ruang kelas pada jam mengajar, Guru lebih

senang memberikan catatan kepada anak dari pada menerangkan materi pelajaran,

Guru absent di luar dari kententuan yang telah disepakati, Guru mendapatkan

teguran dari kepala Sekolah karena indisipliner.

Dari pertanyaan tersebut diberi pilihan jawaban kepada responden untuk

memudahkan responden dalam mengisi jawaban dari angket tersebut. Untuk

memudahkan analisa hasil data tersebut, maka setiap item dibuat tabulasi yang

merupakan proses merubah data instrumen pengumpulan data (angket) menjadi

tabel – tabel angka (persentasi). Untuk lebih jelasnya aspek – aspek tersebut dapat

dilihat pada tabel – tabel berikut ini:

Tabel 4.4Apakah Guru mengajar sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan?

43

Page 44: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sesuai 5 29,412 Kadang-kadang 12 70,593 Tidak sesuai 0 0,00

Jumlah 17 100,00% Sumber: Hasi Pengolahan Data, 2011

Kurikulum merupakan variabel pendidikan yang menjadi salah satu factor

dominan terjadinya proses pembelajaran. kurikulum adalah seperangkat rencana

atau suatu cita-cita dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan ajar yang

menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dan proses pencapaian tujuan

pendidikan atau sekolah yang diaktualisasikan di kelas maupun di luar kelas

sebagai pengalaman murid.. Kedisiplinan tidak saja berkenaan dengan sikap

seorang guru tetapi juga berkenaan dengan profesionalisme guru. Sebagai wujud

dari kedisiplinan maka penulis perlu melihat apakah guru mengajar sesuai dengan

kurikulum yang ditetapkan.

Dari table 4.4 di atas, dapat di jelaskan pernyataan guru tentang guru

mengajar sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengolahan

data sebesar 29,41 % atau sebanyak 5 orang guru di SD Negeri 009 Bangun Purba

Desa Bangun Purba Timur mengajar sesuai dengan kurikulum dalam kegiatan

mengajar, dan 70,59 % (12 orang) responden memberikan pernyataan bahwasanya

mereka kadang-kadang saja mengajar berdasarkan kurikulum.

Tabel 4.5Apakah Guru sering membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?

44

Page 45: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sering 4 23,532 Kadang-kadang 11 64,713 Tidak Pernah 2 11,76

Jumlah 17 100,00% Sumber: Hasil pengolahan Data, 2011

Dari table 4.5 di atas, dapat di jelaskan pernyataan guru tentang

kedisiplinan guru dalam membuat RPP. Berdasarkan hasil pengolah data jawaban

responden adalah sebesar 23,35 % guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa

Bangun Purba Timur sering mengembangkan kurikulum dengan membuat RPP.

Sedangkan 64,71% guru kadang-kadang saja membuat RPP tersebut. Namun ada

juga beberapa orang guru yang mengajar tidak pernah menggunakan RPP dengan

persentasenya 11,76%.

Tabel 4.6.Apakah kedatangan guru ke sekolah 15 menit sebelum bell masuk

berbunyi?

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sebelum waktu 3 17,652 Tepat waktu 9 52,943 Terlambat 5 29,41

Jumlah 17 100,00% Sumber : Hasil pengolah Data, 2011

Kedisiplinan selalu berhubungan dengan sikap guru dalam menghargai

waktu dan ini termasuk dalam kompetensi kepribadian guru yang harus dimiliki

seorang guru. Untuk pernyataan apakah kedatangan guru ke sekolah 15 menit

sebelum bell berbunyi?. Terdapat berbagai variasi jawaban responden terhadap

pernyataan ini, dimana Tabel 4.6 menjelaskan sebesar 52, 94 % responden

menyatakan tepat waktu datang ke sekolah sedangkan 17,65 % guru di SD Negeri

009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur datang sebelum waktu bell

berbunyi Dan karena berbagai alasan seperti lokasi rumah yang jauh, mengantar

45

Page 46: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

anak kesekolah terlebih dahulu, dan ada juga guru yang memanfaatkan waktu pagi

untuk menyadap karet terlebih dahulu sehingga sebagian guru terlambat datang

dengan besar persentase jawabannya adalah 29,41 %.

Tabel 4.7.Apakah Guru menguasai materi pelajaran?

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Menguasai 2 11,752 Kadang-kadang 14 82,353 Tidak Menguasai 1 5,89

Jumlah 17 100,00% Sumber : Hasil pengolahan Data, 2011

Lebih lanjut penulis memberikan pernyataan apakah guru menguasai

materi pelajaran?. Untuk jawaban pertanyaan pada table 4.7. responden memilih

pernyataan sebanyak 82,35 % kadang-kadang menguasai materi pelajaran artinya

sebagian guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur dalam

mengajar terkadang mereka kurang manguasai materi, namun sebagian guru ada

juga yang menguasai materi pelajaran dengan banyaknya pesentase jawaban

adalah 11,75 % serta 5,89 % adalah untuk guru yang mengajar tidak menguasai

materi pelajaran.

Tabel 4.8Apakah Guru masuk ruang kelas sesuai dengan jam dan jadwal mengajar?

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sesuai 5 29,412 Kadang-kadang 11 64,713 Tidak sesuai 1 5,89

Jumlah 17 100,00% Sumber: Hasil pengolahan Data Primer, 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.8 di atas sebesar 64,71 %

guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur kadang-kadang

masuk ruang kelas kurang sesuai dengan jam dan jadwal mengajar yang telah

46

Page 47: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

ditetapkan. Namun ada juga guru yang benar-benar menerapkan disiplin dengan

masuk ke kelas sesuai jaawal mengajar yakni 5 orang responden (29.41 %).

Sedangkan 1 (5,89%) orang responden menjawab option tidak pernah sesuai atau

tepat waktu masuk ke kelas untuk mengajar.

Tabel 4.9.Apakah Guru melakukan tindakan kelas sebelum dimulainya pelajaran?

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sering 5 29,412 Kadang-kadang 10 58,823 Tidak Pernah 2 11,76

Jumlah 17 100,00% Sumber : Hasil pengolahan Data primer, 2011

Seorang guru dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan tujuan untuk

menciptakan sistiasi dan kondisi belajar yang optimal. Tindakan kelas merupakan

bagian dari ketrampilan seorang guru dalam pengelolaan kelas. Dari table 4.9

dapat dijelaskan sebesar 58,82 % responden sebelum mengajar kadang-kadang

terlebih dahulu melakukan tindakan kelas seperti membaca doa dan mentertibkan

murid untuk tidak membuat keributan. Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba

Desa Bangun Purba Timur yang sering melakukan tindakan kelas adalah 5 orang

responden (29.41 %). Sedangkan 2 orang responden menjawab tidak pernah

melakukan tidakan kelas sebelum memulai pelajaran dengan tingkat jawaban

respondennya sebesar 11,76%,

47

Page 48: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Tabel 4.10Apakah Guru berbicara lama di handphone (Hp) pada saat jam mengajar?

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sering 4 23,532 Kadang-kadang 5 29,413 Tidak Pernah 8 47,06

Jumlah 17 100,00% Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2011

Kemajuan teknologi tidak selamanya membawa dampak positif, banyak

kasus dijumpai hanphone memberikan pengaruh terhadap aktivitas kerja

seseorang. Pemakaian Handphone menjadi perhatian peneliti dengan alasan Hp

dapat menyebabkan guru lalai dalam melaksanakan tugasnya. Pernyataan yang

diberikan kepada responden adalah apakah guru berbicara lama di Hp pada sat

jam mengajar?. Dari jawaban responden pada table 4.10 didapatkan sebanyak 4

(23,53%) responden memberikan pernyataan mereka seringberbicara lama di Hp

pada saat mengajar, sebagian guru memberikan option kadang-kadang saja

berbicara lama di Hp dengan persentase jawaban responden sebesar 29,41% dan

sebesar 47,06 % guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur

tidak pernah berbicara lama di Hp pada saat mengajar.

Tabel 4.11Apakah Guru memakai pakaian seragam ke sekolah

sesuai hari-hari yang ditetapkan?

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sesuai 8 47,062 Kadang-kadang 8 47,063 Tidak Sesuai 1 5,89

Jumlah 17 100,00% Sumber: Hasil pengolahan Data primer, 2011

Berpakaian rapi dan sopan bagi seorang guru termasuk kedalam

kompetensi kepribadian karena etika berpakaian seorang guru akan memberikan

contoh teladan bagi peserta didiknya. Kaitanya dengan disiplin adalah kepatuhan

48

Page 49: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

seorang guru terhadap keputusan atau ketentuan pemakaian seragam yang telah

disepakati bersama di sekolah. Berdasarkan table 4.11 option pernyataan yang

diberikan oleh responden adalah 47, 06 % guru di SD Negeri 009 Bangun Purba

Desa Bangun Purba Timur mematuhi peraturan sekolah dengan berpakaian

seragam sesuai yang ditetapkan pihak sekolah. Namun ada juga guru yang

sifatnya kadang-kadang saja memakai pakai seragam sesuai dengan peraturan

sekolah karena hari yang seharusnya berpakaian seragam ternyata masih ada

sebagian guru yang tidak mematuhi peraturan sekolah tersebut dengan tingkat

persentasenya 47,06 % sedangkan yang tidak pernah berpakaian seragam sesuai

dengan peraturan sekolah sebesar 5,89% atau 1 orang guru.

Tabel 4.12Apakah Guru sering meninggalkan ruang kelas pada jam mengajar?

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sering 4 23,532 Kadang-kadang 6 35,293 Tidak pernah 7 41,18

Jumlah 17 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2011

Apakah guru meninggalkan ruang kelas pada jam mengajar?. Salah satu

masalah indisipliner guru adalah meninggalkan ruang kelas pada saat jam

mengajar?. Berdasarkan table 4.12 didapatkan hasil pengolahan datanya sebanyak

23,53 % (4 orang) guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba

Timur sering meninggalkan kelas pada saat jam mengajar, kemudian 35,29%

jawaban responden di kategorikan kadang-kadang saja guru meninggalkan ruang

kelas pada saat jam mengajar dikaernakan berbagai alasan, serta 41,18 % guru

mengatakan tidak pernah meninggalkan ruang kelas pada saat jam mengajar.

49

Page 50: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Tabel 4.13Apakah Guru lebih sering memberikan catatan kepada anak dari pada

menerangkan materi pelajaran

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sering 5 29,412 Kadang-kadang 5 29,413 Tidak Pernah 7 41,18

Jumlah 17 100,00% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2011

Pada tabel 4.13 tentang kedisiplinan guru di SD Negeri 009 Bangun Purba

juga mencakup apakah guru lebih senang memberikan catatan kepada anak

daripada menerangkan materi pelajaran? Sebagian guru menyatakan selalu

memberikan catatan kepada peserta didik dengan tingkat jawaban responden

29,41% atau sebanyak 5 orang responden, sedangkan guru yang menjawab

kadang-kadang juga 29,41% dan 41,18% guru tidak pernah memberikan catatan

kepada siswa.

Tabel 4.14Apakah Guru absent di luar dari kententuan yang telah disepakati?

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Sering 2 11,752 Kadang-kadang 8 47,063 Tidak Pernah 7 41,18

Jumlah 17 100,00% Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2011

Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana tingkat kedisiplinan guru di

SD Negeri 009 Bangun Purba, patut diketahui tentang absensi atau tingkat

kehadiran guru di sekolah dengan bentuk pernyataan apakah guru mempunyai

absen di luar batas ketentuan? Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 2 orang guru

dengan tingkat persentase 11,75% sering absen tanpa memberikan kabar kepada

guru piket, kemudian sebesar 47,06 % memberikan gambaran tentang kehadiran

50

Page 51: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

guru yang kadang-kadang juga pernah absen, sedangkan responden yang

menyatakan mereka tidak pernah absen dalam aktivitas mengajar sebesar 41,18%.

Tabel 4.15Apakah Guru mendapatkan teguran dari kepala Sekolah karena

indisipliner?

No Hasil Observasi Frekuensi Persentasi( %)1 Mendapatkan teguran 5 29,412 Kadang-kadang 5 29,413 Tidak pernah 7 41,18

Jumlah 17 100,00% Sumber: Hasil pengolahan Data primer, 2011

Tindak lanjut dari indisipliner adalah teguran dari kepala sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian guru yang pernah mendapatkan teguran dari kepala

sekolah sebesar 29,41 % atau 5 orang guru, sedangkan guru yang terkadang

mendapatkan teguran dari kepala sekolah karena melakukan indispliner sebesar

29,41%, sedangkan tidak pernah ditegur kepala sekolah sebesar 41,18% atau

masing-masing 7orang.

C. Analisa Data

1. Hasil penelitian

Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati,

menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang

tertulis maupun peraturan yang tidak tertulis serta ssanggup menjalankannya dan

tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan

wewenang yang diberikan kepadanya. Ini berarti disiplin adalah ketaatan terhadap

aturan-aturan yang berlaku pada saat sekarang ini.

Untuk itu, guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya hendaknya

guru tidak hanya sekedar mengejar penghasilan, akan tetapi juga merupakan

51

Page 52: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

sarana untuk mengembangkan diri dan berbakti. Guru merupakan komponen yang

paling sentral dalam mewarisan kepribadian. Guru adalah sumber ilmu

pengetahuan, dari jerih payah seorang guru kita menitipkan generasi bangsa untuk

melanjutkan perjalanan menuju cita-cita bangsa kita, agar mampu bersaing

dengan negara-negara maju di dunia. Guru dalam kontek pendidikan berada di

barisan depan dan sangat strategis menanamkan nilai-nilai positif melalui

bimbingan dan keteladanan.

Berdasarkan hasil penelitian yang penuilis lakukan terhadap 17 orang

responden dengan cara menyebarkan angket dan melakukan observasi di SD

Negeri 009 Bangun Purba di dapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan

penelitian yakni untuk mengetahui kedisiplinan guru di SD tersebut dan juga

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru di SD

Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab.

Rokan Hulu. Teknik analisa dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan

persentase (%).

Teknik analisa yang diperlukan cukup dengan persentase (%)20dengan

rumus:

P = F/N x100%

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah Sampel

20 Ibrahim, 1989, Penelitian dan Penilaian, Bandung: Sinar baru, Hal. 129

52

Page 53: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Untuk mengukur tinggi rendahnya pelaksanaan disiplin kerja guru di SD

Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul, digunakan rumus

Arikunto21 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Baik = 71 – 100 %

b. Cukup = 41 - 70 %

c. Kurang = 0 – 40 %

Dengan kategori pilihan:

A. Sering = 3

B. Kadang-kadang = 2

C. Tidak Pernah = 1

Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian tentang kedisiplinan guru di SD

Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab.

Rokan Hulu dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16

21 Arikunto, Suharsimi. 1993, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, Hal. 21053

Page 54: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Rekapitulasi Hasil Observasi keseluruhan tantang Disiplin guru SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur

Aspek yang di amati

Rekapitulasi KuisionerJumlah

A B CF P F P F P N P

1 5 29,41 12 70,59 0 0,00 17 100,00

2 4 23,53 11 64,71 2 11,76 17 100,00

3 3 17,65 9 52,94 5 29,41 17 100,00

4 2 11,76 14 82,35 1 5,89 17 100,00

5 5 29,41 11 64,71 1 5,89 17 100,00

6 5 29,41 10 58,82 2 11,76 17 100,00

7 4 23,53 5 29,41 8 47,06 17 100,00

8 8 47,06 8 47,06 1 5,89 17 100,00

9 4 23,53 6 35,29 7 41,18 17 100,00

10 5 29,41 5 29,41 7 41,18 17 100,00

11 2 17,76 8 47,06 7 41,18 17 100,00

12 5 29,41 5 29,41 7 41,18 17 100,00

Jumlah 52 25,49 104 50,98 48 23,53 204 100,00

Sumber: Data primer, 2011

Dengan menggunakan rumus persentase, maka di dapatkan hasil

persentasenya sebagai berikut:

A. Baik : 52/204 x 100% = 25,49%

B. Cukup ; 104/204 x 100% = 50,98%

C. Kurang : 48/204 x 100% = 23,53%

Berdasarkan rekapitulasi observasi keseluruhan pada tabel 4.16 di atas

dapat di jelaskan bahwasanya kedisiplinan guru SD Negeri 009 Bangun Purba

Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Hulu secara

54

Page 55: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

keseluruhan dari 17 responden memberikan pernyataan bahwasanya sebesar 25,49

% guru melaksanakan disiplin sekolah dengan baik sedangkan sebesar 50,98%

guru lainnya cukup baik menjalankan dan mematuhi disiplin sekolah, mesikupun

selebihnya ada juga sebagian guru yang kurang baik dalam melaksanakan disiplin

tersebut dengan tingkat persentasenya 23,53%.

Dengan demikian diperoleh hasil persentase keseluruhannya adalah

sebagai berikut:

A. 52 x 3 = 156

B. 104 x 2 = 208

C. 48 x 1 = 48

Jumlah= 402

Maka sesuai dengan teknik analisa datanya yang memakai rumus

persentase, diperoleh hasil keseluruhannya adalah

P= f/N x 100%

P = 402/( 204 x 3) x 100%

P = 40200/ 612 = 65,69%

P = 65,69 %

Dengan demikian Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan disiplin guru

di SD Negeri 009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba

Kab. Rokan Hulu di kategorikan cukup dengan perolehan persentasenya 65,69% .

Kesimpulan analisa penelitian ini adalah para guru SD Negeri 009 Bangun Purba

Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Hulu telah cukup baik

melaksanakan disiplin yang telah menjadi peraturan sekolah.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kedisiplinan Guru

55

Page 56: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

Dari hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan didapatkan

factor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan di SD Negeri 009 Bangun Purba

Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Hulu adalah:

a. Faktor Tempat tinggal dimana sebagian guru bertempat tinggal jauh dari lokasi

sekolah.

b. Faktor penghasilan yakni tidak semua guru yang berstatus pegawai negeri

sehingga untuk menambah pengahasilan, sebahagian guru ada yang bekerja

sambilan di pagi hari yakni menyadap getah kemudian baru pergi ke sekolah.

c. Faktor pendidikan maksudnya adalah tidak semua guru tamatan perguruan

tinggi sehingga beberapa orang guru belum mampu mengembangkan

kurikulum ataupun cara membuat RPP.

d. Faktor kurangnya pengawasan sehingga guru-guru sehingga guru merasa

nyaman untuk melakukan tindakan indisipliner.

BAB V

56

Page 57: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

PENUTUP

D. Kesimpulan

1. Berdasarkan rekapitulasi observasi keseluruhan pada tabel 4.16 di atas

dapat di jelaskan bahwasanya kedisiplinan guru SD Negeri 009 Bangun

Purba Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan Hulu

secara keseluruhan dari 17 responden memberikan pernyataan bahwasanya

sebesar 25,49 % guru melaksanakan disiplin sekolah dengan baik

sedangkan sebesar 50,98% guru lainnya cukup baik menjalankan dan

mematuhi disiplin sekolah, mesikupun selebihnya ada juga sebagian guru

yang kurang baik dalam melaksanakan disiplin tersebut dengan tingkat

persentasenya 23,53%. Secara keseluruhan dari persentase tersebut di

peroleh hasil penelitian tentang pelaksanaan disiplin guru di SD Negeri

009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab.

Rokan Hulu di kategorikan cukup dengan perolehan persentasenya

65,69%. Kesimpulan analisa penelitian ini adalah para guru SD Negeri

009 Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab.

Rokan Hulu telah cukup baik melaksanakan disiplin yang telah menjadi

peraturan sekolah.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru di SD Negeri 009

Bangun Purba Desa Bangun Purba Timur Kec. Bangun Purba Kab. Rokan

Hulu adalah faktor tempat tinggal guru yang jauh, faktor rendahnya

penghasilan guru, faktor pendidikan dan faktor kurangnya pengawasan

dari kepala sekolah.

57

Page 58: Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

E. Saran

1. Kedisiplinan akan tercipta apabila guru menanamkan motivasi yang tinggi

untuk melaksanakan segala peraturan kependidikan dan peraturan- peraturan

yang telah di sepakati disekolah. Oleh karena itu diharapkan supaya guru

lebih meningkatkan kedisiplinannya dalam rangka memajukan kepentingan

pendidikan bangsa.

2. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kedisiplian guru tersebut di

harapkan dapat di atasi dengan cara adanya kerjasama antara kepala sekolah

dan guru dalam bersama-sama melaksanakan kedisiplinan tersebut.

3. Untuk pihak pemerintah dan sekolah ataupun yayasan supaya lebih dapat

memperhatikan tingkat kesejahteraan guru dengan cara meningkatkan

penghasilan para guru.

58