Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

17
1 PENDAHULUAN Memiliki kulit kering dapat mengurangi kepercayaan diri dan mengganggu penampilan, sehingga merupakan problem bagi wanita maupun pria. Beberapa hal yang dapat menyebabkan kulit kering adalah cuaca, kekurangan nutrisi, usia, genetik, dan sinar UV (Lastri,2012). Secara alamiah, kulit berusaha melindungi diri dari kehilangan air, dengan adanya lapisan lemak di atas kulit sebagai lapisan pelindung yang disebut mantel asam. Namun demikian faktor perlindungan alamiah tersebut tidak mencukupi dalam kondisi tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan untuk mencegah kulit kekeringan yaitu dengan memberikan kosmetika pelembab kulit (Agnessya, 2008). Tidak dapat disangkal lagi bahwa produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir hingga saat meninggalkan dunia ini. Produk- produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan diseluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki (Tranggono, 2007). Tujuan utama penggunaan kosmetik adalah untuk mendapatkan kulit yang sehat, wajah yang cantik, penampilan pribadi yang baik dan kepercayaan pada diri sendiri (Achyar, 1986). Salah satu kosmetik yang sering digunakan baik pria maupun wanita adalah lotion. Lotion merupakan salah satu sediaan kosmetik golongan emolien (pelembut) yang mengandung air lebih banyak (Mahaparadipa,2012). Fungsi dari lotion adalah untuk mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan, mencegah kehilangan air. Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet. Proses pembuatan lotion dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan - bahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Setyaningsih (2007) dalam Mahaparadipa,2012). Buah mangga termasuk salah satu jenis buah-buahan penting yang memiliki nilai ekonomis tinggi di Indonesia. Salah satu jenis mangga yang banyak disukai adalah mangga Arumanis karena rasanya sangat manis. Pada umumnya mangga hanya dimanfaatkan bagian daging buahnya, biji dan kulitnya dibuang begitu saja, padahal masih ada manfaat yang dapat diambil dari limbah buah mangga tersebut. Seperti layaknya biji tumbuhan yang

Transcript of Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

Page 1: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

1

PENDAHULUAN

Memiliki kulit kering dapat mengurangi kepercayaan diri dan mengganggu

penampilan, sehingga merupakan problem bagi wanita maupun pria. Beberapa hal yang

dapat menyebabkan kulit kering adalah cuaca, kekurangan nutrisi, usia, genetik, dan sinar

UV (Lastri,2012). Secara alamiah, kulit berusaha melindungi diri dari kehilangan air,

dengan adanya lapisan lemak di atas kulit sebagai lapisan pelindung yang disebut mantel

asam. Namun demikian faktor perlindungan alamiah tersebut tidak mencukupi dalam

kondisi tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan untuk mencegah kulit

kekeringan yaitu dengan memberikan kosmetika pelembab kulit (Agnessya, 2008).

Tidak dapat disangkal lagi bahwa produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia,

baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir hingga saat meninggalkan dunia ini. Produk-

produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan diseluruh tubuh, mulai dari rambut

sampai ujung kaki (Tranggono, 2007). Tujuan utama penggunaan kosmetik adalah untuk

mendapatkan kulit yang sehat, wajah yang cantik, penampilan pribadi yang baik dan

kepercayaan pada diri sendiri (Achyar, 1986). Salah satu kosmetik yang sering digunakan

baik pria maupun wanita adalah lotion.

Lotion merupakan salah satu sediaan kosmetik golongan emolien (pelembut) yang

mengandung air lebih banyak (Mahaparadipa,2012). Fungsi dari lotion adalah

untuk mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan, mencegah

kehilangan air. Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi,

bahan pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet. Proses pembuatan

lotion dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air pada

bahan - bahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan

(Setyaningsih (2007) dalam Mahaparadipa,2012).

Buah mangga termasuk salah satu jenis buah-buahan penting yang memiliki nilai

ekonomis tinggi di Indonesia. Salah satu jenis mangga yang banyak disukai adalah mangga

Arumanis karena rasanya sangat manis. Pada umumnya mangga hanya dimanfaatkan

bagian daging buahnya, biji dan kulitnya dibuang begitu saja, padahal masih ada manfaat

yang dapat diambil dari limbah buah mangga tersebut. Seperti layaknya biji tumbuhan yang

Page 2: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

2

lain, biji mangga juga mengandung lemak. Augustin (1987) melaporkan bahwa biji mangga

Arumanis mengandung asam palmitat (6,9-7,3%), asam stearat (44,3-44,4%), asam oleat

(38,9-42,1%), dan asam linoleat (4,5-7,4%).

Asam palmitat bermanfaat dalam memerangi kanker kulit (Julie, 2011). Asam

stearat sering dimanfaatkan pada pembuatan kosmetik sebagai bahan pengental dan

pelembab, sedangkan asam oleat dan asam linoleat berfungsi untuk membantu

mempertahankan kesehatan kulit terutama mencegah terjadinya peradangan kulit

(Desnelli,2007). Penggunaan minyak biji mangga sebagai pensubstitusi bahan kimia dalam

pembuatan skin lotion dapat mendukung penggunaan kembali bahan-bahan alami untuk

perawatan kulit sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk lotion karena

lebih aman untuk digunakan konsumen. Selain itu juga memenuhi kebutuhan pasar akan

kosmetika alami.

TUJUAN

1. Mengidentifikasi senyawa penyusun minyak biji mangga.

2. Menentukan jumlah penambahan minyak biji mangga yang ideal dalam formula lotion.

3. Memperoleh data fisika kimia biologis lotion minyak biji mangga yang ditinjau dari :

homogenitas, pH,Viskositas, Penyusutan Bobot, dan Total Mikroba.

METODE PENELITIAN

Bahan dan Piranti

Bahan yang digunakan adalah biji mangga Aromanis diperoleh dari Pasar buah

Salatiga, n-Heksan (standart teknis), cerra alba, cethyl alkohol, asam stearat, lanolin,

paraffin wax, propil paraben, metyl paraben, minyak sayur, glycerin, Na2EDTA, aquades,

olive oil , Triethanolamin (TEA), PCA. Drying cabinet, soxhlet,rotary evaporator (Buchi

R-114 ), Kromatografi Gas Spektrofotometer Massa Shimadzu QP2010S , pH meter

(Hanna HI 9812), Viskometer buatan sendiri, neraca (Ohaus TAJ602), plastik mika, oven,

inkubator (Binder,BD 53), Autoclave (Tomy Seiko,SS-240).

Page 3: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

3

Metode

Preparasi Minyak

Biji mangga dipotong kecil-kecil, kemudian dikeringkan dengan cabinet drying

selama 6 jam. 100 g biji mangga yang sudah kering, diekstrak menggunakan soxhlet

dengan 400 ml n-heksan. Sampel diekstraksi hingga bening ± 51 jam, kemudian pelarut

diuapkan dengan rotary evaporator. Sampel minyak dimasukkan ke dalam botol sampel

kering, ditutup rapat dan disimpan dalam almari es.

Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Biji Mangga

Identifikasi senyawa penyusun minyak biji mangga dianalisa menggunakan

Kromatografi Gas Spektrofotometer Massa Shimadzu QP2010S, di Laboratorium Kimia

Organik, Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan kondisi operasional:

Kolom : EGILENT J&W DB-5

Panjang : 30 meter x 0,25 mm

Gas Pembawa : Helium

Gradien Suhu : 70oC selama 5 menit dan 10

oC/menit sampai 300

oC

Pengionan : Electron Impact (EI)

Pembuatan Lotion (Andriana,2004 yang dimodifikasi)

Sebanyak 1,2 g cerra alba, 1 g cetyl alkohol, 2 g asam stearat, 0,5 g lanolin, 1 g

paraffin wax, 0,1 g propil paraben, 0,1 g metyl paraben, serta minyak sayur dan minyak biji

mangga (dengan perlakuan 0%,1,5%,3%,4,5%) dimasukkan ke dalam beaker A (fase

minyak). 2 ml glycerin, 0,1 g Na2EDTA dan 81 ml akuades dimasukkan ke dalam beaker B

(fase air). Kemudian beaker A dan B masing-masing dipanaskan pada suhu 75˚C sambil di

aduk. 1 ml olive oil ditambahkan ke dalam campuran beaker A, kemudian di tuang dalam

wadah yang lebih besar. Kemudian campuran B dituang ke dalam wadah sambil terus di

aduk. Terakhir 2 ml TEA dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam beaker sambil diaduk.

Campuran diaduk pelan-pelan hingga suhu turun sampai 30˚C, kemudian ditambah parfum

secukupnya.

Page 4: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

4

Uji pH (Andriana, 2004)

1 gram lotion dilarutkan dalam 9 gram air, kemudian diukur pHnya dengan

menggunakan pH meter.

Uji Viskositas (Raddi, 2012 yang dimodifikasi)

Viskometer dirangkai, kemudian diisi sampel lotion kontrol. Selanjutnya bola besi

dimasukkan dalam pipa kapiler dan disinari lampu. Ketika bola besi jatuh sampai

permukaan pipa kapiler di catat waktu akhirnya, kemudian dihitung nilai konstantanya.

Sampel lotion yang akan diukur sebanyak 20 ml, kemudian dicatat waktu tetes terakhir.

Dihitung nilai viskositasnya dalam centipoise (cp).

Uji Penyusutan Berat (Suryani et al. (2000) dalam Agnessya, 2008)

Sampel dioleskan secara merata di atas plastik (kedap air) yang sudah diketahui

berat awalnya, kemudian ditimbang untuk mengetahui berat awal. Sampel dibiarkan di

udara terbuka kemudian dilakukan penimbangan lagi setelah 5 jam.

Total Mikroba (Fardiaz, 1992 yang dimodifikasi)

Disiapkan 6 gelas beaker steril, masing-masing gelas beaker diisi 1 gram lotion dari

formulasi penambahan minyak biji mangga 0%, 1,5%, 3%, 4,5% dan merk “x”. Masing-

masing ditambah 19 g akuades steril, 0,1 g TEA, dilarutkan sampai homogen. Setiap gelas

beaker dipipetkan 1 ml kedalam cawan petri (triplo). Kedalam cawan petri dituang 15 ml

media PCA. Cawan petri digoyang sampai suspensi tersebar merata. Setelah media

memadat, cawan petri diinkubasi pada suhu 35-37oC selama 24 jam dengan posisi terbalik.

Diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh.

Uji Sensori (Carpenter et al. (2000) dalam Agnessya, 2008)

Uji sensori pada penelitian ini menggunakan uji penerimaan atau uji hedonik yang

bertujuan untuk mengevaluasi daya terima panelis terhadap produk yang dihasilkan. Skala

hedonik yang dihasilkan berkisar 1-9, dimana: (1) amat sangat tidak suka, (2) sangat tidak

Page 5: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

5

suka, (3) tidak suka, (4) agak tidak suka, (5) normal, (6) agak suka, (7) suka, (8) sangat

suka, (9) amat sangat suka. Parameternya meliputi warna, kenampakan, kekentalan,

homogenitas, kesan lembab, rasa lengket. Uji sensori yang dilakukan menggunakan panelis

sebanyak 30 orang dari mahasiswa UKSW.

Uji Alergi (Pengamatan tambahan)

Sampel lotion dengan penambahan minyak biji mangga 4,5% dioleskan merata pada

kulit yang sensitif (lekuk siku tangan) kemudian didiamkan dan diamati pada jam ke 30

menit, 60 menit, 120 menit, 180 menit. Jika tidak ada efek kemerahan atau gatal maka

dianggap negatif.

Analisa Data

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan

dan 5 ulangan, sebagai perlakuan adalah persentase penambahan minyak biji mangga yaitu

0%, 1,5%, 3%, 4,5%, Lotion merk “X”, sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisa.

Antar perlakuan dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%.

Data organoleptik dianalisa dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)

dengan 5 perlakuan dan 30 panelis sebagai ulangan, sedangkan sebagai perlakuan adalah

persentase penambahan minyak biji mangga yaitu 0%, 1,5%, 3%, 4,5% (b/b) dan sebagai

pembanding lotion merk ”X”. Antar perlakuan dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ) dengan

tingkat kebermaknaan 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Karakteristik Minyak Biji Mangga (Mangifera indica L)

Ekstrak minyak biji mangga (M.indica L) yang diperoleh dengan menggunakan

ekstraktor soxhlet memiliki rendemen sebesar 10,46% (w/w) dengan sifat fisik sebagai

berikut : berbentuk cairan kental, berwarna kuning, tidak berbau.

II. Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Biji Mangga (M.indica L)

Hasil identifikasi menunjukkan adanya 16 komponen kimia yang muncul sebagai

16 puncak (lihat gambar 1).

Page 6: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

6

Gambar 1. Kromatogram Minyak Biji Mangga (M.indica L)

Gambar 1 menunjukkan bahwa minyak biji mangga tersusun dari 16 komponen

yang berbeda kadarnya. Komponen dominan ditunjukkan oleh puncak no 3,4,10,1,12

dengan kadar lebih dari 3%. Analisa lebih lanjut dilakukan dengan membandingkan dengan

spektra referens dari Data Base Wiley 7.LIB. Puncak nomor 3 dengan waktu retensi 23,535

ternyata sesuai dengan spektra referens senyawa asam 9-Oktadekenoat (gambar 2).

Sehingga di yakini bahwa puncak no 3 adalah asam 9-Oktadekenoat. Senyawa ini

merupakan senyawa paling dominan dengan kadar sebesar 38,35%. Struktur kimia dari

asam 9-Oktadekenoat dapat dilihat pada gambar 3.

Page 7: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

7

.

(a)

(b)

Gambar 2.Spektra Massa Senyawa asam 9-Octadekenoat (a) puncak no 3, (b)

Menurut Data Base Wiley 7. LIB

Gambar 3. Struktur Kimia Senyawa asam 9-Octadekenoat

Dengan cara yang sama tiap puncak pada kromatogram di identifikasi. Hasil

identifikasi senyawa utama penyusun minyak biji mangga (M.indica L) dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 8: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

8

Tabel 1.Komponen Kimia Minyak Biji Mangga(M.indica L)

No

puncak

Waktu

retensi

Komponen

Kimia

BM Total (%)

1 21,624 Asam Hexadekanoat 270 10,61

2 22,626 Asam Heptadekanoat 284 0,20

3 23,535 Asam 9-Oktadekenoat 296 38,35

4 23,751 Asam Oktadekanoat 298 29,85

5 23,904 Asam 9-Oktadekenoat 282 0,86

6 24,246 Asam 9-12-Okta dekadienoat 294 0,18

7 24,343 Tidak teridentifikasi 299 0,62

8 24,435 Tidak teridentifikasi 312 0,35

9 24,713 Tidak teridentifikasi 243 0,82

10 24,950 Tidak teridentifikasi 226 12,46

11 25,318 Tidak teridentifikasi 296 0,46

12 25,519 Asam Eikosanoat 326 3,15

13 27,216 Asam dokosanoat 354 0,77

14 28,038 Asam trikosanoat 368 0,18

15 28,925 Asam tetrakosanoat 382 1,01

16 29,867 Asam tetrakosanoat 382 0,14

Hasil penelitian ini agak berbeda dengan penelitian Nzikou, 2010 yang melaporkan

bahwa penyusun minyak biji mangga adalah asam stearat (37,73%), palmitat (6.43%), oleat

(46,22%), linoleat (7,33%) dan linolenat (2,30%). Sedangkan pada penelitian ini,

komponen utama yang dihasilkan dari minyak biji mangga adalah asam oleat (38,35%),

asam stearat (29,85%), asam palmitat (10,61%), dan masih terdapat campuran komponen

lain yang tidak ditemukan pada hasil penelitian Nzikou. Perbedaan ini mungkin disebabkan

oleh jenis mangga yang digunakan.

III. Karakteristik Lotion Minyak Biji Mangga (M.indica L)

3.1.pH Lotion Minyak Biji Mangga(M.indica L)

pH merupakan salah satu variabel yang harus diukur dan dikontrol, terutama bila

hasil pengolahan proses akan digunakan pada makhluk hidup. Menurut SNI 16-4399-1996,

pH dalam lotion antara 4,5 – 8. Bahan kimia didalam lotion yang dapat mempengaruhi pH

adalah Trietanolamin karena trietanolamin merupakan bahan kimia organik yang terdiri

dari amine dan alkohol dan tergolong dalam basa lemah (Anonim,2008). Levin dan

Maibach (2007) menyatakan bahwa pH yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan

kulit menjadi kering dan mengalami iritasi karena terjadinya kerusakan mantel asam pada

Page 9: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

9

lapisan stratum corneum. Oleh sebab itu pH dari produk tidak boleh melebihi nilai yang

tertera pada SNI (4,5 – 8). Hasil pengukuran pH kontrol adalah 8, ternyata penambahan

minyak biji mangga sebesar 1,5% ; 3% ; maupun 4,5% juga menunjukkan nilai yang sama

dengan kata lain penambahan minyak biji mangga sampai 4,5% tidak berpengaruh terhadap

nilai pHnya . Nilai pH produk berada dalam kisaran nilai pH SNI 16-4399-1996 sebesar 4,5

- 8 demikian juga dengan lotion merk “X” yang ada dipasaran adalah 8, sehingga produk

yang dihasilkan relatif aman digunakan.

3.2.Viskositas Lotion Minyak Biji Mangga (M.indica L)

Menurut Schmitt (1996) dalam Anita (2008), viskositas merupakan parameter

penting dalam produk emulsi, khususnya lotion karena viskositas berkaitan dengan

stabilitas emulsi. Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan. Viskositas yang baik

akan mempunyai nilai yang tinggi karena semakin tinggi viskositas suatu bahan maka

pergerakan partikel akan cenderung makin sulit sehingga bahan akan semakin stabil

(Sapnianti,2002).

Tabel 2. Purata Hasil Pengukuran Viskositas Lotion Minyak Biji Mangga (M. indica

L)

Viskositas

0% 1,5% 3% 4,5% x

Purata ± SE 3715,8±245,66 6862,35± 394,11 4271,85± 155,23 2900,7± 295,30 4182,75± 105,20

W = 312,97 (b) (d) (c) (a) (c)

Keterangan:* W = BNJ 5 %

* Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak

berbeda secara bermakna sebaliknya bila diikuti angka berbeda menunjukkan antar

perlakuan berbeda bermakna. keterangan ini berlaku untuk tabel 3s/d 4

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai purata viskositas pada lotion yang diperoleh

berkisar antara 2900,7 cP - 6862,35 cP. Nilai purata terbesar diperoleh pada penambahan

konsentrasi minyak biji mangga 1,5% sebesar 6862,35 cP. Sedangkan nilai purata terkecil

adalah pada penambahan minyak biji mangga 4,5% yaitu 2900,7 cP. Pada penambahan

Page 10: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

10

minyak biji mangga 4,5%, nilai viskositas dari lotion masih memenuhi standart SNI yaitu

antara 2000-50.000 cP. Semakin tinggi konsentrasi minyak biji mangga yang ditambahkan

akan menyebabkan nilai viskositasnya menurun. Hal ini diduga karena minyak biji mangga

mengandung asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh dengan jumlah ikatan

rangkap yang besar akan memiliki nilai titik didih yang rendah sehingga asam lemak tidak

jenuh memiliki kekentalan dan titik didih yang lebih kecil dibandingkan dengan asam

lemak jenuh dengan jumlah rantai yang sama ( Anonim,2012). Pada penelitian Nasution

dkk (2007) yang menggunakan minyak sereh dilaporkan bahwa pada variasi konsentrasi

minyak sereh untuk pembuatan lotion anti nyamuk, juga menunjukkan bahwa semakin

besar konsentrasi minyak yang diaplikasikan pada lotion semakin menurun viskositasnya.

Lotion merk “X” memiliki viskositas sebesar 4182,75cP. Viskositas lotion dengan

penambahan minyak biji mangga 3% relatif sama dengan viskositas lotion merk “X”.

Gambar 4. Histogram Uji Viskositas Lotion Minyak Biji Mangga (M. indica L)

Keterangan : 1= penambahan minyak biji mangga 0%, 2 = penambahan minyak biji mangga 1,5%,

3 = penambahan minyak biji mangga 3%, 4 = penambahan minyak biji mangga 4,5%,

5 = merk “X”. keterangan ini berlaku untuk gambar 5 s/d 6

3.3. Penyusutan Bobot Lotion Minyak Biji Mangga (M. indica L)

Analisis terhadap penyusutan bobot bertujuan untuk mengetahui kemampuan

humektan yang terkandung pada lotion dalam mempertahankan kandungan air sehingga

kelembaban kulit saat pemakaian lotion tersebut dapat terjaga. Humektan umumnya

3715.8

6862.35

4271.85

2900.7

4182.75

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

1 2 3 4 5

vis

ko

sita

s (c

p)

Page 11: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

11

bersifat larut dalam fase air dan merupakan bagian yang terpenting dalam lotion. Humektan

bersifat higroskopis dapat mengikat air dari lingkungan sehingga dapat melindungi

kelembaban pada kulit yang sudah diolesi lotion (Sapnianti, 2002). Humektan yang

digunakan pada lotion ini adalah Gliserin (C3H8O3).

Humektan ditambahkan pada produk lotion untuk mengurangi kekeringan ketika

disimpan pada suhu ruang (Mitsui 1997). Produk yang memiliki stabilitas emulsi yang baik

tidak banyak mengalami penyusutan bobot atau dengan kata lain penyusutan bobot yang

dialami memiliki persentase yang kecil. Penyusutan antara lain juga disebabkan oleh

penguapan air pada saat penyimpanan (Safira,2003). Purata hasil penyusutan bobot lotion

minyak biji mangga ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Purata Hasil Pengukuran Penyusutan Bobot Lotion Minyak Biji Mangga (M.

indica L)

Penyusutan Bobot

0% 1,5% 3% 4,5% x

Purata ± SE 48,56± 3,23 44,56± 5,59 45,8± 1,36 43,904± 1,88 45,6± 1,11

W = 4,82 (a) (a) (a) (a) (a)

Tabel 3 menunjukkan bahwa penambahan minyak biji mangga kedalam lotion

sampai 4,5% tidak berpengaruh terhadap penyusutan bobot karena bobot lotion yang tidak

ditambah minyak biji mangga maupun lotion “X” yang sudah ada di pasaran memiliki

penyusutan yang relatif sama yaitu berkisar antara 43,904-48,56%. Batas SNI untuk

penyusutan bobot berkisar antara 0,95 – 1,05 tetapi tidak ada satuannya.

Page 12: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

12

Gambar 5. Histogram Uji Penyusutan Bobot Lotion Minyak Biji Mangga (M. indica

L)

3.4. Total Mikroba Lotion Minyak Biji Mangga (M. indica L)

Analisis ini didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel hidup akan berkembang

menjadi satu koloni yang muncul pada cawan dan merupakan suatu indeks jumlah mikroba

yang dapat hidup dan terkandung dalam sampel (Mitsui,1997). Tumbuhnya mikroba dapat

menyebabkan kerusakan pada produk. Purata hasil pengukuran total mikroba lotion

ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Purata Hasil Pengukuran Total Mikroba Lotion Minyak Biji Mangga (M.

indica L)

Total mikroba

0% 1,5% 3% 4,5% x

Purata ±SE 2169.19±432.23 1386.78 ± 493.97 783.49 ±336.51 540.07 ±79.50 1160.41±306.77

W = 115,56 (e) (d) (b) (a) (c)

Tabel 4 menunjukkan bahwa semua sampel yang diukur termasuk kontrol dan

sampel lotion “X” yang sudah ada di pasaran memiliki total mikroba yang melebihi SNI,

Pada penambahan minyak biji mangga terlihat bahwa semakin tinggi penambahan minyak

biji mangga maka semakin kecil jumlah mikrobanya sehingga dapat dikatakan minyak biji

48.56

44.56

45.8

44

45.6

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

1 2 3 4 5

pen

yu

suta

n b

ob

ot

(%)

Page 13: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

13

mangga mempunyai sifat anti bakteri. Bahkan penambahan minyak biji mangga 3%

menghasilkan total mikroba kurang dari lotion yang ada di pasaran. Sesuai dengan

penelitian Mirghani, 2009 yang melaporkan bahwa minyak biji mangga mempunyai sifat

anti bakteri.

Gambar 6. Histogram Uji Total Mikroba Lotion Minyak Biji Mangga (M. indica L)

3.5.Uji Sensori Lotion Minyak Biji Mangga (M. indica L)

Menurut Carpenter (2000), dalam Agnessya (2008) menyatakan bahwa uji sensori

merupakan penilaian suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera (penglihatan,

penciuman, pengecapan, sentuhan, dan pendengaran). Uji sensori pada penelitian ini

bertujuan untuk mengevaluasi daya terima panelis terhadap produk yang dihasilkan.

Parameter yang diamati meliputi warna, penampakan, kekentalan, homogenitas, kesan

lembab, dan rasa lengket. Skala yang digunakan berkisar 1-9 dari amat sangat tidak suka

sampai amat sangat suka. Hasil uji sensori lotion minyak biji mangga ditampilkan pada

Tabel 5.

2169.19

1386.78

783.49 540.07

1160.41

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5

tota

l m

ikro

ba

(k

olo

ni/

gra

m)

Page 14: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

14

Tabel 5. Hasil Sensori Lotion Minyak Biji Mangga (M. indica L)

PERLAKUAN (Persentase Penambahan minyak biji mangga

3% 4,5% 1,5% Ko x

Rasa

Lengket

X ±SE

w =

0,691

4,53 ± 0,34

(a)

4,67 ± 0,48

(ab)

4,77 ± 0,41

(ab)

5,30 ± 0,34

(b)

6,20 ± 0,50

(c)

Kekentalan X ±SE

w =

0,899

4,13 ± 0,40

(a)

3,53 ± 0,45

(a)

4,37 ± 0,49

(a)

5,73 ± 0,48

(b)

6,53 ± 0.53

(b)

Kesan

Lembab X ±SE

w = 0,73

4,93 ± 0,45

(a)

4,37 ± 0,43

(a)

5,03 ± 0,40

(a)

6,07 ± 0,46

(b)

6,77 ± 0,41

(b)

Homogenitas X ±SE

w =

0,613

5,44± 0,53

(ab)

5,16 ± 0,50

(a)

5,32 ± 0,52

(a)

5,96 ± 0,38

(b)

6,72 ± 0,34

(c)

Warna X ±SE

w = 0,61

5,59± 0,49

(ab)

5,22 ± 0,57

(a)

5,93 ± 0,41

(b)

6,04 ± 0,42

(b)

6,93 ± 0,46

(c)

Kenampakan X ±SE

w = 0,63

5,22 ± 0,53

(b)

4,59 ± 0,54

(a)

5,59 ± 0,41

(bc)

5,89 ± 0,35

(c)

6,96 ± 0,47

(d)

Keterangan:

Skor : 1 : Amat sangat tidak suka; 2 : Sangat tidak suka; 3 : Tidak suka; 4 : Agak tidak suka;

5 : Normal; 6 : Agak suka; 7 : Suka; 8 : Sangat suka; 9 : Amat sangat suka

Tabel 5 menunjukkan bahwa untuk parameter rasa lengket, penambahan minyak

biji mangga baru mencapai agak tidak suka sampai normal. Penambahan minyak biji

mangga 3% tidak disukai panelis karena relatif lebih kental, sedangkan dosis 4,5% dan

1,5% masuk dalam kategori yang sama yaitu agak suka.

Kekentalan merupakan salah satu parameter penting dalam memilih lotion.

Penilaian dilakukan secara visual dengan menekan permukaan lotion menggunakan ujung

jari kemudian mengoleskannya ke tangan. Semakin tinggi konsentrasi minyak biji mangga

yang digunakan, ternyata tingkat kesukaan semakin menurun. Dengan demikian, diduga

bahwa panelis cenderung lebih menyukai lotion yang lebih kental karena konsentrasi

minyak biji mangga terendah menyebabkan kekentalan semakin meningkat.

Kesan lembab merupakan parameter untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap

kesan lembab yang dirasakan setelah memakai lotion. Penilaian dilakukan dengan cara

mengoleskan lotion ke tangan kemudian panelis diminta untuk memberikan penilaian

terhadap kesan lembab yang dirasakan setelah beberapa menit pemakaian lotion

(Anita,2008). Nilai kesukaan panelis terhadap kesan lembab berkisar antara 4,37-6,77 yang

Page 15: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

15

berarti bahwa panelis memberikan penilaian antara agak tidak suka sampai agak suka. Nilai

kesukaan panelis menunjukkan bahwa dengan semakin sedikit penambahan minyak biji

mangga, maka kesukaan panelis terhadap kesan lembab lotion cenderung meningkat.

Parameter homogenitas lotion mencerminkan tingkat kehalusan dari emulsi lotion.

Semakin halus emulsi lotionmaka semakin baik mutunya. Kehalusan tekstur emulsi lotion

tersebut menunjukkan homogenitas pencampuran komponen minyak dan air (Sapnianti,

2002). Hasil uji sensori ini tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat kesukaan

homogenitas lotion. Hal ini karena konsentrasi minyak biji mangga yang digunakan rendah

sehingga tidak mempengaruhi homogenitas lotion. Homogenitas lotion ditentukan oleh

pencampuran fase-fase pada emulsi dan pembuatan emulsi tersebut (Anita, 2008).

Warna merupakan salah satu parameter yang menjadi pertimbangan konsumen

dalam memilih lotion. Penilaian kesukaan dilakukan dengan mengamati warna lotion

secara visual. Hasil uji sensoris warna lotion, menunjukkan bahwa semakin besar

persentase penambahan minyak biji mangga maka warna lotion semakin tidak disukai oleh

panelis. Semakin banyak minyak biji mangga yang ditambahkan warna lotion yang

dihasilkan semakin kuning.

Hasil penelitian uji penampakan menunjukkan bahwa lotion dengan penambahan

minyak biji mangga 1,5% dapat diterima oleh semua panelis. Hal ini diduga karena minyak

biji mangga yang digunakan masih sedikit sehingga kenampakan yang dihasilkan paling

menarik dari segi warna, kekentalan, kesan lembab. Semakin tinggi konsentrasi minyak biji

mangga yang digunakan, maka tingkat kesukaan cenderung menurun. Hal ini diduga karena

warna lotion yang menjadi semakin kuning. Pada parameter ini, panelis cenderung lebih

menyukai lotion yang berwarna lebih putih, tidak terlalu kental, dan tidak terlalu encer.

Lotion kontrol memiliki tingkat kesukaan yang lebih tinggi dibandingkan lotion yang

menggunakan minyak biji mangga karena adanya pengaruh dari warna lotion.

Page 16: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

16

3.6.Uji Alergi Lotion Minyak Biji Mangga (M. Indica L)

Tabel 6. Hasil uji alergi Lotion Minyak Biji Mangga(M. Indica L)

Penambahan minyak biji mangga

0% 1,5% 3% 4,5% x

Jumlah orang yang teriritasi 0 0 0 0 0

Hasil penelitian tambahan uji alergi yang dilakukan terhadap 30 orang panelis,

menunjukkan bahwa tidak ada gejala alergi pada penelis.

KESIMPULAN

1. Komponen utama yang dihasilkan dari minyak biji mangga adalah asam oleat

(38,35%), asam stearat (29,85%), asam palmitat (10,61%).

2. Penambahan minyak biji mangga yang ideal untuk pembuatan lotion adalah 1,5%

3. Lotion dengan penambahan minyak biji mangga 1,5% memiliki karakteristik pH 8,

viskositas 6862,35 cP, penyusutan bobot 44,56% dan total mikroba 1386,78

koloni/g.

SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian tentang massa simpan “Lotion minyak biji mangga”.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang penambahan anti bakteri pada lotion.

DAFTAR PUSTAKA

Achyar, Lies Yul.1986.Cermin Kedokteran: Dasar-dasar Kosmetologi

Kedokteran.Jurnal Cermin Kedokteran no.41: 4

Agnessya, Ranni.2008.Kajian Pengaruh Penggunaan Natrium Alginat Dalam

Formulasi Skin Lotion.Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas

Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor

Andriana,Mida.2004.PengaruhVariasi Volume Minyak Kelapa(VCO) Pada

KestabilanEmulsi MoisturizerKrim. Universitas Gadjah Mada Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Yogyakarta

Anita,Syeni Budi.2008.Aplikasi Karaginan dalam Pembuatan Skin Lotion. Institut

Pertanian Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor.

Anonim. 2008.Triethanolamin.http://en.wikipedia.org. Diakses Senin,16 Juni 2012

Page 17: Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera ...

17

Anonim.2012.Pabrik Margarin dari Minyak Dedak Padi (RBO) dengan proses

Hidrogenasi.http://www.scribd.com/doc/95753145/ITS-Undergraduate-12803-

Chapter1. Diakses Rabu, 20 Juni 2012

Augustin, M. A.; Ling, E. T., 1987.Composition of mango seed

kernel.http://www.trc.zootechnie.fr/node/2023[3 Maret 2012]

Desnelli dan Zainal Fanani,2007. Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat, Stearat, dan

Oleat dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit, serta Tanpa

Medium. http://digilib.unsri.ac.id/download/jpsmipaunsri-v12-no1-07-c-

desneli.pdf. [30 Maret 2012]

Julie,2011. Palmitic Acid and Skin.http://www.prosperorganics.com/2011/09/palmitic-

acid-and-skin/. [30 Maret 2012]

Lastri, Marselina.2012.Faktor Penyebab Kulit Kering dan Cara

Mengatasinya.http://id.shvoong.com/how-to/health/2247409-faktor-penyebab-

kulit-kering-dan/. [25 Maret 2012]

Levin J, Maibach H. 2007. Human Skin Buffering Capacity.Journal of Skin

Mahaparadipa,dkk.2012.Formulasi Sediaan Body

Lotion.http://www.scribd.com/doc/85553685/JB-Corporation-Body-Lotion. [28

Maret 2012]

Mirghani, F. Yosuf, N.A. kabbashi, J. Vejayan and Z.B.M .Yosuf, 2009.Antibacterial

Activity of Mango Kernel Extracts.Journal of Applied Sciences, 9: 3013-3019.

Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. NewYork: Elsevier

Nasution,Muhamaria.,Dwi Setyaningsih., Erliza Hambali.2012. Aplikasi Minyak Sereh

Wangi (Citronella Oil) dan Geraniol dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak

Nyamuk. Institul Perlanian Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor.

Nzikou,J.M.,A. Kimbonguila.,L. Matos., Loumouamou.,N.P.G. Pambou-Tobi.,C.B.

Ndangui., A. A. Abena., Silou., J. Scher., S. Desobry. 2010. Extraction and

Characteristics of Seed Kernel Oil from Mango (Mangifera indica).ISSN: 2041-

0492, hal.34.

Raddi,Eunike.2012.Pengukuran Viskositas Menggunakan Alat Suntik dan Mouse

Optik. Universitas Kristen Satya Wacana.Salatiga

Research and Technology14: 121-126.

Safira.2003. Aplikasi Gelatin Tipe A sebagai Bahan Pengental dalam Pembuatan Skin

Lotion. Institut Pertanian Bogor : Fakultas Pertanian. Bogor.

Sapnianti.2002.Pemanfaatan Khitosan pada Pembuatan Skin Cream. Institut Pertanian

Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor.

SNI 16-4399.1996. Sediaan Tabir Surya.

http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%2016-4399-1996.PDF. Diakses

Kamis, 26 Januari 2012

Tranggono,Retno Iswari dan Latifah Fatma. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan

Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.