STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN … fileSTRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA...

38
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (RAKORPOP) 30 November 2015

Transcript of STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN … fileSTRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA...

STRUKTUR

ORGANISASI DAN TATA KERJA

KEMENTERIAN KESEHATAN

SAM MEDIKO LEGAL

Disampaikan pada

Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (RAKORPOP)

30 November 2015

DASAR PERTIMBANGAN

PERATURAN PER UU

ROADMAP REFORMASI BIROKRASI 2015-2019

PENGUATAN PRIMARY HEALTH CARE

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

KECENDERUNGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN / RPJMN 2015-2019

LATAR BELAKANG

Perpres 165 Tahun 2014 Tentang

Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja

Perpres 7 Tahun 2015 Tentang

Organisasi Kementerian Negara

Perpres 35 Tahun 2015 Tentang

Kementerian Kesehatan

Permenkes 64 Tahun 2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja KementerianKesehatan

SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN (PERATURAN PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2015)

Unsur Pemimpin : Menteri

Unsur Pembantu Pemimpin : Sekretariat Jenderal

Unsur Pelaksana : Direktorat Jenderal

Unsur Pengawas : Inspektorat Jenderal

Unsur Pendukung : Badan dan/atau Pusat

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL

KESEHATAN MASYARAKAT

MENTERI KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT

DIREKTORAT JENDERAL

PELAYANAN KESEHATAN

INSPEKTORAT JENDERAL

SEKRETARIAT JENDERAL

DIT

BADAN

PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN KESEHATAN

BADAN

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PUSAT PUSAT

INSPEKTORAT

SEKRETARIAT

ITJEN BIRO

PERENCANAAN

DAN

ANGGARAN

BIRO

KEPEGAWAIAN

BIRO

HUKUM DAN

ORGANISASI

BIRO

KERJA SAMA

LUAR NEGERI

BIRO

KEUANGAN DAN

BARANG MILIK

NEGARA

DIREKTORAT

PUSAT

KESEHATAN HAJI

PUSAT

DATA DAN INFORMASI

PUSAT

ANALISIS

DETERMINAN

KESEHATAN

PUSAT

PEMBIAYAAN DAN

JAMINAN KESEHATAN

SEKRETARIAT

DITJEN

DIREKTORAT JENDERAL

KEFARMASIAN DAN

ALAT KESEHATAN

PUSAT

KRISIS KESEHATAN

DITDIREKTORAT

DITDIREKTORAT

STAF AHLI

SEKRETARIAT

DITJEN

SEKRETARIAT

DITJEN

SEKRETARIAT

BADAN

SEKRETARIAT

DITJEN

SEKRETARIAT

BADAN

DITDIREKTORAT

1. Staf Ahli Bidang

Ekonomi Kesehatan;

2. Staf Ahli Bidang

Teknologi Kesehatan

dan Globalisasi;

3. Staf Ahli Bidang

Desentralisasi

Kesehatan; dan

4. Staf Ahli Bidang

Hukum Kesehatan

BIRO

KOMUNIKASI

DAN

PELAYANAN

MASYARAKAT

BIRO

UMUM

PERMENKES NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

UNSUR PEMBANTU PEMIMPIN : SEKRETARIAT JENDERAL

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL

SEKRETARIAT

JENDERAL

BIRO

PERENCANAAN

DAN

ANGGARAN

BIRO

KEUANGAN

DAN

BARANG

MILIK

NEGARA

BIRO

HUKUM

DAN

ORGANISASI

BIRO

KEPEGAWAIAN

BIRO

KERJA

SAMA

LUAR

NEGERI

BIRO

KOMUNIKASI

DAN

PELAYANAN

MASYARAKAT

BIRO

UMUM

Tugas : Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Kesehatan

UNSUR PELAKSANA : DIREKTORAT JENDERAL (1)

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

SEKRETARIAT

DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT

GIZI

MASYARAKAT

DIREKTORAT

KESEHATAN

LINGKUNGAN

DIREKTORAT

KESEHATAN

KERJA DAN

OLAHRAGA

DIREKTORAT

PROMOSI

KESEHATAN

DAN

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

DIREKTORAT

KESEHATAN

KELUARGA

DIREKTORAT JENDERAL

KESEHATAN MASYARAKAT

Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

kesehatan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(Promotif)

UNSUR PELAKSANA: DIREKTORAT JENDERAL (2)

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

SEKRETARIAT

DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT

PENCEGAHAN

DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

TIDAK

MENULAR

DIREKTORAT

PENCEGAHAN

DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

MENULAR

LANGSUNG

DIREKTORAT

PENCEGAHAN

DAN

PENGENDALIAN

PENYAKIT

TULAR

VEKTOR DAN

ZOONOTIK

DIREKTORAT

PENCEGAHAN

DAN

PENGENDALIAN

MASALAH

KESEHATAN

JIWA

DAN NAPZA

DIREKTORAT

SURVEILANS

DAN

KARANTINA

KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT

Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pencegahan dan pengendalian penyakit sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan(Preventif)

UNSUR PELAKSANA DIREKTORAT JENDERAL (3)

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

SEKRETARIAT

DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT

FASILITAS

PELAYANAN

KESEHATAN

DIREKTORAT

PELAYANAN

KESEHATAN

RUJUKAN

DIREKTORAT

PELAYANAN

KESEHATAN

TRADISIONAL

DIREKTORAT

MUTU DAN

AKREDITASI

PELAYANAN

KESEHATAN

DIREKTORAT

PELAYANAN

KESEHATAN

PRIMER

DIREKTORAT JENDERAL

PELAYANAN KESEHATAN

Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(Kuratif)

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

SEKRETARIAT

DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT

PENILAIAN

ALAT

KESEHATAN

DAN

PERBEKALAN

KESEHATAN

RUMAH TANGGA

DIREKTORAT

PELAYANAN

KEFARMASIAN

DIREKTORAT

PRODUKSI

DAN

DISTRIBUSI

KEFARMASIAN

DIREKTORAT

PENGAWASAN

ALAT

KESEHATAN

DAN

PERBEKALAN

KESEHATAN

RUMAH TANGGA

DIREKTORAT

TATA KELOLA

OBAT PUBLIK

DAN

PERBEKALAN

KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

UNSUR PELAKSANA DIREKTORAT JENDERAL (4)

Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

kefarmasian dan alat kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan (Rehabilitatif)

UNSUR PENGAWAS INSPEKTORAT JENDERAL

STRUKTUR ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL

SEKRETARIAT

INSPEKTORAT JENDERAL

INSPEKTORAT

IV

INSPEKTORAT

II

INSPEKTORAT

III

INSPEKTORAT

I

INSPEKTORAT JENDERAL

SUBBAGIAN

TATA USAHA

SUBBAGIAN

TATA USAHA

SUBBAGIAN

TATA USAHA

SUBBAGIAN

TATA USAHA

INSPEKTORAT

INVESTIGASI

SUBBAGIAN

TATA USAHA

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

Tugas : Menyelenggarakan pengawasan intern di Kementerian Kesehatan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

UNSUR PENDUKUNG BADAN (1)

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

SEKRETARIAT

BADAN

PUSAT

PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

HUMANIORA DAN

MANAJEMEN

KESEHATAN

PUSAT

PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA DAN

PELAYANAN

KESEHATAN

PUSAT

PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

UPAYA KESEHATAN

MASYARAKAT

PUSAT

PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

BIOMEDIS DAN

TEKNOLOGI DASAR

KESEHATAN

BADAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KESEHATAN

Tugas : Menyelenggarakan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan Kementerian untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian

Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan

UNSUR PENDUKUNG BADAN (2)

STRUKTUR ORGANISASI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

SEKRETARIAT

BADAN

PUSAT

PENINGKATAN MUTU

SUMBER DAYA

MANUSIA

KESEHATAN

PUSAT

PENDIDIKAN

SUMBER DAYA

MANUSIA

KESEHATAN

PUSAT

PELATIHAN

SUMBER DAYA

MANUSIA

KESEHATAN

PUSAT

PERENCANAAN DAN

PENDAYAGUNAAN

SUMBER DAYA

MANUSIA

KESEHATAN

BADAN

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Tugas : Menyelenggarakan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan Kementerian untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian

Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang

kesehatan

UNSUR PENDUKUNG PUSAT DI BAWAH MENTERI

STRUKTUR ORGANISASI PUSAT DI BAWAH MENTERI

SEKRETARIAT

JENDERAL

PUSAT

KRISIS

KESEHATAN

PUSAT

ANALISIS

DETERMINAN

KESEHATAN

PUSAT

PEMBIAYAAN

DAN

JAMINAN

KESEHATAN

PUSAT

DATA DAN

INFORMASI

MENTERI

KESEHATAN

PUSAT

KESEHATAN

HAJI

Tugas : Menyelenggarakan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan Kementerian untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian

Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidangnya masing-masing

TAHAPAN LEBIH LANJUT (1)

MENYUSUN TATA HUBUNGAN KERJA :

- Penyusunan Peta Bisnis Proses antar Unit Kerja

- Penyusunan Analisis Jabatan, Peta Jabatan, Analisis Beban

Kerja, dan Uraian Tugas terhadap Seluruh Jabatan

- Penerapan Prinsip Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi Inter

dan Antar Unit Kerja

- Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

PENATAAN ORGANISASI UPT

Penataan OTK

Kemenkes

(PMK 64/2015)

Klasifikasi UPT

(Untuk UPT

berjumlah > 1)

Penataan

Kedudukan,

Tugas, dan

Fungsi UPT

Penataan Tata

Hubungan

Kerja UPT

TAHAPAN LEBIH LANJUT (2)

RANCANGAN

ORGANISASI

PERANGKAT

DAERAH

TIPOLOGI PERANGKAT DAERAH

PRINSIP :1. Setiap Urusan Pemerintahan di laksanakan oleh 1 (satu) DINAS

2. Setiap Fungsi Penunjang dilaksanakan oleh 1 (satu) BADAN

3. DINAS dan BADAN dikategorikan kedalam TIPE A, B DAN C.

4. Tidak dikenal lagi Perumpunan Dinas dan Badan.

PENGECUALIAN :

Mengingat KESEHATAN merupakan URUSAN WAJIB yang

melaksanakan PELAYANAN DASAR maka Organisasi DINAS

KESEHATAN, MINIMAL pada Kategori TIPE C

NOMENKLATUR DAN KOMPETENSI PERANGKAT

DAERAH

1. Nomenklatur Unit Kerja pada PERANGKAT DAERAH ditetapkandengan MEMPERHATIKAN Pedoman yang ditetapkan olehKEMENTERIAN /Lembaga yang membidangi URUSANPEMERINTAHAN TERSEBUT ( PASAL 211 UU No 23 Tahun 2014)

2. STANDAR KOMPETENSI TEKNIS Kepala dan Kepala Unit Kerja padaPerangkat daerah DITETAPKAN OLEH KEMENTERIAN /Lembaga yangmembidangi URUSAN PEMERINTAHAN TERSEBUT

3. Semua KEPALA perangkat daerah HANYA dapat di isi oleh PNS.

4. Kepala Perangkat Daerah PROVINSI disi dari PNS yang memenuhisyarat di SELURUH INDONESIA.

5. Kepala Perangkat Daerah KABUPATEN/KOTA diisi oleh PNS yangmemenuhi syarat DALAM SATU PROVINSI

PERBEDAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

MENURUT UU 23/2014 DAN PP 41/2007

DIMENSI PP 41/2007 UU 23/2014

Nomenklatur 1. Setda dan Set DPRD2. Inspektorat3. Bapeda4. Dinas5. Lemtekda : Badan,

Kantor dan Rumkit6. Kecamatan utk

kab/kota7. Kelurahan utk

kab/kota

1. Setda dan Set DPRD2. Inspektorat3. Dinas4. Badan5. Kecamatan untuk

kab/kota

Perumpunan Perumpunan Dinas, Badan dan kantor

Tidak ada perumpunan

Tipologi Tidak ada Ada tipologi dinas danbadan

Lembaga lain yang diperintahkanper-UU.

Dapat dibentuk menjadiperangkat daerah

Digabung menjadibagian perangkat daerahyang ada

UNIT PELAKSANA TEKNIS( sumber : RPP Pengganti PP No 41 Tahun 2007)

1. Pada dinas daerah dapat dibentuk UPT dinas untuk melaksanakankegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentuyang membutuhkan satu kesatuan manajemen dalampenyelenggaraannya;

2. Susunan organisasi, tugas dan fungsi UPT yang berbentuk satuanpendidikan dan rumah sakit ditetapkan sesuai peraturanperundangundangan.

3. Kriteria klasifikasi rumah sakit daerah dilakukan oleh menteri yangmembidangi urusan kesehatan setelah berkoordinasi secara tertulisdengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri yang bertanggung jawab dibidang pendayagunaan aparatur negara.

4. Rumah sakit merupakan unit organisasi yang bersifat fungsional sebagaisebuah unit layanan yang bekerja secara profesional dan otonom;

5. Pengelolaan keuangan rumah sakit menggunakan pola pengelolaan Badanlayanan umum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Usulan Kemenkes pada Pengganti PP No 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah (Dinkes prov/kab/kota)

dan Tim Kerja Kemenkes

Tipologi Dinas Kesehatan:a. Tipe A : beban kerja besar (4 Bidang)

b. Tipe B : beban kerja sedang (3 Bidang)

c. Tipe C : beban kerja kecil (2 Bidang)

Kriteria indikator Beban Pembentuk Tipologi

Dinas Kesehatan :

Faktor Umum Faktor Teknis

1. Jumlah Penduduk 1. Jumlah Penduduk

2. Luas Wilayah 2. Kepadatan Penduduk

3. Jumlah APBD

Tim Kerja Kemenkes dalam PembentukanOrganisasi Perangkat Daerah

1. Tim Perumus Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah

2. Tim Penataan Kelembagaan Perangkat daerah

3. Tim Perumus Standar Kompetensi

UNDANG-UNDANG

TENTANG TENAGA

KESEHATAN

PENDAHULUAN

• Tenaga kesehatan memilikiperanan penting.

• Kesehatan sebagai hakasasi manusia.

• Penyelenggaraan upayakesehatan harusdilakukan oleh tenagakesehatan yang bertanggung jawab,

• ketentuan mengenai tenagakesehatan masih belummenampung kebutuhanhukum

PerluPengaturanMengenai

TenagaKesehatan

FILOSOFI,SOSIOLOGI,

DANYURIDIS

TENAGA KESEHATAN

KUALIFIKASI

TENAGA DI BIDANG KESEHATAN

• Kualifikasi minimum pendidikan menengahdi bidang kesehatan

• Hanya dapat bekerja di bawah supervisiTenaga Kesehatan.

• Kualifikasi minimum diploma tiga

• Kecuali tenagamedis.

1. Tenaga medis

2. Tenaga PsikologiKlinis

3. TenagaKeperawatan

4. Tenaga Kebidanan

5. TenagaKefarmasian

6. Tenaga KesehatanMasyarakat

7. Tenaga KesehatanLingkungan

PENGELOMPOKAN

TENAGA KESEHATAN

8. Tenaga Gizi

9. Tenaga Keterapian

Fisik

10. Tenaga

Keteknisian Medis

11. Tenaga Teknik

Biomedika

12. Tenaga Kesehatan

Tradisional

13. Tenaga Kesehatan

Lainnya

• memperhatikan keseimbanganantara kebutuhanpenyelenggaraan UpayaKesehatan dan dinamikakesempatan kerja,

• keseimbangan antara kemampuanproduksi Tenaga Kesehatan dansumber daya yang tersedia danperkembangan ilmu pengetahuandan teknologi.

• Dalam rangka penjaminan mutululusan, penyelenggara pendidikantinggi bidang kesehatan hanya dapatmenerima mahasiswa sesuai dengankuota nasional.

PENDIDIKAN

TENAGA KESEHATAN

PE

NY

EL

EN

GG

AR

AA

N

HASILKAN

NAKES

BERMUTU

Diploma

Profesi (Ners)

Sarjana(S1)

Magister(S2)

Spesialis (Ners

Spesialis)

Doktor(S3)

= Pendidikan Vokasi

= Pendidikan

Akademik= Pendidikan

Profesi

PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

PENDIDIKAN

TENAGA KESEHATAN

• Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikanvokasi dan profesi harus mengikuti Uji Kompetensisecara nasional.

• Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja samadengan Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau lembagasertifikasi yang terakreditasi.

• Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)ditujukan untuk mencapai standar kompetensilulusan yang memenuhi standar kompetensi kerja.

• Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat(3) disusun oleh Organisasi Profesi dan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan ditetapkan oleh Menteri.

SE

RT

IFIK

AS

I( P

sl

21 U

U N

o. 3

6/2

014

)

REGISTRASI

LISENSI

STR SIP

SIK

Lulus Pendidikan

SertifikatKompetensi

KKI/MTKI/KFN

KAB/KOTA

SERTIFIKASI

UjiKompetensi

KTKI

MTKI =

MTKP & OP

INSTITUSI PENDIDIKAN

SERTIFIKASI, REGISTRASI & LISENSITENAGA KESEHATAN

Untuk meningkatkan mutu Praktik Tenaga Kesehatan,

memberikan perlindungan serta kepastian hukum

kepada Tenaga Kesehatan dan masyarakat di bentuk

KTKI.

KTKI terdiri atas konsil masing-masing jenis tenaga

kesehatan termasuk Konsil Kedokteran dan Konsil

Kedokteran Gigi

KTKI bertanggungjawab kepada Presiden melalui

Menteri.

KTKI mempunyai fungsi mengkoordinasikan konsil

masing-masing tenaga kesehatan dalam menjalankan

fungsi menetapkan dan membina tenaga kesehatan

dalam menjalankan praktik Tenaga Kesehatan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

KONSIL TENAGA KESEHATAN

INDONESIA

KTKI

KONSIL KONSIL KONSIL

SEKRETARIAT KTKI

STRUKTUR

ORGANISASI KTKI (Ke Depan)

SEKRETARIATKKI

DILAKUKAN OLEHPemerintah,

Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat

MEMPERHATIKAN ASPEK

pemerataan, pemanfaatan

danpengembangan.

1. Pengangkatansebagai Pegawai

Negeri Sipil; 2. Pengangkatan

sebagai PegawaiPemerintah

dengan PerjanjianKerja;

3. Penugasan khusus

4. Wajib Kerja;

5. Ikatan Dinas

PENDAYAGUNAAN

TENAGA KESEHATAN

PEMERINTAH/PEMDA

• Tenaga Kesehatan yang diangkat oleh Pemerintah atauPemerintah Daerah dapat dipindahtugaskanantarprovinsi, antarkabupaten, atau antarkota karenaalasan kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatandan/atau promosi.

• Dalam hal terjadi kekosongan Tenaga Kesehatan, Pemerintahatau Pemerintah Daerah wajib menyediakan TenagaKesehatan pengganti untuk menjamin keberlanjutanpelayanan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan yangbersangkutan.

• Dalam keadaan tertentu Pemerintah dapat memberlakukanketentuan wajib kerja kepada Tenaga Kesehatan yangmemenuhi kualifikasi akademik dan Kompetensi untukmelaksanakan tugas sebagai Tenaga Kesehatan di daerah khususdi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setiap Penerima Pelayanan Kesehatan yang

dirugikan akibat kesalahan atau kelalaian Tenaga

Kesehatan dapat meminta ganti rugi sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Dalam hal Tenaga Kesehatan diduga melakukan

kelalaian dalam menjalankan profesinya yang

menyebabkan kerugian kepada penerima pelayanan

kesehatan, perselisihan yang timbul akibat

kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih

dahulu melalui penyelesaian sengketa di luar

pengadilan sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

• Tenaga Kesehatan lulusan pendidikan di bawah Diploma Tiga yangtelah melakukan praktik sebelum ditetapkan Undang-Undang ini,tetap diberikan kewenangan untuk menjalankan praktik sebagaiTenaga Kesehatan untuk jangka waktu 6 (enam) tahun setelahUndang-Undang ini diundangkan.

• MTKI dan KFN tetap melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnyasampai terbentuknya Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.

• Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi menjadi bagian dariKTKI setelah KTKI terbentuk.

• KKI tetap melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya sampaidengan terbentuknya Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.

• Sekretariat KKI tetap melaksanakan fungsi dan tugasnya sampaidengan terbentuknya sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.

KETENTUAN PERALIHAN

• Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia harus dibentukpaling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

• Pasal 4 ayat (2), Pasal 17, Pasal 20 ayat (4), dan Pasal 21Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang PraktikKedokteran dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; dan

• Sekretariat KKI sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang PraktikKedokteran menjadi sekretariat Konsil TenagaKesehatan Indonesia setelah terbentuknya KonsilTenaga Kesehatan Indonesia.

KETENTUAN PENUTUP

38