Struktur Kurikulum 2013
-
Upload
sartonomupat -
Category
Documents
-
view
140 -
download
10
description
Transcript of Struktur Kurikulum 2013
Struktur Kurikulum 2013
Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses
panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan,
perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan
prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum --termasuk pembelajaran-- dan penilaian
pembelajaran dan kurikulum.
Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena
begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai
dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.
Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi
penting.Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada
sebelas item.Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti
kita berikan masukan.
Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum
diperlihatkan pada tabel 2. Bagaimana dengan jenjang
SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar kompetensi lulusan
(SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu diberikan
masukan.
Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013
ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji
publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan
Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian
mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang,
kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran
itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda
Kementerian untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama,
berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting,
jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya
tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk
pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu
berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum
dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun
dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas
satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas
sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam
pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan
terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata
kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai
misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar
dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku
raport pun harus berubah.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum
dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan
menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal
kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus
dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang.
Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita
ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga
sekarang.
Tidak Menghapus Mata Pelajaran
Ada kekhawatiran pada masyarakat jika Kurikulum 2013 diterapkan akan ada penghapusan beberapa mata pelajaran. Kekhawatiran ini dijawab Mendikbud Mohammad Nuh, bahwa tidak ada penghapusan mata pelajaran, yang ada hanya pengintegrasian mata pelajaran.
Mata pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar (SD) diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran.Pengintegrasian ini dilakukan karena penting, serta menyesuaikan zaman yang terus mengalami perkembangan pesat.
Hadirnya kurikulum baru bukan berarti kurikulum lama tidak bagus. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013.
Gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan kerangka komptensi abad 21 yang menjadi dasar di dalam pengembangan kurikulum 2013.
Ada empat standar dalam kurikulum yang mengalami perubahan, meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian.Terhadap perubahan itulah maka rumusan standar kelulusan (SKL) pun berubah.Gambar 3 menunjukkan ruang lingkup SKL.Sedang gambar 4 dan gambar 5 berturut-turut tentang SKL Rinci dan SKL Ringkas.
Keberhasilan Kurikulum 2013
Sedikitnya ada dua faktor besar dalam ke berhasilan kurikulum 2013.Pertama, penentu, yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku teks.Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsur; (i) ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah daam pembinaan dan pengawasan; dan (iii) penguatan manajemen dan budaya sekolah.
Berkait dengan faktor pertama, Kemdikbud sudah mendesain strategi penyiapan guru se-bagaimana digambarkan pada skema penyiapan guru yang meibatkan tim pengembang kurikulum di tingkat pusat; instruktur diklat terdiri atas unsur dinas pendidikan, dosen, widya-swara, guru inti, pengawas, kepala sekolah; guru utama meiputi guru inti, pengawas, dan kepala sekolah; dan guru mereka terdiri atas guru kelas, guru mata pelajaran SD, SMP, SMA, SMK.
Pada diri guru, sedikitnya ada empat aspek yang harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013, yaitu kompetensi pedagogi; kompetensi akademik (keilmuan); kompetensi sosial; dan kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemungkinan terjadinya perubahan.
Kesiapan guru lebih penting daripada pengembangan kurikulum 2013.Kenapa guru menjadi penting? Karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Melalui empat tujuan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Disinilah guru berperan besar di dalam mengimplementasikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cerdas tapi juga adaptip terhadap perubahan.
Kurikulum 2013 Akan Dipayungi dengan Peraturan Pemerintah
Sebagai salah satu upaya untuk melindungi agar kurikulum 2013 tidak serta merta diganti ketika
terjadi pergantian menteri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan
mengupayakan payung hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP) untuk kurikulum tersebut. Hal
tersebut dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh di Jambi,
Senin (7/1).
"Biasanya kurikulum diatur dengan Peraturan Menteri sehingga ada istilah ganti menteri ganti
kurikulum, dengan PP diharapkan (kurikulum) tidak serta merta bisa diubah," ujar
Mendikbud.Payung hukum berupa Peraturan Pemerintah merupakan satu diantara tiga skenario
yang disiapkan Kemdikbud untuk memastikan kelangsungan kurikulum baru tersebut.Skenario
kedua, kurikulum diamankan melalui pelaksanaan bertahap, lanjut Menteri Nuh."Pelaksanaan
bertahap yang dimulai dari kelas I, IV, VII, dan X juga merupakan upaya memastikan kelanjutan
kurikulum ini," ujar Menteri.
Sedangkan skenario ketiga, lanjut Menteri Nuh, adalah partisipasi masyarakat. Kurikulum akan
bertahan jika ada rasa memiliki oleh masyarakat. Oleh karena itu masyarakat selama ini
dilibatkan dalam pengembangan kurikulum 2013 ini antara lain dengan uji publik, yang telah
berakhir akhir 2012 kemarin.
30 Persen SD
Pada tahun 2013 ini, kurikulum baru akan diimplementasikan di 30 persen SD di setiap wilayah.
"Kita realistis saja, karena jumlah SD/MI ada 170.000 di Indonesia," kata mantan Rektor ITS
tersebut. Sedangkan untuk tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, akan diimplementasikan di
semua sekolah.
Dalam penentuan SD mana saja yang akan menerapkan kurikulum 2013 di tahun ini, dibuat
proporsional, mempertimbangkan proporsi negeri swasta maupun proporsi akreditasi. "Jadi
diharapkan ada keterwakilan untuk tiap jenis sekolah," kata Mendikbud. (NW)
Pendidik Kompeten Kunci Keberhasilan Kurikulum 2013
Jakarta -- Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang kompeten merupakan ujung tombak
keberhasilan penerapan kurikulum 2013. Adapun terdapat empat kompetensi yang harus
ditingkatkan untuk mencapai keberhasilan tersebut yaitu, kompetensi pedagogi; kompetensi
akademik (keilmuan); kompetensi sosial; dan kompetensi manajerial atau kepemimpinan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mendesain strategi persiapan kompetensi guru.
Strategi ini melibatkan tim pengembang kurikulum yang terdiri dari instruktur diklat, guru
utama, dan guru. Dinas pendidikan, dosen, widyaiswara, guru inti, pengawas, dan kepala sekolah
akan masuk ke dalam kelompok instruktur diklat. Guru utama meliputi guru inti, pengawas, dan
kepala sekolah. Sedangkan, guru merupakan guru kelas, guru mata pelajaran Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Implementasinya, guru akan terbagi dalam skenario pentahapan persiapan. Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menjelaskan salah satu alternatif skenario pada
guru Sekolah Dasar, seperti tercantum dalam wawancara Mendikbud bagian kedua terkait
Kurikulum 2013, Selasa (12/6). Dari 1,6 juta guru SD, Kemdikbud akan melatih sepertiga dari
jumlah tersebut, kemudian akan dikurangi dari jumlah guru Pendidikan Agama, Pendidikan
Jasmani. “Jadi, ada 300 ribu guru per tahun yang akan diikutkan sertifikasi.Itu masuk akal,” jelas
Nuh. Diharapkan dengan peningkatan kompetensi guru ini akan menghasilkan siswa yang lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif. (GG)
Pelatihan Guru Menyiapkan Kurikulum 2013
Salah satu ciri Kurikulum 2013, yang disebut dalam dokumen uji publik, adalah nantinya
pembelajaran akan mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat,
membaca, mendengar), bertanya, asosiasi, menyimpulkan, mengkomunikasikan. Dari berbagai
studi, disimpulkan bahwa pembelajaran seperti inilah yang akan meningkatkan kemampuan
berfikir tingkat tinggi siswa, dan yang oleh banyak pihak disebut akan mampu menyiapkan
generasi yang siap dengan berbagai ketidakpastian masa depan. Namun harus kita sadari bahwa
menuju pembelajaran seperti ini tidaklah mudah serta perlu upaya serius yang
berkesinambungan.Di beberapa negara perubahan itu dilakukan dalam 10 -15 tahun dengan
upaya yang konsisten dan kerjasama para pemangku kepentingan.
Salah satu upaya penting adalah pengembangan profesional guru. Disebutkan dalam dokumen
yang sama, bahwa untuk menyiapkan implementasi kurikulum baru akan dilakukan training pada
para guru. Bagaimana menyiapkan guru agar dapat mengimplementasikan ciri pembelajaran di
atas? Tulisan berikut akan mencoba memberikan beberapa point penting pelatihan yang perlu
dilakukan agar tujuan di atas tercapai. Point-point ini disarikan dari berbagai studi yang
dilakukan di dalam dan di luar negeri, dengan mempertimbangkan kondisi awal guru kita (hasil
studi TIMSS dan UKA).
Dalam bahasa yang umum digunakan, pembelajaran yang mengedepankan observasi, bertanya
menyimpulkan dan mengkomunikasikan disebut dengan pembelajaran melalui inkuiri. Agar guru
dapat mengimplementasikan pembelajaran inkuiri, pelatihan yang diberikan harus minimal harus
memungkinkan guru: (i) melakukan sendiri kegiatan inkuiri, (ii) mendapatkan pengalaman
langsung bagaimana pembelajaran terjadi (how people learn) dan peran guru dalam
pembelajaran inkuiri. Dengan kata lain agar guru dapat mengimplementasikan pembelajaran
yang diharapkan maka pelatihan harus dilakukan dengan pendekatan yang sama dengan cara
pembelajaran yang diharapkan akan terjadi di kelas nantinya.
Selain itu dalam pelatihan harus dimasukkan juga berbagai metoda assessment yang tepat untuk
memonitor kemampuan siswa dalam kemampuan-kemampuan inkuiri tersebut.Dari studi TIMSS
misalnya terlihat jelas bahwa siswa-siswa kita kemapuan berfikir tingkat tingginya (High Order
Thinking) masih rendah. Banyak studi menunjukkan bahwa kelemahan ini terkait erat dengan
pembelajaran yang masih bersifat memindahkan informasi dari guru ke murid serta test yang
hanya menguji hafalan.
Berapa lama ideal pelatihan dilakukan? Studi yang dilakukan Spovits dan Turner, yang sering
dirujuk, menyatakan bahwa minimal pelatihan 80 jam diperlukan agar terjadi perubahan
signifikan pada guru yang mengikuti pelatihan. Namun bergantung pada kemampuan awal guru
peserta pelatihan, akan diperlukan frekuensi kegiatan lanjutan yang bervariasi. Kegiatan lanjutan
pasca pelatihan dapat berupa dukungan dan kunjungan tim ahli, penyediaan sumber belajar
online. Intinya agar pembelajaran yang diharapkan dapat berlangsung berkelanjutan diperlukan
perubahan budaya dari pelatihan yang bersifat top down menjadi kebutuhan para guru untuk
terus meningkatkan profesionalitasnya (bottom up).
Kerjasama berbagai pihak yang terkait perlu dilakukan, mengingat jumlah, kualitas, distribusi
geografis dan berbagai faktor lain. Pihak yang telah terbukti perannya adalah para ilmuwan (baik
yang di Perguruan Tinggi maupun yang bekerja di industri), termasuk para mahasiswa.Dalam
kerjasama ini, misalnya para ilmuwan dapat menjadi tempat bertanya bagi para guru tentang
penjelasan fenomena alam secara saintifik.Pengelolaan pembelajaran di kelas jelas merupakan
keahlian para guru. Dengan cara seperti ini terbukti kepercayaan guru dalam mengelola
pembelajaraan sains meningkat.
Struktur Organisasi Kemdikbud
Struktur Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012.
Daftar Pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No Nama Jabatan Nama Pejabat
Menteri Pendidikan dan KebudayaanProf. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan
Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan
Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D.
I Sekretariat Jenderal
1 Sekretaris JenderalProf. Ainun Na'im, Ph.D.
1.a Kepala Biro Umum
Mohammad Qudrat Wisnu Aji, S.E., M.Ed.
No Nama Jabatan Nama Pejabat
1.b Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar NegeriIr. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D.
1.c Kepala Biro Hukum dan Organisasi Muslikh, S.H.
1.d Kepala Biro KeuanganDr. Yusrial Bachtiar, Ak., M.M.
1.e Kepala Biro KepegawaianIr. Totok Suprayitno, Ph.D.
1.fKepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Dr.Ir. Ari Santoso, DEA.
1.g Kepala Pusat Data dan Statistik Pendidikan
Dr. Ing. Ir. Yul Yunazwin Nazaruddin, M.Sc, DIC
No Nama Jabatan Nama Pejabat
1.h Kepala Pusat Informasi dan Hubungan MasyarakatProf. Dr. Ibnu Hamad, M.Si.
II Inspektorat Jenderal
2 Inspektur Jenderal
Prof. Dr. Haryono Umar, AK., M.Sc.
2.a Sekretaris Inspektorat JenderalHindun Basri Purba, S.H., M.Si.
2.b Inspektur ISuharyanto, S.H., M.M.
2.c Inspektur IIDrs. Yanto Sugianto, AK., M.M.
No Nama Jabatan Nama Pejabat
2.d Inspektur IIIDrs. Maralus Panggabean, SE, SH, M.Sc.
2.e Inspektur IVDr. H. Amin Priatna, M.Si.
2.f Inspektur InvestigasiDrs. Suyadi, M.Si
III Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
3Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi
3.aSekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Dr. Gutama
No Nama Jabatan Nama Pejabat
3.b Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia DiniDr. Erman Syamsuddin, S.H., M.Pd.
3.c Direktur Pembinaan Kursus dan PelatihanDr. Wartanto, M.M.
3.d Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
Dr. Ella Yulaelawati Rumindasari, M.A., Ph.D.
3.eDirektur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Dr. Nugaan Yulia Wardhani Siregar, M.Psi.
IV Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
4 Plt. Direktur Jenderal Pendidikan DasarProf. Suyanto, Ph.D.
No Nama Jabatan Nama Pejabat
4.a Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan DasarDr. Thamrin Kasman, S.E., M.Si.
4.b Direktur Pembinaan Sekolah DasarProf. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd.
4.c Direktur Pembinaan Sekolah Menengah PertamaDr. Didik Suhardi
4.dDirektur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar
Dr. Mudjito, AK., M.Si.
4.eDirektur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar
Sumarna Surapranata, Ph.D.
V Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
No Nama Jabatan Nama Pejabat
5 Direktur Jenderal Pendidikan MenengahHamid Muhammad, M.Sc., Ph.D.
5.a Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan MenengahDrs. M. Mustaghfirin Amin, M.B.A.
5.b Direktur Pembinaan Sekolah Menengah AtasIr. Harris Iskandar, Ph.D.
5.c Direktur Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanIr. Anang Tjahjono, M.T.
5.dDirektur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah
Drs. Antonius Budi Priadi
5.eDirektur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah
Surya Dharma, M.P.A., Ph.D.
No Nama Jabatan Nama Pejabat
VI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
6 Direktur Jenderal Pendidikan TinggiProf. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc.
6.a Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng. Sc., Ph.D.
6.b Direktur Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama
Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.
6.c Direktur Pembelajaran dan KemahasiswaanDr. Ir. Illah Sailah, M.S.
6.d Direktur Pendidik dan Tenaga KependidikanProf. Dr. Supriadi Rustad, M.Si.
No Nama Jabatan Nama Pejabat
6.e Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada MasyarakatProf. Drs. Agus Subekti, M.Sc., Ph.D.
VII Badan Penelitian dan Pengembangan
7 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Prof. Dr. Khairil Anwar Notodiputro, M.S.
7.a Sekretaris Badan Penelitian dan PengembanganIr. Hendarman, M.Sc., Ph.D.
7.b Kepala Pusat Penelitian KebijakanDr. Bambang Indriyanto
7.c Kepala Pusat Kurikulum dan PerbukuanDrs. Ramon Mohandas, Ph.D.
7.d Kepala Pusat Penilaian PendidikanDr. Ir. Hari Setiadi, M.A.
No Nama Jabatan Nama Pejabat
7.e Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan KebudayaanDr. Hurip Danu Ismadi, M.Pd.
VIII Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
8 Plt. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaProf. Dr. Mahsun
8.a Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan BahasaDra. Yeyen Maryani, M.Hum.
8.b Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Dr. Sugiyono
8.c Kepala Pusat Pembinaan dan PemasyarakatanDrs. M. Muhadjir, M.A.
IXBadan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
No Nama Jabatan Nama Pejabat
9Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.
9.aSekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Dr. Abi Sujak, M.Sc.
9.b Kepala Pusat Pengembangan Profesi PendidikDr. Unifah Rosyidi, M.Pd.
9.c Kepala Pusat Pengembangan Tenaga KependidikanDr. Muhammad Hatta
9.d Kepala Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan Dr. Bastari
9.eKepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kebudayaan
Drs. Shabri Aliaman
No Nama Jabatan Nama Pejabat
X Direktorat Jenderal Kebudayaan
10 Plt. Direktur Jenderal KebudayaanProf. Kacung Marijan, Ph.D.
10.a Sekretaris Direktorat Jenderal KebudayaanDrs. Gatot Ghautama, M.A.
10.b Direktur Internalisasi Nilai dan Diplomasi BudayaDra. Diah Harianti, M.Psi.
10.c Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan PermuseumanDrs. Surya Helmi
10.d Direktur Pembinaan Kesenian dan PerfilmanDrs. Sulistyo Tirtokusumo, MM.
No Nama Jabatan Nama Pejabat
10.e Direktur Sejarah dan Nilai BudayaDrs. Endjat Djaenuderadjat
10.fDirektur Pembinaan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi
Drs. Gendro Nurhadi, M.Pd.
10.g Kepala Pusat Arkeologi NasionalDr. Bambang Sulistyanto
Staf Ahli Mendikbud
a Staf Ahli Mendikbud Bidang Organisasi dan Manajemen
Prof. Dr. Ir. Abdullah Alkaff, M.Sc., Ph.D.
bStaf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan
Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP.
c Staf Ahli Mendikbud Bidang HukumProf. Dr. Anna Erliyana, S.H., M.H.
No Nama Jabatan Nama Pejabat
d Staf Ahli Mendikbud Bidang Kerjasama InternasionalProf. Kacung Marijan, Ph.D.
Staf Khusus Mendikbud
aStaf Khusus Mendikbud Bidang Pemantauan dan Pengembangan Organisasi
-
bStaf Khusus Mendikbud Bidang Kajian Sistem Pendidikan
Dr. Drs. A. Hanief Saha Ghafur,M.S.
c Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi dan Media Ir. Sukemi
Pemerintah akan mengubah kurikulum Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah
Atas, serta Sekolah Menengah Kejuruan dengan menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui
penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi.
"Siswa untuk mata pelajaran tahun depan sudah tidak lagi banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum
berbasis sains," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh kepada pers di Kantor
Wapres di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Nuh usai memberikan presentasi mengenai pengembangan kurikulum 2013
yang dihadiri Wakil Presiden Boediono.Hadir dalam jumpa pers itu Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Musliar Kasim.
Dikatakan Nuh, orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang
antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan
menyenangkan.
Untuk tingkat SD, katanya, saat ini ada 10 mata pelajaran yang diajari, yaitu pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya dan keterampilan,
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, serta muatan lokal dan pengembangan diri.
Tapi mulai tahun ajaran 2013/2014 jumlah mata pelajaran akan diringkas menjadi tujuh, yaitu pendidikan
agama, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, seni budaya dan
prakarya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, serta Pramuka.
"Khusus untuk Pramuka adalah mata pelajaran wajib yang harus ada di mata pelajaran, dan itu diatur
dalam undang-undang," kata Nuh.
Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD, adalah bersifat tematik integratif. Dalam pendekatan
ini mata pelajaran IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua pelajaran, yaitu dua mata
pelajaran itu akan diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran.
Dikatakan untuk IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika,
sedangkan untuk IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).
Mendikbud mengatakan, kurikulum 2013 itu diharapkan bisa diterapkan mulai tahun ajaran baru 2013,
tapi sebelumnya akan diuji publik sekitar November 2012.
"Masyarakat bisa memberikan masukan atas setiap elemen kurikulum mulai dari standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses hingga standar evaluasi. Adanya uji publik ini diharapkan kurikulum
yang terbentuk telah menampung aspirasi masyarakat," papar Nuh.