STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

20
STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN IPOMOEA AQUATICA F. DI LIMA SITU UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK, JAWA BARAT Mohammad Zulkarnain 1 , Wisnu Wardhana 1 1. Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat E-mail: [email protected] Abstrak Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui struktur komunitas epifiton pada tumbuhan Ipomoea aquatica F. di lima situ Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Ditemukan 34 marga dengan kepadatan 983 ind/cm 2 . Situ Agathis memiliki epifiton dengan kepadatan 320 ind/cm 2 , Situ Mahoni sebesar 296 ind/cm 2 , Situ Puspa sebesar 136 ind/cm 2 , Situ Ulin sebesar 48 ind/cm 2 , Situ Salam sebesar 183 ind/cm 2 . Situ Agathis di dominasi oleh Crucigeniella (12%), Situ Mahoni di dominasi oleh Navicula (26%), Situ Puspa di dominasi oleh Navicula (50%), Situ Salam di dominasi oleh Diatom1 (74%), Situ Ulin di dominasi oleh Euglena (33,5%). Perairan di sekitar epifton di Ipomoea aquatica F. memiliki intensitas cahaya berkisar antara 0,26 m--0,40 m; suhu 26--29,5 o C; pH 5--6,5; DO 5,9--8,64 ppm; BOD 1,5--2,7 ppm. Indeks keanekaan epifiton berkisar antara 0,15--0,365. Indeks kemerataan penyebaran epifiton berkisar antara 0,09--0,19. Indeks kesamaan menurut Hierarchical cluster dengan menggunakan program PAST v3 memiliki tingkat kesamaan epifiton di lima situ UI berkisar antara 24,34--47,44 yang berarti kesamaan di setiap situ tidak berbeda jauh. Community Structure of Epiphyton on Ipomoea aquatica F. in five situ University of Indonesia, Depok, West Java Abstract This research is aimed to know the epiphyton structure on Ipomoea aquatica F. in five situ at University of Indonesia, Depok, West Java. 34 genus have been found in those situ with density of 983 Ind/cm 2 . Situ Agathis, Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin, and Situ Salam had epiphyton density 320 ind/cm 2 , 296 ind/cm 2 , 136 ind/cm 2 , 48 ind/cm 2 , 183 ind/cm 2 respectively. Domination of Crucigeniella at Situ Agathis was 12%. Domination of Navicula at Situ Mahoni was 26%. Domination of Navicula at Situ Puspa was 50%. Domination of Diatom 1 at Situ Salam was 74%. Domination of Euglena at Situ Ulin was 33,5%. Brightness of light at around epiphyton in Ipomoea aquatica F.depht ranges 0,26 m--0,40 m. Temperature range from 26--29,5 o C; pH: 5--6,5; DO: 5,9--8,64 ppm; BOD: 1,5-- 2,7 ppm. Epiphyton diversity index ranged 0,15--0,36. Epiphyton Evennes index ranged from 0,09--0,19. Similarity index in hierarchical cluster with program Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Transcript of STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Page 1: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN IPOMOEA AQUATICA F. DI LIMA SITU UNIVERSITAS

INDONESIA, DEPOK, JAWA BARAT

Mohammad Zulkarnain1, Wisnu Wardhana1

1. Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat

E-mail: [email protected]

Abstrak

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui struktur komunitas epifiton pada tumbuhan Ipomoea aquatica F. di lima situ Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Ditemukan 34 marga dengan kepadatan 983 ind/cm2. Situ Agathis memiliki epifiton dengan kepadatan 320 ind/cm2, Situ Mahoni sebesar 296 ind/cm2, Situ Puspa sebesar 136 ind/cm2, Situ Ulin sebesar 48 ind/cm2, Situ Salam sebesar 183 ind/cm2. Situ Agathis di dominasi oleh Crucigeniella (12%), Situ Mahoni di dominasi oleh Navicula (26%), Situ Puspa di dominasi oleh Navicula (50%), Situ Salam di dominasi oleh Diatom1 (74%), Situ Ulin di dominasi oleh Euglena (33,5%). Perairan di sekitar epifton di Ipomoea aquatica F. memiliki intensitas cahaya berkisar antara 0,26 m--0,40 m; suhu 26--29,5oC; pH 5--6,5; DO 5,9--8,64 ppm; BOD 1,5--2,7 ppm. Indeks keanekaan epifiton berkisar antara 0,15--0,365. Indeks kemerataan penyebaran epifiton berkisar antara 0,09--0,19. Indeks kesamaan menurut Hierarchical cluster dengan menggunakan program PAST v3 memiliki tingkat kesamaan epifiton di lima situ UI berkisar antara 24,34--47,44 yang berarti kesamaan di setiap situ tidak berbeda jauh.

Community Structure of Epiphyton on Ipomoea aquatica F. in five situ University of Indonesia, Depok, West Java

Abstract

This research is aimed to know the epiphyton structure on Ipomoea aquatica F. in five situ at University of Indonesia, Depok, West Java. 34 genus have been found in those situ with density of 983 Ind/cm2. Situ Agathis, Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin, and Situ Salam had epiphyton density 320 ind/cm2, 296 ind/cm2, 136 ind/cm2, 48 ind/cm2, 183 ind/cm2 respectively. Domination of Crucigeniella at Situ Agathis was 12%. Domination of Navicula at Situ Mahoni was 26%. Domination of Navicula at Situ Puspa was 50%. Domination of Diatom 1 at Situ Salam was 74%. Domination of Euglena at Situ Ulin was 33,5%. Brightness of light at around epiphyton in Ipomoea aquatica F.depht ranges 0,26 m--0,40 m. Temperature range from 26--29,5oC; pH: 5--6,5; DO: 5,9--8,64 ppm; BOD: 1,5--2,7 ppm. Epiphyton diversity index ranged 0,15--0,36. Epiphyton Evennes index ranged from 0,09--0,19. Similarity index in hierarchical cluster with program

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 2: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

PAST v3 have level similarity on five situ range is 24,34--47,44 it meant similarity on five situ not significant diffirence Keyword : Community of Epiphyton, Ipomoea aquatica F., Situ, University of

Indonesia

Pendahuluan

Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat memiliki enam situ yang

merupakan bagian dari ekosistem perairan tawar. Situ juga merupakan habitat

bagi berbagai macam komunitas organisme perairan., terutama komunitas

epifiton. Epifiton atau epifilik merupakan salah satu kelompok perifiton yang

hidup di permukaan tumbuhan (Darley 1982: 77--82). Tumbuhan air merupakan

salah satu substrat yang umum digunakan oleh epifiton untuk tumbuh dan

berkembang. Ipomoea aquatica F. atau yang umum disebut kangkung air

merupakan salah satu tanaman jenis herbaceous yang merambat di dekat

permukaan air juga merupakan habitat untuk epifiton. Ipomoea aquatica F.

memiliki akar yang mengapung di dalam air (Backer & Bakhuizen van den Brink

Jr. 1965: 496; Pancho & Sorjani 1978: 45).

Berdasarkan pengamatan di lapangan, Ipomoea aquatica F. merupakan

tumbuhan yang paling umum ditemukan di situ Universitas Indonesia. Tumbuhan

tersebut ditemukan hampir di semua situ di Universitas Indonesia, kecuali di Situ

Kenanga. Situ Kenanga merupakan situ semi tertutup yang selalu dijaga

kebersihannya dari sampah dan tumbuhan air.

Informasi mengenai keberadaan epifiton tumbuhan Ipomoea aquatica F. di

seluruh situ Universitas Indonesia sampai saat ini belum dibahas secara rinci.

Penelitian terakhir dilakukan oleh Yuniarto (1992) yang membahas epifiton pada

Ipomoea aquatica F. di Situ Agathis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

untuk mengetahui struktur komunitas epifiton pada Ipomoea aquatica F. di situ

Universitas Indonesia.

Penelitian yang akan dilakukan bertujuan mengetahui struktur komunitas

epifiton yang terdapat pada Ipomoea aquatica F. di lima situ Universitas

Indonesia, Depok, Jawa Barat. Struktur komunitas epifiton yang akan diteliti

antara lain keanekaragaman marga epifiton, tingkat kepadatan marga epifiton,

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 3: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

sebaran marga epifiton, dan faktor fisika dan kimia pada masing-masing situ

tersebut.

Tinjauan Teoritis Situ adalah ekosistem perairan darat tergenang dengan luas dan kedalaman

rendah serta terbentuk secara alami maupun buatan dengan tujuan tertentu

(Sulastri 2003: 47). Situ merupakan habitat yang penting untuk mempelajari

interaksi antar organisme, atau interaksi antar organisme dan lingkungan (Lampert

& Sommers 2007: v). Situ memilki bentuk morfometri yang bervariasi, mulai

dari berbentuk melingkar, segi empat, atau berbentuk seperti tapal kuda.

Keragaman morfometri situ berhubungan dengan tujuan proses pembentukan situ,

antara lain untuk keperluan irigasi atau pembuatan resapan air tanah (Sulastri

2003: 48). Keragaman morfometri situ dapat memengaruhi variasi distribusi dan

produktivitas tumbuhan air, mikrobiota, dan partikel-partikel detritus pada setiap

situ cukup besar.

Situ yang terdapat di kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat

berjumlah enam buah dan seluruhnya merupakan situ buatan. Situ-situ tersebut

adalah Situ Kenanga, Situ Agathis, Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin, dan Situ

Salam (Rosmairini 2002: 5). Situ di Universitas Indonesia selain sebagai jaringan

ekosistem, juga berperan sebagai suatu habitat yang dibentuk oleh struktur utama

atau morfometri dari suatu organisme (Widianto 2008: 15).

Pengamatan yang dilakukan oleh penulis di situ Universitas Indonesia

memperlihatkan hanya lima dari enam situ yang memiliki tumbuhan air.

Tumbuhan akuatik yang umum ditemukandi Situ Universitas Indonesia

berdasarkan pengamatan penulis adalah Kangkung (Ipomoea aquatica F.), Genjer

(Limnocharis flava), dan Bengkok (Monchoria vaginalis).  

Epifiton adalahkelompok dari berbagai organisme yang tumbuh dan menempel

pada permukaan tumbuhan (Erniati 1993: 45). Air merupakan faktor utama yang

memengaruhi pertumbuhan epifiton. Faktor lingkungan perairan yang

memengaruhi epifiton dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: faktor fisik,

unsur hara, dan faktor biotik (Jeffries & Mills 1990: 83--85). Faktor fisika

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 4: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

perairan di antaranya adalah kekeruhan, suhu, dan warna permukaan air. Faktor

kimia di antaranya adalah pH, DO, dan BOD. Faktor unsur hara antara lain fosfat

dan nitrogen. Fator biotik di antaranya adalah jaring-jaring makanan.

Keanekaan biota merupakan salah satu aspek penting dalam komunitas.

Keanekaan merupakan suatu cara untuk mengetahui keragaman biota yang

berlainan jenis dalam suatu habitat, komunitas, atau ekosistem tertentu.

Keanekaan spesies biota secara umum dipelajari melalui indeks keanekaan

(Washington 1984: 653). Keanekaan dalam suatu komunitas ditentukan untuk

mengetahui hubungan keanekaan tersebut dengan kondisi lingkungan,

produktifitas, dan struktur habitat.

Kangkung air (Ipomoea aquatica F.) adalah tanaman herba yang tumbuh

dekat dengan sumber air. Morfologi Kangkung air, yaitu Bentuk batang panjang,

berongga, berair, menjalar, berbentuk pipih dengan diameter 3--7 mm, dan dapat

tumbuh sampai 3 m (bahkan pernah tercatat satu tanaman kangkung air sepanjang

27 m). Batang kangkung air terdiri atas lapisan spons sehingga dapat mengapung

dipermukaan air. Panjang akar bervariasi antara 1,4--46 cm. Akar tanaman

tersebut terbenam dalam tanah. Bentuk daun berganti-ganti dari menjorong

(cordatus), bulat telur (ovatus), elips, triangular, atau lanset (lanceolatus). Panjang

daun dapat mencapai 20 cm (Lethtonen 1993: 1--2). Daerah sebaran kangkung air

meliputi wiayah asia tenggara dan india. Kangkung air juga menyebar ke

beberapa wilayah di afrika (contohnya: Zaire, Mozambik, Sri Lanka, Nigeria,

Sudan, Tanzania), Amerika utara (contohnya Amerika serikat), Amerika tengah

(contohnya: Kosta Rika), Asia (contohnya korea dan Taiwan) dan Amerika

Selatan (contohnya Argentina) (Lethtonen 1993: 4). Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel komunitas epifiton diambil di tanaman ipomoea aquatica F. di

lima danau Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, yaitu Situ Salam, Situ Ulin,

Situ Puspa, Situ Mahoni, dan Situ Agathis. Pada bulan Juni sampai bulan Juli

2014 Analisis marga komunitas epifiton dilakukan di labolatorium Taksonomi

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 5: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Hewan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Pengambilan sampel di setiap

situ dengan mempertimbangkan penyebaran tumbuhan Ipomoea aquatica F.

(a) (b)

(c) (d)

(e)

Letak setiap stasiun sampel (a) Situ Agathis, (b) Situ Mahoni, (c) Situ Puspa, (d)

Situ Ulin, (e) Situ Salam [Sumber: Google Maps (telah diolah kembali)

]

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 2

Stasiun 1

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 1

Stasiun 2

U     skala:  1:  20000  

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 6: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Alat Peralatan yang digunakan antara lain plastik zip lock tongkat pengambil,

pH indicator paper [Merck], secchi disc (∅ 20 cm), DO meter, Termometer

batang, pensil, buku catatan, papan jalan, pipet tetes, mikroskop [NIXON SE] tipe

102, cover glass, silet [Gillete], kaca obyek, kamera digital [Sony]. Buku

identifikasi yang digunakan adalah Mizuno (1970), Vuuren dkk. (2006), dan

Bellinger & Sigee (2010).

Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa sampel epifiton diambil

dari batang Ipomoea aqutica F., sampel air diambil langsung dari lima situ di

Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Air tawar, Larutan formalin 4%, dan

larutan alkohol 70%.

Cara Kerja Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi dilakukan secara acak berdasarkan keberadaan tumbuhan

Ipomoea aquatica F. di setiap situ di Universitas Indonesia.

Pengambilan Sampel

Sampel epifiton diambil pada bagian tumbuhan kangkung air yang

terendam dan dipotong sepanjang 10 cm pada bagian batang kangkung air.

Sampel epifiton diperoleh dengan cara pengerikan menggunakan silet dan

memasukkannya ke dalam plastik sampel yang telah berisi air tawar, dan

campuran larutan alkohol 70% dan larutan formalin 4%.

Identifikasi Sampel yang telah dipreservasi kemudian dibawa ke labolatorium untuk

dilakukan identifikasi. Identifikasi dan penghitungan epifiton dilakukan dengan

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 7: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

metode subsampel. Identifikasi epifiton dilakukan dengan menggunakan buku

Mizuno (1970), Vuuren dkk. (2006), dan Bellinger & Sigee (2010). Epifiton

yang sudah ditemukan dan didokumentasikan menggunakan mikroskop yang

dilengkapi kamera untuk menunjang proses identifikasi.

Pengukuran Pearameter Lingkungan Pengukuran parameter lingkungan diukur di setiap stasiun sebanyak tiga

kali ulangan. Parameter lingkungan yang diukur adalah suhu, pH, intensitas

cahaya, DO, dan BOD. Suhu diukur dengan termometer batang yang dicelupkan

ke dalam air danau. Pengukuran kadar pH dilakukan dengan pH paper indicator

yang ditetesi sampel air danau, kemudian perubahan warna disesuaikan dengan

warna standar. Kecerahan diukur dengan menggunakan sechi disc yang

dimasukkan ke dalam badan air. Pengukuran DO dilakukan dengan alat DO

meter, yaitu dengan cara memasukkan ujung kabel elektroda ke dalam air

kemudian angka yang menunjukkan hasil pengukuran kadar DO akan muncul

pada layar digital dalam satuan ppm. Pengukuran BOD dilakukan dengan cara

hasil pengukuran DO dikurangi hasil DO tiga hari kemudian.

Analisis Data 3. 4. 5. 1. Menghitung kepadatan komunitas epifiton

Jumlah kepadatan sampel epifiton masing-masing dalam satuan individu

per cm2 dapat diketahui dengan persamaan (Michael 1994: 227--228).

N = nx100;n = axc

L

L= 2πrt

Keterangan:

N = Kepadatan epifiton (individu/cm2);

n = Jumlah marga epifiton (Individu/cm2);

a = Jumlah individu dalam subsampel (indvidu/0,04ml);

c = volume 10 ml.;

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 8: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

L = Luas batang kangkung (cm2)

3. 4. 5. 2. Indeks keanekaragaman Shanon-Wiener

Perhitungan indeks keanekaragaman dilakukan pada kelima danau dan

setiap stasiun pada masing-masing danau. Indeks keanekaragaman dapat diketahui

dari analisis terhadap data jumlah marga dan kepadatan tiap marga

epifiton.Perhitungan indeks keanekaragaman tersebut menggunakan rumus

Shannon-Wiener (Magurran 1988: 146).

H’= -∑ pi ln pi

Keterangan:

H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

Pi = ni/N

ni = jumlah epifiton marga ke-i

N = jumlah total epifiton semua marga dalam komunitas epifiton

Untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan indeks keanekaragaman

Shannon-Wiener di lima situ dilakukan uji-t (Magurran 1988: 149), yaitu:

t = H’1-H’2

(var H’1 + var H’2)1/2

df = (var H’1 + var H’2)

[(var H’1)2 + (var H’2)2]

N1 N2

3. 4. 5. 3. Indeks kemerataan

Indeks kemerataan epifiton digunakan untuk mengetahui kemerataan

jumlah individu per marga di kelima danau. Indeks kemerataan tersebut diperoleh

berdasarkan rumus menurut Magurran (1988: 148).

E = H’

ln S

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 9: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Keterangan:

E = indeks kemerataan

H’ = indeks kenekaragaman Shannon-Wiener

S = Jumlah marga yang diperoleh

3. 4. 5. 4. Indeks kesamaan Sorensen

Indeks kesamaan Sorensen digunakan untuk mengetahui kesamaan

komunitas epifiton antara kelima danau di Universitas Indonesia, Depok, Jawa

Barat (Mueller-Dombois & Ellenberg 1974: 214--215).

IS = 2c x 100%

a + b

Keterangan:

IS = indeks keragaman Sorensen

a = jumlah marga epifiton di komunitas a

b = jumlah marga epifiton di komunitas b

c = jumlah marga epifiton yang dapat ditemukan pada kedua komunitas

tersebut.

Setelah perhitungan dengan menggunakan indeks kesamaan Sorensen, dilakukan

pembuatan dendogram dengan software PAST v3.0.

Hasil Kondisi Lingkungan Perairan Lima Situ Universitas Indonesia

Parameter Fisika-Kimia Lima Situ Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat

Situ Kecerahan (m) Suhu (oC) pH DO (ppm) BOD (ppm) per

3 hari

Situ Agathis 0,38 29,5 5 6,55 2,45

Situ Mahoni 0,37 28 6,5 8,64 2,55

Situ Puspa 0,26 26 6 5,9 1,5

Situ Ulin 0,36 30 6 6,3 2,7

Situ Salam 0,40 29 6 6,63 1,5

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 10: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Komposisi dan Distribusi Marga Epifiton

Kepadatan dan penyebaran epifiton pada tumbuhan Ipomoea aquatica F. di lima

situ Universitas Indonesia

Divisi/ Marga Jumlah Individu per cm2

Situ

Agathis

Situ

Mahoni

Situ

Puspa

Situ

Salam

Situ Ulin

I. Bacillariophyta

Cyclotella 16 8 0 0 0

Pinularia 32 0 8 0 0

Navicula 32 80 72 0 0

Diploneis 8 0 0 0 0

Cocconeis 0 8 8 0 0

Cymbella 0 64 0 0 0

Amphipleura 0 24 0 0 0

Gomphonema 0 8 0 0 0

Amphora 0 0 8 0 0

Tabellaria 0 0 16 0 0

Diatom 1 0 40 0 0 0

Diatom 2 0 0 0 135 0

II. Chlorophyta

Crucigeniella 40 0 0 0 0

Stigeoclonium 16 0 0 0 0

Pandorina 8 0 0 0 0

Clamysdosmonas 24 0 0 0 0

Cosmarium 0 0 0 0 8

Elakathotrix 0 0 0 0 8

Ankistrodesmus 8 0 0 0 0

Spaerocytis 8 0 0 0 0

Oocytis 8 0 0 0 0

Ulothrix 0 0 8 0 0

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 11: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Hyalodiscus 0 0 0 8 0

III. Cyanophyta

Anabaena 0 8 0 0 0

Microcytis 0 8 0 0 0

IV. Euglenophyta

Euglena 32 0 8 8 16

Phacus 8 0 8 16 0

Chroomonas 0 0 0 0 8

V. Dinophyta

Peridinium 0 0 0 16 0

VI. Protozoa

Paramecium 32 40 0 0 0

Amphileptus 32 0 0 0 0

Loxophyllum 0 8 0 0 0

VII. Crustacea

Cypris 0 0 0 0 8

VIII. Trochelminthes

Brachionus 16 0 0 0 0

Total individu 320 296 136 183 48

Indeks Keanekaan, Kemerataan, dan Kesamaan Epifiton

Nilai Indeks Keanekaan dan Indeks Kemerataan

SITUSitu INDEKS KEANEKAAN

INDEKS KEMERATAAN

SITU AGATHIS 0,365 0,13 SITU MAHONI 0,36 0,15

SITU PUSPA 0,28 0,13 SITU SALAM 0,31 0,19

SITU ULIN 0,15 0,09

Nilai matrik similaritas antarsitu berdasarkan marga epifiton

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 12: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Situ situ agathis situ mahoni situ puspa situ salam situ ulin situ agathis 0 34.72 47.44 24.19 33.03 situ mahoni 0 35.13 23.53 16.16 situ puspa 0 34.34 38.63 situ salam 0 24.34 situ ulin 0

Dendogram berdasarkan marga epifiton Pembahasan Kondisi Lingkungan Perairan Lima Situ Universitas Indonesia

Kecerahan Nilai transparasi cahaya rata-rata di sekitar tumbuhan Ipomoea aquatica F.

pada masing-masing lima situ di Universitas Indonesia berkisar antara 0,26 m--

0,40 m. Arthington (1980: 18), membagi kondisi perairan berdasarkan kecerahan

di perairan, dibagi menjadi: Perairan keruh (0,25--1,00 m), perairan sedikit keruh

(1,00--5,00m), dan perairan jernih (>5,00m). Berdasarkan hal tersebut, intensitas

cahaya di masing-masing lima situ di Universitas Indonesia termasuk ke dalam

kategori periaran keruh karena berada di kisaran antara 0,25--1,00m. Berdasarkan

pengamatan penulis, lima situ di Universitas Indonesia banyak disebabkan oleh

lumpur dan limbah berupa sampah organik dan anorganik yang menutupi

permukaan situ di Universitas Indonesia. Penyebab rendahnya nilai kecerahan di

suatu perairan ialah keberadaan lumpur yang tersuspensi dalam air dan juga

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 13: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

terdapat banyak organisme yang terdapat di dalam perairan masing-masing situ

tersebut (Boney 1975: 20; Hillary dkk. 1970: 5; Sulastri 2003: 49; Wetzel

1983:57--59).

Suhu

Suhu air disekitar tumbuhan Ipomoea aquatica F. pada lima situ di

Universitas Indonesia berkisar antara 26--29,5oC. Kisaran suhu tersebut dapat

mendukung pertumbuhan epifiton di lima situ Universitas Indonesia. Epifiton

yang tergolong ke dalam kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, dan

Cyanophyceae dapat hidup pada perairan yang bersuhu 26--30oC (Obeng-Asamoa

dkk. 1980:194--197).

pH (Derajat Keasaman)

Nilai pH perairan disekitar tumbuhan Ipomoea aquatica F. pada lima situ

Universitas Indonesia berkisar antara 5--6,5. Nilai pH tersebut mengindikasikan

bahwa perairan situ di Universitas Indonesia disekitar tumbuhan Ipomoea

aquatica F. bersifat sedikit asam. Berdasarkan water quality criteria (1972 lihat

Hillary 1979: 7) pH untuk kehidupan biota akuatik air tawar berkisar antara 6,5--

8,0. Berdasarkan hal tersebut sebagian besar situ di Universitas Indonesia

memiliki pH berada di bawah batas normal untuk kehidupan biota akuatik. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh tingginya kadar karbondioksida (CO2) dan

senyawa humus pada perairan kolam tersebut (Brown 1973: 36).

DO (Oksigen Terlarut) dan BOD ( kebutuhan Oksigen Biokimia) Oksigen terlarut (DO) pada perairan sekitar tumbuhan Ipomoea aquatica

F. di lima situ Universitas Indonesia berkisar antara 5,9--8,64 ppm (Tabel 4.1).

Nilai rata-rata DO pada setiap situ berturut-turut, yaitu Situ Agathis: 6,55 ppm;

Situ Mahoni: 8,64 ppm; Situ Puspa: 5,9 ppm; Situ Ulin: 6,3 ppm; Situ Salam: 6,63

ppm.

Kelarutan oksigen sangat dipengaruhi oleh kesuburan suatu kolam, suhu

dan aktivitas mikrobiota. Kandungan oksigen dalam perairan dipengaruhi oleh

proses aerasi, fotosintesis, dan penguraian bahan organik (Moerwani 1984: 4;

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 14: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Kartamihardja 1992: 3). Kadar DO optimum untuk menunjang kehidupan

organisme perairan adalah kurang dari 14 ppm (Kemker 2013: 1). Berdasarkan

hal tersebut, DO kelima situ di Universitas Indonesia masih mendukung

kehidupan perairan.

BOD selama tiga hari pada lima situ di Universitas Indonesia berkisar

antara 1,5--2,7 ppm (Tabel 4.1). Menurut Sugiharto (1987: 179) Konsentrasi

BOD yang mendukung kehidupan perairan yang masih diperbolehkan yaitu

maksimal 5 ppm. Berdasarkan hal tersebut, BOD di lima situ Universitas

Indonesia masih mendukung kehidupan perairan. BOD di lima situ Universitas

Indonesia masih mendukung kehidupan perairan kemungkinan juga disebabkan

oleh proses eutrofikasi sehingga proses dekomposisi oleh mikroorganisme cukup

banyak. Nilai BOD di lima situ Universitas Indonesia juga menunjukkan bahwa

jumlah mikroorganisme untuk mengoksidasi bahan organik dalam air karena

tersedianya bahan organik dalam jumlah besar (Tatangindatu dkk. 2013: 17).

Komposisi dan Distribusi Marga Epifiton Jumlah marga epifiton yang ditemukan pada batang Ipomoea aquatica F.

pada lima situ Universitas Indonesia sebanyak 34 marga. Komposisi marga

epifiton tersebut antara lain Situ Agathis sebanyak 16 marga, terdiri atas 4 marga

Bacillariophyta, 7 marga Chlorophyta, 2 marga Euglenophyta, 2 marga Protozoa,

1 marga Trochelminthes. Situ Mahoni ditemukan 11 marga epifiton yang terdiri

atas 7 marga Bacillariophyta, 2 marga Cyanophyta, dan 2 marga Protozoa. Situ

Puspa ditemukan 8 marga epifiton yang terdiri atas 5 marga Bacillariophyta, 2

marga Euglenophyta, dan 1 marga Chlorophyta. Situ Ulin ditemukan 5 marga

epifiton yang terdiri atas 2 marga Euglenophyta, 2 marga Chlorophyta, dan 1

marga Crutacean. Situ Salam ditemukan 5 marga epifiton yang terdiri atas 1

marga Dinophyta, 2 marga Euglenophyta, 1 marga Bacillariophyta, dan 1 marga

Chlorophyta.

Lima situ Universitas Indonesia mempunyai komposisi yang berbeda. Hal

tersebut diduga disebabkan oleh faktor lingkunga di lima situ di Universitas

Indonesia juga berbeda. Kebiasaan masyarakat di sekitar Universitas Indonesia

membuang limbah ke wilayah perairan yang akan terakumulasi di lima situ

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 15: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Universitas Indonesia turut berperan dalam memengaruhi kondisi lingkungan dan

dapat mempengaruhi pertumbuhan epifiton. Beberapa situ di Universitas

Indonesia, seperti Situ Agathis, Situ Mahoni, Situ, dan Situ Ulin, mendapatkan

masukan sumber air dari wilayah di sekitar Universitas Indonesia. Nofdianto

(1994: 59) menyebutkan bahwa aktivitas di sekitar perairan dapat memengaruhi

komposisi dan distribusi epifiton di perairan.

Kepadatan Marga Epifiton Kepadatan marga epifiton pada batang Ipomoea aquatica F. di seluruh

lima situ Universitas Indonesia berjumlah 983 ind/cm2. Jumlah kepadatan

tersebut tersebar pada batang Ipomoea aquatica F. antara lain di Situ Agathis

berjumlah 320 ind/cm2, Situ Mahoni berjumlah 296 ind/cm2, Situ Puspa

berjumlah 136 ind/cm2, Situ Ulin berjumlah 48 ind/cm2, dan Situ Salam

berjumlah 183 ind/cm2 (Tabel 4.2). Situ Agathis di dominasi oleh epifiton dari

marga Crucigeniella (12%). Situ Mahoni di dominasi oleh epifiton dari marga

Navicula (26%). Situ Puspa di dominasi oleh epifiton dari marga Navicula (50%).

Situ Salam di dominasi oleh epifiton dari marga Diatom 1 (74%). Situ Ulin di

dominasi oleh epifiton dari marga Euglena (33,5%). Ruttner (1983: 186)

menyatakan bahwa eksistensi epifiton ditentukan oleh kemampuan menempel

pada substrat yang dimiliki epifiton sehingga dapat bertahan terhadap pencucian

arus dan gelombang air.

Epifiton marga Crucigeniella yang mendominasi 12% dari keseluruhan

epifiton di Situ Agathis, termasuk dalam kelompok Chlorophyta. Crucigeniella

dapat tumbuh subur karena dapat menggunakan bahan organik perairan (Palmer

1962: 39).    Situ Mahoni dan Situ Puspa di dominasi oleh epifiton marga

Navicula,yaitu sebesar 26% dan 50% dari keseluruhan epifiton di Situ Mahoni

dan Situ Puspa. Navicula dapat tumbuh dengan baik disebabkan oleh pH dan

suhu perairan yang cukup mendukung untuk pertumbuhan Navicula. Navicula

dapat berkembang dengan cepat pada suhu 26--30oC dan pH 6,8--7,2 (Obeng-

Asamoa 1980:195--196).    Situ Salam di dominasi oleh epifiton marga Diatom 2.

Diatom diketahui memiliki tipe heteromorphy, yaitu perbedaan morfologi dalam

satu spesies akibat respon terhadap perubahan lingkungan. Perubahan kondisi

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 16: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

lingkungan akan mendorong perubahan bentuk morfologi diatom, terutama

perubahan morfologi valve (Hastle dkk. 1997 dalam  Fitri 2011: 1). Perubahan

morfologi tersebut diduga dapat menyebabkan Diatom dapat lebih adaptif di

lingkungan tempatnya hidup. Situ Ulin di dominasi oleh epifiton dari marga

Euglena sebesar 33,5%. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh kondisi

perairan yang cukup tenang dan kemungkinan kandungan bahan organik di

perairan Situ Salam cukup tinggi.

Indeks Keanekaan, Kemerataan, dan Kesamaan Epifiton Indeks keanekaan Shannon-Wiener di setiap situ sebagai berikut: Situ

Agathis adalah 0,365; Situ Mahoni adalah 0,36; Situ Puspa adalah 0,28; Situ

Salam adalah 0,31; dan Situ Ulin adalah 0,15. Nilai tersebut menunjukkan bahwa

perairan lima situ Universitas Indonesia sudah tercemar. Wilhm & Dorris

(1968:780) menyatakan bahwa perairan yang memiliki nilai indeks keanekaan <1

merupakan perairan yang tercemar. Hal tersebut kemungkinan disebabkan

buangan limbah organik dan anorganik dari pemukiman di sekitar Universitas

Indonesia yang mengalir ke situ-situ di Universitas Indonesia sehingga

menyebabkan lima situ Universitas Indonesia tercemar.

Keanekaan komunitas epifiton di lima situ di Universitas Indonesia ,

sebagai berikut: Situ Agathis adalah 0,13; Situ Mahoni adalah 0,15; Situ Puspa

adalah 0,13; Situ Salam adalah 0,19; dan Situ Ulin adalah 0,09. Berdasarkan data

tersebut dapat terlihat kalau kemerataan setiap situ tidak merata, yaitu berada

dikisaran 0--0,25 (Pielou 1975: 308). Hal tersebut diduga disebabkan terjadinya

persaingan terhadap kebutuhan hidup epifiton di suatu perairan.

Hasil analisis hierarchical cluster menggunakan program PAST v3 berupa

nilai matrik similaritas antar situ menunjukkan bahwa situ yang memiliki matrik

similaritas terbesar, yaitu Situ Agathis dengan Situ Puspa dengan nilai 47,44 dan

yang terkecil Situ Mahoni dengan Situ Ulin, yaitu sebesar 16,16. Semakin besar

nilai matrik similaritas semakin dekat tingkat kemiripan marga epifiton dan

sebaliknya. Hasil analisis hierarchical cluster menggunakan program PAST v3

berupa dendogram menggambarkan kemiripan marga epifiton kelima situ dalam

empat cluster utama. Cluster pertama antara Situ Ulin dengan Situ Mahoni.

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 17: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Cluster kedua antara Situ Ulin-Mahoni dengan Situ Salam. Cluster ketiga antara

Situ Ulin-Mahoni-Salam dengan Situ Agathis. Cluster keempat antara Situ Ulin-

Mahoni-Salam-Agathis dengan Situ Puspa. Hasil analisis hierarchical cluster

berdasarkan marga epifiton diduga dipengaruhi kondisi lingkungan perairan di

setiap situ cukup berbeda. Menurut Pratiwi (2003:2--3) variasi marga epifiton

berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain disebabkan oleh kondisi

perairan yang berbeda.

Kesimpulan

1. Kondisi lingkungan ima situ di Universitas Indonesia memiliki kecerahan

berkisar antara 0,26 m--0,40 m; suhu 26--29,5oC; pH 5--6,5; DO 5,9--8,64

ppm; BOD 1,5--2,7 ppm dan memiliki komposisi marga epifiton yang

ditemukan pada batang Ipomoea aquatica F. pada lima situ Universitas

Indonesia sebanyak 34 marga, dengan kepadatan 983 ind/cm2 sehingga cukup

mendukung untuk pertumbuhan epifiton.

2. Nilai indeks keanekaan epifiton pada batang Ipomoea aquatica F. di lima situ

Universitas Indonesiaberkisar antara 0,05--0,365 dan indeks kemerataan

epifiton pada batang Ipomoea aquatica F. di lima situ Universitas Indonesia

berkisar antara 0,09--0,19.

4. Similaritas marga epifiton pada batang Ipomoea aquatica F. di lima situ

Universitas Indonesia berbeda antara satu dengan yang lain.

5. 2. Saran

1. Penelitian yang sama perlu dilakukan pada bulan-bulan yang berbeda, sehingga

dapat diketahui pengaruh terhadap perkembangan epifiton.

2. Perlu dilakukan penelitian unsur hara,terutama nitrogen dan fosfor,untuk

mengetahui nilai unsur hara di lima situ Universitas Indonesia.

3. Perlu dilakukan identifikasi sampai tingkat spesies untuk mengetahui secara

terperinci epifiton yang hidup pada batang Ipomoea aquatica F di lima situ

Universitas Indonesia.

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 18: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Daftar Referensi

Arthington, A. 1980. The freshwater environment. Kelvin College, Queenland: vii

+ 154 hlm.

Backer, C.A. 1936. Verklarend woordenboek: van weteschappelijke

plantennamen. P. Noordhoff. N. V. Gronigen, Batavia: vii + 664 hlm.

Bellinger, E. G. & D. C. Sigee. 2010. Freshwater algae: identification and use as

bioindicators. John Wiley and Sons, Ltd. New York: 137--254 hlm.

Boney, D. D. 1975. Phytoplankton. The Phitman Presss, London: vii + 116 hlm.

Brown, A. L. 1973. Ecology of freshwater. Harvard University Press, Cambridge:

xi + 129 hlm.

Darley, W. M. 1982. Algal biology. Physiological approarch. Blackwell,

Scientific pub., London: viii + 168 hlm.

Erniati, L. 1993. Komunitas ditomae sebagai perifiton di hipolimnion situ rawa

kalong bogor yang di aerasi dengan reactor injeksi limnotek 3,2. Skripsi

S1 Universitas Nasional, Jakarta: v + 75 hlm.

Fitri, W. E. 2011. Jenis-jenis dan variasi morfologi diatom pada duakawasan

mangrove (Sungai Pisang, Kota Padang dan Air Bangis, Pasaman Barat,

Sumatera Barat). Padang: 15 hlm.

Greenberg, A. E., J. J. Connors & D. Jenkins (eds. ). 1981. Standart methods for

the examination of water wastewater 15th ed. American Public Health

Association, Washington: Xlvii + 1134 hlm.

Hillary, R. P., O. B. Lan, Sudarmadji & M. Taufik. 1979. Ekologi dari situ

lengkong panjalu Ciamis, jabar. Departemen Biologi, FMIPA-ITB,

Bandung: 16.

Jeffries, M.,& D. Mills. 1990. Freshwater ecologyprinciples and application. 2nd

ed. Ed. Belhaven Press, London: vi + 285 hlm.

Kemker, Christine. 2013. Dissolved Oxygen: Fundamentasl of Environmental

Measurements. Foundriest Environmental, Inc. 8 Juli 2015, pk. 15.00

WIB. www. fondriest.com/environmental-

measurements/parameters/water-quality/dissolved-oxygen/>.

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 19: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Lampert, W. & U. Sommers. 2007. Limnoecology. Oxford University Press, New

York: x + 324 hlm.

Lehtonen, P. 1993. Pest risk assessment on Chinese water spinach. Hyattsville: 24

hlm.

Mizuno, T. 1970. Illustration of freshwater plankton of japan. Hoikusha

Publishing Co., Ltd., Japan: viii + 351 hlm.

Nofdianto.1994. Komposisi dan distribusi perifiton pada sungai cisiih dan sungai

cimadur di banten selatan. Limnotek. 2(2): 57—62.

Obeng-Asamoa, E. K., D. M. John & H. N. appler. 1980. Periphyton in the Volta

lake: seasonal change on the trunks of flooded trees. Hydrobiologia 76:

151--200.

Palmer, C. M. 1962. Algae in water supplies. U. S. Departement of Health

Education & Welfare Public Health Service, Washington: vi + 87 hlm.

Pancho, J. V. & M. Soerjani.19778. Aquatic weeds of Southeast Asia: A

systematic account of common Southeast Asia aquatic weed. University of

Phillipines, Los Banos: x + 130 hlm.

Pielou, E. G. 1975. Ecological diversity. John Wiley & Sons, New York: viii +

165 hlm.

Pratiwi, N. T. M. 2003. Peran Plankton dalam mengevaluasi kualitas air. Pusat

Penelitian Biologi-LIPI, Bogor: 9 hlm.

Rosmairini. 2002. Kelimpahan dan sebaran temporal makrobentos di Situ Mahoni

Kampus UI Depok, Jawa Barat. Skripsi S1 BIologi FMIPA-UI, Depok: vii

+ 61 hlm.

Sulastri. 2003. Karakteristik ekosistem perairan danau dangkal. Pusat Penelitian

Biologi-LIPI, Bogor: 12 hlm.

Vuuren, S. J., J. Taylor, C. Ginkel & A. Gerber. 2006. Easy identification of most

common freshwater algae: a guide for the identification of microscopic

algae in South African freshwater. North-West University and

Departement of Water Affairs and Forestry Press, Potchestroom: 210 hlm.

Washington, H. G. 1984. Diversity, biotic, and similarity indices. A review with

special reference to aquatic ecosystem. Water Reseacrh. 18 (16): 653--

694.

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015

Page 20: STRUKTUR KOMUNITAS EPIFITON PADA TUMBUHAN …

Wetzel, R. G. 1983. Perifitonof freshwater ecosystems. Dr. W. Junk Publisher,

Boston: vii + 243 hlm.

Widianto, I. N. 2008. Kajian pola pertumbuhan dan ciri morfometrik-meristik

beberapa spesies ikan layur (Superfamily Trichiuroidea) di perairan

Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi S1 Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor: xx + 92 hlm.

Wilhm, J. L. & T. C. Dorris. 1968. Biological parameters for water quality

criteria. Bio Science. 18(6): 477--480.

Yuniarto. 1992. Kepadatan marga epifitik pada batang kangkung (Ipomoea

aquatica F.), Genjer (Limnocharis flava), dan Bengok (Monochoris

vaginalis). Tugas Akhir D-III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Jurusan Biologi Universitas Indonesia, Depok: vii + 29 hlm.  

Struktur komunitas..., Mohammad Zulkarnain, FMIPA UI, 2015