Stripping Ratio

9
Stripping ratio (SR) Stripping ratio (SR) menunjukkan perbandingan antara volume (tonase) tanah penutup yang harus dibongkar untuk mendapatkan satu ton batubara pada areal yang akan ditambang. Rumusan umum yang sering digunakan untuk menyatakan perbandingan ini dapat dilihat pada persamaan berikut : SR = Total Volume OB / Total Tonase Batubara Total Volume OB di dapatkan dengan menggunakan rumus kerucut terpancung. - Rumus Kerucut Terpancung = V : L / 3 (S1 + S2 + ( S1 + S2) I ^ 2 ) Keterangan: V = Volume cadangan L = Jarak S1 dan S2 S1 = Luas Penampang Atas S2 = Luas Penampang Alas - Untuk mencari total volume OB, maka tahapan yang dilakukan adalah membuat penampang. Dimana jika diketahui jarak sebenarnya di lapangan adalah 200m dan pada peta 1.8, maka didapatkan skala= 200/1.8= 111.11.

Transcript of Stripping Ratio

Page 1: Stripping Ratio

Stripping ratio (SR)

Stripping ratio (SR) menunjukkan perbandingan antara volume (tonase) tanah penutup yang

harus dibongkar untuk mendapatkan satu ton batubara pada areal yang akan ditambang.

Rumusan umum yang sering digunakan untuk menyatakan perbandingan ini dapat dilihat pada

persamaan berikut :

SR = Total Volume OB / Total Tonase Batubara

Total Volume OB di dapatkan dengan menggunakan rumus kerucut terpancung.

- Rumus Kerucut Terpancung

= V : L / 3 (S1 + S2 + ( S1 + S2) I ^ 2 )

Keterangan:

V = Volume cadangan

L = Jarak S1 dan S2

S1 = Luas Penampang Atas

S2 = Luas Penampang Alas

- Untuk mencari total volume OB, maka tahapan yang dilakukan adalah membuat penampang.

Dimana jika diketahui jarak sebenarnya di lapangan adalah 200m dan pada peta 1.8, maka

didapatkan skala= 200/1.8= 111.11.

- Untuk mendapatkan interval perpenampang, jika diketahui arah sebarannya 50m. Maka:

1.8 = 200

X 50

X = (1.8 x 50 ) / 200 = 0.45 cm

- Setelah mendapatkan skala dan interval, tahap selanjutnya adalah mencari L yaitu jarak S1

dan S2.

Page 2: Stripping Ratio

L = skala x interval = 111.11 x 0.45 = 49.9995

- Untuk mencari S1 dan S 2 ( L)

L = ( jumlah kotak pada mm block x 25 ) X (0.1 x skala) ^2

Tahap terakhir adalah dengan mencari volume OB dengan menggunakan metode kerucut

terpancung pada rumus di atas. Volume OB tersebut dihitung perpenampang dan nanti akan

dijumlahkan sehingga menjadi total volume OB.

Cara mencari Total Volume Batubara sama dengan mencari Total Volume OB yaitu dengan

metode kerucut terpancung. Dengan skala, interval penampang juga sama seperti di atas, yang

membedakan hanya mencari S1 dan S2 ( L)

L = ( jumlah kotak pada mm block x 1 ) X (0.1 x skala) ^2

Setelah di dapatkan total volume batubara maka dikalikan dengan berat jenis batubara yaitu 1.3

yang biasa disebut dengan tonase.

Setelah semuanya telah diketahui baik Volume OB dan Tonase BB, maka di gunakanlah rumus

Striping Ratio (SR)

Break Even Stripping Ratio (BESR)

Yaitu perbandingan antara keuntungan kotor dengan ongkos pembuangan OB.

Cost penggalian bijih

BESR = ---------------------------------------

Cost pengupasan OB

Untuk memilih system penambangan digunakan istilah BESR-1 bagi open pit yaitu overall

Page 3: Stripping Ratio

stripping ratio.

BESR-1 > 1 = Tambang terbuka

BESR-1 < 1 = Tambang dalam

BESR = 2 = Bisa Tambang terbuka/Tambang dalam

Kemudian setelah ditentukan yang dipilih Tambang terbuka maka dalam rangka pengembangan

rencana penambangan tiap tahap digunakan istilah economic stripping ratio (BESR-2).

Recovable value/ton ore - Production cost/ton ore

BESR-2 = -----------------------------------------------------------------------------

Stripping cost/ton ore

BESR-2 untuk menentukan maksimal berapa ton waste yang disingkirkan untuk memperoleh 1

ton ore agar tahap penambangan ini masih memberikan keuntungan (max allowable stripping

ratio) dan untuk menentukan batas pit (pit limit).

BESR merupakan kelanjutan dari tahapan SR, dimana dalam tahap BESR ini berkaitan dengan

biaya-biaya seperti biaya produksi, BBM, biaya administrasi&umum, Gajih&upah, investasi

jalan, pelabuhan dan lain-lain.

a. Biaya Produksi:

Page 4: Stripping Ratio

Pada biaya produksi menjelaskan tentang biaya pada alat-alat mekanis yang digunakan

seperti:

DESKRIPSI JENIS ALAT

OVERBURDEN BULLDOZER D85ESS-2A   DUMP TRUCK HINO DUTR0 130 HD  EXCAVATOR PC 600-6E  WINCH & RIPPER

BATUBARA BULLDOZER D85ESS-2A   DUMP TRUCK HINO DUTRO 130 HD

  EXCAVATOR PC 600-6EHAULLING TO PORT DUMP TRUCK HINO FM 500 JD

  EXCAVATOR PC 600SE-8STOCKPILE & PELABUHAN GENERATOR SET IZUZU

  WHELL LODER  BELT CONVEYOR

PEMELIHARAAN JALAN MOTOR GRADER GD511A-1  VIBRATOR ROLLER BOMAG BW213DH  WATER TANK

PERALATAN PENUNJANG TRUCK TANGKI MINYAK  WATER PUMP   GENERATOR SET IZUZU  BUS KARYAWAN  MOBIL STRADA TRITON  (KENDARAAN PENGAWAS)  TRAILER 20 TON

Alat-alat tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan yang ada (jumlah alat), dimana bila

dikalikan dengan harga-harga alat tersebut didapatkan jumlah total biaya produksi.

b. BBM,oli dan Perawatan

Berdasarkan pada biaya produksi dan alat mekanis yang ada. Maka diperlukan biaya

BBM dan perawatan pada alat. Dimana biaya BBM diketahui Rp. 9.500/liter dan dihitung

juga biaya produksi/jam hasil tersebut dkalikan berdasarkan umur tambang yang telah

diketahui.

c. Biaya administrasi dan umum

Page 5: Stripping Ratio

Pada biaya administrasi dan umum merupakan total biaya pekerja pada bagian

administrasi dan umum dalam suatu pertambangan.

Deskripsi Gaji Rekrut

Direktur 1

Kepala teknik 1

Supervisor 5

Admin dan kasir 3

Sekretaris 2

Satpam 10

Mekanik 4

Helper mekanik 8

Tukang masak 10

Biaya Lain - lain  

Total 44

Pekerja tersebut digajih sesuai dengan standar yang berlaku dan umur tambang yang telah

diketahui.

d. Gajih dan Upah

Pada gajih dan upah merupakan total biaya pekerja dalam suatu pertambangan.

Jabatan Jumlah Pekerja

Manager Operasi 1

Supervisor 1

Quality Control 1

Port Captain 1

Mekanik 1

Helper mekanik 1

Kasir 1

Administrator 1

Satpam 1

Checker 1

Operator Genset 2Operator “Load Out Conveyor”

1

Helper “LOC” 1

Tukang masak 4

Page 6: Stripping Ratio

Total gaji 18

Pekerja tersebut digajih sesuai dengan standar yang berlaku dan umur tambang yang telah

diketahui.

e. Biaya investasi jalan, pelabuhan dan lain-lain.

NO. DESKRIPSI

VOLUME SATUANTOTAL

1 Perizinan (KP, Jalan dan Pelabuhan)    

  Perizinan peningkatan ke Eksplorasi    

  Jalan dan Pelabuhan    

  Biaya konsultan (surveyor, desain dan monitoring)    

2 Pembebasan Lahan    

  Pembebasan Lahan untuk stockpile 10 Ha

  pembebasan lahan untuk jalan (2900mx20m) 6 Ha

  pembebasan lahan untuk jalan (700mx20m) 15 Ha

3 Konstruksi dan up-grade jalan    

  cut and fill untuk stockpile dari port

60 M³

  cut and fill untuk jalan 58,0

00 M³

  cut and fill untuk jalan 140,0

00 M³

  material perkerasan jalan 90,0

00 M³

  seting pond 10,0

00 M³

4 Pemasangan crushing plant dan conveyor loading    

  crushing plant 1 Unit

  load out conveyor 1 Unit

  jetty 2 Unit

5 pembangunan Sarana dan prasrana    

  mess, camp dan kantin 1,0

00 M²

  bengkel dan gudang 3

00 M²

  rumah genset 1

00 M²

  timbangan 1 Unit

  instalasi listrik    

6 inventaris kantor    

  komputer/laptop 5 Unit

Page 7: Stripping Ratio

  printer 10 Unit

  power supply 10 Unit

  radio rig dan assesoris 10 Unit

  HP untuk pengawas 3 Unit

  kursi dan meja 20 Unit

  peralatan dapur    

  white board 6 Buah

  GPS 4 Buah

  kompas 4 Buah

  shunto 4 Buah

7 Kendaraan    

  Roda Dua 6 Buah8 Biaya Umum      Sewa Rumah 2 Buah  Jumlah Total Investasi    

Setelah semua biaya-biaya tersebut diketahui mulai dari biaya produksi, BBM, biaya

administrasi&umum, Gajih&upah, investasi jalan, pelabuhan dan lain-lain. Maka biaya

tersebut ditotalkan menjadi ongkos biaya produksi. Pendapatan/ton bijih didapat

berdasarkan tonase BB x Harga BB/ton. Sedangkan biaya striping cost/ ongkos

pengupasan tanah di dapat dari penjumlahan total biaya BBM, Oli dan Perawatan +

Total harga alat + Biaya Pengupasan OB + Biaya Pengupasan lahan.

Hasil pendapatan, ongkos produksi, serta biaya striping cost tersebut di masukan dalam

penghitungan BESR. Bila diketahui nilai BESR lebih besar dari Striping Ratio maka

diasumsikan bahwa tambang tersebut menggunakan metode tambang terbuka. Dan jika

diketahui nilai SR lebih besar dari nilai BESR maka diasumsikan bahwa tambang

tersebut termasuk tambang bawah tanah, tetapi dilihat juga berdasarkan faktor-faktor

lainnya.