Stress

6
STRESS Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari à perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta. JENIS STRESS Stress fisik Stress kimiawi Stress mikrobiologis Stress fisiologis Stress proses tumbuh kembang Stress psikologis atau emosional Pengalaman stress dapat bersumber dari :Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran Reaksi psikologis tubuh terhadap stress a. Kecemasan Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik à

description

stress

Transcript of Stress

Page 1: Stress

STRESS

Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang

tidak dapat dihindari à perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering dianggap sebagai

kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau

kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress,

seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta.

JENIS STRESS

Stress fisik

Stress kimiawi

Stress mikrobiologis

Stress fisiologis

Stress proses tumbuh kembang

Stress psikologis atau emosional

Pengalaman stress dapat bersumber dari :Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran

Reaksi psikologis tubuh terhadap stress

a. Kecemasan

Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu

penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak

menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik à jantung berdebar,

keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur

b. Kemarahan dan agregasi

Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai

ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat

menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan

serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku

kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang.

c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang

disertai rasa sedih.

Page 2: Stress

Respon fisiologi terhadap stress.

Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap

stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS)

1. Local Adaptation Syndrom (LAS)

Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini

termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya,

dll. Responnya berjangka pendek.

Karakteristik dari LAS :

respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system

respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.

respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.

respon bersifat restorative.

Mungkin anda bertanya, “ apa saja yang termasuk ke dalam LAS ?”. sebenarnya respon

LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan

dibawah ini :

a) Respon inflamasi

respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan

diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat

dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi

dibagi menjadi 3 fase:

1. Fase pertama : adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan

penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan

teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki

permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk

ketempat yang cedera tersebut.

2. Fase kedua : pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang

telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.

Page 3: Stress

3. fase ketiga : Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.

b) Respon refleks nyeri

Respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari

kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan

benda tajam.

Bagaimana dengan GAS. Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh

terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan

sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem

Neuroendokrin.

2. General adaptation syndrom (GAS)

a) Fase alarm ( Waspada)

Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk

menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis.

Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan

gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh

terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya

tahan tubuh menurun. Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan

dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume

darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas

untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi

untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin

mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot.

Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.

Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons

melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam.

Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.

b) Fase resistance (melawan)

Page 4: Stress

Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan

pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan

kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba

mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau

normal.

Tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac

out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil

tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut

akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.

c) Fase exhaution (kelelahan)

Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase

sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri

terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri

koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan

dapat menyebabkan kematian. Tahap ini, cadangan energi telah menipis atau

habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stress. Ketidakmampuan

tubuh untuk mempertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak

pada kematian individu tersebut.