strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

63
i STRATEGI PENGEMBANGAN PURI MAEROKOCO TAMAN WISATA BUDAYA JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun Oleh: HANI AGUSTINA PRASETYANI NIM. 12020110110036 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

Transcript of strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

Page 1: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

i

STRATEGI PENGEMBANGAN PURI

MAEROKOCO TAMAN WISATA BUDAYA

JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun Oleh:

HANI AGUSTINA PRASETYANI

NIM. 12020110110036

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Hani Agustina Prasetyani

Nomor Induk Mahasiswa : 12020110110036

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/IESP

Judul Skripsi : STRATEGI PENGEMBANGAN PURI

MAEROKOCO TAMAN WISATA

BUDAYA JAWA TENGAH

Dosen Pembimbing : Arif Pujiyono, S.E., M.Si.

Semarang, 3 Oktober 2014

Dosen Pembimbing,

(Arif Pujiyono, S.E., M.Si.)

NIP. 19711222 199802 1 004

Page 3: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Mahasiswa : Hani Agustina Prasetyani

Nomor Induk Mahasiswa : 12020110110036

Fakultas / Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / IESP

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Puri Maerokoco

Taman Wisata Budaya Jawa Tengah

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal: .............................................. 2014

Tim penguji

1. Arif Pujiyono, S.E, M.Si. (..................................................)

2. Banatul Hayati, S.E, M.Si. (...................................................)

3. Nenik Woyanti, S.E, M.Si. (..................................................)

Mengetahui Atas Nama Dekan, Pembantu Dekan I

(Anis Chariri, SE, M.Com, Ph.D, Akt) NIP. 19670809 199203 1001

Page 4: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Hani Agustina Prasetyani,

menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Strategi Pengembangan Puri Maerokoco

Taman Wisata Budaya Jawa Tengah, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini

saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya

akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri,dan/atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin itu, atau yang saya ambil dari tulisan orang

lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti

bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-

olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan

oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 3 Oktober 2014

Yang membuat pernyataan,

(Hani Agustina Prasetyani)

NIM : 12020110110036

Page 5: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

v

ABSTRACT

Puri Maerokoco is a potential and interesting tourism object site from

Semarang. Puri Maerokoco is the only art and education tourism object and

exhibits a miniature of East Java Province. The miniature includes its region and

city. Although Puri Maerokoco is very potential, it doesn’t development well than

the other site object in Semarang. Many ways have been done to promote and

increase the visitors to visit, but it doesn’t help much.

The purpose of this research is to analyze the match strategy for

development Puri Maerokoco. This research using Analytical Network Process

(ANP) methods. Develoment strategy analyze of object site Puri Maerokoco

including economic aspect, infrastructure aspect, management aspect and

promotion aspect.

The result of ANP analyze showing that from the all of development aspect

site objet Puri Maerokoco, have the economic aspect is the main priority and the

match development strategy for using is had cooperation with the stakeholder.

Strategy recommendation to had cooperation with the stakeholder is the strategy

with the highest priority with score 0,444.

Keyword: Development of strategy Puri Maerokoco, ANP (Analytical Network

Process), economy, had cooperation with the stakeholder.

Page 6: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

vi

ABSTRAK

Obyek wisata Puri Maerokoco merupakan obyek wisata yang cukup

menarik dan potensial di Kota Semarang. Potensi yang dimiliki oleh Puri

Maerokoco adalah satu-satunya tempat wisata budaya dan edukasi yang

menampilkan miniatur kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Meskipun

demikian, obyek wisata Puri Maerokoco ternyata masih kurang berkembang

dibandingkan dengan obyek wisata lain yang ada di Kota Semarang. Berbagai

langkah telah dilakukan, namun langkah- langkah tersebut ternyata masih belum

mampu untuk meningkatkan jumlah pengunjung.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis strategi yang tepat untuk

pengembangan obyek wisata Puri Maerokoco. Penelitian ini menggunakan

metode Analytical Network Process (ANP). Analisis strategi pengembangan

obyek wisata Puri Maerokoco meliputi aspek ekonomi, infrastruktur, manajemen

dan promosi.

Hasil analisis ANP menunjukkan bahwa dari keempat aspek

pengembangan obyek wisata Puri Maerokoco, menghasilkan aspek ekonomi

sebagai prioritas utama dan strategi pengembangan yang tepat untuk dilakukan

adalah bekerjasama dengan investor. Rekomendasi strategi bekerjasama dengan

investor merupakan strategi dengan prioritas paling tinggi.

Kata Kunci : Strategi pengembangan Puri Maerokoco, ANP (Analytical Network

Process), ekonomi, bekerjasama dengan investor.

Page 7: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat

dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi

Pengembangan Puri Maerokoco Taman Wisata Budaya Jawa Tengah”

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)

pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu,

ungkapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis persembahkan kepada:

1. Prof. Drs. H. Moh. Nasir, M.Si., Akt., Ph. D, selaku Dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

2. Arif Pujiyono, S.E, M.Si., selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan segala ilmu dan dengan penuh kesabaran membimbing serta

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

baik.

3. Evi Yulia Purwanti, SE., M.Si selaku pembimbing akademik penulis yang

telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahan selama penulis belajar

di kampus Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Semarang.

4. Darwanto, S.E, M.Si., selaku dosen wali yang telah memberikan segala

bimbingan, arahan, dan dan didikan selama penulis belajar di kampus

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

Page 8: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

viii

5. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan IESP yang

namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan

banyak ilmu yang sangat berharga.

6. Orang tua (Ayah dan Ibu), Winda Aditya, dan keluarga besar , atas segala

kesabaran, kasih sayang dan dukungan yang tiada hentinya, selalu

memberikan semangat, serta doa yang tulus mengalir.

7. Fala Putrama yang selalu memberikan doa, semangat, dan motivasi kepada

penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Pengelola Puri Maerokoco, staf Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, staff

BAPPEDA Kota Semarang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan pada penulis untuk

melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

9. Mastur Mujib, S.E, M.Si., sebagai kakak senior terima kasih atas segala

bantuan, arahan, informasi dan tambahan ilmu yang diberikan.

10. Teman-teman Fenny Sumardiani, Esti Jayanti, Pradipta Eka, Hana Setyani,

Evi Wulandari, dan Rischa Firsada, terima kasih atas doa dan dorongan

semangat yang telah diberikan kepada penulis.

11. Teman-teman IESP 2010 Diah Ayu Wigati, Dian Pratiwi, Nana Desi

Natalia, Melisa Anindita, Rici Pratami, serta teman-teman IESP 2010

lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih

banyak atas bimbingan, suka-duka, dan kekompakan.

Page 9: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

ix

12. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,

terimakasih atas segala bimbingan serta doanya.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan

pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak menutup kemungkinan bila

skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Akhir kata, penulis berharap dengan selesainya skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 3 Oktober 2014

Hani Agustina Prasetyani

12020110110036

Page 10: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN .................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iv

ABSTRACT....................................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 11

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 12

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................... 13

BAB II TELAAH PUSTAKA ....................................................................... 15

2.1 Landasan Teori.......................................................................... 15

2.1.1 Penawaran ................................................................... 15

2.1.2 Pengertian Pariwisata ................................................. 18

2.1.3 Jenis Pariwisata .......................................................... 19

Page 11: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

xi

2.1.4 Penawaran Pariwisata .................................................. 22

2.1.5 Industri Pariwisata ...................................................... 25

2.1.6 Daya Tarik Wisata ...................................................... 28

2.1.7 Pengembangan Pariwisata .......................................... 31

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................. 33

2.3 Kerangka Pemikiran.................................................................. 38

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 40

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............ 40

3.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 41

3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 42

3.4 Metode Analisis ........................................................................ 44

BAB IV HASIL DAN ANALISIS ................................................................ 50

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian....................................................... 50

4.2 Analisis Data ............................................................................. 53

4.3 Interpretasi Hasil ANP .............................................................. 70

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 73

5.1 Simpulan ................................................................................... 73

5.2 Saran ......................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 77

Page 12: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Jumlah Pengunjung Obyek Wisata dan Jumlah

Pendapatan di Kota Semarang Tahun 2013 ...................................... 5

Tabel 1.2 Data Pendapatan yang diperoleh dari Tiket Masuk

Tahun 2009-2013 ........................................................................... 10

Tabel 2.1 Rangkuman Hasil Penelitian Terdahulu ........................................ 36

Tabel 3.1 Nilai Perbandingan Antar Elemen ................................................... 47

Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Berpasangan .................................................... 65

Page 13: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Jumlah Pengunjung Puri Maerokoco Taman Wisata Budaya

Jawa Tengah Tahun 2003 – 2013 ............................................... 8

Gambar 2.1 Kurva Penawaran Kamar Hotel ................................................. 23

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran..................................................................... 39

Gambar 3.1 Tahapan dalam ANP .................................................................... 45

Gambar 4.1 Jaringan Feedback Pengembangan Puri Maerokoco ................... 63

Gambar 4.2 Prioritas Aspek Menurut Para Ahli .............................................. 67

Gambar 4.3 Prioritas Permasalahan Menurut Para Ahli .................................. 68

Gambar 4.4 Prioritas Solusi Menurut Para Ahli .............................................. 69

Gambar 4.5 Prioritas Strategi Menurut Para Ahli............................................ 70

Page 14: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuesioner ANP ........................................................................ 77

Lampiran B Tabulasi Data Mentah Dan Pengolahan ANP ........................... 85

Lampiran C Surat Ijin Penelitian ................................................................... 95

Lampiran D Foto Responden ......................................................................... 96

Page 15: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang mempunyai prospek

yang cerah dan berpotensi sangat besar untuk dikembangkan, karena pariwisata

merupakan salah satu kebutuhan yang vital bagi manusia. Dengan berwisata orang

cenderung dapat memuaskan hasrat ingin tahu, mengembalikan kesegaran pikiran

dan jasmaninya pada alam dan lingkungan yang berbeda dengan alam

lingkungannya sehari–hari, menambah daya kreatifitasnya, berbelanja, beribadah

dan alasan lainnya. Dengan meningkatnya waktu luang atau dengan kata lain

berkurangnya jam kerja seseorang, maka akan meningkatkan aktivitas

kepariwisataan. Pariwisata juga menawarkan jenis produk dan wisata yang

beragam, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata buatan,

wisata edukasi.

Yoeti (2008) mengatakan bahwa dalam industri pariwisata terbuka

peluang untuk meningkatkan perolehan devisa negara dan meningkatkan

perekonomian suatu negara. Dalam perekonomian suatu negara, apabila

dikembangkan secara terpadu dan berencana, maka peran sektor pariwisata akan

melebihi sektor migas serta industri lainnya. Maju dan berkembangnya pariwisata

dapat mengembangkan daerah-daerah miskin menjadi lokasi baru. Banyak negara

bergantung pada industri pariwisata, karena pariwisata sebagai sumber pajak dan

pendapatan bagi pemerintah maupun perusahaan yang menjual jasa kepada

Page 16: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

2

wisatawan. Oleh karena itu, pengembangan industri pariwisata ini adalah salah

satu strategi yang dipakai oleh perusahaan maupun pemerintah untuk

mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan

perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada para wisatawan. Semakin

besar pendapatan seseorang, maka akan semakin besar pula bagian yang

disisihkan untuk berpariwisata (Spillane, 1994).

Pariwisata mempunyai dampak pada sektor ekonomi, sosial dan budaya.

Pada sektor ekonomi, dengan adanya kegiatan pariwisata akan menambah sumber

devisa, pajak dan retribusi parkir atau karcis masuk. Dengan adanya pariwisata

juga akan menimbulkan usaha-usaha ekonomi yang saling menunjang

kegiatannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada sektor

sosial, kegiatan pariwisata akan banyak menyerap tenaga kerja baik dari kegiatan

pembangunan sarana dan prasarana maupun dari berbagai sektor usaha yang

langsung maupun yang tidak langsung berkaitan dengan kepariwisataan, sehingga

akan menekan angka pengangguran dan meningkatkan tingkat kesejahteraan

masyarakat. Berdasarkan sektor budaya, pariwisata merupakan sarana untuk

memperkenalkan alam dan kebudayaan daerah tujuan wisata. Dengan sarana

inilah dapat mendorong kreativitas rakyat dalam menggali, meningkatkan serta

melestarikan seni budaya daerahnya.

Perkembangan sektor pariwisata dewasa ini menunjukkan kemajuan yang

cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tempat wisata yang ada.

Berkembangnya sektor pariwisata juga dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan

transportasi. Dengan adanya kemajuan teknologi dan transportasi akan

Page 17: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

3

memudahkan seseorang melakukan kegiatan pariwisata. Indonesia merupakan

salah satu negara yang memiliki tingkat sumber daya alam yang berlimpah, baik

daratan, udara, maupun di perairan. Selain itu, Indonesia merupakan suatu negara

yang memiliki keaneragaman budaya dan mempunyai nilai sejarah yang tinggi.

Hal itu terwujud dari banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah di berbagai

tempat. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang penting bagi

pengembangan kepariwisataan khususnya wisata alam dan wisata yang benilai

sejarah.

Kekayaan dan keragaman alam dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia,

merupakan modal dasar dalam pembangunan. Keberagaman kekayaan sumber

daya alam, seperti potensi alam, flora, fauna, keindahan alam serta bentuknya

yang berkepulauan kaya akan adat istiadat, kebudayaan, dan bahasa sehingga

memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun

mancanegara. Dari daya tarik ini akan mendorong pemerintah untuk melakukan

pembangunan pada industri pariwisata. Menurut Undang–Undang nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa pembangunan

kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha

dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan

kehidupan lokal, nasional, dan global.

Kota Semarang merupakan Ibukota Jawa Tengah sebenarnya menyimpan

begitu banyak keunikan yang dapat dinikmati. Sektor pariwisata di Semarang

mempunyai potensi yang cukup besar di mana Kota Semarang memiliki tempat

yang syarat akan nilai sejarah dan budaya yang berpotensi menjadi daerah tujuan

Page 18: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

4

wisata di Jawa Tengah. Semarang memiliki keunikan dari bentuk geologisnya

yang jarang ditemui di kota-kota lain, Semarang terbagi menjadi daerah dengan

dua iklim, yaitu iklim panas dan sejuk. Iklim yang panas terjadi karena kota

berada di pesisir pantai Semarang yang merupakan dataran rendah, sedangkan

iklim yang sejuk didapat karena sebagian Kota Semarang letaknya berada tidak

jauh dari gunung Ungaran.

Kota Semarang selama ini dikenal sebagai kota industri dan bisnis, tetapi

bukan berarti Semarang tidak memiliki tempat wisata yang menarik untuk

dikunjungi. Kota Semarang memiliki wisata budaya dan wisata sejarah seperti

Museum Ronggowarsito, Museum Mandala Bakti, Museum Nyonya Meneer,

Museum Jamu Jago, Taman Budaya Raden saleh, Museum Rekor Indonesia

(MURI). Selain wisata budaya dan wisata sejarah, ada juga tempat wisata yang

menonjolkan keindahan alam seperti Wisata Alam Goa Kreo, Taman Rekreasi

Tanjung Mas, Kampoeng Wisata Taman Lele, Kebun Binatang Mangkang.

Semarang juga memiliki wisata buatan seperti Kolam Renang Ngalian Tirta

Indah,Taman Rekreasi Marina, Taman Ria Wonderia, Paradise Club dan Water

Blaster. Untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan, terdapat banyak hotel di

Semarang dari yang paling murah hingga hotel berbintang. Transportasi yang

mudah dan nyaman dengan biro perjalanan yang siap memandu perjalanan para

wisatawan.

Berikut ini adalah tabel jumlah jumlah pengunjung obyek wisata di Kota

Semarang tahun 2013 :

Page 19: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

5

Tabel 1.1 Data Jumlah Pengunjung Obyek Wisata dan Jumlah Pendapatan

di Kota Semarang Tahun 2013

Nama Obyek Wisata Pengunjung Jumlah Pendapatan

(Rp)

1. Taman Lele 26.846 448.516.000 2. TBRS 2.368 7.537.000

3. Taman Margasatwa

Mangkang

250.006 1.888.986.000

4. Goa Kreo 76.008 616.248.000

5. Marina 191.240 636.054.000 6. Puri Maerokoco 25.064 338.529.000

7. Water Blaster 139.339 4.173.390.000 8. Tinjomoyo 2.368 7.537.000 9. Tanjung Mas 16.695 33.395.000

10. Gelanggang Pemuda 76.970 494.716.000 11. Ngaliyan Tirta Indah 18.892 261.718.000

12. ISC 33.296 101.571.000 13. Oasis 1.465 21.870.000 14. Paradise Club 6.407 115.528.000

15. Museum Ronggowarsito 38.744 107.565.000 16. MEC Tapak Tugurejo 81.983 223.248.000 17. Museum Rekor Indonesia 15.437 0

18. Museum Nyonya Meneer 13.956 0 19. Taman Ria Wonderia 138.157 1.579.262.000

20. Vihara Budha Gaya 14.481 0 21. Masjid Agung Jateng 338.877 164.685.000

Jumlah 2013 1.461.755 10.537.834.000

2012 1.128.189 3.372.901.000

2011 1.074.660 4.052.228.000

2010 2.113.139 3.409.921.000

2009 596.746 2.308.276.000

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 1.1 jumlah kunjungan wisatawan tahun 2013 terbesar

ada pada objek wisata Masjid Agung Jateng yaitu 338.877 pengunjung, kemudian

Obyek Wisata Taman Margasatwa Mangkang sebesar 250.006 pengunjung.

Sedangkan untuk jumlah pendapatan terbesar tahun 2013 yaitu obyek wisata

Water Blaster sebesar Rp. 4.173.390.000. Hal ini dikarenakan harga tiket masuk

Page 20: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

6

Water Blaster yang cukup mahal yaitu sebesar Rp 50.000 sehingga menjadikan

obyek wisata tersebut mendapatkan pendapatan yang cukup besar. Kemudian

Obyek wisata Taman Margasatwa Mangkang yaitu sebesar Rp. 188.986.000.

Jumlah pengunjung obyek wisata kota Semarang dari tahun 2009 hingga

2013 cenderung meningkat, hanya pada tahun 2011 mengalami penurunan jumlah

pengunjung dari 2.113.139 menjadi 1.074.660 wisatawan. Pendapatan obyek

wisata Kota Semarang cenderung meningkat, namun hanya pada tahun 2012

mengalami penurunan sebesar 0,16 % dari Rp. 4.052.228.000 pada tahun 2011

turun menjadi Rp. 3.372.901.000 pada tahun 2012. Pada tahun 2013 jumlah

pengunjung mengalami peningkatan sebesar 2,12 %.

Puri Maerokoco Taman Wisata Budaya Jawa Tengah atau yang lebih

dikenal masyarakat luas dengan sebutan Puri Maerokoco adalah salah satu obyek

wisata budaya dan juga wisata edukasi yang berada di Jalan Yos Sudarso komplek

Tawang Mas Semarang yaitu komplek pengembangan kawasan baru di Semarang

Barat yang terdiri dari pemukiman, perkantoran, perdagangan, olahraga, rekreasi

dan pariwisata. Nama Puri Maerokoco diambil dari salah satu bagian epos

Mahabarata yang menceritakan tentang keinginan salah seorang Dewi memiliki

seribu bangunan hanya dalam satu malam. Pembangunan Puri Maerokoco

dilaksanakan antara tahun 1988 hingga tahun 1993. Sedangkan fasilitas rekreasi

sendiri diselesaikan pada tahun 1996. Puri Maerokoco terdiri dari 35 anjungan,

Puri Maerokoco berusaha menampilkan “wajah” 35 kabupaten / kota di seluruh

Jawa Tengah.

Page 21: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

7

Puri Maerokoco adalah salah satu bagian yang tak terpisahkan dari seluruh

kawasan PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan) Jawa Tengah. Puri

Maerokoco sendiri merupakan tempat wisata yang memiliki konsep hampir sama

dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang berada di Jakarta. Puri

Maeroko adalah tempat wisata yang didalamnya berisi miniatur anjungan

kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Para pengunjung yang ingin berkeliling

melihat anjungan di Puri Maerokoco tidak harus berjalan kaki namun juga dapat

menggunakan motor atau mobil.

Puri Maerokoco sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi tempat

wisata unggulan, karena memiliki konsep yang berbeda dengan tempat wisata

yang lain yang ada di Semarang bahkan di Jawa Tengah. Pada kenyataannya, Puri

Maerokoco kurang mampu bersaing dengan obyek wisata yang lain yang ada di

Semarang. Hal ini dibuktikan dengan cenderung menurunnya jumlah pengunjung

di Puri Maerokoco. Penurunan jumlah pengunjung ini disebabkan oleh modal

kerja yang terbatas, sehingga pengelola kurang maksimal dalam menangani

masalah-masalah lain yang ada di Puri Maerokoco, seperti sering terjadinya banjir

rob serta rusaknya beberapa anjungan dan infrastruktur yang ada di Puri

Maerokoco sehingga terlihat kotor dan tidak terawat.

Gambar 1.1 menunjukkan jumlah pengunjung obyek wisata Puri

Maerokoco Taman Wisata Budaya Jawa Tengah tahun 2003 – 2013 :

Page 22: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

8

Gambar 1.1 Jumlah Pengunjung Puri Maerokoco

Taman Wisata Budaya Jawa Tengah

Tahun 2003 -2013

Sumber : Pengelola Puri Maerokoco , Tahun 2013 data diolah

Salah satu tolok ukur perkembangan pariwisata adalah pertumbuhan

jumlah kunjungan wisatawan karena dengan peningkatan jumlah wisatawan yang

datang secara langsung akan diikuti oleh perkembangan sarana dan prasarana

pendukung pariwisata, pembangunan wilayah yang sesuai dengan kebutuhan

pelayanan bagi wisatawan. Pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah

pengunjung cenderung menurun sepanjang tahun 2004 hingga tahun 2013.

Penurunan jumlah pengunjung dapat dilihat dari tahun 2005, namun pada tahun

2006 jumlah pengunjung sebesar 121.199, meningkat sebesar 0,13% dari tahun

2005 karena pada tahun 2006 pengelola aktif mengadakan kerjasama dengan

event organizer untuk mengadakan berbagai acara yang dapat menarik kunjungan

wisatawan. Pada tahun 2007-2013 terjadi tren penurunan jumlah pengunjung Puri

Maerokoco. Hal ini disebabkan karena banjir rob yang belum bisa teratasi

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

jumlah pengunjung

Page 23: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

9

sehingga membuat pengunjung setiap tahun mengalami penurunan, selain itu

penurunan jumlah pengunjung di Puri Maerokoco juga disebabkan karena

menjamurnya tempat wisata yang memberikan wahana dan permainan yang

menarik bagi para pengunjung.

Sistem pengelolaan Puri Maerokoco berada dibawah manajemen PT PRPP

(Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan) Jawa Tengah. PT PRPP merupakan

perusahaan yang didirikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk

menangani masalah Puri Maerokoco. Walaupun didirikan oleh Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah, namun pengelolaan Puri Maerokoco diserahkan

sepenuhnya kepada PT. PRPP. Sumber modal Puri Maerokoco sebesar 78,5%

berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan 21,5% merupakan hasil

sharing antara Pemerintah Kabupaten / Kota yang memiliki anjungan di Puri

Maerokoco. Total modal yang diterima PT PRPP yang merupakan hasil sharing

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten / Kota di Jawa

Tengah dari tahun 2007 hingga tahun 2013 adalah sebesar Rp. 1.000.000.000 per

tahun, yang turun dari tahun-tahun sebelumnya yakni sebesar Rp.3.000.000.000

per tahun. Pengelola memanfaatkan pendapatan dari hasil penjualan tiket sebagai

dana tambahan untuk mengelola Puri Maerokoco, namun dari pendapatan tersebut

dirasa kurang cukup untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Puri

Maerokoco.

Page 24: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

10

Tabel 1.2

Data Pendapatan yang Diperoleh Dari Tiket Masuk

Tahun 2009-2013

Tahun Pendapatan

(Rp)

Prosentase Perubahan

(%)

2009 322.500.000 -

2010 157.790.000 -0,5

2011 147.960.000 -0,06 2012 134.820.000 -0,08 2013 133.300.000 -0,01

Jumlah 896.370.000

Sumber : Pengelola Puri Maerokoco, 2013 (data diolah)

Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pendapatan Puri Maerokoco dari hasil

penjualan tiket masuk dari tahun ke tahun mengalami penurunan, hal ini

disebabkan karena jumlah pengunjung juga cenderung terus menurun. Pendapatan

yang diperoleh dari hasil penjualan tiket dan modal yang dimiliki oleh Puri

Maerokoco belum bisa menutup biaya operasional Puri Maerokoco yang tinggi,

karena biaya operasional Puri Maerokoco rata – rata menghabiskan dana lebih

dari Rp 1.000.000.000 setiap tahunnya. Dana tersebut digunakan untuk perbaikan

dan perawatan berbagai infrastruktur dan sarana penunjang, dana untuk gaji

pegawai dan dana operasional lainnya sehingga diperlukan kerjasama dengan

investor atau stakeholder agar pengelola dapat memiliki modal yang cukup untuk

menutup biaya operasional yang tinggi dan dapat mengembangkan Puri

Maerokoco menjadi tempat wisata andalan di Semarang bahkan di Jawa Tengah.

Berbagai langkah telah ditempuh pengelola Puri Maerokoco agar mampu

meningkatkan jumlah pengunjung di obyek wisata Puri Maerokoco. Salah satu

kebijakan yang telah dijalankan oleh pengelola adalah dengan mengirimkan surat

setiap bulannya ke sekolah-sekolah terutama ke Sekolah Dasar di Jawa Tengah

Page 25: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

11

untuk mengunjungi Puri Maerokoco. Hal ini dilakukan agar para murid SD lebih

tertarik untuk mengunjungi Puri Maerokoco.

1.2 Rumusan Masalah

Puri Maerokoco merupakan salah satu obyek wisata di Kota Semarang

yang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, dimana Puri

Maerokoco dapat menyuguhkan miniatur kota dan kabupaten yang ada di Jawa

Tengah. Namun, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, jumlah pengunjung

di Puri Maerokoco justru selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini

dikarenakan modal yang dimiliki Puri Maerokoco terbatas, sehingga infrastruktur

dan sarana pendukung yang ada terlihat kotor dan tidak terawat serta sistem

pengelolaan di Puri Maerokoco yang kurang maksimal. Selain itu, tempat yang

kurang strategis karena sering terjadi banjir rob disekitar Puri Maerokoco juga

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat

untuk berkunjung.

Untuk meningkatkan jumlah pengunjung, pihak pengelola Puri Maerokoco

telah melakukan beberapa langkah seperti mengirimkan surat atau undangan ke

beberapa Sekolah Dasar yang ada di Jawa Tengah, serta melakukan promosi di

yellow page. Namun, berbagai langkah yang telah ditempuh tersebut ternyata

masih belum membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu perlu adanya

penerapan sistem pengelolaan yang lebih baik dan menentukan prioritas strategi

pengembangan obyek wisata tersebut yang perlu dilakukan untuk pengelolaan di

kawasan obyek wisata Puri Maerokoco menjadi lebih baik dan menarik.

Page 26: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

12

Atas dasar permasalahan tersebut, maka pertanyaan penelitian yang dapat

dirumuskan adalah :

1. Bagaimana sistem pengelolaan Puri Maerokoco Taman Wisata Budaya

Jawa Tengah yang telah diterapkan oleh pihak pengelola selama ini ?

2. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan oleh

pengelola dalam rangka meningkatkan jumlah pengunjung Puri

Maerokoco Taman Wisata Budaya Jawa Tengah ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang

ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem pengelolaan Puri Maerokoco Taman Wisata

Budaya Jawa Tengah yang telah diterapkan oleh pihak pengelola selama

ini.

2. Untuk mengidentifikasi strategi pengembangan yang tepat untuk

diterapkan oleh pengelola dalam meningkatkan jumlah pengunjung ke Puri

Maerokoco Taman Budaya Jawa Tengah.

Adapun Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan saran, masukan dan

pertimbangan bagi pihak pengelola Puri Maerokoco untuk menentukan

strategi pengelolaan pariwisata Puri Maerokoco yang tepat.

Page 27: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

13

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi semua pihak

yang membaca dan tertarik dengan pengembangan obyek pariwisata.

3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau bahan

pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan yang

tepat yaitu dalam memajukan obyek wisata khususnya meningkatkan

jumlah pengunjung wisata Puri Maerokoco.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab yaitu,

pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan analisis, dan penutup.

BAB I merupakan pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini berisi tentang dasar-

dasar teori ekonomi dan teori pariwisata yang melandasi penelitian di Puri

Maerokoco, penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, dan kerangka

pemikiran dari penelitian ini.

BAB III merupakan metodologi penelitian yang memaparkan mengenai

variabel dan definisi operasional yang digunakan, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian.

Page 28: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

14

BAB IV merupakan hasil dan analisis dari penelitian. Pada bab ini berisi

mengenai gambaran umum obyek wisata Puri Maerokoco, hasil analisis data dari

penelitian yang telah dilakukan.

BAB V merupakan penutup. Pada bab ini memaparkan simpulan dari

penelitian, dan saran mengenai kebijakan yang seharusnya dilakukan oleh

pengelola Puri Maerokoco.

Page 29: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

15

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Penawaran

Penawaran merupakan jumlah dari suatu barang atau jasa yang ditawarkan

oleh produsen pada berbagai tingkat harga (Setyowati, 2013). Berdasarkan hukum

penawaran, jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen sangat

dipengaruhi oleh tingkat harga yang berlaku. Semakin tinggi harga suatu barang

di pasar, maka produsen akan terdorong untuk menawarkan barang tersebut dalam

jumlah yang banyak. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang relatif

murah, maka produsen akan mengurangi jumlah barang yang ditawarkan ke pasar

(Samuelson dan Nordhaus, 1990).

Menurut Sukirno (2005) dan Setyowati (2013), faktor- faktor penentu

penawaran meliputi:

1. Harga barang itu sendiri

Bagi perusahaan penentu harga setidaknya mengacu pada dua hal, yaitu

jumlah biaya produksi per unit dan margin laba yang diharapkan serta harga

pesaing. Dalam hal penentuan harga pertama, jika meningkatknya harga

disebabkan oleh kenaikan margin laba, maka perusahaan akan meningkatkan

penawaran produk dan jasanya karena dapat meningkatkan penerimaan penjualan.

Sebaliknya, jika margin laba menurun katakanlah karena harga pesaing menurun,

Page 30: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

16

maka penawaran barang dan jasa perusahaan akan menurun, dengan asumsi daya

beli konsumen terbatas. Jika konsumsi meningkat, penurunan harga bisa saja

diikuti oleh peningkatan penawaran karena perusahaan bisa mendapatkan

tambahan penerimaan penjualan dari penambahan penawaran.

2. Harga-harga barang lain

Jika harga barang lain mengalami perubahan, maka penawaran terhadap

suatu barang juga akan mengalami perubahan. Perubahan penawaran tersebut

dapat menjadi lebih banyak atau mungkin menjadi berkurang, tergantung dari

sifat kedua barang yang bersangkutan. Jika barang X dan Y bersifat subsitusi,

adanya kenaikan harga barang X maka akan mendorong produsen untuk

meningkatkan produksi barang X dan mengurangi produksi barang Y, sehingga

kurva penawaran barang X akan bergeser ke kanan dan kurva penawaran barang

Y akan bergeser ke kiri. Apabila ke dua barang tersebut bersifat komplementer,

maka peningkatan harga barang Y akan diikuti oleh peningkatan produksi barang

X, sehingga kurva penawaran untuk kedua barang tersebut akan bergeser ke

kanan.

3. Jumlah produsen

Jika jumlah produsen dalam suatu pasar bertambah banyak, maka jumlah

barang yang ditawarkan di pasar tersebut juga akan mengalami peningkatan.

Peningkatan jumlah produsen tersebut akan menggeser kurva penawaran ke

kanan. Hal ini akan mengakibatkan pada tingkat harga yang berlaku jumlah

barang yang ditawarkan oleh produsen di pasar akan semakin banyak atau jumlah

barang yang sama akan dijual pada tingkat harga yang lebih rendah.

Page 31: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

17

4. Tingkat Teknologi

Teknologi adalah metode atau cara untuk menciptakan efisiensi dan

efektivitas produksi. Kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksi,

menaikkan produktivitas, menaikkan mutu suatu barang dan menciptakan barang-

barang yang baru. Kemajuan teknologi mengakibatkan penambahan produksi

dapat dilakukan dengan lebih cepat dan biaya produksi semakin murah, sehingga

keuntungan yang didapat produsen juga semakin bertambah. Dengan adanya

kemajuan teknologi , maka akan cenderung meningkatkan penawaran barang dan

jasa perusahaan. Sebaliknya, apabila teknologi yang dimilki suatu perusahaan

rendah, maka penawaran barang dan jasa perusahaan juga akan menurun.

5. Biaya produksi

Pembelian faktor produksi merupakan pengeluaran yang sangat penting

dalam proses produksi perusahaan. Pengeluaran tersebut mempunyai peranan

yang sangat besar dalam menentukan biaya produksi. Biaya produksi secara

umum meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya.

Kenaikan terhadap biaya-biaya tersebut dapat mengurangi penawaran barang dan

jasa perusahaan, dengan asumsi modal perusahaan tidak bertambah. Namun, jika

modal perusahaan bertambah, walaupun biaya produksi meningkat, perusahaan

bisa saja menambah penawaran produk dan jasanya.

6. Perkiraan tentang masa depan

Apabila produsen beranggapan bahwa harga suatu barang di masa

datangakan mengalami peningkatan, maka ia akan berusaha untuk menimbun

Page 32: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

18

barang tersebut sambil menunggu harga mengalami kenaikan dan baru akan

menjualnya setelah harga barang tersebut benar-benar mengalami kenaikan.

Dengan demikian ia akan mendapatkan keuntungan dari adanya kenaikan harga

barang tersebut.

2.1.2 Pengertian Pariwisata

Menurut Suwantoro (1997) Pariwisata adalah Perubahan tempat tinggal

seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk

melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Sedangkan menurut Undang-

Undang no. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah

daerah. Pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan

kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi

tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional maupun global.

Menurut Buchli (dalam Yoeti, 1985) yang dimaksud pariwisata adalah

setiap peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan

perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaan-perusahaan yang

bergerak dalam industri pariwisata. Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan

dengan tujuan untuk mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui

sesuatu, memperbaiki kesehatan, maupun untuk tujuan lainnya (Spillane, 1994).

Page 33: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

19

Menurut UU no. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud

dengan kepariwisataan adalah sebagai berikut :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagaian dari kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

obyek atau daya tarik.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwasata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,

termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang

terkait pada bidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata.

5. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa.

Seseorang dapat melakukan perjalanan dengan berbagai cara karena alasan

yang berbeda-beda pula. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila

memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan yaitu (Spillane, 1994):

1. Harus bersifat sementara

2. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena

dipaksa.

3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.

2.1.3 Jenis Pariwisata

Spillane (1994) menyatakan bahwa motif-motif dalam pariwisata sangat

bervariasi dan mempunyai pengaruh yang menentukan pada daerah tujuan wisata

Page 34: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

20

yang akan dikunjungi. Perbedaan motif tersebut tercermin dengan adanya

berbagai jenis pariwisata. Walaupun banyak jenis wisata ditentukan menurut

motif tujuan perjalanan, namun dapat pula dibedakan adanya beberapa jenis

pariwisata khusus, yaitu :

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure tourism)

Pariwisata jenis ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat

tinggalnya dengan tujuan untuk berlibur, memenuhi keingin- tahuannya,

mengendorkan syaraf-syaraf yang tegang, maupun untuk melihat sesuatu yang

baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat rakyat

setempat, untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota, atau

bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota-kota besar ataupun untuk ikut

serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan.

2. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat

tinggalnya untuk tujuan beristirahat, memulihkan kondisi jasmani dan rohaninya,

maupun untuk menyegarkan keletihan dan kelelahannya. Biasanya mereka akan

tinggal selama mungkin di tempat-tempat wisata agar menemukan kenikmatan

yang diperlukan.

3. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural tourism).

Jenis pariwisata ini ditandai dengan motivasi, seperti ingin belajar di pusat

penelitian dan riset, untuk mempelajari adat istiadat dan kelembagaan dari daerah

yang berbeda, untuk mengunjungi monumen bersejarah, untuk mengunjungi pusat

Page 35: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

21

kesenian, pusat-pusat keagamaan, maupun ikut serta dalam festival- festival seni

musik.

4. Pariwisata untuk olahraga (Sport tourism)

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk olahraga. Jenis pariwisata ini dapat

dibagi dalam dua kategori :

a. Big Sport Events, yaitu pariwisata-pariwisata olahraga besar yang

menarik perhatian tidak hanya pada olahragawannya sendiri, tetapi

juga ribuan penonton atau penggemarnya.

b. Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi

mereka yang ingin berlatih dan mempraktikan sendiri. Negara yang

memiliki banyak fasilitas atau tempat-tempat olahraga seperti ini tentu

dapat menarik sejumlah besar penggemar jenis olahraga pariwisata ini.

5. Pariwisata untuk urusan dagang (Bussines tourism)

Pariwisata jenis ini menekankan pada pemanfaatan waktu luang oleh

pelakunya disela-sela kesibukan bisnis yang sedang dijalani. Biasanya waktu

luang tersebut akan dimanfaatkan untuk mengunjungi berbagai obyek wisata yang

ada di daerah tujuan.

6. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention tourism)

Motif pariwisata jenis ini biasanya dilatar belakangi oleh adanya agenda

rapat atau konferensi yang biasanya dihadiri oleh banyak orang dari berbagai

daerah atau negara yang berbeda, sehingga mengharuskan untuk tinggal beberapa

hari di daerah atau negara penyelenggara konferensi tersebut.

Page 36: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

22

2.1.4 Penawaran Pariwisata

Penawaran dalam pariwisata dapat diartikan semua macam produk dan

pelayanan atau jasa yang dihasilkan oleh sekelompok perusahaan industri

pariwisata sebagai pemasok, yang ditawarkan baik kepada wisatawan yang datang

secara langsung atau yang membeli melalui agen perjalanan atau biro wisata

sebagai perantara (Yoeti, 2008). Termasuk dalam pengertian penawaran tersebut

adalah semua bentuk daya tarik (tourist attraction), semua bentuk fasilitas dan

pelayanan yang tersedia pada suatu daerah tujuan wisata yang dapat memuaskan

kebutuhan dan keinginan wisatawan selama mereka berkunjung di daerah tujuan

wisata tersebut.

Menurut Wahab (dalam Yoeti, 2008) penawaran dalam industri pariwisata

mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Basically a sevice supply. Produk pariwisata tidak dapat disimpan atau

dipindah-pindahkan dan hanya dapat dikonsumsi atau dinikmati di mana

produk tersebut tersedia, karena wisatawan itu sendiri yang datang.

2. It is rigit. Produk yang ditawarkan itu sifatnya kaku, tidak bisa diubah untuk

tujuan atau penggunaan yang lain di luar dunia perjalanan pada umumnya atau

dunia pariwisata pada khususnya.

3. Tourism is not a basic need of man. Perjalanan wisata bukan kebutuhan pokok

bagi manusia, karena itu penawarannya akan bersaing dengan barang-barang

kebutuhan manusia yang lebih penting, misalnya akan melakukan perjalanan

Page 37: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

23

wisata dulu, atau membeli komputer terlebih dahulu. Jadi penawaran dalam

industri pariwisata sangat bersaing dengan barang-barang mewah.

Gambar 2.1

Kurva Penawaran Kamar Hotel dalam Ribuan

Y

160

F

120

E

80

40

0 25 50 75 100 X

Sumber : Yoeti, 2008

Hukum penawaran biasanya digambarkan dalam bentuk grafik yang

dikenal sebagai kurva penawaran, seperti gambar 2.1. Dalam gambar dapat dilihat

garis vertikal Y yang menunjukkan tingkat harga dalam Dollar AS dan garis

horizontal X menunjukkan jumlah hotel yang ditawarkan. Titik E menunjukkan

tingkat tarif hotel rata-rata adalah 80 Dollar AS dengan jumlah kamar yang

tersedia 50.000 kamar. Pada titik F harga rata-rata berada pada tingkat 120 Dollar

AS dengan jumlah kamar yang ditawarkan sebanyak 75.000 kamar. Hal ini

Page 38: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

24

dikarenakan terjadinya perubahan harga yang berdampak pada perubahan jumlah

kamar yang tersedia.

Menurut Spillane ( l987), aspek-aspek penawaran pariwisata terdiri dari:

1. Proses Produksi Industri Pariwisata

Kemajuan pengembangan pariwisata sebagai industri, sebenarnya

ditunjang oleh bermacam-macam usaha yang perlu dikelola secara terpadu dan

baik, diantaranya adalah :

a. Promosi untuk memperkenalkan objek wisata

b. Transportasi yang lancar

c. Kemudahan keimigrasian atau birokrasi.

d. Akomodasi yang menjamin penginapan yang nyaman.

e. Pemandu wisata yang cakap.

f. Penawaran barang dan jasa dengan mutu terjamin dan harga yang wajar.

g. Pengisian waktu dengan atraksi-atraksi yang menarik.

h. Kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup.

2. Pentingnya Tenaga Kerja dan Penyediaannya

Perkembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan kesempatan

kerja. Berkembangnya suatu daerah pariwisata tidak hanya membuka lapangan kerja

bagi penduduk seternpat, tetapi juga rnenarik pendatang-pendatang baru dari luar daerah,

justru karena tersedianya lapangan kerja tadi. Para pendatang tersebut tidak selalu

memiliki sifat dan adat kebiasaan yang sama dengan penduduk setempat.

Page 39: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

25

3. Pentingnya Infrastruktur / Prasarana

Motivasi yang mendorong orang untuk mengadakan perjalanan akan

menimbulkan permintaan-permintaan yang sarna mengenai prasarana, sarana-sarana

perjalanan dan perhuhungan, sarana-sarana akomodasi dan jasa-jasa, serta

persediaan-persediaan lain. Industri pariwisata memerlukan prasarana ekonomi,

seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan, lapangan udara. Di samping itu

dibutuhkan pula prasarana bersifat public utilit ies, seperti pembangk it tenaga

listr ik, proyek penjernihan air bersih, fasilitas olahraga dan rekreasi, pos dan

telekomunikasi, bank, money changer, perusahaan asuransi, periklanan, percetakan dan banyak

sektor perekonomian lainnya.

4. Pentingnya Kredit

Faktor-faktor penentu dari pertumbuhan pariwisata adalah berbagai fasilitas

(PMA, PMDN, Kredit Bank, dan lain-lain) yang diberikan oleh pemerintah. Tanpa adanya

perangsang-perangsang seperti itu tidak mungkin terjadi investasi yang besar.

2.1.5 Industri Pariwisata

2.1.5.1 Definisi Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah perusahaan yang secara langsung memberikan

pelayanan kepada wisatawan, yang semata-mata tujuan perjalanannya untuk

bersenang-senang, sehingga wisatawan tersebut akan merasa nyaman, aman, dan

puas ketika mengunjungi suatu daerah wisata (Yoeti, 2008). Berdasarkan

pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata melibatkan

berbagai macam usaha yang meliputi tour operator, penyedia jasa transportasi,

Page 40: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

26

hotel, restoran, mal, bank, dan lain sebagainya. Menurut Marpaung (2002)

industri pariwisata adalah berbagai macam bidang usaha yang secara bersama-

sama menghasilkan produk maupun jasa yang baik secara langsung maupun tidak

langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanannya.

Pariwisata sebagai suatu industri keberadaannya dapat dijelaskan dengan

adanya sekelompok perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat bergantung

dari kunjungan wisatawan. Dengan kata lain, bila tidak ada wisatawan, maka

kelompok perusahaan tidak dapat dilihat sistem kerjanya karena tidak ada orang

yang akan dilayani. Industri pariwisata lebih bersifat tidak berwujud. Industri

pariwisata pada dasarnya memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan industri-

industri lainnya. Ada beberapa ciri-ciri industri pariwisata menurut Yoeti (2008),

yaitu:

1. Perusahaan Jasa

Pariwisata disebut sebagai industri jasa, karena masing-masing perusahaan

yang membentuk industri pariwisata adalah perusahaan jasa (service industry)

yang masing-masing bekerja sama menghasilkan produk (good and service) yang

dibutuhkan wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukannya pada

daerah tujuan wisata.

2. Dipengaruhi Musim

Industri pariwisata itu sangat dipengaruhi oleh musim. Bila musim liburan

datang, maka semua kapasitas akan cepat habis terjual. Sebaliknya, bila musim

libur selesai, maka semua kapasitas terbengkalai, kamar-kamar hotel kosong,

restoran, dan taman-taman rekreasi sepi pengunjung.

Page 41: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

27

2.1.5.2 Produk Industri Pariwisata

Produk industri pariwisata adalah keseluruhan pelayanan yang diterima

oleh wisatawan, semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke tempat

tujuan (daerah tujuan wisata) dan kembali ke rumah. Sebagai industri yang

kompleks, produk industri pariwisata memiliki perbedaan dengan produk industri

lain. Menurut Yoeti (2006), ada beberapa ciri yang dimiliki produk industri

pariwisata yaitu:

1. Produk wisata mempunyai ciri yang tidak dapat dipindahkan. Orang tidak bisa

membawa produk wisata kepada konsumen, tetapi konsumen itu sendiri harus

mengunjungi, mengalami, dan datang untuk menikmati produk wisata itu.

2. Pada umumnya peran perantara tidak diperlukan, karena proses produksi

terjadi pada saat yang bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara

yang merupakan saluran dalam penjualan jasa industri pariwisata hanyalah

Travel Agent atau Tour Operator saja.

3. Hasil atau produk industri pariwisata tidak dapat ditimbun, seperti halnya yang

terjadi pada industri barang lainnya, di mana penimbunan hanya merupakan

kebiasaan untuk meningkatkan permintaan.

4. Hasil atau produk industri pariwisata tidak mempunyai standar atau ukuran

obyektif, seperti halnya dengan industri barang lainnya yang mempunyai

ukuran panjang, lebar, isi dan lain- lain. Produk industri pariwisata hanya

menggunakan patokan bagus jelek atau puas tidaknya orang yang diberi

pelayanan.

Page 42: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

28

5. Permintaan terhadap hasil atau produk pariwisata sangat dipengaruhi oleh

faktor- faktor ekonomis. Terjadinya kekacauan atau peperangan akan

mengakibatkan permintaan berkurang, sedangkan bila musim libur dengan

kondisi normal permintaan akan meningkat.

6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan

dibelinya. Dia hanya dapat melihat melalui brosur, televisi atau film yang

dibuat khusus untuk itu.

7. Hasil atau produk industri pariwisata banyak bergantung pada tenaga manusia

dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin.

8. Dari segi kepemilikan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan

membangun sarana dan prasarana kepariwisataan yang memakan biaya besar

dan mempunyai tingkat risiko yang tinggi.

2.1.6 Daya Tarik Wisata

Menurut Spillane (1994), suatu obyek wisata atau destination, harus

meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam

menikmati perjalanannya, maka obyek wisata harus meliputi:

1. Atraksi (Attractions)

Merupakan pusat dari industri pariwisata. Menurut pengertian attractions

mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Motivasi wisatawan

untuk mengunjungi suatu tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan

beberapa kebutuhan atau permintaan. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi

karena ciri khas tertentu.

Page 43: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

29

2. Fasilitas (Facility)

Fasilitas cenderung berorientasi pada attractions disuatu lokasi karena

fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung bukan

mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau

sesudah attractions berkembang. Suatu attractions juga dapat merupakan fasilitas.

Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan. Seperti fasilitas harus

cocok dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan minuman yang juga

cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat

tersebut.

3. Infrastruktur (Infrastructure)

Attractions dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum

ada infrastruktur dasar. Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di

atas tanah dan suatu wilayah atau daerah.

4. Transportasi (Transportation)

Ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang dapat

menjadi semacam pedoman termasuk:

a. Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan

pengangkutan lokasi ditempat tujuan harus tersedia untuk semua

penumpang sebelum berangkat dari daerah asal.

b. Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah

kriminalitas.

c. Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan

simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandara.

Page 44: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

30

d. Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan

pengangkutan lain yang dapat dihubungi di terminal termasuk jadwal dan

tarif.

e. Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau

kedatangan harus tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon.

f. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang.

g. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan

pengangkutan lokal.

h. Peta kota harus tersedia bagi penumpang.

5. Keramahtamahan (Hospitality)

Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka

kenal maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya

wisatawan asing.

Terdapat empat kelompok yang merupakan daya tarik bagi wisatawan

datang pada suatu tujuan wisata, yaitu:

1. Daya Tarik Alam (Natural Attractions)

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: pemandangan laut, pantai,

danau, air terjun, kebun raya, agrowisata, gunung berapai, dll.

2. Daya Tarik Bangunan (Built Attractions)

Termasuk dalam kelompok ini antara lain: bangunan dengan arsitek yang

menarik seperti rumah adat dan yang termasuk bangunan kuno dan modern.

Page 45: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

31

3. Daya Tarik Kebudayaan (Cultural Attractions)

Dalam kelompok ini termasuk diantaranya: peninggalan sejarah, cerita

rakyat, kesenian tradisonal, museum, upacara keagamaan, festival kesenian.

4. Daya Tarik Sosial (Social Attractions)

Tata cara hidup masyarakat, ragam bahasa, upacara perkawinan, potong

gigi, khitanan dan kegiatan sosial lainnya.

2.1.7 Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata tidak lepas dari perkembangan politik,

ekonomi, sosial dan pengembangan disektor lainnya, maka didalam

pengembangan pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. Dari

pemikiran tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses

yang terjadi secara terus menerus, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

terhadap ancaman yang ada untuk dapat berkembang dalam mencapai tujuan

individu dalam organisasi dan tujuan organisasi secara keseluruhan (Demartoto,

2008).

Dalam pengembangan pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu.

Yoeti (2008) mengungkapkan beberapa prinsip perencanaan pariwisata,

diantaranya:

a. Perencanaan harus memiliki satu kesatuan dengan pembangunan regional

atau nasional dari pembangunan perekonomian suatu negara.

Page 46: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

32

b. Perencanaan pengembangan kepariwisataan menghendaki pendekatan

terpadu dengan sektor-sektor lainnya, terutama sektor pertanian, jasa,

perdagangan, dan sektor transportasi.

c. Perencanaan suatu daerah tujuan pariwisata harus berdasarkan suatu studi

yang khusus dibuat untuk daerah tersebut dan dengan memperhatikan

perlindungan terhadap lingkungan alam serta budaya di daerah yang

bersangkutan.

d. Perencanaan pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah harus

diikuti oleh adanya perencanaan fisik daerah yang bersangkutan secara

keseluruhan.

e. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata tidak hanya

memperhatikan segi administrasi saja tetapi juga didasarkan atas penelitian

yang sesuai dengan lingkungan alam sekitar, faktor geografis dan ekologi

dari daerah yang bersangkutan.

Dalam melakukan pengembangan kepariwisataan, perlu dilakukan

pendekatan terhadap organisasi pariwisata yang ada (baik pemerintah,

masyarakat, dan swasta) serta pihak-pihak terkait guna mendukung kelangsungan

pembangunan pariwisata di daerah tersebut (Demartoto, 2008). Oleh karena itu,

dalam perencanaan kepariwisataan dibutuhkan perumusan yang cermat dan

diambil kata sepakat, apa yang menjadi kewajian pemerintah dan mana yang

menjadi tanggung jawab pihak swasta, sehingga dalam pengembangan

selanjutnya tidak terjadi tumpang tindih yang dapat menimbulkan perbedaan

anatara satu pihak dengan pihak yang lain.

Page 47: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

33

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa studi terdahulu yang telah menjelaskan mengenai

strategi pengembangan pariwisata dan Analytic Network Process, beberapa

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anung Setyadi, dkk (2012) yang berjudul

“Strategi Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Sebangau Kalimantan

Tengah” dengan menggunakan analisi ANP menunjukkan bahwa ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata

ekowisata TNS ini. Yang pertama adalah aspek yang mempengaruhi

pengembangan TNS, aspek konservasi memiliki nilai tertinggi sebesar 0,0653

dari seluruh aspek yang ada, sedangkan untuk masalah utama yang dihadapi

dalam pengembangan TNS adalah masalah yang berkaitan dengan daya tarik,

yaitu kurangnya sarana prasarana dan akomodasi dengan nilai 0,0124. Untuk

solusi yang menjadi prioritas adalah solusi yang berkaitan dengan daya tarik

yaitu meningkatkan sarana prasarana dan akomodasi yang memiliki nilai

sebesar 0,0095. Untuk strategi sendiri, penilaian yang diberikan oleh para ahli

menyebutkan bahwa strategi yang diutamakan adalah strategi yang berkaitan

dengan peningkatan informasi dan promosi produk ekowisata dengan nilai

0,0766. Diikuti dengan strategi yang berkaitan dengan peningkatan kerjasama

dan pemahaman terhadap ekowisata bagi stakeholders dengan nilai sebesar

0,0633.

Page 48: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

34

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Kusuma Sari (2011) dengan judul

“Pengembangan Pariwisata Obyek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten

Batang” dengan pendekatan AHP, menunjukkan bahwa alternatif yang

diambil dalam Pengembangan Pantai Sigandu secara keseluruhan adalah

pengembangan Pantai Sigandu sebagai obyek wisata primadona Kabupaten

Batang dengan bobot nilai 0,128, Program Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Pesisir (PEMP) dengan bobot nilai 1,108, dan memberikan

sarana dan fasilitas pada investor dengan bobot nilai 0,103.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Vanany (2003) dengan judul “Aplikasi

Analytic Network Process (ANP) Pada Perencanaan Sistem Pengukuran

Kinerja” menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan pada sistem

pengukuran kerja PT X. Dari hasil pembobotan ANP diperoleh bahwa

perspektif finansial sebesar 0,3636 lebih besar dibandingkan dengan

perspektif proses bisnis yaitu sebesar 0,2726, perspektif tumbuh dan belajar

sebesar 0,1819, dan perspektif konsumen sebesar 0,1818.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Endri (2009) dengan judul “Permasalahan

Pengembangan Sukuk Korporasi di Indonesia menggunakan Metode Analytic

Network Process (ANP)” menunjukkan bahwa pelaku pasar merupakan aspek

yang paling berpengaruh dalam pengembangan sukuk korporasi di Indonesia

yang berbobot 0,388, diikuti oleh aspek regulasi yaitu sebesar 0,282. Pada

aspek masalah, minimnya pemahaman pelaku pasar sebesar 0,201 serta

terbatasnya SDM professional yang terlibat di pasar modal syariah menjadi

prioritas utama yaitu sebesar 0,180. Dalam hal solusi, sosialisasi dan edukasi

Page 49: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

35

menjadi solusi utama pengembangan sukuk korporasi di Indonesia, yaitu

sebesar 0,235, dilanjutkan dengan revisi regulasi perpajakan sebesar 0,230

dan penyediaan SDM professional sebesar 0,192. Dalam hal strategi, market

driven strategy menjadi strategi yang dianggap tepat untuk dilakukan yaitu

sebesar 0,495.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Eko Syamsul Ma’arif Tahajuddin (2011)

dengan judul “Pengembangan Obyek Wisata Wonderia di Kota Semarang”

yang menggunakan pendekatan SWOT dan AHP memiliki tujuan untuk

mengetahui kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh Wonderia serta

kemudian mengetahui strategi pengembangan yang harus diprioritaskan oleh

pengelola guna meningkatkan jumlah pengunjung Wonderia. Hasil analisis

SWOT menyebutkan bahwa Wonderia berada di kuadran I, yang berarti

Wonderia merupakan obyek wisata yang mempunyai potensi cukup besar

untuk berkembang di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kebijakan

yang disarankan adalah strategi progresif. Hasil analisis AHP menyebutkan

bahwa kriteria yang harus diprioritaskan adalah aspek infrastruktur dengan

nilai 0,413. Untuk keseluruhan alternatif yang direkomendasikan oleh key

person, seharusnya yang menjadi prioritas adalah alternatif s tandarisasi

karena memiliki nilai tertinggi dengan skor 0,167.

Page 50: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

36

Tabel 2.1

Rangkuman Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis (th) dan Judul

Alat Analisis

Hasil Penelitian

1.

Anung

Setyadi, dkk(2012).

Strategi Pengembangan

Ekowisata

Taman Nasional

Sebangau Kalimantan

Tengah.

Analytic

Network Process

(ANP)

Aspek yang mempengaruhi pengembangan

TNS, aspek konservasi memiliki nilai tertinggi sebesar 0,0653 dari seluruh aspek

yang ada, sedangkan untuk masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan TNS adalah masalah yang berkaitan dengan daya

tarik, yaitu kurangnya sarana prasarana dan akomodasi dengan nilai 0,0124. Untuk solusi

yang menjadi prioritas adalah solusi yang berkaitan dengan daya tarik yaitu meningkatkan sarana prasarana dan

akomodasi yang memiliki nilai sebesar 0,0095. Untuk strategi sendiri, penilaian yang

diberikan oleh para ahli menyebutkan bahwa strategi yang diutamakan adalah strategi yang berkaitan dengan peningkatan informasi dan

promosi produk ekowisata dengan nilai 0,0766. Diikuti dengan strategi yang berkaitan

dengan peningkatan kerjasama dan pemahaman terhadap ekowisata bagi stakeholders dengan nilai sebesar 0,0633.

2. Dewi Kusuma

Sari(2011). Pengembangan

Pariwisata

Obyek Wisata Pantai Sigandu

Kabupaten Batang.

Analytic

Hierarki Process (AHP)

Alternatif yang diambil dalam Pengembangan

Pantai Sigandu secara keseluruhan adalah pengembangan Pantai Sigandu sebagai obyek wisata primadona Kabupaten Batang dengan

bobot nilai 0,128, Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) dengan

bobot nilai 1,108, dan memberikan sarana dan fasilitas pada investor dengan bobot nilai 0,103.

Page 51: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

37

3. Iwan Vanany(2003).

Aplikasi

Analytic Network

Process (ANP) Pada

Perencanaan

Sistem Pengukuran

Kinerja.

Analytic Network Process

(ANP)

Permasalahan pada sistem pengukuran kerja PT X diperoleh bahwa perspektif finansial sebesar 0,3636 lebih besar dibandingkan

dengan perspektif proses bisnis yaitu sebesar 0,2726, perspektif tumbuh dan belajar sebesar

0,1819, dan perspektif konsumen sebesar 0,1818.

4. Endri (2009). Permasalahan

Pengembangan Sukuk

Korporasi di

Indonesia menggunakan

Metode Analytic Network

Process (ANP).

Analytic Network

Process (ANP)

Pelaku pasar merupakan aspek yang paling berpengaruh dalam pengembangan sukuk

korporasi di Indonesia yang berbobot 0,388, diikuti oleh aspek regulasi yaitu sebesar 0,282. Pada aspek masalah, minimnya

pemahaman pelaku pasar sebesar 0,201 serta terbatasnya SDM professional yang terlibat di

pasar modal syariah menjadi prioritas utama yaitu sebesar 0,180. Dalam hal solusi, sosialisasi dan edukasi menjadi solusi utama

pengembangan sukuk korporasi di Indonesia, yaitu sebesar 0,235, dilanjutkan dengan revisi

regulasi perpajakan sebesar 0,230 dan penyediaan SDM professional sebesar 0,192. Dalam hal strategi, market driven strategy

menjadi strategi yang dianggap tepat untuk dilakukan yaitu sebesar 0,495.

5. Eko Syamsul

Ma’arif

Tahajuddin. (2011).

Pengembangan Obyek Wisata Wonderia di

Kota Semarang.

Analisis SWOT

dan Analytic

Hierarki Process (AHP)

Hasil analisis SWOT menyebutkan bahwa Wonderia berada di kuadran I, yang berarti

Wonderia merupakan obyek wisata yang mempunyai potensi cukup besar untuk

berkembang di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kebijakan yang disarankan adalah strategi progresif. Hasil analisis AHP

menyebutkan bahwa kriteria yang harus diprioritaskan adalah aspek infrastruktur

dengan nilai 0,413. Untuk keseluruhan alternatif yang direkomendasikan oleh key person, seharusnya yang menjadi prioritas

adalah alternatif standarisasi karena memiliki nilai tertinggi dengan skor 0,167.

Page 52: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

38

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori penawaran pariwisata, semakin tinggi daya tarik yang

dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata maka semakin banyak pula wisatawan

yang berkunjung di daerah tujuan wisata tersebut. Sebagai salah satu tempat

tujuan wisata di Kota Semarang, Puri Maerokoco Taman Wisata Budaya Jawa

Tengah memiliki potensi untuk dikembangkan. Puri Maerokoco merupakan satu-

satunya obyek wisata di Semarang bahkan di Jawa Tengah yang menampilkan

miniatur rumah adat kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah, seharusnya

menjadikan Puri Maerokoco mampu bersaing dengan obyek wisata lain yang ada

di Kota Semarang. Meskipun memiliki banyak potensi, namun pada kenyataannya

obyek wisata ini justru jauh tertinggal dari obyek wisata lain yang ada di Kota

Semarang.

Untuk mengembangkan obyek wisata Puri Maerokoco yang dibutuhkan

adalah menganalisa aspek, permasalahan dan solusi alternatif yang didiskusikan

oleh para key person kemudian dapat dirumuskan sebuah strategi pengembangan

guna meningkatkan jumlah pengunjung di obyek wisata Puri Maerokoco agar

dapat membuat strategi pengembangannya. Penentuan strategi pengembangan

tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Network Process

(ANP).

Page 53: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

39

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Sumber : Tahajuddin (2011), dengan modifikasi

Sumber : Tahajuddin (2011), dengan modifikasi

Turunnya jumlah pengunjung obyek

wisata Puri Maerokoco

Aspek yang

mempengaruhi

pengembangan Puri

Maerokoco

Kesimpulan yang dihasilkan merupakan strategi dalam rangka

meningkatkan jumlah pengunjung di Puri Maerokoco :

1. Meningkatkan kerjasama dengan investor atau stakeholder 2. Perawatan dan perbaikan anjungan, sarana dan prasarana

pendukung secara berkala 3. Peningkatan sistem manajemen, pengelolaan, dan kualitas

SDM, dengan cara melakukan studi banding atau memberikan pelatihan kepada para pegawai secara rutin

4. Melakukan promosi dan pengiklanan secara maksimal

Masalah yang

mempengaruhi

pengembangan Puri

Maerokoco

Solusi alternatif

ANALISIS ANP

Page 54: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi kebijakan

dalam rangka meningkatkan jumlah pengunjung di obyek wisata Puri Maerokoco.

Strategi kebijakan tersebut diperoleh dari hasil observasi dan diskusi dengan para

key person baik dari pengelola Puri Maerokoco maupun dari dinas-dinas terkait.

Adapun definisi dari strategi kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Aspek infrastruktur merupakan langkah- langkah untuk meningkatkan jumlah

pengunjung Puri Maerokoco yang berkaitan dengan infrastruktur. Dalam

penelitian ini, peningkatan jumlah pengunjung diupayakan melalui perbaikan

dan perawatan anjungan dan sarana pendukung secara berkala. Perbaikan dan

perawatan yang dimaksud adalah melakukan peremajaan anjungan-anjungan

dan sarana prasarana pendukung yang telah rusak atau hilang serta melakukan

pengecekan terhadap kondisi anjungan dan sarana pendukung secara rutin.

2. Aspek manajemen merupakan aspek yang terkait dengan pengelola atau

manajemen Puri Maerokoco. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung di Puri

Maerokoco diperlukan adanya perbaikan sistem manajamen, pengelolaan dan

kualitas SDM. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan

Page 55: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

41

kepada para pegawai, melakukan studi banding ke tempat wisata yang lebih

maju dan penambahan tenaga kerja yang berkompeten.

3. Aspek ekonomi merupakan aspek yang berhubungan dengan permodalan dan

biaya operasional Puri Maerokoco. Untuk mengembangkan dan meningkatkan

jumlah pengunjung di Puri Maerokoco diperlukan adanya modal yang cukup

besar. Peningkatan modal kerja dapat dilakukan dengan cara melakukan

kerjasama dengan investor untuk bersama-sama mengembangkan Puri

Maerokoco.

4. Aspek promosi merupakan merupakan langkah- langkah yang bertujuan untuk

memperkenalkan Puri Maerokoco kepada masyarakat dan menarik minat

wisatawan agar bekunjung ke Puri Maerokoco. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara melakukan promosi dan pengiklanan mengenai Puri Maerokoco

secara optimal.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pengelompokannya

dapat dibagi menjadi dua, yakni:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni

informasi yang diperoleh langsung dari responden (Wardiyanta,2010). Adapun

data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi

lapangan, wawancara dengan beberapa key person, dan pengisian kuesioner oleh

responden.

Page 56: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

42

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari

responden namun diterbitkan oleh badan atau instansi lain yang bukan merupakan

pengolahnya (Wardiyanta, 2010). Adapun data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik Kota Semarang, dan pengelola

Puri Maerokoco. Data yang digunakan meliputi:

a. Data jumlah pengunjung dan pendapatan obyek wisata di Kota Semarang

tahun 2009-2013.

b. Data jumlah pengunjung Puri Maerokoco tahun 2003-2013.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut Hasan (2002), observasi adalah pemilihan, pengubahan,

pencatatan perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme individu

sesuai dengan tujuan empiris. Observasi dalam penelitian ini dilakukan di obyek

wisata Puri Maerokoco. Berdasarkan observasi tersebut dapat diketahui mengenai

kondisi fisik Puri Maerokoco. Kegiatan observasi ini kemudian dilanjutkan

dengan wawancara kepada pihak pengelola guna mendapatkan informasi yang

lebih akurat.

Page 57: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

43

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden dan jawabannya

dicatat atau direkam (Hasan, 2002). Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan

kepada pakar ahli (key person) yang mengetahui seluk beluk kegiatan pariwisata

maupun yang berkaitan dengan pengembangan Puri Maerokoco, yaitu :

1. Dosen manajemen pariwisata Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Pariwisata

2. Staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Bidang Industri

Pariwisata

3. Kepala Personalia PT. Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan Jawa

Tengah

4. Kepala Subagian BUMD Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah

5. Staf Bappeda Kota Semarang Sub Bidang Pengembangan Kawasan.

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab (Sugiyono, 2007). Jawaban pertanyaan tersebut dilakukan sendiri

oleh responden tanpa bantuan fisik dari peneliti. Dalam penelitian ini kuesioner

dibagikan kepada para pakar ahli ahli (key person) pariwisata.

Page 58: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

44

d. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari

literatur-literatur yang relevan dengan penelitian. Literatur tersebut dapat berasal

dari buku, jurnal, media cetak, maupun dari internet.

3.4 Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode Analytic Network Process (ANP)

yang merupakan pengembangan dari metode Analytical Hierarchy Process

(AHP). ANP mengijinkan adanya interaksi dan umpan balik dari elemen-elemen

dalam klaster (inner dependence) dan antar klaster (outer dependence). ANP

diterapkan pada pengambilan keputusan yang rumit, kompleks serta memerlukan

berbagai variasi interaksi dan ketergantungan. Sebagai metode pengembangan

dari metode AHP, ANP masih menggunakan cara Pairwise Comparison

Judgement Matrices (PCJM) antar elemen yang sejenis. Perbandingan

berpasangan ANP dilakukan antar elemen dalam komponen atau klaster untuk

setiap interaksi dalam network (Rusydiana, 2013).

Analytic Network Process (ANP) juga merupakan teori matematis yang

mampu menganalisa pengaruh dengan pendekatan asumsi-asumsi untuk

menyelesaikan bentuk permasalahan. ANP bergantung pada alternatif-alternatif

dan kriteria yang ada. Saaty (dalam Rusydiana, 2013) menjelaskan teknis analisis

ANP menggunakan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) pada

alternatif-alternatif dan kriteria proyek. Pada jaringan ANP, level dalam AHP

Page 59: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

45

disebut klaster yang dapat memiliki kriteria dan alternatif didalamnya. Adapun

tahapan yang dilakukan dalam ANP adalah :

Gambar 3.1

Tahapan dalam ANP

Sumber : Ascarya dalam Rusydiana (2013)

FASE 1

Konstruksi

Model

FASE 2

Kuantifikasi

Model

FASE 3

Analisis

Hasil

Konstruksi Model

Kajian Pustaka Kuesioner

Indepth Interview FGD

Validasi/ konfirmasi Model

Survei Pakar ahli / Praktisi

Penyusunan Kuesioner ANP

Tes Kuesioner ANP

Analisis Data

Validasi Hasil

Interpretasi Hasil

PENELITI PAKAR

AHLI

PRAKTISI

Page 60: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

46

1. Konstruksi Model

Konstruksi model ANP disusun berdasarkan literature review secara teori

maupun empiris dan memberikan pertanyaan pada pakar ahli dan praktisi

pariwisata serta melalui indepth interview untuk mengkaji informasi secara lebih

dalam untuk memperoleh permasalahan yang sebenarnya.

2. Kuantifikasi Model

Tahap kuantifikasi model menggunakan pertanyaan dalam kuesioner ANP

berupa pairwise comparison (pembandingan pasangan) antar elemen dalam

klaster kepada para responden. Penyebaran kuesioner ini dimaksudkan untuk

mengetahui mana diantara keduanya yang lebih besar pengaruhnya (lebih

dominan) serta seberapa besar perbedaannya melalui skala numerik 1-9. Ketika

penilaian dilakukan untuk sepasang, nilai timbal balik secara otomatis ditetapkan

ke perbandingan terbalik dalam matriks. Data hasil penilaian kemudian

dikumpulkan dan diinput melalui software super decision untuk diproses sehingga

menghasilkan output berbentuk supermatriks. Hasil dari setiap responden akan

diinput pada jaringan ANP tersendiri. Dalam proses penilaian, masalah dapat

terjadi dalam konsistensi dari perbandingan berpasangan. Rasio konsistensi

memberikan penilaian numerik dari seberapa besar evaluasi ini mungkin tidak

konsisten. Jika rasio yang dihitung kurang dari 0,10, maka konsistensi dianggap

memuaskan.

Page 61: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

47

Tabel 3.1

Nilai Perbandingan Antar Elemen

Tingkat

Kepentingan

Definisi Penjelasan

9 Amat sangat lebih besar pengaruhnya

Bukti bahwa salah satu elemen sangat penting daripada pasangannya adalah

sangat jelas

7 Sangat besar pengaruhnya

Salah satu elemen sangat berpengaruh dan dominasinya tampak secara nyata

5 Lebih besar

pengaruhnya

Penilaian sangat memihak pada salah satu

elemen dibandingkan pasangannya

3 Sedikit lebih besar pengaruhnya

Penilaian sedikit lebih memihak pada salah satu elemen dibandingkan

pasangannya

1 Sama besar pengaruhnya

Kedua elemen memiliki pengaruh yang sama

2,4,6,8 Nilai tengah diantara

pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan jika terdapat keraguan

diantara kedua penilaian yang berdekatan.

Sumber :Saaty (dalam Darmanto, 2009)

3. Sintesis dan Analisis

Sintesis merupakan proses menyatukan semua bagian menjadi satu

kesatuan. Proses sintesis merupakan cara yang tepat untuk menghasilkan

keputusan, ketika membuat keputusan dengan dibatasi batasan-batasan informasi.

Menurut Ascarya (dalam Rusydiana, 2013) adapun tahapan penghitungan sintesis

adalah:

a. Geometric Mean

Untuk mengetahui hasil penilaian individu dari para responden dan

menentukan hasil pendapat pada satu kelompok dilakukan penilaian dengan

menghitung geometric mean (Rusydiana, 2013). Pertanyaan berupa perbandingan

(Pairwise comparison) dari responden akan dikombinasikan, sehingga

membentuk suatu konsensus. Geometric mean merupakan jenis penghitungan

Page 62: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

48

rata-rata yang menunjukan tendensi atau nilai tertentu dimana memiliki formula

sebagai berikut :

GM = (R1*R2*R3* ... *Rn)1/n ............................... ( 3.1 )

b. Rater Agreement

Rater agreement adalah ukuran yang menunjukan tingkat kesesuaian

(persetujuan) para responden (R1-Rn) terhadap suatu masalah dalam satu klaster.

Adapun alat yang digunakan untuk mengukur rater agreement adalah Kendall’s

Coefficient of Concordance (W;0< W≤ 1). W=1 menunjukan kesesua ian yang

sempurna (Rusydiana, 2013).

Untuk menghitung Kendall’s (W), yang pertama adalah dengan

memberikan ranking pada setiap jawaban kemudian menjumlahkannya.

Ri = =𝒎𝒋 1ri,j........................................................ (3.2)

Nilai rata-rata dari total ranking adalah:

U = (T1+T2+T3+.....+TP)/p ....................................... (3.3)

Jumlah kuadrat deviasi (S), dihitung dengan formula:

S = (T1-U)2 + (T2-U)2 + ... +(TP-U)2 ........................ (3.4)

MaxS = (n-U)2 + (2n-U)2 + ... + (pn-U)2.................. (3.5)

Sehingga diperoleh Kendall’s W, yaitu:

W = S ................................................................ (3.6)

MaxS

Dimana : R= Jawaban Responden T = Total Ranking tiap Aspek

p = Jumlah Aspek

n = Jumlah Responden

Page 63: strategi pengembangan puri maerokoco taman wisata budaya jawa ...

49

Jika nilai pengujian W sebesar 1 (W=1), dapat disimpulkan bahwa

penilaian atau pendapat dari para responden memiliki kesesuaian yang sempurna.

Sedangkan ketika nilai W sebesar 0 atau semakin mendekati 0, maka menunjukan

adanya ketidaksesuaian antar jawaban responden atau jawaban bervariatif

(Ascarya dalam Rusydiana, 2013).

Menurut Ascarya (dalam Rusydiana 2013), terdapat 3 prinsip-prinsip dasar

ANP yaitu dekomposisi, penilaian komparasi (comparative judgements), dan

komposisi hierarkis atau sintesis dari prioritas :

1. Prinsip dekomposisi, yaitu diterapkan untuk menstrukturkan masalah yang

kompleks menjadi kerangka hierarki atau kerangka ANP yang terdiri dari

jaringan-jaringan klaster.

2. Prinsip penilaian komparasi diterapkan untuk membangun pembandingan

pasangan (pairwise comparison) dari semua kombinasi elemen-elemen

dalam klaster dilihat dari klaster induknya. Pembandingan pasangan ini

digunakan untuk mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen di dalam

suatu klaster dilihat dari klaster induknya.

3. Prinsip komposisi hierarkis atau sintesis diterapkan untuk mengalikan

prioritas lokal dari elemen-elemen dalam klaster dengan prioritas “global”

dari elemen induk yang akan menghasilkan prioritas global seluruh

hierarki dan menjumlahkannya untuk menghasilkan prioritas global untuk

elemen level terendah (biasanya merupakan alternatif).