STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : HARSI PUSPITA RINI K7406086 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK

Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK

MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN

WONOSOBO TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

HARSI PUSPITA RINI

K7406086

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN

WONOSOBO TAHUN 2010

Oleh :

HARSI PUSPITA RINI

K7406086

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

HALAMAN PERSETUJUAN

2

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Januari 2011

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sunarto, M.M Dra. Dewi Kusuma W, M.SiNIP:1954 08 06 1980 03 1 002 NIP:1970 03 26 1998 02.2.001

PENGESAHAN

3

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 5 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi: Tanda Tangan

Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd 1……

Sekertaris : Dra. Mintasih, I, M.Pd 2…….

Anggota I : Drs. Sunarto, MM 3……..

Anggota II : Dra. Dewi Kusuma W, M.Si 4…….

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 1960 07 27 1987 02 1 001

ABSTRACT

4

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Harsi Puspitarini. STRATEGY OF DEVELOPING CARICA HOME INDUSTRY TO INCREASE INCOME IN WONOSOBO REGENCY 2010.Thesis Surakarta : Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, Januari 2011.

The aim of this research is :(1) To know the application strategy of developing

Carica home industry in Wonosobo regency in 2010. (2) To know the constraint

that faced by Carica home industry to increase the development home industry in

Wonosobo regency in 2010. (3) To know the influence of the development

strategy of Carica home industry to the producens’ income in Wonosobo regency.

The Research used qualitative descriptive method. The technique of getting

the sample was purposive sampling with snowball sampling. The techniques of

collecting the data were used interview, observation, and documentation

technique. The technique of analyzing the data was analysis SWOT which is

applicated by interactive method. The validity of the data that is used source

triangulation technique and triangulation method.

Based on the result of research can be concluded that : (1) By doing the

strategy of developing in Carica home industry, can give the advantages the

developing and increasing income Carica producen in Wonosobo regency. the

factors that can be developed, such as: capital, technology, management, market,

organization, business, miter business. (2) The contraints that’s faced by Carica

home industry as same as with the other home industries in general, such as lack

of capital, the use of traditional technology, less regulafior of management

process, and material problem. (3) The efforts that can done by producen, such as

using combination of strengths, weaknesses, opportunites and threats. That is

combination of strengths and opportunites, strengths and threats, weaknesses and

opportunites, weaknesses and threats.

ABSTRAK

5

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Harsi Puspitarini. STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Januari 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk :. (1) Untuk mengetahui penerapan strategi

pengembangan industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo tahun 2010. (2)

Untuk mengetahui Kendala-kendala apa yang dihadapi industri kecil Carica

dalam meningkatkan pengembangan industri Kabupaten Wonosobo tahun 2010.

(3) Untuk mengetahui pengaruh strategi pengembangan industri kecil Carica

terhadap pendapatan pelaku industri carica (pengrajin) di Kabupaten Wonosobo

tahun 2010.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan cara

snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang

digunakan adalah dengan analisis SWOT yang diaplikasikan dalam metode

interaktif. Validitas data yang digunakan adalah dengan teknik triangulasi sumber

dan triangulasi metode.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Dengan

melakukan strategi pengembangan pada sentra industri kecil Carica, dapat

memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan pendapatan para

pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo. Faktor-faktor yang dapat

dikembangkan antara lain ialah modal, teknologi, manajemen, pasar,

kelembagaan, kewirausahaan dan kemitraan usaha. (2) Kendala-kendala yang

dialami oleh sentra industri kecil Carica sama halnya dengan industri kecil pada

umumnya, antara lain kekurangan modal, penggunaan teknologi sederhana, proses

manajemen yang kurang teratur, dan masalah bahan baku.(3)Upaya-upaya yang

dapat dilakukan oleh pengrajin antara lain yaitu dengan memanfaatkan kombinasi

6

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari kekuatan (strength) kelemahan (Weakness), peluang (opportunity) dan

ancaman (threats), yaitu kombinasi kekuatan dengan peluang, kekuatan dengan

ancaman, kelemahan dengan peluang dan kelemahan dengan ancaman.

MOTTO

7

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kemampuannya.”

( Q. S. Al Baqoroh : 286 )

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

( Q.S. Al Insyirah : 6 )

PERSEMBAHAN

8

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Karya ini ku persembahkan teruntuk

Bapak Ibu tercinta (Suharto dan Titik Wulandari) atas do’a, semangat dan kasih

sayangnya

Keluarga kecil Kakak ku yang selalu mendukung

(mbak.sari, mas.andi, dedek faris)

Adi ku yang selalu menyayangiku (Puput Adi Irawan)

Andre Bastian Ariyadi yang selalu membantuku dan menyemangatiku

Sahabat-sahabat terhebat ku (, Deny, Eka, Restuti, Dian , Dyah, Kemi, Nia, Septi,

Lya, Inung, Nita, Riris, Hery, Handoko, Gozali) terimakasih untuk persahabatan

ini.

Kos Putri Agung ( Teteh, Ani, Mpeb, Ari, Tika, Defi, Yaya, Kisna, Isna, afa, nela,

ana, sita, ita, windi, nanda, anis, dan Tria,yanti) terimakasih untuk bantuan,

semangat dan kecerian kalian

Teman-teman seperjuangan nunggu dosen (Iwon, pak pik,,riky,ardi,ari s, mbak

ratna, nida, parwa,yani) tetap semangat ya

Teman-teman seperjuangan PTN”06, Kawan kita ukir kenangan terindah bersama

Almamater

KATA PENGANTAR

9

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Ekonomi

bidang Keahlian Pendidikan Tata Niaga pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: STRATEGI

PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK MENINGKATKAN

PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010

ini penulis mendapatkan bimbingan , petunjuk , dan dukungan yang

berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik dan

dari lubuk hati yang terdalam secara tulus penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. DR. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna

penyusunan skripsi.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketau Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial,, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas

permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan pengarahan dan ijin dalam penytusunan skripsi ini.

4. Sudarno, S.Pd selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program

Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

pengarahan dan ijin penyusunan skripsi

5. Drs. Sunarto, M.M selaku pembimbing I yang telah memberikan

10

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

6. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si selaku pembimbimg II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

7. Tim penguji skripsi, yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk

menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi

guna menyelesaikan bangku kuliah.

8. Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat

menunjang terselesaikannya skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu, yang telah

memberikan bantuan serta memperlancar penyusunan skripsi ini.

Kritik dan saran yang bersifat membangun, yang sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini dapat membuka khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat

bagi para pembaca.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

11

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. v

HALAMAN MOTTO....................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... ix

KATA PENGANTAR...................................................................................... x

DAFTAR ISI.................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Perumusan Masalah..................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 9

A. Tinjauan Pustaka.......................................................................... 9

B. Kerangka Berpikir....................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 29

B. Bentuk dan Strategi Penelitian..................................................... 29

12

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Sumber Data................................................................................ 31

D. Teknik Sampling.......................................................................... 32

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 33

F. Validitas Data.............................................................................. 36

G. Analisis Data................................................................................ 38

H. Prosedur Penelitian...................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................................... 45

A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................... 45

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian.............................................. 48

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori............. 56

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN....................................... 72

A. Simpulan...................................................................................... 72

B. Implikasi ..................................................................................... 73

C. Saran ........................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 75

LAMPIRAN..................................................................................................... 78

13

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Pemikiran..................................................................................... 28

2. Model Analisis Interaktif.............................................................................. 40

3. Prosedur Penelitian....................................................................................... 43

4. Gambar Matrik SWOT................................................................................. 67

14

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonosobo 2005-2008 ....................... 3

1.2 Data UKM Pengolah Carica ..................................................................... 5

3 Matrik SWOT ........................................................................................... 42

4.1 Komposisi Penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008......................... 46

4.2 Tingkat Pendidikan penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008........... 46

15

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi................................................... 78

2. Pedoman Wawancara.................................................................................... 79

3. Daftar Nama Informan................................................................................. 85

4. Field Note................................................................................................... 87

5. Triangilasi Sumber....................................................................................... 152

6. Triangulasi Metode ..................................................................................... 163

7. Dokumentasi................................................................................................ 166

8. Peta Produksi Carica................................................................................... 173

9. Lembar Observasi......................................................................................... 174

10 . Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi................................................. 175

11. Surat Permohonan Ijin Penelitian.............................................................. 176

12 : Surat Ijin Menyusun Skripsi...................................................................... 178

13: Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian…………........................ 179

16

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia termasuk salah satu negara Agraris yang sebagian penduduknya

bertempat tinggal di pedesaan, dan menggantungkan hidupnya pada sektor

pertanian. Namun akibat dari pertumbuhan penduduk yang pesat dan

penyebarannya yang tidak merata menyebabkan lahan pertanian semakin

menyempit. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan kesempatan di luar

sektor pertanian yang dapat menopang kelangsungan hidup mereka.

Bekerja pada sektor industri kecil, merupakan salah satu alternatif dalam

usaha mengembangkan kesempatan kerja dan menambah penghasilan bagi

masyarakat sekitar. Melalui sektor industri kecil dan menengah diharapkan dapat

menggerakkan perekonomian masyarakat.

Salah satu tolok ukur untuk mengetahui keberhasilan pengembangan

ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah dengan melihat nilai Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), dengan adanya data tersebut dapat diketahui tingkat

pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk.

Berikut laju pertumbuhan tiap sektor di kabupaten Wonosobo dari tahun 2005 –

2008.

Tabel : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonosobo 2005-2008

No Sektor / tahun 2005 2006 2007 20081 Pertanian 3.14 3.34 3.31 3.362. Pertambangan dan Penggalian 3.14 3.34 3.31 3.363. Industri Pengolahan 1.89 2.77 2.70 2.554. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.97 0.32 2.59 3.075. Bangunan 3.38 3.06 4.34 4.396. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.62 4.03 4.56 4.097. Angkutan dan Komunikasi 2.39 2.75 5.89 5.888. Bank, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3.14 2.68 3.98 4.179. Jasa-Jasa 3.22 3.14 2.89 3.18

PDRB / GRDP 3.19 3.24 3.58 3.69Sumber: BPS kabupaten Wonosobo tahun 2008

Berdasarkan data di atas PDRB kabupaten Wonosobo mengalami

peningkatan. Tahun 2005 sebesar 3.19 kemudian meningkat menjadi 3.24 di tahun

1

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2006 ,dan 3.58 pada tahun 2007 serta 3.69 pada tahun 2008. Meskipun tidak

semua sektor selalu mengalami kenaikan sebagai contoh sektor pertanian dari

tahun 2005 yaitu 3.14 meningkat 3.34 dan turun menjadi 3.32 dan pada tahun

2008 meningkat lagi menjadi 3.36, namun secara garis besar hal tersebut tidak

mempengaruhi tingkat pertumbuhan PDRB kabupaten Wonosobo.

Dilihat dari komposisi PDRB kabupaten Wonosobo merupakan daerah

Agraris, hampir setengah dari PDRB daerah ini disumbang oleh sektor pertanian.

Selain sektor pertanian masih ada sektor lain antara lain peternakan dan

perdagangan, dimana terdapat beberapa komoditi yang telah berhasil menembus

pasar dunia antara lain kayu olahan, teh hitam, nata de coco dan makanan olahan

seperti Carica, keripik jamur, purwaceng, dan lain-lain.

Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting

dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia.

Sebagai gambaran, kendati sumbangannya dalam output nasional (PDRB) hanya

56,7 persen dan dalam ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UKM memberi

kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta

mempunyai andil 99,6 persen dalam penyerapan tenaga kerja (Kompas,

14/12/2001). Walaupun krisis ekonomi telah memporakporandakan kehidupan

bidang usaha besar dan menengah, ternyata usaha kecil tetap tegar dan berjalan

marak dikawasan kehidupan ekonomi tingkat bawah. Menurut tim bisnis UKM

(2001) ada beberapa alasan kenapa usaha kecil masih bisa bertahan dan cenderung

meningkat jumlahnya pada masa krisis antara lain:

1. Sebagian besar usaha kecil memproduksi barang konsumsi dan jasa-

jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah,

maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak

berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya

kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh pada permintaan.

2. Sebagian besar industri kecil tidak mendapatkan modal dari bank.

Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga,

tidak banyak mempengaruhi sektor ini.

3. Usaha kecil mempunyai modal yang terbatas dan pasar yang bersaing.

2

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampaknya usaha kecil mempunyai spesialisasi produk yang ketat.

Hal ini memungkinkan usaha kecil mudah untuk berpindah dari usaha

yang satu ke usaha yang lain.

4. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan

sektor formal banyak memberhentikan pekerjanya. Para penganggur

tersebut memasuki sektor informal, melakukan kegiatan usaha yang

umumnya berskala kecil, akibatnya jumlah usaha kecil meningkat.

Pada masa krisis ekonomi yang berkepanjangan, usaha kecil dapat

bertahan dan mempunyai potensi untuk berkembang. Dengan demikian, usaha

kecil dapat dijadikan andalan untuk masa yang akan datang dan harus didukung

dengan kebijakan-kebijakan yang kondusif, serta persoalan-persoalan yang

menghambat usaha-usaha pemberdayaan usaha kecil yang harus dihilangkan.

Dalam Aloysius Gunadi Brata (2003) Setidaknya terdapat tiga alasan yang

mendasari negara berkembang belakangan ini memandang penting keberadaan

UKM. Alasan pertama adalah karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam

hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari

dinamikanya UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui

investasi dan perubahan teknologi. Ketiga karena sering diyakini bahwa UKM

memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar (Berry, dkk,

2001). Kuncoro (2000) juga menyebutkan bahwa industri kecilt di Indonesia telah

memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah

unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga.

Dihampir setiap daerah banyak tumbuh sentra-sentra industri rumah

tangga yang menjadi andalannya masing-masing. Seperti di kabupaten Wonosobo

yang mempunyai potensi alam yang tinggi mempunyai hasil bumi yang

beranekaragam. Salah satunya adalah buah pepaya merupakan buah yang sering

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sekarang ini ditemukan satu spesies buah

pepaya yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diperkirakan akan

menjadi buah yang penting dalam perekonomian Indonesia. Buah tersebut dikenal

dengan nama pepaya Gunung atau pepaya kecil dan biasa disebut Carica (Carica

pubescens) (Hidayat, 2001). Nama latin buah Carica ini adalah Carica Pubescens

3

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau Carica Candamarcensis, atau kadang dikenal sebagai Mountain Papaya, atau

di antara penduduk setempat dikenal sebagai gandul Dieng. Bedanya, jika pepaya

biasa lebih dikenal sebagai tumbuhan tropis yang memerlukan banyak panas dan

matahari, maka Carica termasuk keluarga pepaya yang hanya bisa tumbuh di

tempat tinggi basah, 1.500-3.000 di atas permukaan laut, memerlukan temperatur

yang cukup dingin, dan banyak hujan. Kondisi tersebut sangat cocok dengan iklim

Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo. Tinggi pohon Carica dapat mencapai 5 m

dengan 4-7 cabang. Buahnya berbentuk seperti granat dengan panjang 6-15 cm

dan lebar diameter 3-8 cm, dengan lima sudut memanjang dari pangkal ke ujung,

sewaktu muda berwarna hijau dan menjadi kuning atau jingga di saat masak.

Tanaman tersebut sebenarnya sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat

di dataran tinggi Dieng dan sudah diolah menjadi produk manisan dalam sirup,

akan tetapi keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan dana membuat budidaya

maupun usaha pengolahannya masih dalam skala kecil dan hanya dipasarkan di

pasar lokal serta dengan pengolahan yang sederhana. Pengkajian lebih mendalam

tentang prospek buah tersebut sangat diperlukan terutama usaha pengolahan dan

budidaya buah tersebut.

Sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo ini awalnya hanya

membuat produk berupa manisan Carica, tetapi lambat laun produk yang

dihasilkan semakin beragam. Contoh produk yang diproduksi antara lain adalah

manisan Carica, sirup Carica , selai Carica,dan jus Carica.

Strategi pengembangan industri berpengaruh pada tingkat pendapatan

masyarakat di sekitar sentra industri. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut

disajikan data UKM Pengolah Carica yang dapat dijadikan referensi.

Tabel 1.2 Data UKM Pengolah Carica

NAMA PRODUSEN

(UKM)

KAP.PRODUKSI / BULAN NILAIRUPIAH/ BLN

NILAIRUPIAH / THN

SDM LANGSUNG

TON BOTOL CARTON

4

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BUAHYuasafood 16 40.0000 3.333 283.333.333 3.400.000.000 25Podang Mas 15 37.500 3.125 265.625.000 3.187.500.000 25Selera 12 30.000 2.500 212.500.000 2.550.000.000 12Marina 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4Tiara 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4Dian rasa 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4Telaga Mas 10 25.000 2.083 177.083.333 2.125.000.000 16Panorama 1 2.500 208 17.708.333 212.500.000 3Cendawan Mas

15 37.500 3.125 265.625.000 3.187.500.000 26

Candi Dieng 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6AA 8 20.000 1.667 141.666.667 1.700.000.000 6Golden 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4Sun Rise - - - - -Sukses 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 4Maju Makmur 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4Dianeka 3 7.500 625 537.500.000 637.500.000 4Baried - - - - -Adelweis - - - - -Adib Putra - - - - -Trisakti 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6Amin 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6Dieng Plateau - - -Ciptoroso 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6Mandiri 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6Tiga Daun 5 12.500 1.042 88.541.667 1.062.500.000 6

130 325.000 27.083 2.802.083.333

27.625.000.000

179

Sumber: Data Asosiasi Pengrajin Carica Tahun 2009

Berdasarkan data UKM Pengolah Carica di atas dapat dilihat bahwa

terdapat 25 UKM Carica di Wonosobo. Dimana setiap bulannya antara UKM

yang satu dengan UKM yang lainnya memiliki kebutuhan buah Carica yang

berbeda-beda, sebagai contoh Yuasafood tiap bulan membutuhkan 16 ton buah

Carica untuk produksi, sedangkan sunrise tidak memberikan data yang pasti

berapa ia membutuhkan buah Carica tiap bulan karena produksinya tidak

menentu. Dilihat dari data diatas petani tiap bulan minimal harus menyetok 130

ton Carica untuk 25 UKM.

Wilayah pemasaran Carica sendiri untuk lokal dan nasional baru digarap

sebesar 35% selain itu berpeluang juga untuk pasar ekspor. Sampai saat ini

permintaan dari konsumen belum dapat dipenuhi hal tersebut dikarenakan

beberapa sebab selain masalah kekurangan pasokan bahan baku terdapat

permasalahan faktor teknologi dan permodalan yang menjadi permasalahan para

pengrajin Carica. Kekurangan pasokan bahan baku dikarenakan selama ini

5

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembudayaan Carica masih belum maksimal. Selain itu sebagian besar para

pengrajin Carica masih banyak yang menggunakan teknologi sederhana dalam

proses produksi.

Melihat tingginya permintaan dan peluang pasar terhadap produk Carica,

dapat di katakan bahwa sentra industri kecil Carica bisa bertahan dan dapat

dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat sekitarnya dan hal itu tidak lepas

dari faktor strategi pengembangan industri kecil Carica yang benar. Melihat

begitu pentingnya strategi pengembangan bagi sentra industri kecil Carica,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul STRATEGI

PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK

MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN

WONOSOBO TAHUN 2010

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana penerapan strategi pengembangan industri kecil Carica di

Kabupaten Wonosobo tahun 2010?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi industri kecil Carica dalam

meningkatkan pengembangan industri Kabupaten Wonosobo tahun 2010?

3. Bagaimana pengaruh strategi pengembangan industri kecil Carica

terhadap pendapatan pengrajin industri Carica?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan strategi

pengembangan industri kecil Carica di Kabupaten

Wonosobo tahun 2010.

2. Untuk mengetahui Kendala-kendala apa yang

dihadapi industri kecil Carica dalam meningkatkan

pengembangan industri Kabupaten Wonosobo tahun

2010.

6

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Untuk mengetahui pengaruh strategi pengembangan

industri kecil Carica terhadap pendapatan pengrajin

industri carica di Kabupaten Wonosobo tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk Penulis

1) Memperluas wawasan dan pengetahuan di bidang stategi usaha serta

menerapkan teori-teori strategi pengembangan dalam kondisi rill di

lapangan khususnya pada sentra industri Carica di kabupaten

Wonosobo.

2) Mengetahui secara lebih jelas bagaimana implikasi teori-teori yang

diperoleh dari bangku kuliah terhadap realita yang terjadi di lapangan

khususnya sentra industri Carica di kabupaten Wonosobo.

b. Untuk Pengrajin

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pemasaran mengenai strategi

pengembangan industri kecil.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Penulis

1) Penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di

bangku perkuliahan berupa teori-teori terutama berkaitan dengan

strategi pengembangan industri kecil.

2) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sarana untuk

membandingkan antara teori dengan praktek dan keadaan yang

sesungguhnya di lapangan.

b. Untuk Pengrajin

7

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Untuk memberikan sumbangsih pemikiran bagi para pengrajin

Carica di Kabupaten Wonosobo guna kelangsungan usahanya

terkait dengan strategi pengembangan yang digunakan.

2) Dapat menjadi masukan dan evaluasi bagi pengrajin dan calon

pengrajin dalam mengembangkan dan melestarikan usaha kecil

Carica.

c. Untuk Pembaca

Menambah referensi bagi para pembaca agar dapat mengetahui tentang

strategi pengembangan sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo.

8

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Industri Kecil

a. Pengertian Industri Kecil

Istilah industri sering diidentikan dengan semua kegiatan ekonomi

manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang

setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering

disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian

industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegitan manusia dalam

bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Definisi industri kecil

sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan

No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik

keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil

penjualan paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.

Industri kecil dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp

50.000.000,00.

Berdasarkan uraian tersebut nampak bahwa industri kecil skala

usahanya tergolong begitu besar dan masih memerlukan bantuan serta

pembinaan yang berkelanjutan

Biro Pusat Statistik mendefinisikan industri kecil sebagai berikut:

Usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan mengolah bahan dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang menjadi lebih nilainya dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah pekerja lebih sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusaha.

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Badan Pusat Statistik (1999:250) mengklasifikasikan industri menjadi

empat lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha yaitu:

1) Industri rumah tangga dengan pekerja sebanyak 1-4 orang

2) Industri kecil dengan pekerja sebanyak 5-19 orang

3) Industri kecil menengah dengan pekerja sebanyak 20-99 orang

4) Industri besar dengan pekerja sebanyak 100 orang

Menurut pembagian ini, yang dimaksud industri kecil adalah

perusahaan atau industri yang dapat mempekerjakan antara 5 sampai 19 orang.

b. Kategori Industri Kecil

Berdasarkan eksistensi dinamikanya industri kecil dan kerajinan

rumah tangga Indonesia dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu:

1) Industri Lokal

Yaitu kelompok jenis industri yang menggantungkan kelangsungan hidup

kepada pasar setempat yang terbatas serta relatif terbesar dari segi

lokasinya. Skala usaha kategori ini umumnya sangat kecil dan

mencerminkan suatu pola pengusahaan yang bersifat subsistem dimana

pemasaran produksinya ditangani sendiri, jasa pedagang perantara boleh

dikata kurang menonjol.

2) Industri Sentral

Yaitu kategori industri yang segi satuan usaha mempunyai skala kecil

tetapi membentuk pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari

kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis. Ditinjau dari

target pemasarannya umumnya menjangkau pasar yang lebih luas dari

pada yang pertama, sehingga jasa pedagang perantara menjadi lebih

menonjol.

3) Industri Mandiri

Yaitu kategori industri yang mempunyai sifat-sifat industri kecil namun

telah berkemampuan beradaptasi teknologi yang cukup canggih.

Pemasaran hasil produksi relatif tidak tergantung pada peranan pedagang

10

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perantara.

c. Ciri-ciri Industri Kecil

Sedangkan ciri-ciri industri kecil menurut Keputusan Menteri

Keuangan No.40/KMK.06/2003 ialah:

1) Jenis barang / komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu

dapat berganti.

2) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah

tempat.

3) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,

dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

4) Sumber daya manusianya belum memiliki jiwa wirausaha yang

memadai.

5) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.

6) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari

mereka sudah akses lembaga keuangan non bank

7) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas

lainnya termasuk NPWP.

Sedangkan Menurut Tulus TH. Tambunan (2009) ciri-ciri industri

kecil ialah:

1) Biasanya beroperasi di sektor informal;usahanya tidak terdaftar

2) Dijalankan oleh pemilik; tidak menerapkan pembagian

tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi

formal, sistem pembukuan formal.

3) Kebanyakan menggunakan anggota-anggota keluarga tidak

dibayar.

4) Derajat mekanisme sangat rendah / umumnya manual;

tingkat teknologi sangat rendah

5) Umumnya menjual ke pasar lokal untuk kelompok

berpendapatan rendah

11

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Pendidikan rendah dan dari rumah tangga miskin;motivasi

utama (survival)

7) Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan uang sendiri

8) Kebanyakan tidak punya akses ke program-program

pemerintah dan tidak punya hubungan-hubungan bisnis

dengan Industri besar.

9) Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha sangat

tinggi.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri industri kecil

yaitu:

1) Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak

gampang berubah;

2) Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-

pindah;

3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih

sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan

keluarga, sudah membuat neraca usaha;

4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk

NPWP;

5) Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira

usaha;

6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;

7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik

seperti business planning.

d. Peranan Industri Kecil

Menurut Tulus TH. Tambunan (2009) Industri Kecil memiliki beberapa

peranan penting antara lain membuka kesempatan kerja dan sumber

pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan

kemiskinan, dan juga sebagai pembangunan ekonomi pedesaan. Sedangkan

12

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menurut (Tiktik Sartika Parmoto dan Abd Rochman Soejoedono 2002)

industri kecil memiliki beberapa peranan yaitu:

1) Merupakan subjek diskusi dan menjadi perhatian pemerintah

karena industri kecil tersebut menyebar dimana-mana, dan

dapat memberi kesempatan kerja yang potensial.

2) Industri kecil menyumbang pembangunan dengan berbagai

jalan, menciptakan kesempatan kerja, untuk perluasan angkatan

kerja lagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan

serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan.

Pentingnya peranan dan kedudukan sektor industri memang tidak bisa

dibantah, tidak hanya oleh masyarakat pedesaan saja tetapi juga pemerintah.

Industri kecil telah memegang peranan penting dalam mendukung program-

program pembangunan ekonomi, khususnya di dalam membantu menyerap

kelebihan tenaga kerja dari sektor pertanian. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat (Mudrajat Kuncoro, 2000: 311) sebagai berikut:

Industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam industri manufaktur ditinjau dari sisi jumlah usaha dan daya serap tenaga kerja. Dari total unit usaha manufaktur di Indonesia sebanyak 1524 juta; ternyata 99,2 % merupakan unit usaha IKRT. IKRT dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang mampu menyediakan kesempatan kerja sebesar 67,3 % dari kesempatan kerja total. Banyaknya jumlah orang yang bekerja pada IKRT memperlihatkan betapa pentingnya peranan IKRT dalam membantu memecahkan masalah pengangguran dan pemerataan distribusi pendapatan.

Berdasarkan uraian tersebut nampak bahwa industri kecil mempunyai

kedudukan yang penting baik dalam perekonomian negara maupun manfaat

(social benefits). Manfaat sosial industri kecil adalah bahwasanya industri

kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang

relatif murah. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa tingkat keahlian dan

daya dukung permodalan dari pengusaha pada umumnya masih rendah.

Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi

tabungan domestik. Hal ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa industri kecil

13

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cenderung memperoleh modal dari tabungan pengusaha sendiri, atau tabungan

keluarga dan kerabatnya. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer

terhadap industri besar dan sedang, karena industri kecil menghasilkan produk

yang relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh industri

besar dan sedang. Lokasi industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah

menyebabkan biaya transportasi menjadi minim, sehingga memungkinkan

barang-barang hasil produksi dapat sampai ketangan konsumen secara cepat,

mudah dan murah.

Peningkatan kemampuan pengusaha kecil dan golongan ekonomi

lemah merupakan jawaban terhadap ketidak selarasan dan berbagai

kesenjangan dalam struktur perekonomian. Butir-butir trilogi pembangunan

Indonesia yakni pemerataan, pertumbuhan dan stabilisasi yang secara tersirat

telah memberikan penekanan tersendiri mengenai peranan pengusaha kecil

dan golongan ekonomi lemah. Makna pemerataan tentu saja bukanlah sekedar

memperluas kesempatan kerja, namun lebih jauh lagi menyangkut juga

pemerataan kesempatan berusaha, distribusi pendapatan, serta keselarasan

pembangunan antar wilayah dan lingkungan.

2. Strategi Pengembangan Industri Kecil

Dengan memilih strategi pengembangan yang tepat dalam pengelolaan

industri kecil akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun

internasional. Atmadji dan Djoseno Ranupandoyo dalam Studi Perkembangan

Usaha dan Investasi Pengaruhnya pada Pendapatan Usaha Kecil Menengah

Indonesia menyatakan bahwa Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

melakukan beberapa upaya dalam menghadapi persaingan pasar bebas yaitu

dengan menggembangkan Usaha Kecil Menengah yang mengacu pada beberapa

hal antara lain:

a. Menciptakan iklim usaha yang kondusif

dan menyediakan lingkungan yang

mampu mendorong pengembangan

14

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UKM secara sistematik, mandiri dan

berkelanjutan.

b. Mempermudah perijinan pajak, dan

retribusi lainnya.

c. Mempermudah akses pada bahan baku,

teknologi, informasi.

d. Menyediakan bantuan teknis (pelatihan

penelitian) dan manajemen melalui

BDSP (Business Development Service

Program)

e. Mendorong BDSP untuk masing-masing

memiliki keahlian.

f. Menciptakan sistem penjamin kredit

(financial guarantee System) yang

terutama disponsori oleh pemerintah

pusat dan daerah.

Menurut Ginanjar Kartasasmita (1996) ada beberapa aspek yang perlu di

tingkatkan untuk mengembangkan strategi yaitu antara lain:

a. Modal

Pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah

keseluruhan aktiva lancar. Perbedaan fungsional antara modal kerja dan

modal tetap menurut (Bambang Riyanto 1995) adalah:

1) Jumlah modal kerja adalah lebih fleksibel. Jumlah modal

kerja dapat lebih mudah diperbesar atau diperkecil,

disesuaikan dengan kebutuhannya. Sedangkan modal tetap,

sekali diberi tidak mudah dikurangi atau diperkecil.

2) Susunan modal kerja adalah relatif variabel. Elemen-elemen

modal kerja akan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan,

sedangkan modal tetap adalah relatif permanen dalam jangka

waktu tertentu, karena elemen-elemen dari modal tetap tidak

15

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

segera mengalami perubahan.

3) Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka

waktu yang pendek, sedangkan modal tetap mengalami

proses perputaran dalam jangka waktu yang panjang.

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk

membiayai operasinya sehari–hari, dimana uang atau dana yang telah

dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam

perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan

produksinya. Menurut (Bambang Riyanto, 1995: 57) “Beberapa konsep

pengertian modal kerja dibedakan menjadi tiga, yaitu konsep kuantitatif,

konsep kualitatif, dan konsep fungsional”. Dengan penjelasan sebagai

berikut:

1) Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva

lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja

bruto (gross working capital).

2) Konsep Kualitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar

yang benar–benar dapat digunakan untuk membiayai operasi

perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan

kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar (net working capital).

3) Konsep Fungsional

Dalam konsep ini berdasarkan pada fungsi dari dana dalam

menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau

digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan

pendapatan.

b. Teknologi

Perkembangan teknologi sekarang ini memperlihatkan

perkembangan ke berbagai arah. Penggunaan teknologi dapat diterapkan di

berbagai bidang. Selain itu, perkembangan tidak selalu teratur. Adakalanya

perkembangan menemui jalan buntu dan gagal. Apabila terdapat

16

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perkembangan baru tidak jarang teknologi yang lama terhenti.

Perkembangan teknologi juga mempengaruhi kegiatan pemasaran

karena dapat memberikan suatu akibat pada kehidupan konsumen, terutama

cara hidup dan pola konsumsinya. Misalnya, dengan diketemukannya alat

hitung menghitung berawal dari abacus ( cipoa ), diperbaiki yang langsung

dan tak langsung akan mempengaruhi kegiatan usaha yang ditekuninya.

Perkembangan teknologi menyebabkan tambahan produksi dengan sumber-

sumber yang sama ataupun jumlah output yang sama tetapi dengan input

yang lebih sedikit, atau mungkin pula berupa barang-barang yang baru yang

punya kegunaan yang lebih banyak.

Menurut Irawan dan M.Suparmoko (2002) teknologi dalam

kehidupan sehari-hari ialah ” suatu perubahan dalam fungsi yang tampak

dalam teknik produksi yang ada”.

c. Manajeman

Dalam melaksanakan kegiatan produksi diperlukan

manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam

upaya mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya

dalam proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengertian manajemen menurut James AF Stoner, yang

dialihbahasakan oleh (T. Hani Handoko, 2003:8) sebagai berikut:

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan pengunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya

agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Fungsi Manajemen antara lain:

1) Forecasting: Kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap

kemungkinan yang akan terjadi apabila sesuatu dikerjakan.

2) Planning: Penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai

hasil yang diharapkan.

3) Organizing: Pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, termasuk

dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.

17

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Staffing: Penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru,

latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas

memberi daya guna maksimal pada organisasi.

5) Directing:Usaha memberikan bimbingan saran-saran dan perintah dalam

pelaksanaan tugas masing-masing bawahan untuk dilaksanakan dengan

baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

6) Leading: Pekerjaan manager untuk meminta orang lain agar bertindak

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

7) Coordinating: Menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi

kekacauan dan saling lempar tanggung jawab dengan jalan

menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan

bawahan.

8) Motivating: Pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada

bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara

sukarela.

9) Controling: Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk

menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.

10) Reporting: Penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.

d. Pasar

Pada saat sekarang peranan pasar masa kini sangatlah penting.

Untuk menekan harga pokok, perusahaan industri menghasilkan barang

secara massal karena dalam proses produksinya menggunakan mesin- mesin

sehingga dapat menghasilkan barang dalam jumlah banyak yang mungkin

lebih banyak dari yang dibutuhkan dengan waktu yang relatif singkat.

Adanya pasar bagi barang-barang hasil produksinya sangatlah berkaitan

dengan kelangsungan hidup perusahaan. Pada pasar tersebut produsen dan

konsumen bertemu dan berkomunikasi. Melalui mekanisme pasar produsen

mengajukan penawaran (supply) atas produknya dan melalui mekanisme

pasar pula konsumen mengajukan permintaan (demand). Adanya tindakan

penawaran dan permintaan akan dapat menimbulkan harga dan kesesuaian

harga akan menimbulkan jual beli. Transaksi jual beli akan menimbulkan

18

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keuntungan yang akan dapat menutupi biaya produksi serta menambah

modal perusahaan.

Pasar adalah salah satu dari berbagai system, institusi, prosedur,

hubungan social dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan

tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. (Suyadi

Prawirosentono 2002: 21) menyatakan bahwa “secara umum pasar

merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melakukan

transaksi jual beli dalam rangka pemindahan hak atas barang atau jasa yang

dijadikan objek jual beli, pasar demikian disebut pasar dalam arti sempit.

Pasar dalam arti yang luas, yakni merupakan tempat konsumen potensial

berada”.

Dalam dunia usaha tanpa adanya persaingan maka tidak akan

mengalami perkembangan sampai sejauh yang kita terima saat ini.

Persaingan merupakan gejala sosial yang terjadi masyarakat yang selalu

menimbulkan segala kontroversi. Sehingga persaingan menjadi suatu hal

yang wajib terjadi di dalam dunia usaha. Dalam berdagang atau menjalankan

usaha, juga terjadi persaingan antara para pedagang di dalam pasar. Seperti

Pasar persaingan sempurna yang merupakan pasar yang terdapat banyak

penjual dan pembeli yang menjual barang yang sama, sehingga tidak ada

pihak yang bisa mempengaruhi harga pasar. Akibatnya, penjual tidak bisa

seenaknya menentukan harga. Karena ketidak mampuan menentukan harga

pasar, kedua belah pihak disebut sebagai penerima harga (price taker).

Pasar memiliki beberapa fungsi antara lain:

1) Fungsi Pokok

Sebagai sarana pelayanan dan penyediaan kebutuhan sehari-hari bagi

masyarakat, juga sebagi sumber pendapatan daerah yang diperoleh dari

jasa pelayanan dan perpasaran serta merupakan sarana distribusi

perekonomian yang dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang

jasa dan pencipta kesempatan kerja.

2) Fungsi pada skala kecil

Sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling memenuhi

19

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebutuhannya masing-masing baik kebutuhan yang bersifat konsumtif

maupun untuk bidang jasa.

e. Kewirausahaan

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah

orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha

dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya

bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut

atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

Menurut Robert D. Hisrich, Michael P.Peters dan Dean A.

Shepherd (10: 2008) menyatakan bahwa Kewirausahaan adalah “Proses

penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya

yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko social

yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta

kepuasan dan kebebasan pribadi”. Masih menurut Robert D. Hisrich,

Michael P.Peters dan Dean A. Shepherd tindakan kewirausahaan mengacu

pada perilaku sebagai bentuk tanggapan atas keputusan yang didasarkan

pada pertimbangan ketidakpastian mengenai peluang yang mungkin untuk

mendapatkan keuntungan.

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil yaitu:

1) Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk

menebak kemana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat

diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.

2) Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana

pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih

dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai

kegiatan.

3) Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar

prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk,

pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian

utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu

dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.

20

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus

dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam

bentuk uang maupun waktu.

5) Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada

peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit

untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan

kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja

kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah

yang tidak dapat diselesaikan.

6) Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik

sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha

tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

7) Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang

teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu

memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana

direalisasikan.

8) Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai

pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang

dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan,

antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta

masyarakat luas. (Kasmir,2007)

f. Kelembagaan

Menurut Sudaryanto dalam Hermanto R (2010) kelembagaan

adalah sebagai pranata dapat dikenali melalui unsure-unsurnya seperti aturan

main, hak dan kewajiban, batas yuridiksi atau ikatan dan sangsi, dan juga

terdapat struktur organisasi, tujuan yang jelas, mempunyai partisipan dan

mempunyai teknologi serta sumber daya.

Unsur-unsur kelembagaan

1) Institusi merupakan landasan untuk membangun tingkah laku sosial

masyarakat.

2) Norma tingkah laku yang mengakar dalam masyarakat dan diterima

21

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara luas untuk melayani tujuan bersama yang mengandung nilai

tertentu dan menghasilkan interaksi antar manusia yang terstruktur.

3) Peraturan dan penegakan aturan/hukum.

4) Aturan dalam masyarakat yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama

dengan dukungan tingkah laku, hak dan kewajiban anggota.

5) Kode etik.

6) Kontrak.

7) Pasar.

8) Hak milik (property rights)

9) Organisasi.

10) Insentif untuk menghasilkan tingkah laku yang diinginkan.

g. Kemitraan usaha

Pola kemitraan di Indonesia hingga detik ini dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu: pola keterkaitan langsung dan keterkaitan

tidak langsung. Pola keterkaitan langsung meliputi: Pertama, Pola PIR

(Perkebunan Inti Rakyat), di mana Bapak Angkat (baca:usaha besar) sebagai

inti sedang petani kecil sebagai plasma. Kedua, pola dagang, dimana bapak

angkat bertindak sebagai pemasar produk yang dihasilkan oleh mitra

usahanya. Ketiga, pola vendor, di mana produk yang dihasilkan oleh anak

angkat tidak memiliki hubungan kaitan ke depan maupun ke belakang

dengan produk yang dihasilkan oleh bapak angkatnya. Pola keterkaitan tidak

langsung merupakan pola pembinaan murni. Dalam pola ini tidak ada

hubungan bisnis langsung antara "Pak Bina" dengan mitra usaha.

Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling

menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar

(Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh

pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan

memperkuat.

Kemitraan menurut Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997

tentang Kemitraan ialah kerjasama antara perusahaan di Indonesia, dalam

hal ini antara UKM dan UB (Usaha Besar) yang memperhatikan prinsip

22

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan,

Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak

atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama

dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan

merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon

mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, mulai

membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi sampai

target tercapai. Pola kemitraan antara UKM dan UB di Indonesia yang telah

dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan PP No.

44 Tahun 1997 tentang kemitraan, terdiri atas 5 (lima) pola, yaitu :

1) Inti Plasma,

Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan

mitra dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma inti.

2) Subkontrak,

Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan

mitra; dimana kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan

oleh perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya.

3) Dagang Umum,

Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan

mitra, dimana perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok

mitra memasok kebutuhan perusahaan mitra.

4) Keagenan,

Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan

mitra dimana kelompok diberi hak khusus untuk memasarkan barang

dan jasa usaha pengusaha mitra.

5) Pola Kerjasama Operasional Agribisnis

Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan

mitra,dimana kelompok mitra menyediakan modal dan atau sarana untuk

mengusahakan atau budidaya pertanian.

Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan

kemitraan diantaranya adalah:

23

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) meningkatkatnya produktivitas,

2) efisiensi,

3) jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas,

4) menurunkan resiko kerugian,

5) memberikan social benefit yang cukup tinggi, dan

6) meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional.

3. Bahan Baku

Menurut Freddy Rangkuti (1997) menyatakan bahwa Setiap

industri pasti memerlukan persediaan tanpa adanya persedian, para

pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaanya pada suatu

waktu tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan. Masih menurut Freddy

Rangkuti persediaan adalah ”sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang

disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan

untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan

untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu”.

Persediaan memiliki beberapa manfaat antara lain:

1) Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau

bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.

2) Menghilangkan resiko barang yang rusak.

3) Untuk mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan secara

musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada

dalam pasaran.

4) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan.

5) Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6) Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-

baiknya.

Setiap pengusaha harus menjaga persediaan yang cukup agar

kegiatan operasi produksinya dapat lancar dan efisien, yang perlu

24

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diperhatikan adalah agar bahan baku yang dibutuhkan hendaknya cukup

tersedia sehingga dapat menjamin kelancaran produksi. Hendaknya jumlah

persediaan itu jangan terlalu besar, sehingga modal yang tertanam dan

biaya-biaya yang ditimbulkan dengan adanya persediaan juga tidak besar.

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2008:60) “persediaan

dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambah fleksibilitas operasi

perusahaan”. Adapu empat fungsi persediaan adalah:

1) untuk Men-“decouple” atau memisahkan beragam bagian proses

produksi.

2) untuk Men-decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan

menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan

bagi pelanggan.

3) Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam

jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman

barang.

4) Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

Masih menurut Jay Heizer dan Barry Render (2008:61) terdapat

empat jenis persediaan yaitu:

1) Persediaan Bahan baku

Persediaan yang hanya untuk dibeli namun tidak diproses.

2) Persediaan barang setengah jadi

Ialah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa

perubahan tetapi belum selesai.

3) Persediaan pemeliharaan/perbaikan / operasi

Ialah persediaan yang diperlukan untuk menjaga agar permesinan dan

proses produkasi tetap produktif.

4) Persediaan barang jadi

Ialah proses yang sudah selesai dan menunggu pengiriman.

4. Pendapatan

Setiap pengusaha pasti mengharapkan reward atau timbal balik dari

25

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kegiatan usaha yang telah dilakukannya berupa pendapatan. Timbal balik yang

diperoleh berupa pendapatan atau penghasilan dalam bentuk uang maupun barang.

Tingkat pendapatan seseorang akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas

kebutuhan.

Pendapatan adalah tingkat hidup seseorang individu atau keluarga yang

didasarkan atas penghasilan mereka dari sumber-sumber pendapatan lainnya.

Pendapatan menurut UU RI no.10 tahun 1994 pasal 14 ayat (1) adalah sebagai

berikut:

Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pendapatan atau penghasilan yang diterima dapat berupa uang dan dapat pula berupa barang atau jasa yang ditaksir atau dinilai dengan uang.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku standart

Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah “Arus masuk bruto

dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu

periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal

dari kontribusi penanaman modal”.

Dalam buku Teori Akuntansi yang berjudul Accounting Principle Board

yang dikutip oleh (Theodorus Tuanakotta,1984:153) pengertian pendapatan

adalah” Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat

penjualan barang dan jasa”.

Patton dan Littleton mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat

ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono

(1984:167) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa

dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik

dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa

pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan

operasi perusahaan dalam arti luas.

Pendapatan tersebut dapat diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan

sampingan yang diterima pada waktu tertentu, misalnya satu bulan sekali,

penerimaan ini tergantung dari jenis dan macam sumber yang mendatangkan

26

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendapatan tersebut.

Menurut Sadono Sukirno (2005:132) menyatakan bahwa ” dalam kegiatan

pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada

kesempatan kerja”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan para petani maupun

pengolah akan meningkat.

Keputusan output yang relevan bagi perusahaan yang ingin

memaksimumkan labanya adalah penerimaan yang diperoleh dari penjualan 1 unit

terakhir barang yang dihasilkan. Bila perusahaan dapat menjual semua barang

yang dihasilkan sesuka hati tanpa menyebabkan terjadinya efek dalam harga

pasar, maka harga dianggap sebagai pendapatan marginal. (Walter Nicholson,

2002).

B. Kerangka Berfikir

Secara garis besar masalah-masalah yang akan diteliti, dituangkan dalam

bentuk suatu kerangka pemikiran untuk memperjelas dan mengarahkan jalannya

penelitian agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Kerangka pemikiran

ini menggambarkan bahwa suatu perusahaan dalam hal ini adalah industri Carica,

harus mempunyai strategi pengembangan agar dalam pencapaian tujuan dapat

tercapai secara maksimal. Strategi pengembangan usaha meliputi modal,

teknologi, manajemen, pasar, kewirausahaan, kelembagaan, dan kemitraan usaha

Sentra industri Carica di Kabupaten Wonosobo memulai usahanya karena

ada kesempatan pasar yang baik. Bagi seorang pemasar, kesempatan pemasaran

merupakan kebutuhan pasar yang masih ada dan pemasar bertugas mengubah

sumber-sumber menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Tidak

lepas dari adanya kesempatan pasar yang baik masih ada kelemahan, ancaman

maupun peluang yang muncul maka dari itu perlu dilakukan suatu analisis yaitu

analisis SWOT dimana didalamnya dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman yang ada dalam sentra industri Carica tersebut.

Dengan melakukan analisis SWOT ditemukan beberapa kendala yang

dihadapi oleh sentra industri kecil Carica sehingga diperlukan solusi untuk

memecahkan kendala yang dihadapi. Solusi pemecahan masalah itu dapat

27

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Profil Sentra industri kecil Carica Kabupaten WonosoboAnalisis SWOT Solusi mengatasi kendalaKendala yang dihadapi industri kecil Carica Strategi Pengembangan Usaha

Peningkatan pendapatan pengrajin usaha Carica kabupaten Wonosobo

dilakukan dengan menggunakan strategi pengembangan usaha yang telah

ditemukan.

Diharapkan dengan menerapkan strategi pengambangan usaha dapat

menimbulkan keberhasilan pengrajin Carica di kabupaten Wonosobo dalam hal

peningkatan pendapatan pengrajin.

28

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.1: Kerangka Berfikir

29

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa sentra industri kecil Carica yang

berada di daerah Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi

ini dikarenakan mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan selain itu

pengarajin sentra industri kecil Carica hanya bisa ditemukan di kabupaten

Wonosobo.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan

penelitian. Penelitian ini di mulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan

terselesaikannya laporan ini.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Untuk mengkaji suatu permasalahan secara utuh dan lengkap diperlukan

suatu pendekatan permasalahan melalui bentuk penelitian yang tepat. Bentuk

penelitian yang tepat akan mencerminkan kedalaman materi permasalahan yang

disajikan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun ciri-

ciri penelitian kualitatif menurut (Moleong, 2006:9) adalah sebagai berikut:

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila dihadapkan pada kenyataan jamak.

b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden.

c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola yang dihadapi.

Lebih lanjut Moleong (2004:34) mengemukakan bahwa ” Penelitian

kualitatif itu cenderung untuk mencari, menemukan dan menyimpulkan hipotesis;

hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang dan didasarkan pada

sesuatu studi tertentu”.

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan ciri-ciri penelitian kualitatif di atas, maka bentuk kualitatif

dipilih karena berasumsi bahwa dengan pendekatan penelitian ini maka

permasalahan yang akan diteliti dapat diungkapkan secara detail dan mendalam,

selain itu juga karena dalam penelitian ini tidak menguji hipotesis.

Hadari Nawari (1996:73) mendefinisikan bahwa ”Metode deskriptif dapat

diartikan sebagai prosedur pemecahan yang diselidiki, dengan menggambarkan

atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Metode deskriptif memusatkan

perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan

sebenarnya. Data yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari objek penelitian dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan sebagaimana mestinya.

Penelitian kualitatif juga menghendaki ditetapkannya batasan dalam

penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Hal

tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, batas menentukan kenyataan

ganda yang kemudian mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih

dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus. Dengan kata lain,

bagaimanapun penetapan fokus sebagai masalah penelitian penting artinya dalam

usaha menemukan batas penelitian.

2. Strategi Penelitian

Dalam metode deskriptif kualitatif ini, data yang diperoleh berupa kata-

kata, gambar, dan bukan angka-angka, yang merupakan gambaran dari keadaan

yang sebenarnya. Dalam penelitian ini kegiatan mengumpulkan data bersifat

tunggal terpancang. Pengumpulan data tertarah pada tujuan yang ingin dicapai

sehingga sering disebut studi kasus atau riset terpancang (embedded reseach).

Hal ini sesuai dengan pendapat (H.B Sutopo, 2002:112) ”Bahwa pada penelitian

terpancang, peneliti di dalam proposalnya sudah memilih dan menentukan

variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan”. Tunggal

dalam arti hanya satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu sentra industri kecil

Carica. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian maksudnya bahwa apa yang

harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum melaksanakan

30

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penelitian lapangan. Dalam penelitian ini terpancang pada tujuan untuk

mengetahui bagaimana strategi pengembangan sentra industri kecil Carica dan

pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan pelaku industri Carica di

Kabupaten Wonosobo.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan sumber dimana data dapat diperoleh. Data tidak

akan dapat diperoleh tanpa adanya sumber data. Data memiliki sumber data,

peneliti harus benar-benar berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi

yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Menurut (H.B Sutopo, 2002:49)

”Pemahaman mengenai berbagai macam sumber data merupakan bagian yang

sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis

sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang

diperoleh”. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan

Informan adalah seseorang yang dipandang mengetahui permasalahan

yang sedang dikaji dalam penelitian dan bersedia untuk memberikan informasi

kepada peneliti yang berupa kata-kata yang nantinya dianalisis dan ditarik

kesimpulan yang kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Agar mendapatkan

data yang lebih valid dilakukan pengecekan antarinforman yang satu dengan

informan yang lain.

Berdasarkan sumber data di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

memilih beberapa pengrajin Carica.

2. Tempat Penelitian

Tempat dan lokasi penelitian merupakan salah satu jenis sumber data yang

harus dimanfaatkan oleh peneliti. Tempat penelitian yang digunakan untuk

penelitian ini adalah beberapa sentra industri Carica di Kabupaten Wonosobo.

3. Arsip dan Dokumen

Menurut HB. Sutopo (2002:54) menyatakan bahwa ”Dokumen adalah

bahan tertulis dan benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau aktivitas

tertentu, sedangkan arsip merupakan catatan rekaman yang sifatnya lebih formal

31

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terencana”. Dalam penelitian ini dokumen dan arsip yang digunakan adalah segala

bentuk arsip dan dokumen yang mempunyai hubungan dengan permasalahan dan

tujuan penelitian.

Dokumen yang digunkan dalam penelitian ini adalah dokumen resmi

internal dan dokumen lain yang mendukung seperti jurnal dan artikel. Dokumen

resmi berupa berapa jumlah sentra industri kecil Carica yang ada di Kabupaten

Wonosobo, data jumlah pekerja, data tingkat pendidikan serta data penjualan

Carica. Serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini

maupun buku-buku literatur.

D. Teknik Sampling

Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik cuplikan atau

sampling yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan

konsep teoritis yang digunakan. Dengan kata lain teknik sampling adalah teknik

yang digunakan untuk menyeleksi atau menfokuskan permasalahan agar

pemilihan sample lebih mengarah pada tujuan penelitian. Penelitian tidak

menentukan jumlah sample, tetapi peneliti menentukan sejumlah informan untuk

diwawancarai guna memperoleh informasi tentang permasalahan yang sedang di

teliti. Peneliti berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari berbagai

sumber.

Menurut Suharsimi Arikunto (2005:95) terdapat beberapa teknik

pengambilan sample yaitu sebagai berikut:

Pengambilan sample (sampling techniques) yang biasa dikenal antara lain adalah: sampling acak (random sampling), sampling kelompok (cluster sampling), sampling berstrata (stratified sampling), sampling bertujuan (purposive sampling), sampling daerah atau sampling wilayah (area sampling), sampling kembar (double sampling), dan sampling berimbang (proposional sampling).

Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini yaitu menggunakan

teknik Purposive Sampling (sampling bertujuan). Sample dipilih berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini populasi adalah jumlah

keseluruhan industri Carica di Kabupaten Wonosobo adalah 25 sentra industri,

32

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang tersebar di beberapa kecamatan. Sebagai sample diambil perajin yang

memiliki informasi lengkap sesuai dengan topik penelitian.

Jumlah sample akan berkembang (Snow Ball) yaitu dari satu informan ke

informan lain sampai informasi yang dibutuhkan mencukupi. Hal ini dikarenakan

agar data yang diperoleh bisa mendalam, sehingga diperlukan informasi yang

benar-benar mengetahui dan memahami permasalahan yang sedang diteliti. Pada

dasarnya teknik bola salju tidak melakukan seleksi dalam menentukan sample,

sehingga peneliti tidak membatasi jumlah informan. Peneliti memiliki informan

kemudian informan tersebut dimintai menunjuk informan berikutnya yang

dianggap lebih mengetahui dan memahami permasalahan yang diteliti. Dengan

begitu data yang diperoleh akan mendalam dan benar-benar mendukung hasil

penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk

mendapat data yang diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga macam

teknik yaitu: metode observasi, metode interview, dan metode dokumentasi.

1. Metode Observasi

Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2002 : 128) ” Observasi dapat

dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan penyerap”.

Sehingga dapat dikatakan bahwa observasi merupakan hal yang dapat dilakukan

secara langsung terhadap obyek penelitian, mencatat fenomena yang diselidiki

melalui penglihatan dan pendengaran.

Teknik observasi dalam penelitian ini dapat dilakukan secara langsung

maupun tidak langsung seperti ungkapan Spardley yang dikutip (H.B Sutopo,

2002:65) menjelaskan “Peran dalam observasi dapat dibagi menjadi (1) tidak

berperan sama sekali (2) berperan yang terdiri dari berperan pasif dan berperan

aktif dan (3) berperan penuh”.

33

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penjelasan dari uraian diatas dapat dilihat sebagai berikut:

a. Tidak berperan sama sekali, peneliti sama sekali kehadirannya untuk

melakukan observasi tidak diketahui oleh subyek yang diamati

b. Berperan pasif, peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak

berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif.

c. Berperan aktif, merupakan cara khusus dan peneliti tidak berperan pasif

sebagai pengamat, tetapi memainkan peran dalam penelitian, tidak

mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya dan bisa dimanfaatkan bagi

pengumpulan data.

d. Observasi berperan penuh, bahwa peneliti memang memiliki peran dalam

lokasi studinya sehingga benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang

ditelitinya.

Dalam penelitian ini peneliti tergolong dalam kategori ketiga yaitu

observasi dengan berperan aktif dalam pengamatan dilokasi penelitian.

2. Metode Interview

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk

percakapan. Menurut (Moleong, 2006:186) menyatakan bahwa “Wawancara

merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

Adapun jenis wawancara menurut Plato, seperti yang dikutip oleh (Moleong,

2005 : 187) adalah sebagai berikut:

a. Wawancara Pembicaraan Informal

Pada jenis ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara

itu sendiri, jadi tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan

kepada yang diwawancarai.

b. Pendekatan Menggunakan Petunjuk

Umum Wawancara

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan

garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara.

34

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Wawancara Baku Terbuka

Adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan

pertanyaan, kata-katanya dan penyajianpun sama untuk semua informan.

Jenis wawancara yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan wawancara

diperlukan hal-hal sebagai berikut:

1) Perencanaan Wawancara

Dalam perencanaan ini tahap pertama adalah menentukan orang

yang akan diwawancarai. Langkah kedua mencari tahu bagaimana cara

yang sebaiknya untuk mengadakan kontak dengan mereka, langkah ketiga

mengadakan persiapan yang matang seperti memperkenalkan diri dan

memberikan ikhtisar singkat tentang penelitian.

2) Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan menyangkut pewawancara dengan yang diwawancarai

yang meliputi mengatur strategi dan teknik berwawancara serta melakukan

pencatatan data wawancara.

3) Kegiatan Sesudah Wawancara

Sesudah kegiatan wawancara berakhir hendaknya menggunakan

waktu untuk mengecek kualitas datanya dan membuat catatan lapangan

serta mengorganisasikan kualitas datanya agar siap dijadikan bahan

analisis.

Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara

langsung dari sumbernya sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data

yang dikumpulkan dengan wawancara merupakan data penguat bagi

penemuan data yang dikumpulkan untuk mendukung penjelasan tentang

permasalahan penelitian.

Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara

pembicaraan informal karena peneliti ingin mendapatkan informasi yang rinci

sejujurnya, dan lebih mendalam dalam suasana biasa, wajar, sedangkan

pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam

kehidupan sehari-hari.

35

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam

penelitian kualitatif. Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis

sederhana sampai yang lebih lengkap, dan bahkan bisa berupa benda-benda

lainnya sebagai peninggalan masa lampau.

Menurut Moleong (2004 :216) mendefinisikan “Dokumen adalah setiap

bahan tertulis ataupun film yang digunakan sebagai sumber data yang dapat

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramal” Teknik ini

juga digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Dokumen merupakan sumber data

yang sangat penting dalam penelitian

data kualitatif, karena digunakan

untuk menguji, menafsirkan, serta

meramalkan.

b. Dokumen digunakan sebagai sumber

data sebab datanya stabil dan kaya

akan informasi.

c. Lebih murah dan mudah didapatkan.

d. Lebih mudah dalam kajian ini karena

tidak bersifat reaktif.

e. Berguna sebagai bukti kebenaran

dalam suatu pengujian.

F. Validitas Data

Validitas data atau kesahihan data merupakan kebenaran data dari kancah

penelitian. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan maksud supaya hasil

penelitiannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena validitas data

menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data dalam penelitian. Data yang

telah dikumpulkan, diolah dan diuji kesahihannya melalui pemeriksaan tertentu.

Menurut H. B Sutopo (2002:78) “Membedakan empat macam triangulasi

36

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai teknik pemeriksaan data, yaitu trianggulasi data (trianggulasi sumber),

trianggulasi metode, trianggulasi penelitian, trianggulasi teori”. Penjelasan macam

trianggulasi tersebut sebagai berikut:

1. Trianggulasi Sumber (Triangulasi Data)

Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data peneliti wajib

menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama

atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari berbagai sumber

data yang berbeda. Pada teknik ini tekanannya pada perbedaan sumber data,

bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain.

2. Trianggulasi Metode

Jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode

pengumpulan data yang berbeda. Dalam teknik trianggulasi metode,

ditekankan pada pengunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan

bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama

untuk menguji kemantapan informasinya. Dengan menggunakan metode yang

berbeda untuk suatu informasi yang sama, peneliti dapat menarik kesimpulan

atas data yang digali secara lebih mantap.

3. Trianggulasi Peneliti

Melalui cara ini hasil peneliti baik data ataupun kesimpulan mengenai bagian

tentang atau keseluruhannya bisa diuji validitas dari beberapa peneliti.

Berdasarkan pandangan dan tafsir yang dilakukan oleh beberapa peneliti

terhadap semua informasi yang berhasil digali dan dikumpulkan berupa

catatan, diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa

lebih memantapkan hasil penelitian.

4. Trianggulasi Teori

Trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih

dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji, dari beberapa

perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap tidak

hanya sepihak, sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan yang lebih utuh

dan menyeluruh. Dalam hal ini peneliti bisa membahas dari teori-teori dari

37

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

disiplin yang berbeda, atau bisa juga dengan teori yang berbeda tetapi masih

dalam satu disiplin.

Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas data dalam

penelitian ini adalah trianggulasi sumber yang berupa informan yang terdiri dari

pengrajin Carica dan masyarakat sekitar sedangkan triangulasi metode yaitu

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Alasan penggunaan triangulasi ini

karena dengan menggali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik

pengumpulan data yang berbeda itupun data sejenis bisa teruji kemantapan dan

kebenarannya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses urut-urutan data dengan mengorganisir data

kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Moleong (2004:280)

mengatakan ”Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat dirumuskan

hipotesis kerja seperti disarankan oleh data”. Proses analisis dalam proses

penelitian kualitatif sering merupakan bagian yang paling sulit bagi para peneliti

awal. Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip (Moeleong, 2005: 248)

mendefinisikan “Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain”.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola

penelitian induktif. Seperti yang dikemukakan oleh (Moleong, 2004:`10) bahwa:

Analisis induktif digunakan karena beberapa alasan: pertama, proses induksi lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak, sebagai yang terdapat dalam data; kedua, analisi induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel; ketiga, analisi demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya; keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan; kelima, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai

38

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

interactive. Model analisis interactive yaitu meliputi pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi sebagai suatu yang jalin-

menjalin pada saat sebelum dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang

sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.

Miles dan Huberman dalam Sutopo (2002 :91) menyatakan bahwa ”Tiga

komponen untuk menganalisis data adalah reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Untuk lebih jelasnya komponen tersebut

akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama data yang dibutuhkan belum

memadai, dan akan dihentikan apabila data-data yang diperlukan telah

memadai untuk mengambil keputusan. Data kualitatif terutama terdiri dari

kata-kata, bukan angka-angka. Data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi maupun dokumentasi tersebut dikumpulkan menjadi satu untuk

diproses lebih lanjut.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau

laporan yang terperinci. Laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dan

dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

pola atau temanya. Jadi laporan lapangan sebagai bahan yang disingkatkan,

direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting,

sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran

yang lebih tajam, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data

yang diperoleh bila diperlukan.

3. Penyajian Data

Data yang tertumpuk, akan sukar untuk ditangani, sukar mencari

hubungan antara data yang satu dengan data yang lain dan sukar pula melihat

gambaran keseluruhan untuk melihat kesimpulan. Oleh karena itu, agar dapat

melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari

39

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengumpulan Data SajianData

ReduksiData

Penarikan Simpulan(Verifikasi)

penelitian perlu dibuat penyajian data.

4. Menarikan

Kesimpulan atau

Verifikasi

Sejak semula peneliti berusaha mencari data yang dikumpulkan,

kemudian mencari pola, tema hubungan, persamaan hal-hal yang sering

muncul dan sebagainya. Jadi dari data yang diperoleh kemudian dibuat suatu

kesimpulan. Kesimpulan ini mula-mula bersifat tentatif, kabur, diragukan,

akan tetapi dengan bertambahnya data, kesimpulan itu akan lebih grounded.

Jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Untuk lebih jelasnya berikut ini peneliti sajikan skema model analisis

interaktif:

Gambar 3.1: Model Analisis Interaktif

Sumber: Sutopo (2002:96)

Sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor strategi dan mengetahui

kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi

dalam penelitian ini peneliti menggunakan pola analisis SWOT (Strengths,

Weaknesses,Oportunities,and Threats). Dimana analisis SWOT menurut Freeddy

40

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rangkuti (2001:18) didefinisikan sebagai berikut:

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses), dan ancaman (Threat).

Dalam penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Sebagai langkah awal

penulis akan mengumpulkan data di lapangan. Data yang berhasil dikumpulkan

kemudian dilakukan analisis menggunakan tabulasi, diolah dan disusun secara

sistematis sehingga mempermudah analisis.

SWOT adalah akronim untuk kata-kata “Strengths” (kekuatan),

“Weaknesses” (kelemahan), “Oportunities”(peluang) “Threats” (ancaman).

Analisis SWOT digunakan untuk menganalis kondisi internal pada sentra industri

Carica di Kabupaten Wonosobo yang berupa kekuatan dan kelemahan (Strengths

dan Weaknesses) para pekerja di sentra industri Carica tersebut, dan juga

menentukan peluang yang dimiliki serta ancaman yang dihadapi. Analisis

tersebut akan mengidentifikasi atribut-atribut dari SWOT yaitu atribut kekuatan,

atribut kelemahan, atribut peluang, atribut ancaman.

Atribut kekuatan (Strengths) berguna untuk melindungi bisnis dari

kekuatan kompetitor dengan membangun penghalang mobilitas. Sedangkan

atribut kelemahan (Weaknesses) merupakan atribut yang membuat bisnis terbuka

terhadap kekuatan kompetitor usaha. Sedangkan peluang (Oportunities)

merupakan situasi yang dapat dimanfaatkan bisnis untuk melindungi dan

memperbaiki kedudukan kompetitor dalam suatu perusahaan. Ancaman (Threats)

situasi yang dapat mengurangi kemampuan bisnis untuk melindungi dan

memperbaiki kedudukan kompetitor dalam industrinya.

Menurut peneliti, menggunakan analisis SWOT dengan model Matrik

Tows atau matrik SWOT adalah keputusan yang tepat. Alasan kenapa peneliti

lebih memilih menggunakan model matrik Tows atau Matrik SWOT adalah

karena alat ini dapat dipakai untuk menyusun dan menggambarkan kondisi pada

industri kecil Carica di kabupaten Wonosobo yang meliputi kekuatan dan

kelemahan para pengolah Carica di daerah tersebut, juga peluang dan ancaman

41

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dihadapi para pengolah di industri kecil Carica di kabupaten Wonosobo.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat matrik SWOT seperti digambarkan

Rangkuti (2001:31) di bawah ini:

IFAS

EFAS

STRENGTS (S)

• Tentukan 5-10 faktor

kekuatan internal

WEAKNESSES (W)

• Tentukan 5-10 faktor

kelemahan internalOPPORTUNITIES (O)

• Tentukan 5-10 faktor

peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

TREATHS (T)

• Tentukan 5-10 faktor

ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi

ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk menghindari

ancamanTabel 3 : Matriks SWOT

Berdasarkan tabel matriks SWOT, yang dimaksud dengan faktor-faktor

kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis di

dalamnya antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang

berakibat pada pemili kan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran.

Sebaliknya yang dimaksud dengan kelemahan atau Weaknesses adalah sebuah

kekurangan yang berasal dari dalam suatu usaha. Oleh sebab itu kekuatan

(Threats) atau kelemahan (weaknesess) sering disebut sebagai faktor internal.

Peluang (Oportunities) adalah berbagai situasi lingkungan yang

menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Sebaliknya ancaman (Threats) adalah

kendala yang berasal dari luar (faktor eksternal) suatu usaha dan dapat

berpengaruh terhadap kemajuan suatu usaha.

Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan dan penerapan strategi

pemasaran yang dilakukan kemudian akan dilakukan analisis data. Analisis ini

42

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembuatan Laporan

Penarikan kesimpulan

Analisis data akhirPembuatan proposal penelitian dan perijinan

Analisis data awalPengumpulan dataPersiapan penelitian

menggunakan metode analisis SWOT dengan menggunakan pendekatan matrik

SWOT. Setelah dilakukan reduksi data dan pendekatan matrik SWOT maka akan

ditemukan suatu pendekatan strategi pemasaran yang meliputi strategi SO, strategi

ST, strategi WO, strategi WT. Dengan alat ini peneliti akan mendapatkan hasil

reduksi data yang lebih efektif, teliti dan terstruktur.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap dalam penelitian dari awal

sampai akhir. Dalam kegiatan ini sejak pembuatan proposal, mengurus perijinan,

pelaksanaan penelitian di lapangan, analisi data dan pembuatan. Kegiatan analisis

data dimulai dengan analisis awal kemudian dilanjutkan analisis data akhir dan

penarikan kesimpulan.

Untuk lebih jelasnya prosedur penelitian ini dapat dibuat dalam sebuah

bagan sebagai berikut:

Gambar 3.2: Prosedur Penelitian

Sumber: H.B Sutopo 2002:1

Penjelasan mengenai tahapan penelitian tersebut adalah:

1. Tahap Persiapan

Penelitian

Tahap ini kegiatannya adalah merencanakan segala sesuatu yang berhubungan

dengan pelaksanaan penelitian meliputi: pembuatan proposal penelitian dan

43

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perijinan.

2. Tahap Pengumpulan

Data

Dalam tahap ini peneliti menggunakan tiga teknik yaitu: wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Awal

Digunakan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan tersebut sesuai

dengan yang diharapkan dan yang tidak diharapkan.

4. Tahap Analisis Data

Akhir

Data yang dianalisis dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperoleh dalam

pengumpulan data merupakan data yang sangat mendukung tujuan penelitian.

5. Tahap Penarikan

Kesimpulan

Setelah semua data dianalisis yang sesuai dengan penelitian kualitatif, tahap

selanjutnya adalah menarik kesimpulan / verifikasi dari apa yang dihasilkan

dalam analisis data tersebut. Penarikan kesimpulan didasarkan pada tujuan

peneliti dengan didukung oleh data yang valid sehingga data penelitian

tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

6. Tahap Pembuatan

Laporan

Semua kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai,

ditulis dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan bentuk

laporan harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

44

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Sentra industri kecil Carica terletak di Kabupaten Wonosobo 120

kilometer dari ibukota provinsi Jawa Tengah. Bila dilihat dari garis bujur dan

garis lintang, Kabupaten Wonosobo terletak antara 109o53 Bujur timur 7o21

Lintang selatan. Wilayah Kabupaten Wonosobo sebagian besar adalah daerah

pegunungan. Bagian timur terdapat dua gunung berapi yaitu Gunung Sindoro

(3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371 meter). Daerah utara merupakan

bagian dari dataran tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu (2.565 meter).

Di sebelah selatan, terdapat Waduk Wadaslintang.

Secara administratif, Kabupaten Wonosobo memiliki batas-batas sebagai

berikut:

1) sebelah utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang

2) sebelah timur : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang

3) sebelah selatan : Kabupaten Kebumen dan Kabupaten

Purworejo

4) sebelah barat : Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen

Kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan yang meliputi kecamatan

Garung, Kalibawang, Kalikajar, Kaliwiro, Kejajar, Kepil, Kertek, Leksono,

Mojotengah, Sapuran, Selomerto, Sukoharjo, Wadaslintang, Watumalang,

Wonosobo. Selain itu, Kabupaten Wonosobo memiliki 265 desa / kelurahan.

Pohon Carica hanya bisa tumbuh di kecamatan Kejajar dengan luas lahan

5.761,919 ha tepatnya di sekitar dataran tinggi Dieng. Secara greografis dataran

tinggi Dieng merupakan dataran tinggi yang tertinggi di daerah Kabupaten

Wonosobo dan dataran tertinggi kedua didunia setelah Nepal, dan yang terluas di

Pulau Jawa. dataran tinggi Dieng berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093 m

dpl. Suhu udara rata-rata 15o C, pada bulan Juli-Agustus, suhu turun sampai

dibawah 0o C. Secara administratif kawasan Dieng terbagi menjadi dua kawasan

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yaitu, Kawasan Dieng Kulon (Dieng Barat) yang terletak di Kabupaten

Banjarnegara dan Kawasan Dieng Wetan (Dieng Timur) yang terletak di wilayah

Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kejajar khususnya

Dieng adalah satu-satunya daerah yang bisa menghasilkan buah Carica.

2. Keadaan Demografis

Penduduk sangat penting artinya sebagai modal pembangunan, sebab

penduduk mempunyai peran utama dan pelaksana serta sumber daya utama dalam

pembangunan. Keadaan penduduk suatu daerah dapat dianalisis dengan

mengetahui komposisi penduduk. Secara umum komposisi penduduk dibedakan

menurut umur, mata pencaharian dan tingkat pendidikan. Jumlah penduduk

Kabupaten Wonosobo sebanyak 773.967 dengan komposisi umur sebagai

berikut:

Tabel 4.1: Komposisi Penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008

Umur Jumlah Prosentase7-12 98.963 12,7913-15 47.036 6,0816-18 45.174 5,84>19 582.794 75.29

Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo tahun 2008

Angkatan kerja penduduk kabupaten Wonosobo sebanyak 496.931 dengan

kriteria sebanyak 467.160 orang bekerja dan sebanyak 29.771 mencari pekerjaan.

Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan penduduk dapat dirinci sebagai

berikut:

Tabel 4.2: Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008

Keterangan Jumlah Prosentasetidak/belum pernah sekolah 110.899 14,33tidak/belum tamat SD 97.963 12,66tamat SD 336.223 43,44tamat SMP 77.307 9.99tamat SMA 40.746 5,26tamat SMK 11.736 1,5tamat Diploma I dan II 3.510 0,45tamat Diploma III/Sarmud 3.507 0,45tamat Sarjana 3.513 0,45tidak terjawab 88.563 11.47

46

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo tahun 2008

3. Sejarah Singkat Industri Carica di Kabupaten Wonosobo

Cikal bakal berdirinya industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo

bermula dari bangkrutnya PT.Dieng Jaya. PT. Dieng Jaya adalah sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang industri pengalengan buah-buahan agro

(hortikultura) dan jamur merang (champignon), dengan jumlah pegawai antara

3200-3500 orang. Dengan produksi sekitar 1,5 juta ton jamur segar per tahun, PT.

Dieng Jaya waktu itu merupakan produsen jamur terbesar di dunia. Akan tetapi

karena terus menerus mengalami defisit sejak tahun 1995, akhirnya PT. Dieng

Jaya berhenti beroperasi pada tahun 2003. Pengaruh penutupan PT. Dieng Jaya

tidak hanya berpengaruh pada lebih dari 3200 keluarga karyawan yang mendadak

kehilangan pekerjaan, tetapi juga pada sekitar 700 keluarga petani plasma yang

bekerja sama dengan perusahaan ini menggunakan pola inti rakyat (PIR)

Kesulitan pasokan Carica yang dialami oleh toko, agen maupun penjual

akibat berhentinya produksi PT.Dieng Jaya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar

Kabupaten Wonosobo untuk membuat Carica guna memenuhi permintaan

konsumen Carica. Saat ini diketahui ada sekitar 25 produsen buah Carica di

Kabupaten Wonosobo. Sedangkan jumlah petani sulit diketahui secara pasti

karena setiap petani di Pegunungan Dieng pasti memiliki pohon Carica. Ini

disebabkan karena pohon Carica sangat mudah ditanam, berselang-seling dengan

tanaman-tanaman lain seperti kentang, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.

4. Kesempatan Pasar Sentra Industri Kecil Carica di Kabupaten

Wonosobo

Kesempatan pasar sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo ini

dilihat dari adanya kebutuhan pasar yang belum maksimal terpenuhi, bahan baku

yang mudah dibudidayakan, mudah dalam memasuki pasar, sumber daya manusia

yang cukup terampil, serta proses pengolahan yang sederhana. Kebutuhan pasar

47

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang belum terpenuhi ini bisa dilihat dari jumlah permintaan yang lebih besar

daripada jumlah penawarannya. Sedangkan untuk bahan baku sangat mudah di

tanam dan dibudidayakan khususnya di daerah dataran tinggi Dieng. Sumber daya

manusia yang cukup terampil merupakan kesempatan yang menarik bagi produsen

untuk menciptakan produk yang berkualitas sehingga mampu merebut pasar, serta

proses pengolahan yang mudah menyebabkan banyak pengrajin-pengrajin baru

yang dengan mudah dapat ikut bersaing.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Strategi Pengembangan Sentra Industri Kecil Carica di

Kabupaten Wonosobo

Strategi Pengembangan Sentra industri Carica di Kabupaten Wonosobo

menganalisa faktor-faktor yang perlu ditingkatkan oleh sentra industri Carica

antara lain modal, teknologi, manajemen, pasar, kewirausahaan, kelembagaan dan

kemitraan usaha.

a. Modal

Dalam suatu usaha modal memegang peranan penting, dengan

kelancaran modal usaha maka proses produksi bisa berjalan dengan benar,

sebaliknya apabila faktor modal mengalami kendala maka kegiatan

produksipun akan mengalami kendala. Para pengrajin sentra industri kecil

Carica di Kabupaten Wonosobo sebagian besar memulai usahanya dengan

menggunakan modal sendiri (informan 1,2,4,7) adapula yang menggunakan

modal sendiri di tambah modal pinjaman (informan 3,5,8) selain itu adapula

informan yang modalnya berasal dari modal pinjaman (informan 6).

Modal awal pengrajin Carica berkisar dari Rp 500.000,00 – Rp

50.000.000,00. Dalam perjalanan usaha selalu terjadi pasang surut permodalan

dan sebagian besar pengrajin Carica menyatakan bahwa modal menjadi

kendala utama dalam produksi (Informan 1,2,3,4,5,6.7.8), namun usaha

mereka masih tetap bisa bertahan. Beberapa cara dilakukan pengrajin untuk

tetap bisa berproduksi meskipun dengan keadaan modal yang pasang surut

antara lain dengan cara berusaha mencari pinjaman baik dari lembaga

48

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keuangan maupun nonkeuangan (informan 1,3,6), adapula yang menggunakan

cara berproduksi semampunya saja, yaitu berproduksi sebesar modal yang ada

(Informan 2,4,5,7,8). Peminjaman uang pada lembaga keuangan menurut

pengrajin yang melakukan peminjaman sejauh ini tidak begitu sulit

permasalahannya hanya pada agunan saja (informan 1,3,6). Bisa disimpulkan

bahwa permasalahan modal bukan dikarenakan kesulitan dalam peminjaman

di lembaga keuangan maupun bukan lembaga keuangan namun kesulitan ada

pada agunan bank yang terlalu berat untuk para pengrajin, sehingga sebagian

besar pengrajin tidak mau meminjam uang mereka lebih memilih untuk

mensiasati modal yang ada agar dapat terus berputar.

b. Teknologi

Teknologi diciptakan bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan

faktor-faktor produksi. Sejauh ini proses pengolahan Carica sebagian besar

pengrajin masih menggunakan cara sederhana atau manual ( informan

2,3,4,6,7,8) dan hanya beberapa saja yang menggunakan cara semi mekanik

( informan 1 dan 5). Selain dikarenakan harga mesin yang mahal para

pengrajin masih menganggap proses produksi dengan cara manual jauh lebih

bagus daripada penggunaan mesin teknologi canggih. Pengolahan Carica

sebagian besar masih menggunakan cara lama dari pendahulunya, dan bisa

dikatakan bahwa proses pengolahan Carica sederhana mulai dari pengupasan

buah, pemisahan biji dengan daging buah, pemotongan buah, pemasakan dan

pengemasan saja, tidak ada proses yang begitu rumit (informan

1,2,3,4,5,6,7,8). Namun apabila dikaitkan dengan kuantitas, dengan

penggunaan teknologi dapat meningkatkan jumlah produksi Carica yang jauh

lebih banyak. Menurut pengrajin yang menggunakan cara semi mekanik hal

itu dikarenakan prosesnya yang belum bisa sepenuhnya dilakukan oleh mesin

sebagai contoh untuk pemilihan dan pengupasan Carica harus dilakukan satu-

persatu dan juga proses pemisahan daging buah dan biji juga menggunakan

tangan, baru proses selanjutnya sampai pada pengemasan bisa dilakukan

dengan mesin. Dengan proses produksi menggunakan mesin produk Carica

dapat bertahan selama 2 tahun jauh lebih lama dibandingkan dengan

49

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan cara sederhana yang dapat bertahan selama 1 tahun.

c. Manajemen

Dengan penerapan manajemen yang baik maka keputusan-keputusan

untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya

dalam proses produksi dapat tercapai. Kegiatan produksipun akan berjalan

secara efektif dan efisien, sehingga apabila terjadi resiko usaha maka dapat

seminimal mungkin. Hampir semua pengrajin sudah menerapkan manajemen

dalam usaha mereka (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) meskipun penerapan itu belum

dilakukan secara maksimal.

Jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan banyaknya bahan baku produksi

hal itu dilakukan untuk mengefisienkan pengeluaran gaji pegawai dan

mengefektifkan tenaga kerja. Jumlah tenaga sentra usaha Carica Kabupaten

Wonosobo berkisar antara 4-25 orang, di mana tiap orang memiliki tugasnya

masing-masing, antara lain mengupas dan memisahan buah dan biji,

pemotongan, pemasakan, pengemasan dan pengepakan/packing. Pembagian

kerja pada sentra industri kecil Carica yang jumlah tenaga kerjanya kurang

dari 10 untuk mempercepat proses produksi maka pertama-pertama semua

tenaga kerja melakukan proses pengupasan dan pemisahan biji dan buah serta

pemotongan baru nanti mulai dari proses pemasakan dan pengemasan hanya

beberapa tenaga kerja saja (Informan 2, 3,6,7).

Dalam berproduksi pemilihan bahan baku selalu dilakukan oleh pengrajin

Carica hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil produk yang memuaskan

(Informan 1,2,3,4,5,6,7,8) mulai dari aroma buah yang harum, warna buah

yang kuning serta daging buah yang tebal. Pemilihan buah juga harus benar-

benar tepat karena tidak boleh mentah dan tidak boleh terlalu matang. Buah

yang terlalu matang akan sulit di proses karena daging buahnya yang sudah

empuk dan buah yang terlalu muda rasa buahnya masih pahit.

d. Pasar

Suyadi Prawirosentono (2002: 21) menyatakan bahwa “secara umum pasar

merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi

jual beli dalam rangka pemindahan hak atas barang atau jasa yang dijadikan

50

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

objek jual beli, pasar demikian disebut pasar dalam arti sempit. Pasar dalam

arti yang luas, yakni merupakan tempat konsumen potensial berada”.

Segmentasi produk Carica tidak terfokus pada segmen tertentu saja namun

semua segmen (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) kecuali orang dengan penyakit gula

(berdasarkan informan 1) karena kandungan gula produk Carica yang diolah

menjadi manisan tinggi.

Lokasi pemasaran sentra industri Carica mengincar tempat wisata dan

toko oleh-oleh (informan 2,3,6,7,8) selain mengincar tempat-tempat tersebut

adapula yang melakukan tes market dulu sebelum menentukan lokasi

pemasaran produknya (informan 1,5) namun adapula yang sama sekali tidak

menentukan lokasi pemasarannya karena produknya sudah habis terjual

sebelum keluar dari pabrik (informan 4). Sejauh ini penerimaan pasar terhadap

produk Carica bisa dikatakan positif, permintaan konsumen dari tahun ke

tahun mengalami kenaikan bahkan pada saat-saat tertentu banyak sentra

industri yang tidak mampu memenuhi permintaan konsumen

(informan1,2,3,4,5,6,7,8).

Agar produksinya dapat dikenal oleh masyarakat maka para pengrajin

melakukan beberapa upaya atau strategi untuk memperkenalkan produknya

antara lain dengan jalan promosi baik melalui lisan maupun media ( informan

1,2,3,4,5,6,7,8) selain dengan promosi beberapa sentra melakukan cara lain

antara lain dengan menyesuaikan kemasan Carica dengan tingkat daya beli

masyarakat (informan 1, 5) adapula yang berani memberikan harga yang

miring dibandingkan dengan pengrajin lainnya (informan 4 dan 7).

Pemasaran produk Carica oleh pengrajin sebagian besar masih berkisar di

lokal daerah Kabupaten Wonosobo saja (informan 2,3,4,6,7) dan adapula yang

sudah keluar daerah antara lain Jawa, Bali ( informan 1,5,8) sedangkan untuk

pasar luar negeri hal itu masih menjadi peluang namun belum adanya pasokan

produk yang cukup untuk dikirim ke luar negeri.

Pesaing dalam usaha sentra industri kecil Carica ini masih merupakan

kompetitor daerah, secara tidak langsung antara sentra satu dengan yang lain

adalah pesaing namun tiap pengrajin memiliki mitra usahanya sendiri-sendiri.

51

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(informan 1,2,3,4,5,6,7,8). Tingkat permintaan dan penawaran terjadi

ketidakseimbangan, permintaan lebih banyak daripada penawaran produk

yang ada apalagi pada waktu-waktu tertentu produk sama sekali tidak ada

(informan 1,2,3,4,5,6,7,8). Hal ini dikarenakan stok produk yang kurang serta

buah Carica yang sulit di dapat pada musim kemarau. Kendala-kendala

pengrajin ketika memasuki pasar sangatlah beragam persaingan harga antara

pengrajin yang satu dengan yang lain menjadi salah satu kendala (informan

1,2,7,8) selain itu ada pula yang menyebutkan bahwa kendala ada pada sistem

pembayaran mitra usaha dengan cara pembayaran di belakang atau konsinyasi

(informan 3,5,6) kurangnya stok produk Carica pun menjadi kendala

tersendiri (informan 4).

e. Kewirausahaan

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang

berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai

kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri

dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun

dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18). Para pengrajin Carica adalah

para wirausahawan yang tangguh mereka terbukti sampai sekarang masih

tetap bisa bertahan dalam kondisi yang naik turun. Sebagian besar sudah

memulai usaha ini bertahun-tahun mulai dari 1-10 tahun, dan bahkan mereka

berani menjadikan Carica sebagai mata pencaharian utama (informan

1,2,3,4,5,6,7,8) bahkan adapula yang meninggalkan pekerjaannya yang lama

dan berwirausaha pada produk Carica (informan 2,3,4,6).

Selama berwirausaha tidak jarang melakukan inovasi-inovasi produk

meskipun hanya pada kemasan produk dan hanya memproduksi Carica dalam

satu produk yaitu manisan Carica (informan 2,3,4,5,6,7,8,9) adapula pengrajin

yang berani melakukan inovasi pada Carica antara lain dengan membuat

sirup, selai, cocktail dan dodol (informan 1). Kendala-kendala yang dihadapi

pengrajin Carica ketika menjalankan usahanya sangat beragam sebagian besar

ada pada kurangnya bahan baku, permodalan, harga bahan pendukungnya

yang mengalami kenaikan ( informan 1,2, 3,4,6,8) adapula yang mengalami

52

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesulitan pada mahalnya harga teknologi tinggi yang seharusnya bisa

dibeli(informan 5 dan 7).

f. Kelembagaan

Kelembagaan dibentuk dengan tujuan agar antaranggotanya dapat saling

membantu dengan harapan di mana setiap orang dapat bekerjasama atau

berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama yang

diinginkan. Pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo telah membentuk

sebuah Asosiasi Pengrajin Carica atau lebih dikenal dengan sebutan APC.

APC didirikan berdasarkan latar belakang belum adanya komunikasi yang

baik antara pengrajin yang satu dan yang lain, serta belum terbentuknya

informasi yang positif dari tiap-tiap pengrajin selain itu pengrajin Carica

masih berjalan sendiri-sendiri. APC didirikan sejak tahun 2008 dan sampai

sekarang sudah memiliki anggota sebanyak 25 sentra usaha kecil. Di mana

sebagian besar sudah ikut tergabung selama 2 tahun (informan 1,2,4,5,6,7,8)

adapula sentra usaha yang belum tergabung (informan 3).

Setiap organisasi ataupun asosiasi pasti memiliki visi dan misi masing-

masing. Visi dan misi Asosiasi Pengrajin Carica ini adalah membangun usaha

yang solid antarsesama sentra industri Carica, dengan harapan pengrajin

usaha besar bisa membantu pengrajin usaha yang kecil sehingga usaha Carica

dapat besar bersama-sama.

Dalam perjalanannya pertemuan-pertemuan antar pengrajin dilakukan

ketika ada even-even tertentu, dan komunikasi dilakukan lewat media telepon.

Dengan berdirinya APC memberikan beberapa manfaat bagi para anggotanya

antara lain memperoleh informasi yang berkaitan dengan usaha Carica baik

dari pemerintah pusat maupun daerah, kemudahan akses perijinan dari

pemerintah daerah ketika berhubungan dengan kepentingan Carica (informan

2,4,6,) adapula yang menambah relasi bisnis, bantuan peralatan ( informan

1dan 8) selain itu adanya penyeragaman harga jual dan harga beli yang standar

(informan 5 dan 7).

Asosiasi Pengrajin Carica menjadi jembatan penghubung antara pengrajin

dengan pemerintah pusat dan daerah. Lewat APC pemerintah daerah dapat

53

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan mudah melakukan pelatihan-pelatihan kepada pengrajin antara lain

pelatihan tentang standarisasi pangan, pengemasan yang baik. Selain itu

pemerintah juga memberikan dukungan dalam hal kemudahan peminjaman

modal, menjadikan Carica sebagai ikon Kabupaten Wonosobo, serta menjaga

stabilitas keamanan daerah.

g. Kemitraan usaha.

Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling

menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar

(Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh

pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan

memperkuat.

Kerjasama dengan mitra usaha dilakukan oleh hampir semua sentra

industri kecil Carica (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) mitra usaha yang tergabung

antara lain toko-toko ataupun agen-agen penjualan baik di daerah Kabupaten

Wonosobo (informan 2,3,4,6,7) maupun luar kota (informan 1,5,8). Kerjasama

juga dilakukan antar sesama sentra industri (informan 1,5,6,8).

Bentuk kerjasama dengan sesama sentra usaha Carica sebagian besar

kualitas yang diinginkan tidak sama dengan yang diharapkan (informan

1,5,6,8) namun hal itu tetap dilakukan karena permintaan konsumen yang

banyak sedangkan sentra industri tidak memiliki stok yang cukup untuk

memenuhi pesanan konsumen. Selama ini loyalitas mitra usaha terhadap

sentra industri kecil Carica bisa dikatakan positif karena sampai sekarang

mereka masih setia terhadap sentra industri kecil Carica (informan

1,2,3,4,5,6,7,8) Permintaan dari mitra usahapun dari waktu ke waktu

mengalami kenaikan dan bergerak naik ( informan 1,2,3,4,5,6,7,8). Dalam

melakukan kerjasama dengan mitra usaha selama ini sebagian besar penjual

dan agen langsung datang ke sentra usaha kecil Carica (informan 2,3,4,7,8)

Selain itu ada pula sentra industri yang menawarkan produknya ke mitra usaha

baru (informan 1,5,6).

2. Bahan Baku

Bahan baku sangat diperlukan dalam satu proses produksi dan ditambah

54

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan bahan pembantu atau penolongnya. Bahan baku Carica ialah papaya

gunung yang dikenal dengan nama Carica. Bahan baku Carica dipasok langsung

dari petani atau pengepul didataran tinggi Dieng (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) karena

hanya di daerah Dieng saja pohon Carica dapat berbuah (informan

1,2,3,4,5,6,7).Berdasarkan keterangan dari kepada bagian perkebunan Disperindag

Kabupaten Wonosobo, pembudidayaan Carica juga pernah diusahakan di tempat

lain tepatnya di kecamatan Kalikajar namun tidak berhasil, pohon Carica tumbuh

tapi tidak bisa berbuah.

Setiap pengrajin memiliki pemasok tetap untuk Carica berkisar antara 1-

22 pengepul maupun petani (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) di mana masing-masing

petani maupun pengepul memiliki jadwal sendiri-sendiri sesuai kesepakatan

dengan pengrajin. Beberapa pengrajin menghendaki pengepul itu datang

seminggu sekali (informan 2,3,7), adapula yang 3 x seminggu (informan 5), 2x

seminggu (informan 6 dan 8) bahkan adapula pengrajin yang menghendaki setiap

hari petani datang (informan 1 dan 4).

Kebutuhan bahan baku antara sentra industri kecil Carica yang satu

dengan yang lain berbeda. Beberapa sentra industri kecil Carica membutuhkan

kurang lebih 3 ton perbulanya (informan 2,3,4,6) adapula yang membutuhkan

kurang lebih 5 ton perbulan (informan 7,8), bahkan adapula yang membutuhkan

lebih dari 10 ton (informan 1 dan 5).

Bahan baku Carica masih sulit didapat apalagi pada musim kemarau

karena pohon Carica tidak berbuah sebanyak pada musim panen raya. Para

pengrajin pun mengatakan kesulitan memperoleh buah Carica (informan

1,2,3,4,5,6,7,8) apalagi pada waktu pesanan semakin banyak. Untuk mengatasi hal

itu maka pengrajin Carica melakukan persedian untuk memenuhi permintaan

konsumen dengan cara persediaan stok (informan 1,2,3,4,5,6,7) jadi pada waktu

panen raya produksi Carica meningkat dan dijadikan stok untuk mengantisipasi

permintaan konsumen pada waktu bahan baku Carica sulit diproduksi (informan

1,2,3,4,5,6,7,8).

C. Temuan Strategi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori

55

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fokus permasalahan pada laporan ini adalah tentang strategi pengembangan

sentra indusrti kecil Carica di Kabupaten Wonosobo. Temuan studi yang

merupakan hasil penelitian apabila dihubungkan dengan kajian teori yang telah

disusun maka dapat diketahui bahwa apa yang telah ditemukan dalam penelitian

memang ada kaitannya dengan kajian-kajian teori yang ada. Keterkaitan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Strategi Pengembangan Sentra Industri Kecil Carica di

Kabupaten Wonosobo

a. Modal

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai

operasinya sehari–hari, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu

diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka

waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Pada sentra usaha

kecil Carica modal kerja yang telah dikeluarkan telah dapat kembali lagi

dalam waktu kurang lebih 2 tahun, dan hasil keuntungan dari produksinya pun

dapat digunakan untuk kebutuhan produksi maupun untuk kehidupan sehari-

hari.

Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu kurang lebih

2 tahun, sedangkan modal tetap mengalami proses perputaran dalam jangka

waktu yang panjang, sebagian besar para pengrajin sudah bertahan lebih dari 5

tahun. Para pengrajin menggunakan modal kerja untuk membiayai proses

produksi dan biaya tenaga kerja, sedangkan sisa modal kerja digunakan untuk

tambahan modal tetap.

b. Teknologi

Perkembangan teknologi sekarang ini memperlihatkan perkembangan ke

berbagai arah. Penggunaan teknologi dapat diterapkan di berbagai bidang.

Pada sentra industri kecil Carica yang proses produksinya sudah

menggunakan teknologi tinggi maka proses produksi bisa lebih baik,hal ini

bisa terlihat pada waktu kadaluwarsa produk yang bisa mencapai waktu 2

tahun, sedangkan dengan teknologi sederhana waktu kadaluwarsa produk

hanya mencapai waktu 1 tahun. Jumlah produksipun jauh lebih banyak

56

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibandingkan dengan proses produksi manual. Hanya saja sebagian besar

pengrajin belum bisa menggunakan teknologi tinggi tersebut, hal ini

dikarenakan harga mesin produksinya yang mahal yang belum bisa dijangkau

oleh pengrajin Carica.

c. Manajemen

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

pengunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya agar mencapai

tujuan organisasi yang telah ditetapkan pada sentra industri kecil Carica

proses perencanaan sudah dilakukan mulai dari banyaknya bahan baku yang

mau diproses hingga jumlah tenaga kerja, pengorganisasian juga sudah

dilakukan sebagai contoh setiap pekerja sudah memiliki tugas masing-masing.

Pengarahan pun dilakukan pada saat sebelum mulai proses produksi agar

pekerjaan yang dilakukan dapat tepat dan tidak terjadi kesalahan dalam proses

produksi. Pengawasanpun dilakukan selama proses produksi dilakukan sampai

pada proses akhir hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas produk agar tetap

bagus dan tidak rusak, serta menjaga agar pekerja melakukan tugasnya dengan

benar, dengan melakukan semua itu maka tujuan perusahaan yaitu

menghasilkan produk yang berkualitas dapat tercapai dan nantinya

mendatangkan keuntungan.

Proses Pembukuan perusahaan di hampir semua sentra industri kecil

belum dilakukan dengan baik. Pembukuan sebagian besar hanya dilakukan

dengan sangat sederhana, belum terperinci sampai hal-hal kecil, hanya pada

pendapatan perusahaan saja, yang terpenting bagi pengrajin adalah perusahaan

masih bisa berproduksi dan bisa membayar gaji karyawan.

d. Pasar

Pasar adalah suatu mekanisme yang mempertemukan pembeli (konsumen)

dengan penjual (produsen) sehingga berinteraksi untuk membentuk suatu

kesepakatan harga jual. Adanya tindakan penawaran dan permintaan akan

dapat menimbulkan harga dan kesesuaian harga akan menimbulkan jual beli.

Transaksi jual beli akan menimbulkan keuntungan yang akan dapat menutupi

57

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

biaya produksi serta menambah modal perusahaan. Produk Carica merambah

pasar lokal, regional hingga ke pasar interlokal. Beberapa Pengrajin ada yang

hanya melayani permintaan lokal Kabupaten Wonosobo,namun ada beberapa

pengrajin Carica yang sudah melayani konsumen regional bahkan ke pasar

interlokal antara lain di pulau Bali, Sumatera dan Kalimantan.

Dalam dunia usaha tanpa adanya persaingan maka tidak akan mengalami

perkembangan sampai sejauh yang kita terima saat ini. Persaingan merupakan

gejala sosial yang terjadi masyarakat yang selalu menimbulkan segala

kontroversi. Sehingga persaingan menjadi suatu hal yang wajib terjadi di

dalam dunia usaha

Persaingan pada sentra industri kecil Carica diikuti oleh para pengrajin

lokal saja karena para pengrajin Carica hanya ada di sekitar Kabupaten

Wonosobo. Persaingan biasanya ada pada harga produk Carica, beberapa

pengrajin berani memberikan harga lebih murah dibandingkan dengan

pengrajin yang lain.

Pasar memiliki beberapa fungsi:

1) Fungsi Pokok

Sarana pelayanan masyarakat juga sebagi sumber pendapatan daerah yang

dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta

kesempatan kerja, dengan adanya sentra-sentra usaha kecil Carica maka

dapat menyerap tenaga kerja yang nantinya dapat meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah.

2) Fungsi pada skala kecil

Sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling memenuhi

kebutuhannya masing-masing baik kebutuhan yang bersifat konsumtif

maupun untuk bidang jasa. Penjual Carica membutuhkan pasar untuk

memasarkan produknya sedangkan pembeli membutuhkannya untuk

memenuhi kebutuhan konsumtifnya selain itu untuk memperoleh

tambahan penghasilan dengan menjualnya lagi kepada konsumen

berikutnya.

58

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Kewirausahaan

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang

berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai

kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri

dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun

dalam kondisi tidak pasti. Para pengrajin Carica adalah para wirausahawan

yang tangguh mereka berani mengampil resiko dan mau terus bersemangat

mengembangkan usaha mereka bekerja keras dan pantang putus asa selama

menjalani usaha ini. Mereka juga bisa membaca peluang dimasa yang akan

datang dengan memproduksi Carica, dimana Carica memiliki keunggulan

tersendiri karena tidak ditemukannya buah ini di tempat lain dan merupakan

buah spesifik dari Kabupaten Wonosobo , sehingga pesaingnyapun masih

terbatas pada pengrajin lokal dan pasar pun masih sangat luas terbuka.

Beberapa ciri-ciri wirausahawanpun bisa ditemukan pada pengrajin

Carica yang ada di Kabupaten Wonosobo mulai dari visi dan tujuan yang

jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani mengambil

risiko, kerja keras, bertanggungjawab, komitmen, mengembangkan dan

memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.

f. Kelembagaan

Lembaga adalah aturan di dalam suatu kelompok masyarakat atau

organisasi yang menfasilitasi koordinasi antar anggotanya untuk membantu

mereka dengan harapan di mana setiap orang dapat bekerjasama atau

berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama yang

diinginkan. Sentra industri Kecil Carica telah membentuk kelembagaan yang

diberi nama Asosiasi Pengrajin Carica (APC) pada tahun 2008 dan

anggotanya adalah para sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo

sebanyak 25 orang. Tujuan dibentuknya Asosiasi ini ialah agar para pengrajin

Carica yang ada di Kabupaten Wonosobo setidaknya dapat berhubungan

secara positif yang nantinya dapat mendatangkan keuntungan bersama.

Dengan adanya lembaga APC ini para pengrajin sudah dapat mendapatkan

manfaat antara lain kemudahan akses dari pemerintah daerah ketika

59

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyelesaikan kepentingan sehubungan dengan Carica. Tujuan didirikannya

APC yaitu agar sentra industri kecil Carica dapat berkembang besar secara

bersama-sama sehingga nantinya dapat menjadi komoditas unggulan

Kabupaten Wonosobo.

g. Kemitraan usaha.

Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak

atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama

dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Pola kemitraan

antara UKM dan UB di Indonesia yang telah dibakukan, menurut UU No. 9

Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang

kemitraan antara lain ialah keagenan adalah hubungan kemitraan antar

kelompok mitra dengan perusahaan mitra dimana kelompok diberi hak khusus

untuk memasarkan barang dan jasa usaha pengusaha mitra. Para pengrajin

Carica biasanya memasok produk Carica ke beberapa agen yang nantinya

para agen diberi kebebasan untuk memasarkan produk Carica.

Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan

kemitraan diantaranya adalah:

1) meningkatnya produktivitas, dengan adanya kemitraan maka produk

Carica yang ia buat pasti akan habis karena nantinya akan diambil oleh

mitra usaha yang membutuhkan, sehingga nantinya sentra industri kecil

akan menambah jumlah produksinya.

2) efisiensi, dapat terlihat pada kemitraan antara sentra yang satu dengan yang

lain, dengan adanya kemitraan sentra industri satu bisa mengambil produk

dari sentra industri kecil mitranya ketika dia membutuhkan stok dalam

jumlah besar yang tidak bisa ia penuhi.

3) jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, meskipun jaminan kualitas

setiap sentra industri itu beda namun setiap sentra memiliki kualitas yang

ia pertahankan. Dengan adanya mitra usaha maka sentra usaha dapat

menyediakan pesanan dalam waktu yang kontinyu khususnya untuk

pasokan luar daerah karena dia akan mengambil pasokan dari mitranya

apabila stok yang ia butuhkan kurang.

60

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) menurunkan resiko kerugian, dengan adanya kerjasama dengan mitra maka

pelanggan setia akan tetap bertahan karena sentra usaha masih bisa tetap

memenuhi pesanan mekipun tidak selalu maksimal.

5) memberikan social benefit yang cukup tinggi, keuntungan akan dapat

bertambah ketika dia bisa menjual produk yang jauh lebih banyak, baik itu

dengan cara dijual sendiri ataupun melalui mitra usaha

6) meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional, dengan kondisi ekonomi

yang stabil dan sedikitnya tingkat pengangguran karena telah terserap pada

sentra-sentra industri yang akan memberikan ketahanan ekonomi di

daerah-daerah yang nantinya akan berdampak pada ketahanan nasional.

2. Bahan Baku

Setiap industri pasti memerlukan persediaan tanpa adanya persedian, para

pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaanya pada suatu waktu

tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan. Pengrajin Carica juga melakukan

persediaan guna memenuhi permintaan pelanggan ketika produksi Carica

mengalami penurunan karena sedikitnya bahan baku Carica pada musim

kemarau. Persediaan Carica oleh para pengrajin dalam bentuk stok Carica, jadi

pada waktu panen raya Carica diproduksi secara besar-besaran dan menyiapkan

stok sebanyak mungkin karena jumlah Carica yang melimpah dan harga Carica

yang cenderung murah.

3. Analisis SWOT

Dalam analisis SWOT terdapat dua analisis yang digunakan yaitu analisis

lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Masing-masing strategi yang

terdapat dalam matriks SWOT tersebut memiliki karakteristik tersendiri dan

hendaknya dalam implementasi strategi selanjutnya dilaksanakan secara bersama-

sama sehingga dapat saling mendukung satu sama lain.

a. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor internal yang berada di dalam perusahaan yang

mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Faktor-faktor internal itu ialah

faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan yang dimaksud adalah

61

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

beberapa keunggulan yang dimiliki perusahaan sehingga memiliki posisi pasar

yang kuat dan kinerja yang baik. Sedangkan kelemahan disini adalah segala

kekurangan-kekurangan yang dimiliki perusahaan yang secara langsung

maupun tidak langsung dapat memperlemah kinerja perusahaan dan dapat pula

membuat perusahaan menjadi gulung tikar.

1) Kekuatan (strength)

Kekuatan yang berpengaruh cukup besar bagi para pengrajin

adalah kemampuan mencapai target dan segmen pasar. Kemampuan para

pengrajin Carica dalam mengelompokkan konsumen merupakan usaha

untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas jaringan pasar. Dari

hasil pengelompokan tersebut akan muncul sikap konsumen untuk setia

terhadap produk Carica, sehingga perlahan-lahan akan menjadi pelanggan

setia.

Sumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan faktor

penting dalam kegiatan dan proses produksi terutama dalam pembuatan

produk Carica. Jumlah tenaga kerja yang cukup banyak di Kabupaten

Wonosobo dijadikan sebagai kekuatan di industri kecil Carica. Keahlian

dan ketrampilan para karyawan harus tinggi sehingga produk yang

dihasilkan mempunyai kualitas bagus. Proses produksi Carica yang

sederhana menjadi kekuatan pengrajin Carica karena dapat dimasuki oleh

calon pengrajin baru yang juga tertarik berproduksi Carica. Biaya

produksi rendah merupakan faktor kekuatan yang dimiliki oleh

perusahaan, sehingga mampu untuk mencapai keuntungan yang inginkan.

Perajin Carica memilih bahan baku Carica yang didatangkan

langsung dari dataran tinggi Dieng sebagai tempat tersedianya pohon

Carica, sehingga produk yang dihasilkan juga berkualitas. Perajin Carica

juga melakukan kerjasama dengan perusahaan Carica sejenis yang ada di

Kabupaten Wonosobo dalam hal pemasaran produknya, sehingga mampu

memenuhi permintaan konsumen, hal ini dijadikan kekuatan bagi

pengrajin Carica Kabupaten Wonosobo.

Para pengrajin Carica dapat membaca peluang pasar Carica

62

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan baik, akibat bangkrutnya PT.Dieng Jaya sebagai pemasok utama

Carica menyebabkan para penjual dan agen-agen kesulitan dalam

memperoleh produk Carica oleh para pengrajin peluang ini dijadikan

lahan dia untuk menproduksi Carica dan memasarkan ke penjual ataupun

agen-agen tersebut. Persaingan usaha sentra industri kecil Carica masih

terjadi pada kalangan pengrajin lokal saja sehingga menjadi faktor

kekuatan pengrajin Carica Kabupaten Wonosobo karena jumlahnya yang

masih sedikit dan tingkat persaingannya pun masih wajar pada faktor

harga produk.

2) Kelemahan (Weakness)

Kelemahan yang ada pada industri Carica Kabupaten Wonosobo

adalah adanya keterbatasan bahan baku Carica yang ada. Keadaan ini

karena pasokan buah Carica dari petani yang memang kurang karena

jumlah pohon Carica yang masih sedikit dan cara penanaman pohon

Carica yang hanya dijadikan tanaman simpang sedangkan Carica hanya

bisa tumbuh di dataran tinggi Dieng saja.

Teknologi menjadi salah satu kendala dalam sentra industri kecil

Carica, hal ini dikarenakan sebagian besar para pengrajin masih

menggunakan cara manual dalam memproses Carica. Hal ini dikarenakan

mahalnya harga teknologi tinggi tersebut yang tidak mampu dibeli oleh

para pengrajin Carica . Padahal apabila menggunakan teknologi yang

tinggi maka proses produksi akan lebih cepat dan kuantitas yang

dihasilkan akan jauh lebih banyak sehingga nantinya dapat untuk

memenuhi permintaan konsumen. Dengan sifat buah Carica yang

termasuk tumbuhan musiman maka pada musim-musim tertentu buah

Carica akan sulit didapat dan pada musim panen raya yaitu pada saat

musim penghujan pohon Carica akan menghasilkan buah yang sangat

banyak, pada saat itulah para pengrajin melakukan proses produksi Carica

secara besar-besaran yang nantinya produk Carica akan dijadikan stok

produk ketika buah Carica tidak berbuah. Jadi konsumen dapat

mendapatkannya sepanjang tahun mesti jumlahnya terbatas.

63

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kekurangan modal menjadi salah satu kelemahan di sentra industri

kecil Carica, hal ini dikarenakan sebagian besar sistem pembayaran

dilakukan dengan cara bayar di belakang maupun adanya konsinyasi yang

menyebabkan modal tidak cepat kembali, sehingga para pengrajin harus

menyediakan modal dobel untuk dapat tetap berproduksi selain itu para

pengrajin hanya dapat memproduksi semampunya.

b. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor eksternal yang berada di luar perusahaan yang

mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Faktor-faktor eksternal tersebut

faktor peluang dan faktor ancaman. Faktor peluang (opportunity), merupakan

keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan terutama

kesempatan-kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk

meningkatkan keuntungan perusahaan. Sedangkan faktor ancaman (threats)

adalah segala sesuatu yang berada di luar perusahaan yang sekiranya dapat

mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

1) peluang (opportunity)

Peluang-peluang yang terdapat pada sentra industri kecil Carica

Kabupaten Wonosobo adalah bahan baku Carica yang hanya tersedia di

Kabupaten Wonosobo tepatnya di dataran tinggi Dieng dan tidak

ditemukan di daerah lain, dengan demikian maka peluang pasar untuk

produk Carica besar selain dekat dengan bahan baku pesaingpun hanya

para pengrajin lokal saja.

Belum tergarapnya Carica secara maksimal, masih sedikitnya

bahan baku inovasi produnyanyapun masih jarang dilakukan sebagian

besar masih memproduksi Carica dalam bentuk manisan Carica saja.

Permintaan konsumen yang tinggi terhadap produk Carica menjadi

salah satu peluang bagi para pengrajin Carica, sehingga dengan jumlah

yang terbatas dan jumlah produk yang sedikit maka harga produk Carica

di pasaran tinggi.

64

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dijadikannya Carica sebagai makanan khas Kabupaten Wonosobo

oleh pemerintah daerah menjadi peluang tersendiri untuk para pengrajin

selain perhatian pemerintah pada para pengrajin Carica dengan

memberikan pelatihan-pelatihan sehubungan dengan Carica maupun

kemudahan dalam mengurus kepentingan sehubungan dengan Carica.

Resiko rendah dapat dijadikan peluang oleh para pengrajin karena

dengan permintaan yang tinggi dan pasokan Carica yang masih terbatas

maka resiko kerugian dari para pengrajin Carica rendah.

2) ancaman (threats)

Ancaman sentra industri kecil Carica Kabupaten Wonosobo dapat

berasal dari faktor alam maupun pesaing. Untuk faktor alam, karakteristik

dataran tinggi Dieng yang berupa pegunungan yang semuanya hampir

dijadikan lahan kentang dapat memicu terjadinya longsor yang

mengancam matinya pohon Carica, hal ini dapat mengancam

keberlangsungan sentra industri karena pasokan bahan baku utama tidak

bisa di dapatkan di tempat lain. Pesaing dapat dijadikan ancaman untuk

para pengrajin sentra industri kecil Carica Kabupaten Wonosobo ketika

ada investor yang menanamkan modalnya dalam jumlah besar dan

mendirikan Perusahaan Carica di Kabupaten Wonosobo. Dengan adanya

perusahaan maka Carica dapat diproduksi dalam jumlah besar-besaran

yang nantinya akan menurunkan harga jual Carica.

Ancaman yang lain bisa datang pada pohon Carica itu sendiri,

ditakutkan suatu saat pohon Carica terkena wabah penyakit yang nantinya

dapat mematikan pohon-pohon Carica yang ada, selain itu perubahan

selera konsumen juga menjadi ancaman tersendiri, konsumen akan jenuh

atau bosan dengan produk Carica yang belum begitu berkembang.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti serta wawancara

dengan beberapa pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo maka dapat dianalisis

faktor-faktor yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada

sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo sebagai berikut:

65

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Kekuatan

a) Proses Produksi mudah

b) Mampu membaca peluang pasar

c) Bekerjasama dengan sesama produsen atau pengrajin sejenis

d) Jumlah tenaga kerja yang melimpah

e) Mempunyai kualitas produk yang baik

f) Persaingan dengan pengrajin lokal

2) Kelemahan

a) Keterbatasan bahan baku yang tersedia

b) Mahalnya harga teknologi tinggi

c) Hambatan pada saat musim kemarau

d) Adanya modal macet

e) Adanya sistem pembayaran di belakang ataupun konsinyasi

f) Kenaikan harga barang pembantu

g) Pengiriman barang yang terhambat

h) Pesaingan harga antar pengrajin

i) Inovasi masih jarang dilakukan

j) Manajemen belum dilakukan secara maksimal

3) Peluang

a) Carica merupakan tanaman khas Kabupaten Wonosobo

b) Permintaan konsumen yang tinggi

c) Carica belum tergarap secara maksimal

d) Harga jual Carica yang tinggi

e) Resiko yang rendah

f) Perhatian Pemerintah Daerah terhadap sentra industri kecil Carica

4) Ancaman

a) Pohon Carica terkena wabah penyakit

b) Bencana Longsor di dataran tinggi Dieng

c) Berubahnya selera konsumen

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sentra industri kecil

Carica sekaligus adanya peluang dan ancaman yang ada, kemudian dilakukan

66

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengkombinasian antara kekuatan dengan kelemahan, kekuatan dengan peluang,

kekuatan dengan ancaman, kelemahan dengan peluang, kelemahan dengan

ancaman serta peluang dan ancaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

bagan matriks SWOT berikut ini:

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (strength)

• Proses Produksi

mudah

• Mampu membaca

peluang pasar

• Bekerjasama dengan

sesama produsen atau

pengrajin sejenis

• Jumlah tenaga kerja

yang melimpah

• Mempunyai kualitas

produk yang baik

• Persaingan dengan

pengrajin lokal

Kelemahan (weakness)

• Keterbatasan

bahan baku yang

tersedia

• Mahalnya harga

teknologi tinggi

• Hambatan pada

saat musim

kemarau

• Adanya modal

macet

• Adanya sistem

pembayaran di

belakang ataupun

konsinyasi

• Kenaikan harga

barang pembantu

• Pengiriman

barang yang

terhambat

• Pesaingan harga

antar pengrajin

• Inovasi masih

jarang dilakukan

• Manajemen

67

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belum dilakukan

secara maksimalPeluang

(Opportunity)

• Carica

merupakan

tanaman

khas

Kabupaten

Wonosobo

• Permintaan

konsumen

yang tinggi

• Carica

belum

tergarap

secara

maksimal

• Harga jual

Carica yang

tinggi

• Resiko yang

rendah

• Perhatian

Pemerintah

Daerah

terhadap

sentra

industri

kecil Carica

Strategi SO

• Memanfaatkan peluang

pasar yang ada dengan

memproduksi Carica

yang merupakan

tanaman khas

Kabupaten Wonosobo

• Memanfaatkan proses

produksi yang mudah

dan jumlah tenaga kerja

yang melimpah untuk

dapat memaksimalkan

produksi Carica

• Memanfaatkan

kerjasama dengan

sesama produsen atau

pengrajin sejenis untuk

memenuhi permintaan

konsumen yang tinggi

• Memanfaatkan

perhatian pemerintah

daerah yang

menjadikan Carica

sebagai icon Kabupaten

Wonosobo untuk dapat

mengembangkan serta

meningkatkan produk

Carica

Strategi WO

• Melakukan

persediaan dalam

bentuk stok barang

untuk mengatasi

masalah ketika

kekurangan bahan

baku

• Perbaikan

manajemen produksi

• Melakukan

penjualan secara

langsung (membuka

toko) untuk

mengatasi modal

yang macet.

• Pada saat musim

kemarau produksi

Carica dipindahkan

ke produksi

makanan olahan

lainnya seperti

kacang dieng, jamur

dieng, purwaceng,

dll yang menjadi

komoditas

Kabupaten

Wonosobo lainnya.

• Memanfaatkan

68

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

media teknologi

(internet) untuk

mempromosikan

Carica.

• Harga jual carica

yang tinggi dapat

menolong harga

bahan penolong

ketika mengalami

kenaikan harga di

pasaran.

Melakukan inovasi produk pada carica untuk menaikan permintaan dari konsumen.

Ancaman

(Threats)

• Pohon

Carica

terkena

wabah

penyakit

• Bencana

Longsor

di

dataran

tinggi

Dieng

• Berubah

nya

selera

konsum

Strategi ST

• Antisipasi bencana

alam khususnya tanah

longsor yaitu dengan

melakukan

penyuluhan pada

masyarakat sekitar

dataran tinggi Dieng

agar lebih peduli

pada lingkungan.

• Melakukan inovasi

produk yang dapat

meningkatkan selera

konsumen

• Melakukan

penelitian-penelitian

berkaitan dengan

Strategi WT

• Riset pemasaran

terkait dengan

kondisi

perekonomian

Negara melalui

jasa konsultan

pemasaran yang

dilakukan oleh

lembaga APC dan

di Bantu oleh

Pemerintah

Daerah

Wonosobo

• Ancaman tanah

longsor dapat

ditanggulangi

69

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

en pohon Carica untuk

dapat menemukan

kemungkinan wabah

penyakit yang dapat

menyerang pohon

Carica

dengan

memperbanyak

tanaman Carica

setidaknya dapat

lebih banyak

menyerap air

dibandingkan

tanaman kentang.

• Inovasi perlu

dilakukan untuk

menangulangi

kebosanan

konsumen

terhadap produksi

carica.Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009/2010

Keterangan: S= strength, W= weakness, O= Opportunity, T= Threats

5. Perumusan Strategi Pengembangan

Berdasarkan hasil Matriks SWOT tersebut diperoleh berbagai macam

strategi baru hasil kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

a. Hasil kombinasi kekuatan dan peluang menghasilkan strategi antara lain:

1) Memanfaatkan peluang pasar yang ada dengan memproduksi Carica yang

merupakan tanaman khas Kabupaten Wonosobo

2) Memanfaatkan proses produksi yang mudah dan jumlah tenaga kerja yang

melimpah untuk dapat memaksimalkan produksi Carica

3) Memanfaatkan kerjasama dengan sesama produsen atau pengrajin sejenis

untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi

4) Memanfaatkan perhatian pemerintah daerah yang menjadikan Carica

70

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai icon Kabupaten Wonosobo untuk dapat mengembangkan serta

meningkatkan produk Carica

b. Hasil kombinasi kekuatan dengan ancaman menghasilkan strategi antara

lain:

1) Antisipasi bencana alam khususnya tanah longsor yaitu dengan melakukan

penyuluhan pada masyarakat sekitar dataran tinggi Dieng agar lebih peduli

pada lingkungan.

2) Melakukan inovasi produk yang dapat meningkatkan selera konsumen

3) Melakukan penelitian-penelitian berkaitan dengan pohon Carica untuk

dapat menemukan kemungkinan wabah penyakit yang dapat menyerang

pohon Carica

c. Hasil kombinasi kelemahan dengan peluang menghasilkan strategi antara

lain:

1) Melakukan persediaan dalam bentuk stok barang untuk mengatasi masalah

ketika kekurangan bahan baku

2) Perbaikan manajemen produksi

3) Melakukan penjualan secara langsung (membuka toko) untuk mengatasi

modal yang macet.

4) Pada saat musim kemarau produksi Carica dipindahkan ke produksi

makanan olahan lainnya seperti kacang dieng, jamur dieng, purwaceng, dll

yang menjadi komoditas Kabupaten Wonosobo lainnya.

5) Memanfaatkan media teknologi (internet) untuk mempromosikan Carica.

6) Harga jual carica yang tinggi dapat menolong harga bahan penolong

ketika mengalami kenaikan harga di pasaran.

7) Melakukan inovasi produk pada carica untuk menaikan permintaan dari

konsumen.

d. Hasil kombinasi kelemahan dengan ancaman menghasilkan strategi antara

lain:

1) Riset pemasaran terkait dengan kondisi perekonomian Negara melalui jasa

konsultan pemasaran yang dilakukan oleh lembaga APC dan di Bantu oleh

Pemerintah Daerah Wonosobo

71

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Ancaman tanah longsor dapat ditanggulangi dengan memperbanyak

tanaman Carica setidaknya dapat lebih banyak menyerap air dibandingkan

tanaman kentang.

3) Inovasi perlu dilakukan untuk menangulangi kebosanan konsumen

terhadap produksi carica.

72

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Pada bab terakhir ini peneliti akan mengemukakan suatu simpulan,

implikasi dan saran berdasarkan penelitian.

A. Kesimpulan

Dengan melakukan strategi pengembangan pada sentra industri kecil

Carica, dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan

pendapatan para pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo. Faktor-faktor yang

dapat dikembangkan antara lain ialah modal, teknologi, manajemen, pasar,

kelembagaan, kewirausahaan dan kemitraan usaha. Sama halnya dengan industri

kecil pada umumnya, sentra industri kecil Carica juga mengalami beberapa

kendala yang dialami oleh sebagian besar industri kecil antara lain kekurangan

modal, penggunaan teknologi sederhana, proses manajemen yang kurang teratur,

dan masalah bahan baku.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis SWOT

(kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang) dalam penentuan strategi

pengembangan pada industri kecil Carica Kabupaten Wonosobo maka dapat

dihasilkan strategi untuk meminimalkan kelemahan kekurangan bahan baku

sehingga bisa dijadikan kekuatan serta meminimalkan ancaman datangnya

investor asing sehingga dapat dijadikan peluang oleh industri kecil Carica

Kabupaten Wonosobo. Beberapa strategi tersebut dapat digunakan oleh para

pengrajin Carica untuk mengembangkan industri kecil mereka, sehingga

pendapatan yang diperolehnya akan naik.

Dengan adanya strategi pengembangan yang ditemukan dapat

menyelesaikan atau setidaknya meminimalkan kendala yang dialami oleh para

pengrajin Carica Kabupaten Wonosobo.

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Implikasi

1. Implikasi Praktis

Berdasarkan kesimpulan penelitian, implikasi yang dapat disimpulkan adalah

terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan perajin Carica yaitu dengan

memanfaatkan kombinasi dari kekuatan (strength) kelemahan (Weakness),

peluang (opportunity) dan ancaman (threats), yaitu kombinasi kekuatan dengan

peluang, kekuatan dengan ancaman, kelemahan dengan peluang dan kelemahan

dengan ancaman.

2. Implikasi Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai dasar untuk penelitian dalam hal

pengembangan UKM.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan masukan bagi para

pengrajin Carica dalam mengembangkan

industri kecil Carica sehingga dapat

meningkatkan pendapatan.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian dan analisis data tersebut diatas maka

saran dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Saran untuk Pengrajin Carica

a. Memaksimalkan kekuatan yang ada

untuk memanfaatkan peluang yang

sebesar-besarnya dengan memanfaatkan

media internet sebagai sarana promosi

yaitu membuat web bersama dari semua

pengrajin Carica sehingga produk

Carica dapat dikenal di seluruh penjuru

di Indonesia.

b. Meminimalkan kelemahan yang ada

73

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk menghadapi ancaman dengan cara

perbaikan mutu SDM melalui training

bagi pekerja baru.

c. Pembenahan manajemen kerja

diantaranya dengan membuat

pembukuan sederhana dan secara teratur.

d. Peningkatan kualitas SDM diantaranya,

melakukan pelatihan pengembangan

produk dan pelatihan penggunaan

jaringan internet.

2. Saran untuk Pemerintah Daerah

a. Pemerintah Daerah diharapkan lebih

sering mengadakan pendampingan dan

pelatihan kepada Pengrajin Carica agar

lebih maksimal dalam kegiatan produksi

dan pemasaran produk Carica.

b. Memaksimalkan Web kabupaten

Wonosobo dengan memasukkan produk

Carica serta segala sesuatu yang

berkaitan dengan Carica di

wonosobokab.go.id

c. Diharapkan pemerintah daerah dapat

memberikan bantuan berupa teknologi

tinggi kepada para pengrajin Carica.

d. Pemerintah diharapkan lebih sering

melakukan penyuluhan-penyuluhan

kepada masyarakat Dieng agar mau

membudidayakan Carica, serta

memberikan penyuluhan untuk

74

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengantisipasi bencana alam di dataran

tinggi Dieng.

e. Menyediakan Fasilitas dalam promosi,

sebagai contoh adanya poster, baliho

maupun gambar-gambar tentang Carica

di tempat-tempat yang strategis

sehingga banyak orang akan mengenal

Carica.

f. Pemerintah diharapkan dapat

memberikan bantuan bibit Carica yang

unggul kepada para petani.

g. Pemerintah daerah diharapkan dapat

memberikan bantuan obat untuk petani

carica yang dapat merangsang buah

sehingga nantinya carica tidak hanya

berbuah pada musim penghujan saja.

3. Saran untuk Peneliti selanjutnya

a. Peneliti sebaiknya lebih tajam menyoroti

permasalahan yang ada sehingga nantinya dapat

mendapatkan informasi yang lebih banyak.

b. Menambah jumlah informan untuk mendapatkan

informasi yang lengkap.

c. Variabel yang diteliti sebaiknya ditambahkan lagi.

d. Atas keberhasilan penelitian ini diharapkan untuk

peneliti selanjutnya dapat menemukan strategi yang

lebih spesifik untuk kemajuan industri kecil Carica.

75