STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

10
STR-002 ISSN : 2407 - 1846 Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 1 Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014 STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA BANGUNAN TUA STUDI KASUS: GEDUNG PT P.P.I (EX. KANTOR PT TJIPTA NIAGA) DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA Retdia Sofiana 1 Ari Widyati Purwantiasning 2 Anisa 3 [email protected] [email protected] [email protected] Universitas Muhammadiyah Jakarta Universitas Muhammadiyah Jakarta Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK Dewasa ini, pembangunan gedung-gedung baru di Jakarta sangatlah pesat. Hal ini mengakibatkan beberapa bagian di sudut Jakarta menjadi terlupakan dan seolah-olah dibiarkan lapuk. Pelapukan bangunan ini umumnya terjadi pada bangunan-bangunan tua bersejarah yang sudah tidak difungsikan lagi sebagaimana mestinya. Maka dari itu diperlukan suatu gerakan pelestarian kawasan bersejarah dengan langkah revitalisasi maupun konservasi di suatu kota bersejarah umumnya dan Jakarta khususnya. Karena kawasan bersejarah dapat menjadi identitas sebuah kota yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan kota yang terbentuk oleh suatu peradaban budaya. Salah satu solusi yang tepat dalam menghidupkan kembali suatu kawasan bersejarah adalah dengan langkah membuat suatu fungsi baru dari fungsi lama pada bangunan-bangunan tersebut. Langkah ini dikenal dengan istilah adaptive re-use yang kemudian disandingkan dengan konsep konservasi. Bahkan beberapa negara di dunia, sudah cukup lama menggunakan adaptive re-use sebagai upaya menyelamatkan aset bersejarah dan dapat dikategorikan berhasil. Tetapi tidak selamanya langkah ini mudah dilaksanakan, karena pada umumnya akan muncul kendala yang menyebabkan hilangnya nilai-nilai sejarah. Hal ini dapat terjadi jika keaslian dari bentuk bangunan sengaja dihilangkan atau mendapatkan respon negatif dari pihak luar. Kata Kunci: strategi, adaptive reuse, bangunan tua, kawasan kota tua Jakarta I. Pendahuluan Pelestarian bangunan tua merupakan suatu pendekatan yang strategis dalam pembangunan kota, karena pelestarian menjamin kesinambungan nilai-nilai kehidupan dalam proses pembangunan yang dilakukan manusia. Salah satu cara untuk mendukung kegiatan pelestarian bangunan tua adalah dengan pelaksanaan insentif dan disinsentif pelestarian bangunan. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa bentuk insentif dan disinsentif yang telah dicantumkan dalam peraturan perundang- undangan tentang pelestarian bangunan. Proses pelestarian bangunan tua, umumnya dikenal dengan istilah konservasi yang kemudian dibagi berdasarkan jenis kegiatan dan tingkat perubahannya. Menurut Fitch (1982) yang dilengkapi dengan pendapat Busono (2009), jenis kegiatan pemeliharaan bangunan serta tingkat perubahan yang dapat terjadi dalam mempertahankan komponen bangunan dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan, di antaranya pengawetan (preservation), pemugaran (restoration), penguatan (consolidation), pemakaian baru (adaptive re- use), pembangunan ulang (reconstruction) dan pembuatan kembaran (replication). Dalam penelitian kali ini, penulis memilih untuk melakukan pelestarian konservasi bangunan gedung PT PPI/ ex. Kantor Tjipta Niaga (ROTTERDAM INTERNATIO) dengan mengaplikasikan konsep adaptive re-use sebagai salah satu aplikasi konsep konservasi bangunan tua. Gedung ini dipilih karena kondisi fisiknya yang memprihatinkan dan harus dilestarikan karena merupakan bagian dari sejarah kehidupan perdagangan di kawasan Kota Tua. Aplikasi konsep adaptive re-use pada bangunan ini dirasa tepat, karena lokasinya yang berada di kawasan Kota Tua yang hampir setiap harinya dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun asing. Sehingga bangunan ini dapat memberikan pengalaman berwisata baru

Transcript of STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

Page 1: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 1Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USEPADA BANGUNAN TUA STUDI KASUS:

GEDUNG PT P.P.I (EX. KANTOR PT TJIPTA NIAGA)DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

Retdia Sofiana1 Ari Widyati Purwantiasning2 Anisa3

[email protected] [email protected] [email protected] Muhammadiyah

JakartaUniversitas Muhammadiyah

JakartaUniversitas

Muhammadiyah Jakarta

ABSTRAK

Dewasa ini, pembangunan gedung-gedung baru di Jakarta sangatlah pesat. Hal ini mengakibatkanbeberapa bagian di sudut Jakarta menjadi terlupakan dan seolah-olah dibiarkan lapuk. Pelapukanbangunan ini umumnya terjadi pada bangunan-bangunan tua bersejarah yang sudah tidakdifungsikan lagi sebagaimana mestinya. Maka dari itu diperlukan suatu gerakan pelestariankawasan bersejarah dengan langkah revitalisasi maupun konservasi di suatu kota bersejarahumumnya dan Jakarta khususnya. Karena kawasan bersejarah dapat menjadi identitas sebuah kotayang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan kota yang terbentuk oleh suatu peradabanbudaya.

Salah satu solusi yang tepat dalam menghidupkan kembali suatu kawasan bersejarah adalah denganlangkah membuat suatu fungsi baru dari fungsi lama pada bangunan-bangunan tersebut. Langkahini dikenal dengan istilah adaptive re-use yang kemudian disandingkan dengan konsep konservasi.Bahkan beberapa negara di dunia, sudah cukup lama menggunakan adaptive re-use sebagai upayamenyelamatkan aset bersejarah dan dapat dikategorikan berhasil. Tetapi tidak selamanya langkahini mudah dilaksanakan, karena pada umumnya akan muncul kendala yang menyebabkanhilangnya nilai-nilai sejarah. Hal ini dapat terjadi jika keaslian dari bentuk bangunan sengajadihilangkan atau mendapatkan respon negatif dari pihak luar.

Kata Kunci: strategi, adaptive reuse, bangunan tua, kawasan kota tua Jakarta

I. Pendahuluan

Pelestarian bangunan tua merupakan suatupendekatan yang strategis dalam pembangunankota, karena pelestarian menjaminkesinambungan nilai-nilai kehidupan dalamproses pembangunan yang dilakukan manusia.Salah satu cara untuk mendukung kegiatanpelestarian bangunan tua adalah denganpelaksanaan insentif dan disinsentif pelestarianbangunan. Di Indonesia sendiri, terdapatbeberapa bentuk insentif dan disinsentif yangtelah dicantumkan dalam peraturan perundang-undangan tentang pelestarian bangunan.

Proses pelestarian bangunan tua, umumnyadikenal dengan istilah konservasi yangkemudian dibagi berdasarkan jenis kegiatan dantingkat perubahannya. Menurut Fitch (1982)yang dilengkapi dengan pendapat Busono(2009), jenis kegiatan pemeliharaan bangunanserta tingkat perubahan yang dapat terjadidalam mempertahankan komponen bangunan

dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan,di antaranya pengawetan (preservation),pemugaran (restoration), penguatan(consolidation), pemakaian baru (adaptive re-use), pembangunan ulang (reconstruction) danpembuatan kembaran (replication). Dalampenelitian kali ini, penulis memilih untukmelakukan pelestarian konservasi bangunangedung PT PPI/ ex. Kantor Tjipta Niaga(ROTTERDAM INTERNATIO) denganmengaplikasikan konsep adaptive re-usesebagai salah satu aplikasi konsep konservasibangunan tua. Gedung ini dipilih karena kondisifisiknya yang memprihatinkan dan harusdilestarikan karena merupakan bagian darisejarah kehidupan perdagangan di kawasanKota Tua. Aplikasi konsep adaptive re-use padabangunan ini dirasa tepat, karena lokasinyayang berada di kawasan Kota Tua yang hampirsetiap harinya dikunjungi oleh para wisatawanlokal maupun asing. Sehingga bangunan inidapat memberikan pengalaman berwisata baru

Page 2: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 2Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

bagi pengunjung dan memberikan manfaatsecara ekonomi kepada pengelola gedunghingga masyarakat sekitarnya.

Seperti yang kita ketahui konsep dasarkonservasi adalah memelihara dan melindungitempat-tempat yamg indah dan berharga, agartidak hancur atau berubah sampai batas-batasyang wajar. Menekankan pada penggunaankembali bangunan lama, agar tidak terlantar,apakah dengan cara menghidupkan kembalifungsi lama ataukah dengan mengubah fungsibangunan lama dengan fungsi baru yangdibutuhkan. Sementara yang dimaksud denganadaptive re-use adalah membangun kembalibangunan lama untuk fungsi baru. Konsep inimerupakan salah satu cara ekonomis dalammenyelamatkan bangunan dan umumnya terjadiperubahan yang besar terutama perubahan padaorganisasi ruang dalamnya.

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulismengharapkan upaya pelestarian bangunan tuadi kawasan sepatutnya mulai dikembangkandalam pola pikir masyarakat. Hal ini bertujuanagar masyarakat suatu kota maupun kawasanyang memiliki potensi untuk dilestarikan dapatikut berperan serta dalam upaya pelestarianbangunan maupun kawasan karena banyakmanfaat yang dapat diperoleh dari pelestarianini, baik bagi masyarakat hingga negara.

II. Metode PenelitianDalam penelitian kali ini penulis

menggunakan metode penelitian kualitatifkomparatif. Penelitian kualitatif komparatifadalah penelitian yang bersifat obyektif karenaberinteraksi terhadap fakta yang diteliti danmemberikan gambaran berupa studi presedensebagai pembanding objek penelitian. Dalampenelitian ini, penulis melampirkan beberapastudi preseden yang dianggap berhasil dalampenerapan konsep adaptive re-use.

Selain itu, penelitian ini menggunakanpendekatan induktif yaitu suatu pendekatanyang mengumpulkan data terlebih dahulu barumembuat hipotesis. Dengan kata lain,pendekatan induktif adalah sebagai prosesmengambil kesimpulan (atau pembentukanhipotesis) yang didasarkan pada satu atau lebihfakta (bukti) yang didapatkan.

Dan dalam penelitian ini penulismenggunakan metode penelitian kualitatifhistoris dan deskriptif karena mengambilbeberapa data secara historis dan data informasiyang dianalisa maupun hasil analisanya

berbentuk gambaran tentang suatu fenomenayang terjadi.

III. Teori Adaptive ReuseAdaptive re-use merupakan salah satu cara

dalam upaya konservasi bangunan. Secaraumum adaptive re-use dilakukan sebagaialternatif untuk melindungi dan menjagabangunan bersejarah dengan langkahmengalihkan fungsi lama menjadi fungsi baruyang bermanfaat bagi masyarakat sekitarmaupun kawasan itu sendiri. Konsep iniumumnya digambarkan sebagai proses yangsecara struktural, bangunan dengan fungsi lamadikembangkan menjadi fungsi baru yang dapatmewadahi kebutuhan dan meningkatkan nilaiekonomi (Austin, 1988). Konsep ini tidaksekedar mengembalikan tampilan fisikarsitektur semata melainkan berusahamenghormati dan menghargai nilai sejarah yangtersirat di dalamnya, langgam arsitekturnyadengan mengalihkan fungsi baru yang lebihtepat dan bermanfaat. Hal ini akan memberikandampak positif terhadap kawasan itu sendiridan pemerintah setempat.

Di dalam pelaksanaannya, konsep inimengalami beberapa kendala yang berbedatergantung persepsi para pemegang kekuasaandalam pembangunan dan kondisi kawasan.Kendala tersebut seperti adanya sikap tidaktanggap para perencana yang berasumsibahwasanya bangunan tua adalah penghalangbagi kemajuan ekonomi karena banyaknyabangunan tua yang diabaikan dan menjadiusang. Bangunan-bangunan tersebut dianggaptelah ketinggalan zaman dan tidak mampumewujudkan tuntutan fungsi masa kini.

Karena hal ini beberapa kota bahkanmenghancurkan kawasan-kawasan bernilahsejarah demi pembangunan baru yang dianggaplebih tepat dan mampu meningkatkanekonomi/kesejahteraan masyarakat. Hal inijustru mengorbankan identitas asli dari kawasantersebut.

IV. Manfaat Adaptive Reuse dalamKonservasiSeperti yang dikemukakan oleh Henehan

dan Woodson yang menyatakan bahwa adabeberapa manfaat yang diperoleh daripenerapan konsep adaptive reuse pada sebuahkawasan maupun bangunan tua bersejarah,yaitu:

Page 3: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 3Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

1. Menjadikan kawasan atau bangunan sebagaisumber sejarah dan budaya dengan tetapmempertahankan nilai-nilai sejarah yangtersirat di dalamnya

2. Meningkatkan perekonomian masyarakatsetempat dengan adanya fungsi baru darikawasan atau bangunan tersebut.Sementara manfaat lainnya yang dapat kita

petik adalah :1. Mendukung strategi konservasi dan

penghematan sumber daya2. Biaya konstruksi yang relatif lebih rendah3. Biaya akuisisi lahan yang cukup ringan4. Waktu pengerjaan/konstruksi yang lebih

singkat tergantung dari lingkuppekerjaannya

5. Menjembatani hubungan antara kehidupanmasa lalu dengan masa kini.

V. Adaptive Reuse di AsiaMetode adaptive re-use di berbagai wilayah

di dunia dikenal dengan istilah “buildingconversion”. Di negara-negara wilayah Asiakhususnya Singapura, metode ini sudah lamadikembangkan pada bangunan bersejarahmereka. Di sana terdapat berbagai macambangunan yang telah mengalami peralihanfungsi.

Kawasan Clarke Quay dan Boat Quay,Singapura

Clarke Quay dan Boat Quay adalah kawasandi sepanjang sungai Singapura yangmengadopsi konsep konservasi sehingga cukupterkenal dan dianggap berhasil. Daerah ini padaawalnya merupakan daerah kumuh dan sudahtidak sedap dipandang mata maupun digunakankembali. Keadaan ini memaksa pemerintahSingapura untuk merobohkan bangunan-bangunan tua di sepanjang sungai danmenggantinya dengan bangunan baru yanglebih modern dan bermanfaat.

Namun atas berbagai macam masukan dandesakan dari para perencana, maka diambillahsuatu kebijakan untuk melestarikan bangunan-bangunan tua tersebut menjadi fungsi yangbaru. Setelah pemerintah Singapuraberkomitmen membersihkan sungai selama 10tahun dan rampung pada tahun 1987, kawasantepian sungai ini akhirnya dapat dimanfaatkansecara maksimal.

Pemanfaatan maksimal tersebut salahsatunya menyulap bangunan-bangunan tuadengan sedikit perombakan pada façade danbagian dalamnya. Fungsi-fungsi lama padabangunan ini dirubah menjadi fungsi yang baruagar lebih menguntungkan pemerintahSingapura dalam bidang pariwisata. Selain itudengan menutup jalur bagi kendaraan bermotorsehingga ruang terbuka di depan bangunanmenjadi seperti hamparan pedestrian bagi parapejalan kaki dan dapat digunakan untuk tempatmakan terbuka bagi beberapa kafe.(Purwantiasning, 2005)

Gambar 1: Daerah Clarke Quay tempo dulu

Gambar 2,3,4: Daerah tepian sungai Singapura setelah konsepkonservasi diterapkan pada kawasan bersejarah ini

sumber : dokumentasi pribadi, 2013

Page 4: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 4Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

MICA Building, Singapura

Salah satu bangunan lain yang terkenal akankeberhasilan proses konservasi di Singapuraadalah gedung MICA (Ministry of Information,Communication and Arts). Gedung ini didirikanpada tahun 1934 sebagai Old Hill Street PoliceStation (OSHPS) dan merupakan bangunanpemerintahan terbesar dan sudah dianggapsebagai pencakar langit pada saat itu. Bangunanini ditetapkan sebagai monumen nasional dandiberi kehidupan yang baru berupa penyewabaru pada tahun 1988 dan sekarang dikenaldengan MICA Building.

Gedung di Hill Street ini mengalami sedikitperombakan pada façade jendelanya. Semuajendela yang berjumlah 911 ini dicat dalamberbagai macam warna seperti hijau, merah,kuning dan biru sehingga menarik perhatianpara wisatawan. (Anonim, 2010)

VI. Adaptive Reuse di EropaSelain di negara-negara wilayah Asia,

metode ini juga sudah lama dikembangkan dinegara-negara wilayah Eropa. Di sana terdapatberbagai macam bangunan bersejarah yangtelah mengalami peralihan fungsi. Berikut akanpenulis uraikan beberapa bangunan di berbagainegara yang telah mengaplikasikan konsepadaptive re-use :

Kawasan Albert Dock, Liverpool

Albert Dock dulunya merupakan pelabuhanutama kota Liverpool. Salah satunya fungsinyaadalah menghubungkan Liverpool denganbeberapa kota, di antaranya Birmingham danLeeds. Saat ini Albert Dock tidak hanyamenjadi pelabuhan, ia telah ditransformasi olehpemerintah kota menjadi tempat rekreasi.

Bekas bangunan galangan kapal telahdialihfungsikan agar sesuai dengan kebutuhankekinian. Karena berukuran lumayan besar,maka cukup banyak fungsi baru yang bisaditampung oleh bangunan lama sisa kejayaanmasa pelabuhan. Salah satunya adalah bekasrumah pompa yang dahulu berfungsi untukmenaikkan atau menurunkan level air di dockdialihfungsikan menjadi sebuah bar yangcantik, The Pump House. (Gedemahaputra,2014)

Beberapa studi preseden di atas dapatdikategorikan berhasil. Hal ini dapat dilihat darihidupnya lagi suatu kota/ kawasan/ bangunandengan wujud/ fungsi yang baru.

VII. Strategi Keberhasilan Adaptive ReuseKeberhasilan ini tidak lepas dari adanya

strategi yang diterapkan di dalamnya. Strategi-strategi tersebut antara lain :

Tersedianya inisiatif politik (political will)yang kuat dari pemerintah dalammendorong percepatan proses revitalisasi.

Adanya kemauan politik pemerintah yangmenjadi kunci utama keberhasilan konseprevitalisasi. Pemerintah kota sebagai pemegang

Gambar 5: Fasade gedung MICA dipenuhijendela warna-warni

sumber :http://www.worldisround.com/articles/307642/pho

to51.html Gambar 7: The pump house yang telah beralihfungsi menjadibar yang cantik dan ramai pengunjung

sumber :http://gedemahaputra.wordpress.com/2014/03/02/menikmati-

sekeping-masa-lalu-di-liverpool/

Page 5: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 5Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

otoritas politik harusnya melihat revitalisasisebagai peluang. Urban RedevelopmentAuthority (URA) di Singapura dan Hongkongadalah badan pemerintah yang paling aktifdalam mengembangkan konsep-konseprevitalisasi untuk menghidupkan kembalikawasan-kawasan tua yang mati secaraekonomi. (Ridwan Kamil, 2008)

Dibentuknya suatu badan pengelolakawasan yang akan direvitalisasi dimanaanggotanya terdiri dari para pemangkukepentingan (stake holders)

Di negara Inggris, tepatnya di kotaLiverpool terdapat suatu organisasi swasta yangmengurus program revitalisasi kawasanmaupun bangunan tua yang dikenal denganUrban Splash. Urban Splash inilah yangberusaha memunculkan setiap karakter dankeunggulan masing-masing bangunan tua diLiverpool dengan fungsi yang baru.

Sementara di Singapura, badan pengelolarevitalisasi tetap dari pemerintah. Hal ini terjadikarena badan pemerintahan saja sudah cukupmemiliki pengalaman solid dan visi ekonomiglobal yang kompetitif. (Purwantiasning, 2005)

Memiliki konsep pengembangan kawasancampuran (mixed-use) yang terpadu danterintegrasi (integrated development)

Kesuksesan kawasan-kawasan yangdirevitalisasi di negara Asia maupun Eropaantara lain diperkuat oleh konsep Master Planyang terpadu. Dokumen Master Plan inimemuat berbagai macam strategi perencanaankawasan yang komprehensif. Di kawasanClarke Quay dan Boat Quay, konsep tata gunalahannya menggunakan pendekatan konsephigh & best use dan dynamic tenant mix yangdilengkapi dengan panduan desain spasialkawasan dan desain perangkat streetscape yangatraktif. (Ridwan Kamil, 2008)

Memiliki satu strategi identitas ekonomi(district economic identity) yang unik dankompetitif untuk bisa bersaing dengankawasan-kawasan urban lainnya

Salah satu alasan matinya aktivitas ekonomidi kawasan urban adalah ketidakmampuankawasan tersebut untuk beradaptasi terhadaptantangan ekonomi baru. Karenanya salah satukonsep strategi revitalisasi terpenting adalahmelakukan reposisi identitas ekonomiatau economic re-positioning. Contohnya antaralain adalah kawasan Far East Square diChinatown dan kawasan Mohamed Sultan,keduanya di Singapura, berhasil direvitalisasi

dari kawasan perdagangan umum dan hunianyang terlantar menjadi kawasan wisata makandan hiburan yang aktif dan sukses. (RidwanKamil, 2008)

VIII. Penerapan Adaptive Reuse diKawasanKota Lama JakartaKawasan Kota Tua merupakan salah satu

dari sekian banyak peninggalan bersejarah darimasa penjajahan yang masih tersisa hingga saatini. Di kawasan ini terdapat berbagai macamjenis bangunan yang masih berdiri tegak ditengah kota Jakarta. Tetapi beberapa darigedung di kawasan ini kondisinya sangatmemprihatinkan. Kondisi seperti ini sangatdisayangkan, sehingga dibuatlah suatu tim olehPEMDA DKI Jakarta yaitu kelompokPelestarian Kota Tua Jakarta dan PTPembangunan Kota Tua Jakarta.

Kawasan Kota Lama Jakarta, terdiri dariberbagai macam bangunan dengan fungsi dankepemilikan yang berbeda. Salah satu pihakBUMN yang memiliki aset di kawasan tersebutadalah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia(PT P.P.I). PT P.P.I kurang lebih memiliki 16gedung di kawasan Kota Lama Jakarta. Padaumumnya gedung-gedung ini saling berdekatanatau berada di satu blok yang sama. Gedung-gedung tersebut antara lain yaitu Toko Merah,gedung Tjipta Niaga dan gedung Pasar KotaTua.

Aset PT P.P.I tersebar di beberapa titik dikawasan Kota Lama Jakarta. Salah satunyaadalah di titik Jalan Kalibesar Timur dan JalanPintu Besar Utara. Di blok ini terdapat 4gedung milik PT P.P.I yang salah satu diantaranya adalah gedung Tjipta Niaga.

Dari beberapa gedung milik PT P.P.I yangberada di titik Jalan Kalibesar Timur dan JalanPintu Besar Utara, gedung yang memiliki

23

1

Gambar 8: Peta Blok gedung milik PT P.P.I di jalan KalibesarTimur IV dan jalan Pintu Besar Utarasumber : dokumentasi pribadi, 2014

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 5Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

otoritas politik harusnya melihat revitalisasisebagai peluang. Urban RedevelopmentAuthority (URA) di Singapura dan Hongkongadalah badan pemerintah yang paling aktifdalam mengembangkan konsep-konseprevitalisasi untuk menghidupkan kembalikawasan-kawasan tua yang mati secaraekonomi. (Ridwan Kamil, 2008)

Dibentuknya suatu badan pengelolakawasan yang akan direvitalisasi dimanaanggotanya terdiri dari para pemangkukepentingan (stake holders)

Di negara Inggris, tepatnya di kotaLiverpool terdapat suatu organisasi swasta yangmengurus program revitalisasi kawasanmaupun bangunan tua yang dikenal denganUrban Splash. Urban Splash inilah yangberusaha memunculkan setiap karakter dankeunggulan masing-masing bangunan tua diLiverpool dengan fungsi yang baru.

Sementara di Singapura, badan pengelolarevitalisasi tetap dari pemerintah. Hal ini terjadikarena badan pemerintahan saja sudah cukupmemiliki pengalaman solid dan visi ekonomiglobal yang kompetitif. (Purwantiasning, 2005)

Memiliki konsep pengembangan kawasancampuran (mixed-use) yang terpadu danterintegrasi (integrated development)

Kesuksesan kawasan-kawasan yangdirevitalisasi di negara Asia maupun Eropaantara lain diperkuat oleh konsep Master Planyang terpadu. Dokumen Master Plan inimemuat berbagai macam strategi perencanaankawasan yang komprehensif. Di kawasanClarke Quay dan Boat Quay, konsep tata gunalahannya menggunakan pendekatan konsephigh & best use dan dynamic tenant mix yangdilengkapi dengan panduan desain spasialkawasan dan desain perangkat streetscape yangatraktif. (Ridwan Kamil, 2008)

Memiliki satu strategi identitas ekonomi(district economic identity) yang unik dankompetitif untuk bisa bersaing dengankawasan-kawasan urban lainnya

Salah satu alasan matinya aktivitas ekonomidi kawasan urban adalah ketidakmampuankawasan tersebut untuk beradaptasi terhadaptantangan ekonomi baru. Karenanya salah satukonsep strategi revitalisasi terpenting adalahmelakukan reposisi identitas ekonomiatau economic re-positioning. Contohnya antaralain adalah kawasan Far East Square diChinatown dan kawasan Mohamed Sultan,keduanya di Singapura, berhasil direvitalisasi

dari kawasan perdagangan umum dan hunianyang terlantar menjadi kawasan wisata makandan hiburan yang aktif dan sukses. (RidwanKamil, 2008)

VIII. Penerapan Adaptive Reuse diKawasanKota Lama JakartaKawasan Kota Tua merupakan salah satu

dari sekian banyak peninggalan bersejarah darimasa penjajahan yang masih tersisa hingga saatini. Di kawasan ini terdapat berbagai macamjenis bangunan yang masih berdiri tegak ditengah kota Jakarta. Tetapi beberapa darigedung di kawasan ini kondisinya sangatmemprihatinkan. Kondisi seperti ini sangatdisayangkan, sehingga dibuatlah suatu tim olehPEMDA DKI Jakarta yaitu kelompokPelestarian Kota Tua Jakarta dan PTPembangunan Kota Tua Jakarta.

Kawasan Kota Lama Jakarta, terdiri dariberbagai macam bangunan dengan fungsi dankepemilikan yang berbeda. Salah satu pihakBUMN yang memiliki aset di kawasan tersebutadalah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia(PT P.P.I). PT P.P.I kurang lebih memiliki 16gedung di kawasan Kota Lama Jakarta. Padaumumnya gedung-gedung ini saling berdekatanatau berada di satu blok yang sama. Gedung-gedung tersebut antara lain yaitu Toko Merah,gedung Tjipta Niaga dan gedung Pasar KotaTua.

Aset PT P.P.I tersebar di beberapa titik dikawasan Kota Lama Jakarta. Salah satunyaadalah di titik Jalan Kalibesar Timur dan JalanPintu Besar Utara. Di blok ini terdapat 4gedung milik PT P.P.I yang salah satu diantaranya adalah gedung Tjipta Niaga.

Dari beberapa gedung milik PT P.P.I yangberada di titik Jalan Kalibesar Timur dan JalanPintu Besar Utara, gedung yang memiliki

23

1

Gambar 8: Peta Blok gedung milik PT P.P.I di jalan KalibesarTimur IV dan jalan Pintu Besar Utarasumber : dokumentasi pribadi, 2014

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 5Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

otoritas politik harusnya melihat revitalisasisebagai peluang. Urban RedevelopmentAuthority (URA) di Singapura dan Hongkongadalah badan pemerintah yang paling aktifdalam mengembangkan konsep-konseprevitalisasi untuk menghidupkan kembalikawasan-kawasan tua yang mati secaraekonomi. (Ridwan Kamil, 2008)

Dibentuknya suatu badan pengelolakawasan yang akan direvitalisasi dimanaanggotanya terdiri dari para pemangkukepentingan (stake holders)

Di negara Inggris, tepatnya di kotaLiverpool terdapat suatu organisasi swasta yangmengurus program revitalisasi kawasanmaupun bangunan tua yang dikenal denganUrban Splash. Urban Splash inilah yangberusaha memunculkan setiap karakter dankeunggulan masing-masing bangunan tua diLiverpool dengan fungsi yang baru.

Sementara di Singapura, badan pengelolarevitalisasi tetap dari pemerintah. Hal ini terjadikarena badan pemerintahan saja sudah cukupmemiliki pengalaman solid dan visi ekonomiglobal yang kompetitif. (Purwantiasning, 2005)

Memiliki konsep pengembangan kawasancampuran (mixed-use) yang terpadu danterintegrasi (integrated development)

Kesuksesan kawasan-kawasan yangdirevitalisasi di negara Asia maupun Eropaantara lain diperkuat oleh konsep Master Planyang terpadu. Dokumen Master Plan inimemuat berbagai macam strategi perencanaankawasan yang komprehensif. Di kawasanClarke Quay dan Boat Quay, konsep tata gunalahannya menggunakan pendekatan konsephigh & best use dan dynamic tenant mix yangdilengkapi dengan panduan desain spasialkawasan dan desain perangkat streetscape yangatraktif. (Ridwan Kamil, 2008)

Memiliki satu strategi identitas ekonomi(district economic identity) yang unik dankompetitif untuk bisa bersaing dengankawasan-kawasan urban lainnya

Salah satu alasan matinya aktivitas ekonomidi kawasan urban adalah ketidakmampuankawasan tersebut untuk beradaptasi terhadaptantangan ekonomi baru. Karenanya salah satukonsep strategi revitalisasi terpenting adalahmelakukan reposisi identitas ekonomiatau economic re-positioning. Contohnya antaralain adalah kawasan Far East Square diChinatown dan kawasan Mohamed Sultan,keduanya di Singapura, berhasil direvitalisasi

dari kawasan perdagangan umum dan hunianyang terlantar menjadi kawasan wisata makandan hiburan yang aktif dan sukses. (RidwanKamil, 2008)

VIII. Penerapan Adaptive Reuse diKawasanKota Lama JakartaKawasan Kota Tua merupakan salah satu

dari sekian banyak peninggalan bersejarah darimasa penjajahan yang masih tersisa hingga saatini. Di kawasan ini terdapat berbagai macamjenis bangunan yang masih berdiri tegak ditengah kota Jakarta. Tetapi beberapa darigedung di kawasan ini kondisinya sangatmemprihatinkan. Kondisi seperti ini sangatdisayangkan, sehingga dibuatlah suatu tim olehPEMDA DKI Jakarta yaitu kelompokPelestarian Kota Tua Jakarta dan PTPembangunan Kota Tua Jakarta.

Kawasan Kota Lama Jakarta, terdiri dariberbagai macam bangunan dengan fungsi dankepemilikan yang berbeda. Salah satu pihakBUMN yang memiliki aset di kawasan tersebutadalah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia(PT P.P.I). PT P.P.I kurang lebih memiliki 16gedung di kawasan Kota Lama Jakarta. Padaumumnya gedung-gedung ini saling berdekatanatau berada di satu blok yang sama. Gedung-gedung tersebut antara lain yaitu Toko Merah,gedung Tjipta Niaga dan gedung Pasar KotaTua.

Aset PT P.P.I tersebar di beberapa titik dikawasan Kota Lama Jakarta. Salah satunyaadalah di titik Jalan Kalibesar Timur dan JalanPintu Besar Utara. Di blok ini terdapat 4gedung milik PT P.P.I yang salah satu diantaranya adalah gedung Tjipta Niaga.

Dari beberapa gedung milik PT P.P.I yangberada di titik Jalan Kalibesar Timur dan JalanPintu Besar Utara, gedung yang memiliki

23

1

Gambar 8: Peta Blok gedung milik PT P.P.I di jalan KalibesarTimur IV dan jalan Pintu Besar Utarasumber : dokumentasi pribadi, 2014

Page 6: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 6Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

potensi terbaik untuk dikonservasi dengandialihfungsikan adalah gedung Tjipta Niaga.Hal ini didukung oleh :

a. Gedung Tjipta Niaga memiliki luasbangunan yang lebih dibandingkanbangunan lainnya, sehingga tepat untukdibuat fungsi baru seperti hotel dan lainnya

b. Kondisi fisik gedung Tjipta Niaga mulaimengalami kerusakan, sehingga perludikonservasi agar bangunan ini tidak roboh

c. Gedung Tjipta Niaga ini memang akandirevitalisasi oleh pihak PT P.P.I untukdijadikan menjadi hotel yang terhubungdengan galeri Pasar Kota Tua dan gedungyang roboh pada Februari 2014. Hal inimenjadi salah satu pembanding yang baikbagi penulis untuk memberikan gagasan/idelain yang diharapkan lebih bermanfaat dantepat.

IX. Prinsip dan Sasaran Konservasi yangTepat untuk Bangunan Tua di KawasanKota Lama JakartaKawasan Kota Tua Jakarta dihiasi oleh

berbagai macam bangunan peninggalanpenjajah Hindia-Belanda yang menjadi saksibisu sejarah kehidupan perekonomian Batavia.Namun akibat dari rasa ketidakpedulianmasyarakat akan keberadaan mereka inilahyang menyebabkan kumuhnya kawasan KotaTua Jakarta. Bangunan-bangunan tersebutmenjadi terbengkalai dan terkikis waktu,bahkan ada sebagian dari mereka telah roboh.

Seharusnya peran penting sejarah danbangunan di sekitar kawasan Kota Tuamendapatkan perhatian khusus dari pemerintahsetempat dan didukung oleh rasa kepedulian

masyarakat. Pemerintah perlu mengadakanupaya pelestarian kawasan Kota Tua secaramenyeluruh dan menerus. Upaya pelestariandapat dilakukan dengan berbagai macam caraseperti konservasi, revitalisasi, rekonstruksi,pemugaran dan sebagainya. Sebelum memulaiupaya pelestarian, maka pemerintah perlumengetahui bagaimana prinsip dan sasaranyang tepat dari konservasi bangunan. Hal inidapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :

Memahami prinsip dari suatu kegiatankonservasi agar hasil yang didapatkan sesuaidengan harapan

Dari beberapa teori yang dipaparkan dapatdisimpulkan bahwasanya prinsip umumkonservasi adalah perlindungan, pengawetanserta pemanfaatan secara lestari. Prinsip inidinilai sangat tepat untuk tetap menjagakelestarian bangunan-bangunan bersejarah diKota Tua Jakarta. Karena kawasan tersebutmemiliki “Sense Of Place” dan identitas KotaJakarta yang merupakan aset terbesar untukdunia pariwisata di Indonesia khususnya diJakarta.

Beberapa prinsip yang melatarbelakangiperlunya dilakukan revitalisasi maupunkonservasi kawasan Kota Tua ini adalah :

1. Identitas Kota dan “Sense Of Place”

Bangunan-bangunan bersejarah di kawasanKota Tua dinilai mampu memberikan efekmenghubungkan satu tempat ke tempat lain,satu generasi ke generasi lain dan dari waktuke waktu. Sangat disayangkan jika kawasan inihilang karena ulah manusia, dimana mulailunturnya rasa cinta dan semangat melestarikanbangunan bersejarah.

2. Nilai Sejarah

Gambar 9 dan 10: Beberapa gedung di Kota Tua yangtelah roboh dan direkonstruksi

sumber : dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 11: Kawasan Kota Tua yang terletak di sepanjang KaliBesar merupakan ciri khas dan identitas dari ibukota DKI Jakartasumber : https://www.flickr.com/photos/eric_arianto/4521868273/

Page 7: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 7Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

Dalam perkembangan ibukota DKI Jakarta,banyak terjadi peristiwa penting untukdikenang. Salah satu cara mengenang peristiwa-peristiwa tersebut adalah dengan melestarikanbangunan bersejarah di antaranya di kawasanKota Tua Jakarta. Bangunan-bangunan tersebutmerupakan saksi hidup dan bagian darieksistensi kehidupan masa lalu. Semakin tuabangunan tersebut maka nilai sejarahnya sangattinggi, sesuai dengan ungkapan para sejarawanyaitu “sejarah adalah masa depan bangsa,sementara masa kini dan masa depan adalahmasa lalu generasi berikutnya”

3. Nilai Arsitektur

Salah satu alasan perlunya pelestarianbangunan bersejarah adalah nilai arsitekturyang tersirat di dalamnya. Karena dengan tetapberdirinya bangunan ini menjadi salah satubukti bahwasanya pada masa lalu para arsitekmerancang suatu bangunan menjadi suatu karyaseni yang dapat menjadi landmark suatukawasan. Seperti di kawasan Kota Tuabangunan-bangunan tersebut dirancang olehpara arsitek dengan memaksimalkan seluruhkemampuannya sehingga saat ini masih tetapawet.

4. Pendidikan

Lingkungan, bangunan dan artefak dikawasan Kota Tua melengkapi dokumensejarah tentang kejayaan di Batavia. Karenakeberadaaan mereka memberikan segudangilmu pendidikan dari waktu ke waktu.

5. Sumber Inspirasi

Konservasi kawasan Kota Tua danbangunan-bangunan di dalamnya mampumemberikan inspirasi dan membangkitkankembali jiwa patriotisme masyarakat.Keberadaan mereka seolah-olah menjadi

jembatan penghubung dengan kehidupan masalalu.

6. Manfaat yang Terkandung didalamnya

Dengan dilakukannya revitalisasi maupunkonservasi di kawasan Kota Tua makadidapatlah segudang manfaat di dalamnya.Manfaat-manfaat tersebut dapat dilihat dari segiekonomi, sosial, budaya hingga pariwisata.Salah satu contohnya adalah mampumemberikan lapangan pekerjaan baru bagimasyarakat yang ingin berpartisipasi merawatdan meramaikan kembali kehidupan di kawasantersebut.

7. Peningkatan Kualitas

Proses revitalisasi maupun konservasi disuatu kawasan secara tidak langsung akanmeningkatkan kualitas, baik dari segi fisikbangunan hingga kualitas ekonomi dan sosialmasyarakat.

Dari uraian beberapa prinsip yangmelatarbelakangi kegiatan konservasi dikawasan Kota Tua sesuai dengan prinsipkonservasi yang telah diungkapkan olehbeberapa ahli, yaitu:

a. Peranan sejarah, yaitu identitas dan“Sense Of Place”

b. Keluarbiasaan, yaitu nilai sejarah danpendidikan

c. Dapat memperkuat citra kawasan danidentitas sebuah kota denganmemberikan banyak manfaat diberbagaibidang

d. Estetika bangunan, yaitu nilai arsitekturdan sumber inspirasi

e. Keaslian bangunan, yaitu nilai sejarahdan nilai arsitektur

Memahami bagaimana sasaran konservasiyang tepat dan dapat diaplikasikan dikawasan Kota Tua Jakarta

Sebelum memulai proses konservasi kawasanKota Tua Jakarta, alangkah baiknya mengetahuipenyebab terjadinya pelapukan bangunan-bangunan bersejarah di dalamnya. Pelapukantersebut diakibatkan oleh :

1. Pelayanan publik di kawasan Kota Tuamenurun

2. Adanya upaya mengurangi pemeliharaanproperti oleh pemilik gedung, sehingga

Gambar 12: Museum Fatahillah merupakan salah satu museumdi Kawasan Kota Tua yang memiliki beberapa dokumen

bersejarah tentang terbentuknya Kota Oud Bataviasumber : dokumentasi pribadi, 2014

Page 8: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 8Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

gedung menjadi tidak terawat dan cepatrusak

3. Berkurangnya dana untuk melakukanperbaikan gedung yang mengakibatkangedung menjadi kosong dan terkesankumuh

4. Sifat egois dan acuh warga DKI Jakartaterhadap keberadaan bangunan bersejarah

5. Minimnya ilmu pengetahuan di bidangpelestarian bangunan bersejarah

Dari uraian tersebut di atas maka sasaranyang tepat dari upaya konservasi kawasan KotaTua adalah dengan:

1. Melakukan proses rekonstruksi untukmengembalikan lagi beberapa bagianbangunan yang mulai dan sudah rusak

2. Menghidupkan kembali bangunan tersebutagar dapat berfungsi sama sepertisebelumnya maupun dengan fungsi yangbaru

3. Memberikan bantuan berupa dana kepadapara pemilik yang kurang mampumendanai sendiri biaya perawatan gedung

4. Mengajak seluruh lapisan masyarakatuntuk aktif dalam kegiatan konservasibangunan bersejarah dengan memberikanilmu pengetahuan tentang pelestarianbangunan

5. Upaya konservasi dilakukan secara terusmenerus sehingga bangunan tersebut dapatterus terawat dan menjadi daya tarikwisatawan lokal maupun asing

6. Kawasan di sekitar Kota Tua Jakarta jugaperlu dibenahi agar bangunan bersejarahtetap dapat berdiri. Salah satunya adalahdengan melarang kendaraan roda empatyang berukuran besar untuk tidak melewatijalur kawasan Kota Tua Jakarta.

X. Strategi Penerapan Adaptive Reuse padaGedung PT PPI di Kawasan Kota TuaJakartaStrategi penerapan adaptive re-use yang

dinilai tepat untuk kawasan Kota Tua Jakartaadalah :

1. Menghidupkan kembali fungsi bangunandengan membuat fungsi baru yang didasaripada luas, tingkat struktur dan penikmatfasilitas bangunan (publik, semi private danprivate) dengan konsep mix-used.

2. Pemanfaatan maksimal area publik denganmenyediakan sarana-prasarana yang layakdan nyaman, seperti :

a) Adanya jalur pedestrian yangnyaman untuk semua umur.

b) Peremajaan area berjualan parapedagang agar tidak menggangguaktifitas para pejalan kaki.

c) Memaksimalkan area hijau disekitar kawasan Kota Tua,misalnya dengan membangunbeberapa taman yang dihiasidengan pepohonan rindang.

d) Adanya pengerukan kali disepanjang kawasan Kota Tua(Kali Besar) sehingga kalitersebut menjadi bersih dannyaman, serta dapatdimanfaatkan sebagai wisata airdi kawasan Kota Tua.

3. Perbaikan sarana infrastruktur (jalan raya,lalu lintas dan sebagainya) agar aksesmenuju kawasan Kota Tua menjadi lebihnyaman dan mudah dicapai.

Berikut adalah beberapa strategi yang akanditerapkan dalam proses konservasi denganmetode aplikasi adaptive re-use pada gedungPT P.P.I :1. Memiliki strategi yang mampu

menghilirisasi para wisatawan untuk dapatmelihat “keberadaan” gedung ex. TjiptaNiaga. Strategi ini diharapkan tidak hanyamemberikan keindahan, namun dapatmemberikan “pesan” dari gedung tersebut.

2. Memiliki strategi pentahapan yangpragmatis. Proses aplikasi adaptive re-usedimulai dengan membuat suatu fungsi baruyang paling cepat mendapatkan respon daripara wisatawan sehingga mampumemberikan image baru dari gedungtersebut.

3. Memiliki satu strategi identitas ekonomiyang unik dan mampu bersaing denganbangunan lainnya di kawasan Kota TuaJakarta. Identitas ekonomi ini harusmemiliki komposisi yang bernilai profit,growth dan sustainable sehingga mampumandiri dan bermanfaat secara makro untukmembangun komunitas dan kepentinganumum.

4. Membuat suatu organisasi atau badanpengelola pengawasan yang beranggotakanpara stakeholders, sejarahwan dan senimanagar bentuk gedung tetap berada pada wajahaslinya.

Page 9: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 9Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

Kedua strategi penerapan adaptive re-useuntuk di kawasan Kota Tua Jakarta dan gedungex. Tjipta Niaga tersebut di atas dapatdilakukan dengan konsep PPP (Public-Private-Partnership), yaitu suatu bentuk kerjasamaantara Pemerintah dengan pihak Swasta dalampenyediaan Infrastruktur. Kerjasama tersebutmeliputi pekerjaan konstruksi untukmembangun, meningkatkan kemampuanpengelolaan, dan pemeliharaan infrastrukturdalam rangka meningkatkan kuantitas dankualitas pelayanan publik (Bappenas, 2009).

XI. KesimpulanSejarah merupakan jembatan penghubung

terbaik antara peristiwa-peristiwa saat inidengan peristiwa di masa lalu, oleh karena itusetiap kawasan maupun bangunan bersejarahsudah sepatutnya kita lestarikan. Aplikasipelestarian suatu kawasan maupun bangunanyang saat ini sering digunakan adalahkonservasi, karena cara ini dinilai cukupberhasil dalam mempertahankan warisanbersejarah di Indonesia. Upaya konservasi suatukawasan maupun bangunan dapat berhasil jikadilakukan dengan strategi yang matang danterarah. Maka dari itu strategi yang tepat dalamupaya konservasi adalah dengan metodeadaptive re-use yaitu metode mengubah suatukawasan atau bangunan menjadi suatu tempatdengan fungsi baru yang lebih menguntungkandari fungsi lama, tanpa mengubah karakter dannilai sejarah yang terkandung di dalamnya.

Salah satu bangunan menarik yang dapatmenerima strategi penerapan konsepadaptive re-use di Indonesia adalah gedungPT P.P.I. Gedung ini berada dalam kawasanbersejarah Kota Tua Jakarta dengan kondisiyang cukup memprihatinkan dan tidakdifungsikan lagi.

Perubahan fungsi pada suatu kawasanmaupun bangunan sebaiknya menggunakankonsep mix-used development, agar setiap unsuryang ada saling mengisi dan terintegrasisehingga menghasilkan banyak manfaat dalamsegala bidang. Dalam bidang ekonomi, hasilyang diperoleh dapat digunakan untuk biayaperawatan dan pemeliharaan agar bangunandapat tetap terjaga kelestarian dan nilaisejarahnya. Sementara dalam bidang pariwisata,sosial dan budaya adalah dapat mengajakgenerasi muda untuk lebih menghargai warisansejarah dan mampu menarik para wisatawan

lokal maupun asing dengan tetapmempertahankan identitas sebuah kota.

XII. Referensi

[1] Adi, Windoro. (2010). Batavia 1740,Menyisir

Jejak Betawi. Jakarta : GramediaPustaka

Utama[2] Anonim. (2010).Gedung Tjipta Niaga.Dalam

http://www.jakarta.go.id/web/news/2010/01/Gedung-PT-Tjipta-Niaga

[3] Anonim. (Tanpa Tahun). SejarahPerkembangan Kota Tua Jakarta.Dalam http://kotatuajakarta.org/i

[4] Anonim. (2010). MICA Building (GedungWarna Warni Nan Cantik Dan Antik).Dalamhttp://www.wisatasingapura.web.id/ 2010/05/15/mica-building-gedung-warna-warni-nan-cantik-dan-antik//

[5] Attoe, W. (1989). Perlindungan BendaBersejarah. Dalam Catanese, AnthonyJ. Dan Snyder, James C.(Editor). Perencanaan Kota: 413-438.Jakarta: Erlangga.

[6] Badan Pelestarian Pusaka Indonesia.(2003). Piagam Pelestarian PusakaIndonesia. Dalamhttp://www.indonesianheritage.org/produk-hukum/74-piagam-pelestarian-pusaka-indonesia.html

[7] Budiharjo, Eko. (1997). ArsitekturPembangunan dan Konservasi. Jakarta: Djambatan

[8] Budiharjo, Eko. (1997). Arsitektur sebagaiWarisan Budaya. Jakarta : DjambatanDinas Kebudayaan & PermuseumanProvinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta. (2007). Sejarah Kota Tua,Jakarta : Jakarta Culture & Heritage

[9] Dinas Kebudayaan & PermuseumanProvinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (2007).Guidelines Kota Tua, Jakarta : JakartaCulture & Heritage

[10] Dobby, A. (1978). Conservation andPlanning. London: Hutchinson.

[11] Fitch, J.M. (1992). HistoricPreservation: Curatorial Managementof The Build World. New York: McGraw Hill Book Company.

[12] Gedemahaputra. (2014). MenikmatiSekeping

Page 10: STRATEGI PENERAPAN KONSEP ADAPTIVE RE-USE PADA …

STR-002 ISSN : 2407 - 1846

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 10Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 12 November 2014

Masa Lalu di Liverpool. Dalamhttp://gedemahaputra.wordpress.com/2014/03/02/menikmati-sekeping-masa-lalu-di-liverpool//

[13] Heuken, A. (2000). Historical Site ofJakarta.

Yayasan Cipta Loka Caraka.[14] Irpansa. (2014). Re-Use Sebagai KonsepEko-

Urban Pada Kawasan Kota Tua,Jakarta. Dalamhttp://id.scribd.com/doc/200121635/Arling-Kota-Tua

[15] Kamil, Ridwan. (2008). StrategiRevitalisasi

Kota-kota Asia dalam KonteksPersaingan Global. Dalamhttp://ridwankamil.wordpress.com/2008/09/27/strategi-revitalisasi-kota-kota-asia-dalam-konteks-persaingan-global//

[16] Karmila. (2013). Pengkajian, PenelitianArsitektur dan Upaya-UpayaKegiatan PelestarianBangunan/Kota/KawasanBersejarah. Dalamhttp://arsitek.news.com//

[17] Martokusumo, Widjaja. (2008).Revitalisasi

Sebuah Pendekatan DalamPeremajaan Kawasan. Bandung :Jurnal Perencanaan Wilayah dan KotaITB vol. 19 no. 3 Desember 2008, 57-73

[18] Purwantiasning, Ari Widyati. (2009).Konversi

Bangunan Tua Sebagai AplikasiKonsep Konservasi. Jakarta : JurnalIlmiah Arsitektur NALARS Volume 8Nomor 2 Juli 2009

[19] Purwantiasning, Ari Widyati. (2013).Kajian

Konsep Adaptive Reuse SebagaiAlternatif Aplikasi Konsep Konservasi.Jakarta : FT UMJ

[20] Purwantiasning, Ari Widyati. (2005).Konservasi Bangunan di Singapura.Dalamhttp://publikasiku.blogspot.com/2005/12/non-published-04-2005-konservasi-di.html/

[21] Purwantiasning, Ari Widyati. (2005).

Konservasi Bangunan di Liverpool.Dalamhttp://publikasiku.blogspot.com/2005/12/non-published-04-2005-konservasi-di.html/