STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENGATASI KONFLIK …repository.uinjambi.ac.id/2095/1/SADRI-SIP141784...

96
STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENGATASI KONFLIK ANTAR PEMUDA DESA (STUDI KASUS DI DESA BATU AMPAR KECAMATAN KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU) SKRIPSI Oleh: SADRI SIP. 141784 DOSEN PEMBIMBING: 1. Dr. Dedek Kusnadi, S. Sos., M. Si 2. Juharmen, S.HI., M.Si PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENGATASI KONFLIK …repository.uinjambi.ac.id/2095/1/SADRI-SIP141784...

  • STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENGATASI KONFLIK ANTAR PEMUDA DESA (STUDI KASUS DI DESA BATU AMPAR KECAMATAN

    KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU)

    SKRIPSI

    Oleh:

    SADRI SIP. 141784

    DOSEN PEMBIMBING:

    1. Dr. Dedek Kusnadi, S. Sos., M. Si 2. Juharmen, S.HI., M.Si

    PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

    FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI 2019

  • MOTTO

    Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang

    memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah. (QS. Al-Anbiyaa’: 73)1

    1 QS. Al-Anbiyaa’ (21):73

  • ABSTRAK

    Nama SADRI, NIM: SIP. 141784. Skripsi ini berjudul strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Batu Ampar Kecamatan Kemuning. Sebagai tujuan antaranya untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning, untuk mengetahui dampak dari adanya perkelahian antar pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning, untuk mengetahui strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Batu Ampar Kecamatan Kemuning. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Terdapat tiga faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, diantaranya: amarah, dimana mudahnya terpancing karena emosi yang sesaat seperti kebut-kebutan di jalan dan pada saat berjoget tak jarang para remaja terpengaruh oleh alkohol, sehingga hal ini akan mempermudah terjadinya konflik, lingkungan, dimana lingkungan keluarga yang kurang peduli dan teman yang tidak baik membawa kejalan yang salah, dan rendahnya pendidikan, dimana cara bergaul dan menyelesaikan masalah lebih menggunakan otot; (2) Dampak yang terjadi dari adanya perkelahian antar pemuda di desa Batu Ampar terdiri dari dampak positif, dimana memahami setiap posisi orang lain dan mendorong untuk melakukan perubahan, dan juga dampak negatif, dimana menimbulkan emosi dan stres, berkurangya komunikasi, menimbulkan prasangka-prasangka negatif dan ketegangan dan rusaknya fasilitas desa; (3) Strategi pemerintah Desa terhadap konflik antar pemuda di desa Batu Ampar melalui berbagai langkah, di antaranya: melakukan mediasi, dimana pemerintah desa mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai dan sepakat untuk mengakhiri konflik di antara mereka, melakukan kompromi, dimana pemerintah desa menjadi fasilitator yang menunjang berdamainya pemuda di desa Batu Ampar dengan melakukan pemenuhan kebutuhan yang telah disepakati bersama, dengan tidak mudah emosi, saling menghargai dan tidak terprovokasi oleh teman dan berkolaborasi dengan pihak kepolisian, dimana pengamanan dan pengontrolan terus dilakukan baik di saat ada acara ataupun tidak. Kata kunci: strategi pemerintah desa, konflik antar pemuda

  • PERSEMBAHAN

    Alhamdulilllah…. Kupanjatkan rasa syukurku kehadirat-MU ya Allah

    Berkat ridho-MU aku telah berhasil menyelesaikan skripsi ini

    Kupersembahkan semua ini sebagai tanda cinta Dan baktiku atas segala curahan kasih sayang

    Serta doa yang kuterima dari ibunda (Ramaita) dan ayahanda (Abasri)

    Terima kasih….

    Ya Allah….. Diriku berserah semua atas kehendak-MU

    Diriku ingin berguna dalam hidup Semoga hidayah dan rahmat-MU selalu menyertaiku

    Aku berharap masa depanku akan lebih baik Dengan membaca bismillahirrohmaanirrohim

    Aku akan meneruskan langkahku menuju masa depan yang lebih cerah Amin……….

  • KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

    karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini

    penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

    ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada

    junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan

    yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam dan amal

    nyata yang shalih likulli zaman wa makan.Skripsi ini diberi judul“Strategi

    Pemerintah Desa dalam Mengatasi Konflik Antar Pemuda Desa (StudiKasusdi

    Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir

    ProvinsiRiau)”merupakan suatu kajian terhadap Komunikasi Kepemimpinan yang

    diperuntukkan untuk komunikasi kepemimpinan terhadapsebagai abdi masyarakat.

    Dan inilah yang diketengahkan dalam skripsi ini. Berkat adanya bantuan dari berbagai

    pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

    skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis

    ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu

    penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

    2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selakuWakilRektor I

    BidangAkademikdanPengembanganPendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M.

    PdselakuWakilRektor II BidangAdministrasiUmum, PerencanaandanKeuangan,

  • danIbuDr. Hj. Fadillah, M. Pd, selakuWakilRektor III

    BidangKemahasiswaandanKerjasama UIN Sultan ThahaSaifuddin Jambi.

    3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    4. Bapak H. HermantoHarun, Lc., M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang

    Akademik, Ibu Dr. RahmiHidayati, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan II, Bidang

    Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M. HI,

    selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas

    Syariah UIN STS Jambi.

    5. IbuMustiah RH, S. Ag., M. Syselaku KetuaJurusan Ilmu Pemerintahan di

    Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    6. Ibu Tri EndahKaryaLestiyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu

    Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    7. Bapak Dr. Dedek Kusnadi, S. Sos., M. Siselaku Pembimbing I danBapak

    Juharmen, S.HI., M.SiselakuPembimbing II Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah memberikan

    ilmu pengetahuan kepada penulis.

    9. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas SyariahUIN STS

    Jambi.

    10. Sahabat-sahabatku jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2014.

    11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun

    tidak langsung.

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................... iv

    MOTTO ...................................................................................................... v

    ABSTRAK .................................................................................................. vi

    PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

    KATAPENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

    DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xiii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 4 C. Batasan Masalah .................................................................. 5 D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................ 5 E. Kerangka Teori .................................................................... 6 F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 19

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitan ............................................... 23 B. Pendekatan Penelitian .......................................................... 23 C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 24 D. Unit Analisis ........................................................................ 26 E. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 27 F. Teknik Analisis Data ............................................................ 31 G. Sistematika Penulisan .......................................................... 34

    BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

    A. Sejarah Desa Batu Ampar .................................................... 35 B. Visi dan Misi ........................................................................ 48 C. Struktur Organisasi ............................................................... 41 D. Sarana dan Prasarana ............................................................ 43

    BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Konflik Antar Pemuda di Desa Batu Ampar ................................... 49

  • B. Dampak Dari Adanya Perkelahian Antar Pemuda di Desa Batu Ampar ........................................................................ 56

    C. Strategi Pmeerintah Desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Batu Ampar Kecamatan Kemuning.......... 63

    BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………….….…...75 B. Saran-Saran..............…...……………………...................….76

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE

    xi

  • DAFTAR SINGKATAN

    STS : Sulthan Thaha Saifuddin

    SWT : Subhanahu Wata’ala

    SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam

    UIN : Universitas Islam Negeri

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3. 1 Nama Kepala Desa Batu Ampar dari Tahun 1845-2019 ........ 35

    Tabel 3. 2 Batas Wilayah Desa Batu Ampar ........................................... 43

    Tabel 3. 3 Luas Wilayah Desa Batu Ampar ............................................ 44

    Tabel 3. 4 KeadaanPenduduk Desa Batu Ampar..... ............................... 44

    Tabel 3. 5 Jarak Tempuh dari Desa Batu Ampar ke Ibu Kota Kecamatan dan Kabupaten ............................................................................... 45

    Tabel 3. 6 Keadaan Pendidikan di Desa Batu Ampar ............................. 46

    Tabel 3. 7 Sarana Prasarana Pendidikan Di Desa Batu Ampar ............... 46

    Tabel 3. 8 Sarana Prasarana Sarana Ibadah ............................................. 48

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Masalah konflik di Indonesia merupakan fenomena yang tidak asing lagi dan

    menyita perhatian publik karena wujudnya yang sebagian besar telah mengarah pada

    suatu kekerasan sosial dan telah meluas pada berbagai lapisan masyarakat. 2 Pada

    umumnya konflik diakibatkan oleh perbedaan pendapat, pemikiran, ucapan, dan

    perbuatan..3 Orang seperti ini akan membuat problem kecil dan sederhana sebagai

    alasan untuk menciptakan konflik. Konflik sebagai saluran akumulasi perasaan yang

    tersembunyi secara terus-menerus yang mendorong seseorang untuk berperilaku dan

    melakukan sesuatu berlawanan dengan orang lain. Sebuah keinginan ambisi yang kuat

    bahkan menyebabkan terjadinya konflik antar perorangan, sedangkan dorongan emosi

    yang kuat untuk menyalahkan orang lain akan menyebabkan seseorang terlibat konflik

    dengan orang lain. 4

    Setiap individu dalam masyarakat memiliki perspektif yang berbeda tentang

    hidup dan masalah-masalahnya. Perbedaan perspektif tersebut disebabkan karena

    masing-masing kita memiliki sejarah dan karakter yang unik, dilahirkan dalam cara

    hidup tertentu serta masing-masing kita memiliki nilai-nilai yang memandu pikiran dan

    perilaku yang memotivasi kita untuk mengambil tindakan tertentu dan menolak

    tindakan lainnya. Orang sering beranggapan bahwa ketika memiliki fakta yang sama,

    2Fatahurohman, “Konflik Ketidakadilan dan Perbedaan Indentitas,” jurnal konflik masyarakat,

    2008, hlm. 220 3Aniek Rahmaniah, Teori Konflik: Ralf Dahrendorf, jurnal manajemen konflik, 2007, hlm. 15. 4Borni Kurniawan, desa Mandiri, desa Membangun, (Jakarta: Kementerian desa, pembangunan

    Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 27.

  • semua orang akan sampai pada suatu analisis yang sama. Kenyataannya tidaklah

    demikian.5

    Konflik dapat diartikan sebagai hubungan antar dua pihak atau lebih (individu

    maupun kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak

    sejalan.6 Pengertian ini harus dibedakan dengan kekerasan, yaitu sesuatu yang meliputi

    tindakan, perkataan, sikap atau berbagai struktur dan sistem yang mengakibatkan

    kerusakan secara fisik, mental, sosial dan lingkungan dan atau menghalangi seseorang

    meraih potensinya secara penuh. Seperti halnya yang terjadi di Desa Batu Ampar

    Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, konflik antar

    kelompok sering kali terjadi dimana-mana. Konflik horizontal yang sering terjadi di

    Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau

    umumnya bukan merupakan konflik antar etnis (suku), tetapi merupakan konflik akibat

    sentimen dan fanatik kedaerahan yang mayoritas melibatkan kalangan pemuda desa

    setempat.

    Hasil observasi awal penulis dapat diketahui bahwa di Desa Batu Ampar

    Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau terkadang masih terjadi

    terlibat konflik antaranya pemuda yang ada, kejadian ini biasanya berlangsung ketika

    ada pertandingan olahraga tiga bulan sekali atau ketika ingin menggunakan fasilitas

    desa untuk latihan pada sore hari antara Rukun Tetangga (RT) 2, 3 dan 4 dengan RT

    5Titik Sunarti Widyaningsih, “Internalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Pada Siswa Smp

    Dalam Perspektif Fenomenologis (Studi Kasus Di Smp 2 Bantul)”,jurnalInternalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter no 3 volume 3 2013, hlm. 184.

    6Kofi A. Annan, Demokrasi dan Konflik yang Mengakar: Sejumlah Pilihan untuk Negosiator, (Jakarta: AMEEPRO, 2000), hlm. 13.

  • 9,10 dan 11. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Mahroni

    selaku Kepala Desa Batu Ampar, sebagai berikut:

    Pengakuan mereka itu hanya kesalahan sepele, ada yang bilang kalau karena perempuan awal mulanya, ada juga yang mengaku karena rebutan tempat olahraga, jadi mereka ini sering betul antara RT 2, 3 dan 4 berkelahi dengan RT 9 dan 10. Sebetulnya mereka ini masih muda, usia 20 sampai 25 an. Jadi kami selaku orangtua hanya bisa mendamaikan saja.7 Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemicu terjadinya konflik pada

    dasarnya karena emosi yang sesaat, dikarenakan usia muda rentan terhadap konflik,

    bila ada acara seperti pertandingan olahraga maka sering terjadi konflik antar pemuda

    desa Batu Ampar. Selain itu pula tidak ada yang tahu pasti kapan konflik komunal ini

    berawal, namun dari banyak kasus yang terjadi pemicu utama konflik ini adalah

    perkelahian antar pemuda yang kadang merupakan konflik perseorangan, namun

    karena atas nama solidaritas kedaerahan maka konflik tersebut berlanjut menjadi

    seolah-olah konflik antar daerah, selain kerugian material, konflik tersebut tidak jarang

    menjatuhkan korban jiwa. Konflik antar kelompok pemuda yang terjadi di Batu Ampar

    ini sangat begitu memprihatinkan, karena konflik ini sudah begitu lama, akan tetapi

    pemerintah setempat sepertinya kurang memperhatikan masalah ini. Terbukti

    perkelahian antar pemuda desa tersebut sering kali terjadi. Seharusnya pemerintah

    setempat lebih serius dalam menangani kasus tersebut. Masalahnya setiap konflik yang

    terjadi tidak jarang menimbulkan banyak kerugian.

    Peran pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan, karena dampak dari masalah

    ini begitu serius dan perlu penanganan yang serius pula oleh pemerintah daerah

    7Wawancara dengan Bapak Mahroni selaku Kepala Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning

    Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 22 Juli 2019

  • setempat yang bertikai. Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka

    penulis tertarik untuk menyusun proposal skripsi dengan judul: “Strategi Pemerintah

    Desa dalam Mengatasi Konflik Antar Pemuda Desa (Studi Kasus di Desa Batu

    Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan sebelumnya,

    rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa

    Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau?

    2. Apa dampak dari adanya perkelahian antar pemuda di Desa Batu Ampar

    Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau?

    3. Bagaimana strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa

    di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi

    Riau?

    C. Batasan Masalah

    Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang menyebabkan

    pembahasan menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat

    sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya membahas mengenai

    strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu

    Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

  • D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu

    kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam proposal skripsi ini.

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

    a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar

    pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir

    Provinsi Riau.

    b. Untuk mengetahui dampak dari adanya perkelahian antar pemuda di Desa Batu

    Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    c. Untuk mengetahui strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda

    Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir

    Provinsi Riau.

    2. Kegunaan Penelitian

    Penelitian mengenai strategi pemerintah Desa terhadap konflik antar pemuda

    di Desa Batu Ampar ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

    a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah desa di Desa Batu Ampar Kecamatan

    Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    b. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu pengalaman dan

    wawasan bagi penulis sendiri terhadap strategi pemerintah Desa terhadap konflik

    antar pemuda, serta menjadi bahan bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan

    membacanya.

  • c. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) di

    Fakultas Syariah UIN (Universitas Islam Negeri) STS (Sulthan Thaha Siafuddin)

    Jambi.

    d. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk Fakultas Syari’ah khususnya

    jurusan Ilmu Pemerintahan/MPD, dan dosen-dosen Fakultas Syari’ah lainnya.

    e. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan praktisi

    masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat

    sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

    E. Kerangka Teori

    1. Pengertian Konflik

    Konflik, perselesihan, percekcokan, pertentangan dan perkelahian, merupakan

    pengalaman hidup yang cukup mendasar, karena meskipun tidak harus, tetapi mungkin

    bahkan amat mungkin terjadi. Seperti pengalaman hidup yang lain, konflik tidak dapat

    dirumuskan secara ketat. Lebih tepat bila konflik itu diuraikan dan dilukiskan. Aderiani

    mendefinisikan konflik sebagai berikut yaitu persaingan atau pertentangan antara

    pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain. Keadaan atau perilaku yang bertentangan

    (misal pertentangan pendapat, kepentingan, atau pertentangan individu), perselisihan

    akibat kebutuhan, dorongan, keinginan, atau tuntutan yang bertentangan dan

    perseteruan.8 Konflik merupakan sebagai sebuah proses yang dimulai ketika suatu

    8 Aderiani, dkk, “Identifikasi Konflik Yang Terjadi Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi

    Gedung”, jurnal Nasional Manajemen Teknologi, 25-26 Pebruari 2005, hlm. 22

  • pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu

    yang menjadi kondisi yang merupakan titik awal proses konflik.9

    Dari uraian di atas kesimpulannya, konflik ialah proses atau keadaan dimana

    dua atau lebih dari pihak-pihak itu melakukan persaingan, pertentangan, perselisihan

    dan perseteruan dengan berusaha menggagalkan tujuan masing-masing pihak dan hal

    itu merupakan kekuasaan yang kreatif dari sejarah manusia.

    2. Faktor Penyebab Perkelahian Warga Desa

    Dalam penelitian ini faktor yang melatarbelakangi terjadinya konflik

    perkelahian antar warga desa adalah suatu perestiwa yang merupakan dorongan,

    dimana dorongan tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabkan konflik perkelahian

    antar warga desa. Di kehidupan masyarakat tidak sepenuhnya terlepas konflik karena

    setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses perubahan yang tidak berakhir,

    selain itu pula setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya, atau

    dengan perkataan lain, konflik merupakan gejala yang melekat di dalam setiap

    masyarakat. Serta, setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan

    bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial dan setiap masyarakat

    terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang-orang lain.10

    Suatu konflik yang terjadi antar kelompok menjadi tidak sehat apabila masing-

    masing pihak di dalam mencari pemecahanya tidak lagi bersifat rasional tapi lebih

    bersifat emosional. Akibatnya yang terjadi adalah seperti tawuran, penjarahan,

    9Andri Wahyudi, “Konflik, Konsep Teori dan Permasalahan”, Jurnal Manajemen Konflik , 2011,

    hlm. 4. 10 Hasan Waeduloh, “Manajemen Konflik Dalam Perspektif Dakwah”, jurnal Manajemen

    Konflik Dalam Perspektfi Dakwah, 2011, hlm. 96.

  • perusakan rumah warga, perkelahian antar kelompok di dalam masyarakat. Kekerasan

    sudah dijadikan sebagai media penyelesaian masalah. Badrun Susantyo

    mengemukakan dalam kondisi-kondisi tertentu pada individu-individu terdapat

    penurunan ambang-ambang tingkah laku kekerasan dalam bentuk-bentuk yang lebih

    ekstrim daripada yang dibenarkan oleh norma-norma yang biasanya mengatur

    kehidupan sehari-hari mereka.11

    Kondisi-kondisi ini meliputi: suatu keadaan prasangka bersama yang telah ada

    sebelumnya terhadap kelompok dimana korban keganasan itu menjadi anggota; suatu

    situasi sesaat yang bertindak meningkatkan rasa terancam yang sudah ada yang

    disebabkan oleh kelompok lain; penegasan situasi sesaat sebagai situasi yang

    membenarkan pengunaan sejumlah norma-norma yang memaafkan kekerasan (norma-

    norma telah dimiliki bersama tersedia untuk hal-hal seperti itu) serta bertambahnya

    sifat mudah terangsang yang diekspresikan dalam tingkah laku dengan cara-cara yang

    dikuasai secara sempit dan eksklusif oleh sesuatu norma-norma yang membenarkan

    kekerasan.

    Agresif merupakan suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi,

    melukai, membunuh atau menghukum orang lain atau secara singkatnya agresif adalah

    yang dimaksudkan untuk melukai orang lain ataupun merusak orang lain. Adapun

    sebab-sebab terjadinya agresif ada beberapa hal:12

    11 Badrun Susantyo, “Faktor-Faktor Determinan Penyebab Perilaku Agresif Remaja Di

    Permukiman Kumuh Di Kota Bandung,” Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI, 2016, hlm. 3.

    12Mu’tadin, Agresif, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 5.

  • a. Amarah

    Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf yang

    tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat biasanya disebabkan adanya

    kesalahan yang mungkin nyata-nyata atau mungkin juga. Pada saat marah ada perasaan

    ingin menyerang, meninju atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran kejam.

    b. Faktor Biologis

    Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku: a. Gen,

    berpengaruh pada pembentukan sistem otak yang mengatur perilaku agresif. b. Sistem

    Otak, memperkuat atau menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresif. c.

    Kimia Darah, kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor

    keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresif.

    c. Kesenjangan Generasi

    Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan

    orangtuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal

    dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi orang tua dan anak diyakini

    sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku agresif.

    d. Lingkungan

    Adanya pengaruh lingkungan seperti : a. Kemiskinan, bila seorang anak besar

    dalam lingkungan yang miskin maka perilaku agresif mereka secara alami mengalami

    penguatan, b. Anonimitas, kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota

    besar lainya menyajikan berbagai sarana hiburan, suara, cahaya dan bermacam

    informasi yang besarnya sangat luar biasa. Orang secara otomatis cenderung berusaha

  • adaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap rangsangan yang berlebihan

    tersebut. Terlalu banyak rangsangan indera dan kognitif membuat dunia sangat

    impersonal, artinya antara satu orang dengan orang lain tidak saling kenal mengenal

    atau mengetahui secara baik. Lebih jauh lagi seorang cenderung anonim (tidak

    mempunyai identitas diri). Bila orang merasa anonim ia cenderung berperilaku

    semaunya sendiri, karena ia merasa tidak terikat lagi dengan norma-norma masyarakat

    dan kurang bersimpati pada orang lain. c. Suhu udara yang panas, terdapat pandangan

    bahwa suhu udara yang tinggi memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa

    peningkatan agresifitas. Pada tahun 1986 US Riot Comission pernah melaporkan

    bahwa dalam musim panas rangkaian kerusuhan dan agresifitas massa di Amerika lebih

    banyak terjadi dibanding dengan musim-musim lainya.

    e. Peran Belajar Model Kekerasan,

    Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini anak-anak dan remaja banyak

    belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui TV dan juga games atau mainan yang

    bertema kekerasan. Pendapat ini sesuai yang diutarakan yang mengatakan bahwa

    melihat perkelahian dan pembunuhan meski sedikit pasti akan menimbulkan

    rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut. Dalam suatu

    penelitian dikemukakan bahwa anak-anak yang memiliki kadar agresif di atas normal

    akan lebih cenderung bertindak keras terhadap anak lain setelah menyaksikan adegan

    kekerasan dan meningkatkan agresif dalam kehidupan sehari-hari dan adanya

    kemungkinan efek ini sifatnya menetap.

  • f. Frustasi

    Frustasi ialah suatu keadaan, dimana kebutuhan tidak bisa terpenuhi, dan tujuan

    tidak bisa tercapai. frustasi terjadi bila sesorang terhalang oleh suatu hal dalam

    mencapai tujuan, kebutuhan, keinginan, harapan, atau tindakan tertentu. Agresif

    merupakan salah satu respon atau reaksi negatif frustasi.

    g. Proses pendisiplinan yang keliru

    Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama

    dilakukan dengan adanya hukuman fisik dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang

    buruk bagi remaja. Pendidikan disiplin seperti itu akan membuat remaja menjadi

    menjadi penakut, tidak ramah dengan orang lain dan membenci orang yang memberi

    hukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif dan pada akhirnya melampiaskan

    kemarahanya dalam bentuk agresif pada orang lain. Semakin tinggi pendidikan

    sesorang, semakin bijak prilaku orang tersebut kriteria atau ukuran dalam

    menggolongkan suatu kelompok diantaranya adalah ukuran ilmu pengetahuan.

    h. Ekonomi

    Persaingan individu-individu di bidang ekonomi, persaingan memang salah

    satu bentuk konflik antar orang, tetapi kalau dilihat dalam keseluruhan interaksi yang

    membentuk masyarakat, persaingan merupakan relasi yang memainkan peranan positif

    bagi seluruh group. Konflik bukan atas modal dan kerja, melainkan antara businnes

    yang mencapai keuntungan dan industri, yaitu produksi maksimal barang dan jasa,

    bahkan di zaman primitif pihak saingan atau musuh dibunuh saja oleh pihak lebih yang

    kuat. Faktor ekonomi sangat mempengaruhi timbulnya kenakalan atau tindakan yang

    bertentangan dengan norma.

  • i. Kepadatan Penduduk

    Kepadatan penduduk berimbas pada meningkatnya kebutuhan umat manusia,

    hingga terjadi persaingan. Melihat konflik yang tak ada henti-hentinya, meningkatnya

    kebutuhan umat manusia, akan menjadi semakin meningkat dan perebutan sumber

    daya akan makin seru, intensif dan keras. Dia menengarai gelagat konflik di masa

    depan yaitu dengan memahami hakekat penyebab konflik tersebut, persepsi tentang

    kelangkaan sumber daya serta kelangkaan posisional akan tetap menjadi pemicu

    konflik di masa depan. Dalam situasi seperti itu, konflik yang terjadi lebih banyak

    mengambil perwujudan untuk perebutan pasar dan sebagainya. Kemudian konflik yang

    ada selanjutnya diperparah oleh pembentukan sistem nilai yang sulit dihindari dalam

    satu dunia dimana kontak antara budaya telah menjadi semakin intens.

    j. Usia

    Usia muda rentan terhadap konflik, karena keadaan emosi yang masih tinggi.

    Terjadinya konflik dapat mengakibatkan munculnya suatu perubahan struktural atau

    perubahan sosial khususnya yang berkaitan dengan struktur otoritas. Dahrendorf yang

    melihat hubungan erat antara konflik dan perubahan. Ia menyatakan seluruh kreatifitas,

    inovasi dan perkembangan dalam kehidupan individu kelompoknya dan

    masyarakatnya, disebabkan terjadinya antara kelompok dengan kelompok, individu

    dan individu serta antara emosi dan emosi di dalam diri individu.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa terdapat beberapa faktor

    penyebab terjadinya konflik. Maka penulis menggunakan teori ini untuk menjawab

    faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa Batu Ampar

    Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

  • 3. Dampak Dari Perkelahian Antar Warga Desa

    Dampak adalah sesuatu yang dimungkinkan sangat mendatangkan akibat atau

    sebab yang membuat terjadinya sesuatu, baik yang membuat terjadinya sesuatu, baik

    yang bersifat positif maupun negatif. Dampak negatif dari konflik adalah banyak dan

    bervariasi.13 Konflik dapat menyebabkan kesengsaraan jiwa yang mendalam. Suatu

    hubungan yang menawarkan peluang yang cerah bagi kedua belah pihak dapat saja

    berubah menjadi buruk karena konflik tidak dikendalikan secara efektif. Keluarga

    dapat menjadi hancur, perkawinan retak, dan kondisi kejiawaan anak-anak menjadi

    terancam. Pada tingkat yang lebih mendalam, konflik dapat memperburuk suatu

    hubungan dan menyebabkan keretakan hubungan.

    Sering terjadinya tawuran antara anak muda di desa Batu Ampar, walau tidak

    menimbulkan korban jiwa, melainkan hanya luka-luka kecil, atau serius terbukti

    menimbulkan keresahan bagi seluruh warga masyarakat. Di malam hari, terutama

    setelah Isya, tidak sedikit penduduk desa Batu Ampar yang berani keluar rumah. Ini

    karena seringnya mereka mengalami kenyataan ‘dikompas’ (dimintai uang dengan

    kekerasan) oleh sejumlah pemuda desanya sendiri.

    Itu artinya konflik dapat ditujukan pada kebaikan maupun keburukan. Konflik

    itu sendiri mungkin sangat diharapkan. Arah konflik itu dapat bersifat destruktif. Lebih

    mudah untuk menyatakan aspek negatif dari suatu konflik. Menurut Wijono di Dedi

    Kurniawan dan Abdul Syani pola kehidupan sosial itulah yang dapat dengan mudah

    kita ketahui akan keberadaan konflik itu. Karena hal ini bisa kita lihat dampaknya

    13 Badrun Susantyo, “Faktor-Faktor Determinan Penyebab Perilaku Agresif Remaja Di

    Permukiman Kumuh Di Kota Bandung”, hlm. 3.

  • dalam kehidupan, baik itu berupa dampak positif atau dampak negatif dari konflik bagi

    kehidupan sosial, adapun dampak-dampaknya adalah sebagai berikut:14

    a. Dampak Positif Konflik

    1. Membawa masalah-masalah yang diabaikan sebelumnya secara terbuka,

    2. Memotovasi orang lain untuk memahami setiap posisi orang lain,

    3. Mendorong ide-ide baru, memfasilitasi perbaikan dan perubahan,

    4. Dapat meningkatkan kualitas keputusan dengan cara mendorong orang untuk

    membuat asumsi melakukan perbuatan.

    b. Dampak Negatif Konflik

    1. Dapat menimbulkan emosi dan stres,

    2. Berkurangya komunikasi yang digunakan sebagai persyaratan untuk kordinasi,

    3. Munculnya pertukaran gaya partisipasi menjadi gaya otoritatif,

    4. Dapat menimbulkan prasangka-prasangka negatif,

    5. Memberikan tekanan loyalitas terhadap sebuah kelompok.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa dampak

    dari perkelahian yang ditimbulkan oleh konflik di desa. Untuk itu penulis

    menggunakan teori ini untuk menemukan dampak dari adanya perkelahian antar

    pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi

    Riau.

    14Dedi Kurniawan dan Abdul Syani, “Faktor Penyebab, Dampak Dan Strategi Penyelesaian

    Konflik Antar Warga Di Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan”, Jurnal Sosiologi, Vol. 15, No. 1: 1-12, hlm. 6.

  • 4. Upaya Untuk Menanggulangi Perkelahian Antar Warga Desa

    Konflik merupakan gejala kemasyarakatan yang akan senantiasa melekat di

    dalam kehidupan masyarakat dan oleh karenanya tidak mungkin dilenyapkan. Oleh

    karena itu perkelahian antar warga desa hanya bisa dikendalikan agar konflik yang

    terjadi di antara berbagai kekuatan sosial. Menurut Muhammad Jalil bentuk-bentuk

    pengendalian konflik ada tiga yaitu:15

    a. Konsiliasi (conciliation)

    Pengendalian semacam ini terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang

    memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan-keputusan di

    antara pihak-pihak yang berlawananan mengenai persoalan-persoalan yang mereka

    pertentangkan.

    b. Mediasi (mediation)

    Bentuk pengendalian ini dilakukan dimana kedua belah pihak yang bersengketa

    bersama-sama bersepakat untuk menunjuk pihak ke tiga yang akan memberikan

    nasihat-nasihatnya tentang bagaimana mereka sebaiknya menyelesaikan pertentangan

    mereka.

    c. Perwasitan (artibration)

    Di dalam hal ini kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk

    menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu

    untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka.

    15Muhammad Jalil, “ Strategi Komunikasi Tokoh Masyarakat Dalam Menyelesaikan Konflik

    Sengketa Tanah Di Desa Pasir Belengkong Kecamatan Pasir Belengkong Kabupaten Paser”, Jurnal Komunikasi 2014, hlm. 4.

  • Menurut Toto Suharto ada lima pendekatan pada manajemen konflik yang

    sudah umum diterima. Tidak ada satu pendekatan pun yang efektif untuk semua situasi.

    Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kemampuan menggunakan setiap gaya

    sesuai dengan situasi. Lima gaya manajemen konflik yaitu:16

    d. Kolaborasi (kerjasama)

    Kolaborasi ialah gaya menangani konflik sama-sama menang. Gaya ini

    mencoba mengadakan pertukaran informasi. Ada kenginan untuk melihat sedalam

    mungkin semua perbedaan yang ada dan mencari pemecahan yang disepakati semua

    pihak. Gaya ini erat kaitanya dengan metode memcahkan persoalan dan paling efektif

    untuk persoalan yang kompleks. Gaya ini mendorong orang berpikir kreatif. Salah satu

    kelebihan dari gaya ini adalah orang berusaha mencari berbagai alternatif. Semua pihak

    terdorong untuk mempertimbangkan semua informasi dari berbagai nara sumber dan

    perspektif. Namun, gaya ini tidak efektif bila pihak-pihak yang terlibat konflik tidak

    punya niat untuk menyelesaikan masalah atau bila waktu terbatas. Kerjasama butuh

    waktu.

    Gaya ini bila diaplikasikan pada tahap konflik lebih tinggi dapat menimbulkan

    kekecewaan karena logika dan pertimbangan rasional sering dikalahkan oleh emosi

    yang terkait dengan suatu pendirian atau sikap. Gaya kolaborasi menyatukan langkah

    semua pihak pada upaya mencari pemecahan yang kompleks. Gaya ini tepat digunakan

    bila orang dan masalah jalas terpisah satu dari yang lain, dan biasanya tidak efektif bila

    16Toto Suharto, “Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat”, Fakultas Tarbiyah IAIN

    Raden Fatah Palembang, November 2005, hlm. 325.

  • pihak-pihak yang bertikai memang ingin beretengkar. Gaya ini dapat menjadi

    motivator positif dalam sesi brainstroming atau problem-solving.

    e. Mengikuti Kemauan Orang Lain

    Mengikuti Kemauan Orang lain atau disebut placating (memuji) ialah gaya lain

    untuk mengatasi konflik dengan menilai orang lain lebih tinggi dan memberikan nilai

    lebih rendah pada diri sendiri barangkali mencerminkan rasa rendah diri orang tersebut.

    Gaya ini juga digunakan untuk menyanjung-nyanjung orang lain, sehingga

    membuatnya merasa lebih tenang dalam mengahadapi persoalan bersangkutan. Gaya

    ini mengikuti kemauan orang lain berusaha menyembunyikan sejauh mungkin

    perbedaan yang ada antara pihak-pihak terlibat dan mencari titik persamaan.

    f. Mendominasi (menonjolkan kemauan sendiri)

    Mendominasi (menonjolkan kemauan sendiri) ialah kebalikan dari gaya

    mengikuti kemauan orang lain. Gaya ini menekankan kepentingan diri sendiri. Pada

    gaya mendominasi, kepentingan orang lain tidak digubris sama sekali. Gaya

    mendominasi bisa efektif bila ada perbedaan besar dalam tingkat pengetahuan yang

    dimiliki. Kemampuan menyajikan fakta, menimbang berbagai persoalan, berbagai

    persoalan, memberikan nasehat yang jitu dan menggerakan langkah nyata selam

    konflik, akan sangat berguna.

    g. Menghindari

    Menghindari adalah gaya menangani konflik yang tidak memberikan nilai yang

    tinggi pada dirinya atau orang lain. Ini adalah gaya “jangan merusak suasana”. Aspek

    negatif dari gaya ini adalah melemparkan masalah pada orang lain atau

    mengesampingkan masalah. Orang yang menggunakan gaya ini menarik diri dari

  • situasi yang ada dan membiarkan orang lain untuk menyelesaikannya. Bila persolaan

    yang dihadapi tidak penting, mengulur-ngulur waktu dapat mendinginkan suasana. Di

    sisi lain gaya ini menjengkelkan bagi pihak lain karena harus menunggu lama untuk

    mendapatkan jawaban dan tidak banyak memberikan kepuasaan, sehingga konflik akan

    terus berlanjut.

    h. Kompromi

    Gaya ini berorientasi jalan tengah, karena setiap orang punya sesuatu untuk

    ditawarkan dan sesuatu untuk diterima. Gaya ini sangat efektif bila kedua belah pihak

    sama-sama benar, tetapi menghasilkan penyelesaian keliru bila salah satu pihak salah.

    Gaya kompromi paling efektif bila persoalan yang dihadapi kompleks atau bila

    kekuasan berimbang. Kompromi dapat berarti membagi perbedaan atau bertukar

    konsensi. Semua pihak jelas harus bersedia mengorbankan sesuatu agar tercapainya

    penyelesaian.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima bagian bentuk-

    bentuk pengendalian konflik. Penulis menggunakan teori bentuk-bentuk pengendalian

    konflik ini untuk menjawab strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar

    pemuda Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir

    Provinsi Riau.

    F. Tinjauan Pustaka

    Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

    peneliti lakukan, yaitu;

    Pertama, penelitian yang dilakukan Toar Galang, mahasiswa Jurusan

    Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung,

  • ditulis pada tahun 2016, dengan judul “Peranan Kepala Desa Dalam Penyelesaian

    Konflik Antar Masyarakat Di Desa Lemoh Kecamatan Tombariri Timur”,.17 Penelitian

    ini berfokus pada Peranan Kepala Desa dalam penyelesaian konflik yang terjadi antar

    masyarakat di desa lemoh kecamatan tombariri timur. Penelitian ini menggunakan

    metode penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

    deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, Ketua BPD, Tokoh

    Agama, Tokoh Pemuda, dan Tokoh Masyarakat. Selanjutnya dilakukan Analisa Data

    melalui langkah-langkah : Reduksi Data, Penyajian data dan Penarikan Kesimpulan.

    Kesimpulan Penelitian menunjukan bahwa Peran Kepala Desa sebagai Motivator,

    Fasilitator dan Mediator dalam Penyelesaian Konflik belum sepenuhnya berjalan

    maksimal. Bersadasrkan Hasil dan Kesimpulan Penelitian tersebut, maka Perlu adanya

    Peningkatan Kesadaran Peran Kepala Desa dalam Menyelesaikan Konflik yang Terjadi

    di Masyarakat.

    Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Marwin Sardi, mahasiswa Bagian Hukum

    Pidana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, ditulis pada tahun 2015,

    dengan judul “Tinjauan Kriminologis Terhadap Konflik Antar Warga Di Kabupaten

    Luwu Utara (Studi Kasus Tahun 2011-2014).18 Penelitian ini berfokus pada faktor

    penyebab sehingga terjadinya konflik antar warga di Kabupaten Luwu Utara Provinsi

    Sulawesi Selatan dan untuk mengetahui dan menganalisis upaya-upaya yang dilakukan

    aparat kepolisian untuk menghindari terjadinya konflik antar warga di Kabupaten

    17Toar Galang, “Peranan Kepala Desa Dalam Penyelesaian Konflik Antar Masyarakat Di Desa

    Lemoh Kecamatan Tombariri Timur”, Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung, 2016, hlm. 4.

    18Sardi, “Tinjauan Kriminologis Terhadap Konflik Antar Warga Di Kabupaten Luwu Utara (Studi Kasus Tahun 2011-2014)”, Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, 2015, hlm. 4.

  • Luwu Utara Provinsi Sulawasi Utara. Penelitian yang dilaksanankan oleh penulis yang

    tertuang dalam judulnya mengenai “Tinjauan Kriminologis Terhadap Konflik Antar

    Warga Di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan“, maka penulis melakukan

    penelitian di kantor Polres Kabupaten Luwu Utara dan Desa-desa yang terlibat konflik,

    serta penelitian kepustakan dengan mempelajari buku-buku, perundang-undangan

    yang berhubung dengan materi penulisan skripsi ini.

    Hasil yang dicapai dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, faktor penyebab

    terjadinya konflik antar warga di Kabupaten Luwu Utara yang terjadi di wilaya hukum

    Polres Kabupaten Luwu Utara adalah ketersinggungan anggota kelompok,

    kesalahpahaman, dendam, minuman keras, rasa solidaritas, kesenjangan sosial/faktor

    ekonomi, perluasan lahan, pilkada dan hal-hal yang dapat membuat perpecahan,

    misalnya pilkada dan upaya-upaya yang dilakukan aparat kepolisian dalam

    menanggulangi konflik antar warga adalah: Metode preventif merupakan usaha atau

    upaya-upaya pencegahan kejahatan sejak awal atau sejak dini yang dilakukan oleh

    kepolisian yang mana tindakan itu lebih bersifat psikis atau moril untuk mengajak atau

    menghimbau kepada masyarakat agar dapat mentaati setiap norma-norma yang

    berlaku. Metode preventif merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk

    mencegah timbulnya kejahatan dengan tindakan pengendalian dan pengawasan, atau

    menciptakan suasana yang kondusif guna mengurangi dan selanjutnya menekan agar

    kejahatan itu tidak berkembang ditengah masyarakat.

    Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Carlos, J Adam, mahasiswa Program

    Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

    Hasanuddin Makassar, ditulis pada tahun 2014, dengan judul “Peran Pemerintah Desa

  • Dalam Menyelesaikan Pertikaian Antar Warga Desa Basaan Kecamatan Ratatotok,”19

    Penelitian ini berfokus pada upaya-upaya apa saja yang di lakukan oleh pemerintah

    Desa Basaan Kecamatan Ratatotok. Metode yang di gunakan adalah Deskriptif

    Kualitatif dimana informan yang di tentukan adalah: Pemerintah Desa, Tokoh-tokoh

    Agama, dan Tokoh-Tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

    peran pemerintah dalam menyelesaikan konflik antar warga masih belum efektif, hal

    ini di buktikan karena masih terjadinya petikaian yang belum di selesaikan.

    Dari beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan beberapa

    persamaan dan perbedaannya. Persamaan skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian

    sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam membahas pokok

    permasalahan, yaitu variabel peran kepala desa dan konflik antar desa dan juga

    pemuda. Sedangkan, perbedaan antara skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian

    sebelumnya adalah pada peran pemerintah desa dan evaluasi yang dilakukan dalam

    menyelesaikan konflik antar pemuda di desa Batu Ampar.

    Adanya persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam skripsi ini dengan hasil-

    hasil penelitian sebelumnya tentu membawa konsekuensi pada hasil penelitian yang

    diperolehnya. Bila pada hasil-hasil penelitian sebelumnya ditujukan untuk memperoleh

    gambaran/deskriptif variabel itu sendiri (variabel peran pemerintah desa dan evaluasi),

    maka pada penelitian ini diharapkan untuk menghasilkan gambaran tentang strategi

    pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu Ampar

    Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    19Carlos, J Adam, “Peran Pemerintah Desa Dalam Menyelesaikan Pertikaian Antar Warga Desa

    Basaan Kecamatan Ratatotok”, Studi Ilmu PemerintahanFakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar, 2014, hlm. 4.

  • BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini tentang strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar

    pemuda Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir

    Provinsi Riau. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian. Pemilihan

    lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

    1. Strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu

    Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau dapat

    menghasilkan hasil yang baik, dikarenakan dilakukan dengan pendekatan yang

    positif dan mencarikan solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak yang

    berkonflik.

    2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai

    keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

    B. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk

    mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.20 Sehingga

    memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui

    strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu

    Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Menurut

    20Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

    2011), hlm. 22.

    23

  • Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

    yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya

    adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci”.21

    Merriam menambahkan, “Qualitative research is planning a research projec

    can be compared to planning for a variation trip...”22 itu artinya artinya, kualitatif

    adalah suatu rencana dan cara yang akan digunakan peneliti untuk meneliti pada

    kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)23 dimana peneliti

    adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

    (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

    lebih menekankan makna daripada generalisasi.

    C. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun

    jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara

    lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya.24

    Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui observasi dan

    wawancara dilokasi penelitian.

    21Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),

    hlm. 9. 22Sharan B. Merriam, Rualitative Research and Case Study Applications in Education, (New

    York City, 1998), hlm. 3. 23Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 9. 24Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

    2006), hlm. 16.

  • 2. Data skunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

    pengumpul data.25 misalnya melalui dokumentasi, literature, pustaka lainnya yang

    berhubungan dengan penelitian ini.

    Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan

    dokumentasi serta buku-buku penunjang penulisan. Sumber data manusia berbentuk

    perkataan orang yang bisa memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang

    berbentuk suasana/ peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi

    ruangan, suasana, dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan

    diobservasi dan buku-buku adalah bahan yang diokumentasikan.

    D. Unit Analisis

    Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian

    tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel. Unit

    analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi

    swasta atau sekelompok orang.26 Unit analisis juga menjelaskan kapan waktu (tahun

    berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian tidak secara jelas

    menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut.

    Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul:

    “Strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu

    Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau ”. Penelitian ini,

    unit analisisnya adalah strategi pemerintah Desa terhadap konflik antar pemuda di Desa

    Batu Ampar. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak

    25Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18. 26Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi, (2012),

    hlm. 62.

  • menggunakan popupasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen

    dari Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau dan

    informasi-informasi yang berasal dari aparat-aparat dan masyarakatnya.

    Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive

    sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan informasi.27 Penentuan

    unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf kelebihan artinya

    bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh

    tambahan informasi baru.28 Informan adalah orang yang memberi atau orang yang

    menjadi sumber data dalam penelitian (narasumber). Informan adalah orang yang di

    wawancarai, diminta informasi oleh peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi

    informan ini menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek

    penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kewenangan dan

    keilmuan yang terkait dengan penelitian ini, mereka diantaranya:

    1. Kepala Desa Batu Ampar

    2. Dua Pegawai Desa Batu Ampar

    3. Empat pemuda Desa Batu Ampar

    E. Instrumen Pengumpulan Data

    1. Observasi

    Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

    sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Hartinis Yamin

    menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang

    27Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18. 28Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 85.

  • dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif

    dalam aktiivitas mereka.” 29 Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi

    menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke tempat

    kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

    Alasan penggunaan pengamatan adalah karena teknik pengamatan ini

    didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua karena teknik pengamatan

    memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan

    kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, teknik

    pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan

    dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari

    data. Keempat, dapat mencegah yang biasanya terjadi pada proses wawancara. Kelima,

    teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang

    rumit. Obyek observasi menurut Spradley dinamakan situasi sosial, sebagaimana di

    kutip oleh Syamsudin terdiri atas:30

    a. Place, tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.

    b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.

    c. Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang

    berlangsung.

    Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih

    observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana

    peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki.

    29 Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,

    (Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009), hlm. 79. 30Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 34.

  • Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek

    penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan oleh pemerintah desa dalam mengaktualisasi strategi pemerintah desa dalam

    mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning

    Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Observasi yang dilakukan penulis dalam

    skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai

    berikut:

    1) Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara berfikir

    2) Interaksi sosial dan tempat lingkungan

    3) Ekspresi saat wawancara

    4) Bahasa tubuh saat wawancara

    2. Wawancara

    Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

    melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

    Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

    menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui

    hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview) dimana

    pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

    Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui

    dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Wawancara ini termasuk

    wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan

    untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

  • pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

    menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan

    terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.31

    Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,

    laptop, tape recorder dan camera karena penulis menggunakan wawancara catatan

    lapangan. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua

    percakapan dengan sumber data, dimana kesemuanya telah digunakan setelah

    mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah semi

    terstruktur. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang

    dilakukan kepada subyek dengan menggunakan dokumentasi catatan lapangan.

    Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:

    a. Latar belakang, lingkungan dan aktivitas di Desa Batu Ampar Kecamatan

    Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    b. Kegiatan dan aktivitas di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten

    Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    c. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa Batu

    Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    d. Dampak dari adanya perkelahian antar pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan

    Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    e. Strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu

    Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    f. Kondisi sarana dan sumberdaya

    31Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 233-234.

  • g. Hasil pencapaian dan harapan

    3. Dokumentasi

    Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

    arsip dan dokumen baik yang berada di Kantor Desa Batu Ampar, yang ada

    hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution menyatakan dokumentasi adalah

    mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan,

    dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.32 Dalam hal ini

    dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang

    di teliti.

    Menurut Hartinis, “dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

    variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

    rapat, agenda dan sebagainy.”33 Dokumentasi dalam penelitian sebagai sumber data

    karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,

    menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Teknik dokumentasi digunakan untuk

    mengumpulkan data. Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data

    mengenai sejarah, visi-misi, profil, serta bukti-bukti Strategi pemerintah desa dalam

    mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning

    Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    F. Teknik Analisis Data

    Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke

    dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

    32Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 143. 33Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif, hlm.

    219.

  • penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada

    orang lain. Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu

    dengan data yang lain. Fakta atau informasi tersebut kemudian di seleksi dan

    dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna. Analisis data

    merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian. Data yang telah diperoleh

    akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini

    menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman. Menurut Miles and

    Huberman di dalam buku Sugiyono mengemukakan bahwa “aktivitas analisis data

    kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

    tuntas, sehingga datanya sudah jenu,”34 Aktivitas analisis data yaitu reduksi data,

    penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.

    1. Reduksi Data

    Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

    penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis

    di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat

    ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan

    sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan.

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

    hal-hal yang penting. Adapun data yang direduksi akan memberikan gambaran yang

    lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data

    selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh

    34Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 95.

  • melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan

    diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.

    2. Penyajian Data

    Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau menyajikan

    data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga

    dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian data juga dapat dilakukan

    dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini

    Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent from of display data for

    qualitative research data in the past has been narrative text,” 35 Yang paling sering

    digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah data teks yang

    bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan penulis untuk

    memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

    telah dipahami, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik,

    nerwork (jejaring kerja) dan chart.

    Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian

    singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling sering

    digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti

    menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan

    mengelompokkan data sesuai dengan sub babnya masing-masing. Data yang telah

    didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.

    3. Kesimpulan/Verifikasi

    35Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 249.

  • Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

    penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

    bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang

    mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.36 Kesimpulan dalam penulisan

    kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

    berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga

    menjadi jelas setelah diteliti.

    Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga

    metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan penulis

    lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan lapangan, dan

    juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik kesimpulan terhadap

    Strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu

    Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    G. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan

    skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

    Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya

    menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran tentang

    tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

    Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka

    Pemikiran, Tinjauan Pustaka.

    36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.

  • BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan Penelitian,

    Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan Alat Analisis

    Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.

    BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah

    Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana

    BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

    pembahasan dan hasil penelitian.

    BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang

    terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan Daftar

    Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.

  • BAB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Desa Batu Ampar

    Pada umumnya, setiap daerah mempunyai cerita atau sejarah tersendiri tentang

    kelahiran. Desa Batu Ampar terletak di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri

    Hilir Provinsi Riau. Sebelum menjadi perkampungan, desa ini mempunyai sejarah

    yang cukup menarik untuk diketengahkan. Di hulu sungai reteh ada pemukiman

    penduduk yang sekarang telah menjadi sebuah desa bernamakan desa Batu Ampar

    yang sekarang termasuk administrasi Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir

    Provinsi Riau. Dimana desa Batu Ampar merupakan salah satu desa yang ada di

    kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau, Indonesia. Kecamatan

    Kemuning merupakan kecamatan terluar daerah daratan kabupaten Indragiri hilir yang

    berada pada bagian selatan dan merupakan satu satunya daerah berkontur relatif tinggi

    di kabupaten ini. Pada masa itu pemukiman ini merupakan sebuah dusun kecil yang

    terletak dipinggir sungai Reteh, dan didiami hanya sekelompok keluarga.37 Desa Batu

    Ampar mulai berdiri dan terbentuk tahun 1845 dengan kepala Desa pertama, yaitu:

    Tabel 3. 1

    37Dokumentasi Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Kemuning,_Indragiri_Hilirhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Indragiri_Hilirhttps://id.wikipedia.org/wiki/Riauhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

  • Nama Kepala Desa Batu Ampar dari Tahun 1845-2019

    No Nama Masa Jabatan 1 Demong Sirin 1845-1864 2 Itam demong 1864-1877 3 Hasan 1877-1898 4 Gendak 1898-1902 5 Jailani 1902-1904 6 Bujang 1904-1912 7 Sirin 1912-1915 8 Bujang 1915-1943 9 Lamsah 1943-1943 10 M. Yunus 1943-1949 11 Abdullah 1949-1990 12 Fauzi Abdullah 1990-1998 13 Delson 1998-2001 14 Zulsamsu 2001-2008 15 Yuliagus 2008-2009 (PJS) 16 Mahroni 2009-2016 17 Ida Laila 2017-2019 (PJS) 18 Mahroni 2019-2024

    Masyarakat desa Batu Ampar merupakan masyarakat yang mayoritas cara

    kehidupan beretani dan mengolah hasil hutan. Ladang berpindah-pindah adalah

    menjadi tradisi masa itu. Sehingga dusun ini selalu ditinggalkan warga bila saat

    berladang itu tiba. Dengan menggunakan parang dan beliung warga membuka lahan

    pertanian dan perkebunan sejak saat itulah desa Batu Ampar dikenal sebagai penghasil

    buah tahuan seperti buah duku, durian, dan buah-buahan hutan lainnya.

    Alat transfortasi yang tidak begitu mendukung, sehingga hasil tahunan tersebut

    tidak terjual dipasaran. Meskipun arus transfortasi dan informasi tidak mendukung,

    namun masyarakat desa Batu Ampar mampu bertahan, dengan demikian adat istiadat

    35

  • yang selalu di taati dan di patuhi masyarakat setempat. Dengan kebijakan pemerintah

    tentang pemekaran Kecamatan, desa Batu Ampar mengikuti arus pemekaran tersebut.

    Kecamatan Reteh merupakan landasan, Kecamatan Keritang Merupakan

    perkembangan, dan kecamatan Kemuning merupakan kemajuan. Kini desa Batu

    Ampar tidak lagi daerah yang terdisolir, arus informasi dan transformasi tidak lagi

    menghambat arus barang dan jasa dari luar dan dalam desa Batu Ampar, letaknya yang

    strategis dipinggiran jalan lintas timur, sumber daya manusia dan sumber daya alam

    secara beriringan telah ikut membenahi kemajuan desa.

    Kini desa Batu Ampar tidak lagi didiami sekelompok orang atau sekelompok

    keluarga, warga desa Batu Ampar telah berasimilasi dengan arus migran yang

    berdatangan untuk bertahan hidup maupun berinvestasi, suku dan bahasapun telah

    berkalaborasi dengan arus migran yang datang, kehidupan, kebersamaan dan

    kekeluargaan sudah menyatu untuk perkembangan dan kemajukan desa. Persaingan

    hidup merupakan hal yang positif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dengan

    kerukunan dan kebersamaan merupakan suatu modal guna untuk kemajuan desa.

    Dengan hukum adat yang bersendikan sara’ dan sara’ bersendikan kitabullah,

    walaupun berbeda prinsif dan kebiasaan, namun biasa disatukan dalam kata adat

    “dimana bumi dipijak disitu pulalah langit dijunjung” dengan pedoman pepatah adat

    ini, Batu Ampar mampu menciptakan kerukungan, kedamaian, kenyamanan dan

    kebersamaan demi menuju pembangunan manusia yang hakiki. 38

    38Dokumentasi Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

  • B. Visi dan Misi Desa Batu Ampar

    Visi adalah suatu gambaran yang menentang tentang keadaan masa depan yang

    diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan visi desa Batu

    Ampar ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang

    berkepentingan di desa Batu Ampar seperti pemerintahan desa, BPD, tokoh

    masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada

    umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satupun kerja wilayah

    pembangunan di Kecamatan.

    Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang membuat sesuatu

    pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi di desa tersebut.

    Pernyataan visi kemudian dijabarkan kedalam Misi agar dapat di

    operasionalkan/dikerjakan. Sebagaiman penyusunan visi, misipun dalam

    penyusunannya menggunkan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan

    kebutuhan desa Batu Ampar. 39

    1. Visi Desa Batu Ampar

    Berdasarkan kondisi masyarakat desa Batu Ampar saat ini, tantangan yang

    dihadapi 6 tahun mendatang serta memperhitungkan modal besar yang di miliki oleh

    desa Batu Ampar sumber pendapatan PAD, dana desa dari tingkat II, dan pusat

    amanatnya untuk pembangunan, operasional, pemberdayaan aparatur pemerintah dan

    kelembagaan yang ada di desa Batu Ampar Visi pembangunan “ Mari bersatu

    membangun tuntaskan kegiatan desa 2015-2021”, yakni:

    39Dokumtasi Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau

  • Menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran negara yang dianut, benar-benar telah

    dijadikan tuntutan utama setiap nafas kehidupan dan penyelenggaraan pemerintahan,

    pembangunan, kemasyarakatan dan pribadi, sehingga adanya kekuatan batin yang

    mendalam dijiwa setiap individu.

    a. Menumbuh kembangkan kebudayaan yang sudah ada, sehingga mampu bertahan

    dan bersifat akomodatif terhadap kemajuan peningkatan derajat, harkat, martabat

    manusia dan ikut dalam kontrbusi;

    b. Kondisi kehidupan sosial masyarakat dipandang dari sisi pendidikan, kesehatan,

    kesejahteraan, keamanan, kenyamanan, ketentraman, dan ketertiban sudah semakin

    meningkat sehingga menjadi kondusif untuk memacu pembangunan.

    c. Stabilitas ekonomi yang dapat dipertahankan dan bersifat dinamis, produktifitas,

    mengurangi pengangguran, menurunkan kemiskinan, membina usaha kecil

    kebutuhan masyarakat;

    d. Iklim demokratisasi yang semakin kondusif, stabilitas politik, maka keamanan dan

    ketertiban terkendali, partisipasi dan kecerdasan masyarakat politik semakin baik,

    penyelenggaraan pemerintahan yang kondusif, kualitas dan propesionalisme

    aparatur meningkat dan kapasitas yang semakin kuat sehingga tercapai kesatuan

    dan persatuan masyarakat;

    2. Misi Desa Batu Ampar

    Untuk mencapai tujuan dari visi di atas maka disusunlah misi sebagai langkah-

    langkah penjabaran dari visi tersebut di atas sebaai berikut:

    a. Menjadikan kinerja pemerintah desa, maksudnya adalah meningkatkan kualitas

    sumberdaya manusia yang mampu menguasai IPTEK dengan memiliki nilai-nilai

  • moral religious dan kultural, manajemen pembangunan infrastruktur yang maju dan

    mampu diakses secara marata tanpa ada tertinggal didasari ketaqwaan yang luhur;

    b. Mewujudkan nilai-nilai kebudayaan masyarakat, maksudnya adalah dengan

    budaya mampu bertahan terhadap kemajuan dan ikut berkontribusi dan memberi

    rasa aman;

    c. Mewujudkan sosial masyarakat, maksudnya adalah kehidupan masyarakat

    majemuk yang mendasar, didukung usaha sesuai profesi dan kemampuan;

    d. Menjadikan stabilitas ekonomi masyarakat, maksudnya adalah kondisikan

    pendapatan yang mendasar, didukung usaha sesuai profesi dan kemampuan;

    e. Mewujudkan suasana kehidupan masyarakat dan menyelenggarakan pemerintah

    yang demokratis, maksudnya adalah menjadikan suasana kemasyarakatan dan

    penyelenggraan pemerintahan yang dinamis sesuai dengan nilai-nilai luhur yang

    terkandung dalam pancasila dan konstitusi negara dalam koridor NKRI,

    meningkatkan kesadaran nasionalisme.

    C. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Batu Ampar

    Seperti halnya desa lain, desa Batu Ampar mempunyai struktur perangkat desa

    yaitu BPD, LPM, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Dusun, dan

    Ketua RT. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi pemerintah desa Batu

    Ampar ini dapat dilihat melalui struktur sebagai berikut:

    Struktur Organisasi Pemerintah Desa Batu Ampar

    KEPALA DESA IDA LAILA SH

  • Berdasarkan peraturan pemerintah Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014

    tentang desa menyatakan bahwa: Kepala desa bertugas menyelenggarakan

    pemerintahan desa, melaksanakan pebangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa

    dan pemberdayaan masyarakat desa.40 Adapun tugas dan fungsi masing-masing bagian

    dari struktur organisasi pemerintah tersebut di atas adalah sebagai berikut:

    40Undang-Undang RI Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 26 ayat (1).

    BPD

    SEKRETARIS DESA

    ABDURRASIDI

    URUSAN

    UMUM

    INDRAWANA

    URUSAN

    KEUANGAN

    IRMA LIANA

    URUSAN

    PERENCANAAN

    ZULHAM, SE

    SEKSI

    PEMERINTAHAN

    RENA OKTOVIANA

    SEKSI

    KEMASYARAKAT

    AN AZAR YANDI

    SEKSI PEMBANGUNAN

    PEMBERDAYAAN

    KALIMAN

    DUSUN I

    ZULTOGO

    O

    DUSUN II

    BASRI

    DUSUN III

    MUSLIM

    R

    DUSUN IV

    SUDIRMA

    N

    DUSUN V

    MISTAM

    DUSUN VI

    NGATINO

    DUSUN VII

    SAMSUL

  • 1. Tugas Kepala Desa

    a. Memimpin penyelenggaraan daerah;

    b. Membina kehidupan masyarakat desa;

    c. Membina perekonomian desa;

    d. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;

    e. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa bersama lembaga adat desa;

    f. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjukkan kuasa

    hukumnya;

    g. Mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBD untuk di bahas bersama

    BPD dan menetapkan sebagai peraturan desa;

    h. Menjaga kelestarian adat istidat yang hidup dan berkembang di desa yang

    bersangkutan

    i. Melaksanakan kewewenang lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;

    2. Kewajiban Kepala Desa

    a. Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa kepada Bupati;

    b. Memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD;

    c. Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa kepada masyarakat;

    3. Fungsi Kepala Desa

    a. Pelaksanaan pembinaan masyarakat desa;

    b. Pelaksanaan pembinaan perekonomian desa;

    c. Pemeliharaan keterangan dan ketertiban masyarakat desa;

    d. Pelaksanaan musyawarah penyelesaian perselisihan masyarakat desa;

    e. Penyusunan dan pengajuan rancangan peraturan:

  • 3. Sarana dan Prasarana Desa Batu Ampar

    a. Keadaan Geografis Desa Batu Ampar

    Desa Batu Ampar adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kemuning

    Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, dengan tanahnya yang datar dan subur yang

    sangat baik untuk pertanian, baik untuk tanaman musa dan tanaman keras seperti

    tanaman sawit dan karet. 41 Desa Batu Ampar memiliki batas-batas wilayah dengan

    daerah-daerah lain adalah:

    Tabel 3. 2 Batas Wilayah Desa Batu Ampar

    No Nama Masa Jabatan 1 Sebelah Utara Sekara/Air Baloy 2 Sebelah Selatan TNBT 3 Sebelah Barat Keritang 4 Sebelah timur Selensen

    Tabel 3. 3

    Luas Wilayah Desa Batu Ampar

    No Nama Luas 1 Pemukiman 7. 658 Ha 2 Pertanian/Perkebunan 15. 317 Ha 3 Kebun Kas Desa 10 Ha 4 Perkantoran 0, 3 Ha 5 Sekolah 4, 7 Ha 6 Jalan 4 Ha 7 Lapangan Bola Kaki 1 Ha 8 Pustu 1 Ha 9 Koperasi Unit Desa 0 Ha 10 Lahan Persedian Sarana Lainnya 5 Ha

    41 Dokumentasi Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi

    Riau.

  • Dari poin 1 s/d 10 di atas untuk luas wilayah desa hanya perkiraan oleh karena

    belum di ukur secara akurat. Keadaan topografi desa Batu Ampar dilihat secara

    umumnya keadaannya merupakan daerah daratan tinggi yang berbukit-bukit yang di

    aliri sungai reteh, sungai nibul, sungai air luait dan danau-danau. Beriklim tropis hal

    tersebut mempengaruhi pola perekonomian penduduk setempat.

    b. Keadaan Demografi Desa Batu Ampar

    Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan

    sekaligus basa menjadi beban pembangunan, jumlah penduduk desa Batu Ampar,

    yaitu:

    Tabel 3. 4 Keadaan Penduduk Desa Batu Ampar

    No Jenis Jumlah 1 Kepala Keluarga 1. 312 KK 2 Laki-Laki 2. 722 Jiwa 3 Perempuan 2. 531 Jiwa Jumlah 5. 253 Jiwa

    Dari table di atas dapat diketahui bahwa terdapat

    5. 253 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1. 312 (KK) agar dapat menjadi

    dasar pembangunan maka jumlah penduduk yang sangat besar harus disertai kuslitas

    SDM yang tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting sehingga potensi yang

    dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan, khususnya pembangunan

    desa Batu Ampar berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain

    perkembangan jumlah penduduk, jumlah penduduk desa Batu Ampar cenderung

  • meningkat karena tingkat kelahiran lebih besar daripada kematian serta penduduk yang

    masuk lebih besar dari penduduk yang keluar dari desa.42

    1) Orbitasi

    Tabel 3. 5 Jarak Tempuh dari Desa Batu Ampar ke Ibu Kota Kecamatan dan Kabupaten

    No Nama Jarak/Waktu

    1 Jarak ke ibu kota Kecamatan terdekat

    ± 5 Km

    2 Jarak ke ibu kota Kabupaten ± 120 Km

    Tabel 3. 6 Keadaan Pendidikan di Desa Batu Ampar

    No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Paud/TK 70 Orang 2 SD 214 Orang 3 MDA 83 Orang 4 SLTP/MTS 95 Orang 5 SLTA/MA 128 Orang 6 S1/Diploma 35 Orang 7 S2 1 Orang

    Menurut tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan di Desa Batu Ampar

    Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Kabupaten Indragiri

    Hilir sudah cukup tinggi terbukti dengan adanya yang mencapai perguruan tinggi

    sebanyak 35 orang, baik dari agama maupun umum. Keseluruhan ini tergantung lagi

    pada individu remaja dan kemauan dari orang tua di dalam menyekolahkan anak-anak

    mereka. Berikut ini tabel sarana pendidikan di desa Batu Ampar.

    42Dokumentasi Desabatu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau

  • Tabel 3. 7 Sarana Prasarana Pendidikan Di Desa Batu Ampar

    No Lembaga Pendidikan Jumlah 1 Gedung SD 3 Unit di Lokasi Dusun III, V, VI 2 Gedung Paud 2 Unit di Lokasi Dusun III, VII 3 Gedung RA 1 Unit di Lokasi Dusun I 4 PDTA dan MI 1 Unit di Lokasi Dusun I

    c. Karasteristik Budaya

    Masyarakat desa Batu Ampar suku asli adalah melayu, namun sekarang di desa

    Batu Ampar sudah bercampur beragam jenis suku antara lain suku melayu, jawa, bugis,

    batak dan sebagainya. Pada umumnya beragam suku tersebut adalah pendatang yang

    merantau dan ada yang menikah dengan suku asli dan memilih untuk menetap di Desa

    Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Kabupaten

    Indragiri Hilir Provinsi Riau.

    d. Keadaan Sosial Ekonomi dan Agama

    a. Keadaan Sosial Ekonomi

    Sebagian besar masyarakat memilih pertanian sebagai usaha menghidupi

    keluarga dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pertanian yang dimaksud tersebut

    adalah perkebunan. Usaha perkebunan yang dimiliki skala besar, baik dalam kuantitas

    lahan maupun kualitas hasilnya, yang dipilih oleh masyarakat adalah perkebunan

    kelapa sawit dan perkebunan karet, usaha ini dipilih karena di samping pengerjaannya

    relatif gampang, menurut tata cara mereka, juga karena lahan garapan yang tersedia

  • sangat luas. Lahan perkebunan sawit dan karet milik masyarakat memang berada tidak

    jauh dari pemukiman penduduk.43

    b. Agama

    Sebagian besar penduduk di desa Batu Ampar mayoritas adalah pemeluk agama

    islam. Namun intensifnya pengajaran agama islam dimulai sejak saat itu dengan bukti

    pengajian yang lebih besar dibuka pada masa itu. Seperti masyarakat pemeluk islam

    lainnya lima waktu, shalat jumat, puasa di bulan ramadhan dan ibadah haji.

    Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tatanan sosial kemasyarakatan yang

    berlaku di desa ini adalah berlandaskan ajaran islam. Karena begitu kuatnya ajaran

    islam tertanam di tengah-tengah masyarakat, hampir di pastikan bahwa setiap warga di

    desa ini dapat memahami ajaran islam dan bisa membaca al-Qur’an. Pengajian-

    pengajian dan perlombaan-perlombaan keagamaanpun sering di lakukan untuk lebih

    mendekatkan masyarakat akan ajaran Islam. Beragam aktivitas peribadatan yang

    dilakukan oleh masyarakat desa ini di pusatkan di masjid yang cukup besar dan telah

    berumur puluhan tahun.

    Tabel 3. 8 Sarana Prasarana Sarana Ibadah

    No Sarana Ibadah Jumlah 1 Masjid 5 Buah 2 Musholla 7 Buah

    43 Dokumen Rancangan RPJM 2016-2021 Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten

    Indragiri Hilir Provinsi Riau.

  • Segala kegiatan agama yang berskala besar di lakukan di sini, seperti ibadah

    shalat jum’at dan shalat ied, shalat tarawih dan tadarusan pada bulan ramadhan juga di

    laksanakan di masjid, sedangkan kegiatan keagamaan yang berskala kecil, seperti

    yasinan setiap malam jum’at, biasanya di laksanakan di rumah-rumah penduduk secara

    bergiliran pada masing-masing RT.44

    44Dokumen Rancangan RPJM 2016-2021 Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten

    Indragiri Hilir Provinsi Riau.

  • BAB IV

    PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN