STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENGATASI KONFLIK …repository.uinjambi.ac.id/2095/1/SADRI-SIP141784...
Transcript of STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENGATASI KONFLIK …repository.uinjambi.ac.id/2095/1/SADRI-SIP141784...
-
STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENGATASI KONFLIK ANTAR PEMUDA DESA (STUDI KASUS DI DESA BATU AMPAR KECAMATAN
KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU)
SKRIPSI
Oleh:
SADRI SIP. 141784
DOSEN PEMBIMBING:
1. Dr. Dedek Kusnadi, S. Sos., M. Si 2. Juharmen, S.HI., M.Si
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
-
MOTTO
Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah. (QS. Al-Anbiyaa’: 73)1
1 QS. Al-Anbiyaa’ (21):73
-
ABSTRAK
Nama SADRI, NIM: SIP. 141784. Skripsi ini berjudul strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Batu Ampar Kecamatan Kemuning. Sebagai tujuan antaranya untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning, untuk mengetahui dampak dari adanya perkelahian antar pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning, untuk mengetahui strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Batu Ampar Kecamatan Kemuning. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Terdapat tiga faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, diantaranya: amarah, dimana mudahnya terpancing karena emosi yang sesaat seperti kebut-kebutan di jalan dan pada saat berjoget tak jarang para remaja terpengaruh oleh alkohol, sehingga hal ini akan mempermudah terjadinya konflik, lingkungan, dimana lingkungan keluarga yang kurang peduli dan teman yang tidak baik membawa kejalan yang salah, dan rendahnya pendidikan, dimana cara bergaul dan menyelesaikan masalah lebih menggunakan otot; (2) Dampak yang terjadi dari adanya perkelahian antar pemuda di desa Batu Ampar terdiri dari dampak positif, dimana memahami setiap posisi orang lain dan mendorong untuk melakukan perubahan, dan juga dampak negatif, dimana menimbulkan emosi dan stres, berkurangya komunikasi, menimbulkan prasangka-prasangka negatif dan ketegangan dan rusaknya fasilitas desa; (3) Strategi pemerintah Desa terhadap konflik antar pemuda di desa Batu Ampar melalui berbagai langkah, di antaranya: melakukan mediasi, dimana pemerintah desa mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai dan sepakat untuk mengakhiri konflik di antara mereka, melakukan kompromi, dimana pemerintah desa menjadi fasilitator yang menunjang berdamainya pemuda di desa Batu Ampar dengan melakukan pemenuhan kebutuhan yang telah disepakati bersama, dengan tidak mudah emosi, saling menghargai dan tidak terprovokasi oleh teman dan berkolaborasi dengan pihak kepolisian, dimana pengamanan dan pengontrolan terus dilakukan baik di saat ada acara ataupun tidak. Kata kunci: strategi pemerintah desa, konflik antar pemuda
-
PERSEMBAHAN
Alhamdulilllah…. Kupanjatkan rasa syukurku kehadirat-MU ya Allah
Berkat ridho-MU aku telah berhasil menyelesaikan skripsi ini
Kupersembahkan semua ini sebagai tanda cinta Dan baktiku atas segala curahan kasih sayang
Serta doa yang kuterima dari ibunda (Ramaita) dan ayahanda (Abasri)
Terima kasih….
Ya Allah….. Diriku berserah semua atas kehendak-MU
Diriku ingin berguna dalam hidup Semoga hidayah dan rahmat-MU selalu menyertaiku
Aku berharap masa depanku akan lebih baik Dengan membaca bismillahirrohmaanirrohim
Aku akan meneruskan langkahku menuju masa depan yang lebih cerah Amin……….
-
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini
penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan
yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam dan amal
nyata yang shalih likulli zaman wa makan.Skripsi ini diberi judul“Strategi
Pemerintah Desa dalam Mengatasi Konflik Antar Pemuda Desa (StudiKasusdi
Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
ProvinsiRiau)”merupakan suatu kajian terhadap Komunikasi Kepemimpinan yang
diperuntukkan untuk komunikasi kepemimpinan terhadapsebagai abdi masyarakat.
Dan inilah yang diketengahkan dalam skripsi ini. Berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis
ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selakuWakilRektor I
BidangAkademikdanPengembanganPendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M.
PdselakuWakilRektor II BidangAdministrasiUmum, PerencanaandanKeuangan,
-
danIbuDr. Hj. Fadillah, M. Pd, selakuWakilRektor III
BidangKemahasiswaandanKerjasama UIN Sultan ThahaSaifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
4. Bapak H. HermantoHarun, Lc., M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang
Akademik, Ibu Dr. RahmiHidayati, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan II, Bidang
Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M. HI,
selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas
Syariah UIN STS Jambi.
5. IbuMustiah RH, S. Ag., M. Syselaku KetuaJurusan Ilmu Pemerintahan di
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
6. Ibu Tri EndahKaryaLestiyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
7. Bapak Dr. Dedek Kusnadi, S. Sos., M. Siselaku Pembimbing I danBapak
Juharmen, S.HI., M.SiselakuPembimbing II Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas SyariahUIN STS
Jambi.
10. Sahabat-sahabatku jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2014.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun
tidak langsung.
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
KATAPENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 4 C. Batasan Masalah .................................................................. 5 D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................ 5 E. Kerangka Teori .................................................................... 6 F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 19
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitan ............................................... 23 B. Pendekatan Penelitian .......................................................... 23 C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 24 D. Unit Analisis ........................................................................ 26 E. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 27 F. Teknik Analisis Data ............................................................ 31 G. Sistematika Penulisan .......................................................... 34
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Desa Batu Ampar .................................................... 35 B. Visi dan Misi ........................................................................ 48 C. Struktur Organisasi ............................................................... 41 D. Sarana dan Prasarana ............................................................ 43
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Konflik Antar Pemuda di Desa Batu Ampar ................................... 49
-
B. Dampak Dari Adanya Perkelahian Antar Pemuda di Desa Batu Ampar ........................................................................ 56
C. Strategi Pmeerintah Desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Batu Ampar Kecamatan Kemuning.......... 63
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………….….…...75 B. Saran-Saran..............…...……………………...................….76
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE
xi
-
DAFTAR SINGKATAN
STS : Sulthan Thaha Saifuddin
SWT : Subhanahu Wata’ala
SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam
UIN : Universitas Islam Negeri
-
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Nama Kepala Desa Batu Ampar dari Tahun 1845-2019 ........ 35
Tabel 3. 2 Batas Wilayah Desa Batu Ampar ........................................... 43
Tabel 3. 3 Luas Wilayah Desa Batu Ampar ............................................ 44
Tabel 3. 4 KeadaanPenduduk Desa Batu Ampar..... ............................... 44
Tabel 3. 5 Jarak Tempuh dari Desa Batu Ampar ke Ibu Kota Kecamatan dan Kabupaten ............................................................................... 45
Tabel 3. 6 Keadaan Pendidikan di Desa Batu Ampar ............................. 46
Tabel 3. 7 Sarana Prasarana Pendidikan Di Desa Batu Ampar ............... 46
Tabel 3. 8 Sarana Prasarana Sarana Ibadah ............................................. 48
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah konflik di Indonesia merupakan fenomena yang tidak asing lagi dan
menyita perhatian publik karena wujudnya yang sebagian besar telah mengarah pada
suatu kekerasan sosial dan telah meluas pada berbagai lapisan masyarakat. 2 Pada
umumnya konflik diakibatkan oleh perbedaan pendapat, pemikiran, ucapan, dan
perbuatan..3 Orang seperti ini akan membuat problem kecil dan sederhana sebagai
alasan untuk menciptakan konflik. Konflik sebagai saluran akumulasi perasaan yang
tersembunyi secara terus-menerus yang mendorong seseorang untuk berperilaku dan
melakukan sesuatu berlawanan dengan orang lain. Sebuah keinginan ambisi yang kuat
bahkan menyebabkan terjadinya konflik antar perorangan, sedangkan dorongan emosi
yang kuat untuk menyalahkan orang lain akan menyebabkan seseorang terlibat konflik
dengan orang lain. 4
Setiap individu dalam masyarakat memiliki perspektif yang berbeda tentang
hidup dan masalah-masalahnya. Perbedaan perspektif tersebut disebabkan karena
masing-masing kita memiliki sejarah dan karakter yang unik, dilahirkan dalam cara
hidup tertentu serta masing-masing kita memiliki nilai-nilai yang memandu pikiran dan
perilaku yang memotivasi kita untuk mengambil tindakan tertentu dan menolak
tindakan lainnya. Orang sering beranggapan bahwa ketika memiliki fakta yang sama,
2Fatahurohman, “Konflik Ketidakadilan dan Perbedaan Indentitas,” jurnal konflik masyarakat,
2008, hlm. 220 3Aniek Rahmaniah, Teori Konflik: Ralf Dahrendorf, jurnal manajemen konflik, 2007, hlm. 15. 4Borni Kurniawan, desa Mandiri, desa Membangun, (Jakarta: Kementerian desa, pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 27.
-
semua orang akan sampai pada suatu analisis yang sama. Kenyataannya tidaklah
demikian.5
Konflik dapat diartikan sebagai hubungan antar dua pihak atau lebih (individu
maupun kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak
sejalan.6 Pengertian ini harus dibedakan dengan kekerasan, yaitu sesuatu yang meliputi
tindakan, perkataan, sikap atau berbagai struktur dan sistem yang mengakibatkan
kerusakan secara fisik, mental, sosial dan lingkungan dan atau menghalangi seseorang
meraih potensinya secara penuh. Seperti halnya yang terjadi di Desa Batu Ampar
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, konflik antar
kelompok sering kali terjadi dimana-mana. Konflik horizontal yang sering terjadi di
Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
umumnya bukan merupakan konflik antar etnis (suku), tetapi merupakan konflik akibat
sentimen dan fanatik kedaerahan yang mayoritas melibatkan kalangan pemuda desa
setempat.
Hasil observasi awal penulis dapat diketahui bahwa di Desa Batu Ampar
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau terkadang masih terjadi
terlibat konflik antaranya pemuda yang ada, kejadian ini biasanya berlangsung ketika
ada pertandingan olahraga tiga bulan sekali atau ketika ingin menggunakan fasilitas
desa untuk latihan pada sore hari antara Rukun Tetangga (RT) 2, 3 dan 4 dengan RT
5Titik Sunarti Widyaningsih, “Internalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Pada Siswa Smp
Dalam Perspektif Fenomenologis (Studi Kasus Di Smp 2 Bantul)”,jurnalInternalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter no 3 volume 3 2013, hlm. 184.
6Kofi A. Annan, Demokrasi dan Konflik yang Mengakar: Sejumlah Pilihan untuk Negosiator, (Jakarta: AMEEPRO, 2000), hlm. 13.
-
9,10 dan 11. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Mahroni
selaku Kepala Desa Batu Ampar, sebagai berikut:
Pengakuan mereka itu hanya kesalahan sepele, ada yang bilang kalau karena perempuan awal mulanya, ada juga yang mengaku karena rebutan tempat olahraga, jadi mereka ini sering betul antara RT 2, 3 dan 4 berkelahi dengan RT 9 dan 10. Sebetulnya mereka ini masih muda, usia 20 sampai 25 an. Jadi kami selaku orangtua hanya bisa mendamaikan saja.7 Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemicu terjadinya konflik pada
dasarnya karena emosi yang sesaat, dikarenakan usia muda rentan terhadap konflik,
bila ada acara seperti pertandingan olahraga maka sering terjadi konflik antar pemuda
desa Batu Ampar. Selain itu pula tidak ada yang tahu pasti kapan konflik komunal ini
berawal, namun dari banyak kasus yang terjadi pemicu utama konflik ini adalah
perkelahian antar pemuda yang kadang merupakan konflik perseorangan, namun
karena atas nama solidaritas kedaerahan maka konflik tersebut berlanjut menjadi
seolah-olah konflik antar daerah, selain kerugian material, konflik tersebut tidak jarang
menjatuhkan korban jiwa. Konflik antar kelompok pemuda yang terjadi di Batu Ampar
ini sangat begitu memprihatinkan, karena konflik ini sudah begitu lama, akan tetapi
pemerintah setempat sepertinya kurang memperhatikan masalah ini. Terbukti
perkelahian antar pemuda desa tersebut sering kali terjadi. Seharusnya pemerintah
setempat lebih serius dalam menangani kasus tersebut. Masalahnya setiap konflik yang
terjadi tidak jarang menimbulkan banyak kerugian.
Peran pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan, karena dampak dari masalah
ini begitu serius dan perlu penanganan yang serius pula oleh pemerintah daerah
7Wawancara dengan Bapak Mahroni selaku Kepala Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 22 Juli 2019
-
setempat yang bertikai. Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka
penulis tertarik untuk menyusun proposal skripsi dengan judul: “Strategi Pemerintah
Desa dalam Mengatasi Konflik Antar Pemuda Desa (Studi Kasus di Desa Batu
Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan sebelumnya,
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa
Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau?
2. Apa dampak dari adanya perkelahian antar pemuda di Desa Batu Ampar
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau?
3. Bagaimana strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa
di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi
Riau?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang menyebabkan
pembahasan menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat
sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya membahas mengenai
strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu
Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
-
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu
kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam proposal skripsi ini.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar
pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Provinsi Riau.
b. Untuk mengetahui dampak dari adanya perkelahian antar pemuda di Desa Batu
Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
c. Untuk mengetahui strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda
Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Provinsi Riau.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian mengenai strategi pemerintah Desa terhadap konflik antar pemuda
di Desa Batu Ampar ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:
a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah desa di Desa Batu Ampar Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
b. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu pengalaman dan
wawasan bagi penulis sendiri terhadap strategi pemerintah Desa terhadap konflik
antar pemuda, serta menjadi bahan bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan
membacanya.
-
c. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) di
Fakultas Syariah UIN (Universitas Islam Negeri) STS (Sulthan Thaha Siafuddin)
Jambi.
d. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk Fakultas Syari’ah khususnya
jurusan Ilmu Pemerintahan/MPD, dan dosen-dosen Fakultas Syari’ah lainnya.
e. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan praktisi
masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat
sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Konflik
Konflik, perselesihan, percekcokan, pertentangan dan perkelahian, merupakan
pengalaman hidup yang cukup mendasar, karena meskipun tidak harus, tetapi mungkin
bahkan amat mungkin terjadi. Seperti pengalaman hidup yang lain, konflik tidak dapat
dirumuskan secara ketat. Lebih tepat bila konflik itu diuraikan dan dilukiskan. Aderiani
mendefinisikan konflik sebagai berikut yaitu persaingan atau pertentangan antara
pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain. Keadaan atau perilaku yang bertentangan
(misal pertentangan pendapat, kepentingan, atau pertentangan individu), perselisihan
akibat kebutuhan, dorongan, keinginan, atau tuntutan yang bertentangan dan
perseteruan.8 Konflik merupakan sebagai sebuah proses yang dimulai ketika suatu
8 Aderiani, dkk, “Identifikasi Konflik Yang Terjadi Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi
Gedung”, jurnal Nasional Manajemen Teknologi, 25-26 Pebruari 2005, hlm. 22
-
pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu
yang menjadi kondisi yang merupakan titik awal proses konflik.9
Dari uraian di atas kesimpulannya, konflik ialah proses atau keadaan dimana
dua atau lebih dari pihak-pihak itu melakukan persaingan, pertentangan, perselisihan
dan perseteruan dengan berusaha menggagalkan tujuan masing-masing pihak dan hal
itu merupakan kekuasaan yang kreatif dari sejarah manusia.
2. Faktor Penyebab Perkelahian Warga Desa
Dalam penelitian ini faktor yang melatarbelakangi terjadinya konflik
perkelahian antar warga desa adalah suatu perestiwa yang merupakan dorongan,
dimana dorongan tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabkan konflik perkelahian
antar warga desa. Di kehidupan masyarakat tidak sepenuhnya terlepas konflik karena
setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses perubahan yang tidak berakhir,
selain itu pula setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya, atau
dengan perkataan lain, konflik merupakan gejala yang melekat di dalam setiap
masyarakat. Serta, setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan
bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial dan setiap masyarakat
terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang-orang lain.10
Suatu konflik yang terjadi antar kelompok menjadi tidak sehat apabila masing-
masing pihak di dalam mencari pemecahanya tidak lagi bersifat rasional tapi lebih
bersifat emosional. Akibatnya yang terjadi adalah seperti tawuran, penjarahan,
9Andri Wahyudi, “Konflik, Konsep Teori dan Permasalahan”, Jurnal Manajemen Konflik , 2011,
hlm. 4. 10 Hasan Waeduloh, “Manajemen Konflik Dalam Perspektif Dakwah”, jurnal Manajemen
Konflik Dalam Perspektfi Dakwah, 2011, hlm. 96.
-
perusakan rumah warga, perkelahian antar kelompok di dalam masyarakat. Kekerasan
sudah dijadikan sebagai media penyelesaian masalah. Badrun Susantyo
mengemukakan dalam kondisi-kondisi tertentu pada individu-individu terdapat
penurunan ambang-ambang tingkah laku kekerasan dalam bentuk-bentuk yang lebih
ekstrim daripada yang dibenarkan oleh norma-norma yang biasanya mengatur
kehidupan sehari-hari mereka.11
Kondisi-kondisi ini meliputi: suatu keadaan prasangka bersama yang telah ada
sebelumnya terhadap kelompok dimana korban keganasan itu menjadi anggota; suatu
situasi sesaat yang bertindak meningkatkan rasa terancam yang sudah ada yang
disebabkan oleh kelompok lain; penegasan situasi sesaat sebagai situasi yang
membenarkan pengunaan sejumlah norma-norma yang memaafkan kekerasan (norma-
norma telah dimiliki bersama tersedia untuk hal-hal seperti itu) serta bertambahnya
sifat mudah terangsang yang diekspresikan dalam tingkah laku dengan cara-cara yang
dikuasai secara sempit dan eksklusif oleh sesuatu norma-norma yang membenarkan
kekerasan.
Agresif merupakan suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi,
melukai, membunuh atau menghukum orang lain atau secara singkatnya agresif adalah
yang dimaksudkan untuk melukai orang lain ataupun merusak orang lain. Adapun
sebab-sebab terjadinya agresif ada beberapa hal:12
11 Badrun Susantyo, “Faktor-Faktor Determinan Penyebab Perilaku Agresif Remaja Di
Permukiman Kumuh Di Kota Bandung,” Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI, 2016, hlm. 3.
12Mu’tadin, Agresif, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 5.
-
a. Amarah
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf yang
tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat biasanya disebabkan adanya
kesalahan yang mungkin nyata-nyata atau mungkin juga. Pada saat marah ada perasaan
ingin menyerang, meninju atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran kejam.
b. Faktor Biologis
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku: a. Gen,
berpengaruh pada pembentukan sistem otak yang mengatur perilaku agresif. b. Sistem
Otak, memperkuat atau menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresif. c.
Kimia Darah, kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor
keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresif.
c. Kesenjangan Generasi
Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan
orangtuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal
dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi orang tua dan anak diyakini
sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku agresif.
d. Lingkungan
Adanya pengaruh lingkungan seperti : a. Kemiskinan, bila seorang anak besar
dalam lingkungan yang miskin maka perilaku agresif mereka secara alami mengalami
penguatan, b. Anonimitas, kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota
besar lainya menyajikan berbagai sarana hiburan, suara, cahaya dan bermacam
informasi yang besarnya sangat luar biasa. Orang secara otomatis cenderung berusaha
-
adaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap rangsangan yang berlebihan
tersebut. Terlalu banyak rangsangan indera dan kognitif membuat dunia sangat
impersonal, artinya antara satu orang dengan orang lain tidak saling kenal mengenal
atau mengetahui secara baik. Lebih jauh lagi seorang cenderung anonim (tidak
mempunyai identitas diri). Bila orang merasa anonim ia cenderung berperilaku
semaunya sendiri, karena ia merasa tidak terikat lagi dengan norma-norma masyarakat
dan kurang bersimpati pada orang lain. c. Suhu udara yang panas, terdapat pandangan
bahwa suhu udara yang tinggi memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa
peningkatan agresifitas. Pada tahun 1986 US Riot Comission pernah melaporkan
bahwa dalam musim panas rangkaian kerusuhan dan agresifitas massa di Amerika lebih
banyak terjadi dibanding dengan musim-musim lainya.
e. Peran Belajar Model Kekerasan,
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini anak-anak dan remaja banyak
belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui TV dan juga games atau mainan yang
bertema kekerasan. Pendapat ini sesuai yang diutarakan yang mengatakan bahwa
melihat perkelahian dan pembunuhan meski sedikit pasti akan menimbulkan
rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut. Dalam suatu
penelitian dikemukakan bahwa anak-anak yang memiliki kadar agresif di atas normal
akan lebih cenderung bertindak keras terhadap anak lain setelah menyaksikan adegan
kekerasan dan meningkatkan agresif dalam kehidupan sehari-hari dan adanya
kemungkinan efek ini sifatnya menetap.
-
f. Frustasi
Frustasi ialah suatu keadaan, dimana kebutuhan tidak bisa terpenuhi, dan tujuan
tidak bisa tercapai. frustasi terjadi bila sesorang terhalang oleh suatu hal dalam
mencapai tujuan, kebutuhan, keinginan, harapan, atau tindakan tertentu. Agresif
merupakan salah satu respon atau reaksi negatif frustasi.
g. Proses pendisiplinan yang keliru
Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama
dilakukan dengan adanya hukuman fisik dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang
buruk bagi remaja. Pendidikan disiplin seperti itu akan membuat remaja menjadi
menjadi penakut, tidak ramah dengan orang lain dan membenci orang yang memberi
hukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif dan pada akhirnya melampiaskan
kemarahanya dalam bentuk agresif pada orang lain. Semakin tinggi pendidikan
sesorang, semakin bijak prilaku orang tersebut kriteria atau ukuran dalam
menggolongkan suatu kelompok diantaranya adalah ukuran ilmu pengetahuan.
h. Ekonomi
Persaingan individu-individu di bidang ekonomi, persaingan memang salah
satu bentuk konflik antar orang, tetapi kalau dilihat dalam keseluruhan interaksi yang
membentuk masyarakat, persaingan merupakan relasi yang memainkan peranan positif
bagi seluruh group. Konflik bukan atas modal dan kerja, melainkan antara businnes
yang mencapai keuntungan dan industri, yaitu produksi maksimal barang dan jasa,
bahkan di zaman primitif pihak saingan atau musuh dibunuh saja oleh pihak lebih yang
kuat. Faktor ekonomi sangat mempengaruhi timbulnya kenakalan atau tindakan yang
bertentangan dengan norma.
-
i. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk berimbas pada meningkatnya kebutuhan umat manusia,
hingga terjadi persaingan. Melihat konflik yang tak ada henti-hentinya, meningkatnya
kebutuhan umat manusia, akan menjadi semakin meningkat dan perebutan sumber
daya akan makin seru, intensif dan keras. Dia menengarai gelagat konflik di masa
depan yaitu dengan memahami hakekat penyebab konflik tersebut, persepsi tentang
kelangkaan sumber daya serta kelangkaan posisional akan tetap menjadi pemicu
konflik di masa depan. Dalam situasi seperti itu, konflik yang terjadi lebih banyak
mengambil perwujudan untuk perebutan pasar dan sebagainya. Kemudian konflik yang
ada selanjutnya diperparah oleh pembentukan sistem nilai yang sulit dihindari dalam
satu dunia dimana kontak antara budaya telah menjadi semakin intens.
j. Usia
Usia muda rentan terhadap konflik, karena keadaan emosi yang masih tinggi.
Terjadinya konflik dapat mengakibatkan munculnya suatu perubahan struktural atau
perubahan sosial khususnya yang berkaitan dengan struktur otoritas. Dahrendorf yang
melihat hubungan erat antara konflik dan perubahan. Ia menyatakan seluruh kreatifitas,
inovasi dan perkembangan dalam kehidupan individu kelompoknya dan
masyarakatnya, disebabkan terjadinya antara kelompok dengan kelompok, individu
dan individu serta antara emosi dan emosi di dalam diri individu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa terdapat beberapa faktor
penyebab terjadinya konflik. Maka penulis menggunakan teori ini untuk menjawab
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa Batu Ampar
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
-
3. Dampak Dari Perkelahian Antar Warga Desa
Dampak adalah sesuatu yang dimungkinkan sangat mendatangkan akibat atau
sebab yang membuat terjadinya sesuatu, baik yang membuat terjadinya sesuatu, baik
yang bersifat positif maupun negatif. Dampak negatif dari konflik adalah banyak dan
bervariasi.13 Konflik dapat menyebabkan kesengsaraan jiwa yang mendalam. Suatu
hubungan yang menawarkan peluang yang cerah bagi kedua belah pihak dapat saja
berubah menjadi buruk karena konflik tidak dikendalikan secara efektif. Keluarga
dapat menjadi hancur, perkawinan retak, dan kondisi kejiawaan anak-anak menjadi
terancam. Pada tingkat yang lebih mendalam, konflik dapat memperburuk suatu
hubungan dan menyebabkan keretakan hubungan.
Sering terjadinya tawuran antara anak muda di desa Batu Ampar, walau tidak
menimbulkan korban jiwa, melainkan hanya luka-luka kecil, atau serius terbukti
menimbulkan keresahan bagi seluruh warga masyarakat. Di malam hari, terutama
setelah Isya, tidak sedikit penduduk desa Batu Ampar yang berani keluar rumah. Ini
karena seringnya mereka mengalami kenyataan ‘dikompas’ (dimintai uang dengan
kekerasan) oleh sejumlah pemuda desanya sendiri.
Itu artinya konflik dapat ditujukan pada kebaikan maupun keburukan. Konflik
itu sendiri mungkin sangat diharapkan. Arah konflik itu dapat bersifat destruktif. Lebih
mudah untuk menyatakan aspek negatif dari suatu konflik. Menurut Wijono di Dedi
Kurniawan dan Abdul Syani pola kehidupan sosial itulah yang dapat dengan mudah
kita ketahui akan keberadaan konflik itu. Karena hal ini bisa kita lihat dampaknya
13 Badrun Susantyo, “Faktor-Faktor Determinan Penyebab Perilaku Agresif Remaja Di
Permukiman Kumuh Di Kota Bandung”, hlm. 3.
-
dalam kehidupan, baik itu berupa dampak positif atau dampak negatif dari konflik bagi
kehidupan sosial, adapun dampak-dampaknya adalah sebagai berikut:14
a. Dampak Positif Konflik
1. Membawa masalah-masalah yang diabaikan sebelumnya secara terbuka,
2. Memotovasi orang lain untuk memahami setiap posisi orang lain,
3. Mendorong ide-ide baru, memfasilitasi perbaikan dan perubahan,
4. Dapat meningkatkan kualitas keputusan dengan cara mendorong orang untuk
membuat asumsi melakukan perbuatan.
b. Dampak Negatif Konflik
1. Dapat menimbulkan emosi dan stres,
2. Berkurangya komunikasi yang digunakan sebagai persyaratan untuk kordinasi,
3. Munculnya pertukaran gaya partisipasi menjadi gaya otoritatif,
4. Dapat menimbulkan prasangka-prasangka negatif,
5. Memberikan tekanan loyalitas terhadap sebuah kelompok.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa dampak
dari perkelahian yang ditimbulkan oleh konflik di desa. Untuk itu penulis
menggunakan teori ini untuk menemukan dampak dari adanya perkelahian antar
pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi
Riau.
14Dedi Kurniawan dan Abdul Syani, “Faktor Penyebab, Dampak Dan Strategi Penyelesaian
Konflik Antar Warga Di Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan”, Jurnal Sosiologi, Vol. 15, No. 1: 1-12, hlm. 6.
-
4. Upaya Untuk Menanggulangi Perkelahian Antar Warga Desa
Konflik merupakan gejala kemasyarakatan yang akan senantiasa melekat di
dalam kehidupan masyarakat dan oleh karenanya tidak mungkin dilenyapkan. Oleh
karena itu perkelahian antar warga desa hanya bisa dikendalikan agar konflik yang
terjadi di antara berbagai kekuatan sosial. Menurut Muhammad Jalil bentuk-bentuk
pengendalian konflik ada tiga yaitu:15
a. Konsiliasi (conciliation)
Pengendalian semacam ini terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang
memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan-keputusan di
antara pihak-pihak yang berlawananan mengenai persoalan-persoalan yang mereka
pertentangkan.
b. Mediasi (mediation)
Bentuk pengendalian ini dilakukan dimana kedua belah pihak yang bersengketa
bersama-sama bersepakat untuk menunjuk pihak ke tiga yang akan memberikan
nasihat-nasihatnya tentang bagaimana mereka sebaiknya menyelesaikan pertentangan
mereka.
c. Perwasitan (artibration)
Di dalam hal ini kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk
menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu
untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka.
15Muhammad Jalil, “ Strategi Komunikasi Tokoh Masyarakat Dalam Menyelesaikan Konflik
Sengketa Tanah Di Desa Pasir Belengkong Kecamatan Pasir Belengkong Kabupaten Paser”, Jurnal Komunikasi 2014, hlm. 4.
-
Menurut Toto Suharto ada lima pendekatan pada manajemen konflik yang
sudah umum diterima. Tidak ada satu pendekatan pun yang efektif untuk semua situasi.
Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kemampuan menggunakan setiap gaya
sesuai dengan situasi. Lima gaya manajemen konflik yaitu:16
d. Kolaborasi (kerjasama)
Kolaborasi ialah gaya menangani konflik sama-sama menang. Gaya ini
mencoba mengadakan pertukaran informasi. Ada kenginan untuk melihat sedalam
mungkin semua perbedaan yang ada dan mencari pemecahan yang disepakati semua
pihak. Gaya ini erat kaitanya dengan metode memcahkan persoalan dan paling efektif
untuk persoalan yang kompleks. Gaya ini mendorong orang berpikir kreatif. Salah satu
kelebihan dari gaya ini adalah orang berusaha mencari berbagai alternatif. Semua pihak
terdorong untuk mempertimbangkan semua informasi dari berbagai nara sumber dan
perspektif. Namun, gaya ini tidak efektif bila pihak-pihak yang terlibat konflik tidak
punya niat untuk menyelesaikan masalah atau bila waktu terbatas. Kerjasama butuh
waktu.
Gaya ini bila diaplikasikan pada tahap konflik lebih tinggi dapat menimbulkan
kekecewaan karena logika dan pertimbangan rasional sering dikalahkan oleh emosi
yang terkait dengan suatu pendirian atau sikap. Gaya kolaborasi menyatukan langkah
semua pihak pada upaya mencari pemecahan yang kompleks. Gaya ini tepat digunakan
bila orang dan masalah jalas terpisah satu dari yang lain, dan biasanya tidak efektif bila
16Toto Suharto, “Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat”, Fakultas Tarbiyah IAIN
Raden Fatah Palembang, November 2005, hlm. 325.
-
pihak-pihak yang bertikai memang ingin beretengkar. Gaya ini dapat menjadi
motivator positif dalam sesi brainstroming atau problem-solving.
e. Mengikuti Kemauan Orang Lain
Mengikuti Kemauan Orang lain atau disebut placating (memuji) ialah gaya lain
untuk mengatasi konflik dengan menilai orang lain lebih tinggi dan memberikan nilai
lebih rendah pada diri sendiri barangkali mencerminkan rasa rendah diri orang tersebut.
Gaya ini juga digunakan untuk menyanjung-nyanjung orang lain, sehingga
membuatnya merasa lebih tenang dalam mengahadapi persoalan bersangkutan. Gaya
ini mengikuti kemauan orang lain berusaha menyembunyikan sejauh mungkin
perbedaan yang ada antara pihak-pihak terlibat dan mencari titik persamaan.
f. Mendominasi (menonjolkan kemauan sendiri)
Mendominasi (menonjolkan kemauan sendiri) ialah kebalikan dari gaya
mengikuti kemauan orang lain. Gaya ini menekankan kepentingan diri sendiri. Pada
gaya mendominasi, kepentingan orang lain tidak digubris sama sekali. Gaya
mendominasi bisa efektif bila ada perbedaan besar dalam tingkat pengetahuan yang
dimiliki. Kemampuan menyajikan fakta, menimbang berbagai persoalan, berbagai
persoalan, memberikan nasehat yang jitu dan menggerakan langkah nyata selam
konflik, akan sangat berguna.
g. Menghindari
Menghindari adalah gaya menangani konflik yang tidak memberikan nilai yang
tinggi pada dirinya atau orang lain. Ini adalah gaya “jangan merusak suasana”. Aspek
negatif dari gaya ini adalah melemparkan masalah pada orang lain atau
mengesampingkan masalah. Orang yang menggunakan gaya ini menarik diri dari
-
situasi yang ada dan membiarkan orang lain untuk menyelesaikannya. Bila persolaan
yang dihadapi tidak penting, mengulur-ngulur waktu dapat mendinginkan suasana. Di
sisi lain gaya ini menjengkelkan bagi pihak lain karena harus menunggu lama untuk
mendapatkan jawaban dan tidak banyak memberikan kepuasaan, sehingga konflik akan
terus berlanjut.
h. Kompromi
Gaya ini berorientasi jalan tengah, karena setiap orang punya sesuatu untuk
ditawarkan dan sesuatu untuk diterima. Gaya ini sangat efektif bila kedua belah pihak
sama-sama benar, tetapi menghasilkan penyelesaian keliru bila salah satu pihak salah.
Gaya kompromi paling efektif bila persoalan yang dihadapi kompleks atau bila
kekuasan berimbang. Kompromi dapat berarti membagi perbedaan atau bertukar
konsensi. Semua pihak jelas harus bersedia mengorbankan sesuatu agar tercapainya
penyelesaian.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima bagian bentuk-
bentuk pengendalian konflik. Penulis menggunakan teori bentuk-bentuk pengendalian
konflik ini untuk menjawab strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar
pemuda Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Provinsi Riau.
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian yang dilakukan Toar Galang, mahasiswa Jurusan
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung,
-
ditulis pada tahun 2016, dengan judul “Peranan Kepala Desa Dalam Penyelesaian
Konflik Antar Masyarakat Di Desa Lemoh Kecamatan Tombariri Timur”,.17 Penelitian
ini berfokus pada Peranan Kepala Desa dalam penyelesaian konflik yang terjadi antar
masyarakat di desa lemoh kecamatan tombariri timur. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, Ketua BPD, Tokoh
Agama, Tokoh Pemuda, dan Tokoh Masyarakat. Selanjutnya dilakukan Analisa Data
melalui langkah-langkah : Reduksi Data, Penyajian data dan Penarikan Kesimpulan.
Kesimpulan Penelitian menunjukan bahwa Peran Kepala Desa sebagai Motivator,
Fasilitator dan Mediator dalam Penyelesaian Konflik belum sepenuhnya berjalan
maksimal. Bersadasrkan Hasil dan Kesimpulan Penelitian tersebut, maka Perlu adanya
Peningkatan Kesadaran Peran Kepala Desa dalam Menyelesaikan Konflik yang Terjadi
di Masyarakat.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Marwin Sardi, mahasiswa Bagian Hukum
Pidana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, ditulis pada tahun 2015,
dengan judul “Tinjauan Kriminologis Terhadap Konflik Antar Warga Di Kabupaten
Luwu Utara (Studi Kasus Tahun 2011-2014).18 Penelitian ini berfokus pada faktor
penyebab sehingga terjadinya konflik antar warga di Kabupaten Luwu Utara Provinsi
Sulawesi Selatan dan untuk mengetahui dan menganalisis upaya-upaya yang dilakukan
aparat kepolisian untuk menghindari terjadinya konflik antar warga di Kabupaten
17Toar Galang, “Peranan Kepala Desa Dalam Penyelesaian Konflik Antar Masyarakat Di Desa
Lemoh Kecamatan Tombariri Timur”, Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung, 2016, hlm. 4.
18Sardi, “Tinjauan Kriminologis Terhadap Konflik Antar Warga Di Kabupaten Luwu Utara (Studi Kasus Tahun 2011-2014)”, Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, 2015, hlm. 4.
-
Luwu Utara Provinsi Sulawasi Utara. Penelitian yang dilaksanankan oleh penulis yang
tertuang dalam judulnya mengenai “Tinjauan Kriminologis Terhadap Konflik Antar
Warga Di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan“, maka penulis melakukan
penelitian di kantor Polres Kabupaten Luwu Utara dan Desa-desa yang terlibat konflik,
serta penelitian kepustakan dengan mempelajari buku-buku, perundang-undangan
yang berhubung dengan materi penulisan skripsi ini.
Hasil yang dicapai dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, faktor penyebab
terjadinya konflik antar warga di Kabupaten Luwu Utara yang terjadi di wilaya hukum
Polres Kabupaten Luwu Utara adalah ketersinggungan anggota kelompok,
kesalahpahaman, dendam, minuman keras, rasa solidaritas, kesenjangan sosial/faktor
ekonomi, perluasan lahan, pilkada dan hal-hal yang dapat membuat perpecahan,
misalnya pilkada dan upaya-upaya yang dilakukan aparat kepolisian dalam
menanggulangi konflik antar warga adalah: Metode preventif merupakan usaha atau
upaya-upaya pencegahan kejahatan sejak awal atau sejak dini yang dilakukan oleh
kepolisian yang mana tindakan itu lebih bersifat psikis atau moril untuk mengajak atau
menghimbau kepada masyarakat agar dapat mentaati setiap norma-norma yang
berlaku. Metode preventif merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah timbulnya kejahatan dengan tindakan pengendalian dan pengawasan, atau
menciptakan suasana yang kondusif guna mengurangi dan selanjutnya menekan agar
kejahatan itu tidak berkembang ditengah masyarakat.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Carlos, J Adam, mahasiswa Program
Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin Makassar, ditulis pada tahun 2014, dengan judul “Peran Pemerintah Desa
-
Dalam Menyelesaikan Pertikaian Antar Warga Desa Basaan Kecamatan Ratatotok,”19
Penelitian ini berfokus pada upaya-upaya apa saja yang di lakukan oleh pemerintah
Desa Basaan Kecamatan Ratatotok. Metode yang di gunakan adalah Deskriptif
Kualitatif dimana informan yang di tentukan adalah: Pemerintah Desa, Tokoh-tokoh
Agama, dan Tokoh-Tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
peran pemerintah dalam menyelesaikan konflik antar warga masih belum efektif, hal
ini di buktikan karena masih terjadinya petikaian yang belum di selesaikan.
Dari beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan beberapa
persamaan dan perbedaannya. Persamaan skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian
sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam membahas pokok
permasalahan, yaitu variabel peran kepala desa dan konflik antar desa dan juga
pemuda. Sedangkan, perbedaan antara skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian
sebelumnya adalah pada peran pemerintah desa dan evaluasi yang dilakukan dalam
menyelesaikan konflik antar pemuda di desa Batu Ampar.
Adanya persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam skripsi ini dengan hasil-
hasil penelitian sebelumnya tentu membawa konsekuensi pada hasil penelitian yang
diperolehnya. Bila pada hasil-hasil penelitian sebelumnya ditujukan untuk memperoleh
gambaran/deskriptif variabel itu sendiri (variabel peran pemerintah desa dan evaluasi),
maka pada penelitian ini diharapkan untuk menghasilkan gambaran tentang strategi
pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu Ampar
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
19Carlos, J Adam, “Peran Pemerintah Desa Dalam Menyelesaikan Pertikaian Antar Warga Desa
Basaan Kecamatan Ratatotok”, Studi Ilmu PemerintahanFakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar, 2014, hlm. 4.
-
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar
pemuda Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Provinsi Riau. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian. Pemilihan
lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1. Strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu
Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau dapat
menghasilkan hasil yang baik, dikarenakan dilakukan dengan pendekatan yang
positif dan mencarikan solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak yang
berkonflik.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk
mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.20 Sehingga
memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui
strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu
Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Menurut
20Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), hlm. 22.
23
-
Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci”.21
Merriam menambahkan, “Qualitative research is planning a research projec
can be compared to planning for a variation trip...”22 itu artinya artinya, kualitatif
adalah suatu rencana dan cara yang akan digunakan peneliti untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)23 dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara
lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya.24
Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui observasi dan
wawancara dilokasi penelitian.
21Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 9. 22Sharan B. Merriam, Rualitative Research and Case Study Applications in Education, (New
York City, 1998), hlm. 3. 23Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 9. 24Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006), hlm. 16.
-
2. Data skunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data.25 misalnya melalui dokumentasi, literature, pustaka lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan
dokumentasi serta buku-buku penunjang penulisan. Sumber data manusia berbentuk
perkataan orang yang bisa memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang
berbentuk suasana/ peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi
ruangan, suasana, dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan
diobservasi dan buku-buku adalah bahan yang diokumentasikan.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel. Unit
analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi
swasta atau sekelompok orang.26 Unit analisis juga menjelaskan kapan waktu (tahun
berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian tidak secara jelas
menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut.
Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul:
“Strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu
Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau ”. Penelitian ini,
unit analisisnya adalah strategi pemerintah Desa terhadap konflik antar pemuda di Desa
Batu Ampar. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak
25Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18. 26Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi, (2012),
hlm. 62.
-
menggunakan popupasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen
dari Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau dan
informasi-informasi yang berasal dari aparat-aparat dan masyarakatnya.
Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan informasi.27 Penentuan
unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf kelebihan artinya
bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh
tambahan informasi baru.28 Informan adalah orang yang memberi atau orang yang
menjadi sumber data dalam penelitian (narasumber). Informan adalah orang yang di
wawancarai, diminta informasi oleh peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi
informan ini menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek
penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kewenangan dan
keilmuan yang terkait dengan penelitian ini, mereka diantaranya:
1. Kepala Desa Batu Ampar
2. Dua Pegawai Desa Batu Ampar
3. Empat pemuda Desa Batu Ampar
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Hartinis Yamin
menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang
27Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18. 28Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 85.
-
dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif
dalam aktiivitas mereka.” 29 Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi
menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke tempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Alasan penggunaan pengamatan adalah karena teknik pengamatan ini
didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua karena teknik pengamatan
memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan
kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, teknik
pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari
data. Keempat, dapat mencegah yang biasanya terjadi pada proses wawancara. Kelima,
teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang
rumit. Obyek observasi menurut Spradley dinamakan situasi sosial, sebagaimana di
kutip oleh Syamsudin terdiri atas:30
a. Place, tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.
b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.
c. Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang
berlangsung.
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki.
29 Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,
(Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009), hlm. 79. 30Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 34.
-
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek
penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah desa dalam mengaktualisasi strategi pemerintah desa dalam
mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Observasi yang dilakukan penulis dalam
skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai
berikut:
1) Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara berfikir
2) Interaksi sosial dan tempat lingkungan
3) Ekspresi saat wawancara
4) Bahasa tubuh saat wawancara
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview) dimana
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Wawancara ini termasuk
wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
-
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.31
Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,
laptop, tape recorder dan camera karena penulis menggunakan wawancara catatan
lapangan. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua
percakapan dengan sumber data, dimana kesemuanya telah digunakan setelah
mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah semi
terstruktur. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang
dilakukan kepada subyek dengan menggunakan dokumentasi catatan lapangan.
Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:
a. Latar belakang, lingkungan dan aktivitas di Desa Batu Ampar Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
b. Kegiatan dan aktivitas di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau.
c. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antar pemuda di Desa Batu
Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
d. Dampak dari adanya perkelahian antar pemuda di Desa Batu Ampar Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
e. Strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu
Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
f. Kondisi sarana dan sumberdaya
31Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 233-234.
-
g. Hasil pencapaian dan harapan
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari
arsip dan dokumen baik yang berada di Kantor Desa Batu Ampar, yang ada
hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution menyatakan dokumentasi adalah
mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan,
dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.32 Dalam hal ini
dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang
di teliti.
Menurut Hartinis, “dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda dan sebagainy.”33 Dokumentasi dalam penelitian sebagai sumber data
karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Teknik dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data. Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data
mengenai sejarah, visi-misi, profil, serta bukti-bukti Strategi pemerintah desa dalam
mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
32Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 143. 33Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif, hlm.
219.
-
penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu
dengan data yang lain. Fakta atau informasi tersebut kemudian di seleksi dan
dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna. Analisis data
merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian. Data yang telah diperoleh
akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman. Menurut Miles and
Huberman di dalam buku Sugiyono mengemukakan bahwa “aktivitas analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenu,”34 Aktivitas analisis data yaitu reduksi data,
penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis
di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat
ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan
sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting. Adapun data yang direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh
34Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 95.
-
melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan
diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau menyajikan
data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga
dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian data juga dapat dilakukan
dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini
Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent from of display data for
qualitative research data in the past has been narrative text,” 35 Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah data teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan penulis untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik,
nerwork (jejaring kerja) dan chart.
Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling sering
digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti
menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub babnya masing-masing. Data yang telah
didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan/Verifikasi
35Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 249.
-
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.36 Kesimpulan dalam penulisan
kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga
menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga
metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan penulis
lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan lapangan, dan
juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik kesimpulan terhadap
Strategi pemerintah desa dalam mengatasi konflik antar pemuda Desa di Desa Batu
Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan
skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran tentang
tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka
Pemikiran, Tinjauan Pustaka.
36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.
-
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan Penelitian,
Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan Alat Analisis
Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan Daftar
Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
-
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa Batu Ampar
Pada umumnya, setiap daerah mempunyai cerita atau sejarah tersendiri tentang
kelahiran. Desa Batu Ampar terletak di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Provinsi Riau. Sebelum menjadi perkampungan, desa ini mempunyai sejarah
yang cukup menarik untuk diketengahkan. Di hulu sungai reteh ada pemukiman
penduduk yang sekarang telah menjadi sebuah desa bernamakan desa Batu Ampar
yang sekarang termasuk administrasi Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Provinsi Riau. Dimana desa Batu Ampar merupakan salah satu desa yang ada di
kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau, Indonesia. Kecamatan
Kemuning merupakan kecamatan terluar daerah daratan kabupaten Indragiri hilir yang
berada pada bagian selatan dan merupakan satu satunya daerah berkontur relatif tinggi
di kabupaten ini. Pada masa itu pemukiman ini merupakan sebuah dusun kecil yang
terletak dipinggir sungai Reteh, dan didiami hanya sekelompok keluarga.37 Desa Batu
Ampar mulai berdiri dan terbentuk tahun 1845 dengan kepala Desa pertama, yaitu:
Tabel 3. 1
37Dokumentasi Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kemuning,_Indragiri_Hilirhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Indragiri_Hilirhttps://id.wikipedia.org/wiki/Riauhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
-
Nama Kepala Desa Batu Ampar dari Tahun 1845-2019
No Nama Masa Jabatan 1 Demong Sirin 1845-1864 2 Itam demong 1864-1877 3 Hasan 1877-1898 4 Gendak 1898-1902 5 Jailani 1902-1904 6 Bujang 1904-1912 7 Sirin 1912-1915 8 Bujang 1915-1943 9 Lamsah 1943-1943 10 M. Yunus 1943-1949 11 Abdullah 1949-1990 12 Fauzi Abdullah 1990-1998 13 Delson 1998-2001 14 Zulsamsu 2001-2008 15 Yuliagus 2008-2009 (PJS) 16 Mahroni 2009-2016 17 Ida Laila 2017-2019 (PJS) 18 Mahroni 2019-2024
Masyarakat desa Batu Ampar merupakan masyarakat yang mayoritas cara
kehidupan beretani dan mengolah hasil hutan. Ladang berpindah-pindah adalah
menjadi tradisi masa itu. Sehingga dusun ini selalu ditinggalkan warga bila saat
berladang itu tiba. Dengan menggunakan parang dan beliung warga membuka lahan
pertanian dan perkebunan sejak saat itulah desa Batu Ampar dikenal sebagai penghasil
buah tahuan seperti buah duku, durian, dan buah-buahan hutan lainnya.
Alat transfortasi yang tidak begitu mendukung, sehingga hasil tahunan tersebut
tidak terjual dipasaran. Meskipun arus transfortasi dan informasi tidak mendukung,
namun masyarakat desa Batu Ampar mampu bertahan, dengan demikian adat istiadat
35
-
yang selalu di taati dan di patuhi masyarakat setempat. Dengan kebijakan pemerintah
tentang pemekaran Kecamatan, desa Batu Ampar mengikuti arus pemekaran tersebut.
Kecamatan Reteh merupakan landasan, Kecamatan Keritang Merupakan
perkembangan, dan kecamatan Kemuning merupakan kemajuan. Kini desa Batu
Ampar tidak lagi daerah yang terdisolir, arus informasi dan transformasi tidak lagi
menghambat arus barang dan jasa dari luar dan dalam desa Batu Ampar, letaknya yang
strategis dipinggiran jalan lintas timur, sumber daya manusia dan sumber daya alam
secara beriringan telah ikut membenahi kemajuan desa.
Kini desa Batu Ampar tidak lagi didiami sekelompok orang atau sekelompok
keluarga, warga desa Batu Ampar telah berasimilasi dengan arus migran yang
berdatangan untuk bertahan hidup maupun berinvestasi, suku dan bahasapun telah
berkalaborasi dengan arus migran yang datang, kehidupan, kebersamaan dan
kekeluargaan sudah menyatu untuk perkembangan dan kemajukan desa. Persaingan
hidup merupakan hal yang positif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dengan
kerukunan dan kebersamaan merupakan suatu modal guna untuk kemajuan desa.
Dengan hukum adat yang bersendikan sara’ dan sara’ bersendikan kitabullah,
walaupun berbeda prinsif dan kebiasaan, namun biasa disatukan dalam kata adat
“dimana bumi dipijak disitu pulalah langit dijunjung” dengan pedoman pepatah adat
ini, Batu Ampar mampu menciptakan kerukungan, kedamaian, kenyamanan dan
kebersamaan demi menuju pembangunan manusia yang hakiki. 38
38Dokumentasi Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
-
B. Visi dan Misi Desa Batu Ampar
Visi adalah suatu gambaran yang menentang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan visi desa Batu
Ampar ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang
berkepentingan di desa Batu Ampar seperti pemerintahan desa, BPD, tokoh
masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada
umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satupun kerja wilayah
pembangunan di Kecamatan.
Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang membuat sesuatu
pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi di desa tersebut.
Pernyataan visi kemudian dijabarkan kedalam Misi agar dapat di
operasionalkan/dikerjakan. Sebagaiman penyusunan visi, misipun dalam
penyusunannya menggunkan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan
kebutuhan desa Batu Ampar. 39
1. Visi Desa Batu Ampar
Berdasarkan kondisi masyarakat desa Batu Ampar saat ini, tantangan yang
dihadapi 6 tahun mendatang serta memperhitungkan modal besar yang di miliki oleh
desa Batu Ampar sumber pendapatan PAD, dana desa dari tingkat II, dan pusat
amanatnya untuk pembangunan, operasional, pemberdayaan aparatur pemerintah dan
kelembagaan yang ada di desa Batu Ampar Visi pembangunan “ Mari bersatu
membangun tuntaskan kegiatan desa 2015-2021”, yakni:
39Dokumtasi Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
-
Menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran negara yang dianut, benar-benar telah
dijadikan tuntutan utama setiap nafas kehidupan dan penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, kemasyarakatan dan pribadi, sehingga adanya kekuatan batin yang
mendalam dijiwa setiap individu.
a. Menumbuh kembangkan kebudayaan yang sudah ada, sehingga mampu bertahan
dan bersifat akomodatif terhadap kemajuan peningkatan derajat, harkat, martabat
manusia dan ikut dalam kontrbusi;
b. Kondisi kehidupan sosial masyarakat dipandang dari sisi pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan, keamanan, kenyamanan, ketentraman, dan ketertiban sudah semakin
meningkat sehingga menjadi kondusif untuk memacu pembangunan.
c. Stabilitas ekonomi yang dapat dipertahankan dan bersifat dinamis, produktifitas,
mengurangi pengangguran, menurunkan kemiskinan, membina usaha kecil
kebutuhan masyarakat;
d. Iklim demokratisasi yang semakin kondusif, stabilitas politik, maka keamanan dan
ketertiban terkendali, partisipasi dan kecerdasan masyarakat politik semakin baik,
penyelenggaraan pemerintahan yang kondusif, kualitas dan propesionalisme
aparatur meningkat dan kapasitas yang semakin kuat sehingga tercapai kesatuan
dan persatuan masyarakat;
2. Misi Desa Batu Ampar
Untuk mencapai tujuan dari visi di atas maka disusunlah misi sebagai langkah-
langkah penjabaran dari visi tersebut di atas sebaai berikut:
a. Menjadikan kinerja pemerintah desa, maksudnya adalah meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia yang mampu menguasai IPTEK dengan memiliki nilai-nilai
-
moral religious dan kultural, manajemen pembangunan infrastruktur yang maju dan
mampu diakses secara marata tanpa ada tertinggal didasari ketaqwaan yang luhur;
b. Mewujudkan nilai-nilai kebudayaan masyarakat, maksudnya adalah dengan
budaya mampu bertahan terhadap kemajuan dan ikut berkontribusi dan memberi
rasa aman;
c. Mewujudkan sosial masyarakat, maksudnya adalah kehidupan masyarakat
majemuk yang mendasar, didukung usaha sesuai profesi dan kemampuan;
d. Menjadikan stabilitas ekonomi masyarakat, maksudnya adalah kondisikan
pendapatan yang mendasar, didukung usaha sesuai profesi dan kemampuan;
e. Mewujudkan suasana kehidupan masyarakat dan menyelenggarakan pemerintah
yang demokratis, maksudnya adalah menjadikan suasana kemasyarakatan dan
penyelenggraan pemerintahan yang dinamis sesuai dengan nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam pancasila dan konstitusi negara dalam koridor NKRI,
meningkatkan kesadaran nasionalisme.
C. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Batu Ampar
Seperti halnya desa lain, desa Batu Ampar mempunyai struktur perangkat desa
yaitu BPD, LPM, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Dusun, dan
Ketua RT. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi pemerintah desa Batu
Ampar ini dapat dilihat melalui struktur sebagai berikut:
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Batu Ampar
KEPALA DESA IDA LAILA SH
-
Berdasarkan peraturan pemerintah Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014
tentang desa menyatakan bahwa: Kepala desa bertugas menyelenggarakan
pemerintahan desa, melaksanakan pebangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa
dan pemberdayaan masyarakat desa.40 Adapun tugas dan fungsi masing-masing bagian
dari struktur organisasi pemerintah tersebut di atas adalah sebagai berikut:
40Undang-Undang RI Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 26 ayat (1).
BPD
SEKRETARIS DESA
ABDURRASIDI
URUSAN
UMUM
INDRAWANA
URUSAN
KEUANGAN
IRMA LIANA
URUSAN
PERENCANAAN
ZULHAM, SE
SEKSI
PEMERINTAHAN
RENA OKTOVIANA
SEKSI
KEMASYARAKAT
AN AZAR YANDI
SEKSI PEMBANGUNAN
PEMBERDAYAAN
KALIMAN
DUSUN I
ZULTOGO
O
DUSUN II
BASRI
DUSUN III
MUSLIM
R
DUSUN IV
SUDIRMA
N
DUSUN V
MISTAM
DUSUN VI
NGATINO
DUSUN VII
SAMSUL
-
1. Tugas Kepala Desa
a. Memimpin penyelenggaraan daerah;
b. Membina kehidupan masyarakat desa;
c. Membina perekonomian desa;
d. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
e. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa bersama lembaga adat desa;
f. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjukkan kuasa
hukumnya;
g. Mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBD untuk di bahas bersama
BPD dan menetapkan sebagai peraturan desa;
h. Menjaga kelestarian adat istidat yang hidup dan berkembang di desa yang
bersangkutan
i. Melaksanakan kewewenang lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;
2. Kewajiban Kepala Desa
a. Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa kepada Bupati;
b. Memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD;
c. Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa kepada masyarakat;
3. Fungsi Kepala Desa
a. Pelaksanaan pembinaan masyarakat desa;
b. Pelaksanaan pembinaan perekonomian desa;
c. Pemeliharaan keterangan dan ketertiban masyarakat desa;
d. Pelaksanaan musyawarah penyelesaian perselisihan masyarakat desa;
e. Penyusunan dan pengajuan rancangan peraturan:
-
3. Sarana dan Prasarana Desa Batu Ampar
a. Keadaan Geografis Desa Batu Ampar
Desa Batu Ampar adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, dengan tanahnya yang datar dan subur yang
sangat baik untuk pertanian, baik untuk tanaman musa dan tanaman keras seperti
tanaman sawit dan karet. 41 Desa Batu Ampar memiliki batas-batas wilayah dengan
daerah-daerah lain adalah:
Tabel 3. 2 Batas Wilayah Desa Batu Ampar
No Nama Masa Jabatan 1 Sebelah Utara Sekara/Air Baloy 2 Sebelah Selatan TNBT 3 Sebelah Barat Keritang 4 Sebelah timur Selensen
Tabel 3. 3
Luas Wilayah Desa Batu Ampar
No Nama Luas 1 Pemukiman 7. 658 Ha 2 Pertanian/Perkebunan 15. 317 Ha 3 Kebun Kas Desa 10 Ha 4 Perkantoran 0, 3 Ha 5 Sekolah 4, 7 Ha 6 Jalan 4 Ha 7 Lapangan Bola Kaki 1 Ha 8 Pustu 1 Ha 9 Koperasi Unit Desa 0 Ha 10 Lahan Persedian Sarana Lainnya 5 Ha
41 Dokumentasi Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi
Riau.
-
Dari poin 1 s/d 10 di atas untuk luas wilayah desa hanya perkiraan oleh karena
belum di ukur secara akurat. Keadaan topografi desa Batu Ampar dilihat secara
umumnya keadaannya merupakan daerah daratan tinggi yang berbukit-bukit yang di
aliri sungai reteh, sungai nibul, sungai air luait dan danau-danau. Beriklim tropis hal
tersebut mempengaruhi pola perekonomian penduduk setempat.
b. Keadaan Demografi Desa Batu Ampar
Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan
sekaligus basa menjadi beban pembangunan, jumlah penduduk desa Batu Ampar,
yaitu:
Tabel 3. 4 Keadaan Penduduk Desa Batu Ampar
No Jenis Jumlah 1 Kepala Keluarga 1. 312 KK 2 Laki-Laki 2. 722 Jiwa 3 Perempuan 2. 531 Jiwa Jumlah 5. 253 Jiwa
Dari table di atas dapat diketahui bahwa terdapat
5. 253 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1. 312 (KK) agar dapat menjadi
dasar pembangunan maka jumlah penduduk yang sangat besar harus disertai kuslitas
SDM yang tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting sehingga potensi yang
dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan, khususnya pembangunan
desa Batu Ampar berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain
perkembangan jumlah penduduk, jumlah penduduk desa Batu Ampar cenderung
-
meningkat karena tingkat kelahiran lebih besar daripada kematian serta penduduk yang
masuk lebih besar dari penduduk yang keluar dari desa.42
1) Orbitasi
Tabel 3. 5 Jarak Tempuh dari Desa Batu Ampar ke Ibu Kota Kecamatan dan Kabupaten
No Nama Jarak/Waktu
1 Jarak ke ibu kota Kecamatan terdekat
± 5 Km
2 Jarak ke ibu kota Kabupaten ± 120 Km
Tabel 3. 6 Keadaan Pendidikan di Desa Batu Ampar
No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Paud/TK 70 Orang 2 SD 214 Orang 3 MDA 83 Orang 4 SLTP/MTS 95 Orang 5 SLTA/MA 128 Orang 6 S1/Diploma 35 Orang 7 S2 1 Orang
Menurut tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan di Desa Batu Ampar
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Kabupaten Indragiri
Hilir sudah cukup tinggi terbukti dengan adanya yang mencapai perguruan tinggi
sebanyak 35 orang, baik dari agama maupun umum. Keseluruhan ini tergantung lagi
pada individu remaja dan kemauan dari orang tua di dalam menyekolahkan anak-anak
mereka. Berikut ini tabel sarana pendidikan di desa Batu Ampar.
42Dokumentasi Desabatu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
-
Tabel 3. 7 Sarana Prasarana Pendidikan Di Desa Batu Ampar
No Lembaga Pendidikan Jumlah 1 Gedung SD 3 Unit di Lokasi Dusun III, V, VI 2 Gedung Paud 2 Unit di Lokasi Dusun III, VII 3 Gedung RA 1 Unit di Lokasi Dusun I 4 PDTA dan MI 1 Unit di Lokasi Dusun I
c. Karasteristik Budaya
Masyarakat desa Batu Ampar suku asli adalah melayu, namun sekarang di desa
Batu Ampar sudah bercampur beragam jenis suku antara lain suku melayu, jawa, bugis,
batak dan sebagainya. Pada umumnya beragam suku tersebut adalah pendatang yang
merantau dan ada yang menikah dengan suku asli dan memilih untuk menetap di Desa
Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau.
d. Keadaan Sosial Ekonomi dan Agama
a. Keadaan Sosial Ekonomi
Sebagian besar masyarakat memilih pertanian sebagai usaha menghidupi
keluarga dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pertanian yang dimaksud tersebut
adalah perkebunan. Usaha perkebunan yang dimiliki skala besar, baik dalam kuantitas
lahan maupun kualitas hasilnya, yang dipilih oleh masyarakat adalah perkebunan
kelapa sawit dan perkebunan karet, usaha ini dipilih karena di samping pengerjaannya
relatif gampang, menurut tata cara mereka, juga karena lahan garapan yang tersedia
-
sangat luas. Lahan perkebunan sawit dan karet milik masyarakat memang berada tidak
jauh dari pemukiman penduduk.43
b. Agama
Sebagian besar penduduk di desa Batu Ampar mayoritas adalah pemeluk agama
islam. Namun intensifnya pengajaran agama islam dimulai sejak saat itu dengan bukti
pengajian yang lebih besar dibuka pada masa itu. Seperti masyarakat pemeluk islam
lainnya lima waktu, shalat jumat, puasa di bulan ramadhan dan ibadah haji.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tatanan sosial kemasyarakatan yang
berlaku di desa ini adalah berlandaskan ajaran islam. Karena begitu kuatnya ajaran
islam tertanam di tengah-tengah masyarakat, hampir di pastikan bahwa setiap warga di
desa ini dapat memahami ajaran islam dan bisa membaca al-Qur’an. Pengajian-
pengajian dan perlombaan-perlombaan keagamaanpun sering di lakukan untuk lebih
mendekatkan masyarakat akan ajaran Islam. Beragam aktivitas peribadatan yang
dilakukan oleh masyarakat desa ini di pusatkan di masjid yang cukup besar dan telah
berumur puluhan tahun.
Tabel 3. 8 Sarana Prasarana Sarana Ibadah
No Sarana Ibadah Jumlah 1 Masjid 5 Buah 2 Musholla 7 Buah
43 Dokumen Rancangan RPJM 2016-2021 Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau.
-
Segala kegiatan agama yang berskala besar di lakukan di sini, seperti ibadah
shalat jum’at dan shalat ied, shalat tarawih dan tadarusan pada bulan ramadhan juga di
laksanakan di masjid, sedangkan kegiatan keagamaan yang berskala kecil, seperti
yasinan setiap malam jum’at, biasanya di laksanakan di rumah-rumah penduduk secara
bergiliran pada masing-masing RT.44
44Dokumen Rancangan RPJM 2016-2021 Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau.
-
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN