Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi...
Transcript of Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi
dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar yang Ditetapkan
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010
Skripsi
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun Oleh :
Wulan Riyani D0107102
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam mewujudkan tujuan pembangunan menuju masyarakat
sejahtera, salah satunya pemerintah melaksanakan otonomi daerah. Di
Indonesia, Negara yang cukup luas wilayahnya, maka sangatlah sulit bila
diterapkannya sentralisasi. Hal ini karena, sangatlah sulit jika pemerintah
pusat mengatur seluruh kegiatan yang ada di wilayah Indonesia. Untuk
itulah diperlukan desentralisasi melalui program otonomi daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah diatur dalam Undang-Undang No 32
Tahun 2004. Dalam Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa
desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu
artinya pelaksanaan otonomi daerah berarti pemerintah pusat mengakui
kemandirian dan kemampuan pemerintah dan masyarakat daerah.
Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 dalam Bab I tentang
ketentuan umum pasal 1 menyebutkan bahwa otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Dari pengertian tersebut dapat
diketahui bahwa daerah otonom memiliki hak kewenangan dan kewajiban
untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri serta daerah otonom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
memiliki keleluasaan untuk menggali dan mendayagunakan potensi yang
dimiliki secara optimal. Hal ini karena, setiap daerah memiliki potensi
sendiri yang bisa dikembangkan dan lebih mengetahui dan mengenal
kekurangan apa yang ada di daerahnya untuk diperbaiki.
Salah satu tolok ukur untuk melihat kesiapan daerah dalam
pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan mengukur seberapa besar
kemampuan keuangan suatu daerah untuk menyelenggarakan otonomi
daerah atau pemerintahan sendiri. Daerah otonom tersebut dapat menggali
sumber-sumber pendapatan daerah dari segala potensi yang dimiliki di
daerahnya.
Berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan daerah, dalam pasal
157 Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
disebutkan bahwa pendapatan daerah terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerah,yang selanjutnya disebut PAD, yaitu: a. Hasil pajak daerah b. Hasil retribusi daerah c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
2. Dana Perimbangan 3. Pinjaman Daerah 4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Salah satu sumber pendapatan asli daerah adalah penerimaan
retribusi daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang
Pajak dan Retribusi Daerah pasal 1 (26) disebutkan bahwa retribusi daerah
atau retribusi adalah segala pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dengan adanya pemungutan retribusi daerah diharapkan dapat mendukung
sumber pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan
daerah, sehingga akan meningkatkan dan memeratakan perekonomian
serta kesejahteraan masyarakat di daerahnya.
Retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah
yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah untuk memantapkan otonomi daerah yang luas,
nyata, dan bertanggung jawab. Salah satu penerimaan dari retribusi daerah
adalah retribusi pasar. Retribusi pasar merupakan golongan retribusai jasa
umum. Hal ini sesuai dengan Perda Surakarta Nomor 8 Tahun 1999
tentang Retribusi Pasar yang terdapat dalam bab II pasal 5. Dalam
Undang-Undang tersebut juga disebutkan bahwa retribusi jasa umum
adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Dari uraian tersebut dapat
dikatakan bahwa pasar tidak hanya sebagai unit pelayanan kepada
masyarakat, tetapi pasar sudah merupakan unit usaha bagi pemerintah
daerah sehingga diharapkan dapat menghasilkan laba retribusi. Apabila
retribusi tersebut dapat dipenuhi, maka sumber pendapatan dapat
digunakan oleh Pemkot Surakarta untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dan pada akhirnya dapat digunakan untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Salah satu kegiatan perdagangan adalah kegitan jual beli di pasar.
Orang atau badan hukum yang menerima fasilitas pasar di Surakarta maka
akan dikenai retribusi pasar. Hal ini tercantum dalam Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pasar bab II pasal 2. Besarnya
tarif retribusi untuk masing-masing pengguna fasilitas pasar pun juga
berbeda-beda tergantung letak dan luas kios, serta jenis dagangannya.
Untuk masing- masing pasar, ternyata besarnya target retribusi
berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh pasar
tersebut. Target retribusi pasar keseluruhan ditetapkan oleh walikota
Surakarta sebagai sumber penerimaan bagi APBD Kota Surakarta.
Sedangkan untuk target retribusi pasar untuk masing-masing tradisional
Kota Surakarta ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.
Tabel 1.1
Target dan Realisasi Retribusi Pasar Ayam
Tahun Anggaran 2008-2009
Tahun Anggaran Target (Rp) Realisasi (Rp)
2008 91.920.000 108.624.070
2009 93.211.000 109.331.725
Sumber: Kantor Pasar Ayam, Semanggi
Dari tabel diatas maka selama kurun waktu 2 tahun terakhir target
yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta kepada
Pasar Ayam Semanggi dapat terpenuhi. Bahkan realisasinya melebihi
target yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Hal
ini menunjukkan bahwa kinerja dari pegawai Pasar Ayam Semanggi yaitu
memuaskan serta strategi serta upaya yang selama ini diterapkan telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
berhasil bagi pencapaian target retribusi Pasar Ayam Semanggi Kota
Surakarta.
Untuk tahun 2010, target yang dipatok oleh Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta untuk retribusai Pasar Ayam Semanggi adalah Rp
122.888.000,00. Berikut rincian target retribusi Pasar Ayam, Semanggi:
Tabel 1.2 Rincian Target Retribusi Pasar Ayam Semanggi
Tahun 2010 Sumber Retribusi Target Retribusi (Rp)
1. Plataran 2. Los 3. Kios 4. Rupa-rupa:
- Listrik - Tunggakan - SHP - KTPP - Balik Nama - Lain-lain - Penjualan Kios
28.400.000*
46.230.000 -
23.922.000 17.512.000
455.000 195.000
4.674.000 500.000
Jumlah Total Target Retribusi 122.888.000 Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi Dari tabel diatas maka target retribusi pasar yang ditetapkan oleh
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta untuk pasar ayam Semanggi
adalah sebesar Rp 122.888.000,00. Untuk retribusi plataran, baik itu untuk
barang dagangan kambing, ayam ataupun unggas lain maka retribusi
tersebut dipungut dengan menggunakan karcis dengan nilai nominal
sebesar Rp 460,00 dan Rp 650,00. Pemberian karcis tersebut disesuaikan
dengan jumlah dagangan yang dibawa oleh pedagang. Bila dagangan yang
dibawa sedikit, maka pedagang dikenai retribusi sebesar Rp 460,00
sedangkan bila agak banyak maka pedagang dipungut retribusi sebesar Rp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
650,00. Untuk ayam maupun unggas lain dibawah 25 atau sama dengan 25
ekor maka dikenai retribusi Rp 460,00 sedangkan untuk ayam atau unggas
lain diatas 25 ekor dikenai retribusi Rp 650,00. Sedangkan untuk kambing,
kambing yang berukuran kecil diberi karcis senilai Rp 460,00 dan
kambing berukuran besar diberi karcis senilai Rp 640,00.
Tabel 1.3 Rincian Biaya Retribusi untuk Pedagang Plataran
Berdasarkan Jumlah Barang Dagangan Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010
Banyaknya ayam/ unggas ≤ 25 ekor >25 ekor
Biaya retribusi Rp 460,00 Rp 650,00
Total 1 Bulan (30 hari) Rp 13.800,00 Rp 19.500,00
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
Tabel 1.4 Rincian Biaya Retribusi Kambing untuk Pedagang Plataran
Berdasarkan Ukuran Kambing Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010
Ukuran Kambing Kecil Dewasa
Biaya Retribusi Rp 460,00 Rp 640,00
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
Untuk retribusi los baik itu retribusi untuk ayam, unggas atau
kambing dipungut dengan kartu dimana besarnya retribusi tersebut
tergantung luas los yang dipakai. Ada 2 criteria los di Pasar Ayam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Semanggi berdasarkan luas wilayahnya, yaitu los yang luasnya 7,5 m2 dan
los yang luasnya 9 m2. Untuk los yang luasnya 7,5 m2 dikenai retribusi
sebesar Rp 1105,00 per hari dengan rincian retribusi sebesar Rp 615,00 ;
listrik sebesar Rp 375,00 ; dan retribusi kebersihan kota sebesar Rp
115,00. Sedangkan untuk los yang luasnya 9 m2, maka besarnya retribusi
adalah Rp 1325,00 per hari dengan rincian retribusi sebesar Rp 740,00 ;
listrik sebesar Rp 450,00 ; dan retribusi kebersihan kota sebesar Rp
135,00. Untuk retribusi listrik dibebankan kepada pedagang yang
memiliki los sesuai lahan permeternya. Untuk permeternya dikenakan
beban listrik sebesar Rp 50,00. Sehingga seperti yang telah dijelaskan
diatas untuk luas los 7,5 m2 maka beban listrik yang harus dibayar adalah
Rp 375,00 sedangkan untuk luas los 9 m2 maka beban listrik yang harus
dibayar adalah Rp 450,00. Untuk retribusi los ini pembayarannya
tergantung pedagang yang bersangkutan, apakah akan dibayar langsung
selama sebulan ataukah setiap harinya.
Tabel 1.5 Rincian Biaya Retribusi Pasar Pedagang Los
Berdasarkan Luas Lahan Los Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010
Jenis
Luas los
Retribusi (Rp)
Listrik (Rp)
RKK (Rp)
Total(Rp)
Dikali 30 hari
7,5 m2 615 375 115 33150
9 m2 740 450 135 39750
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Untuk tunggakan retribusi tersebut merupakan tunggakan retribusi
tahun lalu. Setiap pedagang Pasar Ayam Semanggi yang menggunakan los
harus memiliki SHP (Surat Hak Penempatan). Awalnya pedagang harus
membeli lahan los terlebih dahulu, dimana semeternya dikenai biaya Rp
900.000,00. Biaya tersebut sudah termasuk biaya untuk mendapatkan SHP
dan KTPP. Selanjutnya pedagang tersebut mengajukan SHP (Surat Hak
Penempatan) kepada Lurah Pasar Ayam, selanjutnya Lurah Pasar Ayam
nanti akan mengurusnya ke Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Pasar
Surakarta. Hal ini memerlukan waktu sekitar 2 hari. Setelah melalui
Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta maka
prosedur selanjutnya diajukan kepada Kepala Dinas Pengelolaan Kota
Surakarta untuk mendapat persetujuan. Hal ini memerlukan waktu sekitar
3 hari. Setelah mendapat persetujuan maka akan dikembalikan lagi ke
Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Kota Surakarta, dan selanjutnya
diserahlan lagi kepada Lurah Pasar Ayam untuk nantinya diserahkan
kepada pedagang yang bersangkutan. Biaya yang harus dikelurkan untuk
mendapatkan SHP adalah Rp 17.500,00 dan SHP tersebut berlaku selama
3 tahun. Dengan adanya SHP (Surat Hak Penempatan) maka retribusi los
yang dimiliki oleh pedagang tetap harus dibayar meskipun los tersebut
ditempati ataupun tidak ditempati. Selain itu pemilik los juga harus
memiliki KTPP ( Kartu Tanda Pengenal Pedagang). Pelayanan KTPP (
Kartu Tanda Pengenal Pedagang ) ini biasanya langsung dijadikan satu
dengan SHP ( Surat Hak Penempatan ). Masa berlaku KTPP ( Kartu Tanda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pengenal Pedagang ) adalah 3 tahun, dan untuk mendapatkan KTPP (
Kartu Tanda Pengenal Pedagang) dikenai biaya Rp 7.500,00. Itu artinya
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan KTPP ( Kartu Tanda Pengenal
Pedagang ) selama setahun adalah Rp 2.500,00. Jadi biaya total untuk
mendapatkan SHP dan KTPP adalah sebesar Rp 25.000,00. Pada awal
kepemilikan SHP dan KTPP maka biaya tersebut, sudah dimasukkan
dalam biaya pembelian lahan los senilai Rp 900.000,00. Tetapi jika masa
berlakunya SHP dan KTPP sudah habis, maka untuk mengajukannya
kembali dikenai biaya Rp 25.000,00 dan berlaku untuk 3 tahun ke depan.
Retribusi yang didapat dari SHP dan KTPP ini berasal dari biaya yang
harus dikeluarkan untuk memperoleh SHP dan KTPP yaitu sebesar Rp
25.000,00. Karena biaya tersebut berlaku untuk 3 tahun, maka retribusi
pertahunnya adalah Rp 8.333,00 dengan rincian untuk SHP sebesar Rp
5.833,00 dan KTPP sebesar Rp 2.500,00.
Balik nama disini diartikan sebagai pengubahan status kepemilikan
pedagang dari nama pemilik yang lama menjadi nama pemilik yang baru.
Nilai taksiran tempat dasaran untuk balik nama adalah Rp 820.000,00.
Biaya pelayanan yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan
balik nama permeternya adalah Rp 82.000,00. Untuk sumber retribusi lain-
lain ini berasal dari tambahan retribusi yang lain, misalnya tambahan dari
sponsor yang memasang reklame atau tambahan listrik bagi pedagang
plataran yang menginginkan adanya penerangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Kontribusi retribusi pasar bagi peningkatan PAD Kota Surakarta
yang semakin meningkat, secara tidak langsung akan berdampak bagi
Pemkot Surakarta untuk mengembangkan penerimaan daerah. Usaha
pengembangan penerimaan retribusi pasar pada tiap tahunnya mengalami
kendala dan hambatan. Kendala dan hambatan tersebut di antaranya
menyangkut perilaku wajib retribusi pasar yang seringkali melakukan
penundaan pembayaran retribusi dengan berbagai alasan. Dari penundaan
inilah dikhawatirkan penerimaan yang didapatkan tidak bisa atau tidak
memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar
Surakarta.
Dalam mencapai target retribusi pasar sesuai yang ditetapkan oleh
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, maka diperlukan suatu strategi
yang handal untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk masing-masing pasar,
strategi yang digunakan berbeda-beda tergantung Lurah Pasar yang
bersangkutan. Begitu pula Lurah Pasar Ayam juga memiliki strategi
tersendiri untuk mencapai target sesuai yang ditetapkan oleh Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yaitu sebesar Rp 122.888.000,00.
Pasar Ayam merupakan salah satu pasar tradisional di Kota
Surakarta juga menyumbangkan retribusi bagi penerimaan pendapatan asli
daerah Kota Surakarta. Dalam Trans Agro ( edisi 18, tahun II/ Mei 2010,
hal: 21) disebutkan bahwa pasar Ayam ini merupakan pasar terbesar
diseluruh Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Pada Tahun 2010 ini target
retribusi Pasar Ayam Semanggi adalah Rp 122,8 juta. Namun realisasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pada bulan september baru sekitar 55% dari target yang semestinya, yaitu
Rp 72,9 juta. Dalam Harian Solopos, (kamis pon, 2 september 2010),
Lurah Pasar Ayam, Sunyata mengatakan hingga kini realisasi penarikan
retribusi pedagang mencapai 72,9 juta.
Penarikan retribusi Pasar Ayam Semanggi ternyata juga mengalami
kendala. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Sunyata
(Solopos: kamis pon, 2 september 2010) bahwa tidak semua pedagang
mematuhi kewajibannya membayar retribusi. Sebagian pedagang sulit
ditemui di pasar karena mobilitasnya cukup tinggi. Selain itu, jumlah
tunggakan retribusi pasar Ayam Tahun 2009 mencapai sekitar Rp 15 Juta,
tetapi hingga kini tunggakan tersebut sudah berkurang menjadi Rp 10 juta.
Dengan adanya penunggakan ini, maka juga bisa berimbas pada
menurunnya total penerimaan retribusi pasar tiap tahunnya. Untuk itu,
Lurah Pasar Ayam beserta staffnya harus menerapkan strategi yang tepat
agar target retribusi pasar dapat tercapai.
Kelemahan yang dihadapi Lurah Pasar Ayam beserta staffnya
dalam mencapai target retribusi Pasar Ayam Semanggi adalah apabila
pedagang banyak yang tutup maka hal ini menjadi kendala bagi penarikan
retribusi, karena ketika akan dipungut retribusi, pedagang yang
bersangkutan tidak ada. Selain itu kelemahan lainnya adalah perilaku
wajib retribusi yang seringkali menunda pembayaran retribusi. Yang
menjadi tantangan adalah adanya penyakit atau virus yang bisa muncul
dari barang dagangan tersebut. Yang menjadi kekuatan pencapaian target
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
retribusi pasar ayam adalah produk yang berkualitas tinggi atau baik,
keramahan dan keseriusan Lurah Pasar Ayam Semanggi beserta staff
dalam memberikan pelayanan kepada pedagang. Seluruh pegawai dengan
serius selalu menjaga kebersihan pasar. Yang menjadi peluang adalah
kehadiran pejabat yang datang atau meninjau lokasi dan keadaan Pasar
Ayam Semanggi serta adanya penyemprotan berkala setiap sebulan sekali
dari Dinas Pertanian Kota Surakarta untuk mengantisipasi berbagai
penyakit yang bisa muncul. Dengan adanya penyemprotan tersebut
menjadi peluang bagi pencapaian target retribusi pasar Ayam Semanggi,
karena pedagang maupun pembeli merasa mendapat jaminan bahwa
barang dagangan mereka berkualitas baik dan tidak menularkan penyakit.
Suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya maka
harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah-
ubah. Para pemimpin puncak, dalam hal ini Lurah Pasar Ayam,
menentukan rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai.
Untuk mencapai target retribusi pasar ayam tersebut dan mengatasi
masalah ataupun kendala yang muncul dalam pencapaian target retribusi
pasar, maka Lurah Pasar Ayam Semanggi harus memikirkan dan
menentukan strategi yang tepat, agar Pasar Ayam Semanggi dapat
menggali potensi retribusi yang dimilikinya. Strategi yang digunakan oleh
Lurah Pasar Ayam Semanggi beserta staffnya adalah Strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Pemberdayaan Pasar melalui pemelirahaan pasar, pengembangan
pengelolaan persampahan pasar, pembangunan pasar, peningkatan
keamanan dan ketertiban pasar, dan pembinaan pedagang pasar.
Strategi pemberdayaan pasar disini merupakan upaya yang
dilakukan pemerintah Kota Surakarta, dalam hal ini yang
menyelenggarakan khusus bagi Pasar Ayam Semanggi adalah Lurah Pasar
Ayam beserta staffnya untuk menumbuhkan iklim usaha, pembinaan,
pengembangan, serta pembiayaan melalui pemelirahaan pasar,
pengembangan pengelolaan persampahan pasar, pembangunan pasar,
peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, dan pembinaan pedagang
pasar. Dengan strategi itu diharapkan iklim usaha menjadi kondusif dan
target retribusi dapat dicapai. Selain strategi diatas, Lurah Pasar Ayam
Semanggi beserta staff juga melakukan sistem jemput bola ke rumah
pedagang untuk menagih retribusi. Hal ini dilakukan mengingat tenggang
waktu yang sempit, artinya sisa akhir tahun yang tinggal beberapa bulan
saja.
Melihat permasalahan tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang strategi pemberdayaan pasar oleh Lurah
Pasar Ayam Semanggi dalam pencapaian target retribusi pasar yang
ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tentang latar belakang masalah diatas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar
Ayam Semanggi dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar yang
Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui informasi dan gambaran mengenai strategi yang
dilakukan oleh Lurah Pasar Ayam dalam pencapaian target retribusi
pasar yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta Tahun 2010.
2. Sebagai syarat guna meraih gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diperoleh informasi dan gambaran mengenai strategi pemberdayaan
pasar yang dilakukan oleh Lurah Pasar Ayam dalam pencapaian target
retribusi pasar yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta
Tahun 2010.
2. Memberikan sumbangan kepada Dinas terkait berupa saran-saran
untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan
strategi untuk mencapai target retribusi pasar ayam Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memperluas
wawasan berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui di lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi
Istilah strategy berasal dari kata Yunani strategos, atau strategus
dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal tetapi dalam bahasa
Yunani Kuno sering berarti perwira Negara (state officer) dengan fungsi yang
luas. Itu artinya penggunaan definisi strategi lebih mengarah pada kalangan
militer. Hal ini sependapat dengan Mc Nicholas (1997) dalam J. salusu (1996 :
92-93) yang mengemukakan bahwa:
“ strategy is the science and art of employing armed strength of a belligerent to secure the object of war. More restricted, the science and art of military command, exercised to meet the enemy under advantageous conditions”. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa strategi merupakan seni
dan tanggung jawab utama dari negara berperang untuk memenangkan atau
mengamankan peperangan. Pengertian strategi ini lebih terbatas pada suatu
ilmu atau seni memerintah dari militer,untuk mengadakan pertemuan dengan
musuh dalam kondisi yang menguntungkan.
Robert M. Grant (1996:11) menjelaskan bahwa strategi militer dapat
memberi masukan yang penting dalam pengelolaan bisnis. Perbedaan yang
paling mendasar antara strategi dan taktik dalam militer adalah strategi
merupakan suatu rencana keseluruhan dalam memanfaatkan sumber daya
untuk memperoleh kedudukan yang menguntungkan, sedangkan taktik
merupakan skema dari tindakan secara spesifik. Taktik lebih berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tindakan yang harus dilakukan untuk memenangkan peperangan, sedangkan
strategi lebih menekankan pada memenangkan perang. Namun, apaupun itu
keputusan strategis, baik keputusan dalam bidang militer maupun bidang
usaha, berkaitan dengan tiga karakteristik umum, yaitu:
1. strategi merupakan halyang penting
2. strategi meliputi komitmen yang penting dari sumber daya
3. strategi tidak mudah diubah.
Chandler (1992) dalam Mudrajad Kuncoro (2005:1), mengemukakan
strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan,
diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian ini strategi lebih mengacu
pada usaha atau cara bertindak untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu,
strategi sangat penting bagi suatu organisasi untuk pencapaian tujuan, baik itu
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. James Brian Quinn
(dalam Robert M. Grant, 1966:10) menjelaskan bahwa:
Strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi yang diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh.
Menurut Kenneth Andrew dalam J. Salusu ( 1996:89) strategi adalah
pola tujuan atau sasaran yang dinyatakan sedemikian rupa, yaitu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menegaskan bisnis apa yang digeluti organisasi itu atau yang akan digeluti,
dan macam apa atau akan seperti apa organisasi itu. Dari pengertian diatas
maka strategi itu tidak hanya mencakup tentang sasaran dan tujuan apa yang
akan dicapai suatu organisasi tetapi di dalam strategi juga menjelaskan secara
rinci kegiatan maupun jenis organisasi, apakah organisasi profit atau
nonprofit. Pada intinya akan dibawa kemanakah organisasi tersebut,
bagaimana seharusnya organisasi tersebut berjalan demi meraih tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Keputusan strategik yang dibuat perusahaan
seharusnya mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan yang
nantinya akan menentukan sukses tidaknya perusahaan dalam lingkungan
kompetitif.
Menurut J. Salusu (1996:101), strategi ialah suatu seni menggunakan
kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya
melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang
paling menguntungkan. Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasarannya maka harus mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang selalu berubah-ubah. Strategi juga merupakan suatu
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.( Stephanie K. Marrus dalam
Husein Umar,2010:16)
Dari beberapa pengertian strategi diatas dapat disimpulkan bahwa
strategi merupakan siasat atau cara yang digunakan untuk menghadapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
permasalahan yang dihadapi guna tercapainya tujuan suatu organisasi dengan
memperhatikan lingkungan internal maupun eksternal organisasi.
Menurut Coulter (2002) Strategi merupakan sejumlah keputusan dan
aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber
daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam
lingkungan industrinya. Dengan demikian beberapa ciri strategi yang utama
adalah : (dalam Kuncoro, 2005:12 ) :
1. Goal Direction Actions yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang
diinginkan organisasi dan bagaimana mengimplementasikannya
2. Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan
kapabilitas), serta mempertahankan peluang dan tantangan.
Terkait dengan ciri strategi di atas, maka penelitian ini telah memenuhi
dua ciri tersebut, yaitu adanya Goal Directed Actions, yaitu mengenai
penetapan tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan strategi
pemberdayaan ini yaitu untuk mencapai target retribusi pasar Ayam sesuai
dengan target yang telah ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
yaitu sebesar Rp 122.888.00,00. Selain itu, Lurah Pasar Ayam beserta staffnya
juga dalam strategi pemberdayaan ini mempertimbangkan semua sumberdaya
yang dipunyai serta mempertahankan segala peluang yang ada yang kemudian
digunakan untuk mengatasi segala tantangan yang ada.
Rumusan yang komprehensif mengenai strategi oleh Hax dan Majluf
(1991) sebagai berikut : (dalam Salusu, 1996: 100-101)
1. Ialah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran
jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya;
3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi;
4. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan
memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari
lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya;
5. Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi.
Untuk melaksanakan atau mencapai tujuan yang ingin dicapai maka
perlu dipilih strategi yang paling tepat, yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan organisasi itu sendiri. Tipe-tipe strategi menurut Koteen
(1991) dalam pengambilan keputusan strategik yaitu : (dalam Salusu,
1996:104-105)
1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan
inisiatif-inisiatif strategik yang baru. Pembatasan-pembatasan
diperlukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.
2. Program Strategy (Strategi Program)
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategik
dari suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu
program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi
sasaran organisasi.
3. Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna
meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa
tenaga, keuangan, teknologi, dan sebagainya.
4. Institusional Strategy (strategi kelembagaan)
Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik.
Para eksekutif perlu menjamin bahwa strategi yang mereka susun
dapat berhasil dengan meyakinkan. Bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi
memang dapat dilaksanakan. Menurut Hatten dan Hatten dalam J. Salusu
(2003: 107) ada beberapa prinsip agar strategi bisa sukses, yaitu:
a. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya Jangan membuat strategi yang melawan arus. Ikutilah arus perkembangan dalam masyarakat, dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju.
b. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi Tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lain. Jangan bertentangan atau bertolak belakang. Semua strategi hendaknya diserasikan satu dengan yang lain.
c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain
Persaingan tidak sehat antar berbagai unit kerja dalam suatu organisasi sering kali mengklaim sumber dayanya, membiarkannya terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang tidak menyatu itu justru merugikan posisi organisasi.
d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya
Selain itu, hendaknya juga memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang lebih kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis Mengingat strategi adalah sesuatu yang mungkin, jadi harus membuat
sesuatu yang memang layak dan dapat dilaksanakan.
f. Strategi hendaknya memperhitungkan risiko yang tidak terlalu besar Memang setiap strategi mengandung risiko, tetapi haruslah berhati-
hati sehingga tidak menjerumuskan organisasi kedalam lobang yang besar. Oleh sebab itu, suatu strategi harusnya dapat selalu dikontrol.
g. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah dicapai
Jangan menyusun strategi di atas kegagalan.
h. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi. Grant (2005) dalam Cliff Bowman and Ve´ronique Ambrosini
(2007:363) menyebutkan bahwa:
One of the questions that this special issue of Management Decision seeks to address is that of hierarchical strategies or strategy levels. Traditionally competitive strategy relates to how a strategic business unit (SBU), be it a stand alone firm or a division of a larger corporation, competes within a particular market, and corporate strategy relates to how a corporation manages a set of businesses (Grant, 2005). Dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa salah satu pertanyaan yang
berkaitan dengan issu tentang keputusan manajemen yaitu mengenai hirarki
strategi atau level strategi. Dalam jurnal tersebut menjelaskan tentang
perbedaan dari strategi kompetitif tradisional dan strategi korporasi. Strategi
kompetitif tradisional lebih menekankan bagaimana suatu strategi dari unit
bisnis berdiri sendiri sebagai sebuah firma atau bagian dari sebuah organisasi
besar, saling berkompetisi dalam pangsa pasar. Sedangkan strategi korporasi
lebih menekankan bagaimana sebuah organisasi mengelola/memanage
serangkaian bisnis atau usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Pemberdayaan
Kata pemberdayaan berasal dari penerjemahan bahasa inggris
“empowerment” yang berarti “ pemberian kekuasaan” karena power bukan
sekedar “daya’ tapi juga “kekuasaan’’, sehingga kata “daya” tidak saja
bermakna “mampu” tapi juga “mempunyai kuasa” (Wrihatnolo dan
Dwijowijoto, 2007:1).
Definisi Pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi”, bukanlah
sebuah “proses instan” ,pemberdayaan mempunyai tiga tahapan, secara
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : (Wrihatnolo dan
Dwidjowijoto, 2007:2)
1. Penyadaran.
Pada tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi “pencerahan” dalam
bentuk pemberian penyadaran bahwa mereka mempunyai hak untuk mempunyai
“sesuatu”. Program-program yang dapat dilakukan pada tahap ini misalnya
memberikan pengetahuan yang bersifat kognisi, belief dan healing. Prinsip
dasarnya adalah membuat target mengerti bahwa mereka perlu
(membangun”demand”) diberdayakan, dan proses pemberdayaan itu dimulai
dari diri mereka sendiri.
2. Pengkapasitasan.
Disebut “capacity building” atau memampukan. Untuk diberikan daya atau
kuasa yang bersangkutan harus mampu terlebih dahulu. Misalnya, sebelum
memberikan otonomi daerah, seharusnya daerah-daerah yang hendak
diotonomkan diberi program kemampuan atau capacity building untuk membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mereka cakap dalam mengelola otonomi yang diberikan. Proses capacity
building terdiri dari tiga jenis, yaitu manusia, organisasi, dan sistim nilai.
3. Pemberian daya itu sendiri atau “empowerment” dalam makna sempit.
Pada tahap ini, kepada target diberikan daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang.
Pemberian ini sesuai dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki. Pokok
gagasannya adalah bahwa proses pemberian daya atau kekuasaan diberikan
sesuai dengan kecakapan penerima.
Duncan (dalam Ronald Nangoi, 2004:7) mengemukakan bahwa
pemberdayaan menyediakan lebih banyak sumberdaya kreatif dari suatu organisasi.
Pemberdayaan mengaktifkan dan memberi energi kepada orang-orang untuk
berusaha secara individu mengejar yang lebih baik.
Pemberdayaan adalah proses yang alamiah, dalam arti kita alami
dalam kehidupan wajar sehari-hari. Meskipun kehidupan itu adalah proses
yang alami, kehidupan pun harus perlu di manajemeni. Jadi pemberdayaan
bukanlah semata-mata konsep politik, melainkan lebih pada suatu konsep
manajemen. Dan sebagai konsep manajemen, pada akhirnya pemberdayaan
harus mempunyai indikator keberhasilan. Indikator tersebut adalah :
(Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007:10)
1. Akses, artinya target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai
akses akan risorsis yang diperlukan untuk mengembangkan diri.
2. Partisipasi, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya dapat
berpartisipasi mendayagunakan risorsis yang diaksesnya.
3. Kontrol, dalam arti target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai
kemampuan mengontrol proses pendayagunaan risorsis tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Kesetaraan, dalam arti pada tingkat tertentu saat terjadi konflik, target
mempunyai kedudukan sama dengan yang lain dalam hal pemecahan
masalah.
Dasar-dasar pemberdayaan menurut Dubois dan miley (1977) adalah : (
dalam Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007 : 116)
1. Pemberdayaan adalah proses kerjasama antara klien dan pelaksana kerja secara
bersama-sama yang bersifat mutual benefit.
2. Proses pemberdayaan memandang sistem klient sebagai komponen dan
kemampuan yang memberikan jalan ke sumber penghasil dan memberikan
kesempatan.
3. Klien harus merasa dirinya sebagai agen bebas yang dapat mempengaruhi.
4. Kompetensi diperoleh atau diperbaiki melalui pengalaman hidup, pengalaman
khusus yang kuat dari pada keadaan yang menyatakan apa yang dilakukan.
5. Pemberdayaan meliputi jalan ke sumber-sumber penghasilan dan kapasitas
untuk menggunakan sumber-sumber pendapatan tersebut dengan cara efektif.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberdayaan adalah proses
menyeluruh : suatu proses aktif antara motivator, fasilitator, dan kelompok
masyarakat yang perlu diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan, pemberian berbagai kemudahan serta peluang untuk mencapai
askes sistim sumberdaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyrakat.
Wrihatnolo dan dwijowijoto (2007:117), menyebutkan bahwa proses
pemberdayaan hendaknya meliputi :
1. enabeling (menciptakan suasana kondusif)
2. empowering (penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. protecting (perlindungan dari ketidakadilan)
4. supporting (bimbingan dan dukungan)
5. foresting (memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang)
Aileen Mitchell Stewart (1998:77) menjelaskan bahwa pemberdayaan
bukanlah cara manajemen yang gampang dan enak bagi seorang manajer yang
malas dan setengah-setengah, melainkan justru menuntut lebih banyak
kecakapan dan sumber daya manajerial. Pemberdayaan juga menuntut
digunakannya seperangkat kecakapan baru, yang meliputi:
1. Membuat mampu (enabling)
Membuat mampu berarti memastikan bahwa staf mempunyaisegala
sumber daya yang diperlukan untuk dapat diberdayakan secara penuh,
seperti waktu, personel, uang dan lain-lain.
2. Memperlancar (facilitating)
Merupakan kecakapan paling mendasar yang diperlukan oleh manajer
yang memberdayakan. Manajer yang memberdayakan memandangnya
sebagai tugas pokok manajemen untuk meniadakan segala halangan,
rintangan dan penundaan yang menghalangistaf untuk melakukan
pekerjaan sebaik-baiknya.
3. Berkonsultasi (consulting)
Manajer yang memberdayakan perlu menggunakan pengetahuan dan
pengalaman dan memanfaatkannya untuk berkonsultasi dengan staf yang
menyangkut masalah sehari-hari maupun masalah-masalah strategis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Bekerjasama (collaborating)
Berkonsultasi saja tidak cukup, tetapi dalam program pemberdayaan
manajer hendaknya juga bekerjasama sepenuhnya dengan staf. Hanya
dengan bekerjasama secara bebas, terbuka, dan penuhlah, seluruh
kekayaan kecakapan dan pengetahuan dalam organisasi dapat
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Membimbing (mentoring)
Bertindak sebagai teladan dan dan pelatih bagi staf dan rekan-rekan
sekerja. Membimbing sangat fundamental bagi proses pemberdayaan:
sebelum kita dapat menerima sepenuhnya bahwa kita tidak harus
mengerjakannya sendiri- dan bahwa kita dapat mencapai lebih banyak
melalui orang lain- kita sesungguhnya belumlah siap untuk
memberdayakan staf kita.
6. Mendukung (supporting)
Manajer yang baik mengetahui perlunya mendukung staf dan membantu
mereka untuk dapat mandiri. Jika staf kita tidak merasa bahwa mereka
akan tetap mendapatkan dukungan kita sepenuh hati bahkan pada waktu
mereka membuat kesalahan –asalkan kesalahan itu terjadi akibat usaha
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi- maka organisasi atau
departemen kita tidak akan pernah akan mencapai pemberdayaan secara
penuh.
Ginanjar Kartasasmita (1996: 159-160), membicarakan konsep
pemberdayaan secara luas yaitu pemberdayaan masyarakat. Konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pemberdayaan masyarakat digunakan dalam penelitian ini dengan asumsi
bahwa pedagang merupakan anggota dari masyarakat secara luas. Dalam
kerangka pembangunan nasional, upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan
melalui 3 jurusan :
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan setiap masyarakat mempunyai potensi yang dapat dikembangkan, artinya tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong (encourage), memotivasi, dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif selain hanya menciptakan iklim dan suasana. Pekuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan masukan atau input serta pembukaan akses kepada berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya.
3. Memberdayakan mengandung arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah bertambah lemah karena kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat oleh karena itu dalam konsep pemberdayaan masyarakat, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah sangat diperlukan. Melindungi disini tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi karena hal itu justru akan semakin melemahkan. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.
Kristiadi (1977) melihat bahwa ujung dari pemberdayaan masyarakat
harus membuat masyarakat menjadi swadiri, mampu mengurusi dirinya
sendiri, swadana, mampu membiayai keperluan sendiri, dan swasembada,
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan (dalam
Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007:117). Sedangkan Prijo (1996) menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
bahwa istilah pemberdayaan sering kali digunakan dalam konteks kemampuan
meningkatkan keadaan ekonomi individu (dalam Wrihatnolo dan dwijowijoto,
2007 : 117).
Ada 3 strategi pemberdayaan yang umum dipakai atau dilaksanakan
yaitu : (Wrihatnolo dan dwidjowiyoto, 2007:119-120)
1. Pemberdayaan konformis
Pemberdayaan yang hanya berkutat di “daun” dan “ranting”. Karena
struktur sosial, ekonomi, dan politik yang ada sudah dianggap given,
pemberdayaan masyarakat hanya dilihat sebagai upaya meningkatkan daya
adaptasi terhadap struktur yang sudah ada. Bentuk aksi strategi ini adalah
mengubah sikap mental masyarakat yang tidak berdaya dan pemberian
bantuan, baik modal maupun subsidi. Program-program karitatif dan
sinterklas termasuk dalam kategori ini.
2. Pemberdayaan reformis
Pemberdayaan yang hanya berkutat di “batang”. Konsep ini tidak
mempermasalahkan tatanan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang ada.
Yang dipersoalkan adalah praktik dilapangan atau pada kebijakan
operasional. Pemberdayaan difokuskan pada upaya peningkatan kinerja
operasional dengan membenahi pola kebijakan, peningkatan kualitas
SDM, penguatan kelembagaan, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Pemberdayaan struktural
Pemberdayaan yang berkutat di “akar”. Strategi tersebut melihat bahwa
ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh struktur sosial, politik,
budaya, dan ekonomi yang kurang memberikan peluang bagi kaum yang
lemah. Pemberdayaan harus dilakukan melalui transformasi struktural
secara mendasar dengan meredesign struktur kehidupan yang ada. Karena
sifat revolusionernya, konsep terakhir ini disebut juga critical paradigm.
Dari tiga strategi pemberdayaan di atas, strategi pemberdayaan pasar
oleh lurah Pasar Ayam termasuk ke dalam strategi pemberdayaan reformis.
Hal ini dilihat dari praktik dilapangan atau pada kebijakan operasional.
Pemberdayaan difokuskan pada upaya peningkatan kinerja operasional
dengan membenahi pola kebijakan, peningkatan kualitas SDM, penguatan
kelembagaan, dan sebagainya.
Spreitzer (1995a, b, 1997) dalam Jean-Se´bastien Boudrias his
colleagues ( 2009:626):
Empowered individuals:
(1) find meaning in their work role;
(2) feel competent to perform their work role;
(3) have a feeling of self-determination with regard to specific means to achieve expected results; and
(4) believe that they can have a real impact on organizational outcomes.
Dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat
itu meliputi menemukan arti dari cara kerja mereka, adanya rasa bersaing
untuk menunjukkan kerja mereka, memiliki rasa bertahan diri dan saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
menghormati dalam arti khusus untuk mencapai hasil yang diharapkan, serta
percaya bahwa mereka memiliki pengaruh yang nyata dalam keluaran/hasil
organisasi.
Dari berbagai pandangan mengenai pemberdayaan di atas dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses untuk mendorong
masyarakat agar lebih mandiri agar mereka dapat menunjukkan kemampuan
mereka bahwa mereka mampu untuk berkreasi, berinovasi dan membuktikan
bahwa mereka memiliki pengaruh bagi pencapaian tujuan organisasi.
C. Strategi Pemberdayaan
1. Pemberdayaan Pasar Tradisional
Menurut peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 3 tahun 1993
tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 5
tahun 1983 tentang pasar, yang dimaksud pasar adalah tempat dengan
batas-batas tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai
tempat berkumpul dan bertemunya pedagang/ pengusaha dengan pembeli
dengan maksud untuk terwujudnya jual beli yang secara langsung
memperdagangkan barang dan jasa.
Dari pengertian diatas maka pasar itu ditetapkan oleh pemerintah
Daerah, yang menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
berinteraksi dan saling berhubungan untuk melakukan jual beli atas barang
atau jasa tertentu. Dalam hal ini pasar Ayam adalah tempat bertemunya
pedagang dan pembeli atas barang dagangan dimana yang diperjualbelikan
adalah Ayam dan Kambing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Pasar merupakan bagian dari usaha kecil. Hal ini dijelaskan dalam
peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007 tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan
TokoModern yang menjelaskan bahwa:
“pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjuallebih dari satu yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun dengan sebutan lainnya. Sedangkan pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah. Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa took, kios,los dan tenda yang dimilik/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar”. Usaha kecil seperti pasar perlu diberdayakan agar mampu
memanfaatkan peluang usaha yang dimiliki dan menjawab tantangan
sehingga mampu meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan
masyarakat. Pemberdayaan pasar merupakan strategi untuk menumbuhkan
iklim usaha agar pasar dapat tumbuh kokoh dan mampu menggali potensi
yang dimilki sehingga bias bermanfaat bagi Negara.
Adapun tujuan pemberdayaan usaha kecil yang termuat dalam
pasal 5 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah:
1) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang, dan berkeadilan;
2) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha kecil menjadi
usaha yang tangguh dan mandiri;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Meningkatkan peran usaha kecil dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
Pemberdayaan usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20
tahun 2008 dimaksudkan untuk meningkatkan peran usaha kecil dan mikro
dalam perekonomian Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 20
tahun 2008 bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa pemberdayaan usaha kecil
adalah:
“upaya yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk pertumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri”
Yang dimaksud dengan iklim usaha adalah kondisi yang
diupayakan pemerintah dan pemerintah daerah untuk memberdayakan
usaha mikro, kecil, dan menengah secara sinergis melalui penetapan
berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan diberbagai aspek
kehidupan ekonomi agar usaha mikro, kecil dan menengah memperoleh
pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan usaha
yang seluas-luasnya (pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008).
Iklim usaha yang ditumbuhkan pemerintah dan pemerintah daerah sebagai
obyek yang diberdayakan meliputi aspek-aspek pendanaan, sarana dan
prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha, kesempatan
berusaha, promosi dagang, dan dukungan kelembagaan (bab V pasal 7 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Selanjutnya yang dimaksud Pemerintah menumbuhkan iklim usaha
dan aspek kesempatan berusaha antara lain melalui kebijaksanaan untuk
menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di
pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat,
lokasi pertambangan rakyat, lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima,
serta lokasi lainnya.
Dengan melihat beberapa konsep diatas maka pemberdayaan pasar
tradisional menurut peneliti adalah upaya yang dilakukan pemerintah
melalui penumbuhan iklim usaha, pembinaan, pengembangan serta
pembiayaan sehingga pasar tradisional mampu menumbuhkan dan
memperkuat dirinya menjadi pasar tradisonal yang tangguh dan mandiri.
2. Strategi Pemberdayaan Pasar Oleh Lurah Pasar Ayam dalam
Pencapaian Target Retribusi Tahun 2010
Berdasarkan konsep Strategi dan Pemberdayaan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa strategi pemberdayaan pasar adalah segala keputusan
atau kebijakan yang yang dilakukan melalui berbagai tindakan untuk
menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha di pasar agar usaha
tersebut menjadi kokoh, tangguh dan mandiri. Selain itu menurut
Wrihatnolo dan dwidjowiyoto (2007:23) dapat disimpulkan bahwa Strategi
Pemberdayaan adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategi yaitu
untuk keberdayaan masyarakat) dan mengalokasikan/menyesuaikan
sumber daya dengan peluang (strategi berbasis sumber daya) sehingga
dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat, dan mendorong masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
untuk lebih mampu merencanakan, membangun dan memelihara hasil
kegiatan secara mandiri. Strategi Pemberdayaan diterapkan ke dalam
berbagai program yang menggunakan prinsip dasar bahwa apabila
mempunyai kesempatan untuk mengambil keputusan secara mandiri,
masyarakat akan berbuat yang terbaik bagi diri mereka, keluarga, dan
masyarakatnya.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Melalui otonomi daerah, suatu
daerah diharapakan dapat menggali potensi daerahnya sendiri karena lebih
mengetahui struktur dan potensi daerahnya.
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta merupakan induk dari
Pasar Ayam Semanggi, sehingga kebijakan yang ditetapkan DPP Kota
Surakarta berlaku juga di Pasar Ayam Semanggi. Kebijakan yang
ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar guna menciptakan kondisi pasar yang
bersih, tertib, aman dan nyaman, serta mengoptimalkan kontribusi pasar
guna mendukung kelancaran pembangunan pemerintah daerah adalah
dengan menumbuh kembangkan dan memberdayakan pasar melalui
peningkatan sarana prasarana dan fasilitas pasar yang memadai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Pemberdayaan pasar tradisional adalah upaya yang dilakukan
pemerintah melalui penumbuhan iklim usaha, pembinaan, pengembangan
serta pembiayaan sehingga pasar tradisional mampu menumbuhkan dan
memperkuat dirinya menjadi pasar tradisonal yang tangguh dan mandiri.
Dalam rencana strategis tahun 2006-2011 Dinas Pengelolaan Pasar
halaman 7, memiliki strategi dan kebijakan untuk lebih memberdayakan
pasar tradisional yaitu melalui:
a. Program pemeliharaan pasar
Pemeliharaan fasilitas pasar dilakukan dengan pemeliharaan sarana
dan prasarana pasar.
b. Program pengembangan pengelolaan persampahan pasar
Peningkatan kebersihan pasar dilakukan melalui penambahan
maupun pengantian alat kebersihan di masing-masing pasar.
c. Program pembangunan atau renovasi pasar
Pembangunan (renovasi) dilakukan untuk meningkatkan
kenyamanan pasar. Dalam pembangunan juga diikuti dengan
penambahan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di pasar.
d. Program peningkatan keamanan dan ketertiban pasar
Peningkatan keamanan dan ketertiban pasar dilakukan melalui
pembinaan petugas keamanan pasar.
e. Program pembinaan pedagang pasar
Pembinaan dilakukan dengan melakukan penyuluhan terhadap para
pedagang pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Berdasarkan Renstra tersebut maka indikator yang digunakan
untuk menjelaskan strategi pemberdayaan pasar di Pasar Ayam Semanggi
adalah pembangunan pasar, pemeliharaan pasar, pengembangan
pengelolaan persampahan pasar,
Berdasarkan Renstra SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta Tahun 2010-2015 halaman 12-13,
kebijakan yang dirumuskan adalah menumbuhkembangkan dan
memberdayakan perekonomian masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, sarana dan prasarana dan fasilitas pasar yang cukup memadai
guna menciptakan kondisi pasar yang bersih, tertib, aman dan nyaman
serta mengoptimalkan kontribusi pasar guna mendukung kelancaran
pembangunan pemerintah daerah. Dari penjelasan diatas maka tujuan akhir
dari kebijakan tersebut adalah untuk menumbuhkembangkan dan
memberdayakan perekonomian masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Prijo (1996) yang menjelaskan bahwa istilah
pemberdayaan sering kali digunakan dalam konteks kemampuan
meningkatkan keadaan ekonomi individu (dalam Wrihatnolo dan
dwijowijoto, 2007 : 117).
Dengan terciptanya suasana kondusif di lingkungan Pasar Ayam
Semanggi maka diharapkan pasar tersebut mampu tumbuh dan
berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Hal ini sesuai
dengan konsep pemberdayaan usaha kecil menurut Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2008 bab 1 pasal 1 yang menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pemberdayaan dilakukan untuk menumbuhkan iklim dan pengembangan
usaha terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah sehingga mampu
tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Untuk
menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha maka fasilitas ataupun
sarana dan prasarana pasar juga harus memadai. Artinya kelengkapan dan
ketersediaan fasilitas pasar harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
Dalam peningkatan fasilitas pasar, di pasar Ayam disediakan RPU (Rumah
Pemotongan Unggas), sarana dan prasarana kebersihan serta fasilitas
lainnya seperti toilet dan mushola.
D. Retribusi Daerah dan Retribusi Pasar
1. Retribusi Daerah
Dalam Undang-undang nomor 34 tahun 2004 tentang pajak dan
retribusi daerah pasal 1 (26) disebutkan bahwa Retribusi Daerah atau retribusi
adalah segala pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan
Menurut Suparmoko (2000:94) menjelaskan,
“Retribusi ialah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita dapat melihat adanya hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan pembayaran-pembayaran retribusi tersebut.Misalnya uang kuliah,uang langganan air minum, uang langganan listrik.” Dari pendapat diatas maka retribusi merupakan pembayaran dari
rakyat atas jasa yang disediakan oleh pemerintah disebabkan rakyat
memanfaatkan jasa tersebut. Jadi yang wajib membayar retribusi adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mereka yang memanfaatkan jasa atau fasilitas yang disediakan oleh
pemerintah.
Untuk dapat menetukan dasar pengenaan retribusi atau objek retribusi
terhadap potensi pendapatan daerah, maka perlu dilakukan penilaian terhadap
potensi pendapatan daerah tersebut. Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi
agar potensi pendapatan daerah yang dapat dikenai retribusi, yaitu kecukupan
dan elastisitas, keadilan, kemampuan administrasi, kesepakatan politik dan
penilaian retribusi oleh pemerintah daerah ( Davey, 1988 dalam Kesit
Bambang Prakoso 2005:57).
1. Kecukupan dan Elastisitas
Retribusi harus memiliki kecukupan dan elastisitas artinya retribusi
harus responsive terhadap variable-variabel yang mempengaruhinya.
2. Keadilan
Struktur tarif retribusi secara tradisional bersifat regresif, artinya
semakin tinggi dasar pengenaan retribusinya semakin turun tarifnya. Hal
ini sangat menguntungkan bagi mereka yang kaya atau berada pada
industry besar dan menengah. Maka dari itu tariff retribusi harus dibuat
kurang regresif atau bersiifat adil bagi semua masyarakat.
3. Kemampuan Administrasi
Secara teoritis retribusi mudah untuk ditaksir dan dipungut. Namun
prakteknya terdapat kesulitan seperti masalah teknis, masalah
menyangkut keinginan politik untuk mengenakan sanksi, dan masalah
integritas. Untuk itulah diperlukan kemampuan administrasi yang handal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
untuk mentukan jenis retribusi sehingga pemungutannya juga berjalan
lancer.
4. Kesepakatan Politik
Penentuan besarnya tariff retribusi ataupun peningkatan tariff retribusi
seringkali memerlukan adanya keputusan-keputusan politik tertentu.
5. Penilaian Retribusi oleh Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah berhak menetukan besarnya tariff retribusi di
wilahnya sepanjang kenaikan tariff tersebut berdampak akan lebih
meningkatkan pelayanan Pemerintah Daerah kepada masyarakat.
2. Retribusi Pasar
Menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 3 tahun 1993 tentang
Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 5 tahun 1983
tentang Pasar, bahwa pengertian retribusi pasar adalah “sejumlah uang yang
harus dibayar oleh pedagang/pengusaha yang memperoleh manfaat dari
adanya pasar termasuk pasar swasta atau tempat umum dan wilayah pasar.
Dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 tahun 1999 tentang
retribusi pasar pasal 2 disebutkan bahwa “dengan nama retribusi pasar
dipungut retribusi bagi setiap organisasi atau badan yang memperoleh fasilitas
pasar. Itu artinya semua fasilitas pasar yang disediakan oleh pemerintah kota
Surakarta yang dimanfaatkan oleh masyarakat dikenai retribusi pasar. Untuk
memanfaatkan fasilitas pasar tersebut maka para pedagang atau masyarakat
harus mendapatkan izin penempatan dari pejabat yang ditunjuk. Dengan
demikian, retribusi pasar merupakan sejumlah pungutan yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pemerintah Daerah kepada setiap pedagang yang memanfaatkan fasilitas
pasar.
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori-teori di atas, maka diperlukan adanya suatu
kerangka pemikiran yang jelas. Kerangka dasar pemikiran digunakan sebagai
dasar suatu landasan dalam pengembangan berbagai konsep dan teori yang
digunakan dalam penelitian ini, serta hubungannya dengan rumusan masalah
yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk lebih
memudahkan pembaca dan penguji dalam memahami penelitian mengenai
”Strategi Pemberdayaan oleh Lurah Pasar Ayam dalam Pencapaian Target
Retribusi Pasar yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Tahun 2010”. Selain itu, kerangka pemikiran merupakan landasan berpikir
bagi penulis, yang digunakan sebagai pemandu dan petunjuk arah yang
hendak dituju. Berdasarkan Teori yang ada, maka kerangka dasar pemikiran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
Pasar Ayam Surakarta
Target Retribusi Pasar Ayam
Strategi Pemberdayaan oleh Lurah Pasar Ayam: 1. Pemeliharaan Pasar 2. Pengembangan pengelolaan persampahan pasar 3. Pembangunan Pasar 4. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Pasar 5. Pembinaan Pedagang Pasar
Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Tercapainya Target Retribusi Pasar Ayam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pasar Ayam merupakan tempat jual beli hewan ternak yaitu ayam dan
kambing. Awalnya hanya ayam saja yang menjadi komoditi utama, namun
seiring berjalannya waktu komoditi unggas dan kambing juga masuk ke pasar
ayam. Tapi untuk burung tidak termasuk dalam komoditi di pasar ayam.
Pasar Ayam secara nyata mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
akan kebutuhan daging ayam dan kambing. Apalagi ketika hari raya kurban
atau idul fitri, maka kebutuhan akan daging ayam maupun kambing semakin
meningkat. Keberadaan pasar ayam tentunya juga memberikan sumbangan
bagi pemasukan kas daerah atau pendapatan asli daerah melalui retribusi
pasar.
Sebagai salah satu pasar tradisional yang turut memberi kontribusi bagi
penerimaan pendapatan asli daerah, maka seluruh pegawai pasar Ayam harus
berusaha semaksimal mungkin di dalam mencapai target retribusi pasar sesuai
yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Di dalam
pelaksanaan pemungutan retribusi pasar, terdapat kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan. Untuk factor kekuatannya adalah produk yang
berkualitas tinggi atau baik, keramahan dan keseriusan Lurah Pasar Ayam
beserta staff dalam memberikan pelayanan kepada pedagang. Seluruh pegawai
dengan serius selalu menjaga kebersihan pasar. Sementara kelemahan yang
dihadapi Lurah Pasar Ayam beserta staffnya dalam mencapai target retribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pasar Ayam adalah apabila pedagang banyak yang tutup maka hal ini menjadi
kendala bagi penarikan retribusi, karena ketika akan dipungut retribusi,
pedagang yang bersangkutan tidak ada. Selain itu kelemahan lainnya adalah
perilaku wajib retribusi yang seringkali menunda pembayaran retribusi. Yang
menjadi tantangan adalah penyakit atau virus yang bisa muncul seperti flu
burung. Yang menjadi kekuatan pencapaian target retribusi pasar ayam adalah.
Yang menjadi peluang adalah kehadiran pejabat yang datang atau meninjau
Pasar ayam serta adanya penyemprotan berkala setiap sebulan sekali dari
Dinas Pertanian Kota Surakarta untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang
akan muncul. Dengan adanya penyemprotan tersebut menjadi peluang bagi
pencapaian target retribusi pasar Ayam Semanggi, karena pedagang maupun
pembeli merasa mendapat jaminan bahwa barang dagangan mereka
berkualitas baik dan tidak menularkan penyakit.
Untuk meningkatkan kegiatan ekonomi serta jual beli di pasar ayam,
maka diperlukan strategi yang tepat untuk mencapai hasil optimal dalam
penerimaan atau pendapatan. Strategi itu dilakukan dengan pemberdayaan
pasar melalui pembangunan pasar, pemeliharaan pasar, pengembangan
pengelolaan persampahan, peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, serta
pembinaan pedagang pasar yang diharapkan dapat berdampak langsung pada
pembayaran retribusi pasar oleh pedagang yang memanfaatkan fasilitas
pelayanan pasar ayam yang disediakan oleh pemerintah Kota Surakarta.
Berdasarkan Renstra SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas
Pengelolaan Pasar Surakarta Tahun 2010, maka tujuan akhir dari kebijakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
yang dilaksanakan adalah untuk menumbuhkembangkan dan memberdayakan
perekonomian masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Prijo (1996) yang menjelaskan bahwa istilah pemberdayaan sering kali
digunakan dalam konteks kemampuan meningkatkan keadaan ekonomi
individu (dalam Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007 : 117).
Dengan terciptanya suasana kondusif di lingkungan Pasar Ayam
Semanggi maka diharapkan pasar tersebut mampu tumbuh dan berkembang
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Hal ini sesuai dengan konsep
pemberdayaan usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008
bab 1 pasal 1 yang menyatakan bahwa pemberdayaan dilakukan untuk
menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil,
dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang
tangguh dan mandiri. Berdasarkan Undang-Undang diatas, Renstra DPP kota
Surakarta tahun 2006-2011, dan Renstra SKPD Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta Tahun 2010 maka untuk menumbuhkan iklim dan pengembangan
usaha di pasar Ayam itulah maka dipilihlah indikator pembangunan pasar,
pemeliharaan pasar, pengembangan pengelolaan persampahan pasar,
peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, serta pembinaan pedagang pasar
dalam strategi pemberdayaan pasar ini.
Menurut Spreitzer (1995a, b, 1997) dalam Jean-Se´bastien Boudrias
his colleagues ( 2009:626) bahwa empowerment individuals: have a feeling of
self-determination with regard to specific means to achieve expected results;
and believe that they can have a real impact on organizational outcomes. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
teori tersebut dapat diterapkan dalam proses pembinaan pedagang pasar ayam,
yaitu pedagang diberi penyadaran bahwa mereka harus memiliki rasa bertahan
diri dan saling menghormati dalam arti khusus untuk mencapai hasil yang
diharapkan yaitu peningkatan perekonomian dan kesejahteraan pedagang,
serta membuat pedagang percaya bahwa mereka memiliki pengaruh yang
nyata dalam keluaran/hasil organisasi yaitu kepercayaan bahwa mereka juga
memiliki pengaruh bagi pencapaian target retribusi pasar ayam
Dalam pelaksanaan strategi pemberdayaan tersebut, maka terdapat
faktor penghambat dan pendukungnya. Faktor hambatan adalah semua faktor
yang menghambat proses pemberdayaan pasar. Yang menjadi faktor
penghambat adalah dana dan kurangnya kesadaran dari pedagang. Untuk
masalah dana hal ini terkait dengan peningkatan fasilitas pasar, dimana Lurah
pasar ayam sudah mengajukan untuk pembangunan pasar kepada Kepala
Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, namun hal ini belum terealisasi karena
terkendala oleh keputusan dari Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta
yang belum merealisasikan renovasi atau pembangunan gedung pasar ayam
karena anggaran pasar yang belum mencukupi. Apalagi gedung di pasar Ayam
juga masih layak untuk digunakan, mengingat pembangunan atau renovasi
gedung pasar dapat disetujui oleh Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta
apabila memang terjadi kerusakan cukup parah di pasar tersebut. Faktor
pendukung adalah semua faktor yang bisa mendukung jalannya proses
pemberdayaan yaitu kerjasama dengan instansi lain seperti kerjasama dengan
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta dalam usaha penertiban pedagang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
di pasar ; partisipasi pedagang dalam peningkatan keamanan pasar melalui
swakarsa.
Strategi pemberdayaan dilakukan untuk menumbuhkan iklim usaha di
Pasar Ayam agar kondisi jual beli menjadi kondusif sehingga dapat
memperlancar proses penarikan retribusi dan diharapkan penerimaan retribusi
pasar sesuai atau bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh Dinas
Pengelolaan Pasar Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian yang
menekankan pada proses dan makna, maka bentuk penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang bermaksud
memberikan gambaran masalah secara sistematis, cermat, rinci dan mendalam
mengenai strategi pemberdayaan yang diterapkan oleh lurah Pasar Ayam
beserta staffnya dalam pencapaian target retribusi pasar tahun 2010. Menurut
H.B Sutopo (2002: 48) penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna,
lebih memfokuskan pada data kualitas dengan analisis kualitatifnya. Dengan
kata lain penelitiam kualitatif lebih mementingkan makna, tidak ditentukan
oleh kuantitasnya, tetapi lebih ditentukan oleh proses terjadinya dan cara
memandang atau perspektifnya.
Selain itu, dalam penelitian ini juga bermaksud untuk memberikan
gambaran/ mendeskripsikan strategi, sehingga jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Susanto (2006:16) ,
penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha
mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga
hanya merupakan penyingkapan fakta. Variabelnya mandiri, tanpa membuat
perbandingan dan menghubungkan dengan variable lain. Metode deskriptif
digunakan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut. Metode deskriptif
dimaksudkan untuk mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan
deskripsi yang lebih berharga daripada sekedar jumlah atau frekuensi dalam
bentuk angka . Seperti yang disampaikan oleh H.B Sutopo (2002:35) yaitu
dengan penelitian deskriptif kualitatif, data yang dikumpulkan terutama
berupa kata-kata, kalimat atau gambar memiliki arti lebih dari sekedar angka-
angka atau frekuensi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Ayam Semanggi dengan alamat
Jl. Serang, Semanggi, Pasar Kliwon, Surakarta. Pemilihan Lokasi tersebut di
dasarkan atas alasan bahwa Pasar Ayam Semanggi merupakan institusi yang
lebih berwenang dalam pembuatan dan pelaksanaan Strategi Pemberdayaan
Pasar dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar Ayam Semanggi Tahun
2010. Dengan kata lain lokasi tersebut merupakan sumber untuk
memperoleh data, yang berhubungan langsung dengan objek penelitian yang
saya lakukan.
C. Sumber Data
Suatu permasalahan atau topic penelitian bila sumber datanya tidak
tersedia, maka ia tidak akan punya arti karena ia tidak akan bisa diteliti dan
dipahami sehingga sumber data merupakan bagian terpenting dalam sebuah
penelitian. Pemahaman mengenai berbagai sumber data merupakan bagian
yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan
jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
informasi yang diperoleh. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya
sumber data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data sebagai
berikut :
1. Informan
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (informan/
narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki
informasi. Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan
narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta
peneliti, tetapi narasumber lebih memilih arah dan selera dalam
menyajikan informasi yang ia miliki (H.B. Sutopo, 2002:50).
Informan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Lurah Pasar Ayam Semanggi
b. Staff Pasar Ayam Semanggi
c. Pedagang Pasar Ayam Semanggi
d. Pembeli Pasar Ayam Semanggi
2. Dokumen/arsip
Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bersangkutan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Banyak peristiwa yang telah lama
terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar kajian dari dokumen atau
arsip-arsip yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti (H.B.
Sutopo, 2002: 54).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dalam penelitian ini, dokumen-dokumen yang diolah dan ditelaah yaitu
arsip-arsip dan laporan-laporan terkait Strategi Pemberdayaan Pasar oleh
Lurah Pasar Ayam Semanggi dalam Pencapaian Target Retribusi yang
Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010,
laporan target retribusi Pasar Ayam Semanggi tahun 2008 s/d 2010 dan
laporan realisasi retribusi Pasar Ayam Semanggi tahun 2008 dan 2009.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk mendapatkan data dalam penelitian, maka peneliti harus
mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam objek penelitian. Hal ini
akan sangat beresiko, terutama dalam keterbatasan waktu, dan tenaga. Oleh
karena itu diperlukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
sampling. Dalam Sugiono (2008:81) menjelaskan bahwa sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Lebih
lanjut lagi, Sutrisno Hadi berpendapat bahwa sampel adalah sebagian
individu yang diselidiki (dalam Susanto, 2006:114).
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
maka perlu menggunakan teknik sampling. Sugiono (2008:81) menjelaskan
bahwa teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Terkait dengan teknik pengambilan sampel tersebut, maka dalam penelitian
ini menggunakan teknik pengambilan sampel tujuan (Purposive Sampling),
yakni dalam hal ini, peneliti sengaja menentukan anggota sampelnya
berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya tentang keadaan populasi
(Susanto, 2006:120).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Selain itu, teknik pengambilan sampel lain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Snowball Sampling. Teknik penarikan Snowball
Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar (Sugiono, 2008:81). Teknik pengambilan sampel ini
dilakukan untuk mengantisipasi perilaku informan yang cenderung
menghindar ketika akan diwawancarai dan merekomendasikannya kepada
orang lain yang dianggap lebih mengetahui dan berwenang memberikan
informasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini, sebagai berikut :
1. Wawancara mendalam (indepth interview)
Wawancara digunakan oleh peneliti sebagai teknik pengumpulan data
untuk menemukan permasalahan yang diteliti dan untuk mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil (Sugiono, 2008:137). Lebih rinci lagi teknik wawancara
yang digunakan adalah wawancara mendalam. Dalam HB. Sutopo (
2002:59) dijelaskan bahwa wawancara di dalam penelitian kualitatif
pada umumnya dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut
sebagai teknik “wawancara mendalam”,karena peneliti merasa “tidak
tahu apa yang belum diketahuinya. Lebih lanjut beliau menjelaskan
bahwa wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open
ended” dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
cara yang tidak terstruktur guna menggali pandangan subjek yang diteliti
tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi
penggalian informasi secara lebih jauh dan mendalam sehingga dalam
hal ini subjek yang diteliti posisinya lebih berperan sebagai informan
daripada sebagai responden. Melakukan wawancara mendalam berarti
menggali informasi atau data sebanyak-banyaknya dari informan
(Susanto, 2006:131). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara kepada:
a. Lurah Pasar Ayam Semanggi
b. Staff atau Pegawai Pasar Ayam
c. Pedagang Pasar Ayam Semanggi
d. Pembeli Pasar Ayam Semanggi
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang
berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar (HB.
Sutopo, 2002:64). Observasi merupakan proses yang kompleks, yang
tersusun dari proses biologis dan psikologis (Susanto, 2006:126). Oleh
karena itu dalam observasi ini membutuhkan kemampuan dalam
mengamati objek penelitian.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
berperan pasif. Dalam hal ini peneliti mendatangi secara langsung Pasar
Ayam Semanggi untuk melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap
objek yang diteliti tetapi peneliti tidak berperan sebagai apapun selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
sebagai pengamat pasif. Peneliti melakukan pengamatan tentang proses
pembersihan lingkungan pasar, pengamatan dan pencatatan terhadap
ketertiban pasar, pengamatan dan pencatatan tentang kondisi bangunan
pasar, serta alat atau sarana untuk kebersihan. Hasil penelitian dicatat
setelah jangka 15 menit atau setelah peneliti selesai melakukan
pengamatan.
3. Studi dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Susanto, 2006:136).
Dokumen-dokumen yang digunakan dapat berupa arsip-arsip, catatan
pribadi, laporan kelembagaan, referensi-referensi, atau peraturan-
peraturan yang relevan dengan fokus penelitian, seperti laporan realisasi
retribusi pasar Ayam Semanggi Surakarta Tahun 2008 dan 2009,
F. Validitas Data
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi
pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti
(HB. Sutopo, 2002:267). Data yang telah dicatat dan dikumpulkan harus
dijamin kesasihan (validitasnya). Hal ini dilakukan untuk menghindari
penyimpangan informasi dari pengolahan data yang sudah diperoleh.
Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir
makna sebagai hasil penelitian (H.B.Sutopo, 2002: 78). Untuk menguji
kebenaran dari hasil yang diperoleh maka dalam penelitian ini dilakukan
triangulasi data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data (Iskandar,
2008:230). Menurut Patton teknik trianggulasi dibedakan menjadi,
antara lain : (dalam Sutopo, 2002:78)
1. Data trianggulation, dimana peneliti menggunakan beberapa sumber
data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sama.
2. Investigator trianggulation, yaitu pengumpulan data sejenis yang
dikumpulkan oleh beberapa orang peneliti.
3. Methodological trianggulation, yaitu penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan metode yang berbeda ataupun dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang yang berbeda.
4. Theoritical trianggulation, yaitu peneliti melakukan penelitian
tentang topik yang sama dan data yang dianalisis dengan
menggunakan perspektif.
Dari beberapa teknik trianggulasi di atas, dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik trianggulasi sumber (data trianggulation).
Trianggulasi sumber atau trianggulasi data memanfaatkan jenis sumber
data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Artinya di
dalam mengumpulkan data yang sejenis, akan lebih mantap
kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Di sini
tekanannya lebih pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
pengumpulan data. Peneliti bisa memperoleh data dari narasumber yang
berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga
informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan
informasi dari narasumber lainnya. Dapat pula menggunakan data yang
diperoleh dari catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan
yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti (Sutopo,
2002:79).
G. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan (dalam Sugiono, 2008:244) analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Selain itu, menurut Hamidi analisis data
penelitian kualitatif dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan
pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi,
mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi
interpretasi (dalam Susanto, 2006:142).
Sementara itu, Miles dan Huberman menyatakan bahwa terdapat
tiga komponen utama dalam proses analisis data (dalam HB. Sutopo,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2002:91-94). Ketiga komponen tersebut saling berkaitan serta menentukan
hasil akhir analisis.
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
dan abstraksi data dari fieldnote. Itu artinya reduksi data adalah bagian
dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat focus,
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedimikian
rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.
2. Display/ penyajian data
Sajian data merupakan narasi kalimat, matriks, gambar/skema, jaringan
kerja kaitan kegiatan,dan juga table sebagai pendukung narasinya yang
disusun berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dirumuskan,
sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang
rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada.
3. Penarikan kesimpulan
Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah mulai mengerti hal-hal
yang diteliti, sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan
yang longgar tetap terbuka tetapi kesimpulan sudah disediakan mula-
mula belum jelas kemudian menguat menjadi lebih rinci dan mengakar
kuat.
Dari penjelasan diatas maka digunakan teknik pengumpulan data
dan analisis data model interaktif. Dimana dalam hal ini peneliti tetap
bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung (Sutopo, 2002:95).
Secara sederhana model analisis interaktif ini, dapat digambarkan
melalui bagan sebagai berikut :
Gambar 3.1. Bagan model teknik pengumpulan data dan analisis data
secara interaktif menurut Miles dan Huberman
Sumber : H. B. Sutopo, 2002:96
Reduksi Data
Penarikan kesimpulan
Penyajian Data
Pengumpulan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis akan melakukan pembahasan terkait dengan hasil
penelitian terhadap Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam
Semanggi dalam Pencapaian Target Retribusi yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta Tahun 2010. Melalui penelitian yang telah dilakukan maka
peneliti memperoleh data-data dari berbagai pihak terkait, baik berupa hasil
wawancara, hasil observasi, maupun data-data tertulis lainnya. Adapun hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. DESKRIPSI LOKASI
1. Sejarah Singkat Pasar Ayam Semanggi
Pasar Ayam berlokasi di Jalan Serang, Semanggi, Pasar Kliwon,
Surakarta. Pasar ini sering disebut pula sebagai Pasar Pitik Semanggi oleh
pedagang dan pembeli yang sering berinteraksi dengan pasar ini. Pasar Ayam
berdiri sejak tahun 1979. Di pasar ini terdapat 163 pedagang los dan 125
pedagang plataran. Mulanya hanya jenis ayam yang menjadi komoditas utama,
baik ayam potong, ayam petelur, ayam kampung, ayam hobi dan ayam hias.
Tidak hanya jenis ayam saja yang menjadi komoditas tetapi juga kambing. Hal
ini dipicu oleh trend atau musim hari raya idul kurban yang setiap tahun
diperingati. Pada hari raya tersebut, kota Solo menjadi barometer atau pusat
pembelian kambing terbesar. Bahkan kambing dari kota Solo menjadi pemasok
terbesar kebutuhan korban kambing sewilayah ekskarisedenan Surakarta (Solo,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Klaten, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, dan Sukoharjo).
Penjual yang datang ke Pasar Ayam kebanyakan berasal dari
Sukoharjo, Sragen dan Karanganyar. Mereka adalah pedagang, baik partai
kecil maupun partai besar. Partai kecil adalah mereka yang biasanya membawa
dagangannya dengan hanya sepeda motor. Sedangkan partai besar biasanya
pedagang yang datang dengan membawa mobil atau truk. Jadi bila dilihat dari
jumlah barang dagangannya maka partai kecil jumlah barang dagangannya
lebih sedikit dari jumlah dagangan partai besar.
Luas lahan Pasar Ayam Semanggi yaitu sekitar 11.220 m2. Di pasar
tersebut juga difasilitasi sekitar 21 kios RPU (Rumah Pemotongan Unggas)
yaitu kios pemotongan hewan. Rumah pemotongan Unggas ini dibangun
dikarenakan transaksi yang terjadi di Pasar Ayam tidak hanya hewan hidup
tetapi juga hewan ternak yang dalam kondisi sudah terpotong atau daging segar
siap masak.
2. Visi dan Misi
Visi:
Terwujudnya Citra Pasar Ayam yang bersih, tertib dan aman bertumpu
pada perekonomian kota.
Misi:
a. Memberi kemudahan dalam pelayanan kepada pedagang dan
masyarakat yang memanfaatkan pelayanan Pasar Ayam Semanggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
b. Terciptanya kondisi atau situasi pasar yang bersih, tertib, aman dan
nyaman bagi pengguna Pasar Ayam Semanggi.
c. Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas pasar yang memadai serta
memberikan kantong-kantong usaha bagi pedagang Pasar Ayam
Semanggi.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas Pasar Ayam
Semanggi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
3. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok
Pasar Ayam Semanggi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang jual beli hewan ternak ayam dan kambing.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Pasar Ayam Semanggi
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan kesekretariatan Pasar Ayam Semanggi.
b. Penyusunan rencana program, pengendalian, pelaksanaan, evaluasi,
dan pelaporan khusus bagi Pasar Ayam Semanggi.
c. Pengelolaan pendapatan Pasar Ayam Semanggi.
d. Pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan Pasar Ayam Semanggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
e. Pengawasan dan Pembinaan pedagang Pasar Ayam Semanggi.
f. Pengaturan Los Pasar Ayam Semanggi.
g. Penyelenggaraan Keamanan dan ketertiban Pasar Ayam Semanggi.
h. Penyelenggaraan sosialisasi di Pasar Ayam Semanggi.
4. Kondisi Pegawai, Susunan Organisasi, dan Uraian Tugas.
Secara keseluruhan pegawai di Pasar Ayam berjumlah 11 orang.
Terdiri dari :
1. Kepala Lurah Pasar Ayam
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Pemungut Retribusi Pasar
5. Petugas Kebersihan
Komposisi pegawainya dapat dilihat dari status pekerjaan dan jenis
kelaminnya. Semua pegawai di pasar Ayam adalah laki-laki. Untuk pekerjaan-
pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan
serta upah didasarkan pada kehadiran, dapat dilakukan dengan perjanjian kerja
harian atau lepas. Outsourcing adalah suatu perjanjian kerja yang dibuat antara
pengusaha dengan tenaga kerja, dimana perusahaan tersebut dapat
menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis. Dengan
kata lain outsourcing yaitu suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan A
sebagai pengguna jasa dengan perusahaan B sebagai penyedia jasa, dimana
perusahaan A meminta kepada perusahaan B untuk menyediakan tenaga kerja
yang diperlukan untuk bekerja di perusahaan A dengan membayar sejumlah
uang dan upah atau gaji tetap dibayarkan oleh perusahaan B.
Sedangkan menurut status pekerjaannya maka dapat dijelaskan sesuai
table berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Pegawai Pasar Ayam
Berdasarkan Status Pekerjaannya
No Status Pekerjaan Jumlah pegawai % 1. PNS 8 Orang 72,73 2. THL 2 Orang 18,18 3. Outsorsing 1 Orang 9,09 Total 11 Orang 100
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
Dari table di atas maka pegawai Pasar Ayam paling banyak berstatus
sebagai PNS dengan jumlah 8 orang (72,73%). Sedangkan pegawai yang
berstatus THL (Tenaga Harian Lepas) ada 2 orang (18,18%) dan outsorsing ada
1 orang (9,09%).
Untuk lebih jelasnya tentang komposisi pegawai di Pasar Ayam
Semanggi, akan dijelaskan berdasarkan table dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4.2 Rincian Komposisi Pegawai Pasar Ayam Semanggi
Berdasarkan Tugas Tahun 2010
No. Nama Tugas 1. Sunyata Lurah Pasar Ayam 2. Sriyono Pembersih dan Pemungut Retribuusi 3. Suraji Sekretaris dan Pemungut Retribusi 4. Suparjan Pembersih dan Pemungut Retribusi 5. Giyarto Pembersih dan Pemungut Retribusi 6. Murtarto Pembersih dan Pemungut Retribusi 7. Danang Wartopo Pembersih dan Pemungut Retribusi 8. Listianto Pembersih, Pemungut Retribusi dan bendahara 9. Saiman HS Pembersih dan Pemungut Retribusi 10. Ari Prastowo Pembersih 11. TegoWibowo Pembersih Total 11 orang
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
Untuk struktur organisasinya akan dijelaskan berdasarkan bagan berikut:
Bagan 4.3 Struktur Organisasi Pasar Ayam Semanggi
Sumber : Kantor Pasar Ayam Semanggi
Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa pegawai pasar ayam itu
terdiri dari 11 orang yang dipimpin oleh lurah pasar yang dibantu oleh pegawai
yang bertugas sebagai sekretaris yang merangkap sebagai pemungut retribusi,
bendara yang merangkap sebagai pemungut retribusi dan petugas kebersihan,
dan pegawai lain sebagai petugas kebersihan dan pemungut retribusi.
Lurah Pasar Ayam
Pegawai-pegawai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Lurah Pasar sebagai pimpinan puncak di organisasi tersebut, mempunyai tugas
antara lain:
a. Melaksanakan tugas rutin harian kepengurusan pasar bersama-sama
dengan tim sekretariat (sekretaris dan bendahara)
b. Menyelenggarakan rapat-rapat pengurus, rapat teknis yang berkaitan
dengan operasional kepengurusan organisasi
c. Melaporkan aktivitas-aktivitas organisasi pengurus pasar kepada Dinas
Pengelolaan Pasar
d. Bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berlangsung di pasar
Sekretaris pasar memiliki tugas yaitu:
a. Mengelola kegiatan kesekretariatan
b. Mendokumentasikan kegiatan pasar seperti surat menyurat
c. Menyiapkan agenda sesuai dengan permintaan Lurah Pasar dan
disebarkan kepada semua anggota
Bendahara pasar memiliki tugas yaitu:
a. Merencanakan dan mengelola keuangan organisasi
b. Mengelola, mengadministrasikan dan membuat pertanggungjawaban
atas setiap pengeluaran dan pemasukan organisasi
Pemungut retribusi memiliki tugas yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
a. Memungut retribusi pasar dari pedagang
Petugas Kebersihan memiliki tugas yaitu:
a. Membersihkan lingkungan pasar
b. Melaporkan segala hal yang berkaitan dengan kebersihan pasar, seperti
kerusakan pada alat-alat kebersihan pasar.
B. PEMBAHASAN TENTANG STRATEGI LURAH PASAR AYAM DALAM
PENCAPAIAN TARGET RETRIBUSI PASAR YANG DITETAPKAN
DINAS PENGELOLAAN PASAR TAHUN 2010
Strategi pemberdayaan pasar adalah segala keputusan atau kebijakan yang
yang dilakukan melalui berbagai tindakan untuk menumbuhkan iklim dan
pengembangan usaha di pasar agar usaha tersebut menjadi kokoh, tangguh dan
mandiri. Strategi pemberdayaan pasar yang diterapkan dan dilaksanakan di Pasar
Ayam Semanggi meliputi pemeliharaan pasar, peningkatan kebersihan pasar,
peningkatan fasilitas pasar, peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, dan
pembinaan pedagang pasar. Melalui strategi tersebut lingkungan pasar menjadi
kondusif, kualitas pelayanan kepada pedagang dan masyarakat meningkat
sehingga perekonomian pedagang juga meningkat, pembayaran retribusi pasar
oleh pedagang lancar dan pada akhirnya realisasi dari penerimaan retribusi pasar
dapat mencapai target atau melebihi target.
a. Pemeliharaan Pasar
Pemeliharaan pasar disini lebih ditekankan pada upaya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
memelihara dan menjaga semua sarana dan prasarana yang ada di Pasar Ayam
Semanggi. Adapun bentuk program pemeliharaan Pasar Ayam Semanggi
adalah:
1. Pemeliharaan sarana dan bangunan Pasar Ayam Semanggi
Pemeliharaan sarana dan bangunan pasar dilakukan berdasarkan
skala prioritas, artinya komponen yang penting didahulukan terlebih dahulu.
Dengan adanya pemeliharaan sarana dan bangunan pasar maka sarana dan
bangunan pasar tidak mudah cepat rusak sehingga bisa menciptakan kondisi
dan suasana pasar yang lebih menarik dan nyaman dikunjungi. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata:
Dalam hal pemeliharaan pasar lebih difokuskan pada hal-hal yang lebih penting dulu, misalnya atap bocor, saluran air yang mampet. Hal ini karena keduanya penting untuk berlangsungnya jual beli di pasar. Sarana dan prasarana lain juga perlu dirawat untuk mendukung aktivitas di pasar seperti bak sampah, toilet, kantor pasar ayam, dan mushola. Bila sarana dan bangunan pasar terawatkan bisa menghemat dana, keadaan pasar nyaman, pembeli jadi puas belanja. Dengan begitu kegiatan perekonomian jual beli berlangsung lancar, sehingga menghasilkan banyak pemasukan yang nantinya target retribusi juga diharapkan bisa dipenuhi atau tercapai.( wawancara tanggal 27 Oktober 2010).
Dari wawancara di atas maka perbaikan yang dilakukan oleh
seluruh pegawai Pasar Ayam Semanggi adalah perbaikan atap bocor
maupun saluran air yang mampet serta pemeliharaan sarana dan prasara lain
yang ada seperti pemeliharaan alat kebersihan, mushola, toilet dan kantor
Pasar Ayam Semanggi. Untuk kerusakan ringan maka perbaikannya akan
dilakukan sendiri oleh pihak Pasar Ayam dan pedagang pasar Ayam sendiri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
misalnya saja untuk atap bocor. Sedangkan untuk perbaikan yang
memerlukan banyak biaya seperti perbaikan los, kantor pasar Ayam,
perbaikan pagar, maka hal ini dilaporkan terlebih dahulu kepada Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Perbaikan tersebut dilakukan oleh
pekerja yang telah ditunjuk oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
dan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar
Ayam Semanggi, Bapak Sunyata:
Untuk perbaikan sarana dan prasarana ataupun bangunan pasar yang ringan seperti atap bocor atau saluran air mampet, setelah mendapat laporan dari pedagang maka petugas Pasar Ayam biasanya langsung memperbaikinya. Tetapi untuk masalah yang memerlukan dana besar seperti perbaikan los, penambahan los, perbaikan kantor pasar ayam, mushola, maka hal ini akan kita laporkan terlebih dahulu kepada Dinas. Hal ini karena bukan pasar ayam saja yang menjadi perhatian Dinas tapi juga pasar tradisional lainnya apalagi mengingat perbaikan yang dilakukan oleh Dinas dilakukan berdasarkan skala prioritas. Jadi kita harus menunggu keputusan dari Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (wawancara jumat, 10 Desember 2010).
Agus salah satu pedagang los di Pasar Ayam memberikan
pernyataan tentang perbaikan sarana dan prasarana bangunan Pasar Ayam:
Perbaikan seperti atap bocor, biasanya saya langsung lapor kepada petugas. Apalagi sekarang musim hujan, terkadang ada genteng yang bocor dan perlu diganti. Biasanya petugas langsung memperbaikinya, tapi untuk hal-hal ringan seperti genteng yang geser gitu mbak, saya sering membenahinya sendiri tanpa harus melaporkan kepada pegawai Pasar.(wawancara, 10 Desember 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Ibu Ningsih, salah satu pedagang los Pasar Ayam Semanggi juga
memberikan pernyataan tentang perbaikan sarana dan prasarana bangunan
Pasar Ayam Semanggi:
Waktu itu juga pernah mbak dilakukan perbaikan saluran air. Masalahnya salurannya mampet dan tersumbat genangan air akibat hujan deras yang sekarang sering terjadi.(wawancara, 10 Desember 2010)
2. Pemeliharaan sarana dan prasarana elektrikal mekanikal Pasar Ayam
Semanggi
Untuk pemeliharaan sarana dan prasarana elektrikal mekanikal
pasar, pegawai Pasar Ayam Semanggi dibantu petugas yang ditunjuk oleh
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta melakukan pemeliharaan instalasi
listrik secara berkala dalam kurun waktu 6 bulan sekali melalui peremajaan
maupun perbaikan bagian-bagian yang dianggap perlu.
Tabel 4.4
Rincian Jumlah Penggantian Lampu dan Kabel
Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010
Jenis Penggantian Kabel Lampu
Banyak 10 20
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
Di tahun 2010, pegawai Pasar Ayam Semanggi melakukan
pemeliharaan instalasi listrik yang sifatnya kecil, seperti melakukan
penggantian alat-alat listrik, yaitu lampu dan kabel. Pemeliharaan instalasi
listrik ini dilakukan untuk menghindari kerusakan yang dapat berakibat fatal
seperti kebakaran. Hal ini senada dengan pernyataan Bapak Suraji selaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pegawai administrasi Pasar Ayam Semanggi:
“Untuk tahun ini kita tidak melakukan penambahan daya dan pemasangan baru mbak, paling kita hanya melakukan pengggantian kabel-kabel dan bolham lampu, yang sifatnya hanya memperbaiki yang kecil-kecil saja” biasanya kalau pemasangan atau mengganti bohlam lampu sih bisa saya lakukan sendiri, tapi kalau penggantian kabel kita bisa meminta bantuan dari petugas PLN atau jasa dari orang yang bisa melakukan penggantian kabel. Perawatan ini penting mbak, karena apabila tidak dipantau dan tidak menanyakan kepada pedagang tentang keluhan listrik ini maka bisa berakibat fatal seperti kebakaran. Apalagi musim hujan ini, kalau ada talang yang bocor bisa mengakibatkan kabel yang mengelupas bisa konslet kan. Jadi memang peran dari pedagang untuk melaporkan semua masalah kepada kami sangat membantu proses pemeliharaan segala sarana dan prasarana yang ada di sini.(Wawancara 14 Desember 2010)
3. Pemeliharaan TPnA ( Tempat Penampungan Ayam)
Pasar unggas hidup seperti pasar Ayam Semanggi diketahui banyak
memainkan peran dalam penyebaran virus. Tempat penampungan ayam
(TPnA) merupakan salah satu bagian dalam pasar unggas hidup yang
menjadi tempat dikumpulkannya unggas dari berbagai daerah sebelum
dijual atau dipotong. Di tempat ini kontak tidak hanya terjadi antara unggas
dengan unggas akan tetapi juga antar unggas dengan manusia.
Hasil penelitian mengenai manajemen pemeliharaan TPnA di Pasar
Ayam Semanggi menunjukkan bahwa pada umumnya luas lahan TPnA
kurang dari 500 m2, menggunakan kandang pemeliharaan TPnA yang sering
disebut sebagai pengereman, hanya menjual satu jenis unggas, ayam
diperoleh dari pemasok tetap dengan frekuensi pengiriman ayam setiap hari,
dan penanganan ayam selama berada di kandang TPnA diberi pakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
minum, dan pemberian vitamin serta rata-rata ayam dipelihara selama satu
hari sebelum dijual atau dipotong. Kandang atau pengereman yang
digunakan umumnya terbuat dari bahan bambu serta tidak menggunakan
alas kandang. Luas kandang TPnA berkaitan dengan jumlah unggas yang
ditampung. Dalam system pemeliharaan kapasitas dalam kandang harus
diperhatikan untuk menghindari penularan berbagai penyakit khususnya flu
burung. Pasar Ayam Semanggi menjual unggas dalam jumlah besar dan
unggas ditempatkan secara saling berdesakan, maka hal ini merupakan
multiplikator penyebaran penyakit. Umumnya TPnA hanya menjual satu
jenis ayam saja. Hal ini karena TPnA yang menjual berbagai jenis ayam
mempunyai risiko yang lebih besar terkena penyakit karena ayam berasal
dari berbagai daerah dan dapat memudahkan penularan ke jenis ayam yang
lain. Tetapi penularan antar jenis ayam di kandang penampungan dapat
dicegah dengan cara menerapkan system pemisahan (zoning) antar jenis
ayam. Banyaknya pengiriman ayam setiap harinya di suatu TPnA dapat
berisiko tinggi terinfeksi jika pemeliharaan di TPnA tidak diterapkan
dengan baik. Kebersihan dan kesehatan ayam juga dijaga dengan baik.
Setiap sebulan sekali dilakukan penyemprotan untuk mencegah dan
mengantisipasi penularan penyakit.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sriyono, salah satu petugas
kebersihan di Pasar Ayam Semanggi:
TPnA atau pengereman disini kebanyakan luasnya kurang dari 500 m2. Kandangnya itu terbuat dari bambu mbak dan tidak ada alasnya. Kita menyebutnya pengereman mbak,,Kandang ini harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kita rawat dan jaga kebersihannya agar tidak menularkan penyakit. (wawancara jumat 14 desember 2010).
Bapak Sunyata, selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi menyatakan:
Untuk mengantisipasi penyebaran virus ataupun penyakit seperti flu burung, disini setiap bulannya kedatangan petugas dari Dinas Pertanian Surakarta untuk melakukan penyemprotan di seluruh area Pasar Ayam. (wawancara 8 November 2010).
Bapak Sriyono salah petugas kebersihan di pasar Ayam Semanggi
menyatakan:
“Untuk satu pengereman disini hanya terdiri dari satu jenis ayam, tidak campur. Ini untuk memudahkan proses jual belinya mbak,dan lebih mudah dalam membersihkan dan memeliharan kandangnya serta biar nggak menyebarkan virus penyakit,kan penyakit timbul pada tempat yang kotor.(wawancara 14 Desember 2010).
Kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas merupakan upaya
yang dilakukan oleh seluruh pegawai dalam meningkatkan dan melancarkan
kegiatan jual beli di Pasar Ayam Semanggi. Dengan kegiatan tersebut
kegiatan jual beli yang terjadi akan semakin meningkat sehingga
meningkatkan perekonomian pedagang Pasar Ayam Semanggi dan akan
berdampak pada pembayaran retribusi pasar yang tepat waktu oleh para
pedagang yang pada akhirnya penerimaan retribusi dapat mencapai target
atau bahkan bisa melebihi target yang telah ditetapkan oleh Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.
b. Pengembangan Pengelolaan Persampahan Pasar
Pengembangan pengelolaan persampahan merupakan usaha
pegawai pasar untuk meningkatkan kebersihan pasar. Interaksi yang sangat
tinggi antara manusia dan unggas hidup terjadi setiap harinya di Pasar Ayam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Semanggi dan hal tersebut dapat menjadi potensi penularan penyakit flu
burung. Peningkatan kebersihan harus selalu dilakukan agar suasana pasar
nyaman, tidak bau, dan tidak menularkan penyakit seperti flu burung.
Setiap pasar tradisional di Surakarta memiliki petugas kebersihan
yang jumlahnya untuk masing-masing pasar berbeda tergantung luas dan
besarnya pasar. Pasar Ayam Semanggi tergolong pasar kelas II dan
mempunyai 9 petugas kebersihan pasar dan mereka digaji oleh Pemerintah.
Berikut pernyataan Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi:
“di sini pengurus pasarnya semua 11 orang termasuk saya. Satu orang merangkap sebagai sekretaris sekaligus sebagai pemungut retribusi yaitu pak Suraji itu. Satu pegawai merangkap tugas sebagai bendahara, pemungut retribusi dan petugas kebersihan yaitu pak Listianto. Enam pegawai merangkap tugas sebagai pemungut retribusi dan petugas kebersihan yaitu pak Sriyono, Suparjan, Giyarto, Murtarto, Danang, dan Saiman. Sedangkan pegawai lain berfungsi sebagai petugas kebersihan yaitu pak Ari dan pak Tego. Jadi disini ada 9 petugas kebersihan. (Wawancara 27 Oktober 2010)
Hal senada juga dikemukakan oleh Bapak Sriyono, selaku petugas
kebersihan dan pemungut retribusi Pasar Ayam Semanggi:
“petugas kebersihan disini jumlahnya 9 mbak,,,yang menggaji mereka ya pemerintah ,,,(wawancara 14 Desember 2010)
Pasar Ayam Semanggi mempunyai dua bak sampah, yaitu satu
berukuran kecil terbuka yang biasanya terdapat didepan los pedagang dan
satunya lagi besar tertutup. Sampah hasil pemotongan ayam atau sampah
lain seperti plastic makanan atau minuman dibersihkan setiap hari oleh
petugas kebersihan pasar, kemudian sampah dikumpulkan pada tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
pembuangannya. Selanjutnya sampah-sampah tersebut akan diambil oleh
sebuah armada truk pengangkut sampah dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta. Pengambilan sampah-sampah tersebut juga dilakukan setiap
harinya. Berikut pernyataan Bapak Suraji selaku petugas pemungut retribusi
dan administrasi di Pasar Ayam Semanggi:
“Disini ada dua bak tempat sampah, satunya berukuran kecil dan terbuka satunya lagi berukuran besar dan tertutup. Keduanya berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum sampah itu nantinya diangkut oleh petugas dari Dinas dengan truk. Setiap hari sampah kita kumpulkan lalu kita taruh di tempat penampungan sementara. (Wawancara 14 Desember 2010)
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Lurah Pasar Ayam Semanggi,
Bapak Sunyata:
“Setiap hari sampah yang dikumpulkan di bak tertutup atau container tersebut nantinya akan diambil oleh petugas dari Dinas dengan menggunakan truk besar. Biasanya kalau gak jam 10an ya 11an, pokoknya diatas jam 10an lah. Untuk berapa jumlahnya saya kurang tahu pasti, diatas 2 oranglah. (27 Oktober 2010).
Selain itu pegawai Pasar Ayam Semanggi juga melakukan
penambahan ataupun penggantian alat-alat kebersihan seperti sapu, ekrak,
pacul dan bak sampah kecil. Berikut pernyataan Bapak Sunyata selaku
Lurah Pasar Ayam Semanggi:
“Alat-alat kebersihan disini terdiri dari sapu, ekrak, alat pel, pacul dan bak sampah. Bulan kemarin kita juga melakukan penambahan lagi alat tersebut, mengingat sudah ada beberapa alat yang rusak dan tak layak pakai. Sebisa mungkin kita selalu menyediakan lagi peralatan baru dengan tujuan agar petugas lebih rajin dan lebih optimal. Kadangkan kalau peralatan tidak mendukung maka kebersihannya juga gak maksimal kan mbak? (27 Oktober 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Bapak Sriyono selaku
petugas pemungut retribusi dan petugas kebersihan yang mengatakan:
“Kalau alat-alat yang sudak tidak mendukung untuk digunakan maka ya harus cepat diganti dong mbak. Misalnya saja sapu ataupun ekrak untuk mengeruk sampah. Bila tidak diganti maka akan mengurangi produktivitas kita serta kerja kita menjadi lamban tidak secepat kalau alat tersebut masih layak dan dalam keadaan baik. (Wawancara 14 Desember 2010)
Pihak kantor Pasar Ayam Semanggi juga berupaya untuk
menumbuhkan kesadaran para pedagang untuk menjaga kebersihan
lingkungan di sekitar kios atau los yang ditempati. Di sini pedagang dituntut
pengertiannya untuk memelihara dengan membuang sampah pada
tempatnya dan menjaga kebersihan tempat demi kenyamanan. Mereka juga
harus menjaga kebersihan los mereka sendiri supaya menjadi daya tarik
pembeli untuk membeli dagangan mereka sehingga mereka memperoleh
hasil yang semaksimal mungkin. Dengan begitu pedagang diharapkan dapat
membayar retribusi tepat waktu dan tidak melakukan penunggakan retribusi.
Berikut kutipan penyataan dari Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Ayam
Semanggi:
“ saya juga sering berkeliling pasar untuk melihat keadaan pasar, bagaimana kebersihannya, bagaimana interaksi antar pedagang , pembeli dan petugas pasar. Saya juga sering meminta pedagang untuk menjaga kebersihan losnya sendiri. Saya suruh mereka untuk mengumpulkan sampah pada bak sampah yang telah disediakan. Dengan begitu juga membantu meringankan tugas para petugas kebersihan. Misalnya ada sampah berserakan di sekitar los, saya juga menegur mereka tapi dengan halus dan rada bercanda. Dengan cara seperti itu saya harap mereka sadar, mereka juga pasti merasa nggak enak bila ditegur begitu kan mbak? (27 Oktober 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Penyataan dari Bapak Sunyata juga didukung oleh pendapat Ibu
Padmini, pedagang di Pasar Ayam Semanggi, berikut pernyataannya:
“Pak Lurah kadang sering keliling pasar, bapak sering mantau keadaan mbak, kadang gitu juga negur pedagang soal sampah di sekitar los…tapi kalau petugas kebersihan setiap hari itu keliling untuk nyapu sampah dan ngumpulin sampah atau ngambilin sampah trus ditaruh di bak besar, biasanya sih pagi dan siang hari… kalau saya ya berusaha untuk ngumpulin sampah disekitar los pada bak sampah kecil,,nanti biar diambil petugaslah, jadi ya meringankan tugas mereka,” (10 Desember 2010)
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas menunjukkan bahwa
dalam rangka meningkatkan kebersihan pasar maka perlu adanya kerjasama
dengan pedagang pasar. Pedagang pasar harus turut berperan dalam menjaga
dan memelihara kebersihan pasar, agar suasana pasar lebih kondusif dan
nyaman untuk proses jual beli. Pembeli jadi lebih nyaman untuk berbelanja
dan tidak merasa takut atau was-was terhadap virus semacam flu burung.
Kebersihan pasar ternyata sangat dibutuhkan oleh pembeli ataupun
pengepul dari luar daerah. Kebersihan penting bagi mereka untuk memberi
rasa nyaman ketika berinteraksi dengan pedagang ataupun lingkungan
sekitar. Berikut petikan wawancara dengan Ibu Rosi salah seorang pembeli
di Pasar Ayam:
“Wah saya senang mbak kalau pasar itu bersih,,, saya jadi nggak takut untuk membeli ayam disini, beda waktu virus flu burung merebak kemarin, saya jadi was-was untuk belanja disini, ”(Wawancara 10 Desember 2010)
Pak Handoko pedagang di pasar ayam juga memberikan
pernyataan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
“Bila dibanding dulu, keadaannya ya jauh lebih baik mbak,,,, baunya juga tidak separah dulu,,,, dulu itu awalnya saya harus pake masker, setidaknya dengan rajin membersihkan pasar, dapat menarik pembeli dan bau yang ditimbulkan bisa diminimalisir. Wajarlah mbak kalau pasar ayam itu bau”(10 Desember 2010)
Berdasarkan pengamatan dan penelitian peneliti di lapangan serta
pernyataan diatas menunjukkan bahwa kondisi kebersihan pasar sekarang
ini jauh lebih baik daripada pasar yang dulu, namun masih terdapat kondisi
jalan yang becek apalagi bila musim hujan tiba. Untuk tahun ini juga belum
dilakukan pengecoran jalan di dalam pasar karena terbatasnya anggaran
pasar. Pembeli dan pedagang juga menyadari kalau pasar itu baunya tidak
enak, sehingga mereka juga tidak menuntut terlalu banyak agar pegawai
pasar mengurangi bau yang ditimbulkan. Bila mereka terganggu dengan bau
tidak sedap tersebut, maka mereka berinisiatif untuk menggunakan masker.
c. Pembangunan Pasar
Pembangunan (renovasi) dilakukan untuk meningkatkan
kenyamanan pasar. Dalam pembangunan juga diikuti dengan penambahan
fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di pasar. Fasilitas yang memadai
sangat menunjang aktivitas di lingkungan pasar. Peningkatan fasilitas pasar
Ayam Semanggi disini lebih pada usaha untuk menambah sarana dan
prasarana pasar. Berdasarkan penelitian dan pengamatan maka untuk
peningkatan fasilitas di Pasar Ayam Semanggi meliputi pembangunan RPU
(Rumah Pemotongan Unggas). Rumah pemotongan unggas (RPU) dibangun
untuk memisahkan antara tempat pemotongan dan tempat jual beli. Hal ini
dilakukan agar kondisi pasar lebih rapi dan bersih. Dengan adanya rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
pemotongan unggas, maka usaha pembersihan lokasi pasar akan lebih
mudah dan tidak ruwet. Hal ini sesuai dengan pendapat Lurah Pasar Ayam
Semanggi, Bapak Sunyata:
“ Pembangunan yang sudah terealisasi di Pasar Ayam saat ini adalah pembangunan rumah pemotongan unggas. Hal ini dilakukan agar pasar memiliki tempat pemotongan tersendiri, terpisah dari tempat jual beli ayam maupun kambing. Dengan begitukan kebersihan pasar lebih mudah dikontrol, serta prosesnya tidak ruwet. Bedakan mbak, kalau tempat pemotongan dan jualbelinya jadi satu. Petugas kebersihan maupun pedagang akan lebih sulit membersihkannya, karena kotorannya menumpuk, banyak darah dimana-mana. Nantinya hal ini dapat mengurangi kenyaman dari pembeli dong”(8 November 2010)
Fasilitas RPU (Rumah Pemotongan Unggas) dibangun untuk
meningkatkan dan memperlancar kegitan jual beli unggas. Hal ini karena
proses jual beli di Pasar Ayam tidak sebatas pada jual beli unggas hidup
tetapi juga untuk hewan ternak dalam kondisi sudah terpotong atau daging
segar siap masak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sriyono, selaku
petugas pemungut retribusi dan kebersihan pasar Ayam Semanggi:
“RPU itu dibangun karena memang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh pedagang. Apalagi pasar Ayam ini tidak hanya menjual hewan hidup tapi juga hewan ternak yang sudah terpotong atau siap dimasak.(14 Desember 2010)”
Sementara untuk renovasi bangunan pasar seperti los di Pasar
Ayam Semanggi untuk tahun anggaran 2010 belum terealisasi.
Pembangunan tersebut terkendala oleh anggaran pasar serta keputusan dari
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang belum memutuskan
bahwa akan dilakukan renovasi atau pembangunan tambahan untuk los. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
yang mengatakan:
“Saat ini belum dilakukan renovasi pasar untuk penambahan los. Hal ini karena terbatasnya dana, dan belum adanya keputusan dari dinas untuk merenovasi pasar. Kita sih juga sudah mengajukan, tapi kalo dari Dinasnya belum menyetujui ya gak mungkin ada renovasi pasar mbak. Untuk sementara ya kita terima dulu apa adanya.(8 November 2010)
Pendapat tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Suraji selaku
pegawai Administrasi atau sekretaris Pasar Ayam Semanggi:
“Untuk masalah peningkatan pasar, kemarin kita kedatangan pejabat dari MOU dan Dinas, katanya akan dilakukan renovasi pasar. Namun ya tidak untuk tahun ini mbak.”(14 Desember 2010).
Peningkatan fasilitas pasar juga dilakukan penambahan atau
penggantian sarana dan prasarana kebersihan seperti sapu, bak sampah,
ataupun ekrak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Suraji, petugas
administrasi dan pemungut retribusi di pasar Ayam Semanggi:
“Alat-alat kebersihan disini terdiri dari sapu, ekrak, dan bak sampah. Mengingat sudah ada beberapa alat yang rusak dan tak layak pakai.”(14 Desember 2010).
Peningkatan fasilitas Pasar Ayam Semanggi dilakukan untuk
menunjang kelancaran segala kegiatan yang ada di Pasar Ayam Semanggi.
Dengan adanya penambahan sarana dan prasarana kebersihan pasar, maka
usaha untuk meningkatkan kebersihan dapat berjalan secara optimal. Selain
itu, peningkatan fasilitas tersebut juga dapat meningkatkan kinerja dan
produktivitas petugas kebersihan karena pekerja lebih cepat menyelesaikan
pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Sriyono selaku
petugas pemungut retribusi dan petugas kebersihan yang mengatakan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
“Kalau alat-alat yang sudak tidak mendukung untuk digunakan maka ya harus cepat diganti dong mbak. Misalnya saja sapu ataupun ekrak untuk mengeruk sampah. Bila tidak diganti maka akan mengurangi produktivitas kita serta kerja kita menjadi lamban tidak secepat kalau alat tersebut masih layak dan dalam keadaan baik. (14 Desember 2010).
d. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Pasar
Keamanan dan ketertiban pasar merupakan faktor penting dalam
menunjang keberlangsungan proses jual beli di pasar tradisional. Keamanan
disini lebih mengarah pada suatu kondisi pasar yang nyaman dimana pasar
itu terbebas dari tindakan kejahatan ataupun keributan. Sedangkan
ketertiban adalah suatu keadaan dimana pedagang patuh atau tertib dalam
mentaati aturan-aturan yang berlaku di pasar. Hal ini diungkapkan oleh
Bapak Sunyata, selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi:
”keamanan disini tu ya seperti pasar bebas dari kejahatan,tidak ada pencurian atau pencopetan dan tidak ada keributan antar pedagang atau pengunjung. Kalau ketertiban itu ya pedagang harus tertib dengan peraturan yang ada disini.(27 Oktober 2010) Keamanan di Pasar Ayam Semanggi menerapkan sistem swakarsa
dengan dana swadaya yang dikumpulkan dari pedagang itu sendiri. Itu
artinya keamanan disini merupakan kegiatan yang diselenggarakan atas
inisiatif pedagang sendiri. Petugas keamanan ditunjuk oleh pedagang dan
digaji oleh pedagang Pasar Ayam Semanggi bukan dari APBD. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Bapak Sunyata, Lurah Pasar Ayam Semanggi:
”kalau keamanan biasanya untuk sejumlah pasar tradisional lain di Surakarta petugasnya tu berasal dari Dinas dan digaji oleh Dinas. Tapi di sini untuk keamanannya adalah swakarsa. Dari dinas tidak menyediakan khusus. Pedagang yang menentukan berapa jumlahnya dan mereka juga yang menggajinya.(27 Oktober 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Bapak Suraji, selaku
pegawai administrasi atau sekretaris Pasar Ayam Semanggi:
”Untuk keamanan disini ada petugas keamanannya mbak,, ada 8 orang. Sistemnya swakarsa, jadi yang menggaji itu pedagang. Besarnya ya atas kesepakatan antara pedagang dan petugas keamanannya.(14 Desember 2010) Sementara itu, dalam upaya meningkatkan keamanan di Pasar
Ayam Semanggi petugas keamanan dibagi menjadi 2 shift. Hal ini
dilakukan agar keamanan tetap terjaga selama 24 jam. Berikut diungkapkan
oleh Bapak Sriyono:
“keamanan disini dibagi menjadi 2 shift, biar pasar tetap aman selama 24 jam. 8 orang petugas keamanan itu kita menjadi 2 kelompok, dari jam 07.00-19.00 dan 19.00-07.00”(14 Desember 2010). Peryataan diatas juga dibenarkan oleh Bapak Giono, salah seorang
petugas keamanan di pasar Ayam :
“ jumlahnya 8 orang mbak. Kita disini bekerja selama 12 jam mbak, dibagi 2 shift lah. Dari jam 07.00-19.00 dan 19.00-17.00. Ya biar pasar aman terkendali selama 24 jam.(14 Desember 2010). Petugas keamanan di Pasar Ayam Semanggi untuk tahun ini belum
ada yang dikirim untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan yang
diselenggarakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta tiap
tahunnya, hal ini karena terkendala oleh dana. Selain itu peserta yang berhak
mengikuti pelatihan dan pembinaan tersebut juga ditentukan oleh pengurus
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bapak Suraji selaku pegawai administrasi Pasar Ayam Semanggi:
“kalau disini tahun ini belum dilakukan pengiriman petugas keamanan untuk mengikuti pembinaan yang diselenggarakan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Dinas mbak. Masalahnya sih biaya, serta pesertanya itu ditentukan oleh Dinas. Ya mungkin untuk pasar ayam gilirannya tidak saat ini mbak”.(14 Desember 2010) Untuk masalah ketertiban, selama ini yang menjadi focus pegawai
Pasar Ayam Semanggi adalah pada usaha untuk membuat pedagang agar
mematuhi peraturan yang ada, seperti menertibkan pedagang agar
menempati tempatnya masing-masing, menertibkan barang dagangan
pedagang yang menonjol atau semrawut, penertiban parkir, dan penertiban
penggunaan lampu yang tidak terpakai. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Bapak Sunyata, selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi:
"penertiban disini lebih diartikan pedagang itu mematuhi dan taat pada aturan yang ada di sini. kita pegawai di sini sering mbak menertibkan pedagang, misalnya mereka harus berjualan sesuai tempatnya, menertibkan dagangan yang semrawut agar rapi, parkir juga kami pantau mbak supaya nggak ngalangin jalan atau semrawut, serta penertiban lampu yang tidak terpakai. Hal ini dilakukan karena dari dinas seringkali mengadakan sidak mbak. (8 November 2010) Upaya penertiban pasar juga melibatkan pihak lain seperti Satpol
PP. Hal ini dilakukan apabila terjadi masalah yang tidak bisa diselesaikan
oleh pihak pasar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Lurah Pasar Ayam
Semanggi, Bapak Sunyata:
“misalnya terjadi masalah soal penertiban pedagang yang sulit untuk ditertibkan, dan kami tidak bisa mengatasi sendiri maka kita lapor ke Dinas agar mengirimkan Satpoll PP untuk membantu tugas kami mbak,(17 Desember 2010) Kemudian untuk masalah ketertiban, pegawai Pasar Ayam
Semanggi juga seringkali melakukan penertiban terhadap pedagang oprokan
yang dilakukan pada pagi hari, namun pelaksanaannya juga mendadak tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
terjadwal. Biasanya kegiatan ini dilakukan apabila banyak pedagang yang
mulai tidak tertib dalam menempati tempat berdagang di pasar. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Semanggi, Bapak Sunyata:
“kami pegawai disini sering melakukan penertiban pedagang di pagi hari. namun kegiatan ini tidak terjadwal dan seringnya mendadak mbak, terutama ketika pedagang tidak tertib dalam menempati tempat jualan” (14 Desember 2010) Menurut keterangan Bapak Teguh selaku pedagang di Pasar Ayam
Semanggi mengenai penertiban yang dilakukan oleh pegawai pasar,
mengatakan:
”Kadang-kadang pihak pasar juga sering melakukan penertiban pedagang mbak,,,,pagi-pagi gitu mereka sudah ada di pelataran, jadi ya kami harus berjualan ditempat semestinya.(14 Desember 2010) Upaya peningkatan keamanan mendapat respon positif dari para
pembeli yang mengatakan cukup puas dengan kondisi keamanan di pasar
Ayam Semanggi, hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Dian salah seorang
pembeli di Pasar Ayam Semanggi:
“saya rasa keamanan di sini cukup baik,,,ada petugas yang berkeliling pasar menjaga keamanan,, tidak ada premannya juga.(14 Desember 2010) Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat ditarik simpulan
bahwa upaya peningkatan keamanan pasar yang sudah dilakukan oleh
seluruh pegawai pasar ayam sudah baik dan mendapat tanggapan yang baik
dari masyarakat yang berbelanja di Pasar Ayam Semanggi. Namun untuk
masalah penertiban harus lebih diperhatikan agar pedagang bisa lebih tertib
dan lebih sadar terhadap pentingnya ketertiban bagi proses jual beli di Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Ayam Semanggi mengingat belum adanya peraturan yang mengikat tentang
keberadaan pedagang pelataran atau oprokan.
e. Pembinaan Pedagang Pasar Ayam Semanggi
Pembinaan pedagang Pasar Ayam Semanggi merupakan upaya
yang dilakukakan oleh pegawai pasar untuk meningkatkan kualitas SDM
dari pedagang yang ada di pasar Ayam Semanggi. Tujuannya adalah
memperbaiki sikap, pola pikir ataupun perilaku pedagang untuk lebih
mengetahui tentang hak dan kewajibannya sebagai pedagang. Sosialisasi
dilakukan 3 bulan sekali. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar
Ayam Semanggi, Bapak Sunyata:
“Pembinaan lebih dilakukan pada usaha memberikan pengertian kepada pedagang untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai pedagang. Mereka mendapatkan fasilitas yang mereka butuhkan, untuk itu mereka juga harus membayar retribusi. Biasanya 3 bulan sekali kita mengadakan sosialisasi. (27 Oktober 2010). Pembinaan pedagang dilakukan melalui penyuluhan kepada
pedagang yang dilakukan setiap ada pertemuan dengan pihak paguyuban.
Selain itu pembinaan juga dilakukan dengan mendatangi langsung para
pedagang untuk bertegur sapa dan berbincang-bincang.
Pihak Pasar Ayam Semanggi juga melakukan penyadaran kepada
pedagang bahwa pedagang mempunyai peran yang besar bagi pencapaian
target retribusi pasar ayam semanggi. Pedagang diberi pengetahuan tentang
segala hal yang berhubungan dengan retribusi pasar dengan cara melakukan
pertemuan dengan pedagang untuk mensosialisasikan Undang-Undang
tentang Retribusi Pasar. Dengan sosialisasi tersebut diharapkan pedagang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
mengerti tentang hal yang berkaitan dengan retribusi pasar, tata pelaksanaan
pembayaran retribusi pasar, mengerti apa yang menjadi hak dan
kewajibannya, sehingga pada akhirnya tidak ada penyimpangan dalam
pelaksanan pemungutan retribusi seperti kelebihan biaya pembayaran SHP;
pedagang memiliki kesadaran untuk membayar retribusi pasar tepat waktu
dan target yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dapat
dicapai. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar Ayam Semanggi,
Bapak Sunyata:
“dalam pembinaan kita juga melakukan sosialisasi tentang undang-undang retribusi pasar. Dengan sosialisai tersebut pedagang bisa tahu apa hak dan kewajibannya, mengerti tata pelaksanaan pembayaran, sehingga bila pedagang mengerti dan paham isi perda tidak akan ada penyimpangan dalam pemungutan retribusi, seperti kelebihan pembayaran SHP. Pedagang juga akan sadar bahwa mereka harus membayar retribusi pasar agar target yang ditetapkan dari Dinas dapat dicapai.(17 Desember 2010) Berkaitan dengan pembinanaan pedagang Ibu Sri salah satu
pedagang pasar Ayam Semanggi, menyatakan:
"kalau pembinaan sih pegawai pasar disini juga sering menegur mbak kalau ada yang menunda pembayaran retribusi, kita diberi tahu kalau kita jangan menunda pembayaran retribusi pasar. Kita dibina agar lebih tepat waktulah dalam membayar retribusi. (17 Desember 2010). Dari pernyataan diatas pembinaan di Pasar Ayam lebih pada upaya
untuk mengenalkan dan mensosialisasikan Perda tentang Retribusi Pasar
dan usaha untuk menyadarkan pedagang yang menunda pembayaran agar
lebih tepat waktu dalam membayar retribusi pasar. Pembinaan tersebut
dilakukan oleh pegawai pasar secara langsung melalui pertemuan dengan
pedagang, memberi lembaran Undang-undang tentang retribusi pasar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
mengingatkan pedagang bila mereka melakukan penundaan pembayaran
retribusi pasar. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Bapak Suraji:
"Untuk sosialisasi Undang-undang tentang retribusi pasar kita pernah memberikan lembaran undang-undang tersebut,. pembinaan juga kita lakukan secara langsung, misal ada pedagang yang menunda maka kita tegur dan kita ingatkan agar lebih tepat waktu mbak.(14 Desember 2010). Biasanya setiap pasar tradisional di Surakarta memiliki paguyuban
pasar. Paguyuban pedagang pasar ini menampung segala aspirasi pedagang
serta juga turut berperan dalam pembinaan pedagang pasar. Namun di Pasar
Ayam Semanggi, paguyuban pedagangnya sudah vakum hampir 3 tahun.
Hal ini disebabkan pengurus yang lama sudah tidak berdagang lagi di Pasar
Ayam Semanggi sementara tidak ada pengganti yang mau mengurusi lagi.
Akibatnya dalam pembinaan pedagang pasar tahun ini pegawai pasar ayam
tidak dibantu atau tidak berkoordinasi dengan paguyuban pedagang pasar
Ayam Semanggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Suraji, selaku
pegawai administrasi atau sekretaris Pasar Ayam Semanggi:
“ paguyubannya disini dah vakum tu mbak, hampir 3 tahun ini. Masalahnya yang mengurusi dulunya yang dari jakarta, sekarang sudah tidak berdagang lagi disini”(wawancara 14 Desember 2010) Semua kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh seluruh pegawai
Pasar Ayam Semanggi itu pada dasarnya adalah upaya untuk menyadarkan
pedagang tentang pentingnya pembayaran retribusi pasar dan meningkatkan
kualitas SDM pedagang pasar, sehingga target yang ditetapkan oleh Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dapat dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 4. 6. Matriks
Hasil Penelitian Strategi Pemberdayaan Pasar oleh Lurah Pasar Ayam dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar
yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010.
No. Indikator Pernyataan
Kegiatan Yang Sudah dilakukan Kegiatan Yang Belum
dilakukan 1. Pemeliharaan
Pasara a. Pemeliharaan sarana dan bangunan Pasar Ayam
Semanggi dalam hal perbaikan atap bocor, saluran air yang mampet, pemeliharaan sarana lain seperti alat kebersihan, mushola, toilet dan kantor pasar.
b. Pemeliharaan sarana dan prasarana elektrikal mekanikal Pasar Ayam Semanggi seperti penggantian alat-alat listrik yaitu lampu dan kabel.
c. Pemeliharaan TPnA (Tempat Penampungan Ayam) dirawat dan dijaga kebersihannya serta setiap sebulan sekali dilakukan penyemprotan oleh Dinas Pertanian Surakarta.
a. Renovasi bangunan
b. Penambahan daya dan pemasangan listrik
2. Pengembangan Pengelolaan Persampahan Pasar
a. Terdapat 9 petugas kebersihan b. Ada dua bak sampah yaitu bak sampah kecil
terbuka dan bak sampah besar tertutup (container) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sampah sebelum diangkut atau diambil oleh armada truk dari DPP kota Surakarta.
c. Penambahan dan penggantian alat kebersihan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas petugas kebersihan.
a. Pengecoran jalan di dalam pasar untuk mengatasi becek.
3. Pembangunan Pasar
a. Adanya RPU (Rumah Pemotongan Unggas) untuk mendukung proses jual beli karena tidak hanya ternak hidup yang dijual tetapi juga untuk hewan ternak dalam kondisi sudah terpotong atau daging segar siap masak.
b. Penambahan dan penggantian sarana dan prasarana kebersihan seperti sapu, bak sampah, ekrak untuk meningkatkan kinerja san produktivitas petugas kebersihan.
a. Renovasi bangunan dan penambahan los
4. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Pasar
a. Terdapat 8 petugas keamanan dengan sistem swakarsa dengan dana merupakan swadaya yang dikumpulkan dari pedagang pasar Ayam Semanggi.
b. Keamanan tetap terjaga selama 24 jam karena petugas keamanan dibagi menjadi 2 shift.
a. Petugas keamanan belum dikirim untuk mengikuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
c. Menertibkan pedagang agar menempati tempat masing-masing.
d. Menertibkan barang dagangan pedagang yang menonjol dan semrawut
e. Penertiban parkir. f. Penertiban penggunaan lampu yang tidak
terpakai. g. Kerjasama dengan satpol PP untuk menertibkan
pedagang.
pelatihan dan pembinaan yang diselenggarakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
b. Terkadang masih ada pedagang yang tidak menempati tempatnya hal ini karena belum adanya peraturan yang mengikat tentang keberadaan pedagang pasar pelataran atau oprokan.
5. Pembinaan Pedagang Pasar
a. Melakukan sosialisasi tentang perda yang berlaku dalam hal pemungutan retribusi pasar agar pedagang melaksanakan hak dan kewajibannya.
a. Belum terbentuknya paguyuban pedagang pasar ayam semanggi setelah vakum hampir 3 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 4.7
Rincian Jumlah Penggantian Lampu dan Kabel
Di Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010
Jenis Penggantian Kabel Lampu
Banyak 10 20
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
Berdasarkan tabel diatas, maka di Pasar Ayam Semanggi dalam
tahun 2010 telah dilakukan perbaikan kabel yang rusak sebanyak 10 kali.
Kabel yang rusak tersebut kebanyakan disebabkan karena kabel yang
mengelupas. Sedangkan untuk penggantian lampu sudah 20 kali. Selain itu
penggantian lampu yang tak layak pakai sering juga dilakukan oleh
pedagang sendiri, pedagang yang menyediakan sendiri lampu untuk losnya.
Tabel 4.8 Sosialisasi yang Dilakukan
Pasar Ayam Semanggi Tahun 2010
Bulan Sosialisasi Jumlah Pedagang yang
Hadir Januari Sosialisasi Tentang
Perda Kota Surakarta No 8 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pasar
50
April Penyuluhan Tentang Antisipasi dan Bahaya Virus Flu Burung
73
Agustus Penyuluhan tentang Pentingnya Membayar Retribusi
44
November Sosialisasi Tentang Pentingnya Kebersihan Pasar
53
Sumber: Kantor Pasar Ayam Semanggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada bulan Januari di
Pasar Ayam dilakukan sosialisasi tentang Perda Kota Surakarta Nomor 8
Tahun 1999 tentang retribusi pasar. Dengan adanya sosialisasi tersebut
diharapkan pedagang mengerti dan paham akan isi Perda sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pembayaran retribusi pasar, seperti kesalahan
penghitungan pembayaran SHP atau KTTP.
Pada bulan April dilakukan penyuluhan tentang antisipasi dan
bahaya flu burung. Penyuluhan ini dilakukan agar pedagang bisa tahu dan
paham bahwa salah satu tantangan dalam jual beli unggas adalah adanya
virus flu burung. Untuk itu pedagang diharapkan bisa mengantisipasi
adanya virus tersebut. Pada bulan Agustus dilakukan penyuluhan tentang
pentingnya retribusi pasar. Dalam penyuluhan ini pedagang di beri tahu
tentang hak dan kewajibannya. Mereka juga harus membayar retribusi
pasar, karena mereka juga telah mendapatkan haknya, sehinggga target
retribusi pasar Ayam dapat tercapai.
Pada bulan November dilakukan sosialisasi tentang pentingnya
kebersihan pasar. Hal ini karena kebersihan pasar yang baik akan
menciptakan suatu kondisi pasar yang nyaman dan aman untuk dikunjungi.
Selain itu kebersihan yang terjaga juga bisa mencegah virus seperti flu
burung. Berdasarkan data diatas pembinaan pedagang yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia para pedagang melalui
penyuluhan di paguyuban kurang efektif mengingat seringkali banyak
pedagang yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
C. PERKEMBANGAN PENERIMAAN ATAU REALISASI RETRIBUSI
PASAR AYAM SEMANGGI
Penerimaan retribusi Pasar Ayam Semanggi dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Hal ini merupakan salah satu tolok ukur
keberhasilan program pemberdayaan Pasar Ayam Semanggi oleh seluruh
pegawai pasar. Penerimaan retribusi yang meningkat merupakan bukti nyata
semakin meningkatnya kegiatan ekonomi di pasar tradisional setelah
dilaksanakannya program pemberdayaan pasar tradisional. Apalagi selama
kurun waktu 2 tahun terakhir lalu realisasi retribusi pasar Ayam Semanggi
selalu melebihi dari target yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Surakarta.
Tabel 4.9
Target dan Realisasi Retribusi Pasar Ayam
Tahun Anggaran 2008-2010
Tahun
Anggaran
Target (Rp) Realisasi
(Rp)
Tingkat keberhasilan
realisasi thd target
retribusi(%)
Peningkatan
realisasi retribusi
pertahun(%)
2008 91.920.000 108.624.070 118,72 -
2009 93.211.000 109.331.725 117,29 0,6
2010 122.888.000 123.355.355 100,38 12,8
Rata-rata 112,13 6,7
Sumber: Kantor Pasar Ayam, Semanggi
Dari tabel diatas, jelas terlihat bahwa realisasi retribusi Pasar Ayam
Semanggi mengalami peningkatan dan bahkan melebihi target yang telah
dipatok oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Untuk tahun ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
realisasi retribusi pasar juga melebihi target, sehingga dapat dikatakan strategi
pemberdayaan yang diterapkan di pasar Ayam Semanggi berhasil untuk
mencapai target yang ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.
D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Dalam pelaksanaan strategi pemberdayaan tersebut, maka terdapat
factor penghambat dan pendukungnya. Factor hambatan adalah semua factor
yang menghambat proses pemberdayaan pasar. Yang menjadi factor
penghambat adalah dana dan kurangnya kesadaran dari pedagang. Faktor
pendukung adalah semua factor yang bisa mendukung jalannya proses
pemberdayaan yaitu kerjasama dengan instansi lain seperti kerjasama dengan
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta dalam usaha penertiban pedagang
di pasar ; partisipasi pedagang dalam peningkatan keamanan pasar melalui
swakarsa.
a. Faktor Pendukung
Faktor yang medukung jalannya proses pemberdayaan adalah:
1. Kerjasama dengan Instansi lain.
Dalam proses pemberdayaan pasar tradisional, lurah pasar
Ayam Semanggi beserta staffnya melakukan kerjasama dengan satpoll
PP kota Surakarta untuk menertibkan pedagang Pasar Ayam Semanggi
yang tidak menempati tempat yang semestinya. Kerjasama ini
dilakukan karena seringkali pihak pasar mengalami kesulitan dalam
menertibkan pedagang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lurah Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Ayam Semanggi:
"misalnya terjadi masalah soal penertiban pedagang yang sulit untuk ditertibkan, dan kami tidak bisa mengatasi sendiri maka kita lapor ke Dinas agar mengirimkan Satpoll PP untuk membantu tugas kami mbak"(wawancara 17 Desember 2010)
2. Partisipasi Pedagang Pasar Ayam Semanggi
Partisipasi pedagang dalam proses pemberdayaan disini
ditunjukkan dengan adanya program swakarsa dalam usaha peningkatan
keamanan. Swakarsa disini artinya dana yang digunakan untuk
membayar petugas keamanan adalah swadaya yang dikumpulkan dari
pedagang itu sendiri. Itu artinya keamanan disini merupakan kegiatan
yang diselenggarakan atas inisiatif pedagang sendiri. Petugas keamanan
ditunjuk oleh pedagang dan digaji oleh pedagang Pasar Ayam bukan
dari APBD.
Partisipasi pedagang juga ditunjukkan pada usaha peningkatan
kebersihan pasar. Pedagang juga turut menjaga kebersihan pasar dengan
membuang sampah pada bak sampah yang telah disediakan pihak pasar.
Pedagang turut menjaga kebersihan los nya, meskipun ada petugas
kebersihan yang selalu membersihkan pasar tiap hari. Selain itu
partisipasi pedagang lainnya adalah menyampaikan segala kerusakan
atau keluhan yang bisa mengganggu proses jual beli di pasar, seperti
dalam pemeliharaan sarana dan prasarana elektrikal mekanikal pasar
ayam semanggi pedagang selalu melaporkan bila terjadi pengelupasan
pada kabel listrik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Peran dan partisipasi pedagang sangat dibutuhkan untuk
melancarkan jalannya proses pemberdayaan pasar Ayam Semanngi.
Dengan pemberdayaan tersebut maka dapat meningkatkan kualitas
SDM pedagang, dapat meningkatkan perekonomian pedagang sehingga
pada akhirnya akan berdampak pada pembayaran retribusi tepat waktu
dan realisasi penerimaan retribusi pasar ayam sesuai dengan target atau
bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Kota
Surakarta.
b. Faktor Penghambat
Faktor yang menghambat proses pemberdayaan adalah:
1. Dana
Dalam melaksanakan segala kegiatannya, pegawai Pasar Ayam
tentunya membutuhkan dana yang diperoleh dari APBD. Hal ini karena
semua kegiatan atau program dari DPP kota Surakarta yang merupakan
induk dari Pasar Ayam Semanggi dimasukkan dalam rencana anggaran
daerah yang kemudian ditetapkan sebagai APBD sehingga semua
kegiatan ataupun program tahunan DPP Kota Surakarta telah
dianggarkan dalam APBD.
Berikut ini pernyataan Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar
Semanggi menegenai anggaran atau dana yang digunakan untuk
membiayai kegiatan atau program di Pasar Ayam Semanggi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
”semua kegiatan di Pasar Ayam ini dananya ya berasal dari APBD atau pemerintah mbak,,, biasanya program tahunan DPP telah dianggarkan oleh APBD yang telah mendapat persetujuan dari anggota dewan tentunya,, nah dari itu,misalnya kita ingin menyelenggarakan kegiatan contohnya renovasi los ataupun pengadaan barang ya kita tinggal mengajukan draff kepada Dinas. Soal keputusan apakah terlaksana atau tidak itu semua tergantung dari Dinas.(8 November 2010).
Dana disini merupakan factor penghambat proses pemberdayaan
di Pasar Ayam Semanggi, dalam hal renovasi Pasar, pengecoran jalan,
dan keikutsertaan petugas keamanan dalam pembinaan dan pelatihan
petugas keamanan yang diselenggarakan oleh DPP Kota Surakarta.
Untuk renovasi bangunan pasar seperti los di Pasar Ayam untuk tahun
anggaran 2010 belum terealisasi. Pembangunan tersebut terkendala oleh
anggaran pasar serta keputusan dari Kepala Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Surakarta yang belum memutuskan bahwa akan dilakukan
renovasi atau pembangunan tambahan untuk los. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi:
“Saat ini belum dilakukan renovasi pasar untuk penambahan los. Hal ini karena terbatasnya dana, dan belum adanya keputusan dari dinas untuk merenovasi pasar. Kita sih juga sudah mengajukan, tapi kalo dari Dinasnya belum menyetujui ya gak mungkin ada renovasi pasar mbak. Untuk sementara ya kita terima dulu apa adanya.(8 november 2010)
2. Kurangnya kesadaran pedagang
Rendahnya kesadaran pedagang terhadap hak dan kewajibannya
merupakan salah satu faktor yang bisa menghambat jalannya proses
pemberdayaan pasar Ayam Semanggi. Kesadaran pedagang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
melaksanakan kewajibannya merupakan faktor yang bisa mendukung
tercapainya realisasi penerimaan retribusi sesuai dengan target atau
bahkan melebihi target. Rendahnya kesadaran pedagang disini
ditunjukkan oleh perilaku wajib retribusi yang seringkali tidak menaati
peraturan di dalam membayar retribusi pasar. Pedagang seringkali
masih menunda pembayaran retribusi pasar, meskipun mereka sudah
ditegur dan dibina, sehingga dikhawatirkan menghambat tercapainya
realisasi retribusi pasar sesuai target yang telah ditentukan oleh Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Pedagang Hal ini sesuai pernyataan
dari Bapak Sunyata selaku Lurah Pasar Ayam Semanggi:
”Penarikan retribusi pasar ayam agak sedikit mengalami kendala mbak. Hal ini terkait dengan perilaku wajib retribusi yang seringkali menunda pembayaran retribusi. Kadang meskipun mereka sudah dibina atau ditegut gitu, beberapa bulan setelahnya mereka juga masih menunda pembayaran retribusi. Itu artinya mereka tidak taat akan peraturannya. Harusnya kan mereka membayar tepat waktu dan tidak menunda. (8 November 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai Strategi Pemberdayaan oleh
Lurah Pasar Ayam Semanggi dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar yang
Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2010, dapat ditarik
kesimpulan yaitu:
1. Pemeliharaan Pasar
Dalam indikator pemeliharaan pasar ini Lurah Pasar Ayam beserta
staffnya melakukan pemeliharaan dalam hal pemeliharaan sarana dan
bangunan pasar Ayam Semanggi, pemeliharaan sarana dan prasarana
elektrikal mekanikal pasar Ayam Semanggi dan pemeliharaan TPnA
(Tempat Penampungan Ayam). Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki
atap bocor, saluran air yang mampet, penggantian lampu dan kabel, serta
memelihara dan menjaga kebersihan tempat penampungan ayam. Pedagang
juga turut berperan dengan melaporkan segala kerusakan yang terjadi.
2. Pengembangan Pengelolaan Persampahan Pasar
Dalam peningkatan kebersihan pasar, Lurah Pasar Ayam Semanggi
beserta staffnya memiliki 9 petugas kebersihan yang setiap harinya
membersihkan lokasi pasar. Dalam usaha peningkatan kebersihan pasar juga
dilakukan penambahan dan penggantian sarana dan prasarana kebersihan
untuk menunjang kegiatan tersebut serta untuk meningkatkan kinerja dan
produktivitas petugas kebersihan. peningkatan kebersihan pasar tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
dilakukan agar pasar Ayam Semanggi menjadi nyaman, menghindari
penularan virus penyakit seperti flu burung serta untuk meminimalisir bau
tak sedap yang ditimbulkan. Peran pedagang juga dilibatkan dalam usaha
peningkatan kebersihan pasar seperti pedagang membuang sampah pada
tempatnya serta pedagang menjaga kebersihan di sekitar losnya.
3. Pembangunan Pasar
Untuk upaya peningkatan fasilitas pasar Ayam Semanggi, di pasar
tersebut telah dilengkapi atau dibangun Rumah pemotongan unggas (RPU).
RPU dibangun untuk menunjang kegiatan jual beli di Pasar Ayam
Semanggi, hal ini karena di pasar tersebut tidak hanya mejual hewan ternak
hidup tetapi juga hewan ternak dalam kondisi sudah terpotong dan siap
untuk dimasak. Selain itu juga dilakukan penambahan dan penggantian
sarana dan prasarana pasar yang rusak seperti alat kebesihan pasar seperti
ekrak, sapu, cangkul dan bak sampah.
4. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Pasar
Keamanan di pasar Ayam Semanggi menerapkan sistem swakarsa
dengan biaya untuk menggaji petugas keamanan berasal dari iuran
pedagang. Untuk meningkatkan keamanan di pasar Ayam Semanggi,
terdapat 8 petugas keamanan yang dibagi menjadi 2 shift. Hal ini dilakukan
agar kondisi pasar aman terkendali selama 24 jam. Adanya sistem swakarsa
tersebut menunjukkan bahwa pedagang juga turut berperan dalam proses
pemberdayaan ini, karena untuk keamanan di pasar Ayam Semanggi tidak
disediakan khusus oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
untuk tahun 2010 ini petugas keamanan belum ada yang dikirim untuk
mengikuti pelatihan dan bimbingan yang diadakan oleh Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta.
5. Pembinaan Pedagang Pasar
Pembinaan pedagang di pasar Ayam Semanggi disini lebih pada
upaya menyadarkan pedagang bahwa mereka turut berperan dalam
pencapaian target retribusi pasar yang ditetaplan oleh Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta serta memberikan pengertian kepada pedagang untuk
memahami hak dan kewajibannya melalui penyuluhan dan pertemuan
langsung dengan pedagang. Dalam pembinaan juga dilakukan sosialisasi
terhadap perda yang berlaku seperti perda Kota Surakarta tentang retribusi
pasar sehingga pedagang mengerti apa yang menjadi hak dan kewajibannya
dan tahu tata pelaksanaan pemungutan ataupun pembayaran retribusi pasar.
Namun sosialisasi yang diadakan sangat kurang, karena sosialisasi yang
diadakan sekitar 3 bulan sekali. Tujuan sosialisasi tersebut adalah untuk
menghindari penyimpangan terhadap pelaksanaan pemungutan ataupun
pembayaran retribusi.
Kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas merupakan upaya
yang dilakukan oleh seluruh pegawai dalam menciptakan kondisi pasar yang
kondusif sehingga dapat meningkatkan dan melancarkan kegiatan jual beli
di Pasar Ayam Semanggi. Semakin meningkatnya kegiatan jual beli di
pasar Ayam Semanggi maka perekonomian pedagang juga meningkat
sehingga penerimaan retribusi dapat mencapai target atau bahkan bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
melebihi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta. Realisasi retribusi pasar Ayam Semanggi untuk tahun 2010
adalah Rp 123.355.355,00. Dengan realisasi retribusi pasar yang melebihi
target maka dapat dikatakan bahwa strategi pemberdayaan yang diterapkan
di pasar Ayam Semanggi dapat dikatakan berhasil.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan analisa data, penulis ingin
menyampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
bagi seluruh pegawai pasar Ayam Semanggi dalam pencapaian target
retribusi pasar yang ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
melalui strategi pemberdayaan. Berikut adalah beberapa saran yang dapat
penulis berikan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Melakukan penyuluhan, pertemuan langsung dengan pedagang untuk
pembinaan dan sosialisasi-sosialisasi tentang perda yang berhubungan
dengan retribusi pasar yang lebih intensif, agar pedagang lebih paham
mengenai hak dan kewajiban mereka sehingga mereka dapat
mendapatkan hak mereka tapi juga tak lupa melaksanakan kewajiban
mereka untuk membayar retribusi pasar tepat waktu. Dalam kegiatan
pembinaan itu harusnya dibuat suatu kegiatan yang menarik supaya
pedagang berminat hadir dalam pertemuan tersebut,misalnya pemberian
doorprize atau hadiah.
2. Pembentukan kembali paguyuban pedagang, sehingga dalam pembinaan
pedagang dan sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan diharapkan juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
melibatkan paguyuban pedagang pasar. Paguyuban pedagang merupakan
wadah dimana pedagang bisa menyalurkan segala keluhan dan
keresahannya sehingga hal ini juga memudahkan pegawai pasar Ayam
Semanggi untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pedagang di
pasar tersebut.
3. Membuat slogan tulisan tentang kebersihan agar pedagang lebih sadar
tentang pentingnya kebersihan di lingkungan pasar.