STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

165
STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL MUTTAQIEN PARUNG - BOGOR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh RIZKA CHOIRUNNISA 1112018200073 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Page 1: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH

DI MTs DARUL MUTTAQIEN PARUNG - BOGOR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh

RIZKA CHOIRUNNISA

1112018200073

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 3: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 4: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 5: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 6: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 7: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

i

ABSTRAK

Rizka Choirunnisa, 1112018200073. Strategi Pembentukan Budaya Bersih di

MTs Darul Muttaqien Parung – Bogor, SKRIPSI, Jurusan Manajemen

Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pembentukan Budaya

Bersih di MTs Darul Muttaqien Parung – Bogor. Strategi merupakan suatu usaha

dalam merencanakan kegiatan jangka panjang dengan mengintegrasikan berbagai

sumber daya dan menghubungkan antara kekuatan dengan peluang organisasi

serta meminimalisir kelemahan organisasi dari ancaman yang timbul, baik dari

internal maupun eksternal organisasi dan menerapkan aksi dan alokasi sumber

daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Budaya bersih

adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk menciptakan

lingkungan yang bersih dan mengajarkan tentang bagaimana bersikap dalam

menjaga dan merawat kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Jenis metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif, dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, instrumen

pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen : observasi awal,

dokumentasi serta wawancara kepala madrasah, guru, petugas kebersihan dan

siswa MTs Darul Muttaqien. Setelah mendapatkan data yang diperlukan,

kemudian data dideskripsikan lalu dianalisis.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa budaya

bersih yang ada di MTs Darul Muttaqien telah berjalan dengan baik. Strategi yang

digunakan MTs Darul Muttaqien dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan

sehat adalah melalui : keteladanan dan konsistensi pimpinan, kepala madasah dan

para guru, gerakan bersama warga madrasah, pembiasaan melalui kegiatan

kebersihan sehari-hari dan melalui pengawasan dari kepala madrasah dan guru.

Kata Kunci : Strategi, Budaya Bersih

Page 8: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

ii

ABSTRACT

Rizka Choirunnisa, 1112018200073. Net Culture Formation Strategies in MTs

Darul Muttaqien Parung - Bogor, Thesis, Department of Educational

Management, Faculty of Science and Teaching of MT, State Islamic University

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2016.

The aim of study to determine the Net Culture Formation Strategies in

MTs Darul Muttaqien Parung - Bogor. The strategy is an attempt to plan long-

term activities to integrate various resources and connect between the forces of the

opportunities the organization and minimize the weaknesses of the organization

from emerging threats, both internal and external to the organization and

implement actions and allocation of resources needed to achieve the desired

objectives , Net culture is an activity undertaken by a group of people to create a

clean environment and teach about how to behave in keeping and taking care of

his own personal hygiene and environment.

This type of method is performed in this study is a qualitative study,

using descriptive analysis approach, the research data collection instruments used

instruments: the initial observation, documentation and interview headmaster,

teachers, janitors and students MTs Darul Muttaqien. After getting the necessary

data, then data is described and analyzed.

Results of research conducted by the authors showed that the net culture

in MTs Darul Muttaqien has gone well. The strategy used MTs Darul Muttaqien

in creating a clean and healthy environment is through: exemplary leadership and

consistency, madasah heads and teachers, along with the movement of citizens

madrasah, habituation through daily hygiene and through the supervision of the

headmaster and teachers.

Keywords: Strategy, Culture Net

Page 9: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

rahmat-Nyalah skripsi yang berjudul “Strategi Pembentukan Budaya Bersih di

MTs Darul Muttaqien Parung – Bogor” dapat diselesaikan, walaupun banyak

kendala dalam penyelesaiannya. Selanjutnya shalawat serta salam semoga

terlimpah curah kepada junjungan alam, baginda Nabi Muhammad SAW. Nabi

akhirul zaman yang telah membawa umat dari jalan kegelapan menuju jalan ridha

Allah. Tak lupa juga salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada keluarganya,

para sahabat dan tabi’in serta seluruh umatnya hingga akhir zaman. Aamiin

Penulis menyadari sesungguhnya dalam penyelesaian skripsi ini tentu

masih banyak kelemahan kemampuan penulis dalam berfikir serta fasilitas yang

dimiliki oleh penulis, oleh karena itu tentu dari berbagai aspek dalam skripsi ini

masih banyak kekurangannya. Sungguhpun demikian, penulis telah berupaya

semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, yang dalam prosesnya tidak

sedikit cobaan, ujian serta hambatan yang dihadapi, namun Alhamdulillah atas

berbagai bantuan, bimbingan serta saran dari semua pihak memberikan

kemudahan bagi penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Terima kasih atas

segala bantuk dukungan bapak kepada penulis selama penulis menuntut

ilmu di fakultas.

Page 10: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

iv

3. Ali Nurdin, M. Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik, yang telah

mendampingi dan membimbing penulis selama masa studi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dosen pembimbing skripsi, Dr. Faridal Arkam, M. Pd dan Dr. Jejen

Musfah, M. Pd., terimakasih atas bimbingan, arahan dan waktu nya untuk

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman serta pelayanan selama

penulis melaksanakan studi.

6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan serta layanan

baik selama studi maupun dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Guru, Staf dan Karyawan MTs Darul Muttaqien Bogor. Terutama

Bapak Abdullah Hudri, M. Pd., selaku Kepala Madrasah, Bapak Gipin

Gustopa, S. Pd. I ., Bapak Imron Wachidi, S. Pd., Ibu Yulianah dan Ibu

Dian Nurhidayah, selaku guru di Mts Darul Muttaqien, tidak lupa juga

kepada siswa-siswi kelas VII dan VIII MTs Darul Muttaqien Bogor.

8. Ayahanda tercinta Nahrowi dan Ibunda tersayang Rohimah, yang telah

menyayangi Ananda dengan penuh kasih sayang, memberikan dorongan

dan semangat yang disertai dengan pengorbanan, serta mendoakan Ananda

untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Tak lupa Kakak ku, Novita Saridewi, LC dan Alim Gema Alamsyah, LC.,

terima kasih telah menjadi kakak terhebat dan telah menyayangi penulis

dengan sepenuh hati.

10. Teruntuk laki-laki yang selalu memberikan motivasi dan menemani

perjalanan penulis selama kuliah hingga saat ini. Terima kasih, M. Nurur

Rohman, S. TH. I.

11. Sahabat terbaik Iftah Nurdianah, Robiatul Adawiyah, Farhah Khalidah,

Fuji Islami, Ranti Trikandita, Zakiyatunnufus, , Mutya Deliantika, Syifa

Syarifah dan Febiyani Lestari yang sudah mau berbagi ilmu, ada di saat

Page 11: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

v

susah maupun senang dan selalu menyemangati satu dan yang lain

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012 khususunya

Putri Mulyaningsih, Nurhilaliyah, Fitri Suprihatin, Zurqontunnajah, Denti

Rianti, Alprilia Rahmawati, Ika Oktaviani, yang telah berjuang bersama.

Kalian menjadi tempat berbagai cerita sedih dan senang dan kalian sudah

menjadi keluarga bagi penulis

13. Sahabat Praktik Kerja Manajemen Pendidikan (PKMP) yaitu Edwian

Ramadhan, Tien Meylanissholihat, Nurjannah, Nada Khaerotunnisa, dan

Uswatun Hasanah yang telah berjuang selama semester akhir serta

memberikan motivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

14. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya, penulis berharap atas sema amal baik yang telah diberikan semua

pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga memberikan

tambahan pahala serta mendapat rahmat dan ridho-Nya Allah SWT. Aamiin.

Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

Jakarta, 29 November 2016

Penulis

Page 12: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERESETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ............................................................................ i

ABSTRACT .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................ ... 1

B. Identifikasi Masalah...................................................... ... 8

C. Pembatasan Masalah ........................................................ 8

D. Perumusan Masalah.......................................................... 8

E. Tujuan Penelitian................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian............................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK ............................................. 10

A. Konsep Strategi................................................................... 10

1. Pengertian Strategi........................................................ 10

B. Analisis SWOT ................................................................. 12

C. Budaya Bersih.................................................................... 14

1. Pengertian Budaya.......................................................... 14

2. Pengertian Bersih............................................................ 17

3. Pengertian Budaya Bersih ........................................... 18

Page 13: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

vii

4. Strategi Pembentukan Budaya Bersih Sekolah.............. 18

D. Sekolah Peduli dan Berwawasan Lingkungan ................. 25

E. Manfaat Budaya Bersih........................................................ 34

F. Penelitian Relevan............................................................... 37

G. Kerangka Berfikir................................................................. 39

H. Pertanyaan penelitian........................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................. 42

B. Metode Penelitian............................................................... 42

C. Sumber Data....................................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data................................................. 44

E. Pengecekan Keabsahan Data ............................................ 47

F. Teknik Analisis Data.......................................................... 48

G. Kisi-kisi Instrumen Wawancara......................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darul Muttaqien......... 53

1. Letak Geografis............................................................... 53

2. Kondisi Sosiologis............................................................ 53

3. Sejarah Singkat................................................................. 54

4. Profil MTs Darul Muttaqien............................................. 56

5. Visi dan Misi MTs Darul Muttaqien................................ 57

6. Tujuan MTs Darul Muttaqien.......................................... 58

7. Program MTs Darul Muttaqien....................................... 58

8. Data Siswa MTs Darul Muttaqien.................................. 58

B. Deskripsi dan Analisa Data.................................................. 59

1. Pembiasaan.................................................................... 60

a. Pengertian Bersih...................................................... 60

b. Program.................................................................... 61

c. Pengelolaan Sampah................................................. 65

Page 14: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

viii

2. Keteladanan.................................................................... 68

a. Keteladanan Kepala Madrasah dan Guru................. 68

b. Kondisi Ruang Kerja Kepala Madrasah dan Guru... 70

c. Pengawasan............................................................... 72

3. Gerakan Bersama........................................................... 73

a. Kerjasama................................................................ 73

4. Lingkungan Fisik........................................................... 76

a. Kondisi Lahan........................................................ 76

b. Perlengkapan Kebersihan...................................... 77

5. Kekuatan dan Kelemahan MTs Darul Muttaqien........... 79

a. Kekuatan................................................................... 79

b. Kelemahan................................................................. 81

6. Ancaman dan Peluang MTs Darul Muttaqien............... 83

a. Ancaman................................................................... 83

b Peluang........................................................................ 84

7. Strategi Pembentukan Budaya Bersih Mts Darul Muttaqien85

C. Temuan Penelitian ............................................................ 86

BAB V PENUTUP ............................................................... 88

Kesimpulan............................................................................ 88

Saran...................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala Sekolah, Guru, Petugas Kebersihan dan Siswa

Lampiran 5 Hasil Pengamatan

Lampiran 6 Daftar Ceklis Dokumen

Lampiran 7 Pedoman Kebersihan

Lampiran 8 Data Guru Mts Darul Muttaqien

Lampiran 9 Data Jumlah Kelas MTs Darul Muttaqien

Lampiran 10 Tata Tertib Siswa MTs Darul Muttaqien

Lampiran 11 Poto Kegiatan Lingkungan Madrasah dan Asrama

Lampiran 12 Denah Lokasi Madrasah

Lampiran 13 Data Gedung dan Ruang Madrasah

Lampiran 14 Daftar Kelengkapan Alat-alat Kebersihan

Lampiran 15 Jadwal Piket Harian

Page 16: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kebijakan Berwawasan Lingkungan............................... 26

Tabel 2.2 Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan................... 28

Tabel 2.3 Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.................................. 30

Tabel 2.4 Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan......... 32

Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi............................................. 42

Tabel 3.2 Pedoman Observasi............................................................. 45

Tabel 3.3 Daftar Ceklis Dokumen...................................................... 46

Tabel 3.4 Instrumen Wawancara......................................................... 50

Tabel 4.1 Profil MTs Darul Muttaqien ............................................. 56

Tabel 4.2 Data Siswa MTs Darul Muttaqien 2016-2017.................. 59

Page 17: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

xi

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Matrik Analisis SWOT.................................................... 13

Bagan 2.1 Strategi Pembentukan Budaya Bersih ............................. 39

Gambar 3.1 Analisis Data Kualitatif................................................... 49

Page 18: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dan lingkungan adalah sistem alam yang saling

mempengaruhi satu sama lain. Dengan akal pikirannya manusia hidup di

bumi dan memiliki kekuasaan untuk memanfaatkan dan melestarikan alam

dan isinya demi kepentingan bersama. Tuhan menjadikan manusia sebagai

khalifah atau pemimpin agar mampu menjalankan kewajibannya dalam

berhubungan dengan alam dan bertanggung jawab terhadap kelestarian

lingkungan.

Cara pandang dunia manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan

menempatkan manusia sebagai penguasa dan pusat dari tatanan alam

semesta. Hal ini menjadikan manusia secara bebas memanfaatkan

lingkungan bahkan melakukan eksploitasi tanpa memperhatikan pada

keseimbangan dan kelestarian lingkungan1. Minimnya wawasan dan rasa

cinta terhadap kelestarian alam mengakibatkan manusia menjadi penyebab

dari krisis-krisis lingkungan yang semakin banyak terjadi.

Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2009 pasal 1 ayat 2 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup, yang menyatakan bahwa : perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,

pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan

hukum2. Upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pengendalian

terhadap lingkungan perlu adanya konsep yang jelas dan sistematis,

sehingga pada proses pelaksanaannya dapat dilakukan pengawasan yang

lebih baik serta hukum yang jelas.

1 Muhaimin, Membangun Kecerdasan Ekologis: Model Pendidikan untuk Meningkatkan

Kompetensi Ekologis, (Bandung: Alfabeta, 2015) hal. 2 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 2.

Page 19: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

2

Pada dunia pendidikan, pengetahuan tentang pendidikan lingkungan

hidup sudah menjadi bagian penting sekolah. Fakta mengenai kurangnya

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber dan media belajar, strategi yang

dikembangkan belum mengasah kemampuan berfikir kritis mengenai

permasalahan, metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran belum

mengembangkan investigasi sosial dengan melakukan penyelidikan secara

langsung permasalahn lingkungan hidup, kurang mengembangkan interaksi

kelompok dan lebih banyak menekankan pada pembelajaran yang bersifat

individual. Kurang mengembangkan kepercayaan dan kemandirian siswa,

dengan guru mendominasi dalam kegiatan pembelajaran, penilaian tidak

berorientasi pada proses dan lebih mementingkan hasil pembelajaran,

penilaian kurang mengukur sikap/nilai, keterampila dan partisipasi

ekologis.3.

Menurut data diatas, permasalahan mengenai lingkungan hidup

terletak pada kurangnya implementasi dari wawasan dan pengetahuan

lingkungan hidup, sehingga menjadikan siswa pasif dalam menanggapi

permasalahan-permasalahan yang terjadi. Kurangnya kemampuan guru

dalam mengeksplorasi materi pembelajaran dan mengaitkannya dengan

fakta-fakta lingkungan hidup.

Permasalahan lainnya di lingkungan sekolah yang berkaitan dengan

kebersihan dan perawatan lingkungan saat ini sangat mudah dikenali dengan

cara melihat kondisi toilet, ruang kelas, musola, bahkan ruang kerja kepala

sekolah dan guru. toilet yang tidak bersih, ruangan kelas dan jendela

berdebu,dan ruangan guru yang tidak rapih dan penuh dengan dokumen

yang berdebu dan tidak perlu, adalah cermin gagalnya sekolah menerapkan

nilai-nilai baik4.

Masih banyak sekolah yang mengalami permasalahan terhadap

kebersihan lingkungan, mencerminkan bahwa kurangnya pembiasaan

3 Opcit. hal. 50-51

4 Jejen Musfah, Empat Sekolah-Satu Pemenang, tanggal post: 15 juni 2016, pukul. 06.11

(jejen.lec.uinjkt.ac.id) dilihat pada tanggal 8 September 2016, pukul 11.45 WIB

Page 20: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

3

perilaku hidup bersih dari warganya. Lingkungan sekolah yang kotor

mengakibatkan terjadinya gangguan pada kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas maupun di luar kelas, serta mengganggu pada kegiatan

pendidikan lainnya. Sehingga mengakibatkan tujuan sekolah sulit tercapai

dengan baik.

Dalam ajaran agama islam, manusia diperintahkan untuk selalu

menjaga kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun rohani. Kebersihan

jasmani yang merupakan kebersihan fisik, meliputi kebersihan lingkungan

tempat tinggal, berpakaian dan kebersihan tubuh, sedangkan kebersihan

rohani meliputi kebersihan jiwa, akal dan hati. Islam menerangkan

bahwasanya kebersihan merupakan sebagian dari iman, hal ini dijelaskan

dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad yang berbunyi sebagai berikut:

(النظا فة مه الإ يما ن )رواه احمد

Diterangkan pula dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 222 :

ابيه ان الله يحب ويحب المتطهريه التى

Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat

dan orang-orang yang menyucikan/memebersihkan diri (QS: Al-Baqarah

ayat 222)5 . Allah SWT memerintakan kepada hambanya untuk bertaubat

dan selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan badan dan lingkungan

dengan bersikap ramah-tamah terhadap alam semesta.

Supriatna yang dikutip oleh Muhaimin menyatakan secara kasat

mata, budaya malas bepergian dengan jalan kaki dan menggantinya dengan

kendaraan bermotor, bertebarannya sampah di lingkungan sekolah dan

kampus, beralih fungsinya toilet menjadi tempat buang tisu, puntung rokok,

pembungkus, dan lain-lain seperti dapat disaksikan di sebagian besar

5 Al-Quran. Surat Al-Baqarah ayat 222

Page 21: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

4

sekolah menunjukkan bahwa kalangan terdidik tidak memiliki

kompetensi/kecerdasan ekologis6.

Orang yang memiliki pendidikan tinggi belum tentu memiliki

kemampuan dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan

pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa sekolah yang lingkungannya

sering terlihat kotor, penuh sampah, berdebu, bau dan lain sebagainya.

Banyak sarana dan prasarana yang tidak terawat dengan baik, sehingga

mengakibatkan banyak kerusakan.

Kebersihan sekolah adalah faktor penting yang harus dibenahi dan

diperhatikan. Namun, hingga saat ini masih banyak sekolah yang belum

memperhatikan kebersihan sekolahnya, kebanyakan sekolah lebih fokus

pada peningkatan metode pembelajaran, hal ini diakibatkan karena adanya

pengaruh politik pendidikan sehingga mengakibatkan perubahan kurikulum

yang tidak menentu. Sekolah lebih memperhatikan pada aspek kurikulum

tersebut karena berpengaruh langsung pada proses pembelajaran di kelas,

yang mengakibatkan kurangnya perhatian sekolah pada kebersihan

lingkungan.

Sekolah bersih adalah sekolah idaman setiap siswa, orang tua dan

masyarakat. Karena bersihnya suatu sekolah dapat mencerminkan bahwa

warga sekolah tersebut memiliki tingkat disiplin yang tinggi dalam hal

kebersihan. Kebersihan sekolah semata-mata bukan hanya menjadi

tanggung jawab petugas kebersihan saja, melainkan tanggung jawab seluruh

warga sekolah, baik kepala sekolah, guru, karyawan maupun siswa. Karena

jika kebersihan dan keindahan sekolah hanya dibebankan kepada petugas

kebersihan saja, tidak akan menjadikan sekolah itu benar-benar bersih.

Tentunya semua orang tidak mengingikan sekolah mereka menjadi

tempat yang kotor dan kumuh serta penuh dengan sampah. Karena dampak

yang akan timbul nantinya akan memberikan pengaruh buruk bagi sekolah

dan warganya. Dengan kondisi lingkungan sekolah yang kotor dan buruk

6 Muhaimin, Membangun Kecerdasan Ekologis: Model Pendidikan untuk Meningkatkan

Kompetensi Ekologis, (Bandung: Alfabeta, 2015) hal. 146

Page 22: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

5

juga akan membuat citra sekolah menjadi tidak baik di mata masyarakat,

sehingga para orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke sekolah

tersebut merasa tidak tertarik karena memiliki masalah kebersihan

lingkungan.

Untuk itu diperlukannya kerjasama antar komponen sekolah dalam

mewujudkan sekolah bersih dan indah, salah satunya dengan dibentuk

budaya bersih sekolah. Budaya bersih adalah sikap yang harus dimiliki oleh

setiap komponen sekolah agar selalu menjaga dan memelihara kebersihan

sekolah. Dengan memiliki budaya bersih setiap orang akan merasa

bertanggung jawab terhadap lingkungan kebersihan sekolah. Budaya bersih

di sekolah dapat dibentuk dan dibina melalui beberapa cara, seperti :

penanaman nilai-nilai kebersihan dan pembiasaan hidup bersih sehari-hari.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan kebersihan di sekolah, ada

baiknya sekolah mulai merancang beberapa strategi guna mendukung upaya

dalam membentuk budaya bersih di sekolah dan menanamkan nilai-nilai

kebersihan . Sehingga dengan adanya strategi, warga sekolah lebih mampu

bekerja sama dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

MTs Darul Mutaqien merupakan lembaga pendidikan yang berbasis

ke-Islaman yang terletak di daerah Jawa Barat lebih tepatnya di daerah

Parung-Bogor. Sebagai sebuah langkah dalam mencapai tujuan, tentunya

sekolah harus memiliki strategi dalam mewujudkan lingkungan yang bersih,

rapi dan sehat. Agar proses pembelajaran dan kegiatan pendidikan lainnya

dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat memberikan substansi besar

terhadap tujuan yang ingin dicapai sekolah.

Menurut hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan kepala

sekolah MTs Darul Muttaqien, kebersihan merupakan salah satu fokus

utama sekolah disamping fokus pada peningkatan keilmuan, pengembangan

wawasan dan keagamaan. Kegiatan kebersihan sekolah ini ditunjukkan

dengan adanya jadwal piket pada setiap kelas. Pihak yang bertanggung

jawab dalam mengontrol kebersihan kelas adalah wali kelas dibantu oleh

guru piket. Kebersihan kelas merupakan tanggung jawab siswa dan wali

Page 23: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

6

kelas. Namun untuk kebersihan toilet, trotoar dan jalan raya sekolah masih

menjadi tanggung jawab petugas kebersihan.

Selain itu kurangnya sarana yang memadai untuk menunjang

wawasan siswa mengenai kebersihan, ditandai dengan belum adanya tempat

sampah yang sesuai dengan jenisnya (organik dan nonorganik). Sedangkan

pengelompokkan jenis sampah dilakukan oleh petugas kebersihan sekolah.

Adanya budaya corat-coret yang dilakukan oleh siswa terhadap sarana

sekolah seperti : dinding, meja, kursi kelas menunjukkan bahwa budaya

bersih di kalangan siswa kurang efektif maka diperlukan adanya perbaikan

terhadap sarana belajar itu sendiri. Pengontrolan yang dilakukan oleh kepala

sekolah dilakukan sesekali tanpa adanya jadwal secara berkala.

Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah

merupakan tanggung jawab dan wewenang dari pihak pesantren dan pihak

Mts ditugaskan untuk menjaga dan memelihara sarana dan prasarana

sekolah yang telah disediakan. Namun untuk masalah yang terjadi terkait

dengan kebersihan dan sarana prasarana pihak MTs dapat langsung

melaporkannya kepada pihak pesantren, akan tetapi terkadang respon

pesantren kurang cepat dalam menanggapi keluhan pihak sekolah MTs.

Walaupun sering diberikan nasehat mengenai pentingnya menjaga

kebersihan sekolah dan telah diberlakukannya sanksi bagi para pelanggar,

namun masih ada siswa yang melanggar peraturan tersebut. Masih ada siswa

yang masih cuek melihat sampah berserakan, bahkan membuang sampah

tidak tepat pada tempatnya.

Masalah kebersihan lainnya bisa dilihat dari ruang guru, dimana para

guru kurang rapi dalam melakukan penataan mejanya serta belum adanya

tempat khusus area merokok bagi para guru laki-laki. Sehingga guru bebas

merokok diruangannya namun tetap diharamkan merokok di depan siswa.

Pengontrolan kebersihan lebih sering dilakukan oleh pimpinan pesantren,

Page 24: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

7

karena beliau memiliki prinsip, bahwasanya kebersihan tidak perlu

dibicarakan namun dilaksanakan7.

Meskipun MTs Darul Muttaqien telah melaksanakan berbagai

kegiatan kebersihan di antaranya kegiatan operasi semut, jumat bersih

(jumsih), piket kelas, dan melalui beberapa kegiatan inilah lingkungan

sekolah terlihat bersih. Namun dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang

bersih, rapih, sehat dan asri tentunya sekolah mengalami beberapa hambatan

dan kesulitan dalam melaksanakan misinya tersebut. Dan setiap kegiatan

kebersihan yang dilakukan oleh sekolah belum dilakukannya perencanaan

baik, secara jangka pendek maupun jangka panjang. Semua kegiatan

kebersihan yang dilakukan hanya berdasarkan kegiatan rutinitas yang sudah

menjadi budaya sekolah. Kegiatan-kegiatan kebersihan yang dilakukan bisa

dikatakan hanya berjalan sesuai dengan kebutuhan yang ada pada saat itu

tanpa ada strategi ataupun rancangan khusus karena memang tidak ada

agenda khusus mengenai kegiatan kebersihan ini.

Faktor-faktor diatas merupakan bagian dari permasalahan yang

terdapat di sekolah, meskipun selama ini budaya bersih telah ada di

lingkungan sekolah namun tidak ada salahnya jika sekolah mulai merancang

rencana untuk kegiatan kebersihan dan budaya bersih yang lebih baik agar

lingkungan sekolah menjadi lebih bersih dan tingkat kesadaran siswa akan

kebersihan lingkungan dapat terus meningkat. Sehingga dapat menunjukkan

profesionalitas dalam penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun skripsi dengan

judul “Strategi Pembentukan Budaya Bersih di MTs Darul Muttaqien”.

7 Bapak Abdullah Hudri (Kepala Sekolah MTs Darul Muttaqien), Wawancara pada hari

Rabu, 3 Februari 2016, pukul 13.00 WIB

Page 25: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat di identifikasi berbagai masalah yaitu sebagai

berikut :

1. Belum efektifnya dampak dari keteladanan yang diberikan oleh

pimpinan pesantren dan kepala madrasah;

2. Kurangnya kesadaran santri dalam menjaga dan merawat kerapihan

dan kebersihan kelas;

3. Belum efektifnya pembiasaan pola hidup bersih yang ada di rumah;

4. Kurang optimalnyanya pemberian reward atau penghargaan terhadap

kelas terbersih, santri teladanan dan asrama terbersih.

5. Belum efektifnya pengawasan dari guru pada pelaksanaan kegiatan

kebersihan.

6. Kurang optimalnya pelatihan untuk guru dalam mengembangkan

metode pembelajaran berbasis lingkungan.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi kajian yang terfokus pada

pembentukan budaya hidup bersih warga MTs Darul Muttaqien Parung –

Bogor.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka

penulis merumuskan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana strategi

pembentukan budaya bersih di MTs Darul Muttaqien?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penulisan ini

adalah untuk mendeskripskan strategi pembentukan budaya bersih di MTs

Darul Muttaqien Parung – Bogor.

F. Manfaat Penelitian

Bagi dunia pendidikan : Memberikan penjelasan secara teoritis

mengenai konsep budaya bersih sekolah

Page 26: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

9

Bagi sekolah : Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah informasi mengenai strategi

pembentukan budaya bersih yang efektif

sebagai masukan bagi madrasah dalam

menciptakan budaya bersih.

Bagi penulis : Sebagai sarana penambah khazanah keilmuan

dan pengalaman serta dapat mengetahui tata

cara penelitian dan penulisan karya ilmiah

yang baik dan benar.

Page 27: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Strategi

1. Pengertian Strategi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis pengertian

strategi adalah: taktik, ilmu menggunakan sumber daya manusia untuk

melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam berperang, rencana

langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis dalam perang1.

Pada dasarnya istilah strategi biasa digunakan dalam dunia militer,

dalam hal ini diperlukan kecerdasan dan keterampilan khusus ketika

merencanakan, memformulasikan dan mengimplementasikan strategi

tersebut untuk memenangkan perang. Selain itu strategi yang akan

digunakan dalam sebuah organisasi/perusahaan haruslah sesuai dengan

keadaan lingkungan, kondisi dan tujuan organisasi, agar strategi yang

digunakan dapat terlaksana dengan baik dan memberikan hasil yang

maksimal.

Menurut Iban Sofyan, “Strategi diartikan sebagai suatu rencana

kegiatan yang menyeluruh yang disusun secara sistematis dan bersifat

umum, karena itu dapat diketahui oleh setiap orang dalam perusahaan

maupun diluar perusahaan”2 dengan kata lain strategi adalah rancangan

kegiatan khusus yang dibentuk secara teratur dan melibatkan seluruh

aspek dalam organisasi terutama pada sumber daya manusianya (SDM)

dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. Strategi di sini lebih

bersifat terbuka, sehingga strategi atau rencana yang telah dirumuskan

dapat diketahui oleh setiap orang baik di dalam maupun di luar suatu

organisasi.

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 720.

2 Iban Sofyan, Manajemen Strategi (Teknik Penyusunan serta Penerapannya untuk

Pemerintah dan Usaha), (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015) hal. 3

Page 28: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

11

Menurut Chandler yang dikutip oleh Ismail Solihin,“strategi

merupakan: the determination of long-term goals of an enterprise and

the adoption of courses of action and the allocation of resources

necessary for carrying out these goals”, (Penentuan tujuan dan sasaran

jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan)3.

Strategi dalam pengertian ini merupakan penetapan sasaran dan tujuan

jangka panjang dan pengalokasian berbagai sumber daya yang

dibutuhkan guna mendukung proses pelaksaan dan pencapaian tujuan.

Strategi yang telah dibuat oleh sekolah merupakan gambaran

jangka panjang mengenai apa saja yang akan dicapai oleh sekolah

dalam jangka waktu tertentu, selain itu dalam strategi tersebut juga

dituliskan mengenai apa saja yang menjadi strategi umum dan juga

strategi khusus (operasional) sehingga setiap kegiatan yang dilakukan

oleh sekolah dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai hasil

yang maksimal.

Lain halnya dengan Glueck yang dikutip oleh Ety Rochaety,

mengemukakan strategi sebagai satu kesatuan rencana yang

kompherensif dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi

organisasi dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin

agar tujuan organisasi tercapai4. Dalam hal ini strategi merupakan peta

kekuatan dan kelemahan organisasi yang digunakan dalam mengatasi

ancaman dan memaksimalkan peluang dalam melakukan perkembangan

dan pencapain tujuan organisasi. Dengan lebih memperhatikan berbagai

macam faktor, baik internal maupun eksternal.

Dari beberapa pengertian mengenai strategi di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwasanya strategi merupakan usaha dalam merencanakan

arah dan tujuan organisasi dan kemudian merumuskan langkah-langkah

yang dapat menunjang dalam pencapaian tujuan organisasi dan dengan

3 Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga, 2012) hal. 64

4 Eti Rochaety, dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara,2008) hal. 27-28

Page 29: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

12

mengintegrasikan sumber daya dan kekuatan organisasi serta

menerapkan aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Langkah – langkah tersebut merupakan strategi organisasi dalam

bentuk tindakan dan tata cara yang harus dilakukan dalam kegiatan

organisasi untuk dapat menentukan lingkungan yang diinginkan dan

menyesuaikan lingkungan organisasi yang selalu berubah, strategi yang

dirumuskan dapat dijadikan pedoman organisasi dalam mencapai tujuan

baik jangka panjang maupun jangka pendek

B. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang

digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu

proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk

akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats)5.

Sedangkan analisis SWOT menurut Didin Kurniadin merupakan singkatan

dari Strengths (kekuatan) adalah kondisi internal positif yang memberikan

keuntungan. Weakness (kelemahan) adalah kondisi internal negatif yang

dapat merendahkan penilaian terhadap organisasi. Opprtunities ) peluang

adalah kondisi sekarang atau masa depan yang menguntungkan organisasi.

Treaths (ancaman) adalah kondisi eksternal organisasi baik sekarang

maupun di masa mendatang yang tidak menuntungkan organisasi6.

Analisis-analisis yang menggunakan pendekatan SWOT adalah

suatu bentuk lompatan pemikiran yang menawan dalam upaya merumuskan

strategi apa yang diperlukan, karena SWOT menganalisis keadaan

organisasi sekarang dan sekaligus menghadirkan kemungkinan

5 https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

6 Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip

Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet 1, h. 160

Page 30: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

13

penginventarisasian alternatif-alternatif strategis yang menawarkan jaminan

terbaik bagi penciptaan suatu kreativitas nilai ke masa depan7.

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara organisasi

menganalisis berbagai hal yang dapat mempengaruhi keempat faktor

tersebut dan menerapkannya dalam gambar matrik SWOT. Dalam

aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil

keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada. Bagaimana

cara organisasi mengatasi kelemahan (weaknesses) yang ada, selanjutnya

bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) dan

terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang

mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah

ancaman baru.

Gambar 2.1

Matrik Analisis SWOT8

Dalam dunia pendidikan analisis SWOT dapat digunakan untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada internal madrasah juga

7 Faisal Afiff dan Ismeth Abdullah (eds), Manajemen Strategik Keorganisasian Publik,

(Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), Cet. 1, h. 148 8 https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:SWOT_en.svg

Page 31: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

14

mengidentifikasi berbagai peluang dan ancaman yang ada pada lingkungan

eksternal madrasah. Analisis SWOT merupakan salah satu pendekatan dari

manajemen strategik yang berbasis pada lingkungan. Hasil dari analisis

SWOT dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan pertimbangan bagi para

kepala madrasah dalam upaya pengambilan keputusan. Apabila kebijakan

dan keputusan yang dibuat itu efektif, maka akan memudahkan madrasah

dalam mencapai tujuannya.

C. Budaya Bersih

1. Pengertian Budaya

Berbagai pengertian budaya dikemukakan oleh beberapa ahli, yang

masing-masing memiliki pandangan yang berbeda-beda. Namun, jika

dipahami arti budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan

bahwa: “budaya” adalah akal budi, pikiran, sesuatu yang berkenaan

dengan hasil karya budi9.

Warsito mengemukakan bahwa kebudayaan berasal dari kata

cultuur (bahasa belanda) = culture (bahasa inggris) = tsaqafah (bahasa

arab), berasal dari perkataan latin colore yang artinya mengolah,

mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah

tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai

segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

alam10

.

Apabila kita menyimak pendapat para pakar antropologi Melayu,

mereka sepakat bawa budaya berasal dari bahasa sangsekerta

buddhayah. Kata buddhayah adalah bentuk jamak dari buddhi yang

berarti „budi‟ atau „akal‟. Secara etimologis, budaya berarti hal-hal yang

berkaitan dengan akal-budi.11

Kata “budaya” disini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja

dari “kebudayaan” dengan arti yang sama. Kata culture merupakan kata

9 Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal.160

10 Warsito, Antropologi Budaya, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015) hal. 49

11 Andre Ata Ujan, dkk. Multikulturalisme Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan,

(Jakarta: PT Indeks, 2011) cet ke3, hal. 22-23

Page 32: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

15

asing yang sama artinya dengan “kebudayaan”. Berasal dari kata Latin

colore yang berarti “mengolah, mengerjakan”, terutama mengolah tanah

atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai “segala upaya

serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam” dan

menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem

gagasan, tindakan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat

yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar12

. Terdapat beberapa

tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa

dalam gen bersama kelahirannya (seperti makan, minum dan berjalan

dengan kedua kaki), juga menjadi tindakan berkebudayaan.

Kebudayaan (culture) adalah salah suatu komponen penting dalam

kehidupan masyarakat, khususnya dalam struktur sosial. Secara

sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu cara hidup atau

dalam bahasa inggrisnya disebut ways of life. Cara hidup atau

pandangan hidup itu meliputi cara berpikir, cara berencana, dan cara

bertindak, disamping segala hasil karya nyata yang dianggap berguna,

benar dan dipatuhi oleh anggota-anggota masyarakat atas kesepakatan

bersama13

.

Menurut Frans Mardi Hartanto, “budaya dapat didefinisikan

sebagai totalitas dari keyakinan, sikap, pola perilaku, kelembagaan,

seni, tradisi, dan produk pikiran manusia yang menjadi karakteristik dari

suatu komunitas di dalam suatu lingkungan sosial”14

.

Kebudayaan adalah kepercayaan-kepercayaan dan praktik-praktik

dalam kehidupan baik individual maupun kolektif. Kebudayaan adalah

sistem kepercayaan serta praktik-praktik dengan mana sebuah

masyarakat memahami, mengatur dan membentuk kehidupan baik

individual maupun kolektif. Kebudayaan adalah cara manusia

12

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) hal.146 13

Abdul Syani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2012)

hal.45 14

Frans Mardi Hartanto, Paradigma Baru Manajemen Indonesia, (Bandung: PT Mizan

Pustaka, 2009) hal. 70-171

Page 33: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

16

memahami dan mengorganisasi kehidupannya. Kebudayaan mengatur

dan melegitimasi relasi antar manusia15

.

Dari beberapa pandangan mengenai budaya yang telah

dikemukakan oleh beberapa ahli diatas, dapat penulis simpulkan bahwa

pengertian budaya adalah upaya manusia dalam memahami, mengubah

dan mangatur hidupnya dengan cara berfikir, berencana dan bertindak

yang dianggap benar dan dipatuhi serta disepakati bersama oleh

anggota – anggota masyarakat.

Berkaitan dengan struktur dan tatanan hidup manusia, kebudayaan

juga terungkap melalui peraturan-peraturan dan norma-norma yang

mengatur berbagai kegiatan serta relasi sosial-tentang cara makan,

perkawinan, kehidupan bertetangga, bagaimana memperlakukan orang

tua dan anak-anak, suami-istri, dan lain sebagainya. Seperti yang telah

diketahui dalam kehidupan nyata, budaya dapat terlihat dari gambar,

simbol, ritual, adat istiadat, keyakinan, dan pola perilaku yang banyak

digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dunia pendidikan, budaya dapat terlihat ketika siswa

terbiasa dengan perilaku, sikap dan ucapan baik di sekolah, maka nilai-

nilai utama yang ditanamkan oleh sekolah bisa menjadi budaya bagi

mereka, yang tidak akan mudah hilang oleh terpaan budaya-budaya

negatif. Budaya utama tersebut akan menjadi modal berharga bagi

kehidupan siswa kelak. Karena, budaya luhur akan membawa pada kebe

rhasilan dan bahkan kebahagiaan.

Untuk itu perlu adanya penanaman budaya-budaya di sekolah,

asrama dan di rumah sebagai bekal utama siswa untuk masa depannya.

Kerena budaya baik yang ditanamkan sejak usia muda, akan menjadi

kan kebiasaan baik yang kekal bagi kehidupannya kelak.

15

Andre Ata Ujan, dkk. Multikulturalisme Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan,

(Jakarta: PT Indeks, 2011) cet ke3, hal. 111-112

Page 34: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

17

2. Pengertian Bersih

Pada dasarnya pengertian bersih merupakan hal yang relatif,

karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda mengenai

pengertian bersih itu sendiri sesuai dengan standar kebersihannya

masing-masing. Untuk itu penulis hanya mengartikan bersih

berdasarkan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu bersih diartikan

bebas dari kotoran16

.

Pengertian bersih menurut penulis, adalah suatu keadaan

lingkungan yang tidak bau, tidak kotor, nyaman dilihat serta ditempati

dan bebas dari penyakit. Bersih dapat membuat manusia merasa nyaman

berlama-lama tinggal di lingkungan tersebut. Karena lingkungan yang

bersih mencerminkan adanya perilaku hidup bersih dan sehatl. Sehingga

orang-orang yang tinggal di lingkungan tersebut, dapat terbebas dari

segala macam penyakit dan menunjukkan sikap ramah-tamah terhadap

lingkungan tempat tinggalnya.

Pengetahuan tentang kebersihan, nilai, sikap dan perilaku hidup

bersih dari seseorang adalah hasil dari pendidikan, baik yang diterima

dari keluarga, lingkungan sekolah, atau dari lingkungan masyarakat

merupakan hal yang penting. Karena pengetahuan tidak hanya terbatas

pada materi dan teori akan tetapi sangat penting diterapkan pada

kehidupan sehari-hari. Agar dapat dipahami dan dirasakan langsung

manfaatnya.

Sekolah sebagai tempat untuk menimba ilmu serta mengamalkan

ilmu-ilmu menjadi tempat yang tepat dalam mengimplementasikan

budaya bersih yang diterapkan kepada seluruh warga sekolah terutama

siswa. Karena di sekolah, siswa dapat diajarkan bagaimana cara untuk

menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan baik lingkungan

sekolah, asrama, rumah, dan dimanapun mereka berada serta menjaga

dan merawat badan dengan baik dan benar.

16

Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 138

Page 35: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

18

Di sekolah siswa diajarkan bagaimana cara menjaga kebersihan

dan dituntut untuk dapat mengikuti peraturan sekolah mengenai

kebersihan itu sendiri. Karena kebersihan lingkungan sekolah

merupakan tanggung jawab seluruh warga sekolah.

3. Pengertian Budaya Bersih

Pengertian budaya sebagai upaya manusia dalam memahami,

mengubah dan mangatur hidupnya dengan cara berfikir, berencana dan

bertindak yang dianggap benar dan disepakati serta dilaksanakan

bersama oleh anggota – anggota masyarakat dan pengertian bersih

sebagai suatu keadaan lingkungan yang tidak bau, tidak kotor, nyaman

dilihat serta ditempati dan bebas dari penyakit, dapat penulis simpulkan

bahwa budaya bersih adalah upaya sekelompok manusia dalam

bertindak, mengatur dan mengubah kebiasaan-kebiasaan dalam

hidupnya dalam membiasakan hidup bersih dan terwujudnya

lingkungan yang nyaman, tidak bau dan bebas dari penyakit.

Apabila seseorang telah merasakan manfaat besar dari budaya

bersih, maka orang itu akan mampu menerapkan budaya tersebut

dimana saja dan kapan saja, bahkan mampu membagikan pengalaman

dan pengetahuannya kepada orang lain. karena budaya hidup bersih

sungguh besar manfaatnya apabila kita telah mengetahui dan merasakan

sendiri.

4. Strategi Pembentukan Budaya Bersih Sekolah

Budaya hidup bersih pada dasarnya dapat dipraktikan dimana saja,

namun bagi seorang santri atau pelajar yang waktunya lebih banyak di

sekolah dan asrama, budaya bersih sangat efektif bila di terapkan

langsung dalam kegiatan di sekolah dan asrama. Karena proses sosial

sangat mempengaruhi pada perkembangan motivasi siswa dalam

melakukan suatu kegiatan di sekolah, seperti penanaman nilai-nilai

kebersihan melalui beberapa kegiatan yang dapat melibatkan seluruh

warga sekolah.

Page 36: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

19

Budaya bersih perlu dibentuk, karena pada dasarnya suatu budaya

tidak akan pernah ada apabila tidak ada orang yang mau memulai dan

membiasakannya. Karena budaya ada, dari suatu kegiatan yang menjadi

kebiasaan sekelompok orang. Menurut Jejen Musfah beberapa strategi

pembentukan budaya bersih di sekolah atau madrasah17

, yaitu :

a. Berawal dari visi, dari cita-cita komunitas madrasah yang ingin

madrasahnya bersih, hijau dan indah. Demi terciptanya

lingkungan madrasah yang bersih, diawali dengan cita-cita dan

keinginan yang besar dari warga madrasahnya. Sehingga

dengan adanya visi yang jelas maka cara dan langkah-langkah

dalam mencapai visi dan cita-cita tersebut akan mudah tercapai

dengan baik.

b. Laksanakan program terkait kebersihan, penghijauan, dan

keindahan madrasah. Inilah misi madrasah. Cara yang kedua

dalam mewujudkan lingkungan madrasah yang bersih adalah

dengan dilaksanakannya misi dari visi yang telah dirumuskan

sebelumnya, yaitu dengan melaksanakan berbagai kegiatan

terkait dengan kebersihan madrasah. Peraturan dan kegiatan-

kegiatan yang telah madrasah tentukan tentunya wajib ditaati

dan dilaksanakan oleh seluruh warganya. Diantaranya

melaksanakan piket sesuai jadwal, membuang sampah pada

tempatnya, tidak mencorat-coret sarana dan prasarana

madrasah, menjaga kebersihan diri sendiri, dan lain

sebagainya.

c. Ketiga, kegiatan tersebut harus menjadi budaya bersih

madrasah, bahwa siapa pun dan kapan pun di madrasah sadar

berperilaku bersih, tanpa paksaan. Kebiasaan hidup bersih

tentunya harus menjadi prioritas setiap warga madrasah,

mengingat kebersihan adalah kebutuhan hidup manusia

17

Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan,.Teori, Kebijakan dan Praktik, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015) hal. 231-232

Page 37: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

20

terhadap lingkungannya. Untuk itu, kegiatan kebersihan

seharusnya dapat melahirkan kesadaran warga madrasah akan

pentingnya budaya hidup bersih. Sehigga dalam implementasi

hidup bersih sehari-hari warga tidak merasa terpaksa dalam

merawat dan menjaga kebersihan dirinya sendiri dan

lingkungannya.

d. Keempat, budaya bersih tegak jika kepala madrasah menjadi

penggerak utama dan pengawas. Peraturan dan kebijakan

terkait dengan kebersihan yang ada di madrasah tentunya tidak

terlepas dari pengaruh kepemimpinan dan pengawasan kepala

sekolah. Maka apabila keteladanan dari kepala sekolah sudah

baik, maka akan berpengaruh pada anggota-anggota di

bawahnya, seperti : para guru, karyawan dan santrinya.

e. Sediakan tempat sampah di setiap ruang kelas, ruang guru,

ruang kepala madrasah, ruang staf, dan lain sebagainya.

Tersedianya berbagai perlengkapan kebersihan menjadi faktor

penting madrasah dalam menciptakan budaya bersih. Karena

dengan adanya lingkungan fisik madrasah yang mendukung

dan tersedianya alat-alat kebersihan seperti : sapu, kain pel,

kemoceng, tempat sampah, pembersih kaca, pewangi dan lain

sebagainya dapat menunjang madrasah dalam mewujudkan

visi dan misi yang telah ditentukan.

Dari pendapat ahli diatas, terdapat beberapa hal yang dapat

dilakukan oleh sekolah dalam membentuk budaya bersih di

lingkungannya. Diantaranya dengan membuat program yang terkait

dengan kebersihan, seperti piket kelas, jumat bersih, kerja bakti dan lain

sebagainya. Namun sebelum melaksanakan program tersebut, ada

baiknya program yang akan dilaksanakan mulai dirancang dengan baik

melalui beberapa strategi, diantaranya yaitu dengan menentukan visi

dan misi program, melakukan sosialisasi , pelaksanaan program,

Page 38: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

21

melakukan pengawasan dan pengendalian dan berbagai cara lainnya

hingga adanya evaluasi kegiatan.

Dalam pelaksaanan program kegiatan perlu adanya strategi yang

sistematis, baik, jelas dan terperinci, agar pelaksanaan program dapat

berjalan dengan baik. karena tata cara pelaksaan program, tujuan,

manfaat dari program yang akan dilaksanakan sudah dijelaskan secara

terperinci sejak awal melalui beberapa strategi yang sudah dirancang.

Menurut Muhaimin hal yang dapat dilakukan sekolah dalam

pengembangan moral dan budaya hidup bersih, dilakukan melalui

beberapa cara berikut18

:

a. Pembiasaan (habit formation)

Membentuk sikap, perilaku, dan partisipasi yang

berwawasan lingkungan memerlukan pembiasaan. Pembiasaan

dilakukan di lingkungan sekolah seperti: menanam pohon,

menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sembarangan,

memilah sampah, mengelola dan mendaur ulang sampah, tidak

merusak lingkungan, memanfaatkan alam secara seimbang,

mengurangi pemakaian material alam, tidak menggunakan

plastik, penghijauan lingkungan dan sebagainya. Budaya-

budaya yang dikembangkan dengan pembiasaan ini membentuk

mentalitas ekologis siswa ke arah yang lebih baik.

Dengan adanya beberapa kegiatan sekolah terkait

kepedulian terhadap kebersihan, dapat membuat konsep awal

pada aspek kognisi siswa mengenai manfaat dan kegunaan dari

kegiatan yang sering dilakukannya di sekolah.

b. Keteladanan (role model)

Membentuk kebiasaan ekologis siswa, perlu adanya

keteladanan terutama dari orang dewasa di sekitar siswa.

keteladanan ini dilakukan bersama-sama oleh segenap warga

18

Muhaimin, Membangun Kecerdasan Ekologis: Model Pendidikan untuk Meningkatkan

Kompetensi Ekologis, (Bandung: Alfabeta, 2015) hal.106-107

Page 39: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

22

sekolah terutama oleh kepala sekolah dan guru. keteladanan ini

dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana yang berhubungan

dengan pendidikan lingkungan.

Keteladanan yang biasanya dilihat oleh para siswa dari

sosok seorang kepala sekolah dan para guru, dilihat dari cara

berpakaian kepala sekolah dan para guru yang selalu terlihat

rapi dan bersih, juga terlihat dari ruang kerja kepala sekolah dan

guru yang juga selalu terlihat bersih dan rapi serta cara kepala

sekolah dan guru membuang sampah pada tempatnya.

c. Gerakan bersama

Gerakan bersama dalam membentuk pengetahuan, sikap

dan kebiasaan ekologis siswa akan efektif dengan gerakan

bersama dalam lingkungan sekolah secara terus-menerus.

Gerakan bersama ini dilakukan oleh semua komponen sekolah

dengan bersinergi dalam mencapai tujuan ecopedagogy.Selain

itu gerakan bersama akan efektif mengarahkan motivasi siswa

dalam membentuk mentalitas dan kesadaran ekologis siswa.

Suatu kegiatan yang di rancang dan dilakukan bersama-

sama akan terasa lebih mudah dalam pengerjaan dan

penyelesaiannya. Dari kebersamaan akan timbul adanya kerja

sama, solidaritas dan rasa kekeluargaan yang tinggi. Sehingga

apabila ada yang lengah maka yang lain akan saling

mengingatkan dan menguatkan.

d. Lingkungan fisik sekolah

Lingkungan fisik sekolah yang sejuk, asri, bersih, dan dipenuhi

dengan tumbuhan hijau, taman sekolah, dan sebagainya

memberikan kenyamanan bagi siswa sekaligus menjadikan

motivasi bagi siswa dalam membentuk kesadaran lingkungan.

Terbentuknya budaya bersih sekolah akan sangat efektif apabila

didukung dengan adanya lingkungan fisik yang memadai,

Page 40: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

23

seperti yang telah dijelaskan di atas. Sehingga siswa dapat

langsung praktik mengenai cara merawat lingkungan.

Untuk mewujudkan budaya bersih di sekolah, hal-hal yang dapat

dilakukan adalah dengan dilakukannya pembiasaan, contoh keteladanan,

gerakan bersama seluruh warga sekolah, dan menjaga lingkungan fisik

sekolah. Apabila keempat hal ini dilaksanakan oleh sekolah, maka

budaya bersih sekolah akan segera terwujud.

Pada tingkat pendidikan sekolah dasar, tentunya siswa telah

mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya perilaku hidup bersih

di lingkungan sekitar, untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam

memahami dan mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari di dalam

kelas, sekolah bertugas untuk mengimplementasikan pengetahuan

tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan positif yang memiliki nilai-nilai

manfaat dalam hal kebersihan. Seperti adanya pembiasaan perilaku

bersih, dengan tidak membiarkan sampah berserakan dan saling

mengingatkan antar teman untuk selalu menjaga kebersihan badan dan

lingkungan.

Dibantu oleh kepala sekolah dan para guru sebagai contoh teladan

yang perilaku hidup bersihnya dapat ditiru oleh siswa, memberikan

motivasi dan menjelaskan manfaat-manfaat dari adanya lingkungan

yang bersih. Maka apabila keempat hal diatas dapat diterapkan di

sekolah, maka akan terwujud sekolah yang bersih atau dikenal sebagai

Green School, yang merupakan sekolah favorite dan diminati banyak

masyarakat.

Dari kedua pandangan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

pembentukan budaya bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu : adanya program yang mendukung dalam pembentukan budaya

berish sekolah, adanya contoh keteladanan oleh kepala sekolah dan

guru, kerjasama seluruh warga sekolah ditandai dengan dilakukannya

gerakan bersama, program yang berkenaan dengan kebersihan

lingkungan sekolah seperti, penghijauan dan pemeliharaan lingkungan

Page 41: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

24

sekolah, dilakukannya pengawasan, serta adanya evaluasi program

kebersihan dan di dukung oleh lingkungan fisik yang memadai dalam

proses pembentukan budaya bersih ini.

Budaya bersih sekolah mempunyai peranan dalam membentuk

keterampilan siswa yang baik. Sekolah yang telah menerapkan dan

mempunyai budaya bersih yang baik, kompetensi pengetahuan

siswanya mengenai lingkungan bersih lebih baik dibandingkan sekolah

yang kurang menanamkan nilai-nilai budaya bersih di lingkungan

sekolahnya. Lingkungan fisik sekolah yang diwujudkan dengan green

school efektif mengembangkan budaya ecopedagogy, baik dalam

konteks akademik maupun non-akademik.

Lingkungan fisik sekolah yang sejuk, asri, bersih dan dipenuhi

dengan tumbuhan hijau dan taman sekolah memberikan kenyamanan

bagi siswa sekaligus menjadikan motivasi bagi siswa dalam membentuk

kesadaran lingkungan. Membentuk sikap, perilaku dan partisipasi yang

berwawasan lingkungan memerlukan pembiasaan.

Pembiasaan itu dapat dilakukan dari hal-hal sederhana di

lingkungan. Pembiasaan yang dilakukan di sekolah tersebut antara lain:

menanam pohon, menjaga kebersihan lingkungan dan toilet, tidak

membuang sampah sembarangan, melakukan pemilahan sampah,

melakukan daur ulang kertas, mengurangi pemakaian material alam,

melakukan penghematan listrik dan air, tidak merusak lingkungan,

memanfaatkan alam secara seimbang, mengurangi penggunaan plastik,

dan sebagainya.

Budaya-budaya yang dikembangkan dengan pembiasaan dapat

membentuk mentalitas ekologis siswa ke arah yang lebih baik. Hal

inilah yang tampak dalam hasil penelitian sekolah dengan konsep green

school, siswanya lebih memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap

lingkungan.

Kebiasaan hidup bersih di sekolah dimulai dengan datang ke

sekolah dengan tubuh yang bersih, pakaian dan alas kaki yang bersih

Page 42: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

25

dan pantas, buang sampah di tempat sampah, BAK dan BAB di wc dan

setelah dipakai dibersihkan19

. Kebiasaan hidup bersih harus diajarkan

dan ditanamkan sedini mungkin, baik di lingkungan sekolah maupun

rumah sehingga secara berangsur-angsur akan menjadi bagian dari

perilaku hidup bersih, maka upaya pengelolaan hidup bersih dan

pembentukan budaya bersih sekolah menjadi lebih mudah.

Penanaman nilai-nilai kebersihan ini sangatlah penting diterapkan

di mana saja. Karena berdasarkan konsep ajaran islam mengajarkan

bahwa tugas manusia di bumi ini adalah sebagai pemimpin, yaitu

mampu memimpin diri sendiri dan orang lain serta mampu menahan diri

untuk merusak semua ciptaan-Nya dan mampu menjaga dan

melestarikan bumi tempat tinggal manusia.

D. Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

Panduan Adiwiyata dari Sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

merupakan sebuah program kerjasama antara Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya

mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar

kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah, meningkatkan

efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan

pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi, menciptakan

kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih

nyaman dan kondusif, menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai

pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi

warga sekolah dan masyarakat sekitar, dan meningkatkan upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan

pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi

lingkungan di sekolah.

19

Aditya Purbantara, Survey Kebersihan Pribadi Siswa SDN dalam wilayah pedesaan dan

perkotaan di kabupaten semarang tahun ajaran 2012/2013, www.journal.unnes.ac.id.

Dipublikasikan Juni 2013. Dilihat pada hari Rabu, 14 September 2016, pukul 12.00 WIB

Page 43: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

26

Sekolah peduli lingkungan atau yang biasa disebut sebagai sekolah

adiwiyata mempunyai pengertian sebagai tempat yang baik dan ideal

dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta

etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan

hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan

program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung

jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui

tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan20

. Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka

ditetapkan 4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh

dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah21

;

1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan

2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan22

Uraian Komponen dan Standar tersebut di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Kebijakan Berwawasan Lingkungan

Standar Implementasi Keterangan

A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat kebijakan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

1. Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (dokumen 1) memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Visi, misi dan tujuan sekolah secara jelas mencerminkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, antara lain dengan mengeluarkan kebijakan terkait dengan : pelestarian fungsi lingkungan hidup, mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, peningkatan kualitas lingkungan hidup, dll.

2. Struktur kurikulum memuat muatan lokal, pengembangan diri terkait kebijakan

Lembar struktur kurikulum pada KTSP (dokumen 1) memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, misalnya ada mulok/

20

https://www.academia.edu/19346856/PANDUAN_SEKOLAH_ADIWIYATAMasariz?a

uto=download 21

Ibid 22

Ibid

Page 44: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

27

hidup perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

mata pelajaran Pendidkan LH atau ada materi upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pengembangan diri

3. Mulok PLH dilengkapi dengan Ketuntasan minimal belajar atau Ketuntasan minimal belajar indikator untuk integrasi

Ada Lembar penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (untuk mulok) atau Lembar penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal pada indikator (untuk Integrasi)

B. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

Rencana kegiatan dan anggaran sekolah memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi :

Ada rencana kegiatan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan alokasi anggaran sekolah untuk :

1. Kesiswaan siswa; melaksananakan kegiatan

ekstrakurikuler bidang lingkungan

hidup

2. kurikulum dan kegiatan pembelajaran

Pendidik/ guru; pengembangan

kurikulum dan kegiatan pembelajaran

Pendidikan LH

3. Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan

Pendidik dan tenaga pendidik;

mengikuti seminar lingkungan hidup,

training lingkungan hidup, workshop

lingkungan hidup, pendidikan LH, dll

4. Tersedianya sarana dan prasarana

Sarana-prasarana terkait upaya

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup antara lain :

penyediaan air bersih, sarana

pengelolaan sampah (3R), saluran air

limbah/ drainase, penghijauan, green

house, hutan sekolah, kantin ramah

lingkungan, sarana hemat energi, dll

5. budaya dan lingkungan sekolah

Pembudayaan lingkungan; pola hidup

bersih, efisiensi pemanfaatan

sumberdaya, dll

6. peran serta masyarakat dan kemitraan

Pelibatan masyarakat sekitar dan

menjalin kemitraan dengan pihak

terkait.

7. peningkatan dan pengembangan mutu

Peningkatan dan pengembangan mutu

lingkungan sekolah antara lain;

manajemen pengelolaan sekolah

Page 45: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

28

Tabel 2.2

Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan

Standar Implementasi Keterangan

A. Tenag

a pendidik

memiliki

kompetensi

dalam

mengemban

gkan

kegiatan

pembelajara

n lingkungan

hidup

1. Menerapkan pendekatan,

strategi, metode, dan

teknik pembelajaran yang

melibatkan peserta didik

secara aktif dalam

pembelajaran

(Pakem/belajar

aktif/partisipatif);

Metode pembelajaran yang dimaksud

adalah cara belajar aktif yang berfokus

pada peserta didik antara lain :

demonstrasi, diskusi, simulasi, bermain

peran, laboratorium, pengalaman

lapangan, brainstorming, dialog,

simposium, dll

2. Mengembangkan isu

lokal dan atau isu global

sebagai materi

pembelajaran LH sesuai

dengan jenjang

pendidikan;

Buku panduan/ringkasan materi

ajar/modul

isu lokal mencakup isu lingkungan

hidup yang ada di wilayah sekitar

sekolah, yang merupakan potensi

ketersedian sumberdaya alam dan

kearifan lingkungan terkait

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Sedangkan isu

dampak antara lain; banjir, longsor,

kekeringan, pencemaran sampah,

pencemaran air/udara/tanah,

penggundulan hutan, kabut asap dan

kebakaran hutan, dll.

isu LH global mencakup isu

lingkungan hidup yang sudah diatur

dalam konvensi internasional, antara

lain : energy, ozon, perubahan iklim,

keanekaragaman hayati, bahan

berbahaya dan beracun, tumpahan

minyak di laut, dll.

3. Mengembangkan

indikator dan instrumen

penilaian pembelajaran

LH

Pembelajaran LH baik secara integrasi

maupun monolitik harus dilengkapi

dengan indikator penilaian tingkat

keberhasilan

(Kisi-kisi penilaian)

4. Menyusun rancangan

pembelajaran yang

lengkap, baik untuk

kegiatan di dalam kelas,

Rencana Program Pembelajaran

mencakup :

SMP & SMA/SMK: 3 RPP (di dalam

kelas, laboratorium, dan di luar kelas)

Page 46: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

29

laboratorium, maupun di

luar kelas.

SD: 2 RPP (di dalam dan di luar

kelas)

5. Mengikutsertakan orang

tua peserta didik dan

masyarakat dalam

program pembelajaran

LH

Tenaga pendidik/ guru melakukan

pembelajaran LH melalui keterlibatan

masyarakat dengan materi antara lain;

penyediaan air bersih, sarana

pengelolaan sampah (3R), saluran air

limbah/ drainase, penghijauan, kantin

ramah lingkungan dan materi lainnya

sesuai kebutuhan masyarakat

6. Mengkomunikasikan

hasil-hasil inovasi

pembelajaran LH.

Tenaga pendidik menyampaian hasil

inovasi pembelajaran LH kepada warga

sekolah dan masyarakat sekitar sekolah

melalui ; Nara sumber, media elektronik,

media cetak, lingkungan alam sekitar,

dll

7. Mengkaitkan

pengetahuan konseptual

dan prosedural dalam

pemecahan masalah LH,

serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Tenaga pendidik melakukan proses

perubahan perilaku yang berbudaya

lingkungan melalui upaya peningkatan

pengetahuan, ketertarikan,

mengaplikasikan dan akhirnya

diharapkan menjadi suatu kebutuhan

dalam kehidupan.

A.

Peserta didik

melakukan

kegiatan

pembelajara

n tentang

perlindungan

dan

pengelolaan

lingkungan

hidup

1. Menghasilkan karya yang berkaitan dengan pelestarian fungsi LH, pengendalian pencemaran dan kerusakan LH

Hasil pembelajaran dalam bentuk karya

siswa, Lembar Karya Siswa/ laporan

Kegiatan siswa, Laporan aksi nyata yang

terkait dengan LH antara lain : makalah,

Puisi/ Sajak, Artikel, Lagu, Laporan

Penelitian, gambar, seni tari, dll

2. Menerapkan pengetahuan LH yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik melakukan proses

perubahan perilaku yang berbudaya

lingkungan melalui upaya peningkatan

pengetahuan, ketertarikan, dan

menindaklanjuti pembelajaran dari guru

dan akhirnya menjadi kebutuhan dalam

kehidupannya.

3. Mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH dengan berbagai cara dan media.

Peserta didik menyampaikan hasil

inovasi pembelajaran LH kepada

masyarakat melalui ; Nara sumber,

media elektronik, media cetak,

lingkungan alam sekitar, dll

Page 47: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

30

Tabel 2.3

Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

Standar Implementasi Keterangan

A. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah

1. Memelihara dan

merawat gedung dan

lingkungan sekolah

oleh warga sekolah

Warga sekolah melakukan kegiatan

pemeliharaan gedung dan

lingkungan sekolah sekolah antara

lain; piket kebersihan kelas, Jumat

Bersih, lomba kebersihan kelas,

kegiatan pemeliharaan taman oleh

masing masing kelas, dll.

2. Memanfaatkan lahan

dan fasilitas sekolah

sesuai kaidah-kaidah

perlindungan dan

pengelolaan LH

(dampak yang

diakibatkan oleh

aktivitas sekolah)

Kegiatan warga sekolah yang

memanfaatkan lahan dan fasilitas

sekolah antara lain : disesuaikan

dengan penataan lahan, penataan

ruang bangunan dan penanaman

pohon serta penempatan sarana

pendukung lainnya (tempat parkir,

taman, dll)

3. Mengembangkan

kegiatan ekstra

kurikuler yang

sesuai dengan upaya

perlindungan dan

pengelolaan

lingkungan hidup

Melakukan kegiatan terkait dengan

upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup antara lain :

pengomposan, tanaman toga,

biopori, daur ulang, pertanian

organik, dll pada kegiatan

ekstrakurikuler seperti : pramuka,

Karya Ilmiah Remaja, dokter kecil,

Palang Merah Remaja, Pecinta

Alam, dll,

4. Adanya kreativitas

dan inovasi warga

sekolah dalam upaya

perlindungan dan

pengelolaan

lingkungan hidup

Upaya kreativitas dan inovasi

warga sekolah melakukan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup antara lain :

membuat buletin lingkungan,

melakukan pengamatan lingkungan,

melakukan kampanye lingkungan,

membuat publikasi di jejaring

sosial, seminar lingkungan hidup,

lomba-lomba lingkungan, dll

5. Mengikuti kegiatan

aksi lingkungan

hidup yang

Kegiatan lingkungan hidup yang

diprakarsai oleh pihak luar (instansi

pemerintah, pihak swasta dan

Page 48: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

31

dilakukan oleh pihak

luar

lembaga swadaya masyarakat)

antara lain: penelitian lingkungan

hidup, lomba sekolah sehat (UKS),

lomba kebersihan sekolah, lomba

menggambar, lomba cipta lagu

lingkungan, seni tari lingkungan,

lomba debat/pidato/orasi bertema

lingkungan hidup dan aksi-aksi

lingkungan hidup lainnya. Kegiatan

ini diikuti oleh warga sekolah baik

secara kelompok maupun individu

B. Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).

1. Memanfaatkan nara

sumber untuk

meningkatkan

pembelajaran

lingkungan hidup

Kegiatan yang dilakukan sekolah

dengan memanfaatkan pihak luar

antara lain : orang tua, alumni,

LSM, Media (pers), dunia usaha,

Konsultan, instansi pemerintah

daerah terkait, sekolah lain, dll

sebagai nara sumber dalam

pengembangan Pendidikan LH.

2. Mendapatkan

dukungan dari

kalangan yang

terkait dengan

sekolah (orang tua,

alumni, Media

(pers), dunia usaha,

pemerintah, LSM,

Perguruan tinggi,

sekolah lain) untuk

meningkatkan

upaya perlindungan

dan pengelolaan

lingkungan hidup di

sekolah

Mendapat dukungan untuk PPLH

misalnya : pelatihan yang terkait

PPLH, pengadaan sarana ramah

lingkungan, pembinaan dalam upaya

PPLH, dll

3. Meningkatkan peran

komite sekolah

dalam membangun

kemitraan untuk

pembelajaran

lingkungan hidup

dan upaya

perlindungan dan

pengelolaan

Mendorong komite Sekolah

melakukan kemitraan dalam rangka

peningkatan pembelajaran

lingkungan hidup

Page 49: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

32

lingkungan hidup.

4. Menjadi nara sumber

dalam rangka

pembelajaran

lingkungan hidup

Sekolah menjadi nara sumber dalam

rangka pembelajaran lingkungan

hidup misalnya : bagi sekolah lain,

alumni, Media (pers), dunia usaha,

pemerintah, LSM, Perguruan tinggi,

dll

5. Memberi dukungan

untuk meningkatkan

upaya perlindungan

dan pengelolaan LH

Dukungan yang diberikan sekolah

misalnya : bimbingan teknis

pembuatan biopori, pengelolaan

sampah, pertanian organik, bio gas,

dll

Tabel 2.4

Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

Standar Implementasi Keterangan

A. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan

1. Menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah

Sekolah menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi persoalan lingkungan sekolah, antara lain: sumur resapan, biopori, paving block, embung/ water trat, tempat sampah terpisah, tempat daur ulang, dll.

2. Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah

Sekolah menyediakan sarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup, antara lain; komposter untuk pengomposan, penjernihan air sederhana, penghijauan, hutan sekolah, green house, toga/ kebun sekolah, kolam ikan, biopori, sumur resapan, dll)

B. Peningkatan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah

1. Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan

Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan hidup, antara lain:

Ruang memiliki pengaturan cahaya dan ventilasi udara secara alami.

Pemeliharaan dan pengaturan pohon peneduh dan penghijauan

Page 50: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

33

lingkungan 2. Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah

Pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sekolah antara lain; sarana air bersih, sarana WC/ jamban sekolah, sarana pengolah sampah (3R), saluran air limbah/ drainase,

3. Memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien

Penghematan penggunaan air, listrik, alat tulis kantor, dan bahan lainnya.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan

Upaya peningkatan kantin sehat dan ramah lingkungan dapat dicapai melalui antara lain:

Penempatan lokasi kantin yang memenuhi syarat kebersihan (tidak dekat dari WC/TPS).

Pemeriksaan berkala kualitas makanan kantin (pemeriksaan Penggunaan bahan baku, pewarna dan bahan pengawet).

Penggunaan kemasan yang ramah lingkungan hidup.

Pemberian pemahaman/penyuluhan kepada pedagang/pegawai kantin.

Penyediaan tempat sampah terpisah

Penyediaan tempat pencucian dan saluran pembuangan

Pengawasan makanan kantin melibatkan guru dan peserta didik

Himbauan makanan sehat dan ramah lingkungan

E. Manfaat Budaya Bersih Sekolah

Setiap sesuatu yang dikerjakan tentu memiliki manfaat, begitu pula

dengan dibentuknya budaya bersih di sekolah tentu mempunyai manfaat

yang sangat besar, baik bagi siswa, guru, kepala sekolah bahkan pada citra

sekolah itu sendiri. Muhaimin menyatakan pendapatnya mengenai beberapa

Page 51: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

34

manfaat dari budaya bersih yang saling berhubungan dengan beberapa aspek

lainnya, yaitu sebagai berikut23

:

1. Berkorelasi positif dengan kelestarian lingkungan fisik sekolah

Sekolah berbudaya lingkungan membentuk lingkungan fisik sekolah

menjadi bersih, sehat, sejuk, dan asri. Kondisi fisik dalam sekolah

berbudaya lingkungan akan menyebabkan siswa betah dan senang

berada di sekolah yang berkontribusi pada peningkatan akademik dan

non-akademik sekolah secara keseluruhan.

Manfaat budaya bersih yang pertama akan berdampak pada

lingkungan sekolah yang akan terlihat lebih asri, lebih segar, sejuk dan

bersih. Hal ini menyebabkan orang-orang betah dan nyaman berlama-

lama berada di sekolah, dan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam

belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk

mewujudkan sekolah yang asri, diperlukan adanya gerakan penanaman

pohon bersama, sehingga sekolah terlihat lebih hijau karena ditanami

banyak pohon dan akan terlihat lebih rindang.

2. Berkorelasi positif dengan pengembangan karakter

Sekolah berbudaya lingkungan dapat membentuk dan

mengembangkan berbagai karakter siswa secara lebih positif. Hal yang

tampak dalam pengembangan sekolah berbudaya lingkungan karakter

yang terbentuk adalah: tanggung jawab, peduli lingkungan, memupuk

simpati dan empati terhadap semua bentuk kehidupan, kepedulian

sosial, kecerdasan emosional dan sosial, bekerja keras, disiplin, dan

sebagainya.

Selain bermanfaat bagi lingkungan fisik sekolah, ternyata budaya

bersih juga bermanfaat dalam membentuk karakter siswa yang cinta

akan lingkungan. Karena dalam upaya pembentukan budaya bersih ini,

siswa dituntut untuk mematuhi peraturan sekolah dan mengikuti

berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan. Oleh sebab itu,

siswa akan lebih memahami dan merasakan langsung manfaat yang

23

Op. Cit., hal. 103-104

Page 52: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

35

didapatkannya apabila ia menerapkan budaya hidup bersih dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut Aditya Purbantara siswa perlu peduli pada kebersihan

pribadinya dan tujuan mempelajari pendidikan kebersihan pribadi24

,

ialah:

a. Meningkatkan pengetahuan peserta didik mengenai masalah

kebersihan dan hubungannya dengan kesehatan perseorangan,

kesehatan keluarga, dan kesehatan masyarakat. Dengan mengetahui

tujuan hidup bersih bagi diri sendiri, siswa akan lebih peduli

terhadap kesehatannya dan kebutuhannya akan hidup bersih. Maka

ia akan rajin merawat tubuhnya, dan peduli terhadap kesehatan

keluarganya serta kesehatan masyarakat di sekitarnya.

b. Mengubah sikap mental peserta didik ke arah positif yang akan

mendorong mereka agar sadar mencintai kebersihan, berbuat dan

berperilaku sesuai dengan prinsip hidup bersih dalam kehidupan

sehari-hari. Kebersihan pribadi akan memacu siswa untuk bisa

hidup bersih dan mengetahui berbagai kebutuhan pribadinya.

Sehingga ia akan mengetahui hal –hal apa saja yang perlu

diperhatikan untuk menjaga kebersihan pribadinya. Dan akan

mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih positif.

c. Meningkatkan keterampilan peserta didik yang akan

memungkinkan mereka memiliki kemampuan untuk hidup bersih,

baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kepentingan keluarga dan

lingkungannya. Kebutuhan akan hidup bersih tidak hanya

dibutuhkan oleh seseorang saja, melainkan membutuhkan dukungan

dan kerjasama dari semua orang. Karena baiknya kesadaran

mengenai kebersihan pribadi bisa dirasakan oleh semua orang, dan

selain pentingnya kebersihan lingkungan, kebersihan pribadi

seseorang juga sangat perlu untuk diperhatikan.

24

Aditya Purbantara, Survey Kebersihan Pribadi Siswa SDN dalam wilayah pedesaan dan

perkotaan di kabupaten semarang tahun ajaran 2012/2013, www.journal.unnes.ac.id.

Dipublikasikan Juni 2013. Dilihat pada hari Rabu, 14 September 2016, pukul 12.00 WIB

Page 53: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

36

3. Berkorelasi positif dengan citra sekolah

Sekolah merupakan cermin diri dari setiap penghuni atau

anggota/warga sekolah. Kondisi sekolah menunjukkan peradaban dan

kualitas sekolah tersebut. Sekolah berbudaya lingkungan, mampu

menciptakan kondisi yang membuat citra sekolah menjadi lebih positif

baik internal maupun eksternal.

Salah satu hal yang menjadi perhatian setiap sekolah adalah citra

atau nama baik sekolah. Sekolah yang bersih adalah sekolah yang

menjadi dambaan setiap orang, karena dengan kondisi lingkungan yang

bersih, asri, sejuk dan rapi masyarakat akan melihat bagaimana warga

sekolah mampu bekerja sama dalam mewujudkan sekolah yang indah

dan tercermin melalui budaya hidup bersih

4. Berkorelasi positif dengan kualitas akademik

Sekolah yang mempunyai kualitas akademik yang bagus identik

dengan sekolah yang mempunyai budaya lingkungan yang baik pula.

Budaya lingkungan dapat membentuk sekolah yang tidak hanya sehat,

tetapi juga pintar, dalam konteks membuat siswa menjadi betah belajar,

memacu motivasi belajar, sekaligus meningkatkan pengetahuan dengan

memanfaatkan berbagai hal dalam sarana dan prasarana akademik dari

sekolah yang berbudaya lingkungan.

Dalam kenyataannya budaya bersih memiliki banyak manfaat yang

akan menguntungkan oleh sekolah, beberapa diantaranya adalah: warga

sekolah merasa nyaman tinggal di lingkungan yang bersih, sehingga

tugas-tugas kependidikannya dapat dikerjakan dengan baik, menjadi

nilai tambah bagi citra sekolah, pembentukan karakter peduli

lingkungan dan kecerdasan ekologis santri dapat berkembang dengan

baik, karena didukung oleh tempat yang nyaman, indah, asri dan bersih,

meningkatnya kualitas akademik, dan lain sebagainya.

Sekolah yang memiliki budaya bersih yang baik dapat dilihat dari

siswa yang menerapkan pengetahuan dan nilai dimiliki dalam

Page 54: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

37

lingkungan hidup dengan mengimplementasikan secara nyata melalui

keterampilan dan partisipasinya terhadap lingkungan.

F. Penelitian Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dari judul yang diajukan sebagai

judul skripsi, yaitu :

1. Skripsi yang ditulis oleh Yunia Nur‟Aini dalam menyelesaikan S1

di Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Kultur Sekolah

Dalam Membentuk Karakter Siswa di SMA 1 Jetis Bantul. Adapun

hasil penelitian sebagai berikut :

Peran kultur sekolah dalam membentuk karakter siswa sangat

penting. Karakter yang hendak dibangun tentunya yaitu tentang

peduli/cinta lingkungan di dalam pribadi siswa. Peran kultur

sekolah dalam membentuk karakter siswa antara lain melalui

kegiatan pembiasaan, yaitu dengan membiasakan siswa berperilaku

bersih, sehat dan peduli lingkungan. Proses pembiasaan ini

dilakukan secara terus menerus agar apa menjadi suatu kebiasaan

yang mendarah daging. Selain melalui pembiasaan, pembentukan

karakter dilakukan melalui kegiatan partisipatif yang melibatkan

siswa serta melalui PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) yang

terintegrasi dalam setiap mata pelajaran25

.

2. Jurnal yang ditulis oleh Amirul Mukminin Al-Anwari mahasiswa

IAIN Sulthan Thahah Saifuddin Jambi dengan judul Strategi

Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata

Mandiri . Adapun hasil penelitian dari dua sekolah sebagai berikut:

Strategi pembentukkan karakter peduli lingkungan di SDN

Tunjungsekar I Malang melalui budaya sekolah dilakukan melalui

kegiatan rutin, keteladanan kepala sekolah dan dewan guru,

kegiatan spontan, serta pengkondisian lingkungan.

25

Diakses melalui web

http://eprints.uny.ac.id/22028/10/10%20INI%20SKRIPSIKU%20BAB%201-V.pdf pada hari

Kamis, 15 September 2016 pukul 11.36 WIB

Page 55: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

38

Strategi pembentukkan karakter peduli lingkungan di SDN

Tulungrejo 4 Batu melalui budaya sekolah dilakukan melalui

kegiatan rutin, keteladanan kepala sekolah dan dewan guru,

peraturan/disiplin, kegiatan spontan, serta pengkondisian

lingkungan 26

.

3. Skripsi yang ditulis oleh Devi Dwi Wahyuni dalam menyelesaikan

S1 di Institut Agama Islam Purwokerto dengan judul Pendidikan

Karakter melalui Penanaman Sikap Peduli Lingkungan pada Siswa

SMP Negeri 1 Rawalo Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas.

Adapun hasil penelitian sebagai berikut :

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian pembentukan

karakter melalui penanaman sikap peduli lingkungan pada siswa

SMP Negeri 1 Rawalo bahwa proses penanaman sikap peduli

lingkungan pada siswa dapat dilakukan dengan berbagai macam

metode, antara lain : metode keteladan, metode pengajaran, metode

pembiasaan. Dan yang terakhir kegiatan terprogram. Kegiatan ini

dilaksanakan secara bertahap disesuaikan dengan jadwal yang telah

ditetapkan27

.

26

Diakses melalui web

https://www.academia.edu/12162160/STRATEGI_PEMBENTUKAN_KARAKTER_PEDULI_LI

NGKUNGAN_DI_SEKOLAH_ADIWIYATA_MANDIRI pada hari Kamis, 15 September 2016

pukul 11.46 WIB 27

Diakses melaui web

http://repository.iainpurwokerto.ac.id/498/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUS

TAKA.pdf pada hari Kamis, 15 September 2016 pukul 11.31 WIB

Page 56: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

39

G. Kerangka Berfikir

Bagan 2.1

Strategi Pembentukan Budaya Bersih

H.

I.

J.

K.

L.

M.

N.

O.

P.

Q.

R.

S.

T.

U.

V.

Input Output Proses

Kondisi nyata

1. Kurang optimalnya

kemampuan guru

dalam

mengembangkan

metode pembelajaran

PLH;

2. Kurang optimalnya

pemeliharaan alat-alat

kebersihan di kalangan

santri putra;

3. Kurang optimalnya

penggunaan lahan-

lahan kosong untuk

kepentingan madrasah

dan pesantren.

4. Kurang efektifnya

pembiasaan hidup

bersih yang ada di

rumah

5. Kurang optimalnya

pemberian reward

terhadap kelas dan

santri terbersih

6. Belum efektifnya

dampak keteladanan

dari kepala madrasah

dan bapak pimpinan

Masalah

Belum

maksimalnya

strategi atau

langkah-

langkah dalam

membentukan

budaya hidup

bersih.

Hasil

Terbentuknya

budaya hidup

bersih di MTs

Darul

Muttaqien.

Strategi

1. Penentuan visi,

misi, tujuan dan

kurikulum khusus

PLH dan analisis

lingkungan

madrasah dan

pesantren 2. Pengalokasian

RAKS untuk

program kegiatan

PLH. 3. Pelatihan untuk

guru dalam upaya

pengembangan

kurikulum dan

kegiatan metode

pembelajaran

PLH. 4. Pengawasan

intensif kegiatan

kebersihan.

Page 57: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

40

Dari bagan di atas, tergambar bahwa MTs Darul Muttaqien sejak

awal berdiri sudah menerapkan kebersihan sebagai fokus utama

pesantren. Karena pada dasarnya MTs Darul Muttaqien berada dalam

naungan Pondok Pesantren Darul Muttaqien. Namun selama

pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan dan masalah, seperti:

belum optimalnya pemeliharaan sarana dan alat-alat kebersihan, kurang

optimalnya kemampuan guru dalam mengembangkan metode

pembelajaran terkait dengan budaya hidup berdih atau yang lebih

dikenal dengan pendidikan lingkungan hidup, belum adanya penentuan

visi, misi, tujuan dan kurikulum khusus yang mengatur kebersihan itu

sendiri dan kurang optimalnya penggunaan lahan-lahan kosong yang

dimiliki pesantren untuk kepentingan pendidikan.

Adanya penerapan strategi pembentukan budaya bersih ini

diharapkan madrasah dapat membentuk budaya hidup bersih warga

madrasah menjadi lebih baik, dapat meningkatkan rasa kepedulian

warga madrasah terutama santri terhadap kelestarian dan keindahan

lingkungan, dan dapat menciptakan lingkungan madrasah dan pesantren

menjadi lebih bersih, rapi, nyaman dan hijau serta asri.

Membandingkan kondisi nyata madrasah dan hasil yang diingikan,

maka timbul permasalahan dalam upaya pembentukan budaya hidup

bersih, yaitu belum maksimalnya strategi atau langkah-langkah dalam

membentukan budaya hidup bersih.

Oleh karena itu, maka perlu diberikan solusi atau jalan keluar

terhadap permasalahan yang terjadi ini yaitu dengan penentuan visi,

misi, tujuan dan kurikulum khusus PLH, pengalokasian RAKS untuk

program kegiatan PLH, pelatihan untuk guru dalam upaya

pengembangan kurikulum dan kegiatan metode pembelajaran PLH,

pengawasan intensif kegiatan kebersihan, analisis lingkungan madrasah

dan pesantren.

Untuk itu melalui upaya pembentukan budaya bersih juga

diharapkan akan dapat meningkatkan citra madrasah, karena dengan

Page 58: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

41

lingkungan yang bersih dan rapi mencerminkan warga madrasahnya

terbiasa hidup bersih dan sehat dan dengan lingkungan yang bersih,

dapat menjadikan masyarakat betah dan nyaman tinggal di area

madrasah dan pesantren. Untuk itu peneliti ingin mengetahui lebih

dalam lagi sejauh mana strategi pembentukan budaya bersih di MTs

Darul Muttaqien untuk meningkatkan kepedulian dan kualitas hidup

bersih warga madrasahnya

H. Pertanyaan Penelitian

Adapun beberapa kisi-kisi pertanyaan yang akan di ajukan pada kepala

sekolah, guru, petugas kebersihan dan siswa dalam kuisioner

wawancara diantaranya adalah :

1. Bagaimana pembiasaan hidup bersih dilakukan di area sekitar

sekolah dan asrama?

2. Bagaimana keteladanan dan perilaku bersih dari kepala sekolah dan

guru?

3. Bagaimana warga sekolah dan asrama menjaga kebersihan

lingkungannya?

4. Apakah lingkungan dan fasilitas pesantren mendukung dalam

pemeliharaan dan perawatan lingkungan sekolah dan asrama?

Page 59: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Muttaqien tepatnya di

Jalan Raya Parung No.47 Parung, Bogor – Jawa Barat 16330. Dan

waktu penelitian ini berlangsung dari bulan februari hingga desember

2016.

Tabel 3.1

Rencana Penyusunan Skripsi

NO KEGIATAN BULAN KET

2 10 11 12

1 Observasi Pendahuluan

2 Penyerahan Izin Penelitian

3 Wawancara dengan Kepala Sekolah

4 Wawancara dengan Guru dan Siswa

5 Penyusunan hasil laporan penelitian

B. Metode Penelitian

Pada penelitian dengan judul Strategi Pembentukan Budaya Bersih

di MTs Darul Muttaqien Parung – Bogor ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif adalah

digunakan kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan melalui

wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Analisis data bersifat

induktif dan hasil penelitian kualitatif adalah lebih menekankan pada

makna dari pada generalisasi1. Menurut Nana Syaodih, penelitian

kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena sosial dari sudut atau

1 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006),

h.9

Page 60: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

43

perspektif partisipan. Partisipan adalah orang yang diajak

berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat,

pemikiran, persepsinya2.

Penelitian kualitatif berdasarkan pada kondisi objek yang alamiah

artinya peneliti harus apa adanya dalam menyajikan data, dan tidak

melakukan manipulasi terhadap kenyataan atau fenomena yang terjadi

di lapangan. Teknik pengolahan dan analisis data secara triangulasi

digunakan untuk menjamin validitas data yang terkumpul dalam

mengkaji berbagai perspektif maka seorang peneliti harus

menggabungkan beberapa teknik pengumpulan seperti observasi

langsung, wawancara mendalam dan pengumpulan dokumen-dokumen

yang dibutuhkan oleh peneliti.

C. Sumber Data

Suahrsimi Arikunto mengemukakan, sumber data dalam penelitian

adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dan mengklasifikasikan

sumber data menjadi 3 tingkatan huruf P dari bahasa inggris, yaitu :

Person sumber data berupa orang, Place sumber data berupa tempat dan

Paper sumber data berupa simbol3. Dalam penelitian ini sumber data

yang ingin penulis dapati adalah :

1. Person : bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan seluruh warga

sekolah yang meliputi: kepala sekolah, petugas kebersihan, guru

dan siswa.

2. Place : tempat, lokasi, atau benda- benda yang terdapat di tempat

penelitian yakni lingkungan fisik sekolah. Meliputi: halaman

sekolah, ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, koridor,

toilet, mesjid, dan lain-lain.

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 94 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), (Jakarta : PT

Rineka Cipta, 2013) hal, 172

Page 61: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

44

3. Paper : berupa dokumen, buku-buku, laporan penemuan terdahulu.

Yakni beberapa sertifikat pernghargaan yang telah diraih sekolah

terkait dengan kebersihan sekolah.

Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh warga sekolah

yang meliputi kepala sekolah, guru, petugas kebersihan dan siswa di

MTs Darul Muttaqien Parung – Bogor tahun ajaran 2016.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini,

antara lain:

1. Interview atau Wawancara.

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan tanya jawab4. Teknik wawancara ini digunakan

untuk memperoleh data mengenai strategi pembentukan budaya

bersih di MTs Darul Muttaqien.

Untuk itu sebelumnya penulis telah menyiapkan beberapa

pertanyaan yang akan diajukan kepada pihak MTs Darul Muttaqien

untuk mendapatkan informasi dan data pendukung secara langsung

tentang strategi pembentukan budaya bersih sekolah. Dalam hal ini

penulis akan melakukan wawancara dengan :

a. Seorang kepala MTs Darul Muttaqien

b. Tiga orang petugas kebersihan madrasah

c. Tiga orang guru

d. Lima orang santri kelas VIII dan lima orang santri kelas IX

2. Observasi

Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan terhadap objek baik secara langsung maupun tidak

langsung, menggunakan teknik disebut dengan “pengamatan” atau

4 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: Quantum Teaching, 2006) hal, 85

Page 62: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

45

“observation”5. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk

memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat

dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah

observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara,

interaksi subjek dengan penulis dan hal-hal yang dianggap relevan

sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil

wawancara.

Penulis melakukan observasi langsung di MTs Darul

Muttaqien Parung - Bogor. Dan berfokus pada kegiatan sehari –

hari warga madrasah yang dapat menunjukkan ada atau tidaknya

budaya bersih dan seperti apa strategi madrasah dalam membentuk

budaya bersih tersebut serta mengamati kebersihan lingkungan fisik

sekolah, yang meliputi kebersihan ruang kelas, ruang guru, ruang

kepala madrasah, toilet, halaman madrasah, koridor dan lain-lain.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Pedoman Observasi

Variabel Dimensi Sub Dimensi

Strategi Pembentukan

Budaya Bersih di MTs

Darul Muttaqien

a. Komponen dan Standar

Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan.

b. Instruksi kerja

c. Tujuan kegiatan.

a. Melihat dari standar sekolah

peduli dan berbudaya

lingkungan.

b. Mengamati kegiatan sehari-

hari warga madrasah dalam

melakukan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan.

a. Tersedianya sarana dan

prasarana madrasah

b. Tersedianya lahan untuk

pembangunan

berkelanjutan

a. Melihat kondisi sarana dan

prasarana madrasah untuk

dapat mengatasi

permasalahan lingkungan.

b. Melihat kondisi lahan dan

lingkungan fisik madrasah.

5 Ibid

Page 63: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

46

3. Dokumentasi.

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik6. Dokumentasi

digunakan oleh penulis untuk mengetahui profil sekolah yang

meliputi (sejarah berdirinya sekolah, visi, misi, dan tujuan), keadaan

sumber daya kependidikan yang meliputi (guru, murid, sarana dan

prasarana) dan catatan prestasi sekolah.

Tabel 3. 3

Daftar Ceklis Studi Dokumentasi

No Dokumen Ada Tidak Ada Ket

1 Data Madrasah :

a. Profil madrasah

b. Sejarah madrasah

c. Visi, misi dan tujuan madrasah

d. Data Guru dan Karyawan

e. Data santri

2 Sarana dan prasarana madrasah:

a. Denah lokasi madrasah

b. Gedung dan ruang madrasah

c. Alat-alat kebersihan

3 Dokumen Kebersihan:

a. Lembar struktur kurikulum

b. Lembar KKM untuk mulok

c. Sertifikat penghargaan

d. Daftar program kebersihan

e. Jadwal piket harian

f. Daftar kelengkapan alat-alat

kebersihan

g. Pedoman kebersihan

h. Tata tertib

6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012) hal, 221

Page 64: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

47

E. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif uji keabsahan data meliputi :

1. Uji krediabilitas

Pada uji krediabilitas peneliti melakukan pendekatan dengan kepala

madrasah, karyawan kebersihan (OB), guru-guru dan santri untuk

membentuk hubungan yang akrab, saling terbuka dan saling percaya

sehingga tidak ada informasi yang ditutupi dan disembunyikan.

Pengujian krediabilitas atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif memiliki bermacam-macam cara pengujian,

diantaranya sebagai berikut :

a. Triangulasi

Sugiono mengartikan triangulasi sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Dengan demikian terdapat triangluasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data dan waktu7. Setelah mengumpulkan berbagai

data dibutuhkan melalui hasil wawancara, observasi dan studi

dokumentasi langkah selanjutnya peneliti me-recheck kembali

data-data tersebut agar data yang telah terkumpul valid dan

sesuai dengan data yang telah diberikan oleh informan.

b. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi berarti adany alat pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Alat-alat

pendukung yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif,

seperti kamera, handycam, alat rekam suara sangat diperlukan

untuk mendukung krediabilitas data yang telah ditemukan oleh

peneliti8. Alat pendukung yang digunakan peneliti selama waktu

penelitian adalah handphone untuk merekam suara hasil

wawancara dengan informan, memfoto berbagai kegiatan

7 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006),

h. 306 8 Ibid, h. 308

Page 65: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

48

kebersihan dan kondisi lingkungan madrasah dan buku catatan

untuk mencatat berbagai hal penting yang terjadi selama waktu

penelitian.

2. Uji depenabilitas

Uji depenabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Dalam melakukan penelitian harus

mengikuti proses yang sistematis, apabila peneliti tidak mengikuti

proses tetapi bisa memberikan data maka perlu diuji

depenabilitasnya. Pengujian depenabilitas dilakukan oleh

pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam

melakukan penelitian mulai dari menentukan fokus, memasuki

lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data,

melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan9.

3. Uji konfimabilitas

Dalam penelitian kualitatif uji konfirmabilitas disebut dengan uji

obyektivitas. Penelitian dikatakan obyektif apabila hasil penelitian

telah disepakati banyak orang. Menguji konfirmabilitas berarti

menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan.10

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

telah terkumpul dari berbagai sumber yang diproses dari data kegiatan

wawancara, pengamatan lokasi, serta dokumentasi. Kemudian data yang

terkumpul dianalisis, diinterpretasikan dan disimpulkan ke dalam

bahasa yang lebih mudah dipahami, logis dan sesuai dengan penelitian

yang dibahas.

Data hasil wawancara yang telah terkumpul, kemudian

dikonfirmasikan dengan keadaan sebenarnya melalui kegiatan

pengamatan langsung (observasi) dan sedapat mungkin dibuktikan

dengan dokumen yang diperoleh oleh penulis. Sehingga dapat diperoleh

9 Ibid, h. 310

10 Ibid, h. 311

Page 66: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

49

kesimpulan. Dalam pengolahan data ini, penulis menggunakan teknik

sebagai berikut :

1. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya11

.

Dalam kegiatan mereduksi data ini, peneliti memilih data-data

pokok dan penting dan membuang data yang dianggap tidak

penting, sehingga data yang diperoleh lebih jelas.

2. Penyajian data, bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya12

. Data yang

telah peniliti peroleh diuraikan dalam bentuk narasi, sehingga data

diharapkan akan tersaji secara sistematis dan mudah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah

ada13

. Setelah ditarik kesimpulan, maka dilakukan verifikasi agar

data yang didapatkan benar apa adanya baik dari deskripsi atau

objek gambar yang kurang jelas menjadi jelas.

Gambar 3.1

Analisis Data Kualitatif14

11

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&A

(Bandung: Alfabeta, 2006) cet. 1, hal, 277 12

Ibid, hal. 280 13

Ibid, hal. 283-284 14

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&A

(Bandung: Alfabeta, 2006)

Page 67: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

50

G. Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Untuk mendapatkan data-data primer, maka diperlukan pembuatan

kisi-kisi instrument yang terkait dengan “Strategi Pembentukan Budaya

Bersih di MTs Darul Muttaqien Parung-Bogor”. Adapun kisi-kisi

istrumen sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Wawancara Strategi Pembentukan Budaya Bersih di

MTs Darul Muttaqien Parung – Bogor.

No Variabel Aspek Variabel Indikator

1

Strategi

pembentukan

budaya bersih

Kurikulum dan kebijakan

pengelolaan lingkungan

madrasah.

Visi, misi dan tujuan

madrasah.

Lembar struktur

kurikulum.

Lembar penetapan Kriteria

Ketuntasan Minimal

(KKM) pada mulok.

Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah

(RKAS).

Perancangan alokasi

anggaran sekolah untuk :

kesiswaan, kurikulum dan

kegiatan pembelajaran,

peningkatan kapasitas

pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana dan

prasarana, budaya dan

lingkungan, peran serta

masyarakat dan kemitraan,

peningkatan dan

pengembangan mutu.

Kompetensi guru dalam

mengembangkan

kegiatan pembelajaran

lingkungan hidup

Penerapan pendekatan,

strategi, metode, dan

teknik pembelajaran,

seperti: demonstrasi,

diskusi, simulasi, bermain

peran.

Pengembangan isu lokal

dan atau isu global

sebagai materi PLH.

Pengembangan indikator

dan instrumen penilaian

PLH

Susunan rancangan

pembelajaran

Keterlibatan orang tua

santri dan masyarakat.

Page 68: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

51

Santri melakukan

kegiatan pembelajaran

tentang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup.

Santri dapat menghasilkan

karya, seperti : makalah,

puisi, artikel, laporan

penelitian.

Menerapkan PLH yang

diperoleh untuk

memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-

hari.

Melaksanakan kegiatan

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup yang terencana

bagi warga sekolah

Piket kebersihan kelas,

Jumat Bersih, lomba

kebersihan kelas, kegiatan

pemeliharaan taman oleh

masing masing kelas

Kegiatan yang

memanfaatkan lahan dan

fasilitas sekolah antara lain

: disesuaikan dengan

penataan lahan, penataan

ruang bangunan dan

penanaman pohon serta

penempatan sarana

pendukung lainnya (tempat

parkir, taman, dll)

Melakukan kegiatan:

pengomposan, tanaman

toga, biopori, daur ulang,

pertanian organik, dll pada

kegiatan ekstrakurikuler

seperti : pramuka, Karya

Ilmiah Remaja, dokter

kecil, Palang Merah

Remaja, Pecinta Alam

Buletin lingkungan,

pengamatan dan kampanye

lingkungan, seminar

lingkungan hidup, lomba-

lomba lingkungan.

Penelitian lingkungan

hidup, lomba sekolah sehat

(UKS), lomba kebersihan

sekolah,

A. Menjalin kemitraan atau

kerjasama dalam rangka

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan

hidup dengan berbagai

pihak (masyarakat,

pemerintah, swasta,

media, sekolah lain).

Kerjasama dengan pihak

luar antara lain : orang

tua, alumni, LSM, Media

(pers), dunia usaha,

Konsultan, instansi

pemerintah daerah terkait.

Pelatihan terkait PPLH,

pengadaan sarana ramah

Page 69: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

52

lingkungan, pembinaan

dalam upaya PPLH.

Ketersediaan sarana

prasarana pendukung

yang ramah lingkungan

Tersedianya sarana dan

prasarana, seperti: sumur

resapan, biopori, paving

block, embung/ water trat,

tempat sampah terpisah,

tempat daur ulang,

Tersedianya sarana

pendukung, antara lain;

komposter untuk

pengomposan, penjernihan

air sederhana, penghijauan,

hutan sekolah, green

house, kebun sekolah,

kolam ikan.

Peningkatan kualitas

pengelolaan dan

pemanfaatan sarana dan

prasarana yang ramah

lingkungan

Setiap ruangan memiliki

pengaturan cahaya dan

ventilasi udara secara

alami.

Pemeliharaan dan

pengaturan pohon peneduh

dan penghijauan

Kondisi sarana air bersih,

sarana WC/ jamban

sekolah, sarana pengolah

sampah (3R).

Penghematan penggunaan

air, listrik, alat tulis kantor.

Page 70: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pondok Darul Muttaqien Parung

1. Letak Geografis

MTs Darul Muttaqien Parung adalah lembaga pendidikan di bawah

naungan Kementrian Agama Republik Indonesia, dengan alamat Jl.

Raya Parung Bogor KM 41 Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung

Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Adapun batas-batas wilayah

MTs Darul Muttaqien Parung sebagai berikut1 :

Sebelah Utara : perbatasan dengan Desa Pemagar Sari

Kecamatan Parung

Sebelah Timur : perbatasan dengan Desa Kalisuren Kecamatan

Tajur Halang

Sebelah Selatan : perbatasan dengan Desa Japang

Sebelah Barat : perbatasan dengan desa Iwul

Melihat data di atas, MTs Darul Muttaqien Parung cukup kondusif

untuk mengadakan kegiatan pembelajaran, karena jauh dari keramaian,

lokasi madrasah terletak ditengah perbatasan antar Desa Jampang dan

Desa Pemagar Sari, sehingga mudah dijangkau oleh siswa dari segala

penjuru. Dengan dekatnya dari pemukiman penduduk diharapkan

adanya kerjasama yang baik yang dapat memberi dukungan dalam

masyarakat di luar sekolah secara langsung.

2. Kondisi Sosiologis

MTs Darul Muttaqien berada di lingkungan islamis yaitu dalam

lingkungan pondok pesantren yang sangat cocok bagi masyarakat untuk

menitipkan anaknya untuk belajar di MTs Darul Muttaqien Parung.

Untuk itu kondisi ini menjadikan salah satu kekuatan yang dapat

1 Sumber data pokok MTs Darul Muttaqien Parung - Bogor

Page 71: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

54

mendorong kemajuan besar dalam mengembangkan pendidikan yang

berbasis Islam2.

3. Sejarah Singkat

MTs Darul Muttaqien terletak di wilayah desa Jabon Mekar

Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat. Resmi berdiri sebagai

lembaga pesantren pada tahun 1988 M, tepatnya tanggal 18 Juli 1988.

Sejarah berdirinya Darul Muttaqien terkait erat dengan dengan

pemberian tanah wakaf seluas 1,8 ha oleh pemiliknya H. Mohamad

Nahar (alm.), seorang mantan wartawan senior Kantor Berita Antara

kepada KH. Sholeh Iskandar (alm) ketua BKSPPI (Badan Kerjasama

Pondok Pesantren se Indonesia) pada tahun 1987. Dan sampai sekarang

luas lahan Pesantren Darul Muttaqien + 12 ha. Niat pemberian tanah

wakaf sebagaimana pernah disampaikan Alm. H. Mohamad Nahar agar

didirikan lembaga pendidikan Islam (pondok pesantren) yang standar,

baik dari segi kualitas pendidikannya, pelayanan maupun manajemen

pengelolaannya. Niat ini muncul sebagai rasa keprihatinan dan

keterpanggilan melihat kenyataan lulusan pesantren belum memiliki

kualitas yang standar, masih jauh dari harapan.

Banyak tokoh dan para ulama yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung menjadi founding father lahirnya Darul

Muttaqien, diantaranya adalah KH. Sholeh Iskandar (Ketua BKSPPI),

KH. Rosyad Nurdin (MUI Jawa Barat), KH. TB. Hasan Basri (BKSPPI

Bogor) dan KH. Abdul Manaf Mukhayyar (Pesantren Darunnajah

Jakarta). Sebab dari tahun 1980 H. Mohamad Nahar telah melakukan

berbagai konsultasi dengan tokoh-tokoh diatas yang pada akhirnya

tahun1988 berdirilah Pondok Pesantren Darul Muttaqien dengan KH.

Mad Rodja Sukarta diberi amanah untuk menjadi pimpinan.

Dari rangkaian sejarah berdirinya, maka awalnya Darul Muttaqien

berafiliasi pada Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Namun

berdasarkan pertimbangan dan kepentingan yang lebih luas, terkait

2 Sumber data pokok MTs Darul Muttaqien Parung - Bogor

Page 72: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

55

dengan kemandirian dan efektifitas organisasi, maka didirikanlah

Yayasan Darul Muttaqien pada tanggal 29 Januari 1992, dengan H.

Mohamad Nahar sebagai ketua.

Terkait dengan pengunduran diri H. Mohamad Nahar, maka

berdasarkan rapat anggota yayasan M. Lutfi Nahar, SE resmi menjadi

ketua yayasan yang baru menggantikan ketua lama terhitung sejak

tanggal 27 Oktober 2002 sampai sekarang.

Semenjak tahun pendidikan 2015-2016 MTs Darul Muttaqien

mendapatkan status akreditasi madrasah kategori A (Amat Baik). Status

ini terus dipertahankan sampai 5 tahun berikutnya, yaitu tahun 2010-

2011 dan berlanjut ditingkatkan menjadi lebih baik pada tahun 2015-

2016 dengan nilai akreditasi 94 dengan nomor SK akreditasi madrasah :

02.00/11/BAP-SM/SK/X/2015. Adapun Nomor Statistik Madrasah MTs

Darul Muttaqien yaitu: 121.2.32.01.0071 dan NPSN dengan nomor :

20277598.

Perkembangan dan perjalanan MTs Darul Muttaqien dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan yang tetap terus berupaya

mengevaluasi dan meningkatan kualitas pendidikan sesuai delapan

standar nasional pendidikan3

3 Sumber data pokok MTs Darul Muttaqien Parung - Bogor

Page 73: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

56

4. Profil MTs Darul Muttaqien

Untuk menambah pengetahuan mengenai madrasah yang sedang

penulis terliti. Berikut penulis tampilkan profil MTs Darul Muttaqien

pada tabel dibawah ini4 :

Tabel 4.1

Profil MTs Darul Muttaqien

Nama Madrasah MTs Darul Muttaqien

Nama Kepala Madrasah Abdullah Hudri, S.S, M.Pd

Status Kepegawaian Guru Tetap Yayasan

No SK 23/Sekr-PPDM/VII/2003

Tanggal SK 1 Juli 2003

NSS Lama 21.2.32.03.21.142

NSS Baru 121.2.32.01.0071

Alamat Jl. Raya Parung Bogor KM 41 Jabon

Mekar Parung Bogor 16330

Status Madrasah Swasta

Status Akreditasi Terakreditasi A

No SK 02.00/11/BAP-SM/SK/X/2015

Tanggal Akreditasi 13 Oktober 2015

Jumlah Bangunan 40 Lokal

Jumlah Rombel 29 Rombel

Status Tanah Wakaf / Yayasan

Luas Tanah 160000 m2

Luas Bangunan 11.959 m2

Luas Halaman 204 m2

Luas Lap. Upacara 200 m2

Luas Lap. Olahraga 200 m2

Luas Kebun 500 m²

4 Sumber data pokok MTs Darul Muttaqien Parung - Bogor

Page 74: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

57

5. VISI Dan MISI MTs Darul Muttaqien

“Menjadi Madrasah Tsanawiyah berstandar nasional yang mampu

mencetak generasi Islami yang berprestasi5”

Kata Kunci Visi

Standar Nasional Pendidikan

Generasi Islami

Generasi Berprestasi

Standar Nasional Pendidikan

Memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan

Mengembangkan Manajemen Berbasis Madrasah

Generasi Islami

Memiliki Aqidah Shohihah, dan mengamalkan syari’at Islam

secara benar dan konsisten

Memiliki budaya yang Islami

Generasi yang Berprestasi

Mampu bersaing dengan lulusan yang sederajat untuk

melanjutkan/diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Mampu berpikir aktif, kreatif, inovatif, mandiri, dan terampil

memecahkan masalah

Memiliki keterampilan atau kecakapan non akademis sesuai

dengan minat dan Bakatnya

MISI MTs DARUL MUTTAQIEN

a. Menyelenggarakan pendidikan yang berstandar nasional

b. Melaksanakan Manajemen Berbasis Madrasah

c. Menumbuhkembangkan perilaku siswa yang berlandaskan

aqidah dan syari’at Islam

d. Menciptakan lingkungan, kondisi dan proses pendidikan yang

Islami

5 Sumber data pokok MTs Darul Muttaqien 2016-2017

Page 75: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

58

e. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan efektif

f. Menyelenggarakan pembelajaran dengan mengembangkan

PAIKEM/CTL

g. Menyelenggarakan pengembangan diri yang sesuai dengan

kebutuhan, minat dan bakat siswa

6. Tujuan MTs Darul Muttaqien

Berikut Tujuan Utama Madrasah Tsanawiyah Darul Muttaqien6:

a. Menanamkan Aqidah shohihah dan Akhlaq karimah

b. Meningkatkan intelektualitas

c. Membentuk sikap mandiri

d. Mengembangkan keterampilan hidup

7. Program MTs Darul Muttaqien

Berikut Program MTs Darul Muttaqien7 :

a. Pelaksanaan KBM yang efektik, kreatif dan menyenangkan

b. Pembinaan aqidah, ibadah dan akhlaq secara intensif

c. Penciptaan suasana Islami dilingkungan madrasah

d. Pengembangan intelektualitas

e. Peningkatan motivasi belajar dan prestasi

f. Pengembangan kurikulum

g. Pengembangan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris

h. Pengembangan kemandirian dan keterampilan hidup

8. Data Siswa Mts Darul Muttaqien 2016-2017

Data siswa MTS Darul Muttaqien pada tahun pelajaran 2016/2017

berjumlah 833 orang yang terbagi kepada 29 (Dua Puluh Sembilan)

rombongan belajar yaitu kelas VIIA – VIIL, VIIIA – VIIIH, dan IXA – IXI8.

Dengan rincian sebagai berikut:

6 Sumber data pokok Darul Muttaqien Parung - Bogor

7 Sumber data pokok MTs Darul Muttaqien Parung - Bogor

8 Data Tata Usaha MTs Darul Muttaqien Tahun 2016 - 2017

Page 76: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

59

Tabel 4.1

Data siswa MTs Darul Muttaqien 2016-2017

Jenis kelamin Kelas

Jumlah VII VIII IX

Laki-laki 198 144 140 482

Perempuan 150 82 119 351

Jumlah 348 226 259 833

B. Deskripsi dan Analisa Data

Sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan dan

berhubungan langsung dengan masyarakat, sudah menjadi kewajiban bagi

MTs Darul Muttaqien untuk menjaga kebersihan dan kelestarian

lingkungannya agar kegiatan kependidikan dapat terlaksana dengan baik

dan nyaman dengan kondisi lingkungan yang bersih, sehat dan asri. Dalam

mewujudkan lingkungan sekolah dan asrama yang bersih, rapi dan sehat

tentu memerlukan adanya strategi dan perencanaan yang akan mencapai

terbentuknya budaya yang diinginkan. Namun jika tidak ada strategi yang

digunakan dan kebiasaan hanya dilakukan seperti air mengalir yang

mengikuti arus maka bisa dikatakan ada faktor lain yang terlebih dahulu

melampaui strategi yang akan digunakan dalam pembentukan budaya

bersih.

Lingkungan di MTs Darul Muttaqien memiliki keadaan yang berbeda

dengan madrasah yang lain. MTs Darul Muttaqien memahami bahwa

intervensi lingkungan bersih sangat berperan besar dalam proses

pendidikan. Melalui pemikiran dan pemahaman tersebut, budaya positif

yang ada akan melahirkan pembiasaan-pembiasaan yang menciptakan

perilaku, nilai-nilai sosial dan moral, serta komitmen yang dijalankan oleh

seluruh warga madrasah. Berikut adalah hasil wawancara dari penelitian

tentang strategi pembentukan budaya bersih di MTs Darul Muttaqien:

Page 77: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

60

1. Pembiasaan

a. Pengertian bersih

Perilaku hidup bersih dapat tercermin dari keadaan lingkungan

yang tidak kotor, tidak bau dan terlihat rapi. Mengenai pengertian

bersih, setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda.

Karena kebersihan itu sendiri merupakan hal yang abstrak dan

relatif, sehingga semua orang bebas mengartikan bersih menurut

pendapatnya masing-masing. Persepsi bersih menurut kepala

madrasah MTs Darul Muttaqien Parung Bapak Abdullah Hudri

menyatakan pendapatnya bahwa “bersih itu bebas dari kotoran,

tidak tercemar dan hidup sehat”9. Tidak jauh berbeda dengan

pendapat kepala madrasah, pendapat Ustad Gipin mengenai hakikat

kebersihan adalah :

Bersih itu nyaman, wangi, harum, tidak mengganggu yang

lain. jika ingin belajar lingkungannya nyaman, saat mau

dipakai juga nyaman. Biasanya kalau sudah tidak nyaman di

asrama, itu disebabkan tong sampah belum dicuci dan baunya

sudah tercium, maka perlu segera dibersihkan. Sehingga jika

ada tamu yang datang berkunjung pun merasa nyaman dengan

lingkungan yang bersih10

.

Untuk lebih meningkatkan konsentrasi dan fokus santri

dalam belajar , baik di sekolah maupun di asrama kebersihan

lingkungan sangat penting diperhatikan. Karena kebersihan

mencerminkan seorang muslim yang beriman dengan cara menjaga

dan memelihara sumber daya alam yang ada. Sebagaimana

pendapat Ustazah Yulianah mengenai hakikat bersih yaitu :

Bersih merupakan sebagian dari iman, sebagai muslim

kita harus menjaga kebersihan karena seseorang dapat dinilai

dari tingkat keimanannya melalui kesadaran atau kepekaan

9 Hasil wawancara dengan Ustad Abdullah Hudri pada hari minggu, 16 oktober 2016

pukul 08.30 WIB 10

Hasil wawancara dengan Ustad Gipin Gustopa pada hari Minggu, 30 Oktober 2016

pukul 08.41 WIB

Page 78: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

61

terhadap kebersihan. Seperti kata-kata yang tergambar dalam

mahfudzat santri kelas 7, yaitu11

:

النظا فة مه الإ يما ن

Sedangkan hakikat bersih menurut bapak Krisyanto selaku

petugas kebersihan di MTs Darul Muttaqien, menyatakan bahwa :

Bersih adalah bebas dari kotoran, tidak bernoda. Karena kebersihan

adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya

dari segala yang kotor dan keji12

. Hakikat bersih menurut Ustad

Imron selaku guru di MTs Darul Muttaqien adalah “secara fisik,

bersih berarti bersih dari kotoran yang ada di badan dan bersih dari

kotoran di lingkungan sekitar. Sedangkan bersih dalam konteks

nonfisik berarti bersih hati dan rohani”13

.

Bersih merupakan suatu keadaan yang tidak kotor, tidak bau,

tidak bernoda, tidak bernajis, dan bebas dari penyakit. Suatu tempat

bisa dikatakan bersih apabila keadaannya nyaman saat digunakan,

wangi, asri dan memiliki udara yang segar. Bersih dapat

diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : bersih fisik yang

berarti dapat dilihat secara kasat mata, seperti kebersihan tubuh dan

lingkungan sekitar. Sedangkan bersih non-fisik adalah kebersihan

yang tidak bisa dilihat secara kasat mata namun dapat dirasakan

oleh individu, seperti kebersihan hati, jiwa dan rohani.

b. Program

Budaya bersih di MTs Darul Muttaqien dibiasakan melalui

beberapa program kegiatan, seperti: kegiatan rutin yang biasanya

dilakukan pada setiap hari, setiap minggu , kegiatan tahunan dan

11

Hasil wawancara dengan Ustazah Yulianah. Hari Sabtu 30 Oktober 2016, Pukul 09.20

WIB di ruang kepala madrasah MA 12

Hasil wawancara dengan Bapak Krisyanto. Hari Sabtu 15 Oktober 2016, Pukul 09.30

WIB di ruang kepala madrasah MTs 13

Hasil wawancara dengan Ustad Imron. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul 09.45

WIB di ruang kepala madrasah MTs

Page 79: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

62

kegiatan penghijauan. Namun dalam pelaksanaan semua kegiatan

kebersihan masih memerlukan pengarahan, pengawasan, bimbingan

dan konsistensi khususnya bagi santri. Di setiap tempat yang ada di

kawasan MTs Darul Muttaqien maupun pesantren sudah ada

penanggung jawab yang bertugas membersihkan tempatnya masing-

masing. Seperti pernyataan yang disampaikan oleh Kepala MTs

Darul Muttaqien bahwa:

Sebenarnya setiap area yang ada di lingkungan MTs

Darul Muttaqien sudah terdapat penanggung jawab tempatnya

masing-masing. Seperti ruang kelas, koridor, asrama dan

kerapihan tata lingkungannya merupakan tanggung jawab

santri, kebersihan ruang kerja guru merupakan tanggung jawab

dari masing-masing guru tersebut, dan petugas kebesihan

hanya membantu membersihkan ruangan pada pagi hari

dengan disapu dan dipel, dan kebersihan halaman sekolah

serta toilet juga menjadi tanggung jawab petugas kebersihan

(OB)14

.

Untuk kegiatan piket di dalam kelas biasanya terdiri dari 4

sampai 5 orang santri, sedangkan untuk piket kamar asrama

biasanya terdiri dari 2 orang15

. Seminggu sekali kegiatan bersih-

bersih itu ada tanziful amm, untuk kebersihan kelas dan asrama ada

jadwal piketnya. Kemudian biasanya ada penilaian kebersihan

setiap bulan dan penilaian ini dinilai oleh bagian OPDM

(Organisasi Pelajar Darul Muttaqien) setiap bulannya, dan program

yang biasanya dilakukan pada peringatan hari raya muharram

(kegiatan tahunan), pada kegiatan ini santri disebar untuk

membersihkan mesjid-mesjid di sekitar pesantren16

.

Dalam pelaksanaan kegiatan kebersihan memang tidak selalu

dapat berjalan lancar, terkadang masih ada hambatan-hambatan

yang muncul dari berbagai aspek. Seperti kegiatan piket santri di

14

Hasil wawancara dengan Ustad Abdullah Hudri, pada hari minggu, 16 Oktober 2016,

pukul 08.30 WIB 15

Op.cit. Ustadzah Yulianah 16

Hasil wawancara dengan Ustad Gipin Gustopa, pada hari minggu tanggal 30 Oktober

2016 pukul 08.20 WIB di ruang Kepala Madrasah MA Darul Muttaqien

Page 80: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

63

dalam kelas maupun di lingkungan asrama yang masih perlu

diawasi, diberi arahan dan dibimbing. Khususnya anak kelas 1 MTs

yang masih perlu menyesuaikan dengan lingkungan baru, sehingga

membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 bulan, hingga mereka dapat

benar-benar mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

asrama dan madrasah17

.

Kegiatan kebersihan dilakukan oleh masing-masing individu

sesuai dengan tanggung jawabnya dalam menjaga lingkungan agar

tetap bersih. Seperti piket harian di kelas dan asrama, piket

mingguan seperti tanziful-amm yang dilaksanakan pada hari jumat,

dan kegiatan tahunan yaitu dengan membersihkan mesjid dan

mushola yang ada di sekitar daerah Jabon. Dalam pelaksanaannya

santri tetap harus diawasi, diingatkan dan diberi arahan agar

kegiatan dapat berjalan dengan baik dan meraih hasil yang

maksimal. Karena mayoritas kegiatan kebersihan di lakukan oleh

santri.

Kegiatan kebersihan yang menunjang dalam pelestarian

lingkungan madrasah adalah penghijauan seperti penanaman pohon

di lingkungan madrasah dan asrama. Penghijauan merupakan salah

satu upaya madrasah dalam membentuk budaya bersih di MTs

Darul Muttaqien, karena dengan kegiatan penghijauan ini madrasah

melakukan perawatan dan perbaikan terhadap tanaman-tanaman

yang rusak. Sehingga lingkungan madrasah tetap asri, hijau dan

nyaman ditinggali. Dari hasil wawancara dengan Ustad Hudri

sebagai Kepala MTs Darul Muttaqien beliau menyatakan :

Program penghijauan berada dibawah naungan

pesantren. Kegiatan penghijauan setiap tahun ada, karena

pesantren memiliki banyak lahan dan bibit (buah-buahan dan

tanaman). Karena pimpinan pesantren adalah orang yang

sangat menyukai tanaman dan lingkungan. Namun program

tidak peruntukkan untuk santri, dan kegiatan penghijauan

hanya dilakukan oleh karyawan pesantren. Bisa dikatakan

17

Ibid. Ustad Gipin Gustopa

Page 81: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

64

bahwa program penghijauan merupakan program pesantren

dan waktu pelaksanaannya tidak tetap, hanya dilaksanakan

pada saat-saat tertentu dan menyesuaikan kebutuhan. Karena

hampir tidak ada lahan pesantren yang tidak ditanami

tumbuhan18

Dari hasil wawancara dengan Ustad Gipin selaku guru dan

wali asrama, peneliti menemukan sedikit perbedaan mengenai

program penghijauan yang ada di MTs Darul Muttaqien, beliau

menerangkan bahwa:

Program penghijauan dilakukan pada tahun 2003

dengan dilakukannya penanaman pohon jati di sekitar

lingkungan pesantren. Namun, untuk sekarang ini kegiatan

penghijauan dilakukan pada tanaman atau pohon yang sudah

rusak saja19

. Program penghijauan masuk ke dalam program

organisasi yaitu OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien)

dan pernah dilaksanakan pada tahun 2014. Dalam kegiatannya

dilakukan penanaman pohon di lingkungan dalam pesantren ,

bakti sosial dan bersih-bersih mesjid yang ada di wilayah

warga20

.

Menurut pernyataan Ustad Imron tentang program penghijauan

yang ada di pesantren adalah sebagai berikut :

Program penghijauan di pesantren tetunya ada. Karena

hampir setiap lahan kosong yang ada di lingkungan pesantren,

pasti ditanami pohon-pohon atau tanaman. Ada bagian khusus

pesantren yang menangani kegiatan penghijauan yaitu

manajemen RTP. Bagian dari manajemen yang khusus

mengatur pemeliharaan lingkungan yang ada di kawasan

pesantren. Mulai dari kebersihannya, tata ruang

penghijauannya dan pemeliharaan lingkungan. Namun, untuk

pelaksaan kegiatan penghijauan itu sendiri biasanya

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhannya21

.

Program penghijauan merupakan salah satu program

pesantren yang dilaksanakan oleh bagian Organisasi Pelajar Darul

18

Hasil wawancara dengan Ustad Abdullah Hudri, pada hari minggu, 16 Oktober 2016,

pukul 08.33WIB 19

Op.cit. Ustad Gipin Gustopa 20

Hasil wawancara dengan Ustazah Dian pada hari Sabtu 30 Oktober 2016, Pukul 09.20

WIB di ruang kepala madrasah MA 21

Hasil wawancara dengan Ustad Imron. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul 09.47

WIB di ruang kepala madrasah MTs

Page 82: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

65

Muttaqien (OPDM). Namun, terkadang kegiatan penghijauan di

sekitar kawasan pesantren dilakukan oleh karyawan pesantren.

Seperti yang dinyatakan oleh Bapak Rosyid selaku petugas

kebersihan di Mts Darul Muttaqien, bahwa “program penghijauan

memang selalu ada. Pada kegiatan ini dilakukan perawatan terhadap

pepohonan dan tanaman yang rusak. Namun biasanya waktu

pelaksanaan kegiatan ini tidak terjadwal”22

.

Dalam beberapa tahun ini kegiatan penghijauan hanya

dilakukan pada tanaman atau pohon-pohon yang sudah rusak, yang

memerlukan perbaikan dan penanaman kembali dengan bibit dan

tanaman baru dan juga kegiatan ini disesuaikan dengan kondisi

lingkungan. Meskipun dalam kegiatan penghijauan santri tidak

dilibatkan langsung dalam proses pelaksanaannya, namun kegiatan

ini menjadi salah satu kekuatan pesantren dalam menjaga

kebersihan lingkungan dan membudidayakan hidup bersih. Budaya

bersih di MTs Darul Muttaqien dan pesantren dibiasakan melalui

kegiatan kebersihan seperti : piket harian, piket mingguan (tanziful-

amm) pada hari jumat, kegiatan tahunan pada saat tahun baru

muharram dan didukung dengan adanya kegiatan penghijauan

terhadap lingkungan sekitar madrasah dan pesantren.

c. Pengelolaan Sampah

Sampah yang dihasilkan dari kegiatan warga madrasah dan

pesantren, perlu dikelola dan dimusnahkan untuk mengurangi

dampaknya terhadap kesehatan, kebersihan lingkungan, estetika

kehidupan dan untuk memulihkan sumber daya alam. Dalam

kegiatannya sampah dikelola dan dimusnahkan dengan

menyesuaikan pada jenis sampah tersebut. Sampah organik

biasanya dapat didaur ulang menjadi pupuk atau lain-lain.

sedangkan sampah non-organik dapat dimusnahkan dengan cara

22

Hasil wawancara dengan Bapak Rosyid. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul 10.50

WIB di ruang kepala madrasah MTs

Page 83: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

66

dibakar atau ditimbun dalam tanah. MTs dan Pesantren Darul

Muttaqien memiliki cara sendiri dan tempat khsuus dalam

pengelolaan dan pemusnahan sampah. Sebagaimana informasi yang

peneliti dapat dari hasil wawancara dengan Ustad Hudri

menyatakan sebagai berikut :

Tempat pembuangan dan pemusnahan sampah terletak di

luar pesantren. Pemisahan sampah organik dan non-organik

dilakukan saat sampah telah dibawa oleh karyawan kebersihan

yang berada di bawah naungan RTP (rumah tangga pesantren)

bagian yang mengurus sarpras, unit-unit usaha, kebersihan,

mengelola sampah dan lain sebagainya. Biasanya sampah

diangkut 3x dalam sehari, yaitu pada saat pukul 06.00 pagi,

pukul 13.00-14.00 siang dan setelah isya sekitar pukul 19.00

malam. Setelah diangkut, sampah dibawa ke tempat

penghancuran sampah (tower) yang tempatnya berada di luar

dari pesantren23

.

Berkaitan dengan penggunaan dan pemusnahan sampah

berbahan plastik, yang merupakan salah satu jenis sampah yang

proses pemusnahannya sulit dilakukan. Karena plastik mengandung

bahan kimia yang tidak mudah hancur dan sulit untuk dibakar.

Namun penggunanaan plastik di MTs Darul Muttaqien dan di

kawasan pesantren masih dibebaskan. Karena pihak madrasah lebih

menekankan pada perilaku hidup bersih santri dengan cara

membuang sampah pada tempatnya. Hal ini diterangkan oleh kepala

madrasah MTs Darul Muttaqien, sebagai berikut:

Sejauh ini hanya sebatas pengelolaan sampah dan untuk

penggunaannya tidak ada batasan-batasan. Untuk sekarang

yang penting santri bisa buang sampah pada tempatnya.

Setelah itu sampah-sampahnya dibakar, dan prosesnya

pembakarannya ada di tempat khusuus pembakaran yang ada

di luar pesantren24

Kegiatan pemilahan terhadap sampah organik dan non-organik

dilakukan oleh karyawan RTP di tempat khusus pembakaran

23

Wawancara dengan Ustad Abdullah Hudri, pada hari minggu, 16 Oktober 2016, pukul

08.46 WIB 24

Ibid. Ustad Abdullah Hudri

Page 84: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

67

sampah. Pihak madrasah dan khususnya Bapak pimpinan pesantren

yaitu KH Mad rodja, lebih menekankan agar santri mampu dan

terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Karena belum tersedia

tempat sampah yang sesuai dengan jenis sampah tersebut. Sehingga

sampah jenis organik maupun non-organik bercampur dalam tempat

sampah yang berukuran besar.

Telah tersedianya tempat khusus pembakaran sampah yang

jaraknya terpisah dengan area pesantren, ini merupakan salah satu

strategi dalam meminimalisir penumpukkan sampah yang

berkapasitas besar bagi ukuran pesantren. Karena sampah

dihasilkan dari kegiatan warga madrasah dan pesantren dalam

kehidupan sehari-hari dan harus segera dikelola dan dimusnahkan

agar tidak berdampak pada keindahan dan kebersihan lingkungan

dan terhadar dari berbagai penyakit.

Menurut hasil wawancara peneliti dengan Bapak Rosyid,

beliau menyatakan bahwa “biasanya sampah dibuang di tempat

pembuangan sampah akhir yang berada di tanah wakaf. Biasanya

sampah yang masih bisa didaur ulang dikumpulkan kembali, seperti

: botol plastik, dan sampah biasa langsung dibakar”25

. Tidak

berbeda jauh dari pendapat Bapak Rosyid, Ustad Imron menyatakan

pendapatnya tentang pengelolaan sampah, yaitu “Sampai saat ini

pengelolaan sampah organik dan non-organik ada di tempat

pembuangan akhir. Pemisahan terhadap sampah yang bisa didaur

ulang dan tidak bisa didaur ulang juga dilakukan oleh petugas

bagian RTP. Sedangkan cara akhir dari pemusnahan sampah itu

sendiri yaitu dengan cara di bakar26

.

Sebelum membakar sampah yang ada, biasanya petugas bagian

RTP melakukan pemilahan sampa terhadap sampah organik dan

25

Hasil wawancara dengan Bapak Rosyid. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul 09.55

WIB di ruang kepala madrasah MTs 26

Hasil wawancara dengan Ustad Imron Wachidi. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul

09.35 WIB di ruang kepala madrasah MTs

Page 85: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

68

non-organik. Pemilahan sampah dilakukan untuk memisahkan

sampah yang masih bisa didaur ulang, seperti botol plastik dan

kaleng minuman. Untuk sampah berjenis organik, pemrosesannya

baru dilakukan oleh pesantren untuk memanfaatkan sampah

tersebut menjadi pupuk.

2. Keteladanan

a. Keteladanan Kepala Madrasah dan Guru

Keteladanan merupakan salah satu unsur penting dalam

pembentukan budaya bersih. Karena biasanya anak-anak akan

mudah mengikuti dan mencontoh orang yang lebih dewasa darinya.

Hasil wawancara peneliti dengan Kepala MTs Darul Muttaqien,

keteladanan yang beliau ajarkan yaitu dengan:

Membersihkan sendiri area yang kotor. Apabila sedang

berjalan dengan anak-anak dan melihat ada sampah yang

jaraknya dekat, maka harus segera diambil dan dibuang pada

tempatnya. Tapi jika banyak, maka perlu dibersihkan bareng-

bareng. Penanaman nilai-nilai bahwa apa yang mereka

tinggali, tempati, yang menjadi tanggung jawab mereka,

mereka harus perhatikan kebersihannya.27

Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Ustazah

Yulianah, beliau menyatakan bahwa “terkadang anak-anak itu tidak

hanya mendengarkan kata-kata dari gurunya, akan tetapi mereka

juga perlu bukti berupa tindakan dari seorang guru. Seperti pungut

sampah dijalan, mereka seringkali tidak peka maka kita perlu

ajarkan. Karena memang dari pimpinan mencontohkannya seperti

itu28

. Dari hasil wawancara dengan Ustad Gipin, beliau menyatakan

bahwa “praktek adalah hal yang lebih menyentuh ke anak. Dengan

cara gurunya memberikan contoh baik dengan berpakaian bersih

dan tidak buang sampah sembarangan29

.

27

Ibid. Ustad Imron Wachidi,. 28

Hasil wawancara dengan Ustadzah Yulianah pada hari Sabtu 30 Oktober 2016, Pukul

09.37 WIB di ruang kepala madrasah MA 29

Hasil wawancara dengan Ustad Gipin Gutopa, pada hari minggu tanggal 30 Oktober

2016 pukul 08.20 WIB di ruang Kepala Madrasah MA Darul Muttaqien

Page 86: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

69

Hasil wawancara peneliti dengan Ustad Imron, beliau

menyatakan bahwa cara kepala madrasah dalam memberikan

contoh teladanbagi para guru, karyawan dan santri dengan cara

“diberi pengarahan, di kontrol, dan ditindak. Biasanya kepala

madrasah memberikan arahan pada saat rapat guru dengan selalu

mengingatkan tentang hal kebersihan. Melakukan pengawasan dan

pengontrolan oleh guru yang bersangkutan, seperti guru piket dan

wali kelas terhadap kegiatan piket dan kegiatan kebersihan lainnya.

Terakhir adalah menindak bagi para pelanggar kebersihan, dengan

pemberian hukuman yang sesuai. Kepala madrasah adalah orang

yang selalu memberikan contoh teladan bagi para guru, karyawan

dan santri”30

.

Keteladanan kepala madrasah dan guru-guru berasal dari

ajaran dan arahan dari bapak pimpinan yang sifatnya spontanitas.

Karena sudah tertanam di hati para pendidik tentang pesan yang

selalui disampaikan oleh bapak pimpinan, yaitu KH. Mad Rodja.

Hal ini diungkapkan oleh Ustad Hudri tentang upaya terbentuknya

budaya bersih di MTs Darul Muttaqien yang paling ampuh itu

adalah :

Keteladanan dan konsistensi. Keteladanan yang berasal

dari pimpinan yang tertinggi (KH Mad Rodja) yang sangat

berpengaruh, karena bapak pimpinan merupakan orang yang

sangat peduli terhadap kebersihan. Beliau lebih sensitif

terhadap permasalahan kebersihan lingkungan. Dari pimpinan

inilah terdapat kekuatan visi, tekad yang kuat dan perhatian

lebih terhadap kebersihan dan dijalankan selama bertahun-

tahun, sehingga berimbas kepada pimpinan-pimpinan di level

keduanya. Strategi pertama yaitu adanya keinginan yang kuat

bapak pimpinan secara real, dan yang kedua adalah

keteladanan dari pimpinan-pimpinan dan yang ketiga lebih

kepada hal-hal yang bersifat teknis seperti pembuatan SOP,

tata tertib dan lain-lain31

.

30

Hasil wawancara dengan Ustad Imron Wachidi. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul

09.46 WIB di ruang kepala madrasah MTs 31

Hasil wawancara dengan Ustad Abdullah Hudri pada hari minggu, 30 oktober 2016

pukul 10.05 WIB

Page 87: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

70

Tidak berbeda jauh dari pendapat Ustad Hudri, selaku guru di

MTs Darul Muttaqien Ustad ImronWachidi menerangkan bahwa:

Bapak pimpinan banyak memberikan arahan tentang

kebersihan melalui forum-forum kegiatan pesantren. Dengan

menyampaikan arahan kepada divisi-divisi dibawahnya, dari

masing-masing divisi menyampaikan kepada kepala bagian,

dari kepala bagian menyampaikan kepada staf-stafnya dan dari

stafnya menyampaikan kepada pengurus pelajar santri

(OPDM) baru ke anggotanya hingga turun temurun. Namun

dalam implementasi kehidupan sehari-hari beliau sangat intens

terhadap masalah lingkungan. Terkadang kalau melihat ada

sampah beliau ambil sendiri sampah tersebut dan membuang

pada tempatnya. Karena bapak pimpinan adalah orang yang

sangat menanamkan nilai-nilai kebersihan32

Keteladanan dan konsistensi dari bapak pimpinan, kepala

madrasah dan para guru ini yang memberikan pengaruh besar

terhadap santri dalam upaya pembentukan budaya dan lingkungan

bersih di MTs Darul Muttaqien Parung. Keteladanan bapak

pimpinan, kepala madasah dan guru yang memberikan teladan

degan praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari. Konsistensi

bapak pimpinan terhadap kebersihan yang dilakukan secara terus

menerus selama bertahun-tahun. Sehingga baik warga madrasah

maupun pesatren dapat terbiasa dengan hidup bersih dan senantiasa

menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan dirinya sendiri.

b. Kondisi Ruang Kerja Kepala Sekolah dan Guru

Kondisi lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan kondusif

dapat meningkatkan konsentrasi kerja dan kegiatan pendidikan

lainnya berjalan dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh kepala

madrasah MTs Darul Muttaqien bahwasanya “pengaruh dari

lingkungan yang bersih menjadikan lebih bersemangat, lebih

nyaman, lebih siap dan lebih maksimal dalam mengajar”33

.

32

Hasil wawancara dengan Ustad Imron Wachidi. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul

09.43 WIB di ruang kepala madrasah MTs 33

Ibid. Ustad Abdullah Hudri

Page 88: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

71

Penanggung jawab kebersihan ruang kerja Kepala MTs Darul

Muttaqien pada pagi hari adalah petugas kebersihan (OB). Namun

untuk menjaga supaya tetap bersih kepala sekolah melakukan

bersih-bersih secara mandiri. Berikut hasil wawancara dengan

Ustad Hudri tentang bagaimana cara beliau menjaga dan merawat

ruang kerjanya agar nyaman saat digunakan:

Saya termasuk orang yang tidak nyaman dengan

keadaan dan lingkungan yang kotor. Untuk itu apabila ada

tempat yang kotor di ruangan, saya akan segera bersihkan

sendiri tanpa harus memanggil OB. Karena semua itu memang

bersifat naluriah dan memang menjadi tanggung jawab

masing-masing orang. Karena setiap individu pasti memiliki

tanggung jawab dengan diri sendiri dan lingkungan, maka

tanggung jawab tersebut harus segera di lakukan.34

Berbeda dengan konsisi ruang kantor guru di MTs Darul

Muttaqien yang bisa dikatakan overload, karena kapasitas guru dan

luas ruangan tidak seimbang. Sehingga menimbulkan beberapa

kendala dalam upaya pemeliharaan kebersihan ruang kerja guru.

Pada pagi hari ruang kerja guru disapu dan dipel oleh

karyawan kebersihan (OB). Namun karena jumlah kapasitas guru

dan ruangan tidak seimbang, maka terjadi ketidakrapihan dalam tata

letak ruang kantor. Sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala

madrasah MTs Darul Muttaqien bahwa :

Kondisi ruang guru yang belum layak, karena kapasitas

guru dalam satu ruangan itu terbilang overload, yang

menyebabkan ketidakrapihan”. Hal inilah yang membuat ustad

gipin berpendapat bahwa “yang paling penting dalam ruang

kerja guru ada yang sabar menjaga kebersihan. Kalau dari

tanggung jawab guru masing-masing cukup dengan merapikan

barang-barang keperluannya saja35

Tidak berbeda jauh dari pendapat Ustad Gipin. Terkait dengan

pemeliharaan kebersihan di ruang kantor guru, Ustazah Yulianah

34

Ibid. Ustad Abdullah Hudri 35

Op.cit. Ustad Gipin Gustopa

Page 89: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

72

menerangkan bahwa untuk ruang kerja guru ada OB yang

membersihkan lantai setiap harinya. Namun, walaupun karyawan

kebersihan sudah membersihkan ruangan pada pagi hari,

pemeliharaan terhadap kebersihan ruangan merupakan tanggung

jawab semua guru. Dengan kondisi ruang kerja yang bersih, rapi

dan nyaman akan dapat meningkatkan kinerja guru. Pengaruh dari

ruang kerja yang kotor terhadap kegiatan kependidikan yaitu

kegiatan belajar menjadi tidak nyaman, risih dan tidak fokus36

.

Kondisi ruang kerja yang bersih akan meningkatkan

konsentrasi dan fokus guru dalam mengajar dan melakukan

kegiatan kependidikan lainnya. Dampak negatif dari kondisi

ruangan yang kotor adalah kegiatan yang dilakukan menjadi tidak

fokus, tidak nyaman dan memungkinkan timbulnya penyakit.

Penanggung jawab dari setiap ruangan adalah individu yang

menggunakan ruangan tersebut yang akan digunakan untuk

berbagai kegiatan, seperti belajar, mengajar dan lain sebagainya.

c. Pengawasan

Untuk mencapai hasil optimal, setiap kegiatan yang melibatkan

santri sebaiknya dilakukan pengawasan dan pengontrolan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Ustad Hudri tentang pengawasan

dan pengontrolan kebersihan, yaitu:

Untuk pengontrolan dan pengawasan kegiatan

kebersihan di MTs Darul Muttaqien dilakukan secara berlapis.

Dimulai pengawasan dari kepala madrasah kepada waka

(wakil kepala madrasah), dan masing-masing waka menjadi

penanggung jawab satu gedung, pengawasan dari waka ke

guru piket, dari guru piket ke guru kelas dan terakhir

pengawasan guru kelas terhadap kegiatan piket santri.

Biasanya kepala madrasah dan bagian waka memberikan

instruksi kepada guru-guru apabila kondisi ruang kelas masih

36

Hasil Wawancara dengan Ustadzah Yulianah, pada hari Sabtu 30 Oktober 2016, Pukul

09.40 WIB di ruang kepala madrasah MA

Page 90: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

73

kotor, maka diminta untuk membersihnnya terlebih dahulu

sebelum dimulai kegiatan KBM37

.

Pengontrolan biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum

masuk kelas. Penanggung jawab kebersihan ruang kelas adalah

santri yang mendapat jadwal piket. Kegiatan piket dilakukan

sebelum pukul 06.45 Wib, karena KBM dimulai pukul 06.50 Wib.

Guru piket dan wali kelas yang mengontrol kondisi ruangan

sebelum dimulai kegiatan KBM. Tujuannya agar ruang kelas yang

akan digunakan untuk kegiatan belajar dapat bersih, rapi dan

nyaman saat digunakan. Sehingga santri bisa lebih fokus dalam

belajar dan KBM dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil

yang optimal.

Pernyataan Bapak Rosyid selaku OB di MTs Darul Muttaqien

tentang pengawasan dari kepala madrasah khususnya sangat

mencontohkan nilai-nilai kebersihan kepada para karyawan.,

dengan menegur OB yang bermalas-malasan dalam melakukan

tugasnya dan memberikan teguran pada OB yang kurang disiplin

dalam bekerja.

3. Gerakan Bersama

a. Kerjasama

Kerjasama warga MTs Darul Muttaqien dilakukan dengan

adanya kesadaran masing-masing individu terhadap kebersihan,

baik lingkungan madrasah maupun asrama. Kesadaran terhadap

tanggung jawab masing-masing individu diterangkan oleh Ustad

Hudri, bahwa :

Setiap tempat atau area yang ada di lingkungan

pesantren Darul Muttaqien termasuk MTs Darul Muttaqien

dan asrama santri, sudah ada penanggung jawab

kebersihannya. Karena di pesantren Darul Muttaqien ini tidak

ada lahan yang tidak ada penanggung jawabnya. Seperti OB

37

Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah Hudri pada hari minggu, 30 oktober 2016

pukul 10.23 WIB

Page 91: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

74

yang bertugas di wilayah-wilayah sekolah, dan untuk daerah

umum seperti jalan dan lapangan, yang bertanggung jawab itu

bagian RTP (Rumas Tangga Pesantren) adalah karyawan

pesantren . Hitungannya satu orang OB memegang dua

gedung yang dikontrol pada bagian depan, belakang dan

samping gedung38

Adanya penanggung jawab setiap tempat di pesantren Darul

Muttaqien ini menjadi salah satu strategi pesantren dalam

melakukan pemeliharaan dan pembiasaan berperilaku dan hidup

bersih. Karena dengan memberikan tanggung jawab terhadap

masing-masing individu, khususnya santri dapat menjadikan

tanggung jawab itu sebagai proses pembiasaan mereka dalam

meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Setiap warga

pesantren tentunya saling bekerjasama menjaga lingkungannya.

Seperti guru yang banyak memberikan arahan, contoh teladan, dan

bimbingan kepada santrinya.

Tidak jauh berbeda dari pendapat Ustad Hudri, menurut

pendapat Ustadzah Yulianah sebagai berikut :

Dengan adanya kontroling dari guru masalah kebersihan itu

merupakan bentuk kerjasama warga sekolah dalam

membentuk budaya hidup bersih. Biasanya divisi pendidikan

juga keliling sekolah untuk mengecek kebersihan lingkungan

sekolah. Wakasek bidang pendidikan juga keliling untuk

mengontrol kebersihan kelas. Sedangkan untuk wilayah

halaman dan jalanan yang ada di sekitar madrasah yang

membersihkan itu OB, namun untuk menjaga agar tetap bersih

adalah tanggung jawab santri39

Dengan diadakannya kegiatan kebersihan yang dilakukan oleh

seluruh warga pesantren, seperti kegiatan tahunan (muharram) dan

Tanziful amm. Karena pada kegiatan ini bagian OPDM, wali kelas

dan wali asrama ikut mengarahkan, membimbing, mengontrol dan

38

Ibid. Ustad Abdullah Hudri 39

Op.cit. Ustadzah Yuliana

Page 92: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

75

mengawasi kegiatan40

. Kegiatan ini yang dapat membangun

kerjasama antar warga pesantren dalam upaya pembentukan budaya

bersih melalui pembiasaan hidup bersih sehari-hari dengan cara

bekerja sama. Karena dilakukan oleh seluruh komponen pesantren

melalui gerakan bersama untuk membersihkan daerah-daerah yang

kotor. Gerakan bersama yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan

ini yang menjadi salah satu strategi madrasah dalam pembentukan

budaya bersih.

Dalam pelaksanaan kegiatan kebersihan, peran guru lebih

kepada pengontrolan dan pengawasan. Kegiatan bersih-bersih

dilakukan oleh seluruh santri dengan diarahkan dan dibimbing oleh

guru masing-masing41

. Kegiatan kebersihan yang ada di pesantren

Darul Muttaqien dilakukan dengan adanya kerjasama antar

komponen pesantren dan kesadaran dari individu masing-masing

dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Peran guru sangat besar

dalam kelancaran kegiatan kebersihan, karena jika santri dibiarkan

melakukan kegiatan sendiri tanpa ada arahan dan bimbingan tentu

mereka akan bingung dan menjadi tidak terarah. Untuk itu santri

perlu diberikan arahan dan bimbingan oleh guru-guru agar

pelaksanaan kegiatan berjalan dengan lancar.

Menurut Ustad Imron, terciptanya lingkungan yang bersih

dipengaruhi oleh beberapa faktor dibawah ini:

Faktor utama berasal dari sumber daya manusia (SDM)

sebagai pelaku dari kegiatannya. Pola perilaku bersih,

pengarahan dari guru, bagaimana pengelolaan sampah

diturunkan melalui kegiatan piket sehari-hari. Seperti piket

kelas dan piket asrama yang semuanya saling terlibat sehingga

berkaitan dengan saling menjaga dan mengingatkan.

Karyawan kebersihan yang biasanya bertugas untuk

melakukan finishing mulai dari pengangkutan sampah,

pemilahan, penertiban, pembakaran semua itu dilakukan oleh

karyawan. Jadi yang bertanggung jawab terhadap kebersihan

40

Hasil Wawacara dengan Ustad Gipin Gutopa, pada hari minggu tanggal 30 Oktober

2016 pukul 08.34 WIB di ruang Kepala Madrasah MA Darul Muttaqien 41

Op.cit. Ustad Abdullah Hudri

Page 93: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

76

adalah semua warga yang ada di lingkugan madrasah dan

pesantren, karena semua punya tanggung jawabnya masing-

masing. Bahkan sampai guru-guru pun kalau berjalan dan

melihat ada sampah dan belum ada yang melihat sampah

tersebut, maka akan diambil sendiri dan dibersihkan sendiri.

Secara moril semuanya melakukan dan untuk kebijakannya

siapapun yang melihat tempat itu kotor maka akan segera

dibersihkan. Bahkan jika kondisi kelas belum bersih dan

belum memungkinkan untuk memulai KBM maka kegiatan

akan ditunda42

.

Adanya kerjasama dan kesadaran dari seluruh komponen

madrasah merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk

budaya bersih di MTs Darul Muttaqien. Karena setiap individu

memiliki dan menyadari akan tanggung jawabnya masing-masing.

maka untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan asri

akan mudah dibentuk melalui kegiatan sehari-hari dan penanaman

nilai-nilai kebersihan. Menurut hasil wawancara peneliti dengan

Bapak Rosyid, “sebenarnya OB hanya melakukan perintah dan

tugas. Namun untuk pemeliharaannya seluruh warga madrasah ikut

terlibat. Meskipun terkadang masih ada beberapa santri yang perlu

diingatkan, karena masih kurang peduli terhadap kebersihan43

.

Adanya pengarahan dan pengawasan bagi santri dalam menjaga

lingkungan sangat perlu dilakukan, agar santri terbiasa dengan

perilaku hidup bersih dan senantiasa mencintai dan menjaga

lingkungannya.

4. Lingkungan Fisik

a. Kondisi Lahan

MTs Darul Muttaqien memiliki lokasi yang cukup strategis,

dapat dijangkau dengan mudah, sehingga orang mudah untuk

menemukan lokasi MTs Darul Muttaqien. Dapat dikatakan strategis

42

Hasil wawancara dengan Ustad Imron Wachidi. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul

09.43 WIB di ruang kepala madrasah MTs 43

Hasil wawancara dengan Bapak Rosyid. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul 10.05

WIB di ruang kepala madrasah MTs

Page 94: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

77

karena lokasi madrasah tidak langsung berhadapan dengan jalan

raya, sehingga kondisi madrasah tetap kondusif. Selain itu luas

wilayah pesantren Darul Muttaqien mencapai 12 ha,

menggambarkan bahwa pesantren memiliki lahan yang luas.

Sebagian besar bangunan yang ada di pesantren Darul Muttaqien

berbentuk memanjang dan jarang sekali ada bangunan bertingkat,

hal ini merupakan salah satu strategi pesantren agar memudahkan

dalam pemeliharaan dan mudah untuk di bersihkan. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Ustad Hudri bahwa:

Pesantren masih memiliki banyak space lahan, kondisi

bangunan masih bisa menunjang terhadap pola kebersihan,

karena bangunan tidak bertingkat. Walaupun ada bangunan

bertingkat dua itu merupakan bantuan dari pemerintah dalam

bentuk bangunan. Karena akan menyulitkan untuk

membersihkan bangunan yang bertingkat. Hal ini termasuk

dalam salah satu peluang pesantren dan dimanfaatkan untuk

menjaga kebersihan dan kerapihan setiap bangunan yang

ada44

.

Dengan tersedianya lahan yang dapat digunakan untuk

berbagai kegiatan, lingkungan sekitar madrasah juga banyak

ditanami berbagai macam tumbuhan. Seperti pohon jati, pohon

manga dan lain-lain. banyaknya pohon yang ada di sekitar madrasah

dan asrama yang membuat area menjadi asri, rindang, sejuk dan

nyaman. Didukung dengan jarang ada bangunan yang tidak

bertingkat, hal ini menjadikan madrasah dan pesantren lebih mudah

dibersihkan.

b. Perlengkapan Kebersihan

Dalam upaya membentuk budaya bersih di lingkungan

pesantren khsususnya madrasah, perlu didukung dengan tersedianya

sarana dan prasarana serta alat-alat yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan kegiatan. Untuk itu pihak madrasah baiknnya telah

menyiapkan beberapa alat kebersihan yang diperlukan untuk

44

Ibid. Ustad Abdullah Hudri

Page 95: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

78

membiasakan santri hidup dan berperilaku bersih dan menunjang

kegiatan kebersihan agar berjalan dengan baik. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ustad Hudri bahwa :

Sebenarnya alat-alat kebersihan kelas dan asrama

sudah menunjang menurut standar. Karena dikelas sudah

tersedia sapu, pengki dan alat pel. Untuk penyediaan alat-alat

dalam kelas memang kurang lengkap dan belum maksimal

Namun, untuk perlengkapan kebersihan khusus OB itu sudah

lengkap dan sudah menunjang dalam pembentukan budaya

bersih. Hanya masalah perawatan alat-alat kebersihan yang

masih kurang diperhatikan oleh anak-anak santri. Dalam

mengatasi masalah pemeliharaan dan perawatan terhadap

perlengkapan kebersihan, untuk itu pihak madrasah melakukan

kebijakan dengan membagikan alat-alat kebersihan yang

biasanya dibagikan hanya satu kali dalam setahun, untuk tahun

ini bertambah menjadi dua kali dalam setahun. Namun, jika

masih ada kerusakan atau kehilangan dibebankan pada uang

kas kelas untuk membeli peralatan kebersihan dibimbing oleh

wali kelas45

.

Perlengkapan kebersihan di MTs Darul Muttaqien pada

dasarnya sudah menunjang dalam melakukan kegiatan piket di

dalam kelas, hanya saja kurangnya perawatan dan pemeliharaan

perlengkapan kebersihan di putra menjadi salah satu kendala yang

menyebabkan alat-alat perlu sering diganti akibat kehilangan dan

kerusakan. Menurut Bapak Rosyid perlengkapan kebersihan di Mts

Darul Muttaqien dapat dikatakan sudah menunjang, dibuktikan

dengan banyaknya tempat pembuangan sampah dan pengambilan

sampah yang sudah terjdwal pada pagi, siang dan sore hari46

.

Menurut hasil wawancara peneliti dengan Ustad Imron, beliau

menerangkan bahwa:

Perlengkapan kebersihan di MTs Darul Muttaqien sudah

menunjang dalam kegiatan kebersihan. Dengan tersedianya

tempat sampah, tempat pembuangan akhir sampah, alat

pengangkut sampah, alat-alat kebersihan sampai saat ini sudah

memenuhi. Karena alat-alat kebersihan baik di asrama maupun

45

Ibid. Ustad Abdullah Hudri 46

Hasil wawancara dengan Bapak Rosyid. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul 10.15

WIB di ruang kepala madrasah MTs

Page 96: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

79

dikelas selalu ada. Dengan tersedianya banyak tempat sampah

yang hampir ada di setiap halaman ruangan. Sehingga semua

orang tidak akan merasa kesulitan untuk membuang sampah.

Karena memang sudah tersedia di berbagai tempat. Untuk

perawatan terhadap alat-alat kebersihan terdapat beberapa

kendala, namun sampai sejauh ini tetap terpelihara47

.

Telah tersedianya banyak tempat, adanya tempat pembuangan

sampah yang ada di tanah wakaf, adanya kegiatan pengelolaan

sampah, alat pengangkut sampah dan alat-alat kebersihan baik

untuk santri atau OB di MTs Darul Muttaqien dapat dikatakan

sudah menunjang. Karena alat-alat yang diperlukan sudah tersedia

dengan baik, sehingga sangat membantu dalam pemeliharaan

lingkungan dan pembentukan budaya hidup bersih sehari-hari.

5. Kekuatan dan Kelemahan

a. Kekuatan

Dari hasil wawancara dengan Ustad Hudri, kekuatan yang

dimiliki pesantren dalam pembentukan budaya bersih dan

pembiasaan perilaku hidup bersih ini adalah dengan:

Pesantren masih memiliki banyak space lahan, kondisi

bangunan masih bisa menunjang terhadap pola kebersihan,

karena bangunan tidak bertingkat, walaupun ada bangunan

bertingkat dua itu merupakan bantuan dari pemerintah dalam

bentuk bangunan. Karena pada pengelolaan terhadap

kebersihannya bangunan bertingkat akan menyulitkan untuk

dibersihkan. Hal ini termasuk dalam salah satu kekuatan

pesantren yang dimanfaatkan untuk menjaga kebersihan dan

kerapihan setiap bangunan yang ada. Beberapa waktu bapak

pimpinan memperluas area pesantren dengan membeli lahan

atau tanah yang ada di sekitar wilayah Jabon, bapak pimpinan

berharap agar lingkungan pesantren tetap terlihat asri. Banyak

wali santri yang membantu dengan cara pesantren menyusun

beberapa proposal yang diajukan untuk pengadaan sesuatu

yang dapat menunjang kebersihan, seperti: bantuan sarpras

untuk menjaga alat-alat menjaga kebersihan kelas (lemari),

pembersihan selokan, pemberian besi-besi penjaga agar santri

47

Hasil wawancara dengan Ustad Imron Wachidi. Hari Sabtu 19 November 2016, Pukul

10.11 WIB di ruang kepala madrasah MTs

Page 97: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

80

aman dan tidak terjatuh ke dalam selokan. Adanya seminar

kebersihan, disiplin, kesehatan yang diadakan setiap tahun

dengan waktu yang fluktuatif (tidak tetap)48

Keteladanan dari para guru, pimpinan dan konsistensi

para penegak disiplin itu sendiri. Apabila ada yang kotor maka

akan diberi sanksi bagi para pelanggar kebersihan, juga adanya

konsistensi dalam pemberian arahan, keteladanan, dan

kepedulian guru dalam menjaga kebersihan. Konsistensi para

pengelola madrasah untuk mengarahkan guru dan santri untuk

tetap bersih sangat berpengaruh pada guru dan santri49

Banyaknya space lahan yang dimiliki oleh pesantren menjadi

kekuatan pesantren dalam melakukan upaya pembentukan budaya

bersih yang lebih efektif. Karena dengan banyaknya lahan yang

masih kosong, dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, seperti

melakukan penanaman pohon-pohon yang dapat menjadikan

lingkungan pesantren menjadi lebih asri dan terhindar dari banjir

dan musibah alam lainnya dan bisa dimanfaatkan untuk

pembangunan berkelanjutan.

Kekuatan dalam pembentukan dan pembiasaan budaya bersih

di MTs Darul Muttaqien berasal dari keteladanan yang kuat dari

bapak pimpinan, kepala madrasah dan guru. Selain kuat dalam

memberikan keteladanan para pendidik ini pun bersifat konsisten

dalam memberikan arahan dan nasihat kepada santrinya. Selain itu,

MTs Darul Muttaqien juga pernah menjuarai lomba sekolah bersih

tingkat provinsi se-Jawa Barat pada tahun 2013, hal ini mendukung

budaya hidup bersih memang sudah ada di Mts Darul Muttaqien

dan area pesantren Darul Muttaqien Parung – Bogor dan lomba-

lomba kebersihan juga sering diadakan oleh pihak pengurus santri

yaitu OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien) untuk menilai

kebersihan kelas, kebersihan lingkungan asrama dan lemari santri

yang diadakan pada 3 bulan sekali. Terkadang pihak pesantren juga

48

Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah Hudri, hari minggu, 30 oktober 2016 pukul

10.42 WIB di ruang kepala madrasah MA Darul Muttaqien 49

Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah Hudri, hari minggu, 30 oktober 2016 pukul

10.45 WIB di ruang kepala madrasah MA Darul Muttaqien

Page 98: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

81

mengadakan seminar terkait dengan kebersihan, kesehatan, dan lain

sebagainya. Kegiatan ini biasa dilakukan setahun 2 kali setiap

perayaan hari raya islam.

b. Kelemahan

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Ustad Hudri,

kelemahan madrasah dalam pembentukan dan pembiasaan budaya

bersih sebagai berikut:

Apabila dilihat dari tingkat kepedulian santri putra dalam

melakukan pemeliharaan terhadap alat-alat kebersihan yang ada di

kelas itu masih lemah, sehingga seringkali kondisi kelas kotor

karena tidak ada alat-alat kebersihannya dan mengganggu pada

kegiatan KBM. Belum layaknya ruang guru putra, karena dalam

suatu ruangan dengan kapasitas guru yang berlebihan sehingga

menyebabkan ketidaksesuaian antara luas ruangan dan jumlah

kapasitas guru menjadikan ruang guru kurang rapi. Termasuk

diruang makan guru putra, karena ruangannya belum mencukupi

dan kurang memadai. Berbeda dengan ruang makan guru putri yang

sejauh ini sudah terfasilitasi dengan baik. kelemahan kebersihan

lainnya terjadi pada setiap saat momen wali santri datang

menjenguk, tingkat kebersihan pesantren menjadi berkurang.

Karena banyak wali santri yang tidak sama pola kebersihannya.

Namun pihak pesantren dan madrasah tetap membiasakan anak-

anak untuk peduli terhadap kebersihan lingkungannya, dengan

bertanggung jawab terhadap sampah yang ada di sekitarnya50

Kelemahan madrasah dalam membentuk budaya bersih berada

pada kurangnya kesadaran santri dalam merawat dan menjaga alat-

alat kebersihan yang menyebabkan kelas menjadi kotor, karena

tidak ada alat-alat untuk membersihkannya. Alat-alat kebersihan

yang sering hilang dan rusak, karena kurangnya perawatan dari

santri. Kelamahan lainnya terletak pada masih banyaknya wali

santri yang membuang sampah sembarangan saat menjenguk anak-

anaknya, hal ini menjadikan lingkungan pesantren seperti area

masjid dan lapangan serta jalan umum pesantren manjadi kotor

karena terdapat banyak sampah, namun disamping itu pesantren

50

Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah Hudri pada hari minggu, 30 oktober 2016

pukul 10.05 WIB

Page 99: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

82

telah menerapkan disiplin bagi santrinya agar bertanggung jawab

terhadap sampah-sampah yang ditinggalkan.

Ketidaksesuaian antara luas ruang kerja dan jumlah guru yang

ada, hal ini menyebabkan kondisi ruangan kurang rapi dan kurang

kondusif. Walaupun pesantren memiliki banyak space lahan yang

luas untuk melakukan pembangunan terhadap ruang guru yang

overload, namun untuk melakukan pembangunan itu sendiri

memerlukan waktu yang tidak singkat dan biaya yang tidak sedikit,

sehingga perlu adanya perencanaan yang matang untuk melakukan

pembangunan tersebut. Pihak madrasah dan pesantren telah

melakukan beberapa upaya dalam mengatasi kelemahan tersebut,

berikut pernyataan Ustad Hudri:

Upaya yang dilakukan oleh madrasah dalam mengatasi

kelemahan yaitu dengan melakukan konsultasi dengan bagian

pesantren dan mengajukan beberapa proposal sarana dan

prasarana, seperti: rumah makan guru yang terpisah dari

sekolah dan pembuatan ruang khusus merokok untuk guru

laki-laki. Namun memang keinginan yang diajukan tidak bisa

langsung diadakan, karena proses pengadaannya memerlukan

waktu dan biaya yang tidak sedikit. Pembagian alat-alat

kebersihan yang biasanya dibagikan hanya satu kali dalam

setahun, untuk tahun ini bertambah menjadi dua kali dalam

setahun. Namun, jika masih ada kerusakan atau kehilangan

dibebankan pada uang kas kelas untuk membeli peralatan

kebersihan dibimbing oleh wali kelas51

.

Berbagai upaya telah dilakukan pihak madrasah kepada bagian

pusat pesantren, dengan mengajukan beberapa proposal untuk

pengadaan sarana dan prasana. Namun, jika pengadaan sarana

prasarana yang cukup besar, itu membutuhkan waktu yang tidak

sebentar dan proses pelaksanaannya pun tidak instan. Hal ini

dikarenakan perlu adanya kesesuaian tempat, waktu dan juga dana

yang mencukup dalam pengadaaan yang diajukan tersebut.

51

Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah Hudri, hari minggu, 30 oktober 2016 pukul

10.52 WIB di ruang kepala madrasah MA Darul Muttaqien

Page 100: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

83

6. Ancaman dan Peluang MTs Darul Muttaqien

a. Ancaman

Berbagai ancaman bagi madrasah dan pesantren yang dapat

mempengaruhi dalam membentuk budaya hidup bersih bagi warga

madrasah dan pesantren dapat diidentifikasi melalui studi

pendahuluan mengenai ancaman dan peluang madrasah. Berikut

informasi yang peneliti dapat dari hasil wawancara dengan Ustad

Hudri :

Salah satu ancaman yang terjadi terletak pada masalah

keterlibatan bisnis warga sekitar terhadap pesantren. Pihak

pesantren telah membangun lahan khusus untuk warga-warga

yang ingin berjualan, dengan sistem bagi hasil. Namun

permasalahan yang terjadi disebabkan warga merasa hasil

pendapatannya kurang menguntungkan, karena ditempatkan di

area khusus yang telah disiapkan oleh pihak pesantren yang

disebut MM (mini market) jika dibandingkan berjualan bebas

di area pesantren, termasuk area sekitar asrama dan sekolah52

.

Ancaman yang berasal dari warga sekitar pesantren yang ingin

berjualan di area bebas pesantren seperti pada area lapangan dan

arama santri, dimana hal tersebut dapat menyebabkan lingkungan

pesantren menjadi tidak kondusif, kotor dan berkurangnya tingkat

kedisiplinan santri serta kurangnya pemeliharaan terhadap

pengelolaan kebersihan pada lingkungan pesantren. Bahkan

terdapat dalam salah satu peraturannya, pesantren melarang bagi

semua warganya berjalan di area lahan yang ada tanamannya baik

itu tanaman hias atau rumput. Hal ini sebagai bentuk rasa

kepedulian warga pesantren dan madrasah terhadap makhluk hidup

lainnya juga untuk menjaga kelestarian dan kesuburan tanaman,

sehingga meminimalisir terjadinya kerusakan pada tanaman-

tanaman yang ada di sekitar pesantren dan madrasah53

.

52

Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah Hudri pada hari minggu, 30 oktober 2016

pukul 10.05 WIB 53

Hasil pengamatan kerjasama warga sekolah dalam memelihara lingkungan di MTs

Darul Muttaqien-Parung

Page 101: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

84

b. Peluang

Berdasarkan dari kekuatan yang dimiliki oleh madrasah dan

pesantren Darul Muttaqien, dapat diidentifikasi peluang yang dapat

membantu pesantren dalam mengembangkan madrasahnya, karena

pihak pesantren memiliki space lahan yang sangat luas, sehingga

dapat digunakan untuk pembangunan berkelanjutan sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan pesantren dan menjadikan lingkungan

pesantren MTs Darul Muttaqien lebih asri dan hijau. Lahan yang

luas apabila ditanami dengan berbagai macam tanaman dan

pepohonan, hal ini dapat mencegah musibah banjir di area pesantren

dan daerah sekitar pesantren, disebabkan pohon dan tanaman

banyak menyerap air dari dalam tanah.

Selain itu, peluang yang dapat dilakukan oleh pihak pesantren

berdasarkan dari analisis kekuatannya, dapat dilihat dari banyaknya

bantuan yang diberikan wali santri yang bekerja pada lembaga-

lembaga pemerintahan daerah, dimana hal ini dapat menguntung

pihak pesantren dalam upaya melakukan pengembangan sarana dan

prasarana. Seperti bantuan dalam bentuk material maupun non-

material, hal ini dapat membantu pesantren dalam menjalin

hubungan dengan mitra yang dapat membantu dalam pembangunan

berkelanjutan. .

Peluang yang ada dimanfaatkan dengan baik-baiknya oleh

pihak pesantren, guna menunjang dalam upaya pembangunan

berkelanjutan terhadap sarana dan prasarana pesantren, serta dapat

meningkatkan keamanaan bagi santri-santri. Sehingga pada saat

melakukan kegiatan santri lebih aman dan upaya pembentukan

budaya positif dapat dilakukan secara maksimal.

Page 102: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

85

7. Strategi Pembentukan Budaya Bersih MTs Darul Muttaqien

Pembentukan budaya bersih merupakan kegiatan yang harus

diperhatikan dan dilakukan oleh setiap sekolah dalam upaya

peningkatan mutu dan menunjang pada kegiatan kependidikan lainnya,

sehingga madrasah dapat mendayagunakan lingkungan secara efektif

dan efisien demi tercapainya hasil yang diinginkan. Dalam

pembentukan budaya bersih, terdapat beberapa langkah yang menjadi

faktor penting dalam membentuk budaya.

Beberapa upaya yang dilakukan madrasah dalam membentuk

budaya bersih di MTs Darul Muttaqien antara lain :

a. Penerapan Disiplin Kebersihan

Adanya disiplin bagi seluruh santri MTs Darul Muttaqien

sangat penting untuk ditegakkan agar terciptanya suasana dan iklim

sekolah yang kondusif. Untuk itu Ustad Abdullah Hudri selaku

kepala madrasah menetapkan disiplin kebersihan di MTs Darul

Muttaqien yang tertulis jelas di dalam tata tertib siswa di dalam

kelas, yang isinya antara lain:

1. Menjaga 5 K

a. Kebersihan

b. Ketertiban

c. Keindahan

d. Keamanan dan

e. Kenyamanan

2. Melaksanakan piket dengan baik

3. Menjaga dan memelihara perlengkapan kelas

4. Tidak mencorat-coret dinding, meja, kaca dan kursi kelas54

b. Keteladanan dan konsistensi dari bapak pimpinan, kepala madrasah

dan guru.

c. Kerjasama antar komponen madrasah. Seperti kepala madrasah yang

selalu memberi arahan dan mengingatkan guru-guru untuk selalu

54

Data Tata Tertib Siswa di dalam Kelas MTs Darul Muttaqien

Page 103: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

86

menjaga kebersihan. Sehingga guru dapat mengajarkan nilai-nilai

kebersihan dan mengarahkan santri untuk lebih peduli terhadap

kebersihan diri sendiri dan lingkungannya.

d. Kerjasama pihak pesantren dengan mitra luar, seperti : wali santri

yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintahan.

e. Lingkungan fisik yang mendukung dan tersedianya perlengkapan

kebersihan. Luasnya space lahan yang masih kosong dan

pemeliharaan terhadap alat-alat kebersihan yang digunakan.

Lingkungan yang bersih, asri, rapi dan nyaman dapat diwujudkan

melalui beberapa langkah-langkah yang saling berkesinambungan satu

sama lain. Perilaku dan budaya hidup bersih tidak akan ada jika tidak

dibiasakan melalui kegiatan sehari-hari dan tidak akan tercipta jika tidak

ada kerjasama antar komponen yang terlibat. Faktor terpenting adalah,

ada penggerak utama yang bisa dijadikan contoh teladan untuk seluruh

warga madrasah dan pesantren dalam perhatian dan kosnsietensinya

terhadap kebersihan. Lingkungan tidak akan menjadi bersih apabila

perlengkapan atau alat-alat untuk membersihkannya tidak ada. Dan

adanya peraturan serta sanksi hukum bagi pelanggar merupakan faktor

pendukung terciptanya budaya bersih di madrasah dan lingkungan

pesantren.

C. Temuan Penelitian

Dari hasil analisis dan deskripsi data di atas mengenai Strategi

pembentukan Budaya Bersih di MTs Darul Muttaqien, penulis

menemukan beberapa hasil penelitian antara lain :

1. Tidak adanya Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang

khusus untuk mendukung dalam upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Seperti untuk siswa; melaksananakan kegiatan

ekstrakurikuler bidang lingkungan hidup. Sedangkan bagi Pendidik/

guru diperlukannya pelatihan terhadap pengembangan kurikulum dan

kegiatan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup itu sendiri.

Page 104: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

87

2. Kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan, strategi,

metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara

aktif dalam pembelajaran PLH, seperti : cara belajar aktif yang

berfokus pada peserta didik antara lain : demonstrasi, diskusi, simulasi,

bermain peran, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming,

dialog, simposium, dan lain-lain. 3. Kurang optimalnya pemeliharaan terhadap alat-alat kebersihan yang

ada di dalam kelas putra. Hal ini dikarenakan santri putra sering

menjadikan sapu dan kain pel untuk bermain, sehingga menyebabkan

alat-alat kebersihan menjadi patah dan tidak bisa digunakan kembali

serta penyimpanan alat-alat kebersihan yang kurang rapi yang

menyebabkan alat-alat kebersihan menjadi rusak, yang menyebabkan

kelas menjadi kotor disebabkan tidak ada alat-alat kebersihannya.

Sehingga kegiatan belajar-mengajar (KBM) menjadi terganggu dan

kurang kondusif.

4. Dari keempat komponen dasar dan standar sekolah peduli dan

berwawasan lingkungan, sedikitnya terdapat dua point yang belum

direalisasikan oleh madrasah dan pesantren Darul Muttaqien hal

tersebut adalah komponen pada standar kebijakan berwawasan

lingkungan dan pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan. Dalam

praktiknya, kebijakan madrasah dan materi belajar terkait dengan

pendidikan lingkungan hidup belum maksimal, karena sistem pada

MTs Darul Muttaqien mengikuti sistem pesantren maka materi belajar

yang diberikan pun lebih banyak materi keagamaan.

Page 105: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya, penulis dapat

mengambil kesimpulan tentang Strategi Pembentukan Budaya Bersih di

MTs Darul Muttaqien Parung – Bogor sudah cukup baik, dimana

prosedur pelaksanaannya meliputi : keteladanan dan konsistensi, gerakan

bersama seluruh warga madrasah, kegiatan kebersihan, pengawasan,

kerjasama dengan pihak lain (mitra), adanya kegiatan seminar atau

workshop terkait kebersihan, dan tersedianya lingkungan fisik yang

mendukung. Hampir seluruh kegiatan kebersihan di MTs Darul Muttaqien

sudah dilaksanakan sesuai dengan komponen dan standar dari panduan

adiwiyata sekolah peduli berbudaya lingkungan yang merupakan program

kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam komponen dan standar dari sekolah peduli dan berbudaya

lingkungan ini, terdapat empat komponen dan standar sekolah adiwiyata.

Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, MTs Darul Muttaqien hanya

memenuhi dua dari empat komponen tersebut yaitu: terletak pada

kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana

pendukung ramah lingkungan. Sedangkan pada dua komponen lainnya,

MTs Darul Muttaqien belum mengimplementasikan komponen tersebut,

yaitu : kebijakan berwawasan lingkungan dan pelaksanaan kurikulum

berbasis lingkungan. Budaya hidup bersih yang ada di MTs Darul

Muttaqien sangat dipengaruhi dari keteladanan dan konsistensi serta

pengawasan dari bapak pimpinan pesantren, yaitu : KH. Mad Rodja, dan

sikapnya ini diikuti dan banyak ditiru oleh para kepala madrasah dan

guru-guru, didukung pula dengan adanya pengawasan kebersihan, adanya

kegiatan partisipatif, seperti: adanya piket kelas, piket mingguan dan piket

tahunan dan penghijauan, adanya seminar atau workshop terkiat dengan

Page 106: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

89

kebersihan dan pendidikan lingkungan hidup bersih, dan didukung

dengan adanya banyaknya lahan yang dimiliki oleh pihak pesantren,

menjadikan kawasan madrasah dan pesantren ini menjadi asri dan hijau.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat, maka penulis dapat

memberikan saran kepada MTs Darul Muttaqien dalam pembentukan

budaya bersih, yakni sebagai berikut :

1. Dalam upaya pembentukan budaya bersih, sebaiknya madrasah

menjadikan pendidikan lingkungan hidup sebagai salah satu kurikulum

pesantren. Dengan merencakan visi, misi dan tujuan yang jelas yang

dapat mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan

penerapan budaya hidup bersih. Sebaiknya kepala madrasah mulai

memberikan kebijakan, seperti: menjaga dan merawat kelestarian

tanaman, memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya dan

tidak boros dan lain sebagainya.

2. Kepala madrasah hendaknya memberikan pelatihan-pelatihan terkait

dengan pendidikan lingkungan hidup kepada para guru, agar guru

dapat memahami tentang PLH itu sendiri dan dapat

mengembangkannya ke dalam mata pelajaran yang diberikan baik di

dalam maupun di luar kelas serta guru mampu menerapkannya ke

dalam strategi, metode dan pendekatan pembelajaran kepada santri.

Dengan melakukan demonstasi, bermain peran, diskusi, studi kasus,

dan lain sebagainya 3. Sebaiknya pihak pesantren mulai melakukan perbaikan dan pemugaran

terhadap bangunan-bangunan yang harus diperbaiki, misalnya seperti

ruang guru yang jumlah kapasitas guru dan luas ruangan tidak sesuai.

Hal ini menyebabkan banyak hambatan pada guru dalam menjaga

kerapian ruang kerjanya sendiri, dengan memanfaatkan banyaknya

space lahan yang dimiliki pesantren.

4. Sebaiknya wali kelas lebih teliti dalam mengawasi santri putra dalam

hal perawatan dan pemeliharaan alat-alat kebersihan. Dengan

Page 107: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

90

mengontrol dan mengawasi pada saat kegiatan piket berlangsung, dan

bekerja sama dengan guru piket untuk mengawasi santri putra apabila

saat jam pelajaran ada guru yang tidak hadir.

5. Sebaiknya pihak pesantren memberikan pengertian terkait dengan

kebersihan lingkungan terhadap wali santri yang datang menjenguk,

atau dengan menempel peraturan terkait kebersihan pada tempat-

tempat yang biasa menjadi tempat menjenguk santri. Agar wali santri

yang datang dapat membaca dan mengerti aturan tersebut.

6. Membicarakan secara baik-baik dengan warga sekitar pesantren yang

berdagang di area kantin, agar lebih menerima peraturan yang telah

ditetapkan oleh pesantren.

Page 108: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

91

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Afiff, Faisal dan Ismeth Abdullah (eds), Manajemen Strategik Keorganisasian Publik,

(Bandung: PT. Refika Aditama, 2010)

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta :

PT Rineka Cipta, 2013

Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: Quantum Teaching, 2006.

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.

Kurniadin, Didin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip

Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012)

Mardi Hartanto, Frans. Paradigma Baru Manajemen Indonesia. Bandung: PT

Mizan Pustaka, 2009.

Muhaimin, Membangun Kecerdasan Ekologis: Model Pendidikan untuk

Meningkatkan Kompetensi Ekologis. Bandung: Alfabeta, 2015.

Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan, Teori, Kebijakan dan Praktik. Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015

Rochaety, Ety, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2008.

Sofyan, Iban. Manajemen Strategi (Teknik Penyusunan serta Penerapannya untuk

Pemerintah dan Usaha). Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.

Solihin, Ismail. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga, 2012.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif

dan R&A. Bandung: Alfabeta, Cet. I, 2006.

Syani, Abdul. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2012.

Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010

Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012.

Page 109: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

92

Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gitamedia Press.

Ujan, Andre Ata, dkk. Multikulturalisme Belajar Hidup Bersama dalam

Perbedaan. Jakarta: PT Indeks, 2011.

Warsito, Antropologi Budaya. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015.

AL- QUR’AN

Al-Quran. Surat Al-Baqarah, ayat : 222

SKIRPSI

Devi Dwi Wahyuni, Pendidikan Karakter melalui Penanaman Sikap Peduli

Lingkungan pada Siswa SMP Negeri 1 Rawalo Kecamatan Rawalo

Kabupaten Banyumas, skripsi di Institut Agama Islam Purwokerto. 2016

Yunia Nur’Aini, Kultur Sekolah Dalam Membentuk Karakter Siswa di SMA 1

Jetis Bantul, skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta. 2013

JURNAL

Aditya Purbantara, Survey Kebersihan Pribadi Siswa SDN dalam wilayah

pedesaan dan perkotaan di kabupaten semarang tahun ajaran 2012/2013,

www.journal.unnes.ac.id

Amirul Mukminin Al-Anwari, Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan

di Sekolah Adiwiyata Mandiri, jurnal di IAIN Sulthan Thahah Saifuddin

Jambi. 2014

Jejen Musfah, Empat Sekolah-Satu Pemenang, tanggal post: 15 juni 2016, pukul.

06.11 (jejen.lec.uinjkt.ac.id)

https://www.academia.edu/12162160/STRATEGI_PEMBENTUKAN_KARAKTER_PEDULI_LI

NGKUNGAN_DI_SEKOLAH_ADIWIYATA_MANDIRI

https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

UNDANG-UNDANG

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 2 tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Page 110: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Lampiran Foto

Gedung Sekolah MTs Darul Muttaqien

Ruang Kelas dan Laboratorium

Ruang Kepala Sekolah dan Ruang Guru

Page 111: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Kamar Mandi MTs Darul Muttaqien

Alat Kebersihan Petugas Kebersihan

Page 112: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Lingkungan Asrama

Kegiatan Bersih-bersih Santri

Page 113: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

TATA TERTIB SISWA MTs DARUL MUTTAQIEN

I. Tata Tertib Siswa terhadap Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

1. Menjaga sopan santun dan berprilaku baik terhadap pendidik dan tenaga

kependidikan

2. Taat dan patuh kepada pendidik dan tenaga kependidikan

3. Mengikuti rangkaian kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan baik

4. Menerima dengan ikhlas perbaikan, saran dan nasehat dari pendidik dan

tenaga kependidikan

II. Tata Tertib Siswa di dalam Kelas

1. Menjaga 5 K

a. Kebersihan

b. Ketertiban

c. Keindahan

d. Keamanan dan

e. Kenyamanan

2. Melaksanakan piket dengan baik

3. Menjaga dan memelihara perlengkapan kelas

4. Tidak mencorat-coret dinding, meja, kaca dan kursi kelas

III. Tata Tertib Umum Siswa

1. Hadir di kelas tepat waktu

2. Berseragam resmi dan rapi sesuai dengan ketentuan pesantren

3. Berpenampilan rapi dan sopan

4. Siswa membawa perlengkapan belajar

5. Siswa tidak diperkenankan keluar kelas selama jam pelajaran berlangsung

6. Siswa tidak diperkenankan menemui tamu selama jam pelajaran

berlangsung

7. Siswa yang tidak masuk kelas wajib meminta izin tertulis dari Wali

Kelas/Wali Asrama (Tasrih)

Page 114: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

8. Siswa tidak diperkenankan membawa alat-alat elektronik

IV. Pelanggaran dan Sangsi

A. Pelanggaran

1. Pelanggaran Ringan

a. Terlambat atau tidak mengikuti upacara tanpa alas an yang jelas

b. Membuang sampah atau meludah di sembarang tempat

c. Menaruh barang atau peralatan pribadi atau milik sekolah tidak

pada tempatnya

d. Menggunakan barang bukan milik sendiri tanpa seizin pemiliknya

e. Mengucapkan kalimat/kata-kata atau aksi kotor, bercanda melewati

batas

f. Makan dan minum di dalam ruang kelas

g. Berpenampilan tidak rapi dan sopan (berambut panjang bagi putra,

berpakaian kotor, berpakaian tidak kekecilan, dan berkuku

panjang)

h. Membuat keributan di dalam kelas

i. Memakai seragam sekolah/accessories yang tidak sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah

j. Tidak membawa perlengkapan peralatan belajar

k. Terlambat datang ke kelas

l. Tidak melaksanakan instruksi pendidik dan tenaga kependidikan

m. Tidak melaksanakan tugas piket

n. Tidak berbahasa resmi

o. Masuk ruangan kelas/kantor tanpa izin dan salam

2. Pelanggaran Sedang

a. Membawa barang elektronik yang tidak diperkenankan

Page 115: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

b. Keluar masuk kelas selain pintu

c. Menempelkan/menuliskan sesuatu tidak pada tempatnya

d. Memindahkan dan mengubah alat sekolah tanpa izin

e. Menggunakan fasilitas sekolah tanpa izin

f. Tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas selama 2 hari berturut-

turut

g. Menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya

h. Berada di asrama ketika berlangsungnya KBM kecuali sakit

i. Meninggalkan pelajaran dengan sikap yang tidak terpuji

j. Mengotori/merusak peralatan atau inventaris sekolah

k. Memalsukan tanda tangan dan atau menyalahgunakan stempel

l. Melindungi teman yang berbuat salah

m. Melakukan sesuatu yang dapat merusak nama baik sekolah

n. Berbohong atau membuat pernyataan palsu

3. Pelanggaran Berat

a. Berdua-duaan bukan dengan mahromnya baik di dalam maupun di luar

kelas

b. Menyontek/memberi contekan ketika ulangan

c. Berkelahi dan atau menantang perkelahian dengan pihak manapun

d. Memfitnah, menipu dan menghasut seseorang atau kelompok

e. Mencuri atau mengambil barang milik orang lain

f. Menghina atau merendahkan martabat sesama teman, pendidik, tenaga

kependidikan dan pimpinan pesantren

g. Bersikap mengganggu atau mengancam baik secara lisan, gerakan dan

tulisan

h. Mengubah, merusak, memalsukan raport atau dokumen lain

B. Sangsi

1. Pelanggaran Ringan

a) Teguran ditempat

Page 116: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

b) Sanksi ditempat

c) Sanksi administrasi

2. Pelanggaran Sedang

a) Teguran ditempat

b) Sangki ditempat sesuai dengan tingkat pelanggaran

c) Bakti sosial (life skill)

d) Pemberitahuan kepada wali kelas untuk dibina lebih lanjut

e) Sanksi akan ditentukan dalam sidang tertutup

3. Pelanggaran Berat

a) membuat surat pernyataan dan diberitahukan kepada orang tua

b) pemberitahuan kepada orang tua

c) pemanggilan orang tua

d) skorsing

e) hukuman akan ditentukan dalam sidang terbuka

Page 117: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Data Kependidikan dan Non Kependidikan

MTs Darul Muttaqien Tahun Pelajaran 2016 / 2017

No Nama Pendidik

an

Jurusa

n

M

Mulai

Tugas

Jabat

an

S

Status

Kepega

waian

Tugas

Mengajar Kls

1 Abdullah Hudri,

S. S, M.Pd S2

Sastra

Arab

1 Juli

2003

Kepal

a

sekola

h

GTY Bahasa

Arab 9

2 Abdul Hasan, M.Pd S2

Pendid

ikan

Islam

1 Juli

1997

Wakil

kamad GTY Qurdis 9

3 H. Sunardi, S. Ag S1 Agama 1 Juli

1989 Guru GTY

Akidah

Ahlak 7

4 H. Turkamun,

S. Ag S1 Agama

1 Juli

1993 Guru GTY Qurdis 8

5 Rina Mufidah

Hidayah, S. Pd S1

Pendid

ikan

1 Juli

1994 Guru GTY

Matematik

a 9

6 Siti Nurjalilah,

S. HI S1 Hukum

1 Juli

1995 Guru GTY Fikih 7

7 Sa’diyah, S. Pd. I S1 Pendid

ikan

1 Juli

1996 Guru GTY

Akidah

Ahlak 8

8 Imron Rosadi, SE S1 Ekono

mi

1 Juli

1993 Guru GTY IPS 9

9 Heri Hasary,

S. Pd. I S1

Pendid

ikan

1 Juli

1997

Wakil

kamad GTY Akidah 9

10 Eko Susanto, S. H S1 Pendid 1 Juli Guru GTY IPS 8

Page 118: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

ikan 2013

11 H.Ahmad Hidayat,

Lc S1 Agama

1 Juli

2004 Guru GTY

Bahasa

Arab 8

12 Ummi Syukriyah,

S. Pd. S1

Pendid

ikan

1 Juli

2005 Guru GTY

Bahasa

Indonesia 9

13 Endang Sri Utami,

S. P S1

Perika

nan

1 Juli

2005 Guru GTY IPA 9

14 Lina Budiana, ST,

M.Pd S2 Teknik

1 Juli

2007 Guru GTY TIK 8

15 Samuji, S. Pd. I S1 Pendid

ikan

1 Juli

1997 Guru GTY Penjaskes 8

16 Budi Sulistyono,

S. Pd. I S1

Pendid

ikan

1 Juli

1997 Guru GTY

Bahasa

Arab 7

17 Marjulianto, S. Pd. S1 Pendid

ikan

1 Juli

1994 Guru GTY IPA 7

18 Misbahun, S. Pd. S1 Pendid

ikan

1 Juli

2002 Guru GTY IPA 7

19 Darojat, S. Pd. I S1 Pendid

ikan

1 Juli

2005

Wakil

kamad GTY TIK 7

20 Aos Abdul Gaos,

S.E., M. Ud., M. A S2 Agama

1 Juli

2004 Guru GTY

Bahasa

Inggris 7

21 Komarudin, S. Pd. I S1 Pendid

ikan

1 Juli

1997 Guru GTY Fikih 8

22 Siti Tahwilah,

S. Pd. I S1

Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY Mutholaah 8

23 Salim RD, S. Sos. I S1 Sosial 1 Juli

1997 Guru GTY SKI 8

24 Iwan Bagja, S1 Social 1 Juli Guru GTY Fikih 9

Page 119: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

S. Sos. I 1997

25 Eka Irmawati,

S. Sos. I S1 Social

1 Juli

2013 Guru GTY BK 7/8

26 Nur Azizah,

S. Pd S1

Pendid

ikan

1 Juli

2012 Guru GTY

Bahasa

Inggris 9

27 Eko Prasetyo,

S. Pd. I S1

Pendid

ikan

1 Juli

2012 Guru GTY Tajwid 8

28 Triyadi Noviyanto,

S. Pd. I S1

Pendid

ikan

1 Juli

2012 Guru GTY

Bahasa

Arab 8

29

Nur Laela, S. Pd. I S1

Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY

Bahasa

Arab

7 &

9

30 Yusrita, S. Pd. I S1 Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY

Bahasa

Inggris 7

31 Maria Ulfah, S. Pd S1 Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY IPS 8

32 TB. Badra Soleh,

S. Ag S1 Agama

1 Juli

2013 Guru GTY SKI 7

33 Maisaroh, S. Pd S1 Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY IPS

7 &

8

34 Sandra Dewi, S. Pd S1 Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY IPA

8 &

9

35 Gipin Gustofa,

S. Pd. I S1

Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY SKI 9

36 Siti Hajar, S. Pd S1 Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY

matematik

a 7

37 Imron Wachidi,

S. Pd S1

Pendid

ikan

1 Juli

2001 Guru GTY

Bahasa

Inggris 8

Page 120: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

38 Sukiman, S. Pd. I S1 Pendid

ikan

1 Juli

1992 Guru GTY PKN 7

39 Abdullah Khotib

Nadhori, S. H.I S1 Hukum

1 Juli

2012 Guru GTY SBK 9

40 M. Mukhlis, S. S S1 Sastra

Arab

1 Juli

2011 Guru GTY PLH 8

41 Iis Sumiyati, S. Pd. I S1 Pendid

ikan

1 Juli

2014 Guru GTY Qurdis 7

42 Devia Kusmawati

Afrina, S. Si S1

Scienc

e

1 Juli

2014 Guru GTY MTK 8&9

43 Wiwiyanti S1 - 1 Juli

2013 Guru GTY

B.Indonesi

a 7

44 Farah Ramadhan, S.

Sos. S1

Komun

ikasi

1 Juli

2013 Guru GTY MTK 7&8

45 Dede Hafsah,

S. Pd. I S1

Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY

Bahasa

Indonesia 7&8

46 Nia Aulia, S.Pd S1 Pendid

ikan

1 Juli

2014 Guru GTY MTK 7

47 Ririn Meliani,

S. Pd. S1

Pendid

ikan

1 Juli

2013 Guru GTY

Bahasa

Indonesia 7&8

48 Qathrunnada,

S. Pd. S1

Pendid

ikan

1 Juli

2014 Guru GTY

Bahasa

Indonesia 7&9

49 Eri Apriliyasari,

S. Pd. I S1

Pendid

ikan

1 Juli

2014 Guru GTY IPS 7&8

50 Fahad Aminudin, S.

Fil. I S1 Filsafat

1 Juli

2011 Guru GTY

TIK/Penja

s 7&9

51 Miftah Fadli, S. Pd. S1 Pendid

ikan

1 Juli

2014 Guru GTY Penjas 7&9

Page 121: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

52 Nola Febriyanti,

S. Pd. S1

Pendid

ikan

1 Juli

2014 Guru GTY IPA 7&8

53 Dewi Primadona, S.

S. S1

Sastra

Arab

1 Juli

2009 Guru GTY PLH 7&9

54 Asep Sofyan, S. HI S1 Hukum 1 Juli Guru GTY PKn

55 Tarjo, S.Kom S1 Kompu

ter

1 Juli

2010

Kepal

a TU PTY TU

56 Narwati S1 Sains 1 Juli

2009

Benda

hara

TU

PTY TU

57 Riri Umriah MA IPS 1 Juli

2012

Staf

TU PTY TU

58 Lilis Nurjannah MA IPS 1 Juli

2013

Staf

TU PTY TU

59 Tarjo MA IPS 1 Juli

2011

Staf

TU PTY TU

Page 122: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Ust. Abdullah Hudri, S. S, M. Pd (Kepala Sekolah MTs)

Tempat : Kantor Kepala Sekolah MA Darul Muttaqien

Waktu : Minggu, 16 Oktober 2016 Pukul 08.30

P : Peneliti

N : Nara Sumber

P : Menurut Bapak, apakah sesungguhnya hakikat dari bersih?

N : Bersih itu bebas dari kotoran, tidak tercemar dan hidup sehat

P : Apa manfaat dari linkungan bersih terhadap kegiatan kependidikan ?

N : Pendidikan akhlak yang baik bagi siswa, teladan bagi masyarakat, citra yang

baik bagi lembaga. Secara pribadi lebih bersemangat, lebih nyaman, lebih siap dan

lebih maksimal dalam mengajar

P : Apa yang Bapak ketahui tentang budaya hidup bersih?

N : Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kepada kita untuk selalu bersih dari hadast

dan mencintai kebersihan.

Budaya hidup bersih tidak semata-mata fisik, tapi juga metafisik yaitu keimanan

seseorang. Jadi budaya hidup bersih merupakan cerminan keimanan seseorang.

P : Apa saja kegiatan kebersihan yang ada di sekolah dan asrama? Bagaimana

pelaksanaanya?

N : Piket harian, kontrol harian, jumat bersih dan kamis bersih

Masalah kebersihan bentuknya berlapis, yang terpenting memastikan semua

kegiatan melalui kontrol akhir. Apabila ada tempat yang masih kotor, maka kepala

sekolah atau guru piket akan memanggil penanggung jawab tempat tersebut.

Karena disini tidak ada lahan yang tidak ada penanggung jawab kebersihannya.

Page 123: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Apakah ada kegiatan penghijauan di sekolah?

N : Ada, namun kegiatannya dibawah naungan pesantren. Kegiatan penghijauan

setiap tahun ada, karena pesantren memiliki banyak lahan dan bibit (buah-buahan

dan tanaman). Pimpinan pesantren adalah orang yang sangat menyukai tanaman

dan lingkungan. Namun program tidak peruntukkan untuk santri, dan kegiatan

penghijauan dilakukan oleh karyawan pesantren dan bisa dikatakan bahwa

program penghijauan merupakan program pesantren. Waktu pelaksanaannya tidak

tetap, hanya dilaksanakan pada saat-saat tertentu dan menyesuaikan kebutuhan.

Karena hampir tidak ada lahan pesantren yang tidak ditanami tumbuhan

P : Bagaimana cara sekolah dan asrama mengelola sampah?

N : Pemisahan sampah organik dan non-organik dilakukan pada saat sampah telah

dibawa oleh karyawan kebersihan yang berada di bawah naungan RTP (rumah

tangga pesantren) merupakan bagian yang mengurus sarpras, unit-unti usaha,

kebersihan, mengelola sampah dan lain sebagainya. Proses pengangkutan sampah

dilakukan 3x dalam sehari, yaitu pada saat pukul 06.00 pagi, pukul 13.00-14.00 siang

dan setelah isya sekitar pukul 19.00 malam. Setelah diangkut, sampah dibawa ke

tempat penghancuran sampah (tower) yang tempatnya berada di luar dari pesantren.

P : Apakah ada peraturan tertulis dan nontertulis terkait dengan kebersihan?

N : Peraturan kebersihan hanya bersifat umum saja, karena bapak pimpinan tidak

terlalu peduli dengan aturan-aturan tertulis. Beliau mellihat hal semacam itu mudah

dibuat, yang terpenting itu bagaimana pelaksanaan dilapangannya harus dikerjakan

dan konsisten dan terus menerus bersihnya. Hal itulah yang selalu ditekankan oleh

bapak pimpinan, sehingga sedikit banyak mempengaruhi bagi para guru dan siswa.

Namun, peraturan tertulis tetap ada seperti ada di tata tertib kelas, dan lain-lain

P : Bagaimana penggunaan plastik di sekitar sekolah dan asrama?

N : Sampai sejauh ini Belum ada proyeksi terhadap pengurangan pada penggunaan

plastik

P : Bagaimana kepala sekolah memberikan contoh teladan bagi para santrinya?

N : Apabila masih bisa saya bersihkan sendiri, maka akan saya bersihkan. Apabila

saya jalan dengan anak-anak dan melihat ada sampah yang berada dekat dengan

Page 124: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

saya, maka saya ambil satu atau dua. Tapi jika banyak, kita bersihkan bareng-

bareng. Penanaman nilai-nilai bahwa apa yang mereka tinggali, tempati, yang

menjadi tanggung jawab mereka, mereka harus perhatikan kebersihannya.

P : Bagaimana cara kepala sekolah menjaga kebersihan ruang kerjanya?

N : Biasanya setiap pagi ruangan dibersihkan oleh OB dengan disapu dan dipel,

namun untuk menjaga tetap bersih, bersifat mandiri saja. Karena saya termasuk

orang yang cukup rapi di administrasi untuk masalah berkas dan yang lainnya. Dan

karena tidak betah kalo kotor, apabila kotor maka akan saya bersihkan sendiri. kita

punya tanggung jawab kebersihan dengan diri kita, dengan lingkungan kita dan

dengan ruangan kita, maka lakukan saja.

P : Apakah pengawasan kebersihan di sekolah berjalan efektif?

N : Pasti efektif. Pengawasannya dilakukan dari kepala madrasah ke waka (wakil

kepala madrasah) , dan masing-masing waka menjadi penannggung jawab satu

gedung, dan dari waka ke guru piket, dari guru piket ke guru kelas dan terakhir ke

santri. Biasanya kami memberikan instruksi kepada guru-guru apabila kondisi ruang

kelas masih kotor maka diminta untuk membersihnnya terlebih dahulu sebelum

dimulai kegiata KBM.

Pengontrolan dilakukan pada pagi hari sebelum masuk kelas dan penanggung

jawabnya adalah guru piket dan santri yang mendapat jadwal piket.

Untuk memastikan bersih, pengawasan harus tetap ada. Keefektifan pengawasan

kebersihan anak-anak saya pikir cukup tinggi, sekitar 60%-70%. Terlebih lagi di

luar pengawasan lebih kepada kemandirian siswa itu sendiri.

P : Siapakah yang bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah dan asrama?

N : Penanggung jawab kebersihan masing-masing tempat itu pasti ada. Karena di

pesantren Darul Muttaqien ini tidak ada lahan yang tidak ada penanggung jawabnya.

Seperti OB yang bertugas di wilayah-wilayah sekolah, dan untuk daerah umum

seperti jalan dan lapangan, yang bertanggung jawab itu bagian RTP (Rumas Tangga

Pesantren) yang merupakan karyawan pesantren . Hitungannya satu orang OB

memegang dua gedung yang dikontrol bagian depan, belakang dan samping.

.

Page 125: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Bagaimana pesantren dan masyarakat bekerjasama dalam menjaga kebersihan

lingkungan?

N : Dengan menjaga komunikasi dan pergaulan. Khususnya guru-guru dengan

warga sekitar, lebih khususnya guru-guru yang tinggal bertetangga dengan warga..

Dengan menjalin hubungan yang baik antara guru dan warga. Karena apabila

hubungan keduanya baik, maka warga akan mampu menghargai dan menjaga

lingkungan. Karena bapak pimpinan lebih menghindari konflik dengan warga sekitar,

maka apabila ada warga yang mengotori maka pihak pesantrenlah yang akan

membersihkannya. Untuk santri tidak dibebani untuk menjaga hubungan dengan

warga sekitar, karena lingkungannya berada cukup jauh dari area tempat tinggal

warga.

P : Apakah ada kegiatan kebersihan yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga

sekolah dan asrama?

N : Biasanya dilakukan pada setiap hari jumat. Namun dalam pelaksanaannya, peran

guru lebih kepada pengontrolan pada saat pelaksanaan kegiatan kebersihan.

Kegiatan bersih-bersih dilakukan oleh seluruh santri dengan diarahkan dan dikontrol

oleh guru masing-masing.

Pada hari kamis siang kegiatan kebersihan dilakukan oleh dilakukan oleh OB dan TU

untuk membersihkan ruang-ruang kantor.

P : Bagaimana cara kepala sekolah dan guru saling bekerjasama dalam merawat lingkungan

dan memelihara sarana dan prasarana sekolah?

N : Dengan saling mengingatkan, karena saya mengganggap guru-guru sebagai

rekan. Apabila ada kebersihan yang harus dilakukan bersama, yah kita bersihkan

semua. Caranya dengan pemberian instruksi-instruksi pada saat rapat guru dan

meminta kepada guru-guru untuk bertanggung jawab terhadap penggunaan sarpras

dan diharapkan bisa menjaganya. Seperti:guru boleh meminjam sarana sekolah,

seperti media namun pada saat pengembalian harus dalam keadaan baik seperti

penerimaan.

P : Apakah alat-alat kebersihan sekolah dan asrama sudah menunjang bagi OB dan siswa

dalam menjaga kebersihan?

Page 126: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

N : Sebenarnya sudah menunjang dalam standar. Karena dikelas minimal ada sapu,

pengki dan alat pel. Memang belum maksimal. Namun, untuk standar minimal kelas

saya pikir sudah menunjang. Hanya masalah perawatan alat-alat kebersihan yang

masih kurang diperhatikan.

P : Adakah strategi khusus dalam membentuk budaya bersih bagi santri dan guru?

N : Strategi yang paling ampuh itu adalah keteladanan dan konsistensi

Keteladanan itu dari pimpinan yang tertinggi yang sangat berpengaruh, karena

pimpinan merupakan orang yang sangat peduli terhadap kebersihan. Beliau lebih

sensitif terhadap permasalahan kebersihan lingkungan. dari pimpinan inilah terdapat

kekuatan visi, tekad, kecenderungan dan perhatian lebihnya dan dijalankan selama

bertahun-tahun, sehingga berimbas kepada pimpinan-pimpinan di level keduanya.

Adanya keinginan yang kuat dari bapak pimpinan secara real dan keteladanan dari

pimpinan-pimpinan dan yang ketiga lebih kepada hal-hal yang bersifat teknis seperti

pembuatan SOP.

P : Apakah lingkungan fisik sekolah dan asrama sudah menunjang dalam pembentukan

budaya bersih?

N : Saya pikir sudah cukup menunjang walaupun belum pada tataran ideal.

P : Apa saja kekuatan sekolah dalam pembentukan budaya bersih?

N : Kekuatan kita untuk menjaga kebersihan ini salah satunya adalah keteladanan

dari para guru, pimpinan dan konsistensi para penegak disiplin itu sendiri. apabila

ada yang kotor maka akan diberi sanksi bagi para pelanggar keberisihan, adanya

konsistensi dalam pemberian arahan, keteladanan, dan pemberian sanksi bagi

pelanggar-pelanggar kebersihan dan kepedulian guru dalam menjaga kebersihan.

Tingkat konsistensi pengelola madrasah untuk mengarahkan guru dan santri untuk

tetap bersih sekitar 50% pengaruhnya.

P : Apa saja kelemahan sekolah dalam pembentukan budaya bersih?

N : Dilihat dari segi sarana dan prasarana di putra, kemampuan putra dalam

menjaga barang-barang kebersihan kelas itu masih lemah, sehingga seringkali

kondisi kelas kotor karena memang tidak ada alat-alatnya.

Page 127: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Ruang guru yang belum layak, karena kapasitas guru dalam satu ruangan itu

terbilang overload, yang menyebabkan ketidakrapihan. Dan termasuk di ruang

makan guru putra, karena belum mencukupi dan kurang memadai. Namun ruang

makan guru putri alhamdulillah sudah terfasilitasi dengan baik.

P : Bagaimana sekolah mengatasi kelemahan tersebut?

N : Melakukan konsultasi dengan bagian pesantren, dengan mengajukan beberapa

pengadaan sarana dan prasarana seperti: rumah makan guru yang terpisah dari

sekolah, pembuatan ruang khusus merokok untuk guru laki-laki. Biasanya

pembagian alat-alat kebersihan dibagikan satu kali dalam setahun, namun sekarang

dibagikan dua kali dalam setahun. Akan tetapi santri diberikan arahan untuk

menggunakan uang kas kelas, apabila terjadi kehilangan dan kerusakan alat-alat

kebersihan dibimbing oleh wali kelas masing-masing.

P : Apa saja peluang sekolah dalam pembentukan budaya bersih?

N : Pertama, pesantren masih memiliki banyak space lahan. Kondisi bangunan masih

bisa menunjang terhadap pola kebersihan, karena jarang sekali ada bangunan yang

bertingkat atau menumpuk-numpuk. Bangunan bertingkat ada, karena itu merupakan

bantuan dari pemerintah dalam bentuk bangunan. Pengaruhnya terhadap kebersihan,

karena akan menyulitkan untuk membersihkannya. Yang kedua adalah kebijakan

bapak pimpinan untuk memperluas area pesantren, harapannya agar tetap terlihat

lingkungan tetap asri.

Banyak wali santri yang membantu memberikan peluang dalam bentuk proposal yang

bisa diajukan untuk pengadaan sesuatu yang dapat menunjang kebersihan, seperti:

bantuan sarpras untuk menyimpan alat-alat kebersihan kelas (lemari), pembersihan

selokan, pemberian besi-besi penjaga agar santri aman dan tidak terjatuh ke dalam

selokan. Dengan sering diadakannya seminar kebersihan, disiplin, kesehatan yang

diadakan setiap tahun dengan waktu yang tidak tetap.

P : Apa saja ancaman sekolah dalam pembentukan budaya bersih?

N : Masalah keterlibatan bisnis warga sekitar terhadap pesantren, pihak pesantren

telah membuatkan lahan untuk warga-warga yang ingin berjualan seperti kantin,

dengan bagi hasil untungnya. Dan permasalahan terjadi karena warga merasa hasil

pendapatannya kurang menguntungkan, karena ditempatkan disuatu area khusus

Page 128: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

seperti pada area MM (mini market) jika dibandingkan berjualan bebas di area

pesantren.

Setiap momen wali santri datang menjenguk, tingkat kebersihan menjadi berkurang.

Karena banyak wali santri yang tidak sama pola kebersihannya. Membiasakan anak-

anak untuk peka terhadap kebersihan lingkungannya.

P : Apakah warga MTs Darul Muttaqien sudah menanamkan nilai-nilai kebersihan dalam

kehidupan sehari-hari?

N : Untuk tataran guru menurut saya sudah, walaupun tidak semua. Sekitar 90%

mayoritas sudah cukup konsen terhadap kebersihan.

Namun untuk siswa sendiri yang masih dalam proses pendewasaan dan masih perlu

dibimbing. Namun dalam praktik kegiatan sehari-hari bisa diatas 75%

P : Apakah setiap ruangan telah tersedia tempat sampah?

N : Tempat sampah tersedia di luar ruangan, minimal setiap 2 kelas terdapat 1

tempat sampah besar

P : Bagaimana penggunaan air?

N : Saya pikir tidak boros, karena dibagian RTP itu ada yang bertanggung jawab

masalah pengairan. Dan kami juga idak pernah sampai kehabisan air juga tidak

pernah membiarkan air terus mengalir tanpa ada pemakainya

P : Siapakah penggerak utama kebersihan?

N : Bapak pimpinan pesantren. KH. Mad Rodja

Ciputat, 7 November 2016

Kepala Sekolah MTs Darul Muttaqien

Abdullah Hudri, S.S, M.Pd

Page 129: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Ust. Gipin Gustopa, S. Pd.I (Guru B. Arab, Tafsir dan Wali Asrama)

Tempat : Kantor Kepala Sekolah MA Darul Muttaqien

Waktu : Minggu, 30 Oktober 2016 pukul 08.41 WIB

P : Peneliti

N : Nara Sumber

P : Apakah hakikat dari bersih?

N : Bersih itu nyaman, wangi, harum, tidak mengganggu yang lain. jika ingin belajar

lingkungannya nyaman, saat mau dipakai juga nyaman. Kalau sudah tidak nyaman di

asrama biasanya karena tong sampah belum dicuci dan baunya sudah tercium, maka

perlu segera dibersihkan. Sehingga jika ada tamu yang datang berkunjung pun merasa

nyaman dengan lingkungan yang bersih.

P : Apa saja manfaat dari hidup bersih dalam pengaruhnya dalam proses pendidikan?

N : Sangat banyak. Karena kalau dalam sebuah mahfudzot kelas 1 dikatakan annadzo

fatu minal iman, kata-kata untuk bekal hidup anak-anak di pesantren.

Seperti jika kamar mandinya kotor, maka akan berpengaruh pada pakaian. Sehingga

menjadikan tidak sah sholatnya apabila ada kotoran menempel di pakaian. Jika asrama

tidak bersih belajarnya jadi terganggu dan tidak nyaman.

P : Apa saja kegiatan kebersihan yang ada di sekolah dan asrama?

N : Seminggu sekali ada tanziful amm. Untuk kebersihan kelas dan asrama ada jadwal

piketnya. Kemudian biasanya ada penilaian kebersihan kamar dan kelas setiap

bulanyang dilakukan oleh bagian OPDM. Adapun program yang biasanya dilakukan

pada peringatan hari raya muharram (kegiatan tahunan). Pada kegiatan ini santri

disebar untuk membersihkan mesjid-mesjid sekitar wilayah jabon.

Page 130: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Bagaimana pelaksanaan kegiatan-kegiatan kebersihan?

N : Hambatan yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung, seperti jika ada yang sakit

maka kegiatan bersih-bersih hanya dilakukan oleh satu atau dua orang sehingga waktu

memulai kegiatan KBM menjadi terlambat.

P : Apakah ada kegiatan penghijauan di sekolah?

N : Ada. Tepatnya pada tahun 2003. Seperti penanaman pohon jati di sekitar

lingkungan pesantren. Sekarang ini kegiatan penghijauan dilakukan pada tanaman

atau pohon yang sudah rusak.

P : Apakah warga sekolah bisa menjaga kebersihan lingkungannya?

N : Anak-anak masih perlu diarahan. Selama para guru selalu menerapkan insya Allah

anak-anak juga bisa . karena manusia sifatnya berbeda-beda terkadang masih ada

sebagian guru yang cuek terhadap kebersihan juga ada yang rajin dan perhatian sekali

dengan kebersihan. Itu semua tergantung dari dari kesadaran diri masing-masing .

Tapi selama ini alhamdulillah mudah diarahkan dan saling mengingatkan dan insya

Allah semuanya perduli terhadap kebersihan.

P : Apakah ada peraturan tertulis dan nontertulis terkait dengan kebersihan?

N : Di asrama ada tata tertib kebersihan dan biasanya ada banner juga di

asrama,tepatnya di gedung palestina serta ada juga di buku orientasi santri

P : Bagaimana penggunaan plastik di sekitar sekolah dan asrama?

N : Sejauh ini hanya sebatas pengelolaan sampahnya saja dan untuk penggunaannya

tidak ada batasan-batasan. Selama ini yang penting santri bisa buang sampah pada

tempatnya. Setelah itu sampah-sampahnya dibakar, dan prosesnya pembakarannya

ada di tempat khusuus pembakaran yang ada di luar pesantren.

P : Bagaimana penggunaan air ?

N : Ketika kegiatan tanziful amm, semua jalanan disiram dan disikat. Selokan disikat

semua lumut-lumutnya, menurut saya anak-anak santri masih boros dalam

menggunakan air jika tidak diingatkan. Karena anak-anak santri masih perlu

pengawasan dan bimbingan.

Page 131: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Bagaimana cara guru menjadi contoh teladan bagi santri-santrinya?

N : Praktek yang lebih menyentuh ke anak. Gurunya memberikan contoh baik dengan

berpakaian bersih dan tidak buang sampah sembarangan.

P : Bagaimana cara guru menjaga kebersihan ruang kerjanya?

N : Yang paling penting dalam ruang kerja guru ada yang sabar menjaga kebersihan.

Kalau dari guru masing-masing cukup merapikan barangnya keperluannya saja.

P : Siapakah yang bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah dan asrama?

N : Santri. Sebenarnya ketika santri tidak ada maka yang melakukan bersih-bersih

adalah karyawan office boy (OB). Tapi jika ada santri di kelas berarti tanggung jawab

kebersihan kelas itu menjadi tanggung jawab santri dari awal masuk kelas sampai

pulang. Ada juga bulis asrama untuk menjaga kebersihan dan keamanannya. Santri

menjadi penanggung jawab seluruhnya. Terutama pada kegiatan kebersihan mingguan

yang disebut tanziful-amm pada hari jumat pagi.

P : Apakah ada kegiatan kebersihan yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga

sekolah dan asrama?

N : Kegiatan tahunan (muharram) dan Tanziful amm. Pada kegiatan ini bagian

OPDM, wali kelas dan wali asrama ikut mengawasi kegiatan.

P : Bagaimana cara kepala sekolah dan guru saling bekerjasama dalam merawat lingkungan

dan memelihara sarana dan prasarana sekolah?

N : Guru disini memang sudah paham pesantren ini harus bersih. Jadi secara spontan

dengan bekerjasama membersihkan tempat yang kotor. Misalnya ada yang kotor, kita

langsung ambil sapu dan langsung bersihkan yang kotor. Namun, pemeliharaan sarana

dan prasarana memang agak kurang.

P : Apakah lingkungan fisik sekolah dan asrama sudah menunjang dalam pembentukan

budaya bersih?

N : Setiap hari jika ada yang terlambat masuk kelas atau ke mesjid, hukumannya

membersihkan sampah sekitar lingkungan.

Page 132: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Siapakah penggerak utama kebersihan?

N : Bapak pimpinan. Dengan bahasa yang singkat dan mudah dimengerti seperti

“sampah itu gak bakalan jalan sendiri, kalau bukan kita yang membuangnya” itulah

kata-kata yang sering beliau ucapkan kepada guru dan santri. Beliau selalu

memperhartikan hal-hal kecil yang berkaitan dengan kebersihan, apalagi hal yang

besar dan sudah jelas kelihatan dengan mata, itulah kenapa pondok ini selalu bersih,

karena dari pimpinannya sangat tegas dalam kebersihan.

P : Apakah warga MTs Darul Muttaqien sudah menanamkan nilai-nilai kebersihan dalam

kehidupan sehari-hari?

N : Untuk selama ini sudah cukup baik. Karena jika diingatkan langsung bergerak.

P : Bagaimana guru mengajarkan nilai-nilai kebersihan kepada para santrinya?

N : Dikuatkan dari mudabbir (pengurusnya) yang praktik secara langsung. Dan

diajarkan secara praktik langsung bersama-sama menjaga kebersihan.

Ciputat, 10 November 2016

Guru MTs Darul Muttaqien

Gipin Gustopa, S. Pd.I

Page 133: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Ust. Imron Wachidi, S. Pd (Guru Bahasa Inggris)

Tempat : Kantor Kepala Sekolah MA Darul Muttaqien

Waktu : Sabtu, 19 November 2016 pukul 09.47 WIB

P : Peneliti

N : Nara Sumber

P : Apakah hakikat dari bersih?

N : Hakikat bersih secara fisik berarti bersih badan dan bersih lingkungan sekitar.

Sedangkan bersih dalam konteks nonfisik berarti bersih hati dan rohani.

P : Apa saja pengaruh lingkungan bersih terhadap proses pendidikan?

N : Pengaruh lingkungan bersih terhadap proses pendidikan diantaranya belajar

menjadi nyaman dan enak serta meningkatkan konsentrasi santri dalam belajar.

P : Apakah ada kegiatan penghijauan di sekolah?

N : Ada. Karena di setiap lahan kosong yang ada di lingkungan pesantren, pasti

ditanami pohon-pohon atau tanaman. Ada bagian khusus pesantren yang menangani

kegiatan penghijauan yaitu manajemen RTP. Bagian dari manajemen yang khusus

mengatur pemeliharaan lingkungan yang ada di kawasan pesantren. Mulai dari

kebersihannya, tata ruang penghijauannya dan pemeliharaan lingkungan. Namun,

untuk pelaksaan kegiatan penghijauan itu sendiri biasanya disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhannya.

P : Bagaimana cara sekolah dalam menciptakan lingkungan yang bersih?

N : Dengan menyusun penanggung jawab dan pelaksana kebersihan, seperti : guru

piket, petugas kebersihan (OB) dan santri piket kelas dan asrama. Menyediakan

fasilitas kamar mandi yang cukup dan menyediakan tempat sampah yang cukup.

Page 134: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Bagaimana penggunaan plastik di sekitar sekolah dan asrama?

N : Plastik mencoba menekan untuk meminimalisir penggunaan plastik contoh

dengan penggunaan alat makan guru dan santri dengan alat yang berbahan keramik

dan stainless. Sehingga menghindarkan dari penggunaan plastik.

P : Bagaimana cara guru menjadi contoh teladan bagi santri-santrinya?

N : Sudah menjadi icon dalam agama islam, yang menyatakan bahwa kebersihan itu

adalah sebagian dari iman. Sehingga penerapannya bukan hanya sekedar slogan.

Karena sudah menjadi dalil, maka yang diperlukan adalah kegiatan yang nyata di

lapangannya. Kalau memang ada sampah, dibersihkan. Kalau belum rapi, dirapikan.

Khususnya pada saat sebelum KBM dimulai. Jika kelas masih dalam keadaan kotor,

maka perlu dibersihkan terlebih dahulu hingga kondisinya menjadi bersih dan siap

serta nyaman saat digunakan.

P : Bagaimana cara kepala sekolah dan guru saling bekerjasama dalam merawat lingkungan

dan memelihara sarana dan prasarana sekolah?

N : Dengan diberi pengarahan, di kontrol, dan ditindak. Biasanya kepala madrasah

memberikan arahan pada saat rapat guru dengan selalu mengingatkan tentang hal

kebersihan. Melakukan pengawasan dan pengontrolan oleh guru yang bersangkutan,

seperti guru piket dan wali kelas terhadap kegiatan piket dan kegiatan kebersihan

lainnya. Terakhir adalah menindak bagi para pelanggar kebersihan, dengan

pemberian hukuman yang sesuai. Kepala madrasah adalah orang yang selalu

memberikan contoh teladan bagi para guru, karyawan dan santri.

P : Apakah lingkungan fisik sekolah dan asrama sudah menunjang dalam pembentukan

budaya bersih?.

N : Sudah. Tersedianya tempat sampah, tempat pembuangan akhir sampah, alat

pengangkut sampah, alat-alat kebersihannya, sampai saat ini sudah memenuhi.

Karena alat-alat kebersihan baik di asrama maupun dikelas selalu ada. Dengan

tersedianya banyak tempat sampah yang hampir ada di setiap halaman ruangan.

Sehingga semua orang tidak akan merasa kesulitan untuk membuang sampah.

Karena memang sudah tersedia di berbagai tempat. Untuk perawatan terhadap alat-

Page 135: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

alat kebersihan terdapat beberapa kendala, namun sampai sejauh ini tetap

terpelihara.

P : Siapakah penggerak utama kebersihan?

N : Bapak pimpinan pesantren. Beliau banyak memberikan arahan melalui forum-

forum kegiatan pesantren. Dengan menyampaikan arahan kepada divisi-divisi

dibawahnya, dari masing-masing divisi menyampaikan kepada kepala bagian, dari

kepala bagian menyampaikan kepada staf-stafnya dan dari stafnya menyampaikan

kepada pengurus pelajar santri (OPDM) baru ke anggotanya hingga turun

temurun.Namun dalam implementasi kehidupan sehari-hari beliau sangat intens

terhadap masalah lingkungan. Terkadang kalau melihat ada sampah beliau ambil

sendiri sampah tersebut dan membuang pada tempatnya. Karena bapak pimpinan

adalah orang yang sangat menanamkan nilai-nilai kebersihan.

P : Apakah warga MTs Darul Muttaqien sudah menanamkan nilai-nilai kebersihan dalam

kehidupan sehari-hari?

N : Insya Allah sampai saat ini sudah bisa menanamkan nilai-nilai kebersihan. Sudah

sangat baik jika dilihat dari kenyataan di lapangan. Walaupun masih ada santri yang

terlihat masih cuek terhadap kebersihan, namun jumlah santri yang kurang peduli

sangatlah kecil. Kebanyakan dari mereka sudah bisa menanamkan nilai-nilai

kebersihan dan didukung dari arahan yang sering diberikan oleh guru.

P : Faktor apa saja yang memengaruhi lingkungan bersih di madrasah dan pesantren?

N : Faktor utama berasal dari sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaku dari

kegiatannya. Pola perilaku bersih, pengarahan dari guru, bagaimana pengelolaan

sampah diturunkan melalui kegiatan piket sehari-hari. Seperti piket kelas dan piket

asrama yang semuanya saling terlibat sehingga berkaitan dengan saling menjaga

dan mengingatkan. Karyawan kebersihan yang biasanya bertugas untuk melakukan

finishing mulai dari pengangkutan sampah, pemilahan, penertiban, pembakaran

semua itu dilakukan oleh karyawan. Jadi yang bertanggung jawab terhadap

kebersihan adalah semua warga yang ada di lingkugan madrasah dan pesantren,

karena semua punya tanggung jawabnya masing-masing. Bahkan sampai guru-guru

pun kalau berjalan dan melihat ada sampah dan belum ada yang melihat sampah

tersebut, maka akan diambil sendiri dan dibersihkan sendiri. Secara moril semuanya

Page 136: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

melakukan dan untuk kebijakannya siapapun yang melihat tempat itu kotor maka

akan segera dibersihkan. Bahkan jika kondisi kelas belum bersih dan belum

memungkinkan untuk memulai KBM maka kegiatan akan ditunda.

P : Bagaimana kerjasama masyarakat dan pesantren dalam memelihara kebersihan

lingkungan?

N : Untuk terjun langsung dalam kegiatan bersih-bersih mereka tidak terlibat. Namun

karena masyarakat sudah paham dan tau bagaimana proses kebersihan di pesantren,

kebanyakan dari mereka menghargai pesantren dengan tidak membuang sampah

sembarangan. Berdasarkan semua itu pesantren memfasilitasi masyarakat sekitar

dengan membuatkan bak sampah yang diletakkan di daerah jalan warga yang

berhubungan langsung dengan jalan pesantren, sehingga mempengaruhi kebersihan

lingkungan pesantren.

Ciputat, 26 November 2016

Guru MTs Darul Muttaqien

Imron

Page 137: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Ustz. Yuliana (Guru Bahasa Arab)

Ustz. Dian Nurhidayah (Guru Muhadtsah)

Tempat : Kantor Kepala Sekolah MTs Darul Muttaqien

Waktu : Minggu, 16 Oktober 2016 Pukul 11.00

P : Peneliti

N : Nara Sumber

P : Menurut Ibu, apakah sesungguhnya hakikat bersih itu?

N : Bersih merupakan sebagian dari iman, sebagai muslim kita harus menjaga

kebersihan karena seseorang dapat dinilai dari tingkat keimanannya melalui kesadaran

atau kepekaan terhadap kebersihan.

النظا فة مه الإ يما ن

Kebersihan itu sebagian dari iman. Bersih itu indah, enak dipandang, nyaman, jika

suatu lingkungan kita bersih maka kita akan hidup sehat.

P : Apa saja manfaat dari lingkungan sekolah yang bersih dan pengaruhnya terhadap

kegiatan kependidikan?

N : Manfaat dari lingkungan sekolah yang bersih adalah terhindar dari penyakit-

penyakit, dapat menghirup udara segar dan bersih, dan lingkungan sekolah nyaman dan

indah dipandang

Pengaruhnya terhadap kegiatan kependidikan, jika lingkungan tidak bersih atau kotor

dan bau sampah kegiatan belajar menjadi tidak nyaman, risih dan tidak fokus.

Sebelum saya mulai mengajar pada saat masuk kelas dan kondisi kelas dalam keadaan

kotor maka saya minta petugas piket kelas untuk membersihkannya, masing-masing

sampah dibersihkan dulu baru saya bisa ngajar, karena kalau seperti itu tidak betah

melihatnya dan mungkin karena sudah biasa bersih ketika melihat hal-hal yang kotor

maka menjadi tidak nyaman.Penerapan nilai-nilai kebersihan pada santri kelas 7

memang harus sering diingatkan, diarahkan terus. Cara mengajarkannya, selain

diingatkan juga selalu diawasi.

Page 138: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Apa yang ibu ketahui tentang budaya hidup bersih ?

N : Budaya hidup bersih yakni dengan cara membuang sampah pada tempatnya, sering

membersihkan tempat-tempat yang kotor dan menjaga kebersihan lingkungan.

P : Faktor apa saja yang dapat memengaruhi lingkungan bersih ?

N : faktor-faktor yang dapat memengaruhi lingkungan bersih di sekolah dari kesadaran

guru-guru dan murid dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah, adanya kemauan

untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan

P : Apa saja kegiatan kebersihan yang ada di sekolah dan asrama?

N : Piket asrama dan piket kelas sudah setiap hari ada jadwalnya sekitar 4 sampai 5

orang piket kelas dan 2 orang piket asrama.

P : Bagaimana pelaksanaan kegiatan-kegiatan kebersihan?

N : Alhamdulillah. Karena santri sudah sering diingatkan maka hanya perlu diarahkan

saja pada saat kegiatan piket dan kegiatan kebersihan lainnya.

P : Apakah ada kegiatan penghijauan di sekolah?

N : Program penghijauan masuk ke dalam program organisasi yaitu OPDM (Organisasi

Pelajar Darul Muttaqien) dan pernah dilaksanakan pada tahun 2014. Dalam kegiatanya

dilakukan penanaman pohon di lingkungan dalam pesantren , bakti sosial dan bersih-

bersih mesjid yang ada di wilayah warga.

P : Apakah warga sekolah dan asrama peduli terhadap kebersihan sekolah dan asrama?

N : kepedulian itu adalah kesadaran pribadi masing-masing. Biasanya kami hanya

mengingatkan mereka langsung kerjakan tapi perlu diingatkan terus. Dan menurut saya

tingkat kepedulian warga sekolah sekitar 90%

P : Apakah ada peraturan tertulis dan nontertulis terkait dengan kebersihan?

N : Jika yang bersifat teknis seperti melihat sampah di jalan itu tidak ada peraturannya,

tapi terkadang mereka (santri) sudah berinisiatif sendiri untuk mengambil sampah

tersebut dan membuang pada tempatnya.

Peraturan tertulis hanya pada slogan-selogan yang ada di ruang pengasuhan. Akan

tetapi di area pesantren khsusunya sekolah belum ada slogan-slogan kebersihan.

Page 139: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Bagaimana penggunaan plastik di sekitar sekolah dan asrama?

N : Untuk saat ini belum ada batasan dalam penggunaan plastik baik di area sekolah

maupun asrama.

P : Bagaimana penggunaan air ?

N : Penggunaan air berbatas waktu. Air hanya dinyalakan pada saat-saat santri berada

di asrama. Untuk kebutuhan mandi, wudhu dan lain sebagainya.

P : Bagaimana cara guru menjadi contoh teladan bagi santri-santrinya?

N : Terkadang anak-anak itu tidak hanya mendengarkan kata-kata dari gurunya, akan

tetapi mereka juga perlu bukti berupa tindakan dari seorang guru. Seperti pungut

sampah dijalan, mereka seringkali tidak peka maka kita perlu ajarkan. Karena memang

dari pimpinan mencontohkannya seperti itu.

P : Bagaimana cara guru menjaga kebersihan ruang kerjanya?

N : Untuk ruang kerja guru ada OB yang membersihan lantai setiap harinya.

P : Siapakah yang bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah dan asrama?

N : Semuanya. Dengan adanya kontroling dari guru masalah kebersihan. Biasanya

divisi pendidikan juga keliling sekolah untuk mengecek kebersihan lingkungan sekolah.

Wakasek bidang pendidikan juga keliling untuk mengontrol kebersihan kelas.untuk

halaman dan jalanan yang membersihkan itu OB, namun untuk menjaga agar tetap

bersih adalah tanggung jawab santri.

P : Apakah ada kegiatan kebersihan yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga

sekolah dan asrama?

N : Sampai saat ini kegiatan bersih-bersih hanya melibatkan guru dan siswa.

P : Bagaimana cara kepala sekolah dan guru saling bekerjasama dalam merawat lingkungan

dan memelihara sarana dan prasarana sekolah?

N : Kita kerjasama dengan pengingatan kembali. Karena sudah terpatri dengan acuan

pimpinan, jadi kita langsung bergerak antara satu sama lain. guru-guru juga peka

Page 140: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

dengan slaing mengingatkan. Kepala madrasah sering mengingatkan ketika rapat-rapat,

terutama pada saat rapat mingguan beliau selalu mengarahkan tentang kebersihan.

P : Apakah lingkungan fisik sekolah dan asrama sudah menunjang dalam pembentukan

budaya bersih?

N : Insya Allah sudah. Sejauh ini yang saya lihat lingkungan disini memang bersih dan

mendukung dalam kegiatan kebersihan .

P : Siapakah penggerak utama kebersihan?

N : Pimpinan pondok. Ustad rodja itu selalu mengingatkan dan karena beliau memang

lebih mengedepankan kebersihan, karena kebersihan merupakan sebagian iman kita.

“Kenapa orang-orang non muslim saja bisa bersih seperti itu, mengapa kita sebagai

mulsim tidak bisa” seperti itu kata-kata yang beliau sering ucapkan.

Caranya beliau selalu mengingatkan dan praktik langsung. Kadang ketika beliau sedang

lewat naik motor, tiba-tiba berhenti ternyata beliau lihat sampah. Walaupun sampah itu

sangat kecil. Jadi para guru juga mempraktikkan ke anak-anak juga sama dengan

beliau. Setiap ada momen, beliau selalu mengingatkan kebersihan, karena kebersihan

menjadi salah satu poin penting pesantren.

P : Apakah warga MTs Darul Muttaqien sudah menanamkan nilai-nilai kebersihan dalam

kehidupan sehari-hari?

N : Sudah bisa. Walaupun terkadang harus diingatkan kembali. Namun jika untuk

kebersihan dirinya sendiri sudah bisa, hanya terkadang anak masih kurang peduli jika

melihat temannya membuang sampah sembarangan atau melihat lingkungan sekitarnya

kotor.

Ciputat, 10 Oktober 2016

Guru Mts Darul Muttaqien

Yulianah dan Dian Nurhidayah

Page 141: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Krisyanto (Petugas Kebersihan MTs Darul Muttaqien)

Tempat : Ruang Kepala Sekolah MA Darul Muttaqien

Waktu : Sabtu, 15 Oktober 2016 Pukul 09.30 WIB

P : Peneliti

N : Nara Sumber

P : Menuru bapak, apakah sesungguhnya hakikat dari bersih?

N : Bersih adalah bebas dari kotoran, tidak bernoda. Karena kebersihan adalah

upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan

keji.

P : Apa saja manfaat dari lingkungan yang bersih?

N : Membuat lingkungan menjadi enak dan nikmat dipandang, kualitas udara yang

lebih baik, lingkungan yang jauh dari berbagai penyakit, kepuasan tersendiri bagi

warga lingkungan tersebut, kesehatan lingkunga yang terjaga dengan baik dan

mempermudah tugas dari tenaga kebersihan.

P : Apa yang bapak ketahui tentang budaya hidup bersih ?

N : Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai upaya

untuk menjaga kebersihan

P : Apakah alat-alat kebersihan sekolah dan asrama sudah menunjang bagi petugas

kebersihan (OB) dalam menjaga kebersihan?

N : Sudah, tersedianya alat kebersihan seperti: sapu, tong sampah, kain pel, pengki

dan lain sebagainya

P : Bagaimana kepala sekolah menanamkan nilai-nilai kebersihan kepada para bawahannya?

N : Mengevaluasi hasil kerja dari petugas kebersihan

Page 142: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Bagaimana cara sekolah dan asrama dalam mengelola sampah yang ada?

N : Membakar sampah pada tempat pembakaran sampah

P : Apakah warga sekolah dan asrama peduli terhadap kebersihan lingkungannya?

N : Ya, seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak mengotori jalan ataupun

lingkungan lainnya.

P : Siapakah penggerak utama kebersihan?

N : Kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa

Ciputat, 17 Oktober 2016

Petugas Kebersihan

Krisyanto

Page 143: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Rosyid (Petugas Kebersihan MTs Darul Muttaqien)

Tempat : Ruang Kepala Sekolah MA Darul Muttaqien

Waktu : Sabtu, 15 Oktober 2016 Pukul 10.37 WIB

P : Peneliti

N : Nara Sumber

P : Menuru bapak, apakah sesungguhnya hakikat dari bersih?

N : Hakekatnya bersih itu adalah sebagian dari iman, dan kebersihan adalah pangkal

dari kesehatan

P : Apa saja manfaat dari lingkungan yang bersih?

N : Lingkungan dan kelas terasa lebih nyaman, terhindar dari penyakit, belajar lebih

tenang, dan memperlancar kerja otak siswa

P : Apakah ada program penghijauan? Bagaimana pelaksanaannya?

N : Selalu ada. Dengan melakukan perawatan terhadap pepohonan dan tanaman.

Biasanya waktu pelaksanaan tidak terjadwal.

P : Apakah alat-alat kebersihan sekolah dan asrama sudah menunjang bagi petugas

kebersihan (OB) dalam menjaga kebersihan?

N : Sudah menunjang. Dibuktikan dengan banyaknya tempat pembuangan sampah

(tong sampah. Dan pengambilan sampah sudah terjdwal pada pagi, siang dan sore

hari.

P : Bagaimana kepala sekolah menanamkan nilai-nilai kebersihan kepada para bawahannya?

N : Kepala madrasah sangat mencontohkan nilai-nilai kebersihan kepada para guru,

karyawan dan santrinya. Dengan menegur OB yang bermalas-malasan dalam

melakukan tugasnya.

Page 144: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Bagaimana cara sekolah dan asrama dalam mengelola sampah yang ada?

N : Dibuang di tempat pembuangan sampah akhir yang berada di tanah wakaf.

Biasanya dikumpulkan sampah yang masih bisa didaur ulang kembali, seperti : botol

plastik, dan sampah biasa langsung dibakar.

P : Kapan karyawan kebersihan (OB) membersihkan lingkungan madrasah ?

N : Setiap hari dari sabtu sampai kamis. Karena libur pada hari jumat. Dilakukan

pada pukul 05.30- 15.00 WIB dan juga ada jeda waktu istirahatnya. Jika santri

sedang istirahat biasanya OB mengontrol kebersihan dengan keliling kelas dan

sekitar madrasah. Biasanya OB membersihkan halaman, yang banyak ditanami

pohon-pohon karena biasanya banyak daun berjatuhan dan membersihkan kamar

mandi madrasah.

P : Faktor apa yang mempengaruhi terhadap kebersihan lingkungan madrasah ?

N : OB hanya melakukan perintah dan tugas. Namun untuk pemeliharaannya seluruh

warga madrasah ikut terlibat. Meskipun masih ada beberapa santri yang perlu

diingatkan, karena masih kurang peduli terhadap kebersihan.

P : Apakah ada kegiatan kebersihan yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga

sekolah dan asrama?

N : Biasanya dilakukan pada kegiatan Jumsih atau Jumat bersih. Melakukan kegiatan

bersih-bersih bersama dengan guru dan santri.

P : Apakah warga madrasah dan asrama peduli terhadap kebersihan lingkungannya?

N : Ya, warga asrama dan madrasah peduli kebersihan lingkungan. Seperti

membuang sampah pada tempatnya, tidak mengotori jalan ataupun lingkungan

lainnya. Karena mengikuti kebiasaan yang ada di madrasah dan pesantren. Karena

kebersihan disini adalah nomor 1 yang sangat diperhatikan.

P : Siapakah penggerak utama kebersihan?

N : Pimpinan pondok pesantren Darul Muttaqien

Page 145: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Ciputat, 17 Oktober 2016

Petugas Kebersihan

Rosyid

Page 146: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Rais Tamir (Santri Kelas 2 MTs Darul Muttaqien)

Tempat : Ruang Kepala Sekolah MA Darul Muttaqien

Waktu : Sabtu, 15 Oktober 2016 Pukul 09.30 WIB

P : Peneliti

N : Nara Sumber

P : Apa yang kamu ketahui tentang hidup bersih?

N : Hidup bersih itu membuat kita hidup senang dan betah di suatu tempat serta

terhindar dari segala penyakit.

P : Apakah nyaman tinggal di lingkungan yang bersih?

N : Sangat nyaman, karena dengan lingkungan bersih kita jarang terkena penyakit

P : Bagaimana cara menciptakan lingkungan yang bersih, rapi dan asri?

N :Dengan memasang aturan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan

menyadarkan diri kita bahwa hidup sehat itu baik. dengan memperhatikan

lingkungan dan menatanya

P : Apakah kepala sekolah dan guru sudah menjadi contoh teladan yang baik ?

N :Sudah, karena jika atasannya saja kotor atau tidak memberikan contoh yang

teladan maka siswanya pun tidak akan menjaga kebersihannya

P : Apa yang akan kamu lakukan jika melihat sampah berserakan di halaman sekolah atau

asrama?

N : menghukum orang yang merusak lingkungan dan membersihkannya

P : Siapakah yang bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah?

N : Semua warga sekolah

P : Apakah ada kegiatan rutin yang dilakukan bersama oleh seluruh warga sekolah?

N : Ada, yaitu tanzif fil’am

Page 147: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Apakah alat-alat kebersihan sekolah dan asrama sudah menunjang bagi santri dalam

menjaga kebersihah?

N : Sudah

P : Apakah warga MTs Darul Muttaqien sudah menanamkan nilai-nilai kebersihan dalam

kehidupan sehari-hari ?

N : Belum maksimal, dalam arti ada yang sudah dan ada yang belum.

Ciputat, 27 Oktober 2016

Santri kelas 2c MTs Darul Muttaqien

Rais Tamir

Page 148: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Daffa Febrian (Santri Kelas 3 MTs Darul Muttaqien)

Tempat : Ruang Kepala Sekolah MA Darul Muttaqien

Waktu : Sabtu, 15 Oktober 2016 Pukul 10.00 WIB

P : Peneliti

N : Nara Sumber

Apa yang kamu ketahui tentang hidup bersih?

N : Hidup dengan kebudayaan yang bersih, seperti lingkungan yang bersih sehingga

tidak terjadi banyak penyakit dan hidup bersih itu suka membersihkan yang

kotor.

P : Apakah nyaman tinggal di lingkungan yang bersih?

N : Tentunya nyaman, karena tinggal di lingkungan yang bersih juga bisa membuat

tubuh semakin sehat.

P : Bagaimana cara menciptakan lingkungan yang bersih, rapi dan asri?

N : Didasari dari diri masing-masing dan bergotong royong serta adanya kemauan

untuk hidup bersih, rapi dan asri tanpa ada sifat egoisme.

Dengan membeli investasi kebersihan sepert : sapu, pel, superpel dan lain-lain.

didukung pula dari adanya peraturan-peraturan agar siswa dapat

mewujudkannya.

P : Apakah kepala sekolah dan guru sudah menjadi contoh teladan yang baik ?

N : Sudah, karenanya pula kita dapat memahami kebersihan

P : Apa yang akan kamu lakukan jika melihat sampah berserakan di halaman sekolah atau

asrama?

N : Membersihkannya agar terlihat rapi, asri dan bersih

Page 149: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

P : Siapakah yang bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah?

N : Siswa dan guru juga terlibat dalam tanggung jawab terhadap kebersihan sekolah

P : Apakah ada kegiatan rutin yang dilakukan bersama oleh seluruh warga sekolah?

N : Ada, setiap hari jum’at untuk melakukan kegiatan pembersihan umum

P : Apakah alat-alat kebersihan sekolah dan asrama sudah menunjang bagi santri dalam

menjaga kebersihah?

N : Sudah cukup memfasilitasi

P : Apakah warga MTs Darul Muttaqien sudah menanamkan nilai-nilai kebersihan dalam

kehidupan sehari-hari ?

N : Sudah, walaupun masih ada yang belum menanamkannya

P : Siapakah penggerak utama dalam membudidayakan hidup bersih di sekolah?

N : Kepala sekolah dan para guru serta adanya inisiatif masing-masing dari siswa

Ciputat, 20 Oktober 2016

Santri kelas 3 MTs Darul Muttaqien

Daffa Febrian

Page 150: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Maulvi Nizar (Santri Kelas 3 MTs Darul Muttaqien)

Tempat : Ruang Kepala Sekolah MA Darul Muttaqien

Waktu : Sabtu, 15 Oktober 2016 Pukul 08.00 WIB

P : Peneliti

N : Nara Sumber

P : Apa yang kamu ketahui tentang hidup bersih?

N : Hidup bersih itu membuat kita hidup senang dan betah di suatu tempat serta

terhindar dari segala penyakit.

P : Apakah nyaman tinggal di lingkungan yang bersih?

N : Sangat nyaman, karena dengan lingkungan bersih kita jarang terkena penyakit

P : Bagaimana cara menciptakan lingkungan yang bersih, rapi dan asri?

N :Dengan memasang aturan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan

menyadarkan diri kita bahwa hidup sehat itu baik. dengan memperhatikan

lingkungan dan menatanya

P : Apakah kepala sekolah dan guru sudah menjadi contoh teladan yang baik ?

N :Sudah, karena jika atasannya saja kotor atau tidak memberikan contoh yang

teladan maka siswanya pun tidak akan menjaga kebersihannya

P : Apa yang akan kamu lakukan jika melihat sampah berserakan di halaman sekolah atau

asrama?

N : menghukum orang yang merusak lingkungan dan membersihkannya

P : Siapakah yang bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah?

N : Semua warga sekolah

P : Apakah ada kegiatan rutin yang dilakukan bersama oleh seluruh warga sekolah?

Page 151: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

N : Ada, yaitu tanzif fil’am

P : Apakah alat-alat kebersihan sekolah dan asrama sudah menunjang bagi santri dalam

menjaga kebersihah?

N : Sudah

P : Apakah warga MTs Darul Muttaqien sudah menanamkan nilai-nilai kebersihan dalam

kehidupan sehari-hari ?

N : Belum maksimal, dalam arti ada yang sudah dan ada yang belum.

Ciputat, 27 Oktober 2016

Santri kelas 3b MTs Darul Muttaqien

Maulvi Nizar

Page 152: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Transkip Wawancara

Peneliti : Rizka Choirunnisa

Nara Sumber : Arya Herdian (Santri Kelas 3 MTs Darul Muttaqien)

Tempat : Ruang Kepala Sekolah MA Darul Muttaqien

Waktu : Sabtu, 15 Oktober 2016 Pukul 09.15 WIB

P : Peneliti

N : Nara Sumber

P : Apa yang kamu ketahui tentang hidup bersih?

N : Hidup yang sehat, dan bersih adalah sebagian dari iman.

P : Apakah nyaman tinggal di lingkungan yang bersih?

N : Nyaman, karena terhindari dari penyakit.

P : Bagaimana cara menciptakan lingkungan yang bersih, rapi dan asri?

N : Menjaganya dengan tidak membuang sampah sembarangan, melakukan reboisasi

di tanah gundul. Karena dulu disini ada tanah gundul dan sekarang sudah

ditanami berbagai macam tumbuhan dna tidak menumpuk sampah.

P : Apa saja kegiatan kebersihan yang ada di sekolah dan asrama?

N :Di asrama, biasanya membersihkan kamar sebelum berangkat ke sekolah dan

mesjid. Di madrasah ada piket kelas, dan tanziful amm pada hari jumat pagi untuk

membersihkan asrama, lingkungan pesantren dan mesjid. Pada tanggal 1 muharram

biasanya dilakukan kegiatan bersih-bersih mesjid sekitar area Jabon

P : Apakah kepala sekolah dan guru sudah menjadi contoh teladan yang baik ?

N :Sudah. Seperti Ustad Hasan yang mengajarkan untuk disiplin masuk kelas.

Meghukum santri yang terlambat masuk kelas, dan beliau sering mengingatkan

santrinya untuk disiplin.

P : Apa yang akan kamu lakukan jika melihat sampah berserakan di halaman sekolah atau

asrama?

Page 153: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

N : Dipungutin sampah-sampah yang berserakan itu, dan menyuruh teman-teman

untuk keluar ruangan karena ingin dibersihkan. Mengingatkan kepada petugas

piket untuk melakukan tugasnya

P : Siapakah yang bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah?

N : Semua warga yang ada di Pesantren Darul Muttaqien

P : Apakah ada kegiatan rutin yang dilakukan bersama oleh seluruh warga sekolah?

N : ada, seperti bersih-bersih asrama, lingkungan pesantren dan mesjid.

P : Apakah alat-alat kebersihan sekolah dan asrama sudah menunjang bagi santri dalam

menjaga kebersihah?

N :Sudah menunjang, karena setiap kali ingin digunakan alat-alatnya sudah tersedia.

Ciputat, 27 Oktober 2016

Santri kelas 3b MTs Darul Muttaqien

Arya Herdian

Page 154: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

DENAH LOKASI MADRASAH DARUL MUTTAQIEN

Page 155: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

PEDOMAN KEBERSIHAN MADRASAH

1. Memulai tugas jam 05.00 WIB dan sebelun jam 06.30 WIB semua gedung dan

lingkungan madrasah dalam keadaan bersih

a. Pembagian Tugas Kebersihan :

NO PETUGAS TEMPAT Pekerjaanya KET

1 Krisyanto

1. Ruang Rapat Tata Usaha

2. Kantor TU MTs & MA

3. Tempat Parkir

4. Jalanan sampai kedung rusunawa

5. Toilet Guru

Kerapihan

ruangan, bebas

dari kramat

(sarang laba-

laba), kaca dan

ventilasi angin

Putra

2 Marwi

1. Kantor Waka

2. Ruang Makan Guru

3. Ruang Guru 1

4. Ruang Guru 2

5. Teras gedung Makkah

6. Lingkungan Gedung Makkah

Kerapihan

ruangan, bebas

dari kramat

(sarang laba-

laba), kaca dan

ventilasi angin

Putra

3 Badrutamam

1. Ruang kepala MTS & MA

2. Teras Gedung Mesir

3. Gedung Jedah

4. Teras Gedung Jedah

5. Toilet Siswa yg depan Jedah

sebelah kanan

agar

memperhatikan

kebersihan

lingkungan

sekitarnya

Putra

4 Dayat

1. Teras dan lingkungan Gedung

Yaman

2. Toilet Siswa depan Jedah sebelah

Kiri

agar

memperhatikan

kebersihan

lingkungan

sekitarnya

Putra

5 Rasyid

1. Mandinah

2. Leb. PAI

3. Kamar Mandi PAI

4. Halaman Leb. PAI

5. Toilet Siswa yang lama

Khusus di lab.

PAI : Kerapihan

ruangan, bebas

dari kramat

(sarang laba-

Putra

Page 156: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

laba), kaca dan

ventilasi angin

6 Rohim/Idris

1. Kantor TU Putri

2. Gedung Khodijah

3. Lingkungan Gedung Khodijah

4. Toilet TU Pi

Kerapihan

ruangan, bebas

dari kramat

(sarang laba-

laba), kaca dan

ventilasi angin

(khusus di

Kantor)

Putri

7 Didi

1. Gedung Aisha

2. Lingkungan Gedung Aisha

3. Toilet Pi Gedung Aisha

agar

memperhatikan

kebersihan

lingkungan

sekitarnya

Putri

8 Salik

1. Gedung Safiyya & Zaenab

2. Lingkungan Gedung Safiyya &

Zaenab

3. Gedung Safiyya & Zaenab

4. Lingkungan Gedung Safiyya &

Zaenab

5. Toilet Pi Gedung Safiyya

agar

memperhatikan

kebersihan

lingkungan

sekitarnya

Putri

b. Membersihkan semua inventaris Kantor (meja, kursi dan lemari)

c. Melaksanakan jadwal piket (mengambil makan pagi dan siang, nyuci piring dan snack

)

d. Mengecek dan membersikan gedung dan lingkungan madrasah yang menjadi

tanggung jawabnya

e. Membersihkan ventilasi, plapon, kaca jendela dan bak mandi setiap seminggu sekali

(kamis siang)

2. Jam 06.30 WIB semua pekaerja kantor sudah berpakaian rapih (berkemeja/batik atau

berseragam) tidak dibenarkan bercelana jins pada waktu kerja

3. Menjaga peralatan rumah tangga madrasah

a. Melakukan pengecekan setiap saat

b. Setiap ada kerusakan dan kehilangan segera melapor ke Bagian Sarpras atau kepala TU

Page 157: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

4. Menyiapkan perlengkapan rapat (seperti : ruangan, meja kursi dan konsumsi)

a. Menyediakan meja kursi sesuai kebutuhan

b. Ruangan harus rapih, bersih dan harum

c. Merapihkan kembali ruangan setelah selesai rapat

5. Membantu kelancaran kerja kantor seperti memphoto copy dokumen dll

6. Membuka dan mengunci pintu madrasah (Pagi : 06.00, Sore : 16.00)

7. Melaporkan kejadian-kejadian penting kepada bagian Sarpras atau kepala TU

8. Menyediakan makanan dan minuman untuk tamu madrasah.

9. Tidak membawa inventaris madrasah keluar lingkungan madrasah tanpa izin.

10. Memberitahukan kepada Kepala Madrasah atau Kepala Tata Usaha apabila berhalangan

masuk.

11. Jam 16.00, semua kantor dan sekolah sudah dalam keadaan rapi dan bersih :

a. Peralatan makan

b. Ruangan Kelas, Guru dan PKM

c. Kantor TU dan Kantor Kepala Madrasah.

12. Roling pembagian tugas dilakukan setiap enam bulan sekali awal semester 1 dan 2

Page 158: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …

Daftar Kelengkapan Alat-Alat Kebersihan Madrasah

No Nama Barang Jumlah

1 Sampu Ijuk 10

2 Sampu Lidi 10

3 Alat Pel 8

4 Pengki 8

5 Kored/Cangkul Kecil 5

6 Ember 8

7 Kanebo 6

8 Clein/Semprotan Kaca 6

9 Kemoceng 10

10 Sapu Panjang/Pembersih langit-langit 5

11 Vakum Cliner 2

Page 159: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 160: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 161: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 162: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 163: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 164: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …
Page 165: STRATEGI PEMBENTUKAN BUDAYA BERSIH DI MTs DARUL …