STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika”...

32
Revisi STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri Harsiwi 14144100141 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2014/2015

Transcript of STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika”...

Page 1: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

Revisi

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“Pembelajaran Matematika”

Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd

Disusun Oleh :

Nikmahtun Tri Harsiwi 14144100141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2014/2015

Page 2: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis diizinkan untuk

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“Pendekatan Pembelajaran Matematika”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai pengumpulan data dalam jangka waktu

tertentu sehingga menghasilkan karya yang dapat dipertanggungjawabkan

hasilnya. Dengan terselesainya makalah Strategi Pembelajaran Matematika ini,

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. M.M Endang Susetyawati, M.Pd selaku dosen pengampu mata

kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yang senantiasa membimbing

dan memberi arahan.

2. Orang tua saya yang senantiasa memberi dukungan moral maupun materi.

3. Teman-teman yang telah memberi masukan dalam penyusunan makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar

pada karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengundang pembaca untuk

memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu

pengetahuan ini.

Yogyakarta, Oktober 2015

Penulis

Page 3: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Tinjauan Makalah ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

C. Metode Penulisan .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Matematika ................................................. 2

B. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran .............................................................. 3

1. Pendekatan Kontruktivisme ................................................................................ 3

2. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) .................. 7

3. Pendekatan RME (Realistic Mathematic Education) .......................................... 9

4. Pendekatan Saintific .......................................................................................... 12

5. Pendekatan Induktif .......................................................................................... 18

6. Pendekatan Deduktif ......................................................................................... 20

7. Pendekatan Spiral .............................................................................................. 22

8. Pendekatan Open - Ended ................................................................................. 24

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 27

KESIMPULAN ............................................................................................................. 27

GLOSARIUM ............................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 29

Page 4: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Tinjauan Makalah

Pendekatan adalah sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap

proses pembelajaran. Pendekatan ini masih bersifat umum, strategi dan

metode yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan

tertentu.

Pada pokoknya pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk

menjelaskan materi pelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan bagian

lainnya berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk

mempelajari konsep, prinsip atau teori yang baru tentang suatu bidang ilmu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran matematika?

2. Apa sajakah macam-macam pendekatan pembelajaran matematika?

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan adalah metode studi kepustakaan.

Metode studi pustaka merupakan metode dengan pencarian materi makalah di

buku-buku yang berkaitan dengan materi makalah.

Page 5: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Matematika

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh

guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan

pembelajaran juga merupakan aktivitas guru di dalam memilih kegiatan

pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu materi pembelajaran yang

sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi

yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau

bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi

disiplin ilmu.

Pendekatan pembelajaran menurut Syaiful (2003:68) adalah sebagai

aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan

pembelajaran sebagai penjelas dan juga mempermudah bagi para guru

memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah siswa untuk

memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana

pembelajaran yang menyenangkan.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di

dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode

pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,

pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan metodologik berkenan dengan cara siswa belajar

mengkonstruksi konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya,

yang sejalan cara guru menyajikan bahan tersebut. Yang termasuk

pendekatan metodologik diantaranya adalah pendekatan intuitif, analitik,

sintetik, spiral, induktif, deduktif, tematik, realistik, dan heuristik.

Page 6: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

3

2. Pendekatan material adalah pendekatan pembelajaran matematika dimana

dalam menyajikan konsep matematika melalui konsep matematika lain

yang telah dimiliki siswa.

B. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran

Macam-macam pendekatan pembelajaran antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan Kontruktivisme

Konstruktivisme adalah sebuah teori belajar dimana teori ini

berpusat pada siswa. Dalam penerapan teori ini, siswa adalah objek utama

pada proses pembelajaran. Konstruktivisme menempatkan siswa sebagai

pusat pembelajaran (student center). Guru hanya menolong siswa untuk

membangun/mengembangkan pengetahuan mereka untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan. Jadi, dapat dikatakan guru hanya menjadi guide

(pembimbing) siswa untuk memahami masalah dan memberi siswa

kesempatan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan kemampuan

mereka sendiri. Guru dapat memberi beberapa petunjuk atau pertolongan

yang diperlukan untuk mengarahkan pemikiran siswa dalam

menyelesaikan masalah.

Tujuan konstruktivisme adalah membuat siswa mengembangkan

pengetahuan siswa. Teori belajar ini membuat siswa aktif dalam

mengetahui bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah, tidak hanya

bergantung pada jawaban guru. Konstruktivisme menginginkan siswa

mampu berpendapat atau memberikan umpan balik pada jawaban guru

karena siswa sudah bisa menyelesaikan masalah dan memberikan jawaban

mereka sesuai dengan pendapat mereka sendiri. Dalam konstruktivisme,

guru adalah moderator bukan fasilitator.

Dalam proses pembelajaran, guru mendapat peran besar dalam

membuat situasi yang baik yang dapat membangun keingintahuan siswa

tentang pelajaran karena keingintahuan siswa tersebut akan membuat

Page 7: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

4

mereka berpikir. Pengalaman tiap siswa yang berbeda yang berhubungan

dengan pelajaran yang akan dipelajari akan memberikan titik penyelesaina

masalah. Dalam hal ini, karena setiap siswa pasti mempunyai jawaban

yang berbeda-beda, seorang guru harus bisa membangun situasi yang

memungkinkan bagi siswa untuk berdiskusi.

Guru adalah moderator artinya seorang guru memperhatikan

jalannya diskusi, terkadang memberikan pendapat, setuju atau tidak setuju

dengan pendapat/pemikiran siswa. Dalam proses ini, siswa akan

mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mereka dalam sharing

pendapat. Guru bertugas membuat keputusan/kesimpulan dari hasil diskusi

siswa. Diskusi hanya cara yang bisa di terapkan dalam konstrruktivisme,

guru juga diperbolehkan menggunakan alat bantu.

Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan

oleh teori konstuktivisme, yaitu:

(1) Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar.

(2) Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa.

(3) Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin

dicapai.

(4) Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan

menekankan pada hasil.

(5) Mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan.

(6) Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.

(7) Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.

(8) Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman

siswa.

Page 8: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

5

(9) Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip teori kognitif.

(10) Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan

proses pembelajaran, seperti: prediksi, inferensi, kreasi, dan analisis.

(11) Menekankan pentingnya “bagaimana siswa belajar”.

(12) Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau

diskusi dengan siswa lain dan guru.

(13) Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.

(14) Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata.

(15) Menekankan pentingnya konteks dalam belajar.

(16) Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar.

(17) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun

pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada

pengalaman nyata.

Kelebihan dan Kekurangan dalam menggunakan model

konstruktivisme menurut Sidik (2008) adalah :

(1) Kelebihan

(a) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara

eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi

gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan

penjelasan tentang gagasannya.

(b) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi

pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah

dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan

gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka

Page 9: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

6

tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai

fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan

memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.

(c) Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk

berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa

berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model

dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.

(d) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi

kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar

siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan

menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun

yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan

berbagai strategi belajar.

(e) Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk

memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari

kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk

mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.

(f) Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar

yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan,

saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu

jawaban yang benar.

(2) Kekurangan

(a) Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang

bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil

konstruksi para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.

(b) Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun

pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang

lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-

beda.

Page 10: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

7

(c) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua

sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu

keaktifan dan kreatifitas siswa.

2. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)

Pendekatan konstektual merupakan suatu konsep belajar dimana

guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong

siswa membuat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga

dan masyarakat. Hasil pembekajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak

untuk memecahkan persoalan, berfikir kritis danmelaksanakan observasi

serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya. Dalam

konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,

dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.

Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih

bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan

alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami.

Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang

akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam

kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan

daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi

pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan –

memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam

mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi

daripada memberi informasi.Guru bertugas mengelola kelas sebagai

sebuah tim yang bekerja bersama untuk merumuskan, menemukan sesuatu

yang baru bagi kelas yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari

hasil “menemukan sendiri” dan bukan dari “apa kata guru.

Page 11: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

8

Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya

untuk mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi

juga untuk mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam

memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari

melalui interaksi dengan sesama teman, misalnya melalui pembelajaran

kooperatif, sehingga juga mengembangkan ketrampilan sosial (social

skills) (Dirjen Dikmenum, 2002:6).

Pendekatan kontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang

sebenarnya dalam penelitian dengan menghadapkan anak didik pada

bidang penelitian, membantu mereka mengidentifikasi masalah yang

konseptual atau metodologis dalam bidang penelitian dan mengajak

mereka untuk merancang cara dalam mengatasi masalah.

Dalam pendekatan ini terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan,

yaitu diantarnya:

(1) Kelebihan

(a) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa

dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman

belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat

penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang

ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi

itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang

dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga

tidak akan mudah dilupakan.

(b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan

penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran

CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa

dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui

landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar

melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

Page 12: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

9

(2) Kelemahan

(a) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode

CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas

guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang

baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang

berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi

oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang

dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai

instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan

guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai

dengan tahap perkembangannya.

(b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan

menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi

mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya

guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap

siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang

diterapkan semula.

3. Pendekatan RME (Realistic Mathematic Education)

RME adalah suatu pendekatan dimana matematika dipandang

sebagai suatu kegiatan manusia (Freudental, 1973, Treffers, 1987, De

moor, 1994 dalam Ahmad Fauzan 2001: 1).Kata realistik diambil dari

salah satu diantara empat pendekatan dalam pendidikan matematika.

Menurut klasifikasi Treffers yaitu mekanistik, empirik, strukturalistik dan

realistik. (Marpaung, 2001 : 2).

Dalam pembelajaran melalui pendekatan realistik, strategi- strategi

informasi siswa berkembang ketika mereka menyeleseikan masalah pada

situasi- situsi biasa yang telah diakrapiniya, dan keadaan itu yang

Page 13: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

10

dijadikannya titik awal pembelajaran pendekatan realistik atau Realistic

Mathematic Education(RME) juga diberi pengertian “cara mengajar

dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelediki dan

memahami konsep matematika melalui suatu masalah dalam situasi yang

nyata”. (Megawati, 2003: 4). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran

bermakna bagi siswa.

Realistic Mathematic Education(RME) adalah pendekatan

pengajaran yang bertitik tolak pada hal- hal yang real bagi

siswa(Zulkardi). Teori ini menekankan ketrampilan proses, berdiskusi dan

berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka

dapat menemukan sendiri(Student Invonting), sebagai kebalikan dari guru

memberi(Teaching Telling) dan pada akhirnya murid menggunakan

matematika itu untuk menyeleseikan masalah baik secara individual

ataupun kelompok.

Pada pendekatan Realistik peran guru tidak lebih dari seorang

fasilitator, moderator atau evaluator. Sementara murid berfikir,

mengkomunikasikan argumennya, mengklasifikasikan jawaban mereka,

serta melatih saling menghargai strategi atau pendapat orang lain.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa RME atau

pendekatan Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan

masalah sehari- hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep

dan mengaplikasikan konsep- konsep tersebut atau bisa dikatakan suatu

pembelajaran matematika yang berdasarkan pada hal- hal nyata atau real

bagi siswa dan mengacu pada konstruktivis sosial.

Terdapat 5 prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistik,

yaitu:

(1) Didominasi oleh masalah- masalah dalam konteks, melayani dua hal

yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika.

Page 14: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

11

(2) Perhatian diberikan pada pengembangan model”situasi skema dan

simbol”.

(3) Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat

pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif.

(4) Interaktif sebagai karakteristik diproses pembelajaran matematika.

(5) Intertwinning(membuat jalinan) antar topik atau antar pokok bahasan.

Dalam pendekatan ini juga terdapat kelebihan dan kelemahan, yaitu

diantaranya:

(1) Kelebihan

Beberapa keunggulan dari pembelajaran metematika realistik antara

lain:

(a) Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana

tegang tidak tampak.

(b) Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa.

(c) Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga mudah

didapatkan.

(d) Guru ditantang untuk mempelajari bahan.

(e) Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga.

(f) Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin

pandai.

(2) Kekurangan

Beberapa kelemahan dari pembelajaran metematika realistik antara

lain:

(a) Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang besar(40- 45 orang).

(b) Dibutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran.

(c) Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang memerlukan waktu

yang lebih lama untuk mampu memahami materi pelajaran.

Page 15: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

12

4. Pendekatan Saintific

Pendekatan saintific adalah Proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi

pengetahuan, ketrampilan, dan lainnya melalui tahapan mengamati,

menanya, menalar, mencoba, dan menbentuk jejaring untuk semua mapel.

Pembelajaran scientific merupakan pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode

ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

terbudayakannya kecapakan berpikir sains, terkembangkannya “sense of

inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).

Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah mampu menghasilkan

kemampuan untuk belajar (Joice & Weil, 1996), bukan saja diperolehnya

sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting

adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh

peserta didik (Zamroni, 2000 & Semiawan, 1998).

Pembelajaran scientific tidak hanya memandang hasil belajar sebagai

muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh

karena itu pembelajaran scientific menekankan pada keterampilan proses.

Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains

adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses

sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991).

Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada

transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang

perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah

seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan

belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses

pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui

berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan

(scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur, 1998), dengan

Page 16: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

13

demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai

fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk

kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan

keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan, dan

mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan

(Semiawan, 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi,

dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar

bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran

berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta

didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan

atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi,

sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan

berpirkir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik

lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam

memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan

sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi

membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan

keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi

pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya

adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu

kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap

individu dalam mengembangkan diri (Chain dan Evans, 1990).

Dalam pendekatan pembelajaran Saintifik terdapat beberapa prinsip-

prinsip utama yaitu:

(1) Pembelajaran berpusat pada siswa

(2) Pembelajaran membentuk students‟ self concept

Page 17: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

14

(3) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari,

mnganalisis, menyimpulkan konsep, pengetahuan, dan prinsip.

(4) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa

(5) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru

(6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi

Seperti halnya pada pendekatan pembelajaran matematika

sebelumnya, pendekatan pembelajaran saintific juga memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan, yaitu:

(1) Kelebihan

(a) Menilai data lebih objektif, karena tidak boleh terpengaruh oleh

nilai atau kepercayaan periset atau orang lain ( harus value free )

(b) Dari segi kemudahan mendapatkan data ,data sekunder yang

tersedia dapat digunakan

(c) Eksternal validiti lebih tinggi karena dapat melibatkan

permasalahan yang lebih luas menggunakan waktu yang lebih

panjang dan jumlah observasi yang lebih banyak sebagai objek

penelitian karena tersedia di data sekunder.

(2) Kekurangan

(a) Setting tidak natural ( artificial ) , dapat menurunkan validitas

penelitian

(b) Penelitian kurang terfokus tetapi lebih luas, sehingga kurang

mendalam

Page 18: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

15

(c) Penelitian biasanya menjelaskan dan memprediksi fenomena yang

tampak, sehingga lebih mengarah ke verifikasi teori

Dalam pembelajaran saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu

Observing (mengamati), Questioning (menanya), Associating (menalar),

Experimenting (mencoba), Networking (membentuk Jejaring/

mengkomunikasikan). Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik:

(1) Observing (mengamati)

Objek matematika yang dipelajari dalam matematika adalah buah

pikiran manusia, sehingga bersifat abstrak. Mengamati objek

matematika dapat dikelompokkan dalam dua macam kegiatan yang

masing-masing mempunyai ciri berbeda, yaitu:

(a) Mengamati fenomena lingkungan kehidupan sehari-hari yang

berkaitan dengan topik matematika tertentu.

(b) Mengamati objek matematika yang abstrak. Kegiatan mengamati

objek matematika yang abstrak sangat cocok untuk siswa yang

mulai menerima kebenaran logis.

(c) Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari

informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

(2) Questioning (menanya)

Dalam hal mempelajari keterampilan berprosedur matematika,

kecenderungan yang ada sekarang adalah siswa gagal menyelesaikan

suatu masalah matematika jika konteksnya berbeda, walaupun hanya

sedikit perbedaannya. Ini terjadi karena siswa cenderung menghafal

algoritma atau prosedur tertentu. Pada diri siswa tidak terbangun

kreativitas dalam berprosedur. Kreativitas berprosedur dapat

dibangkitkan dari pemberian pertanyaan yang tepat. Pertanyaan-

pertanyaan didesain agar siswa dapat berpikir tentang alternatif-

alternatif jawaban atau alternatif-alternatif cara berprosedur. Dalam

hal ini guru diharapkan agar menahan diri untuk tidak memberi tahu

jawaban pertanyaan. Apabila terjadi kendala dalam proses menjawab

Page 19: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

16

pertanyaan, atau diprediksi terjadi kendala dalam menjawab

pertanyaan, guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan secara

bertahap yang mengarah pada diperolehnya jawaban pertanyaan oleh

siswa sendiri. Di sinilah peran guru dalam memberikan scaffolding

atau „pengungkit‟ untuk memaksimalkan ZPD (Zone Proximal

Development) yang ada pada siswa (Chambers, 2007).

(3) Associating (menalar)

Secara umum dapat dikatakan bahwa penalaran adalah proses

berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta yang dapat

diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam

proses pembelajaran matematika, pada umumnya proses menalar

terjadi secara simultan dengan proses mengolah atau menganalisis

kemudian diikuti dengan proses menyajikan atau mengkomunikasikan

hasil penalaran sampai diperoleh suatu simpulan. Bentuk penyajian

pengetahuan atau ketrampilan matematika sebagai hasil penalaran

dapat berupa konjektur atau dugaan sementara atau hipotesis.

Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran

deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik

simpulan dari fenomena khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.

Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada hasil

pengamatan inderawi atau pengalaman empirik. Penalaran deduktif

merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-

pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang

bersifat khusus. Cara kerja menalar secara deduktif adalah

menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian

dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus (Sudarwan,

2013). Penalaran yang paling dikenal dalam matematika terkait

penarikan kesimpulan adalah modus ponen, modus tolen dan

silogisme.

(4) Experimenting (mencoba)

Page 20: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

17

Berdasarkan hasil penalaran yang diperoleh pada tahap

sebelumnya yakni berupa konjektur atau dugaan sementara sampai

diperoleh kesimpulan, maka selanjutnya perlu dilakukan kegiatan

„mencoba‟. Kegiatan mencoba dalam proses pembelajaran matematika

di sekolah dimaknai sebagai menerapkan pengetahuan atau

keterampilan hasil penalaran ke dalam suatu situasi atau bahasan yang

masih satu lingkup, kemudian diperluas ke dalam situasi atau bahasan

yang berbeda lingkup.

Tahap mencoba ini menjadi wahana bagi siswa untuk

membiasakan diri berkreasi dan berinovasi menerapkan dan

memperdalam pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari

bersama guru. Dengan memfasilitasi kegiatan „mencoba‟ ini siswa

diharapkan tidak terkendala dalam memecahkan permasalahan

matematika yang merupakan salah satu tujuan penting dan mendasar

dalam belajar matematika. Pengalaman „mencoba‟ akan melatih siswa

yang memuat latihan mengasah pola pikir, sikap dan kebiasaan

memecahkan masalah itulah yang akan banyak memberi sumbangan

bagi siswa dalam menuju kesuksesan mengarungi kehidupan sehari-

harinya. Kurikulum 2013 secara eksplisit menyiapkan siswa agar

terampil memecahkan masalah melalui penataan kompetensi

kompetensi dasar matematika yang dipelajari siswa. Kegiatan

mencoba mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan

eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data.

(5) Networking (membentuk jejaring)

Membentuk jejaring dimaknai sebagai menciptakan

pembelajaran yang kolaboratif antara guru dan siswa atau antar siswa.

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari

sekadar melaksanakan suatu teknik pembelajaran di kelas. Kolaborasi

esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang

menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi

yang dirancang secara baik dan disengaja sedemikian rupa untuk

Page 21: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

18

memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama

(Kemdikbud, 2013).

Dalam kegiatan pembelajaran kolaboratif, fungsi guru lebih

sebagai manajer belajar dan siswa aktif melaksanakan proses belajar.

Dalam situasi pembelajaran kolaboratif antara guru dan siswa atau

antar siswa, diharapkan terjadi siswa berinteraksi dengan empati,

saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan

masing-masing, sehingga pada diri siswa akan tumbuh rasa aman,

yang selanjutnya akan memungkinkan siswa menghadapi aneka

perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.

Membentuk jejaring dapat dilaksanakan dengan memberi

penugasan-penugasan belajar secara kolaboratif. Penugasan

kolaboratif dapat dilaksanakan pada proses mengamati, menanya,

menalar atau mencoba. Selain belajar mengasah sikap empati, saling

menghargai dan menghormati perbedaan, berbagi, dengan

diterapkannya pembelajaran kolaboratif maka bahan belajar

matematika yang abstrak diharapkan akan menjadi lebih mudah

dipahami siswa.

Kegiatan membentuk jejaring adalah sarana untuk

menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan,

gambar / sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar

siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan

penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan,

dan atau unjuk karya.

5. Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu,lalu

menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering

disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus

menjadi umum.

Page 22: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

19

Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari

keadaan khusus menuju keadaan umum.

Ciri utama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah

menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh

pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau

dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.

Menurut Yamin (2008:90) pendekatan induktif tepat digunakan

manakala:

(1) Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang

berhubungan dengan mata pelajaran tersebut,

(2) Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap,

pemecahan, dan pengambilan keputusan,

(3) Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan

pertanyaan terampil mengulang pertanyaan, dan sabar,

(4) Waktu yang tersedia cukup panjang.

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu

menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering

disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus

menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang

bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum. Alternatif

pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran pendekatan

deduktif adalah dengan pendekatan induktif. Beberapa contoh

pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri,

pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek,

pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran

dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati

terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus,

Page 23: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

20

atau memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep,

aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri.

Menurut Wariman (1997) ada beberapa kekurangan dan kelebihan

pembalajaran induktif

(1) Kelebihan

(a) Dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa karena siswa

selalu dipancing dengan pertanyaan.

(b) Dapat menguasai secara tuntas topic-topik yang dibicarakan

karena adanya tukar pendapat antar siswa sehingga didapatkan

suatu kesimpulan akhir.

(c) Mengajarkan siswa berpikir kritis karena selalu dipancing untuk

mengeluarkan ide-ide.

(d) Melatih siswa belajar bekerja sistematis.

(2) Kelemahan

(a) Memerlukan banyak waktu.

(b) Sukar menemukan pendapat yang sama karena setiap siswa

mempunyai gagasan yang berbeda-beda.

6. Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang

menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan

(conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam

sistem deduktif yang kompleks,peneliti dapat menarik lebih dari satu

kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan

kesimpulan dari sesuatu yang umum kesesuatu yang khusus.

Page 24: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

21

Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari

keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang

bermula dengan menyajikan aturan,prinsip umum dan diikuti dengan

contoh contoh khusus atau penerapan aturan,prinsip umum ke dalam

keadaan khusus.

Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan

istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif

dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan

berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah

persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).

Menurut Yamin (2008:89) pendekatan deduktif dapat dipergunakan

bila:

(1) Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari,

(2) Isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang

membutuhkan proses berfikir kritis,

(3) Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang

baik dan pembicaraan yang baik,

(4) Waktu yang tersedia sedikit.

Pendekatan pembeljaran matematika deduktif juga memiliki

kelebihan dan kekurangan, dianataranya:

Toni Julianto (2012) dalam makalahnya menyatakan kelebihan dan

kelemahan dari pendekatan deduktif dibandingkan dengan pendekatan lain

adalah:

(1) Kelebihan

(a) Tidak memerlukan banyak waktu.

Page 25: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

22

(b) Sifat dan rumus yang diperoleh dapat langsung diaplikasikan ke

dalam soal-soal atau masalah yang konkrit.

(2) Kelemahan

(a) Siswa sering mengalami kesulitan memahami makna matematika

dalam pembelajaran.Hal ini disebabkan siswa baru bisa

memahami konsep setelah disajikan berbagai contoh.

(b) Siswa sulit memahami pembelajaran matematika yang diberikan

karena siswa menerima konsep matematika yang secara langsung

diberikan oleh guru.

(c) Siswa cenderung bosan dengan pembelajaran dengan pendekatan

deduktif, karena disini siswa langsung menerima konsep

matematika dari guru tanpa ada kesempatan menemukan sendiri

konsep tersebut.

7. Pendekatan Spiral

Pendekatan Spiral adalah pengajaran matematika modern menganut

pendekatan spiral. Pendekatan ini dipakai untuk mengajarkan konsep.

Dengan pendekatan spiral suatu konsep tidak diajarkan dari awal sampai

selesai dalam sebuah selang waktu, tetapi diberikan dalam beberapa selang

waktu yang terpisah-pisah. Di selang waktu pertama konsep itu dikenalkan

secara sederhana, misalnya dengan cara intuitif melalui benda-benda

konkret atau gambar-gambar sesuai dengan kemampuan murid. Setelah

selang waktu itu selesai, maka pelajaran dilanjutkan dengan topik-topik

lain. Di selang waktu yang terpisah-pisah selanjutnya, konsep tadi

diajarkan lagi makin lama semakin abstrak. Notasinya pun berubah pula,

hingga akhirnya menggunakan notasi yang umum dipakai dalam

matematika.

Page 26: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

23

Jadi, pendekatan spiral merupakan suatu prosedur pembahasan

konsep yang dimulai dengan cara sederhana, dari konkret ke abstrak, dari

cara intuitif ke analisis, dari eksplorasi ke penguasaan, dalam jangka

waktu yang cukup lama dalam selang-selang waktu yang terpisah mulai

dari tahap yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

Ciri-ciri suatu konsep adalah

(1) Konsep memiliki gejala-gejala tertentu

(2) Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung

(3) Konsep berbeda dalam isi dan luasnya

(4) Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-

pengalaman

(5) Konsep yang benar membentuk pengertian

(6) Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu

Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan pendekatan konsep adalah:

(1) Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur

lingkungan.

(2) Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang

mudah dimengerti.

(3) Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik

pula sampai konsep yang kompleks.

(4) Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.

Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3

tahap yaitu,

(1) Tahap Enaktik

Tahap enaktik dimulai dari:

(a) Pengenalan benda konkret.

Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa

pengalaman baru.

(b) Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.

Page 27: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

24

(2) Tahap Simbolik

Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol, lambang, kode, seperti

angka, huruf. kode, seperti (?=,/) dll. Membandingkan antara contoh

dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti akan

ciri-cirinya. Memberi nama, dan istilah serta defenisi.

(3) Tahap Ikonik

Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti:

Menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu

mengatakannya.

8. Pendekatan Open - Ended

Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan

memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau

disebut juga Open-Ended problem atau soal terbuka. Siswa yang

dihadapkan denganOpen-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk

mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana

sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu

pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa

atau banyak.

Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila

hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau

hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut. Contoh

penerapan masalah Open-Ended dalam kegiatan pembelajaran adalah

ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang

berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi

pada jawaban (hasil) akhir.

Pendekatan pembelajaran Open-Eded memiliki kelebihan dan ke

kurangan, yaitu:

(1) Kelebihan pendekatan Open–Ended.

Page 28: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

25

Dalam pendekatan open-ended guru memberikan permasalah kepada

siswa yang solusinya tidak perlu ditentukan hanya melalui satu jalan.

Guru harus memanfaatkan keragaman cara atau prosedur yang

ditempuh siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut akan

memberikan pengalaman pada siswa dalam menemukan sesuatu yang

baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan cara berfikir

matematik yang telah diperoleh sebelumnya. Ada beberapa kelebihan

dari pendekatan ini, antara lain:

(a) Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif

serta memungkinkan untuk mengekspresikan idenya.

(b) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak menerapkan

pengetahuan serta keterampilan matematika secara komprehensif.

(c) Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki kesempatan

untuk mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan

dengan cara mereka sendiri.

(d) Siswa terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti atas

jawaban yang mereka berikan.

(e) Siswa memiliki banyak pengalaman, baik melalui temuan mereka

sendiri maupun dari temannya dalam menjawab permasalahan.

(2) Kelemahan Pendekatan Open–Ended.

Disamping kelebihan yang dapat diperoleh dari pendekatan open-

ended, terdapat juga beberapa kelemahan, diantaranya:

(a) Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang

bermakna bagi siswa.

(b) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahamai siswa

sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan

bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.

(c) Karena jawaban bersifat bebas, siswa dengan kemampuan tinggi

bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.

Page 29: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

26

(d) Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar

mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka

hadapi.

Page 30: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

27

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru

dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran juga

merupakan aktivitas guru di dalam memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru

akan menjelaskan suatu materi pembelajaran yang sudah tersusun dalam urutan

tertentu, ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya

dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang

terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu.

Dalam praktiknya terdapat bermacam-macam pendekatan pembelajaran

matematika, yaitu pendekatan konstruktivisme, pendekatan kontekstual

(Contextual Teaching and Learning/ CTL), pendekatan RME (Realistic

Mathematic Education), pendekatan Santific, pendekatan induktif, pendekatan

deduktif, pendekatan spiral, dan pendekatan Open-Ended.

Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.

Dalam setiap pendekatan pula langkah untuk menjalankannya pun berdeba. Peran

guru dan siswa disetiap pendekatan juga berbeda-beda.

Page 31: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

28

GLOSARIUM

Abstrak : tidak nyata, tidak berwujud; tidak berbentuk;

Mengimplementasikan : menerapkan

Metode : cara

Notasi : simbol, cara penulisan

Observasi : pengamatan

Response : tanggapan

Spesifikasi : jenis-jenis

Teoritis : teori

Inquiry : berdasarkan dunia nyata

Realistic : berdasarkan dunia nyata

Page 32: STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA · STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pembelajaran Matematika” Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh : Nikmahtun Tri

29

DAFTAR PUSTAKA

Susetyawati, endang. 2011. Modul Belajar dan Pembelajaran Matematika.

Yogyakarta: UPY.

file.upi.edu/matematika/hakikat.pdf

Rahim, Utu. 2006. Pendekatan dalam Pengajaran Matematika. Kendari:

Matematika FKIP Unhalu.