laporan praktikum fitokimia identifikasi bahan kimia dalam sediaan obat tradisional (jamu)
Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di ...
Transcript of Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di ...
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1011
Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di Desa Sei Rotan Dusun X KecamatanPercut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
Nurafrina Siregar, Emi Wakhyuni
Universitas Pembangunan Pancabudi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Medan
Alamat Korespondensi :Jalan Jend. Gatot Subroto Km 4,5 (061) 30106056 Fax. (061) 8458077
E-mail, [email protected];:[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh variabel produk terhadap strategi pemasaran
jamu tradisional Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang (2) Pengaruh variabel Harga terhadap strategi pemasaran jamu Kelompok
Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang (3)
Pengaruh variabel promosi terhadap strategi pemasaran jamu tradisional Kelompok Wanita di Desa
Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli SerdangSumatera Utara. (4)
Pengaruh variabel produk,harga, dan promosi terhadap strategi pemasaran jamu tradisional Ibu-Ibu
PKK di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera
Utara Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kuantitatif, jenis penelitian ini adalah deskriptif dan sifat penelitian ini adalah penjelasan. Populasi
pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin.Metode pengumpulan data dengan penyebaran daftar
pertanyaan. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi linier
berganda.
Kata kunci: Produk, Harga, dan Promosi, Strategi Pemasaran Jamu
1. PENDAHULUAN
Semakin tingginya kebutuhan konsumen Indonesia akan makanan dan minuman herbal
membuat para pengusaha jamu-jamu tradisional bergairah. Persaingan yang semakin ketat beberapa
tahun belakangan membuat para pelaku bisnis jamu tradisional yang dikemas ala minuman modern
ini, harus lebih pandai dan cermat dalam memasarkan produknya.Pemilihan dan penggunaan strategi
yang tepat dalam pemasaran menentukan keberlangsungan hidup perusahaan.Jurini (2003)
mengemukakan dalam memasarkan produk yang dihasilkannya setiap perusahaan menjalankan
strategi pemasaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Jurini (2003) juga menjelaskan
bahwa ada 3 (tiga) tahap yang ditempuh perusahaan untuk menetapkan strategi pemasaran, yaitu (1)
memilih konsumen yang dituju, (2) mengidentifikasikan keinginan konsumen, dan (3) menentukan
marketing mix.
Dalam aktivitas ekonominya, pasar industri jamu Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan
yang signifikan dengan nilai penjualan mencapai Rp 6 triliun, telah menciptakan tiga juta lapangan
kerja, dan dengan daerah konsumen terbesar di pulau jawa mencapai 60% pada tahun 2007 (GP Jamu
dan BPOM, 2008). Dengan keunggulan komparatif yang dimiliki sebagai industri berbasis
sumberdaya lokal, KADIN dalam visi 2030 dan Road Map Industri Nasional merekomendasikan
jamu sebagai klaster industri unggulan penggerak pencipta lapangan kerja dan penurun angka
kemiskinan dan atas dasar kearifan lokal dan potensi yang dimiliki produk Jamu, Kementerian
Koordinator Bidang Ekonomi telah mencanangkan gerakan “Jamu Brand Indonesia” sebagai bagian
dari kegiatan menyatukan merek jamu dalam satu payung Brand Indonesia.
Robbins & Judge (2013:368) menyatakan stress is a dynamic condition in which anBest (2009)
menjelaskan bahwa analisis SWOT merupakan rangkuman kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang belum dibahas dalam analisis situasi. Best juga menerangkan bahwa Strategic Market
Plan dikembangkan berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil analisis situasi dan analisis
SWOT. Pearce dan Robinson (2008 : 5) mendefinisikan Manajemen strategis sebagai satu set
1012 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan impelementasi rencana yang dirancang
untuk meraih tujuan suatu perusahaan/organisasi.
Kurangnya peralatan mekanis dalam produksi karena memang belum dimiliki ibu-ibu PKK
Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Selain itu Ibu-ibu
PKK tidak mendapat dukungan dari aparat pemerintah kota tanjung Balai dari sisi modal dan upaya
untuk memasarkan jamu tradisional serta kekurangan tenaga kerja yang terampil sebab tenaga kerja
yang terampil lebih memilih kerja sebagai buruh cuci dan pembantu rumah tangga.
Tujuan dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh Produk terhadap strategi pemasaran Jamu Tradisional
Pada Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang?
2. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh Harga terhadap strategi pemasaran Jamu Tradisional
Pada Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang?
3. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh Promosi terhadap strategi pemasaran Jamu Tradisional
Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
4. Untuk Mengetahui Seberapa jauh pengaruh produk, harga,tempat dan promosi terhadap strategi
pemasaran Jamu Tradisional Pada Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut
Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
Beberapa teori yang dijadikan referensi dalam penelitian ini yaitu antara lain sebagi berikut :
A. Produk
Menurut Tjiptono (2001: 95) produk merupakan segala sesuatu yang di tawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan
atau keinginan pasar yang bersangkutan. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak
menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Kualitas jasa bergantung
pada ketetapan, respon, jaminan dan rasa belas keinginan untuk memiliki barang. Pasar harus dapat
mengembangkan value tambahan dari produknya selain dari barang yang dijual, supaya dapat
dibedakan dan bersaing dengan produk lain.
Menurut Kotler dan Armstrong (2003:8): “Produk adalah segala yang bisa ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan.
Itu mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide.” Produk yang dihasilkan harus
memiliki sejumlah manfaat, yang diharapkan mampu untuk memenuhi segala kebutuhan dan
keinginan konsumen sehingga akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
Dengan menjelaskan keunggulan yang dimiliki produk, maka konsumen akan merasa telah membuat
keputusan yang tepat dengan memilih produk tersebut dan menolak produk pesaing sehingga akan
menimbulkan kepuasan.
1. Atribut Produk
Sejumlah manfaat yang dimiliki pada suatu produk akan dikomunikasikan dan disampaikan melalui
atribut produk. “Atribut produk adalah unsur -unsur yang melekat pada sebuah produk berwujud
maupun produk tidak berwujud” (Kotler, 1997:127). Dan yang termasuk dalam atribut produk
adalah: kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
2. Pengembangan Produk
Pengertian pengembangan produk oleh Kotler dan Armstrong (2003:398): “strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk modifikasi atau produk baru ke segmen pasar
yang ada sekarang.” Pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya memastikan
bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif.
3. Diferensiasi Produk
Agar produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya, kebanyakan perusahaan akan
melakukan diferensiasi pada setiap produk yang dihasilkannya. “Diferensiasi adalah aktifitas untuk
mendesain produk agar memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pro duk pesaing” (Kotler,
2000:329). “Perusahaan umumnya mencoba mengenali kebutuhan khusus pelanggannya agar dapat
membedakan produknya (atau jasa) untuk memuaskan kebutuhan” (Madura, 2001:159). Dengan
memuaskan kebutuhan konsumen maka perusahaan diharapkan akan mampu meningkatkan atau
setidaknya mempertahankan pasar.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1013
B. Harga
Harga memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam
membeli produk, sehingga sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk. Definisi harga
menurut Kotler dan Armstrong (2009) adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau
jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut.
Menurut Tjiptono (2005), ada 4 hal yang menjadi tujuan penetapan harga, yaitu:
1) Tujuan berorientasi pada laba.
Tujuan ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan
selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum. Dalam kondisi persaingan
yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit untuk dilakukan.
2) Tujuan berorientasi pada volume.
Tujuan ini berorientasi pada volume, dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai
target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar. Misalnya: biaya
operasional pemasangan jalur telepon untuk satu rumah tidak berbeda jauh dengan biaya pemasangan
untuk lima rumah.
3) Tujuan berorientasi pada citra.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra
perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu.
4) Tujuan stabilisasi harga.
Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.
5) Tujuan-tujuan lainnya.
Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas
pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
C. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam upaya
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta meningkatkaan kualitas penjualan untuk
meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan
Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform),
membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang–orang tentang produk yang dihasilkan organisasi,
individu, ataupun rumah tangga (Simamora, 2005).
a. Tujuan Promosi
Menurut Simamora (2005) ada beberapa alasan para pemasar melakukanpromosi :
1)Menyediakan informasi
Pembeli dan penjual mendapat manfaat dari fungsi informasional yang sanggup dilakukan oleh
promosi. Para pembeli menemukan program baru yang dapat membantunya dan para penjual dapat
menginformasikan kepada calon pelanggan tentang barang dan jasa.
2)Merangsang permintaan
Para pemasar menginginkan konsumen membeli produknya dan mereka menggunakan promosi
untuk menarik pelanggannya.
3)Membedakan produk
Organisasi-organisasi mencoba membedakan mereka dan produknya melalui penggunaan promosi,
khususnya produk yang tidak banyak berbeda dari para pesaingnya.
4)Mengingatkan para pelanggan saat ini
Mengingatkan para pelanggan akan manfaat dari produk perusahaan bisa mencegah mereka
berpaling kepada pesaing pada saat mereka memutuskan untuk mengganti atau memutakhirkan
produknya.
5)Menghadang pesaing
Promosi dapat digunakan untuk menghadapi upaya pemasaran dari pesaing untuk melawan
kampanye periklanannya.
6)Menjawab berita negatif
Kadangkala kompetisi bukanlah penjualan produk serupa dan perusahaan lainnya. Seringkali
perusahaan menjadi korban publisitas dan pemalsuan
1014 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
7)Memuluskan fluktuasi-fluktuasi permintaan
Perusahaan bnayak mengalami tantangan-tantangan permintaan musiman, dimana para pelanggan
membeli lebih banyak selama beberapa bulan tertentu dan berkurang pada bulan-bulan lainnya.
Promosi membantu mengisi kesenjangan yang ada diantara kepincangan-kepincangan permintaan
musiman tersebut.
D. Strategi Pemasaran
Menurut Tull dan Khale yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2002: 6) mendefinisikan “strategi
pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan
program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut”.
Merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan analisis. Menurut Fandy
Tjiptono (2002: 7-8) bahwa kemampuan strategi suatu perusahaan untuk dapat berkembang lebih
baik, meliputi :
1)Faktor lingkungan
Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi
dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada bisnis
perusahaan.
2)Faktor pasar
Setiap perusahaan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran pasar,
tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli,
permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan
peluang-peluang yang belum terpenuhi.
3)Persaingan
Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya,
bagaimana posisi produk atau pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan
pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi pesaing.
4)Analisis Kemampuan Internal
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya.
Penilaian tersebut didasarkan pada faktor-faktor seperti: teknologi, sumber daya finansial,
kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran dan basis pelanggan yang dimiliki.
5)Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi
pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan
strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik
melalui observasi maupun metode survey.
6)Analisis Ekonomi
Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang pemasaran
terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen
yang diperlukan, analisis BEP (Break Event Point), penilaian resiko atau laba, dan analisis faktor
ekonomi pesaing.
Strategi pemasaran perusahaan dapat dikembangkan dengan :
1. Segmentasi Pasar
Basu Swastha (2002: 65) mendefinisikan bahwa “segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi
pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang
bersifat homogen”. Pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang memiliki kebutuhan,
kebiasaan membeli, dan reaksi yang berbeda-beda dan perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan
semua konsumen tersebut.
Dasar-dasar untuk mensegmentasi pasar konsumen menurut Basu Swastha (2002: 67-68) adalah:
a)Faktor demografis, seperti: umur, kepadatan penduduk, jenis kelamin, agama, kesukuan,
pendidikan dan sebaginya.
b)Tingkat penghasilan.
c)Faktor sosiologis, seperti: kelompok budaya, klas-klas sosial, dan sebagainya.
d)Faktor psikologis/psikhografis, seperti: kepribadian, sikap, manfaat produk yang diinginkan, dan
sebagainya.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1015
e)Faktor geografis, seperti: daerah sejuk, daerah panas (pantai) dan sebagainya
2. Market Targeting
Perusahaan setelah melakukan segmentasi pasar, harus menilai dan memutuskan segmen mana dan
beberapa macam segmen yang akan dilakukan. Target pasar yang harus dituju adalah :
a) Differentiated Marketing (pemasaran serba beda)
Perusahaan berusaha mengidentifikasikan kelompok pembeli (segmen) tertentu dengan membegi
pasar dalam dua kelompok atau lebih, sehingga perusahaan membuat produk yang berbeda untuk
masing-masing segmen. Strategi ini akan digunakan untuk menaikkan volume penjualan dan
mendapatkan kedudukan yang kuat pada setiap segmen. Penetapan strategi ini akan menaikkan
biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan seperti biaya riset dan pengembangan, biaya
produksi, biaya promosi, biaya distribusi, dan lain-lain.
b) Udifferentiated Marketing (Pemasaran serba sama)
Perusahaan mengabaikan perbedaan-perbedaan dalam segmen pasar. Perusahaan berusaha
mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi seluruh konsumen yang ada. Dasar
penerapan strategi ini adalah penghematan biaya-biaya, standarisasi dan produk masal termasuk
dalam upaya menerapkan strategi ini.
c) Concentrated Marketing (Pemasaran terpusat)
Perusahaan hanya memusatkan usaha pemasaran pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja.
Biasanya pada kelompok pembeli yang saling menguntungkan. Tujuannya adalah segmen pasar lebih
mengarah kearah konsumen. Tetapi dengan pemasaran terpusat resiko yang dihasilkan besar,
misalnya resiko selera konsumen pada segmen yang telah ditetapkan tiba-tiba berubah atau resiko
masuknya pesaing yang lebih kuat dalam segmen tersebut.
2. METODE
Penellitian ini dilakukan di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang.Variabel penelitian mencakup variabel apa yang akan diteliti. Penelitian ini
menggunakan 3 (tiga) variabel bebas yaitu: variabel bebas pertama Produk (X1), Harga (X2),
Promosi (X3), dan 1 (satu) variabel terikat yaitu Strategi Pemasaran Jamu tradisional (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang paham (pemilik dan anggota PKK Desa Sei
Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dan tokoh kunci yang
berjumlah 4 orang anggota Ibu-Ibu PKK 42 orang. Penelitian ini dalam penentu sampel
menggunakan sensus yaitu seluruh anggota Ibu-Ibu PKK sebenayak 46 orang populasi dijadikan
sebagai subjek penelitian hal ini dilakukan seiring bila jumlah populasi relative kecil.
Model analisis data yang digunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui besarnya
pengaruh Produk, harga, tempat dan promosi terhadap Strategi jamu tradisional Kelompok Wanita
di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang adalah model
ekonometrik dengan teknik analisis menggunakan model kuadrat terkecil biasa. Model
persamaannya adalah sebagai berikut:
Y=α+β_1 X_1+β_2 X_2+β_3 X_(3+) €
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan penelitian maka
akan dapat di bangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol gejala (Rusiadi, 2013).
Teknik pengumpulan data merrupakan suatu cara yang sistematis dan objektif untuk memperoleh
dan mengumpulkan keterangan-keterangan yang bersifat lisan maupun tulisan. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview (wawancara dan
penyebaran angket.
Teknik analisis dan uji kualitas data yang dilakukan adalah
Uji validitas adalah untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan (angket) yang
akan disajikan pada responden maka diperlukan Uji Validitas. Apabila validitas dari setiap
pertanyaan lebih besar (>) 0,30 maka butir pertanyaan dianggap Valid (Mudrajad Kuncoro, 2005).
Adapun perhitungan korelasi productmoment
1016 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
𝑟 =n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
√[N ∑ X2 − (∑ X)2][N ∑ Y2 − (∑ Y)2]
Uji reliabilitas (kehandalan) untuk mengetahui kestabilan dan konsisten responden dalam menjawab
butir-butir yang berkaitan dengan konstruk pertanyaan yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner
maka diperlukan uji reliabilitas (kehandalan).
Berdasarkan data yang telah didapat kemudian diolah dan dianalisa selain menggunakan rumus
diatas dapat dihitung dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi
16.0 atau bantuan aplikasi software SPSS 16.0 For Windows.Pada penelitian ini perhitungan
reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑟11 = (𝑘
𝑘−1) (1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝜏2 ) dimana𝜎 = ∑ 𝑥2−
∑𝑥2
𝑁
𝑁
Uji asumsi klasik adalah pengujian asumsi–asumsi statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi
linier yang berbasis ordinary least square yang terdiri dari :
a.Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian asumsi residual yang berdistribusi normal.Asumsi ini harus
terpenuhi untuk model regresi linier yang baik.Uji normalitas dilakukan pada nilai residual model.
Asumsi normalitas dapat diperiksa dengan pemeriksaan output normal. Asumsi normalitas terpenuhi
ketika penyebaran titik–titik output plot mengikuti garis diagonal plot.
b.Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang signifikan
antara variable–variable bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Uji ini diperlukan untuk
mengetahui ada tidaknya variable bebas yang memiliki kemiripan dengan variable bebas dalam satu
model akan menyebabkan terjadinya kolerasi yang sangat kuat antara suatu variable bebas dengan
variable bebas yang lainnya. Kententuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu :Jika
nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 atau dibawah 10 dan nilai tolerance tidak
kurang dari 0,1 atau di atas 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF =
1/Tolerance, jika VIF = 10 maka tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah
tolerance.
c.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah pengujian asumsi residual dengan varians tidak konstan.
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varians residual suatu periode pengamatan ke
periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan
Studentized Delete Residual nilai tersebut. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki persamaan varians residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang
lain, atau adanya hubungan antara nilai yang di prediksi dengan Studentized Delete Residual nilai
tersebut sehingga dapat dikatakan model tersebut homoskedasitas.
3.Uji Kesesuaian (Test Goodness Of Fit)
a.Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh harga, kualitas dan promosi secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada tingkat kepercayaan
(Confidence Interval) atau level pengujian hipotesis 5% dengan uji F menggunakan rumus statistik:
𝐹 = 𝑅2(𝑛 − (𝐾 − 1)
(1 − 𝑅)(𝐾)
Pengujian menggunakan uji F dengan criteria pengaruh keputusan (KPK) adalah :
Terima Ho (tolak Ha), apabila Fhitung< dari Ftabel atau Sig F > a 5%
Tolak Ho (terima Ha), apabila Fhitung> dari Ftabel atau Sig F < a 5%
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial menunjukan seberapa jauh variabel bebas (harga, kualitas dan promosi) terhadap variabel
terikat (minat beli konsumen). Untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan,
dilakukan uji t, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :
1) Pengaruh harga terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional.
Ho : β1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu
tradisional.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1017
Ha : β1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional.
Pengujian signifikan dengan kriteria pengaruh keputusan (KPK) adalah :
Terima Ho (tolak Ha), apabila thitung< ttabel atau Sig t > a 5%
Tolak Ho (terima Ha), apabila thitung> ttabel atau Sig t < a 5%
2) Pengaruh promosi terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional
Ho : β2 = 0, artinya tidak terdapat yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional
Ha : β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional
2) Pengaruh produk terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional
Ho : β2 = 0, artinya tidak terdapat yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional
Ha : β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini terkumpul data primer yang diambil dari 46 responden untuk
mengetahui tanggapan mereka tentang strategi pemasaranjamu tradisonal Kelompok Wanita di Desa
Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. karakteristik responden
yang akan diuraikan berikut ini mencerminkan bagaimana keadaan responden yang diteliti meliputi
jenis kelamis, usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.
Tabel 3.1 di bawah ini dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen jamu tradisonal Kelompok
Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang
menjadi responden adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 32 orang (69,8%), dan
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang (30,2%).
Tabel 3.1 Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Perempuan 32 69.8 69.8 69.8
Laki-lai 14 30.2 30.2 100.0
Total 46 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 3.2 di bawah ini dapat dilihat bahwa strategi pemasaranjamu tradisonal
Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
yang menjadi responden memiliki usia 17-30 tahun sebanyak 11 orang (24.0%), 31-50 tahun
sebanyak 26 orang (57,3%), 41-65 tahun sebanyak 9 orang (18,7%).
Tabel 3.2 Usia Responden
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 17-30 tahun 11 24.0 24.0 24.0
31-50 tahun 26 57.3 57.3 91.3
51-65 tahun 9 18.7 18.7 100.0
Total 46 100.0 100.0
Pada tabel 3.3 di bawah ini dapat dilihat bahwa strategi pemasaranjamu tradisonal Kelompok Wanita
di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang menjadi
responden memiliki pendidikan trakhir SD sebanyak 8 orang (16,7%), SMP sebanyak 11 orang
(24,0%), SMA sebanyak 27 orang (59,0%)
1018 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Tabel 4.3Tingkat Pendidikan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid SD 8 16.7 16.7 16.7
SMP 11 24.0 24.0 76.0
SMA 27 59.4 59.4 100.0
Total 46 100.0 100.0
Pada tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa strategi pemasaranjamu tradisonal Kelompok Wanita di
Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang menjadi
responden memiliki pekerjaan sebagai Petani sebanyak 7 orang (12,5%), Karyawan 5 orang (9,4%),
PNS 3 orang (3,1%), IRT 36 orang (37,5%), Wiraswasta 36 orang (37,5%).
Tabel 3.4 Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Petani 7 12.5 12.5 12.5
Karyawan 5 9.4 9.4 21.9
PNS 3 3.1 3.1 25.0
IRT 36 37.5 37.5 52.6
Wiraswasta 36 37.5 37.5 100.0
Total 96 100.0 12.5
Hasil uji validitas yang dilakukan terlihat pada tabel di bawah ini, apabila validitas setiap pernyataan
lebih besar (>) 0,297 dengan jumlah responden 46 tingkat signifikansi uji 2 arah 0.05, maka butir
pernyataan dianggap valid (Rusiadi,2013).Hasil uji validitas dari 6 (Enam) butir pertanyaan pada
variabel Produk dapat dinyatakan valid (sah) karena semua nilai koefesien lebih besar dari 0,297.
Tabel 3.5 Uji Validitas (X1) Produk
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pertanyaan 1 17.9348 10.240 .486 .775
Pertanyaan 2 18.0652 9.796 .406 .795
Pertanyaan 3 18.1522 9.287 .580 .753
Pertanyaan 4 18.1739 10.325 .444 .783
Pertanyaan 5 18.5652 8.162 .688 .723
Pertanyaan 6 18.5652 8.162 .688 .723
Dari tabel 3.6di bawah ini hasiloutput SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom Corrected
Item-Total Correlationyang artinya nilai korelasi antara skor setiap butir dengan skor total pada
tabulasi jawaban responden
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1019
Tabel 3.6 Uji Validitas (X2) Harga
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pertanyaan 1 10.7826 3.818 .394 .659
Pertanyaan 2 10.8696 3.360 .650 .488
Pertanyaan 3 10.8913 4.143 .464 .618
Pertanyaan 4 11.2826 3.674 .381 .676
Dari tabel 3.7 di bawah inihasil output SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom Corrected
Item-Total Correlation yang artinya nilai korelasi antara skor setiap butir dengan skor total pada
tabulasi jawaban responden.Hasil uji validitas dari 5 (lima) butir pertanyaan pada variabel Promosi
dapat dinyatakan valid (sah).
Tabel 3.7 Uji Validitas (X3) Promosi
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pertanyaan 1 10.0435 4.887 .441 .755
Pertanyaan 2 10.1957 5.405 .600 .652
Pertanyaan 3 10.1957 5.005 .587 .651
Pertanyaan 4 9.9348 5.529 .554 .675
Dari tabel 3.8 di bawah inihasil output SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom Corrected
Item-Total Correlation yang artinya nilai korelasi antara skor setiap butir dengan skor total pada
tabulasi jawaban responden.Hasil uji validitas dari 5 (lima) butir pertanyaan pada variabel Minat Beli
dapat dinyatakan valid (sah).
Tabel 3.8Uji Validitas (Y) Strategi Pemasaran
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pertanyaan 1 13.0000 7.200 .722 .780
Pertanyaan 2 13.2174 8.707 .455 .848
Pertanyaan 3 13.3696 7.749 .574 .822
Pertanyaan 4 13.0870 7.192 .709 .783
Pertanyaan 5 12.9783 7.133 .737 .775
Reliabilitas dari pertanyaan kuisioner yang telah diajukan penulis kepada responden dalam penelitian
ini akan terlihat pada tabel Reliability Statistics yang disajikan dalam tabel dibawah ini. Dari tabel
1020 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
3.9 di bawah ini, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,793 > 0,60 sehingga
dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang telah disajikan kepada responden yang terdiri dari 6 butir
pernyataan pada variabel Harga adalah reliabel atau dikatakan handal.
Tabel 3.9 Uji Reliabilitas (X1) Produk
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.793 6
Dari tabel 3.10 di bawah, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,679 > 0,60
sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang telah disajikan kepada responden yang terdiri
dari 4 butir pernyataan pada variabel Kualitas adalah reliabel atau dikatakan handal.
Tabel 3.10 Uji Reliabilitas (X2) Harga
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.679 4
Dari tabel 3.11 di bawah, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,741 > 0,60
sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang telah disajikan kepada responden yang terdiri
dari 4 butir pernyataan pada variabel Promosi adalah reliabel atau dikatakan handal.
Tabel 3.11 Uji Reliabilitas (X3) Promosi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.741 4
Dari tabel 3.12 di bawah, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,837> 0,60
sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang telah disajikan kepada responden yang terdiri
dari 5 butir pernyataan pada variabel Minat Beli adalah reliabel atau dikatakan handal.
Tabel 3.12 Uji Reliabilitas (Y) Strategi Pemasaran
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.837 5
Uji asumsi klasik adalah jika uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier
berganda dapat digunakan, uji asumsi klasik terdiri dari Uji normalitas yang bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak.
Berdasarkan Test of Normality dengan jumlah respondent 49 maka table yang digunakan adalah
Shapiro-Wilk. Dari output diatas signifikansi untuk varibel Produk 0.372, variable Harga 0.437,
variable Promosi 0,220 dan variable Strategi Pemasaran 0.136, keempat variable tersebut memilki
distribusi normal karena p ≥ 0.05.
Tabel 3.13
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1021
Uji Normalitas dengan Uji Kolmogrov – Smirnov Test
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Strategi Pemasran .095 46 .200* .962 46 .136
Produk .133 46 .041 .974 46 .372
Harga .149 46 .012 .976 46 .437
Promosi .116 46 .144 .967 46 .220
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Uji ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance
value > 0,10 atau VIF < 10. Berdasarkan tabel 3.14 di bawah, terlihat bahwa nilai VIF pada Produk
sebesar 14,776 dan Harga sebesar 14,551 lebih besar dari 10 dan tolarence Produk dan Harga lebih
kecil dari 0,10, dengan demikian dapat disimpulkan model regresi Produk dan Harga terdapat
masalah multikolinieritas. Sedangkan nilai VIF untuk Promosi sebesar 1,060 lebih kecil dari 10 dan
toleransi Promosi 0,943 lebih besar dari 0,10 dengan demikian dapat disimpulkan model regresi
promosi bebas gangguan multikolinieritas
Tabel 3.14
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Produk .068 14.776
Harga .069 14.551
Promosi .943 1.060
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terjadi heteroskedasitas.Berdasarkan gambar 3.1 di atas, terlihat titik secara acak atau tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas. Hal ini berarti terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi ini layak dipakai untuk prediksi minat beli konsumen berdasarkan
variabel independennya.
1022 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Gambar 3.1 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Regresi linier berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas
terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih
variabel bebas
Berdasarkan tabel 4.34 tersebut diperoleh regresi linier berganda sebagai berikut Y= 10,002 - 0,108
X1 - 0,079 X2 + 0,721 X3+ e.
Tabel 3.15
Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.002 3.155 3.170 .003
Produk -.108 .459 -.114 -.236 .814
Harga -.079 .669 -.057 -.118 .906
Promosi .721 .159 .587 4.537 .000
Uji F (uji serempak) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya
secara serempak. Cara yang digunakan adalah dengan melihat level of significant (0,05). Jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.Berdasarkan tabel 3.16 di bawah
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 7,100 sedangkan Ftabel sebesar 2,80 yang dapat dilihat pada α =
0,05 (lihat lampiran tabel F). Probabilitas signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001< 0,05 maka
model regresi dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini produk, harga, dan promosi secara
serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi pemasaran.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1023
Tabel 3.16 Uji Simultan
ANOVAb
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 172.674 3 57.558 7.100 .001a
Residual 340.478 42 8.107
Total 513.152 45
Uji Parsial (t) menunjukkan seberapa jauh variabel bebas secara individual menerangkan variasi
pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai signifikansi t < 0,05
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan tabel 3.17di bawah dapat dilihat bahwa:
1.Pengaruh produk terhadap strategi pemasaran:
Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan:
Ha diterima dan H0 ditolak, apabila thitung > ttabel atau Sig. t < α
Ha ditolak dan H0 diterima, apabila thitung< ttabel atau Sig. t > α
thitung sebesar -0,236 sedangkan ttabel sebesar 1,678 dan signifikan sebesar 0,814 > 0,05 maka Ha
ditolak dan H0 diterima, yang menyatakan bahwa produk secara parsialberpengaruh signifikan
terhadap strategi pemasran.
2. Pengaruh harga terhadap strategi pemasaran:
Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan:
Ha diterima dan H0 ditolak, apabila thitung > ttabel atau Sig. t < α
Ha ditolak dan H0 diterima, apabila thitung< ttabel atau Sig. t > α
thitung sebesar 4,537 sedangkan ttabel sebesar 1,678 dan signifikan sebesar 0,921> 0,05 maka Ha ditolak
dan H0 diterima, yang menyatakan bahwa harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
minat beli konsumen.
3. Pengaruh promosi terhadap strategi pemasaran:
Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan:
Ha diterima dan H0 ditolak, apabila thitung > ttabel atau Sig. t < α
Ha ditolak dan H0 diterima, apabila thitung< ttabel atau Sig. t > α
thitung sebesar -0,118 sedangkan ttabel sebesar 1,678 dansignifikan sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha
diterima dan H0 ditolak, yang menyatakan bahwa promosi secara parsialberpengaruhtidak signifikan
terhadap strategi pemasran.
Tabel 3.17Uji Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s T Sig.
Correlations
B Std. Error Beta Zero-
order Partial Part
1 (Constant) 10.002 3.155 3.170 .003
Produk -.108 .459 -.114 -.236 .814 -.053 -.036 -.030
Harga -.079 .669 -.057 -.118 .906 -.075 -.018 -.015
Promosi .721 .159 .587 4.537 .000 .556 .574 .570
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase besarnya variasi pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.Berdasarkan tabel 3.18 di bawah dapat dilihat bahwa angka
Adjusted R Square 0,289 yang dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti 28,9%
1024 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
strategi pemasaran dapat diperoleh dan dijelaskan oleh produk, harga dan promosi. Sedangkan
sisanya 100% - 28,9% = 71,1% dijelaskan oleh faktor lain seperti merek (brand), pelayanan dan lain-
lain.
Tabel 4.37
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .580a .336 .289 2.84721 2.357
a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga, Produk
b. Dependent Variable: Strategi Pemasran
Dari hasil penelitian menyatakan bahwa harga dan produk berpengaruh positif dan
signifikan.Sedangkan promosi tidak berpengaruh positif dan signifikan Hasil ini menunjukkan
bahwa semakin baik faktor harga (murah), maka produk dapat meningkatkan strategi pemasaran
jamu tradisional Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.Hal ini pada umumnya sangat berpengaruh signifikan terhadap strategi
pemasaran karena harga adalah nilai tukar atas manfaat-manfaat yang diterima konsumen (Kotler
dan Amstrong 2009).Sedangkan strategi pemasaran secara konsistensi memberikan tingkat produk
yang dijanjikan,atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu,
atau pun rumah tangga (Simamora, 2006), maka dapat disimpulkan secara serempak atau simultan
ketiga variabel tersebut mempengaruhi strategi pemasaran jamu tradisional
Dari hasil penelitian secara parsial penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Restu Amelia 2015)bahwa faktor harga, dan produk secara parsial berbengaruh positif dan
signifikan terhadap strategi pemasaran Radity Boutique. Di dukung juga oleh penelitian (Achmad
Bahri 2015) yang membuktikan faktor promosi secara parsial tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli konsumen Modem Andromax. Sedangkan terkait dengan promosi
sejalan dengan penelitian (Puji Astuti 2016) yang menyatakan faktor promosi secara parsial tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen kartu XL.Bahwa faktor harga,
produk dan promosi secara simultan berbengaruh positif dan signifikan terhadap strategi pemasaran
Radity Boutique.
4. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai
beikut:
1. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa harga, produk, dan promosi secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi pemasaran jamu tradisional, dengan
demikian H0 ditolak dan Ha diterima.
a) Hasil penelitian uji t menunjukkan bahwa harga secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap strategi pemasaran jamu tradisional, dengan demikian Ha diterima
dan H0 ditolak.
b) Hasil penelitian uji t menunjukkan bahwa produk secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap strategi pemasaran jamu tradisonal, dengan demikian H0 ditolak dan
Ha diterima.
b) Hasil penelitian uji t menunjukkan bahwa promosi secara parsial tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap strategi pemasaran jamu tradisonal, dengan demikian H0
diterima dan Ha ditolak.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1025
2. Nilai Adjuster R-Square yang diperoleh adalah sebesar 0,289 menunjukkan sekitar 28,9%
strategi pemasaran jamu tradisional dapat dipengaruhi dan dijelaskan oleh harga, produk dan
promosi. Sedangkan sisanya (100% - 28,9% = 7,1%) dipengaruhi oleh faktor lain seperti
merek (brand), pelayanan dan lainnya.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Produk dan harga harus lebih ditingkatkan lagi dan inovasi dari produk jamu harus lebih
bervariasi dari sisi rasa dan kemasan untuk menghadapi persaingan dan meningkatkan
strategi pemasaran.
2. Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang agar lebih meningkatkan lagi promosi untuk menghadapi persaingan dan
meningkatkan strategi pemasaran terhadap produk jamu tradisional .
3. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat meneliti variabel-variabel lain seperti brand
image dan pelayanan, agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat
menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap minat beli konsumen dan
lebih teliti lagi dalam membuat angket agar butir pernyataan yang dibuat dapat dikatakan
valid dan reliabel.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal:
..
[1] Munadi, Fandi Ahmad. 2009. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan
Kendaraan Motor pada CV Turangga Mas Motor. Jurnal Ekonomi Manajemen. Jakarta:
FakultasEkonomi. Universitas Gunadharma.
[2] Nurendah, Yulia dan Mulyana, Mumuh. 2012. Analisis Strategi Lokasi Ritel dan Citra Toko
Giant Botani Square Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan. Vol. 14 No. 1. Bogor: STIE Kesatuan.
[3] Usman, Yulita Veranda dan Yaren, Wiwi. 2013. Analisis Strategi Pemasaran Perumahan
Bekasi Timur Regensi 3. Jurnal Sistem Industri. Vol. 7 No. 1. Jakarta: Jurusan Teknik
Industri.Fakultas Teknik. Universitas Jakarta
Buku :
[1] Arikunto, Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka
Cipta
[2] Azwar,S 2001. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
[3] Santoso, Singgih & Tjiptono, Fandy. 2001. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS. Jakarta: PT Elex Media Computindo kelompok Gramedia.
[4] Azwar,S 2001. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
[5] Artiprasetyo .2012. Analisis Strategi terhadap Penurunan Penjualan dan Laba Perusahaan
JamuKemasan.
[6] Best, Roger J. 2009. Market-Based Management Strategies for Growing Customer Value
and Profitability Fifth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
[7] David, F. R. 2004. Manajemen Strategis. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo.
[8] Jurini, Kristanti Puji Winah. 2003. Strategi Pemasaran. Modul Kurikulum SMK Edisi 2004.
Kode
[9] Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid
2. PT. Indeks.